irigasi curah
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
Sistem Irigasi Irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman,
pada hampir semua jenis tanah.Betapa tidak, dengan kenyataan bahwa tinggi
curah hujan tahunan di Kairo dan sekitarnya sudah melibatkan intervensi
teknologi irigasi yang relatif signifikan,Dalam dunia modern, saat ini sudah
banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Teknologi yang diterapkan
di sini adalah: pemanfaatan lahan pertanianBudi Daya Jagung dan Diseminasi
Teknologi. memadai untuk budi daya padi. Pathok ini lebih cocok untuk irigasi
curah terkendali dibandingkan cara luapan atauBBP2TP Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Pertanian Hasil ini masih dapat ditingkatkan, yaitu
melalui penambahan suplai air irigasi petani.
Sistem sprinkler (irigasi curah) merupakan salah satu alternatif metode
pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan
irigasi permukaan (surface irrigation). Salah satu kelemahan dari sistem ini
adalah mahalnya biaya investasi awal. Sistem irigasi curah ini menggunakan
energi tekan untuk membentuk dan mendistribusikan air ke lahan. Tekanan
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kinerja sprinkler.
Komponen utama dari sistem ini antara lain mata curah (sprinkler), lateral,
saluran cabang (sub main) dan saluran utama (main line). Sprinkler digunakan
untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintik ke lahan. Jaringan lateral, saluran
cabang, dan saluran utama digunakan untuk mengalirkan air dari sumber ke
sprinkler. Kinerja (performance) alat pencurah (James, 1988) dinyatakan dalam
lima parameter, yaitu debit sprinkler (sprinkler discharge), jarak pancaran
(distance of throw), pola sebaran air (distribution pattern), harga pemberian air
(application rate), dan ukuran rintik (droplet size).
Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara
menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti
hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice
kecil atau nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Untuk
mendapatkan penyebaran air yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle,
tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai.
Berbagai tipe sistem irigasi sprinkler telah dikembangkan sebagai respon
terhadap kondisi tenaga kerja, kondisi topografi, kebutuhan pemberian air secara
khusus, dan ketersediaan sumberdaya air lahan. Sistim sprinkler yang paling awal
dirancang adalah sprinkler putar kecil yang beroperasi simultan, mulai populer
tahun 1930-an dan masih digunakan sampai sekarang. Sprinkler jenis ini bekerja
dengan tekanan rendah sampai medium (2 ~ 4 bar) dan mampu mengairi suatu
areal lahan lebar 9 ~ 24 m dan panjang sampai 300 m untuk setiap settingnya (0,3
~ 0,7 ha). Laju aplikasi bervariasi dari 5 ~ 35 mm/jam. Pada sistim sprinkler
terdapat 3 tipe utama yakni (a) sistim berpindah (portable system), (b) sistim solid
atau permanen, dan (c) sistim semi-permanen.
Irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman kecuali padi
dan yute, pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi tidak cocok untuk tanah
bertekstur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau
kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam. Beberapa keuntungan irigasi curah
antara lain:
a. Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
b. Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman
tanah (solum) yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading).
c. Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi.
d. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan
terjadinya erosi.
e. Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-sama
dengan air irigasi.
f. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi
permukaan
g. Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang
tidak dapat ditanami
h. Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.
II. SISTEM IRIGASI CURAH
Berdasarkan penyusunan alat penyemprot, irigasi curah dapat dibedakan :
a. Sistem berputar (rotating head system). Terdiri dari satu atau dua buah
nozzle miring yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan
memukul dari alat pemukul (hammer blade). Sprinkler ini umumnya
disambung dengan suatu pipa peninggi (riser) berdiameter 25 mm yang
disambungkan dengan pipa lateral. Alat pemukul sprinkler bergerak
karena adanya gaya impulse dari aliran jet semprotan air, kemudian
berbalik kembali karena adanya regangan pegas. (Gambar 1).
b. Sistem pipa berlubang (perforated pipe system). Terdiri dari pipa
berlubang-lubang, biasanya dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5 -
2,5 kg/cm2, sehingga sumber tekanan cukup diperoleh dari tangki air yang
ditempatkan pada ketinggian tertentu (Gambar 2). Semprotan dapat
meliput selebar 6 - 15 meter. Cocok untuk tanaman yang tingginya tidak
lebih dari 40 - 60 cm.
Gambar 1 Kepala sprinkler berputar dan sistem sprinkler berputar
Gambar 2. Pipa perforasi untuk irigasi bibit kelapa sawit
Sistem sprinkler yang paling awal dirancang adalah sprinkler putar kecil
yang beroperasi simultan, mulai populer tahun 1930-an dan masih digunakan
sampai sekarang. Sprinkler jenis ini bekerja dengan tekanan rendah sampai
medium (2 ~ 4 bar) dan mampu mengairi suatu areal lahan lebar 9 ~ 24 m dan
panjang sampai 300 m untuk setiap settingnya (0,3 ~ 0,7 ha). Laju aplikasi
bervariasi dari 5 ~ 35 mm/jam.
a. Sistim Berpindah (portable system)
1) Sistim berpindah manual
Sistim berpindah yang sangat sederhana adalah memindahkannya
dengan tenaga manusia secara manual. Sistim ini terdiri dari sebuah
pompa, pipa utama, lateral dan sprinkler putar. Lateral tetap di suatu posisi
sampai irigasi selesai. Pompa dihentikan dan lateral dilepaskan dari pipa
utama dan dipindahkan ke posisi lateral berikutnya. Bila irigasi satu blok
lahan telah selesai, keseluruhan sistim (lateral, pipa utama dan pompa)
dipindahkan ke blok lahan lainnya (Gambar 3).
