irigasi

Download irigasi

If you can't read please download the document

Upload: erwin-k-untung

Post on 29-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Irigasi merupakan faktor kunci bagi ketahan pangan di Indonesia, air untuk iriga si pertanian di Indonesia sebagian besar kebutuhanya dipenuhi dari penggunaan ai r permukaan seperti sungai dan danau yang ditampung dalam bendungan-bendungan, s ebagian kecil lainnya dipenuhi dengan menggunakan air tanah. Menurut Data sampai saat ini lahan pertanian di Indonesia yang beririgasi sebesar 1,971, 450 ha lah an pertanian (Prawiro, 2003), sedangkan kebutuhan air untuk 1 ha lahan sawah yan g dikelola secara konvensional diperlukan sebanyak 1 liter/detik dengan asumsi l aju kehilangan akibat penguapan 1-2 mm perhari, jika kita menghitung dengan cerm at untuk satu kali musim tanam selama (3-4 bulan) maka akan dihabiskan air seban yak 11.509. 200 liter/ha (Prawiro, 2006). Berapa air yang diperlukan untuk menga iri lahan pertanian sebesar di atas?, diperkirakan diperlukan sebanyak 100 milya r m3/tahun. Sementara dari sektor rumah tangga diperkirakan untuk per 1000 orang diperlukan air sebanyak 31.356 m3 /tahun, setiap mencetak sawah satu hektar sel ama setahun diperlukan air sebanyak 41.109 m3 /tahun, sehingga dapa disimpulkan setiap satu hektar sawah bersaing dengan sekitar 1.300 orang (Prawiro, 2006). Sementara di sisi lain hasil pencitraan satelit luas hutan Indonesia hanya sebes ar 18,57%, idealnya luas hutan harus mencapai 30% dari seluruh total wilayah aga r keseimbangan air terjaga (Prawiro, 2006), keadaan ini mengakibatkan Indonesia menjadi daerah langganan Banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim k emarau. Permasalahan lain berkaitan dengan air adalah tingkat ketercemaran air yang teru s meningkat dari tahun ketahun, hal ini disebabkan oleh laju populasi yang tidak terkendali dan fenomena industri masuk desa , akibat dibukanya kran kebebasan oleh p emerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya secara ma ndiri, membuat daerah beramai-ramai memikat investor untuk membangun industri di d aerahnya dengan menawarkan tax yang menggiurkan dengan melupakan kajian dampak l ingkungan, akibat dari hal ini adalah roda perekonomian menjadi bergerak dengan cepat seiring dengan gradasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh industri . Akhirnya hampir setiap pagi lewat koran dan siaran televis kita biasa mendenga r bahwa tingkat pencemaran air, udara di kota X sudah diambang batas yang diperb olehkan. Akibat dari apa yang digambarkan pada penjelasan sebelumnya terkait dengan tema di atas, adalah petani sebenarnya dihadapkan pada posisi tidak punya pilihan dal am menggunakan air untuk irigasi pada areal pertanianya karena supply air dan ke butuhan untuk irigasi sebenarnya tidak mencukupi, di sisi lain hampir sebagian b esar sumber utama air irigasi tersebut terdedah oleh zat-zat pencemar dari kadar paling rendah sampai dengan yang paling tinggi dengan tidak memenuhi angka baku mutu air untuk pertanian, seperti Ph di bawah 5,5 dan lain-lain. Terkait dengan hal tersebut, artikel ini hendak mendiskusikan apa dampak yang ak an dialami jika permasalahan ini tidak segera tertangani, serta langkah apa yang sebaiknya kita lakukan untuk mereduksi permasalahan tersebut. AKIBAT PENGGUNAAN AIR TERCEMAR UNTUK IRIGASI PERTANIAN Akibat Bagi Kesehatan Manusia Pengaruh penggunaan air tercemar untuk irigasi pertanian bila kita