jaringan cerdas nusantara 2015

7
1 Smart Grid-as-a-Service Jaringan infrastruktur cerdas Nusantara Oleh: Syamsir Abduh dan Andreas Dewatmoko 25 November 2014 Sebentar lagi kita akan mengalami perubahan yang signifikan dalam pasar sektor energi di tanah air. Dengan telah ditetapkannya Kebijakan Energi Nasional (KEN) oleh Dewan Energi Nasional pada tanggal 17 November 2014 yang lalu menandakan dimulainya regim baru yang memungkinkan peran serta masyarakat untuk menjadi pelaku dalam penyediaan sumber energi. Bukan hanya dari ketersediaan energi primer seperti Bahan Bakar Nabati (BBN) tetapi bahkan hingga penyediaan tenaga listrik. Posisi pasokan daya listrik yang selama ini dikuasai oleh pembangkitan skala besar secara tersentralisasi akan berubah menjadi sistem pasar energi listrik terdistribusi dimana jutaan pelanggan berpotensi menjadi pemasok energi listrik. Pembangkit listrik dengan kapasitas Mega Watt akan mulai bersaing dengan jaringan pembangkit mikro yang tidak membutuhkan investasi berkilo-kilo meter kabel transmisi dan distribusi yang mahal. Struktur pasar yang sudah berusia puluhan tahun ini lambat laun akan digantikan dengan hadirnya jaringan listrik yang mampu berkomunikasi secara langsung antar berbagai komponen yang terhubung menjadi jaringan cerdas. Pembangkitan listrik secara terdistribusi ini akan kita saksikan terjadi di mana saja, di atas atap rumah pelanggan, di gedung parkir mobil, bahkan disepanjang jalur kereta api. Dalam pasar energi yang semakin terdesentralisasikan ini, pelanggan dan penyedia energi ingin menjadi jauh lebih cerdas dalam pelacakan penggunaan energi, pengelolaan sistem penyimpanan, dan menggunakan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan jaringannya, menganalisis data, dan berkendara menuju keputusan yang lebih baik. Ketika sektor listrik berkembang ke arah ini, sektor lain pun akan mulai membuat pergeseran ke sistem terdistribusi dengan tujuan mencari tingkat efisiensi yang sama. Sebuah periode perubahan yang seru. Namun, kita masih harus bersabar untuk mencapai kondisi pasar yang ideal di mana semua pemain mampu menghasilkan dan berbagi energi, air, dan sumber daya lainnya seperti halnya kita berbagi informasi secara online pada jaringan Internet. Bagaimanapun juga perkembangan sektor industri ICT tertolong dengan telah adanya kesepakatan standar Open System Interconnect (CCITT 7 layer model) dari industri telekomunikasi analog yang tidak dimiliki oleh industri ketenaga listrikan secara global. Pada kenyataannya beberapa negara memilih jaringan distribusi pada tegangan 110 Volt dan ada juga yang memilih 220 Volt, ada yang menetapkan standar frquensi 50Hz dan ada yang 60Hz. Untuk mencapai infrastruktur cerdas ini, di mana perangkat keras cenderung menentukan perangkat lunak semata-mata demi kepentingan penguasaan sumber daya alam, maka kita harus menjembatani kesenjangan penerapan teknologi energi bersih yang ramah lingkungan melalui penyediaan suatu platform cloud computing. Namun bukan saja platform ini berinteraksi pada tataran pertukaran data produksi dan konsumsi energi tetapi dia juga menjadi tempat pertemuan virtual bagi ribuan pelaku bisnis baru untuk berinteraksi mengembangkan teknologi energi bersama- sama. Pada tataran fisik, pelanggan dapat menginstal sel surya di atap rumahnya, atau sel bahan bakar di garasi, atau mungkin mikro-turbin berbahan bakar biogas untuk menghasilkan tenaga listrik di

Upload: university-of-trisakti-jakarta-indonesia

Post on 04-Jul-2015

141 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Smart grid is defined as electricity network that can intelligently integrate the actions of all users to it, such as a generator, consumers and those that do both, in order to efficiently deliver sustainable, economic and secure electricity supplies (IEC, 2010)

TRANSCRIPT

Page 1: Jaringan cerdas nusantara 2015

1

Smart Grid-as-a-Service

Jaringan infrastruktur cerdas Nusantara Oleh: Syamsir Abduh dan Andreas Dewatmoko

25 November 2014

Sebentar lagi kita akan mengalami perubahan yang signifikan dalam pasar sektor energi di tanah air.

