issn : 0853-8999 peternakan - simdos.unud.ac.id · mendapatkan sekam padi mengandung daun noni...

12
PETERNAKAN DITERBITKAN OLEH FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR MAJALAH ILMIAH Volume 20 Nomor 2 Juni 2017 FERMENTABILITAS RANSUM SAPI PERAH BERBASIS JERAMI PADI YANG MENGANDUNG KONSENTRAT YANG DIFERMENTASI Saccharomyces creviseae DAN EM-4 Hernaman I., A. R. Tarmidi, dan T. Dhalika UPAYA PERBAIKAN NUTRISI DAN PROFIL LIPIDATELUR PADA ITIK BALI YANG MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) DISUPLEMENTASI MULTIENZIM Yadnya, T. G. B., I W. Wirawan, A. A. P. P. Wibawa, dan N. M. S. Sukmawati KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES Trisnadewi, A. A. A. S., I G. L. O. Cakra., dan I W Suarna ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGEMUKAN BABI BALI YANG MENGGUNAKAN PAKAN KOMERSIAL (Studi Kasus di Desa Gerokgak-Buleleng) Sukanata, I W., B. R. T. Putri, Suciani, dan I G. Suranjaya PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING GEMBRONG YANG TERANCAM PUNAH MELALUI SUPLEMENTASI MULTI VITAMIN-MINERAL DALAM RANSUM BERBASIS HIJAUAN LOKAL Tjokorda Istri Putri dan Made Dewantari KUALITAS FISIK TELUR AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG PROBIOTIK Ardika, I N., N.W. Siti, N. M. S. Sukmawati, dan I M. Wirapartha PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI JANTAN DI PROVINSI BALI SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI Sumardani, N. L. G., I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, dan I. N. Ardika PROFILE USAHA PETERNAKAN BABI SKALA KECIL DI DESA PUHU KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR Suranjaya, I G., M. Dewantari, I K. W. Parimartha, dan I W. Sukanata ISSN : 0853-8999

Upload: vuquynh

Post on 21-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

PETERNAKAN

DITERBITKAN OLEHFAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

MAJALAH ILMIAH

Volume 20 Nomor 2 Juni 2017

FERMENTABILITAS RANSUM SAPI PERAH BERBASIS JERAMI PADI YANG MENGANDUNG KONSENTRAT YANG DIFERMENTASI

Saccharomyces creviseae DAN EM-4 Hernaman I., A. R. Tarmidi, dan T. Dhalika

UPAYA PERBAIKAN NUTRISI DAN PROFIL LIPIDATELUR PADA ITIK BALI YANG MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI

(Morinda citrifolia L) DISUPLEMENTASI MULTIENZIMYadnya, T. G. B., I W. Wirawan, A. A. P. P. Wibawa, dan N. M. S. Sukmawati

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

Trisnadewi, A. A. A. S., I G. L. O. Cakra., dan I W Suarna

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGEMUKAN BABI BALI YANG MENGGUNAKAN PAKAN KOMERSIAL (Studi Kasus di Desa Gerokgak-Buleleng)

Sukanata, I W., B. R. T. Putri, Suciani, dan I G. Suranjaya

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING GEMBRONG YANG TERANCAM PUNAH MELALUI SUPLEMENTASI MULTI VITAMIN-MINERAL

DALAM RANSUM BERBASIS HIJAUAN LOKALTjokorda Istri Putri dan Made Dewantari

KUALITAS FISIK TELUR AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG PROBIOTIK

Ardika, I N., N.W. Siti, N. M. S. Sukmawati, dan I M. Wirapartha

PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI JANTAN DI PROVINSI BALI SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI

Sumardani, N. L. G., I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, dan I. N. Ardika

PROFILE USAHA PETERNAKAN BABI SKALA KECIL DI DESA PUHU KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR

Suranjaya, I G., M. Dewantari, I K. W. Parimartha, dan I W. Sukanata

ISSN : 0853-8999

Page 2: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

PETERNAKANVolume 20 Nomor 2 Juni 2017

MAJALAH ILMIAH

FERMENTABILITAS RANSUM SAPI PERAH BERBASIS JERAMI PADI YANG MENGANDUNG KONSENTRAT YANG DIFERMENTASI OLEH Saccharomyces creviseae DAN EM-4 Hernaman I., A. R. Tarmidi, dan T. Dhalika ..................................................................................................................... 45

UPAYA PERBAIKAN NUTRISI DAN PROFIL LIPIDATELUR PADA ITIK BALI YANG MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) DISUPLEMENTASI MULTIENZIM Yadnya, T. G. B., I W. Wirawan, A. A. P. P. Wibawa, dan N. M. S. Sukmawati ........................................................... 49

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES Trisnadewi, A. A. A. S., I G. L. O. Cakra., dan I W Suarna ............................................................................................ 55

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGEMUKAN BABI BALI YANG MENGGUNAKAN PAKAN KOMERSIAL (STUDI KASUS DI DESA GEROKGAK-BULELENG) Sukanata, I W., B. R. T. Putri, Suciani, dan I G. Suranjaya .............................................................................................. 60

