isi asp

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pada sektor publik pengambilan keputusan terkait dengan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya teknik akuntansi keuangan sektor publik tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik yang lain. Isu yang muncul dan menjadi perdebatan dalam reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia adalah perubahan single entry menjadi double entry bookkeeping dan perubahan teknik atau sistem akuntansi berbasis kas menjadi berbasis accrual. Sistem akuntansi yang dirancang dan di jalankan secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi yang baik saja berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori akuntansi sektor publik dan teknik-teknik akuntansi yang terdiri atas akuntansi anggaran (budgetary accounting), akuntansi komitmen 1

Upload: yizka-lintia

Post on 08-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akuntansi sektor publik

TRANSCRIPT

Page 1: Isi asp

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan informasi yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan. Pada sektor publik pengambilan keputusan terkait dengan keputusan

ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya teknik akuntansi keuangan sektor publik tidak

bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak

menolak penggunaan teknik yang lain. Isu yang muncul dan menjadi perdebatan dalam

reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia adalah perubahan single entry menjadi double

entry bookkeeping dan perubahan teknik atau sistem akuntansi berbasis kas menjadi berbasis

accrual.

Sistem akuntansi yang dirancang dan di jalankan secara baik akan menjamin

dilakukannya prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit

kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi yang baik saja berfungsi sebagai alat

pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya

mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori akuntansi sektor publik dan teknik-

teknik akuntansi yang terdiri atas akuntansi anggaran (budgetary accounting), akuntansi

komitmen (commitment accounting), akuntansi dana (fund accounting), akuntansi kas (cash

accounting), dan akuntansi akrual (accrual accounting).

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Keuangan Sektor Publik ?

2. Apa hambatan yang dihadapi akuntansi sektor publik untuk menghasilkan laporan

keuangan yang handal dan relevan?

3. Apakah perlunya sistem akuntansi sektor publik?

4. Apa yang dimaksud dengan standar akuntansi sektor publik?

5. Apa saja teknik akuntansi yang terdapat pada organisasi sektor publik?

1

Page 2: Isi asp

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi teori keuangan sektor publik.

2. Mengetahui hambatan yang dihadapi akuntansi sektor publik dalam menghasilkan

laporan keuangan yang handal dan relevan.

3. Mengetahui sistem penerapan akuntansi sektor publik.

4. Mengetahui definisi, tujuan, dan manfaat dari standar akuntansi sektor publik.

5. Mengetahui teknik-teknik akuntansi yang terdapat di organisasi sektor publik.

2

Page 3: Isi asp

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Keuangan Sektor Publik

Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama

pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya

masih dipertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor swasta yang

perkembangan akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan

apakah sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu

didukung oleh beberapa riset yang di dalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji

kebenarannya. Teori memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu: 1) kemampuan untuk

menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to explain), 2) kemampuan

untuk memprediksi (the ability to predict), dan 3) kemampuan mengendalikan fenomena (the

ability control given phenomena). Pada dasarnya terdapat tiga tujuan mempelajari teori

akuntansi, yaitu: 1) untuk mempelajari praktik akuntansi yang saat ini ada, 2) mempelajari

kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, dan 3)

memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.

Suatu disiplin ilmu dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu (1) ilmu murni

atau abstrak (abstract sciences), (2) ilmu deskriptif (general descriptive sciences), (3) ilmu

derivatif (special derivaive sciences), (4) ilmu sinopsis (synoptic sciences), dan (5) ilmu

terapan (applied sciences). Ilmu asbtrak misalnya adalah matematika, ilmu logika dan meta

fisik. Disiplin ilmu yang termasuk kategori ilmu deskriptif mendasarkan pengetahuannya

melalui observasi dan pendeskripsian suatu fenomena aktual, misalnya ilmu kimia, biologi,

zoologi, minerologi, dan etnologi. Synoptic sciences adalah turunan dari derivative

special  sciences yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu contohnya adalah

auditing, geologi, dan geografi. Ilmu terapan adalah disiplin ilmu yang secara khusus terpisah

dari disiplin ilmu lain, tetapi bisa juga kombinasi dari berbagai prinsip yang diambil dari

disiplin ilmu yang yang lain yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis ilmu tersebut,

contohnya ilmu akuntansi.

Jika dikaitkan dengan bangunan dari suatu ilmu (body of knowledge), akuntansi sektor

publik dikaitkan memiliki teori yang mapan apabila terpenuhi beberapa persyaratan.

