bab 4 jaringan irigasi rengasdengklok-pakisjaya
TRANSCRIPT
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
BAB IVBAB IV
JARINGAN IRIGASIJARINGAN IRIGASI
PAKISJAYAPAKISJAYA
4.1. Gambaran Umum
Pengembangan Sumberdaya Air (SDA) di Satuan Wilayah Sungai
(SWS) Citarum secara terpadu untuk berbagai kepentingan telah
dimulai sejak dicanangkannya Pelaksanaan Proyek Serbaguna
Jatiluhur oleh Ir. H. Djuanda, Perdana Menteri Republik Indonesia,
tahun 1956. Pengembangan tahap Pertama dinyatakan selesai tahun
1967 oleh Jenderal Soeharto, pada saat itu selaku Pejabat Presiden
Republik Indonesia.
Pembangunan Proyek Serbaguna Jatiluhur secara garis besar dibagi dua
kegiatan, yaitu : (1) pembangunan Bendungan dan Waduk Jatiluhur
dengan daya tampung 3 milyar m3 berikut PembangkitListrikTenaga
Air dengan daya terpasang 150 MW, (2) Sistem Pengairan dengan
irigasi untuk sawah seluas 240.000 ha, penyediaan air baku untuk air
minum terutama kota Jakarta, untuk industri serta penggelontoran
saluran pembuang di musim kemarau. Jumlah aliran air dalam satu
tahun di SWS Citarum rata-rata 12,95milyar m3, yaitu Citarum 6.0 milyar
m3 sungai lainnya 6,95 milyar m3. Dengan prasarana dan sarana yang
ada telah dapat dikendalikan 7,65 milyar m3, meliputi Citarum 5,85
milyar m3 dan sumber/sungai lainnya 1,80 milyar m3. Adapun air yang
telah dimanfaatkan sampai saat ini rata-rata per tahun untuk irigasi 6.0
miltar m3 dan untuk air minum serta industri 0,75milyar m3. Ini
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 1
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
menggambarkan bahwa air yang telah terkendali belum seluruhnya
dimanfaatkan, dari hasil penelitian (BCEOM, 1990) dapa tmemenuhi
kebutuhan sampai tahun 2015. Untuk memenuhi kebutuhan setelah
tahun 2015 perlu ditingkatkan kemampuan pengendalian atau
membangun waduka ntara lain waduk Cipunegara (Nippon Koei, 1983)
dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Daerah Irigasi Jatiluhur memiliki tiga saluran induk (primer) yaitu
Saluran Tarum Timur sepanjang 67 km untuk daerah Subang dan
sekitarnya, Saluran Tarum Utara untuk daerah Karawang melalui
bendung Walahar, dan Saluran Tarum Barat sepanjang 70 km
untuk daerah Bekasi dan suplai PDAM DKI Jakarta. Bendung
Walahar adalah bangunan bendung gerak dengan konstruksi pintu
air baja type Roller Steel Gate yang terdiri 4 pintu utama bendung
(pintu l, 2, 3 dan 4) memiliki bentang 20 m dan 2 (dua) pintu selebar 8
meter sebagai pintu keluar masuk perahu, yang pada saat
pembangunannya diperuntukan untuk lalulintas perahu masyarakat
sekitar wilayah ini. Bendung Walahar dibuat pada tahun 1928 pada
jaman Pemerintahan kolonial Belanda, yang kemudian direhab pada
tahun 1989 ini berada di Sungai Citarum, Desa Walahar, Kecamatan
Klari, Kabupaten Karawang. Luas areal pertanian yang air irigasinya
berasal dari Bendung Walahar seluas + 79.000 ha, termasuk daerah
irigasi Pakis Jaya, Kecamatan Rengasdengklok.
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 2
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Gambar 4.1. Bendung Walahar
4.1.1. Letak Geografis
Jaringan Irigasi Pakisjaya merupakan bagian dari Daerah Irigasi Tarum
Utara berada di Kecamatan Pakisjaya Kabupaten Karawang, meliputi
Kabupaten Karawang dan sebagian kecil di wilayah Kabupaten Subang.
Secara geografis daerah ini berada antara 107°02' - 107°40' BT dan
5°56' - 6°34' LS. Wilayah tersebut dibatasi oleh laut Jawa sebelah
utara, sebelah timur dan selatan dibatasi oleh Kecamatan Batujaya,
dan di sebelah barat dibatasi oleh Sungai Citarum dan Kabupaten
Bekasi.
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 3
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Gambar 4.2. Peta Administrasi Kecamatan Pakisjaya
Secara umum keadaan topografi di Kecamatan Pakisjaya Kabupaten
Karawang sebagian besar merupakan dataran rendah dengan variasi
ketinggian antara 0 - 10 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan
lahan antara 0% - 2%.
Berdasarkan data klimatologi yang diperoleh dari stasiun meteorologi
Sukamandi - Subang, tempera-tur udara di Kecamatan Pakisjaya rata-
rata 27° C dengan tekanan udara rata-rata 1.010 milibar, penyinaran
matahari 66%, kelembaban nisbi 80% dan kecepatan angin rata-rata 5
- 7 km/jam. Sebagimana menurut klasifikasi Oldeman bahwa daerah
Kabupaten Karawang pada umunya termasuk dalam zona iklim B, yaitu
zona iklim dengan jumlah bulan basah berturut-turut 7-9 bulan. Zona
iklim B membutuhkan perencanaan irigasi yang matang dan teliti bila
penanaman akan dilakukan sepanjang tahun.
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 4
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
4.1.2. Sifat Fisik Tanah
Untuk menentukan jenis tanah dilakukan pengambilan sampel tanah
pada tiga lokasi (desa) yang dianggap mewakili daerah penelitian
tanah. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan di Desa Tegal Jaya,
Solokan, dan Tanjung Pakis.
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada delapan titik pengamatan,
masing-masing dua titik pada tiap kecamatan dengan pengambilan
sampel tanah pada kedalaman 0 - 20 cm dan kedalaman 20 - 40 cm.
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Daerah Irigasi Divisi
Pengairan Tengah Karawang adalah jenis tanah aluvial, dan sebagian
kecil lagi adalah jenis regosol, grumosol, podsolik merah kuning,
latosol serta glei humus.
Dari keadaan tersebut di atas dan hasil analisa terhadap sampel tanah
yang dilakukan di laboratorium, dapat diketahui sifat fisik tanah
(tekstur) di lokasi penelitian memiliki kandungan unsur hara yang
tinggi. Jenis tanah seperti ini memiliki sifat yang sangat sukar
melewatkan air karena sifat kohesif dan adhesif yang dimiliki tanah
tersebut. Hal ini disebabkan ruang pori yang relatif sempit dan kuatnya
tekanan antara tanah dan air. Karena butir-butir tanah yang halus
relatif banyak maka tanah tersebut memiliki total ruang pori yang
sangat besar. Hal ini menyebabkan efisiensi pemakaian air lebih tinggi
karena dapat mengurangi kehilangan air yang disebabkan oleh
perkolasi.
Disamping pengambilan sampel tanah juga dilakukan pengukuran laju
perkolasi secara langsung di lapangan. Pengukuran laju perkolasi
dilakukan secara bersamaan di tempat pengambilan sampel tanah.
Pengukuran dilakukan pada beberapa lokasi yang dapat mewakili
seluruh daerah irigasi.
Pengukuran laju perkolasi dilakukan dengan menggunakan metoda
pengukuran cara silinder dengan selang waktu pengukuran 24 jam.
Pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh kali ulangan, selanjutnya dari
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 5
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
laju perkolasi yang didapat, kemudian ditentukan nilai laju perkolasi
dilahan dengan mengambil nilai rata-rata dari basil pengukuran
sebagai laju perkolasi dilahan. Hasil pengukuran laju perkolasi dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nilai Laju Perkolasi Tanah
No. Lokasi(Kecamatan)
Laju Perkolasi(mm/hari)
1 Solokan 2.84
2 Tegal Jaya 2.16
3 Pakisjaya 3.25
4.2. Jaringan Irigasi Pakisjaya
Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari
penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian dan
penggunaannya.Jaringanirigasi di Kecamatan Pakisjaya termasuk ke
dalam Daerah irigasi Tarum Utara, yang mana luas keseluruhan sawah
bersifat irigasi teknis di Kecamatan ini adalah 4600ha. Secara umum,
luas lahan sawah masing-masing desa di Kecamatan Pakisjaya tertera
pada tabel 4.1 dan peta administrasi Kecamatan Pakisjaya pada
gambar 4.2. dibawah ini :
Tabel 4.2. Luas Lahan Sawah berdasarkan Jenis Pengairan
Di Kecamatan Pakisjaya Tahun 2012
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 6
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Sumber : Kecamatan Pakisjaya dalam angka 2013
4.2.1. Kondisi Irigasi di Kecamatan Pakisjaya
Jaringan Irigasi Pakisjaya merupakan jaringan tersier, yang sebagian
besar bersifat teknis dan sebagian lagi bersifat semiteknis. Untuk
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.
Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur.
Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan saluran
pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan
penyadap sampai ke petak tersier. Dalam rangka memudahkan sistem
pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak
yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter
dan petak sawah sebagai satuan terkecil. Gambar 4.1. memberikan
ilustrasi jaringan irigasi teknis di daerah irigasi Pakisjaya dan Batujaya.
