isi makalah
DESCRIPTION
ppdhTRANSCRIPT
![Page 1: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuhan menciptakan ekosistem yang terdiri dari manusia, flora, fauna, dan
lingkungan. Dalam menempuh kehidupan, makhluk hidup tunduk pada hukum alam,
yaitu saling ketergantungan (inter-dependency) dan saling keterkaitan (interrelationship).
Kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan terhadap alam, yaitu mengamankan,
mengembangkan dan memanfaatkan untuk kemaslahatan seluruh kehidupan.
Pada awalnya kedokteran hewan merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran
yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan
percobaan untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia.Profesi ini selanjutnya
dikenal sebagai Profesi Veteriner.Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua
di dunia yang muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani
Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu
Hippocrates dan di kembangkan oleh seorang ilmuan kedokteran lainnya yaitu Aristoteles
yang menulis buku “Histpria Animalium” (mengkaji 500 spesies hewan yang
diperbandingkan dengan manusia), dan juga buku tentang patologi hewan serta
pengembangan pengobatan penyakit hewan. Oleh karena itu, Aristoteles di kenal sebagai
Bapak Kedokteran Hewan
Di Indonesia sendiri profesi dokter hewan telah berusia lebih dari 100 tahun.Telah
banyak peran yang diberikan oleh dokter hewan untuk pembangunan bangsa, khususnya
dalam bidang kesehatan hewan dan manusia.Dimana dalam dunia kedokteran hewan
memiliki motto yaitu: “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang artinya adalah “mengabdi
untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan”.
1
![Page 2: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/2.jpg)
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk lebih mengetahui seluk-beluk dunia
veteriner serta menambah wawasan kita mengenai fungsi dan peranan profesi dokter
hewan, agar kelak kedepannya kita dapat menjadi seorang dokter hewan yang
professional.
C. MANFAAT
1. Agar kita dapat lebih mengetahui seluk beluk profesi dokter hewan
2. Agar mahasiswa kedokteran hewan dapat lebih mendalami peranannya kedepan
ketika ia kelak menjadi seorang dokter hewan.
2
![Page 3: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN (ISI)
A. SEJARAH KEDOKTERAN HEWAN
Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia yang muncul
sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani Kuno pada 460-367
Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu Hippocrates.
Metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh
Hippocrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles
(lahir 384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan.
Aristoteles sangat terkenal dengan bukunya “Historia Animalium” (Story of
Animals) yang menguraikan lebih dari 500 spesies hewan.Ia juga menulis buku tentang
“Pathology Hewan” yang mengungkapkan tentang penyakit-penyakit hewan serta
memperkenalkan Kastrasi pada hewan ternak muda dan efeknya pada pertumbuhan dan
banyak lagi metode-metode kedokteran pada berbagai spesies hewan.Karena karyanya
itulah sehingga Aristoteles disebut sebagai Bapak Kedokteran Hewan.
Sejarah kata Veteriner ada beberapa versi, yaitu:
Versi 1 :
Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat menyukai kuda
dan sapi.Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan
pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus
digunakan sebagai hewan kurban .Setiap keberhasilan atau kemenangan,dilakukan
perayaan dengan hewan kurban yang diberi nama-nama khusus.
Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis
hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut “souvetaurilia”.
Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral yang akan dijadikan kurban
tadi disebut “sou-vetaurinarii” yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah
“veterinarius”.
3
![Page 4: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/4.jpg)
Versi 2 :
Kemungkinan dari terminologi lain yaitu masih di masa Romawi, dikenal hewan
beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut
“veterinarium”. Term “veterinarii” juga digunakan pada dukumen kuno sebagai “orang
yang memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi khusus”.
Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972, diuraikan sejarah
bagaimana para “ilmuwan kedokteran” jaman dahulu memerlukan hewan coba untuk
pengembangan ilmu kedokteran manusia,namun mereka memerlukan veterinarius untuk
menangani hewan-hewan tersebut dan bukan Ferrarius.
Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar memahami
apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D(Doctor of Philosophy) yang
merupakan awal dari para Veterinarius menjadi “medical doctor” atau “Doctor of
Veterinary Medicine”.
B. LAMBANG KEDOKTERAN HEWAN
Profesi Veteriner berlambangkan sebuah tongkat dengan 3 mahkota yang dililit
ular menghadap ke kanan dan dibawahnya terdapat huruf “V”.Ketiga komponen
ditampung dalam lingkaran berwarna ungu.
