iva maulida

12
HUBUNGAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK) IBU DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 12- 36 BULAN Ahsan S.Kp, M.Kes, Ns. Rinik Eko K. S.Kep, M.Kep, Iva Maulida Chusnia CN ABSTRAK Usia 12-36 bulan merupakan periode emas bagi seorang anak karena pada masa ini perkembangan bahasa anak berkembang pesat. Perkembangan bahasa akan maksimal jika ditunjang oleh perilaku ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan. Perilaku ibu sendiri berasal dari pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam stimulasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu dalam stimulasi perkembangan dengan perkembangan bahasa anak usia 12-36 bulan. Jenis penelitian observasional analitik dengan cross sectional study terhadap masing-masing 40 ibu dan anak usia 12-36 bulan di Posyandu Selobekiti Selatan. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu dan perkembangan bahasa anak. Uji statistik menggunakan korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisa bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam stimulasi perkembangan dengan perkembangan bahasa anak, dengan kekuatan korelasi masing-masing sebesar 0,467, 0,477 dan 0,501. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin baik perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu semakin baik pula perkembangan bahasa anak. Perlu adanya penyuluhan tentang stimulasi perkembangan dan monitor perkembangan anak secara teratur. Kata kunci: perilaku, pengetahuan, sikap, praktek , perkembangan bahasa, usia 12-36 bulan ABSTRACT Age 12-36 month’s is a golden period for children, because children’s language adative are growing rapidly. Language adaptive will maximal if it is supported by the behavior of the mother in stimulating development. Maternal behavior comes from the knowledge, attitude and practice of mother’s in the stimulation. This study aims to determine the correlation among the mother’s behavior (knowledge, attitude and practice) in development stimulation langauge adaptive of child 12-36 months old. Kind of observational analytic study with cross sectional method conducted on 40 mothers and her children in Posyandu Selobekiti Selatan. Samples were selected using purposive sampling technique. The variable measured in this study is mother’s behavior (knowledge, attitude and practice) and children language adaptive. The statistical test used Spearman Rho Correlation with significance value 95%. The result of bivariat analysis showed that there is a significant relationship between mother’s behavior (knowledge, attitude and practice) and children language adaptive with strength of correlation 0,467, 0,477 dan 0,501. The conclusion of this study is better mother’s behaviour (knowledge, attitude and practice) will make children language adaptive better. Need more education about development stimulation and monitoring child’s development continuity. Key word: behavior, knowledge, attitude, practice, language adaptive, 12-36 months old.

Upload: kangmas-roez

Post on 26-Dec-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TIA

TRANSCRIPT

Page 1: Iva Maulida

HUBUNGAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK) IBU DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 12-

36 BULAN

Ahsan S.Kp, M.Kes, Ns. Rinik Eko K. S.Kep, M.Kep, Iva Maulida Chusnia CN

ABSTRAK

Usia 12-36 bulan merupakan periode emas bagi seorang anak karena pada masa ini perkembangan bahasa anak berkembang pesat. Perkembangan bahasa akan maksimal jika ditunjang oleh perilaku ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan. Perilaku ibu sendiri berasal dari pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam stimulasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu dalam stimulasi perkembangan dengan perkembangan bahasa anak usia 12-36 bulan. Jenis penelitian observasional analitik dengan cross sectional study terhadap masing-masing 40 ibu dan anak usia 12-36 bulan di Posyandu Selobekiti Selatan. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu dan perkembangan bahasa anak. Uji statistik menggunakan korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisa bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam stimulasi perkembangan dengan perkembangan bahasa anak, dengan kekuatan korelasi masing-masing sebesar 0,467, 0,477 dan 0,501. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin baik perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu semakin baik pula perkembangan bahasa anak. Perlu adanya penyuluhan tentang stimulasi perkembangan dan monitor perkembangan anak secara teratur.