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING GEMBRONG YANG TERANCAM PUNAH MELALUI SUPLEMENTASI MULTI VITAMIN-MINERAL DALAM RANSUM BERBASIS HIJAUAN LOKAL Tjokorda Istri Putri dan Made Dewantari .......................................................................................................................... 64

KUALITAS FISIK TELUR AYAM KAMPUNG YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG PROBIOTIK Ardika, I N., N.w. Siti, N. M. S. Sukmawati, dan I M. Wirapartha ................................................................................ 68

PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI JANTAN DI PROVINSI BALI SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI Sumardani, N. L. G., I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, dan I. N. Ardika ........................................................................ 73

PROFILE USAHA PETERNAKAN BABI SKALA KECIL DI DESA PUHU KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR Suranjaya, I G., M. Dewantari, I K. W. Parimartha, dan I W. Sukanata ........................................................................ 79

Page 3: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

ii MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 2 JuNi 2017

Jurnal Peternakan

SUSUNAN DEWAN REDAKSI MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN – UNUD

KETUA PENYUNTINGKOMANG BUDAARSA

WAKIL KETUA PENYUNTINGNI NYOMAN SURYANI

PENYUNTING PELAKSANA1. I GEDE MAHARDIKA

2. I WAYAN SUARNA3. ANTONIUS WAYAN PUGER

4. I MADE SUASTA5. I GUSTI NYOMAN GDE BIDURA

6. I MADE NURIYASA7. GEDE SURANJAYA

8. I KETUT MANGKU BUDIASA9. ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWA

ADMINISTRASII GUSTI AGUNG ISTRI ARIANI

NI LUH GEDE SUMARDANIA. A.A. SRI TRISNADEWI

ALAMAT REDAKSIFakultas Peternakan Universitas UdayanaJalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232

Email: [email protected]

PENERBITFakultas Peternakan Univeritas Udayana

ISSN: 0853-8999

Page 4: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

84 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 2 JuNi 2017

Jurnal Peternakan

UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA MITRA BESTARI

Atas bantuan penyuntingan yang dilakukan oleh Mitra Bestari terhadap naskah-naskah karya ilmiah yang dimuat dalam Majalah Ilmiah Peternakan, Volume 20 No. 2 Juni 2017,

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada:

KETUT SUMADII GEDE MAHARDIKAKOMANG BUDAARSA

A. WILSONMAYANI KRISTINA DEWI

I GST. LANANG OKANI NYOMAN SURYANI

ANTONIUS WAYAN PUGER

Page 5: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

ISSN : 0853-8999 85

Jurnal Peternakan

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-

gris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim naskah melalui email dalam bentuk Zip

file.3. Naskah tersebut belum pernah diterbitkan di media lain

yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandan-tangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan. Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah Redaksi Majalah Ilmiah Peternakan d.a.Fakultas Peternakan, UniversitasUdayana Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali Telp. (0361) 222096 e-mail :[email protected] Contac person via A.A. Trisna Dewi HP 081338391967

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word, ja-

rak 2 spasi dengan huruf Times New Roman berukuran 12 point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. 3. Jika Tabel berisi angka dan huruf yang banyak maka boleh

diperkecil menggunakan huruf Times New Roman Font 10. 4. Keterangan gambar atau histogram menggunakan huruf

Times New Roman Font 105. Naskah ditulis maksimum 15 halaman termasuk gambar

dan tabel.

Urutan Penulisan1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis,

Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.

2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penu-lis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Masalah dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih dan Daftar Pustaka.

3. Judul, harus singkat, spesifik, dan informatif yang meng-gambarkan isi naskah, maksimal 15 kata. Judul ditulis dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk kajian pustaka, di belakang judul agar ditulis: Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan huruf kapital, Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi dan terletak di tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis, font 12, ditulis tanpa gelar akademis, huruf kapital dan disingkat konsisten dengan singkatan yang su-dah sering digunakan dalam publikasi.

5. Nama Lengkap Institusi, disertai alamat lengkap dengan nomor kode pos ditulis dengan huruf kecil, Times New Ro-man font 12.

6. Alamat penulis untuk korespondensi dilengkapi dengan no-mor telepon, fax, atau e-mail salah satu penulis, diketik di bawah nama institusi.

7. Abstrak, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Ing-gris. Abstrak seyogyanya mengandung uraian secara sing-kat tentang tujuan, materi dan metode, hasil utama, dan

simpulan. Abstrak ditulis dalam satu paragraph tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi.

8. Kata Kunci (Key Words), diketik miring, font 12 maksimal 5 (lima) kata, dua spasi setelah abstrak.

9. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Miswar (2006); Quan et al. (2002).

10. Materi dan Metode, ditulis lengkap terutama desain penelitian.

11. Hasil dan Pembahasan, Hasil dan pembahasan dijadi-kan satu. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasi penelitian disajikan secara jelas. Pemba-hasan memuat utamanya diskusi tentang hasil penelitian sendiri serta dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengu-jian hipotesis).

12. Simpulan, merupakan simpulan dari hasil penelitian di-kaitkan dengan tujuan penelitian. dinarasikan, tanpa memberi nomor.

13. Pembahasan (review/kajianpustaka), memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.

14. UcapanTerimaKasih, disampaikan kepada berbagai pi-hak yang benar-benar membantu sehingga penelitian dapat dilangsungkan; misalnya pemberi gagasan, pe-nyandang dana.