Dengan telah ditetapkannya Kebijakan Energi Nasional (KEN) oleh Dewan Energi Nasional pada

tanggal 17 November 2014 yang lalu menandakan dimulainya regim baru yang memungkinkan peran

serta masyarakat untuk menjadi pelaku dalam penyediaan sumber energi. Bukan hanya dari

ketersediaan energi primer seperti Bahan Bakar Nabati (BBN) tetapi bahkan hingga penyediaan

tenaga listrik. Posisi pasokan daya listrik yang selama ini dikuasai oleh pembangkitan skala besar

secara tersentralisasi akan berubah menjadi sistem pasar energi listrik terdistribusi dimana jutaan

pelanggan berpotensi menjadi pemasok energi listrik.

Pembangkit listrik dengan kapasitas Mega Watt akan mulai bersaing dengan jaringan pembangkit

mikro yang tidak membutuhkan investasi berkilo-kilo meter kabel transmisi dan distribusi yang

mahal. Struktur pasar yang sudah berusia puluhan tahun ini lambat laun akan digantikan dengan

hadirnya jaringan listrik yang mampu berkomunikasi secara langsung antar berbagai komponen yang

terhubung menjadi jaringan cerdas. Pembangkitan listrik secara terdistribusi ini akan kita saksikan

terjadi di mana saja, di atas atap rumah pelanggan, di gedung parkir mobil, bahkan disepanjang jalur

kereta api. Dalam pasar energi yang semakin terdesentralisasikan ini, pelanggan dan penyedia energi

ingin menjadi jauh lebih cerdas dalam pelacakan penggunaan energi, pengelolaan sistem

penyimpanan, dan menggunakan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan jaringannya,

menganalisis data, dan berkendara menuju keputusan yang lebih baik. Ketika sektor listrik

berkembang ke arah ini, sektor lain pun akan mulai membuat pergeseran ke sistem terdistribusi

dengan tujuan mencari tingkat efisiensi yang sama. Sebuah periode perubahan yang seru.

Namun, kita masih harus bersabar untuk mencapai kondisi pasar yang ideal di mana semua pemain

mampu menghasilkan dan berbagi energi, air, dan sumber daya lainnya seperti halnya kita berbagi

informasi secara online pada jaringan Internet. Bagaimanapun juga perkembangan sektor industri

ICT tertolong dengan telah adanya kesepakatan standar Open System Interconnect (CCITT 7 layer

model) dari industri telekomunikasi analog yang tidak dimiliki oleh industri ketenaga listrikan secara

global. Pada kenyataannya beberapa negara memilih jaringan distribusi pada tegangan 110 Volt dan

ada juga yang memilih 220 Volt, ada yang menetapkan standar frquensi 50Hz dan ada yang 60Hz.

Untuk mencapai infrastruktur cerdas ini, di mana perangkat keras cenderung menentukan perangkat

lunak semata-mata demi kepentingan penguasaan sumber daya alam, maka kita harus

menjembatani kesenjangan penerapan teknologi energi bersih yang ramah lingkungan melalui

penyediaan suatu platform cloud computing. Namun bukan saja platform ini berinteraksi pada

tataran pertukaran data produksi dan konsumsi energi tetapi dia juga menjadi tempat pertemuan

virtual bagi ribuan pelaku bisnis baru untuk berinteraksi mengembangkan teknologi energi bersama-

sama.