Kata kunci: perilaku, pengetahuan, sikap, praktek , perkembangan bahasa, usia 12-36 bulan

ABSTRACT

Age 12-36 month’s is a golden period for children, because children’s language

adative are growing rapidly. Language adaptive will maximal if it is supported by the behavior of the mother in stimulating development. Maternal behavior comes from the knowledge, attitude and practice of mother’s in the stimulation. This study aims to determine the correlation among the mother’s behavior (knowledge, attitude and practice) in development stimulation langauge adaptive of child 12-36 months old. Kind of observational analytic study with cross sectional method conducted on 40 mothers and her children in Posyandu Selobekiti Selatan. Samples were selected using purposive sampling technique. The variable measured in this study is mother’s behavior (knowledge, attitude and practice) and children language adaptive. The statistical test used Spearman Rho Correlation with significance value 95%. The result of bivariat analysis showed that there is a significant relationship between mother’s behavior (knowledge, attitude and practice) and children language adaptive with strength of correlation 0,467, 0,477 dan 0,501. The conclusion of this study is better mother’s behaviour (knowledge, attitude and practice) will make children language adaptive better. Need more education about development stimulation and monitoring child’s development continuity. Key word: behavior, knowledge, attitude, practice, language adaptive, 12-36 months old.

Page 2: Iva Maulida

1. PENDAHULUAN

Keterlambatan bicara terjadi pada

anak apabila tingkat perkembangan

bicara anak berada dibawah tingkat

kualitas perkembangan bicara anak yang

umurnya sama (Hurlock, 1995).

Beberapa data menunjukkan angka

kejadian anak yang mengalami

keterlambatan bicara (speech delay)

cukup tinggi. Di Poliklinik Tumbuh

Kembang anak RS Dr. Kariadi dari bulan

Januari 2007 sampai Desember 2007

diperoleh dari 436 kunjungan baru

terdapat 100 anak (22,9 %) dengan

keluhan gangguan bicara dan berbahasa.

Gangguan bicara dan bahasa dialami

oleh 8% anak usia pra sekolah dan

hampir sebanyak 20% dari anak berumur

2 tahun mempunyai gangguan

keterlambatan bicara. (Hidajati, 2009).

Gangguan bicara dan bahasa

(keterlambatan bicara) pada anak

disebabkan oleh bergbagai macam faktor

salah satunya kurangnya keseriusan

orang tua memberikan dorongan

(stimulasi) kepada anak (Hurlock, 1995).

Kurangnya dorongan dari orang tua

adalah penyebab serius keterlambatan

bicara, terlihat dari fakta bahwa bahwa

apabila orang tua tidak hanya berbicara

pada anak tapi juga memberikan variasi

kata yang luas akan meningkatkan

kemampuan anak berbicara lebih cepat

(Hurlock, 1995).

Dampak dari keterlambatan bicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian

sosial dan pribadi anak tapi juga

penyesuaian akademik mereka,

pengaruh serius adalah terhadap

kemampuan membaca yang merupakan

mata pelajaran pokok pada awal karir

anak, hal ini akan berpengaruh terhadap

kemampuan mengeja. Ketidakmampuan

berprestasi ditambah masalah

penerimaan sosial akan menyebabkan

rasa benci ke sekolah dan menyebabkan

terhambatnya proses akademik (Hurlock,

1995).

Pencegahan dan deteksi dini

gangguan perkembangan berbahasa

pada anak sangat penting. Langkah

pecegahan dan deteksi dini dapat

dilakukan dengan memberikan stimulasi

pada anak (Fadhli, 2010). Stimulasi

adalah perangsangan yang datangnya

dari luar individu anak (Soetjiningsih,

1998).

Stimulasi bagi anak balita sangat

penting, maka perilaku ibu dalam

pemberian stimulasi juga menjadi penting

(Hariweni, 2003). Menurut teori S-O-R

oleh Skinner, perilaku ibu sendiri

terbentuk dari adanya perhatian terhadap

stimulasi, yang berkembang menjadi

suatu kesediaan untuk bertindak

(bersikap) dan timbulah tindakan dari ibu

untuk melakukan stimulasi (Notoadmodjo,

2003).

Trie Hariweni (2003) menyebutkan

bahwa dari hasil penelitian di daerah

kumuh di kelurahan Pulogadung Jakarta

ditemukan bahwa pengetahuan ibu

tentang stimulasi bagi perkembangan

Page 3: Iva Maulida

anak masih sangat kurang. Hanya sekitar 1,3% yang

mempunyai pengetahuan tinggi tentang stimulasi, 34,4%

berpengetahuan sedang dan 64,3% berpengetahuan rendah

tentang stimulasi (Hariweni, 2003). Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk meneliti tentang hubungan perilaku (pengetahuan, sikap,

praktek) ibu dalam stimulasi perkembangan dengan

perkembangan bahasa anak usia 12-32 bulan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

hubungan perilaku (pengetahuan, sikap, praktek) ibu dalam

stimulasi perkembangan dengan perkembangan bahasa anak usia

12-32 bulan.

