isolasi bakteri termofilik dari sumber air panas di … · sp dalam sampel air panas danau ranau...

7
Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 ISOLASI BAKTERI TERMOFILIK DARI SUMBER AIR PANAS DI SONGGORITI Karina Buditianingsih*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, MS , Herdayanto Sulistyo Putro, S.Si, M.Si Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Penelitian mengenai isolasi dan karakterisasi bakteri termofilik dari sumber mata air panas Songgoriti, Malang telah dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Sepuluh Nopember. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan karakterisasi bakteri termofilik, serta mengetahui biodiversitas bakteri termofilik di sumber mata air panas Songgoriti. Bakteri termofilik diisolasi setelah inkubasi hari pertama, yaitu S 1 , S 2 , S 3 , and S 4 . Bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif dan bakteri berbentuk batang. Karakterisasi bakteri diperoleh dengan berbagai tes, yaitu: tes oksidasi, fermentasi glukosa, dan tes Na + . Menurut morfologi dan fisiologinya, S 1 dan S 4 diidentifikasi sebagai Pseudomonas sp, sedangkan S 2 dan S 4 diidentifikasi sebagai Vibrio sp. Kata kunci: sumber mata air panas, bakteri termofilik, Pseudomonas sp, Vibrio sp 1.Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis sehingga memiliki banyak daerah pegunungan berapi dengan aktivitas vulkanik yang tinggi. Kondisi geografis ini mendukung untuk eksplorasi bakteri penghasil enzim termostabil. Banyaknya sumber air panas, daerah hidrotermal di dasar lautan, pengomposan limbah, sumur pengeboran minyak bumi dan gas alam menggambarkan banyaknya potensi yang dapat diberdayakan (Christina, 2008). Di Indonesia, penelitian mengenai bakteri termofilik mulai mendapatkan perhatian. Beberapa bakteri termofilik isolat lokal telah berhasil diisolasi dari sejumlah tempat (Asnawi, 2006; Christina, 2008). Namun, hingga saat ini belum ada informasi yang dapat diperoleh dari karakterisasi dan biodiversitas bakteri yang terkandung di dalam sumber mata air panas Songgoriti. Biodiversitas dari beberapa tempat di Indonesia telah diketahui. Informasi mengenai biodiversitas ini diperoleh melalui beberapa penelitian, salah satunya oleh Muharni (2010) yang menemukan bakteri Bacillus sp dalam sampel air panas Danau Ranau Sumatera Selatan dan Asnawi (2006) yang menemukan 8 genus bakteri dalam sampel air panas Pacet, yaitu Bacillus sp, Acetogenium sp, Thermus sp, Pseudomonas sp, Thermodesulfobacterium sp, Thermotrix sp, Sulfobacillus sp, dan Thermomicrobium sp. Biodiversitas ini dipengaruhi oleh perbedaan kondisi seperti pH, temperatur, ketersediaan air, cahaya dan oksigen, serta jenis dan jumlah nutrien dalam suatu habitat (Madigan dan Martinko, 2006). Tidak adanya informasi mengenai biodiversitas bakteri yang terkandung di dalam sumber mata air panas Songgoriti mendorong dilakukannya penelitian untuk mengetahui keragaman dalam wilayah tersebut. Informasi ini selanjutnya dapat digunakan untuk mencari bakteri yang berpotensial dikembangkan secara aplikatif. Beberapa produk yang dihasilkan oleh bakteri termofilik adalah enzim amylase dari Geobacillus sp (Tayyab, 2010), enzim lipase dari Pseudomonas sp (Ghosh, 2005), dan selulase dari Anoxybacillus flavithermus (Ibrahim, 2007). Selain itu, beberapa bakteri diketahui memiliki potensi sebagai agen bioremidiasi, seperti Vibrio sp yang mempunyai kemampuan untuk memineralisasi komponen aromatik, sedangkan Pseudomonas sp mempunyai kemampuan untuk mendegradasi komponen xenobiotik, seperti pestisida dan bahan toksik lainnya. Pada penelitian ini, karakterisasi bakteri termofilik dalam sampel air panas Songgoriti ditentukan sampai tingkat genus. Genus bakteri ditentukan sesuai dengan second edition of Bergeys Manual. Karakterisasi bakteri ditentukan melalui pengamatan secara mikroskopis dan disertai dengan beberapa uji biokimia, seperti uji oksidasi, uji fermentasi glukosa, dan uji Na + . * Corresponding author Phone : 085749413653 e-mail: [email protected] 1 Alamat sekarang : Jur Kimia, Fak. MIPA,Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya.

Upload: nguyenlien

Post on 11-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

ISOLASI BAKTERI TERMOFILIK DARI SUMBER AIR PANAS DI SONGGORITI

Karina Buditianingsih*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, MS , Herdayanto Sulistyo Putro, S.Si, M.Si

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK

Penelitian mengenai isolasi dan karakterisasi bakteri termofilik dari sumber mata air panas Songgoriti,

Malang telah dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Teknologi Sepuluh Sepuluh Nopember. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan karakterisasi bakteri

termofilik, serta mengetahui biodiversitas bakteri termofilik di sumber mata air panas Songgoriti. Bakteri

termofilik diisolasi setelah inkubasi hari pertama, yaitu S1, S2, S3, and S4. Bakteri tersebut merupakan bakteri

gram negatif dan bakteri berbentuk batang. Karakterisasi bakteri diperoleh dengan berbagai tes, yaitu: tes

oksidasi, fermentasi glukosa, dan tes Na+. Menurut morfologi dan fisiologinya, S1 dan S4 diidentifikasi sebagai

Pseudomonas sp, sedangkan S2 dan S4 diidentifikasi sebagai Vibrio sp.

Kata kunci: sumber mata air panas, bakteri termofilik, Pseudomonas sp, Vibrio sp

1.Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan

yang beriklim tropis sehingga memiliki banyak

daerah pegunungan berapi dengan aktivitas

vulkanik yang tinggi. Kondisi geografis ini

mendukung untuk eksplorasi bakteri penghasil

enzim termostabil. Banyaknya sumber air panas,

daerah hidrotermal di dasar lautan, pengomposan

limbah, sumur pengeboran minyak bumi dan gas

alam menggambarkan banyaknya potensi yang

dapat diberdayakan (Christina, 2008). Di

Indonesia, penelitian mengenai bakteri termofilik

mulai mendapatkan perhatian. Beberapa bakteri

termofilik isolat lokal telah berhasil diisolasi dari

sejumlah tempat (Asnawi, 2006; Christina, 2008).

Namun, hingga saat ini belum ada informasi yang

dapat diperoleh dari karakterisasi dan biodiversitas

bakteri yang terkandung di dalam sumber mata air

panas Songgoriti.

Biodiversitas dari beberapa tempat di

Indonesia telah diketahui. Informasi mengenai

biodiversitas ini diperoleh melalui beberapa

penelitian, salah satunya oleh Muharni (2010) yang

menemukan bakteri Bacillus sp dalam sampel air

panas Danau Ranau Sumatera Selatan dan Asnawi

(2006) yang menemukan 8 genus bakteri dalam

sampel air panas Pacet, yaitu Bacillus sp,

Acetogenium sp, Thermus sp, Pseudomonas sp,

Thermodesulfobacterium sp, Thermotrix sp,

Sulfobacillus sp, dan Thermomicrobium sp.

Biodiversitas ini dipengaruhi oleh perbedaan

kondisi seperti pH, temperatur, ketersediaan air,

cahaya dan oksigen, serta jenis dan jumlah nutrien

dalam suatu habitat (Madigan dan Martinko, 2006).

Tidak adanya informasi mengenai

biodiversitas bakteri yang terkandung di dalam

sumber mata air panas Songgoriti mendorong

dilakukannya penelitian untuk mengetahui

keragaman dalam wilayah tersebut. Informasi ini

selanjutnya dapat digunakan untuk mencari bakteri

yang berpotensial dikembangkan secara aplikatif.

Beberapa produk yang dihasilkan oleh bakteri

termofilik adalah enzim amylase dari Geobacillus

sp (Tayyab, 2010), enzim lipase dari Pseudomonas

sp (Ghosh, 2005), dan selulase dari Anoxybacillus

flavithermus (Ibrahim, 2007). Selain itu, beberapa

bakteri diketahui memiliki potensi sebagai agen

bioremidiasi, seperti Vibrio sp yang mempunyai

kemampuan untuk memineralisasi komponen

aromatik, sedangkan Pseudomonas sp mempunyai

kemampuan untuk mendegradasi komponen

xenobiotik, seperti pestisida dan bahan toksik

lainnya.

