iwan wisnu anggono, ismi dwi astuti n., sudarmo magister .../peren... · menurut kantor manajemen...
TRANSCRIPT
Iwan Wisnu Anggono, Ismi Dwi Astuti N., Sudarmo
Magister Administrasi Publik Program PASCASARJANA UNS
Perencanaan manajemen sumber daya manusia di perguruan tinggi merupakan unsur penting dalam peningkatan produktivitas. UNS sebagai salah satu perguruan tinggi belum dapat mengelola SDM tenaga kependidikan secara optimal dalam memenuhi tugas dan fungsi unit kerja. Salah satu upaya memperbaiki pengelolaan SDM adalah melalui pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengevaluasi kesesuaian perencanaan SDM tenaga kependidikan di UNS dengan rencana strategis organisasi melalui pendekatan SHRM, (2) Mengevaluasi kemampuan perencanaan SDM dalam memenuhi tugas dan fungsi unit kerja di kantor pusat UNS.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif evaluatif, pengambilan sampel dengan teknik Teknik pengumpulan data dengan wawancara, dokumen dan observasi. Jenis observasi pada penelitian ini adalah observasi berperan penuh.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1). Program perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan UNS belum memenuhi sebagian unsur-unsur yang dipersyaratkan oleh Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis, yaitu ditemukan perencanaan SDM yang belum didasari analisis kebutuhan yang akurat, belum terdapat kesesuaian antara perencanaan pengelolaan SDM dalam renstra dengan implementasi di level operasional karena belum ada dan SOP, serta belum dilakukan audit SDM oleh UNS. (2). Kurang berhasilnya program perencanaan sumber daya manusia di UNS, berdampak pada kurang optimalnya unit kerja di Kantor Pusat UNS dalam memenuhi tugas dan fungsinya.
(1)Mencabut Keputusan Rektor Nomor 30/J27/KP/2002 dan mengoptimalkan Keputusan Rektor Nomor 379/UN27/KP/2012. (2)Mencabut Keputusan Rektor Nomor 7321/ J21/ KP/ 2005 dan mengoptimalkan Keputusan Rektor Nomor 99/UN27/KP/2012. (3)Biro Administrasi Umum dan Keuangan membuat pedoman operasional tentang perencanaan pengembangan kompetensi tenaga kependidikan. (4) Menyesuaikan Keputusan Rektor Nomor 465/UN27/KU/2012 dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2009. (5)Perlu dilakukan audit SDM..
Kata Kunci: manajemen SDM, SHRM, perencanaan sumber daya manusia, tenaga kependidikan, pemetaan tugas.
Sumber daya manusia merupakan salah
satu faktor penting dalam sebuah
perguruan tinggi. Maka dari itu
perguruan tinggi dituntut untuk terus
berusaha meningkatkan produk
pendidikan melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia di
dalamnya. Adapun yang termasuk
dalam sumber daya manusia perguruan
tinggi adalah tenaga pendidik,
pustakawan, laboran, teknisi, tenaga
kependidikan, dan tenaga pendukung
yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran keseluruhan
program tri darma perguruan tinggi.
Perencanaan sumber daya manusia
adalah komponen penting dalam
manajemen sumber daya manusia.
Kegiatan ini meliputi proses
menganalisis dan mengidentifikasi
kebutuhan dan ketersediaan sumber
daya manusia untuk memenuhi tujuan
organisasi. Tim perencana SDM yang
mengadaptasi manajemen sumber daya
manusia membutuhkan perencana yang
mempunyai kemampuan untuk bekerja
dengan konsep yang pasti. Lundy dan
Cowling (1996) menyatakan bahwa
kemampuan tim perencana tersebut
meliputi pemahaman dan teknik
manajemen strategi, struktur organisasi,
budaya, manajemen perubahan dan
perencanaan SDM.
Dalam rangka pencapaian visi,
UNS selalu dituntut untuk selalu adaptif
dengan perubahan lingkungan yang
terjadi. Termasuk dalam hal
pengelolaan sumber daya manusia.
Namun UNS menghadapi tantangan
dalam hal perencanaan sumber daya
manusia dengan adanya Peraturan
Bersama Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Menteri Dalam Negeri Dan
Menteri Keuangan Nomor
02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-
632 Tahun 2011, Nomor
141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan
Sementara Penerimaan Calon Tenaga
kependidikan Negeri Sipil. Hal ini
menuntut UNS untuk dapat mengatasi
kebutuhan SDM dengan
mengoptimalkan SDM yang sudah
dimiliki.
Caldwell et al. (2011) menyatakan
bahwa penelitian mengenai Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategis
menunjukkan bahwa SDM akan
mempunyai peran yang lebih besar
dalam berkontribusi terhadap
suksesnya organisasi apabila dalam
mengembangkan sistem pengelolaan
SDM selaras dengan nilai, tujuan, dan
misi organisasi.