Secara teoritis manfaat penelitian ini sebagai masukan

pengetahuan data dan referensi pustaka bidang pediatrik.

Sedangkan secara praktek Penelitian ini dapat menjadi wacana

tentang hubungan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi, serta

aplikasi teori stimulasi perkembangan perkembangan dalam

mengoptimalkan perkembangan bahasa anak.

2. KERANGKA KONSEP

Baik

Masa prenatal Masa bayi (1-12 bulan) Masa Balita (36-60 bln) Masa balita (36-60 bln) Masa Prasekolah (60-72 bln)

Masa Balita (12-36

Faktor perkembangan bahasa: Kesehatan Urutan Kelahiran Kecerdasan Kembar Sosial ekonom Jenis Kelamin Ukuran Keluarga Kepribadian Pelatihan anak, dll

stimulasi

Pengetahuan Ibu tentang stimulasi

Pengetahuan Ibu tentang stimulasi Pengetahuan Ibu tentang stimulasi

Sikap Ibu tentang stimulasi

Praktek Ibu dalam stimulasi

Perilaku Ibu dlm Stimulasi

Perkembangan

Anak Usia 12-15 bulan a. Membuat suara b. Menyebut bagian tubuh c. Pembicaraan

Anak Usia 15-18 Bulan a. Bercerita tentang gambar di

buku/majalah b. Telepon-teleponan c. Menyebut nama barang

Anak Usia 18-24 Bulan a. Melihat acara televisi b. Mengerjakan perintah

sederhana c. Berbicara yang dilihatnya

Anak Usia 24-36 Bulan a. Menyebut nama lengkap

anak b. Bercerita tentang diri anak c. Menyebut jenis pakaian

Imitation Practice

Reinforcement Habituation

Perkembangan bahasa anak 12-36 bulan

Baik Cukup Kurang

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Perilaku (Pengetahuan, Sikap, Praktek) Ibu dalam Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan.

Page 4: Iva Maulida

3. METODOLOGI PENELITIAN

Design penelitian adalah cross

sectional design. Dalam penelitian ini

sampel adalah anak usia 12-36 bulan di

Posyandu Selobekiti Selatan Desa Plandi

Kecamatan Wonosari Malang berjumlah

40 orang. Teknik sampling adalah

purposive sampling. Untuk variabel

dependen (perkembangan bahasa) diukur

dengan DDST II (khusus sektor bahasa)

yang dimodifikasi dan variabel independen

(perilaku ibu) diukur dengan kuisioner

yang telah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas. Penelitian ini dilakukan di

Posyandu Selobekiti Selatan pada 13-16

Desember 2012.

4. HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Perilaku (Pengetahuan,

Sikap dan Praktek) Ibu dan Perkembangan Bahasa Anak

Dari hasil pengukuran menggunakan

kuisioner terhadap 40 responden, perilaku

(pengetahuan, sikap dan praktek) ibu

dalam stimulasi perkembangan dapat

digambarkan dalam diagram pie sebagai

berikut:

Gambar 4.1 Diagram Pie Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang di Posyandu Selobekiti Selatan Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang

Berdasarkan diagram 4.1 dapat

diketahui bahwa dari 40 responden

sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 26

responden (65%).

Gambar 4.2 Diagram Pie Sikap Ibu tentang Stimulasi Tumbuh Kembang di Posyandu Selobekiti Selatan Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang

Berdasarkan diagram 4.2 dapat

diketahui bahwa dari 40 responden

sebagian besar memiliki sikap cukup,

yaitu sebanyak 20 responden (50%).

Gambar 4.3 Diagram Pie Praktek Ibu Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang di Posyandu Selobekiti Selatan Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang

Berdasarkan diagram 4.3 dapat

diketahui bahwa dari 40 responden

sebagian besar memiliki praktek cukup,

yaitu sebanyak 21 responden (52%)

Page 5: Iva Maulida

Gambar 4.4 Diagram Pie Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan di Posyandu Selobekiti Selatan Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.

Berdasarkan diagram 4.4 dapat diketahui bahwa dari 40

responden yang diteliti sebagian besar responden memiliki

perkembangan bahasa anak yang cukup yaitu sebanyak 18

responden (45%).

