Download - Isi Makalah

Transcript
Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tuhan menciptakan ekosistem yang terdiri dari manusia, flora, fauna, dan

lingkungan. Dalam menempuh kehidupan, makhluk hidup tunduk pada hukum alam,

yaitu saling ketergantungan (inter-dependency) dan saling keterkaitan (interrelationship).

Kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan terhadap alam, yaitu mengamankan,

mengembangkan dan memanfaatkan untuk kemaslahatan seluruh kehidupan.

Pada awalnya kedokteran hewan merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran

yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan

percobaan untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia.Profesi ini selanjutnya

dikenal sebagai Profesi Veteriner.Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua

di dunia yang muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani

Kuno pada  460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu

Hippocrates dan di kembangkan oleh seorang ilmuan kedokteran lainnya yaitu Aristoteles

yang menulis buku “Histpria Animalium” (mengkaji 500 spesies hewan yang

diperbandingkan dengan manusia), dan juga buku tentang patologi hewan serta

pengembangan pengobatan penyakit hewan. Oleh karena itu, Aristoteles di kenal sebagai

Bapak Kedokteran Hewan

Di Indonesia sendiri profesi dokter hewan telah berusia lebih dari 100 tahun.Telah

banyak peran yang diberikan oleh dokter hewan untuk pembangunan bangsa, khususnya

dalam bidang kesehatan hewan dan manusia.Dimana dalam dunia kedokteran hewan

memiliki motto yaitu: “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang artinya adalah “mengabdi

untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan”.

1

Page 2: Isi Makalah

B. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk lebih mengetahui seluk-beluk dunia

veteriner serta menambah wawasan kita mengenai fungsi dan peranan profesi dokter

hewan, agar kelak kedepannya kita dapat menjadi seorang dokter hewan yang

professional.

C. MANFAAT

1. Agar kita dapat lebih mengetahui seluk beluk profesi dokter hewan

2. Agar mahasiswa kedokteran hewan dapat lebih mendalami peranannya kedepan

ketika ia kelak menjadi seorang dokter hewan.

2

Page 3: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN (ISI)

A. SEJARAH KEDOKTERAN HEWAN

Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia yang muncul

sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani Kuno pada 460-367

Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu Hippocrates.

Metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh

Hippocrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles

(lahir 384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan.

Aristoteles sangat terkenal dengan bukunya “Historia Animalium” (Story of

Animals) yang menguraikan lebih dari 500 spesies hewan.Ia juga menulis buku tentang

“Pathology Hewan” yang mengungkapkan tentang penyakit-penyakit hewan serta

memperkenalkan Kastrasi pada hewan ternak muda dan efeknya pada pertumbuhan dan

banyak lagi metode-metode kedokteran pada berbagai spesies hewan.Karena karyanya

itulah sehingga Aristoteles disebut sebagai Bapak Kedokteran Hewan.

Sejarah kata Veteriner ada beberapa versi, yaitu:

Versi 1 :

Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat menyukai kuda

dan sapi.Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan

pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus

digunakan sebagai hewan kurban .Setiap keberhasilan atau kemenangan,dilakukan

perayaan dengan hewan kurban yang diberi nama-nama khusus.

Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis

hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut “souvetaurilia”.

Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral yang akan dijadikan kurban

tadi disebut “sou-vetaurinarii” yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah

“veterinarius”.

3

Page 4: Isi Makalah

Versi 2 :

Kemungkinan dari terminologi lain yaitu masih di masa Romawi, dikenal hewan

beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut

“veterinarium”. Term “veterinarii” juga digunakan pada dukumen kuno sebagai “orang

yang memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi khusus”.

Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972, diuraikan sejarah

bagaimana para “ilmuwan kedokteran” jaman dahulu memerlukan hewan coba untuk

pengembangan ilmu kedokteran manusia,namun mereka memerlukan veterinarius untuk

menangani hewan-hewan tersebut dan bukan Ferrarius.

Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar memahami

apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D(Doctor of Philosophy) yang

merupakan awal dari para Veterinarius menjadi “medical doctor” atau “Doctor of

Veterinary Medicine”.

B. LAMBANG KEDOKTERAN HEWAN

Profesi Veteriner berlambangkan sebuah tongkat dengan 3 mahkota yang dililit

ular menghadap ke kanan dan dibawahnya terdapat huruf “V”.Ketiga komponen

ditampung dalam lingkaran berwarna ungu.

