jaringan cerdas nusantara 2015
DESCRIPTION
Smart grid is defined as electricity network that can intelligently integrate the actions of all users to it, such as a generator, consumers and those that do both, in order to efficiently deliver sustainable, economic and secure electricity supplies (IEC, 2010)TRANSCRIPT
1
Smart Grid-as-a-Service
Jaringan infrastruktur cerdas Nusantara Oleh: Syamsir Abduh dan Andreas Dewatmoko
25 November 2014
Sebentar lagi kita akan mengalami perubahan yang signifikan dalam pasar sektor energi di tanah air.
Dengan telah ditetapkannya Kebijakan Energi Nasional (KEN) oleh Dewan Energi Nasional pada
tanggal 17 November 2014 yang lalu menandakan dimulainya regim baru yang memungkinkan peran
serta masyarakat untuk menjadi pelaku dalam penyediaan sumber energi. Bukan hanya dari
ketersediaan energi primer seperti Bahan Bakar Nabati (BBN) tetapi bahkan hingga penyediaan
tenaga listrik. Posisi pasokan daya listrik yang selama ini dikuasai oleh pembangkitan skala besar
secara tersentralisasi akan berubah menjadi sistem pasar energi listrik terdistribusi dimana jutaan
pelanggan berpotensi menjadi pemasok energi listrik.
Pembangkit listrik dengan kapasitas Mega Watt akan mulai bersaing dengan jaringan pembangkit
mikro yang tidak membutuhkan investasi berkilo-kilo meter kabel transmisi dan distribusi yang
mahal. Struktur pasar yang sudah berusia puluhan tahun ini lambat laun akan digantikan dengan
hadirnya jaringan listrik yang mampu berkomunikasi secara langsung antar berbagai komponen yang
terhubung menjadi jaringan cerdas. Pembangkitan listrik secara terdistribusi ini akan kita saksikan
terjadi di mana saja, di atas atap rumah pelanggan, di gedung parkir mobil, bahkan disepanjang jalur
kereta api. Dalam pasar energi yang semakin terdesentralisasikan ini, pelanggan dan penyedia energi
ingin menjadi jauh lebih cerdas dalam pelacakan penggunaan energi, pengelolaan sistem
penyimpanan, dan menggunakan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan jaringannya,
menganalisis data, dan berkendara menuju keputusan yang lebih baik. Ketika sektor listrik
berkembang ke arah ini, sektor lain pun akan mulai membuat pergeseran ke sistem terdistribusi
dengan tujuan mencari tingkat efisiensi yang sama. Sebuah periode perubahan yang seru.
Namun, kita masih harus bersabar untuk mencapai kondisi pasar yang ideal di mana semua pemain
mampu menghasilkan dan berbagi energi, air, dan sumber daya lainnya seperti halnya kita berbagi
informasi secara online pada jaringan Internet. Bagaimanapun juga perkembangan sektor industri
ICT tertolong dengan telah adanya kesepakatan standar Open System Interconnect (CCITT 7 layer
model) dari industri telekomunikasi analog yang tidak dimiliki oleh industri ketenaga listrikan secara
global. Pada kenyataannya beberapa negara memilih jaringan distribusi pada tegangan 110 Volt dan
ada juga yang memilih 220 Volt, ada yang menetapkan standar frquensi 50Hz dan ada yang 60Hz.
Untuk mencapai infrastruktur cerdas ini, di mana perangkat keras cenderung menentukan perangkat
lunak semata-mata demi kepentingan penguasaan sumber daya alam, maka kita harus
menjembatani kesenjangan penerapan teknologi energi bersih yang ramah lingkungan melalui
penyediaan suatu platform cloud computing. Namun bukan saja platform ini berinteraksi pada
tataran pertukaran data produksi dan konsumsi energi tetapi dia juga menjadi tempat pertemuan
virtual bagi ribuan pelaku bisnis baru untuk berinteraksi mengembangkan teknologi energi bersama-
sama.
Pada tataran fisik, pelanggan dapat menginstal sel surya di atap rumahnya, atau sel bahan bakar di
garasi, atau mungkin mikro-turbin berbahan bakar biogas untuk menghasilkan tenaga listrik di
2
peternakan mereka sendiri, namun karena ketiadaan standar yang baku maka mereka kesulitan
untuk berbagi dengan tetangga sebelah. Dengan semakin berkembang teknologi dan murahnya
baterai maka pelanggan juga akan semakin giat menambah baterai untuk menyimpan listrik, tetapi
tidak memiliki sarana untuk berpartisipasi dalam jaringan pasar yang dapat secara otomatis
merespon permintaan listrik dari tetangga dekat. Sebentar lagi kita akan melihat kendaraan listrik di
jalanan Indonesia, tapi sistem pengisian baterai mobil mereka mungkin masih tidak terhubung ke
sistem manajemen energi rumah dan tidak memungkinkan pengguna untuk menjual kelebihan
listrik dari mobilnya ke jaringan interaktif. Agar sistem yang muncul untuk berkomunikasi secara
efektif dengan satu sama lain, kita perlu menemukan cara untuk menghubungkan lapisan fisik ini
dengan memanfaatkan platform cloud computing. Kita harus mengembangkan lapisan-fisik dan
menengah-lapisan sensor, data, instrumen perangkat lunak, analisis, dan pola pembiayaan yang
cerdas. Keberadaan lapisan tengah yang baru ini merupakan peluang membuka potensi
pertumbuhan ekonomi Indonesia secara besar-besaran dalam waktu yang singkat. Masyarakat yang
sudah memanfaatkan jaringan energi cerdas ini akan menjadi masyarkat yang berdaya saing tinggi
dan tidak merengek-rengek meminta subsidi BBM dari kocek negara.
Mewujudkan visi ini adalah sebuah tantangan besar. Bagaimana kita menggerakan semua elemen
dalam suatu wilayah administrasi seperti kabupaten ataupun kota untuk berlomba-lomba
memaksimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang mereka miliki sementara yang ada di
kepala mereka masih sibuk demo kenaikan harga BBM. Bagaimana kita membuat mereka sibuk
membangun PLTMH mereka sendiri, berlomba mengembangkan teknologi penyimpanan energi
listrik yang efisien, membuat mereka balapan memiliki sistem distribusi energi yang paling cerdas
secara bergotong-royong, dan membuat jalan-jalan di kota mereka ramai dilalui oleh kendaraan
listrik yang bebas polusi dan dibuat oleh pemuda-pemuda lokal di bengkel-bengkel kreatif secara
menjamur. Untuk itulah kita harus mengembangkan lapisan masyarakat cerdas agar kita dapat
mengelola aset-aset ini secara interaktif, terpadu, dan dengan proses transisi yang mulus. Tantangan
dan kesempatan yang tergambarkan diatas akan kita eksplorasi di Forum Smart Grid as a Service
Nusantara di Pulau Batam pada bulan Maret 2015 dengan tema Mewujudkan Jaringan Cerdas
Nusantara. Acara ini merupakan inisiatif Dewan Energi Nasional bekerjasama dengan BRIGHT,
SUCOFINDO, SCSP dan mitra-mitra kerja lainnya.
Kegiatan ini akan membahas formulasi yang tepat agar di seluruh Indonesia berkembang komponen-
komponen penting seperti:
Rumah Cerdas:
Menjadikan konsumen listrik semakin bersemangat menempatkan sel surya di atap rumah mereka
dan mengelola konsumsi energi rumah mereka dengan sistem pengatur temperatur yang cerdas dan
perangkat cerdas lainnya. Mereka juga menambahkan mobil listrik untuk campuran. Tiba-tiba rumah
keluarga tunggal telah menjadi sistem energi yang kompleks, yang membutuhkan lapisan
manajemen untuk mengoptimalkan permintaan energi. Kapan sebaiknya Anda mengisi baterai mobil
listrik anda? Apakah Anda sekarang memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap sinyal utilitas
seperti peristiwa respon permintaan atau mendapatkan notifikasi ketika harga tarif memasuki
periode harga tinggi? Pertanyaan-pertanyaan ini menggambarkan kebutuhan untuk sistem
manajemen energi rumah yang komprehensif yang menarik data dari termostat rumah pintar, smart
meter, dan perangkat lainnya. Dalam dunia yang ideal, data dikumpulkan dari semua sistem,
dianalisa, dan digunakan untuk membuat keputusan cerdas yang mengoptimalkan pengeluaran
energi. Perusahaan terkenal, Nest, telah berkembang di luar perangkat pintar awal modelnya untuk
3
kemudian menciptakan platform 'Bekerja dengan Nest' yang memungkinkan thermostat cerdas
untuk "berbicara" ke garasi Anda, mesin cuci, lampu, dan perangkat lain di seluruh rumah. Pada
bulan Agustus lalu, Samsung mengakuisisi SmartThings, platform lain terbuka yang menggabungkan
Internet of Things ke rumah, dan Apple telah meluncurkan kerangka HomeKit, yang memungkinkan
aksesoris ke rumah untuk berkomunikasi. Beberapa pemain bundling layanan energi rumah dengan
keamanan, pemantauan pasien, kabel, atau layanan telekomunikasi. Utilitas, perusahaan keamanan,
perusahaan kabel TV, penyedia telekomunikasi, dan start-up semua mengincar emerging market ini.
