issn 2460-5948 warta prioritas · 8 issn 2460-5948 makassar - buku-buku bacaan berjenjang untuk...

4
Bersemangat membaca buku bacaan berjenjang, bahkan ketika hari libur (foto: Nurhayati) PRAKTIK YANG BAIK USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa WARTA PRIORITAS Media Diseminasi Praktik Inovasi di Bidang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan EDISI 13 / DESEMBER 2015 - FEBRUARI 2016 Penanggung Jawab Jamaruddin (Provincial Coordinator) Editor Mustajib (Communication Specialist) Tim Redaksi Nensilianti (TTI Development Specialist), Saiful Jihad, (TTO Secondary), Amir Mallarangan (TTO Primary), Fadiah Machmud (WSD), M. Ridwan Tikollah (GMS), La Malihu (M/E Specialist), Abdul Rahman Patta (IT Specialist), Andi Irma, Bahar, Hamka, Azmi, Erni, Sira, dan Wiyah (DCs) ALAMAT Jl. Rutan No. 75-77, Gunung Sari Baru, Makassar - Sulawesi Selatan Telp. dan Fax: 0411-885595, 886898, E-mail: [email protected] USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari newsletter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat. Hibah buku bacaan berjenjang USAID PRIORITAS ke Sulsel mendapatkan sambutan luar biasa dari para pendidik. Mereka secara kreatif memanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, seperti dalam foto-foto praktik baik berikut: Bimbingan khusus untuk siswa 1 dan 2 yang masih belum lancar membaca oleh pustakawan SDN108 Taulan Enrekang. Kegiatan ini dilaksanakan saat pulang sekolah sambil menunggu jemputan. (foto: Carmila Irham) Siswi MI Al Abrar Makassar pada jam istirahat mengajari temannya membaca menggunakan buku bacaan berjenjang(tutor sebaya) (foto: Eny). diberikan secara gratis oleh USAID PRIORITAS, demikian juga pelatihannya. Menurut Hamsah, penggunaan buku ini terbukti meningkatkan kemampuan membaca anak-anak. “Anak-anak menjadi bergairah saat dibimbing guru membaca buku-buku ini,” ujarnya. Dr. Irlidya, pengawas SD dari Maros, yang sudah menggunakan buku bacaan berjenjang di beberapa sekolah menyatakan kegiatan membaca bagi anak- anak menjadi amat menyenangkan. Teknik- teknik memancing perhatian lewat prediksi, tebakan kata, dan tebakan cerita memotivasi siswa untuk membaca dan memahami makna. USAID PRIORITAS telah hibahkan lebih 720.000 buku untuk 12 kabupaten/kota di Sulsel yaitu Makassar, Takalar, Bantaeng, Maros, Pangkep, Parepare, Pinrang, Sidrap, Enrekang, Wajo, Bone, dan Toraja. 8 ISSN 2460-5948 MAKASSAR - Buku-buku bacaan berjenjang untuk mengasah kemampuan membaca siswa kelas awal siap dihibahkan ke sekolah-sekolah di daerah mitra USAID PRIOITAS. Buku-buku tersebut isinya disesuaikan dengan kemampuan membaca siswa dan dicetak sebagai salah satu solusi mengatasi literasi anak Indonesia yang masih tergolong rendah. Penelitian PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2012 menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti. “Buku ini sudah disetujui Kemendikbud dan Kemenag untuk digunakan di seluruh Indonesia,” ujar Hamsah, koordinator teknis program buku bacaan berjenjang USAID PRIORITAS Sulsel di hadapan peserta Lokakarya Program Buku Berjenjang di Makassar baru-baru ini. Untuk menggunakan buku bacaan berjenjang, terdapat buku, video, dan buku panduan bagi guru untuk menerapkannya. Para guru yang ingin memanfaatkannya harus dilatih terlebih dahulu oleh fasilitator yang sudah diseleksi khusus dan dilatih dalam menggunakan buku bacaan berjenjang. Buku-buku, video, dan buku panduan Buku Bacaan Berjenjang Tumbuhkan Minat Baca Anak Lorong Pak Muhsin mengajari membaca anak-anak lorong dengan buku bacaan berjenjang. Fasilitator buku bacaan berjenjang di Pangkep, Hasni Hasan, secara kreatif meminta siswa juga bermain peran sebagai guru, dan memancing kepercayaan diri siswa lainnya untuk berani tampil di depan maupun bertanya (foto: Hasni Hasan) Beberapa siswa yang berkebutuhan khusus menjadi lebih terlibat aktif dalam belajar dan lebih cepat belajar membaca (foto: Akbar) Setelah membaca salah satu buku bacaan berjenjang “Seminggu Bersama Kakek,” siswa-siswi SDN 7 Letta membuat sendiri cerita dengan judul yang sama tapi isinya berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Mereka menggambar dan menuliskan sendiri pengalamannya. Buku bcaan berjenjang berhasil meningkatkan kreativitas menulis siswa (foto: Idayani) Para calon fasilitator daerah berlatih gunakan buku bacaan berjenjang. Mau Siswa Anda Cepat Lancar Membaca dan Paham Bacaannya, Gunakan Buku Ini! MAKASSAR - Buku Bacaan Berjenjang yang dikenalkan USAID PRIORITAS ternyata bisa menjadi media efektif meningkatkan literasi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Hal tersebut telah dibuktikan Pak Muhsin, Guru SDN Kakatua, Mariso, fasilitator buku bacaan berjenjang USAID PRIORITAS. Ternyata, selain berhasil meningkatkan minat dan keterampilan membaca siswa-siswa di kelasnya, buku tersebut juga berhasil menarik minat membaca anak-anak di lorong jalan Manuruki Makassar yang sering ia sapa saat menjenguk ibunya yang berjualan bakso di lorong tersebut. Ketika melewati lorong tersebut, terlintas dalam pikirannya mengajak anak- anak dari keluarga kurang mampu tersebut bermain sambil membaca dan meningkatkan literasi mereka. “Saya keluarkan buku besar sambil mendekati mereka dengan harapan ada di antara mereka yang bertanya-tanya,” ujarnya. “Ternyata benar, banyak anak-anak yang tertarik dengan buku besar bergambar itu. Dengan nada lugu mereka bertanya, apa itu dibawa pak guru? Bagusnya gambarnya?" ujarnya. Anak-anak tersebut kemudian ia ajak membaca di samping gerobak bakso milik ibunya. Lama kelamaan, anak-anak terpancing untuk terus mengajak Pak Muhsin mengajari membaca. Setiap mendengar suara motornya melintas, mereka berteriak-teriak menyambut dan meminta Pak Muhsin mengajar kembali. Karena rajin mendorong mereka membaca dan beberapa kali melakukan kegiatan membaca bersama dengan buku besar, hampir semua anak jika bermain kini sambil membawa buku. “Ada yang membawa komik, buku cerita, buku gambar, dan bahkan ada yang membawa koran," ujar Muhsin senang. (Sulaiman)

