isbn 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · pdf fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ......

146
ISBN 978-602-70112-1-2 KONSEP KOTA EKOLOGIS SEBAGAI KOTA EKONOMIS YANG BERKELANJUTAN Kajian Infrastruktur Kota Emirhadi Suganda Sylvira Ananda Henita Rahmayanti Universitas Indonesia–Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Lingkungan Jakarta

Upload: vuongdang

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

ISBN 978-602-70112-1-2

KONSEP KOTA EKOLOGIS

SEBAGAI KOTA EKONOMIS YANG

BERKELANJUTAN Kajian Infrastruktur Kota

Emirhadi Suganda

Sylvira Ananda

Henita Rahmayanti

Universitas Indonesia–Program Pascasarjana

Program Studi Ilmu Lingkungan

Jakarta

Page 2: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

Penyusun: Prof. Dr. Emirhadi Suganda, MSi. Dr. Sylvira Ananda, MSi. Dr. Henita Rahmayanti, MSi. Sampul dan Tata Letak : Sylvira Ananda Henita Rahmayanti Editor : Mido Rihibiha Diterbitkan : Universitas Indonesia-Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Lingkungan, Desember 2014 Alamat Penerbit: Universitas Indonesia-Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Lingkungan Gedung C Lantai 5 Jalan Salemba Raya No 4 Jakarta 10430 Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis Isi di luar tanggung jawab percetakan Cetakan Pertama : Desember 2014 ISBN 978-602-70112-1-2

Page 3: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

i

Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku dengan judul:

Konsep Kota Ekologis Sebagai Kota Ekonomis yang Berkelanjutan: Kajian Infrastruktur Kota.

Buku ini membahas mengenai perkembangan suatu

kota dipengaruhi oleh perkembangan dan kebijakan

ekonomi, hal ini disebabkan karena perkembangan kota

pada dasarnya adalah wujud fisik perkembangan

ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan kota, yaitu: faktor penduduk, faktor sosial

ekonomi dan faktor sosial budaya. Kota Ekologis

sebagai kota ekonomis adalah pendekatan untuk

mengintegrasikan pembangunan perkotaan yang

mensinergikan ekologi dan ekonomi. Kota yang

berkelanjutan (sustainable city) diartikan sebagai kota

yang direncanakan dengan mempertimbangkan dampak

lingkungan yang didukung oleh warga kota yang

memiliki kepedulian dan tanggung-jawab dalam

penghematan sumberdaya pangan, air, dan energi;

mengupayakan pemanfaatan sumberdaya alam terbarukan;

Page 4: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

ii

dan mengurangi pencemaran terhadap lingkungan.

Sesuai dengan karakteristik suatu kota, maka

pembangunan kota berkelanjutan dapat diartikan

sebagai upaya terus-menerus untuk meningkatkan

kualitas kehidupan warga kota melalui peningkatan

produktivitas di sektor sekunder dan tersier dan

penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang layak

dengan mempertimbangkan dampak invasi dan

intensifikasi kawasan terbangun terhadap kerusakan

lingkungan kota serta mensyaratkan keterlibatan yang

tinggi dari warga kota terhadap upaya penghematan

konsumsi sumberdaya alam dan pengendalian

penurunan kualitas lingkungan.

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan Penerbit Universitas Indonesia, Program

Pascasarjana, Program Studi Ilmu Lingkungan. Kami

menyadari bahwa buku ini belum sempurna, mohon

maaf sekiranya terdapat kesalahan dan kekurangan

dalam penulisan buku ini.

Jakarta, Desember 2014 Tim Penyusun

Page 5: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

iii

DAFTAR ISI

1. Konsep dan Pertumbuhan kota 1 1.1 Konsep Kota 1 1.2. Pertumbuhan Kota 4 1.3. Konsep Penataan Ruang Kota 8 1.4. Konsep Daya Dukung Lingkungan 16 1.5. Konsep Kota Ekologis dan Ekonomis 21

2. Fungsi Kota Sebagai Kota Ekologis dan Ekonomis 34

2.1. Fungsi Kota Sebagai Kota Ekologis dan Ekonomis 34 2.2. Indikator Kota Ekologis dan ekonomis 64 2.3. Konsep Keberlanjutan Kota 69 2.4. Keberlanjutan Kota Ekologis & Ekonomis 91

3. Optimalisaasi Keberlanjutan Kota ekologis

dan Ekonomis 102 3.1. Keberlanjutan Kota Ekologis dan Ekonomis 102 3.2. Pendidikan Masyarakat kota yang Berkelanjutan 111

4. Kesimpulan 127

DAFTAR PUSTAKA 137

Page 6: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur
Page 7: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

1

1. KONSEP DAN PERTUMBUHAN KOTA

1.1. Konsep Kota

Pertumbuhan dan perkembangan kota pada prinsipnya

menggambarkan proses berkembangnya suatu kota.

Pertumbuhan kota mengacu pada pengertian secara

kuantitas, yang dalam hal ini diindikasikan oleh besaran

faktor produksi yang dipergunakan oleh sistem ekonomi

kota tersebut. Semakin besar produksi berarti ada

peningkatan permintaan yang meningkat, sedangkan

perkembangan kota mengacu pada kualitas, yaitu

proses menuju suatu keadaan yang bersifat

pematangan. Indikasi ini dapat dilihat pada struktur

kegiatan perekonomian dari primer ke sekunder atau

tersier. Secara umum kota akan mengalami

pertumbuhan dan perkembangan melalui keterlibatan

aktivitas sumber daya manusia berupa peningkatan

jumlah penduduk dan sumber daya alam dalam kota

yang bersangkutan.

Perkembangan suatu kota juga dipengaruhi oleh

Page 8: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

2

perkembangan dan kebijakan ekonomi, hal ini

disebabkan karena perkembangan kota pada dasarnya

adalah wujud fisik perkembangan ekonomi. Kegiatan

sekunder dan tersier seperti manufaktur dan jasa-jasa

cenderung untuk berlokasi di kota-kota karena faktor

“urbanization economics” yang diartikan sebagai

kekuatan yang mendorong kegiatan usaha untuk

berlokasi di kota sebagai pusat pasar, tenaga kerja ahli,

dan sebagainya. Pemahaman tentang pertumbuhan

kota dapat menjadi dasar pemikiran dalam penataan

ruang.

Konsep-konsep pengembangan wilayah kaitannya

dengan upaya optimalisasi fungsi lahan pertumbuhan

dan perkembangan wilayah kota dimasa yang akan

datang cenderung terus berkembang baik secara

demografis, fisik, bahkan spasial. Laju pertumbuhan

penduduk, tingkat kepadatan, tingkat ketersebaran

fasilitas pelayanan umum dan potensi lahan secara

keseluruhan menjadi penggerak utama terjadinya

ekspansi pemanfaatan lahan dan perubahan dalam

struktur internal wilayah kota.

Terkait dengan hal tersebut di atas, lahirnya konsep-

Page 9: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

3

konsep pengembangan wilayah tidak dapat dilepaskan

dari berbagai teori tentang lokasi dan teori-teori lokasi.

Pada dasarnya adalah upaya untuk mengoptimalkan

fungsi lahan pada suatu wilayah tertentu. Untuk kondisi

saat ini, dimensi lokasi tidak hanya terkait dengan

masalah ruang (space ), jarak (distance), dan waktu

(time), tetapi juga dimensi geografis (topografi, hidrologi)

dan landsekap ekonomi (economic land scape)

sebagai variabel tambahan yang signifikan dalam

kerangka teori pembangunan. Bahkan beberapa lokasi

yang memiliki keunggulan komparatif seringkali di

asosiasikan sebagai suatu keunggulan alamiah,

misalnya iklim, tanah, air, dan kondisi topografi

cenderung melibatkan masukan faktor produksi,

kelembagaan dan kenikmatan yang diinginkan untuk

mendukung kenyamanan iklim berinvestasi (Barlowe,

1986). Dimensi lokasi dalam pengembangan wilayah

baik dalam skala nasional, regional, maupun lokal harus

dipertimbangkan dengan matang agar tercipta efisiensi

dan efektifitas dalam proses pengimplementasiannya.

Von Tunnen dalam Adisasmita (1982)

mengintroduksikan teori lokasi dengan mengembangkan

Page 10: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

4

hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang

(spatial location) dan pola penggunaan lahan (land use).

Inti pembahasannya adalah mengenai pemilihan lokasi

dan spesialisasi sector pertanian. Dituliskan bahwa pola

penggunaan lahan untuk masing-masing segmen

kegiatan dalam suatu wilayah akan mempengaruhi arah

dan fungsi pengembangannya, sewa lahan akan

semakin tinggi jika jarak dengan pasar mengecil (dekat),

dan demikian sebaliknya.

1.2. Pertumbuhan Kota

Dalam hubungannya dengan pertumbuhan kota, teori

tempat sentral (central place theory) yang diperkenalkan

oleh Christaller dalam Adisasmita (1982) menyatakan

bahwa setiap pusat pasar yang telah berkembang

memiliki batas-batas pengaruh tertentu bagi wilayah

komplementernya, yang kemudian akan membentuk

hirarki pusat secara vertikal. Pusat hirarki selanjutnya

akan mensuplai barang-barang dan jasa-jasa sentral

seperti jasa perdagangan, perbankan, profesional,

pendidikan, pemerintahan. Suplai dari jasa-jasa ini

bergantung pada ambang permintaan (demand

Page 11: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

5

threshold) yaitu tingkat permintaan minimum yang

diperlukan untuk mendukung pelayanan jasa; dan

lingkup permintaan (demand range) yaitu batas-batas

luar (jarak) dari wilayah pasar yang ditempuh oleh

penduduk untuk memperoleh pelayanan jasa sentral

(Sumaatmadja,1988).

Jika teori tempat sentral tidak menjelaskan pola geografi

secara gradual dan bagaimana pola tersebut mengalami

perubahan secara struktural, maka teori „kutub

pertumbuhan‟ seperti yang diperkenalkan oleh Francois

Perroux (1955) menjelaskan mengenai pertumbuhan

struktur ekonomi suatu wilayah yang terjadi

melalui kutub-kutub pertumbuhan yang ada di wilayah

tersebut. Kutub pertumbuhan ini merupakan lokasi yang

memiliki kegiatan Propulsive Industries (industri

penggerak), dan kegiatan Leading Industries (industri

andalan). Interaksi antar industri tersebut mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi keseluruhan wilayah

(Richardson, 1969). Dalam konteks pembangunan

daerah, teori kutub pertumbuhan diharapkan dapat

menjamin tingkat ketersebaran fasilitas pelayanan

umum pada kutub-kutub yang telah ditentukan sesuai

Page 12: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

6

dengan potensi dan tingkat kesesuaian lahan yang ada,

secara gradual dapat menciptakan interaksi yang

sinergis baik dalam skala intraregion maupun interregion

sehingga dalam keseimbangan jangka panjang tidak

hanya kegiatan industri penggerak dan industri andalan

dalam pengertian menghasilkan barang dan jasa

(faktor ekonomi) yang dapat mengalami pertumbuhan,

tetapi juga kegiatan penunjang lainnya seperti

perumahan, dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk

mendekatkan diri dengan lokasi tempatnya bekerja. Jika

suatu kutub (kota) telah berkembang luas, dan

cenderung berkembang secara amorf (tanpa bentuk),

maka kota akan berkembang dengan hubungan antar

kutub (Constelation pattern), yaitu kota yang membentuk

kota satelit yang pada dasarnya merupakan

pengembangan dari konsep Garden City (Howard; 1898)

yang bertujuan untuk menghidupkan daerah pinggiran

kota sebagai bagian dari kota Boudeville dalam

Adisasmita (1982), berupaya menyempurnakan

pendapat Perroux dan memasukkan unsur geografis

dalam aspek tata ruang. Boudeville mengelompokkan

tata ruang geografis pada pembangunan dalam arti

Page 13: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

7

fungsional, sedangkan terjadinya efek penghamburan

(difusi) pembangunan pada tata ruang geografis

diterapkan dalam tata ruang melalui tipe transformasi.

Artinya bahwa pola ketertarikan (polarisasi) tidak dilihat

sebagai ketergantungan daerah belakang terhadap

daerah yang ada didepannya, tetapi bagaimana

menciptakan keterkaitan fungsional diantara keduanya

secara sinergis. Pengembangan wilayah dimungkinkan

oleh adanya pertumbuhan modal yang bertumpu pada

pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya

alamnya. Pengembangan kedua sumber daya tersebut

berlangsung sedemikian sehingga „arus barang‟

dianggap sebagai salah satu fenomena ekonomi yang

paling dominan, karena merupakan wujud fisik

perdagangan antar daerah, antar pulau, ataupun antar

negara melalui jasa distribusi. Jasa distribusi merupakan

kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia

dan pembangunan secara fisik, terutama jika ditinjau

pengaruhnya dalam penentuan lokasi, pengelompokan

kegiatan usaha dalam satu tempat, demikian pula

fungsinya dalam proses berkembangnya suatu wilayah.

Page 14: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

8

1.3. KONSEP PENATAAN RUANG KOTA

Konsep penataan ruang kota pada dasarnya merupakan

penjabaran konsep kota dalam dimensi spasial. Konsep

penataan ruang kota dirumuskan berdasarkan pada

pemahaman kota sebagai sebuah ekosistem yang

merupakan integrasi antara ekosistem alam, ekosistem

buatan dan ekosistem sosial yang saling berinteraksi.

Dalam ekosistem kota, selain aktivitas manusia berupa

aktivitas ekonomi, sosial budaya juga berlangsung

prodes-proses alam/ekologis yang diperlukan untuk

mendukung berlangsungnya kedua aktivitas manusia

tersebut. Berdasarkan pemahaman tersebut maka

penataan ruang kota secara harmonis mengatur alokasi

kebutuhan ruang-ruang sebagai berikut

1. Ruang untuk berlangsungnya fungsi ekologis

(ecological fungtions) yaotu proses fisik, kimia dan

biologis yang berperan untuk memelihara

keseimbangan ekosistem alam serta menyediakan

sistem penunjang kehidupan seperti air, udara dan

tanah.

Page 15: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

9

2. Ruang untuk berlangsungnya fungsi ekonomi, yaitu

semua fungsi yang berkaitan dengan aktivitas

produksi untuk menunjang terwujudnya pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan penduduk. Termasuk

dalam ruang ekonomi adalah kawasan budidaya

seperti kawasan pertanian, kawasan industri dan

komersil.

3. Ruang untuk berlangsungnya fungsi sosial budaya,

yaitu semua fungsi yang berkaitan dengan upaya

untuk mewujudkan pemerataan dana keadilan sosial

(equality), serta menumbuhkan sense of community

sense of place dan patisipasi masyarakat dalam

pembangunan kota. Meliputi kawasan pemukiman,

ruang terbuka untuk publik, dan kawasan bernilai

sejarah (urban heritage).

Perencanaan tata ruang (spatial planning)

merupakan metode yang digunakan untuk mengatur

penyebaran penduduk dan aktivitas dalam ruang yang

skalanya bervariasi. Perencanaan tata ruang terdiri dari

semua tingkat penatagunaan tanah, termasuk

perencanaan kota, perencanaan regional, perencanaan

lingkungan, rencana tata ruang nasional. Salah satu

Page 16: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

10

definisi awal perencanaan tata ruang diambil dari

European Regional/Spatial Planning Charter (disebut

juga Torremolinos Charter), yang diadopsi pada

tahun 1983 oleh Konferensi Menteri Eropa yang

bertanggung jawab atas Regional Planning (CEMAT),

yang berbunyi: "perencanaan tata ruang memberikan

ekspresi geografis terhadap kebijakan-kebijakan

ekonomi, sosial, budaya, dan ekologis. Perencanaan

tata ruang juga merupakan sebuah ilmu ilmiah, teknik

administrasi, dan kebijakan, yang dikembangkan

sebagai pendekatan lengkap dan antar-ilmu, yang

diarahkan kepada pengembangan regional dan

organisasi fisik terhadap sebuah strategi utama."

Di Indonesia konsep perencanaan tata ruang

mempunyai kaitan erat dengan konsep pengembangan

wilayah. Konsep pengembangan wilayah telah

dikembangkan antara lain oleh Sutami pada era 1970-

an, dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

yang intensif akan mampu mempercepat terjadinya

pengembangan wilayah, juga Poernomosidhi (era

transisi) memberikan kontribusi lahirnya konsep hirarki

kota-kota yang hirarki prasarana jalan melalui Orde

Page 17: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

11

Kota. Selanjutnya Ruslan Diwiryo (era 1980-an) yang

memperkenalkan konsep pola dan struktur ruang yang

bahkan menjadi inspirasi utama bagi lahirnya UU No.

24/1992 tentang penataan ruang. Pada era 90-an,

konsep pengembangan wilayah mulai diarahkan untuk

mengatasi kesenjangan wilayah, misal antara KTI dan

KBI, antar kawasan dalam wilayah pulau, maupun

antara kawasan perkotaan dan perdesaan.

Perkembangan terakhir pada awal abad millenium,

bahkan, mengarahkan konsep pengembangan wilayah

sebagai alat untuk mewujudkan integrasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan

sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam

proses perencanaan penataan ruang. Konsep dasar

hukum penataan ruang terdapat dalam pembukaan

Undang – Undang Dasar 1945 aliniea ke-4, yang

menyatakan “melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia”.