Makna masing-masing bagian adalah :
1. Tongkat: Tongkat Aesculapius (As: ular,
clepios: melilit), adalah simbol umum yang
melambangkan kedokteran. Filosofi tongkat
adalah bahwa tongkat ini dulunya selalu
dibawa oleh Cypress yang melambangkan
kekuatan dan solidaritas para dokter hewan.
Tongkat tiga mahkota yang mencirikan
profesi medik yaitu mengangkat sumpah
profesi, berkode etik dan kompetensi
layananannya dijamin dengan perizinan
2. Ular: melambangkan alat penyembuh karena
ular mengeluarkan suatu zat yang dapat
4
![Page 5: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/5.jpg)
menyembuhkan. Sifat ular selau berganti kulit berfilosofi bahwa setiap dokter
hewan harus selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya.
3. Huruf “V”: berarti Veteriner, yaitu profesi dokter hewan.
4. Warna ungu: melambangkan keagungan.
5. Lingkaran: melambangkan perhimpunan atau per-kumpulan.
C. SEMBOYANG KEDOKTERAN HEWAN
Pada kedokteran hewan, upaya-upaya kesehatan yang diembannya mencakup 2
tanggung jawab yang dikenal sebagai Manusya Mriga Satwa Sewakayaitu :
1. Kepada hewannya : menyehatkan kembali hewan-hewan hidup yang sakit dan
memastikan bahwa penyakit hewan yang dibawanya tidak membahayakan kelompok
hewan dan lingkungan lainnya
2. Kepada manusianya : menyejahterakan masyarakat manusia dengan mengupayakan
menekan resiko-resiko mengalami gangguan kesehatan dan kerugian akibat adanya
penyakit hewan menular dan zoonotik baik berasal dari hewan hidup maupun dari
bahan asal hewan (Bagja, 2006).
D. TUGAS DAN WEWENANG DOKTER HEWAN
a. Tugas dokter hewan adalah sebagai berikut:
Melindungi kehidupan/kesehatan hewan dan resiko yang di timbulkan dari
masuk, berkembang atau menyebarnya hama, penyakit, organisme penyebar
penyakit.
Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang di timbulkan
oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme
penyebab penyakit dalam.
Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit
yang terbawa oleh hewan, produknya, masuknya, berkembangnya, dan
menyebarnya hama penyakit (Pest).
Mencegah berkembangnya hama penyakit (Pest).
5
![Page 6: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/6.jpg)
b. Wewenang Dokter Hewan
Bentuk kewanangan profesi veteriner dibagi dua, yaitu:
1. Medical authority atau kewenangan medis,
Kewananagan medis meliputi:
Memperoleh anamnese.
Melakukan pemeriksaan fisik dan perilaku pasien.
Menentukan pemeriksaan penunjang.
Menegakkan diagnosis.
Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien.
Melakukan tindakan kedokteran.
Menulis resep obat dan alat kesehatan.
Menerbitkan surat keterangan dokter.
Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diijinkan.
Meracik dan menyerahkan obat ke pasien.
2. Veterinary authority atau kewenangan veteriner.
Kewenangan veteriner adalah kewenangan untuk memberikan
surat keputusan (baik sebagai perorangan maupun institusional veteriner)
yang dinyatakan dalam bentuk tertulis berupa laporan hasil, surat ijin, atau
sertifikat yang berkekuatan hukum (accredited and legal) karena
berdasarkan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan (Bambang
Sumiarto, 2008).
E. PELAYANAN DOKTER HEWAN
Layanan Dokter Hewan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Keahlian spesies :
1. Menangani hewan pangan/farm animal
2. Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus
3. Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.
4. Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi
5. Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu
pengetahuan lainnya.
6
![Page 7: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/7.jpg)
Berdasarkan Keahlian Keilmuan
1. Dalam bidang praktisi medik veteriner terbagi atas praktisi hewan ternak dan
praktisi spesies individu antara lain : Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi,
Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi
Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner, .
2. Dalam bidang veteriner/konsultan antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli
Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan
Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.
Kompetensi Layanan Medis Veteriner
Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan terdiri atas 2 kategori:
a. Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini
umumnya dipeternakan-peternakan dan oleh dinas-dinas
pemerintah/puskeswan-puskeswan.
b. Layanan medik untuk hewan secara individual (individual health), hal ini
umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun binatang dan hewan hobi.
