jawaban soal filsafat pendidikan

3
Jawaban Soal Filsafat Pendidikan 1. Jelaskan apa makna pengetahuan saudara tentang Obyek Formal dan Material Ilmu Pendidikan dalam kehidupan yang dapat dipelajari Dalam ilmu pengetahuan, objek terdiri dari objek materi dan objek forma. Objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembicaraan atau penyelidikan dari suatu ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia, tentang ekonomi, tentang hukum, tentang alam dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan Objek Formal adalah sudut tinjauan dari penyelidikan atau pembicaraan suatu ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia. Dari segi manakah kita mengadakan penelaahan tentang manusia itu? Dari segi tubuhnya atau dari segi jiwanya? Jika mengenai tubuhnya, mengenai bagian-bagian tubuhnya atau mengenai fungsi bagian-bagian tubuh itu. Dua macam ilmu pengetahuan dapat mempunyai obyek material yang sama. Tetapi obyek formalnya tidak boleh sama, atau harus berbeda. Contoh ilmu psikologi dengan ilmu biologi manusia. Kedua macam ilmu pengetahuan ini mempunyai obyek material yang sama yaitu manusia, tetapi, kedua ilmu itu mempunyai obyek formal yang berbeda. Sedangkan kalau berbicara mengenai Ilmu Pendidikan, juga memiliki objek materi dan objek formal. Objek Materi ilmu pendidikan adalah manusia dengan berbagai perwujudannya (manusia dengan segala perilakunya). Artinya, manusia siapa pun, dalam kondisi bagaimanapun, yang ada dimana dan kapan pun juga. Sementara Objek Formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative. Secara epistemologis, objek forma pendidikan adalah manusia dari segi potensi intelektualnya, yakni sejauh mana potensi intelektual ini dapat dibimbing untuk dikembangkan seoptimal mungkin, menjadi cerdas dalam keahliannya (competent), dan juga menjadi terampil (skillful). Dengan kecerdasan ini, diharapkan dapat menggerakkan kehidupan manusia dan masyarakatnya secara dinamis kearah kemajuan hidup. Hal ini lah yang kemudian menjadi “ruang hidup” studi atau tujuan khusus epistemologi pendidikan. (Suparlan Suhartono, 2009 : 118). Uraian tentang peta bidang pendidikan, baik ditinjau dari pendidikan sebagai proses dinamis yang bergerak dari kondisi faktual menuju kondisi ideal maupun dari konsep pendidikan seumur hidup, menunjukan bahwa bidang pendidikan tidak saja luas, tetapi juga kompleks karena banyak aspek dan dimensinya. Bidang pendidikan menjadi objek formal ilmu pendidikan, dan aspek-aspek

Upload: fauzan-adhim

Post on 09-Aug-2015

566 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jawaban Soal Filsafat Pendidikan

Jawaban Soal Filsafat Pendidikan

1. Jelaskan apa makna pengetahuan saudara tentang Obyek Formal dan Material Ilmu Pendidikan dalam kehidupan yang dapat dipelajari

Dalam ilmu pengetahuan, objek terdiri dari objek materi dan objek forma. Objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembicaraan atau penyelidikan dari suatu ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia, tentang ekonomi, tentang hukum, tentang alam dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan Objek Formal adalah sudut tinjauan dari penyelidikan atau pembicaraan suatu ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia. Dari segi manakah kita mengadakan penelaahan tentang manusia itu? Dari segi tubuhnya atau dari segi jiwanya? Jika mengenai tubuhnya, mengenai bagian-bagian tubuhnya atau mengenai fungsi bagian-bagian tubuh itu.

Dua macam ilmu pengetahuan dapat mempunyai obyek material yang sama. Tetapi obyek formalnya tidak boleh sama, atau harus berbeda. Contoh ilmu psikologi dengan ilmu biologi manusia. Kedua macam ilmu pengetahuan ini mempunyai obyek material yang sama yaitu manusia, tetapi, kedua ilmu itu mempunyai obyek formal yang berbeda.

Sedangkan kalau berbicara mengenai Ilmu Pendidikan, juga memiliki objek materi dan objek formal. Objek Materi ilmu pendidikan adalah manusia dengan berbagai perwujudannya (manusia dengan segala perilakunya). Artinya, manusia siapa pun, dalam kondisi bagaimanapun, yang ada dimana dan kapan pun juga. Sementara Objek Formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative. Secara epistemologis, objek forma pendidikan adalah manusia dari segi potensi intelektualnya, yakni sejauh mana potensi intelektual ini dapat dibimbing untuk dikembangkan seoptimal mungkin, menjadi cerdas dalam keahliannya (competent), dan juga menjadi terampil (skillful). Dengan kecerdasan ini, diharapkan dapat menggerakkan kehidupan manusia dan masyarakatnya secara dinamis kearah kemajuan hidup. Hal ini lah yang kemudian menjadi “ruang hidup” studi atau tujuan khusus epistemologi pendidikan. (Suparlan Suhartono, 2009 : 118).

Uraian tentang peta bidang pendidikan, baik ditinjau dari pendidikan sebagai proses dinamis yang bergerak dari kondisi faktual menuju kondisi ideal maupun  dari konsep pendidikan seumur hidup, menunjukan bahwa bidang pendidikan tidak saja luas, tetapi juga kompleks karena banyak aspek dan dimensinya. Bidang pendidikan menjadi objek formal ilmu pendidikan, dan aspek-aspek atau dimensinya menjadi objek material dari cabang-cabang ilmu pendidikan.

Apabila ditinjau dari keluasan objek materialnya, Ilmu Pendidikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok cabang, yaitu (1) ilmu pendidikan makro, atau ilmu pendidikan yang menyelidiki keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan nasional; dan (2) Ilmu pendidikan Mikro, atau Ilmu pendidikan yang menyelidiki satuan pendidikan atau kegiatan pendidikan secara keseluruhan atau hanya satu satuan atau satu bentuk kegiatan pendidikan.

Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia, di dalamnya senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, sistem pendidikan bertujuan ”to improve as a man”. Pendidikan pada hakekatnya adalah ”process leading to the enlightement of mankind”. Pendidikan merupakan suatu upaya mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan ke taraf yang lebih baik dan lebih sempurna.

2. Secara teoritik Kebudayaan Nasional dibedakan atas kebudayaan formal dan material

a. Jelaskan apa yang dimaksud hal tersebut

Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang

Page 2: Jawaban Soal Filsafat Pendidikan

agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahalMenurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.

Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).

Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan formal adalah kebudayaan dalam sudut pandang memahami kebudayaan material tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

b. Apa tugas dan peran saudara terhadap kebudayaan tersebut

Tugas kita adalah mempertahankan kebudayaan nasional tersebut. Berikut ini adalah cara-cara mempertahankan kebudayaan Indonesia :

Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-

benarnya dan seadil- adilnya. Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia Pemerintah harus Menghak-patenkan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia