issn: 1693 - 313 - newmed.ac.id · sebagai contoh proses stigmergy adalah mekanisme kerja...

14

Upload: buikhuong

Post on 03-May-2019

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ISSN: 1693 - 313

JURNAL IPTEKSNEW MEDIA

VOLUME 4 NOMOR 2 SEPTEMBER 2013

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Ipteks “New Media” Volume 4 Nomor 2 September 2013 merupakan edisiketujuh yang bertemakan “Pendidikan, Ekonomi, Desain Grafis, Arsitektur danTeknologi Infomasi”.

Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul tentang Solusi Penataan Ruang danBanguna pada Kawasan Permukiman Pinggir Jalan Raya di Kecamatan Ubud oleh NiMade Emmi Nutrisia Dewi, S.T., M.T. Artikel kedua dari Ketut Bayu Yogha Bintoro,S.Kom., M.Cs dengan judul Natural Stigmergy Semut dalam Penanganan MasalahOptimasi Pencarian Jalur Terpendek Ekspedisi Barang. Artikel ketiga Variasi StrukturBangunan Tradisional Bale Daja di Kabupaten Gianyar oleh I Wayan Juliatmika, S.T.,M.T. Artikel keempat dengan judul Pertimbangan Antropometri pada Desain Interioroleh I Gusti Agung Haryawan, S.Sn. Artikel berikutnya adalah “Telajakan” RuangTerbuka Hijau Tradisional Bali oleh Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA.,Dipl. LMP.

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada New Media atas motivasi dan masukkannyauntuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika New Media ataskekompakan dan semangatnya. Terakhir, kritik dan saran guna kesempurnaanselanjutnya sangat kami harapkan dan kepada semua yang telah membantu penerbitanjurnal ini dan para pembaca yang budiman, kami ucapkan terimakasih.

RedaksiAlamat Redaksi

NEW MEDIAJl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459SMS Center: 0818663342 (NMEDIA) email: [email protected] website:

http://www.newmedia-bali.com

ISSN: 1693 - 313

JURNAL IPTEKS

NEW MEDIAVOLUME 4 NOMOR 2 SEPTEMBER 2013

VOLUME 4 NOMOR 2 SEPTEMBER 2013Pelindung dan Penanggung Jawab :

Nyoman Suteja, Ak. Kadek Sudrajat, S.Kom

Penasehat :Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST, MA, Dipl.LMP

Ketua Dewan Redaksi :Inten Pertiwi, S.I.P.

Mitra Bestari :Prof. Dr. Shane Greive (Architect and Urban Specialist, Curtin University of

Technology)

Dewan Editor :Inten Pertiwi, S.I.P

Putu Astri Lestari, S.E., AkKetut Bayu Yogha Bintoro, S.Kom., M.Cs

Redaktur Pelaksana :Arygia Pebrisa

Rudy Dharmawan KadekPutu Astri Lestari, S.E., Ak

Desain Cover :Adhitya Ramadhan

Alamat Redaksi : NEW MEDIAJl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459. SMS Center: 0818663342Email: [email protected], website: http://www.newmedia-bali.com

JURNAL IPTEKS “NEW MEDIA” yang terbit pertama kali September Tahun 2010 adalah wahana informasi di bidang ilmupengetahuan, teknologi informasi, ekonomi, bisnis, sinema, seni grafis dan arsitektur. Artikel berupa hasil penelitian, tulisan ilimahpopuler, studi kepustakaan, review buku maupun tulisan ilmia h terkait lainnya. Dewan Redaksi menerima artikel terpilih untukdimuat, dengan frekuensi terbit secara berkala 2 (dua) kali setahun yaitu September dan Maret. Naskah yang dimuat merupakanpandangan dari penulis dan Dewan Redaksi hanya menyunting naskah sesuai format dan aturan yang berlaku tanpa mengubahsubstansi naskah.

ISSN: 1693 - 313

JURNAL IPTEKSNEW MEDIA

VOLUME 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2012

PETUNJUK PENGIRIMAN NASKAHTATA TULIS NASKAH :1. Kategori naskah ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer

(aplikasi, ulasan, opini) dan diskusi.2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A-4,

spasi Single, dengan batas atas, bawah, kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm dari tepi kertas.3. Batas panjang naskah/artikel maksimum 20 halaman dan untuk naskah diskusi maksimum 5

halaman.4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, huruf Times New

Romans 16 pt, ditengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas(nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai catatan kaki).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asalpenulis dan alamat email dibawah nama.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftarkata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak.

