an sistem jaringan irigasi-2
TRANSCRIPT
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Jaringan irigasi terdiri dari ; petak-petak tersier, sekunder dan primer saluran pembawa dan saluran pembuang bangunan utama, bangunan-bangunan pelengkap, keterangan nama/nomenklatur, luas lahan dan debit.Hirarki saluran pembawa dan pembuang ; Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier Saluran kuarter
Dalam jaringan irigasi saluran pembawa dan pembuang dipisahkan sehingga keduanya dapat berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam hal-hal khusus juga dapat dibuat sistem gabungan dengan pertimbangan pemanfaatan air lebih ekonomis dan biaya lebih murah. Sistim gabungan mengandung kelemahan ; aliran air menjadi lebih sulit diatur saat dieksploitasi, saluran lebih cepat rusak dan menampakkan pembagian air yang tidak merata.
Saluran-saluran irigasi dapat dilengkapi dengan bermacammacam bangunan yang berfungsi untuk mempermudah pengaturan air pada saluran dan lahan.
Pada jaringan irigasi terdapat bangunan-bangunan pelengkap yang terdiri dari : - Tanggul-tanggul untuk melindungi daerah irigasi dari banjir. Biasanya dibangun disepanjang tepi sungai sebelah hulu bendung atau sepanjang saluran primer. - Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (pada siphon atau gorong-gorong) - jembatan dan jalan penghubung dari desa untuk keperluan penduduk.
Selain bagunan utama dan pelengkap terdapat bangunan pengontrol yang terdiri dari bangunan bagi, sadap, bagi sadap, bangunan terjun, talang, got miring, siphon dll.
Bangunan UtamaBendung Jati
Intake Rumah Pompa
Pintu Pengatur Mercu Bendung Karet
Contoh-contoh
Siphon di Callifornia
Contoh gorong-gorong sederhana
Contoh gorong-gorong dari pelat baja
Contoh gorong-gorong dari box culvert
Contoh talang dari baja Contoh talang dari beton
Bangunan Bagi Sadap
Petak tersier Petak irigasi petak tanah yang memperoleh air irigasi. petak tersier kumpulan petak-petak irigasi yang merupakan satu kesatuan yang mendapat air irigasi melalui saluran tersier yang sama. Petak tersier menduduki menduduki fungsi sentral, luasnya sekitar 50-100 Ha, kadang-kadang sampai 150 Ha. Pemberian air pada petak tersier diserahkan pada petani.
Jaringan yang mengalirkan air ke sawah disebut saluran tersier dan kuarter.
Dasar perencanaan lahan untuk jaringan irigasi adalah unit tersier. Petak tersier adalah petak dasar disuatu jaringan irigasi yang mendapatkan air irigasi dari suatu bangunan sadap tersier dan dilayani suatu jaringan tersier. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan Lay Out tersier adalah : 1. Luas petak tersier 2. Batas-batas petak 3. Bentuk yang optimal 4. Kondisi medan 5. Jaringan irigasi yang ada 6. Eksploitasi jaringan Batas-batas untuk perencanaan petak irigasi : Batas alam ; - Topografi (puncak gunung) - Sungai - Lembah Batas Administrasi ; - Batas wilayah desa - Batas wilayah kecamatan
Lay out jaringan irigasi Lay out jaringan irigasi berbentuk lay out map. Lay out map berisi tentang ; peta situasi, skema jaringan irigasi dan skema bangunan. Tujuan pembuatan skema jaringan irigasi adalah untuk memudahkan dalam melakukan identifikasi terhadap wilayah, jaringan irigasi, bangunan irigasi, serta daerah-daerah yang diairi mencakup luas, nama petak dan debit. Layout map juga berisi tentang ;Bangunan utama (head work) Sistem saluran pembawa (irigasi) Sistem saluran pembuang (drainase) Primer unit, sekunder unit, tersier unit. Lokasi bangunan irigasi Sistem jaringan jalan - Non irigated area (lading) - Non irigatable area (tidak dapat dialiri) Misalnya : daerah dataran tinggi, rawa (daerah yang tergenang), kawasan pemukiman, dll.
Saluran irigasi direncanakan dengan prinsip aliran grafitasi sehingga informasi tentang kondisi topografis daerah irigasi harus dapat diinterpretasi dengan baik. Saluran pembawa biasanya dibuat sejajar searah dengan kontur yang akan mengalirkan air dari puncak bagian atas menuju ke bawah melalui lembah kontur. Prinsip perencanaan saluran pembawa adalah bedasarkan titik elevasi tertinggi dari daerah yang dapat dialiri dan harus melalui punggung kontur.