UNS sebagai salah satu perguruan
tinggi belum dapat mengelola SDM
tenaga kependidikan secara optimal
dalam memenuhi tugas dan fungsi unit
kerja, sehingga diperlukan suatu kajian
untuk perbaikan. Dalam hal ini penulis
bermaksud menata sumber daya yang
sudah ada agar dapat termanfaatkan
secara optimal, sehingga dapat
memenuhi tugas dan fungsi unit kerja
secara optimal. Sehingga diperlukan
suatu perencanaan SDM melalui
pendekatan Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategis. Penulis membatasi
lingkup penelitian untuk sumber daya
manusia tenaga kependidikan di kantor
pusat UNS, dengan alasan bahwa kantor
pusat sebagai pusat dari semua kegiatan
birokrasi di universitas
Berdasarkan latar belakang
masalah yang dikemukakan di atas,
maka perumusan masalah penelitian
yaitu :
1. Apakah perencanaan SDM tenaga
kependidikan di UNS sudah
menggunakan pendekatan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategis ?
2. Apakah perencanaan SDM tersebut
mampu memenuhi tugas pokok dan
fungsi unit kerja di kantor pusat
UNS?
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengevaluasi kesesuaian
perencanaan SDM tenaga
kependidikan di UNS dengan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategis, mencakup:
a. Identifikasi kesesuaian proses
perencanaan SDM tenaga
kependidikan dengan arah
strategis Universitas Sebelas
Maret
b. Analisis hubungan antara
Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategis dengan kondisi
SDM tenaga kependidikan UNS
c. Identifikasi penerapan strategi
atau langkah-langkah strategis
Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategis untuk menilai
kemajuan strategis SDM
d. Implementasi strategi atau
langkah-langkah strategis
Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategis untuk menilai
kemajuan strategis SDM
( ).
e. Pengawasan, evaluasi serta
melakukan revisi pada
perencanaan SDM tenaga
kependidikan UNS dengan
Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategis
2. Mengevaluasi kemampuan
perencanaan SDM dalam
pemenuhan tugas dan fungsi
unit kerja di kantor pusat UNS.
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan aset organisasi/ perusahaan
yang tidak tergantikan. Kecanggihan
dan kemajuan teknologi menjadi tidak
berarti jika tidak ada unsur manusia di
dalamnya sebagai pelaksana/ pelaku
dalam mengoperasikan teknologi
tersebut. Untuk itu sebuah organisasi
memerlukan sistem pengelolaan SDM
dalam mencapai tujuan. Ilmu mengelola
SDM dalam sebuah organisasi dikenal
dengan istilah manajemen sumber daya
manusia (MSDM). Ivancevich (2001)
mendefinisikan MSDM sebagai
. Hal ini diperjelas oleh Pynes
(2009) yang menyatakan
.
Dengan kata lain, MSDM adalah sebuah
sistem dalam organisasi untuk
mencapai tujuan dengan memanfaatkan
seluruh kompetensi dan kapabilitas
sumber daya yang dimiliki secara
efektif.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategis
Hunger & Wheelen (1995)
mendefinisikan manajemen strategis
sebagai 'serangkaian keputusan
manajerial dan tindakan yang
menentukan kinerja jangka panjang dari
sebuah perusahaan'. Aktouf dalam
Barton (1996) mengambil pandangan
yang sama ketika ia melihat strategi
sebagai sebuah pemeliharaan 'visi masa
depan' yang secara terus-menerus
diperbarui dengan data lingkungan
internal dan eksternal. Manajemen
sumber daya manusia strategis
merupakan serangkaian tugas yang
terkait dengan upaya-upaya
memperoleh karyawan, melatih,
mengembangkan, memotivasi,
mengorganisasikan, dan memelihara
karyawan sampai suatu ketika terjadi
pemutusan hubungan kerja. Kondisi
pada saat membutuhkan pendekatan
yang lebih komprehensif. Fungsi-fungsi
MSDM akan lebih dapat berkontribusi
dengan baik apabila diselaraskan
dengan strategi bisnis organisasi.
Seperti dinyatakan oleh Wei (2006):
“
Hal ini diperkuat oleh Pynes (2009) yang
menyatakan:
3. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Melalui Pendekatan Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategis
Perencanaan sumber daya manusia
adalah komponen penting dalam
manajemen sumber daya manusia
strategis. Tim perencana SDM yang
mengadaptasi manajemen sumber daya
manusia strategis membutuhkan
perencana yang mempunyai
kemampuan untuk bekerja dengan
konsep yang pasti. Kemampuan
tersebut meliputi pemahaman dan
teknik manajemen strategi, struktur
organisasi, budaya, manajemen
perubahan dan perencanaan SDM.
Lundy dan Cowling (1996) menyatakan:
Pynes (2009) menuliskan bahwa
menurut Kantor Manajemen Personalia
Amerika Serikat, terdapat 5 tahapan
dalam perencanaan sumber daya
manusia, yaitu: (
Salah satu hal penting yang harus
masuk dalam perencanaan SDM adalah
perencanaan pengembangan SDM. Hal
ini penting untuk selalu meningkatkan
kompetensi pegawai yang ada selain
proses rekruitmen pegawai baru.
Beausaert et al. (2011) menyatakan
bahwa
. Hasibuan (2000)
mendefinisikan pengembangan SDM
sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan
dan latihan. Senada dengan Hasibuan,
Ivanevich (2001) menyatakan
. Fitzgerald dalam Pynes (2009)
mendefinisikan pelatihan sebagai
Tujuan
dari pengembangan karir bagi
organisasi adalah untuk menyelaraskan
kebutuhan organisasi dengan
kompetensi SDM sehingga memastikan
organisasi akan bertahan.
