inventarisasi ramuan obat tradisional pasca …repository.poltekeskupang.ac.id/260/1/fany benediktha...
TRANSCRIPT
INVENTARISASI RAMUAN OBAT TRADISIONAL
PASCA MELAHIRKAN DI DESA SAHRAEN
KECAMATAN AMARASI SELATAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
Fany Benediktha Kiuk
PO.530333215689
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
mnyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI FARMASI
KUPANG
2018
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas tuntunan dan perlindungan-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dapat diselesaikan dengan baik tepat waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat penulis selesaikan dengan baik tepat
pada waktunya karena bantuan dari berbagai pihak yang membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Ibu R.H Kristina, SKM., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kupang.
2. Ibu Dra. Elisma,.Apt,M.Si selaku Ketua Program Studi Farmasi Poltekkes
Kemenkes Kupang dan seluruh staf dosen yang telah memberikan
kesempatan menuntut ilmu di Program Studi Farmasi.
3. Drs.Jefrin Sambara,.Apt,.M.Si selaku penguji I yang telah meluangkan
waktu untuk menguji dan memberi masukan dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah
4. Bapak Yulius Baki Korassa,S.Fram,.Apt,.M.Si selaku pembimbing dan
penguji II yang telah bersedia membimbing penulis dalam proses
penyususnan Karya Tulis Ilmiah.
5. Masyarakat di Desa Sahraen terkhususnya oma berta, oma ne’i, oma
Naomi, oma jublina yang telah bersedia membagi informasi kepada
penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.
vi
6. Semua keluarga tersayang yang selalu mendukung baik moral maupun
materi serta doa bagi penulis.
7. Sahabat terbaik Santy, Kevin, Evi, Purani, Nata, Kiki, Nitha, Lisna, Fitry
dan Edita yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
8. Dan juga penulis berterima kasih kepada Randy Tino, Erik Ataupah, Fano
Tokan, Nikita, kak Opo, kak Leny, Yuni, Mei, Dikky, Ary, kak Mercy,
kak Eny dan Karel karena bersedia membantu penulis dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah baik dalam bentuk materi maupun tenaga.
9. Teman-teman tingkat III angkatan XVI terkhususnya ß-Blocker yang telah
memberi semangat kepada penulis.
10. Kepada semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis ilmiah
ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran yang membangun sangat diharapkan
dapat menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis ucapkan selamat
membaca, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kupang, Juli 2018
Penyusun
vii
INTISARI
Masyarakat desa Sahraen telah lama mengenal tanaman berkhasiat obat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, salah satu diantaranya adalah ramuan obat
yang digunakan untuk pasca melahirkan. Akses dari desa menuju puskesmas
cukup jauh, sehingga tanaman berkhasiat obat menjadi alternatif bagi masyarakat
dan dapat membantu ibu dalam proses melahirkan dan menjaga kesehatan ibu
setelah melahirkan. Inventarisasi tanaman berkhasiat obat adalah pencatatan dan
pengumpulan data tentang nama tanaman disuatu daerah. Inventarisasi dilakukan
di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan data berupa nama tanaman, bagian yang digunakan, khasiat,
cara penggunaan, pengolahan dan lama penggunaan tanaman berkhasiat obat
khusus ibu pasca melahirkan. Penelitian ini bersifat survei eksploratif dengan
menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil inventarisasi ramuan
berkhasiat obat khusus ibu pasca melahirkan diperoleh data sebanyak 11 jenis
tanaman. Berdasarkan hasil penelitian terkait inventarisasi ramuan obat
tradisional pasca melahirkan di desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan dapat
disimpulkan bahwa terdapat 5 ramuan yaitu 1 ramuan mandi, 5 ramuan minum, 1
ramuan kunyah dan 1 ramuan yang ditempelkan.Sumber perolehan tanaman dan
tumbuhan yang didapat dari hutan, lingkungan sekitar dan yang dibeli di pasar
atau kios. Bagian tanaman yang digunakan yaitu akar, daun, buah dan kulit
batang. Cara pengolahan ramuan tersebut adalah yang direbus, dipanggang,
dikunyah. Aturan pakainya yaitu diminum 2 sampai 3 kali sehari, untuk mandi 2
kali sehari. Penggunaanya selama 1 minggu atau sampai kondisi kesehatan
kembali pulih.