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata, dicetak miring, 1spasi. Abstrak tidak perlu untuk naskah diskusi.

8. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf capital, huruf Times New Romans12 pt

9. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. Tulisan dalam gambar, grafik, dantabel tidak boleh lebih kecil dari 6 point (tinggi huruf rata-rata 1,6 mm).

10. Nomor dan judul untuk gambar, grafik, tabel dan foto ditulis di tengah-tengah kertas denganhuruf kapital di awal kata. Untuk nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkanuntuk nomor dan judul gambar, grafik dan foto diletakkan di bawah gambar, grafik dan fotoyang bersangkutan.

11. Untuk segala bentuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatankaki yang berisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip).Rumus-rumus hendaknya ditulis sederhana mungkin untuk menghindari kesalahan pengetikan.Ukuran huruf dalam rumus paling kecil 6 point (tinggi huruf ratarata 1,6 mm).

12. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftarnotasi diletakkan sebelum daftar pustaka.

13. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 1,5 spasi dan diurutkan menurut abjad.Penulisannya harus jelas dan lengkap dengan susunan : nama pengarang. tahun. judul. kota:penerbit. Judul dicetak miring.

KETERANGAN UMUM :1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam program pengolahan kata M.S. Word.dan

naskah bisa dikirimkan via email atau dalam bentuk CD ke alamat redaksi.2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.3. Redaksi berhak menolak atau pengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi

kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskankepada penulis naskah untuk ditanggapi.

ISSN: 1693 - 313

JURNAL IPTEKSNEW MEDIA

VOLUME 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2012

DAFTAR ISI

Solusi Penataan Ruang dan Banguna pada Kawasan PermukimanPinggir Jalan Raya di Kecamatan UbudNI MADE EMMI NUTRISIA DEWI, S.T., M.T.

44 - 50

Natural Stigmergy Semut dalam Penanganan Masalah OptimasiPencarian Jalur Terpendek Ekspedisi BarangKETUT BAYU YOGHA BINTORO, S.KOM., M.CS

51 - 57

Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja di KabupatenGianyarI WAYAN JULIATMIKA, S.T., M.T.

58 - 68

Pertimbangan Antropometri pada Desain InteriorI GUSTI AGUNG HARYAWAN, S.SN.

69 - 71

“Telajakan” Ruang Terbuka Hijau Tradisional BaliDR. NGAKAN KETUT ACWIN DWIJENDRA, ST., MA.,DIPL. LMP.

72 - 76

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

SOLUSI PENATAAN RUANG DAN BANGUNANPADA KAWASAN PERMUKIMAN PINGGIR JALAN RAYA

DI KECAMATAN UBUD

Oleh:Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, S.T., M.T.

Ketua Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain BaliE-mail : [email protected]

AbstrakKecamatan Ubud merupakan wilayah yang memiliki perkembangan pariwisata yang pesat.

Hal ini sangat mempengaruhi pemanfaatan ruang, khususnya pada pinggir jalan raya. Banyak terjadialih fungsi lahan dan kurang tertatanya bangunan di sepanjang jalan raya. Tujuan dari artikel ini yaituuntuk memperoleh solusi dalam mengatasi penataan ruang dan bangunan yang kurang tepat. Metodepengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, kepustakaan, observasi lapangan dandokumentasi. Adapun hal-hal yang dibahas yaitu pemanfaatan ruang dahulu dan saat ini serta solusidan saran untuk memperbaikinya kearah yang lebih baik. Terdapat dua solusi yang memungkinkanuntuk dilaksanakan yaitu mengadakan penghijauan di pinggir jalan raya serta pembuatan lahan parkirbaru. Dalam menerapkan beberapa solusi tersebut harus terjadi kesepakatan terlebih dahulu antarapemerintah dan masyarakat yang bersangkutan.Kata kunci : Pemanfaatan, solusi, penataan, ruang, bangunan.

