iv - direktorat jenderal tanaman...
TRANSCRIPT
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ii
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR .................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................. ii
DAFTAR TABEL………………………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………… v
I. PENDAHULUAN ................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................... 1
1.2. Tujuan ........................................................ 4
1.3. Sasaran ..................................................... 5
1.4. Dasar Hukum .............................................. 6
1.5. Pengertian .................................................. 10
II. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN ........ 14
2.1. Jenis dan Sumber Pembiayaan Bantuan ... 14
2.2. Kriteria Lokasi ............................................. 17
2.3. Kriteria Penerima ........................................ 18
2.4. Mekanisme Penetapan Calon Penerima
dan Calon Lokasi (CPCL) ........................... 19
2.5. Distribusi Bantuan Sarana .......................... 21
2.6. Penatausahaan Aset Bantuan .................... 25
III. PENGELOLAAN SARANA PASCAPANEN DAN
PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN…… 26
3.1. Penanganan Pascapanen dan Pengolahan
Hasil ........................................................... 26
3.2. Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil ....................................... 30
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan iii
IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN .. 34
4.1. Monitoring dan Evaluasi ............................. 34
4.2. Pelaporan ................................................... 35
V. PENUTUP ........................................................... 37
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan iv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Jenis Sarana Pascapanen dan Pengolahan
Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016………15
Tabel 2. Contoh Sarana Pengolahan Hasil pada
Unit Pengolahan Hasil (UPH) ……………. .16
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan v
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Alokasi Sarana Pascapanen dan Pengolahan
Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 ..... 40
Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan
dan Serah Terima Hasil Pekerjaan
(BAP-STHP) .......................................... 42
Lampiran 3. Contoh Format Dokumen Surat Pernyataan
Pengadaan Sarana ............................... 44
Lampiran 4. Contoh BASTB Kelompok Tani /
Gapoktan ................................................ 52
Lampiran 5. Contoh Surat Perjanjian Pendayagunaan
Sarana................................................... 54
Lampiran 6. Contoh Surat Pernyataan Hibah Tanah /
Lahan .................................................... 58
Lampiran 7. Contoh Form Penggunaan Sarana
Pascapanen dan Pengolahan Hasil……. 62
Lampiran 8. Contoh Form Perbandingan Penggunaan
Sarana Pascapanen Secara Tradisional
Dan Mekanisasi………………………….. 63
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan menyatakan bahwa kedaulatan pangan adalah
hak negara dan bangsa secara mandiri menentukan
kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi
rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk
menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi
sumber daya lokal.Salah satu prioritas utama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 adalah kedaulatan pangan.
Sebagai penjabaran dari RPJMN, maka pembangunan
pertanian periode 2015-2019 bertujuan untuk: (1)
Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, (2) Meningkatkan nilai
tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian,
(3) Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri
dan bioenergi (4) Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani, dan (5) Meningkatkan kualitas
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2
kinerja aparatur Pemerintah bidang pertanian yang
amanah dan profesional.
Kedaulatan pangan diwujudkan dari pencapaian
swasembada pangan yang secara bertahap diikuti
dengan peningkatan nilai tambah hasil pertanian dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam
rangka pencapaian swasembada pangan, maka setiap
tahun disusun sasaran produksi komoditas tanaman
pangan sejalan dengan meningkatnya permintaan.
Untuk tahun 2016, Pemerintah telah menetapkan
sasaran produksi padi sebesar 76,23 juta ton gabah
kering giling, jagung sebesar 21,35 juta ton pipilan kering
dan kedelai sebesar 1,50 juta ton biji kering.
Upaya peningkatan produksi tanaman pangan
khususnya padi, jagung dan kedelai masih dihadapkan
pada beberapa permasalahan, antara lain masih
tingginya susut hasil (padi 10,43 %, jagung 5,20 %,
kedelai 15,5 %) dan masih rendahnya nilai tambah
produk tanaman pangan. Salah satu upaya untuk
mengatasi masalah tersebut adalah melalui penerapan /
penggunaan inovasi teknologi pertanian termasuk
penggunaan alat mesin pertanian yang sesuai dengan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3
kondisi spesifik lokasi. Fasilitasi sarana pascapanen
tahun 2016 diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap target penurunan susut hasil yang telah
ditetapkan yaitu padi 0,18 %, jagung 0,48 % dan kedelai
0,65 %.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun
2015 tentang Kementerian Pertanian danPeraturan
Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian,fungsi pascapanen, pengolahan, mutu dan
standarisasi serta pemasaran dan investasi tanaman
pangan menjadi tugas pokok Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP). Dalam
rangka mendukung tugas pokok dan fungsi tersebut,
Direktorat PPHTP mengalokasikan dukungan fasilitasi
sarana pascapanen dan pengolahan hasil untuk
komoditas padi, jagung dan kedelai.
Salah satu kebijakan Direktorat PPHTP adalah
mengamankan produksi melalui penurunan susut
hasil,peningkatan mutu hasil dan peningkatan nilai
tambah. Penggunaan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan memiliki peranan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4
penting dan strategis dalam mendukung peningkatan
produktivitas, efisiensi kerja, kualitas, nilai tambah dan
daya saing. Selain itu penggunaan sarana pascapanen
dapat mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja di
sektor pertanian yang banyak terjadi di daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah
memfasilitasi sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan melalui sumber dana APBN Tahun
2016. Untuk mendukung optimalisasi kegiatan
pengelolaan sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan agar berjalan efektif dan efisien serta
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, maka
disusun Petunjuk Teknis sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan Tahun 2016.
Buku Petunjuk Teknis ini, selanjutnya segera
dijabarkan oleh Dinas Pertanian Provinsi dengan
menyusun petunjuk pelaksanaan secara rinci dan
lengkap, termasuk spesifikasi teknis sarana pascapanen
dan pengolahan hasil tanaman pangan yang akan
dilakukan pengadaannya didaerah.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5
1.2. Tujuan
1. Memberikan penjelasan secara umum tentang
kriteria/syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
penerima sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan.
2. Memperlancar penanganan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan.
3. Memudahkan dalam pengendalian, monitoring dan
evaluasi sesuai sasaran yang sudah ditetapkan.
4. Meningkatkan pemanfaatan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan.
1.3. Sasaran
1. Terpenuhinya kriteria / syarat dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh penerima sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan.
2. Terlaksananya penanganan pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan.
3. Terlaksananya pengendalian, monitoring dan evaluasi
sesuai sasaran yang sudah ditetapkan.
4. Termanfaatkannya sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan secara optimal.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6
1.4. Dasar Hukum
1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3478);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Usaha Budidaya Tanaman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5106);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian.