Kata Kunci: Inventarisasi, Ramuan pasca melahirkan, Desa Sahraen,
Kecamatan Amarasi Selatan.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------ i
LEMBAR PERSETUJUAN ---------------------------------------------- ii
LEMBAR PENGESAHAN ---------------------------------------------- iii
PERNYATAAN ----------------------------------------------------------- iv
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------- v
INTISARI ------------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------- ix
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------- x
BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------ 1
A. Latar Belakang ---------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------ 3
C. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------- 3
D. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------- 5
A. Pengertian Inventarisasi ------------------------------------------ 5
B. Obat Tradisional -------------------------------------------------- 6
C. Tanaman Obat ----------------------------------------------------- 6
D. Simplisia Tanaman Obat ----------------------------------------- 7
E. Ramuan Obat Tradisional --------------------------------------- 10
BAB III METODE PENELITIAN -------------------------------------- 13
A. Jenis Penelitian ---------------------------------------------------- 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian ----------------------------------- 13
C. Variabel Penelitian ----------------------------------------------- 13
D. Subjek Penelitian ------------------------------------------------- 13
E. Definisi Operasional ---------------------------------------------- 14
F. Alat dan Bahan ---------------------------------------------------- 14
G. Prosedur Penelitian ----------------------------------------------- 14
H. Analisa Data ------------------------------------------------------- 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ------------------------------- 16
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ------------------------------------ 25
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------- 27
LAMPIRAN --------------------------------------------------------------- 29
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nama Tanaman Yang Digunakan ----------------------------- 17
Tabel 2. Bagian Tanaman Yang Digunakan --------------------------- 18
Tabel 3. Sumber Perolehan Tanaman Obat ---------------------------- 19
Tabel 4. Cara Pengolahan Ramuan Obat ------------------------------- 19
Tabel 5. Bentuk Penyajian dan Aturan Pakai -------------------------- 20
Tabel 6. Khasiat, Lama Penggunaan dan Jumlah Tanaman --------- 21
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Penelitian --------------------------------------------- 29
LAmpiran 2. Skema Kerja ------------------------------------------------ 33
Lampiran 3. Lembar Permintaan Menjadi Responden --------------- 34
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden --------------- 35
Lampiran 5. Gambar Tanaman ------------------------------------------ 36
Lampiran 6. Pedoman Hasil Wawancara ------------------------------- 39
Lampiran 7. Hasil Wawancara ------------------------------------------- 47
Lampiran 8. Hasil Wawancara Tanaman Berkhasiat Obat ---------- 53
Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan ------------------------------------ 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inventarisasi tanaman secara global diperkirakan hidup sekitar 40.000
jenis tumbuhan, dimana 30.000 jenis hidup di kepulauan Indonesia. Diantara jenis
tumbuhan yang ada, diketahui 9.600 spesies tanaman yang telah dimanfaatkan
oleh 400 ragam etnis untuk pemeliharaan kesehatan maupun pengobatan berbagai
macam penyakit (Depkes, 2007).
Perhatian dunia terhadap obat-obat bahan alam menunjukkan adanya
peningkatan, hal ini terbukti dari penggunaan obat bahan alam di negara maju
mencapai 65% dan pembelanjaan obat bahan alam di pasar global pada tahun
2000 mencapai 43 milyar dolar Amerika. Di Indonesia pewarisan pengetahuan
tradisional tentang tumbuhan obat sebagian besar dilakukan secara lisan, sehingga
baru 300 spesies tanaman yang digunakan sebagai bahan obat oleh industri obat
tradisional, 38 produk tanaman obat yang terdaftar sebagai obat herbal terstandar
dan 6 produk sebagai fitofarmaka (Guswan, dkk., 2012).
Obat tradisional Indonesia merupakan warisan budaya, yang diinginkan
untuk dapat dipakai dalam sistem pelayanan kesehatan. Penggunaan obat
tradisional di masyarakat merupakan suatu kenyataan empirik, untuk mencapai
kesembuhan atau pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan serta diwariskan
turun temurun, dilestarikan, dan tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat,
tanpa dibuktikan secara ilmiah. Globalisasi tidak dapat dihindari, adanya budaya
asing yang masuk, karena itulah sebagai penerus dituntut agar pandai memilih
dan memilah yang baik untuk diterima dari budaya asing tersebut, karena jika
2
dicermati, tanpa disadari banyak manfaat dan informasi dari budaya hasil
kreativitas dan warisan terdahulu yang bisa di dapatkan.
Pengunaan ramuan obat tradisional pasca melahirkan sudah mulai
berkurang digunakan oleh masyarakat. Karna zaman semakin modern, banyak
obat-obatan atau alat yang dapat membantu terapi untuk ibu pasca melahirkan.