Lokasi penelitian ini di UNS yang
berlokasi di Jl. Ir. Sutami No. 36A,
Kentingan Solo. Jenis penelitian adalah
deskriptif evaluatif. Penarikan sampel
dengan teknik ,
Pilihan sampel diarahkan pada sumber
data yang dipandang menguasai
masalah secara mendalam atau memiliki
data yang penting yang berkaitan
dengan permasalahan yang sedang
diteliti. Validitas data menggunakan
narasumber yang terdiri dari pejabat
struktural dan staf. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan
deskriptif evaluatif tentang strategi
manajemen sumber daya manusia
tenaga kependidikan di kantor pusat
UNS. Dalam proses pengumpulan data
penulis menggunakan teknik
wawancara, dokumen, dan observasi
langsung ke lokasi penelitian. Dalam
penelitian ini ada beberapa aspek dalam
manajemen sumber daya manusia
strategis yang digunakan sebagai
indikator penelitian. Aspek tersebut
dijelaskan dalam tabel berikut ini;
1. Arah Strategis Manajemen SDM dalam Renstra UNS
2. Analisis Sumber Daya Manusia, Identifikasi Kesenjangan Kompetensi dan Pengadaan Sumber Daya Manusia
Pemetaan SDM sesuai dengan kompetensi dan fungsi unit kerja.
3. Menyusun Rencana Tindakan a. Perencanaan tentang rekruitmen b. Perencanaan tentang pengembangan c. Perencanaan tentang restrukturisasi organisasi d. Perencanaan tentang pengembangan karir e. Perencanaan pengembangan teknologi
4. Mengimplementasikan Rencana Tindakan a. Implementasi tentang rekruitmen b. Implementasi tentang pengembangan c. Implementasi tentang restrukturisasi organisasi d. Implementasi tentang pengembangan karir e. Implementasi pengembangan teknologi
5. Memantau, Mengevaluasi, dan Merevisi a. Audit Sumber Daya Manusia b. Tindak lanjut hasil audit SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia
di Universitas Sebelas Maret Melalui
Pendekatan Manajemen Sumber
Daya Manusia Strategis
Renstra bisnis UNS meliputi visi, misi,
tujuan, sasaran, serta strategi dan
kebijakan pencapaiannya. Dalam kinerja
tahun berjalan renstra bisnis UNS 2011-
2015 secara jelas disampaikan
keunggulan UNS dalam hal sumber daya
manusia, ditunjukkan dengan
banyaknya jumlah dosen bergelar
doktor. Potensi SDM ini dapat
mengakselerasi UNS menuju
.
Keunggulan di bidang SDM juga
ditunjukkan dengan terus
meningkatnya jumlah guru besar,
Jumlah dosen tersertifikasi juga
mengalami peningkatan pada tahun
2011. Dalam hal tenaga kependidikan,
UNS melalui keputusan rektor,
memberikan kesempatan yang sama
dengan tenaga pendidik kepada tenaga
kependidikan dalam hal
mengembangkan kompetensi diri. Hal
ini ditunjukkan dengan Keputusan
Rektor Nomor 465/UN27/KU/2012
Tentang Pemberian Beasiswa Dan
Bantuan Studi Lanjut Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Dalam keputusan ini, secara eksplisit,
UNS memberikan bantuan biaya studi
kepada tenaga kependidikan yang
menempuh studi lanjut pada Program
Pascasarjana meskipun disparitas hak
yang diterima sangat jauh bila
dibandingkan dengan dosen. Hal ini
diperkuat dengan pernyataan staf ahli
Rektor Dr. Drajat Tri Kartono:
(wawancara tanggal 15 Agustus 2013).
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa di
tataran kebijakan UNS memberikan
jaminan bahwa tenaga kependidikan
diberikan kesempatan seluas-luasnya
dalam mengembangkan kompetensi,
namun dalam koridor sesuai dengan
kepentingan universitas. Hal ini senada
dengan bunyi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pemberian Tugas Belajar Bagi
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional. Pada
bab II, pasal 2b menyatakan bahwa
tujuan diberikannya tugas belajar pada
pegawai negeri sipil di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan adalah meningkatkan
pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, serta sikap dan
kepribadian profesional PNS sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengembangan karir seorang PNS.
Keduanya mempunyai hak dan
kewajiban yang sama saat menempuh
tugas maupun ijin belajar. Namun hal
ini ternyata berbeda di tataran
operasional. Permohonan ijin untuk
menempuh studi lanjut terhadap tenaga
kependidikan belum ada kriteria yang
jelas. Sedangkan Universitas Sebelas
Maret belum mencantumkan
perencanaan pengembangan SDM
tenaga kependidikan melalui tugas
belajar dalam rencana strategis
universitas. Permohonan ijin untuk
menempuh studi lanjut juga masih
berdasar kebutuhan individu tenaga
kependidikan, sehingga tidak bisa
dipetakan dengan jelas mengenai siapa
yang diproyeksikan untuk menempuh
studi lanjut. Yang ada adalah
mekanisme asesmen tenaga
kependidikan yang akan menduduki
jabatan struktural. Tanpa perencanaan
yang sistematis, tujuan tersebut akan
sulit untuk di capai. Dalam hal ini,
penulis menemukan bahwa langkah-
langkah perencanaan yang di lakukan
UNS belum begitu optimal. Seperti yang
di ungkapkan oleh Suwarno, kabag
ketenaga kependidikanan:
(wawancara tanggal 20 mei 2013).
Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa UNS sebagai salah satu
universitas negeri di Indonesia belum
mempunyai perhatian yang cukup
dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia nya. Kurang optimalnya
perencanaan ini bisa terlihat dari sistem
perekrutan tenaga kependidikan. Hal ini
di ungkapkan oleh Dian Susiani,
Kasubbag tenaga administrasi di Bagian
Ketenaga kependidikanan:
(wawancara tanggal 20 mei 2013).
Dari keadaan ini semakin memperjelas
bahwa proses perencanaan yang
seharusnya disusun dengan baik malah
menjadi sumber masalah. Berdasarkan
Lampiran I Renstra Bisnis UNS
2011‐2015, dalam rencana anggaran
belanja setiap tahun UNS rata-rata
menganggarkan Rp. 4.030.792.683
untuk kegiatan peningkatan kapasitas
kompetensi dan profesionalisme staf
kependidikan seperti terlihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.4. Rencana Anggaran Belanja UNS Tahun 2011‐2015 (dalam jutaan)
Program strategis UNS
Kegiatan pengembangan dan transformasi UNS
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
P5.2 Penguatan dan pengembangan staf kependidikan
K49 Peningkatan kapasitas, kompetensi dan profesionalisme staf kependidikan
3.999.61 4.648.61 4.017.86 4.419.64 4.861.60 5.347.77
5.882.54
Sumber: Renstra Bisnis UNS 2011 - 2015
Seharusnya dengan anggaran sebesar
itu, UNS mengalokasikan anggaran yang
cukup untuk melakukan perencanaan
sumber daya manusia tenaga
kependidikan secara profesional.
Universitas dapat menyusun standar
kerja tenaga kependidikan sendiri
mengacu pada undang – undang yang
sudah ada dan juga dengan melakukan
ke perguruan tinggi lain
yang sudah mempunyai sistem
perencanaan yang baik tanpa menunggu
instruksi dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
Saat ini kantor pusat Universitas Sebelas
Maret memiliki tenaga kependidikan
sejumlah 393 orang yang terdistribusi
di empat Biro, lima UPT, empat Kantor
dan dua Lembaga. Tenaga kependidikan
di Kantor Pusat terdiri dari tingkat
pendidikan yang beragam, dengan
kualifikasi pendidikan terendah Sekolah
Dasar dan yang tertinggi adalah
Magister.
Magister (S2) 20 Sarjana (S1) 126 Diploma 38 SMU 195 SMP 17 SD 12 Total 410
Sumber: UNS Dalam Angka Edisi April 2013
Berdasarkan tabel di atas
proporsi terbesar tenaga kependidikan
di Kantor Pusat berdasar tingkat
pendidikan adalah Sarjana (S1) dengan
jumlah 126 orang, dan SMU dengan
jumlah 195 orang. Sebagian besar
tenaga kependidikan lulusan SMU
adalah berprofesi sebagai satpam,
namun ada juga satpam bergelar
sarjana. Pada era digital seperti saat ini
bahkan UNS masih memiliki tenaga
kependidikan dengan kualifikasi
pendidikan Sekolah Dasar. Namun yang
bersangkutan tidak mengalami masalah
saat harus melakukan pekerjaan
membuat konsep surat dan melakukan
agenda surat menggunakan komputer.
Bahkan yang bersangkutan sanggup
mengoperasikan software tata
persuratan yang di UNS disebut SIATAB.
Melalui pendekatan dan analisa yang
akurat semua tenaga kependidikan akan
bisa dikembangkan menurut
kompetensi dasar yang dimiliki.
Distribusi dan pemetaan tenaga
kependidikan di level sarjana juga
belum melalui analisis yang akurat,
perpindahan staf sama sekali tidak
dikomunikasikan dengan yang
bersangkutan sampai dengan yang
bersangkutan menerima SK pindah
tugas. Susilo, S.Pd., tenaga kependidikan
di Sub Bagian Rumah Tangga
menyatakan:
Tidak adanya perencanaan
pemetaan tenaga kependidikan yang
jelas juga meyebabkan perpindahan
tenaga kependidikan yang justru kontra
produktif terhadap keberlangsungan
organisasi. Pernyataan Joko Susilo itu
juga diperkuat dengan pernyataan Dian
Susiani, kasubbag tenaga administrasi
Bagian Ketenaga kependidikanan UNS.
Ditanya tentang analisis terkait
kebutuhan dengan pemetaan fungsi di
setiap unit kerja, Dian mengatakan :
(wawancara tanggal 20 mei 2013).
Perencanaan SDM adalah faktor krusial
untuk menjamin perputaran roda
organisasi berjalan dengan baik. Apabila
proses ini tidak dilakukan dengan
analisa yang akurat, maka yang terjadi
adalah organisasi tidak bisa berjalan
dengan baik, justru beban organisasi
menjadi semakin berat dengan
bertambahnya tenaga kependidikan.
Saat ditanya apakah perencanaan
sumber daya manusia di UNS sudah
sesuai dengan tugas dan fungsinya,
Dian menjawab :
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Dari pemaparan di atas, dapat terlihat
bahwa kondisi sumber daya manusia di
UNS masih belum kompeten. Dian
Susiani juga mengatakan sebenarnya
sudah ada perintah, jika dalam
menyusun standar kompetensi tenaga
kependidikan harus berkoordinasi
dengan Sekretariat Jenderal Kemdikbud.