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bersemangat membaca buku bacaan berjenjang, bahkan ketika hari libur (foto: Nurhayati)

PRAKTIK YANG BAIK

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa

WARTA PRIORITASMedia Diseminasi Praktik Inovasi di Bidang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan

EDISI 13 / DESEMBER 2015 - FEBRUARI 2016

Penanggung Jawab Jamaruddin (Provincial Coordinator)

Editor Mustajib (Communication Specialist)

Tim Redaksi Nensilianti (TTI Development Specialist), Saiful Jihad, (TTO Secondary), Amir Mallarangan (TTO Primary), Fadiah Machmud (WSD), M. Ridwan Tikollah (GMS), La Malihu (M/E Specialist), Abdul Rahman Patta (IT Specialist), Andi Irma, Bahar, Hamka, Azmi, Erni, Sira, dan Wiyah (DCs)

ALAMAT Jl. Rutan No. 75-77, Gunung Sari Baru, Makassar - Sulawesi SelatanTelp. dan Fax: 0411-885595, 886898, E-mail: [email protected]

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari newsletter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Hibah buku bacaan berjenjang USAID PRIORITAS ke Sulsel mendapatkan sambutan luar biasa dari para pendidik. Mereka secara kreatif memanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, seperti dalam foto-foto praktik baik berikut:

Bimbingan khusus untuk siswa 1 dan 2 yang masih belum lancar membaca oleh pustakawan SDN108 Taulan Enrekang. Kegiatan ini dilaksanakan saat pulang sekolah sambil menunggu jemputan. (foto: Carmila Irham)

Siswi MI Al Abrar Makassar pada jam istirahat mengajari temannya membaca menggunakan buku

bacaan berjenjang(tutor sebaya) (foto: Eny).

diberikan secara gratis oleh USAID PRIORITAS, demikian juga pelatihannya.

Menurut Hamsah, penggunaan buku ini terbukti meningkatkan kemampuan membaca anak-anak. “Anak-anak menjadi bergairah saat dibimbing guru membaca buku-buku ini,” ujarnya.

Dr. Irlidya, pengawas SD dari Maros, yang sudah menggunakan buku bacaan berjenjang di beberapa sekolah menyatakan kegiatan membaca bagi anak-anak menjadi amat menyenangkan. Teknik-teknik memancing perhatian lewat prediksi, tebakan kata, dan tebakan cerita memotivasi siswa untuk membaca dan memahami makna.

USAID PRIORITAS telah hibahkan lebih 720.000 buku untuk 12 kabupaten/kota di Sulsel yaitu Makassar, Takalar, Bantaeng, Maros, Pangkep, Parepare, Pinrang, Sidrap, Enrekang, Wajo, Bone, dan Toraja.

8

ISSN 2460-5948

MAKASSAR - Buku-buku bacaan berjenjang untuk mengasah kemampuan membaca siswa kelas awal siap dihibahkan ke sekolah-sekolah di daerah mitra USAID PRIOITAS. Buku-buku tersebut isinya disesuaikan dengan kemampuan membaca siswa dan dicetak sebagai salah satu solusi mengatasi literasi anak Indonesia yang masih tergolong rendah. Penelitian PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2012 menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti.

“Buku ini sudah disetujui Kemendikbud dan Kemenag untuk

digunakan di seluruh Indonesia,” ujar Hamsah, koordinator teknis program buku bacaan berjenjang USAID PRIORITAS Sulsel di hadapan peserta Lokakarya Program Buku Berjenjang di Makassar baru-baru ini.

Untuk menggunakan buku bacaan berjenjang, terdapat buku, video, dan buku panduan bagi guru untuk menerapkannya. Para guru yang ingin memanfaatkannya harus dilatih terlebih dahulu oleh fasilitator yang sudah diseleksi khusus dan dilatih dalam menggunakan buku bacaan berjenjang.

Buku-buku, video, dan buku panduan

Buku Bacaan Berjenjang Tumbuhkan Minat Baca Anak Lorong

Pak Muhsin mengajari membaca anak-anaklorong dengan buku bacaan berjenjang.