15. Ilustrasi:a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar

(foto) diberi nomor urut, judul singkat tetapi jelas be-serta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi di-tulis dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran sesuai besaran huruf table, grafik atau his-togram, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf capital, dengan jarak satu spasi.

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan tanda atau notasi untuk analisis statistik data menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01).

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk Bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,), untuk Bahasa Inggris digunakan titik (.).

e. Gambar, grafik, dan foto: Grafik dibuat dalam program Microsoft Excel Foto berukuran 4 R berwarna atau hitam putih dan

harus tajamf. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring.

Istilah asing diberi tanda petik.g. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasi-

onal (SI).16. DaftarPustaka

a. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambil artikel dalam

PANDUAN BAGI PENULIS

Page 6: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

86 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 2 JuNi 2017

Jurnal Peternakan

buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%.

c. Dianjurkan mengacu artikel yang dimuat pada Majalah Ilmiah Peternakan sebelumnya dapat diakses pada htt://ojs.unud.ac.id.

d. Cara penulisan kepustakaan sebagai berikut:JurnalYang, C. J., D. W. Lee, I.B. Chung, Y.M. Cho, I.S. Shin,

B.J. Chae, J.H. Kim, and I.K. Han. 1997. Developing model equation to subdivide lysine requirements for growth and maintenance in pigs. J. Anim. Sci. 10:54-63

Lukiwati, D.W., N. Nuhidjat, A.H. Wibowo, J. Bambang dan T. Nurdewanto. 2005. Peningkatan produksi dan nilai nutrisi hijauan Puearia phaseoleides oleh pupuk fosfor dalam suspense fermentasi Acetobacter sac-charomyces. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 7. No.2 Tahun 2005. P:82-86

BukuSuprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana.

2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya, Bogor.

ProsidingPujaningsih, R.I., C.L. Sutrisno, dan S. Sumarsih. 2006.

Kajian kualitas pod kakao yang diamoniasi dengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangu-nan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (Lustrum VIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soed-irman; Purwokerto, 11 Pe bruari 2006. Fakultas Pe-ternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., A.M. Ploeger, and K. Huth. 1979. The influ-

ence of lignin on lipid metabolism of the rat. In: G.E. Inglett & S.I. Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemis-try and Nutrition.Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiSeputra, I.M.A, 2004. Penampilan dan Kualitas Karkas

Babi Landrace yang Diberi Ransum Mengandung Limbah Tempe.Tesis. Program Pascasarjana, Uni-versitas Udayana, Denpasar.

InternetHargreaves, J., 2005. Manure Gases Can Be Danger-

ous. Department of Primary Industries and Fish-eries, Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Biro Pusat Statistik. 2006. Populasi Ternak Sapi di

Provinsi Bali tahun 2005.

Penerbitan• Hak cipta naskah yang dimuat sepenuhnya ada pada

Majalah Ilmiah Peternakan.• Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas

setelah terbit.• Jadwal penerbitan adalah bulan Februari, Juni, dan

Oktober setiap tahun.• Penulis yang naskahnya dimuat dikenai biaya cetak

sebesar Rp 400.000,- per artikel.

• Harga langganan selama setahun (3 kali penerbitan) Rp 150.000,-sudah termasuk ongkos kirim.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah

ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan

dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Dewan

Redaksi untuk ditelaah diterima atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah

diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah (Mitra Bestari) tentang kelayakan terbit.

5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh Mitra Bestari) dikembalikan ke Dewan Redaksi dengan tiga kemungkinan (ditolak, diterima dengan perbaikan, dan diterima tanpa perbaikan).

6. Dewan Redaksi memutuskan naskah diterima atau ditolak, seandainya terjadi ketidaksesuaian di antara Mitra Bestari.

7. Keputusan penolakan Dewan Redaksi dikirimkan kepada penulis.

8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali kepenulis untuk perbaikan.

9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Dewan redaksi kepenyunting pelaksana.

10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapat persetujuan.

11. Naskah siap dicetak dan cetaklepas dikirimkan ke penulis.

Bagan Alir Pemrosesan Naskah

Naskah diterima

Sekretariat

Ketua

Dewan Redaksi

Mitra Bestari

Penyunting Pelaksana

Contoh cetak

Penulis

Percetakan

Terbit

Cetak lepas

Page 7: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

ISSN : 0853-8999 73

Sumardani, N. L. G., I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, dan I. N. Ardika

PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI JANTAN DI PROVINSI BALI SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI

SUMARDANI, N. L. G., I. W. SUBERATA, N. M. A. RASNA, DAN I. N. ARDIKAFakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi babi bali jantan sebagai salah satu indikator dalam pemilihan bibit babi jantan, serta untuk mengetahui produktivitas babi bali pejantan sebagai plasma nutfah asli Bali. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juni sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan metode survei secara purposive random sampling dan pendekatan eksploratif serta pemilihan lokasi penelitian berdasarkan waktu dan biaya penelitian. Ekterior calon pejantan ada dua yaitu yang berwarna hitam dan berwarna hitam dengan belang putih pada keempat kakinya. Dimensi tubuh calon pejantan dengan panjang badan riil rata-rata 52 cm, dimensi testis panjang rata-rata 7,37 cm dan lebar 7,62 cm. Dimensi tubuh dan testis, berkaitan erat dengan aktivitas dan produktivitas calon pejantan. Semakin tinggi dimensi tubuh dan testis calon pejantan, akan berpengaruh secara nyata pada performa reproduksi dari pejantan.