kaji sebenarn ya dapat berdampak positif dan negatif terhadap manusia, namun dampak positifnya hampir tidak ada satu pun kajian ilmiah yang mendukungnya, kecuali bahwa penggu naan air tercemar untuk irigasi terbukti selama ini mampu menghasilkan income ba gi para petani serta menjaga ketahanan pangan di negeri ini. Sedangkan dampak ne gatif dari penggunaan air tercemar terkait dengan kesehatan manusia tidak perlu disangsikan banyaknya. Kasus penggunaan air tercemar untuk irigasi yang sangat terkenal terhadap keseha tan manusia adalah kasus di Tanzania, air irigasi tercemar ini menjadi vector ny amuk Malaria yang menyebabkan Tanzania menjadi salah satu daerah endemic penyaki t malaria sampai saat ini (Armon, 2002). Pengaruh negatif lain akibat penggunaan air tercemar dalam irigasi pertanian adalah kandungan air tercemar yang biasany a mengandung bakteri-bakteri patoghen dan racun-racun kimia, terkait dengan hal ini ada empat kelompok orang yang sangat berisiko tertular patoghen atau teracunizat kimia yaitu, 1) petani dan keluarganya, 2) buruh-buruh tani yang bekerja di lahan yang menggunakan air tercemar, 3) konsumen yang mengkonsumsi produk pertan ian yang diolah dengan menggunakan air irigasi yang tercemar, dan 4) semua orang yang berdekatan dengan area pertanian yang menggunakan air tercemar terutama ya ng paling beresiko adalah anak-anak dan orang tua. Air tercemar banyak mengandung organisme-organisme yang berbahaya dan menyebabka n banyak penyakit, di dalam air tercemar banyak pathogen yang mampu bertahan dal am jangka waktu yang lama sampai tertransmisikan ke tubuh manusia, seperti cacin g-cacing parasit (Braton, 1993), bakteri-bakteri patoghen (Armon, 2002), dan lai n-lain. Penyakit cacingan yang kita kenal selama ini salah satu penyebabnya diak ibatkan dari penggunaan air tercemar dalam irigasi, selain jeleknya sanitasi lin gkungan. Penyakit lain selain yang disebabkan cacing adalah penyakit-penyakit ya ng disebabkan oleh bakteri pathogen, bakteri-bakteri ini dilaporkan dapat mengan cam pengguna air tercemar dalam irigasi dan menyebabkan penyakit seperti cholera , typhoid, shighellosis, gardiasis, dan amaebiasis. Sedangkan dampak negatif yang terkait kandungan zat kimia berbahaya dalam air ir igasi yang tercemar dapat dijelaskan sebagai berikut; biasanya zat kimia berbaha ya yang terdedah dalam air yang tercemar adalah unsur-unsur logam. Pada jumlah k ecil biasanya logam-logam ini secara biologis sangat diperlukan, namun dalam jum lah yang besar dapat membahayakan bagi tubuh. Beberapa zat kimia yang sering dit emukan pada air tercemar untuk irigasi antara lain adalah cobalt, tembaga, dan s eng (Armon, 2002), hal ini dikarenakan tanaman tidak mengasorbsi zat kimia ini, dan dalam keadaan melebihi ambang batas dapat berbahaya bagi manusia dan tumbuha n itu sendiri, beberapa laporan penelitian mengindikasikan jika tubuh terdedah p olutan ini dalam jangka waktu yang lama akibat mengkonsumsi hasil produksi perta nian yang tercemar dapat memicu terjadinya kanker. Akibat Bagi Tanaman Pertanian Akibat penggunaan air tercemar untuk irgasi pertanian bagi tanaman pertanian, pa ling tidak dapat diklasifikasikan menjadi dua akibat yaitu, 1) akibat terhadap h asil produksi pertanian, 2) akibat terhadap mutu produksi pertanian, seperti keh adiran polutan dalam hasil pertanian, perubahan rasa, dan lain-lain. Harus diaku i bahwa hampir sebagian besar air tercemar mengandung zat-zat organik yang dapat