3

Page 4: Isi asp

Bangunan ilmu terdiri atas konsep dasar (basic concept) sebagai landasan ilmu tersebut

(philosophical foundation), postulat, teori, konsep, prinsip, standar, dan praktik aplikasi.

Akuntansi sektor publik sendiri merupakan salah satu cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri.

Oleh karena itu, pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat tergantung pada

perkembangan ilmu akuntansi.

Pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan untuk memperbaiki praktik yang saat

ini dilakukan. Hal ini terkait dengan upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor

publik, yaitu laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan

dan dapat diandalkan (reliable).

2.2 Hambatan yang dihadapi akuntansi sektor publik dalam menghasilkan laporan

keuangan yang handal dan relevan

Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan,

terdapat beberapa kendala (contraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan

tersebut adalah:

1. Objektivitas

Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang

relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang

telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal

yang menjadi stakeholder organisasi.

Seringkali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya

benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder.

Manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder, tapi seringkali ia

bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka dan mengamankan posisi

mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder yang lain,

misalnya karyawan, investor, kreditor, dan masyarakat.

Masalah objektivitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak (contracting

theory). Proses kontrak menghasilkan hubungan keagenan muncul ketika salah satu

pihak (prinsipal) mengontrak pihak lain (agen) untuk melakukan tindakan yang

diinginkan oleh prinsipal. Masalah keagenan (agency problem) kemudian muncul

karena adanya perilaku oportunis (opportunitiesc behaviour) dari agen, yaitu perilaku

4

Page 5: Isi asp

manajemen (agen) untuk memmaksimumkan kesejahteraan sendiri yang mungkin

berlawanan dengan kepentingan prinsipal.

Manajemen memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan teknik akuntansi

yang bisa menginformasikan laporan keuangan secara lebih baik sebagai ukuran kinerja

organisasi. Manajemen menggunakan variabel artifisial misalnya dengan pemilihan

teknik akuntansi yang bisa menunjukan kinerja yang lebih baik dan menggunakan

variabel riil (transaksional) yang dilakukan dengan cara melakukan manipulasi

transaksi. Oleh karena itu, teknik akuntansi yang dilakukan manajemen harus memiliki

derajat objektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.

2. Konsistensi

Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama

untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu

secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat dibandingkan

kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal

yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi jangka waktu panjang (going

concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporakan kinerja selama satu periode.

Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh

pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten dalam menerapkan metode

akuntansinya.

3. Daya Banding

Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antara periode

waktu dan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya banding berarti bahwa

laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan

organisasi lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena

semakin objektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya

karena dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu,

daya banding juga terkait dengan konsistensi. Adanya beberapa alternatif penggunaan

metode akuntansi juga dapat menyulitkan tercapainya daya banding.

5

Page 6: Isi asp

4. Tepat Waktu

Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk menghindari

tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian

laporan terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk

menghasilkan laporan keuangan. Semakin cepat waktu penyajian laporan keuangan,

maka akan semakin baik untuk untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah

semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak pula waktu yang

dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan

mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan

keputusan meskipun disajikan lebih awal.

5. Ekonomis dalam Penyajian Laporan

Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang

dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam

penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih

besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

6. Materialitas

Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan, atau jika

informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan

materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif (subjective judgement), tapi

pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan

yang digunakan merupakan profesional judgement yang mendasarkan pada teknik

tertentu.

2.3 Perlunya Sistem Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk menyediakan informasi yang diperlukan

dalam pengambilan keputusan, pada sektor publik, pengambilan keputusan terkait dengan

keputusan ekonomi, sosial dan politik. Pada dasarnya, akuntansi baik pada sektor swasta

maupun sektor publik, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan

akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu prinsip, metode

6

Page 7: Isi asp

dan (“entitas” yang dimaksud mengacu baik perusahaan swasta maupun organisasi sosial-

ekonomi lainya, seperti: pemerintah, perusahaan milik negara, organisasi  nirlabna, dan

sebagainya) untuk menghasilkan dan memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.

Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang

mencangkup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan

atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-

hasilnya.

Masisi (1978)  Dalam Glinn (1993) menjelaskan aturan dasar sistem akuntansi keuangan

sebagai berikut :

1.      Identifikasi kegiatan operasi yang relevan.

Hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang relevan saja yang akan dicatat dalam

sistem akuntansi keuangan.

2.      Pengklasifikasian kegiatan operasi secara tepat;

Penentuan waktu pengakuan untuk setiap jenis operasi (timing of recognition).

Pada prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat/diakui pada tahap tertentu dari proses

transaksi. Misalnya, pembelian dapat diakui/dicatat ketika keputusan untuk

membeli suatu barang ditetapkan, pada waktu dilakukan pemesanan, ketika barang

diterima, ketika faktur diterima, ketika barang tersebut dugunakan untuk proses

produksi, atau ketika telah dilakukan pembayaran kas. Oleh karena itu harus

ditetapkan kapan suatu transaksi dapat diakui/dicatat.

3.      Adanya sistem pengendalian untuk menjamin rehabilitas. Sistem pengendalian ini

memiliki dua komponen, yaitu komponen formal dan substansial. Komponen

formal adalah pembukuan berpasangan (double entry bookeeping): kesalahan

akuntansi akan dapat diketahui dan dilacak ketika jumlah sisi kredit tidak sama

dengan sisi debit. Komponen substansial merupakan mekanisme konflik

kepentingan (conflict of interest): kesalahan akuntansi muncul ketika

mempengaruhi muncul ketika mempengaruhi secara negatif pihak ketiga. Sebagai

contoh, jika hutang tidak dicatat dengan baik, jumlah yang dibayarkan kepada

7

Page 8: Isi asp

kreditor akan berbeda dengan jumlah yang seharusnya diterima sebagaimana

tercatat dalam akun piutang yang diakui kreditor.

4.      Menghitung pengaruh masing-masing operasi.

Terdapat beberapa kesamaan akuntansi keuangan baik pada sektor publik maupun

sektor swasta. Sebagai contoh, pada kedua sektor tersebut direkomendasikan untuk

menggunakan sistem pembukuan berpasangan dalam mencatat akun-akun

transaksi. Kedua sektor sama-sama membutuhkan standar akuntansi keuangan

sebagai pedoman pencatatan agar terdapat perlakuan yang sama terhadap suatu

transaksi. Siklus akuntansi pada kedua sektor tidak jauh berbeda.

Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan eksternal

dan perhitungan biaya pelayanan. Oleh karena itu, akuntansi keuangan sektor poblik pada

dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan sektor publik, jenis laporan keuangan

sektor publik, sistem akuntansi, standar akuntansi keuangan sektor publik, dan

akuntansi  biaya sektor publik. Akuntansi biaya sektor publik sendiri bukan murni bagian dari

akuntansi keuangan sektor publik. Akuntansi biaya sektor publik merupakan hybrid dari

akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sektor publik.

2.4 Standar Akuntansi Sektor Publik

Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan

akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna

laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan

untuk mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah

ditetapkan, sistem akuntansi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian

intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.

Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan

keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi

negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi

dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan.

Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan masalah

yang serius bagi praktik akuntansi, profesi akuntansi, dan bagi pihak-pihak yang

8

Page 9: Isi asp

berkepentingan. Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namun

dapat juga merugikan bagi pihak lain. Pembuatan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan

keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar akuntansi dapat diterima

pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi pengembangan akuntansi sektor

publik itu sendiri.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara

lain:

a) Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan

posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna

informasi.

b) Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan

pengujian secara hati-hati dan independen  saat menggunakan keahlian dan

integrasinya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan

kewajarannya.

c) Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang tidak perlu disajikan yang

berkaitan dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang

perpajakan, regulasi, perencanaan serta serugalsi ekonomi dan peningkatan efisiensi

ekonomi serta tujuan sosial lainya.

d) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang

berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah

sedapat mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar

yang overload terjadi ketika:

a)    Standar terlalu banyak.

b)   Standar terlalu rumit.

c)    Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat pilihan dalam

penerapannya.

9

Page 10: Isi asp

d)   Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general-purpose standards)

sehingga gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji dan

pengguna.

e)    Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi perbedaan anatara:

a.    Entitas publik dan entitas non-publik

b.    Laporan keuangan tahunan dan interim

c.    Organisasi besar dan kecil

d.   Laporan keuangan auditan dan non-auditan

f)    Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang berlaku kompleks, atau kedua-

duanya.

2.5 Teknik-Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik

Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik,

yaitu:

1. Akuntansi Anggaran

Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah

yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry).

Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi

sektor publik, khususnya pemerintah, yang mencatat dan menyajikan akun operasi

dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang

dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut

direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian

menunjukan jumlan anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran

dapat membandingkan secara sistematik dan continue jumlah anggaran dengan realisasi

anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menekan peran anggaran dalam siklus

perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.

Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran

dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi

10

Page 11: Isi asp

apabila terdapat varians (selisih). Namun, akuntansi anggaran lebih menekankan pada

bentuk dari akun-akun keuangan bukan content dari akun itu sendiri.

Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat

kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun-akun yang ada

menunjukan pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukan pendapatan dan

biaya dianggarkan.

2. Akuntansi Komitmen

Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan

mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada

saat faktur diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi

komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual.

Akuntansi komitmen terkadang hanya menjadi subsistem dari sistem akuntansi utama

yang dipakai organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi

melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika kas

telah dibayarkan atau diterima, tidak juga ketika faktur diterima atau dikeluarkan, akan

tetapi pada waktu yang lebih awal, yaitu ketika order dikeluarkan atau diterima.

Tujuan utama dari akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar

manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran

yang telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah

dikeluarkan. Dengan menerima atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat

dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit). Tentu saja manajer yang teliti

akan tahu bahwa akun-akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana

faktur belum diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak

melakukan pemborosan anggaran (over-commit the budget).

Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima

yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.

Meskipun akuntansi komitment dapat memperbaiki pengendalian terhadap anggaran,

namun terdapat masalah dalam akun-akun keuangan. Akun yang dicatat hanya

didukung oleh order yang dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum

(legal liability) untuk patuh terhadap order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan

mudah dibatalkan. Hal ini menjadikan sulit untuk mengakui biaya-biaya untuk periode

11

Page 12: Isi asp

akuntansi yang bersangkutan yang mana hanya mendasarkan pada order yang

dikeluarkan.

3. Akuntansi Dana

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian

sumberdana dan alokasi dana. Penggunaan dana peran anggaran sangat penting dalam

organisasi sektor publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian

“dana (fund)” dimaknai sebagai dana kas (cash fund). Tiap-tiap dana tersebut harus

ditempatkan pada laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus

diambilkan dari dari satu laci dan tagihan lain dari laci yang lainnya. Namun saat ini,

“dana” dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk

sumber daya non’kas dan utang diperhitungkan di dalamnya.

Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1974) untuk tujuan

organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi dengan

perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Dimana kelemahan tersebut adalah,

pertama perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan dibanding

dengan perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas). Kedua, adanya kesalahan

dalam memahami makna entitas. Berdasarkan kedua kelemahan tersebut Vatter

berpendapat bahwa  reporting unit harus diperlakukan sebagai dana  (fund) dan

organisasi harus dilihat sebagai satu dana atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti jika

suatu organisasi dilihat sebagai suatu rangkaian dana (series of fund), maka laporan

keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan (konsolidasi) dari laporan

keuangan daba yang menjadi bagian organisasi.

Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana,

memperlakukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan

entitas anngaran (budget entity) yang berdiri sendiri. Penggunaan akuntansi dana

merupakan salah satu perbedaan utama antara akuntansi pemerintahan dengan

akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik

dibelanjakan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan apabila

terdapat otorisasi dari dewan legislatif, atau karena tuntutan peraturan perundangan.

Sistem akuntansi dana adalah metoda akuntansi yang menekankan pada pelaporan

permanfaatan dana, bukan pelaporan organisasi itu sendiri.

12

Page 13: Isi asp

Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu:

Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund)

Digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo

dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis

akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan (governmental funds).

Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund)

Untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifat

mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada orgnaisasi bisnis (proprietaryfunds).

4. Akuntansi Kas

Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran

dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan  cash basis adalah mencerminkan pengeluaran

yang aktual, riil dan objektif. Namun demikian, GAAP tidak menganjurkan pencatatan

dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.

Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan, program, atau

aktivitas tidak dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman

akan dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal

tersebut, kebanyakan sistem akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja, akan tetapi

juga aktiva dan utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian,

koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu,

obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan

tidak tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan

dicatat lebih (overstated). Hal tersebut dapat menyebabkan pemborosan anggaran

(unwise expenditureatau overspending).

5. Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual dianggap lebih baik dari pada akuntansi kas. Teknik akuntansi

berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat

dipercaya, lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan

ekonomi, sosial, dan politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara proprietary

fund (full accrual) dengan governmental fund (modifiet accrual)  karena biaya

(expense) diukur dalam  proprietary fund, sedangkan expenditure difokusnya

13

Page 14: Isi asp

pada general fund. Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama

periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan

dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena governmental fund tidak memiliki

catatan modal dan utang (dicatat atau dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang

jangka panjang), expenditure yang diukur bukan expense.