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 7
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Gambar 4.2. Peta Luas Areal dan Jaringan Irigasi di Pakisjaya
dan Batujaya
Berdasarkan hasil survey kondisi eksisting saluran-saluran yang ada di
Jaringan Irigasi Pakisjaya, mulai dari saluran sekunder, saluran tersier
dan saluran kwarter disajikan pada table 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2. Kondisi Existing Saluran Irigasi Teknis di Kecamatan
Pakisjaya Tahun 2012
NoNama
Saluran Sekunder
Nama Saluran Tersier/Kwarter
Lokasi(desa)
PanjangKondisi LUAS (Ha)
Baik (M)
Rusak (M) Kumulatif
M Sedang BeratKwarte
rTersier
1 BTUB 25 BTUB 25 Ka1 Telaga Jaya 1870 500 300 1070 - 345BTUB 25 Ka1b Telaga Jaya 2700 1000 1200 500 170 -BTUB 25 Ka3 Telaga Jaya 1200 - 450 750 65 -BTUB 25 Ka4 Telaga Jaya 600 - 450 150 35 -BTUB 25 Ka2 Telaga Jaya 3200 800 700 1700 - 145
2 BTUB 26 BTUB 26 Ka.1 Teluk Jaya 4000 210 500 3290 - 130BTUB 26 Ka.1a Teluk Jaya 250 - - 250 31 -BTUB 26 Ka.1b Teluk Jaya 700 - - 700 42 -BTUB 26 Ka.2 Teluk Jaya 1000 450 250 300 - 65BTUB 26 Ka.3 Teluk Jaya 700 - 200 500 - 57
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 8
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
3 BKDW 1 Bkdw 1 ka.1a Tanah Baru 3000 300 750 1950 - 387Bkdw 1 ka.1b Tanah Baru 2000 700 200 1100 - 230Bkdw 1 ka.2 Tanah Baru 1300 300 170 830 - 197Bkdw 1 ka.3 Tanah Baru 1500 152 250 1098 - 190Bkdw 1ka.2a Tanah Baru 300 - - 300 120 -Bkdw 1ka.2b Tanah Baru 500 - 300 200 77 -
4 BKDW 2 Bkdw. 2 Ka Solokan 2700 350 250 2100 - 162Bkdw. 2 Ki Solokan 1300 - 350 950 - 82
5 BKDW 3 Bkdw. 3 Ka1 Solokan 3000 - 500 2500 - 458Bkdw. 3 Ki Solokan 250 200 50 - - 33Bkdw.3.Ka2 Tanjungbungin 3000 300 750 1950 290 -Bkdw.3.Ka3 Tanjungbungin 2500 250 1200 1050 168 -
6 B.PKS 1 B.PKS 1 ka1 Tanjung Mekar 3000 300 200 2500 - 290B.PKS 1 ka2 Tanjung Mekar 800 - - 800 - 155B.PKS 1 ka3 Tanjung Mekar 700 - - 700 - 135B.PKS 1 ka.2a Tanjung Pakis 500 - - 500 95 -B.PKS 1 ka.2b Tanjung Pakis 300 - 200 100 60 -B.PKS 1 ka.3a Tanjung Pakis 500 - - 500 90 -B.PKS 1 ka.3b Tanjung Pakis 200 - - 200 45 -
7 B.PKS 2 B.PKS 2 Ka Tanjung Mekar 1500 - 75 1425 - 105B.PKS 2 Ka.2 Tanjung Pakis 1200 - 60 1140 70 -B.PKS 2 Ka.3 Tanjung Pakis 300 - 0 300 35 -
8 B.PKS.3 B.PKS 3 Ka Tanjung Mekar 1000 - 60 940 - 135B.PKS 3 Ka.2 Tanjung Pakis 400 - 60 340 30 -B.PKS 3 Ka.3 Tanjung Pakis 600 - 0 600 105 -
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 9
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Saluran Kwarter BKdw 1 Saluran Tersier di Btub 25
Gambar 4.3.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Dinas Pertanian
Kabupaten Karawang maupun dari UPTD Kecamatan Pakisjaya, dike-
tahui bahwa pola tanam yang biasa dilakukan secara umum adalah
padi-padi-palawija, dan padi-padi-bera. Jenis tanaman yang biasa
ditanam oleh petani antara lain adalah : padi (Oryza sativa), jagung
(Zea mays), ketela pohon (Manihot esculanta), kacang kedelai
(Glycinomax sp.), kacang tanah (Arachis hipogea) serta sayur-sayuran.
4.2.2. Kebutuhan Air Irigasi untuk Tanaman
Pada saat ini debit Saluran Induk Tarum Utara yang sampai ke daerah
irigasi Pakisjaya adalah 1,65 m3/det pada kondisi debit minimum.
Berdasarkan data dari Perum Otorita Jatiluhur bahwa pada kondisi
normal di setiap saluran induk adalah :
debit air yang mengalir ke Saluran Induk Tarum Barat rata-rata
27 m3/detik, dengan luas areal sawah + 68.000 ha.
debit air yang mengalir ke Saluran Induk Tarum Utara rata-rata
80 m3/detik, dengan luas areal sawah + 76.000 ha
debit air yang mengalir ke Saluran Induk Tarum Timur rata-rata
52,5 m3/det, dengan luas areal sawah + 90.000 ha
Pembagian air irigasi menuju Tarum Barat dan Tarum Timur dilakukan
di Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung
Walahar, yang kemudian di Bangunan Bagi Utama Leuweung Seureuh
saluran Tarum Utara terbagi lagi menjadi Saluran Induk Tarum Utara
Barat dan Saluran Tarum Utara Timur.
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 10
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Gambar 4.4. Lokasi Bangunan Bagi Utama Saluran Induk Tarum
Utara
Pada umumnya kebiasaan yang dilakukan oleh petani di Daerah irigasi
Kabupaten Karawang, kebutuhan air untuk pengolahan lahan sebesar
200 mm dengan lama waktu pengolahan lahan 30 hari. Jadi besar
kebutuhan air untuk pengolahan lahan adalah sebesar 6,67 mm/hari.