menyuburkan tanaman, namun kondisi sebenarnya dalam air tercemar biasanya zat o rganic ini dalam jumlah yang berlebihan, akibat dari hal ini yaitu menyebabkan k erusakan pada tanaman, sebagai contoh kelebihan kandungan nitrogen pada tanaman akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman secara vegetatif menjadi meningkat dari p ada menghasilkan buah, selain itu dampak lainnya adalah mengakibatkan penundaan kemasakan buah, temuan ini biasanya ditemukan pada tanaman padi, jangung dan beb erapa tanaman lain, bila hal ini terjadi maka dapat menimbulkan kerugian bagi pe tani karena turunnya produksi dan mutu hasil pertanian. Ancaman lain yang dihada pi adalah terkontaminasinya tanaman pertanian oleh logam-logam berat dapat mengg anggu pertumbuhan tanaman itu sendiri dan manusia yang mengkonsumsinya. Akibat Bagi Tanah Pertanian Tanah merupakan campuran dari mineral dan zat organik dengan konsentrasi yang be rbeda-beda pada tiap-tiap daerah, dengan alasan ini rasanya sangat sulit untuk m engkaji dan meneliti apakah penggunaan air tercemar (dengan pencemar zat organic ) menyebabkan masalah bagi tanah atau malah menyebabkan kesuburan bagi tanah. Seba gai contoh nitrogen merupakan salah satu zat organik yang banyak ditemukan dalam air yang tercemar. Nitrogen dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, misalkan nit rat, nitrit, ammonia, dan nitrogen itu sendiri, banyak tanaman hanya menyerap ni trat, tetapi bentuk lain ditranformasikan ke dalam tanah, namun sampai saat ini tidak ada kajian terhadap pengaruhnya bagi tanah. Permasalahan utama yang dihada pi oleh tanah, jika yang terbawa oleh air irigasi tercemar berupa logam, dalam j umlah yang normal logam ini tidak berdampak apapun bagi tanah namun dalam jumlah yang cukup besar dapat merusak struktur tanah, misalkan dapat meningkatkan PH t anah menjadi lebih asam atau lebih basa. Air irigasi tercemar yang membawa zat p encemar berbetuk solid lama-lama kelamaan akan mengumpul pada permukaan tanah da n menyebabkan tersumbatnya pori-pori tanah sehingga tanah menjadi tidak subur.Daya Hantar Listrik Daya Hantar Listrik adalah sifat menghatanrkan listrik dari air. Air yang banya k mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau mhos/cm a tau siemens/cm sering ditulis S/cm. Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 - 5000 mhos. Besaran DHL dapat dikonve rsikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10 m3 mhos/cm = 640 mg/l ata u 1 mg/l = 1,56 mmhos/cm (1,56 S/cm) Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang terlarut secara tepat perlu b anyak koreksi seperti temperatur pengukuran, maupun tergantung juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi secara umum angka tersebut di atas sedikit banyak d apat mewakili. Hubungan antara harga DHL dan macam air seperti terlihat Tabel 34.Tabel 3-4 Klasifikasi air berdasarkan harga DHL (dalam Hadipurwo, 2006) DHL (mmhos/cm pada 25C) Macam Air 0,055 Air murni 0,5 - 5,0 Air suling 5 - 30 Air hujan 30 - 2000 Air tanah 35.000 - 45.000 Air laut3.Keasaman AirKeasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1-14. Air yang m empunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat atau magnesium karbonat, bersifat basa (pH 7,5 - 8), sedangkan yang mempunyai harg a pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asa m biasanya mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air di lapangan d ilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006). Kriteria Air Irigasi Klasifikasi air untuk irigasi dapat dibagi menurut berbagai kriteria, yaitu : DH L, Sodium Adsorption Ratio (SAR), kadar unsur baron, dan sebagainya. 