isi1
DESCRIPTION
Isi1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang
dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi
longgar. Istilah "buah-buahan" dapat digunakan untuk pengertian demikian. Buah-
buahan adalah suatu bagian dari tanaman yang berbentuk buah dan dikonsumsi
dalam bentuk segar, sebagai buah meja atau bahan terolah (processed) dan tidak
dapat disimpan lama. Hal ini berarti bahwa mutu dari buah-buahan adalah tidak
dapat diperbaiki tetapi hanya dapat dipertahankan.
Buah-buahan memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia
apabila dikonsumsi secara teratur dan seimbang. Seperti kalori, serat, kalium,
betakaroten, potasium, protein, fosfor, likopen, pektin, lemak, air, vitamin A,
vitamin E, vitamin C, zat besi, kalsium dan masih banyak lagi. Namun,
kandungan air yang banyak dalam buah inilah yang menyebabkan buah memiliki
sifat yang tidak tahan lama atau mudah busuk. Oleh karena itu, perlu adanya
tindak lanjutnya berupa pengolahan agar mutunya dapat dipertahankan.
Tampaknya dari uraian di atas yang mengilhami Pak Witam selaku pemilik
UD. Kudi Fruity Mas untuk mengolah buah-buah segar menjadi keripik buah.
Selain mutu produk dapat dipertahankan, nilai tambah dari produk tersebut
membuat harga jualnya pun melambung tinggi.
1
Usaha keripik buah diberi nama UD. Kudi Fruity Mas yang beralamatkan di
Jl. Raya Baturaden KM. 8 Rempoah, Purwokerto. Usaha ini dirintis mulai tahun
2003 dengan Pak Witam sebagai pemiliknya yang ternyata alumni Unsoed
Fakultas Pertanian program studi D3 Agrobisnis angkatan tahun 1999.
Latar belakang mendirikan usaha keripik buah selain karena sifat buah
sendiri yang cepat rusak atau busuk, memberikan nilai tambah setelah diolah,
produsen untuk wilayah Purwokerto sendiri belum ada. Berbeda dengan Kota
Malang yang memang menjadikan buah-buahan sebagai olahan keripik buah.
Oleh karena itu, kami tertarik untuk menggali segala informasi terkait
manajemen pengolahan keripik buah UD. Kudi Fruity Mas milik Pak Witam ini.
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui proses
manajemen yang ada di UD. Kudi Fruity Mas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu organisasi atau perusahaan pastilah membutuhkan yang namanya
manajemen untuk mengatur kegiatannya mulai dari tahap awal (perencanaan)
sampai tahap akhir (evaluasi) agar semua yang tujuan yang ditargetkan dapat
tercapai dengan baik. Namun, tidak hanya dalam skala sempit (organisasi atau
perusahaan) manajemen dibutuhkan, dalam kehidupan sehari-hari kitapun perlu
adanya manajemen untuk mengatur segala aktivitas.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
(pelaksanaan), dan mengawasi pekerjaan anggota dalam menggunakan sumber
daya organisasi dan tujuan organisasi yang telah ditentukan. Fungsi manajemen
antara lain perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating), dan pengawasan (controlling) (Wahyu Adi, 2007).
UD. Kudi Fruity Mas juga menerapkan proses manajemen mulai dari tahap
awal (perencanaan) sampai tahap akhir (evaluasi). Berikut tahapan-tahapan
manajemen yang dilakukan UD. Kudi Fruity Mas.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah menetapkan tujuan di awal sebelum kegiatan
dan cara terbaik untuk mencapainya. Awalnya UD. Kudi Fruity Mas
berdiri karena sang pemilik yaitu Pak Witam terinspirasi dari tempatnya
PKL di Malang. Ia menuturkan jika di Malang sendiri sentra pengolahan
buah menjadi keripik buah sudah sangat banyak, sedangkan untuk di
3
Purwokerto sendiri belum ada produsennya. Keripik buah yang tersedia
antara lain keripik nangka, keripik pisang, dan keripik salak. Yang
pertama kali dilakukan adalah menentukan target pasarnya, yaitu outlet-
outlet seperti pusat oleh-oleh, rumah makan, dan swalayan. Selanjutnya
adalah menentukan segmen pasarnya yang umumnya berupa wisatawan
lokal maupun internasional.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana, tahap
selanjutnya adalah mengorganisasikan orang-orang dan sumber daya
yang ada untuk melaksanakan rencananya. Dalam menjalankan
usahanya UD. Kudi Fruity Mas milik Pak Witam lebih mengandalkan
tenaga kerja keluarga pada tahap produksinya, sedangkan untuk
pengupasan buah baru mengandalkan orang lain. Buah yang dijadikan
keripik yaitu buah nangka, pisang, dan salak. Buah nangka sendiri dibeli
dari Batang dan wilayah sekitar Banyumas dengan harga Rp 2.000-Rp
3.000/kg, buah nangka dari Batang memiliki harga yang berbeda
tergantung dari grade dan setiap gradenya memiliki selisih Rp 1.000,-.