Jumlah air yang hilang mulai dari sumber irigasi sampai ke petakan
sawah sangat berpengaruh terhadap suatu sistem peng.elolaan
jaringan irigasi. Kehilangan air di saluran merupakan selisih air yang
terukur masuk kedalam jaringan irigasi dengan debit air yang terukur
keluar dari jaringan irigasi tersebut. Cara pengukuran yang biasa dan
umum dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran debit air pada
lokasi hulu, tengah dan hilir dari saluran irigasi tersebut. Dari data
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 11
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
yang diperoleh dari Perum Otorita Jatiluhur kehilangan air disaluran
adalah sebesar 35%, sehingga efisiensi penyaluran adalah sebesar
65%.
Disamping hal-hal yang telah diuraikan di atas, kebutuhan air irigasi
juga tergantung kepada jenis tanaman dan poly tanam yang
dilaksanakan. Secara umum dari informasi yang diperoleh dari petani
serta dinas terkait setempat melalui wawancara dan pengamatan
langsung di lapangan, jenis tanaman yang biasa ditanam adalah padi
(Oryza sativa), jagung (Zea mays), ketela pohon (Manihot esculanta),
kacang kedelai (Glycinomax sp.), kacang tanah (Arachis hipogea),
serta sayur-sayuran. Sedangkan pola tanam yang biasa dilakukan
secara umum adalah : padi-padi-palawija dan padi-padi bera.
Dengan memperhatikan masa olah tanah hingga siap tanam, masa
tanam, masa pertumbuhan hingga saat panen untuk suatu komoditi
dengan pola tanam tertentu pula, maka dapat duketahui gambaran
tentang jumlah kebutuhan air irigasi yang diperlukan balk jumlah
maupun waktunya. Dengan nilai evapotranspirasi (ETo) yang telah
diketahui dan koefisien tanaman setiap fase pertumbuhan, maka
disusun tabel untuk nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) sesuai jenis
tanaman dan pola tanam yang dilakukan. Nilai evapotranspirasi
tanaman dari hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Evapotranspirasi Tanaman setiap Pola Tanam
M T
Nilai Evapotranspirasi untuk setiap Masa Tanam (mm/hari)
Masa Tanam
Okt-1
Okt-2
1-Nov
2-Nov
Des-1
Des-2 Okt-i Okt-
21-
Nov2-
NovDes-
1
Des1
1-Jan 4.88 5.32 5.52 5.2 4.73 4.02 4.88 5.32 5.52 5.2 4.73 4.0
2-Jan 6.67 4.88 5.32 5.52 5.2 4.73 1.58 4.88 5.32 5.52 5.2 4.7
1-Feb 6.67 6.67 5.57 6.06 6.29 5.93 2.47 1.8 5.57 6.06 6.29 5.9
2-Feb 4.58 6.67 6.67 5.57 6.06 6.29 2.47 2.47 1.8 5.57 6.06 6.2
1-Mar 4.79 4.79 6.67 6.67 5.83 6.34 3.29 2.58 2.58 1.88 5_83 6.3
2-Mar 5.64 4.79 4.79 6.67 6.67 5.83 3.29 3.29 2.58 2.58 1.88 5.8
1-Apr 5.91 5.38 4.57 4.57 6.67 6.67 1.34 3.14 3.14 2.46 2.46 1.7
2-Apr 6.27 5.91 5.38 4.57 4.57 6.67 1.79 1.34 3.14 3.14 2.46 2.4
Mei-1 5.84 6.06 5.72 5.2 4.42 4.42 2.38 1.73 1.3 3.03 3.03 2.3
Mei-2 5.37 5.84 6.06 5.71 5.2 4.42 2.38 2.38 1.73 1.3 3.03 3.0
1-Jun 1.72 5.32 5.79 6.01 5.66 5.15 3 2.36 2.36 1.72 1.29 3
2-Jun 2.36 1.72 5.32 5.79 6.01 5.66 3 3 2.36 2.36 1.72 1.2
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 12
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
1-Jul 2.44 2.44 1.78 5.5 5.99 6.22 1.33 3.11 3.11 2.44 2.44 1.7
Ju1-2 3.11 2.44 2.44 1.78 5.51 5.99 - 1.33 3.11 3.11 2.44 2.4
Agt-1 3.71 3.71 2.91 2.91 2.12 6.57 - - 1.59 3.71 3.71 2.9
Agt-2 1.59 3.71 3.71 2.91 2.91 2.12 - - - 1.59 3.71 3.7
1-Sep 6.67 1.59 3.72 3.72 2.92 2.92 6.67 - - - 1.59 3.7
2-Sep 6.67 6.67 1.59 3.72 3.72 2.92 6.67 6.67 - - - 1.5
Okt-1 5.36 6.67 6.67 1.58 3.68 3.68 5.36 6.67 6.67 - -
Okt-2 5.36 5.36 6.67 6.67 1.58 3.68 5.36 5.36 6.67 6.67 -
1-Nov 5.57 4.73 4.73 6.67 6.67 1.39 5.57 4.73 4.73 6.67 6.67 -
2-Nov 6.12 5.57 4.73 4.73 6.67 6.67 6.12 5.57 4.73 4.73 6.67 6.6
Des-1 6.13 5.78 5.26 4.47 4.47 6.67 6.13 5.78 5.26 4.47 4.47 6.6
Des-2 5.91 6.13 5.78 5.26 4.47 4.47 5.91 6.13 5.78 5.26 4.47 4.4
Selanjutnya dari nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) tiap pola tanam
serta data-data tentang curah hujan efektif, perkolasi serta efisiensi
penyaluran air irigasi, kemudian dihitung kebutuhan air irigasi.