Fasilitator buku bacaan berjenjang di Pangkep, Hasni Hasan, secara kreatif meminta siswa juga bermain peran sebagai guru, dan memancing kepercayaan diri siswa lainnya untuk berani tampil di depan maupun bertanya (foto: Hasni Hasan)

Beberapa siswa yang berkebutuhan khusus

menjadi lebih terlibat aktif dalam belajar dan lebih cepat belajar membaca

(foto: Akbar)

Setelah membaca salah satu buku bacaan berjenjang “Seminggu Bersama Kakek,” siswa-siswi SDN 7 Letta membuat sendiri cerita dengan judul yang sama tapi isinya berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Mereka menggambar dan menuliskan sendiri pengalamannya. Buku bcaan berjenjang berhasil meningkatkan kreativitas menulis siswa (foto: Idayani)

Para calon fasilitator daerah berlatih gunakan buku bacaan berjenjang.

Mau Siswa Anda Cepat Lancar Membaca dan Paham Bacaannya,

Gunakan Buku Ini!

MAKASSAR - Buku Bacaan Berjenjang yang dikenalkan USAID PRIORITAS ternyata bisa menjadi media efektif meningkatkan literasi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Hal tersebut telah dibuktikan Pak Muhsin, Guru SDN Kakatua, Mariso, fasilitator buku bacaan berjenjang USAID PRIORITAS. Ternyata, selain berhasil meningkatkan minat dan keterampilan membaca siswa-siswa di kelasnya, buku tersebut juga berhasil menarik minat membaca anak-anak di lorong jalan Manuruki Makassar yang sering ia sapa saat menjenguk ibunya yang berjualan bakso di lorong tersebut.

Ketika melewati lorong tersebut, terlintas dalam pikirannya mengajak anak-anak dari keluarga kurang mampu tersebut bermain sambil membaca dan

meningkatkan literasi mereka. “Saya keluarkan buku besar sambil mendekati mereka dengan harapan ada di antara mereka yang bertanya-tanya,” ujarnya.

“Ternyata benar, banyak anak-anak yang tertarik dengan buku besar bergambar itu. Dengan nada lugu mereka bertanya, apa itu dibawa pak guru? Bagusnya gambarnya?" ujarnya. Anak-anak tersebut kemudian ia ajak membaca di samping gerobak bakso milik ibunya. Lama kelamaan, anak-anak terpancing untuk terus mengajak Pak Muhsin mengajari membaca. Setiap mendengar suara motornya melintas, mereka berteriak-teriak menyambut dan meminta Pak Muhsin mengajar kembali.

Karena rajin mendorong mereka membaca dan beberapa kali melakukan

kegiatan membaca bersama dengan buku besar, hampir semua anak jika bermain kini sambil membawa buku. “Ada yang membawa komik, buku cerita, buku gambar, dan bahkan ada yang membawa koran," ujar Muhsin senang. (Sulaiman)

PRAKTIK YANG BAIK PRAKTIK YANG BAIK

MAKASSAR - Miris, itulah yang saya rasakan ketika menggali informasi awal mengenai minat baca novel mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Kritik Sastra di Semester Ganjil Tahun ajaran 2015 – 2016. Rasionalnya, untuk dapat efektif melakukan kritik terhadap karya sastra, setidaknya mereka terbiasa membaca karya sastra. Kenyataannya, dalam 10 mahasiswa belum tentu ada 1 orang yang menamatkan membaca 1 novel dalam sebulan.

Fenomena ini mendorong saya meluncurkan program perkuliahan yang saya dan mahasiswa beri nama “Program Bertukar Novel”. Tersepakati dengan mahasiswa untuk menjadikan program ini sebagai salah satu kegiatan perkuliahan yang menjadi item penilaian.

Setiap mahasiswa mengumpulkan 1 novel. Jumlah novel yang terkumpul untuk setiap kelas rata-rata 37 novel. Novel-novel yang dikumpulkan itu tidak satu pun berjudul sama.

Novel ini didata dan diberi nomor oleh sekretaris kelas. Setiap minggu novel ini diputar antarmahasiswa di dalam kelas tersebut. Setiap mahasiswa dengan sendirinya harus menyelesaikan membaca 1 novel tersebut dalam satu minggu.

Mahasiswa mencatat kegiatan dan kecepatan membaca dalam jurnal membaca novel yang dimiliki masing-masing. Mahasiswa juga harus membuat sinopsis dari novel yang mereka

baca yang dituangkan dalam buku kumpulan sinopsis novel. Untuk mengontrol aktivitas membaca mahasiswa tersebut, saya memaraf dan membubuhkan tanggal untuk setiap sinopsis yang telah dibuat mahasiswa. Sepuluh menit di awal perkuliahan, mahasiswa menceritakan novel yang mereka baca dalam minggu tersebut.

Novel-novel ini kemudian ditindaklanjuti mahasiswa sebagai bahan analisis atau kritikan dengan menggunakan pendekatan kritik

sastra yang menjadi bahan perkuliahan pada minggu tersebut. Alhasil, sampai pada pertemuan akhir perkuliahan, setiap mahasiswa rata-rata menyelesaikan membaca 12 novel.

“Awalnya, aktivitas membaca novel ini terasa sangat berat kami lakukan. Selain membutuhkan waktu yang cukup lama, kami juga harus bisa mengatur waktu sedemikian rupa agar tugas-tugas perkuliahan yang lain dapat kami selesaikan. Belum lagi novelnya rata-rata tebal. Namun setelah melewati membaca tiga novel, saya jadi keranjingan membaca novel. Tidak enak rasanya jika dalam sehari saya tidak menyentuh novel, bahkan rasa penasaran selalu muncul untuk menyelesaikan bacaan dan mengetahui jalan cerita novel itu,” ungkap Crisnayanti salah seorang mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah ini.