AbstractUbud sub district is an area that has a rapid development of tourism. This greatly affects theutilization of space, especially on the edge of the highway. Many land conversion occurs and many ofless well-organized of building along the highway. The purpose of this article is to obtain a solutionin dealing with the arrangement of space and buildings that are less precise. The methods of datacollection that have been used were interviews, literature, field observation and documentation. As forthe things discussed were the use of former and current space, the solutions and suggestions toimprove the space for the better. There are two possible solutions that can be implemented which areto conduct roadside greening and creating new parking spaces. In implementing all of the solutionsmust occur prior agreement between the government and the people concerned.Keywords: Utilization, solutions, structuring, space, buildings.

1. PENDAHULUANTerdapat berbagai faktor yangmenyebabkan perubahan danperkembangan suatu wilayah. Salahsatu faktor tersebut yaitu faktor sosial,budaya dan ekonomi. Masuknya arusglobalisasi dan budaya luar saat ini,menyebabkan terjadi perubahan padakehidupan masyarakat lokal. Perubahantersebut berupa yang pada awalkehidupannya masih bersifat tradisional

berubah menuju ke arah modern. Darihal tersebut berdampak juga terhadapperkembangan keruangan suatuwilayah, khususnya dalam hal penataanruangnya.Perkembangan keruangan suatu wilayahyang pesat dapat dilihat di KecamatanUbud, Kabupaten Gianyar. KecamatanUbud merupakan daerah yang memilikipotensi kekayaan dalam bidang senibudaya dan hasil kerajinan serta dikenal

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

NATURAL STIGMERGY SEMUT DALAM PENANGANANMASALAH OPTIMASI PENCARIAN JALUR TERPENDEK

EKSPEDISI BARANG

Oleh :Ketut Bayu Yogha Bintoro, S.Kom., M.Cs

Dosen Teknik InformatikaAkademi Manajemen Informatika & Komputer New Media

Email : [email protected]

ABSTRAKSI

Masalah optimasi merupakan masalah multi dimensi dimana dalam pencapaian solusidiperlukan beberapa parameter dan constraint yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuantertentu secara parallel. Pengingkaran terhadap salah satu constraint menyebabkan oprimalisasisolusi dari masalah menjadi tidak optimal. Dalam bidang Telekomunikasi dan komputerMasalah optimasi juga menjadi masalah dengan tingkat kesulitan tinggi sehingga banyak risetmenangkat masalah ini dan beberapa metodologi pemecahan banyak tercipta untukpermasalahan optimasi ini, salah satu cabang ilmu kecerdasan buatan yaitu kecerdasankelompok, secara khusus mengangkat masalah tersebut dan berusaha mencarikan metode untukmenyelesaikan masalah optimasi.

Natural stigmergy merupakan inti dari proses yang ada pada mahluk hidup yang berkelompok,dari prose salami tersebut ternyata dapat dibuatkan model matematika yang ekuivalen untukmenyelesaikan masalah optimasi. Salah satu Natural stigmergy yang dapat dicontoh untukmenyelesaikan masalah adalah semut. Model alami tersebut di bawa ke dalam masalahekspedisi barang antar kota dimana parameter yang dipakai adalah jarak tempuh dan tingkatkeuntungan.

Kata Kunci : Natural stigmergy, semut, masalah optimasi, ekspedisi barang.

PENDAHULUAN

Stigmergy merupakan mekanisme alamiyang muncul dari mahluk hidupberkoloni seperti semut, lebah, rayap,ikan dan lain sebagainya yang munculsecara spontan dari setiap individu didalam koloni tersebut dalammenghadapi tantangan atau gangguanyang muncul pada lingkungan tempattinggalnya [1]. Kerjasama spontantersebut didasari dari keterbatasan setiapindividu dalam menangani masalahyang ada di lingkungan merekasehingga mereka perlu bekerjasamauntuk menghadapinya. Salah satu

mekanisme yang stigmergy dengankerjasama biasa adalah dalam stigmergytidak terdapat pemimpin ataukoordinator untuk membagi pekerjaanakan tetapi fungsi pekerjaan tersebutmuncul dengan sendirinya dari masing-masing individu [1].

Karakteristik lainnya adalah tidak adaindividu superior yang lebih hebat ataulebih pintar dibanding individu lainnyasecara hirarki, dalam mekanismetersebut setiap individu adalahpemimpin sekaligus pekerja yang harusbekerja sama dengan individu lainnyauntuk mengatasi tantangan yang ada [2].

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

Masing-masing individu bekerjasamamenggunakan suatu mekanismekomunikasi tidak langsung melaluilingkungannya [3], contonya semutmenggunakan feromon untukkomunikasi diantara individu semut.