Pada penelitian ini, karakterisasi bakteri

termofilik dalam sampel air panas Songgoriti

ditentukan sampai tingkat genus. Genus bakteri

ditentukan sesuai dengan second edition of Bergeys

Manual. Karakterisasi bakteri ditentukan melalui

pengamatan secara mikroskopis dan disertai

dengan beberapa uji biokimia, seperti uji oksidasi,

uji fermentasi glukosa, dan uji Na+.

* Corresponding author Phone : 085749413653

e-mail: [email protected]

1 Alamat sekarang : Jur Kimia, Fak. MIPA,Institut

Teknologi 10 Nopember, Surabaya.

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

keragaman hayati dari bakteri termofilik yang

terkandung di dalam sumber air panas Songgoriti,

dan mencari bakteri termofilik yang berpotensial

untuk dikembangkan secara aplikatif dengan

mengacu pada sejumlah referensi yang ada.

2. Metodologi

2.1 Pengambilan Sampel Air Panas

Sampel diambil pada sumber air panas di

Songgoriti. Sebelum sampel air diambil,

pengukuran parameter fisika dan kimia lebih

dahulu dilakukan. Parameter pertama adalah suhu

air pada lokasi pengambilan sampel. Pengukuran

dilakukan menggunakan termometer yang

dicelupkan selama 1 menit. Parameter kedua adalah

pH air di lokasi pengambilan sampel. Penentuan

pH air dilakukan dengan mencelupkan pH meter ke

permukaan air. Sampel diambil pada bagian kolam

dengan kedalaman 50 cm dari permukaan air dan

dimasukkan ke dalam termos agar suhunya tetap

terjaga. Selanjutnya sampel air dibawa ke

Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia FMIPA,

ITS untuk dilakukan isolasi.

2.2 Pembuatan Media

2.2.1 Media Biakan Bakteri

Media yang digunakan untuk biakan bakteri ada 2

jenis, yaitu Nutrient Agar (NA) sebagai media

padat dan Thermus broth sebagai media cair.

2.2.1.1Media NA

Media padat NA dibuat dengan cara

melarutkan NA sebanyak 2 gram dalam 100 mL

aquades. Larutan dipanaskan sambil diaduk agar

bubuk NA dapat larut sempurna. Setelah larut,

media ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

cawan petri. Untuk tabung reaksi, mulut tabung

ditutup dengan kapas berlemak yang telah

dibungkus dengan kasa steril. Media tersebut

kemudian disterilkan dengan autoclave pada 121

°C selama 15 menit. Media padat disimpan dalam

incubator sampai memadat.

2.2.1.2 Media Thermus Broth

Media cair dibuat dengan cara melarutkan

0,2 gram yeast ekstrak; 0,5 gram NaCl; dan 0,8

gram NB ke dalam 100 ml aquades. Larutan

diautoclave secara terpisah untuk menghindari

terjadinya karamelisasi. Setelah diautoclave,

larutan dicampur menjadi satu dalam Laminary

Flow dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi

dengan volume 5 mL untuk tiap-tiap tabung reaksi.

Media disimpan di dalam oven pada suhu 55 °C.

2.2.2 Media Uji Biokimia

2.2.2.1 Media Phenol Red Broth Glucose

Media Phenol red broth glucose dibuat

dengan cara melarutkan 1,5 gram phenol red broth

base dan 0,5 gram glukosa ke dalam 100 mL

aquades kemudian dipanaskan agar larut sempurna.

Larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi

dengan volume 5 mL untuk tiap-tiap tabung reaksi.

Larutan kemudian diautoclave selama 15 menit.

2.2.2.2 Media Uji Na+

Media uji Na+ dibuat dengan melarutkan 2

gram NA dan 6 gram NaCl ke dalam 100 mL

aquades kemudian dipanaskan sambil diaduk agar

semua bahan larut sempurna. 5 mL larutan

dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi

kemudian diautoclave selama 15 menit.

2.3 Isolasi dan Pemurnian Bakteri

100 µL sampel air ditambahkan ke dalam

10 mL media Thermus broth dan diinkubasi 1 hari

di dalam oven dengan suhu 55 °C. Setelah 1 hari,

media yang telah mengandung bakteri diambil 10

µL dan diencerkan sampai pengenceran 10-12

dengan menggunakan aquades steril. Hasil

pengenceran diambil 10 µL dan disebar pada

permukaan media agar dengan menggunakan stik L

kemudian diinkubasi 1 hari. Setelah 1 hari, koloni

bakteri yang nampak diambil dan digoreskan ke

permukaan agar yang steril. Isolat bakteri diberi

nama S1, S2, S3, dan S4.