Pisang yang digunakan adalah jenis pisang kepok dan dibeli dari wilayah
sekitar Banyumas dengan harga Rp 2.000-Rp 3.000/kg. Bahan baku
yang terakhir adalah salak pondoh yang dibeli dari Banjarnegara dengan
harga Rp 2.000-Rp 3.000/kg.
3. Pengarahan (Actuating)
4
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktifitas yang tinggi. Proses pelaksanaan juga termasuk ke
dalam pengaharahan. Pelaksanaan meliputi pemasaran dan produksi.
Pemasaran produknya yaitu ke outlet-outlet seperti pusat oleh-oleh,
rumah makan, dan swalayan di wilayah Banyumas, Brebes, dan bahkan
sudah memasuki wilayah Jawa Barat dengan harga Rp 12.500/ons dan
Rp 15.000/2ons. Beberapa waktu lalu produk keripik buah UD. Kudi
Fruity Mas mengikuti expo di Bali, beliau mengatakan bahwa respon
masyarakat di Bali terhadap produknya baik (menerima) dan bahkan laku
dijual Rp 40.000/ons. Ia juga menambahkan setelah mengikuti expo di
Bali, produknya banyak dipesan via telepon, mulai dari Padang,
Banjarmasin, bahkan Papua. Selanjutnya adalah proses produksi dan
tahap-tahapannya adalah sebagai beerikut.
Pembelian bahan baku (buah)
Buah nangka dan buah pisang sendiri dibeli dari Batang dan
wilayah sekitar Banyumas dengan harga Rp 2.000-Rp 3.000/kg, buah
nangka dari Batang memiliki harga yang berbeda tergantung dari
grade dan setiap gradenya memiliki selisih Rp 1.000,-. Pisang yang
digunakan adalah jenis pisang kepok dan dibeli dari wilayah sekitar
Banyumas dengan harga Rp 2.000-Rp 3.000/kg. Bahan baku yang
5
terakhir adalah salak pondoh yang dibeli dari Banjarnegara dengan
harga Rp 2.000-Rp 3.000/kg.
Gambar 1. Buah nangka yang siap diolah
Pengupasan dan Pencucian
Setelah bahan baku (buah) yang dipesan sampai, tahap
selanjutnya adalah pengupasan buah dari kulitnya. Buah nangka dan
salak dipotong tidak menggunakan pisau karena untuk menjaga
keaslian penampilannya, sedangkan buah pisang dilakukan
pemotongan dengan pisau. Untuk buah nangka ukuran 40 kg paling
hanya menghasilkan 12 kg daging buah yang siap diproses
selanjutnya. Setelah buah dikupas dan dipotong, daging buah dicuci
dengan air mengalir dengan tujuan agar daging buah bersih.
Gambar 2. Tempat pencucian
6
Pembekuan
Setelah daging buah tercuci, kemudian dimasukkan ke dalam freezer
selama 2 jam dengan tujuan agar daging buah ketika digoreng
nantinya renyah.
Gambar 3. Proses pembekuan daging buah di freezer
Penggorengan
Penggorengan dengan alat yang bernama vacuum frying selama
2 jam dengan suhu rendah (80-90) dan setelah waktu penggorengen 20
menit otomatis gas panas akan menutup. Kelebihan menggoreng
dengan alat vacuum frying adalah warna buah yang tetap kuning
keemasan walaupun digoreng selama 2 jam. Buah nangka ukuran 40
kg setelah digoreng hanya menjadi 2 kg saja.
7
Gambar 4. Vacuum Frying
Pengeringan
Setelah digoreng, tahap selanjutnya keripik buah yen telah matang
dimasukkan ke dalam alat yang bernama spinner dengan tujuan
mengurangi kadar minyak dengan cepat.
Gambar 5. Spinner
8
Pengemasan
Kemasan yang tersedia yaitu alumunium foil dan plastik.
Continous sealer untuk kemasan alumunium foil dan sealer biasa untuk
kemasan plastik. Kelebihan kemasan alumunium foil adalah produk
mampu bertahan sampai 1,5 tahun, namun untuk penjualan kurang
cepat laku karena produk yang tidak terlihat dari luar. Sedangkan
kelebihan kemasan plastik adalah untuk penjualan lebuh cepat laku
karena produk terlihat dari luar, sedangkan kelemahannya terletak pada
daya tahan produk yang hanya sampai 3 bulan.
Gambar 6. Sealer
4. Pengawasan (Controlling)
Pengertian pengendalian
Pengendalian /Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil
yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut.Controlling is the process of measuring performance and taking
action to ensure desired results. (Schermerhorn,2002)
9
Pengendalian/Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala
aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . the
process of ensuring that actual activities conform the planned activities.
(Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)
Alasan melakukan pengendalian/ pengawasan adalah :
1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
2. Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.
3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.
4. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan.
UD. Kudi Fruity Mas sebagai suatu usaha yang masih berkembang,
tentunya memiliki kendala yang menjadikan Pak Witam harus melakukan
kegiatan evaluasi dan pengendalian agar usahanya tetap berjalan dan tujuan Pak
Witam dalam usaha ini tetap tercapai.
