islam dan sains pertarungan menegakkan r

20
ISLAM DAN SAINS PERTARUNGAN MENEGAKKAN RASIONALITAS Riview Buku Karangan Pervez Hoodbhoy Diajuka untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Kterpaduan Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Dosen pengampu: Edy Candra,S.Si, MA Disusun oleh: MAKHFUDAH NIM: 59461274 Biologi D/VII

Upload: afifah-dwi-septiana

Post on 03-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

reupload materi kultum

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

ISLAM DAN SAINS

PERTARUNGAN MENEGAKKAN RASIONALITAS

Riview Buku Karangan Pervez Hoodbhoy

Diajuka untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Kterpaduan Islam dan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Dosen pengampu: Edy Candra,S.Si, MA

Disusun oleh:

MAKHFUDAH

NIM: 59461274

Biologi D/VII

JURUSAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SHEKH NURJATI CIREBON

2012

Page 2: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang dan gambaran buku

Dr Prof Pervez Hoodbhoy sebagai penulis buku ini mengatakan bahwa penulisan buku ini bukanlah untuk memenuhi rencana penulisan sebuah buku yang sudah lama dicanangkan. Tepatnya dorongan keadaanlah yang memancing dan memaksa Pervez Hoodbhoy menulisnya. Gagasan yang terdapat dalam buku ini berawal dari suatu ceramah mengenai Islam dan sains yang atas prakarsa lembaga pendidikan Lahore yang disampaikan pada bulan Mei 1984. Masa-masa sekitar tahun itu adalah masa-masa yang parah bagi negeri pakistan pada umumnya, dan dunia intelektual pada khususnya. Sesudah kudeta rangkap, senjata dan teologi, pada tahun 1977 ketidak sepakatan dengan aliran yang resmi tidak ditolerir. Tidak sedikit mahaguru di Universitas termasuk beberapa orang dikolega ada di univeersitas Quaid-e-Azam, dijebloskan ke penjara dan dianiaya karena mengungkapkan pandangan-pandangan yang tidak disukai oleh pemerintah baru kami.

Buku ini di tulis oleh Dr Prof Pervez Hoodbhoy dan di terbitkan oleh peneerbit PUSTAKA Bandung pada tahun 1417 H-1997M. Isi buku ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri atas bab-bab yang melukiskan situasi sains dan pendidikan di dunia muslim. Bagian kedua mengisahkan sejarah sainsdalam Islam, serta sains-sains seperti yang ditafsirkan dalam periode Zia-ul Haq di Pakistan.Dalam buku ini memuat beberapa pertimbangan-pertimbangan penting untuk membangun sains dan teknologi negeri-negeri Islam kita.

B. Biografi penulis

Dr Prof Pervez Hoodbhoy Amirali (lahir 11 Juli 1950) adalah terkenal Pakistan fisikawan nuklir, esais dan politik-pertahanan analis. Dia adalah profesor fisika nuklir dan energi tinggi, dan kepala Departemen Fisika di Quaid-e-Azam University, Islamabad, Pakistan. Ia lulus dan juga menerima PhD dari MIT dan terus melakukan penelitian dalam fisika partikel. Ia menerima Penghargaan Baker untuk Elektronik pada tahun 1968, dan Abdus Salam Prize untuk Matematika pada tahun 1984. Dia telah menulis

berbagai makalah penelitian ilmiah di peer-review jurnal. Hoodbhoy juga seorang aktivis lingkungan dan sosial terkemuka dan rutin

menulis tentang berbagai isu sosial, budaya dan lingkungan. Dia adalah ketua Mashal, sebuah organisasi non-profit yang menerbitkan buku Urdu pada hak-hak perempuan, pendidikan, isu-isu lingkungan, filsafat, dan pemikiran modern. Dia adalah lawan yang gigih Islam militan di Pakistan dan advokat untuk demokrasi di negara ini. Dr Pervez Hoodbhoy adalah pendukung kuat untuk penggunaan teknologi nuklir damai, non-proliferasi nuklir, dan perlucutan senjata nuklir, mengkritik Amerika Serikat, Israel, Pakistan dan nuklir senjata India program di forum nasional dan internasional.

Biografi: Hoodbhoy melakukan O dan A Level-dari Karachi, Sindh. Sementara di Pakistan selama studi kuliah, Hoodbhoy diajari oleh Nobel Nobel dalam Fisika Profesor Abdus Salam dalam matematika dan fisika. Di Amerika Serikat, Hoodbhoy belajar untuk utama ganda dan memperoleh gelar Bachelor of Science di Matematika dan Teknik Elektro, diikuti oleh MS di Solid-State Fisika dari Institut Teknologi