2.4 Identifikasi dan Karakterisasi Isolat Bakteri

2.4.1 Pewarnaan Gram

Isolat bakteri S1 diambil 1 ose dan

digores-goreskan pada permukaan preparat steril

kemudian dilakukan fiksasi. 1 tetes kristal violet

ditambahkan ke permukaan preparat yang terdapat

lapisan bakteri tersebut dan didiamkan selama 1

menit. Setelah 1 menit, preparat dibilas dengan air

sampai zat warna luntur. Preparat dikeringkan di

atas api spiritus. Setelah kering, 1 tetes iod

ditambahkan ke permukaan preparat tersebut dan

didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit,

preparat dibilas dengan air. Preparat dibilas dengan

alkohol 96% sampai semua zat warna luntur

kemudian dicuci dengan air. Preparat dikeringkan

di atas api spiritus. Setelah kering, 1 tetes safranin

ditambahkan ke permukaan preparat dan didiamkan

selama 45 detik. Preparat dicuci dengan air dan

dikeringkan. Preparat diamati menggunakan

mikroskop dengan perbesaran 1000x. Pewarnaan

diulang untuk isolat bakteri S2, S3, dan S4.

2.4.2 Uji Oksidasi

Reagen oksidasi dituang ke kertas saring.

Isolat bakteri S1 diambil dan digoreskan ke kertas

saring tersebut. Pengambilan isolat bakteri tidak

boleh menggunakan alat yang berasal dari logam

(harus dari kayu atau plastik). Reaksi ditunggu

selama 30 detik. Hasil positif ditandai dengan

munculnya warna ungu, sedangkan hasil negatif

ditandai dengan munculnya warna merah muda. Uji

diulang untuk isolat bakteri S2, S3, dan S4.

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

2.4.2 Uji Fermentasi Glukosa

Isolat bakteri S1 diambil 1 ose dan

dimasukkan ke dalam media Phenol red broth

glucose lalu diaduk. Media yang telah berisi isolat,

diinkubasi selama 2 hari. Perubahan warna yang

terjadi diamati. Warna merah mengindikasikan

tidak adanya asam, sedangkan warna kuning

mengindikasikan adanya asam. Uji diulang untuk

isolat bakteri S2, S3, dan S4.

2.4.3 Uji Na+

Uji Na+ hanya dilakukan untuk isolat S2

dan S3. Isolat S2 diambil 1 ose dan digoreskan ke

dalam tabung reaksi yang berisi media uji Na+

kemudian diinkubasi 1 hari. Hasil positif ditandai

dengan adanya pertumbuhan bakteri pada media

Na+, sedangkan hasil negatif ditandai dengan tidak

adanya pertumbuhan bakteri. Uji diulang untuk

isolat bakteri S4.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Isolasi Bakteri Termofilik

Sampel diperoleh dari sumber mata air

Songgoriti dengan pH 5,5 dan suhu 45 °C. 4 koloni

diperoleh setelah inkubasi hari pertama dari media

NA. Isolat murni diperoleh setelah dilakukan

pemisahan berkali-kali pada media padat NA.

Isolat yang diperoleh ditandai dengan S1, S2, S3,

dan S4.

3.2 Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri

Termofilik

3.2.1 Pewarnaan Gram

Isolat S1 menunjukkan warna merah

melalui pengamatan secara mikroskopis. Warna

merah ini mengindikasikan bahwa isolat S1

termasuk kelompok bakteri Gram negatif. Selain

itu, isolat S1 diketahui merupakan koloni tunggal

dengan bentuk sel batang. Informasi ini diperoleh

melalui pengamatan secara mikroskopis.

Berdasarkan referensi yang telah diperoleh, isolat

S1 termasuk dalam filum Proteobakter, yang

seluruh anggotanya merupakan bakteri Gram

negatif . Informasi ini masih belum mencukupi

karena masih terdapat banyak kemungkinan genus

dari isolat S1 ini, di antaranya adalah Alteromonas

sp, Pseudoalteromonas sp, Glaciecola sp, Vibrio

sp, Thermophilic sp (Bergeys, 2001).