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 / PMK.06 /
2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan Barang-
Barang Milik Negara;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 50 / PMK.06 / 2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4 / PMK.06 /
2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan
Tanggungjawab Tertentu Dari Pengelola Barang
Kepada Pengguna Barang;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 / PMK.05 /
2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga;
13. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2015 tentang e-Purchasing;
14. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 05/Permentan/OT.140/1/2007 tentang Syarat
dan Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat
Alat dan Mesin Budidaya Tanaman;
15. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 58 / Permentan / OT.140 / 8 / 2007 tentang
Pelaksanaan Sistim Standardisasi Nasional di Bidang
Pertanian;
16. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 35/Permentan/OT.140/7/2008 tentang
Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil
Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (Good
Manufacturing Practices);
17. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 22 / Permentan / HK.140 / 4 / 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9
Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal
Tanaman (Good Handling Practices);
18. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 43 / Permentan / OT.010 / 8 / 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;
19. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 62 / Permentan / RC.130 / 12 / 2015 tanggal
16 Desember 2015 tentang Pedoman Pengelolaan
dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016;
20. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 63 / Permentan / RC.130 / 12 / 2015 tanggal
16 Desember 2015 tentang Pelimpahan Wewenang
Kepada Gubernur Dalam Pelaksanaan Kegiatan dan
Tanggung Jawab Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran
2016;
21. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 64/Permentan/RC.130/12/2015 tanggal 16
Desember 2015 tentang Penugasan Kepada
Gubernur Dalam Pelaksanaan Kegiatan dan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10
Tanggung Jawab Pengelolaan Dana Tugas
Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2016;
1.5. Pengertian
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah kepada Perseorangan, Kelompok
Masyarakat atau Lembaga Pemerintah/Non
Pemerintah.
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar
yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional
dan berlaku secara nasional. Standardisasi
dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan
kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan
masyarakat baik untuk keselamatan, keamanan
maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup, serta
untuk membantu kelancaran perdagangan dan
mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam
perdagangan.
3. Laporan uji (Test Report) adalah keterangan hasil
pengujian dari uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji beban
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11
berkesinambungan,uji pelayanan dan uji kesesuaian
terhadap alat dan mesin pertanian.
4. Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) adalah suatu
unit atau institusi yang tidak memihak atau netral yang
telah diakreditasi untuk melakukan penandaan SNI.
5. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat
yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA) untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
6. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat
yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
pengadaan barang/jasa.
7. e-Procurement (Pengadaan Secara Elektronik)
adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi secara elektronik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
8. e-tendering adalah tata cara pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat
diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang
terdaftar pada sistem pengadaan secara eletronik
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12
dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran
dalam waktu yang telah ditentukan.
9. e-Catalogue (Katalog Elektronik) adalah sistem
informasi elektronik yang memuat daftar, jenis,
spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari
berbagai penyedia barang/jasa Pemerintah.
10. e-Purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa
melalui sistem katalog elektronik.
11. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut BMN
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
12. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang
dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan
pedoman serta melakukan pengelolaan BMN.
13. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan BMN.
14. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Pengguna Barang dalam mengelola dan
menatausahakan BMN yang sesuai dengan tugas
dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13
15. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan
Barang Milik Negara (BMN);
16. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, atau
dari Pemerintah Pusat kepada pihak lain, tanpa
memperoleh penggantian.
17. Belanja barang untuk diserahkan kepada Masyarakat
atau Pemda adalah belanja barang yang diserahkan
kepada masyarakat/pemda yang merupakan
pengeluaran anggaran belanja Negara untuk
diserahkan kepada masyarakat/pemda yang
dikaitkan dengan tugas dan fungsi strategis
pencapaian kinerja suatu satuan kinerja dan tujuan
kegiatannya tidak termasuk dalam kriteria belanja
sosial.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14
II. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Jenis dan Sumber Pembiayaan
1. Jenis Sarana
Jenis sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan secara rinci tertera pada Tabel 1 dan
Tabel 2. Untuk Unit Pengolahan Hasil (UPH) jagung
dan kedelai apabila sarana yang dibutuhkan tidak
tertera pada Tabel 2 tersebut, maka dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan poktan/gapoktan.
Jenis sarana pascapanen dan UPH Jagung/Kedelai
yang menggunakan mesin (engine) minimal memiliki
laporan uji/Test Report atau Sertifikat Produk
Pengguna Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-
SNI) yang masih berlaku dari lembaga pengujian
alsintan yang sudah terakreditasi
2. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan untuk pengadaan dan
penyaluran sarana adalah dari APBN pada DIPA
Tugas Pembantuan Provinsi di masing-masing Satker
Dinas Pertanian Provinsi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15
Tabel 1. Jenis Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
No. Jenis Sarana
1. Combine Harvester Kecil (Daya Motor 7,0 kW - 11,0 kW) 6224 unit
2. Combine Harvester Sedang (Daya Motor 11,1 kW - 31,0 kW) 2872 unit
3. Combine Harvester Besar (Daya Motor 31,1 kW - 65,0 kW) 340 unit
4. Power Thresher Padi (kapasitas minimal 500 kg/jam) dengan
kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m
2916 unit
5. Corn Sheller (kapasitas 1-3 ton/jam) dengan kelengkapan 2 unit terpal
ukuran minimal 6 x 6 m
6240 unit
6. Unit Pengolahan Hasil (UPH) Jagung 60 paket
7. Unit Pengolahan Hasil (UPH) Kedelai 30 paket
8. Power Thresher Multiguna (kapasitas minimal 450 kg/jam) dengan
kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m
6500 unit
9. Destoner/pemisah batu (kapasitas 4-5 ton/jam) 2 unit
10. Polisher (kapasitas 500 - 700 kg/jam) 22 unit
11. Corn Combine Harvester (minimal Daya Motor 45 kw) 180 unit
12. Vertical Dryer Padi Kapasitas 30 ton/proses 2 unit
13. Vertical Dryer Padi Kapasitas 6 ton/proses 3 unit
14. Vertical Dryer Jagung Kapasitas 6 ton/proses 5 unit
15. Sarana Pengangkut Hasil Pertanian Roda 3 ( mesin minimal 200 cc) 700 unit
Volume
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16
Tabel 2. Contoh Sarana Pengolahan Hasil Pada Unit Pengolahan Hasil (UPH)
1 Jagung Pati Jagung 1 Bak Perendaman
2 Alat Pemisah Lembaga
3 Alat Penggiling
4 Alat Pengayak
5 Alat Pengemas
6 Alat Press Manual
7 Alat Pengering
Tepung Jagung 1 Alat Penepung
2 Pengayak
3 Timbangan
4 Alat Pengemas
Marning 1 Bak Perendaman
2 Alat Perebus Jagung Stainless
3 Alat Penggorengan
4 Alat Pengemas
5 Keranjang
6 Baskom
Grits Jagung 1 Bak Perendaman
2 Alat Pengering
3 Alat Penggiling
4 Alat Pengayak
5 Alat Pengemas
Tepung Instan 1 Alat Pembuat Brondong
Jagung 2 Penepung (discmill )
3 Alat Pengayak 80 Mesh
4 Alat Pengemas
Tortila 1 Bak Pencuci/Perendaman
2 Panci Perebus
3 Alat Peniris/Spinner
4 Alat Penggiling/Blender
5 Alat Pemipih
6 Alat Pengering/Oven
7 Alat Penggoreng
8 Alat Pengemas
2 Kedelai Bubuk Kedelai 1 Pengupas Kulit Kedelai
2 Alat Perebus
3 Alat Pengering
4 Mesin Penggiling
5 Pengayak
6 Pencampur
7 Pengemas
Sari Kedelai 1 Panci
2 Blender (alat penggiling)
3 Kain Saring
4 Kompor
5 Alat Pengemas
Tempe 1 Rak
2 Pengupas Kedelai
3 Sealer
Tahu 1 Mesin Pemecah Kedelai
2 Mesin Giling Kedelai
Kecap 1 Bak Perendaman
2 Alat Perebus
3 Alat Peniris/Spinner
4 Alat Penyaring
Keripik Tempe 1 Alat Pengiris
2 Alat Penggiling
3 Alat Penggoreng
4 Alat Peniris/Spinner
5 Alat Pengemas
No. Komoditas Produk Olahan Peralatan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17
2.2. Kriteria Lokasi
Kriteria lokasi mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Memenuhi persyaratan teknis untuk operasional
sarana pascapanen atau pengolahan hasil
disesuaikan kondisi spesifikasi lokasi.