Makna masing-masing bagian adalah :

1. Tongkat: Tongkat Aesculapius (As: ular,

clepios: melilit), adalah simbol umum yang

melambangkan kedokteran. Filosofi tongkat

adalah bahwa tongkat ini dulunya selalu

dibawa oleh Cypress yang melambangkan

kekuatan dan solidaritas para dokter hewan.

Tongkat tiga mahkota yang mencirikan

profesi medik yaitu mengangkat sumpah

profesi, berkode etik dan kompetensi

layananannya dijamin dengan perizinan

2. Ular: melambangkan alat penyembuh karena

ular mengeluarkan suatu zat yang dapat

4

Page 5: Isi Makalah

menyembuhkan. Sifat ular selau berganti kulit berfilosofi bahwa setiap dokter

hewan harus selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya.

3. Huruf “V”: berarti Veteriner, yaitu profesi dokter hewan.

4. Warna ungu: melambangkan keagungan.

5. Lingkaran: melambangkan perhimpunan atau per-kumpulan.

C. SEMBOYANG KEDOKTERAN HEWAN

Pada kedokteran hewan, upaya-upaya kesehatan yang diembannya mencakup 2

tanggung jawab yang dikenal sebagai Manusya Mriga Satwa Sewakayaitu :

1. Kepada hewannya : menyehatkan kembali hewan-hewan hidup yang sakit dan

memastikan bahwa penyakit hewan yang dibawanya tidak membahayakan kelompok

hewan dan lingkungan lainnya

2. Kepada manusianya : menyejahterakan masyarakat manusia dengan mengupayakan

menekan resiko-resiko mengalami gangguan kesehatan dan kerugian akibat adanya

penyakit hewan menular dan zoonotik baik berasal dari hewan hidup maupun dari

bahan asal hewan (Bagja, 2006).

D. TUGAS DAN WEWENANG DOKTER HEWAN

a. Tugas dokter hewan adalah sebagai berikut:

Melindungi kehidupan/kesehatan hewan dan resiko yang di timbulkan dari

masuk, berkembang atau menyebarnya hama, penyakit, organisme penyebar

penyakit.

Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang di timbulkan

oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme

penyebab penyakit dalam.

Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit

yang terbawa oleh hewan, produknya, masuknya, berkembangnya, dan

menyebarnya hama penyakit (Pest).

Mencegah berkembangnya hama penyakit (Pest).

5

Page 6: Isi Makalah

b. Wewenang Dokter Hewan

Bentuk kewanangan profesi veteriner dibagi dua, yaitu:

1. Medical authority atau kewenangan medis,

Kewananagan medis meliputi:

Memperoleh anamnese.

Melakukan pemeriksaan fisik dan perilaku pasien.

Menentukan pemeriksaan penunjang.

Menegakkan diagnosis.

Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien.

Melakukan tindakan kedokteran.

Menulis resep obat dan alat kesehatan.

Menerbitkan surat keterangan dokter.

Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diijinkan.

Meracik dan menyerahkan obat ke pasien.

2. Veterinary authority atau kewenangan veteriner. 

Kewenangan veteriner adalah kewenangan untuk memberikan

surat keputusan (baik sebagai perorangan maupun institusional veteriner)

yang dinyatakan dalam bentuk tertulis berupa laporan hasil, surat ijin, atau

sertifikat yang berkekuatan hukum (accredited and legal) karena

berdasarkan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan (Bambang

Sumiarto, 2008).

E. PELAYANAN DOKTER HEWAN

Layanan Dokter Hewan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Keahlian spesies :

1. Menangani hewan pangan/farm animal

2. Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus

3. Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.

4. Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi

5. Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu

pengetahuan lainnya.

6

Page 7: Isi Makalah

Berdasarkan Keahlian Keilmuan

1. Dalam bidang praktisi medik veteriner terbagi atas praktisi hewan ternak dan

praktisi spesies individu antara lain : Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi,

Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi

Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner, .

2. Dalam bidang veteriner/konsultan antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli

Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan

Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.

Kompetensi Layanan Medis Veteriner

Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan terdiri atas 2 kategori:

a. Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini

umumnya dipeternakan-peternakan dan oleh dinas-dinas

pemerintah/puskeswan-puskeswan.

b. Layanan medik untuk hewan secara individual (individual health), hal ini

umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun binatang dan hewan hobi.