Isolat S2 menunjukkan warna merah

melalui pengamatan secara mikroskopis yang

diidentifikasi sebagai bakteri Gram negatif.

Informasi lebih lanjut diketahui bahwa isolat ini

mempunyai bentuk sel berupa batang seperti isolat

sebelumnya. Walaupun memiliki bentuk sel yang

sama, yaitu batang, isolat S2 ini berasal dari jenis

yang berbeda bila dibandingkan dengan isolat S2.

Hal ini dapat diamati berdasarkan bentuk

morfologinya, bentuk batang dan warna yang

ditunjukkan oleh isolat S2 tidak tepat sama dengan

isolat S1.

Isolat S3 berwarna merah melalui

pengamatan dengan menggunakan mikroskop.

Isolat ini diidentifikasi sebagai bakteri Gram

negatif, seperti isolat sebelumnya. Isolat ini juga

mempunyai bentuk sel batang dan dinyatakan

sebagai koloni tunggal.

Isolat S4 menunjukkan warna merah yang

diidentifikasi sebagai bakteri Gram negatif.

Berdasarkan bentuk koloni yang telah diamati,

isolat ini dinyatakan sebagai koloni tunggal yang

berbentuk batang. Walaupun bentuk keempat isolat

tersebut adalah batang, namun secara morfologi

keempat isolat tersebut dinyatakan sebagai koloni

yang berbeda dan tidak berasal dari spesies yang

sama.

Hasil pewarnaan Gram dari keempat isolat

disajikan pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1: Hasil Pewarnaan Gram dari Isolat S1, S2 ,

S3, dan S4

Penemuan isolat Gram negatif pada

sumber air panas Songgoriti, dapat dihubungkan

dengan kondisi lingkungan. Bakteri Gram negatif

memerlukan nutrisi yang relatif lebih sederhana

dibandingkan dengan bakteri Gram positif (Pelczar,

1978). Hal ini berarti kemampuan kelompok

bakteri ini untuk tumbuh pada suatu lingkungan

lebih besar dibandingkan bakteri Gram positif.

3.2.2 Uji Oksidasi

Hasil uji oksidasi untuk isolat S1

menunjukkan hasil positif, yang ditandai dengan

munculnya warna ungu pada permukaan kertas

saring. Hal ini berarti isolat termasuk kelompok

bakteri yang mempunyai enzim sitokrom c

oksidasi. Menurut second edition of Bergeys

Manual, isolat ini kemungkinan berasal dari Vibrio

sp, Pseudomonas sp, Aeromonas sp. Isolat ini tidak

mungkin berasal dari Enterobacter sp karena

bakteri dari kelompok tersebut diketahui tidak

memiliki enzim sitokrom c oksidasi dan

memberikan hasil negatif pada uji oksidasi. Hasil

S1 S2

S3 S4

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

uji oksidasi pada isolat S1 ditunjukkan pada gambar

4.2

Gambar 3.2: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S1

Isolat S2 menunjukkan hasil positif dengan

munculnya warna ungu pada permukaan kertas

setelah 30 detik. Berdasarkan hasil tersebut, tidak

menutup kemungkinan bahwa isolat S2 dan isolat

S1 berasal dari genus yang sama. Hasil uji oksidasi

ditunjukkan oleh gambar 4.3

Gambar 3.3: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S2

Hasil uji oksidasi untuk isolat S3

menunjukkan hasil positif. Isolat ini memberikan

warna ungu pada permukaan kertas saring. Hal ini

berarti isolat termasuk kelompok bakteri yang

mempunyai enzim sitokrom c oksidasi, seperti

isolat sebelumnya yaitu S1 dan S2. Hasil uji

oksidasi ditunjukkan pada gambar 4.4

Gambar 3.4: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S3

Hasil yang sama juga diperoleh dari hasil

oksidasi isolat S4. Isolat memberikan hasil positif

pada uji oksidasi, seperti yang ditunjukkan oleh

gambar 4.5. Berdasarkan informasi yang diperoleh,

kemungkinan isolat yang diperoleh berasal dari

Vibrio sp, Pseudomonas sp, atau Aeromonas sp.

Keempat isolat tidak mungkin berasal dari

Enterobacter sp.

Gambar 3.5: Hasil Uji Oksidasi pada Isolat S4

3.2.3 Uji Fermentasi Glukosa

Media fermentasi dari S1 menunjukkan

warna merah setelah inkubasi selama 2 hari.