Berhubung pihak Sekretariat Jenderal
Kemdikbud sendiri tidak melampirkan
standar kompetensi itu detailnya seperti
apa, maka pihak UNS sendiri juga belum
menyusun standar kompetensi tersebut.
Pengambilan langkah-langkah strategis
harus diperhatikan dengan serius,
terutama meliputi perekrutan tenaga
kependidikan, pelatihan pengembangan
tenaga kependidikan yang
berkesinambungan, restrukturisasi
organisasi, serta perencanaan suksesi.
Dan tak kalah pentingnya
memperhatikan tentang kompetensi
tenaga kependidikan dalam bidang yang
dijalani merupakan syarat mutlak untuk
mencapai tujuan organisasi dengan
baik. Oleh karena itu istilah
sangatlah memegang
peranan vital. Akan tetapi dalam hal ini
penulis menemui beberapa ganjalan
yang terjadi di UNS. Seperti yang di
utarakan oleh Joko susilo:
(wawancara tanggal 20 mei 2013).
Tenaga kependidikan yang dinyatakan
lulus dalam proses seleksi adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan
universitas. Kemudian, mereka akan
ditempatkan pada posisi yang sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan
oleh universitas. Dalam menempatan
tenaga kependidikan setidaknya
universitas harus memperhatikan
beberapa faktor, antara lain :Faktor
prestasi akademis, pengalaman,
kesehatan fisik dan mental, status
perkawinan, usia.
Akan tetapi pada kenyataanya
yang terjadi di UNS, masih
menunjukkan bahwa pemetaan dan
distribusi tenaga kependidikan di setiap
unit kerja di Kantor Pusat UNS belum
didasari dengan analisis kompetensi
tenaga kependidikan yang akurat.
Peningkatan kompetensi dan capaian
prestasi kerja dari setiap tenaga
kependidikan juga harus mendapatkan
apresiasi yang layak. Sangat
disayangkan, penghargaan atas
peningkatan kompetensi dan capaian
prestasi bagi tenaga kependidikan di
Kantor Pusat UNS terbilang masih
sangat minim. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Rusdian sebagai
berikut :
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Stimulan-stimulan yang berupa
pelatihan dan diklat untuk
mengembangkan kompetensi tenaga
kependidikan juga belum banyak
dilakukan. Seperti diungkapkan oleh Tri
Hardian Satyawardhana, staf bagian
ketenaga kependidikanan. Dia
mengatakan:
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Dari apa yang disampaikan di atas,
menunjukan bahwa UNS mempunyai
budaya organisasi yang pasif dan
cenderung apatis terhadap para tenaga
kependidikannya. Hal itu dibuktikan
dengan adanya pelatihan untuk
pengembangan kompetensi tenaga
kependidikan melalui usulan dari
tenaga kependidikan itu sendiri.
Pada tahapan ini, memastikan bahwa
manusia dan sumber daya fiskal sudah
pada tempat yang tepat; peran yang
harus dipahami, komunikasi yang
diperlukan, dan koordinasi untuk
mengimplementasikan rencana dan
mencapai tujuan strategis.
Implementasi program suatu organisasi
dapat dilihat dari beberapa perspektif
atau pendekatan. Salah satunya ialah
yang
diperkenalkan oleh Edwards III (1984).
Edwards III mengajukan pendekatan
masalah implementasi dengan terlebih
dahulu mengemukakan dua pertanyaan
pokok, yakni: (i) faktor apa yang
mendukung keberhasilan implementasi
program? dan (ii) faktor apa yang
menghambat keberhasilan implementasi
program? Berdasarkan kedua
pertanyaan tersebut dirumuskan empat
faktor yang merupakan syarat utama
keberhasilan proses implementasi,
yakni komunikasi, sumber daya, sikap
birokrasi atau pelaksana dan struktur
organisasi, termasuk tata aliran kerja
birokrasi. Empat faktor tersebut
menjadi kriteria penting dalam
implementasi suatu program. Grindle
(1980) menyatakan, bahwa proses
implementasi baru akan dimulai apabila
tujuan dan sasaran telah ditetapkan,
program kegiatan telah tersusun dan
dana telah siap dan telah disalurkan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Namun yang terjadi di UNS penempatan
tenaga kependidikan dinilai masih
belum sesuai dengan kompetensi. Hal
ini seperti yang disampaikan oleh
Suwarno, Kabag ketenaga
kependidikanan :
( tanggal 20 Mei 2013).
Hal senada juga disampaikan oleh
Kartini Kepala Biro administrasi umum
dan keuangan. Dia mengatakan :
(wawancara tanggal 21 Mei 2013).