F. KODE ETIK DOKTER HEWAN

Kode etik dokter hewan sesuai dengan kongres XII PDHI Tahun 1994.Tap.

NOMOR 04/Kongres XII/PDHI/1994.

BAB I

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya

dalam cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur

dan penuh sopan santun.

Pasal 2

Dokter Hewan diharapkan menjujung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan.

7

Page 8: Isi Makalah

Pasal 3

Dokter Hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan

perikemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam.

Pasal 4

Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi

yang dijalankannya.

Pasal 5

Dokter Hewan wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku.

Pasal 6

Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap

penemuan teknik therapi atau obat baru yang belum teruji kebenarannya.

Pasal 7

Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam menulis artikel atau hasil analisa yang dapat

menimbulkan polemik maupun kekhawatiran publik tanpa didasari kajian ilmiah.

Pasal 8

Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan kecuali dengan

keikhlasan, sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.

BAB II

8

Page 9: Isi Makalah

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

Pasal 9

Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan

khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan karsa terpelihara karenanya

Pasal 10

Dokter Hewan tidak mengajarkan ilmu kedokteran hewan yang bisa mendorong ilmu

tersebut disalah gunakan.

Pasal 11

Dokter Hewan yang melakukan praktek memasang papan nama sebagai informasi

praktek yang tidak berlebihan.

Pasal 12

Dokter Hewan yang tidak melakukan praktek hendaknya merujuk ke Dokter Hewan

praktek apabila ada klien yang meminta jasa pelayanan medik.

Pasal 13

Pemasangan iklan dalam media massa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka,

pindah atau penutupan prakteknya.

Pasal 14

Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa dan jurnal veteriner.

9

Page 10: Isi Makalah

Pasal 15

Dokter Hewan tidak membantu atau mendorong adanya praktek ilegal bahkan wajib

melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek ilegal itu.

Pasal 16

Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang

berwenang.

Pasal 17

Dokter Hewan ikut berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan Kesehatan Masyarakat

Veteriner, kesejahteraan hewan dan pelestarian alam.

BAB III

KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN

Pasal 18

Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih sayang

sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala pengetahuannya,

keterampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya.

Pasal 19

Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan jalan

keluarnya apabila tidak mampu dengan merujuk ke sejawat lainnya yang mampu

melakukannya.

10

Page 11: Isi Makalah

Pasal 20

Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada

sejawat yang meminta konsultasi.

Pasal 21

Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia (mercy

sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan keluar bagi

pasien dan kliennya.

Pasal 22

Dokter Hewan yang melakukan praktek pada suatu peternakan, mengutamakan kesehatan

hewan dan pencegahan terhadap perluasan penyakit yang dapat berakibat kerugian

ekonomi dan sosial.

BAB IV

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN

Pasal 23

Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter Hewan yang diminati.

Pasal 24

Dokter Hewan menghargai klien untuk setuju / tidak setuju dengan prosedur dan tindakan

medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan akan alasan-

alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.

11

Page 12: Isi Makalah

Pasal 25

Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat

lainnya.

Pasal 26

Dokter Hewan melakukan client education dan memberikan penjelasan mengenai

penyakit yang sedang diderita hewannya dan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang

dapat terjadi.Dalam segala hal yang penting dan harus dilakukan demi kebaikan pasien

dengan segala resikonya maka dokter hewan menyampaikan secara transparan termasuk

segala resiko yang terburuk sekalipun.

Pasal 27

Dokter Hewan yang melakukan praktek, tehnical service, tehnical sales dan konsultan

veteriner tidak memaksakan kehendak dalam pemakaian obat, vaksin maupun imbuhan

pakan tanpa argumentasi ilmiah..

BAB V

KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN

Pasal 28

Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti

dirinya sendiri.

Pasal 29

Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan lainnya

12

Page 13: Isi Makalah

Pasal 30

Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya menurut

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah dan etikal serta telah terbukti menyelesaikan masalah yang sama dengan baik dan

benar.

Pasal 31

Dokter Hewan memberikan pengalamannya yang bermanfaat dalam pertemuan sejawat.

Pasal 32

Dokter Hewan tidak melakukan pendekatan-pendekatan/menghasut klien dengan maksud

untuk menyarankan berpindah ke sejawat lainnya.

Pasal 33

Dokter hewan yang akan membuka pelayanan kesehatan hewan/medik veteriner dan

melakukan praktek di suatu tempat dalam wilayah tertentu, harus membuat

pemberitahuan kepada sejawat Dokter hewan yang lebih dahulu berpraktek di lingkungan

yang sama atau berdekatan.