Tapi apakah Indonesia kembali akan menjadi pasar saja untuk semua teknologi ini?
Bangunan komersial:
Pemilik portofolio bangunan besar seperti Agung Sedayu Group membutuhkan sistem yang lebih
efisien baik untuk sistem pencahayaan, HVACR, dan sistem keamanan, di samping solusi-dan
manajemen energi yang komprehensif dengan biaya yang lebih rendah. Penghematan yang
signifikan hanya dapat dicapai melalui proyek-proyek skala besar dan akses ke kedua gambaran
besar (konsumsi energi secara keseluruhan) dan fasilitas manajer konsumsi bagi unit individu.
Jaringan sensor telah menjadi bagian dari banyak jaringan yang berbeda, dan digunakan untuk
mengumpulkan data dianalisis melalui platform yang berbeda. Sensor ini bertindak sebagai
jembatan antara aset fisik yang besar dan awan, yang memungkinkan seorang facility manager
untuk memantau konsumsi energi portofolio mereka secara komprehensif melalui Cloud. Sebagai
contoh, perusahaan Enlighted mengembangkan sistem kontrol cahaya dan menejemen energi
menggunakan sensor cerdas untuk menyediakan penghematan yang signifikan bagi pelanggannya.
Robotika, adalah sebuah contoh perusahaan lain yang menawarkan efisiensi energi sebagai layanan
dengan memungkinkan penghuni bangunan untuk mengelola pemanasan dan pendinginan melalui
sebuah aplikasi dari smartphone.
Pusat data/ Data Center:
Kapasitas data center meningkat setiap hari, terutama dalam mengelola transaksi e-commerce,
sosial media, konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca. Arsitek data center senantiasa
mengeksplorasi penggunaan sistem energi bersih yang terdistribusi, namun hingga kini masih
berkutat dalam memahami bagaimana cara untuk memasuki kesempatan ini tanpa resiko trip.
Memang, jika operator data center tersebut mempertimbangkan menggunakan sistem pembangkit
energi terdistribusi ganda untuk meningkatkan status menjadi Tier 4 sambil menurunkan biaya
energi dan mengurangi risiko pemadaman grid, bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan cara yang
paling efisien, terpadu, dan saling terhubung? Peluang memang ada untuk para penyelnggara data
center untuk memanfaatkan teknologi respon permintaan (Demand Respond), namun bagaimana
kita meregulasi frekuensi dan persoalan harmonic yang selalu muncul di jaringan dari pembangkitan
listrik tipe intermitent, dan bagaimana pula pemangkasan beban puncak dapat diperlakukan sebagai
layanan tambahan daya yang dapat dijual kembali ke PLN?