Hal ini tentu saja bertolak belakang
dengan apa yang ada dalam lampiran
peraturan Kepala Badan Kepegawain
Negara Nomor 12 Tahun 2008 tanggal 6
Juni 2008 romawi II B mengenai
kegunaan hasil yang
dapat digunakan untuk; pengangkatan
PNS dalam jabatan struktural,
pengembangan keahlian, penentuan
kebutuhan pelatihan, dan identifikasi
kader-kader pimpinan
Terkait permasalahan yang sama,
Rusdian yang menjabat sebagai kabag
TU RTHTL mengatakan :
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Hal ini akan sangat berpengaruh negatif
terhadap proses berjalannya roda
organisasi dalam upaya mewujudkan
cita-cita UNS. Kasus ini juga
menunjukan bahwa dalam proses
perekrutan tenaga kependidikan di UNS
belum memperhatikan standart
kompetensi yang harus dipenuhi oleh
calon tenaga kependidikan baru. Dari
hasil wawancara yang lain, penulis
menemukan sedikit perbedaan dengan
apa yang sebelumnya disampaikan oleh
Kartini diatas. Di sini Rusdian, yang
menjabat sebagai kabag TU RTHTL saat
penulis bertanya apakah dia merasa
tepat ditempatkan di bagian Tata Usaha,
dia menjawab dengan singkat tetapi
tegas:
.” (wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Hal senada juga di katakana oleh Joko,
staff bagian Rumah Tangga:
” (wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Dari apa yang diutarakan Rusdian dan
Joko diatas, bila dikembangkan lebih
luas dan mendalam, dapat dilihat bahwa
mereka mempunyai semangat bekerja
yang tinggi. Selain itu, dia juga
menunjukan loyalitasnya terhadap
universitas.
Dalam monitoring (pemantauan)
dikumpulkan data dan dianalisis, hasil
analisis diinterpretasikan dan
dimaknakan sebagai masukan bagi
organisasi untuk mengadakan
perbaikan. monitoring harus bersifat
komprehensif dan terbuka terhadap
berbagai prinsip-prinsip yang ada,
diantaranya adalah prinsip ilmiah,
prinsip demokratis, prinsip kerjasama ,
prinsip konstruktif dan kreatif. Dengan
kata lain, kegiatan monitoring dan
evaluasi ini bisa dikatakan merupakan
langkah pamungkas dalam tahap
penyusunan strategi perencanaan
sumber daya manusia guna mencapai
tujuan organisasi. Menurut apa yang
disampaikan oleh Payaman Simanjuntak
(2005) pelaksanaan evaluasi program
akan memberikan berbagai manfaat.
Diantaranya adalah pengembangan
SDM, pemberian kompensasi, program
peningkatan produktivitas, program
kepegawaian., menghindari perlakuan
diskriminasi.
UNS sudah memiliki Satuan Pengendali
Internal (SPI) sebagai unit organic yang
bertanggungjawab melakukan proses
pemantauan dan evaluasi program yang
berjalan di universitas. SPI sudah
melakukan audit pada sector keuangan
dan asset, namun belum melaksanakan
fungsinya sebagai auditor SDM. Hal ini
senada dengan yang dinyatakan oleh
Sekretaris SPI, Anas Wibowo, bahwa
audit SDM belum pernah dilakukan oleh
SPI sampai dengan akhir tahun 2013.
Audit SDM baru direncanakan akan
dilakukan pada tahun 2014. Hal ini
berdampak pada aspek-aspek
perencanaan SDM yang lain karena
proses audit SDM adalah proses dimana
akan diperoleh data yang akurat
mengenai kesenjangan SDM yang
dimiliki, sehingga dapat menentukan
secara akurat mengenai langkah yang
akan diambil dalam melakukan
perbaikan perencanaan manajemen
sumber daya manusia.
Belum adanya audit SDM
mengakibatkan pengawasan SDM dalam
semua sektor termasuk didalamnya
dalam sisi perencanaan tidak didasari
analisis yang akurat. Berdasarkan
wawancara yang di lakukan penulis
kepada Suwarno, Kepala bagian
ketenaga kependidikanan. Dia
mengatakan :
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Ditambahkan oleh Tri Hardian, Staff
bagian ketenaga kependidikanan :
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Selain itu, Rusdian, Kepala bagian Tata
Usaha RTHTL mengatakan :
(wawancara tanggal 20 Mei 2013).
Dari beberapa data yang penulis
temukan diatas, dapat terlihat bahwa di
Universitas Sebelas Maret belum
melaksanakan kegiatan monitoring dan
evaluasi pengelolaan SDM secara
optimal.
Sebuah organisasi perlu melakukan
evaluasi secara periodik terhadap
semua fungsi yang mendukung
berjalannya organisasi. Sesuai dengan
persyaratan dalam SMM ISO 9001:2008
Universitas Sebelas Maret harus
melakukan evaluasi manajemen layanan
melalui audit internal. Sesuai dengan
hasil audit internal terakhir (periode
april – juni 2013) menyatakan bahwa
ada tiga keluhan yang cukup konsisten
Bagian Pendidikan maupun Bagian
Kerjasama, yaitu; kompetensi
pelaksana/ staf pelayanan kurang;
kecukupan informasi prosedur dan
persyaratan kurang; serta ketepatan
waktu pelayanan belum memenuhi
standard yang ditetapkan. Ketiga hal ini
tidak lepas dari tidak adanya proses
pembinaan tenaga kependidikan yang
ideal, baik dari sisi peningkatan
kemampuan kompetensi maupun dalam
hal memahami tugas dan fungsi unit
kerja dimana seorang tenaga
kependidikan bekerja.
Berdasar hasil evaluasi yang
dilakukan saat RTM di empat Biro yang
ada di Kantor Pusat Universitas Sebelas
Maret, masih terdapat keluhan yang
konsisten mengenai kualitas layanan
terkait dengan kemampuan SDM dalam
melayani, baik secara ketepatan waktu
maupun kecukupan informasi. Di empat
Biro juga masih ditemukan ketercapaian
sasaran mutu yang belum ideal,
sehingga berpengaruh pada pemenuhan
tugas dan fungsi unit kerja di Kantor
Pusat Universitas Sebelas Maret.