Berbeda dengan governmental fund, yang menjadi kepentingan proprietary fund dan

juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan untuk

mencatat revenue ketika diperoleh (earned) dan biaya (expense) pada saat terjadi

(incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan

pembayaran dilakukan.

Pada governmental fund, hendaknya digunakan modofiet accrual basis.

Expenditure di-accued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas basis, yaitu pada saat

diterima, bukan ketika diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPH, dan fee (retrtibusi)

dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu penegcualian adalah property tax (PBB)

yang di-accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti.

Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah

untuk menentukan cost of services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui

besarnya biasa yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan

harga pelayanan yang dibebankan kepada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan

pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang digunakan untuk mengetahui

dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan (proper macthing cost

againts revenue). Perbedaan ini disebabkan karena pada sektor swasta orientasi lebih

difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam

sektor publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayan publik (public service

oriented).

Perbedaan anatara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual dapat

dilihat sebagai berikut:

1. Basis kas : Penerimaan kas – pengeluaran kas = perubahan kas

2. Basis akrual : Pendapatan (income) – biaya = laba/rugi (surplus/defisit)

3. Pendapatan (income) : penerimaan kas selama satu periode akuntansi – saldo

awal piutang + saldo akhir piutang

14

Page 15: Isi asp

4. Biaya : kas yang dibayarkan selama satu periode – saldo awal utang + saldo

akhir utang.

Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk

mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh

karena itu, dengan sistem akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh

(earned) atau terjadi (incurred), tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau

dikeluarkan.

Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik dilingkungan mereka,

terutama perubahan dari cash basis menjadi accrual basis. New Zealand merupakan

contoh negara yang sukses menerapkan sistem accrual basis yang sudah dilakukan

sejak tahun 1991. Sistem akuntansi yang diterapkan di negara ini telah mampu

memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan informasi yang lebih

konprehensif dibandingkan dengan sistem cash basis dalam hal kuantitas dan

kualitasnya. Tujuan pengenalan accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi

transparansi yang lebih besar pada organisasi pemerintah dan meningkatkan efisiensi

dan efekstivitas. Sementara itu, beberapa negara Uni Eropa lainya masih

mengendalikan pengeluarannya dengan menggunakan cash basis.

Namun, beberapa kasus menunjukan bahwa reformasi ke arah accrual basis ternyata

tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus yang terjadi di Italia menunjukkan

bahwa pengenalan terhadap accrual basis memberikan kontribusi yang kurang

signifikan terhadap transparansi, efisiensi, dan efektivitas organisasi publik di negara

tersebut. Perubahan dari cash basis menjadi accrual basis memang tidak dapat

dilakukan secara terburu-buru. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap

berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor

sosiologi masyarakat negara tersebut (Yamamoto, 1997).

Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive.

Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan

teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi

yang berbeda-beda, bahkan dapat menggunakan kelima teknik tersebut secara bersama-sama.

Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen satu dengan yang lainnya karena

adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal pengakuan

15

Page 16: Isi asp

pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada

saat barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.

Single Entry and Double Entry

Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama

demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntunan

diciptakannya good governance yang berarti tuntunan adanya transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan keuangan organisasi sektor publik, perubahan dari sistem single

entry meenjadi double entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan. Hal

tersebut dikarenakan penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang

komprehensif dan mencerminkan kinerja sesungguhnya. Single entry memang relatif mudah

dan sederhana, akan tetapi alasan semi kemudahan dan kepraktisan menjadi tidak relevan

lagi.

Sementara itu, pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan

untuk menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini

merupakan faktor utama untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan sistem double entry, maka dapat dilakukan

pengukuran kinerja secara lebih cepat.

16

Page 17: Isi asp

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah pemberian laporan keuangan kepada

pihak eksternal organisasi.

2. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan handal terdapat

beberapa kendala (constraint), yaitu: objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat

waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialitas.

3. Teknik akuntani keuangan yang dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik untuk

memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan adalah akuntansi anggaran, akuntansi

komtmen, akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi dana. Kelima teknik tersebut

tidak bersifat mutually exclusive.

4. GASB merekomendasikan untuk tidak lagi menggunakan akuntansi kas dan

menggantinya dengan sistem akuntansi dana.

17

Page 18: Isi asp

DAFTAR PUSTAKA

http://nefendi01.blogspot.co.id/2013/12/akuntansi-pemerintahan-teknik-akuntansi.html

Mardiasmo.2009.Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta:Penerbit ANDI.

18