Kendala-kendala tersebut berupa kendala skala kecil dan skala besar.
Beberapa kendala tersebut diantaranya adalah kualitas atau mutu produk,
sertifikasi halal produk, tidak adanya SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan),
kendala keuangan, kendala teknologi dan alat pendukung, dan kendala kuantitas
produksi serta kendala penyediaan bahan baku musiman.
Bahan baku keripik buah berasal dari komoditas pertanian yang berarti
produk tersedia secara musiman. Permintaan konsumen akan keripik buah selalu
ada sementara bahan baku yang dibutuhkan seringkali mengalami kelangkaan saat
10
sedang tidak musimnya. UD. Kudi Fruity Mas mengambil bahan baku dari
berbagai wilayah. Ini berarti, Pak Witam harus banyak menyediakan produk saat
memang musimya agar permintaan tetap terpenuhi meskipun bahan baku sedang
langka.
Kendala dalam hal kualitas produk menjadi permasalahan yang wajib
ditindaklanjuti, mengingat pada tahun 2015 perdagangan bebas ASEAN (MEA)
sudah diberlakukan. Untuk dapat menghadapinya, kualitas produk menjadi
penting agar produk UD. Kudi Fruity Mas tetap bertahan dan berkembang di
pasar. Pak Witam secara terus menerus berusaha mengikuti perkembangan
teknologi dan menciptakan inovasi baru sehingga kualitas produk selalu
meningkat.
Perdagangan dalam skala luas tentunya memiliki standar tinggi yang harus
dipenuhi oleh suatu produk agar dapat ikut dipasarkan dalam wilayah luas. Produk
keripik buah ini harus memiliki sertifikt halal yang didapatkan dari MUI. Untuk
mengatasi hal tersebet, Pak Witam mengurusi administrasi-administrasi agar
mendapat sertifikat halal dari MUI.
Suatu produk olahan bahan makanan agar makanan lebih tahan lama harus
diolah dan dikemas dengan peralatan teknologi yang memadai. UD. Kudi Fruity
Mas sudah menggoreng menggunakan vacuum frying dan mengemas produk
dengan sealer namun seringkali ada kendala dalam peralatan tersebut. Peralatan
tersebut secara berkala dapat mengalami kerusakan atau error, hal ini dapat
menyebabkan produksi terganggu secara kuantitas dan kualitas. Bahkan,
11
kesalahan saat penggorengan akibat kebocoran di vacuum frying dapat
menyebabkan seluruh keripik yang digoreng terbuang. Oleh karena itu, Pak
Witam melakukan pengecekan dan pemeriksaan berkala agar kondisi peralatan
dapat diawasi dan segera diperbaiki apabila terjadi kerusakan.
Perdagangan atau pemasaran keripik buah dilakukan secara konsingasi,
oleh karena itu UD. Kudi Fruity Mas seringkali mengalami kendala dalam
penyediaan keuangan untuk keperluan produksi lagi. Barang tertahan di swalayan
atau retailer, sementara uang atau penerimaan belum diterima sehingga haruslah
dilakukan usaha untuk mencari mitra yang mau menjadi agen pemasarannya
sehingga UD. Kudi Fruity Mas hanya berorientasi atau berfokus pada
produksinya.
Suatu usaha perdagangan untuk beroperasi secara legal berarti harus
memiliki surat izin resmi yang disebut SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan). UD.
Kudi Fruity Mas ini belum memiliki SIUP. Oleh karena itu, agar usaha Pak
Witam ini legal untuk memasarkan produknya ke daerah manapun, Pak Witam
juga mengurusi administrasi yang dibutuhkan untuk memenuhi standar SIUP.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses manajemen yang ada di UD. Kudi Fruity Mas yaitu :
1. Perencanaan UD. Kudi Fruity Mas dengan menentukan target pasar dan
segmen pasanya
2. Pengorganisasian UD. Kudi Fruity Mas mengorganisasikan orang-orang
dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan rencananya
3. Pengarahan UD. Kudi Fruity Mas diantaranya
- pelaksanaan yang meliputi pemasaran dan produksi. Pemasaran
produknya yaitu ke outlet-outlet seperti pusat oleh-oleh, rumah makan,
dan swalayan di wilayah Banyumas, Brebes, dan bahkan sudah
memasuki wilayah Jawa Barat.
- Beberapa proses produksi yaitu, pembelian bahan baku, pengupasan
dan pencucian, pembekuan, penggorengan, dan pengamasan.
4. Pengawasan pada UD. Kudi Fruity Mas yaitu melakukan pengawasan
padaa beberapa kendala skala kecil dan skala besar. Beberapa kendala
tersebut diantaranya adalah kualitas atau mutu produk, sertifikasi halal
produk, tidak adanya SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), kendala
keuangan, kendala teknologi dan alat pendukung, dan kendala kuantitas
produksi serta kendala penyediaan bahan baku musiman.
B. Saran
Praktikum manajemen agribisnis di koordinasikan oleh pihak
dosen praktikum berjalan secara teratur dan rapi.
13