Berdasarkan hasil penelitian
tentang perencanaan sumber daya
manusia melalui pendekatan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategis ini, penulis menarik
kesimpulan bahwa :
1. Program perencanaan sumber
daya manusia yang dilakukan UNS
belum memenuhi sebagian unsur-unsur
yang dipersyaratkan oleh Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategis. Hal itu
bisa teridentifikasi dari ketercapaian
indikator yang digunakan sebagai
parameter penelitian. Diantaranya
sebagai berikut:
Arah Strategis (
) telah dilaksanakan di
Universitas Sebelas Maret. Hal ini
tercermin dalam Renstra Bisnis UNS
yang sudah menetapkan dengan jelas
arah organisasi melalui visi, misi, dan
tujuan yang jelas. Perencanaan dan
pengelolaan SDM juga sudah tercermin
melalui alokasi anggaran yang cukup
untuk merencanakan pengelolaan SDM
guna mendukung tujuan organisasi.
Dalam poin analisis sumber daya
manusia, identifikasi kesenjangan
kompetensi, dan pengadaan sumber
daya manusia
), UNS sudah memiliki SOTK,
fungsi unit kerja, dan uraian tugas
tenaga kependidikan. Akan tetapi ada
beberapa masalah terkait kinerja unit
karena pelaksanaan pengadaan tenaga
kependidikan belum didasari analisis
kebutuhan yang akurat, kesenjangan
kompetensi tenaga kependidikan,
penempatan tenaga kependidikan yang
kurang tepat, serta restrukturisasi
organisasi yang masih mengalami
kendala.
Dalam hal menyusun rencana
tindakan , UNS
sudah melakukan perencanaan tentang
rekruitmen tenaga kependidikan,
perencanaan pengembangan tenaga
kependidikan, perencanaan tentang
restrukturisasi organisasi, perencanaan
tentang pengembangan karier, serta
perencanaan pengembangan teknologi
informasi. Semua perencanaan yang
disusun menjadi tidak bisa berjalan
dengan optimal, mengingat proses
analisis yang dilakukan pada tahap
sebelumnya tidak melalui analisis
kebutuhan yang akurat. Kendala juga
dihadapi universitas saat unit kerja
membuat perencanaan yang bersifat
sektoral atau parsial, karena tidak ada
koordinasi diantara unit kerja dalam
menyusun perencanaan pengembangan.
Implementasi rencana tindakan
( ) di UNS
meliputi rekruitmen tenaga
kependidikan, pengembangan tenaga
kependidikan, restrukturisasi
organisasi, pengembangan karier, serta
pengembangan teknologi informasi.
Meskipun semua itu sudah dilakukan
namun belum berjalan sesuai dengan
arah strategis organisasi. Hal ini
disebabkan proses implementasi masih
terkendala oleh faktor eksternal seperti
perbedaan persepsi dengan pemerintah,
pemetaan mengenai pengembangan
tenaga kependidikan yang belum
berjalan, serta kesulitan pengintegrasian
sistem yang dikembangkan di masing-
masing unit.
Dalam proses memantau,
mengevaluasi, dan merevisi
UNS sudah
membentuk tim yang bertugas untuk
mengawasi program-program yang
sudah berjalan, akan tetapi semua itu
belum berjalan optimal karena beberapa
hasil evaluasi yang bersifat strategis
seringkali tidak dilakukan tindakan
perbaikan.
2. Secara umum penelitian ini
menunjukan bahwa dengan kondisi
sumber daya manusia yang ada, dan
dengan kurang berhasilnya program
perencanaan sumber daya manusia
dengan baik, maka sebagian unit kerja
di kantor pusat Universitas Sebelas
Maret Surakarta belum optimal dalam
menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai sebuah organisasi publik yang
bergerak di bidang pendidikan.