2. Memperhatikan ketersediaan dan kebutuhan sarana
sejenis di wilayah tersebut dengan prioritas tingkat
kejenuhan sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan yang masih rendah.
3. Mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi,
jagung dan kedelai, diutamakan untuk kegiatan
ekstensifikasi dan Peningkatan Indeks Pertanaman
Padi, Jagung dan Kedelai.
4. Lokasi dryer padi sebaiknya lebih diprioritaskan pada
lokasi yang terintegrasi dengan unit penggilingan padi
yang sudah ada dan masih aktif
5. Khusus sarana pengangkut hasil pertanian roda-3
untuk mendukung kegiatan Seribu Desa Mandiri
Benih.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18
2.3. Kriteria Penerima
Penerima sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan adalah Kelompok tani/ Gapoktan/
UPJA/ Masyarakat dan Pemerintah Daerah dengan
persyaratan sebagai berikut:
2.3.1.Kelompok tani/ Gapoktan/ UPJA/ Masyarakat
1. Kelompok tani/ Gapoktan/ UPJA/ Masyarakat yang
memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi
yang berwenangdan direkomendasikan oleh Dinas
Pertanian.
2. Bersedia, mau dan mampu mengoptimalkan
bantuan, bertanggung jawab dalam memanfaatkan
dan merawat bantuan sarana pascapanen atau
pengolahan hasil tanaman pangan yang
diterimanya dengan baik.
3. Bersedia memanfaatkan dan mengelola sarana
pascapanen atau pengolahan hasil tanaman
pangan untuk mendukung upaya khusus
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai,
serta peningkatan nilai tambah.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19
4. Penerima bantuan sarana pascapanen pada tahun
2015 tidak boleh menerima kembali bantuan yang
sama pada tahun 2016.
2.3.2. Pemerintah Daerah
1. Bersedia mengelola bantuan sarana dalam
bentuk Brigade yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi yang berwenang.
2. Bersedia menyediakan gudang penyimpanan
sarana.
3. Bersedia memobilisasi sarana.
4. Bersedia mengalokasikan dana APBD untuk
biaya pemeliharaan sarana.
2.4. Mekanisme Penetapan Calon Penerima dan Calon
Lokasi (CPCL)
1. Calon penerima sarana pascapanen dan pengolahan
hasil tanaman pangan mengajukan usulan/proposal
kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
menyampaikan usulan CPCL kepada Dinas
Pertanian Provinsi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20
2. Usulan CPCL tersebut diseleksi oleh tim verifikasi
yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau
pimpinan unit kerja yang mengelola kegiatan sarana
tersebut selaku KPA.
3. Tim verifikasi melakukan seleksi CPCL berupa seleksi
administrasi dan seleksi aspek teknis.
4. Usulan CPCL selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Provinsi dan disahkan oleh
Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA). SK penetapan CPCL
tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, C.q Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.
5. Hasil CPCL yang telah ditetapkan oleh Dinas
Pertanian Provinsi tersebut merupakan dasar
penyaluran bantuan sarana kepada penerima
bantuan.
6. CPCL bantuan sarana pascapanen bisa sama
dengan CPCL di kegiatan ekstensifikasi (PAT, cetak
sawah) peningkatan Indeks Pertanaman, sepanjang
belum pernah menerima sarana pascapanen sejenis.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 21
7. Pengadaan sarana pascapanen atau pengolahan
hasil menggunakan sistem e-purchasing atau
e-catalog. Sedangkan untuk pengadaan sarana
pascapanen atau pengolahan hasil tanaman pangan
yang belum tercantum dalam e-purchasing atau
e-catalog, dilakukan dengan metode pelelangan atau
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Spesifikasi teknis sarana pascapanen atau
pengolahan hasil tanaman pangan secara rinci/detail
ditentukan oleh masing-masing Provinsi sesuai
spesifik lokasi atau kebutuhan daerah, dan tetap
memperhatikan aspek kualitas sarana dalam rangka
meningkatkan kinerja sarana dan kualitas hasil.
2.5. Distribusi Sarana
Pendistribusian sarana sebagaimana pada lampiran 1
mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Bantuan sarana didistribusikan sampai ke titik bagi
sesuai kesepakatan dalam dokumen kontrak antara
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Penyedia
Barang/Sarana.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 22
2. Penyaluran bantuan tersebut harus dinyatakan dalam
Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Hasil
Pekerjaan (BAP-STHP) dari penyedia kepada Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau pejabat yang
mewakili Kepala Dinas Pertanian. Format BAP-STHP
tersebut sebagaimana tercantum pada Lampiran 2.
3. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menerbitkan Surat
Pernyataan bersedia menerima bantuan sarana yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas atas nama
Pemerintah Daerah dengan format sebagaimana
Lampiran 3.
4. Surat BAP-STHP dan Surat Pernyataan sebagaimana
tersebut pada butir 3) dan butir4) digunakan sebagai
dasar pembayaran kepada pihak penyedia.
5. Penyerahan bantuan sarana kepada Kelompok tani/
Gapoktan/ UPJA/ Masyarakat dengan Berita Acara
sebagaimana tercantum pada Lampiran 5 menjadi
tanggung jawab Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota. Berita Acara tersebut disampaikan
kepada Dinas Pertanian Provinsi dan tembusan ke
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Cq. Direktorat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 23
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan,
segera setelah penyerahan sarana.