Dalam rangka untuk memungkinkan itu semua, kita harus menghubungkan semua sistem energi
dalam jaringan informasi yang sangat peka sehingga dapat merespon anomali dalam hitungan
milisecond sebelum terjadinya lonjakan arus yang dapat merusak perangkat. Ketersediaan suatu
data center yang juga merupakan rumah bagi platform layanan berbasis cloud yang memusatkan
dan mengintegrasikan semua fungsi yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan mengelola
informasi sumber daya energi terdistribusi secara independen merupakn sebuah hal unik. Namun
4
demikian sistem tersebut harus benar benar netral dari keterkaitan masalah lokasi, kapasitas, atau
kepemilikan aset. Sebagai contoh perusahaan Bloom Energy di California sedang mengembangkan
solusi kelistrikan bagi data center dengan teknologi sel bahan bakar (fuel cell) yang memanfaatkan
sumber energi dari jaringan gas alam. Pada saat beban daya di data center sedang mengalami
penurunan permintaan maka system mereka secara otomatis akan mengatur sendiri aktivasi dan
deaktivasi dari sel yang bekerja sehingga tidak ada gas alam yang terpakai percuma. Dengan
demikian data center tersebut pada akhirnya benar-benar mampu berdiri sendiri tanpa tergantung
lagi pada layanan dari penyelenggara utilitas listrik.
Jaringan dan penyimpanan energi listrik maupun air bersih secara cerdas:
Penyedia utilitas seperti halnya PLN dan PDAM berada di bawah tekanan karena permintaan untuk
energi dan air bersih tumbuh secara cepat sementara mereka dituntut untuk tidak merusak kualitas
lingkungan. Regulator mencari tindakan di level jaringan cerdas dan melakukan inisiatif sistem meter
cerdas yang tidak menambah beban biaya bagi pelanggan. Sementara pelanggan juga ingin
menikmati kemudahan dan fitur-fitur dari meteran cerdas tanpa tambahan biaya yang tinggi.
Sebagai utilitas upaya penyediaan sekian persen sumber energi baru dan terbarukan bukan berarti
mengurangi resiko pemadaman jaringan dan komplain pelanggan. Oleh sebab itu teknologi
penyimpanan energi yang dapat dikaitkan dengan pengelolaan cadangan air bersih, merupakan
suatu kondisi ideal dalam pasar utilitas yang kompetitif. Air, dalam wujud cadangan potensi energi
kinetik merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan jaringan cerdas. Sebaliknya sistem
informasi pada jaringan listrik seyogyanya juga dapat dimanfaatkan oleh penyedia air bersih
perkotaan untuk mengatur sistem distribusi dan pengumpulan air limbah secara cerdas. Suatu
sistem yang saling menopang ini akan memberikan nilai tersendiri bagi terwujudnya sebuah Kota
Cerdas (Smart city) seperti yang telah dicanangkan oleh Batam tahun 2014 ini.
Mengkombinasikan berbagai komponen pengukuran digital dan teknologi komunikasi real-time yang
terpasang di seluruh elemen jaringan dapat membantu untuk segera mengisolasi masalah yang
terjadi, sebelum terjadi pemadaman total atau air tidak mengalir bagi konsumen. Peningkatan
kualitas infrastruktur jaringan fisik yang mampu untuk mendiagnosa persoalannya sendiri akan
membuka jalan bagi terwujudnya kemampuan penyembuhan diri (self-healing) memerlukan
penggantian teknologi analog tradisional dengan komponen prosesor digital, perangkat lunak, dan
teknologi elektronika kontrol daya yang kesemuanya terencana dengan baik. Pengembangan sistem
infrastruktur kota cerdas dengan model bisnis Smart Grid-as-a-Service (SgaaS), saat ini tengah diuji
cobakan di Hawaii pada proyek percontohan sistem penyimpanan energi sebesar 1MW pada level
jaringan Tegangan Rendah diharapkan mampu membantu menstabilkan kondisi grid ketika
menghadapi gangguan dari fluktuasi yang ditimbulkan oleh integrasi sistem tenaga surya dari atap-
atap rumah pelanggan. Membuat grid lebih handal dan terprediksi juga dilakukan oleh perusahaan
Space-Time Insight melalui penerapan sistem artificial inteligent guna membantu penyelenggara
utilitas untuk membuat keputusan tindakan secara near real-time dan berdasarkan analisis yang
didapat dari ketersediaan big-data.
