isk

26
BAB I KONSEP MEDIS A. Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah. Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena: 1

Upload: andhy-pratama

Post on 25-Dec-2015

166 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ISK

TRANSCRIPT

Page 1: Isk

BAB I

KONSEP MEDIS

A.   Definisi

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk

menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di

masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun

mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun

kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat

mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja,

dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih

sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.

Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria

yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis.

Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria

positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam

sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni

lebih rendah.

Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena:

Sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung kemih

kurang efektif.

Mobilitas menurun.

Pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik.

Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.

Adanya hambatan pada aliran urin.

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari

semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan

tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria

1

Page 2: Isk

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang

disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat

dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis

perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,

1998) Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi

yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan

jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan

prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang

terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas

fungsi dan struktur dari traktus urinarius.

B.   Etiologi

ISK pada usia lanjut dipandang dari segi penatalaksanaan sering dibedakan atas:

(Russel, B.M., 1989; Tolkoff, Rubu N.E. dan Rubin R.H., 1989).

a.ISK uncomplicated (simple)

ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik

anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama

mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung

kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E. coli.

b.ISK complicated

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit

diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering

terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated adalah

Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-

keadaan sebagai berikut: Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia

lanjut kemungkinan terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko

urethral obstruksi, paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap,

serta prostatitis menahun.Kelainan faal ginjal, baik gagal ginjal akut (GGA) maupun

gagal ginjal kronis (GGK)

2

Page 3: Isk

.Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme

yang paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri

atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun

demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang

jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri

aerob, ISK juga dapat disebabkan oleh virus, ragi, dan jamur.

Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya

menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram-negatif

ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus,

Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.

Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan

entercoccus dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu

saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang

menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai

adanya infeksi hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat

menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien

demam tifoid dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang dapat

menyebabkan ISK melalui jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan

Mycobacterium tuberculosae.

Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus

tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sisititis hemoragik dapat

juga disebabkan oleh Schistosoma hematobium yang termasuk golongan cacing pipih.

Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien

dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum

luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua

jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen

Penyebab yang lain dapat terjadi ialah :

1. Bakteri (Eschericia coli)

2. Jamur dan virus

3. Infeksi ginjal

3

Page 4: Isk

4. Prostat hipertropi (urine sisa)

5. Dapat berasal dari organisme pd faeces yang naik dari perineum uretra dan kandung

kemih, serta menempel pd permukaan mucosa.

6. pengosongan kandung kemih yang tdk lengkap

7. Gangguan status metabolis (diabetes)

8. Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dlm kandung

kemih.

9. Refluks uretrovesikel ®dpt disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemi uretra.

Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke

dlm kedua ureter.

10. Kontaminasi fekal

11. Hubungan seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum kedlm kandung

kemih

12. Pemasangan alat kedlm traktus urinarius

13. statis urine

C.   Patofisiologi

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam

traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat

infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending

dan hematogen. Secara asending yaitu:

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi

dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga

insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi

fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik,

pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering terjadi

pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran

infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi

ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan

4

Page 5: Isk

total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat

jaringan parut, dan lain-lain.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan

distensii yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan

penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media

pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal

sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus

urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya

obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan

dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum

obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang

sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.

D. Tanda dan Gejala

Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.

Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang

biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan.

Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml

karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia,

sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik

ureter dan ginjal. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi

sebagai berikut

Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di

uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah

suprapubik.

Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual,

muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.

ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari,

penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan

terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.

5

Page 6: Isk

1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

Mukosa memerah dan oedema

Terdapat cairan eksudat yang purulent

Ada ulserasi pada urethra

Adanya rasa gatal yang menggelitik

Adanya nanah awal miksi

Nyeri pada saat miksi

Kesulitan untuk memulai miksi

Nyeri pada abdomen bagian bawah.

2. Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

Disuria (nyeri waktu berkemih)

Peningkatan frekuensi berkemih

Perasaan ingin berkemih

Adanya sel-sel darah putih dalam urin

Nyeri punggung bawah atau suprapubic

Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

3. Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :

Demam

Menggigil

Nyeri pinggang

Disuria

4. Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis

akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan

gagal ginjal.