6. Penyerahan bantuan sarana tersebut agar dilengkapi
dokumentasi foto saat penyerahan sarana, baik dari
Penyedia kepada Dinas Pertanian Provinsi /
Kabupaten serta Dinas Kepada Kelompok tani/
Gapoktan/ UPJA/ Masyarakat.
7. Sarana yang didistribusikan harus dalam keadaan
baik, baru, terakit sempurna, lengkap dan dilakukan
uji coba (running test).
8. Apabila dalam pelaksanaannya terdapat sarana yang
tidak dimanfaatkan oleh penerima bantuan, maka
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat merelokasi
sarana tersebut ke kelompok lainnya di wilayah
kecamatan yang sama/antar kecamatan. Apabila
diperlukan relokasi antar Kabupaten/Kota, maka
menjadi kewenangan Kepala Dinas Pertanian
Provinsi.
9. Sarana pengering (vertical dryer), sebelum
didistribusikan terlebih dahulu disiapkan bangunan
dryer sesuai dengan anggaran yang tersedia. Ukuran
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24
bangunan dryer disesuaikan dengan dimensi sarana
dryer dan kelengkapannya;
10. Untuk sarana dryer, pihak penyedia barang
diharuskan untuk melakukan pemasangan instalasi
dan merakit komponen dryer hingga siap
dioperasikan;
11. Penyedia barang menjamin bahwa barang tersebut
memenuhi persyaratan teknis, baik kuantitas maupun
kualitasnya dan memperhatikan jaminan layanan
purna jual dan suku cadang;
12. Penyedia barang diharuskan melaksanakan pelatihan
operasional sarana pascapanen, agar operator dapat
memahami penggunaan dan pemeliharaan sarana
tersebut;
13. Setiap sarana bantuan diberi tanda dengan grafir/plat
nama (name plate) terbuat dari plat yang
pemasangannya dirivet secara rapi, sehingga tidak
mudah untuk dihilangkan dan ditempatkan dibagian
sarana yang mudah terlihat. Plat nama
mencantumkan sumber pendanaan kegiatan dan
tahun pengadaan. Selain itu perlu juga dicantumkan
kontak person produsen (nama dan nomor telepon)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25
yang mudah dihubungi bila terjadi kerusakan. Tata
letak name plate dan kontak person penyedia barang
ditentukan oleh penyedia barang.
2.6. Penatausahaan Aset Bantuan
Mekanisme penatausahaan aset dari bantuan
Pemerintah yang diserahkan kepada masyarakat (MAK
526) mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 248/PMK.07/2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007
Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan
Barang-Barang Milik Negara.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26
III. PENGELOLAAN SARANA PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN
3.1. Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Hasil
Penanganan pascapanen tanaman pangan yang baik
dan benar (Good Handling Practices/GHP) merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara baik dan
benar, dimulai dari panen sampai dengan siap
dikonsumsi dan/atau diolah, meliputi : pengumpulan,
perontokan, pembersihan, pengupasan, sortasi,
pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan
pengangkutan.
Pengolahan Hasil Pertanian Yang Baik (Good
Manufacturing Practices/ GMP) merupakan
serangkaian kegiatan yang baik untuk memproduksi
suatu produk olahan antara lain mencakup lokasi,
bangunan, ruang dan sarana pabrik, proses
pengolahan, peralatan pengolahan, penyimpanan dan
distribusi produk olahan, kebersihan dan kesehatan
pekerja, serta penanganan limbah dan pengelolaan
lingkungan. Hal tersebut diupayakan untuk dapat
mencegah terjadinya kontaminasi/pencemaran oleh
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27
mikro organisme, benda/bahaya fisik dan senyawa
kimia yang dapat mengganggu atau membahayakan
kesehatan manusia dan masyarakat serta menjaga
kesehatan dan keselamatan pekerja.
Pengelolaan pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan merupakan suatu proses kegiatan
yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan
penanganan pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan, serta penggunaan sumberdaya
dalam mencapai tujuan yang tidak terlepas dari aspek
sumberdaya manusia.
Pengelolaan yang baik adalah sebagai pondasi bagi
pengembangan setiap organisasi dan unsur yang
terlibat langsung meliputi : perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
Pengelolaan pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan diarahkan pada upaya untuk
mewujudkan pengembangan dari hulu hingga industri
hilir pada kawasan yang diarahkan untuk mengolah
komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28
produk antara (intermediate product) maupun produk
akhir (final product) agar terjadi peningkatan nilai
tambah dan memiliki daya saing produk.
Untuk itu dibutuhkan adanya dukungan Pemerintah
berupa fasilitasi sarana pascapanen dan pengolahan
tanaman pangan, sehingga produk tanaman pangan
yang dijual tidak hanya dalam bentuk segar namun
sudah dalam bentuk produk olahan. Oleh sebab itu,
produk olahan tersebut perlu dilakukan standarisasi
produk akhir terutama untuk komoditas yang
mempunyai prospek di pasar luar negeri.
Pengembangan unit pengolahan pertanian yang akan
dilaksanakan saat ini melalui pendekatan sistem
agribisnis. Pendekatan agribisnis dalam
pengembangan kawasan komoditi tanaman pangan
bermakna bahwa kegiatan pertanian pada suatu
kawasan agar lebih berorientasi pada keuntungan
usaha tani. Pendekatan agribisnis mensyaratkan
adanya keterpaduan antar pemangku kepentingan
pertanian yang terdiri dari kalangan bisnis atau usaha,
masyarakat dan Pemerintah.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29
Salah satu indikator dan kriteria keberhasilan di tingkat
kawasan pertanian tanaman pangan adalah
meningkatnya aktivitas penanganan pascapanen dan
pengolahan hasil serta nilai tambah produk.
Keberadaan aktivitas usaha pascapanen dan
pengolahan hasil mencerminkan bahwa kawasan
pertanian telah ada dan terintegrasi dalam sistem dan
usaha agribisnis mulai hulu sampai hilir. Peningkatan
aktivitas pascapanen dan pengolahan akan
meningkatkan efisiensi kerja, kualitas dan nilai tambah
dari produk yang dihasilkan dan dapat diukur dari
bertambahnya volume komoditas yang diolah,
bertambahnya jumlah dan jenis usaha pascapanen dan
pengolahan produk, meningkatnya penggunaan alat
dan mesin pascapanen dan pengolahan.
Pengembangan agroindustri tanaman pangan
merupakan suatu sistem yang terintegrasi mulai dari
aspek budidaya (on-farm), pascapanen hingga
pengolahan (off-farm) dan pemasaran. Semua aspek
tersebut dilakukan dalam suatu aktivitas yang saling
terkait antara seluruh komponen pendukung mulai dari
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30
hulu (kontinuitas pasokan bahan baku) sampai hilir
(pengolahan dan akses pemasaran).