Agrikultur dan Penyediaan Pangan:
Petani di mana-mana menghadapi permasalahan klasik yaitu kelangkaan air, eratiknya permintaan
pasar dan harga komoditas hasil pertanian, kompetisi untuk pemanfaatan lahan tanah, dan masalah-
masalah lingkungan hidup lainnya. Mereka sebenarnya memiliki sumber energi yang besar dan
5
ramah lingkungan namun selalu terkendala dalam mengelola sumber ini menjadi energi listrik yang
handal dan tidak perlu mengandalkan penyediaan dari pemerintah. Untuk membuka potensi ini
sacara penuh maka yang dibutuhkan pertama kali adalah adanya penyediaan pengetahuan tentang
bagaimana memanfaatkan sumber sumber yang ada itu secara baik. Mereka membutuhkan
kecerdasan dan wawasan baru tentang bagaimana cara mengolah potensi yang mereka miliki.
Teknologi Cloud memungkinkan petani-petani masa kini untuk memaksimalkan pemanfaatan setiap
jengkal tanah mereka baik untuk menghasilkan produk pangan, energi maupun untuk
mengkonservasi air yang mereka gunakan dalam bercocok tanam. Tanpa mereka harus berinvestasi
dalam penyediaan sistem IT tersendiri, tersedianya layanan IT plus perangkat pengolahan energi
terbarukan dengan konsep SGaaS akan meningkatkan produktifitas dan profitabilitas pertanian, dan
membuat lebih banyak dengan lebih sedikit sumber daya. Teknologi optimasi dan jasa memberikan
petani akses ke data historis (misalnya cuaca, hasil panen masa lalu, penggunaan air) memberikan
tolok ukur dalam kaitannya dengan peternakan yang sama dan manajemen sehari-hari pada bidang
usaha yang mereka tekuni. Aplikasi dapat memantau dan menganalisa laporan, data yang besar
dapat memberikan rekomendasi optimasi, dan teknologi pencitraan dapat memungkinkan mereka
untuk melihat ladang mereka dan mengidentifikasi sumber daya tekanan. Sebagai contoh, sebuah
start-up baru, Powwow Energy, menggunakan data yang diambil dari meteran cerdas untuk
mendeteksi kebocoran dalam sistem irigasi, sehingga menghemat sumber daya dan mengurangi
biaya bagi petani. Di masa depan, yang bisa kita harapkan dari sistem ini adalah bukan sekedar untuk
membantu petani tetapi juga untuk melihat data ini terhubung ke toko-toko e-commerce agar secara
dramatis mengurangi limbah bahan makanan baik di pasar-pasar di perkotaan maupun dari restoran
dan hotel-hotel.
Ladang minyak digital:
Semakin kesini Indonesia semakin sulit untuk menemukan sumber sumber baru dan mengekstrak
minyak dari tanah. Terlebih lagi, kebutuhan energi nasional kita melonjak dengan cepat dari tahun
ke tahun. Software seismik, manajemen data dan visualisasi, dan perangkat komputasi generasi baru
membuka kemungkinan baru dan mengatasi kesulitan yang dihadapi industri minyak & gas. Kegiatan
eksplorasi, pemantauan, penginderaan, dan kebutuhan pelacakan menggunakan sistem ladang
minyak digital real-time monitoring memungkinkan produksi sumber energi yang lebih efektif,
pemantauan sistem pemipaan yang lebih akurat dan deteksi kebocoran dini, maupun fitur-fitur
canggih yang lain. Perusahaan minyak dan gas multinasional sekarang dapat memantau ladang
minyak dalam skala global melalui sistem Cloud computing. Perusahaan jasa pengeboran seperti
DrillMap mencontohkan bagaimana mereka membantu perusahaan minyak dan gas untuk membuat
keputusan berdasarkan informasi yang akurat dari pengolahan data dalam jumlah besar dari sumber
yang berbeda-beda dan menyediakan platform analisis data yang user-friendly. Perusahaan baru
seperti Tachyus, sedang mengembangkan solusi untuk mengoptimalkan produksi energi dan
memberikan solusi end-to-end bagi para pelanggan mereka. Sebagai sebuah perusahaan pemula
mereka menawarkan pememanfaatan perangkat lunak analisis visual untuk menyediakan
pemantauan pipa, pemantauan risiko, mitigasi krisis, dan banyak lagi. Korporasi besar seperti Shell
dan Chevron, antara lain, dengan cepat mengadopsi teknologi ladang minyak digital ini karena
merasakan manfaat besar dari modus operasi sistem Cloud.