Page 3: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

Massachusetts pada tahun 1973. Dia melanjutkan untuk mendapatkan gelar Ph.D. dalam Fisika Nuklir pada tahun 1978 dari lembaga yang sama. Selama studi doktornya, Hoodbhoy telah bekerja dengan Proyek Manhattan ilmuwan banyak (yang telah bekerja sama dalam pengembangan bom atom tahun 1940-an) untuk bidang fisika nuklir [2]. Kemudian, ia tetap seorang rekan post-doktoral di University of Washington. Ia telah menjadi anggota fakultas di Universitas Quaid-e-Azam sejak tahun 1973. Dia terlibat dalam penelitian tentang teori medan kuantum, Fenomenologi Partikel, dan supersimetri dalam fisika partikel. Dia adalah seorang profesor tamu di Carnegie Mellon University, MIT, University of Maryland, College Park, dan Stanford Linear Accelerator Center. Dia juga kadang-kadang kuliah di berbagai lembaga penelitian Amerika dan Eropa. Dia adalah sponsor dari The Buletin Ilmuwan Atom [3] Ia juga menjabat sebagai Dewan Penasihat Internasional dari Brookings Doha Center.

Terlepas dari bidang spesialis nya penelitian, Hoodbhoy ekstensif menulis dan berbicara pada topik umum mulai dari ilmu pengetahuan dalam Islam terhadap pendidikan dan isu-isu perlucutan senjata nuklir di seluruh dunia [4] Dia adalah penulis Islam dan Sains:. Ortodoks Agama dan Pertempuran untuk Rasionalitas, yang telah diterjemahkan ke dalam 5 bahasa. Artikel tentang berbagai isu yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan isu-isu sosial sering dipublikasikan di media internasional. Saat ini, Dr Pervez A. Hoodbhoy dianggap salah satu fisikawan nuklir terkemuka di Pakistan.

BAB IIINTISARI BUKU

1. Apakah islam dan sains bisa rukun?

Perkembangan sains berjalin berkelindan dengan ideologi. Oleh sebab itu, masalah mendasar yang senantiasa timbul: apakah agama islam saling melengkapi dengan ilmu pengetahuan alam secara harmonis, atau apakah di jumpai konflik yang tidak terselesaikan secara sistem metafisika yang didasarkan atas agama dan tuntutan akal dan penelitian empiris? Selama seribu tahun para filosof dan teolog islam telah mempertimbangkan masalah ini, yang terus menerus mengundang debat yang intens dan ketaksepakatan, terutama tentang era angkasa luar dan rekayasa genetik. Muslim reformis, modeernis dan ortodoks berdebat habis-habisan satu dengan yang lain mengenai islam dan sains. Mengambil senjata dari gudang-senjata tradisi islam yang sama, mereka telah memilih contoh-contoh dan interpretasi dan skriptual, untuk sampai pada posisi apapun yang mereka pandang paling benar. Dalam perdebatan itu terdapat masalah mendasar: sains adalah upaya sekular, tidak mungkin selainnya. Karakter sekular sains tidak berarti bahwa sains musti tidak mengakui eksistensi yang Ilahi. Tapi itu berarti bahwa validasi kebenaran-kebenaran ilmiyah tidak tergantung pada bentuk otoritas spiritual manapun: observasi, ksperimentasi, dan logika tidak lain adalah hakim-hakim yang memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah.ilmuan bebas menjadi relijius sebagaimana yang mereka kehendaki, tetapi ilmu tidak mengenal dalil diluar dirinya.

Perdebatan ini berlangsung lama, dan karenanya penyelesaian yang memuaskan semua pihak sangat kecil kemungkinannya untuk di capai, maka adalah sekedar dalih apabila saya berasumsi bahwa setiap diskusi lanjutan akan dapat menyelesaikan masalah secara tuntas. Tetapi apabila terdapat godaan yang kuat pada potensi kesadaran anda untuk menyelesaikan masalah, maka arti pentingnyalah yang tidak memberi jalan yang mudah. Pada waktu abad ke-20 bergulir menuju tahun 2000, sikap islam terhadap sains dalam teori manapun dalam praktek aktual, mendapatkan arti penting yang belum pernah di jumpai sebelumnya oleh masyarakat muslim.

Page 4: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

Secara historis, peradaban islam telah membayar mahal atas kegagalannya memperoleh sains. Tak pelak, kegagalan ini dapat menjelaskan kemunduran peradaban islam dan meningkatnya barat selama ratusan tahun. Pada abad pertengahan, hubungan islam dan barat berbeda secara kualitatif. Masa- masa yang penuh dengan kolaborasi yang akrab dan kaya hasil, pada masa-masa penuh dengan kekerasan dan konfrontasi.

Sementara kebudayaan kita masih tradisional, agrarian dan abad pertengahan, terdapat simetri struktural antara mereka yang menjelaskan tingkat persamaan dalam pertukaran gagasan-gasan dan juga produk. Pemenang dan sama-sama memproduksi dan mempergunakan persenjataan yang sama, memperdagangkan barang-barang yang berdaya asing dan memperdebatkan premis-premis intelektual yang tidak asing. Terdapat kongruensi tertentu antara kepentingan-kepentingan kelas dan sikap yang sama-sama dimiliki kalangan aristokrat, pengrajin, pedagang, cendekiawan.