Masyarakat Desa Sahraen telah lama mengenal tanaman berkhasiat obat
untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satu diantaranya adalah ramuan
obat yang digunakan untuk pasca melahirkan. Akses dari desa menuju puskesmas
cukup jauh, sehingga tanaman berkhasiat obat menjadi alternatif bagi masyarakat
dan dapat menyembuhkan penyakit dan ramuan obat tradisional yang digunakan
dapat membantu para ibu dalam menjaga kesehatannya dan mengeluarkan sisa
sisa darah yang tertinggal dan sebagai terapi (Depkes, 2000).
Pengetahuan tentang penggunaan ramuan obat tradisional masyarakat di
Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan perlu di iventarisasi sebagai dasar
pengembangan riset berkelanjutan. Upaya untuk mengungkapkan pemanfaatan
tanaman obat dan penggunaan tradisional serta mengetahui keragaman tanaman
obat tradisional dapat dilakukan dengan melakukan inventarisasi. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat Indonesia tentang
jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Sahraen
sebagai ramuan obat untuk ibu pasca melahirkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pemanfaatan ramuan obat tradisional pasca melahirkan bagi
masyarakat Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan ?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh masyarakat Desa Sahraen
khususnya Penyehat tradisional atau seseorang yang ahli dalam menggunakan
tanaman obat tradisional dalam ramuan obat untuk pasca melahirkan.
2. Tujuan khusus
a. Menginventarisasi nama tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat
Desa Sahraen khususnya penyehat tradisional atau seseorang yang ahli
dalam menggunakan tanaman obat tradisional dalam ramuan obat untuk
pasca melahirkan.
b. Mengumpulkan data ramuan obat tradisional dan informasi tentang nama
tanaman, khasiat, sumber perolehan, bagian tanaman yang digunakan, cara
pengolahan, bentuk penyajian, aturan pakai, jumlah serta lama penggunaan
obat tradisional pasca melahirkan di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi
Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai tanaman obat yang
berkhasiat dan cara pemanfaatan obat tradisional tersebut khususnya di Desa
Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan.
4
2. Bagi institusi
Sebagai informasi dan untuk menambah pustaka di Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang serta menjadi bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
3. Bagi masyarakat
Dapat memperluas informasi masyarakat dalam memanfaatkan tanaman obat
tradisional dan tidak hilangnya resep ramuan tradisional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ramuan obat pasca melahirkan biasanya dikonsumsi oleh para ibu untuk
mengembalikan kondisi psikis dan fisik sang ibu pasca melahirkan, menyembuhkan
luka, membersihkan darah kotor, mengembalikan kondisi rahim dan untuk
menurunkan berat badan seperti semula kembali. Salah satu ramuan yang digunakan
adalah Jamu. Menurut dr. Nurdadi Saleh, SpOG, konsumsi jamu bersalin tidak
membawa pengaruh buruk pada ASI, bahkan dapat memperlancar ASI.
A. Inventarisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia inventarisasi adalah pencatatan atau
pendataan barang milik kantor sekolah, rumah tangga dan sebagainya yang
digunakan dalam melaksanakan tugas, pencatatan atau pengumpulan data tentang
kegiatan hasil yang dicapai, pendapat umum, persurat kabaran, kebudayaan dan
sebagainya.
Inventaris tanaman obat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mencatat dan mengelompokkan jenis-jenis tanaman yang digunakan sebagai
bahan obat tradisional. Tujuan dari inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah
tanaman yang ada di suatu daerah yang digunakan sebagai obat (Derry, 2014).
B. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tanaman, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
6
pengobatan dan tepat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
(Anonim, 2012).
C. Tanaman Obat
Menurut Abdiyani (2008) tumbuhan obat adalah spesies tumbuhan yang
diketahui dan dipercayai masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan
sebagai bahan baku obat tradisional. Definisi tumbuhan obat Indonesia
sebagaimana tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978 adalah
tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu, tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan
pemula bahan baku obat dan tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diekstraksi
dan ekstrak tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat.
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang mempunyai khasiat obat dan telah
digunakan secara turun-temurun sebagai bahan pengobatan tradisional
berdasarkan pengalaman. Menurut Nursiyah (2013) tumbuhan obat memiliki
beberapa ciri khas diantaranya memiliki zat aktif penyembuh suatu penyakit,
bersifat turun-temurun dan efek samping lebih kecil dari pada obat-obatan kimia.