Warna merah mengindikasikan bahwa isolat tidak

menghasilkan asam pada fermentasi glukosa.

Menurut second edition of Bergeys Manual,

kelompok bakteri Gram negatif yang tidak

menghasilkan asam dalam proses fermentasi gula

sederhana (glukosa) hanya berasal dari

Pseudomonas sp. Informasi lain yang diperoleh

menunjukkan bahwa Pseudomonas sp memiliki

kharakteristik sbb: positif pada uji oksidasi, bakteri

Gram negatif berbentuk batang lurus atau keriting,

dan tidak menghasilkan gas dan asam pada proses

fermentasi gula sederhana (Kim, 2008). Semua

informasi yang diperoleh sesuai dengan sifat yang

dimiliki oleh isolat S1 sehingga dapat disimpulkan

bahwa isolat berasal dari Pseudomonas sp.

Pada media fermentasi S2, terjadi

perubahan warna merah menjadi kuning setelah

inkubasi selama 2 hari. Warna kuning ini

mengindikasikan telah terbentuknya asam dari

proses fermentasi glukosa. Kelompok bakteri

batang Gram negatif (Gram positif rod) yang dapat

memproduksi asam dalam fermentasi glukosa

berasal dari Aeromonas sp dan Vibrio sp (Bergeys,

2001).

Isolat S3 juga diindikasikan sebagai bakteri

dari kelompok Aeromonas sp atau Vibrio sp.

Informasi ini diperoleh berdasarkan hasil

fermentasi glukosa. Terjadi perubahan warna

merah menjadi kuning pada media fermentasi S3

setelah 2 hari inkubasi.

Media fermentasi dari S4 menunjukkan

warna merah setelah inkubasi selama 2 hari.

Warna ini mengindikasikan bahwa isolat tidak

menghasilkan asam pada fermentasi glukosa seperti

halnya dengan isolat S1. Isolat ini diidentifikasi

sebagai bakteri Pseudomonas sp. Isolat S1 dan S4

merupakan bakteri dari genus yang sama, yaitu

Pseudomonas sp namun kedua isolat tersebut tidak

berasal dari spesies yang sama. Hasil uji fermentasi

glukosa dari keempat isolat ditunjukkan oleh

gambar 4.6

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

Gambar 3.6 : Uji Fermentasi Glukosa Isolat S1, S2, S3,

dan S4 secara berurutan dari kiri ke kanan

3.2.4 Uji Na+

Isolat S1 dan S4 telah diidentifikasi sebagai

bakteri Pseudomonas sp berdasarkan pewarnaan

Gram, uji oksidasi, dan uji fermentasi glukosa.

Isolat yang lain,yaitu S2 dan S3 mempunyai

kemungkinan sebagai Vibrio sp atau Aeromonas sp.

Penentuan genus dari kedua isolat dilakukan

melalui uji Na+.

Isolat S2 ditumbuhkan pada media yang

mengandung 6% NaCl. Hasil yang diperoleh

setelah 1 hari inkubasi, isolat S2 dinyatakan dapat

tumbuh dengan ditandai munculnya koloni

berwarna putih. Isolat diidentifikasi sebagai Vibrio

sp. Sebagian besar anggota dari Vibrio sp

mempunyai habitat alami pada daerah yang

mengandung garam dengan kadar cukup tinggi.

Kemampuan bakteri Vibrio sp untuk tumbuh pada

lingkungan dengan kadar 1-10% NaCl juga

dijelaskan oleh Yang, 2003.

Perlakuan yang sama juga diberikan pada

isolat S3. Isolat ini ditumbuhkan pada media yang

mengandung 6% NaCl. Hasil yang diperoleh

setelah 1 hari inkubasi, isolat S2 mempunyai

kemampuan untuk tumbuh pada lingkungan dengan

kadar garam yang cukup tinggi. Isolat ini

diidentifikasi sebagai bakteri Vibrio sp. Hasil uji

Na+ pada kedua isolat ditunjukkan oleh gambar 4.7.