Semoga dengan program ini minat baca mahasiswa semakin meningkat, baik membaca untuk kesenangan maupun untuk membaca buku-buku ilmiah.

32

PINRANG - Untuk mengajarkan implementasi gaya pegas secara konkret di kelas enam, saya membuat traktor pegas. Alat dan bahan yang digunakan yaitu tempat sabun atau tempat oli bekas yang diberi lubang pada bagian kiri dan kanan botol, sandal jepit bekas untuk membuat ban, bambu, paku untuk melubangi, kikir, isolasi,

tang, dan dan karet gelang. Cara membuatnya, yaitu diawali dengan melubangi kedua sisi botol menggunakan paku. Selanjutnya ban yang terbuat dari sandal jepit bekas dibuat bentuk lingkaran dan dipasang pada kedua ujung bambu. Setelah itu lubangi kembali tempat sabun pada bagian atasnya sebagai tempat paku dan diberi isolasi agar pakunya tidak mudah

goyang. Lalu ambil karet gelang, dipotong, dan diikat pada bambu serta paku. Traktor pegas selesai dibuat oleh siswa. Mereka diminta untuk menjalankan traktor pegasnya dengan cara memutar ban yang telah dipasangi karet dan siswa mengamati apa yang terjadi.

Traktor pegas bergerak karena

adanya gaya pegas. Traktor dapat bergerak karena ada gaya pada karet. Saat roda diputar ke arah belakang, karet akan tergulung pada bilah bambu. Akibatnya, karet menjadi kencang.

Saat traktor dilepaskan, gulungan karet juga terlepas. Traktor bergerak maju bersamaan dengan terlepasnya gulungan karet. Gaya yang bekerja pada traktor adalah gaya pegas. Oleh sebab itu, traktor tersebut biasa disebut traktor pegas.

Gaya pegas yang bekerja pada traktor dapat menyebabkan traktor bergerak maju. Traktor pun dapat berpindah dari tempatnya semula. Semakin lama siswa menggulung karet, maka semakin besar gaya pegasnya, semakin jauh pula traktor berjalan. Prinsip kerja traktor pegas juga berlaku pada mobil-mobilan pegas. Mobil-mobilan tersebut ditarik mundur kemudian dilepaskan sehingga bergerak maju.

Dari praktik sederhana ini siswa merasa senang belajar IPA dan mampu menjelaskan cara kerja traktor pegas berdasarkan pengalamannya sendiri.

BANTAENG - SDN 7 Letta mengembangkan gerakan literasi untuk siswa kelas IV, V, dan VI dengan nama bengkel menulis. Bengkel menulis adalah pelatihan menulis yang diadakan SDN Letta untuk siswa kelas tinggi dua minggu sekali selama dua jam per pertemuan.

Untuk meningkatkan literasi anak, guru-guru SDN Letta menggunakan strategi curah gagasan dan peta konsep. Salah satu siswa yang ikut kegiatan tersebut adalah Sri Puji Lestari, siswa kelas VI yang belajar membuat tulisan tentang berkebun. Lewat curah gagas, dia menulis secara acak segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan berkebun.

Setelah Puji selesai menuliskan semua gagasan mengenai berkebun, guru meminta dia mengelompokkan gagasan tersebut ke dalam kategori-kategori yang lebih umum, misalnya tanah dan air masuk kategori lahan, buah-buahan masuk kategori tanaman, dan seterusnya. Kategori-kategori itu dibuatkan mind mapping. Dia tulis besar-besar “berkebun” di tengah kertas, dilingkari, dan ditulis tanda panah menunjuk ke masing-masing kategori: tanaman, lahan, pupuk, dan sabit.

Gurunya, Hasnawiyah, meminta dia menentukan kategori mana yang paling sesuai untuk dikembangkan menjadi paragraf pertama. Puji mengembangkan kategori lahan menjadi tulisan seperti berikut: “Kakekku mempunyai lahan di samping rumah. Lahan itu sangat luas. Aku biasa ikut bersama kakek ke lahan”.

Untuk paragraf kedua dia pilih sabit, dan dia menulis: “Kakekku biasa membawa cangkul dan sabit. Cangkul biasa ia gunakan untuk menggali tanah atau menanam tanaman”.

Semua kategori yang ada dikembangkan menjadi paragraf-paragraf. Tulisan tersebut masih berupa draf dan mesti dikoreksi guru. Guru yang bertindak sebagai editor mengoreksi tata bahasa yang digunakan, menambah beberapa kata yang kurang, dan memberi saran pengembangan kalimat.

Berdasarkan hasil edit guru, siswa merevisi kembali tulisan itu menjadi lebih tertata dan panjang. Semua rangkaian tulisan ini dimulai dari brainstorming, pra penulisan, pembuatan draf, dan disatukan. Selanjutnya di bagian

MAKASSAR - Buah-buahan bisa menjadi salah satu energi alternatif untuk menghasilkan arus listrik. Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Buah jeruk, apel, belimbing, dan tomat merupakan buah bersifat asam yang bisa menjadi sumber arus searah. Di dalam pembelajaran IPA Kelas VII kali ini, saya meminta siswa membawa jeruk nipis ke sekolah sebagai bahan praktikum pada materi perubahan bentuk energi.