4.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Tabel 4.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Tumbuh Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Tingkat Pengetahuan Ibu

Perkembangan Bahasa Anak Total % Baik Cukup Kurang

N % N % N % Baik 4 10 2 5 0 0 6 15 Cukup 8 20 14 35 4 10 26 65 Kurang 1 3 2 5 5 12 8 20 Total 13 33 18 45 9 22 40 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian

besar ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup juga memiliki

anak dengan perkembangan bahasa yang cukup, yaitu sebanyak

14 responden (35%).

4.3 Hubungan Sikap Ibu tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Tabel 4.2 Hubungan Sikap Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian

besar ibu yang memiliki sikap cukup juga memiliki anak dengan

perkembangan bahasa yang cukup, yaitu 13 responden (32%).

Sikap Ibu Perkembangan Bahasa Anak

Total % Baik Cukup Kurang N % N % N %

Baik 8 20 5 13 2 5 15 38 Cukup 5 13 13 32 2 5 20 50 Kurang 0 0 0 0 5 12 5 12 Total 13 33 18 45 9 22 40 100

Page 6: Iva Maulida

4.3 Hubungan Praktek Ibu dalam Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Tabel 4.3 Hubungan Praktek Ibu dalam Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Praktek Ibu Perkembangan Bahasa Anak

Total % Baik Cukup Kurang N % N % N %

Baik 8 20 6 16 1 2 15 38 Cukup 5 13 12 29 4 10 21 52 Kurang 0 0 0 0 4 10 4 10 Total 13 33 18 45 9 22 40 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar

ibu yang memiliki praktek cukup juga memiliki anak dengan

perkembangan bahasa yang cukup, yaitu sebanyak 12 responden

(29%).

4.4 Analisis Data

Tabel 4.4 Analisis Statistik Korelasi Spearman Tingkat pengetahuan Ibu dan Perkembangan Bahasa

Variabel N Koefisien Korelasi (r) Signifikansi (p)

Tingkat Pengetahuan Ibu 40 0.467 0.002 Perkembangan Bahasa 40 0.467 0.002

Berdasarkan uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai signifikansi

0,002 yang menunjukkan bahwa korelasi antara tingkat

pengetahuan ibu dengan perkembangan bahasa adalah bermakna.

Nilai korelasi Spearman sebesar 0,467 menunjukkan bahwa

kekuatan korelasi (r) sedang. Nilai korelasi Spearman sebesar

(+)0,467 juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif, artinya

semakin meningkat pengetahuan ibu semakin baik perkembangan

bahasa anak atau sebaliknya.

Tabel 4.5 Analisis Statistik Korelasi Spearman Sikap Ibu dan Perkembangan Bahasa

Variabel N Koefisien Korelasi (r) Signifikansi (p)

Sikap Ibu 40 0.477 0.002 Perkembangan Bahasa 40 0.477 0.002

Berdasarkan uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai signifikansi

0,002 yang menunjukkan bahwa korelasi antara sikap ibu dengan

perkembangan bahasa adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman

sebesar 0,477 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi (r) sedang.

Nilai korelasi Spearman sebesar (+)0,477 juga menunjukkan bahwa

ada hubungan positif, artinya semakin meningkat sikap ibu semakin

baik perkembangan bahasa anak atau sebaliknya.

Tabel 4.6 Analisis Statistik Korelasi Spearman Praktek Ibu dan Perkembangan Bahasa

Variabel N Koefisien Korelasi (r) Signifikansi (p)

Prakek Ibu 40 0.501 0.001 Perkembangan Bahasa 40 0.501 0.001

Berdasarkan uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai signifikansi

0,001 yang menunjukkan bahwa korelasi antara praktek ibu dengan

Page 7: Iva Maulida

perkembangan bahasa adalah bermakna.

Nilai korelasi Spearman sebesar 0,501

menunjukan bahwa kekuatan korelasi (r)

sedang. Nilai korelasi Spearman sebesar

0,501 menunjukkan bahwa kekuatan

korelasi (r) sedang. Nilai korelasi

Spearman sebesar (+)0,501 juga

menunjukkan bahwa ada hubungan

positif, artinya semakin meningkat praktek

ibu semakin baik perkembangan bahasa

anak atau sebaliknya.