Gambar 3 Sistem berpindah
Kebanyakan, yang dipindah-pindahkan hanya lateralnya saja,
sedangkan pompa dan pipa utamanya tetap. Sistem seperti ini disebut
dengan sistim semi-portable. Lateral dipindahkan dengan tenaga manusia
ke posisi berikutnya pada pipa utama. Umumnya lateral berpindah antara
satu sampai empat kali per hari tergantung pada “settime” yang ditetapkan.
Lateral berpindah berurutan dari satu posisi ke posisi lain sampai seluruh
lahan terairi. Pada sistim ini juga sering digunakan 2 atau lebih lateral
bekerja simultan Peletakan sistim pipa dapat bermacam cara. Perpindahan
dengan tenaga manusia memerlukan hari orang kerja (HOK) yang cukup
besar, sehingga hanya cocok untuk daerah dimana tenaga kerja manusia
tersedia banyak dan tak mahal.
2) Sistim Berpindah dengan Mesin
Laeral-move atau roll-move system. Pada sistem ini, pipa lateral
selain untuk mengalirkan air digunakan juga sebagai poros roda
berdiameter 1,5 ~ 2,0 m. Roda ditempatkan pada jarak 9 ~ 12 m sehingga
lateral dapat mudah didorong dari satu setting irigasi ke setting lainnya
dengan menggunakan tenaga gerak motor bakar (internal combustion
engine).
Pada waktu irigasi, lateral tetap pada satu lokasi sampai sejumlah
air irigasi selesai diaplikasikan. Pompa dihentikan dan pipa lateral dilepas
dari pipa utama, airnya dibuang, kemudian posisi lateral dipindahkan
dengan tenaga penggerak. Lateral disambung kembali dengan pipa utama
di posisi berikutnya. Sistim ini cocok digunakan di lahan datar, luas,
berbentuk segi empat dengan tanaman rendah dalam barisan. Lateral
dipasang melintang barisan tanaman sehingga roda penggerak ditempatkan
di antara baris tanaman. Pergerakan lateral juga dapat berputar
mengelilingi suatu poros dan disebut dengan sistem center pivot.
Mobile rain-gun system (MRS). Sistem ini menggunakan sprinkler
putar besar yang bekerja pada tekanan tinggi mengairi areal yang luas..
Umumnya sprinkler dipasang pada alat angkut bergerak sinambung
memotong lahan selama beroperasi dan disebut travellers . Akhir-akhir ini
menjadi sangat populer karena biaya modal per hektar relatif rendah dan
kebutuhan tenaga kerja lebih kecil.
Hose-pull system (HPS). Mesin hose-pull mempunyai rain-gun
yang dipasang pada alat angkut beroda. Air dipasok melalui slang feksibel
(flexible hose) dengan panjang sampai 200 m dan diameter 50 – 100 mm.
Pada tipikal tata-letak HPS pipa utama dipasang melintas pusat lahan dari
stasiun pompa (Gambar 11). Suatu jalur sepanjang 400 m dapat diairi pada
satu setting meskipun panjang slang feksibel hanya 200 m. Rain-gun
carrieage diposisikan pada kondisi start dari jalur pertama. Slang fleksibel
(FH) diletakkan sepanjang jalur gerak (travel line) dan disambung ke rain
gun dan valve coupler pada pipa utama. Suatu kabel baja pelurus pada
sprinkler carriage ditarik sampai ujung terjauh lapangan dan dipantek kuat
ke tanah. Valve coupler perlahan dibuka memulai irigasi. Rain-gun
carriage ditarik baik oleh “water motor” dengan tenaga dari aliran air
menggunakan piston atau turbin, atau menggunakan motor bakar.
b. Solid-set atau Sistim Permanen
Jika jumlah lateral dan sprinkler cukup meliput seluruh lahan, sehingga
tak diperlukan peralatan untuk berpindah, maka sistim tersebut disebut sebagai
solid-set system. Untuk tanaman semusim, pipa dan sprinkler dipasang setelah
tanam dan tetap di tempat selama musim pertumbuhan dan irigasi. Sesudah
panen perlengkapan dibongkar dan disimpan di gudang peralatan untuk
digunakan pada musim berikutnya
Jika mengairi tanaman tahunan seperti buah-buahan, maka jaringan
pipa dan sprinkler seringkali tetap di tempat dari musim ke musim. Dalam
kasus ini sistim tesebut disebut sebagai sistim permanen. Umumnya pada
sistim permanen jaringan perpipaan ditanam di bawah tanah untuk
menghindari kerusakan dari kendaraan pertanian yang lewat, atau dipasang
permanen di atas tanaman. Umumnya pada sistim solid atau permanen hanya
sebagian dari sistim bekerja secara simultan. Hal ini tergantung pada ukuran
pipa dan jumlah air tersedia. Debit aliran disalurkan dari satu blok ke blok
lainnya melalui hidran atau katup. Pada kondisi khusus misalnya untuk
pencegahan kabut beku (frost) diperlukan operasi simultan di seluruh lahan.
