isi psoriasis vulgaris anita dan agrity

30
PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012 BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. N Umur : 14 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Belum menikah Pekerjaan : siswa kelas 3 SMP Alamat : Jakarta Suku : Jawa Agama : Islam Tanggal Pemeriksaan : 31 mei 2012 II. ANAMNESA Autoanamnesa, pada tanggal 31 mei 2012. Keluhan Utama : Bercak berwarna kemerahan yang bersisik pada perut, punggung, dan kedua kaki Keluhan Tambahan : Gatal pada kulit yang terdapat bercak kemerahan. Riwayat Perjalanan Penyakit : Pasien datang dengan keluhan bercak kemerahan pada punggung, perut, dan kedua kaki. Bercak tersebut muncul kira-kira 11 tahun yang lalu. Diatas bercak Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Upload: dimaswiantadiguna

Post on 10-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Psoriasis

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. N

Umur : 14 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum menikah

Pekerjaan : siswa kelas 3 SMP

Alamat : Jakarta

Suku : Jawa

Agama : Islam

Tanggal Pemeriksaan : 31 mei 2012

II. ANAMNESA

Autoanamnesa, pada tanggal 31 mei 2012.

Keluhan Utama : Bercak berwarna kemerahan yang bersisik pada perut,

punggung, dan kedua kaki

Keluhan Tambahan : Gatal pada kulit yang terdapat bercak kemerahan.

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Pasien datang dengan keluhan bercak kemerahan pada punggung, perut,

dan kedua kaki. Bercak tersebut muncul kira-kira 11 tahun yang lalu. Diatas

bercak terdapat sisik yang berwarna putih. Bercak tersebut dirasakan gatal dan

berkurang apabila pasien menggaruknya. Bercak teraba kasar dan semakin lama

semakin menebal. Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul oleh pasien;

dirasakan hilang apabila pasien minum obat dan kembali timbul apabila pasien

mengalami stress. Bercak dikatakan sangat mengganggu aktivitas pasien.

Sebelumnya pasien pernah mendapatkan pengobatan berupa salep racikan

namun pasien tidak mengetahui isinya. Keluarga pasien tidak ada yang pernah

menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 2: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Riwayat Penyakit Dahulu :

Tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada.

III. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : Afebris

Kepala : Normochepali

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Faring : Tidak hiperemis

Tonsil : T1-T1 tenang

Thorak : Hemitorak kanan dan kiri simetris saat statis dan dinamis

Jantung : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru : SD vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan tidak ada

Hepar dan lien tidak teraba

Ektremitas : Akral hangat, edema tidak ada

KGB : Tidak terdapat pembesaran KGB

IV. STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : Regio abdomen, thorakalis et lumbalis

Efluoresensi : Tampak plak eritematosa dengan ukuran bervariasi mulai dari

numularis hingga plakat, berbatas tegas, yang disertai dengan

skuama berlapis- lapis, kasar dan berwarna putih di atasnya.

Lokasi : Ekstremitas inferior

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 3: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Efluoresensi : Tampak bercak hiperpigmentasi yang tersebar merata dengan

ukuran bervariasi mulai dari lentikular hingga numularis.Dan

tampak beberapa plak eritematosa berukuran lentikular sampai

plakat dengan batas jelas yang tersebar merata disertai skuama

kasar diatasnya.

Lokasi : Kuku tangan

Efluoresensi : Tampak lekukan- lekukan miliar berbatas tegas.(pitting nail)

FOTO KLINIS

Lesi di regio abdomen

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 4: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Lesi di daerah thorakalis

Lesi di kedua kaki

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 5: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Lesi di abdomen

Lokasi : Kuku tangan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Fenomena Tetesan Lilin ( hasil positif )

- Tes Auspitz ( hasil positif )

Fenomena Tetesan Lilin ( hasil positif )

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 6: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Tes Auspitz ( hasil positif )