Sebagai contoh proses stigmergy adalahmekanisme kerja pembangunan sarangrayap, mekanisme foraging (pencarianmakanan) pada semut, pemilihan sarangoleh lebah, dan lain sebagainya. Ketigacontoh tersebut memiliki tantangantersendiri, memiliki mekanisme kerjasama yang berbeda, berada padalingkungan yang berbeda akan tetapiuntuk dapat menghadapi tantangan yangmereka hadapi, hewan tersebut salingbekerja sama sehingga dapat mengatasitantangan yang dihadapi [2]. Stigmergytidak muncul jika tidak terdapattantangan yang dihadapi kolonitersebut.

Model kerjasama alami itu kemudiandibuatkan model matematikanya dandigunakan untuk menyelesaikanmasalah yang memilki ekuivalensidengan contoh alaminya. Contonmasalah optimasi yang memilikiekuivalensi antara lain pencarian jalurterpendek (foraging) pada semut, datamining (pemilihan sarang baru yangdilakukan lebah dan lain sebagainya [2].

Gambar 1. Sarang rayap, merupakan salah satuhasil stigmergy

Dalam tulisan ini fokus perhatian adalahpada mekanisme stigmergy pada semutterutama pada proses foraging. Proses

semut dalam mencari makan (foraging)dapat menjadi model dalammemecahkan salah satu masalahoptimasi yaitu pencarian jalur terpendekdengan mempertimbangkan constraintconstraint yang ada. Komunikasidilakukan secara tidak langsung melaluilingkungan menggunakan .. zat alamiyang mereka hasilkan yaitu feromon,dapat dikatakan feromon inilah yangmenjadi kunci munculnya mekanismestigmergy pada semut [3].

Gambar 2. Semut menggunakan feromon untukbekerja sama.

LANDASAN TEORI DAN METODEPENELITIAN

Teknik simulasi digunakan dalampenelitian ini, Berdasar pada penelitian[1]. Berikut contoh simulasi yang adapada gambar 2.

Gambar 3. Simulasi yang dilakukan [1].

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

VARIASI STRUKTUR BANGUNAN TRADISIONALBALE DAJA DI KABUPATEN GIANYAR

oleh:I Wayan Juliatmika, S.T., M.T.

Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Balie-mail: [email protected]

AbstractBale daja is a part of national cultural heritage especially in arsitektural field. Along with thedevelopment of periods, it is very rare to see bale daja that still aplicates the elements ofBalinese traditional architecture as whole. Bale daja building which is seen at this time isinclined to be so varied and most of it has had deviation occurs against the traditionalarchitectural rules. The constuctions nowdays are inclined to adopt the modern technology butstill look as proper as the traditional building is used to be. These kind of reality should begiven ettention, in which if term like these continue it could apprehensived that’s bale daja`sconstruction with Balinese traditional rules will came to extinction. Research of concerningvariation of structure at bale daja in Gianyar Regency use the descriptive method andkomparasi. After conducted by a process analyse the, result obtained agree the hypothesizing ofearly mentioning the existence of variation of structure element at bale daja in GianyarRegency. Although vary, but constantly within context "traditional" so that remain to can addthe traditional architecture heritage of Bali. For that, for society and also government toconduct the conservation to bale daja to be remain to preserve the architecture heritage of baledaja as part of world heritage architecture.

Keyword: varying, structure elements, bale daja, regency of Gianyar.

AbstrakBale daja merupakan bagian dari warisan budaya nasional khususnya pada bidang arsitektur.Seiring perkembangan jaman, sangat jarang ditemui bale daja yang masih menerapkan elemenarsitektur tradisional Bali secara utuh. Bangunan bale daja yang dapat dijumpai saat inicenderung sangat bervariasi dan sebagian besar telah mengalami beberapa penyimpanganterhadap pakem-pakem arsitektur tradisional. Bangunan yang ada cenderung mengadopsiteknologi modern namun tetap berpenampilan selayaknya bangunan tradisional. Kenyataanseperti ini patut diberikan perhatian. Jika keadaan seperti ini terus berlanjut maka dikhawatirkanbangunan bale daja dengan pakem tradisional Bali akan mengalami kepunahan. Penelitianmengenai variasi struktur pada bangunan bale daja di Kabupaten Gianyar menggunakan metodedeskriptif dan komparasi. Setelah dilakukan proses analisis, hasil yang diperoleh membenarkanhipotesa awal yang menyebutkan adanya variasi struktur pada bangunan bale daja di KabupatenGianyar. Walaupun bervariasi, namun tetap berada pada konteks “tradisional” sehingga tetapdapat menambah warisan arsitektur tradisional Bali. Untuk itu, bagi masyarakat maupunpemerintah yang akan melakukan konservasi terhadap bale daja agar tetap melestarikan warisanarsitektur bale daja sebagai bagian dari warisan arsitektur dunia.