Isolat S2 dan S3 merupakan bakteri dari genus yang

sama, yaitu Vibrio sp namun kedua isolat tersebut

merupakan spesies yang berbeda

Gambar 4.7: Uji Na

+ untuk Isolat S2 dan S3 secara

berturut-turut dari kiri ke kanan

Kondisi lingkungan dari Songgoriti yang

merupakan daerah pegunungan sangat

memungkinkan untuk ditemukannya bakteri Vibrio

sp. Sebagian besar anggota Vibrio sp mempunyai

habitat alami dalam air laut atau daerah yang

mengandung Na+ dengan kadar cukup tinggi,

seperti daerah pegunungan. Kemungkinan besar

bakteri Vibrio sp yang diperoleh adalah kelompok

halotoleran yang dapat tumbuh tanpa adanya NaCl.

Bakteri halotoleran tidak memerlukan garam untuk

pertumbuhannya, tetapi dapat mentoleransi adanya

garam dengan konsentrasi tertentu. Beberapa

spesies termofilik halotoleran dari Bacillus dapat

mentoleransi adanya garam pada konsentrasi 2-7%

(Yang, 1993). Lain halnya dengan kelompok

bakteri halofilik yang tidak dapat tumbuh jika

lingkungannya tidak mengandung kadar mineral

yang tinggi.

Isolat S1 dan S4 yang diidentifikasi sebagai

Pseudomonas sp dan isolat S2 dan S3 yang

diidentifikasi sebagai Vibrio sp merupakan

kelompok bakteri yang memiliki potensial sebagai

agen bioremidiasi. Menurut informasi yang

diperoleh, Vibrio sp diketahui mempunyai

kemampuan untuk memineralisasi komponen

aromatik, sedangkan Pseudomonas sp diketahui

mempunyai kemampuan untuk mendegradasi

komponen xenobiotik, seperti pestisida dan bahan

toksik lainnya. Potensi lain dari Pseudomonas sp

adalah kemampuannya untuk memproduksi enzim

lipase (Ghosh, 2004).

4. Kesimpulan

4 koloni bakteri telah diperoleh dari

sampel air panas Songgoriti pada 1 hari inkubasi

(S1, S2, S3, dan S4). Koloni ini diperlakukan lebih

lanjut untuk menentukan genus dari tiap-tiap

koloni. Perlakuan yang dilakukan pada tiap-tiap

koloni meliputi: pewarnaan gram, uji oksidasi, uji

fermentasi glukosa, dan uji Na+. Berdasarkan uji

yang telah dilakukan, diperoleh informasi bahwa S1

dan S4 diidentifikasi berasal dari genus yang sama,

yaitu Pseudomonas sp dengan karakteristik sbb:

termasuk bakteri gram negatif, sel berbentuk

batang, positif terhadap uji oksidasi, dan negatif

terhadap uji fermentasi. Selain itu, S2 dan S3 juga

diidentifikasi berasal dari genus yang sama, yaitu

Vibrio sp dengan karakteristik sbb: termasuk

bakteri gram negatif, sel berbentuk batang, positif

terhadap uji oksidasi, positif terhadap uji

fermentasi, dan positif terhadap uji Na+.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, M.W.W & R.M. Kelly, (1995), “Enzymes

From Microorganisms In Extreme

Environments”, Chemical & Engineering

News

Asnawi, Hafid, (2006), “Keanekaragaman Bakteri

Termofilik yang Terdapat Dalam Sumber

Mata Air Panas di Taman Wisata Padusan

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa

Timur”, Jurusan Biologi FMIPA, UM

Baumann, P, and L. Baumann, (1981), “The

Marine Gram-negative Eubacteria:

Genera Photobacterium, Beneckea,

Alteromonas, Pseudomonas, and

Alcaligenes, P 1302-1331

Baumann P, Baumann L, (1984), “Genus

Photobacterium. In: Krieg NR (ed)

Bergey's Manual Of Systematic

Bacteriology, 9th edn”, Williams and

Wilkins Co, Baltimore, P 539- 545

Baumann P, Furniss AL, Lee JV, (1984), “Genus

Vibrio. In: Krieg NR (ed), Bergey's

Manual Of Systematic Bacteriology”, 9th

edn. Williams and Wilkins Co, Baltimore,

P 518- 538

Baumann P & Schubert RHW, (1984), “Family II

Vibrionaceae Veron 1965, 5245 AL. In:

Krieg NR (Ed) Bergey's Manual of

Systematic Bacteriology”, The Williams

& Wilkins Co., Baltimore Vol 1, P 516-

517

Bergey's manual of Systematic Bacteriology,

Second Edition, Volume 2, (2001), dr

Boone, rw Castenholz & gm Garrity, eds,

Springer-Verlag, New York, Berlin

Brenner, D.J., 1984. Order Lactobacillales,

Bergey’s Manual of Systematic

Bacteriology, Vol. 1, Williams 7 Wilkins,

Baltimore, Md

Chen, W.-M., Chang, J.-S., Chiu, C.-H., Chang, S.-

C., Chen, W.-C. & Jiang, C.-M. (2005).