5 PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Pengetahuan Ibu

Tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Hubungan pengetahuan ibu tentang

stimulasi perkembangan dengan

perkembangan bahasa didapatkan nilai

signifikansi <0,05 yakni 0,002 yang

menunjukkan bahwa korelasi antara

tingkat pengetahuan ibu dengan

perkembangan bahasa adalah bermakna.

Nilai korelasi Spearman (r) sebesar

(+)0,467 yang menunjukkan bahwa

korelasi (r) bersifat positif dan berkekuatan

sedang. Bersifat positif berarti semakin

tinggi tingkat pengetahuan ibu semakin

tinggi pula tingkat perkembangan bahasa

atau sebaliknya. Sedangkan kekuatan

korelasi (r) bernilai sedang karena kriteria

bahwa kekuatan korelasi (r) sedang jika

terdapat pada rentang 0,40-0,599

(Dahlan, 2009). Hasil dari peneliti sesuai dengan hasil

penelitian Dwijayanti (2008) yang meneliti

tentang hubungan pengetahuan dan

stimulasi bahasa oleh ibu dengan

perkembangan bahasa anak usia toddler.

Menurut Hurlock (1995) bahwa

stimulasi Perkembangan merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan bahasa anak. Disini orang

tua khususnya ibu sebagai guru yang

pertama bagi anak untuk membantu

kemampuan bahasa anak dengan

memberikan stimulasi. Faktor

pengetahuan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi perilaku ibu dalam

pemberian stimulasi Perkembangan anak,

dengan terbatasnya kemampuan ibu

dalam pengetahuan sehingga

memungkinkan terhambatnya

perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995).

Oleh karena itu diperlukan ibu yang

melakukan stimulasi terarah dan teratur

agar anak lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang

kurang/tidak mendapat stimulasi

(Soetjiningsih, 1995).

5.2 Hubungan Sikap Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Hubungan sikap ibu tentang stimulasi

Perkembangan dengan perkembangan

bahasa didapatkan nilai signifikansi <0,05

yakni 0,002 yang menunjukkan bahwa

korelasi antara sikap ibu dengan

perkembangan bahasa adalah bermakna.

Nilai korelasi Spearman (r) sebesar

(+)0,477 yang menunjukkan bahwa

korelasi (r) bersifat positif dan berkekuatan

Page 8: Iva Maulida

sedang. Bersifat positif berarti semakin

tinggi sikap ibu semakin tinggi pula tingkat

perkembangan bahasa atau sebaliknya.

Sedangkan kekuatan korelasi (r) bernilai

sedang karena kriteria bahwa kekuatan

korelasi (r) sedang jika terdapat pada

rentang 0,40-0,599 (Dahlan, 2009).

Hasil penelitian dari peneliti sesuai

dengan hasil penelitian Hotmaria (2010)

yang meneliti tentang hubungan

pengetahuan dan sikap ibu tentang

stimulasi perkembangan terhadap

perkembangan motorik kasar anak usia 3-

5 tahun di kelurahan Kwala Bekala.

Sikap merupakan faktor predisposisi

dari perilaku (Notoadmodjo, 2003).

Setelah ibu memeroleh informasi maka

akan berkembang menjadi suatu

kesediaan untuk bertindak/ bersikap

(Notoadmodjo, 2003). Demikian halnya

apabila ibu telah memperoleh informasi

tentang stimulasi maka akan terjadi

kesediaan ibu untuk melakukan stimulasi.

Suatu tindakan yang didasarkan sikap

akan lebih langgeng (Notoadmodjo, 2003).

Dengan adanya sikap yang baik akan

menyebabkan tindakan ibu dalam

melakukan stimulasi menjadi langgeng

sehingga stimulasi pada anak akan lebih

berkelanjutan. Dengan melakukan

stimulasi yang bertahap dan berkelanjutan

akan mengoptimalkan perkembangan

anak salah satunya perkembangan

bahasa (Depkes RI, 2006).

5.3 Hubungan Praktek Ibu Dalam Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 12-36 Bulan

Hubungan praktek ibu dalam stimulasi

Perkembangan dengan perkembangan

bahasa didapatkan nilai signifikansi <0,05

yakni 0,001 yang menunjukkan bahwa

korelasi antara praktek ibu dengan

perkembangan bahasa adalah bermakna.