Alat dan bahan yang digunakan cukup sederhana, yaitu beberapa buah jeruk nipis (5-7 jeruk), plat seng, tembaga, penjepit kabel, dan lampu led. Alat-alat ini biasanya sudah ada di laboratorium IPA. Jeruk tersebut oleh kelompok siswa dirangkai secara seri seperti pada gambar. Pada kedua sisi jeruk, masing-masing ditancapkan tembaga dan plat seng. Plat seng dari jeruk pertama dihubungkan dengan tembaga pada jeruk kedua. Plat seng pada jeruk kedua dihubungkan dengan tembaga pada jeruk ketiga, begitu seterusnya. Sedangkan penjepit kabel berfungsi sebagai penyambung antara plat seng dan tembaga.

Lampu led kemudian dipasang di antara rangkaian tersebut. Tembaga merupakan kutub positif dan plat seng kutub negatif dan arus listrik mengalir menyalakan lampu led tersebut. Selama praktikum siswa mencatat semua proses-proses yang terjadi sebagai bahan pelaporan. Setelah praktikum, siswa mempresentasikan laporannya secara berkelompok.

“Prinsip kerjanya yaitu jeruk nipis berfungsi sebagai

penyangga antara ion-ion tembaga dan seng. Ketika lempengan tembaga dan seng ditancapkan ke jeruk nipis maka terjadi perpindahan elektron yang mengakibatkan terjadinya arus listrik dan menyebabkan lampu dapat menyala,” tukas siswa dalam presentasinya.

Dengan praktikum ini, siswa dapat memahami fungsi jeruk sebagai zat elektrolit yang dapat mereaksikan kedua logam yang ditancapkan hingga menghasilkan energi listrik. Siswa sangat antusias dalam melakukan praktikum. Mereka menjadi tahu alternatif sumber-sumber energi.

Baterai Dari Jeruk NipisOleh Nursyamsih, SP.d., MP.d, Guru SMPN 26 Makassar

Siswa membuat mobil traktor pegas dan mengujicobanya.

Tingkatkan Kemampuan Literasi Anak dengan Bengkel Menulis

Mempraktikkan Cara Kerja Traktor PegasOleh Sofyan, guru SDN 284 Mattiro Sompe Bonne-Bonne Pinrang

Puji menunjukkan hasil karyanya, pertama membuat mind mapping; kedua, menuliskan secara bebas hasil mind mapping; dan ketiga,pengeditan dan penyempurnaan tulisan

Bertukar Novel untuk Tumbuhkan Kesenangan Membaca MahasiswaOleh Nensilianti, Dosen Bahasa Indonesia UNM, Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan

Contoh novel-novel yang saling ditukar antar mahasiswa.

depan diberi sampul dengan gambar bertema berkebun yang dibuat oleh Puji.

Salah satu kelompok siswa sedang merangkai baterai jeruk nipis

PRAKTIK YANG BAIK PRAKTIK YANG BAIK

Menggunakan Adonan Onde-onde untuk Belajar Gaya

WAJO - Materi wawancara dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII merupakan salah satu kompetensi dasar (KD) yang berorientasi pada keterampilan berbicara. Tujuan dari pembelajaran ini adalah memberi pengetahuan kepada siswa untuk melakukan wawancara dengan narasumber dengan memperhatikan etika wawancara.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis mencoba merancang PBM dengan mereplikasi model talkshow agar siswa dapat menguasai tiga aspek keterampilan berbahasa (membaca-berbicara-menulis). Secara terintegrasi siswa membaca sumber informasi, membicarakan dan menanyakan relevansi informasi dalam bentuk wawancara, dan terakhir menulis laporan (resume) hasil wawancara.

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut:

Siswa dibentuk 4 kelompok, yang jumlah anggotanya sama. Setiap kelompok memiliki peran berbeda. Misalnya, kelompok I berperan sebagai pewawancara, kelompok II berperan sebagai narasumber dari tim SAR BNPB, kelompok III sebagai anak buah kapal (ABK) Marina Baru, dan kelompok IV dari keluarga korban.

Setelah kelompok terbentuk, siswa diajak menonton video talkshow di Youtube. Siswa mengamati dan mengidentifikasi ciri-ciri talkshow: sikap pewawancara, gesture tubuh dan model pertanyaan yang diajukan dan cara narasumber menjawab. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui cara membawakan acara talkshow yang profesional.

·Setelah mengidentifikasi ciri-ciri talkshow, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil identifikasi di

depan kelas, yang lain menanggapi. Hasil identifikasi ini diresumekan guru dan menjadi alat menilai kualitas talkshow yang akan dipraktikkan siswa.

Untuk menggiring siswa memahami topik wawancara yang akan diadakan, masing-masing kelompok mendapat bahan bacaan dengan topik “Tenggelamnya KM Marina Baru”. Mereka diberi kesempatan membaca senyap selama beberapa menit,

dan berdiskusi di kelompok masing-masing agar mereka menguasai isinya.

Fokus diskusi kelompok I (pewawancara) adalah menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan ke masing-masing kelompok narasumber. Kelompok tersebut juga memprediksi jawaban yang akan diberikan dan tanggapan balik terhadap jawaban tersebut. Demikian juga kelompok II, III, dan IV berdiskusi dengan fokus menyusun/menyiapkan daftar jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan diajukan oleh kelompok I (pewawancara). Mereka juga mempersiapkan model gesture yang sesuai dengan pertanyaan dan memprediksi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

·Selesai berdiskusi kelompok, siswa membentuk talkshow yang terdiri atas 4 orang dengan rincian 1 orang perwakilan dari kelompok I (pewawancara) dan 3 orang narasumber (perwakilan kelompok II, III, dan IV masing-masing 1 orang). Secara bergiliran, selama 15 menit setiap kelompok talkshow tampil mempraktikan proses wawancara.