Kata Kunci: variasi, elemen struktur, bale daja, Kabupaten Gianyar.

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

PENDAHULUAN

Perkembangan manusia dari satuperiode ke periode lainnya akanmenciptakan sebuah tradisi yangmerupakan kebiasaan turun temurundalam suatu masyarakat yangmerupakan kesadaran kolektif dengansifatnya yang luas, meliputi segalakompleks kehidupan, termasukkedalamnya arsitektur tradisional.Arsitektur tradisional dapat disebutsebagai hasil dari suatu prosespengalaman hidup suatu bangsa yangcukup panjang dalam upayanyamenghadapi kehidupan sehari-hari, sertaketerkaitannya dengan ketersediaannyamaterial setempat. Keadaan alam sepertiiklim, dan geografi membentukmasyarakat yang menciptakan karyaarsitekturnya sendiri. Kata“Tradisional” merupakan format yangjelas bagi masyarakat untukmenciptakan karya arsitektur, karenabentuk tradisional tercipta dari usahatrial and error yang dilakukansebelumnya dan hasilnya sekarangdianggap yang terbaik dari usaha yangsebelumnya.1 Dalam arsitektur Bali,bangunan dapat digolongkan menjaditiga golongan, yaitu bangunan“parhyangan” untuk kegiatan ritual,bangunan “pawongan” untuk kegiatankemanusiaan, serta bangunan“palemahan” untuk pelayanan umum.

Dalam sebuah pekarangantradisional terdapat beberapa bangunan,seperti bale daja, bale dangin, baledauh, bale sumanggen, paon, danjineng. Perletakan bangunan bangunantersebut juga telah diatur dalamarsitektur tradisional Bali.2 Pada prosespembuatan rumah, bale daja merupakan

1 Dinas PU Propinsi Bali. Rumusan ArsitekturBali. 1984:11.

2 Susila Patra, Made. Hubungan Bangunandengan Hiasan dalam Rumah Tinggal AdatiBali: ITB-Bandung.1985:45.

bangunan yang paling awal didirikanyang disebut sebagai paturon. Jaraknyaadalah delapan tapak kaki dan mauripangandang dari tembok penyengkeryang paling utara, kemudian baru dapatditentukan letak-letak bangunan yanglainnya sesuai dengan aturan yang telahtertulis pada Asta Kosala-Kosali. Baledaja sebagai salah satu unsur penyusunsebuah pekarangan tradisional tentunyamemiliki aturan-aturan arsitekturtradisional yang melekat baik padatampilan, struktur, maupun ornamenyang dapat memberikan suatu identitastersendiri. Bale daja dapat memberikanidentitas kepada pemiliknya.3

Seiring perkembangan zaman,sangat jarang ditemui bale daja yangmasih menerapkan elemen arsitekturtradisional Bali secara utuh. Bangunanbale daja yang dapat dijumpai saat inisebagian besar telah mengalamibeberapa penyimpangan terhadappakem-pakem arsitektur tradisionalkhususnya pada sistem struktur yangdigunakan. Bangunan yang adacenderung mengadopsi teknologimodern namun tetap berpenampilanselayaknya bangunan tradisional.Keadaan ini diperparah lagi olehperkembangan pariwisata yang sangatpesat sehingga banyak bermunculanbangunan-bangunan serupa namundengan fungsi dan karakteristik yangberbeda. Kenyataan seperti ini patutdiberikan perhatian, dimana jikakeadaan seperti ini terus berlanjut dapatdikhawatirkan bangunan bale dajadengan pakem tradisional Bali akanmengalami kepunahan. Karenanya perluditelusuri keberadaan bale daja yang

3 Gelebet, I Nyoman, dkk. ArsitekturTradisional Daerah Bali. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan ProyekInventarisasi dan Dokumentasi KebudayaanDaerah Bali. 1981/1982:36.