Kebutuhan air irigasi dari hasil perhitungan untuk setiap pola tanam
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Kebutuhan Air untuk setiap Pola Tanam
Nilai Kebutuhan Air untuk setiap Pola Tanam atr/dtk/ha)
M TMasa Tanam
Okt-1 Okt-2 Nov-1 Nov-2 Des-1 Des-2 Okt-1 Okt-2 Nov-1 Nov-2 Des-1 Des-2
Okt-1 1.33 0.65 0.65 0.14 0.51 0.51 1.33 0.65 0.65 0 0 0Okt-2 1.33 1.33 0.65 0.65 0.14 0.51 1.33 1.33 0.65 0.65 0 0Nov-1 0.96 0.81 0.81 0.38 0.38 0 0.96 0.81 0.81 0.65 0.38 0Nov-2 1.06 0.96 0.81 0.81 0.38 0.38 1.06 0.96 0.81 0.81 0.38 0.38Des-1 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32 0.09 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32 0.09Des-2 0.58 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32 0.58 0.61 0.55 0.46 0.32 0.32Jan-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Jan-2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Feb-1 0.10 0.10 0.53 0.61 0.66 0.59 0 0 0.53 0.61 0.66 0.59Feb-2 0.35 0.10 0.10 0.53 0.61 0.66 0 0 0 0.53 0.61 0.66Mar-1 0.80 . 0.37 0.37 0.98 1.07 0.10 0 0 0 0.98 1.07Mar-2 0.95 0.80 0.80 0.37 0.37 0.98 0.10 0.10 0 0 0 0.98Apr-1 1.14 1.05 0.91 0.91 0.46 0.46 0 0.21 0.21 0.09 0.09 0Apr-2 1.21 1.14 1.05 0.91 0.91 0.46 0 0 0.21 0.21 0.09 0.09Mei-1 1.44 1.48 1.42 1.32 1.19 1.19 0.28 0.18 0.11 0.41 0.41 0.30Mei-2 1.36 1.44 1.48 1.42 1.32 1.19 0.28 0.28 0.18 0.11 0.41 0.41Jun-1 0.23 1.41 1.49 1.53 1.47 1.38 0.46 0.34 0.34 0.23 0.15 0.46Jun-2 0.34 0.23 1.41 1.49 1.53 1.47 0.46 0.46 0.34 0.34 0.23 0.15Jul-1 0.41 0.41 0.29 1.52 1.60 1.64 0.21 0.53 0.53 0.41 0.41 0.29Jul-2 0.53 0.41 0.41 0.29 1.52 1.60 0 0.21 0.53 0.53 0.41 0.41Agt-1 0.66 0.66 0.52 0.52 0.38 1.74 0 0 0.28 0.66 0.66 0.52Agt-2 0.28 0.66 0.66 0.52 0.52 0.38 0 0 0 0.28 0.66 0.66Sep-1 0.72 0.22 0.60 0.60 0.46 0.46 0.72 0 0 0 0.22 0.60
Sep-2 0.72 0.72 0.22 0.60 0.60 0.46 0.72 0.72 0 0 0 0.22
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 13
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
Kebu
tuha
n ai
r irig
asi (
lt/dt
/ha)
Gambar 4.5. Kebutuhan Air Irigasi di Kecamatan Pakisjaya
4.2.3. Pompanisasi
Pompanisasi merupakan salah satu cara efektif untuk menunjang
produksi pertanian tanaman pangan terlanjutkan. Dengan
pompanisasi, indeks tanam akan maksimal dan pengaruh kemarau
panjang bisa diminimalisir. Beberapa daerah pengaliran irigasi di
Kecamatan Pakisjaya terutama di hilir Saluran Sekunder Tarum Utara,
pada musim kemarau menggunakan sistem pompanisasi. Pompa
tersebut diperlukan untuk mengangkat air dari sungai Citarum,dengan
kapasitas rendah-sedang (4,5-10,0 PK) dimiliki sebagian petani
individu dan pompa kapasitas besar (>25 PK ) berasal dari bantuan
P2AT dan Pemerintah Daerah yang dikelola desa atau kelompok tani.
4.3. Analisa Hidrolika
4.3.1. Kebutuhan Air Irigasi
Perkiraan kebutuhan bersih air di sawah/irigasi (NFR) didasarkan pada
faktor-faktor jenis tanaman, jenis tanah, cara pemberian airnya, cara
pengolahan tanah, banyak turun curah hujan, waktu penanaman, iklim,
pemeliharaan saluran dan bangunan bendung dan sebagainya.
Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 14
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
NFR = Etc +P +WLR -Re
dengan :
NFR = Netto Fieldwater Requirement, kebutuhan bersih air di sawah
(Lt/det/ha) (mm/hari)
Etc = Evaporasi tanaman (mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = kedua penggantian lapis air
Syarat Air Irigasi untuk keperluan pertanian
Kualitas ; air atau Lumpur yang terbawa aliran tidak mengandung zat-
zat yang merugikan atau membahayakan tanaman, mengadung zat-
zat/unsur hara sebagai nutrisi untuk tanaman.