Pada tataran fisik, pelanggan dapat menginstal sel surya di atap rumahnya, atau sel bahan bakar di

garasi, atau mungkin mikro-turbin berbahan bakar biogas untuk menghasilkan tenaga listrik di

Page 2: Jaringan cerdas nusantara 2015

2

peternakan mereka sendiri, namun karena ketiadaan standar yang baku maka mereka kesulitan

untuk berbagi dengan tetangga sebelah. Dengan semakin berkembang teknologi dan murahnya

baterai maka pelanggan juga akan semakin giat menambah baterai untuk menyimpan listrik, tetapi

tidak memiliki sarana untuk berpartisipasi dalam jaringan pasar yang dapat secara otomatis

merespon permintaan listrik dari tetangga dekat. Sebentar lagi kita akan melihat kendaraan listrik di

jalanan Indonesia, tapi sistem pengisian baterai mobil mereka mungkin masih tidak terhubung ke

sistem manajemen energi rumah dan tidak memungkinkan pengguna untuk menjual kelebihan

listrik dari mobilnya ke jaringan interaktif. Agar sistem yang muncul untuk berkomunikasi secara

efektif dengan satu sama lain, kita perlu menemukan cara untuk menghubungkan lapisan fisik ini

dengan memanfaatkan platform cloud computing. Kita harus mengembangkan lapisan-fisik dan

menengah-lapisan sensor, data, instrumen perangkat lunak, analisis, dan pola pembiayaan yang

cerdas. Keberadaan lapisan tengah yang baru ini merupakan peluang membuka potensi

pertumbuhan ekonomi Indonesia secara besar-besaran dalam waktu yang singkat. Masyarakat yang

sudah memanfaatkan jaringan energi cerdas ini akan menjadi masyarkat yang berdaya saing tinggi

dan tidak merengek-rengek meminta subsidi BBM dari kocek negara.

Mewujudkan visi ini adalah sebuah tantangan besar. Bagaimana kita menggerakan semua elemen

dalam suatu wilayah administrasi seperti kabupaten ataupun kota untuk berlomba-lomba

memaksimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang mereka miliki sementara yang ada di

kepala mereka masih sibuk demo kenaikan harga BBM. Bagaimana kita membuat mereka sibuk

membangun PLTMH mereka sendiri, berlomba mengembangkan teknologi penyimpanan energi

listrik yang efisien, membuat mereka balapan memiliki sistem distribusi energi yang paling cerdas

secara bergotong-royong, dan membuat jalan-jalan di kota mereka ramai dilalui oleh kendaraan

listrik yang bebas polusi dan dibuat oleh pemuda-pemuda lokal di bengkel-bengkel kreatif secara

menjamur. Untuk itulah kita harus mengembangkan lapisan masyarakat cerdas agar kita dapat

mengelola aset-aset ini secara interaktif, terpadu, dan dengan proses transisi yang mulus. Tantangan

dan kesempatan yang tergambarkan diatas akan kita eksplorasi di Forum Smart Grid as a Service

Nusantara di Pulau Batam pada bulan Maret 2015 dengan tema Mewujudkan Jaringan Cerdas

Nusantara. Acara ini merupakan inisiatif Dewan Energi Nasional bekerjasama dengan BRIGHT,

SUCOFINDO, SCSP dan mitra-mitra kerja lainnya.

Kegiatan ini akan membahas formulasi yang tepat agar di seluruh Indonesia berkembang komponen-

komponen penting seperti:

Rumah Cerdas:

Menjadikan konsumen listrik semakin bersemangat menempatkan sel surya di atap rumah mereka

dan mengelola konsumsi energi rumah mereka dengan sistem pengatur temperatur yang cerdas dan

perangkat cerdas lainnya. Mereka juga menambahkan mobil listrik untuk campuran. Tiba-tiba rumah

keluarga tunggal telah menjadi sistem energi yang kompleks, yang membutuhkan lapisan

manajemen untuk mengoptimalkan permintaan energi. Kapan sebaiknya Anda mengisi baterai mobil

listrik anda? Apakah Anda sekarang memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap sinyal utilitas

seperti peristiwa respon permintaan atau mendapatkan notifikasi ketika harga tarif memasuki

periode harga tinggi? Pertanyaan-pertanyaan ini menggambarkan kebutuhan untuk sistem

manajemen energi rumah yang komprehensif yang menarik data dari termostat rumah pintar, smart

meter, dan perangkat lainnya. Dalam dunia yang ideal, data dikumpulkan dari semua sistem,

dianalisa, dan digunakan untuk membuat keputusan cerdas yang mengoptimalkan pengeluaran

energi. Perusahaan terkenal, Nest, telah berkembang di luar perangkat pintar awal modelnya untuk