Hasil penelitian tentang
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Melalui Pendekatan Manajemen Sumber
Daya Manusia Strategis yang dilakukan
penulis terhadap Tenaga Kependidikan
di Kantor Pusat Universitas Sebelas
maret Surakarta, menunjukan bahwa
semua unit kerja yang ada kuarang
mampu menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik dan benar. Oleh
karena itu, perlu adanya sebuah langkah
konkrit untuk merubah semua hal yang
selama ini terjadi kearah yang lebih
baik. Agar tujuan organisasi yang
diinginkan bisa tercapai. Dan setelah
menganalisis hasil penelitian ini, penulis
memberikan beberapa saran yang
bertujuan untuk membantu unit-unit
kerja di kantor pusat Universitas
Sebelas Maret bisa mencapai tujuan
dengan baik. Rekomendasi yang penulis
maksud antara lain; (1)Mengoptimalkan
Keputusan Rektor Nomor
379/UN27/KP/2012 Tentang Dosen Dan
Tenaga Kependidikan Non Pegawai
Negeri Sipil, dengan mencabut
Keputusan Rektor Nomor
30/J27/KP/2002 Tentang Peraturan
Pegawai Honorer Universitas Sebelas
Maret, (2)mengoptimalkan Keputusan
Rektor Nomor 99/UN27/KP/2012
Tentang Pengangkatan, Pemindahan
Dan Pemberhentian Pejabat Struktural
Tenaga Kependidikan, dengan mencabut
Keputusan Rektor Nomor
7321/J21/KP/2005 Tentang Pedoman
Pelaksanaan, Pengangkatan,
Pemindahan Dan Pemberhentian Pejabat
Struktural Non Edukatif Di Lingkungan
Universitas Sebelas Maret, (3)Biro
Administrasi Umum dan Keuangan
sebagai pengelola SDM tenaga
kependidikan harus segera membuat
pedoman operasional tentang
perencanaan pengembangan
kompetensi tenaga kependidikan sesuai
dengan apa yang sudah dicanangkan
dalam Renstra BLU UNS Tahun 2011-
2015, Peraturan Rektor Universitas
Sebelas Maret Nomor
579/UN27/HK/2011 Tentang Pokok-
Pokok Kebijakan Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Di
Universitas Sebelas Maret, serta
Keputusan Rektor Nomor 465/
UN27/KU/2012 Tentang Pemberian
Beasiswa Dan Bantuan Biaya Studi
Lanjut Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret, (4)menyesuaikan
Keputusan Rektor Nomor
465/UN27/KU/2012 Tentang Pemberian
Beasiswa Dan Bantuan Studi Lanjut
Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun
2009 Tentang Pedoman Pemberian
Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil
Di Lingkungan Departemen Pendidikan
Nasional, dimana tidak membedakan
perlakuan antara tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang sedang
menempuh studi lanjut, (5)harus segera
dilakukan audit sumber daya manusia
untuk menjamin akurasi analisis
perencanaan sumber daya manusia
periode berikutnya.
Demikian penelitian ini
disampaikan. Segala sesuatu yang
tertuang dalam penelitian ini
merupakan murni untuk kepentingan
akademis. Dengan sebuah harapan
berawal dari penelitian ini mampu
dijadikan sebuah pintu masuk bagi
semua unit kerja yang ada di kantor
pusat Universitas Sebelas Maret
Surakarta untuk bergerak maju dalam
upaya mewujudkan perencanaan
sumber daya manusia melalui
pendekatan Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategis. Perencanaan SDM
yang menyesuaikan dengan arah
strategis organisasi akan semakin
mempercepat akselerasi universitas
dalam mencapai visi Universitas Sebelas
Maret Surakarta sebagai pusat
pengembangan ilmu, teknologi dan seni
yang unggul di tingkat internasional
bisa terwujud.
Barton, John. [s.a]. .
http://management-class.co.uk/human_resource_centre/bgcha02.pdf . Akses 18 Januari 2013
Beausaert, Simon A. J. & Segers, Mien S.
R. & Gijselaers, Wim H. 2011. Using a Personal Development Plan for Different Purposes: Its Influence on Undertaking Learning Activities and Job Performance.
. Volume 4, Issue 3, pp 231-252
Caldwell, Cam [et.al]. 2011 Strategic
Human Resource Management as Ethical Stewardship.
. Volume 98, Issue 1, pp 171-182
Edward III, George C (edited). 1984.
, Jai Press Inc, London-England.
Grindle, Merilee S. 1980.
, Princnton University Press, New Jersey.
Hasibuan, H. Malayu S.P.. 2000.
PT. Bumi Aksara,.
Holbeche, Linda. 2005.
. Elsevier Butterworth-Heinemann. Oxford
Hornby, AS. 1983.
. Oxford University Press
Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L.
1995. Addison-Wesley Publishing Company, New York.
Ivancevich, John M. 2001.
McGraw-Hill, Boston.
Jauch, Lawrence R. & Glueck, William F.
1999. Trans.
Murad & AR Henry Sitanggang. Erlangga, Jakarta.
Keputusan Rektor Nomor
465/UN27/KU/2012 Tentang Pemberian Beasiswa Dan Bantuan Studi Lanjut Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Lundy, Olive and Cowling, Alan. 1996.
. International Thomson Business Press, London.
Luthans, Fred. 1998.
McGraw Hill, Boston. Moleong, Lexy J. 2004.
. Rosda, Bandung.
Peraturan Bersama Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Kepala Badan Kepegawain
Negara Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Bagi Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Dosen
Peraturan Rektor Universitas Sebelas
Maret Nomor 108/UN27/KP/2012 Tentang Penetaban Rencana Strategis Bisnis Universitas Sebelas Maret 2011 – 2015
Peraturan Rektor Universitas Sebelas
Maret Nomor 86/H27/PP/2010 Tentang Sistem Pengembangan Profesionalisme Dosen
Peraturan Rektor Universitas Sebelas
Maret Nomor 829/J27/KP/2007 Tentang Kaidah, Norma, dan Tata Tertib Kehidupan Tenaga Kependidikan dan Pendidik di Lingkungan Universitas Sebelas Maret
Peraturan Rektor Universitas Sebelas
Maret Nomor 579/UN27/HK/2011 Tentang Pokok-Pokok Kebijakan Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Di Universitas Sebelas Maret
Pynes, Joan E.. 2009.
. Jossey-Bass, San Fransisco.
. UNS Press, Surakarta.
Simamora, Henry. 2006.
. STIE YKPN, Yogyakarta.
Simanjuntak, Payaman J. 2005.
. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
Sutopo, H.B. 2002.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahu 2005 Tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Veithzal, Rivai. 2004.
; Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Wei, Li Qun. 2006. Strategic Human Resource Management: Determinants of Fit.
. Volume 14, Issue 2, pp 49-60