1. Daya Hantar ListrikDHL secara tidak langsung menggambarkan banyaknya kandungan garam-garaman dalam air tersebut. Adanya garam ini menyebabkan perubahan pada struktur tanah, selanj utnya kelulusan tanah. Hal ini berdampak pada pertumbuhan tanaman. Batasan banya knya kandungan garam ini tidak dapat ditetapkan karena tergantung dari jenis tan aman.2.Sodium Adsorption RatioSodium adsorption ratio (SAR) atau bandingan serapan sodium. Kadar unsur sodium (Na) merupakan unsur penting di dalam klasifikasi air irigasi, karena unsur sodi um menyebabkan tanah menjadi kurang meluluskan air. Kadar unsur sodium biasanya dinyatakan dalam % sodium, dengan rumus:% Na = (Na + K) 100Ca + Mg + Na + K di mana kadar ionnya dinyatakan dalam milliequivalent per liter. Bandingan serap an sodium lebih menggambarkan hubungan langsung penyerapan sodium oleh tanah yan g ditentukan dengan persamaan : SAR = Nadi mana kadar unsur-unsurnya dinyatakan dalam milliequivalent per liter. Klasifikasi air berdasarkan kadar SAR dikemukakan seperti pada Tabel 3-6. Tabel 3-6 Klasifikasi air untuk irigasi berdasarkan harga SAR (dalam Hadipurwo, 2006) Kelas AirSAR Keterangan Rendah 0 - 10 Bahaya Na atau alkali tidak ada atau sedikit Menengah 10 - 18 Bahaya Na atau alkali sedang Tinggi 18 - 26 Bahaya Na atau alkali besar Tinggi Sekali > 26 Bahaya Na atau alkali sangat besarDiagram klasifikasi air irigasi yang didasarkan atas hubungan SAR dan DHL menuru t U.S. Salinity Laboratory disajikan pada Gambar 3-3. Dari diagram tersebut dapa t diketahui tingkat bahaya kegaraman air untuk keperluan irigasi.Gambar 3-3 Contoh diagram klasifikasi air irigasi berdasarkan hubungan SAR dan DHL menurut U.S. Salinity Laboratory (Todd, 1980) 3. Unsur BoronUnsur Boron dalam kadar kecil diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Dalam kadar tinggi, unsur boron ini menjadi racun bagi tanaman. Tingginya kadar boron yang dapat diterima oleh tanaman tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman seperti lem on dan anggur sangat sensitif terhadap boron, sedangkan jagung, tomat dan kentan g lebih toleran terhadap boron, apalagi wortel, ketimun dan bawang. Contoh salah satu klasifikasi air untuk irigasi menurut Wilcox, 1955 (vide Todd , 1980, h. 302) yang didasarkan atas persen sodium, DHL dan kandungan unsur boro n disajikan pada Tabel 3-7. Tabel 3-7 Klasifikasi kualitas air untuk irigasi Klasifikasi Persen Sodium DHL () Boron (mg/l) Tanaman SensitifTanaman Semi-toleran Crops Tanaman ToleranSangat bagus (excellent) < 20 < 250 < 0.33 < 0.67 < 1.00 Bagus (good) 20-40250-750 0.33-0.67 0.67-1.33 1.00-2.00 Diizinkan (permissible) 40-60 750-2,000 0.67-1.00 1.33-2.00 2.00-3.00 Meragukan (doubtful) 60-80 2,000-3,000 1.00-1.25 2.00-2.50 3.00-3.75 Tak cocok (unsuitable) > 80 > 3,000 > 1.25 > 2.50> 3.75 sumber http://siat.bgl.esdm.go.id/?q=content/kandungan-unsur-dalam-air-tanah dua kses 10 april 10.19 Penurunan Kualitas Air Tanah Beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan menurunnya kualitas air, yaitu (Hadi purwo, 2006) : 1. 2. 3. 4. 