Caldimonas taiwanensis sp. nov., a

Amylase Producing Bacterium Isolated

From A Hot Spring. Syst Appl Microbiol

28, 415–420.

Christina, Dessy, (2008), “Isolasi Bakteri dan Uji

Aktivitas Amilase Termofil Kasar Dari

Sumber Air Panas Penen Sibirubiru

Sumatera Utara”, Jurusan Biologi,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Dawes, E. A. 1986, “Microbial Energetics”, P 158-

164, Blackie & Son, Glasgow, Scotland

DeLong Jr., D.C., (1996). “Defining Biodiversity.

Wildlife Society Bulletin”, P 738–749.

Edwards C, (1990), “Thermophiles. In: Edwards C

(ed) Microbiology of Extreme

Environments”. Open University, Oxford,

P 1-32.

Ghosh, (2005), “Production of Lipase and

Phospholipase Enzymes from

Pseudomonas sp and Their Action on

Phospholipids”. Journal of Oleo Science,

Vol 54, No 7, P 407-411

Huber, B. T., MacLeod, K. G. & Wing, S. L.

(2000), “Warm Climates in Earth

History”, pp. 462. Cambridge, UK:

Cambridge University Press.

Ibrahim, Abdelnasser Salah Sheble, (2007),

“Isolation and Identification of New

Cellulases Producing Thermophilic

Bacteria from an Egyptian Hot Spring and

Some Properties of the Crude Enzyme”,

Australian Journal of Basic and Applied

Sciences, P 473-478

Kapper, J.B., Lockman, H., Remmers, E.F.,

Kristensen, K., and Colwell, R.R, (1983),

“Numerical Taxonomy of Vibrios Isolated

From Estuarine Environment”,

International J. Syst. Bacteriol, 33: P 229-

255.

Kim, Byung Hong, (2008), “Bacterial Physiology

and Metabolism”, Cambridge University

Press

Liu, (1986), “N,N,N’-N’-Tetramethyl-p-

Phenylenediamine-DependenCt

ytochrome Oxidase Analyses of Bacillus

Species”, International Jurnal of

Systematic Bacteriologi, Vol 3, No 1

Madigan TM, Martinko JM. 2006. Biology of

Microorganisms, 11th

edition. Prentice

Hall, International, Inc, London.

Muharni, (2010), “Isolasi dan Identifikasi Bakteri

penghasil Kitinase dari Sumber Air Panas

Danau Ranau Sumatera Selatan”, Jurusan

Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya,

Sumatera Utara.

Pelczar, Michael., Reid, Roger D., Chan, (1977),

“Microbiology”, Fourth Edition, Tata

McGraw-Hill Publishing Company LTD.

Reicheltj., L. & Baumannp., (1974), “Effect of

sodium chloride on growth of

heterotrophic marine bacteria”, Archires

of' Microbiology, P 329-345

Stanier, (1944), “The Nature of the Aeromonas

Fermentation” Division of Applied

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

Biology, National Research Council,

Ottawa, Canada.

Tayyab, Muhammad, (2010), “Isolation and

identification of lipase producing

thermophilic Geobacillus sp. SBS-

4S:Cloning and characterization of the

lipase”, Journal of Bioscience and

Bioengineering, Vol. 111 No. 3, P 272–

278

Yang, Wung, (1993), “A Halophilic Thermophilic

Bacterium Isolated from a Coastal Hot

Spring in Lutao, Taiwan”, Journal of

General Microbiology, P 2505-2510

Yang, Wung, (2003), “Vibrio ruber sp. nov., a Red,

Facultatively Anaerobic, Marine

Bacterium Isolated From Sea Water”,

International Journal of Systematic and

Evolutionary Microbiology, P 479–484

Ucapan Terimakasih

1. Ibu dan Alm. Bapak yang senantiasa

mendoakan dan memberi dukungan

kepada penulis

2. Bapak Surya Rosa Putra dan Herdayanto

Sulistyo Putro selaku dosen pembimbing

3. Teman-teman angkatan 2007

4. Serta pihak-pihak yang telah membantu