Selanjutnya, dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang

Page 18: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

12

Dasar 1945 menyatakan “bumi dan air dan kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara

dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat”.

Ketentuan tersebut memberikan “hak penguasaan

kepada negara atas seluruh sumber daya alam

Indonesia, dan memberikan kewajiban kepada negara

untuk menggunakan sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat.” Kalimat tersebut mengandung

makna, negara mempunyai kewenangan untuk

melakukan pengelolaan, mengambil dan memanfaatkan

sumber daya alam guna terlaksananya kesejahteraan

yang dikehendaki. Untuk dapat mewujudkan tujuan

negara tersebut, khususnya untuk meningkatkan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa berarti negara harus dapat melaksanakan

pembangunan sebagai penunjang dalam tercapainya

tujuan tersebut dengan suatu perencanaan yang cermat

dan terarah. Apabila kita cermati secara seksama,

kekayaan alam yang ada dan dimiliki oleh negara, yang

kesemuanya itu memiliki suatu nilai ekonomis, maka

Page 19: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

13

dalam pemanfaatannya harus diatur dan dikembangkan

dalam pola tata ruang yang terkoordinasi, sehingga tidak

akan adanya perusakan dalam lingkungan hidup.

Upaya perencanaan pelaksanaan tata ruang yang

bijaksana adalah kunci dalam pelaksanaan tata ruang

agar tidak merusak lingkungan hidup, dalam konteks

penguasaan Negara atas dasar sumber daya alam,

melekat di dalam kewajiban negara untuk melindungi,

melestarikan dan memulihkan lingkungan hidup secara

utuh. Artinya, aktivitas pembangunan yang dihasilkan

dari perencanaan tata ruang pada umumnya bernuansa

pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak

lingkungan. Selanjutnya, dalam mengomentari konsep

Roscoe Pound, Mochtar Koesoemaatmadja

mengemukakan bahwa hukum haruslah menjadi sarana

pembangunan. Disini berarti hukum harus mendorong

proses modernisasi, artinya bahwa hukum yang dibuat

haruslah sesuai dengan cita-cita keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Page 20: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

14

Sejalan dengan fungsi tersebut, maka pembentuk

undang-undang mengenai penataan ruang. Untuk lebih

mengoptimalisasikan konsep penataan ruang, maka

peraturan perundang-undangan telah banyak diterbitkan

oleh pihak pemerintah, dimana salah satu peraturan

perundang-undangan yang mengatur penataan ruang

adalah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, yang merupakan undang-undang

pokok yang mengatur tentang pelaksanaan penataan

ruang. Penataan ruang dengan demikian merupakan

serangkaian prosedur yang diikuti secara konsisten

sebagai satu kesatuan, yaitu kegiatan perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang. Selain itu, perlu dilakukan kegiatan

peninjauan kembali secara berkala dengan

memanfaatkan informasi yang diperoleh dari proses

pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas

perizinan, pengawasan (pelaporan, pemantauan, dan

evaluasi) dan penertiban. Pengendalian dilakukan

secara rutin, baik oleh perangkat Pemerintah Daerah,

masyarakat, atau keduanya.

Page 21: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

15

Pengendalian pemanfataan ruang didasarkan pada

prinsip-prinsip pendekatan yang didasarkan pada

ketentuan perundang-undangan (legalistic approach)

dengan menerapkan pendekatan yang lebih luwes

dimana prinsip keberlanjutan (suistainability) merupakan

acuan utama. Untuk mewujudkan pengendalian

pemanfaatan ruang yang efektif diperlukan

pertimbangan yang bersifat multi dan lintas sektoral.

Gambar 1.1 Metodologi Perencanaan Tata Ruang

Page 22: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

16

1.4. KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan

lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan

manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya

dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara

mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber

daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk

yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup.

Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat

dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya

yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan.

Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan

menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan

ruang yang sesuai.

Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua)

komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive

capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative

capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung

lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan

sumber daya alam, terutama berkaitan dengan

kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan

Page 23: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

17

akan lahan dan air dalam suatu ruang/wilayah. Oleh

karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada

kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan

dan air, penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam

pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan,

yaitu:

a. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.

b. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan

lahan.

c. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai

dengan kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya,

alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan

kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan

dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah

menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan

air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil

penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan

acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah.

Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat

Page 24: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

18

dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif,

penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan

aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi

pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya

memperhatikan kerja sama antar daerah.

Gambar 1.2 Konsep Daya Dukung Lingkungan

Menurut UU.No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain.

Page 25: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

19

Pengertian (konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung

Lingkungan Menurut UU no 23/ 1997, daya dukung

lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup

untuk mendukung peri-kehidupan manusia, makhluk

hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. Menurut

Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada

hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah,

yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang

dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan

waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya

dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua)

komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive

capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative

capacity).

Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup

manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas

area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan

manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan

manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint).

Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui

tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan,

Page 26: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

20

kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan

dengan luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara

jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini

kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan

tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity

atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian

kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan

makhluk hidup secara optimum dalam periode waktu

yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula

diartikan kemampuan lingkungan memberikan

kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi

penduduk yang mendiami suatu kawasan.

Definisi Daya Dukung Lingkungan/Carrying Capacity:

1. Jumlah organisme atau spesies khusus secara

maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh

suatu lingkungan

2. Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada

suatu lingkungan dalam periode jangka panjang

tampa membahayakan lingkungan tersebut

3. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung

Page 27: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

21

oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan

tersebut

4. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus

yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa

merusak lingkungan tersebut

5. Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran

populasi dari suatu kelompok manusia dibawah

angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas

angka yang diperkirakan untuk menurun disebabkan

oleh kekurangan sumber daya. Kapasitas pembawa

akan berbeda untuk tiap kelompok manusia dalam

sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh

jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari

masing-masing lingkungan tempat tinggal tersebut.

1.5. KONSEP KOTA EKOLOGIS DAN EKONOMIS

1.5.1. Konsep Kota Ekologis

Penataan ruang suatu perkotaan mulai memasukkan

konsep ekologis sebagai pertimbangan dalam

menjadikan kota mandiri, walaupun menghubungkan

antara kota dengan ekologi. Pada saat ini kota terkesan

Page 28: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

22

tidak mandiri, bersifat parasitik, banyak tergantung pada

desa dalam hal pemenuhan sumberdaya alam untuk

konsumsi dan pembuangan sampah perkotaan. Hal ini

dapat menunjukkan ketidakberlanjutan kota, untuk itu

kota perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut

(Argo, 2001 dan Samiadji, 2001):

1. Memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara

efisien, baik yang berada di pinggiran kota maupun di

kabupaten di luar kota. Jika sumberdaya alam itu

tersedia di luar perkotaan perlu dilakukan kerja sama

antar daerah untuk mempertahankan keberlanjutan.

Untuk itu pula kawasan sumberdaya alam ini perlu

dikontrol pembangunannya.

2. Memanfaatkan ruang kota sebagai sumberdaya alam

kota yang memiliki tiga nilai (Chaoin, 1957) yaitu:

a. Nilai ekonomi: fungsi ekonomi ruang kota dapat

diperoleh dari perdagangan, penyewaan ruang

kota, dan lain-lain

b. Nilai lingkungan: memanfaatkan ruang kota

sebagai daya dukung dan daya tampung sehingga

terjadi keseimbangan dan keharmonisan antara

lingkungan alam dan lingkungan buatan untuk

Page 29: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

23

menghindari terjadinya bencana alam, seperti

banjir, longsor, dan sebagainya

c. Nilai kepentingan umum: ruang kota digunakan

untuk fasilitas masyarakat umum, seperti jalan,

taman, bahkan memungkinkan untuk

berkembangnya demokrasi yang adil dan merata.

3. Kegiatan kota diusahakan dalam skala kecil untuk

mengurangi eksploitasi yang tinggi.

4. Meminimasikan pergerakan dan diupayakan sifatnya

lokal dalam kota itu sendiri.

5.Untuk mengembangkan konsep keberlanjutan dalam

penataan ruang kota, terdapat beberapa format yang

berbeda di tiap negara. Indonesia menggunakan

konsep land use planning sebagaimana tercantum

dalam UU 24/1992 dalam rangka menahan tekanan

urbanisasi. misalnya, memasukkan urban promotion

area dalam land use planning-nya serta adanya urban

development project yang terdiri dari land readjustment

project, urban redevelopment project, new residential

area development project, dan sebagainya (Bambang,

2001).

Konsep-konsep kota yang lain juga ditawarkan oleh ahli

Page 30: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

24

ekologi perkotaan modern. Kota dianggap sebagai satu

kesatuan sehingga muncullah konsep-konsep kota yang

ekologis sebagai berikut (Argo, 2001):

1. Compact city. Konsep yang dikenal di Jerman ini

meminimalkan penggunaan ruang kota sehingga

memudahkan pergerakan penduduknya dari suatu

lokasi ke lokasi lain dengan berjalan kaki atau

bersepeda, misalnya. Akibatnya timbul istilah rooftop

garden, ruang terbuka hijau di atap-atap gedung

untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.

2 Eco-city. Berbeda dengan compact city, eco-city lebih

mempertimbangkan interaksi antara manusia dengan

alamnya agar menjadi kreatif. Kota dibangun untuk

memaksimalkan pertukaran (exchange, dari barang,

jasa, emosi, dan lain-lain) dan meminimalkan

pergerakan (traffic). Namun karena pembangunan

kota lebih ditujukan kepada manusia, maka dalam

konsep ini, pergerakan jalan kaki lebih didahulukan

daripada transportasi massa, yang menggunakan

mesin.

Page 31: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

25

3 Bioregional city. Konsep bioregion menekankan pada

pemanfaatan sumberdaya lokal sehingga masyarakat

kota tersebut masih menanam tanaman pangan

sendiri hingga mendistribusikan secara lokal pula.

Hubungan kota dan non-kota memang tidak

dibutuhkan, tetapi sifatnya yang lokal ini menjadikan

kota rentah terhadap pengaruh global.

4 Sustainable city. Aspek penurunan kualitas

lingkungan menjadi faktor penting dalam konsep ini.

Kota berkelanjutan diupayakan dapat menilai

ketergantungan kepada lingkungan alam, sebatas

mana kerusakan lingkungan masih dapat ditolerir.

Meski demikian, sesuai dengan pengertian

berkelanjutan, aspek ekonomi dan sosial pun terkait

erat pada lingkungan.

Kementerian Lingkungan Hidup (2008) menyebutkan

pengertian kota ekologis adalah satu pendekatan

pembangunan kota yang didasarkan atas prinsip-prinsip

ekologis. Pendekatan ini dipilih sebagai jawaban atas

semakin memburuknya kondisi lingkungan kota karena

pendekatan pembangunan yang lebih berorientasi pada

Page 32: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

26

kepentingan ekonomi jangka pendek kota ekologis

mempunyai kesamaan dengan konsepsi kota yang

berkelanjutan, yang menekankan pentingnya

menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi, sosial,

dan lingkungan dalam pembangunan kota. Kota ekologis

juga mempunyai pandangan jauh ke depan, bahwa

pembangunan kota harus mempertimbangkan

keberlanjutan atau masa depan kota. Kota yang

berkelanjutan adalah kota yang bertumpu pada

komunitas yang adil, sehat dan produktif, didukung oleh

lingkungan yang kondusif.

Kota ekologis adalah kota yang efisien dalam

penggunaan sumber daya kota, hal ini dapat dilakukan

dengan menekan penggunaan sumberdaya,

meminimalkan jumlah limbah dan mengurangi air, udara,

tumbuhan, fauna, pantai ataupun danau dengan

komponen buatan (jalan, bangunan, jembatan, dan

jaringan sarana-prasarana kota), bangunan, jembatan,

dan jaringan sarana-prasarana kota).

Pada tataran praktisnya, konsep kota ekologis tadi

diterjemahkan dalam prinsip-prinsip kota ekologis yakni:

Page 33: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

27

a. Mengintegrasikan komponen alam dan buatan

b. Efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya

kota

c. Minimalisasi dan pendaur ulangan limbah

d. Mengurangi ketergantungan terhadap daerah

hinterlandnya

Dalam penjabarannya, kota ekologis dapat dirinci

menjadi komponen-komponen yang membentuk

lingkungan fisik kota. Sebagaimana diagram berikut ini,

terdapat 8 (delapan) komponen pembentuk kota

ekologis yakni:

a. Tanah - tata guna tanah

b. Transportasi

c. Bangunan

d. Ruang terbuka

e. Jaringan prarasana dan limbah

f. Sistem energi

g. Hidrologi

h. Udara, sinar matahari

Ke delapan komponen kota ekologis tersebut saling

terkait dan secara sinergis membentuk lingkungan fisik

Page 34: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

28

kota. Lingkungan fisik kota ini yang memungkinkan

manusia kota tinggal, Sebaliknya, apabila kualitas

lingkungan fisik kota ini buruk, maka akan buruk pula

kualitas kehidupan manusia yang tinggal di kota

tersebut. Suzuki et al, 2010 menjelaskan prinsip kota

ekologis adalah kota yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan warga dan masyarakatnya

melalui perencanaan dan pengelolaan kota terpadu

dengan memanfaatkan sepenuhnya serta melindungi

dan memeliharanya bagi generasi mendatang. Kota

ekologis berupaya agar berfungsi secara harmonis,

begitu juga dengan ekosistem regional dan global yang

melingkupinya. Melalui kepemimpinan, perencanaan,

kebijakan, peraturan, institusi, strategi dan rencana kota

serta strategi investasi jangka panjang, berupaya

menurunkan kerusakan lingkungan, dimana pada saat

yang bersamaan berupaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan perekonomian kota. Kota ekologis juga

belajar dari dan melalui manajemen terpadu serta solusi

perencanaan yang didapat melalui strategi yang efisien

dan terpadu dari ekosistem.

Page 35: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

29

1.5.2. KONSEP KOTA EKONOMIS

Suzuki et al, 2010 menyebutkan prinsip kota ekonomis

adalah kota yang menciptakan nilai-nilai dan peluang

bagi warga, bisnis dan masyarakatnya dengan

menggunakan semua aset tangible dan intangible serta

memungkinkan pruduktivitas, inklusif dan kegiatan

ekonomi yang berkelanjutan. Kota Ekonomis tidak

didefinisikan secara sempit sebagai kota produktif yang

hanya digerakkan oleh satu indikator PDRB saja, tapi

juga menekankan pada keberlanjutan, inovasi, inclusif

dan ketahanan kegiatan perekonomian dalam konteks

sistem nilai dan budaya yang lebih besar.

Sedangkan tiga prinsip entrepreneur city (Idris, 2001)

adalah:

1. berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

2. tetapi pertumbuhan ekonomi harus dilaksanakan

dalam konteks pembangunan berkelanjutan,

3. pertumbuhan ekonomi harus memberikan kontribusi

ke arah peningkatan kualitas hidup dalam semua

sektor kependudukan

Page 36: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

30

Prinsip pembangunan berkelanjutan harus

memperhitungkan dan mengkaji secara seksama biaya

investasi pembangunan berkelanjutan dengan

menghitung dan mempertimbangkan ”operational cost”

setelah pembangunan selesai (Zuzuki, et. all. 1980).

Dengan kata lain, biaya operasi dan pemeliharaan harus

memiliki keberlanjutan sehingga tidak menjadi ”beban”

pada masa yang akan datang. Implikasi dari pendekatan

ini adalah perencanaan program investasi ditentukan

oleh keberlanjutan (sustainability) dari biaya operasi dan

pemeliharaan, terutama dalam pemanfaatan sumber

daya air dan sumber daya energi.

Salah satu tools untuk mengkaji kerangka investasi bagi

pembangunan berkelanjutan adalah dengan

menerapkan Life Cycle Analysis (LCA). LCA adalah

pendekatan holistik terhadap isu-isu lingkungan dan

sosial. Pendekatan ini adalah kunci untuk konsep

pembangunan berkelanjutan. LCA (life cycle analysis,

atau life cycle assesment) adalah alat yang digunakan

dalam menerapkan pemikiran life-cycle untuk

pembangunan dan konstruksi. LCA dapat menghasilkan

Page 37: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

31

informasi penting tentang aliran material dan energi.

LCA dapat digunakan sebagai bagian dari proses desain

terpadu. Prioritas penggunaan aplikasi LCA dalam

pembuatan kebijakan akan bervariasi menurut wilayah

dan pertimbangan ekonomi.