D. Simplisia Tanaman Obat
Obat tradisional sebagai obat-obatan diolah secara tradisional turun-temurun
berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan dan kebiasaan
setempat. Menurut Naemah (2012) bagian-bagian tumbuhan yang digunakan
sebagai obat diantaranya adalah daun (folium), akar (radix), batang (caulis),
rimpang (rhizome), bunga (flos), buah (fructus) dan biji (semen).
7
1. Akar (Radix)
Akar didefinisikan sebagai bagian bawah dari tubuh tumbuhan yang arah
tumbuhnya ke dalam tanah, dan berkembang dibawah permukaan tanah. Akar
ialah salah satu organ tumbuhan yang mempunyai fungsi utama yaitu untuk
menghisap air dan mineral dari dalam tanah.
2. Batang (Lignum)
Batang yaitu suatu bagian utama pada tumbuhan yang posisinya berada diatas
tanah serta untuk mendukung bagian-bagian lain dari tumbuhan, yaitu daun,
bunga, dan buah. Memiliki sifat yang kaku, keras dan ulet. Pemanfaatan
bagian dari batang atau cabang tanaman obat berupa kayu tersebut dibentuk
menjadi potongan-potongan kecil atau serutan kayu.
3. Daun (Folium)
Daun adalah bagian tumbuhan yang berhelai-helai yang melekat pada ranting,
bagian yang tipis dan lebar. Daun merupakan bagian tanaman yang paling
umum digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun
minyak atsiri. Daun dapat berupa lembaran tunggal atau majemuk. Biasanya
dipakai dalam bentuk segar atau di keringkan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2014).
4. Bunga (Flos)
Bunga ialah suatu organ pada tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai tempat
terjadinya suatu perkembangbiakan generatif melalui suatu proses
penyerbukan dan pembuahan. Bunga memiliki kandungan air lebih dari 70%
8
sehingga bersifat lunak dan mudah rusak. Bunga dapat berupa bunga tunggal
atau majemuk, bagian dari bunga majemuk, serta komponen penyusun bunga.
5. Buah (Fructus)
Buah memiliki kandungan air cukup tinggi antara 70%-80%. Ada beberapa
jenis buah yang memiliki kandungan air kurang dari 70%. Simplisia buah ada
yang lunak dan keras. Buah yang lunak akan menghasilkan simplisia dengan
bentuk serta warna yang sangat berbeda, khususnya buah yang masih dalam
keadaan segar.
6. Umbi (Bulbus)
Umbi adalah salah satu organ tumbuhan yang termodifikasi dari organ lain
pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat tertentu.
Umbi bersifat keras dan agak rapuh. Ini disebabkan karena adanya zat pati,
protein yang tinggi pula. Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan
atau rajangan umbi lapis, umbi akar atau umbi batang. Bentuk dan ukuran
umbi bermacam tergantung dari jenis tanamannya.
7. Getah
Getah adalah zat cair pekat dari batang kayu, buah-buahan, dan sebagainya
yang bersifat melekat. Simplisia berupa getah, damar atau resin merupakan
produk tanaman obat yang diperoleh dengan cara menyadap kulit batang
tanaman.
8. Rimpang (Rhizoma)
Rimpang adalah tanaman obat berupa potongan-potongan atau irisan rimpang.
Rimpang ini biasanya berada di bawah permukaan tanah. Rimpang bisanya
9
memiliki mata-mata rimpang yang merupakan bekas pelekatan daun dan
bentuknya beruas-ruas, serta sedikit berserabut.
9. Biji (Semen)
Biji merupakan hasil akhir dari penyerbukan antara serbuk sari dan putik
berfungsi sebagai cadangan makanan dan juga cikal bakal perkembangbiakan
tanaman baru dari pohon tersebut. Biji-bijian diambil dari buah yang telah
masak sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun
bermacam-macam tergantung dari jenis tanaman.
10. Ekstrak
Ekstrak adalah produk tanaman obat yang dibuat dengan jalan menyari
sebagian atau seluruh bagian tanaman obat yang sebelumnya di larutkan
dalam alkohol. Hasil penyarian tersebut kemudian di uapkan sehingga di
peroleh cairan kental.