Page 3: Jaringan cerdas nusantara 2015

3

kemudian menciptakan platform 'Bekerja dengan Nest' yang memungkinkan thermostat cerdas

untuk "berbicara" ke garasi Anda, mesin cuci, lampu, dan perangkat lain di seluruh rumah. Pada

bulan Agustus lalu, Samsung mengakuisisi SmartThings, platform lain terbuka yang menggabungkan

Internet of Things ke rumah, dan Apple telah meluncurkan kerangka HomeKit, yang memungkinkan

aksesoris ke rumah untuk berkomunikasi. Beberapa pemain bundling layanan energi rumah dengan

keamanan, pemantauan pasien, kabel, atau layanan telekomunikasi. Utilitas, perusahaan keamanan,

perusahaan kabel TV, penyedia telekomunikasi, dan start-up semua mengincar emerging market ini.

Tapi apakah Indonesia kembali akan menjadi pasar saja untuk semua teknologi ini?

Bangunan komersial:

Pemilik portofolio bangunan besar seperti Agung Sedayu Group membutuhkan sistem yang lebih

efisien baik untuk sistem pencahayaan, HVACR, dan sistem keamanan, di samping solusi-dan

manajemen energi yang komprehensif dengan biaya yang lebih rendah. Penghematan yang

signifikan hanya dapat dicapai melalui proyek-proyek skala besar dan akses ke kedua gambaran

besar (konsumsi energi secara keseluruhan) dan fasilitas manajer konsumsi bagi unit individu.

Jaringan sensor telah menjadi bagian dari banyak jaringan yang berbeda, dan digunakan untuk

mengumpulkan data dianalisis melalui platform yang berbeda. Sensor ini bertindak sebagai

jembatan antara aset fisik yang besar dan awan, yang memungkinkan seorang facility manager

untuk memantau konsumsi energi portofolio mereka secara komprehensif melalui Cloud. Sebagai

contoh, perusahaan Enlighted mengembangkan sistem kontrol cahaya dan menejemen energi

menggunakan sensor cerdas untuk menyediakan penghematan yang signifikan bagi pelanggannya.

Robotika, adalah sebuah contoh perusahaan lain yang menawarkan efisiensi energi sebagai layanan

dengan memungkinkan penghuni bangunan untuk mengelola pemanasan dan pendinginan melalui

sebuah aplikasi dari smartphone.

Pusat data/ Data Center:

Kapasitas data center meningkat setiap hari, terutama dalam mengelola transaksi e-commerce,

sosial media, konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca. Arsitek data center senantiasa

mengeksplorasi penggunaan sistem energi bersih yang terdistribusi, namun hingga kini masih

berkutat dalam memahami bagaimana cara untuk memasuki kesempatan ini tanpa resiko trip.

Memang, jika operator data center tersebut mempertimbangkan menggunakan sistem pembangkit

energi terdistribusi ganda untuk meningkatkan status menjadi Tier 4 sambil menurunkan biaya

energi dan mengurangi risiko pemadaman grid, bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan cara yang

paling efisien, terpadu, dan saling terhubung? Peluang memang ada untuk para penyelnggara data

center untuk memanfaatkan teknologi respon permintaan (Demand Respond), namun bagaimana

kita meregulasi frekuensi dan persoalan harmonic yang selalu muncul di jaringan dari pembangkitan

listrik tipe intermitent, dan bagaimana pula pemangkasan beban puncak dapat diperlakukan sebagai

layanan tambahan daya yang dapat dijual kembali ke PLN?

Dalam rangka untuk memungkinkan itu semua, kita harus menghubungkan semua sistem energi

dalam jaringan informasi yang sangat peka sehingga dapat merespon anomali dalam hitungan

milisecond sebelum terjadinya lonjakan arus yang dapat merusak perangkat. Ketersediaan suatu

data center yang juga merupakan rumah bagi platform layanan berbasis cloud yang memusatkan

dan mengintegrasikan semua fungsi yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan mengelola

informasi sumber daya energi terdistribusi secara independen merupakn sebuah hal unik. Namun

Page 4: Jaringan cerdas nusantara 2015

4

demikian sistem tersebut harus benar benar netral dari keterkaitan masalah lokasi, kapasitas, atau

kepemilikan aset. Sebagai contoh perusahaan Bloom Energy di California sedang mengembangkan

solusi kelistrikan bagi data center dengan teknologi sel bahan bakar (fuel cell) yang memanfaatkan

sumber energi dari jaringan gas alam. Pada saat beban daya di data center sedang mengalami

penurunan permintaan maka system mereka secara otomatis akan mengatur sendiri aktivasi dan

deaktivasi dari sel yang bekerja sehingga tidak ada gas alam yang terpakai percuma. Dengan

demikian data center tersebut pada akhirnya benar-benar mampu berdiri sendiri tanpa tergantung

lagi pada layanan dari penyelenggara utilitas listrik.