Talkshow tampak riuh dan menyenangkan. Semua berupaya menunjukkan kemampuannya. “Bagaimana KM Marina Baru bisa tenggelam padahal cuaca di laut saat itu sedang cerah?” tanya pewancara kepada ABK Marina Baru. “Kami sudah melakukan perawatan kapal sesuai prosedur. Kondisi kapal sebenarnya baik-baik saja, kami juga tidak tahu mengapa tiba-tiba terjadi kebocoran di lambung kapal sehingga membuat kapal tenggelam,” kilah ABK Marina Baru. Demikian proses talkshow yang dilakukan siswa.

·Kelompok talkshow yang tidak tampil memberikan penilaian kepada kelompok yang sedang tampil sesuai identifikasi talkshow yang sudah

disepakati para siswa. ·Usai talkshow, pewawancara dan

narasumber menyusun resume. Hasilnya dipresentasikan di kelas, dipajang di dinding kelas.

Siswa merasa senang dan aktif mengikuti pembelajaran. Siswa membaca, menulis, dan berbicara secara terintegrasi dalam suasana yang menyenangkan. Siswa mampu mencari dan mengolah informasi melalui kegiatan rmembaca, mampu mengeskpresikan ide dan gagasannya secara lisan (wawancara) dan tertulis (resume). Selain itu, siswa juga belajar tentang pentingnya etika dan kesantunan berbahasa berdasarkan konteks.

Oleh Amkayus, Guru SMP Negeri 4 Tanasitolo, Kabupaten Wajo

4 5

MAROS - Saat saya mendampingi diseminasi program pembelajaran SD/MI di kecamatan Camba, terdapat dua guru, Bapak Faisal dan Muzakkir, yang akan praktik mengajar mata pelajaran IPA di kelas IV tentang perubahan bentuk benda karena gaya. Saat simulasi mengajar, kedua guru mengalami kesulitan menentukan benda untuk bahan percobaan. Apalagi lokasi pelatihan jauh terpencil di bawah lereng-lereng bukit Camba. Sekolah tempat praktik juga sangat terpencil.

Sebagai fasilitator, saya menyarankan menggunakan bahan-bahan di sekitar, sebagai ganti dari plastisin yang umum dipakai untuk KD pelajaran sejenis. Plastisin adalah bahan elastis yang bisa dibentuk yang bisa dibeli di toko-toko ATK. Karena tidak ada toko sejenis di tempat tersebut, mereka sepakat menggunakan bahan alternatif, yaitu adonan onde-onde; jajanan khas Indonesia. Penggunaan bahan ini setelah dicoba ternyata tidak lengket, mudah dibentuk dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan lain. Sebelumnya mereka berpikir menggunakan tanah liat, namun mereka khawatir membuat kelas jadi kotor.

Ketika praktik, mereka membawa bahan-bahan dasar adonan tersebut, yaitu kanji, tepung dan air ke kelas. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan membuat sendiri adonan tersebut. Ukurannya 1 banding 5, atau satu gram kanji untuk lima gram tepung beras. Air digunakan secukupnya berdasarkan kekentalan yang ingin diperoleh.

Setelah adonan jadi, kelompok mempraktikkan berbagai gaya seperti menarik, mendorong, dan menekan pada bahan-bahan tersebut, sambil membuat berbagai bentuk jenis hewan. Masing-masing kelompok ternyata menghasilkan berbagai bentuk jenis hewan.

Setelah selesai mereka mempresentasikan cara membuat masing-masing hewan dan menentukan gaya apa yang dipakai saat membentuk tiap-tiap sisi hewan yang terbentuk tersebut.

Praktik belajar jadi menyenangkan, anak-anak mengetahui dasar-dasar pengetahuan mengenai gaya. Guru yang mengajarpun merasa terhenyak dengan hasil pembelajaran yang mereka lakukan. Mereka merasa metode PAKEM benar-benar membuat guru dan siswa menjadi kreatif.

Belajar Talkshow dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Salah satu kelompok melakukan talkshow, dan yang lain melakukan penilaian

Oleh Alimuddin Assegaf, Pengawas SD di Kabupaten Maros

Hasil karya siswa dari siswa dariadonan onde-onde

Resume siswa dari hasil wawancara.

MAKASSAR - Siswa kelas IV SD Negeri Kompleks IKIP 1 Makassar beberapa waktu lalu melaksanakan pembelajaran di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo Takalar, yang mengembangkan program pendidikan ekosistem laut dan pesisir.

Tujuan yang ingin dicapai dengan pembelajaran ini adalah mengetahui kegiatan ekonomi masyarakat dan jenis keragaman sumber daya alam dalam pelajaran IPS serta membuat laporan

kegiatan pada pelajaran bahasa Indonesia. Sebelum berangkat para siswa sudah

mempersiapkan berbagai pertanyaan menyangkut kehidupan nelayan pesisir untuk menjadi bahan pelaporan. Begitu sampai di PPLH Takalar, siswa berusaha mendapatkan data sebanyak-banyaknya. Didampingi oleh staf PPLH Takalar, mereka mewawancarai para petani rumput laut tentang cara budidaya rumput laut, proses panen, dan pemasaran. Siswa juga mendapatkan informasi bahwa

pembudidayaan rumput laut bisa mengurangi kebiasaan nelayan mencari ikan dengan cara yang merusak alam, yaitu menggunakan bom dan sianida. Mereka juga mewancarai nelayan untuk mengetahui kehidupan sehari-hari para nelayan.