Pada saat ini penanganan pascapanen maupun
pengolahan hasil tanaman pangan masih belum
dilaksanakan secara optimal, sehingga membutuhkan
adanya sentuhan dan perbaikan teknologi dengan turut
memperhatikan segi efektivitas, efisiensi, mutu dan
pasar. Untuk mendukung perbaikan teknologi tersebut
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan melalui dana APBN tahun 2016 telah
mengalokasikan fasilitasi sarana pascapanen dan
fasilitasi sarana pengolahan hasil sebanyak 22.304
unit.
3.2. Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil
Pengelolaan pemanfaatan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan agar dapat berjalan
secara optimal harus memperhatikan beberapa aspek
penting yaitu aspek operasional sarananya,
manajemen, maupun struktur kelembagaannya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 31
Pengelolaan pemanfaatan bantuan sarana adalah
sebagai berikut :
1. Kelompok tani/ Gapoktan/ UPJA/ Masyarakat
a. Kelompok tani/ Gapoktan/ UPJA/ Masyarakat
harus mempunyai struktur organisasi yang
dilengkapi uraian tugas dan fungsi secara jelas
dan disepakati semua anggota.
b. Kepemilikan alat dan sarana adalah milik
Kelompok tani/Gapoktan/UPJA/Masyarakat
(bukan milik perorangan) dan dioperasionalkan
oleh Kelompok tani/Gapoktan/UPJA/
Masyarakat.
c. Mekanisme dan tata hubungan kerja antar
anggota Kelompok tani/Gapoktan/ UPJA/
Masyarakat disusun secara partisipatif.
d. Proses pengambilan keputusan dilakukan
secara musyawarah/mufakat dan dituangkan
dalam berita acara atau risalah rapat yang
ditandatangani oleh pengurus dan diketahui oleh
unsur pembina atau instansi terkait.
e. Anggota melakukan pengawasan terhadap
pengembangan usaha Kelompok tani /
Gapoktan / UPJA / Masyarakat.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 32
f. Pengembangan Kelompok tani / Gapoktan /
UPJA / Masyarakat diarahkan untuk menuju
terbangunnya lembaga ekonomi seperti
koperasi atau unit usaha berbadan hukum
lainnya.
g. Bersedia untuk mendukung panen serempak
dan percepatan panen
2. Pemerintah Daerah
a. Brigade agar dilengkapi dengan struktur
organisasi pengelolaan brigade.
b. Pengelolaan brigade harus sesuai dengan
aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Pengelolaan brigade dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian bersama-sama dengan Instansi
Terkait untuk mendukung kelancaran penerapan
panen serempak dalam rangka pelayanan
kepada petani/kelompok tani yang
membutuhkan layanan penggunaan sarana
panen dengan mempertimbangkan keberadaan
sarana didaerah tersebut.
d. Operasional pemanfaatan sarana dibebankan
kepada pengguna jasa (Kelompok
tani/Gapoktan/UPJA/ Masyarakat).
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 33
e. Brigade wajib melakukan pemeliharaan atau
perawatan sarana secara regular, sehingga
kondisi sarana selalu terawat dengan baik.
Hasil akhir yang diharapkan dengan dilakukannya
pengelolaan sarana pascapanen dan pengolahan hasil
tanaman pangan adalah :
1. Penerima bantuan sarana mampu mengoptimalkan
pemanfaatan sarana dalam penanganan
pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan,
sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi
kelompok untuk pengembangan usaha.
2. Penerima bantuan sarana mampu mengatur arus
kas dan berorientasi profit oriented.
3. Penerima bantuan sarana mengembangkan
kapasitas organisasi dan skala usaha kelompok.
4. Penerima bantuan sarana memiliki kesadaran dalam
meminimalkan susut hasil tanaman pangan.
5. Penerima bantuan sarana sudah berorientasi
peningkatan nilai tambah dan daya saing.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 34
IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
4.1. Monitoring dan Evaluasi
Pembinaan terhadap pemanfaatan sarana
dilaksanakan melalui monitoring dan evaluasi agar
bantuan sarana dapat berdayaguna dan berhasil guna.
Untuk itu diperlukan pengawalan terhadap Kelompok
tani/ Gapoktan / UPJA / Masyarakat penerima
bantuan sarana.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan
oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk mengetahui kondisi sarana, perkembangan
pemanfaatan dan permasalahan yang muncul di
lapangan, serta untuk mendapatkan masukan
langsung dari pengguna terhadap sarana yang diterima.
Masukan yang diperoleh digunakan untuk acuan dalam
penentuan kebijakan selanjutnya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 35
4.2. Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
penerima bantuan, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Dinas
Pertanian Provinsi sampai Pusat.
Penerima bantuan sarana pascapanen tanaman
pangan melaporkan kinerja penggunaan sarana
setiap musim tanam,sedangkan untuk Kelompok
tani / Gapoktan / UPJA / Masyarakat penerima
bantuan sarana pengolahan menyampaikan laporan
kinerja, kondisi sarana pengolahan dan perkembangan
usahanya 1 (satu) kali setiap tahun. Laporan ditujukan
pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dilengkapi
dengan gambar/foto pemanfaatan sarana tersebut di
lapangan.
Laporan dari penerima bantuan sarana pascapanen
tanaman pangan dibuat rekapitulasinya oleh Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota untuk disampaikan ke
Dinas Pertanian Provinsi. Laporan dari Dinas
Pertanian Provinsi selanjutnya disampaikan kepada
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Kementerian Pertanian dengan alamat:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 36
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Jalan Ragunan Nomor 15 Pasar Minggu
Jakarta Selatan, 12520
Telp : (021) 7806090 Fax : (021) 78832318
e-mail : [email protected]
Pelaporan ini merupakan masukan penting bagi
perencanaan pengembangan sarana pascapanen
dan pengolahan hasil tanaman pangan pada masa
mendatang, sehingga keterlambatan maupun
kelalaian dalam pembuatan laporan tersebut akan
menjadi evaluasi kinerja dan pert imbangan dalam
kebijakan pemberian bantuan selanjutnya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 37
V. PENUTUP
Dukungan terhadap ketersediaan sarana pascapanen
dan pengolahan hasil tanaman pangan di lokasi
sentra-sentra tanaman pangan sebagai salah satu
upaya khusus untuk mendukung tercapainya sasaran
peningkatan produksi tanaman pangan dan kesejahteraan
masyarakat tani. Dengan adanya dukungan sarana tersebut
akan diperoleh efisiensi waktu, efisiensi jumlah tenaga kerja,
efisiensi biaya usaha tani, meningkatkan produksi dan
kualitas hasil pertanian dan pada akhirnya meningkatkan
pendapatan petani.