Jaringan dan penyimpanan energi listrik maupun air bersih secara cerdas:

Penyedia utilitas seperti halnya PLN dan PDAM berada di bawah tekanan karena permintaan untuk

energi dan air bersih tumbuh secara cepat sementara mereka dituntut untuk tidak merusak kualitas

lingkungan. Regulator mencari tindakan di level jaringan cerdas dan melakukan inisiatif sistem meter

cerdas yang tidak menambah beban biaya bagi pelanggan. Sementara pelanggan juga ingin

menikmati kemudahan dan fitur-fitur dari meteran cerdas tanpa tambahan biaya yang tinggi.

Sebagai utilitas upaya penyediaan sekian persen sumber energi baru dan terbarukan bukan berarti

mengurangi resiko pemadaman jaringan dan komplain pelanggan. Oleh sebab itu teknologi

penyimpanan energi yang dapat dikaitkan dengan pengelolaan cadangan air bersih, merupakan

suatu kondisi ideal dalam pasar utilitas yang kompetitif. Air, dalam wujud cadangan potensi energi

kinetik merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan jaringan cerdas. Sebaliknya sistem

informasi pada jaringan listrik seyogyanya juga dapat dimanfaatkan oleh penyedia air bersih

perkotaan untuk mengatur sistem distribusi dan pengumpulan air limbah secara cerdas. Suatu

sistem yang saling menopang ini akan memberikan nilai tersendiri bagi terwujudnya sebuah Kota

Cerdas (Smart city) seperti yang telah dicanangkan oleh Batam tahun 2014 ini.

Mengkombinasikan berbagai komponen pengukuran digital dan teknologi komunikasi real-time yang

terpasang di seluruh elemen jaringan dapat membantu untuk segera mengisolasi masalah yang

terjadi, sebelum terjadi pemadaman total atau air tidak mengalir bagi konsumen. Peningkatan

kualitas infrastruktur jaringan fisik yang mampu untuk mendiagnosa persoalannya sendiri akan

membuka jalan bagi terwujudnya kemampuan penyembuhan diri (self-healing) memerlukan

penggantian teknologi analog tradisional dengan komponen prosesor digital, perangkat lunak, dan

teknologi elektronika kontrol daya yang kesemuanya terencana dengan baik. Pengembangan sistem

infrastruktur kota cerdas dengan model bisnis Smart Grid-as-a-Service (SgaaS), saat ini tengah diuji

cobakan di Hawaii pada proyek percontohan sistem penyimpanan energi sebesar 1MW pada level

jaringan Tegangan Rendah diharapkan mampu membantu menstabilkan kondisi grid ketika

menghadapi gangguan dari fluktuasi yang ditimbulkan oleh integrasi sistem tenaga surya dari atap-

atap rumah pelanggan. Membuat grid lebih handal dan terprediksi juga dilakukan oleh perusahaan

Space-Time Insight melalui penerapan sistem artificial inteligent guna membantu penyelenggara

utilitas untuk membuat keputusan tindakan secara near real-time dan berdasarkan analisis yang

didapat dari ketersediaan big-data.

Agrikultur dan Penyediaan Pangan:

Petani di mana-mana menghadapi permasalahan klasik yaitu kelangkaan air, eratiknya permintaan

pasar dan harga komoditas hasil pertanian, kompetisi untuk pemanfaatan lahan tanah, dan masalah-

masalah lingkungan hidup lainnya. Mereka sebenarnya memiliki sumber energi yang besar dan

Page 5: Jaringan cerdas nusantara 2015

5

ramah lingkungan namun selalu terkendala dalam mengelola sumber ini menjadi energi listrik yang

handal dan tidak perlu mengandalkan penyediaan dari pemerintah. Untuk membuka potensi ini

sacara penuh maka yang dibutuhkan pertama kali adalah adanya penyediaan pengetahuan tentang

bagaimana memanfaatkan sumber sumber yang ada itu secara baik. Mereka membutuhkan

kecerdasan dan wawasan baru tentang bagaimana cara mengolah potensi yang mereka miliki.