2. Sains: hakikat dan asal mulanya

Masa depan umat manusia dan sains saling beerjalin berkelindan. Kepada sains yang berpedomanprinsip-prinsip moral universal, bergantung berkesinambungan eksistensi manusia modern di bumi.begitu masa lampau berkisah kepada kita. Tanpa sains, manusia tidak berdaya di hadapan angin dan badai, manusia di porak-porandakan oleh wabah dan dan di teoror oleh takhayul-takhayul irasional. Instrumen tiada tara yang di punyai sains membebaskan manusia dari takhayul.

Apakah sains itu?

Sains berangkat dari asumsi adanya fakta-fakta di alam ini adalah bahwa saintis menerima, misalnya, kesan-kesan inderawi berupa petunjuk-petunjuk pada sejenis alat, sebagai fakta-fakta sebagai data. Fakta-fakta (hipotesis yang berkenan dengannya) di anggap valid jika pengamat lain dan independen besepakat tentangnya.

Hukum

Fakta-fakta di organisasi kedalam kelompok-kelompok dan hubungan yang terdapatdi antara fakta-fakta yang sekelompok di namakan suatu hukum atau prinsip. Hukum atau prinsip adalah sekedar sistematisasi sesuatu yang di amati.

Contohnya: udara dalam kuantitas tertentu akan menghasilkan tekanan terhadap wadahnya berbanding lurus dengan temperaturnya. (hukum Boyle).

Hipotesa

Hipotesa adalah dugaan sementara yang memberikan pemahaman awal tentang apa yang sedang di teliti, dan yang akan di uji dengan observasi atau eksperimentasi.

Contohnya: tingkat curah hujan di suatu tempat semakin tinggi apabila semakin banyak orang sembahyang istisqa.

Teori

Teori adalah skema konseptual besar yang menempatkan berfikir dan memberikan gambaran lengkap dengan domain validitasnya. Tetapi, selain teori juga mesti memenuhi kriteria tertentu yang ketat.

Page 5: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

Contohnya: teori mesti kosisten dengan seluruh data eksperimental dan observasional yang telah diketahui.

Induksi dan deduksi

Memperhatikan keteratuan data yang di peroleh memungkinkan anda mengumpulkan pengetahuan secara induktif dan membuat teori-teori sederhana.

Contohnya: sesudah melihat matahari terbit di timur dan terbenam dibarat setiap hari, kita dapat menarik kesimpulan secara induktif bahwa matahari akan berperilaku demikian esok harinya.

Metode ilmiah

Teori pra-ilmiah

Kelahiran sains modern

Metode sains yang di uraikan dalam paragraf merupakan bentuk pragmenyang terdiri dari berbagai epos, termasuk zaman islam. Tetapi kristalisasi metode ilmiah terjadi dalam revolusi pasif yang bermula di eropa pada abad ke-16, dan menimbulkan suatu dunia yang tertransformasi baik secara intelektual maupun fisikal. Eksperimentasi, kuantifikasi, prediksi, dan kontrol menjadi paradigma suatu kebudayaan baru. Lenyaplah suatu gagasan lama mengenai suatu semesta yang organik, hidup dan spiritual.

Apakah fisika quantum telah menghancurkan sains?

Sains modern mula-mula didasarkan, pada pikiran awam dan observasi atas alam. Asumsinya adalah :

1. Bahwa kondisi-kondisi awal yang sama dalam suatu eksperimen akan selalu melhirkan hasil yang sama.

2. Bahwa tidak jadi masalah siapa yang melakukan obsservasi.

3. Bahwa dunia fisika mempunyai realitas obyektif.

Proses observasi, deduksi dan pembentukan teori pada akhirnya melahirkan fisika kuantum. Fisika quantum menyatakanbahwa pikiran awam hendaknya tidak di percaya lagi, alam pada tingkatnya yang paling fundamental sama sekali tidak seperti alam yang kita lihat dan alam dalam kehidupan keseharian kita.

Apakah sains modern sekedar sains barat?

Bersama peradaban industrial eropa datang sains eropa. Itu suatu persoalan yang sudah pasti. Apakah suatu kebudayaan yang tergantikan atau terepresi mempunyai bentuk sainsnya sendiri telah menjadi murni akademis. Proses pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sosial didasarkan pada “materialisme rasional” eropa pasca renaisans dan koloni-koloni amerika utara.

Perang antara sains dan kristen abad pertengahan

Ortodoksi yang kaku dari setiap agama, termasuk kaum muslimin fundamentalis. Selama ini merasa kurang sreg dengan metode dan penemuan-

Page 6: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

penemuan sains, tetapi secara historis, ortodoksi kristenlah melancarkan perang yang paling panjang dan mati-matian melawan sains. Selama seribu tahun sebelum renaisans, gereja kristen telah menguasai eropa dengan tangan besi.