Setelah data terkumpul, sebagai pekerjaan rumah secara berkelompok, siswa membuat makalah dengan memperhatikan sistematika penulisan karya tulis ilmiah

yang sudah diajarkan. Seminggu kemudian mereka melakukan presentasi hasil pembelajaran di PPLH. Presentasi dilakukan secara bergantian oleh tiga orang perwakilan kelompok: moderator yang memimpin diskusi kelas, presenter yang menyampaikan presentasi makalah dalam bentuk power point, dan operator yang mengoperasikan komputer.

Salah satu kelompok mempresentasikan budidaya rumput laut. Berdasarkan hasil temuan mereka, rumput laut dibersihkan dengan menggunakan air tawar, “Agar rasa asin air laut hilang,” ujar kelompok itu.

Seorang siswa dari kelompok lain menanggapi secara kritis, “Tapi rumput laut baunya amis walau sudah dibersihkan air tawar, bagaimana menghilangkan bau tersebut?” tanyanya bersemangat.

Sesi tanya jawab adalah sesi paling seru. Pemakalah dihujani berbagai pertanyaan dari para peserta diskusi yang tidak lain adalah teman-teman mereka sendiri. Mereka ingin mengetahui lebih jauh dan membandingkan data hasil pengamatan dan wawancara yang mereka lakukan.

Oleh Alphian Sahruddin, Guru SDN Kompleks IKIP I Makassar

2

1

Bertamasya, Belajar, dan Melaporkan

Siswa melakukan pengamatan terhadap budi daya rumput laut dan mengumpulkan data.

PRAKTIK YANG BAIK PRAKTIK YANG BAIK6 7

Ibu Penjual Kantin Sekolah ini Rajin Membaca, dan Lihat Dampaknya!

Oleh Amkayus, Guru SMP Negeri 4 Tanasitolo, Wajo, Sulawesi Selatan

TAKALAR - Syamsinar Daeng Intan (48 th) adalah penjual di kantin sekolah SDN 5 Ballo Takalar Sulsel yang sangat rajin membaca. Dalam seminggu, di antara kesibukannya menjual bakwan, roti bakar, ubi, pisang goreng dan minuman ringan, dia masih sempat menghabiskan dua sampai tiga buku bacaan yang tersedia di taman baca di sekolah tersebut. Sejak dulu dia sudah suka membaca, tapi tidak tersalurkan karena tidak memiliki banyak dana untuk beli buku. Setelah SDN 5 Ballo mengadakan gerakan budaya baca, memprogramkan baca senyap bagi seluruh penghuni sekolah dan mendirikan balai taman baca dan sudut baca dipenuhi dengan buku-buku menarik, maka hobi itu kini tersalurkan kembali.

Sesuai dengan profesinya sebagai penjual di kantin sekolah, dia suka membaca buku masak. Buku-buku semacam itu tersedia juga di dua taman baca yang ada di sekolah tersebut. Taman baca itu berbentuk balai-balai kecil, seperti bangunan siskamling, namun dipenuhi buku, majalah dan koran. Sekolah juga menggelar karpet di depan semua kelas, tempat anak-anak dengan santai membaca buku. Ketika jam belajar tiba, Ibu Syamsinar bebas menikmati buku bacaan di depan kelas, atau di taman baca itu sendiri, kadang juga di tempat duduk di kantinnya.

“Terakhir saya membaca buku yang menceritakan tentang pangeran berjanggut, ceritanya amat menarik. Ratunya amat jahat dan ingin merebut kerajaan. Kita jadi tahu betapa buruknya akibat keserakahan,” ujarnya.

Ternyata dengan rajin membaca, banyak dampak positif yang muncul, baik bagi dirinya sendiri maupun sekolah, kok bisa?

Bakwan yang dia jual sangat laris, namun masih perlu kandungan yang menyehatkan. Setelah dia membaca buku tentang kandungan sayuran, dia menyadari bahwa wortel mengandung vitamin A yang amat baik untuk meningkatkan kesehatan kulit dan mata, bahkan bisa mencegah kanker. Setelah membaca buku itu, dia langsung menambah jumlah takaran sayur wortel pada kue bakwan yang dia jual. Bakwan dan makanan yang dijualnya juga selalu habis dan cukup membuat ekonomi kehidupan Bu Syamsinar berjalan dengan baik.

Selain itu, dia juga menambah jumlah tomat pada sambel

sebagai pasangan hidangan ketika makan bakwan. “Ternyata buah tomat bisa menambah nafsu makan dan kadar vitamin C-nya juga sangat tinggi, yang amat baik bagi anak-anak. Oleh karena itu saya tambah tomatnya kalau membuat sambel. Tidak seperti dulu yang hanya sedikit,” ujarnya.

Namun uniknya dia juga suka bacaan tentang olahraga, “Saya sangat suka baca buku-buku olahraga. Kalau anak-anak bersama dengan gurunya sedang pelajaran olahraga, saya juga sering ikut-ikutan dan membantu guru,” katanya. Kalau anak-anak kurang bisa melakukan gerak tertentu, kadang dia membantu mencontohkan gerakan tersebut. “Saya contohkan misalnya mengangkat tangan ke atas” ujarnya sambil memeragakan.

Bagi ibu enam anak ini, kegiatan membaca buku merupakan kegiatan refreshing yang menyenangkan setelah penat menjual. Dengan sering membaca, dia juga berusaha memberi contoh bagi cucunya yang sekolah di tempat tersebut, agar rajin membaca seperti neneknya. Di rumah pun, dia sering dorong cucunya membaca. “Cucu saya itu kini rajin membaca di taman baca,” ujarnya.