Kuantitas ; volume air dapat menjamin kebutuhan lahan pertanian dan
kegiatan yang sedang berlangsung di sektor ini.
Kontinuitas ; keberadaan air berkesinambungan baik pada musim
kemarau ataupun pada musim kering sehingga tidak terjadinya
gangguan terhadap pola tanaman yang telah diterapkan
Kebutuhan air untukirigasiberkisar antara 0,75 - 1,5 Lt /det/ha
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 15
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
4.3.2. Efisiensi Irigasi
Kondisi air irigasi di lapangan sering terjadi kehilangan air yaitu
sejumlah air yang diambil untuk keperluan irigasi tetapi pada
kenyataannya bukan digunakan oleh tanaman. Kehilangan air tersebut
dapat berupa penguapan di saluran irigasi atau perkolasi dari saluran.
Menurut buku yang diterbitkan oleh DPU (Departemen Pekerjaan
Umum), Pedoman dan Standar Perencanaan Teknis cetakan tahun
1986 penaksiran harga-harga efisiensi adalah sebagai berikut :
Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran kwarter = 0,8
Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran tersier = 0,8
Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran sekunder = 0,9
Efisiensi di saluran dan bangunan saluran primer = 0,9
4.3.3. Debit Rencana
Untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang optimal
gunamencapai produktifitas yang tinggi, maka penanaman harus
memperhatikanpembagian air secara merata ke semua petak terisier
dalam jaringan irigasi. Sehingga harus dibuat rencana pembagian air
yang baik sesuai kebutuhan areal sawah yang akan dialiri air irigasi.
Kebutuhan air yang tertinggi untuk suatu petak terisier adalah Qmax
(debit maksimum) , yang didapat sewaktu rnerencanakan seluruh
sistim irigasi. Besarnya debit Q yang tersedia tidak tetap, bergantung
pada sumber dan luas tanaman yang harus diairi.
Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Q =( c x NFR x A ) / e
Dimana : Q = debit rencana (l/det)
C = koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah (lt/det/ha)
A = Luas daerah yang diairi (ha)
e = Efisiensi Irigasi secara Keseluruhan
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 16
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
NoPintu di
Saluran Sekunder
Nama
Saluran
Luas Areal (Ha)Q (l/det)
Kwarter Tersier
BTUB 25 BTUB 25 Ka1 345 517.5
BTUB 25 Ka1b 170 255
BTUB 25 Ka3 65 97.5
BTUB 25 Ka4 35 52.5
BTUB 25 Ka2 145 217.5
BTUB 26 BTUB 26 Ka.1 130 195
BTUB 26 Ka.1a 31 46.5
BTUB 26 Ka.1b 42 63
BTUB 26 Ka.2 65 97.5
BTUB 26 Ka.3 57 85.5
BKDW 1 Bkdw 1 ka.1a 387 580.5
Bkdw 1 ka.1b 230 345
Bkdw 1 ka.2 197 295.5
Bkdw 1 ka.3 190 285
Bkdw 1ka.2a 120 180
Bkdw 1ka.2b 77 115.5
BKDW 2 Bkdw. 2 Ka 162 243
Bkdw. 2 Ki 82 123
BKDW 3 Bkdw. 3 Ka1 458 687
Bkdw. 3 Ki 33 49.5
Bkdw.3.Ka2 290 435
Bkdw.3.Ka3 168 252
B.PKS 1 B.PKS 1 ka1 290 435
B.PKS 1 ka2 155 232.5
B.PKS 1 ka3 135 202.5
B.PKS 1 ka.2a 95 142.5
B.PKS 1 ka.2b 60 90
B.PKS 1 ka.3a 90 135
B.PKS 1 ka.3b 45 67.5
B.PKS 2 B.PKS 2 Ka 105 157.5
B.PKS 2 Ka.2 70 105
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 17
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
B.PKS 2 Ka.3 35 52.5
B.PKS.3 B.PKS 3 Ka 135 202.5
B.PKS 3 Ka.2 30 45
B.PKS 3 Ka.3 105 157.5
4.3.4. Pintu Intake
Perhitungan Pintu Intake
Rumus :
Q = µ.b.a.√2. g . zPerencanaan pintu intake didesain dengan 1,2 dikalikan debit desain
(KP 02).
Dimana :
Q = Debit pengambilan = 15,6 m3/det x 1,2 = 18,7 m3/det
µ = Koefisien debit = 0,8 (bukaan dibawah permukaan air dengan
kehilangan energi kecil).
b = Jumlah pintu diambil 3 buah dengan lebar masing-masing 2 m
sehingga total lebar pintu intake adalah 6 m.
a = Tinggi bukaan pintu
g = Gravitasi = 9,81 m/det2
Z = Kehilangan energi, diambil antara 0,15 – 0,30 m= Diambil 0,20
m (KP-02)
NOPintu
Intake
Q desain
(l/det)
Dimensi Existing DimensiPerhitungan Keterangan
1 BTUB 26 0.20
2 BKDW 1 0.29
3 BKDW 2 0.24
4 BKDW 3 0.69
5 B.PKS 1 0.22
6 B.PKS 2 0.16
7 B.PKS 3 0.21
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 18
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
4.3.5. Dimensi Saluran
Dimensi saluran adalah ukuran (tinggi dan lebar) saluran yang
direncanakan untuk mengalirkan air ke petak-petak sawah. Saluran
ditentukankan berdasarkan kebutuhan air sawah dan debit air yang
tersedia pada bangunan-bangunan bagi. Saluran direncanakan
berbentuk segi empat.