Air bersih dan air limbah:
6
Di satu sisi, utilitas air bersih perkotaan telah beroperasi dengan cara yang sama sejak puluhan tahun
yang lalu, menggunakan pola dan jaringan distribusi dengan kontrol terpusat yang sama seperti
halnya jaringan listrik. Di sisi lain, pembuangan air kotor oleh kelompok domestik rumah tangga,
pertanian, dan industri terus bertambah dan cenderung tidak tertampung pada unit-unit IPAL yang
pernah di buat. Ketidak mampuan menejemen pengelolaan air bersih dan kotor perkotaan
cenderung mendorong naik biaya operasi pihak penyedia utilitas dan akhirnya dibebankan pada
tarif yang harus ditanggung konsumen.
Tantangan besar di daerah-daerah berpenduduk padat dan kawasan industri adalah bagaimana
dapat menyediakan layanan air ini secara efisien dan tetap berada dalam koridor bisnis yang
berkelanjutan. Mengefisienkan seluruh proses bisnis adalah langkah pertama yang tepat namun hal
ini sulit terwujud bila informasi yang tersedia bagi menejemen tidak akutrat dan cepat. Teknologi
seperti penginderaan jauh, analisis, monitoring jaringan distribusi air, meter cerdas, dan perangkat
lunak dapat mengatasi air dan permintaan pasokan, sementara ide-ide sekitar microgrids air muncul.
Semakin banyak perusahaan yang mencoba untuk memecahkan masalah konektivitas ini. Analisis
berbasis platform cloud WaterSmart- yang mencoba melibatkan pelanggan untuk bertukar informasi
ketersediaan air bersih secara interaktif adalah contoh dari sebuah perusahaan yang berfokus pada
analisis perilaku. Sebuah start-up lain di industri air adalah TaKaDu yang menyediakan platform
berbasis web monitoring untuk jaringan distribusi air, meningkatkan efisiensi keseluruhan jaringan
distribusi. Geosyntec-sebuah perusahaan konsultan untuk sektor industri air telah menghasilkan
sebuah sistem pelaporan pada perangkat lunak dan sistem kontrol yang mengoptimalkan lonjakan
air hujan yang bisa menggangu sistem saluran pembuangan perkotaan.
Energi Sel Surya:
Tenaga surya merupakan investasi jangka panjang dalam produksi energi berkelanjutan, karena
manfaat ekonominya belum belum sepenuhnya dibuka. Untuk pengguna dan perusahaan pelayanan
mereka membutuhkan cara mudah untuk melihat manfaat maksimal dengan memantau komponen
dalam sistem tenaga surya mereka, serta ketika sumber energi itu diintegrasikan dalam jaringan
distribusi energi dan konsumsi. Perusahaan seperti GeoStellar sedang mengembangkan perangkat
lunak dan alat analisis untuk optimasi instalasi panel surya secara lebih efisien. Sistem platform
Cloud computing telah memungkinkan perubahan ini, karena menjadi kunci untuk menghubungkan
dan mengintegrasikan sumber energi baru dan terbarukan. Pemantauan tenaga surya berbasis
software ini akan memungkinkan sekelompok warga masyarakat yang tergabung dalam suatu
koperasi atau bangunan komersial seperti flat dan apartemen untuk membeli dan menjual listrik
yang dihasilkan dari atap rumah mereka atau tetangganya. Mereka dapat mengisi ulang baterai
mobil listrik mereka dari microgrids mereka sendiri, menggunakan data untuk secara efisien
mengelola konsumsi dan berbagi dengan utilitas, dan menjual kelebihan energi listrik mereka
kepada perusahaan distributor seperti PLN ataupun Perusdalis untuk disalurkan kedaerah-daerah
yang kekurangan atau ketika terjadi beban puncak. Sekali lagi kita melihat bahwa kemajuan harus
dibuat untuk menghubungkan perangkat keras dan perangkat lunak, dan memungkinkan untuk
penggunaan yang lebih fleksibel dari sumber energi surya ini secara masif di seluruh Indonesia.