5. Penggunaan pupuk di daerah pertanian. Limbah pabrik baik cair maupun padat. Tempat pembuangan sampah. Sungai yang kotor. Tangki jamban di daerah pemukiman.Di samping itu air tanah yang semula tawar di daerah imbuhan akan menjadi payau bahkan asin ketika mendekati garis pantai karena adanya intrusi air laut ke dara tan. Hal ini akibat pemompaan air tanah tawar yang berlebihan di daerah pantai y ang melampaui kemampuan pasokan air yang datang dari daerah imbuhannya 3.4.1 Sumber Kontaminan Berdasarkan OTA (Office of Technology Assesment, USA) (1984) sumber kontaminan d ibagi menjadi 6 kategori yaitu : 1. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk memb uang dan mengalirkan zat atau substansi. 2. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk meng olah atau membuang zat atau substansi. 3. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau sub stansi. 4. Sumber yang berasal dari konsekuensi suatu kegiatan yang terencana.5. Sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan masuk b agi air terkontaminasi masuk ke dalam akuifer. 6. Sumber kontaminan yang bersifat alamiah atau terjadi secara alamiah, te tapi (terjadinya) pengaliran atau penyebarannya disebabkan oleh aktivitas manusi a. 3.4.2 Kontaminan Anorganik Akibat adanya aktivitas antropogenik yang sangat tinggi, contohnya dalam industr i logam dan kimia, industri pertambangan, dan penggunaan pupuk. maka kemungkinan adanya kontaminan anorganik dalam tanah sangat besar dalam bentuk garam terlaru t. Selain itu bentuk gas juga terlarut dalam tanah, seperti nitrogen, karbondiok sida, metana, oksigen, dan hidrogen sulfida. Namun juga perlu diketahui bahwa ak tivitas manusia juga memungkinkan sebagai penyebab munculnya zat pencemar dalam tanah, terutama senyawa xenobiotic. Pada Tabel 3-10 dan Tabel 3-11 berikut akan diuraikan macam macam pencemar baik pencemar logam dan kation, serta pencemar nonlogam dan anion serta contoh penggunaan pencemar tersebut. Tabel. 3-10 Pencemar logam dan kation (Notodarmojo, 2005) Jenis Pencemar Contoh Penggunaannya Aluminium Campuran logam (alloy), industri listrik, bahan bangunan, cat, dan perlengkapan mesin Antimon Campuran logam, solder, mesin Arsen Campuran logam, zat warna, insektisida, herbisida, dan racun tikus Barium Campuran logam, pelumas Berylium Campuran logam untuk teknologi ruang angkasa, reaktor nuklir, bahan aditif untuk bahan bakar roket Cadmium Campuran logam, pelapis (coating), bahan untuk baterai, perlengkapan elektrik, c at, fotografi, dan fungisida Calcium Campuran logam, pupuk, bahan pereduksi Chromium Campuran logam, lapisan pelindung, cat, penelitian bidang nuklir dan temperatur tinggi Cobalt Campuran logam, keramik, minuman, cat, gelas / kaca, katalis, percetakan, dan el ectroplating Copper mesin untuk temperatur tinggiCampuran logam, cat, kabel listrik, mesin mesin, electroplating, jaringan pipa, da n insektisida Besi Campuran logam, mesin, dan bahan konstruksi Timbal (lead, plumbum) Campuran logam, baterai, aditif pada bensin, cat, pelindung radiasi Lithium Campuran logam, industri farmasi, baterai, solder, dan propelant Magnesium Campuran logam, baterai, pyroteknik, alat Mangan Campuran logam, katalis Air raksa (mercury) Campuran logam, industri tambang emas rakyat, perlengkapan elektrik, industri fa rmasi Molybdenum Campuran logam, pigmen, pelumas Nikel Campuran logam, electroplating, keramik, baterai, dan katalis Palladium Katalis, campuran logam, lapisan pelindung, industri perhiasan (jewelry), dan pe rlengkapan listrik Kalium (potassium) Campuran logam, katalis, pupuk Selenium alat presisi, dan cermin optikCampuran logam, katalis, keramik, dan elektronik Perak (silver) Campuran