4. Keadaan sains di negeri-negeri muslim dewasa ini

Negara muslim ini ada dalam pelukan teknologi barat dan komsumerisme pasar adalah revolusi ilmiah. Ini telah melegitimasi sains sebagai pengetahuan sangat penting, dan penguasaan sains di anggap perlu bagi pemuntunan ekonomi dan ketahanan nasional.

Mengukur kemajuan sains

Sebagai satu faktor utama dalam pemeliharaan dan pengebangan proses yang di butuhkan untuk menompang nasyarakat.

Sebagai suatu ikatan ilmuan praktisi yang dari segi profesi terjun dalam usahanya yang full time.

Sebagai suatu komponen utama sistem pendidikan dalam suatu masyarakat.

Sebagai salah satu pengaruh terkuat memola keyakinan masyarakat dan sikap mereka terhadap alam semesta.

Hubungan antara sains dan produksi

Dalam satu pandangan di sebutkan bahwa sains hadir di dunia modern terutama karena terdapat kebutuhan ekonomis terhadapnya. Kaum marxis , khususny, menekankan bahwa sains telah berkembang dengan maksud merespon kekuatan-kekuatan ekonomis dan tidak dikarenakan oleh gejolak batin tertentu yang mendorong individu meneliti lingkungan hidupnya.

Sains sebagai institusi

Sebelum di temukan oleh Whewell pada tahun 1840, dengan tema “ilmuwan” belum ada. Memang, belum banyak praktisi sains pada waktu itu yang memperkenalkan kata baru ke dalam bahasa inggris. Tapi, pada abad ke-20, sains telah menjadi suatu institusi yang di dalamnya ratusan dari ribuan lelaki dan wanita berkecimpung, tumbuh dengan cepat kelompok ilmuan universal yang baru.

Sains dalam pendidikan

Ciri-ciri yang menonjol

Terdapat pengulangan yang sangat sering dalam semua bidang study sains.

60% sampai 80% dari nilai yang ada, bahkan dlm bidang study sains.

Bahkan ketika kalkulasi di persyaratkan dalam pertanyaan, kalkulus ini merupakan sesuatu yang identik atau suatu varian sederhana dari suatu contoh dalam buku ajar wajib.

Page 7: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

Respons kaum muslimin terhadap keterbelakangan

Terdapat tiga jenis respon yaitu:

Aliran restorasionis

Respon ini berupaya membalikan versi dalam kejayaan masa lalu dan menisbatkan seluruh kegagalan dan kekalahan pada penyimpangan dari jaln yang benar.

Aliran rekonstruksionis

Respon ini berupaya menginterpretasi ulang keyakinan dengan maksud mencari titik temu antara tuntutan-tuntutan peradaban modern dengan ajaran dan tradisi islam.

Aliran pragmatis

Respon ini lebih suka memperkenalkan ajaran-ajaran agama termasuk iman, pada dasarnya tidakberkaitan dengan kepedulian langsung terhadap kehidupan politik dan ekonomi.

zaman dulu benar-benar tumbuh subur di daratan muslim, dan tetap memancarkan cahayanya selama hampir lima ratus tahun.

Sardar

Perspektif seorang fundamental adalah persepsi seorang daud yang menemui jalan buntu ketika berperang melawan jalut sains modern.

Apakah sains islami di mungkinkan?

Tidak, sains islami yang eksoterik tidak dapat memungkinkan dan setiap upaya untuk membangunnya merupakan usaha yang mubazir.

Sains islami?

Tidak ada sains islami

Menetapkan seperangkat prinsip moral dan teologis

Sampai sekarang belum menjumpai definisi sains islami yang dapat di terima oleh seluruh kaum muslimin.

Bagaimana dengan sains dunia ketiga?

Sains dunia ketiga di anggap sebagai pencarian epistemologi baru untuk sains, ini meerupakan konsep yang absah yang tidak lain merupakan pemubaziran waktu dan yang pencariannya hanya berfungsi mempercepat keterbelakangan, kemiskinan, dan mengrusakan ekologi di dunia ketiga.

Pada puncaknya, sekitar seribu tahun yang lalu, dunia muslim bemberikan kontribusi yang luar biasa kepada sains, terutama matematika dan kedokteran.