F. KODE ETIK DOKTER HEWAN
Kode etik dokter hewan sesuai dengan kongres XII PDHI Tahun 1994.Tap.
NOMOR 04/Kongres XII/PDHI/1994.
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya
dalam cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur
dan penuh sopan santun.
Pasal 2
Dokter Hewan diharapkan menjujung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan.
7
![Page 8: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/8.jpg)
Pasal 3
Dokter Hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan
perikemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam.
Pasal 4
Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi
yang dijalankannya.
Pasal 5
Dokter Hewan wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku.
Pasal 6
Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik therapi atau obat baru yang belum teruji kebenarannya.
Pasal 7
Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam menulis artikel atau hasil analisa yang dapat
menimbulkan polemik maupun kekhawatiran publik tanpa didasari kajian ilmiah.
Pasal 8
Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan kecuali dengan
keikhlasan, sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.
BAB II
8
![Page 9: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/9.jpg)
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
Pasal 9
Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan
khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan karsa terpelihara karenanya
Pasal 10
Dokter Hewan tidak mengajarkan ilmu kedokteran hewan yang bisa mendorong ilmu
tersebut disalah gunakan.
Pasal 11
Dokter Hewan yang melakukan praktek memasang papan nama sebagai informasi
praktek yang tidak berlebihan.
Pasal 12
Dokter Hewan yang tidak melakukan praktek hendaknya merujuk ke Dokter Hewan
praktek apabila ada klien yang meminta jasa pelayanan medik.
Pasal 13
Pemasangan iklan dalam media massa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka,
pindah atau penutupan prakteknya.
Pasal 14
Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa dan jurnal veteriner.
9
![Page 10: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/10.jpg)
Pasal 15
Dokter Hewan tidak membantu atau mendorong adanya praktek ilegal bahkan wajib
melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek ilegal itu.
Pasal 16
Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang
berwenang.
Pasal 17
Dokter Hewan ikut berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan Kesehatan Masyarakat
Veteriner, kesejahteraan hewan dan pelestarian alam.
BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN
Pasal 18
Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih sayang
sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala pengetahuannya,
keterampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya.
Pasal 19
Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan jalan
keluarnya apabila tidak mampu dengan merujuk ke sejawat lainnya yang mampu
melakukannya.
10
![Page 11: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/11.jpg)
Pasal 20
Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada
sejawat yang meminta konsultasi.
Pasal 21
Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia (mercy
sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan keluar bagi
pasien dan kliennya.
Pasal 22
Dokter Hewan yang melakukan praktek pada suatu peternakan, mengutamakan kesehatan
hewan dan pencegahan terhadap perluasan penyakit yang dapat berakibat kerugian
ekonomi dan sosial.
BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN
Pasal 23
Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter Hewan yang diminati.
Pasal 24
Dokter Hewan menghargai klien untuk setuju / tidak setuju dengan prosedur dan tindakan
medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan akan alasan-
alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.
11
![Page 12: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/12.jpg)
Pasal 25
Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat
lainnya.
Pasal 26
Dokter Hewan melakukan client education dan memberikan penjelasan mengenai
penyakit yang sedang diderita hewannya dan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang
dapat terjadi.Dalam segala hal yang penting dan harus dilakukan demi kebaikan pasien
dengan segala resikonya maka dokter hewan menyampaikan secara transparan termasuk
segala resiko yang terburuk sekalipun.
Pasal 27
Dokter Hewan yang melakukan praktek, tehnical service, tehnical sales dan konsultan
veteriner tidak memaksakan kehendak dalam pemakaian obat, vaksin maupun imbuhan
pakan tanpa argumentasi ilmiah..
BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN
Pasal 28
Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti
dirinya sendiri.
Pasal 29
Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan lainnya
12
![Page 13: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/13.jpg)
Pasal 30
Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya menurut
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah dan etikal serta telah terbukti menyelesaikan masalah yang sama dengan baik dan
benar.
Pasal 31
Dokter Hewan memberikan pengalamannya yang bermanfaat dalam pertemuan sejawat.
Pasal 32
Dokter Hewan tidak melakukan pendekatan-pendekatan/menghasut klien dengan maksud
untuk menyarankan berpindah ke sejawat lainnya.