logam, fotografi, industri kimia, perhiasan, katalis Natrium (sodium) Industri kimia, katalis, pendingin dan reagen dalam laboratorium kimia Thallium Campuran logam, industri gelas/kaca, fotoelektrik, pestisida Titanium Campuran logam, material, lapisan pelindung Vanadium Campuran logam, electroplating, katalis, sinar X Zinc Campuran logam, electroplating, elektronik, automotif, fungisida, atap Tabel 3-11 Pencemar non logam/ anion (Notodarmojo, 2005) Jenis Pencemar Contoh Penggunaannya Amoniak Pupuk, industri kimia, pewarna, serat sintetis Boron Campuran logam, serat dan filamen, semi konduktor, propellant Klorida Industri kimia, pengolahan air, bahan anti api, industri makanan Sianida Produksi polimer, bahan pelapis, metalurgi, dan pestisidaFluorida Pasta gigi, aditif untuk air minum, peleburan aluminium Nitrat Pupuk dan pengawet makanan Nitrit Pupuk dan pengawet makanan Phospat Pupuk, deterjen, food additives Sulfat Pupuk, pestisida, industri kimia Sulfit Industri pulp, pengawet makanan3.4.3Kontaminan OrganikSelain kontaminan anorganik yang memiliki jumlah cukup besar dalam kandungan tan ah, ada juga kontaminan lain yang juga memiliki jumlah cukup besar dalam kandung an tanah, yaitu kontaminan organik. Hal tersebut disebabkan oleh makin banyaknya bermunculan produk-produk baru yang menggunakan zat zat kimia yang untuk uji keam anannya memerlukan waktu yang cukup lama, namun para produsen tidak memperdulika n hal itu mereka tetap saja menggunakan zat zat kimia tersebut. Selain penggunaan zat zat kimia dalam produk-produk baru, dewasa ini lingkungan juga ikut tercemar a kibat pengelolaan limbah yang kurang baik contohnya hidrokarbon. Sifat sifat molekuler yang penting dari zat organik dalam hubungannya dengan pen cemaran antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 3.4.4 Struktur molekul. Kelarutan dalam air. Kemampuan untuk menguap. Kerapatan. Toksisitas. Kontaminan MikrobiologisSecara alamiah, tanah dan air tanah mengandung mikroorganisme. Variasi jenis dan jumlahnya sangat beragam, tergantung kondisi, lokasi, dan faktor alam lainnya. Tanah sendiri merupakan lingkungan hidup bagi jutaan mikroorganisme, seperti misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa dan nematoda, sedangkan air tanah, selain dibutuhkan untuk kehidupan mikroorganisme, juga merupakan medium untuk pergeraka n mikroorganisme tersebut. Banyak di antara mikroorganisme tersebut bersifat pat ogen baik terhadap manusia maupun makhluk hidup lainnya. Konsentrasi berlebihan dari mikroorganisme biasanya merupakan akibat kontaminasi (Hadipurwo, 2006). Perhatian perlu diberikan kepada mikroorganisme patogen, yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Sumber kontaminan mikroorganism e untuk tanah dan air tanah adalah air buangan domestik, baik dalam bentuk resap an atau bocoran dari tangki jamban, pipa/saluran air buangan maupun luberan peng olahan limbah yang tidak sempurna. Sedangkan mikroorganisme patogen berasal dari ekskreta manusia atau makhluk hidup lainnya yang menderita atau pembawa penyaki t (carrier) tersebut. Sumber lain adalah buangan dari tempat pemotongan hewan da n tumbuhan yang tumbuh di daerah atau tanah yang telah tercemar oleh mikroorgani sme tersebut. Dalam air buangan domestik, kisaran jumlah bakteri 1-38 x 106/ml b ukan merupakan hal yang aneh. Seringkali lingkungan tanah dan air tanah mendukun g kehidupan mikroorganisme tersebut untuk suatu periode yang cukup lama (Hadipur wo, 