BABVI

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 34

Dokter Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu

berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.

13

Page 14: Isi Makalah

Pasal 35

Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan.

Pasal 36

Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan

perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kedokteran Hewan terkini.

BAB VII

PENUTUP

Pasal 37

Dokter Hewan harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghayati, mematuhi

dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia dalam pekerjaan profesinya

sehari-hari, demi martabat profesi dan kepercayaan masyarakat kepada pengabdian

dokter hewan bagi masyarakat, bangsa dan negara melalui dunia hewan (Manusya Mriga

Satwa Sewaka).

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia, merupakan perjanjian yang mengikat setiap Dokter

Hewan untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang baik dan buruk, salah dan

benar yang disepakati nasional dan berlaku bagi korps profesi dokter hewan di Indonesia,

harus dihayati dan diimplementasikan secara bertanggung jawab dalam melaksanakan

pekerjaan profesinya.

Kode Etik dan nilai-nilai etika yang bersifat spesifik medik veteriner dan melekat pada

tindakan teknis medis oleh dokter hewan sesuai dengan kespesialisasian spesies maupun

disiplin ilmu kedokteran hewan perlu disusun tersendiri.

14

Page 15: Isi Makalah

Oleh karena itu, setiap Dokter Hewan harus menjaga citra profesi dan nama baik dokter

hewan sebagai profesi yang mulia dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang

bertentangan atau tidak sesuai dengan UU,Kode Etik dan Sumpah profesi (PDHI. 2010).

G. LAPANGAN PEKERJAAN DOKTER HEWAN

Lapangan pekerjaan dokter hewan menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter

hewan di 110 negara :

1. Food technology 18. Food inspection

2. Food hygiene 19. Consumer protection

3. Laboratories 20. Legislation

4. Artificial breeding 21. Zoos

5. Laboratory animals 22. Animal Welfare

6. Zoonoses 23. Veterinary medicine

7. Clinical health care 24. Disease control

8. Exotic diseases 25. Epidemiology

9. Quarantine 26. Livestock and animal products

10. Aquaculture 27. Wildlife

11. Environmental protection 28. Nutrition

12. Parasitology 29. Teaching

13. Research and development 30. Livestock marketing

14. Publications 31. Economics

15. Import animal production 32. Livestock industry organizations

16. Administration 33. International Cooperation

17. Professional organizations

15

Page 16: Isi Makalah

BAB III

PENUTUP

B. KESIMPULAN

Dalam era modern ini, dokter hewan memiliki peranan yang sangat

penting karena dokter hewan saat ini menjadi “kunci” dalam penyebaran berbagai

penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan kemanusia) seperti Flu

Burung, Rabies, anthrax dan masih banyak lagi yang lain (sedikitnya ada 56 jenis

zoonosis di muka bumi ini).Selain itu, profesi dokter hewan ini juga sangat d

butuhkan di Negara Indonesia khususnya di wilayah Indonsia Bagian

Timur.Dalam menjalankan pengabdiannyaseseorang yang berlatar belakang

profesi (dokter hewan) harus tunduk kepada koridor kode etik profesi dan dan

profesi dokter hewan harus memiliki standar kompetensi yang disusun organisasi

profesi. Jadi, performance kompetensi profesi akan terkait dengan unsur-unsur

lain yaitu perilaku (attitude), keterampilan (skill), keilmuan (knowledge),

tanggung jawab (responbility), mengedepankan nilai (accountability) serta

pengalaman (experience). Karena tuntutan-tuntutan tersebut seorang profesional

(dokter hewan) harus terus belajar mengikuti perkembangan ilmu dan zaman

(long life education).

C. SARAN

Sebaiknya pemerintah meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kinerja dokter hewan, sehingga kinerja dokter

dokter hewan di Negara kita dapat menyamai kinerja dokter hewan yang ada

di Luar Negeri.

Sebaiknya profesi Dokter Hewan ini lebih dikenalkan ke semua kalangan

masyarakat, bukan hanya di kota-kota besar melainkan di seluruh pelosok-

16

Page 17: Isi Makalah

pelosok daerah di wilayah Nusantara agar profesi ini diakui oleh semua

kalangan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat belum mengakui

bahkan memandang sebelah mata akan profesi dokter hewan ini.

17


Top Related