Kumar (2006) menyebutkan bahwa Life Cycle

Assesment terdiri dari suatu model perkotaan dan

'skema penilaian lingkungan binaan' bersama dengan

modul input dan output. Sistem penilaian melibatkan

analisis skenario evaluasi, yang dihasilkan dari skema

evaluasi lingkungan binaan yang memperhitungan

empat indikator:

a. Energi, sebagai indikator konsumsi sumber daya,

b. Ecological footprint, luas lahan yang dibutuhkan untuk

menyediakan sumber daya untuk, dan menyerap

limbah dari pembangunan dan pengoperasian

lingkungan binaan.

c. Pengembalian investasi, digunakan sebagai ukuran

kontribusi ekonomi lingkungan binaan.

d. Kedekatan dengan fasilitas' sebagai ukuran

kesejahteraan sosial,

Page 38: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

32

Menurut EPA (1993), Life Cycle Assesment adalah

suatu pendekatan "cradle-to-grave" untuk menilai

sistem industri. "Cradle-to-grave" dimulai dengan

pengumpulan bahan baku dari bumi untuk

menciptakan produk dan berakhir pada titik ketika

semua bahan dikembalikan ke bumi. LCA

mengevaluasi semua tahapan kehidupan suatu

produk dari perspektif bahwa mereka saling

bergantung, berarti bahwa satu operasi mengarah ke

yang berikutnya. LCA memungkinkan perkiraan

dampak lingkungan kumulatif akibat semua tahapan

dalam siklus hidup produk, termasuk dampak tidak

dipertimbangkan dalam analisis yang lebih tradisional

(misalnya, bahan baku ekstraksi, transportasi bahan,

pembuangan produk akhir, dan yang

sebagainya). Dengan memasukkan dampak seluruh

siklus hidup produk, LCA memberikan pandangan

komprehensif dari aspek lingkungan dari produk

atau proses dengan gambaran yang lebih akurat

dari lingkungan sebenarnya trade-off dalam produk

dan proses seleksi. "Life Cycle" merujuk pada kegiatan

utama dalam perjalanan kehidupan produk dari pabrik,

Page 39: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

33

penggunaan, dan pemeliharaan sampai dengan

pembuangan akhir, termasuk perolehan bahan baku

yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Gambar

2.3 menggambarkan tahap-tahap life cycle yang

mungkin dapat dipertimbangkan dalam LCA dan

input / output yang diukur.

Gambar 1.3. Tahapan dalam Life Cycle

Sumber: EPA, 2003

Page 40: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

34

2. FUNGSI KOTA SEBAGAI KOTA

EKOLOGIS DAN EKONOMIS

2.1. Fungsi Kota Sebagai Kota Ekologis Dan

Ekonomis

Fungsi ekologis yang berlangsung dalam sebuah

ekosistem kota berkaitan dengan kondisi biogeofisik

ekosistem kota tersebut seperti struktur geologi, jenis

tanah dan topografi yang sifatnya cenderung statis,

serta kondisi vegetasi/tutupan lahan yang lebih bersifat

dinamis dan dipengaruhi pula oleh proses yang terjadi di

alam seperti curah hujan, siklus materi dan energi.

Fungsi ekologis tersebut terjadi dalam 3 dimensi ruang

kota yaitu ruang daratan, perairan dan udara, yang

antara lain meliputi.Ruang yang dibutuhkan bagi

kelangsungannya fungsi ekologis untuk memelihara

kelangsungan siklus hidrologi (hydrological cycle) yang

berkaitan dengan aspek konservasi air dan

pencegahan/pengendalian banjir, yang meliputi ruang-

ruang yang dapat meresapkan, menampung dan

mengalirkan air seperti hutan, mangrove, sawah dan

Page 41: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

35

RTH lainnya, sungai/danau/situ dan lahan basah

(wetlands).

Kemampuan ruang ekologis untuk mengkonservasi air

dan mengendalikan banjir selain dipengaruhi oleh

faktor jenis tuutpan lahan diatasnya juga oleh kondisi

struktur geologi, permeabiitas tanah, lereng, bentuk

lahan, geohidrologi dan curah hujan.

1. Ruang yang dibutuhkab bagi kelangsungan ekologis

untuk memelihara kestabilan iklim mikro dan

menyediakan udara yang sehat seperti hutan, RTH

dan ruang udara bebas yang dapat menghasilkan

O2, menyerap pencemaran udara dan memberi

ruang bagi siklus udara. Faktor yang berpengaruh

terhadap berlangsungnya fungsi ekologis adalah

jenis dan kerapatan vegetasi.

2. Ruang yang dibutuhkan bagi berlangsungnya fungsi

ekologis untuk memelihara kestabilan tanah terhadar

terjadinya longsor, erosi seperti hutan yang berfungsi

mengikat tanah dan menahan run off, serta sawah,

sungai dan danau/situ sebagai ruang penampung

dan mengalirkan air.

Page 42: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

36

3. Ruang yang dibutuhkan bagi berlangsungnya fungsi

ekologis yang berkaitan dengan natural assimilative

capacity terhadap pencemaran, khususnya oleh

limbah organik, seperti DAS, ekosistem mangrove

dan lahan basah.

4. Ruang yang dibutuhkab bagi berlangsungnya fungsi

ekologis yang berkaitan dengan penyediaan habitat

bagi keanekaragaman hayati seperti hutan, sawah,

ekosistem pantai, perairan laut, sungai dan

danau/situ.

Ekosistem kota yang selalu berkembang, tidak dapat

menghindari perubahan ekosistem alam yang terjadi,

perlu diingat bahwa fungsi ekologis dalam ekosistem

tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya bila

pemanfaatan ekosistem alam telah melebihi daya

dukungnya. Dengan demikian manusia sebagai pelaku

perubahan memiliki peran sentral dalam mengarahkan

perubahan pada tingkat dimana ekosistem alam masih

dapat mendukungnya sehingga fungsi-fungsi ekologis

dapat berlangsung secara berkelanjutan. Keberlanjutan

fungsi ekologis dalam ekosistem kota berperan penting

Page 43: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

37

bagi kelangsungan ekosistem kota tersebut, termasuk

kelangsungan kehidupan yang ada di dalamnya. Bila

fungsi ekologis terganggu maka terganggu pula

keseimbangan ekosistem kota serta kelangsungan

kehidupan kota. Karena pola pemanfaatan ruang kota

memiliki [pengaruh yang signifikan terhadap

keberlanjutan fungsi ekologis kota, maka untuk

menjaga keberlanjutan fungsi ekologis diperlukan

pendekatan konservasi ruang yang memeiliki fungsi

ekologis serta batasan dalam pemanfaatan ruang kota,

dimana aspek ekologis sebagai faktor pembatas itu

sendiri.

Kota Ekologis sebagai kota ekonomis adalah

pendekatan untuk mengintegrasikan pembangunan

perkotaan yang mensinergikan ekologi dan ekonomi.

Menurut Suzuki, et al, 2010, ada empat hal yang

ditetapkan sebagai prinsip kota ekologis sebagai kota

ekonomis.

Prinsip Pertama, dilakukan dengan pendekatan “City

Based“, dalam kaitan ini, setiap upaya pembangunan

perkotaan harus didasarkan melalui proses “bottom-

Page 44: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

38

up“. Pembangunan suatu kota dirancang dengan

pendekatan rancangan dari bawah, di Indonesia,

dengan kewenangan otonomi yang sangat besar, hal

ini sudah dilakukan. Semua proses penyusunan

pembangunan perkotaan dilandasi dengan proses

yang bottom-up.

Prinsip kedua adalah kolaborasi, dalam penyusunan

program perkotaan berkelanjutan, kolaborasi mutlak

dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari semua

stakeholder. Prinsip ini sudah lama dilakukan di

Indonesia.

Prinsip ketiga adalah “One system approach“. Pada

pendekatan ini, diharapkan adanya pelaksanaan

pembangunan sebagai satu sistem komprehensif,

untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber

daya. Untuk mendapatkan efisiensi penggunaan

sumber daya (terutama sumber daya alam),

pembangunan perkotaan diharapkan dapat

diintegrasikan dalam sebuah kesatuan sistem

terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam

seperti air dan energi. Salah satu contoh penerapan

”one system approach” adalah dalam suatu kawasan

Page 45: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

39

kota yang merancang pemanfaatan air secara efisien

dengan daur ulang dan diintegrasikan dengan

pemanfaatan energi terbarukan seperti panel surya

atau kincir angin. Penerapan ”one system approach”

tersebut akan menghemat energi dan menghemat air

untuk keberlanjutan lingkungan dan perkotaan.

Prinsip ke empat adalah Investment framework that

values sustainability and resiliency. Pendekatan ini

mengkaji secara seksama biaya investasi

pembangunan berkelanjutan dengan menghitung dan

mempertimbangkan ”operational cost” setelah

pembangunan selesai. Dengan kata lain, biaya operasi

dan pemeliharaan harus memiliki keberlanjutan

sehingga tidak menjadi ”beban” pada masa yang akan

energi. Implikasi dari pendekatan ini adalah

perencanaan program investasi ditentukan oleh

keberlanjutan (sustainability) dari biaya operasi dan

pemeliharaan, terutama dalam pemanfaatan sumber

daya air dan sumber daya energi.

Dalam penjabarannya, kota ekologis dapat dirinci

menjadi komponen-komponen yang membentuk

Page 46: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

40

lingkungan fisik kota. Sebagaimana diagram berikut ini,

terdapat paling tidak 8 (delapan) komponen pembentuk

kota ekologis yakni:

Tanah - tata guna tanah

Transportasi

Bangunan

Ruang terbuka

Jaringan prarasana dan limbah

Sistem energy

Hidrologi

Udara, sinar matahari

Gambar 2.1 Komponen Kota Ekologis

Page 47: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

41

Upaya – upaya penataan ruang kota terdiri dari

beberapa hal, yaitu:

1. Intensifikasi Pemanfaatan Ruang Kota

Intesifikasi pemanfaatan ruang adalah

mengoptimalkan manfaat setiap jengkal ruang kota

untuk engurangi ekspansi ruang kota ke derah

pinggiran yang merupakan kawasan-kawasan

produktif pertanian atau kawasan-kawasan

konservasi. Intensifikasi ruang kota dapat dilakukan

dengan beberapa cara yakni:

Memanfaatkan ruang-ruang kosong dalam kota

Pengaturan pemanfaatan ruang kota untuk lebih

dari satu kegiatan (misalnya: siang untuk ruang

parkir, malamnya untuk pasar kaki-lima)

Pengaturan batas maksimal luasan kapling-

kapling perumahan

2. Mendorong pembangunan bangunan dan rumah

vertikal

Bangunan dan rumah vertikal adalah bangunan

berlantai dua lebih agar lebih menghemat

Page 48: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

42

ruang/tanah kota. Mendorong pembangunan rumah

vertikal harus tetap mempertimbangkan ruang

terbuka kota, khususnya ruang terbuka yang

memungkinkan kegunaannya untuk publik dan

resapan air.

3. Mengembangkan kota yang lebih kompak dan

mengurangi urban sprawl

Urban sprawl adalah fenomena pertumbuhan kota

yang tak terencana, berserak-serak, loncat-loncat di

wilayah pinggiran kota yang umumnya merupakan

kawasan pertanian. Urban sprawl disebabkan karena

pembangunan yang tidak berdasar rencana ruang

kota dan lebih didasarkan atas motip mencari tanah

yang murah dan segera bisa dibangun saja.

Mengembangkan kota yang lebih kompak berarti

mengurangi ekspansi perkembangan kota ke daerah

pinggiran yang tidak teratur dan mengoptimalkan

ruang kota yang ada. Bentuk kota yang kompak juga

akan menghemat biaya dalam pemakaian

infrastruktur, yang berupa jaringan jalan, pemipaan,

listrik, dan sebagainya. Selain itu kota lebih efisien

Page 49: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

43

dalam transportasi dan mengurangi jumlah polusi

udara.

4. Mengembangkan tata guna lahan campuran

(mixed land use)

Konsep pengembangan tata guna lahan campuran

adalah terkonsentrasinya berbagai macam kegiatan

penduduk perkotaan di suatu area yang saling

berintegrasi, dengan rancangan konfigurasi fisik dan

sirkulasi internal yang baik, dan mempunyai

pencapaian eksternal. Berbagai macam kegiatan

yang berada dalam satu kawasan tersebut dapat

berupa permukiman penduduk, area pertokoan,

pasar, perkantoran, hotel, area rekreasi, olah raga,

parkir, dan sebagainya. Jarak antar area tersebut

cukup dekat, sehingga dapat dicapai dengan mudah

dan cepat dengan berjalan kaki, bersepeda,dan

kendaran bermotor. Penduduk yang tinggal di

daerah ini tidak perlu pergi terlalu jauh untuk

mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sehingga

menghemat kebutuhan bensin untuk kendaraannya,

menghemat waktu dan tenaga.

Page 50: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

44

Keuntungan penerapan tata guna lahan campuran

adalah:

mensinergikan berbagai kegiatan

menghemat kebutuhan lahan

mengurangi jumlah polusi udara

menghemat biaya dalam pemakaian infrastruktur

(jaringan jalan, pemipaan, listrik , dll)

mengurangi frekuensi perjalanan

lebih efisien dalam transportasi (menghemat

bahan bakar)

mengurangi pembangunan bangunan-bangunan

baru, karena dapat memanfatkan bangunan yang

sudah ada di daerah tersebut untuk dialih

fungsikan.

5. Mengintegrasikan sistem transportasi kota

dengan tata guna lahannya

Integrasi sistem transportasi kota dengan tata guna

lahan berarti menata agar setiap kawasan atau area

dengan guna lahan tertentu didukung oleh jaringan

transportasi yang pas supaya terjadi kelancaran

kegiatan dan dukungan aliran barang dan manusia.

Page 51: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

45

Apabila satu kawasan intensitas kegiatannya tinggi,

misalnya pusat kota, harus dijamin bahwa dukungan

sistem transportasi ke kawasan tersebut juga lancar.

Agar kawasan-kawasan dimana konsentrasi

kegiatannya tinggi didukung oleh sistem aliran

barang dan manusia yang lancar, maka kawasan-

kawasan tersebut harus merupakan titik-titik simpul

jaringan transportasi kota.

6. Mengintegrasikan tata guna lahan dan

infrastruktur

Perencanaan tata guna lahan dan infrastruktur

(jalan, sanitasi dan drainase, listrik, telepon, air

bersih, dan sebagainya) tidak dapat dilakukan

secara terpisah. Ketiadaan integrasi antara

keduanya sering menimbulkan masalah, seperti

pemakaian lahan kota yang tidak efisien dan

kebutuhan biaya besar dalam pemasangan

infrastruktur. Oleh karena itu, adanya integrasi

antara perencanaan tata guna lahan dan

infrastruktur akan memberi keuntungan dalam

efisiensi pemakaian lahan, efisiensi biaya dalam

pengadaan dan pemasangan infrastruktur.

Page 52: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

46

7. Lebih banyak disediakan ruang terbuka

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk memiliki eko-

urban adalah penyediaan banyak ruang terbuka,

khususnya untuk publik. Ruang terbuka sangat

penting bagi kota, apapun bentuk dan jenisnya.

Ruang terbuka dapat berupa taman kota, tempat

bermain, plaza, taman-taman di perumahan, atau

jalur pejalan kaki, lahan kosong di pinggir sungai dan

rel kereta api, dan sebagainya. Ruang-ruang terbuka

tersebut dapat memberi manfaat khususnya untuk

penghijauan kota dan kegiatan sosial penduduk,

disamping untuk keindahan kota.

8. Peremajaan/revitalisasi kawasan

Peremajaan kawasan adalah memperbaiki kawasan-

kawasan lama, umumnya di pusat kota, supaya

dapat digunakan lagi secara lebih optimal. Dalam

istilah asing peremajaan ini juga dikenal dengan

istilah urban revitalization, urban renewal, atau urban

re-development project. Manfaat peremajaan

kawasan kota adalah untuk mendaya-gunakan

kembali ruang dan sumber daya kota yang ada

Page 53: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

47

sehingga mengurangi ekspansi ruang kota ke

daerah-daerah pinggiran

9. Konservasi bangunan-bangunan bersejarah

Konservasi bangunan bersejarah dan bernilai

pusaka adalah mempertahankan, memperbaiki, dan

mengembangkan bangunan-bangunan lama untuk

fungsi baru. Manfaat konservasi bangunan lama

adalah untuk mendaya gunakan bangunan lama,

sehingga mengurangi kebutuhan untuk membangun

bangunan baru.

Strategi Pengembangan Jaringan Air Bersih dan

Sanitasi

yang Memperhatikan Prinsip-prinsip Lingkungan

1. Meningkatkan kapasitas penyediaan air bersih

melalui jaringan air pipa (PAM). Pemakaian air pipa

lebih terkontrol dalam hal jumlah dan kebersihan,

sedangkan pemakaian air sumur atau air tanah

dangkal mempunyai resiko air terpolusi, dan tidak

terkontrolnya pengambilan air tanah dalam dengan

Page 54: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

48

sumur bor, yang dapat menurunkan muka air tanah.

Begitu juga dengan pemakaian air sungai secara

langsung dapat berbahaya bagi kesehatan akibat

banyaknya polutan di dalam air tersebut.

2. Adanya kontrol dari pemerintah terhadap

penggunaan air tanah oleh penduduk, misalnya

setiap pembuatan sumur bor perlu mendapat ijin dari

pemerintah; adanya pajak air tanah; adanya kontrol

secara langsung terhadap kondisi air sumur.

3. Jaringan air bersih, limbah padat dan air kotor, serta

drainase (air hujan) yang mempunyai kualitas baik,

seperti kualitas pipa dan bak penampung, dan

kualitas tangki septik yang dipakai penduduk.

4. Adanya keterpaduan antara perencanaan dan

pembangunan jaringan air dan sanitasi dengan

jaringan jalan dan tata hijau kota. Pemakaian

teknologi lebih maju dalam sistem pembuangan air

kotor, seperti yang telah banyak dilakukan di negara

maju. Misalnya pemakaian kakus (WC) yang hemat

Page 55: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

49

air; pemakaian kakus yang memisahkan antara urin

dan kotoran; sistem pembuangan yang

memungkinkan air kotor dipakai untuk kegiatan lain;

pengolahan air kotor yang memungkinkan air dapat

dikategorikan sebagai air bersih kembali;

pengolahan kotoran manusia menjadi biogas yang

bermanfaat untuk bahan bakar.