2006). Masalah gangguan kesehatan pada manusia yang disebabkan oleh mikroorganisme pato gen tersebut di atas merupakan masalah serius, baik ditinjau dari efek terhadap manusia, maupun jumlah yang terkena penyakit. Menurut WHO, jumlah manusia yang m enderita penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme diperkirakan mencapai 1,25 miliar. Umumnya penyakit tersebut tertular melalui air (waterborne deceases). U ntuk penyakit yang mengakibatkan diare saja, diperkirakan telah membunuh 6 juta kanak-kanak balita di negara sedang berkembang setiap tahun (Horan,1990). Mikroba patogen mempunyai persistensi yang berbeda dalam lingkungan di luar tubu h manusia. Beberapa jenis intestinal parasit dapat hidup dalam lingkungan di lua r tubuh manusia. Mikroorganisme seperti jamur akan membuat spora yang memungkink an perkembangbiakan pada kondisi yang memungkinkan. Sedangkan jenis nematoda dap at membentuk kista yang juga tahan terhadap lingkungan yang tidak baik, kemudian akan berkembang biak bila lingkungannya memungkinkan. 3.4.5 Material Radioaktif Material radioaktif, yang disebut sebagai radio nuklida atau radio isotop merupa kan material yang memancarkan sinar radio aktif, yaitu partikel a, dan sinar g. Pencemaran tanah dan air tanah oleh limbah radio aktif umumnya disebabkan oleh l imbah dan aktivitas pertambangan bahan radio aktif, limbah tumpahan atau kebocor an tempat penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam tanah, misal nya berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), reaktor nuklir, rumah sakit serta laboratorium yang menggunakan bahan radio aktif. Pencemaran tanah da n air tanah oleh limbah nuklir dan limbah radio aktif banyak terjadi di negara m aju dan yang menggunakan energi nuklir (Hadipurwo, 2006). Ada dua hal penting yang menyangkut material radio aktif, yaitu : 1. 2. Daya tembus dan daya ionisasinya. Persistensi atau umur radio aktivitasnya.Paparan radio aktif mennyebabkan kerusakan pada sel, yang mengakibatkan kematian atau perubahan genetis. Hal ini antara lain karena energi radiasi yang sangat t inggi dan mampu mengionisasi benda terpapar. Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat radiasi antara lain leukimia dan tumor kelenjar ludah (Soemirat, 1994). R adiasi oleh sinar radio aktif juga diduga dapat mempengaruhi atau menyebabkan ke lainan genetis dan kerusakan organ reproduksi. Efek radiasi tergantung dari jeni s partikel dan tubuh yang terkena radiasi. Beberapa material radio aktif yang di ketahui bersifat karsinogenik, antara lain 239Pu, 226Ra, dan 222Rn (Rothman, 198 6).Pengaruh Kegaraman Kandungan garam, yang menyatakan jumlah ion yang terlarut per satuan berat air d inyatakan sebagai kegaraman (s). Kegaraman didefinisikan sebagai berikut (Libes , 1992): s (%) = x 1000 3-1Karena rasio massa dikalikan dengan angka 1000, maka satuan dari kegaraman adala h ppt. Kadar garam air laut bervariasi, tetapi umumnya mempunyai kisaran 33 samp ai 37 ppt. Kegaraman diukur dengan alat yang disebut salinometer. Selain ditunju kkan dengan kegaraman, kandungan garam air laut juga sering dinyatakan dalam klo rinitas, yang dinyatakan dengan suatu persamaan empirik: Kegaraman = 1,80655 x klorinitas Di mana klorinitas didefinisikan sebagai massa (dalam gram) ion halida, yang din yatakan sebagai ion klorida, yang dapat diendapkan dari 1.000 gram air laut oleh Ag+. Perlu ditambahkan bahwa penggunaan klorinitas sebagai ukuran digunakan seb elum ditemukannya