Sistim solid atau permanen ini memerlukan tenaga kerja jauh lebih sedikit
daripada sistim bergerak dan juga memerlukan tenaga trampil lebih sedikit.
Akan tetapi investasi awalnya lebih besar karena jumlah pipa, sprinkler, dan
perlengkapannya akan lebih banyak. Jadi sistim ini hanya cocok untuk daerah
yang tenaga kerjanya langka dan mahal.
c. Sistim Semi-Permanen
Beberapa sistim baru dkembangkan akhir-akhir ini untuk memperoleh
keuntungan keduanya baik dari sistim berpindah maupun sistim solid-set.
Rancangan diarahkan untuk mendapatkan suatu kombinasi baik biaya investasi
rendah maupun tenaga buruh yang diperlukan juga rendah. Sistim ini disebut
sebagai Semi-Permanen yang terdiri dari (a) Sprinkler-hop system, (b) Pipe-
grid system, (c) Hose-pull system dan (d) Hose move system.
III. Komponen irigasi curah
Umumnya komponen irigasi curah terdiri dari: (a) pompa dengan tenaga
penggerak sebagai sumber tekanan, (b) pipa utama, (c) pipa lateral, (d) pipa
peninggi (riser), dan (e) kepala sprinkler (sprinkler head)
a. Tenaga penggerakSumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor
bakar (internal combustion engine)
b. Pipa utamaPipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke
pipa lateral. Pipa utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah
permukaan tanah, dapat pula berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan
yang lain. Pipa beton tidak cocok untuk tekanan tinggi. Untuk pipa utama yang
berpindah, pipa biasanya terbuat dari almunium yang ringan dan dilengkapi
dengan quick coupling.
Sedangkan untuk pipa utama yang ditanam, umumnya dipasang pada
kedalaman 0,75 m di bawah permukaan tanah. Pipa utama berdiameter antara
75 – 200 mm. Pipa almunium dengan quick coupling
c. Pipa lateralPipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke
sprinkler. Pipa utama biasanya terbuat dari baja, beton, asbestos cement, PVC
atau pipa fleksibel. Pipa lateral ini berdiameter lebih kecil dari pipa utama,
umumnya lateral berdiameter 50 – 125 mm, dapat bersifat permanen atau
berpindah. Pipa lateral biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6
atau 12 meter setiap potongnya.
d. Kepala sprinkler (sprinkler head)Terdapat dua tipe kepala sprinkler untuk mendapatkan semprotan yang
baik yaitu:
1. Kepala sprinkler berputar (Rotating head sprinkler). Kepala sprinkler
berputar mempunyai satu atau dua nozzle dengan berbagai ukuran
tergantung pada debit dan diameter lingkaran basah yang diinginkan
2. Pipa dengan lubang-lubang sepanjang atas dan sampingnya (sprayline).
IV. Sprinkler berputarSprinkler bekerja dengan cara menyemprotkan air bertekanan lewat suatu
lubang kecil atau nozzle ke udara. Jet air ini selama perjalanannya akan pecah
menjadi butiran air dan jatuh ke tanah atau tanaman. Sprinkler berputar horizontal
dan menghasilkan pola pembasahan berbentuk lingkaran. Jarak dari sprinkler ke
lingkaran terluar disebut jarak lemparan (throw) atau radius pembasahan. Tipikal
sprinkler kecil akan membasahi lahan dengan diameter basah 36 m.
Sprinkler berputar disebabkan oleh adanya aliran jet air dan beban pegas
pada lengan ayun (swing arm). Pada waktu sprinkler beroperasi, lengan ayun
bergerak karena jet air dan memukul kepala sprinkler ke satu sisi, kemudian
lengan ayun kembali ke posisi semula karena adanya tegangan pegas. Kecepatan
putar dikendalikan oleh tegangan Pegas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sprinkler1. Angin.
Angin akan mempengaruhi pola sebaran (Gambar 35). Untuk mengurangi
pengaruh angin jarak spasi harus diperkecil Untuk mengurangi dampak angin
biasanya lateral diletakkan tegak lurus arah angin kemudian spasi antar lateral
dikurangi.
2. Set timeIstilah “set” adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam irigasi
curah. Kata tersebut merujuk pada suatu areal lahan yang diari oleh sebuah atau
grup sprinkler. Set-time adalah waktu yang digunakan sprinkler tersebut untuk
menyelesaikan irigasi nya (pemberian sejumlah air) pada satu posisi. Set-time
tergantung pada laju aplikasi dan jumlah air irigasi yang diperlukan.