5. Mempertahankan kawasan-kawasan terbuka yang

mampu menyerap air dengan misalnya

memperbanyak ruang terbuka hijau kota;

mempertahankan kondisi ekosistem sempadan

kanan-kiri sungai; membuat/mempertahankan

embung-embung di dalam kawasan kota.

6. Perlunya kontrol pembangunan, sehingga area

resapan air tidak terganggu dan tidak terjadi banjir.

7. Perlunya digalakkan program sungai bersih.

8. Perlunya dikenalkan kepada masyarakat prinsip

reduce (mengurangi pemakaian air), reuse

Page 56: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

50

(pemakaian kembali air kotor), dan recycle (pendaur

ulangan air).

Pengelolaan/Pengembangan Ruang Terbuka Hijau

Kota

1. Dokumentasi, inventarisasi dan registrasi RTH dan

pohon-pohon yang ada. Dokumentasi dan

inventarisasi ruang terbuka hijau yang ada di kota,

meliputi jenis, fungsi atau penggunaan, lokasi,

kondisi, pemilikan, dan pengelolaannya. Selanjutnya

dilakukan registrasi atau pendaftaran bagi ruang

terbuka hijau dan pohon-pohon yang ada, agar

memiliki legalisasi secara hukum, untuk menghindari

adanya penebangan pohon, penyerobotan lahan

atau pengalih fungsian ruang terbuka oleh pihak lain.

2. Pembuatan Rencana Induk RTH Suatu kota perlu

memiliki rencana induk (master plan) untuk ruang

terbuka dan ruang terbuka hijau. Dengan rencana

induk tersebut, program-program untuk ruang

terbuka dan tata hijau kota dapat dilakukan secara

terarah dan terencana. Rencana induk dibuat untuk

jangka waktu pendek, menengah, maupun panjang.

Page 57: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

51

Perencanaan untuk ruang terbuka kota dapat

berupa: penyengkeran, penambahan,

pengalokasian, pengembangan, penataan, dan

kemungkinan penggunaan untuk multi fungsi. Semua

penentuan bentuk rencana tersebut perlu

memeperhatikan khususnya aspek lingkungan dan

sosial masyarakat.

3. Pelestarian RTH yang sudah ada harus dijaga,

dipelihara dan dilestarikan. Pemerintah perlu

memiliki kemampuan dan kemauan untuk

melestarikan RTH, sehingga RTH yang sudah ada

tidak rusak, beralih fungsi, maupun kurang optimal

dalam pemanfaatannya.

4. Kemitraan. Untuk pengembangan ruang terbuka

hijau kota diperlukan kemitraan antara pemerintah

kota, masyarakat dan pihak swasta. Dalam semua

pembuatan rencana dan pelaksanaannya,

pemerintah perlu melibatkan masyarakat dan

swasta. Pemerintah perlu mendengar aspirasi

masyarakat tentang ruang terbuka.

5. Pengalokasian dana publik yang cukup untuk RTH

Pemerintah perlu mengalokasikan dana untuk

Page 58: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

52

kepentingan publik yang berkaitan dengan ruang

terbuka dan ruang terbuka hijau. Dana untuk

program-program RTH perlu diprioritaskan, sehingga

dapat dilaksanakan sesuai rencana.

6. Pemanfaatan RTH.

Ruang-ruang terbuka publik yang ada perlu terus

dimanfaatkan, misalnya untuk kegiatan festival,

bazaar, kegiatan-kegiatan sosial dan komersial.

Jangan sampai terjadi privatisasi ruang terbuka

publik atau pemanfaatan yang kurang optimal.

7. Peningkatan kemampuan instansi yang mengurusi

RTH

Pemerintah perlu meningkatkan kapasitasnya untuk

melakukan pemeliharaan, kontrol dan monitoring

penggunaan ruang terbuka publik. Peningkatan

dapat berupa peningkatan sumberdaya manusia

serta sarana dan prasarana untuk mengurusi RTH.

8. Pembuatan program dan mekanisme untuk RTH

Program-program untuk RTH perlu dibuat, yang

melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Sebagai contoh:

Page 59: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

53

Program penanaman sejuta pohon di kota

Program adopsi pohon dan taman

Program penanaman pohon-pohon lokal yang khas

Program penghijauan kampong

Program penghijauan dan kawasan perdagangan.

9. Penumbuhan kesadaran publik

Penyadaran masyarakat akan pentingnya RTH perlu

dilakukan melalui kampanye. Kampanye untuk

menjaga dan memelihara ruang terbuka dan

penghijauan kota dapat dilakukan oleh pemerintah,

perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat

(LSM), dan pihak swasta terkait, baik secara

langsung berhadapan, melalui media elektronik

(radio, TV), media cetak (koran, majalah, poster),

maupun melalui media lain, seperti iklan di bis kota,

tulisan di bak sampah dan kotak pos. Kesadaran

publik juga perlu diberikan kepada anak-anak di

sekolah melalui pelajaran-pelajaran lingkungan,

maupun praktek penanaman tanaman dan

pemeliharaannya. Untuk lebih meningkatkan

kesadaran masyarakat, pemerintah dapat

menerapkan mekanisme insentif-disinsentif dalam

Page 60: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

54

penanaman pohon. Bagi yang menanam pohon

sampai tumbuh besar, aka diberikan insentif,

sementara bagi yang menebang pohon tanpa ijin

akan diberikan disinsentif.

Pengelolaan Sampah Kota

Penanganan masalah sampah perkotaan harus didekati

baik dari sisi sumber-sumber sampah serta

pengatasannya. Dari sisi sumber, upaya-upaya yang

dilakukan diarahkan untuk meminimalkan jumlah

produksi sampah, terutama melalui usaha-usaha

pengurangan pemakaian (reduce) dan pemakaian

kembali (reuse). Dari aspek pengatasan, upaya-upaya

yang dilakukan diarahkan pada usaha-usaha pendaur

ulangan (recycle) serta alternatif-alternatif baru

pengolahan sampah, termasuk antara lain penggunaan

teknik insenerator serta usaha-usaha membuat kompos.

Kegiatan 3R dalam pengelolaan sampah sendiri dapat

dilakukan mulai dari rumah tangga.

Terdapat paling tidak empat strategi yang dapat

dikembangkan untuk pengelolaan sampah kota, yaitu:

1. Minimalisasi limbah

Page 61: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

55

2. Maksimalisasi daur ulang dan model kompos yang

ramah lingkungan

3. Peningkatan pelayanan umum

4. Promosi pembuangan dan pengolahan limbah yang

akrab lingkungan.

Secara lebih detail beberapa kemungkinan yang dapat

dilakukan dari empat strategi di atas antara lain:

1. Minimalisasi limbah:

Melembagakan sistim retribusi sampah

Meningkatkan fasilitas sanitasi bagi masyarakat

perkotaan

Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan

masyarakat tentang sampah

Mempromosikan pemisahan-pemisahan jenis

sampah sejak dini

Mempromosikan penggunaan ulang barang-

barang bekas

Meningkatkan usaha-usaha produksi bersih

Meningkatkan penggunaan treatment plant,

khususnya bagi industri-industri yang

mengeluarkan sampah.

Page 62: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

56

2. Maksimalisasi daur ulang dan kompos yang ramah

lingkungan:

Mengembangkan program daur ulang sebagai

kerangka dasar pengelolaan limbah

Memperkenalkan model-model kompos untuk

pengelolaan limbah

Membentuk inkubator-inkubator bagi produk-

produk daur ulang

3. Peningkatan pelayanan umum:

Mengembangkan sistem-sistem pengelolaan

sampah secara komunal

Membantu kelompok-kelompok masyarakat yang

terlibat di dalam pengelolaan sampah

Meningkatkan kemampuan kapasitas aparat kota

dalam pengelolaan sampah

Pelibatan sektor swasta dan masyarakat dalam

pengelolaan sampah

Mengembangkan instrumen-instrumen ekonomi

untuk pengelolaan sampah.

4. Promosi pembuangan dan pengolahan limbah yang

akrab lingkungan:

Menyusun baku mutu limbah

Page 63: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

57

Mengembangkan prosedur dan sistim

pembuangan sampah yang ramah lingkungan

Melakukan penerangan dan pendidikan umum

tentang pengelolaan sampah yang ramah

lingkungan

Melakukan pendekatan terhadap kelompok

swasta, khususnya industri yang banyak

menghasilkan sampah.

Strategi untuk Mencapai Sistem Transportasi

Berkelanjutan

Kondisi transportasi khususnya transportasi darat untuk

kota-kota di Indonesia, perlu diarahkan agar tercipta

transportasi yang berwawasan lingkungan, dalam

rangka menuju kepada pembangunan transportasi yang

berkelanjutan. Strategi yang diperlukan adalah:

1. Strategi di bidang ekonomi.

Merupakan pemberian insentif bagi fasilitas

transport dalam pemeliharan aset-aset

transportasi (jalan, kendaraan, bangunan

pelengkap, rambu dan marka, dan sistem

informasi)

Page 64: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

58

Tarif angkutan umum yang memadai, yang

mampu menjaga kualitas layanan yang memadai

Efisiensi investasi transportasi, dengan

pengembangan jaringan jalan yang sesuai

kebutuhan.

2. Strategi untuk pengurangan polusi dan

pemakaian bahan bakar ramah lingkungan

Pengendalian emisi gas buang dan suara bising

dari kendaraan bermotor. Berapa hal perlu

dilakukan oleh pemerintah untuk uji emisi, antara

lain

Menyiapkan bengkel perawatan kendaraan

Menyediakan atau melengkapi peralatan untuk uji

emisi kendaraan

Peningkatan sumberdaya manusia

Menyiapkan segera perangkat hukum yang berisi

petunjuk teknis pelaksanaan penindakan

pelanggaran emisi gas buang kendaraan bermotor

di jalan

Perlunya memiliki transportasi dengan bahan

bakar yang ramah lingkungan

Pemakaian bahan bakar bensin tanpa timbale

Page 65: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

59

Pemakaian bahan bakar gas (BBG), dari jenis

CNG (Compressed Natural Gas), LPG (Liquid

Petrolium Gas), dan metanol. Ketiga jenis bahan

bakar gas tersebut mempunyai emisi gas buang

yang rendah

Pemakaian bahan bakar sinar matahari (tenaga

surya)

Perlunya mendorong transportasi nir-energi dan

nir-polusi, yaitu kendaran yang tidak bermotor dan

tidak menimbulkan polusi sebagai alternatif

transportasi jarak pendek. Contohnya becak,

sepeda, dan dokar.

3. Manajemen lalu lintas

a. Upaya untuk perbaikan manajemen lalu lintas

dapat dilakukan dalam bentuk penerapan

kebijakan secara langsung maupun studi-studi

yang dapat membantu mengatasi permasalahan

lalu lintas. Penerapan manajemen lalu lintas yang

baik dan sesuai dengan kondisi setempat

diharapkan dapat:

Meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang

jalan

Page 66: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

60

Memberi prioritas bagi angkutan umum

Mendorong pengalihan penggunaan angkutan

pribadi ke angkutan umum

Mendorong penggunaan kendaraan secara

lebih efisien

Mendorong penggunaan kendaraan tidak

bermotor, seperti becak, sepeda,

andong/delman

Beberapa upaya yang dapat diterapkan di

beberapa kota antara lain:

Pembatasan lalu lintas pada jalur-jalur jalan

tertentu, dengan penerapan sistem satu arah,

pembatasan jenis moda transportasi,

penerapan lajur khusus bus (bus line),

pengembangan jalan khusus bus (bus way)

Penerapan sistem traffic calming di beberapa

jalan di kawasan pusat kota dan permukiman.

Pada sistem ini kendaraan diperlambat

jalannya sehingga tidak membahayakan

Pembatasan kecepatan arus lalu lintas, dengan

pengembangan Area Traffic Control System

(ATCS)

Page 67: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

61

b. Perlu adanya keterpaduan antara kebijakan

pemerintah (transportasi) dan kebijakan tata guna

lahan.

Kehadiran fungsi-fungsi baru di kota, seperti pusat

perdagangan, merupakan penggerak perjalanan

(trip generator) yang otomatis akan memberi

dampak sangat besar terhadap jaringan jalan kota

yang sudah jenuh dalam bentuk kemacetan lalu

lintas. Untuk mengurangi terjadinya dampak

tersebut, dalam pengajuan Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB) pemerintah perlu mewajibkan

dilakukannya Analisis Dampak Lalu Lintas bagi

pembangunan fasilitas atau kawasan pusat

kegiatan baru, sebagai kelengkapan dalam

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).

Hendaknya rencana kota perlu diarahkan pada

pengurangan ketergantungan terhadap

kendaraan. Pembangunan perumahan atau

fasilitas baru di pinggiran kota yang jauh dari

pusat kota dan akan menambah ketergantungan

terhadap kendaraan pribadi perlu diperhatikan.

Page 68: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

62

Penerapan sIstem transit-oriented development.

Pada sistem ini kegiatan pendududk

terkonsentrasi di satu area. Tempat-tempat umum

seperti bank, pasar, toko, kantor saling

berintegrasi mudah dicapai dengan berjalan kaki

atau transportasi umum. Menghindari pemakaian

lahan untuk tranportasi di daerah pinggiran kota

dengan nilai konservasi, budaya dan landsekap

tinggi

c. Angkutan massal

Membangun dan menyediakan sarana dan

prasarana transportasi publik/ masal yang efisien

dan representatif (termasuk mass rapid

transportation). Jenis angkutan umum massal

antara lain:

Bis kota

KRL (kereta listrik)

Kereta monorail

Kereta bawah tanah (subway)

d. Pengendalian transportasi

Mengaktifkan jalur sepeda/ pejalan kaki yang

nyaman dan aman

Page 69: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

63

Pembatasan jumlah kendaraan (traffic

restraints) di kota melalui jumlah parkir resmi

(terdaftar), pelarangan parkir di kota dan

menaikkan harga parkir pada kawasan tertentu

Sistem daerah lisensi, dengan memberlakukan

tarif pada jalan dan waktu tertentu

Sistem genap-ganjil dari nomor akhir plat

kendaraan. Artinya, mobil-mobil pribadi diatur

hak jalannya di dalam kota berdasar pada

nomor akhir plat kendaraannya semakin mahal,

untuk menebus polusi yang diakibatkan karena

bertambah banyak jumlah dan usia dari mobil-

mobil yang dimiliki.

Pemberlakuan zona bebas mobil/ kendaraan

(car free zone).

Pemberlakuan hari tanpa berkendaraan (car

free day).

Uji coba berbagi/ bermobil patungan (car

sharing).

Page 70: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

64

3.2. INDIKATOR KOTA EKOLOGIS DAN EKONOMIS

Kementerian Lingkungan Hidup mendefinisikan indikator

sebagai representasi dari satu realitas. Indikator tidak

menjelaskan seluruh realitas yang kompleks, melainkan

hanya alat bantu dan alat ukur untuk memahami satu

realitas. Sebagai alat bantu dan alat ukur, maka

indikator harus selektip dan merupakan faktor-faktor

penting yang membentuk realitas. Indikator juga

merefleksikan nilai-nilai yang dianggap penting oleh

masyarakat dalam satuan ruang dan waktu tertentu

Indikator-indikator kota berkelanjutan adalah unit-unit

informasi yang secara bersama dapat menggambarkan

keberadaan suatu kota, berlanjut atau tidak. Indikator

kota keberlanjutan memberikan umpan balik tentang

kesejahteraan masyarakat kota secara menyeluruh,

seperti kalau temperatur badan dan tekanan darah

menginformasikan kesehatan seseorang. Dari informasi

tersebut akan dapat ditentukan tindakan lebih lanjut.

Indikator sangat diperlukan oleh karena dapat

menterjemahkan prinsip-prinsip umum pembangunan

kota yang berkelanjutan menjadi tolok ukur yang lebih

Page 71: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

65

rinci dan aplikatif. Indikator mempunyai kegunaan

praktis karena dapat dipakai oleh pengelolan kota dan

masyarakat kota untuk mengukur apakah pembangunan

kota yang bersangkutan mengarah pada keberlanjutan

atau tidak. Indikator juga diperlukan untuk menyusun

prioritas pembangunan kota. Kajian oleh Djunaedi

(2000: 13) menyarankan bahwa aplikasi indikator dapat

dilakukan dengan tiga kemungkinan yaitu:

a. Indikator untuk membandingkan dengan kota-kota lain

(perbandingan horisontal)

b. Indikator untuk melihat perkembangan kota dari waktu

ke waktu (perbandingan longitudinal)

c. Pembandingan yang bernilai relative

Page 72: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

66

Tabel 2.1. Indikator Kota Ekologis

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup (2008)

Indikator kota ekologis adalah:

• Mengukur kinerja kebijakan/program

• Mengkaji trend/kecenderungan

• Memberi informasi pada pembuat keputusan

• Meningkatkan perhatian masyarakat

• Menetapkan target

• Menetapkan sasaran perencanaan

Page 73: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

67

• Membandingkan kondisi antar tempat

• Memberi peringatan dini.