Diperlukan peran aktif dari Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotaatau instansi terkait
dalam pendampingan, pengawalan dan pengawasan
pengelolaan sarana kepada Kelompok tani / Gapoktan /
UPJA / Masyarakat, sehingga investasi sarana
tersebut dapat mendorong pengelolaan sarana
pascapanen dan pengolahan hasi l tanaman
pangan ke arah mandiri, serta menjadi perintis
berkembangnya kelembagaan dan sarana diwilayahnya
masing - masing.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 38
Bantuan sarana ini diharapkan dapat membantu Kelompok
tani / Gapoktan / UPJA / Masyarakat agar tahapan
pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan
menjadi efisien dan dapat menurunkan susut hasil, serta
memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan seluruh
anggotanya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 39
LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 42
Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Pemeriksanaan dan Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAP-STHP)
BERITA ACARA PEMERIKSAAN DAN SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN (BAP-STHP)
BANTUAN ....... (JENIS SARANA) KEGIATAN BANTUAN SARANA TAHUN 2016
Nomor :
Pada hari ini ...... tanggal ...... bulan ...... tahun dua ribu enam
belas, kami yang bertandatangan dibawah ini :
PIHAK PERTAMA : Nama : .................. Jabatan : .................. Alamat : .................. PIHAK KEDUA : Nama : .................. Jabatan : .................. Alamat : .................. Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK PERTAMA menyerahkan
barang kepada PIHAK KEDUA berupa ......... (jenis sarana),
sesuai Perjanjian (kontrak) Nomor: ............... tanggal .............
2016, dengan rincian sebagai berikut :
No. Nama/Jenis Barang Merk/Tipe Jumlah Barang
1.
2.
3.
KOP DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 43
Seluruh barang yang diserahterimakan dalam keadaan baik, baru,
dan lengkap sesuai dengan spesifikasi terlampir, serta telah
dilakukan uji coba (running test).
Demikian Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Hasil
Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani kedua belah pihak dengan
sebenarnya. Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Hasil
Pekerjaan ini dibuat rangkap 6 (enam) untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA **) PIHAK PERTAMA *) Yang Menerima, Yang Menyerahkan,
(........................... ) ( ............................. ) NIP.
Mengetahui : ***)
( ........................... ) NIP.
Keterangan : *) : Pihak Penyedia Barang **) : Petugas Penerima ........ (Jenis sarana) Kabupaten/Kota ***) : Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 44
Lampiran 3. Contoh Format Dokumen Surat Pernyataan Bersedia Menerima Bantuan Sarana
......, ............. 2016
Nomor : Lampiran : 2 berkas Hal : Penyampaian Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah Yth. Kepala Dinas ................ Kabupaten/Kota ................... di
Tempat Sehubungan telah selesainya pendistribusian bantuan sarana
........... (jenis dan merk sarana), kegiatan Pengadaan Bantuan
Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan TA.
2016, dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bantuan sarana tersebut merupakan pos belanja barang yang
menggunakan AKUN 526 yaitu belanja barang yang diserahkan
kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah.
2. Dalam rangka tertib administrasi dan pengelolaan Barang Milik
Negara (BMN), maka sarana tersebut akan dihibahkan kepada
Masyarakat/Pemerintah Daerah.
3. Untuk proses usulan penghibahan ke Pengelola Barang Cq.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dipersyaratkan
adanya Surat Pernyataan bersedia menerima hibah,
selanjutnya kami mohon kesediaannya agar dapat
menandatangani surat pernyataan sebagaimana lampiran 1
dan 2.
KOP SURAT DINAS PERTANIAN PROVINSI
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 45
4. Surat Pernyataan dibuat diatas kertas kop Dinas Pertanian,
ditandatangani dan distempel.
5. Surat pernyataan asli dan lampirannya agar dapat dikirimkan
kepada kami melalui pos dengan alamat :
Dinas Pertanian Provinsi ……………
Jalan …………….
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
Kepala Dinas …..…..…
Provinsi …………..
( ………………. ….. ) NIP.
Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan 2. Bupati ………….……. 3. Direktur PPHTP, Ditjen. Tanaman Pangan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 46
Contoh Lampiran 1.Surat Pernyataan untuk barang yang diserahkan Ke Kelompoktani/Gapoktan/ UPJA/Mayarakat
SURAT PERNYATAAN
Nomor : ........................................ Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ........................... NIP : ........................... Pangkat/Golongan : ......... / ............... Jabatan : Kepala Dinas ........................ selaku SKPD Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara dengan ini menyatakan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara (BMN) yang akan digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah Daerah pada Kantor Dinas Pertanian ............... dengan jenis barang sebagai berikut :
No Jenis Barang /
Volume AKUN Nilai (Rp) Keterangan
1. Belanja Barang Diserahkan Kepada Masyarakat 1)
2. Belanja Barang Diserahkan Kepada Masyarakat 1)
3. Belanja Barang Diserahkan Kepada Masyarakat 1)
Ket : 1) Pemerintah Daerah menyerahkan Sarana kepada Poktan/Gapoktan/UPJA dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB)
KOP SATKER DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 47
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
..........., ................ 2016 a.n Bupati
Kepala Dinas,
( ........................... ) NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 48
Contoh. Lampiran 2. Surat Pernyataan Untuk Barang Yang Diserahkan Ke Kelompoktani/Gapoktan/ UPJA/Masyarakat LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN Nomor : KABUPATEN : ................... INSTANSI : ..................
No
Nama kelompok Penerima
Nama Barang
Kode Barang
Merk Tipe Jumlah (unit)
Harga Perolehan
(Rp)
Tahun Perolehan
Kondisi Lokasi
B RR RB
Keterangan : - B = Baik - RR = Rusak Ringan
- RB = Rusak Berat ..........., ................ 2016
a.n Bupati Kepala Dinas,
( ........................... )
NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 49
Contoh. Lampiran 1. Surat Pernyataan Untuk Barang Yang Diserahkan Ke Pemda Sebagai ASET PEMDA
SURAT PERNYATAAN
Nomor : ........................................ Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ........................... NIP : ........................... Pangkat/Golongan : ......... / ............... Jabatan : Kepala Dinas ........................ selaku SKPD Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara dengan ini menyatakan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara (BMN) yang akan digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah Daerah pada Kantor Dinas Pertanian ............... dengan jenis barang sebagai berikut :
No Jenis Barang /
Volume AKUN Nilai (Rp) Keterangan
1. Belanja Barang Diserahkan Kepada Masyarakat 1)
2. Belanja Barang Diserahkan Kepada Masyarakat 1)
3. Belanja Barang Diserahkan Kepada Masyarakat 1)
Ket : 1) Sarana menjadi aset Pemerintah Daerah
KOP SATKER DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 50
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
..........., ................ 2016 a.n Bupati
Kepala Dinas,
( ........................... ) NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 51
Contoh lampiran 2.Surat Pernyataan Untuk Barang Yang Diserahkan Ke Pemda Sebagai ASET PEMDA (BRIGADE) LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN Nomor : KABUPATEN : ................... ESELON I : Ditjen Tanaman Pangan KEMENTERIAN: Pertanian
NO NAMA
BARANG KODE
BARANG MERK TIPE
JUMLAH (UNIT)
HARGA PEROLEHAN
(RP)
TAHUN PEROLEHAN
KONDISI LOKASI
B RR RB
Keterangan : - B = Baik - RR = Rusak Ringan
- RB = Rusak Berat ..........., ................ 2016
a.n Bupati Kepala Dinas,
( ........................... )
NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 52
Lampiran 4. Contoh BASTB KelompokTani/Gapoktan
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN Nomor : ......................................