E. Ramuan Obat Tradisional
Ramuan obat tradisional adalah ramuan obat yang terbuat dari bahan alami
terutama tanaman dan merupakan warisan budaya bangsa yang telah digunakan
turun temurun secara empirik. Secara umum di dalam tanaman obat (rimpang,
akar, batang, daun, biji,, bunga dan buah) berguna untuk menjaga kesegaran tubuh
serta memperlancar peredaran darah (Soedibyo, 1992). Menurut Soedibyo tahun
1998 cara penggunaan yang biasa digunakan oleh masyarakat:
1. Pipisan (Mipis)
Cara menyari dengan alat pipisan ini merupakan cara pembuatan obat
tradisional khas Indonesia. Cara ini biasanya digunakan untuk bahan baku
10
segar (seperti daun, biji, bunga, rimpang) dan jarang digunakan untuk bahan
keras (kayu, klika, dan akar). Bahan yang telah dipilih dan telah dibersihkan
kemudian dihaluskan degan bantuan sedikit air matang dengan alat pipisan.
2. Seduhan
Menyari bahan baku dengan cara menyeduh mirip dengan menyeduh teh.
Bahan yang sering digunakan antara lain daun, bunga, dan bahan lunak
lainnya. Bahan tersebut dipotong kecil-kecil dengan gunting atau dirajang
dengan pisau. Untuk bahan yang keras dapat juga digunakan cara ini, tetapi
harus diserbuk terlebih dulu. Cara seduhan ini dapat digunakan untuk takaran
tunggal atau takaran sehari. Untuk pemakaian sehari, sisa harus disimpan di
tempat tertutup, jika memungkinkan di tempat sejuk (lemari es). Serbuk yang
sudah berjamur, dimakan serangga, atau sudah menggumpal, tidak boleh
digunakan.
3. Infusa
Menurut Farmakope Indonesia Edisi I tahun 1962 dikenal infusa dan dekokta,
pada Farmakope Indonesia Edisi II tahun 1965 hanya dikenal infusa saja. Cara
penyarian dengan infusa dapat dilakukan untuk bahan segar ataupun bahan
kering. Selain bahan lunak, seperti daun dan bunga, infusa juga dapat
dikerjakan untuk bahan keras, seperti akar, ranting, dan kayu. Bahan lunak di
didihkan menggunakan panci infusa selama 15 menit, sedangkan bahan keras
dididihkan selama 30 menit.
11
4. Parem, Pillis, Lulur dan Mangir.
Cara pembuatannya seperti membuat jamu dengan cara memipis atau
menyerbuk dengan lumpang. Setelah dipipih dapat langsung digunakan karena
ramuan tersebut masih mengandung air sehingga dapat melekat pada tubuh.
Untuk ramuan yang dibuat dengan cara membuat serbuk, serbuk tersebut harus
dibasahi terlebih dahulu dengan air secukupnya baru dapat digunakan.
Sebenarnya bentuk obat tradisional lebih banyak dari pada bentuk obat yang
kita kenal sekarang ini karena cara pembuatannya hampir sama. Beberapa
contoh bentuk obat tradisional antara lain cekokan (ontel) untuk anak kecil,
kecek obat luar untuk mengobati penyakit kulit, bahan dasarnya menggunakan
minyak kelapa, tiap kali digunakan harus dipanaskan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan
observasional yang bersifat eksploratif. Data diperoleh dari survei dengan
mewawancarai responden.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat dilaksanankan penelitian di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah Bulan Februari-Juni.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasinya dalam penelitian ini adalah Penyehat Tradisional yang ada di
Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah empat orang penyehat tradisional atau
dukun beranak.
E. Definisi Operasional
1. Inventarisasi tanaman obat adalah kegiatan pencatatan tanaman obat yang
digunakan oleh masyarakat di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan
13
dalam bentuk tunggal maupun kombinasi yang digunakan untuk pengobatan
pasca melahirkan.
2. Ramuan obat tradisional adalah ramuan yang dibuat oleh masyarakat Desa
Sahraen meliputi komposisi, khasiat, cara pengolahan, cara penggunaan, dan
takaran untuk mengobati pasien pasca melahirkan.
3. Responden adalah penyehat tradisonal atau masyarakat Desa Sahraen yang
mengetahui cara mengolah dan mengobati pasien pasca melahirkan yang
sesuai dengan 9 indikator yang ada yaitu nama tanaman, khasiat, sumber
perolehan, bagian tanaman yang digunakan, cara pengolahan, bentuk
penyajian, aturan pakai, jumlah serta lama penggunaan obat.
4. Nama tanaman adalah nama dari tanaman yang digunakan oleh masyarakat
desa sahraen khususnya penyehat tradisional dalam pengobatan ibu pasca
melahirkan.
5. Khasiat adalah kegunaan atau manfaat dari penggunaan tanaman tradisional
yang digunakan oleh penyehat tradisional di desa Sahraen.