Untuk mengembangkan indikator kota ekologis yang

baik, dapat dilakukan hal-hal seperti:

a. relevan (cocok, sesuai dengan kepentingan tertentu).

b. mencerminkan nilai-nilai masyarakat

c. menarik bagi media local

d. dapat diukur melalui metoda statistik.

e. ada logika didalamnya atau secara ilmiah dapat

dipertanggungjawabkan

f. terpercaya (reliable). Informasi yang ditunjukkan

dalam indikator tersebut harus dapat meyakinkan

orang.

g. mengarah kepada tindakan nyata. Indikator

seharusnya dapat mengarah pada tindakan yang

nyata

h. relevan bagi penentuan kebijaksanaan.

Indikator kota ekologisn merupakan representasi dari

satu realitas kota ekologis, dan dapat dikembangkan

berdasarkan komponen lingkungan pembentuk kota.

Untuk memanfaatkan indikator-indikator tersebut dapat

Page 74: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

68

dilakukan secara bervariasi, seperti contoh di bawah ini:

• Melalui media lokal dapat disebarluaskan

kecenderungan, keberlanjutan setiap tahun sehingga

masyarakat luas dapat mengetahui bidang-bidang

yang perlu mendapatkan perhatian

• Kebijaksanaan publik. Penentu kebijakan dan para

politisi diharapkan dapat selalu memperdebatkan

masalah keberlanjutan kota. Mereka dapat

memanfaatkan indikator-indikator sebagai pedoman

dalam memfokuskan perdebatan sehingga dapat

diperoleh keputusan yang jelas dan spesifik.

• Pengembangan bisnis dan ekonomi

Pelaku bisnis dapat mengarahkan kegiatan bisnisnya

dengan memanfaatkan indikator-indikator yang sesuai

dengan aktifitas mereka.

• Pendidikan. Dengan indikator pendidikan dapat

mengarahkan pelaksana pendidikan kepada hal-hal

yang perlu dilakukan di bidang pendidikan, seperti

pengurangan jumlah buta huruf, pengingkatan lulusan

sekolah menengah dan pendidikan usia lanjut.

Indikator ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengajar

arti keberlanjutan bagi para siswa.

Page 75: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

69

• Masyarakat dapat memperbaiki lingkungan hidupnya

dengan memanfaatkan indikator –indikator. Organisasi

non-formal yang terdapat di lingkungan masyarakat

akan dapat menjadi motor penggerak dalam mengajak

anggota masyarakat untuk berpartisipasi.

• Gaya hidup dapat mengarahkan gaya hidup

seseorang menuju gaya hidup yang berkelanjutan,

gaya hidup yang berkelebihan dapat dikurangi dengan

mempertimbangkan berbagai indikator yang ada.

3.3. KONSEP KEBERLANJUTAN KOTA

3.3.1. Konsep Keberlanjutan Kota

Keberlanjutan (sustainability) secara umum berarti

kemampuan untuk menjaga dan mempertahankan

keseimbangan proses atau kondisi suatu sistem, yang

terkait dengan sistem hayati dan binaan. Dalam konteks

ekologi, keberlanjutan dipahami sebagai kemampuan

ekosistem menjaga dan mempertahankan proses,

fungsi, produktivitas, dan keanekaragaman ekologis

pada masa mendatang. Dalam perkembangannya

seiring dengan kebutuhan menjaga keberlanjutan

kehidupan manusia di bumi, masyarakat dunia

Page 76: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

70

diperkenalkan pada pemahaman mengenai

pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Walaupun hingga kini secara ilmiah belum terbukti

adanya kehidupan manusia yang tidak berkelanjutan,

namun pada prinsipnya pembangunan berkelanjutan

memiliki tujuan agar pemanfaatan sumberdaya alam

dipertahankan pada laju dimana kelangkaan dan

kepunahan sumberdaya alam bersangkutan tidak

dihadapi oleh generasi mendatang. Dalam prinsip

tersebut terkandung makna adanya batas atau limitasi

keberlanjutan.

Dalam berbagai konteks kepentingan, pengertian

berkelanjutan menjadi semakin kompleks terkait dengan

beragamnya sistem kehidupan, baik yang terkait dengan

karakteristik lingkungan hayati, lingkungan fisik, dan

lingkungan binaan, termasuk diantaranya pengertian

dan pemaknaan mengenai kota

berkelanjutan (sustainable cities) dan ecomunicapilities.

Sejak tahun 1980-an, berkembang gagasan mengenai

format kehidupan berkelanjutan sebagai perwujudan

kesadaran kolektif akan keterbatasan sumberdaya alam

dan lingkungan menopang kehidupan manusia pada

Page 77: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

71

masa mendatang. Pada tahun 1989, World Commission

on Environment dan Development (WCED)

mempublikasikan Brundtland Report dalam dokumen

Our Common Future mengenai pembangunan

berkelanjutan yang selanjutnya dikenal dan diterima

secara luas sebagai basis mengatur tata kehidupan

dunia yang lebih berkelanjutan. Keberlanjutan

(sustainability) didefinisikan sebagai “memenuhi

kebutuhan pada masa kini tanpa mengorbankan

pemenuhan kebutuhan generasi pada masa

mendatang” (to meet the needs of the present without

compromising the ability of future generations to meet

their own needs). Prinsip penting lainnya dari definisi

Brundtland Commissi adalah kepentingan

mengintegrasikan

tiga pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam

mencapai tujuan keberlanjutan.

Walaupun demikian, definisi Brundtland

Commission secara universal masih diinterpretasikan

secara beragam dengan berbagai makna. Yang paling

mendasar adalah kenyataan bahwa sebagian

Page 78: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

72

mengartikan definisi Brundtland Commission

sebagai proses dan sebagian lainnya

sebagai tujuan dari suatu fakta atau nilai. Hal ini menjadi

penting dalam menerapkan dan mengaplikasikan prinsip

berkelanjutan bagi suatu kepentingan, dimana

dibutuhkan suatu konteks dan tujuan yang jelas dan

nyata.

Beberapa premis lain menyatakan bahwa walaupun

keberlanjutan merupakan konsep yang penting, namun

relatif tidak fokus, cenderung bias, dan memiliki

substansi yang sangat terbatas. Bahkan jika dikaitkan

dengan kegiatan pembangunan (development) yang

secara harfiah dapat diartikan sebagai aktifitas

penggunaan atau bahkan menghabiskan sumberdaya

alam serta berpotensi merusak lingkungan, maka

pembangunan berkelanjutan sebagai suatu konsep

dianggap menjadi kurang tepat. Pandangan tersebut

pada dasarnya bermaksud memposisikan lingkungan

sebagai ekstrim yang berbeda dari kegiatan

pembangunan, sehingga konsep keberlanjutan

lingkungan (ecological sustainability) dianggap lebih

tepat.

Page 79: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

73

Berbagai pandangan di atas mengisyaratkan pentingnya

dialektika yang perlu dipertimbangkan dalam memaknai

keberlanjutan, yakni memposisikan dimensi ekonomi,

sosial, dan lingkungan sebagai tiga pilar utama dalam

sistem kehidupan sebagaimana dinyatakan

oleh Brundtland Commission. Jika dimensi ekonomi dan

sosial dianggap dapat mewakili dan merepresentasikan

tujuan dan kegiatan pembangunan (development), maka

keduanya perlu memiliki keterkaitan dengan dimensi

lingkungan, termasuk sumberdaya alam. Pada

hakekatnya keterkaitan (overlapping) ketiga pilar tidak

sepenuhnya bersifat mutually exclusive, namun mampu

menciptakan perkuatan satu dengan lainnya (mutually

reinforcing) sebagaimana ditunjukkan gambar berikut.

Page 80: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

74

Gambar 2.2 Skema Interaksi Tiga Pilar

Pembangunan Berkelanjutan

Jonathon Porritt, ekolog Inggris tidak sependapat

dengan pola keterkaitan ketiga pilar di atas, oleh karena

menganggap ”ekonomi adalah subsistem kehidupan

sosial, dan kehidupan sosial merupakan subsistem

biosfer atau sistem total kehidupan di bumi. Tidak satu

subsistem-pun mampu melampaui kapasitas sistem

biosfer”. Pola overlapping ketiga pilar tersebut di atas

diragukan, oleh karena meyakini bahwa terdapat batas

ultimate biosfer dalam menopang kehidupan sosial dan

ekonomi manusia di bumi sebagaimana digambarkan

sebagai berikut:

Page 81: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

75

Gambar 2.3 : Representasi Pilar Ekonomi dan Sosial yang Dibatasi oleh Pilar Lingkungan

Namun pendapat Porrit disanggah, bahwasanya

menempatkan keberlanjutan lingkungan di atas

kepentingan ekonomi dan sosial dalam kehidupan

manusia sulit diwujudkan oleh adanya kendala finansial,

teknologi, dan kapasitas sumberdaya manusia.

Dialektika tersebut menyimpulkan bahwa ketiga pilar

disepakati sebagai dimensi keberlanjutan, namun

keterkaitan ketiganya perlu diintegrasikan dalam posisi

tidak absolut, oleh karena dalam kehidupannya,

manusia dihadapkan pada keterbatasan dan kendala.

Oleh karenanya, konsep keberlanjutan yang dipahami

sebagai integrasi tiga pilar ekonomi, sosial, dan

Page 82: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

76

lingkungan yang saling memperkuat disimpulkan dapat

menjadi basis dalam pengkajian pembangunan yang

berkelanjutan.

Pandangan tersebut juga diadopsi oleh IUCN, UNEP,

dan WWF yang memposisikan kehidupan manusia akan

berada dalam batas dukungan lingkungan, dimana

keberlanjutan didefinisikan sebagai “perbaikan kualitas

kehidupan manusia dalam batas daya-dukung suportif

ekosistem”. Walaupun secara nyata belum terdapat

bukti ilmiah mengenai kehidupan yang tidak

berkelanjutan (unsustainable), namun disepakati

bahwasanya peningkatan kualitas kehidupan bukannya

dapat dilakukan tanpa batas. Dalam hal ini, batas atau

limitasi yang dapat dikenali adalah unsur-unsur

lingkungan yang dalam daur kehidupan akan menjadi

bagian dari proses peningkatan kualitas kehidupan

ekonomi dan sosial yang terintegrasi satu dengan

lainnya. The Earth Charter memperkuat pengertian

tersebut sebagai proses pembentukan nilai dan arah

menuju penghargaan terhadap sumberdaya alam dan

lingkungan, hak asasi manusia, pemerataan ekonomi,

Page 83: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

77

dan perdamaian sebagai tanggungjawab terhadap

generasi mendatang. Deskripsi di atas memberikan

kesimpulan bahwasanya pembangunan berkelanjutan

merupakan upaya terus-menerus yang merupakan

bagian dari proses menuju kualitas kehidupan generasi

kini dan mendatang yang lebih baik secara ekonomi dan

sosial dalam batas daya-dukung suportif sumberdaya

alam dan daya-tampung asimilatif lingkungan.

Definisi Pembangunan Kota yang Berkelanjutan

(Sustainable Urban Development). Pemahaman

pembangunan kota yang berkelanjutan dilandasi oleh

pengertian kota atau perkotaan yang disepakati hingga

kini. Berbagai definisi mengenai kota atau perkotaan

yang dikembangkan pada dasarnya bersifat kontekstual

terhadap fungsi dan pendekatan yang digunakan.

Pendekatan geografis-demografis memandang kota

sebagai lokasi pemusatan penduduk yang tinggal

bersama dalam ruang wilayah tertentu dengan pola

hubungan rasional dan cenderung individualistik dengan

ciri demografis relatif memiliki status pendidikan,

ekonomi, dan sosial lebih tinggi dibanding wilayah non-

Page 84: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

78

perkotaan. Pendekatan ekonomis memandang kota

sebagai pusat peningkatan produktivitas dan produksi

barang dan jasa, pertemuan lalu-lintas perdagangan dan

kegiatan industri, serta tempat perputaran uang yang

bergerak dengan cepat dan dalam volume yang tinggi.

Pendekatan fisik memandang kota sebagai pusat dan

sistem berbagai prasarana dan sarana untuk

memfasilitasi kehidupan dan kreativitas warganya.

Pendekatan sosiologis-antropologis memandang kota

sebagai pemusatan penduduk dengan latar belakang

heterogen, lambang peradaban kehidupan manusia,

pusat kebudayaan, sumber inovasi dan kreasi, serta

wahana untuk peningkatan kualitas hidup.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang mendefinisikan kawasan perkotaan

sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi. Beberapa pakar

memberikan pengertian kota atau perkotaan sebagai

Page 85: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

79

area terbangun yang berlokasi saling berdekatan,

meluas dari pusatnya hingga ke daerah pinggiran dan

terdiri dari bangunan-bangunan permukiman, komersial,

industri, pemerintahan, prasarana transportasi, dan lain-

lain.

Karakteristik di atas dapat dirangkum sebagai ciri-ciri

kehidupan kota yang mendasari kepentingan untuk

mewujudkan keberlanjutan kehidupan warga kota,

yakni:

1. Merupakan konsentrasi penduduk, dalam arti

jumlah, kepadatan, dan pertambahan penduduk

yang lebih tinggi.

2. Merupakan kawasan terbangun yang lebih massif

3. Merupakan pusat produksi dan produktivitas barang

dan jasa.

4. Bukan merupakan kawasan pertanian dalam arti

luas.

5. Didominasi oleh permukiman kota, bangunan

komersial, bangunan industri, bangunan

pemerintahan, dan bangunan sosial.

Page 86: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

80

6. Dilengkapi oleh prasarana dan sarana transportasi,

ekonomi, dan sosial perkotaan.

7. Dilengkapi oleh utilitas air bersih, drainase, air kotor,

persampahan, telepon, dan listrik.

8. Penduduk kota cenderung berlatar belakang

heterogen, berpendidikan relatif lebih tinggi,

berstatus ekonomi dan sosial lebih baik, bersifat

rasional dan individualistik, dan memiliki inovasi dan

kreativitas lebih maju.

Pengertian pembangunan kota berkelanjutan secara

prinsipil selaras dengan pengertian pembangunan

berkelanjutan, dimana perspektif ruang difokuskan pada

ruang perkotaan. Sebagaimana dinyatakan

oleh Urban21 Conference (Berlin, July 2000),

pembangunan kota berkelanjutan diartikan sebagai

upaya meningkatkan kualitas kehidupan kota dan

warganya tanpa menimbulkan beban bagi generasi yang

akan datang akibat berkurangnya sumberdaya alam dan

penurunan kualitas lingkungan.

Page 87: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

81

Dalam konteks yang lebih spesifik, kota yang

berkelanjutan (sustainable city) diartikan sebagai kota

yang direncanakan dengan mempertimbangkan dampak

lingkungan yang didukung oleh warga kota yang

memiliki kepedulian dan tanggung-jawab dalam

penghematan sumberdaya pangan, air, dan energi;

mengupayakan pemanfaatan sumberdaya alam

terbarukan; dan mengurangi pencemaran terhadap

lingkungan. Sesuai dengan karakteristik suatu kota,

maka pembangunan kota berkelanjutan dapat diartikan

sebagai upaya terus-menerus untuk meningkatkan

kualitas kehidupan warga kota melalui peningkatan

produktivitas di sektor sekunder dan tersier dan

penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang layak

dengan mempertimbangkan dampak invasi dan

intensifikasi kawasan terbangun terhadap kerusakan

lingkungan kota serta mensyaratkan keterlibatan yang

tinggi dari warga kota terhadap upaya penghematan

konsumsi sumberdaya alam dan pengendalian

penurunan kualitas lingkungan.

Page 88: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

82

Oleh karena kawasan perkotaan cenderung didominasi

kawasan terbangun dan bukan merupakan kawasan

pertanian dalam arti luas, maka secara implisit memiliki

ketergantungan terhadap pasokan sumberdaya alam

dari kawasan lainnya. Dengan demikian, pembangunan

kota berkelanjutan relevan dengan pengertian upaya

mengurangi ketergantungan terhadap pasokan sumber

daya alam dari luar tersebut.

Konsep Pembangunan Kota Berkelanjutan:

Graham Haughton & Colin Hunter (1994) menekankan

tiga prinsip dasar pembangunan kota berkelanjutan,

yakni:

1. Prinsip kesetaraan antar generasi (intergeneration

equity) yang menjadi asas pembangunan

berkelanjutan dengan orientasi masa mendatang.

2. Prinsip keadilan sosial (social justice) dalam

kesenjangan akses dan distribusi sumberdaya alam

secara intragenerasi untuk mengurangi kemiskinan

yang dianggap sebagai faktor degradasi lingkungan.

3. Prinsip tanggung-jawab transfrontier yang menjamin

pergeseran geografis dampak lingkungan yang

Page 89: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

83

minimal dengan upaya-upaya kompensasi. Dalam

konteks perkotaan diharapkan tidak terjadi

pemanfaatan sumberdaya alam dan penurunan

kualitas lingkungan pada wilayah di luar perkotaan

bersangkutan secara berlebihan yang berdampak

terhadap laju pertumbuhannya.