Rumus persamaan Manning :
Q = A x V, dimana
V = 1/n x R^2/3 x √STinggi jagaan (Free Board) : 0.3 m – 0,6 m{ debit <15 m3/det (KP 03-
2010 pasal 4.3.5)
BA A
5cm
H
C +
h'
B B' = 0.425 x H
C
B' = 0.425 x H
hF
h' PASANGAN BATUKALIPASANGAN BATUKALI
Gambar 4.5 Tipikal Penampang Saluran Irigasi
Perhitungan debit dicantumkan di dalam tabel 4.
No
Pintu Bagi
Nama Saluran Tersier/ Kwarter
LUAS (Ha)Kumulatif
NFR
EFISIENSI Q V A' h b P Rk
I (sloope
)Kwtr Tsr
Skdr
lt/dtk/ha
Kwtr Tsr
(lt/dtk)
(m/dtk)
(m^2) (m)
(m) (m)m^3/dtk
1BTUB 25
BTUB 25 Ka1 345 1.2 0.8 517.5 0.37 1.39 0.76
1.22 3.17 0.44 35 0.0003
BTUB 25 Ka1b 170 1.2 0.8 255 0.33 0.78 0.58
0.87 2.36 0.33 35 0.0004
BTUB 25 Ka3 65 1.2 0.8 97.5 0.27 0.35 0.41
0.54 1.59 0.22 35 0.0005
BTUB 25 Ka4 35 1.2 0.8 52.5 0.25 0.21 0.32
0.41 1.23 0.17 35 0.0005
BTUB 25 Ka2 145 1.2 0.8 217.5 0.32 0.68 0.55
0.80 2.21 0.31 35 0.0004
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 19
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
1BTUB 26
BTUB 26 Ka.1 130 1.2 0.8 195 0.31 0.63 0.53
0.76 2.11 0.30 35 0.0004
BTUB 26 Ka.1a 31 1.2 0.8 46.5 0.24 0.19 0.31
0.38 1.17 0.17 35 0.0005
BTUB 26 Ka.1b 42 1.2 0.8 63 0.25 0.25 0.35
0.44 1.33 0.19 35 0.0005
BTUB 26 Ka.2 65 1.2 0.8 97.5 0.27 0.35 0.41
0.54 1.59 0.22 35 0.0005
BTUB 26 Ka.3 57 1.2 0.8 85.5 0.27 0.32 0.39
0.51 1.50 0.21 35 0.0005
2BKDW 1
Bkdw 1 ka.1a 387 1.2 0.8 580.5 0.38 1.53 0.79
1.30 3.32 0.46 35 0.0003
Bkdw 1 ka.1b 230 1.2 0.8 345 0.35 1.00 0.65
1.00 2.68 0.37 35 0.0004
Bkdw 1 ka.2 197 1.2 0.8 295.5 0.34 0.88 0.62
0.93 2.51 0.35 35 0.0004
Bkdw 1 ka.3 190 1.2 0.8 285 0.33 0.85 0.61
0.91 2.47 0.34 36 0.0004
Bkdw 1ka.2a
1201.2 0.8 180 0.31 0.59 0.51
0.73 2.04 0.29 35 0.0004
Bkdw 1ka.2b
771.2 0.8 115.5 0.28 0.41 0.43
0.59 1.70 0.24 35 0.0004
3BKDW 2
Bkdw. 2 Ka 162 1.2 0.8 243 0.32 0.75 0.57
0.85 2.32 0.32 35 0.0004
Bkdw. 2 Ki 82 1.2 0.8 123 0.29 0.43 0.44
0.61 1.75 0.25 35 0.0004
4BKDW 3
Bkdw. 3 Ka1 458 1.2 0.8 687 0.39 1.75 0.84
1.41 3.56 0.49 35 0.0003
Bkdw. 3 Ki 33 1.2 0.8 49.5 0.24 0.20 0.31
0.39 1.20 0.17 36 0.0005
Bkdw.3.Ka2 290 1.2 0.8 435 0.36 1.21 0.71
1.12 2.95 0.41 35 0.0004
Bkdw.3.Ka3 168 1.2 0.8 252 0.33 0.77 0.58
0.86 2.35 0.33 35 0.0004
5B.PKS 1
B.PKS 1 ka1 290 1.2 0.8 435 0.36 1.21 0.71
1.12 2.95 0.41 35 0.0004
B.PKS 1 ka2 155 1.2 0.8 232.5 0.32 0.72 0.56
0.83 2.27 0.32 36 0.0004
B.PKS 1 ka3 135 1.2 0.8 202.5 0.31 0.64 0.54
0.77 2.15 0.30 37 0.0004
B.PKS 1 ka.2a 95 1.2 0.8 142.5 0.29 0.48 0.47
0.65 1.86 0.26 35 0.0004
B.PKS 1 ka.2b 60 1.2 0.8 90 0.27 0.33 0.40
0.52 1.54 0.22 35 0.0005
B.PKS 1 ka.3a 90 1.2 0.8 135 0.29 0.46 0.46
0.64 1.82 0.25 36 0.0004
B.PKS 1 ka.3b 45 1.2 0.8 67.5 0.26 0.26 0.35
0.46 1.36 0.19 35 0.0005
6B.PKS 2
B.PKS 2 Ka 105 1.2 0.8 157.5 0.30 0.52 0.49
0.69 1.94 0.27 35 0.0004
B.PKS 2 Ka.2 70 1.2 0.8 105 0.28 0.38 0.42
0.56 1.64 0.23 35 0.0004
B.PKS 2 Ka.3 35 1.2 0.8 52.5 0.25 0.21 0.32
0.41 1.23 0.17 35 0.0005
7B.PKS.3
B.PKS 3 Ka 135 1.2 0.8 202.5 0.31 0.64 0.54
0.77 2.15 0.30 35 0.0004
B.PKS 3 Ka.2 30 1.2 0.8 45 0.24 0.19 0.30
0.38 1.16 0.16 35 0.0005
B.PKS 3 Ka.3 105 1.2 0.8 157.5 0.30 0.52 0.49
0.69 1.94 0.27 35 0.0004
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 20
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
4.3.6. Skematik Jaringan Irigasi
Dalam perencanaan satu sistem jaringan irigasi, kebutuhan saluran
pembawa adalah sangat penting, dimana saluran pembawa ini
berfungsi untuk mengalirkan air dari bangunan sadap atau bangunan
intake sampai ke petak-petak sawah. Adapun macam-macam saluran
pembawa antara lain saluran primer, sekunder, tersier dan saluran
kuarter.