Skala Lay Out Map : General Lay Out Map dan Topographic map adalah 1 : 5000 Skema irigasi adalah 1 : 10000 Skema unit tersier adalah 1 : 5000 atau 1 : 2000
Standarisasi jaringan irigasi : Ukuran petak tersier 50 100 Ha Ukuran petak kuartier adalah 8 15 Ha Panjang saluran tersier adalah 1500 km Panjang saluran kuartier adalah 500 km Jarak saluran kuarter ke pembangan adalah 300 m
Peta & SkemaPeta Situasi DI
DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
Skema Jaringan IrigasiB.ASTA TINGGIKK.1Ki8 Ha 20 l/dt 5 Ha
K.ANJUK
ASTA TINGGI40Ha
KK.3A Ki13 l/dt 44 Ha
KK.4 Ki97 l/dt
DAM KEBON AGUNG
SAL.PRIMER KEBON AGUNG
B.KA..1
B.KK..1
B.KK..2 SAL.SEKUNDER KOLOR
B.KK..3 B.KK..4 B.KK..3A
KA.2E Ki
KK.2 Ka95 Ha 164 l/dt 5 Ha
KK.3 Ka13 l/dt 25 Ha
KK.4 Ka49 l/dt
B.KA.2ESAL.SEKUNDER KEBON AGUNG
15 Ha
38 I/dt
KA.2 Ka29 Ha 73 l/dt
B.KA.278 Ha
KA.2 Ka146 l/dt
KA.3 Ka19 Ha 48 l/dt
B.KA.325 Ha
KA.3 Ki63 l/dt
B.KB.4
B.KB.3
B.KB.2 SAL.SEKUNDER BABALAN
B.KB.1
B.KG.1 B.KA.4
B.KG.2A SAL.SEKUNDER GEDONGAN
B.KG.2
B.KG.330 Ha
KG.3 Ki70 l/dt
KB.4 Ki30 Ha 70 l/dt 48 Ha
KB.3 Ki106 l/dt 25 Ha
KB.2 Ki63 l/dt 30 Ha
KB.1 Ki70 l/dt 47 Ha
KG.1 Ka103 l/dt
KA.2A Ka5 Ha 13 l/dt 20 Ha
KG.2 Ka50 l/dt 68 Ha
KG.3 Ka133 l/dt
SAL.SEKUNDER PATEYAN
KP.1 Ka27 Ha 68 l/dt
B.KP.120 Ha
KP.1 Ki50 l/dt
KP.2 Ka15 Ha 38 l/dt
B.KP.29 Ha
KP.2 Ki23 I/dt
KP.3 Ka30 Ha 70 l/dt
B.KP.330 Ha
KP.3 Ki70 l/dt
DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
PR. 3 Ka44 Ha l/dt
B. PR. 3PR. 2 Ka 1
Sal. Sekunder Praka
34 Ha
l/dt
B. PR. 2PR. 2 Ka 215 Ha l/dt 5 Ha
DE. 2 Kil/dt 15 Ha
PR. 1 Ki76 Ha l/dt
DE. 3 Kil/dt
B. PR. 1
B. BA. 3
Sal. Sekunder Dewan B. DE. 1 B. DE. 2
B. DE. 3
DE. 3 Te34 Ha l/dt
BA. 2 Ki132 Ha l/dt
DE. 3 Ka DE. 1 Ka DE. 2 Ka25 Ha 40 Ha l/dt 52 Ha l/dt l/dt
B. BA. 2
Sal. Induk Batang
BA. 3 Ka45 Ha l/dt
B. BA. 1
LEGENDAa
Petak tersierc l/dt
KA. 1 Ki30 Ha l/dt
b Ha
a. Nama Petak Tersier b. Baku Sawah c. Debit Rencana Bendung
KA. 2 Ka105 Ha l/dt
Bangunan Bagi Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Sadap
Sal. Sekunder Karang B. KA. 1KA. 1 Ka124 Ha l/dt
B. KA. 2
Drain Inlet Saluran Primer Saluran Sekunder
Bendung Batang
Kali Man is R e
ngg o
Gambar 2.1 Skema Jaringan Irigasi
Pengembangan Irigasi Satelite, GPS & GIS
Skala = 1 : 30.000
Skala = 1 : 30.000
Skala = 1 : 30.000