Lokakarya Indonesia Decentralized Environmental and

Natural Resources Management Project

(IDEN) dan Urban and Regional Development Institute

(URDI) juga mengusulkan beberapa prinsip

pembangunan kota berkelanjutan di Indonesia yang

diantaranya selaras dengan yang diutarakan oleh

Graham Haughton et al. Prinsip-prinsip berikut perlu

disesuaikan kembali dengan kondisi setempat (sumber:

Lampiran F, Bahan Lokakarya, Penguatan Aksi bagi

Pembangunan Perkotaan secara Berkelanjutan di

Indonesia, Laporan Akhir Tahap Persiapan. Kerjasama

antara Indonesia Decentralized Environmental & Natural

Resources Management Project (IDEN) dan Urban and

Regional Development Institute (URDI), serta partisipasi

aktif dari lembaga/pihak terkait lainnya, Desember

2004):

Page 90: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

84

1. Memiliki visi, misi dan strategi jangka panjang yang

diwujudkan secara konsisten dan kontinyu melalui

rencana, program, dan anggaran disertai mekanisme

insentif-disinsentif secara partisipatif.

2. Mengintegrasikan upaya pertumbuhan ekonomi

dengan perwujudan keadilan sosial, kelestarian

lingkungan, partisipasi masyarakat serta keragaman

budaya.

3. Mengembangkan dan mempererat kerjasama dan

kemitraan antar pemangku kepentingan, antar-sektor,

dan antar-daerah.

4. Memelihara, mengembangkan, dan menggunakan

secara bijak sumberdaya lokal serta mengurangi

secara bertahap ketergantungan terhadap

sumberdaya dari luar (global) dan sumberdaya tidak

terbarukan.

5. Meminimalkan tapak ekologis (ecological

footprint) suatu kota dan memelihara dan bahkan

meningkatkan daya dukung ekologis setempat.

6. Menerapkan keadilan sosial dan pengembangan

kesadaran masyarakat akan pola konsumsi dan gaya

Page 91: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

85

hidup yang ramah lingkungan demi kepentingan

generasi mendatang.

7. Memberikan rasa aman dan melindungi hak-hak

publik.

8. Pentaatan hukum yang berkeadilan.

9. Menciptakan iklim yang kondusif yang mendorong

masyarakat yang belajar terhadap perbaikan kualitas

kehidupan secara terus-menerus.

Terkait dengan pilar pembangunan berkelanjutan,

konsepsi pembangunan kota berkelanjutan juga

berlandaskan pada empat pilar utama, yakni dimensi

ekonomi, sosial, dan lingkungan yang didukung oleh

pilar governance.

Gambar 2.4 Pilar Pembangunan Kota Berkelanjutan Sumber: Forum Sustainable Urban Development (SUD)

Page 92: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

86

Pilar governance sebagai perangkat pengaturan,

pelaksanaan, dan kontrol dielaborasi sebagai prinsip

analisis 5R, meliputi:

1. Kewajiban dan tanggungjawab (responsibility) untuk

melaksanakan dan

mengimplementasikan pembangunan kota

berkelanjutan.

2. Hak (right) untuk menjalankan kebijakan dan program

pembangunan kota keberlanjutan yang menjadi

kepentingan publik secara luas.

3. Risiko (risk), sebagai pertimbangan pengambilan

keputusan pembangunan kota berkelanjutan kini dan

pada masa mendatang.

4. Manfaat (revenue) penyelenggaraan kebijakan dan

program pembangunan kota berkelanjutan bagi publik

kini dan pada masa mendatang.

5. Hubungan (relation), sebagai manifestasi koordinasi

para pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan

perwujudan pembangunan kota berkelanjutan.

Munasinghe mengelaborasi elemen pokok ketiga pilar,

yakni pilar ekonomi oleh elemen pertumbuhan, efisiensi,

Page 93: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

87

dan stabilitas; pilar sosial oleh elemen pemberdayaan,

peranserta, dan kelembagaan; dan pilar lingkungan oleh

elemen keanekaragaman, sumberdaya alam, dan

pencemaran.

Gambar 2.5 Diagram Elemen Pokok Pembangunan Berkelanjutan

Sumber: Sumber: Munasinghe, M., Sustainable

Development Triangle, „Sustainable Development‟, edited by Cleveland, C. J. (2007).

Forum SUD mengelaborasi ketiga pilar menurut elemen

yang relatif setara dengan yang dikembangkan

Munasinghe. Pilar ekonomi dielaborasi sebagai elemen

penggunaan sumberdaya alam secara bijaksana,

mendorong pemanfaatan ekonomi lokal, pengembangan

Page 94: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

88

nilai tambah ekonomi, dan pengutamaan sumber daya

lokal dibanding impor. Pilar sosial dielaborasi menurut

elemen jaminan kehidupan, pemerataan akses terhadap

pelayanan dasar, demokrasi dan partisipasi, interaksi

sosial yang positif, dan berkembangnya nilai (human

values) bagi kehidupan yang berkualitas. Pilar

lingkungan dielaborasi menurut elemen kuantitas dan

kualitas sumber daya alam dan lingkungan dan

keanekaragaman.

Dalam konteks kota dan perkotaan, maka pembangunan

berkelanjutan pada hakekatnya memposisikan ketiga

pilar untuk saling memperkuat (mutual reinforcing)

sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1. Kota sebagai

ekosistem binaan relatif tidak memiliki sumberdaya alam

yang memadai untuk mendukung kehidupannya secara

mandiri serta menghasilkan limbah yang lebih besar

oleh konsentrasi penduduk dan aktivitasnya, sehingga

threshold daya-dukung suportif dan daya-tampung

asimilatif secara internal cenderung terlampaui oleh

perkembangan dan pertumbuhan kota. Dengan

demikian konsep pembangunan kota berkelanjutan perlu

Page 95: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

89

mempertimbangkan peran ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk meningkatkan daya-dukung dan daya-

tampung melalui upaya prevention, proses, minimisasi,

substitusi, dan rekayasa lainnya serta keterkaitan

dukungan dari wilayah lain. Oleh karena dimensi

lingkungan tidak selalu berposisi sebagai variabel

independen dalam menciptakan kualitas kehidupan

kota, maka dimensi sosial menjadi penting dalam

membangun arah keberlanjutan melalui proses social

engineering dalam manifestasi peran serta masyarakat.

Sebagai suatu proses, pembangunan kota berkelanjutan

merepresentasikan progres perubahan secara bertahap

yang berlangsung secara kontinyu (loop system) dengan

arah menuju kualitas yang lebih baik berdasarkan

feedback tahapan yang dilalui. Christopher A. Haines

menyatakannya sebagai proses transformasi kota

dengan benchmark yang mengindikasikan terjadinya

perubahan, yakni konservasi sumberdaya alam,

rehabilitasi untuk konservasi dan preservasi,

menyediakan pelayanan transportasi publik, dan

mengendalikan urban sprawl. Transformasi menuju

Page 96: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

90

pembangunan kota yang berkelanjutan oleh Forum SUD

Indonesia diterjemahkan melalui benchmark yang lebih

tegas perbedaannya. Jika pembangunan pada awalnya

berorientasi secara penuh terhadap pertumbuhan

ekonomi, maka pembangunan berkelanjutan

mensyaratkan keberlanjutan ekologis, dimana pada daur

selanjutnya diimbangi dengan keadilan sosial dan

berikutnya dengan pelestarian budaya. Sebagai proses

tranformasi yang kontinyu, maka daur pembangunan

akan mengalami improvement terhadap nilai-nilai

keberlanjutan secara terus-menerus. Walaupun nilai

keberlanjutan secara ideal tidak dapat ditetapkan,

namun esensi dari proses keberlanjutan adalah nilai-

nilai penghargaan yang lebih baik terhadap peningkatan

kualitas kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Gambar berikut mengilustrasikan progres nilai-nilai

keberlanjutan yang selayaknya dicapai pada setiap fase

pembangunan.

Page 97: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

91

Tabel 2.2 Transformasi Pembangunan Kota

Berkelanjutan

3.4. KEBERLANJUTAN KOTA EKOLOGIS &

EKONOMIS

3.4.1. Keberlanjutan Kota Ekologis Dan Ekonomis

Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota,

tergantung pada kota-kotanya. Salah satu tantangan

terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan

keberlanjutan, termasuk didalamnya keberlanjutan

sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi,

program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota

yang berkelanjutan dapat terwujud (Salim, 1997).

Page 98: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

92

Pertumbuhan kota dengan diiringi penduduk yang besar

bagaimanapun akan membutuhkan area yang lebih

besar, sehingga akan menimbulkan permasalahan

dengan alam. Pembangunan kota harus memperhatikan

alam dan lingkungan sebagaimana konsep E. Howard

dengan Garden City-nya. Kota besar bukanlah tempat

yang cocok untuk tempat tinggal jika persoalan

lingkungan diabaikan. Demikian juga yang disampaikan

Geddes, bahwa alam merupakan unit terpenting bagi

kelangsungan aktivitas kota (Salim, 1997).

Kota-kota memiliki ciri yang ditentukan oleh fungsi kota

dalam ruang lingkup daerah. Masing-masing fungsi

memberikan pengaruhnya tersendiri pada

pengembangan kota. Oleh karena itu, hal pertama yang

perlu diperhatikan adalah fungsi apa yang dilaksanakan

sebuah kota. Sifat serta fungsi kota inilah yang

mempengaruhi proses pembangunan kota tersebut.

Setiap kota harus berkembang dengan karakternya

sendiri, dan yang lebih penting, bagaimana kota tersebut

mampu menampung perkembangannya dimasa

mendatang dengan tetap mempertahankan kawasan

Page 99: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

93

yang berfungsi melindungi kehidupan kota dan

masyarakatnya.

Prinsip Dasar Kota yang Berkelanjutan:

Untuk dapat menciptakan suatu kota yang

berkelanjutan, diperlukan lima prinsip dasar, yaitu

ekologi, ekonomi, equity (pemerataan), engagement

(peran serta), dan energi (Budiharjo, 1996). Dalam

mengukur suatu keberlanjutan dalam pembangunan,

terdapat beberapa indikator yang dapat dipergunakan,

yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial (Trzyna, 1995). Hal

tersebut didukung pula oleh Haeruman (1997) yang

mengatakan bahwa pembangunan yang berkelanjutan

merupakan suatu tujuan yang dilator belakangi sebuah

visi akan keseimbangan dalam keterkaitan antara

ekonomi, sosial, dan lingkungan (ekologi) guna

membangun masyarakat yang stabil, makmur, dan

berkualitas.

Antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dan

pelestarian lingkungan terkesan kontradiktif atau dengan

kata lain harus ada yang dikorbankan. Hal tersebut

Page 100: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

94

antara lain disebabkan adanya ketidakseimbangan

kekuatan di masyarakat yang menawarkan kepentingan

tertentu untuk meletakkan kepentingan individu

berjangka pendek di atas kepentingan kolektif

berjangka panjang dari suatu masyarakat yang

sustainabel (Yakin,1997).

=============================

Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan maka

indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan

terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek

ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya.

Indkator pembangunan berkelanjutan adalah

1. Keberlanjutan Ekologis akan menjamin keberlanjutan

ekosistem bumi, untuk menjamin keberlanjutan

ekologis harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:

a. Memelihara integritas tatanan lingkungan agar

sistem penunjang kehidupan dibumi tetap

terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas,

dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh

kehidupan berkelanjutan.

b. Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk

Page 101: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

95

memelihara integritas tatanan lingkungan yaitu;

daya dukung, daya asimilatif dan keberlanjutan

pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga

untuk melaksanakan kegiatan yang tidak

mengganggu integritas tatanan lingkungan yaitu

hindarkan konversi alam dan modifikasi

ekosistem, kurangi konversi lahan subur dan

kelola dengan buku mutu ekologis yang tinggi,

dan limbah yang dibuang tidak melampaui daya

asimilatifnya lingkungan.

c. Memelihara keanekaragaman hayati pada

keanekaragaman kehidupan yang menentukan

keberlanjutan proses ekologis. Terdapat tiga

aspek keanekaragaman hayati yaitu

keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan

lingkungan. Untuk mengkonversikan

keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal

berikut yaitu “menjaga ekosistem alam dan area

yang representatif tentang kekhasan sumberdaya

hayati agar tidak dimodifikasikan, memelihara

seluas mungkin area ekosistem yang

dimodifikasikan untuk keanekaragaman dan

Page 102: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

96

keberlanjutan keanekaragaman spesies,

konservatif terhadap konversi lahan pertanian”.

2. Keberlanjutan Ekonomi makro menjamin kemajuan

ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong

efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan

nasional. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan

ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi,

kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan

meningkatkan pemerataan dan distribusi

kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai

melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup

reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik,

mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar,

reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat

guna, ukuran sosial untuk pengembangan

sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi

pendapatan dan aset.

3. Keberlanjutan Ekonomi Sektoral. Untuk mencapai

keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus

dilakukan terhadap kegiatan ekonomi. Pertama,

sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat

Page 103: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

97

dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang

tangibble dalam kerangka akunting ekonomi, kedua,

secara prinsip harga sumberdaya alam harus

merefleksi biaya ekstaksi, ditambah biaya lingkungan

dan biaya pemanfaatannya.

4. Keberlanjutan Sosial Budaya mempunyai empat

sasaran yaitu:

a. Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya

mensyaratkan komitmen politik yang kuat,

kesadaran dan partisipasi masyarakat,

memperkuat peranan dan status wanita,

meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan

keluarga.

b. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan

memerangi kemiskinan dan mengurangi

kemiskinan absolut. Keberlanjutan pembangunan

tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan

pada distribusi kemakmuran atau adanya kelas

sosial. Halangan terhadap keberlajutan sosial

harus dihilangkan dengan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan

dimungkinkannya untuk mendapat akses

Page 104: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

98

pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan

lahan dan peningkatan peran wanita.

c. Mempertahankan keanekaragaman budaya,

dengan mengakui dan menghargai sistem sosial

dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan

memahami dan menggunakan pengetahuan

tradisional demi manfaat masyarakat dan

pembangunan ekonomi.

d. Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam

pengambilan keputusan. Beberapa persyaratan

dibawah ini penting untuk keberlanjutan sosial yaitu

: prioritas harus diberikan pada pengeluaran sosial

dan program diarahkan untuk manfaat bersama,

investasi pada perkembangan sumberdaya

misalnya meningkatkan status wanita, akses

pendidikan dan kesehatan, kemajuan ekonomi

harus berkelanjutan melalui investasi dan

perubahan teknologi dan harus selaras dengan

distribusi aset produksi yang adil dan efektif,

kesenjangan antar regional dan desa, kota, perlu

dihindari melalui keputusan lokal tentang prioritas

dan alokasi sumber daya.

Page 105: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

99

5. Keberlanjutan Politik diarahkan pada respek pada

human right, kebebasan individu dan sosial untuk

berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik,

demokrasi yang dilaksanakan perlu memperhatikan

proses demokrasi yang transparan dan

bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air,

dan pemukiman.

6. Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan seperti

menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan

gangguan baik dari dalam dan luar yang langsung dan

tidak langsung yang dapat membahayakan integritas,

identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu

diperhatikan (Askar Jaya, 2004)

7. Keberlanjutan Pembangunan sebagai Orientasi

Pembangunan. Sustainable development atau

pembangunan berkelanjutan ini mungkin diwujudkan

melalui keterkaitan (interlinkages) yang tepat antara

alam, aspek sosio-ekonomi, dan kultur. Mereka

menyadari adanya batas-batas pemanfaatan sumber-

alam dan batas kemampuan biosphere untuk dapat

menyerap kegiatan manusia, meskipun melalui

penguasaan tehnologi batas tadi dapat menjadi

Page 106: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

100

bersifat relatif. Karenanya, sustainable development

bukanlah suatu situasi yang harmonis yang tetap dan

statis, akan tetapi merupakan suatu proses perubahan

dimana eksploitasi sumber alam, arah investasi,

orientasi perkembangan teknologi, perubahan

kelembagaan konsisten dengan kebutuhan pada saat

ini dan di masa yang akan datang. Demikian pula

perkembangan penduduk perlu diperhatikan dalam

mencapai keberlanjutan pembangunan, dan

karenanya jumlah dan perkembangan penduduk

haruslah dalam keseimbangan dengan perubahan

potensi produk ekosistem (Djajadiningrat, 1990, dalam

Samodra Wijaya (1991)).

Interpretasi lain dari sustainable development didorong

oleh adanya kenyataan tingginya mortality rate proyek-

proyek pembangunan di negara-negara berkembang.

Alokasi input yang berkesinambungan tidak menjadikan

proyek pembangunan tadi berkembang dengan

kekuatan sendiri. Dalam konteks ini, sustainable

development dapat diartikan sebagai (Cernea, 1986

dalam Samodra Wijaya (1991)):

Page 107: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

101

“the ability of a development project to generate

sufficiently a net surplus as input for further

development.” Kedua interpretasi tadi menunjukan

kualitas untuk tumbuh dengan kekuatan sendiri.

Keduanya menyangkut hubungan yang optimal antara

input dan output. Perbedaannya nampak terletak pada

level of analisysnya. Interpretasi pertama lebih pada

derajat makro, dan interpretasi kedua pada derajat

mikro.

Page 108: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

102

3. OPTIMALISASI KEBERLANJUTAN KOTA

EKOLOGIS DAN EKONOMIS

3.1 Optimalisasi Keberlanjutan Kota Ekologis &

Ekonomis

Pada dasarnya valuation merujuk pada kontribusi

sebuah komoditas untuk mencapai tujuan tertentu,

seorang pemain sepakbola dinilai tinggi apabila

kontribusi pemain tersebut tinggi pula untuk

kemenangan tim-nya. Sedangkan dalam konteks

ekologi, sebuah gen dianggap bernilai tinggi apabila

mampu berkontribusi terhadap tingkat survival dari

individu yang memiliki gen tersebut. Singkat kata, nilai

sebuah komoditas tergantung dari tujuan spesifik dari

nilai itu sendiri. Dalam pandangan neoklasik, nilai

sebuah komoditas terkait dengan tujuan maksimisasi

utilitas/kesejahteraan individu. Dengan demikian apabila

ada tujuan lain, maka ada “nilai” yang lain pula.