Kata kunci: babi bali pejantan, performa reproduksi, testis, plasma nutfah.

REPRODUCTION PERFORMANCE OF BALINESE BOAR AS GERMPLASM IN BALI

ABSTRACK

This study aims to determine the reproduction performance of the balinesse boar as an indicator of seed selection boar, as well as to determine the productivity of the boar as the original germplasm Bali. Research was conducted during three months from June to August 2016. This study used purposive random sampling survey and exploratory approach and research locations based on the time and cost of the study. Exterior bali pig have two colours, black and black with white stripes on four legs. Body dimensions boar with a body length of the average real 52 cm, testicular dimension average length of 7.37 cm and wide of 7.62 cm. Dimensions body and testis, is closely related to the activity and productivity of boar. The higher the body dimensions and testis of boar, will affect significantly the reproduction performance of the boar.

Keywords: balinese boar, reproduction performance, testis, germplasm.

PENDAHULUAN

Babi merupakan hewan yang telah dipelihara dan dikembangkan sejak dahulu untuk tujuan memenuhi kebutuhan akan daging bagi umat manusia. Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan antara lain: laju petumbuhan yang cepat, jumlah anak per kelahiran (litter size) yang tinggi, efisien ransum yang baik (70-80%), dan persentase karkas yang tinggi (65-80%) (Ardana dan Putra, 2008). Selain itu, babi mampu memanfaatkan sisa-sisa makanan atau limbah pertanian menjadi daging yang bermutu tinggi (Budaarsa et al., 2016). Karakteristik

reproduksinya unik bila dibandingkan dengan ternak sapi, domba dan kuda, karena babi merupakan hewan yang memiliki sifat prolifik yaitu jumlah perkelahiran yang tinggi (10-14 ekor/kelahiran), serta jarak antara satu kelahirann dengan kelahiran berikutnya pendek (Sihombing, 2006; Sudiastra dan Budaarsa, 2015).

Dalam usaha pengembangan dan peningkatan produktivitas babi bali, performa reproduksi meme-gang peranan penting dikaitkan dengan usaha pening-katan produksi ternak babi bali tersebut. Performa reproduksi babi bali tidak saja dititikberatkan pada ternak babi betina, tetapi juga pada ternak babi jantan, karena berhasil tidaknya suatu perkembangan populasi ataupun generasi baru, tergantung dari ada tidaknya perkawinan antara jantan dan betina. Mengetahui per-

Page 8: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

74 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 2 JuNi 2017

Performa Reproduksi Babi Bali Jantan di Provinsi Bali Sebagai Plasma Nutfah Asli Bali

forma reproduksi ternak babi bali akan memudahkan usaha-usaha peningkatan populasi ternak babi bali, dan merupakan bahan pertimbangan dalam menentu-kan kebijakan yang berhubungan dengan usaha pening-katan produksi ternak babi bali sebagai salah satu plas-ma nutfah asli Bali.

Performa reproduksi babi bali jantan yang meliputi ukuran testis dan kualitas semen, berkaitan erat dengan aktivitas dan kemampuan pejantan untuk mengawini sejumlah betina, memproduksi semen, dan tingginya fertilitas. Produksi optimum semen pada masing-masing bangsa berbeda menurut potensi genetiknya. Perbaikan kondisi bobot badan mampu meningkatkan volume semen dan besarnya ukuran testis, sedangkan kualitas semen sangat ditentukan oleh ukuran testis (Sihombing, 2006). Pemilihan bibit pejantan yang baik dan memenuhi persyaratan, akan mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan. Testis babi sangat besar tetapi relatif lebih lunak, dan terletak horizontal di dalam skrotom (Girisonta, 1981). Testis babi berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang 10-15 cm diameter 5-9 cm (Toelihere, 1985; Feradis, 2010). Besar skrotom berkorelasi positif terhadap besarnya testis. Menurut Boyles (1991) bahwa besar dan lingkar skrotom sapi berkorelasi positif dengan sperma yang dihasilkan oleh pejantan meliputi volume dan motilitas sperma serta konsentrasi seprmatozoa. Melalui pengukuran skrotom dapat diketahui kemampuan produksi sperma seekor pejantan dan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu kriteria seleksi seekor pejantan (Ningrum et al., 2008). Selain itu, ukuran skrotom juga berhubungan dengan umur dan berat tubuh dari berbagai bangsa babi. Perkembangan skrotom berjalan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan. Semakin besar skrotom semakin banyak tubuli seminiferi dan makin banyak pula sperma yang dihasilkan (Hafez, 1993).

Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui performa reproduksi babi bali jantan dalam kaitannya dengan pemilihan bibit pejantan yang baik dan memenuhi persyaratan, serta pengadaan bibit babi bali dan usaha pelestarian plasma nutfah asli Bali, dan juga usaha-usaha peningkatan populasi ternak babi bali. Selain itu juga, merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan usaha peningkatan produksi ternak babi bali sebagai salah satu plasma nutfah asli Bali.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juni sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan metode survei secara purposive random sampling

dan pendekatan eksploratif serta pemilihan lokasi penelitian berdasarkan waktu penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) dan informasi tambahan yang dibutuhkan diperoleh melalui observasi langsung di lapangan ataupun melalui wawancara dengan orang/organisasi yang berperan seperti misalnya kelompok peternak, tenaga inseminator dan instansi terkait. Pemilihan calon pejantan (babi bali jantan). Babi bali jantan yang digunakan sebanyak 4 (empat) ekor dengan status fisiologis sehat. Persiapan alat-alat pengukuran babi bali, meliputi penimbangan dan pengukuran dimensi tubuh babi bali jantan, serta pengukuran organ reproduksi babi bali jantan. Variabel yang diamati meliputi: bobot badan, dimensi tubuh, dimensi testis, dan korelasinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeliharaan Ternak Babi BaliSistem pemeliharaan ternak babi bali di wilayah

pengambilan sampel secara keseluruhan adalah dengan sistem tradisional yaitu mengikat ternak babi dengan tali, di bawah pepohonan (Gambar 1). Panjang tali pengikat 1,5-2 meter. Dalam kondisi tersebut, ternak babi akan selalu ternaungi pada waktu siang hari, dan akan selalu kehujanan pada musim hujan. Pemeliharaan ternak babi di wilayah ini sangat jarang membuat kandang beratap, ataupun kandang permanen.

Gambar 1. Ternak babi jantan yang dipelihara secara tradisional di bawah pohon, dengan mengikat pada bagian lehernya menggunakan tali

Di wilayah Nusa Penida, pemeliharaan pejantan ada yang masih diikat di bawah pohon, ada juga yang sudah dikandangkan. Kandang yang digunakan terbuat dari beberapa buah batako yang ditumpuk sedemikian rupa, dan ada juga yang terbuat dari kayu atau bambu, dan dikelilingi oleh kawat berduri. Alasannya agar babi pejantan tersebut tidak meloncat keluar kandang, mengingat tingkah laku pejantan dewasa cukup beringas

Page 9: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

ISSN : 0853-8999 75

Sumardani, N. L. G., I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, dan I. N. Ardika

dan galak. Tempat makan yang digunakan sangatlah sederhana, terbuat dari ban bekas yang dibelah, panci-panci bekas, dan juga ember-ember yang sudah tidak digunakan oleh penduduk setempat. Namun demikian, ada beberapa peternak yang sudah membuat tempat pakan secara permanen dari cetakan semen, khususnya pada peternak yang sudah memelihara ternak babi dalam kandang semi permanen (Gambar 2).

Pemeliharaan ternak babi secara tradisional dan juga semi permanen, memberikan kesan kumuh dan jorok. Hal ini karena lantai kandang tidak dipelester sehinga tanah disekitarnya akan selalu lembab dan becek, akibat dari limbah kotoran ternak bercampur dengan urine yang dihasilkan, serta sisa-sisa pakan ternak yang tumpah, sehingga ternak babi akan terlihat selalu kotor. Hal ini mengakibatkan ternak babi bali sangat rawan terinfeksi cacing dan parasit lainnya. Namun hal ini dapat dimaklumi, mengingat kenyataan bahwa tingkah laku ternak babi yang masih liar, lebih suka berkubang di lumpur, untuk mengurangi cekaman panas.

Gambar 2. Ternak babi jantan yang dipelihara secara tradisional di dalam kandang semi permanen

Babi bali yang dipelihara di wilayah Nusa Penida masih secara tradisional dengan pemberian pakan tergantung apa yang ada di sekitarnya, antara lain umbi-umbian, batang pisang (gedebong pisang), bungkil kelapa, dan limbah dapur. Pemberian pakan tersebut dimasak terlebih dahulu sebelum diberikan ke ternak babi yang di pelihara.

Tampilan Eksteriur Babi Bali PejantanCiri khas dari babi bali adalah bentuk tubuh yang

melengkung ke bawah (lordosis), baik pada jantan maupun betina. Pada babi pejantan (kaung), lordosis tidak terlalu dalam, sebagaimana lordosis pada babi induk (bangkung). Masyarakat di wilayah Nusa Penida memberikan sebutan “raden” pada babi bali yang digunakan sebagai pejantan.

Warna babi bali jantan di wilayah Nusa Penida

didominasi warna hitam secara menyeluruh (Gambar 3), disertai belang putih pada bagian kaki, seolah-olah memakai kaos kaki putih. Bulu pada bagian leher atas agak kasar, berdiri, dan sangat panjang, antara 6-10 cm, dan merata dari depan ke belakang. Bulu punggung ini akan berdiri tegak apabila babi pejantan ini merasa terusik dan terganggu (Gambar 3). Babi jantan dan induk mempunyai bulu lebih panjang dibandingkan babi dara, dan bulu terpanjang berada tepet di belakang kepala.

Ukuran tubuh babi bali secara umum lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuh babi ras. Hasil penelitian Sudiastra dan Budaarsa (2015) menyebutkan bahwa tinggi babi bali sekitar 49 cm, dengan lingkar dada antara 90-136 cm, lingkar perut antara 95-136 cm dan lingkar pinggang 80-115 cm, panjang kepala 20-25 cm, panjang daun telinga rata-rata 10 cm, dan panjang ekor 20-25 cm.