VI. RESUME

Pasien laki-laki,An.N,14 tahun datang dengan keluhan bercak kemerahan

bersisik pada perut, punggung dan kaki yang muncul kira-kira 11 tahun yang

lalu. Status generalis dalam batas normal

Status Dermatologis pada Regio abdomen, Thorakalis et lumbalis.Tampak plak

eritematosa dengan ukuran bervariasi mulai dari numularis hingga plakat,

berbatas tegas, yang disertai dengan skuama berlapis- lapis, kasar berwarna

putih di atasnya. Pada ekstermitas inferior tampak bercak hiperpigmentasi

berbatas tegas yang tersebar merata dengan ukuran bervariasi mulai dari

lentikular hingga numularis,Dan tampak beberapa plak eritematosa berukuran

lentikular sampai plakat dengan batas tegas yang tersebar merata disertai

skuama kasar berwarna putih diatasnya. Kuku tangan tampak lelukan- lekukan

miliar berbatas tegas.Pada pemeriksaan penunjang didapatkan fenomena tetesan

lilin dan test Auspitz yang hasilnya(+) .

VII. DIAGNOSIS KERJA

Psoriasis Vulgaris

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Tidak ada

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 7: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN

- Pemeriksaan Laboratorium → darah rutin, fungsi hepar ( SGOT, SGPT ) dan

ginjal

X. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

Hindari faktor pencetus ( stress emosional )..

Menjaga kebersihan diri pribadi.

Hindari kebiasaan untuk menggaruk-garuk di tempat lesi.

Medikamentosa

Obat sistemik :

Sitostatik : Metotrexat tab 2,5 mg

( diberikan dosis 3 x 2,5 mg, dengan interval 12

jam dalam seminggu, maksimal total 7,5 mg)

Antihistamin : Lorantadin tab.50 mg 2 x 1

Obat topikal :

Cream urea 10 % Salep, oleskan tipis

XI PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Bonam

• Quo ad fungsionam : Bonam

• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 8: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PSORIASIS VULGARIS

I. Pendahuluan

Psoriasis Vulgaris merupakan bagian dari penyakit kulit Dermatosis

Eritroskuamosa yaitu penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya eritema dan

skuama yang meliputi psoriasis, parapsoriasis, pitiriasis rosea, dermatitis seboroik,

lupus eritematosus, dan dermatofitosis. Kasus psoriasis ini makin sering dijumpai.

Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi menyebabkan gangguan

kosmetik, terlebih mengingat perjalanan penyakit yang menahun dan residif.

Penyebabnya masih belum jelas, biasanya lebih banyak mengenai usia dewasa muda,

frekuensi pria lebih banyak daripada wanita. Insiden pada kulit orang putih lebih tinggi

daripada penduduk kulit berwarna.

Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%, sedangkan di

Jepang 0,6%. Pada bangsa kulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, begitu

pula dengan bangsa Indian di Amerika. Lesi pada Psoriasis adalah sangat khas, sering

disebut dengan plak karena terdapat peninggian pada kulit yang berwarna merah dan

berbatas tegas. Psoriasis dapat mengenai kulit hampir pada seluruh bagian tubuh,

umumnya meliputi lutut, siku, kulit kepala, badan, dan kuku. Di atas plak tersebut

terdapat skuama yang berlapis-lapis yang tersusun atas sel kulit yang mati. Kulit dengan

psoriasis biasanya sangat kering, sakit, dan juga gatal. 1,2

II. Definisi

Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif,

ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar,

berlapis-lapis dan transparan; disertai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan

Kobner. 1

III. Sinonim

Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada

psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa. 1

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 9: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

IV. Epidemiologi

Kasus Psoriasis makin sering dijumpai. Insiden pada kulit orang putih lebih

tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan

kematian tetapi menyebabkan gangguan kosmetik terlebih mengingat bahwa

perjalanannya menahun dan residif. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja. Insidens

pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di Eropa

dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada

bangsa kulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, begitu pula dengan bangsa

Indian di Amerika. Insiden pada pria agak lebih banyak daripada wanita. Psoriasis

terdapat pada semua usia tetapi umumnya pada orang dewasa. 1,2

V. Etiologi

Penyebab pastinya masih belum diketahui. Mungkin kombinasi berbagai faktor

termasuk genetik dan faktor lingkungan. Pada faktor genetik, bila orang tuanya tidak

menderita psoriasis risiko mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orang

tuanya menderita psoriasis risikonya mencapai 34-39%. Berdasarkan awitan penyakit

dikenal dua tipe yakni psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe

II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial. Hal lain yang menyokong adanya faktor

genetik adalah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan

dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27

dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27.1

Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat

diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen

(dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya.