E.   Komplikasi

1.  Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.

2.  Gagal ginjal

6

Page 7: Isk

F.  Pemeriksaan diagnostik

I. Urinalisis

Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih.

Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

II. Bakteroilogis

Mikroskopis

Dapat digunakan urin segar tanpa dipoutar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan

positif apabila dijumpai bakteri/lapang pandang minyak emersi.

Biakan bakteri

Tes kimiawi

Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah

sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari

100.000 – 1000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada

uji tarik. Sensitivitas 90,7 % dan spesifisitas 99,1 % untuk mendeteksi Gram-negatif.

Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,infeksi

oleh enterokoki dan asinetobakter.

III. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya

Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau

kelainan yang merupakan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat

berupa pielografi intravena (IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.

G. Pencegahan

Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran

kemih ini, antara lain :

Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih

sehari).

Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.

7

Page 8: Isk

Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran

dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.

Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan

dapat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak

Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil

Perempuan lebih rentan terinfeksi saluran kemih.

H. Pengobatan penyakit ISK

1.   Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram

negatif.

a) Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.

b) Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2

dosis.

c) Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.

d) Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap

cotrimoxazole.

e) Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada

anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.

2.   Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka

diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

3.   Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas

microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari

depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri

faeces.

8

Page 9: Isk

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A.   Pengkajian

Aktivitas/Istirahat

Gejala : sukar tidur

Tanda : palpebra hitam,

Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih biasanya , peningkatan frekuensi, poliuria,

oliguria, Disuria, ragu-ragu, dan retensi Abdomen kembung

Tanda : Perubahan warna urine

Makanan/Cairan

Gejala : Peningkatan BB (edema), penurunan BB, (dehidrasi)

Tanda : Edema bagian pelvis

Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri, hipertermi

Tanda : Gelisah

Neurosensori

Gejala : Keram otot/kejang

B.   Diagnosa

1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung

kemih dan sruktur traktus urinarius lain.

2. Ganguan pola eliminasi berhubungan dengan nyeri ketika miksi ( dysuria )

3. Ansietas berhubungan dengan stress psikologis

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya aktivasi sistem RAS

5. Hipertermi berhubugan dengan pelepasan toksin oleh bakteri

6. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah

9

Page 10: Isk

C.   Intervensi

N

O

Diagnosa Intervensi Rasional

1. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasanyaman dan nyerinya berkurang.

Kriteria Hasil :

1.  Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.

2.  Kandung kemih tidak tegang

3.  Pasien nampak tenang

4.  Ekspresi wajah tenang

Pantau haluaran urine

terhadap perubahan warna,

baud an pola berkemih,

masukan dan haluaran

setiap 8 jam dan pantau

hasil urinalisis ulang

Catat lokasi, lamanya

intensitas skala (1-10)

penyebaran nyeri.

Berikan tindakan

nyaman, seprti pijatan

punggung, lingkungan

istirahat

Bantu atau dorong

penggunaan nafas

berfokus

Berikan perawatan

perineal

Jika dipasang kateter

indwelling, berikan

perawatan kateter 2 nkali

per hari.

Kolaborasi

Konsul dokter bila:

sebelumnya kuning

gading-urine kuning,

untuk mengidentifikasi

indikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil

yang diharapkan

membantu

mengevaluasi tempat

obstruksi dan penyebab

nyeri

meningkatkan

relaksasi, menurunkan

tegangan otot.

membantu

mengarahkan kembali

perhatian dan untuk

relaksasi otot.

untuk mencegah

kontaminasi uretra

Kateter memberikan

jalan bakteri untuk

memasuki kandung kemih

dan naik ke saluran

perkemihan

Temuan- temuan ini

10

Page 11: Isk

jingga gelap, berkabut atau

keruh. Pla berkemih

berubah, sring berkemih

dengan jumlah sedikit,

perasaan ingin kencing,

menetes setelah berkemih.

Nyeri menetap atau

bertambah sakit

Berikan analgesic

sesuia kebutuhan dan

evaluasi keberhasilannya

Berikan antibiotic.