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI PADA DESAININTERIOR

oleh:I Gusti Agung Haryawan, S.Sn.

Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain BaliE-mail : [email protected]

Abstrak

Pengukuran antropometri sangat diperlukan dalam merancang sebuah desain, desainyang dirancang seharusnya mengacu pada tuntutan pemakai, fungsi dari desain itu sendiri dandata antropometrinya. Pengukuran data antropometri perlu diukur secara mendetail denganpengukuran dimensi structural atau dimensi statis yang mengukur dimensi tubuh pada saatdiam. Pengukuran dimensi fungsional atau dimensi dinamik yang mengukur dimensi tubuh padasaat bergerak atau sedang melakukan aktifitas kerja. Pada perancangan desain interior lebihbanyak mempergunakan dimensi fungsional.

Hasil dari data antropometri ini nantinya akan berguna bagi perancangan desain interioratau desain produk lainnya, serta dapat mengubah sikap kerja yang tidak baik saatmempergunakan desain tersebut, sehingga pemakai merasakan kenyamanan, keamanan dankesehatan fisik dalam beraktifitas.Kata Kunci : Antropometri, Desain Interior

1. Pendahuluan

Pada abad ke-19 dan awal abadke-20, antropometri adalahpseudosains yang digunakanterutama untuk mengklasifikasikanpotensi kejahatan melalui sketsakarakteristik wajah. Sekarang ini,antropometri memiliki banyakkegunaan dan fungsi praktis seperti:untuk menilai status gizi, memantaupertumbuhan anak-anak, untukmendesain keperluan orang cacatmaupun lansia dan membantu untukmendesain peralatan perkantoran danpabrik-pabrik serta berbagai aspekkehidupan sehari-hari.

Setiap desain, baik yangsederhana maupun yang komplekharus berpedoman denganantropometri pemakainya. Dalammenentukan stasiun kerja khususnyafasilitas-fasilitas desain interiorsangat perlu diperhatikan masalah

desain dan dimensinya sesuai dengancivitasnya, sehingga diharapkanterciptanya keamanan, kesehatan dankeselamatannya.

Antropometri adalah cabang dariilmu ergonomi yang berkaitandengan pengukuran dimensi dankarakteristik tertentu dari tubuhmanusia seperti: volume, titik berat,dimensi dan massa (Cormick andSanders,1993). Antropometrimerupakan system pengukuran sifatfisik tubuh manusia, terutamamengenai dimensi ukuran dan bentuktubuh manusia (Bhattacharjee andMcGlothin,1996).

Pada dasarnya antropometrimenyangkut ukuran fisik atau fungsidari tubuh manusia termasuk ukuranlinier, berat, volume dan ruanggerak. Data antropometri sangatbermanfaat dalam perancanganperalatan kerja atau fasilitas-fasilitaskerja lainnya.

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

2. Data Antropometri Dalam DesainInterior

Desain Interior adalahperencanaan, penyusunan tata ruangdan pendesainan ruang interior didalam bangunan. Pengaturan fisik inimemenuhi kebutuhan dasar kita akannaungan dan perlindungan. Sehinggatujuan desain interior adalahperbaikan fungsi, pengkayaanestetika dan peningkatan psikologisruang interior.

Ada dua jenis dimensi tubuhmanusia yang mempengaruhiperancangan ruang interiordiantaranya:a. Dimensi Struktural

Dimensi ini biasanya disebutdimensi statis yang mencakuppengukuran atas bagian-bagiantubuh dalam keadaan diamseperti: tinggi dan berat badan,tinggi siku duduk yang , ukuranpanjang, tinggi, lebar, tebalanggota tubuh tertentu, jarakantara sendi-sendi segmentubuh, berat, volume, masatubuh.

b. Dimensi FungsionalDimensi ini juga disebut dimensidinamik yang mencakuppengukuran-pengukuran padaposisi kerja atau selamapergerakan yang dibutuhkanoleh suatu pekerjaan.Pengukuran ini sangat sulitdibandingkan pengukurandimensi statis, karena sifatpengukuran lebih detail daribagian-bagian sikap kerjanya.