Gambar 3. Babi bali pejantan di Nusa Penida

Bibit babi pejantanPerforma reproduksi babi bali jantan yang meliputi

ukuran testis dan kualitas semen, berkaitan erat dengan aktivitas dan kemampuan pejantan untuk mengawini sejumlah betina, memproduksi semen, dan tingginya fertilitas. Produksi optimum semen pada masing-masing bangsa berbeda menurut potensi genetiknya. Perbaikan kondisi bobot badan mampu meningkatkan volume semen dan besarnya ukuran testis, sedangkan kualitas semen sangat ditentukan oleh ukuran testis (Sihombing, 2006). Pemilihan bibit pejantan yang baik dan memenuhi persyaratan, akan mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan.

Sistem perkawinan ternak babi bali di wilayah Nusa Penida, secara dominan masih menggunakan sistem kawin alami, yaitu betina yang sedang berahi akan dikawinkan dengan pejantan yang ada disekitar wilayah tersebut. Biaya atau ongkos pejantan dibayar dengan satu ekor anak babi. Pemilik pejantan akan dibayar

Page 10: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

76 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 2 JuNi 2017

Performa Reproduksi Babi Bali Jantan di Provinsi Bali Sebagai Plasma Nutfah Asli Bali

dengan satu ekor anak babi lepas sapih (umur 2-3 bulan) dari hasil perkawinan ternak tersebut (Gambar 4).

Ternak babi berdasarkan fase pertumbuhannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu : Starter, fase hidup anak babi semenjak menyusui sampai umur 8 atau sampai 11 minggu, Grower, fase hidup anak babi sesudah fase stater sampai dengan umur 10 atau sampai 24 minggu, Finisher, anak babi yang menjelang dewasa (Girisonta, 1981).

Pertumbuhan menurut Williams (1982) adalah perubahan bentuk dan ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan panjang, volume, ataupun massa. Sedangkan menurut Swatland (1984) dan Aberle (2001), pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang diberi pakan, minum dan mendapat tempat yang layak.

Kay dan Housseman (1987) menyatakan bahwa hormon androgen pada hewan jantan dapat meransang pertumbuhan sehingga hewan jantan lebih besar dibandingkan dengan betina. Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa pertumbuhan mempunyai tahap cepat dan lambat. Tahap cepat terjadi sebelum dewasa kelamin dan tahap lambat pada fase awal dan saat kedewasaan tubuh telah tercapai. Pertumbuhan dimensi tubuh hewan pada saat tumbuh cepat biasanya mengikuti fungsi eksponensial dengan laju pertumbuhan yang berbeda-beda antara dimensi tubuh yang satu dengan dimensi tubuh yang lainnya. Perbedaan kecepatan pertumbuhan ini disebabkan karena perbedaan fisiologis dan tuntutan fungsional yang berbeda, serta komponen penyusunnya.

Gambar 4. Babi bali bibit di Nusa Penida

Menurut Sampurna et al. (2015), dimensi tubuh yang diukur meliputi: panjang kepala, panjang punggung, panjang ekor, panjang leher, lingkar leher, lingkar dada, leher perut, lingkar pinggang, panjang kaki depan bagian atas dan bagian bawah, panjang kaki belakang bagian atas dan bagian bawah, lebar kepala, lebar leher, lebar dada, lebar pinggul dan lebar pantat.

1. Panjang kepala diukur dari ujung hidung (planum nasolabiale) sampai perbatasan Intercornuale dorsale garis median

2. Panjang leher diukur dari perbatasan intercornuale sampai pada garis tegak yang ditarik dari tuberositas lateralis dari humerus (sendi bahu/articulatio scapulo humeri).

3. Panjang punggung 4. Panjang ekor adalah jarak antara pangkal ekor

(vertebrae coccygeaeperlama) dengan ujung tulang ekor terakhir (vertebree coccygeae)

5. Panjang telinga adalah jarak antara pangkal telingan dengan ujung telinga

6. Lingkar leher diukur dengan cara melingkari leher di depan sendi bahu (articulatio scapulo humeralis) tegak lurus terhadap bidang median tubuh.

7. Lingkar dada diukur dengan jalan melingkari dada dibelakang sendi siku, tegak lurus vertikal bidang median tubuh.

8. Lingkar perut diukur dengan jalan melingkari perut, tegak lurus vertikal bidang median tubuh

9. Lingkar pinggang diukur dengan jalan melingkari pada abdomen di depan tuber coxae pelvis tegak lurus terhadap bidang median tubuh

10. Panjang kaki depan bagian atas meliputi tulang tuberositas humerus diukur dari ekstremitas anterior sternum sampai pada olecranon process

11. Panjang kaki depan bagian bawah meliputi : radius, ulna, pisiform, metacarpus, phalang dari dua jari kaki yang besar, phalang dari kaki eksternal; diukur dari olecranon process sampai ke ujung phalang dari dua jari kaki yang besar.

12. Panjang kaki belakang bagian atas meliputi tuberositas anterior tibia, fibula diukur dari cup lutut sampai dengan calcaneum.