Buat berbagai variasi

sediaan minum, termasuk

air segar . Pemberian air

sampai 2400 ml/hari

dapat memeberi tanda

kerusakan jaringan lanjut

dan perlu pemeriksaan luas

analgesic memblok

lintasan nyeri sehingga

mengurangi nyeri

akibat dari haluaran

urin memudahkan

berkemih sering dan

membentu membilas

saluran berkemih

2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain

Kriteria hasil :Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)

Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin

Dorong meningkatkan pemasukan cairan

Kaji keluhan kandung kemih penuh

status mental:, perilaku atau tingkat kesadaran

Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jam

Kolaborasi Awasi pemeriksaan

laboratorium; elektrolit,

memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi

peningkatan hidrasi membilas bakteri.

retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan(kandung kemih/ginjal)Observasi perubahan

akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat

11

Page 12: Isk

BUN, kreatinin untuk mencegah statis urin pengawasan terhadap

disfungsi ginjal

3. Ansietas berhubungan dengan stress psikologis

Tujuan : pasien akan mengalami penurunan rasa ketakutan dan ansietas.dengan criteria klien tidak gelisa

Kaji tingkat kecemasan Beri kesempatan klien

untuk mengungkapkan perasaannya

Beri dorongan spiritual Beri penjelasan tentang

penyakitnya

Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan

Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada klien

Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan aktifasi RAS (reticuloendotelia avtifing system) ditandai dengan

Tujuan dan kriteri hasil :

1. Melaporkan perbaikan dalam pola tidur/istrahat

2. Mengungkapkan perasaan segar dan nyaman dalam istrahat.

Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.

Berikan tempat tidur yang nyaman.

Kurangi kebisingan.

Dorong posisi nyaman ,

mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat

meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis.

memberikan situasi kondusif saat tidur

12

Page 13: Isk

bantu dalam mengubah posisi.

Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur mis; masase, segelas susu air hangat.

pengubahan posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istrahat.

meningkatkan efe relaksasi. Susu mempunyai kualitas soporifik, meningkatan sintesis serotonin, neurotransmitter yang membantu pasien tertidur dan tidur lebih lama.

5. Hipertermi berhubugan dengan pelepasan toksin oleh bakteri

Tujuan :

1.Suhu tubuh da-lam batas normal dengan kriteria :

2.Suhu : 360 – 37 0 C3.Bibir tidak pecah-

pecah.

Observasi tan-da-tanda vital.

Beri kompres dingin pada daerah dahi dan ketiak.

Anjurkan klien untuk minum banyak

Anjurkan pada klin untuk isti-rahat total.

Tanda-tanda vital dapat berubah dengan adanya peningkatan suhu tubuh.

Dengan memberi kompres dingin terjadi pemin-dahan panas ke dingin melalui proses konduksi.

Dengan minum yang banyak di-harapkan dapat mengganti peng-uapan cairan yang keluar aki-bat panas.

Istirahat mutlak dapat mencegah terjadinya perfo-rasi usus.

6. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah

Kaji tingkat pemahaman klien tentang penyakitnya

Kaji ulang proses pemyakit dan harapan yang akan datanng

Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskna

Untuk mengetahui tingkat pemahaman klien

memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.

pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan

13

Page 14: Isk

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tandagelisah.

Kriteria Hasil :

Klien tidak gelisahKlien tenang

pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan

Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan

Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, inum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.

Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.

m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.

instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan

Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri

Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik

D. Evaluasi

Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan

yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :

1. Nyeri yang menetap atau bertambah

2. Perubahan warna urine

3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing,

menetes setelah berkemih.

14

Page 15: Isk

 

15

Page 16: Isk

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan

dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made

Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Nugroho, Wahyudi. (2000).

Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:

pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi:

4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &

Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran

Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI

16

Page 17: Isk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii

BAB I KONSEP MEDIS

A. Definisi ....................................................................................................................1

B. Etiologi ....................................................................................................................2

C. Patofisiologi ............................................................................................................4

D. Tanda dan Gejala ....................................................................................................5

E. Komplikasi ..............................................................................................................6

F. Pemeriksaan Diagnostik .........................................................................................7

G. Pencegahan .............................................................................................................7

H. Pengobatan Penyakit ISK .......................................................................................8

BAB II KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian ...............................................................................................................9

B. Diagnosa .................................................................................................................9

C. Intervensi ................................................................................................................10

D. Evaluasi ...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

17ii