alat salinometer yang praktis. Kadar garam atau kegaraman akibat intrusi air laut terhadap air tanah yang tawar ditinjau dari potensi pemanfaatan air tanah tersebut merugikan. Sebagai contoh, batas maksimum kandungan klorida menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 16 Tahun 1990 untuk air minum adalah 250 mg/l, dan 500 mg/l untuk air bersih. Ak ibat intrusi, kadar klorida dapat melebihi nilai tersebut dan menimbulkan rasa p ayau atau asin. Sedangkan ambang rasa payau/asin yang umumnya dapat diterima ole h manusia untuk air minum berkisar 600 mg/l klorida. Dengan demikian, air dengan kadar klorida di atas 600 mg/l praktis tidak dapat digunakan untuk sumber air m inum maupun air bersih, walaupun kandungan garam sampai jumlah tertentu diperluk an oleh tubuh manusia. 1. Pengaruh Kegaraman terhadap TanamanPengaruh kegaraman pada tanaman dikaitkan pada dua hal yang penting (O'Leary, 1 970), yaitu toleransi dan respons tanaman. Setiap tanaman mempunyai toleransi y ang berbeda-beda terhadap kegaraman. Pengertian toleransi tanaman terhadap kega raman adalah dalam kaitannya dengan produksi yang dihasilkannya. Sebagai contoh yang dilakukan oleh para peneliti dari Laboratorium Kegaraman Departemen Pertani an di California (1954) menyimpulkan bahwa tanaman padi pada tanah yang kadar ga ramnya melebihi 1.920 mg/l akan terjadi penurunan produksi sebesar 16 %. Respon tanaman terhadap kegaraman berpengaruh terhadap dua hal yaitu (Kodoatie, 1996 ) : Penurunan jumlah air yang diantarkan ke daun akibat air berubah menjadi ai r asin. Semakin besar air asinnya semakin besar pula penurunan kuantitas ai rnya. Makin besar kadar garam menyebabkan zat cytokinin (substansi yang mengontro l daun) berkurang sehingga daun akan cepat menjadi layu. Sehubungan dengan kegaraman, Foth (1991) membuat suatu pedoman sederhana untuk m engetahui secara praktis, seberapa jauh kegaraman dapat mempengaruhi tanaman. Fo th (1991) membagi kegaraman tanah yang diukur dari nilai EC nya menjadi 5 katego ri, dan pengaruhnya secara umum terhadap tanaman, yaitu: EC 0 1 mhos/cm : pengaruh kegaraman dapat diabaikan. EC 1 - 4 mhos/cm ganggu. u. EC 4 - 8 mhos/cm: produktivitas tanaman yang sensitif mulai ter : produktivitas beberapa tanaman mulai tergangg : hanya tanaman yang toleran yang dapat memberik EC 8 - 16 mhos/cm an hasil yang baik. EC > 16 mhos/cm : hanya tanaman yang sangat toleran yang dapat m emberikan hasil yang sedikit memuaskan.2.Pengaruh kegaraman terhadap tanahDampak kegaraman yang dominan adalah pada proses terjadinya erosi tanah. Seperti diketahui bahwa secara umum tanah dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama adalah tanah bertekstur halus yang terdiri dari lempung dan lanau dan tanah bertekstur kasar. Jenis yang pertama mempunyai 2 jenis struktur yaitu struktu r dengan unsur Na+ dominan (dispersed ) dan struktur dengan unsur Ca++ domina n (floculated ). Untuk struktur dengan unsur Na+ dominan hanya baik pada daer ah dengan kegaraman rendah dan sebaliknya untuk struktur dengan unsur Ca++ domi nan (Kodoatie, 1996). Sangat sulit membedakan struktur ini secara akurat dalam kaitannya pada ketahana n terhadap erosi. Secara umum ditemukan bahwa tanah bertekstur halus akan lebih stabil terhadap erosi bila jumlah total kosentrasi kadar garam di dalam air meni ngkat, sebaliknya erosi yang terjadi pada tanah bertekstur kasar hanya tergantun g dari ketahanannya terhadap gaya gravitasi (Jenkin dan Moore, 1984).