Berbeda dengan pandangan neoklasik, dalam

pandangan ecological economics, tujuan valuation tidak

semata terkait dengan maksimisasi kesejahteraan

Page 109: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

103

individu, melainkan juga terkait dengan tujuan

keberlanjutan ekologi dan keadilan distribusi (Constanza

and Folke, 1997). Bishop (1997) pun menyatakan

bahwa valuation berbasis pada kesejahteraan individu

semata tidak menjamin tercapainya tujuan ekologi dan

keadilan distribusi tersebut. Dalam konteks ini,

kemudian Constanza (2001) menyatakan bahwa perlu

ada ketiga nilai tersebut yang berasal dari tiga tujuan

dari penilaian itu sendiri. Valuasi ekosistem berdasarkan

tiga tujuan utama efisiensi, dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.1 Valuasi ekosistem dari tiga tujuan utama

efisiensi

Tujuan/ Dasar Nilai

Kelompok Responden

Dasar preferensi

Tingkat diskusi yang diperlukan

Tingkat input ilmiah yang diperlukan

Metode spesifik

Efisiensi (E-value)

Homo economicus

Preferensi individu

Rendah Rendah Willingness to Pay

Keadilan (F-value)

Homo communicus

Preferensi komunitas

Tinggi Menengah Veil of ignorance

Keberlanjutan (S-value)

Homo naturalis Preferensi keseluruhan system

Medium Tinggi Modeling

Sumber : Constanza and Folke (1997) in Constanza

(2001).

Page 110: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

104

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa dalam pandangan

Ecological Economics, nilai tidak hanya dilihat dari

tujuan maksimalisasi preferensi individu seperti yang

dikemukakan oleh pandangan neoklasik (E-value),

melainkan ada nilai lain yaitu keadilan (F-value) yang

berbasis pada nilai-nilai komunitas, bukan individu.

Dalam konteks F-value ini, nilai sebuah ekosistem

ditentukan berdasarkan tujuan umum yang biasanya

dihasilkan dari sebuah konsensus atau kesepakatan

antara anggota komunitas (homo communicus).

Metode valuasi yang tepat untuk tujuan ini adalah “veil

of ignorance” (Rawls, 1971) di mana responden

memberikan penilaian dengan tanpa memandang status

dirinya dalam komunitas. Sementara itu, S-value yang

bertujuan mempertahankan tingkat keberlanjutan

ekosistem lebih menitikberatkan pada fungsi ekosistem

sebagai penopang kehidupan manusia.Dalam konteks

ini, manusia berperan sebagai “homo naturalis” yang

menempatkan dirinya sebagai bagian dari sistem secara

keseluruhan (sistem alam dan sistem

manusia).Modeling adalah salah satu spesifik

Page 111: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

105

metodologi yang dapat digunakan dalam konteks S-

value ini (Vionov, 1999; Constanza, et al., 1993).

Secara empiris, valuasi ekosistem berbasis pada dua

nilai terakhir (F-value dan S-value) relatif masih sedikit

dilakukan.Namun demikian hal ini tidak mengurangi

semangat dari pandangan ecological economics bahwa

perlu ada penyusunan format nilai ekosistem yang lebih

komprehensif, tidak hanya berbasis pada preferensi

individu seperti metode standar yang ada.Ketiga nilai

tersebut dapat diintegrasikan dengan pendekatan

diskusi publik seperti yang disarankan oleh Sen (1995).

Dengan pendekatan uji publik yang demokratis, nilai dari

sebuah ekosistem dapat ditentukan untuk mencapai

tujuan yang efisien, adil dan berkelanjutan.

Dalam konteks tersebut di atas, maka tujuan valuasi

ekonomi pada dasarnya adalah membantu pengambil

keputusan untuk menduga efisiensi ekonomi (economic

efficiency) dari berbagai pemanfaatan (competing uses)

yang mungkin dilakukan terhadap sistem ekologi

ekonomi yang ada di kawasan perkotaan.Asumsi yang

Page 112: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

106

mendasari fungsi ini adalah bahwa alokasi sumberdaya

yang dipilih adalah yang mampu menghasilkan manfaat

bersih bagi masyarakat (net gain to society) yang diukur

dari manfaat ekonomi dari alokasi tersebut dikurangi

dengan biaya alokasi sumberdaya tersebut. Namun

demikian, siapa yang diuntungkan dan dirugikan dalam

konteks nilai manfaat masyakarat bersih (net gain to

society) tidak dipertimbangkan dalam term ”economic

efficiency”. Oleh karena itu, faktor distribusi

kesejahteraan (welfare distribution) menjadi salah satu

isu penting bagi valuasi ekonomi yang lebih adil (fair)

seperti yang dianut oleh kalangan ecological economist.

Secara diagram, fungsi keterkaitan antara valuasi

ekonomi dan pengelolaan suatu kawasan secara

berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar (Ledoux &

Turner, 2002).

Page 113: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

107

Gambar 3.1 Keterkaitan antara valuasi ekonomi dan pengelolaan kawasan secara berkelanjutan (Ledoux &

Turner, 2002)

Dengan demikian valuasi ekonomi merupakan salah

satu domain (ranah) dari ilmu ekonomi. Pendekatan

ekonomi lingkungan paling sedikit memiliki tiga pokok

kajian, yakni

1. Membahas penggunaan dan degradasi sum-

berdaya, terutama untuk memahami secara ekonomi

dalam penetapan harga yang dipandang terlalu

rendah, property right yang belum sempurna,

struktur insentif yang berkontribusi pada kerugian

pada lingkungan.

Page 114: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

108

2. Mengukur jasa lingkungan, meliputi pengukuran

maksimisasi aset lingkungan. Untuk

memaksimalkan nilai aset lingkungan, maka harus

diketahui nilai jasa lingkungan, termasuk

penggunaan dalam penerimaan limbah

3. Menghambat degradasi lingkungan untuk mencapai

tahap pembangunan berkelanjutan (Ho-Sung OH,

1993). Selanjutnya dikatakan bahwa Ilmu Ekonomi

Lingkungan menerangkan bahwa kerusakan

lingkungan merupakan masalah ekternalitas yang

akan mengarah pada kegagalan pasar, karena tidak

memungkinkan untuk membeli atau menjual aset

lingkungan dalam pasar karena tidak adanya harga

pasar, sehingga barang dan jasa lingkungan tidak

diperdagangkan dalam pasar. Dengan demikian

produser dan konsumer mengesampingkan masalah

lingkungan dalam membuat keputusannya.

Pengenyampingan aset lingkungan ini dalam

keputusan mereka menyebabkan terjadinya

penggunaan sumberdaya lingkungan yang tidak

efisien, sehingga menimbulkan kerusakan.Untuk

mengatasi tidak adanya nilai ini maka perlu adanya

Page 115: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

109

valuasi melalui pemberian nilai moneter (monetizing)

sehingga memiliki basis dalam membandingkan

antara perlindungan dan pemanfaatan lingkungan.

Dengan demikian valuasi ekonomi adalah penjumlahan

dari preferensi individu dalam keinginannya untuk

membayar (willingness to pay) dalam mengkonsumsi

lingkungan yang baik. Dengan demikian valuasi

ekonomi adalah alat untuk mengukur keinginan

masyarakat untuk lingkungan yang baik melawan

lingkungan yang buruk.

Apa yang dinilai dalam lingkungan terdiri dari dua

kategori yang berbeda, yakni: nilai preferensi

masyarakat terhadap perubahan lingkungan, sehingga

masyarakat memiliki preferensinya dalam tingkat risiko

yang dihadapi dalam hidupnya, sehingga memunculkan

keinginan untuk membayar Willingnes to pay (WTP)

agar lingkungan tidak terus memburuk. Hal ini termasuk

dalam kategori Valuasi ekonomi (economic valuation),

yang sering dinyatakan dalam kurva permintaan

(demand curve) terhadap lingkungan. Sumberdaya alam

Page 116: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

110

dan lingkungan sebagai aset kehidupan memiliki nilai

intrinsic. Hal ini merupakan bentuk dari nilai ekonomi

secara intrinsic (intrinsic values) dari eksistensi

sumberdaya alam dan lingkungan.

Page 117: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

111

3.2 PENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA YANG

BERKELANJUTAN

Pendidikan menurut UU No.20/2003 tentang Sisdiknas

pasal 1 ayat 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut para ahli:

M.J. Langeveld (1955) Pendidikan adalah usaha,

pengaruh, perlindungandan bantuan yang diberikan

kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau

lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Ki Hajar

Dewantara - Sistem Among (1922). Pendidikan adalah

daya upaya untukmemajukan budi pekerti, pikiran, serta

jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan

Page 118: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

112

hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras

dengan alam dan masyarakatnya.

Hansen, dkk (1977) Pandangan behavioristik;

Manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang

tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor yg data

dari luar.

Lingkungan adalah penentu tunggal dari tingkah laku

manusia.

Kepribadian individu dapat dikembalikan semata-

mata kepada hubungan antara individu dan

lingkungannya,

Hubungan ini diatur oleh hukum-hukum belajar,

seperti teori pembiasaan dan peniruan.

Hal ini didukung oleh Skinner (1976), kemampuan yg

dimiliki terwujud sebagai tingkah laku, tingkah laku ini

yang didekati dan dianalisis secara ilmiah,

pendekatan ini adalah pendekatan ilmiah.

Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta

didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu

Page 119: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

113

proses pendidikan. Dalam UU No. 20/2003, pasal 13

ayat 1, jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal,

non-formal dan informal.

Pendidikan formal

Pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah

pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang

pendidikan yang jelas, mulai dari pend. dasar,

menengah, sampai pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal

Jalur pendidikan di luar pendidikan formal, yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pendidikan nonformal, adalah PAUD, pendidikan

dasar, seperti: TPA, atau taman pendidikan AlQuran

di Masjid dan sekolah minggu yg ada di semua

Gereja, sekolah di Pura dan lainnya.

Paket A, B, dan C, serta berbagai jenis kursus lain.

Sasaran pada warga masyarakat yang memerlukan

layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

penambah pendidikan formal, penekanan pada

Page 120: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

114

penguasaan pengetahuan dan keterampilan, serta

pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan in-formal

Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang

dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

Hasil pendidikan informal diakui sama dengan

pendidikan formal dan nonformal setelah peserta

didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional

pendidikan.

Alasan pemerintah menggagas pendidikan informal:

Pendidikan dimulai dari keluarga

Informal diundangkan, karena untuk mencapai tujuan

pendidikan nasonal dimulai dari keluarga

Anak harus dididik sejak lahir

Homeschooling: pendidikan formal tapi pelaksanaan

secara informal.

Masyarakat

Masyarakat menurut Parsudi Suparlan (982):

Salah satu satuan sosial atau sistem-sosial.

Page 121: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

115

Kesatuan hidup manusia yang paling lumrah

dituturkan baik dalam kasus ilmiah maupun

keseharian.

Istilah bahasa Inggris adalah society.

Sedangkan istilah masyarakat itu sendiri dalam

bahasa Arab, berarti ikut serta atau partisipasi;

Masyarakat berarti saling bergaul atau interaksi, satu

dengan yang lainnya saling memberikan makna.

Kebermaknaan seseorang hanya ada manakala ia

berada di dalam kelompok, komunitas, atau

masyarakatnya.

Masyarakat, sebagai suatu satuan kehidupan sosial

manusia, menempati suatu wilayah tertentu yang

keteraturan dalam kehidupan sosial, dimungkinkan

oleh adanya seperangkat pranata sosial yang telah

menjadi tradisi dan budaya yang mereka miliki

bersama.

Pranata sosial, adalah seperangkat aturan-aturan

yang berkenaan dengan kedudukan dan

penggolongan satuan kehidupan sosial yang

mengatur peran dan hubungan kedudukan, tindakan-

tindakan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Page 122: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

116

Sumber aturan-aturan tersebut dari tradisi,

kebudayaan, dan kepercayaan (termasuk agama)

yang dimiliki, dianut, dan dikembangkan oleh

masyarakat yang bersangkutan masyarakat kota

Masyarakat perkotaan sering diidentikkan dengan

masyarakat modern (maju);

Tidak jarang dipertentarngkan dengan masyarakat

pedesaan yang akrab dengan sebutan masyarakat

tradisional terutama dilihat dari aspek kulturnya.

Ciri-ciri sebuah masyarakat modern, menurut Pudjiwati

Sajogyo, 1985) antara lain:

Hubungan antar sesama nyaris hanya didasarkan

pada pertimbangan untuk kepentingan pribadi;

Hubungan dengan masyarakat lain berlangsung

secara terbuka dan saling mempengaruhi; Diyakini

bahwa iptek memiliki kemanfaatan untuk

meningkatkan kualitas hidupnya;

Masyarakat kota berdeferensi atas dasar perbedaan

profesi dan keahlian sebagai fungsi pendidikan serta

pelatihan

Page 123: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

117

Tingkat pendidikanmasyarakat kota relatif lebih tinggi

bila dibandingkan denganmasyarakat pedesaan;

Aturan/hukum yang berlaku dalam masyarakat kota

lebih berorientasi pada aturan /hukum formal yang

bersifat kompleks;

Tata ekonomi yang berlaku bagi masyarakat kota

umumnya ekonomi-pasar yang berorientasi pada nilai

uang, persaingan, dan nilai-nilai inovatif lainnya.

Ciriciri ini berskala kelompok atau masyarakat.

Kota merupakan pusat kegiatan pemerintahan,

ekonomi, budaya dan tempat ciptaan peradaban

budaya manusia.

Memiliki ciri khusus; mata pencaharian dari penduduk

yg beragam, umumnya bidang non-agraris, jumlah

penduduk sangat besar,

Beragam status sosial & ekonomi, individualistis,

dinamis, terbuka, heterogen, multicultural, cukup

banyak warga urban, ada wilayah kumuh,

pencampuran beragam watak.

Diperlukan pendidikan masyarakat yang unik untuk

menyatukan berbagai perbedaan itu.

Page 124: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

118

Karakteristik yang berskala individu sebagai manusia

modern:

Selalu bersikap menerima perubahan setelah

memahami adanya kelemahan dari situasi yang rutin;

Memiliki kepekaan pada masalah yang ada di

sekitarnya dan menyadari bahwa masalah tersebut

tidak lerlepas dari keberadaan dirinya;

Terbuka bagi pengalaman baru/inovasi dengan

disertai sikap yang tidak apriori atau prasangka

Setiap pendiriannya selalu dilengkapi informasi akurat

Ia lebih berorientasi pada masa mendatang yang

didukung oleh kesadaran bahwa masa lampau

sebagai pengalaman dan masa sekarang sebagai

suatu fakta, sedangkan masa mendatang sebagai

harapan yang mesti diperjuangkan, artinya, bahwa

pengalaman waktu itu, merupakan suatu tahapan

berpikir setiap individu

Ia sangat memahami akan potensi dirinya, dan

potensi tersebut ia yakin dapat diikembangkan

Ia selalu berusaha untuk terlibat dan peka terhadap

perencanaan;

Page 125: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

119

Ia selalu menghindar dari situasi yang fatalistik dan

tidak mudah menyerah pada keadaan atau nasib;

Ia meyakini akan manfaat iptek sebagai sarana dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan manusia;

Ia memahami dan menyadari serta menghormati

akan hak-hak dan kewajiban serta kehormatan pihak

lain.

Unsur tradisi yang melekat dalam diri individu

masyarakat tidak mudah untukmenghilangkannya. Perlu

dicatat bahwa tidak semua unsur tradisi bersifat

penghambat proses modernisasi, justru potensial dan

mendukung pembaruan, sehingga seyogianya dipeli

hara dan dikembangkan. Kendala yang mengganggu

usaha pengembangan manusia modern:

Kekurangmampuan diri dalam empati pd orang lain

Rendahnya tingkat kegairahan untuk melihatmasa

depan

Ketidakmampuan untuk menunda kepuasan atau

keinginan yang berlebih akan sesuatu kebutuhan;

Kurang/langka daya kreasi dan inovasi. Pendidikan

masyarakat kota

Page 126: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

120

Merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat,

pada hakikatnya untuk mewujudkan potensi

masyarakat menjadi kekuatan yang mampu

meningkatkan mutu hidup dan kehidupannya.

Beberapa bentuk pendidikan dan kegiatan

pemberdayaan masyarakat kota yang selama ini

dilakukan adalah: dalam kerangka pendidikan

komunitas, dapat berupa pendidikan formal dan

nonformal, penyuluhan pembangunan, komunikasi

pembangunan, pendidikan kesejahteraan keluarga,

pendidikan vokasional, dan lain-lainnya.

Pendidikan non-formal sebagai bagian integral dari

pembangunan pendidikan nasional, selama ini

menjadi pilihan untuk menunjang upaya peningkatan

mutu sumber daya manusia pada masyarakat.

Pembangunan Pendidikan Non-Formal/PNF secara

bertahap terus dipacu dan diperluas guna memenuhi

kebutuhan belajar masyarakat yang tidak mungkin

dapat terlayani melalui jalur pendidikan formal.