Skema jaringan irigasi adalah merupakan gambaran yang
menampilkan jaringan saluran mulai dari bangunan pengambilan,
saluran primer, sekunder maupun tersier, bangunan bagi, bangunan
sadap dan petak-petak tersier dengan standar system tata nama.
Berdasarkan hasil survey dan analisa data yang diperoleh di lokasi
pekerjaan, maka dapat dibuat gambar skematik jaringan irigasi
Pakisjaya sebagaimana yang tersaji pada gambar 4.6.
4.4. Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan biaya yang diperlukan
dalam suatu pekerjaan konstruksi. Didalam menentukan Rencana
Anggaran Biaya dibutuhkan perhitungan volume galian dan timbunan,
volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang nantinya
digunakan sebagai acuan di dalam perhitungan anggaran. Perhitungan
volume mengacu pada gambar teknis yang telah dibuat.
Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung rencana
anggaran dan biaya suatu pekerjaan fisik yaitu :
Menghitung volume tiap – tiap pekerjaan sesuai dengan gambar.
Menentukan analisa harga satuan pekerjaan yang diperlukan.
Menentukan harga satuan bahan dan upah.
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 21
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
Dengan mengalikan harga satuan pekerjaan dengan volume
pekerjaan didapatkan harga pekerjaan.
Dibuat rekapitulasi harga pekerjaan.
Biaya pembangunan (animingsom) adalah harga pekerjaan fisik yang
ditambahkan PPn sebesar 10 % harga pekerjaan fisik. Harga inilah
yang digunakan dalam setiap pelelangan pekerjaan pemborongan.
4.4.1. Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan adalah perhitungan kebutuhan biaya (kuantitas)
tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan
dan satu jenis pekerjaan tertentu. Koefisien tenaga kerja merupakan
nilai kuantitas tenaga kerja yang mana sebagai faktor yang
menunjukkan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan satu satuan
volume pekerjaan berdasarkan kualifikasi tenaga kerja yang
diperlukan.
Tabel 8.02. Daftar Harga Satuan Upah, Bahan dan Peralatan
No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga
Satuan1 Tenaga Kerja1 Pekerja orang/ 30,000.002 Pekerja Terampil orang/ 40,000.003 Mandor orang/ 57,500.004 Tukang orang/ 50,000.005 Kepala Tukang orang/ 55,000.006 Operator Alat Berat orang/ 55,000.007 Pembantu Operator orang/ 40,000.008 Mekanik orang/ 55,000.002 Sewa Alat1 Concrete Mixer jam 120,000.02 Dump Truck jam 170,000.03 Excavator jam 250,000.04 Concrete Vibrator jam 370,000.05 Water Tank Truck jam 166,000.06 Stampler jam 14,500.007 Alat Bantu jam 70,000.00
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 22
Konsultansi DED Jaringan Irigasi Rengasdengklok - Pakisjaya Laporan Akhir
No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga Satuan
3 Material
1 Portland Cement kg 1,100.002 Batu kali m3 82,000.003 Kerikil Pecah 7‐10 cm m3 117,000.004 Pasir Beton m3 96,000.005 Kawat Ikat Beton kg 13,500.006 Angkur bh 40,000.007 Paku triplek kg 15,000.009 Besi Beton kg 12,000.00
11 Kayu Cetakan m3 2,500,000.00
13 Kawat Bronjong kg 15,000.00
15 Kayu dolken 8x10x4 btg 30,000.0017 Kayu 77,500.0019 Seng gelombang lbr 77,500.0020 Tanah Padas M3 58,000.0021 Paku Biasa kg 13000
4.4.2. Rekapitulasi Biaya Pekerjaan
PT. Kreasi Cemerlang Nusantara 3 - 23