Page 8: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

Baghdad dimasa kejayaannya dan sepanyol selatan membangun universitas-universitas yang di datangi ribuan mahasiswa. Para penguasa mengitari diri mereka dengan ilmuan-ilmuan dan seniman-seniman. Semangat kebebasan umat yahudi, kristen dan muslim bekerja sama. Namun dewasa ini semua hanya kenang-kenangan. Capaian ilmiah masa awal luar biasa signifikan. Sekalipun satu meleniaum telah berlalu, sementara orang-orang benar-benar beranggapan bahwa kunci yang bakal membuka pintu-pintu menuju aman keemasan yang lain terletak disuatu tempat disepanjang gelap menuju masa lampau. Apabila duduk persoalannya berhasil ditemukan maka kaum muslim akan mengetahui apa yang mesti dilakukan dimas mendatang. Karenanya selam 200 tahun terakhir hingga kini umat muslim disibukkan dengan mengidentifikasi sebab-sebab merosotnya peradaban.Zaman keemasan menjadi pertahan kokoh sejumlah besar naseha Al Quran dan nabi untuk mencari pengetahuan, dan nasehat ini dipahami secara khusus sebagai perintah-perintah untuk memperleh pengetahuan yang ilmiah dalam pengertian modern. Telah menjadi agak lazim menemukan penegasan-penegasan bahwa 750 ayat Al-Quran yang adalah hampir seperdelapan dari seluruh kandungan kitab suci ini.menganjurkan kaum muslimin mengkaji alam dan mencari sains modern. Jadi keberhasilan zaman keemasan dalam sains membuktikan bahwa islam mendukung sains sepenuhnya, dan bahwa pencarian sain merupakan tugas relijius dan juga kebutuhan pragmatis.

Sejarah sains dalam dunia muslim lama penting bagi masa depan sains dan peradaban islam dewasa ini. Oleh sebab itu kaum muslim perlu masuk kedalam suatu perdebatan tentang sejumlah isu yang diengketakan. Adapaun isu-isu tersebut yang memiliki arti penting diantaranya:

Apakah sains yang dikembangkan kaum muslimin khas islami, dan karenanya layak dinamakan sains islami? Atau apakah ia universal dan karenanya lebih tepat dikatakan sains muslim?

Benarkah bahwa tesis sains zaman keemasan dikembangkan terutama oleh bangsa arab? betapa penting peran para cendikiawan bukan muslim dan bukan arab?

Apakah istitusi-institusi utama dalammasyarakat muslim abad pertengahan benar-benar menerima dan memahami sains-sains yang rasional?

Ketiga isu diatas akan terjawab dalam bembahasan selanjutnya dalam bab ini:

1. Sains islami atau sains muslim?Untuk menjawab pertanyaan diatas, buku ini memberikan beberapa contoh

ilmu sains diantaranya ilmu matematika, fisika dan kimia. Misalnya kaum muslimin mempergunakan pengetahuan mereka mengenai angka india untuk menemukan sistem desimal angka modern; abul wafa merumuskan teori sinus dalam trigonometri; omar khayan mengembangkan solusi geometri yang berkenaan dengan persamaan-persamaan pangkat tiga dll.sementara diperlihatkan bahwa kecintaan kepada matematika dikaitkan langsung dengan doktrin keesaan (tawkhid)jelas bahwa kebudayaan-kebudayaan lain juga mengembangkan matematika yang identik dengan yang dikembangkan di dunia muslim. Jadi tidak ada sesuatu pun dalam matematika

Page 9: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

muslim yang dapat disebut sebagai matematika islami. Dengan kata lain sains yang berkembang adalah sains muslim bukan sains islami.

2. Adakah sains dalam zaman keemasan sains arab?Pada zaman keemasan sains yang berkembang menggunakan bahsa arab,

tanpa memperhatikan asal sarjana teersebut. Sehingga sains yang ada disebut sains arab.

3. Apakah sains diterima oleh masyarakat muslim abad pertengahan?Sains meerupakan inisiaatif pribadi sarjana-sarjana dengan dukungan penuh

dari kelas bangsawan tercerahkan, dan sains menjadi mata kajian esoteris yang terbatas pada kelas atas yang tercerahkan dalam masyarakat muslim, ini menunjukan bahwa sains diterima oleh masyarakan muslim pada abad pertengahan.

Ortodoksi Relijius Menghadapi Sains Muslim Kemerosotan sains dalam kebudayaan yang dibarengi dengan peningkatan

rasa beragama yang mantap membuat semakin sulit lahirnya pengkajian sains sekular. Untuk sampai pada sumber reaksi kaum ortodoks terhadap sains kita perlu melangkah mundur kira-kira 1300 tahun menjelang abad pertama islam.adapun ortodoksi relijius dalam dalam menghadapi sains muslim yaitu Termotivasi oleh penguasaan yang belum lama dicapai atas silogisme Yunani, sarjana-sarjana muslim awal dengan cepat memakai sebagai argumentasi keagamaan. Penerapan utama pertama ialah atas perdebatan retoris antara pendukung-pendukung paham kehendak bebas dan mereka yang meyakini predestinasi.

Selama periode tertentu, penganut-penganut paham kehendak bebas seperti kaum Qadariyah dihukum gantung dan dianiaya oleh penguasa umayah yang menentang paham kehendak-bebas. Tapi doktrin tersebut tidak bisa ditekan. Doktrin tersebut menjadi nyata dan mazhab pemikiran mu’tazilah yang dilahirkannya.