Transportasi:
Di dalam sektor transportasi, adanya kursi kosong dan tempat parkir merupakan sumber penting
untuk pengguna kendaraan umum maupun pribadi. Meningkatnya biaya hidup, ditambah dengan
7
peningkatan jumlah mobil dan bertambahnya kemacetan di kota-kota besar, membutuhkan suatu
solusi cerdas untuk memanfaatkan sumber daya idle (seperti informasi kursi kosong, mobil
menganggur, dan tempat parkir yang tersembunyi). Sistem platform Cloud computing dan konsep
SGaaS memungkinkan pemanfaatan sumber daya ini, membuat mereka tersedia pada skala micro
dan pada jaringan yang lebih besar, dan mengubah industri transportasi dengan platform modular,
memungkinkan transaksi penawaran dan permintaan fleksibel. Perusahaan seperti Uber, Lyft,
BlaBlaCar, dan aplikasi mobile dan berbasis online lainnya membanjiri layanan taksi dan sharing
kendaraan bagi pasar swasta. Daimler anak perusahaan Moovel mengakuisisi RideScout dan myTaxi
untuk melanjutkan pengembangan pasar jasa angkutan dalam segmen mobilitas perkotaan.
Manajemen armada kini juga menjadi lebih efektif, seperti halnya sebuah perusahaan start-up Local
Motion menyediakan sistem yang mengintegrasikan data pengguna dengan manajemen keseluruhan
armada untuk menurunkan biaya operasional. Tesla telah mengubah pasar Electric Vehicle (EV)
secara fundamental, yang pada gilirannya menyebabkan lebih banyak inovasi di sekitar stasiun
pengisian baterai. ChargePoint dan Schneider Electric juga telah bekerjasama untuk membuat EVlink,
jaringan stasiun pengisian yang terhubung pada Cloud sehingga memudahkan pengemudi dalam
pengisian di stasiun layanan secara lebih komprehensif dan menyenangkan.
Akses energi:
Di negara berkembang seperti Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau, infrastruktur energi
yang masif boleh dibilang tidak ada, tidak dapat diandalkan, atau terputus. Karakteristik ini
merupakan peluang bagi investor lokal untuk mengembangkan solusi cloud untuk tipe
pembangkitan yang terdistribusi. Dengan telah diundangkanya peraturan mengenai
penyelenggaraan distribusi listrik oleh Perusdalis dan Koperasi Energi maka kerumitan peraturan
masa lalu yang berorientasi pada kepentingan bisnis PLN bisa dikatakan berkurang. Bagi perusahaan
incumbent seperti PLN pilhannya adalah membuka diri untuk lahirnya inovasi-inovasi baru dan
mengakomodir partisipasi masyarakat dalam penyediaan energi listrik ini melalui tersedianya suatu
sistem menejemen jaringan yang mampu mengantisipasi perubahan struktur pasar tanpa harus
mengalami kerugian bisnis.
Dengan demikian kemungkinan untuk mengembangkan teknologi baru dari awal dan mengambil
keuntungan dari sistem pembangkit energi skala kecil yang sangat terdistribusi menjadi sebuah
tujuan bersama yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi di setiap daerah.
Lanskap energi yang cocok untuk sebuah negara kepulauan dan akan terdiri dari ribuan microgrid
dan jutaan 'nano-grid' merupakan peluang bisnis baru yang harus disikapi dengan bijak. Sebuah
wilayah bisnis baru yang subur untuk industri kreatif dan inovasi jaringan cerdas akan terbuka luas
jika kita menemukan cara untuk membuat penginderaan canggih dan teknologi kontrol secara
ekonomis dalam konteks ini. Keberanian untuk meraih kesempatan serta tantangan mengelola
resiko untuk menghubungkan pulau-pulau energi yang terisolasi ini menjadi suatu jaringan informasi
yang semakin lama semakin handal dan kuat merupakan prasyarat untuk menjadikan PLN diposisi
terdepan menyongsong era baru sistem energi Indonesia.
Smart Grid-as-a-Service merupakan inisiatif penting untuk terciptanya desentralisasi energi, serta
peluang pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional yang sangat besar. Silahkan bergabung dengan
kami, karena kami ingin menggali lebih dalam topik topik ini dalam serangkaian sesi tukar pikiran di
Cleantech Forum Nusantara yang direncanakan dilaksanakan di Batam pada bulan Maret 2015.
Untuk pendaftaran dan informasi lain silahkan kirimkan email anda ke [email protected]
atau [email protected]