Dampak membaca ini dirasakan oleh anak-anak, guru bahkan kepala sekolah. “Karena membaca, makanan yang dijual di kantin menjadi lebih menarik dan lebih sehat untuk kita makan. Ini sangat penting untuk anak-anak,” ujar Darsiah Kepala Sekolah SDN 5 Ballo.

Untuk membuat semua warga sekolah tumbuh minat bacanya, SDN Ballo 5 telah menjalankan program wajib baca bagi siapa saja yang masuk sekolah pada hari Sabtu selama 20 menit. Tak ada seorang pun yang boleh melakukan kegiatan lain, pada jam tersebut kecuali membaca. “Saya jadi ikut membaca buku walaupun sebenarnya saya cuma bantu Ibu menjual,” ujar Zulkifli suami Syamsinar.

Untuk mendorong budaya baca, selain program tersebut, SDN 5 Ballo yang merupakan binaan USAID PRIORITAS ini juga menjalankan program membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, lomba menulis karangan, lomba membuat resensi dan berbagai lomba lainnya.

Syamsinar Daeng Intan rajin membaca buku saat kantin tidak lagi ramai. Membaca buku-buku tentang resep makanan yang sehat mendorongnya menghadirkan makanan yang sehat bagi siswa-siswi di SD 05 Ballo.

Acara Maulid Nabi dan Matematika

MAKASSAR - Bersama Ibu Mira, saya berpraktik mengajar di kelas IX-1 MTsN Model Makassar. Kami menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan menggabung beberapa materi dan kompetensi dasar tentang barisan dan deret, pengelompokan, dan peluang.

Di awal pembelajaran, kami menggali kemampuan siswa dengan beberapa pertanyaan, di antaranya: jika kalian diminta mencari letak rumah, apa yang harus diketahui pertama kali? “Alamat dan nomor rumahnya bu,” jawab Siti Hajar salah seorang siswa.

Saya pun bertanya kembali, biasanya nomor rumah itu terbagi dua. Kalau misalnya nomor ganjil berada di sebelah kiri, dan diketahui nomor rumah seseorang adalah 153, rumah orang tersebut terletak pada deret ke berapa? Mendengar pertanyaan tersebut, suasana kelas berubah jadi riuh. Ada siswa yang menjawab 76, ada 77, disertai alasan-alasannya. Kami memberikan jawaban dan

penjelasannya. Kami memberi penguatan dengan menerangkan rumus dan jawaban yang benar adalah 77. Namun dari beberapa jawaban siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa masih mengingat dengan baik materi prasyarat untuk barisan deret aritmetika.

Kami menyampaikan bahwa siswa akan merancang “Acara Maulid Nabi di MTsN Model Makassar” secara berkelompok. Dalam tugas ini, siswa diminta untuk membuat suatu denah pengaturan kursi sesuai dengan jenis tipe undangan yang telah ditentukan, memilih paket menu makanan, jumlah dana konsumsi yang harus disiapkan, serta jumlah total dana yang harus disiapkan untuk acara tersebut. Semua tugas tersebut dibuat menjadi laporan kegiatan pelaksanaan acara. Dengan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menerapkan konsep barisan dan deret, operasi aljabar tentang pengelompokan dan mampu menerapkan konsep peluang dalam persoalan

kehidupan nyata Kemudian kami

membagikan lembar kerja (LK) kepada siswa. Kami mengingatkan siswa agar sebelum mengerjakan tugas proyek agar mereka membaca dan memahami langkah-langkah yang harus dilakukan. Di awal mereka bersama menyelesaikan soal-soal dan merancang kegiatan yang akan dilakukan untuk acara maulid nabi di madrasah. Kemudian siswa berbagi tugas, ada yang merancang denah, ada yang menghitung anggaran yang dibutuhkan, memilih dan membuat

menu, serta mencatat laporan untuk merancang denah pengaturan kursi, siswa terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan tentang deret kelima bilangan 7, 10, 13, 16 dan ... Setelah mampu menjawab, secara berkelompok mereka berkreasi menggambar denah di kertas karton yang sudah disiapkan. Ada yang menggambar denah dengan kursi berbentuk bundar, persegi panjang, atau seperti kursi aslinya, dan diberikan variasi warna yang berbeda sehingga terlihat indah.

Pada pemilihan menu makanan, setiap kelompok diberikan kebebasan memilih paket menu makanan. Untuk kegiatan ini mereka menggunakan operasi aljabar pengelompokan, artinya setiap item dikelompokkan dahulu sesuai jenisnya dan dikalikan untuk mendapatkan jumlah total. Misalnya untuk undangan VIP, jumlah undangannya berapa dan paket menunya dibeli yang harga berapa.

Siswa juga menghitung biaya untuk penceramah dan pembawa acara. Selain itu mereka juga menggunakan teori matematis peluang untuk menghitung peluang per orang dari sekian undangan untuk mendapatkan tiga door prize yang akan dibagikan setelah selesai acara.

Sembari membuat karya itu, mereka juga membuat laporan. Laporan tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas dan ditanggapi oleh siswa lainnya.

Berdasarkan hasil refleksi siswa, mereka merasa puas karena bisa merancang sebuah acara besar untuk sekolahnya. Mereka mendapatkan gambaran cara membuat proposal sebuah acara. Bahkan sebagian siswa menyarankan setiap pembelajaran matematika bisa dilakukan dengan kegiatan berbasis proyek.

Oleh Fatmawati Annas, Guru SMPN 27 Makassar

Kelompok siswa tampilkan laporan proyek matematika merancang acara maulid nabi.

Siswa sedang presentasi hasil diskusi kelompoknya di hadapan kelompok lain.