Mu’tazilah merupakan kaum yang terlahir dari pertikaian berdarah antara penganut paham kehendak-bebas dan penganut paham presidentinasi, kaum mu’tazilah merupakan suatu aliran radikal filosof-filosof rasional. Kaum mu’tazilah berusaha mengakurkan agama dan akal. Kaum mu’tazilah merupakan kaum yang melawan ortodoksi, dalam tindakan mereka mencari dukungan-dukungan logis dan filosofis bagi akidah islam, kaum mu’tazilah mengajukan argumen-argumen yang didasarkan pada etika dan akal, meskipun merea jelas mendukung posisi mereka dengan menggunakan ayat al-quran.

Ketika ortodoksi menjadi sumber energi tahap awal sains dan pengkajian islam, sikap rasionalis dan sekular, tradisi hellenistik pada akhirnya berhadapan langsung dengnan ortodoksi relijius. Segera menjadi kenyataan bahwa pengetahuan klasik (ulum al-awa’il) disamakan dengan bid’ah oleh kaum ortodoks, dan filsafat dicuragai. Bersamaan dengan berjalannya waktu sikap-sikap yang menentang pengkajian sekular semakin keras, sekitar abad ke 12 mazhab-mazhab pemikiran yang konservatif dan anti rasionalis hampir benar-benar mengikis pengaruh mu’tazilisme.perlawanan ortodoksi tradisional terhadap ulum al awa’il dan sains-sains rasional terungkap, tapi semua perlawanan tersebut tidak begitu berarti dan tidak mempengaruhi asimilasi sains kedalam masyarakat muslim. Namun muncul titik balik

Page 10: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

ketika ulama ortodoks yang terbesar dan paling berpengaruh Al Ghazali mngarahkan kaum ortodoks kepada kemenangan akhir denngan memberi mereka kekuasaan politis.

Al ghazali merupakan salah satu filosof yang masyhur dan memiliki ajaran-ajaran yang sangat banyak yang mengalahkan kaum rasionalis. Ajaran-ajaran al ghazali sangat banyak dan berkenaan dengan isu yang penting bagi filsafat abad pertenngahan. Sikap Al Ghazali yang berienaan dengan perkembangan sains mengenai sebab akibat, akal, matematiaka dan logika meerupakan instumental dan pembentukan sikap kaum muslimin terhadap sains.

Lima Pakar Besar1. Al Kindi (801-873)

Sebagai orang yang mempunyai pemikiran yang rasional, Al Kindi mengusulkan bahwa beberapa pasasi yang terkandung dalam kitab suci, yang interprestasi literalnya berbenturan dengan realitas, harus dipahami sebagai alegori-alegori untuk membimbing ulul albab. Al-Kindi dan sebagian besar filosof kuna percaya ada dua kebenaran: pertama kebenaran untuk rakyat awam dan kedua kebenaran untuk kaum intelektual.

Sebagai contoh penafsiran alegoris yang diyakini Al-Kindi dalam Al-Qur’an surah ar rahman ayat 5, pasasi ini kaum mukmin diberi tahu bahwa matahari dan bulan “bersujud” dihadap Allah. Bagi kaum awam, ini memakai citra sebagaimana semua makhluk bersujud. Namun Al Kindi mengajukan hujjah linguistik yang jelas bahwa kata arab untuk bersujud hendaknya dimengerti sebagai bermakna “patuh”.oleh karenanya menurut Al-Kindi sesuatu yang tampaknya bertentangan dengan pengalaman keseharian transformasi menjadi sesuatu yang wajar dan mempesona apabila diinterprestasikan secara benar.

2. Al Razi (865-925)Al-Razi dikenal karena tulisan-tulisannya yang berkenaan dengan biologi.

Metafisikanya dinyatakan inkar al-sunnah, dalam artian dia mengarungi arti penting wahyu. Al razi menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia dan menanamkan akal-Nya pada diri manusia, sehingga memungkinkan manusia memahami alam semesta. Pandangan-pandangan Al Razi yang tidak konvensional benar-benar menjadikan dirinya tidak disenangi oleh seluruh kaum muslimin. Meskipun mengagumi pengetahuan Al-razi, penuli-penulis sesudahnya mengecamnnya karena dia berbicara secara terang-terangan tentang keunggulan akal atas wahyu.

3. Ibnu Sina (980-1037)Ibnu Sina adalah seorang filosof yang benar-benar mandiri yang menegaskan

arti penting rasio. Meskipun mengenai beberapa hal dia menentang kaum mu’tazilah. Ibnu Sina dianggap sebagai pembuat bid’ah di kalangan muslim ortodoks pada zamannyamaupun pada masa-masa sesudahnya. Seperti kaum ortodoks, kaum fundamentalis sangat keras dalam menilai cendikiawan-cendikiawan muslim besar.