Teknologi Cloud memungkinkan petani-petani masa kini untuk memaksimalkan pemanfaatan setiap

jengkal tanah mereka baik untuk menghasilkan produk pangan, energi maupun untuk

mengkonservasi air yang mereka gunakan dalam bercocok tanam. Tanpa mereka harus berinvestasi

dalam penyediaan sistem IT tersendiri, tersedianya layanan IT plus perangkat pengolahan energi

terbarukan dengan konsep SGaaS akan meningkatkan produktifitas dan profitabilitas pertanian, dan

membuat lebih banyak dengan lebih sedikit sumber daya. Teknologi optimasi dan jasa memberikan

petani akses ke data historis (misalnya cuaca, hasil panen masa lalu, penggunaan air) memberikan

tolok ukur dalam kaitannya dengan peternakan yang sama dan manajemen sehari-hari pada bidang

usaha yang mereka tekuni. Aplikasi dapat memantau dan menganalisa laporan, data yang besar

dapat memberikan rekomendasi optimasi, dan teknologi pencitraan dapat memungkinkan mereka

untuk melihat ladang mereka dan mengidentifikasi sumber daya tekanan. Sebagai contoh, sebuah

start-up baru, Powwow Energy, menggunakan data yang diambil dari meteran cerdas untuk

mendeteksi kebocoran dalam sistem irigasi, sehingga menghemat sumber daya dan mengurangi

biaya bagi petani. Di masa depan, yang bisa kita harapkan dari sistem ini adalah bukan sekedar untuk

membantu petani tetapi juga untuk melihat data ini terhubung ke toko-toko e-commerce agar secara

dramatis mengurangi limbah bahan makanan baik di pasar-pasar di perkotaan maupun dari restoran

dan hotel-hotel.

Ladang minyak digital:

Semakin kesini Indonesia semakin sulit untuk menemukan sumber sumber baru dan mengekstrak

minyak dari tanah. Terlebih lagi, kebutuhan energi nasional kita melonjak dengan cepat dari tahun

ke tahun. Software seismik, manajemen data dan visualisasi, dan perangkat komputasi generasi baru

membuka kemungkinan baru dan mengatasi kesulitan yang dihadapi industri minyak & gas. Kegiatan

eksplorasi, pemantauan, penginderaan, dan kebutuhan pelacakan menggunakan sistem ladang

minyak digital real-time monitoring memungkinkan produksi sumber energi yang lebih efektif,

pemantauan sistem pemipaan yang lebih akurat dan deteksi kebocoran dini, maupun fitur-fitur

canggih yang lain. Perusahaan minyak dan gas multinasional sekarang dapat memantau ladang

minyak dalam skala global melalui sistem Cloud computing. Perusahaan jasa pengeboran seperti

DrillMap mencontohkan bagaimana mereka membantu perusahaan minyak dan gas untuk membuat

keputusan berdasarkan informasi yang akurat dari pengolahan data dalam jumlah besar dari sumber

yang berbeda-beda dan menyediakan platform analisis data yang user-friendly. Perusahaan baru

seperti Tachyus, sedang mengembangkan solusi untuk mengoptimalkan produksi energi dan

memberikan solusi end-to-end bagi para pelanggan mereka. Sebagai sebuah perusahaan pemula

mereka menawarkan pememanfaatan perangkat lunak analisis visual untuk menyediakan

pemantauan pipa, pemantauan risiko, mitigasi krisis, dan banyak lagi. Korporasi besar seperti Shell

dan Chevron, antara lain, dengan cepat mengadopsi teknologi ladang minyak digital ini karena

merasakan manfaat besar dari modus operasi sistem Cloud.