13. Panjang kaki belakang bagian bawah meliputi tarsus, metatarsus, phalang dari dua jari kaki yang besar, phalang dari kaki eksternal diukur dari calcaneum sampai ujung phalang dari dua jari kaki yang besar

14. Lebar kepala diukur pada sebelah kanan dan kiri (tepi luar procesus supraorbitalis dextra et sinistra) di bawah mata.

Gambar 5. Cara pengukuran dimensi tubuh babi bali.

Page 11: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

ISSN : 0853-8999 77

Sumardani, N. L. G., I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, dan I. N. Ardika

15. Lebar leher diukur dari kulit sisi lateral os vertebrae cervicalis, mulai dari bagian kiri ke kanan

16. Lebar dada diukur dengan cara menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan kanan (tuberositas latelaris dari humerus dextra et sinistra) tegak lurus bidang median tubuh

17. Lebar pinggul diukur dengan cara menarik garis horizantal pada tepi luar tuber coxae kiri dan kanan tegak lurus bidang median tubuh.

18. Lebar pantat adalah jarak terlebar dari pantat, diukur dengan cara menarik garis horizontal dari kulit lateral tuber ischiuim dextra ke tuber ischiuim sinistra

Gambar 6. Pengukuran dimensi tubuh dan testis babi bali

Pemilihan bibit pejantan yang baik dan memenuhi persyaratan, selain dari dimensi tubuhnya, terdapat hal yang penting diperhatikan yaitu: ukuran dan kondisi testis (Gambar 6). Hal ini dikarenakan performa reproduksi babi bali jantan yang meliputi ukuran testis dan kualitas semen, berkaitan erat dengan aktivitas dan kemampuan pejantan untuk mengawini sejumlah betina, memproduksi semen, dan tingginya fertilitas. Semakin bagus ukuran dan kondisi testis pejantan, akan berpengaruh secara nyata pada jumlah dan kualitas semen yang dihasilkan. Pada penelitian ini (Gambar 6), babi bali jantan lepas sapih mempunyai dimensi tubuh dan kondisi testis sebagi yang tercantum dalam Tabel 1.

Pengukuran dimensi tubuh ternak berdasarkan metode rotation promax kapa 90 (Sampurna, et al., 2015).

Babi bali secara genetik pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan babi ras impor. Diperlukan waktu 8-10 bulan untuk mencapai bobot badan 90-100 kg, sedangkan babi ras impor hanya 5-6 bulan. Tetapi kelebihannya, babi bali adalah

babi yang tahan menderita, lebih hemat terhadap air, masih mampu bertahan hidup walaupun di beri pakan seadanya (Budaarsa, 2012). Dewasa kelamin babi bali calon pejantan pada umur 7-8 bulan, namun peternak mengawinkan pertama kali pejantan ini pada umur 9-10 bulan dengan alasan pada umur 7-8 bulan tersebut, kondisi fisik calon pejantan belum siap untuk mengawini betina, atau dengan kata lain calon pejantan belum dewasa tubuh dengan sempurna.

Testis babi dewasa sangat besar tetapi relatif lebih lunak, dan terletak horizontal di dalam skrotom. Sebagai perbandingan, testis babi ras dewasa berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 10-15 cm dan diameter 5-9 cm. Besarnya testis secara tidak langsung dapat diketahui dengan mengukur besar skrotom. Melalui pengukuran skrotom dapat diketahui kemampuan produksi sperma seekor pejantan dan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu kriteria seleksi seekor pejantan. Besar dan ukuran skrotom berkolerasi positif dengan sperma yang dihasilkan oleh pejantan meliputi volume dan motilitas sperma serta kosentrasi spermatozoanya. Selain itu, ukuran skrotom juga berhubungan dengan umur dan berat tubuh dari berbagai bangsa babi. Perkembangan skrotom berjalan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan. Semakin besar skrotom semakin banyak tubuli seminiferi dan makin banyak pula sperma yang dihasilkan. Masyarakat di wilayah Nusa Penida memberikan sebutan “raden” pada babi bali yang digunakan sebagai pejantan. Sistem perkawinan ternak babi bali di wilayah Nusa Penida, secara dominan masih menggunakan sistem kawin alami, yaitu betina yang sedang berahi akan dikawinkan dengan pejantan yang ada disekitar wilayah tersebut. Pemilik pejantan akan dibayar dengan satu ekor anak babi betina lepas sapih (umur 2-3 bulan) dari hasil perkawinan tersebut.

Tabel 1. Dimensi tubuh dan kondisi testis babi bali bibit pejantan di wilayah Nusa Penida*

Dimensi tubuh Babi bali bibit pejantanumur 2 bulan

Panjang badan riil (cm) 52Panjang kepala (cm) 13Panjang telinga (cm) 7Panjang ekor (cm) 18Panjang bulu punggung (cm) 2Lingkar dada (cm) 40Lingkar perut (cm) 52Lingkar pinggang (cm) 46Lebar testis kanan (cm) 7,50Lebar testis kiri (cm) 7,75Panjang testis kanan (cm) 7,25Panjang tetsis kiri (cm) 7,50Bobot badan (kg) 7,0*Ukuran rata-rata dari empat ekor pejantan