Pada hari ini.......... tanggal ............ bulan................tahun 2016, yang bertandatangan di bawah ini : 1. Nama : ..................................................
Jabatan : ..................................................
Alamat : ..................................................
..................................... (ditulis lengkap)
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA (pihak yang
menyerahkan)
2. Nama : ..................................................
Jabatan : Ketua Kelompoktani/Gapoktan ....................
Alamat : ..................................................
...................................... (ditulis lengkap)
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA (pihak yang
menerima)
Dengan ini PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa :
1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan hasil pelaksanaan
pekerjaan berupa :
No. Nama Barang Merk Jumlah Barang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 53
2. PIHAK KEDUA menerima hasil pekerjaan tersebut diatas
dalam keadaan baik dan lengkap sesuai dengan spesifikasi
terlampir, serta telah dilakukan uji coba (running test) untuk
selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya,
serta menyatakan sanggup melakukan pemeliharaan
terhadap sarana tersebut.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengoperasikan sarana tersebut
sesuai ketentuan, maka PIHAK KEDUA bersedia atas
pengalihan sarana tersebut kepada poktan/gapoktan lainnya
di wilayah setempat atau di wilayah lainnya oleh PIHAK
PERTAMA.
Demikian Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ini dibuat dan
ditandatangani kedua belah pihak untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA Dinas Pertanian Ketua Poktan/ Kabupaten/Kota Gapoktan
( ............................. ) ( .............................) NIP.
Mengetahui
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/ Atasan Langsung Penerima Barang,
( ............................... ) NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 54
Lampiran 5. Contoh Surat Perjanjian Pendayagunaan Sarana
SURAT PERJANJIAN PENDAYAGUNAAN BANTUAN SARANA PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL
PADI/JAGUNG/KEDELAI *)
Pada hari ini.......... tanggal ............ bulan................tahun ........,
yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : ..................................................
Jabatan : ..................................................
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ............
Alamat : ..............................................................
..................................... (ditulis lengkap)
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : .............................................................
Jabatan : Ketua Kelompok Tani/Gabungan Kelompok
Tani .......................
Alamat : .............................................................
......................................(ditulis lengkap)
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian
pendayagunaan bantuan sarana pascapanen dan pengolahan
hasil tanaman pangan dari dana APBN Tahun Anggaran 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian
dengan ketentuan sebagai berikut :
I. Sarana yang didayagunakan adalah :
1. a. Nama sarana : ...........................
b. Merk : ..........................
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 55
c. Kapasitas : ..........................
d. Jumlah : ................ (unit)
e. Kondisi sarana : Baik dan siap operasional
2. a. Nama sarana : ...........................
b. Merk : ..........................
c. Kapasitas : ..........................
d. Jumlah : ................(unit)
e. Kondisi sarana : Baik dan siap operasional
II. PIHAK PERTAMA berkewajiban :
- Melakukan pendampingan, bimbingan teknis dan
manajemen, pembinaan, monitoring dan supervisi kepada
PIHAK KEDUA.
III. PIHAK KEDUA akan mendayagunakan dan
mengembangkan bantuan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan tersebut dengan cara :
1. Bersedia, mau dan mampu mengoptimalkan bantuan,
bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat
bantuan sarana yang diterimanya dengan baik;
2. Bersedia memanfaatkan dan mengelola sarana untuk
mendukung peningkatan produksi pertanian dan
penguatan modal kelompok;
3. Memiliki komitmen menyediakan biaya operasional
kegiatan usaha sarana tersebut;
4. Kelompok penerima memanfaatkan bantuan bersedia
menjalin kerjasama/kemitraan atau berintegrasi dengan
unit pengelola alsintan/UPJA dalam atau di luar
kelompok;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 56
5. Bersedia untuk dipindahkan ke lokasi lain jika
poktan/gapoktan tidak mampu memanfaatkan bantuan
sarana yang diterima (tidak operasional lagi);
6. Khusus penerima bantuan sarana pengering (dryer) harus
mampu menyediakan lahan untuk menempatkan dryer
tersebut yang dikukuhkan dengan surat pernyataan hibah
atau hak guna pakai.
7. Dapat menyisihkan dana hasil usaha pelayanan sarana
tersebut ke dalam kas kelompok untuk perbaikan dan
menambah sarana yang dibutuhkan secara swadana
dalam jangka waktu tertentu;
8. Menyiapkan dan menyampaikan laporan setiap
1 (satu) musim sekali mengenai pelaksanaan kegiatan
usahanya dan dilaporkan kepada Pihak Pertama (Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota), dan selanjutnya Pihak
Pertama akan melaporkan secara berjenjang ke Provinsi
dan Pusat.
IV. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajibannya
dan memanfaatkan sarana tersebut 1 (satu) tahun sejak
sarana tersebut siap dioperasionalkan, maka bantuan
sarana tersebut dapat dipindahkan oleh PIHAK PERTAMA
atas persetujuan dari Dinas Pertanian Provinsi dan akan
diberikan ke poktan/gapoktan lain yang mau dan mampu
serta bertanggung jawab dalam mengelola bantuan sarana
tersebut. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut ganti rugi dan
tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban yang belum
dilaksanakan sebelumnya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 57
Perjanjian kerjasama ini berlaku selama umur ekonomis sarana
pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan tersebut
sejak ditandatangani, dan dibuat rangkap 3 (tiga) yang masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan 2 (dua)
diantaranya bermaterai cukup.
Demikian perjanjian pendayagunaan bantuan sarana ini dibuat
dan ditandatangani oleh :
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA Dinas Pertanian Ketua Poktan/ Kabupaten/Kota Gapoktan
( ............................. ) ( ............................) NIP.
Mengetahui
Dinas Pertanian Provinsi,
( ............................... ) NIP.