Air bersih dan air limbah:

Page 6: Jaringan cerdas nusantara 2015

6

Di satu sisi, utilitas air bersih perkotaan telah beroperasi dengan cara yang sama sejak puluhan tahun

yang lalu, menggunakan pola dan jaringan distribusi dengan kontrol terpusat yang sama seperti

halnya jaringan listrik. Di sisi lain, pembuangan air kotor oleh kelompok domestik rumah tangga,

pertanian, dan industri terus bertambah dan cenderung tidak tertampung pada unit-unit IPAL yang

pernah di buat. Ketidak mampuan menejemen pengelolaan air bersih dan kotor perkotaan

cenderung mendorong naik biaya operasi pihak penyedia utilitas dan akhirnya dibebankan pada

tarif yang harus ditanggung konsumen.

Tantangan besar di daerah-daerah berpenduduk padat dan kawasan industri adalah bagaimana

dapat menyediakan layanan air ini secara efisien dan tetap berada dalam koridor bisnis yang

berkelanjutan. Mengefisienkan seluruh proses bisnis adalah langkah pertama yang tepat namun hal

ini sulit terwujud bila informasi yang tersedia bagi menejemen tidak akutrat dan cepat. Teknologi

seperti penginderaan jauh, analisis, monitoring jaringan distribusi air, meter cerdas, dan perangkat

lunak dapat mengatasi air dan permintaan pasokan, sementara ide-ide sekitar microgrids air muncul.

Semakin banyak perusahaan yang mencoba untuk memecahkan masalah konektivitas ini. Analisis

berbasis platform cloud WaterSmart- yang mencoba melibatkan pelanggan untuk bertukar informasi

ketersediaan air bersih secara interaktif adalah contoh dari sebuah perusahaan yang berfokus pada

analisis perilaku. Sebuah start-up lain di industri air adalah TaKaDu yang menyediakan platform

berbasis web monitoring untuk jaringan distribusi air, meningkatkan efisiensi keseluruhan jaringan

distribusi. Geosyntec-sebuah perusahaan konsultan untuk sektor industri air telah menghasilkan

sebuah sistem pelaporan pada perangkat lunak dan sistem kontrol yang mengoptimalkan lonjakan

air hujan yang bisa menggangu sistem saluran pembuangan perkotaan.

Energi Sel Surya:

Tenaga surya merupakan investasi jangka panjang dalam produksi energi berkelanjutan, karena

manfaat ekonominya belum belum sepenuhnya dibuka. Untuk pengguna dan perusahaan pelayanan

mereka membutuhkan cara mudah untuk melihat manfaat maksimal dengan memantau komponen

dalam sistem tenaga surya mereka, serta ketika sumber energi itu diintegrasikan dalam jaringan

distribusi energi dan konsumsi. Perusahaan seperti GeoStellar sedang mengembangkan perangkat

lunak dan alat analisis untuk optimasi instalasi panel surya secara lebih efisien. Sistem platform

Cloud computing telah memungkinkan perubahan ini, karena menjadi kunci untuk menghubungkan

dan mengintegrasikan sumber energi baru dan terbarukan. Pemantauan tenaga surya berbasis

software ini akan memungkinkan sekelompok warga masyarakat yang tergabung dalam suatu

koperasi atau bangunan komersial seperti flat dan apartemen untuk membeli dan menjual listrik

yang dihasilkan dari atap rumah mereka atau tetangganya. Mereka dapat mengisi ulang baterai

mobil listrik mereka dari microgrids mereka sendiri, menggunakan data untuk secara efisien

mengelola konsumsi dan berbagi dengan utilitas, dan menjual kelebihan energi listrik mereka

kepada perusahaan distributor seperti PLN ataupun Perusdalis untuk disalurkan kedaerah-daerah

yang kekurangan atau ketika terjadi beban puncak. Sekali lagi kita melihat bahwa kemajuan harus

dibuat untuk menghubungkan perangkat keras dan perangkat lunak, dan memungkinkan untuk

penggunaan yang lebih fleksibel dari sumber energi surya ini secara masif di seluruh Indonesia.