Nilai korelasi Spearman (r) sebesar

(+)0,501 yang menunjukkan bahwa

korelasi (r) bersifat positif dan berkekuatan

sedang. Bersifat positif berarti semakin

tinggi praktek ibu semakin tinggi pula

tingkat perkembangan bahasa atau

sebaliknya. Sedangkan kekuatan korelasi

(r) bernilai sedang karena kriteria bahwa

kekuatan korelasi (r) sedang jika terdapat

pada rentang 0,40-0,599 (Dahlan, 2009).

Hasil peneliti didapatkan adanya

hubungan praktek ibu dalam stimulasi

Perkembangan dengan perkembangan

bahasa anak. Apabila ibu melakukan

praktek stimulasi tumbuh kembang akan

merangsang kemampuan dasar anak

salah satunya adalah kemampuan

berbahasa (Depkes RI, 2006). Hal ini

diperkuat oleh Hurlock (1995) yang

menyatakan semakin banyak anak

didorong untuk berbicara dengan

mengajaknya berbicara dan didorong

menanggapinya, akan semakin awal

mereka belajar berbicara dan semakin

baik kualitas bicaranya. Disini praktek ibu

sebagai guru pertama bagi anak dalam

memberikan stimulasi tumbuh kembang

Page 9: Iva Maulida

akan dapat menentukan perkembangan

kemampuan bicara anak (Soetjiningsih,

1995).

Sebelum orang mengadopsi perilaku

baru didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan yakni dari

kesadaran informasi yang diketahui,

kemudian akan timbul rasa ketertarikan,

lalu mulai mengevaluasi baik dan

buruknya objek tersebut, kemudian mulai

mencoba perilaku baru sdan akhirnya

menerima dan telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikapnya terhadap objek (Rogers

dalam Notoatmodjo, 2003). Hasil peneliti

didapatkan sebagaian besar responden

mempunyai informasi atau pengetahuan

yang cukup, sikap yang cukup dan praktek

yang cukup dalam pemberian stimulasi

yang hal ini berhubungan dengan

kemampuan bahasa anak yang sebagaian

besar cukup.

Proses pemberian stimulasi

perkembangan oleh ibu tentunya tak lepas

dari tingkat pengetahuan, sikap dan

praktek yang dimiliki ibu. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan,sikap dan praktek ibu

dalam stimulasi perkembangan maka

semakin baik pula perilaku ibu dalam

pemberian stimulasi kepada anak

sehingga perkembangan bahasa anak

semakin optimal dan sebaliknya, semakin

rendah tingkat pengetahuan, sikap dan

praktek ibu dalam stimulasi

perkembangan maka akan semakin

kurang maksimal pula perilaku ibu dalam

pemberian stimulasi terhadap anak

sehingga perkembangan bahasa anak

kurang optimal.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa

keterbatasan diantaranya: a. Ketidaksesuaian data posyandu

Selobekiti Selatan Desa Plandi

Kecamatan Wonosari Kabupaten

Malang dengan keadaan responden

yang sebenarnya, sehingga hanya

diperoleh 40 sampel dari 43 sampel

yang seharusnya dipenuhi.

b. Banyaknya jumlah pertanyaan dalam

kuisioner yang dapat menyebabkan

responden jenuh dan menimbulkan

bias jawaban.

c. Dalam penelitian ini terdapat faktor-

faktor lain yang tidak diteliti namun

dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Seperti faktor lain yang

mempengaruhi perilaku ibu (misalnya

keyakinan, nilai-nilai dan fasilitas) dan

faktor lain yang mempengaruhi

perkembangan bahasa anak

(misalnya kecerdasan, ukuran

keluarga, keadaan sosial ekonomi

dan metode pelatihan anak).

d. Dalam penelitian ini tidak mengukur

hubungan co- variabel yaitu perilaku

(pengetahuan, sikap dan praktek)

dengan perkembangan bahasa dan

membutuhkan analisis lebih lanjut.

Page 10: Iva Maulida

6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

a. Hasil pengukuran perilaku

didapatkan:

1) Pengetahuan tentang stimulasi

tumbuh kembang pada ibu

didapatkan hasil antara lain

pengetahuan baik sebanyak 6

responden (15%), pengetahuan

cukup sebanyak 26 responden

(65%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 8 responden (20%).

2) Sikap tentang stimulasi tumbuh

kembang pada ibu didapatkan

hasil antara lain sikap baik

sebanyak 15 responden (38%),

sikap cukup sebanyak 20

responden (50%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 5

responden (12%).