Perancangan desain interior,fasilitas atau furniture yang sangatdekat hubungannya dengan

antropometri. Dimana dalamperancangan desain furniture harusmengacu pada dimensi-dimensipemakainnya dan fungsi darifurniture tersebut. Sehingga sangatperlu memperoleh data tersebutuntuk mempermudah dalammerancang atau mendesain furnituretersebut. Pengukuran antropometripada perancangan desain interiorlebih banyak memakai pengukurandimensi dinamis, karena menyangkutaktivitas fisik seperti: jangkauan,lebar jalan lalu lalang untuk orangyang sedang berjalan, termasuk jugapengukuran gerak untuk variasisendi dan persendian, tenaga injakpada kaki, kekuatan jarimenggenggam.

Berikut ini beberapa fasilitasatau furniture dan desain lainnyayang harus melengkapi dataantropometri sebelum mendesainatau mewujudkannya, diantaranya:a. Desain Sofa : Tinggi dudukan,

lebar dudukan,kemiringansandaran bahu, tinggi sandarantangan.

b. Desain Kursi Makan : Tinggidudukan, lebar dudukan,kemiringan sandaran bahu.

c. Desain Kitchen Set : RakAtas,ketinggian penempatannya:jangkauan ke atas, bentuk handleyang dipakai dan bahannya. RakBawah, ketinggian top meja,penempatan bukaan dan laci-laci serta pemakain handle danbahannya.

d. Desain Meja Makan, MejaTamu,TempatTidur, Almari, Nakas,Meja Rias, Console.

e. Desain Handle Pintu : Bentuk,bahan, ketinggianpemasangannya.

JURNAL NEW MEDIA VOL. 4 NO. 2 SEPTEMBER 2013 : 44 - 76

“TELAJAKAN” RUANG TERBUKA HIJAUTRADISIONAL BALI

Oleh:Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA., Dipl. LMP.

Ketua STD BaliEmail: [email protected]

ABSTRAK

Ruang Terbuka Hijau Kota merupakan bagian dari tata ruang kota yang berfungsisebagai kawasan hijau kota yang bermanfaat secara fisik yaitu memberikan keindahan dan udarasegar diantara padatnya bangunan dan juga bermanfaat secara sosial yaitu sebagai wadahinteraksi dan aktivitas sosial. Namum besarnya tingkat urbanisasi di perkotaaan berdampakkepada tingginya pemanfaatan ruang/lahan dan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahankepada ruang terbuka kota. Telajakan merupakan salah satu ruang terbuka tradisional (karangsuwung dan karang tuang) selain natah, radius kesucian pura, setra, alun-laun, dan lain-lain

Kata Kunci : pola tata ruang, sanga mandala, tata nilai dan pekarangan

KONSEP DAN MAKNA TELAJAKAN

‘Telajakan’ adalah sebagai penata garissempadan antara tembok pembatas(penyeker) dan got (jelinjingan) tepijalan yang dihiasi tanaman tradisionaluntuk kegiatan spiritual dan ekonomipenunjang. Telajakan sebagai warisanlelulur Bali merupakan taman depanrumah-rumah di Bali yang sarat denganmakna estetika, keamanan, makna sosialdan spiritual.

Dalam konteks ruang, telajakanberfungsi memperlebar jarakpandangan, sebagai keamananbangunan, menciptakan keakraban,serta sebagai tempat penghijauan danidentitas suatu lingkungan, sehinggatelajakan juga dikategorikan sebagaisalah satu elemen ruang terbuka hijautradisional di Bali. Sedangkan dalamkonteks spiritual, telajakan sebagai

tempat menancapkan penjor pada saatupacara keagamaan serta sebagai areaprofan dalam konteks arsitektur Bali.

TATA LETAK, DIMENSI DANELEMEN TELAJAKAN

ISSN: 1693 - 313

Solusi Penataan Ruang dan Banguna pada Kawasan Permukiman Pinggir JalanRaya di Kecamatan Ubud

NI MADE EMMI NUTRISIA DEWI, S.T., M.T.

Natural Stigmergy Semut dalam Penanganan Masalah Optimasi Pencarian JalurTerpendek Ekspedisi Barang

KETUT BAYU YOGHA BINTORO, S.KOM., M.CS

Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja di Kabupaten GianyarI WAYAN JULIATMIKA, S.T., M.T.

Pertimbangan Antropometri pada Desain InteriorI GUSTI AGUNG HARYAWAN, S.SN.

“Telajakan” Ruang Terbuka Hijau Tradisional BaliDR. NGAKAN KETUT ACWIN DWIJENDRA, ST., MA., DIPL. LMP.