Page 12: ISSN : 0853-8999 PETERNAKAN - simdos.unud.ac.id · MENDAPATKAN SEKAM PADI MENGANDUNG DAUN NONI (Morinda citrifolia L) ... point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan

78 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 2 JuNi 2017

Performa Reproduksi Babi Bali Jantan di Provinsi Bali Sebagai Plasma Nutfah Asli Bali

SIMPULAN

Pemilihan bibit pejantan yang baik dan memenuhi persyaratan, dimensi tubuh dan testis, berkaitan erat dengan aktivitas dan produktivitas calon pejantan. Semakin tinggi dimensi tubuh dan ukuran testis calon pejantan babi bali, akan berpengaruh secara nyata pada reproduksi dari pejantan tersebut.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Universitas Udayana atas dana Hibah Unggulan Program Studi Universitas Udayana tahun 2016 yang telah diberikan, serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aberte, D. E., J.C. Forrest, D.F. Gerrard and E.W Mills. 2001. Principles of Meat Science. 4th Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco, United States of America

Ardana, I.B dan D.K.H. Putra. 2008. Ternak Babi Manaje-men Reproduksi, Produksi dan Penyakit. Udayana University Press. Denpasar.

Arifiantini, R.I dan L.Y. Tuty. 2012. Teknik Koleksi dan Evaluasi Semen pada Hewan. Bogor: IPB Press.

Ax R.L, M.Dally, B.A. Didion, R.W. Lenz, C.C. Love, D.D. Varner, B. Hafez, and M.E. Bellin. 2000. Semen Evalu-ation. In: Hafez ESE, Hafez B, editor. Reproduction in Farm Animals. 7th Ed. USA: William & Wilkins.

Boyles,S. 1991. The Bull’s Scrotum and Testiceles. OSU Ex-tension Beef Specialist. Available at http://beef.osu.edu/library/skrotom.html. (Accession date 1 March 2016).

Budaarsa, K. 2012. Babi Guling Bali. Dari Beternak, Kuliner hingga Sesaji. Penerbit Buku Arti. Denpasar. ISBN: 978-979-1145-69-5.

Budaarsa, K., A.W. Puger, I.M. Suasta. 2016. Ekplorasi komposisi pakan tradisional babi bali. Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 (1): 6-11. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana.

Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.Gadea J. 2003. Semen extenders used in the arificial in-

semination of swine. Spanish Journal Of Agricultural Research 1 (2): 17-27.

Garner D. L and E. S. E. Hafez. 2000. Spermatozoa and Seminal Plasma. In: E. S. E. Hafez & B. Hafez (Ed). Reproduction in Farm Animals. 7 thEd. USA: William & Wilkins.

Girisonta. 1981. Pedoman Lengkap Beternak Babi. Yogya-karta: Kanisius.

Hafez B, Hafez ESE. 2000. Reproductive Behavior. In: Hafez ESE, Hafez B, editor. Reproduction in Farm Animals.

7th ED.USA: Wiliams & WilkinsHafez E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animal. 5thed.

Philadelphia: Lea & Febiger.Johnson LA, Weitze KF, Fiser P, Maxwell WMC. 2000. Stor-

age of Boar Semen. J Anim Sci 62: 143-172Kay, M.R., and Housseman. 1987. The Influence of Sex on

Meat Production. In Meat Fd. D.J.A. Cook and R.A. Lawrrie Butterworth. London

Ningrum, A.P, Kustono, M. Hammam. 2008. Hubungan antara lingkar skrotom dengan produksi dan kualitas sperma pejantan Simmental di Balai Inseminasi Bua-tan Ungaran Jawa Tengah. Buletin Peternakan Vol. 32(2): 85-90.

Partodiharjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Paulenz H, E. Kommisrud, and P.O. Hofmo. 2000. Effect of long-term storage at different temperaturs on the quali ty of liquid boar semen. Reprod. Dom. Anim 35: 83-85

Robet, V. K. 2006. Semen Processing, Extending & Storage for Artificial Insemination in Swine. Dep of Animal Science University of Illinois.

Salisbury,G.W dan N.L. Vandermak. (1985). Fisiologi Re-produksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Terjemah-an R. Djanuar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sampurna I.P, T. S. Nindia, I. K. Suatha. 2015. Simulasi biplot menentukan laju pertumbuhan dimensi tubuh babi bali. Prosiding. Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AIBI. Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar. ISBN: 978-602-294-106-4. Pp: 131-146

Sihombing DTH. 2006. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sumardani, N.L.G. 2007. Viabilitas dan Fertilitas Sperma-tozoa dalam Modifikasi Pengencer BTS dan Zorlesco dengan Penyimpanan Berbeda dalam Rangkaian In-seminasi Buatan pada Babi. Tesis. Bogor: IPB.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1980. Principle and Procedures of Statistics. McGraw-Hill Inc. New York. Diterjemah-kan oleh: B. Sumantrini. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudiastra, I. W. dan K. Budaarsa. 2015. Studi ragam ekste-rior dan karakteristik reproduksi babi bali. Majalah Ilmiah Peternakan Vol. 18 (3): 100-105.

Swatland HJ. 1984. Structure and Development of Meat Ani-mals. Prentice-Hall Inc., Englewood Cliff, New Jersey

Toelihere, M.R. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung: Angkasa.