Lesi psoriasis matang umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang

terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.

Sedangkan pada lesi baru umumnya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada

lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel Langerhans

juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis diawali

dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans.

Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari,

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 10: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa

psoriasis merupakan penyakit autoimun karena lebih 90% kasus dapat mengalami

remisi setelah diobati dengan imunosupresif

Berbagai faktor pencetus pada psoriasis yang disebut dalam kepustakaan

diantaranya stress psikis, infeksi fokal, trauma (fenomena Kobner), endokrin, gangguan

metabolik, obat juga alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan faktor pencetus

utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis ialah

psoriasis gutata sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah

dilaporkan kasus-kasus psoriasis gutata yang sembuh setelah dilakukan tonsilektomia.

Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin rupanya

mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insidens psoriasis pada waktu pubertas dan

menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik sedangkan pada masa pasca

partus memburuk. Gangguan metabolisme contohnya hipokalsemia dan dialisis telah

dilaporkan sebagai faktor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif

ialah beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria dan penghentian mendadak

kortikosteroid sistemik. .2,3,4

VI. Cara Penularan ( Transmisi )

Penyakit ini tidak dapat ditularkan secara langsung melainkan dapat diturunkan

karena merupakan penyakit autoimun sehingga faktor genetik, imunologi, dan beberapa

faktor pencetus ( stres psikis, obat, gangguan metabolik, dll ) sangat berperan. 2,3

VII. Patogenesis

Psoriasis merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan aktivitas berbagai

gen yang berinteraksi dengan lingkungan, berhubungan kuat dengan alel HLA-CW-6 .

The Human Genom Project akan membantu mengidentifikasi major histocompatibility

Complex ( MHC ) dan gen non MHC yang terlibat pada psoriasis. Patogenesis psoriasis

tetap tidak diketahui tetapi beberapa penulis percaya bahwa penyakit ini merupakan

autoimun murni dan sel T mediated. Beberapa penemuan mendukung autoimun ini

seperti histokompatibiliti kompleks mayor ( MHC ) antigen, akumulasi sel T terutama

memori, serta adanya lapisan anti korneum dan anti keratinosit antibodi nukleus.

Beragam data yang diperoleh akhir-akhir ini pada penyelidikan psoriasis menekankan

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 11: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

bahwa terdapat aktivitas infiltrasi sel-sel CD4 pada lesi-lesi kulit. Lesi psoriasis lama

umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas

limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.

Pada psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel

langerhans juga berperan pada imunopatogenesis. Terjadinya proliferasi epidermis

diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel

Langerhans. Beberapa sitokin dan reseptornya memperlihatkan peningkatan level pada

epidermis psoriasis.

Perubahan-perubahan biokimia yang ditemukan pada psoriasis meliputi :

Konsentrasi lipid yang tinggi dan peningkatan level enzim protein nuklear pada

glikolitik pathway yang menyebabkan turn over sel meningkat. Perhatian yang

sungguh-sungguh difokuskan pada level siklik nukleotida terutama AMP siklik (cAMP)

yang mengontrol epidermopoesis. Juga dilaporkan terjadinya kenaikan yang menyolok

dari level siklik GMP ( cGMP ) dalam epidermis. 4

Walaupun demikian peningkatan cGMP yang menyebabkan peningkatan

kecepatan proliferasi seluler tidak diketahui hingga saat ini. cAMP epidermis sangat

menurun selanjutnya asam arakidonik meningkat dalam epidermis. Perubahan

morfologik dan keruskan sel epidermis akan menimbulkan akumulasi sel monosit dan

limfosit pada puncak papil dermis dan di dalam stratum basalis sehingga menyebabkan

pembesaran dan pemanjangan papil dermis. Sel epidermodermal bertambah luas, lipatan

di lapisan bawah stratum spinosum bertambah banyak. 4

VIII. Gejala Klinis

Pada penderita Psoriasis keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada

Psoriasis yang menjadi Eritroderma. Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat

predileksinya pada skalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian

ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas

bercak-bercak eritema yang meninggi ( plak ) dengan skuama diatasnya. Eritema

sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang di

tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan

berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi, dari lentikuler,

numuler atau plakat, dapat berkonfluensi. 1.2,4,5

Pada Psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin ( Kaarsvlek phenomena ),

Auspitz, dan Kobner ( isomorfik ). Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 12: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

khas, sedangkan yang terakhir tidak khas, hanya kira-kira 47% yang positif dan didapati

pula pada penyakit lain, misalnya Liken Planus dan Veruka Plana Juvenilis. Pada

fenomena tetesan lilin ialah skuama dikerok, maka akan timbul garis-garis putih pada

goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Sedangkan

fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh

papilomatosis yaitu dengan dikerok terus secara hati-hati sampai ke dasar skuama.

Trauma pada kulit penderita Psoriasis misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan

Psoriasis dan disebut fenomena Kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu. 2,4,5

Variasi Klinis

Pada Psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis yaitu : 1,2

Psoriasis Vulgaris : Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut

Vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk

plak.

Psoriasis Gutata : Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm, timbulnya

mendadak dan diseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran

napas bagian atas sehabis influenza atau morbili. Terutama pada anak dan

dewasa muda. Selain itu, dapat timbul setelah infeksi yang lain baik bakterial

maupun viral.

Psoriasis Inverse : Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah

fleksor sesuai dengan namanya.

Psoriasis Eksudativa : Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan

Psoriasis kering, tetapi pada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis

akut.

Psoriasis Seboroik : Gambaran klinis Psoriasis Seboroik adalah gabungan antara

Psoriasis dan Dermatitis Seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak

berminyak dan agak lunak. Selain berlokasi pada daerah yang lazim, juga

terdapat pada tempat seboroik.

Psoriasis Pustulosa : Terdapat 2 bentuk Psoriasis Pustulosa, yaitu bentuk

lokalisata dan bentuk generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya Psoriasis

Pustulosa Palmo-Plantar ( Barber ). Sedangkan bentuk generalisata, contohnya

Psoriasis Pustulosa Generalisata Akut ( von Zumbusch ).

Eritroderma Psoriatik : Disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat

atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 13: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Psoriasis tidak tampak lagi karena eritema dan skuama yang tebal dan universal.

Ada kalanya lesi Psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa

dan kulitnya lebih meninggi.

IX. Diagnosis

Gambaran klinis yang khas, yaitu makulo-papula eritema dengan batas tegas,

ditutup skuama kasar, putih mengkilat seperti perak, disertai adanya fenomena

bercak lilin dan tanda Auspitz.1,2

Bila gambaran klinis kurang jelas, dilakukan pemeriksaan histopatologi. 1.2

X. Diagnosis Banding

Jika gambaran klininya khas, tidaklah susah untuk menegakkan diagnosis

psoriasis. Jika tidak khas maka harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain

yang tergolong dalam dermatosis eritroskuamosa. Dalam mendianosis psoriasis

perlu diperhatikan menganai ciri khas psoriasis yaitu skuama kasar, transparan

serta berlapis-lapis disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Pada

stadium penyembuhan dapat ditemukan eritema yang hanya terdapat di pinggir

sehingga menyerupai dermatofitosis. Perbedaanya adalah terdapat keluhan yang

sangat gatal pada dermatofitosis dan pada pemeriksaan sediaan langsung

ditemukan adanya jamur.

Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis

psoriaformis. Perbedaanya adalah pada sifilis terdapat riwayat hubungan seksual

dengan tersangka yang juga menderita sifilis, pembesaran KGB menyeluruh dan

tes serologic untuk sifilis positif. Dermatitis seboroik berbeda dengan psoriasis

karena skuamanya berminyak dan kekuning-kuningan dan tempat predileksinya

pada tempat yang seboroik.2

XI. Pengobatan

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 14: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Secara garis besar, pengobatan pada psoriasis terdiri dari pengobatan

secara sistemik, pengobatan secara topical, terapi penyinaran dengan PUVA dan

pengobatan dengan cara Goeckman.

1. Pengobatan Sistemik

a. Kortikosteroid

Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis dengan dosis

ekuivalen prednisone 30mg per hari. Setelah membaik dosis

diturunkan perlahan-lahan lalu diberikan dosis pemeliharaan.

Penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan

kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata. 1,2

b. Obat Sitostatik

Obat sitistatik yang biasa digunakan adalah metotrexate. Obat

ini bekerja dengan cara menghambat enzim dihidrofolat reduktase,

sehingga menghambat sintesis timidilat dan purin. Obat ini

menunjukkan hambatan replikasi dan fungsi sel T dan mungkin juga

sel B karena adanya efek hambatan sintesis.

Indikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa,

psoriasis arthritis dengan lesi kulit dan eritroderma karena psoriasis

yang sukar terkontrol dengan obat standar. Kontraindikasinya ialah

bila terdapat kelainan hepar, ginjal, system hematopoetik,

kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya TBC, Ulkus peptikum,

colitis ulserosa dan psikosis). Pada awalnya metotrexate diberikan

dengan dosis inisial 5 mg per orang dengan psoriasis untuk melihat

apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik. Jika tidak terjadi

efek yang tidak diinginkan maka MTX diberikan dengan dosis 3 x

2.5mg dengan interval 12 jam selama 1 minggu dengan dosis total

7.5mg. Jika tidak ada perbaikan maka dosis dinaikkan 2,5 - 5 mg per

minggu dan biasanya dengan dosis 3 x 5 mg akan tampak ada

perbaikan. Cara lain adalah dengan pemberian MTX i.m dosis tunggal

sebesr 7,5 – 25 mg. Tetapi dengan cara ini lebih banyak

menimbulkan reaksi sensitivitas dan reaksi toksik. Jika penyakit

telah terkontrol maka dosis perlahan diturunkan dan diganti ke

pengobatan secara topical.

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 15: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

Setiap 2 minggu dilakukan pemeriksaan hematologic, urin

lengkap, fungsi ginjal dan fungsi hati. Bila jumlah leukosit < 3500/uL

maka pemberian MTX dihentikan. Bila fungsi hepar baik maka

dilakukan biopsy hepar setiap kali dosis mencapai dosis total 1,5

gram, tetapi bila fungsi hepar abnormal maka dilakukan biopsy

hepar bila dosis total mencapai 1 gram.

Efek samping dari penggunaan MTX adalah nyeri kepala,

alopecia, saluran cerna, sumsul tulang, hepar dan lien. Pada saluran

cerna berupa nausea, nyeri lambung, stomatitis ulcerosa dan diare.

Pada reaksi yang hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan

perforasi intestinal. Depresi sumsum tulang menyebabkan

timbulnya leucopenia, trombositopenia dan kadang-kadang anemia.

Pada hepar dapat terjadi fibrosis dan sirosis. 1

c. Levodopa

Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson.

Pada beberapa pasien Parkinson yang juga menderita psoriasis dan

diterapi dengan levodopa menunjukkan perbaikan. Berdasarkan

penelitian, Levodopa menyembuhkan sekitar 40% pasien dengan

psoriasis. Dosisnya adalah 2 x 250 mg – 3 x 250 mg. Efek samping

levodopa adalah mual, muntah, anoreksia, hipotensi, gangguan psikis

dan gangguan pada jantung.

d. Diaminodifenilsulfon

Diaminodifenilsulfon (DDS) digunakan pada pengobatan

psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek

sampingnya adalah anemia hemolitik, methemoglobinuria dan

agranulositosis.

e. Etretinat & Asitretin

Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A

digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat

lain mengingat efek sampingnya. Etretinat efektif untuk psoriasis

pustular dan dapat pula digunakan untuk psoriasis eritroderma.

Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal

pada lesi psoriasis dan kulit normal. Dosisnya bervariasi : pada bulan

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 16: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

pertama diberikan 1mg/kgbb/hari, jika belum terjadi perbaikan

dosis dapat dinaikkan menjadi 1½ mg/kgbb/hari. Efek sampingnya

berupa kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata,

dan hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis, pruritus, nyeri

tulang dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi

hepar, hiperostosis, dan teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak

terjadi sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan. Asitretin

(neotigason) merupakan metabolit aktif etretinat yang utama. Efek

sampingnya dan manfaatnya serupa dengan etretinat. Kelebihannya,

waktu paruh eliminasinya hanya 2 hari, dibandingkan dengan

etretinat yang lebih dari 100 hari. 2

f. Siklosporin

Siklosporin berikatan dengan siklofilin selanjutnya

menghambat kalsineurin. Kalsineurin adalah enzim fosfatase

dependent kalsium dan memgang peranan kunci dalam defosforilasi

protein regulator di sitosol, yaitu NFATc (Nuclear Factor of Activated

T Cell). Setelah mengalami defosforilasi, NFATc ini mengalami

translokasi ke dalam nukleus untuk mengaktifkan gen yang

bertanggung jawab dalam sintesis sitokin, terutama IL-2. Siklosporin

juga mengurangi produksi IL-2 dengan cara meningkatkan ekspresi

TGF-ß yang merupakan penghambat kuat aktivasi limfosit T oleh IL-

2. Meningkatnya ekspresi TGF-ß diduga memegang peranan penting

pada efek imunosupresan siklosporin. 1,2

1Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 1-4 mg/kgbb/hari.

Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk

psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi

kekambuhan.

g. Terapi biologic

Obat biologic merupakan obat yang baru dengan efeknya

memblok langkah molecular spesifik yang penting paa pathogenesis

psoriasis. Contoh obatnya adalah alefaseb, efalizumab dan TNF- -αantagonist.

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 17: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

2. Pengobatan Topikal

a. Preparat Ter

Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat ter, yang

efeknya adalah anti radang. Menurut asalnya preparat ter dibagi

menjadi 3, yakni yang berasal dari:

Fosil, misalnya iktiol.

Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski.

Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens

Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk

psoriasis, yang cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan

kayu. Ter dari batubara lebih efektif daripada ter berasal dari kayu,

sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi juga besar. Pada

psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal

dari batubara, karena ter tesbut lebih efektif daripada ter yang

berasal dari kayu dan pada psoriasis yang menahun kemungkinan

timbulnya iritasi kecil. Sebaliknya pada psoriasis akut dipilih ter dari

kayu, karena jika dipakai ter dari batu bara dikuatirkan akan terjadi

iritasi dan menjadi eritroderma.

Ter yang berasal dari kayu kurang nyaman bagi penderita

karena berbau kurang sedap dan berwarna coklat kehitaman.

Sedangkan likuor karbonis detergens tidak demikian. Konsentrasi

yang biasa digunakan 2 – 5%, dimulai dengan konsentrasi rendah,

jika tidak ada perbaikan konsentrasi dinaikkan. Supaya lebih efektif,

maka daya penetrasi harus dipertinggi dengan cara menambahkan

asam salisilat dengan konsentrasi 3 – 5 %. Sebagai vehikulum harus

digunakan salap karena salap mempunyai daya penetrasi terbaik.1

b. Kortikosteroid

Kortikosteroid topikal memberi hasil yag baik. Potensi dan

vehikulum bergantung pada lokasinya. Pada skalp, muka dan daerah

lipatan digunakan krim, di tempat lain digunakan salap. Pada daerah

muka, lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang, bila

digunakan potensi kuat pada muka dapat memberik efek samping di

antaranya teleangiektasis, sedangkan di lipatan berupa strie

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 18: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

atrofikans. Pada batang tubuh dan ekstremitas digunakan salap

dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada lama

penyakit. Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya

dikurangi.

c. Ditranol (Atralin)

Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya adalah mewarnai

kulit dan pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2-0,8

persen dalam pasta, salep, atau krim. Lama pemakaian hanya ¼ – ½

jam sehari sekali untuk mencegah iritasi. Penyembuhan dalam 3

minggu.1

d. Pengobatan dengan Penyinaran

Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek

menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan

psoriasis. Cara yang terbaik ialah penyinaran secara alamiah, tetapi

sayang tidak dapat diukur dan jika berlebihan akan memperberat

psoriasis. Karena itu digunakan sinar ultraviolet artifisial,

diantaranya sinar A yang dikenal dengan UVA. Sinar tersebut dapat

digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-

metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-

sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan cara

Goeckerman.