Pasal 33
Dokter hewan yang akan membuka pelayanan kesehatan hewan/medik veteriner dan
melakukan praktek di suatu tempat dalam wilayah tertentu, harus membuat
pemberitahuan kepada sejawat Dokter hewan yang lebih dahulu berpraktek di lingkungan
yang sama atau berdekatan.
BABVI
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 34
Dokter Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu
berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.
13
![Page 14: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/14.jpg)
Pasal 35
Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan.
Pasal 36
Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan
perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedokteran Hewan terkini.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 37
Dokter Hewan harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghayati, mematuhi
dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia dalam pekerjaan profesinya
sehari-hari, demi martabat profesi dan kepercayaan masyarakat kepada pengabdian
dokter hewan bagi masyarakat, bangsa dan negara melalui dunia hewan (Manusya Mriga
Satwa Sewaka).
Kode Etik Dokter Hewan Indonesia, merupakan perjanjian yang mengikat setiap Dokter
Hewan untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang baik dan buruk, salah dan
benar yang disepakati nasional dan berlaku bagi korps profesi dokter hewan di Indonesia,
harus dihayati dan diimplementasikan secara bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan profesinya.
Kode Etik dan nilai-nilai etika yang bersifat spesifik medik veteriner dan melekat pada
tindakan teknis medis oleh dokter hewan sesuai dengan kespesialisasian spesies maupun
disiplin ilmu kedokteran hewan perlu disusun tersendiri.
14
![Page 15: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/15.jpg)
Oleh karena itu, setiap Dokter Hewan harus menjaga citra profesi dan nama baik dokter
hewan sebagai profesi yang mulia dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan UU,Kode Etik dan Sumpah profesi (PDHI. 2010).
G. LAPANGAN PEKERJAAN DOKTER HEWAN
Lapangan pekerjaan dokter hewan menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter
hewan di 110 negara :
1. Food technology 18. Food inspection
2. Food hygiene 19. Consumer protection
3. Laboratories 20. Legislation
4. Artificial breeding 21. Zoos
5. Laboratory animals 22. Animal Welfare
6. Zoonoses 23. Veterinary medicine
7. Clinical health care 24. Disease control
8. Exotic diseases 25. Epidemiology
9. Quarantine 26. Livestock and animal products
10. Aquaculture 27. Wildlife
11. Environmental protection 28. Nutrition
12. Parasitology 29. Teaching
13. Research and development 30. Livestock marketing
14. Publications 31. Economics
15. Import animal production 32. Livestock industry organizations
16. Administration 33. International Cooperation
17. Professional organizations
15
![Page 16: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/16.jpg)
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Dalam era modern ini, dokter hewan memiliki peranan yang sangat
penting karena dokter hewan saat ini menjadi “kunci” dalam penyebaran berbagai
penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan kemanusia) seperti Flu
Burung, Rabies, anthrax dan masih banyak lagi yang lain (sedikitnya ada 56 jenis
zoonosis di muka bumi ini).Selain itu, profesi dokter hewan ini juga sangat d
butuhkan di Negara Indonesia khususnya di wilayah Indonsia Bagian
Timur.Dalam menjalankan pengabdiannyaseseorang yang berlatar belakang
profesi (dokter hewan) harus tunduk kepada koridor kode etik profesi dan dan
profesi dokter hewan harus memiliki standar kompetensi yang disusun organisasi
profesi. Jadi, performance kompetensi profesi akan terkait dengan unsur-unsur
lain yaitu perilaku (attitude), keterampilan (skill), keilmuan (knowledge),
tanggung jawab (responbility), mengedepankan nilai (accountability) serta
pengalaman (experience). Karena tuntutan-tuntutan tersebut seorang profesional
(dokter hewan) harus terus belajar mengikuti perkembangan ilmu dan zaman
(long life education).
C. SARAN
Sebaiknya pemerintah meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja dokter hewan, sehingga kinerja dokter
dokter hewan di Negara kita dapat menyamai kinerja dokter hewan yang ada
di Luar Negeri.
Sebaiknya profesi Dokter Hewan ini lebih dikenalkan ke semua kalangan
masyarakat, bukan hanya di kota-kota besar melainkan di seluruh pelosok-
16
![Page 17: Isi Makalah](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081822/5695d0141a28ab9b0290dd85/html5/thumbnails/17.jpg)
pelosok daerah di wilayah Nusantara agar profesi ini diakui oleh semua
kalangan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat belum mengakui
bahkan memandang sebelah mata akan profesi dokter hewan ini.
17