*) coret yang tidak perlu
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 58
Lampiran 6. Contoh Surat Pernyataan Hibah Tanah/Lahan
SURAT PERNYATAAN
HIBAH ATAU HAK GUNA PAKAI TANAH/LAHAN
UNTUK PENEMPATAN BANGUNAN/REHABILITASI
BANGUNAN SARANA PENGERING (DRYER) / RMU
Hari ini ............ tanggal ........ bulan ............... tahun ........yang
bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : .................................................
Jabatan : .................................................
.................................................
Alamat : .................................................
................................... (ditulis lengkap)
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : .................................................
Jabatan : Ketua Kelompok tani/Gabungan Kelompok
tani*).......................................
Alamat : .................................................
...................................(ditulis lengkap)
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Bahwa dengan ini saya (PIHAK PERTAMA) menghibahkan/
memberikan Hak Guna Pakai*) tanah/lahan hak milik saya seluas
± ........... m² (p x l = ....... m x ......m) yang terletak di
RT/RW............ Dusun …………. Desa ........................
Kecamatan .................. Kabupaten/Kota ................... di Provinsi
.................., kepada Penerima Hibah atau Hak Guna Pakai
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 59
(PIHAK KEDUA) yang akan digunakan untuk penempatan
bangunan sarana pengering (dryer) atau RMU.
Adapun batas-batas tanah tersebut sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan : ....................
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan : ....................
3. Sebelah Timur berbatasan dengan : ....................
4. Sebelah Barat berbatasan dengan : ....................
I. PIHAK PERTAMA sebagai penghibah atau yang memberikan
Hak Guna Pakai tanah/lahan :
1. Menghibahkan/menyerahkan hak guna pakai
tanah/lahannya untuk digunakan sebagai tempat bangunan
(dryer atau RMU) dan berjanji tidak akan menuntut PIHAK
KEDUA di kemudian hari atas penggunaan tanah/lahan
tersebut diatas selama perjanjian berlangsung;
2. Mengawasi PIHAK KEDUA dalam menggunakan
tanah/lahan tersebut sebagaimana mestinya agar tidak
beralih fungsi;
3. Berhak menegur PIHAK KEDUA apabila tidak
menggunakan tanah/lahan tersebut sesuai perjanjian.
II. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :
1. Memanfaatkan tanah/lahan tersebut sebagai tempat
untuk mendirikan bangunan sarana pengering (dryer)
atau RMU dengan ukuran bangunan mengikuti ketentuan;
2. Mengembalikan hibah/hak guna pakai lahan jika masa
perjanjian telah berakhir.
III. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajibannya
sesuai dengan ketentuan, maka bantuan sarana pengering
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 60
(dryer) atau RMU tersebut akan ditarik oleh kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dan akan direlokasi ke
poktan/gapoktan lain dan tanah/lahan yang telah dihibahkan
atau sebagai hak guna pakai dikembalikan kepada PIHAK
PERTAMA sesuai dengan luas tanah/lahan yang diberikan
semula tanpa menuntut dan meminta ganti rugi dalam bentuk
apapun dan tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
belum dilaksanakan sebelumnya dan mengganti bangunan
sarana (dryer atau RMU) tersebut yang telah didirikan di
lokasi yang baru.
Surat Perjanjian ini dibuat di depan kedua belah pihak (PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA) dan disaksikan oleh
3 (tiga) orang saksi, yaitu dari 1 (satu) orang dari masing masing-
masing pihak dan 1 (satu) orang Pejabat/Aparat Desa setempat,
yaitu :
No. Nama Alamat Tandatangan
1. ..................... ................................. ..........................
2. ..................... ................................. ..........................
2. ..................... ................................. ..........................
Perjanjian kerjasama ini berlaku minimal selama 10
(sepuluh) tahun atau selama umur ekonomis sarana tersebut
(untuk Hak Guna Pakai) atau selama organisasi gapoktan/poktan
ada terhitung sejak surat perjanjian ini ditandatangani, dan dibuat
rangkap 3 (tiga) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan 2 (dua) diantaranya bermaterai cukup.
Demikian surat pernyataan hibah atau hak guna pakai dari
penggunaan tanah/lahan ini untuk penempatan bangunan sarana
(dryer afau RMU) yang dibuat dengan sebenar-benarnya dalam
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan
Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 61
keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa ada paksaan dan
atau tekanan dari pihak manapun juga. Dan apabila dikemudian
hari ada gugatan dari ahli waris pihak pertama, maka
sepenuhnya PIHAK PERTAMA akan bertanggung jawab.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA Ketua Poktan/ Gapoktan
( ............................. ) ( ............................) *) coret yang tidak perlu
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 62
Lampiran 7
CONTOH FORM PENGGUNAAN SARANA PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL
Provinsi : Kabupaten/Kota : 1. Nama Poktan/Gapoktan : 2. Alamat : 3. Nama Ketua : 4. Nomor Handphone : 5. Bantuan Tahun Anggaran :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Upah
Operator/Ha
ri Kerja atau
1 kali
Total Biaya
Peraw atan
Sarana/Mus
im Panen
Jml Dana
Kas Yg
Dihasilkan
Dari
Dana Kas
Telah
Digunakan
Untuk
Sisa Dana
Kas Sampai
Saat ini (Rp)
**
Jenis Bahan
Bakar (
Bensin,
Jumlah
Pemakaian
Bahan
Jenis
Bantuan
Sarana
Jumlah
(Unit)
Jml Hari
Kerja
Operasional
Sarana/Mus
Penggunaa
n Sarana
Berapa Kali
Panen
Hasil Total
Penyew aan
Sarana
(Rp/Musim
Kebutuhan Bahan Bakar
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 63
Ket: *) Sarana disesuaikan dengan komoditi dapat lebih dari 1 jenis dan disebutkan sarananya
Lampiran 8
PROVINSI : KABUPATEN :
KECAMATAN : DESA :
POKTAN/GAPOKTAN/UPJA/…… : JENIS BANTUAN SARANA :
KEBUTUHAN TRADISIONAL BANTUAN SARANA TRADISIONAL BANTUAN SARANA TRADISIONAL BANTUAN SARANA
UPAH KERJA :
BAHAN BAKAR :
LAIN-LAIN :
JUMLAH :
Ket : (*) Diisi sesuai penggunaan sarana dalam 1 ha atau 1 ton atau 1 kali proses,
disesuaikan jenis sarana yang digunakan
Jumlah hari panen dalam 1 musim panen : …….. hari
CONTOH PERBANDINGAN PENGGUNAAN SARANA PASCAPANEN SECARA TRADISIONAL DAN MEKANISASI
WAKTU (HARI) TENAGA MANUSIA (ORANG)BIAYA OPERASIONAL (Rp)
PERBANDINGAN PENGGUNAAN SARANA TRADISIONAL DAN BANTUAN SARANA DALAM …….. (*)