Dapat juga digunakan UVB untuk pengobatan psoriasis tipe

plak, gutata, pustular, dan eritroderma. Pada yang tipe plak dan

gutata dikombinasikan dengan salep likuor karbonis detergens 5 -

7% yang dioleskan sehari dua kali. Sebelum disinar dicuci dahulu.

Dosis UVB pertama 12 -23 m J menurut tipe kulit, kemudian

dinaikkan berangsur-angsur. Setiap kali dinaikkan sebagai 15% dari

dosis sebelumnya. Diberikan seminggu tiga kali. Target pengobatan

ialah pengurangan 75% skor PASI (Psoriasis Area and Severity

Index). Hasil baik dicapai pada 73,3% kasus terutama tipe plak.

e. Calcipotriol

Calcipotriol ialah sintetik vitamin D. Preparatnya berupa

salep atau krim 50 mg/g. Perbaikan setelah satu minggu. Efektivitas

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 19: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

salep ini sedikit lebih baik daripada salap betametason 17-valerat.

Efek sampingnya pada 4 – 20% berupa iritasi, yakni rasa terbakar

dan tersengat, dapat pula telihat eritema dan skuamasi. Rasa

tersebut akan hilang setelah beberapa hari obat dihentikan.1

f. Tazaroten

Merupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya

menghambat proliferasi dan normalisasi petanda differensiasi

keratinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel radang

yang menginfiltrasi kulit. Tersedia dalam bentuk gel, dan krim

dengan konsentrasi 0,05 % dan 0,1 %. Bila dikombinasikan dengan

steroid topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat

penyembuhan dan mengurangi iritasi. Efek sampingnya ialah iritasi

berupa gatal, rasa terbakar dan eritema pada 30 % kasus, juga

bersifat fotosensitif.

g. Emolien

Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit. Pada

batang tubuh (selain lipatan), ekstremitas atas dan bawah biasanya

digunakan salep dengan bahan dasar vaselin 1-2 kali/hari, fungsinya

juga sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi

bahan aktif. Jadi emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.

3. PUVA

Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan UVA akan terjadi

efek yang sinergik. Mula-mula 10 – 20 mg psoralen diberikan per os, 2 jam

kemudian dilakukan penyinaran. Terdapat bermacam-macam bagan, di

antaranya 4 x seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan

3 – 4 minggu, setelah itu dilakukan terapi pemeliharaan seminggu sekali

atau dijarangkan untuk mencegah rekuren. PUVA juga dapat digunakan

untuk eritroderma psoriatik dan psoriasis pustulosa. Beberapa penyelidik

mengatakan pada pemakaan yang lama kemungkinan akan terjadi kanker

kulit.

4. Pengobatan Cara Goeckerman

Pada tahun 1925 Goeckerman menggunakan pengobatan kombinasi

ter berasal dari batubara dan sinar ultraviolet. Kemudian terdapat banyak

Anita & Agryti FK UKRIDA 13

Page 20: Isi Psoriasis Vulgaris Anita Dan Agrity

PRESENTASI KASUS PSORIASIS VULGARIS 2012

modifikasi mengenai ter dan sinar tersebut. Yang pertama digunakan ialah

crude coal ter yang bersifat fotosensitif. Lama pengobatan 4 – 6 minggu,

penyembuhan terjadi setelah 3 minggu. Ternyata bahwa UVB lebih efektif

daripada UVA. 1

XII. Prognosis

Meskipun Psoriasis tidak menyababkan kematian, tetapi bersifat kronis dan

residif. Belum ada cara yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna. 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa. Dalam: Djuanda A, Mochtar H, Aisah S,

editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2008.h.189-196.

2. Murtiastutik D, Ervianti E, Agusni I, et all. Penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-2.

Surabaya: Pusat penerbitan dan pencetakan Unair; 2011.h.131-6.

3. Siregar RS. Psoriasis. Altlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-2. Jakarta:

EGC; 1996. h. 94-103.

4. Hartadi. Psoriasis. Dalam: Hartadi, editor. Dermatosis Non Bakterial. Semarang:

Balai Penerbit UNDIP; 1992. h. 26-40.

5. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical

Dermatology. 6th ed. United States: The McGraw-Hill Companies; 2009.h.53-61.

Anita & Agryti FK UKRIDA 13