Sejumlah besar filosof adalh penganut mu’tazilah. Banyak diantara mereka yang menjadi praktisi-praktisi dalam musik, astrologi dan paranormal, yakni hal-hal yang diharamkan atau dimakhruhkan oleh islam. Al Razi tidak meyakini wahyu;

Page 11: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

alfarabi mengandalkan akal semata, buakan syariah dalam membedakan antara baik dan buruk; Al Kindi menolak sifat-sifat Tuhan; Ibnu Sina tidak meyakini kebangkitan raga; terdapat kemerosotan bertahap nilai-nilai islam yang berasal dari masyarakat.

4. Ibn Rusyd (1126-1198)Selama kebangkitan filosofis dan teologis yang besar pada abad pertengahan

karya-karya Ibn Rusyd kerap dinyatakan sebagai bid’ah dan dibakar oleh gereja dan kaum muslim ortodoks. Seperti filosof-filosof lain sebelumnya, Ibn Rusyd memanfaatkan kemarahan musuh-musuhnyauntuk menegaskan bahwa wahyu harus dibawah rasio. Menurutnyya ibadah yang paling mulia ialah mengkaji keesaan Tuhan melalui ciptaan_Nya, dengan menggunakan pikiran. Ibnu Rusyd mengemukakan suatu skema yang jelas untuk tafsir Al-Qur’an, dengan menggunakan analisis atas struktur bahasa yang kompleks. Tetapi Ibnu Rusyd menjadi paling terkenal tidak lain karena penolakannya atas argumen-argumen Al-Ghazali.

5. Ibn khaldum (1332-1406)Berkebalikan dengan mayoritas pakar Islam terkemuka abad pertengahan, Ibn

Khaldun bukan seorang pemikir bermazhab mu’tazilah; dia menolak asumsi-asumsi dasar kaum Neo-platonis muslim seperti Al farabi dan Ibn Sina. Ontologi, emanasionisme dan epistemologi mereka, menurutnya bertentangan dengan agama. Dari Ibn Khaldun kita menerima hukum-hukum perilaku individu dalam masyarakat dan cikal-bakal sosiologi. Ddia menjelaskan secara sistematis bagaimana topografi, demografi, dan ekonomi berfungsi sebagai penentu sosiologis.

Beberapa ulaama ortodoks menganggap Ibn Khaldun adalah seoorang yang sangar rasionalis, terutama ketika dia menyatakan bahwa suatu agama yang didasrkan pada wahyu Ilahi mengharuskan kesatupaduan tribaluntuk pemenuhan misinya. Lebih jauh lagi kaum cendikiawan arab marah oleh rujukan-rujukannya yang kerap menyakitkan hati, kepada perilaku kasar bangsa Arab, dan kepada fakta bahwa dia menisbatkan kejayaan zaman keemasan kepada bangsa bukan Arab.

Mengapa Revolusi Ilmiah Tidak Terjadi Dalam Islam?Untuk menjawabpertanyaan diatas, penulis mengungkapkan lima pertimbangan perangkat sebab yang berbeda disertai dengan penjelasannya yaitu:1. Sebab-sebab yang berkaitan dengan masalah sikap dan filsafat;

Sikap masyarakat Islama pasca zaman keemasan yang semakin utilitarian. Utilitarianisme-gagasan berfikir yang didambakanhal-hal yang bermanfaat- adalah bukan obsesi masyarakat Islam pada masa-masa awal tujuan intelektualnya.

2. Sebab-sebab yang berasal dari konsep pendidikan tertentu;Konsep pendidikan yang diterapkan pada masayarakat Muslim pada masa itu berorientasi pada penghafalan, konsep ini mempunyai akar-akar yang dapat ditelusuri dalam sejarah, yang bermula dengan kurikulum Nizhamiyah yang dirancang pada abad ke 11. Selain itu masayarakat Islam juga menerapkan konsep pembelajaran tradisional dengan penekanannya penghafalan penuh.

Page 12: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

Ketidakmampuan sistem pendidikan tradisional untuk merespon secara memadai dunia yang terus berubah mungkin merupakan faktor yang paling menentukan yang menjadi kaum muslim kehilangan kesempatan merambah revolusi Ilmiah.

3. Sebab-sebab yang merupakan konsekuensi sifat khusus hukum Islam;Syari’ah Islam memusuhi unsur-unsur kapitalisme yang penting, dan ini benar-benar menjadi kendala bagi kemunculan perbankkan disepanjar proses modrnisasi yang ditempuh bangsa-bangsa Eropa. Sekalipun perkembangan kapitalisme didunia muslim didukung oleh hukum yang rasional, tidak dijumpai bukti bahwa dalam praktek syariah saja mencegah dunia Muslim berkembang bersama kapitalisme. Oleh karena itu upaya mencari sebab-sebab stagnasipada kebudayaan islam industrial modern mustahil berhenti disini.