Transportasi:

Di dalam sektor transportasi, adanya kursi kosong dan tempat parkir merupakan sumber penting

untuk pengguna kendaraan umum maupun pribadi. Meningkatnya biaya hidup, ditambah dengan

Page 7: Jaringan cerdas nusantara 2015

7

peningkatan jumlah mobil dan bertambahnya kemacetan di kota-kota besar, membutuhkan suatu

solusi cerdas untuk memanfaatkan sumber daya idle (seperti informasi kursi kosong, mobil

menganggur, dan tempat parkir yang tersembunyi). Sistem platform Cloud computing dan konsep

SGaaS memungkinkan pemanfaatan sumber daya ini, membuat mereka tersedia pada skala micro

dan pada jaringan yang lebih besar, dan mengubah industri transportasi dengan platform modular,

memungkinkan transaksi penawaran dan permintaan fleksibel. Perusahaan seperti Uber, Lyft,

BlaBlaCar, dan aplikasi mobile dan berbasis online lainnya membanjiri layanan taksi dan sharing

kendaraan bagi pasar swasta. Daimler anak perusahaan Moovel mengakuisisi RideScout dan myTaxi

untuk melanjutkan pengembangan pasar jasa angkutan dalam segmen mobilitas perkotaan.

Manajemen armada kini juga menjadi lebih efektif, seperti halnya sebuah perusahaan start-up Local

Motion menyediakan sistem yang mengintegrasikan data pengguna dengan manajemen keseluruhan

armada untuk menurunkan biaya operasional. Tesla telah mengubah pasar Electric Vehicle (EV)

secara fundamental, yang pada gilirannya menyebabkan lebih banyak inovasi di sekitar stasiun

pengisian baterai. ChargePoint dan Schneider Electric juga telah bekerjasama untuk membuat EVlink,

jaringan stasiun pengisian yang terhubung pada Cloud sehingga memudahkan pengemudi dalam

pengisian di stasiun layanan secara lebih komprehensif dan menyenangkan.

Akses energi:

Di negara berkembang seperti Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau, infrastruktur energi

yang masif boleh dibilang tidak ada, tidak dapat diandalkan, atau terputus. Karakteristik ini

merupakan peluang bagi investor lokal untuk mengembangkan solusi cloud untuk tipe

pembangkitan yang terdistribusi. Dengan telah diundangkanya peraturan mengenai

penyelenggaraan distribusi listrik oleh Perusdalis dan Koperasi Energi maka kerumitan peraturan

masa lalu yang berorientasi pada kepentingan bisnis PLN bisa dikatakan berkurang. Bagi perusahaan

incumbent seperti PLN pilhannya adalah membuka diri untuk lahirnya inovasi-inovasi baru dan

mengakomodir partisipasi masyarakat dalam penyediaan energi listrik ini melalui tersedianya suatu

sistem menejemen jaringan yang mampu mengantisipasi perubahan struktur pasar tanpa harus

mengalami kerugian bisnis.

Dengan demikian kemungkinan untuk mengembangkan teknologi baru dari awal dan mengambil

keuntungan dari sistem pembangkit energi skala kecil yang sangat terdistribusi menjadi sebuah

tujuan bersama yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi di setiap daerah.

Lanskap energi yang cocok untuk sebuah negara kepulauan dan akan terdiri dari ribuan microgrid

dan jutaan 'nano-grid' merupakan peluang bisnis baru yang harus disikapi dengan bijak. Sebuah

wilayah bisnis baru yang subur untuk industri kreatif dan inovasi jaringan cerdas akan terbuka luas

jika kita menemukan cara untuk membuat penginderaan canggih dan teknologi kontrol secara

ekonomis dalam konteks ini. Keberanian untuk meraih kesempatan serta tantangan mengelola

resiko untuk menghubungkan pulau-pulau energi yang terisolasi ini menjadi suatu jaringan informasi

yang semakin lama semakin handal dan kuat merupakan prasyarat untuk menjadikan PLN diposisi

terdepan menyongsong era baru sistem energi Indonesia.

Smart Grid-as-a-Service merupakan inisiatif penting untuk terciptanya desentralisasi energi, serta

peluang pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional yang sangat besar. Silahkan bergabung dengan

kami, karena kami ingin menggali lebih dalam topik topik ini dalam serangkaian sesi tukar pikiran di

Cleantech Forum Nusantara yang direncanakan dilaksanakan di Batam pada bulan Maret 2015.

Untuk pendaftaran dan informasi lain silahkan kirimkan email anda ke [email protected]

atau [email protected]