3) Praktek dalam stimulasi tumbuh

kembang pada ibu didapatkan

hasil antara lain praktek baik

sebanyak 15 responden (38%),

praktek cukup sebanyak 21

responden (52%) dan praktek

kurang sebanyak 4 responden

(10%).

b. Hasil pengukuran tingkat

perkembangan bahasa pada anak

usia 12-36 bulan didapatkan hasil

antara lain perkembangan bahasa

baik sebanyak 13 responden (33%),

perkembangan bahasa yang cukup

sebanyak 18 responden (45%) dan

perkembangan bahasa kurang

sebanyak 9 responden (22%).

c. Hasil analisi hubungan:

1) Ada hubungan yang bermakna

antara tingkat pengetahuan ibu

tentang stimulasi perkembangan

dengan perkembangan bahasa

anak usia 12-36 bulan.

2) Ada hubungan yang bermakna

antara sikap ibu tentang stimulasi

perkembangan dengan

perkembangan bahasa anak usia

12-36 bulan.

3) Ada hubungan yang bermakna

antara praktek ibu dalam stimulasi

perkembangan dengan

perkembangan bahasa anak usia

12-36 bulan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil

penelitian di atas, maka penulis mencoba

menyampaikan beberapa saran, yaitu : a. Bagi Masyarakat

1) Diharapkan perilaku

(pengetahuan, sikap dan

prektek) ibu dalam stimulasi

tumbuh kembang ditingkatkan

dan perkembangan bahasa anak

lebih diperhatikan lagi.

2) Peran kader posyandu perlu lebih

ditingkatkan dalam pemantauan

perkembangan anak dan

pemberian penyuluhan kepada

Page 11: Iva Maulida

ibu tentang stimulasi

perkembangan.

b. Bagi Keperawatan

1) Diharapkan informasi ini dapat

meningkatkan kemampuan

perawat dalam praktik pelayanan

keperawatan anak sebagai bentuk

pelayanan yang holistik dan

komprehensif.

2) Diharapkan perawat dapat

meningkatkan pengetahuan

masyarakat dengan cara

penyuluhan tentang stimulasi

perkembangan dan mengikut

sertakan kader posyandu.

3) Perawat diharapkan mampu

mengidentifikasi perilaku

(pengetahuan, sikap dan praktek)

ibu dalam stimulasi

perkembangan dengan

memberikan konseling dan

informasi kepada ibu.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat mengadakan

penelitian lanjutan mengenai

perilaku ibu dan perkembanggan

bahasa anak dengan meneliti

faktor lain yang mempengaruhi

perilaku (misalnya keyakinan,

nilai-nilai dan fasilitas) dan faktor

lain yang mempengaruhi

perkembangan bahasa anak

(misalnya kecerdasan, ukuran

keluarga, keadaan sosial

ekonomi dan metode pelatihan

anak).

2) Peneliti selanjutnya diharapkan

melakukan analisis mengenai co-

variabel yaitu perilaku

(pengetahuan, sikap dan praktek)

dengan perkembangan bahasa

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Sopiyudin M. 2004. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Arkans. Jakarta.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Direktorat Bina Kesehatan Anak, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Dwijayanti, Ari. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Stimulasi Bahasa oleh Ibu dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-aridwijaya-5204-3-.pdf. Diakses tanggal 20 September 2012. Pukul 15.00 WIB

Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Pustaka Anggrek. Jakarta.

Hariweni, Trie. 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu BEkerja dan Tidak Bekerja tentang Stimulasi Pada Pengasuhan Anak Balita. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6267/1/anak-tri%20hariweni.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober 2012. Pukul 13.03 WIB.

Hidajati, Zuhriah. 2009. Faktor Resiko Disfasia Perkembangan. eprints.undip.ac.id/24716/1/Zuhriah_Hidajati-01.pdf .Diakses tanggal 5 Oktober 2012. Pukul 13.33 WIB

Page 12: Iva Maulida

Hotmaria, Yulia. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Stimulasi Perkembangan terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun di Kelurahan Kwala Bekala (abstrak). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/-24939/3/Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 16 Januari 2013. Pukul 13.14 WIB.

Hurlock, E.B. 1995. Perkembangan Anak. Jilid Pertama. Erlangga. Jakarta.

Notoatmodjo. S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Soetjiningsih. 1998. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. EGC. Jakarta.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Telah disetujui oleh, Pembimbing I

Ahsan, S.Kp, M.Kes NIP. 19640814 198401 1001