4. Sebab yang dapat ditelusuri kepada materi, atau kelemahan tatasosio-ekonomis tertentu seperti kota-kota dan serikat-serikat dagang tertentu;Di dunia Muslim kota-kota terkontrol oleh dinasti-dinasti penguasa dan begitu pula kehidupan niaga, transportasi dan militer. Artinya institusi-institusi kota tidak berkembang atau hampir tidak mempunyai peran yang efektif dalam kehidupan kota. Oleh karena itu bukannya menjadi suatu kesatuan yang padu, kota-kota di dunia Arab dan India Moghul seperti sekumpulan yang masing-masing tempatnya tersekat, yang heterogen yang mengatur di masjid-masjid dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki ummat.

5. Sebab yang berasal dari sifatt khus dalam politik dalam Islam;Umat Islam tidak mempunyai gereja dan tidak mempunyai pusat ormal otoritas relizius yang zalim, sehingga tingkat perkawanan kaum ilmuan dan pemikir Islam lebih rendah ketimbang di Eropa. Kenyataan ini dapat dinisbatkan dengan sifat Islam yang meneerima kebebasan interpretasi yang lebih besar atas ajaran agama. Namun kebebasan ini mengarah kepada lenyapnya otoritas politis-religius pusat yang dapat menyelesaikan pertikaian-pertikaian.

Renungan Untuk Masa DepanAlih-alih program yang dicanangkan kaum ortodoks yang diperlukan adalah kerangka berfikir dan bertindak yang didasrkan pada sains dan pemikiran Ilmiyah namun selaras dengan kebudayaan ummat Muslim yang diwarisi dari ummat Muslim zaman dahulu. Adapun program-program tersebut ialah:

1. Rasional berupaya menemukan solusi yang parsial dan bertahap bagi prolem-problem yang kita hadapi dan menangani problem-problem tersebut dalam cara yang sistematis, logis dan realistis.

2. Memerangi kecendrungan mencampuradukkan modernisasi dan wesrternisasi. Untuk menjadi modern atau melakukan dikotomi modernitas-tradisionalisme kita tidak perlu menjadi Barat.

3. Perlu dinyatakan suatu pernyataan dalam meneruskan penentangan terhadap sains modern sebagai suatu upaya epistemologis, meskipun perdebatan mengenai tujuan-tujuan utilitariannya pasti berlanjut.

Page 13: Islam Dan Sains Pertarungan Menegakkan r

4. Langkah yang sebenarnya menuju modernitas mensyaratkan partisipasi masyarakat dalam perencaan dan pelaksanaannya setiap kali ini merupakan pilihan yang tersedia.

Penulis menekankan bahwa buku ini tidak berusaha mencari suatu penilaian atas agama islam dengan mengacu pada keterbelakangan negeri-negeri Muslim dalam sains. Pertama, ada konsensus yang dominan dikalangan kaum Muslimin bahwa Islam dalam bentuk sejatinya sekarang ini tidak dipraktekan di manapun didunia. Jadi, menurut pandangan ini tidak mungkin terjalin hubungan antara reallitas masa kini dan islam yang sesungguhnya. Kedua ada berbagai penafsiran atas Islam yang memberi peluang bagi munculnya sekularisme, dan karena keselaarasan penafsiran tersebut dengan pemikiran Ilmiah. Ketiga, keberhasilan material para penganut suatu agama jelas tidak mengatakan sesuatu tentang kebaikan atau kebenaran agama tersebut.

Apendiks Sains IslamSesungguhnya sains Islami tidak lain adalah pemakaian kata sains secara

keliru. Mereka yang menggunakan kata sains Islami berusaha melakukan tut wuri handayani kepada sains yang dipraktekkan oleh kaum Muslimin masa awal. Tetapi merreka tidak mempunyai kualitas yang menyebabkan mereka sanggup melestarikan capaian-capaian paara Ilmuan zaman keemasan Islam.

Sains Islamu muncul sebagai akibat dari kebangkitan kembali ortodoksi di negeri-negeri Muslim. Bagaimanapun sains Islami bukanlah fenomena yang khas pakistan, Mesir, Saudi Arabia, dan Malaysia juga merupakan pusat-pusat yang luar biasa aktif. Namun sains Islami tidak terbatasi oleh batas-batas negara.

Pendapat saya:

perdebatan islam dan sains tersebut belum bisa rukun karena satu sama

lainnya saling berdebat dan juga kalangan islam dan sains akan terus mengalami

dehumanisasi dimana problem-problem kemanusiaan akan menghampiri ke

rasional. Untuk masa depannya banyak orang islam yang mulai memahami bahwa

di perlukan perubahan-perubahan sikap agar sains berkembang pesat di kalangan

muslim.

Dan dalam buku ini menceritakan sains dan islam yang sangat luas begitu

juga baik untuk kita ketahui karena dalam buku ini menceritakan sains islami yang

bagus untuk kita ketahui.