irigasi 4
DESCRIPTION
irigasi 4TRANSCRIPT
Crump De Gruyter
Alat ukur ini dipakai dengan berhasil jika keadaan muka air di saluran selalu mengalami
fluktuasi atau jika orifis harus bekerja pada keadaan muka air rendah di saluran. Untuk
mengetahui karakteristik alat ukur ini dapat dilihat pada KP 04. SK DJ Pengairan No.1.
Bangunan pengukur dan pengatur Crump-de Gruyter bisa di setel yang merupakan saluran
leher panjang yang dipasangi pintu gerak vertikal searah aliran (streamline).. Bangunan ini
merupakan penyempurnaan trase flum tersebut dengan menggantikan blok atap seperti
yang direncana oleh crump dengan pintu sorong yang dapat di setel. Bentuk bangunan ini
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7.1 Bangunan pengukur dan pengatur Crump-de Gruyter
1. Konsep Perencanaan Hidrolis
Persamaan debit untuk bangunan pengukur dan pengatur Crump-de Gruyter :
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
Cd = Koefisien debit (0,84)
b = Lebar bukaan (m)
w = Bukaan pintu (m) (w≤0,63h1)
g = Gravitasi (m/dt2) (=9,8)
h1 = Tinggi air di atas ambang (m)
Gambar 7.2 Tabel aliran Crump-de Gruyter
Grafik nilai banding Crump-de Gruyter digunakan untuk merencanakan bangunan
pengukur dan pengatur Crump-de Gruyter. Pada grafik ini memberikan bentuk hidrolis
untuk orifis yang didasarkan pada dua nilai banding yang meliputi :
Gambar 7.2 Grafik orifis Crump-de Gruyter
2. Bangunan pengukur dan pengatur ukur Crump-de Gruyter dengan karakteristiknya:
a. Untuk menciptakan aliran kritis dibawah pintu digunakan ∆h= h1 – h2. Jika
terjadi aliran kritis, maka direncanakan peralihan pelebaran yang sebenarnya
tidak akan berpengaruh pada kalibrasi tinggi energi, bukaan, dan debit untuk
bangunan tersebut.
b. Penggunaan panjang leher L tidak boleh kurang dari h1, agar menghindari
terjadinya lengkung garis aliran pada pancaran dibawah pintu.
c. Bukaan pintu diusahakan kurang dari 0,63 h1, sehingga dapat diperoleh aliran
kritis dibawah pintu dan sekaligus menghindari terjadinya pusaran air di depan
pintu.
d. Aliran harus diarahkan kebukaan pintu agar tidak terjadi pemisahan aliran.
e. Teori hidrolika yang sudah direncanakan untuk perencanaan Orifis/Lubang
yang dapat diatur. Apabila aliran kritis terjadi dibawah pintu, maka dapat
digunakan faktor kesalahan kurang dari 3 %.
f. Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler kurang dari
h1-w.
Agar kehilangan ini bisa diperkecil, maka peralihan lebar bertahap dipasang
dibelakang leher. Untuk contoh pada peralihan pelebaran dengan kemiringan
1:6, maka tinggi energi yang dibutuhkan pada ∆h diperkecil sampai 0.5 (h1-w).
g. Fisik bangunan kuat dan tidak mudah rusak.
h. Bangunan ini benda-benda hanyut cenderung tersangkut.
3. Bangunan Pengukur dan Pengatur Crump-de Gruyter dengan kelebihanya :
a. Bangunan dapat mengatur dan mengukur.
b. Bangunan dapat melewatkan sendimen dasar maupun sedimen layang.
c. Pada bangunan ini pengukurannya teliti dan exploitasi mudah dilakukan.
d. Bangunan kuat
4. Bangunan Pengukur dan Pengatur Crump-de Gruyter dengan kelemahanya :
a. Bangunan ini dalam pembuatanya rumit dan mahal.
b. Biaya pemeliharaan mahal.
c. Kehilangan tinggi energi besar.
d. Bangunan ini tidak dapat melewatkan benda-benda hanyut.
5. Bangunan Pengukur dan Pengatur Crump-de Gruyter dengan kegunaanya :
Agar berhasil di dalam penggunaan banggunan ini, maka muka air di saluran selalu
mengalami fluktuasi atau apabila pada orifis harus bekerja pada keadaan muka air
rendah disaluran. Bangunan ini tingkat pemeliharaan mudah dan tidak sulit.