Oleh karena itu PNF dapat menjadi pilihan warga

masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus

Page 127: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

121

sekolah, untuk meningkatkan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilannya.

Pendidikan in-formal juga dapat menjadi pilihan bagi

pendidikan masyarakat kota.

Hasil pendidikan informal diakui sama dengan

pendidikan formal dan nonformal.

Pendidikan dimulai dari keluarga (kata UU)

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dimulai

dari keluarga( untuk PF, PNF, dan PIF)

Homeschooling, juga dapat menjadi pilihan bagi

pendidikan masyarakat kota. Bagaimana dengan

konsep kota ekologis sebagai kota ekonomis yang

berkelanjutan?

Prinsip Kota Ekologis:

Untuk mensejahterakan warga masyarakat

Berfungsi secara harmonis dengan sistem alaminya.

Menghargai aset ekologisnya

Dibutuhkan manajemen lingkungan terpadu

(perencanaan, pengorganisasian, dstnya)

untukmenurunkan kerusakan lingkungan.

Page 128: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

122

Prinsip Kota Ekonomis Berkelanjutan:

Menciptakan nilai-nilai untuk mempertahankan

keberlanjutan sumber daya alam.

Menciptakan peluang bagi warga masyarakat untuk

tetap mempertahankan kualitas hidup.

Menciptakan bisnis-bisnis baru bagi masyarakat

Setiap usaha untuk ketahanan kegiatan

perekonomian harus memperhatikan keberlanjutan.

Model pendidikan masyarakat kota ekologis sebagai

kota ekonomis yang berkelanjutan, untuk menetapkan

model pendidikan masyarakat kota perlu memahami

pembahasan sebelumnya, yaitu:

Pendidikan untuk perubahan pola pikir dan perilaku

yang berkelanjutan.

Memperhatikan teori-teori pendidikan

Warga yg multi kultural dan perilakunya yang

beranekaragam.

Ciri-ciri kehidupan masyarakat kota.

Memperhatikan jalur pendidikan yg telah dipaparkan

Prinsip kota ekologis dan kota ekonomis

berkelanjutan, yang mengutamakan harmonisasi,

Page 129: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

123

antara: ekonomi, sosial budaya, pembangunan, dan

lingkungan hidup.

Model pendidikan yg cukup baik dan dikenal adalah

adalah pendidikan multycultural, menurut saya perlu

dicoba keberhasilannya.

Model pendidikan formal dan nonformal, yang selama

ini telah dilakukan, kurang berhasil karena

kenyataannya hanya dpt pengetahuan.

Jalur pendidikan yang disarankan adalah pendidikan

informal, yg fokus pada pendidikan keluarga dan

lingkungan.

Model pendidikan yang disarankan adalah model

pendidikan harmonisasi(harmonis dengan diri sendiri,

keluarga, sesama, lingkungan, dan Tuhan),

difokuskan kepada harmonis dengan diri sendiri.

Isi materi pendidikan harmonisasi:

Harmonis dengan diri sendiri (diutamakan).

Harmonis dengan keluarga(anggota keluarga)

Harmonis dengan sesama

Harmonis dengan lingkungan hidup

Harmonis dengan semua elemen di planit bumi

Page 130: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

124

Harmonis dengan pencipta

Model pendidikan yang mengutamakan pelatihan

berulang-ulang dan peniruan/contoh teladan.

Pendidik/pelatih harus harmonis dengan dirinya.

Perlakuan model pendidikan harmonisasi

Jelas sasarannya; komunitas/masyarakat, jumlah

peserta belajar.

Tetapkan topiknya.

Persiapkan langkah/prosedur

Tidak ada prasyarat tempat belajar

Peran Pendidik/guru harus harmonis dengan dirinya.

Ketrampilan dasar diperlukan (menjelaskan, bertanya,

mengelola kelompok belajar, dan lainnya)

Materi sesuaikan dengan kebutuhan lapangan

Model-model pendidikan/pembelajaran interaktif

dapat digunakan, namun selalu plus harmonisasi (H).

Contohnya; Model pembelajaran interaktif tipe

Seminar + H, dan seterusnya.

Ciptakan suasana nyaman dan harmonis

Model pembelajaran interaktif yang ada selama ini

sudah baik, hanya ditambahkan dengan tindakan

Page 131: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

125

pendidik/guru untuk harmonisasi dengan diri sendiri

(+H)

Seorang pendidik, guru, fasilitator, bagi masyarakat,

hendaknya mempersiapkan diri menjadi model bagi

masyarakat.

Sebab tidak dapat mengajarkan materi yg mengajak

masyarakat untuk harmonis dengan diri sendiri, jika

gurunya sendiri tidak harmonis.

Model pembelajaran yang disarankan dapat dilihat

pada gambar berikut

Page 132: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

126

Page 133: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

127

4. KESIMPULAN

Pertumbuhan dan perkembangan kota pada prinsipnya

menggambarkan proses berkembangnya suatu kota

yang mengacu pada besaran faktor produksi yang

dipergunakan oleh sistem ekonomi kota. Semakin besar

produksi berarti ada peningkatan permintaan yang

meningkat, sedangkan perkembangan kota mengacu

pada kualitas, yaitu proses menuju suatu keadaan yang

bersifat pematangan. Perkembangan suatu kota

dipengaruhi oleh perkembangan dan kebijakan ekonomi.

Konsep-konsep pengembangan wilayah kaitannya

dengan upaya optimalisasi fungsi lahan pertumbuhan

dan perkembangan wilayah kota dimasa yang akan

datang cenderung terus berkembang baik secara

demografis, fisik, bahkan spasial. Laju pertumbuhan

penduduk, tingkat kepadatan, tingkat ketersebaran

fasilitas pelayanan umum dan potensi lahan secara

keseluruhan menjadi penggerak utama terjadinya

ekspansi pemanfaatan lahan dan perubahan dalam

struktur internal wilayah kota.

Page 134: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

128

Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan kota, yaitu:

a. Faktor penduduk, yaitu adanya pertambahan

penduduk baik disebabkan karena pertambahan

alami maupun karena migrasi.

b. Faktor sosial ekonomi, yaitu perkembangan kegiatan

usaha masyarakat

c. Faktor sosial budaya, yaitu adanya perubahan pola

kehidupan dan tata cara masyarakat akibat pengaruh

luar, komunikasi dan sistem informasi.

Prinsip perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana

ditetapkan oleh Undang-Undang No.26 Tahun 2009

tentang Penataan Ruang adalah untuk :

1. Melaksanakan kebijaksanaan pokok pemanfaatan

dan pengendalian ruang dan Rencana Tata Ruang

yang lebih tinggi

2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan

keseimbangan perkembangan antar wilayah serta

keserasian pembangunan antar sector

Page 135: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

129

3. Menetapkan lokasi investasi yang dilaksanakan

Pemerintah dan/atau masyarakat

4. Menyusun rencana tata ruang yang lebih rinci di

wilayah yang bersangkutan

5. Melaksanakan pembangunan dan perizinan dalam

memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan.

Pendekatan sektoral dan pendekatan regional (ruang),

sesuai dengan keputusan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor 64/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang

Kota, terdapat 4 (empat) tingkatan rencana tata ruang

kota, yaitu sebagai berikut :

Rencana umum tata ruang perkotaan, yaitu

menggambarkan posisi kota yang direncanakan

terhadap kota lain secara nasional dan hubungannya

dengan wilayah belakangnya

Rencana umum tata ruang kota, yaitu

menggambarkan pemanfaatan ruang kota secara

keseluruhan

Rencana detail tata ruang kota, yaitu menggambarkan

pemanfaatan ruang kota secara lebih rinci

Page 136: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

130

Rencana teknik ruang kota, yaitu menggambarkan

rencana geometri pemanfaatan ruang kota sehingga

sudah bisa menjadi pedoman dalam penentuan sait

(site) pembangunan / konstruksi kota.

Konsep dan Ruang lingkup daya dukung lingkungan

berdasarkan UU no 23 Tahun 1997, daya dukung

lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup

untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk

hidup lain. Menurut Soemarwoto

(2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya

adalah dayadukung lingkungan alamiah, yaitu

berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat

dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu

di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung

lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen,

yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan

kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). Oleh

karena itu setiap makhluk yang hidup yang ada bertugas

untuk menjaga keberadaan makhluk hidup lainnya

sebaik mungkin agar terjadi hubungan yang baik yang

terjalin antara satu makhluk dengan makhluk yang lain

Page 137: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

131

sehingga menjaga daya dukung antara masing

lingkungan dan makhluk hidup.

Kota Ekologis sebagai kota ekonomis adalah

pendekatan untuk mengintegrasikan pembangunan

perkotaan yang mensinergikan ekologi dan ekonomi.

Hal-hal yang ditetapkan sebagai prinsip kota ekologis

sebagai kota ekonomis.

Prinsip Pertama, dilakukan dengan pendekatan “City

Based“, dalam kaitan ini, setiap upaya pembangunan

perkotaan harus didasarkan melalui proses “bottom-

up“. Pembangunan suatu kota dirancang dengan

pendekatan rancangan dari bawah, di Indonesia,

dengan kewenangan otonomi yang sangat besar, hal

ini sudah dilakukan. Semua proses penyusunan

pembangunan perkotaan dilandasi dengan proses

yang bottom-up.

Prinsip kedua adalah kolaborasi, dalam penyusunan

program perkotaan berkelanjutan, kolaborasi mutlak

dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari semua

stakeholder. Prinsip ini sudah lama dilakukan di

Indonesia.

Page 138: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

132

Prinsip ketiga adalah “One system approach“. Pada

pendekatan ini, diharapkan adanya pelaksanaan

pembangunan sebagai satu sistem komprehensif,

untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber

daya. Untuk mendapatkan efisiensi penggunaan

sumber daya (terutama sumber daya alam),

pembangunan perkotaan diharapkan dapat

diintegrasikan dalam sebuah kesatuan sistem

terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam

seperti air dan energi. Salah satu contoh penerapan

”one system approach” adalah dalam suatu kawasan

kota yang merancang pemanfaatan air secara efisien

dengan daur ulang dan diintegrasikan dengan

pemanfaatan energi terbarukan seperti panel surya

atau kincir angin. Penerapan ”one system approach”

tersebut akan menghemat energi dan menghemat air

untuk keberlanjutan lingkungan dan perkotaan.

Prinsip ke empat adalah Investment framework that

values sustainability and resiliency. Pendekatan ini

mengkaji secara seksama biaya investasi

pembangunan berkelanjutan dengan menghitung dan

mempertimbangkan ”operational cost” setelah

Page 139: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

133

pembangunan selesai. Dengan kata lain, biaya operasi

dan pemeliharaan harus memiliki keberlanjutan

sehingga tidak menjadi ”beban” pada masa yang akan

energi. Implikasi dari pendekatan ini adalah

perencanaan program investasi ditentukan oleh

keberlanjutan (sustainability) dari biaya operasi dan

pemeliharaan, terutama dalam pemanfaatan sumber

daya air dan sumber daya energi

Dalam konteks yang lebih spesifik, kota yang

berkelanjutan (sustainable city) diartikan sebagai kota

yang direncanakan dengan mempertimbangkan dampak

lingkungan yang didukung oleh warga kota yang

memiliki kepedulian dan tanggung-jawab dalam

penghematan sumberdaya pangan, air, dan energi;

mengupayakan pemanfaatan sumberdaya alam

terbarukan; dan mengurangi pencemaran terhadap

lingkungan. Sesuai dengan karakteristik suatu kota,

maka pembangunan kota berkelanjutan dapat diartikan

sebagai upaya terus-menerus untuk meningkatkan

kualitas kehidupan warga kota melalui peningkatan

produktivitas di sektor sekunder dan tersier dan

Page 140: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

134

penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang layak

dengan mempertimbangkan dampak invasi dan

intensifikasi kawasan terbangun terhadap kerusakan

lingkungan kota serta mensyaratkan keterlibatan yang

tinggi dari warga kota terhadap upaya penghematan

konsumsi sumberdaya alam dan pengendalian

penurunan kualitas lingkungan.

Pada dasarnya valuation merujuk pada kontribusi

sebuah komoditas untuk mencapai tujuan tertentu,

seorang pemain sepakbola dinilai tinggi apabila

kontribusi pemain tersebut tinggi pula untuk

kemenangan tim-nya. Sedangkan dalam konteks

ekologi, sebuah gen dianggap bernilai tinggi apabila

mampu berkontribusi terhadap tingkat survival dari

individu yang memiliki gen tersebut. Singkat kata, nilai

sebuah komoditas tergantung dari tujuan spesifik dari

nilai itu sendiri. Dalam pandangan neoklasik, nilai

sebuah komoditas terkait dengan tujuan maksimisasi

utilitas/kesejahteraan individu. Dengan demikian apabila

ada tujuan lain, maka ada “nilai” yang lain pula.

Page 141: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

135

Model pendidikan atau model pembelajaran bagi

pendidik/guru professional menuju generasi emas, dapat

menggunakan model pembelajaran interaktif yang

sudah ada selama ini, hanya ditambahkan dengan

tindakan guru untuk harmonisasi dengan diri sendiri(+H).

Sebab tidak mungkin pendidik/guru mengajarkan materi

kepada komunitas, dan gurunya nampak tidak harmonis

dengan diri sendiri, Jika gurunya sendiri tidak harmonis,

maka akan menuai ketidak suksesan. Jadi saat ini

contoh hidup/keteladanan menjadi penting dan menjadi

isu global. Saat ini masalah lingkungan adalah masalah

disekitar kita, masalah manusia yg tidak harmonis.

Page 142: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur
Page 143: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

137

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. 1982, Beberapa Dimensi Ekonomi

Wilayah. Universitas Hasanuddin: Ujung Pandang. Andreas Faludi, Bas Waterhout, The Making of the

European Spatial Development Perspective, London Routledge 2002.

Barlowe, R. 1986, Land Resource Economics The

Economies Of Real Estate. Four Edition. Prentice-Hall, Engelwood Cliffs, New Jersey

Branch, Melville C. 1996. Perencanaan Kota

Komprehensif; Pengantar dan Penjelasan. Alih Bahasa Bambang Hari Wibisono, Penyunting Achmad Djunaedi. Gajah Mada University Press:Yogyakarta

Budihardjo, E. 1991. Arsitektur dan Kota di Indonesia.

Penerbit Alumni, Bandung Budihardjo, E. (2003). Kota dan Lingkungan.

Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan Ekologi. Penerbit LP3ES

Budihardjo, E.& Sujarto, D. (1999). Kota Berkelanjutan.

Penerbit Alumni, Bandung. Djaka Permana, R. D. (2009). Pengembangan Wilayah

Melalui Pendekatan Kesisteman. Penerbit IPB Press

Page 144: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

138

Dirjen Penataan Ruang – Depkimpraswil, Kebijakan, Strategi dan Program Ditjen Penataan Ruang, BPSDM, Jakarta, 2003

Hesty Nawangsidi & Fitri Indra Wardhono, 14 April 2012,

Laporan Akhir Kajian Upaya Perwujudan Kota Jakarta yang Berkelanjutan, PU

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Penerbit Bumi

Aksara Juniper, T. (First Fublished in 2007). Saving Planet

Earth. Mixed Sources FSC. Kementerian Lingkungan Hidup, 2004. Laporan

Perkembangan Pencapaian Tujuan pembangunan Millenium Indonesia, KLH. Jakarta

Kjellberg Bell. et. al. (1995). Urban Research in the

Developing Word Prespectives on the City. Univ of Toronto.

Kozlowski. J. (1997). Pendekatan Ambang Batas dalam

Perencanaan Kota, Wilayah dan Lingkungan.Teori dan Praktek. Penerbit UI Press

Kustiwan, et. al. (2009). Pengantar Perencanaan

Perkotaan. Penerbit ITB Meadows, D. et. al. (Reprinted 2006, 2008). Limits to

Growth FSC Mixed Sources Panuju. (2009).

Page 145: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

139

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Penerbit Yayasan obor Indonesia

Mitchell, B. (2007). Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan. Penerbit Gadjah Mada University Press Paoletto, et. al. (1999). Cities and The Environment New

Approaches for Eco-Societies P3TL & P4W. (2004). Studi Pemodelan Kota

Berwawasan Lingkungan. Laporan Akhir, P3TL-BPPT, Jakarta

Richard H. Williams, European Union Spatial Policy and

Planning, London Chapman 1996. Roseland, M. copyright (2005). Toward Sustainable

Communities, New Society Publishers Rogers Peter, P. (2008). An Introduction to Sustainable

Development. Mixed SourcesFSC Rustiadi, E. ( 2009). Perencanaan dan Pengembangan

Wilayah, Penerbit Yayasan Obor Indonesia Rustiadi, E. (2008). Penyelamatan Tanah, Air, dan

Lingkungan, Penerbit YayasanObor Indonesia Sarosa, W. (2002). A framework for the analysis of

urban sustainability, linking theory and practice, urban and regional development paper series no.2 URDI, Jakarta.

Page 146: ISBN 978-602-70112-1-2 - unj.ac.id · PDF fileadalah wujud fisik perkembangan ekonomi. ... hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang ... dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

140

Supriatna, J. (2008). Melestarikan Alam Indonesia, Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Williams. et. al. (1996) The Compact City. Asustainable

Urban Form. E & FN SPON