6. Sumber perolehan adalah sumber pengambilan tanaman yang digunakan oleh
penyehat tradisional dalam pengobatan ibu pasca melahirkan di desa Sahraen.
7. Bagian tanaman adalah bagian dari tanaman yang diyakini memiliki khasiat
dalam penggobatan ibu pasca melahirkan oleh penyehat tradisonal.
8. Cara pengolahan adalah cara meramu ramuan obat tradisonal pasca
melahirkan yang dilakukan oleh penyehat tradisional di desa Sahraen.
9. Bentuk penyajian adalah hasil dari ramuan obat tradisonal yang dibuat oleh
penyehat tradisional di desa Sahraen.
14
10. Aturan Pakai adalah ketepatan waktu dalam menggunakan ramuan obat
tradisional pasca melahirkan di desa Sahraen.
11. Jumlah tanaman adalah jumlah tanaman yang digunakan dalam satu ramuan
oleh penyehat tradisonal di desa Sahraen.
12. Lama penggunaan ramuan adalah ketentuan waktu yang digunakan dalam
pemberian ramuan obat tradisional pasca melahirkan untuk ibu dalam
penyembuhannya.
F. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis, kamera digital,
pedoman wawancara.
G. Prosedur Penelitian:
1. Tahap Observasi
Tahap observasi adalah tahap dimana peneliti melakukan survei atau
pengamatan langsung untuk mencari informasi dari narasumber atau tempat
terkait yang akan dilaksanakannya penelitian. Mencari informasi penyehat
tradisional atau seseorang yang ahli dalam menggunakan tanaman berkhasiat
untuk pengobatan pasca melahirkan.
2. Tahap Perijinan
Surat pengantar dibuat di Kampus Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang,
ditujukan ke Direktorat Poltekkes Kemenkes Kupang dan akan mendapatkan
surat penelitian. Selanjutnya surat penelitian dibawa ke Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu Propinsi beserta dengan proposal yang sudah
dijilid. Selanjutnya surat ijin penelitian dibawah ke Kantor Kesatuan Bangsa
15
dan Politik (KesBangPol) dan Kantor Perizinan Terpadu Satu Pintu yang
berada di Kabupaten Kupang, selanjutnya Surat ijin penelitin diantar ke Kantor
Kecamatan Amarasi Selatan lalu surat selanjutnya ke Kantor Desa Sahraen.
3. Teknik pengumpulan data
Wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara serta dilakukan dengan
teknik terstruktur, semua responden diberi pertanyaan yang sama. Dokumentasi
mengambil gambar jenis-jenis tanaman yang dijadikan sebagai obat tradisional
pasca melahirkan.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dikelompokan dan ditabulasikan dalam bentuk tabel dan
dikelompokan berdasarkan nama tanaman, khasiat, sumber perolehan, bagian
tanaman yang digunakan, cara pengolahan, bentuk penyajian, aturan pakai, jumlah
serta lama penggunaan obat dan di dokumentasikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian.
Desa Sahraen terletak di kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang,
berdiri sejak Tahun 1968 dengan luas wilayah 38.091 m². Desa ini berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia disebelah selatan, Desa Tobaun disebelah
utara, Desa Retraen disebelah Timur dan disebelah barat berbatasan dengan Desa
Erbaun kecamatan Amarasi Barat. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 1.989 jiwa
(Laki-laki: 970 jiwa & Perempuan: 1019 jiwa) terdiri dari 573 Kepala Keluarga.
Kepala desa Sahraen sekarang adalah Bapak Kefas B.F.S. Runesi, merupakan
kepala desa ke-10 sejak Desa Sahraen berdiri. Nama desa Sahraen sendiri berasal
dari bahasa Timor “Sah artinya Batu Asah dan Raen artinya Nama suku atau
kefetoran” dengan filosofi “wilayah Buraen di pinggir laut dengan salah satu batu
nama yang semula digunakan sebagai batu asah” dan 90% masyarakat desa
sahraen adalah petani dan peternak.
B. Hasil Inventarisasi
1. Karakteristik responden
Penelitian yang dilakukan di desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan
tentang inventarisasi ramuan obat tradisional pasca melahirkan dilakukan
dengan cara mewawancarai responden, dalam hal ini adalah masyarakat
penyehat battra. Responden adalah dukun beranak atau penyehat battra yang
telah melakukan tugasnya selama bertahun-tahun dalam membantu proses
melahirkan. Adapun dukun beranak yang sudah mendapat sertifikat dari
pemerintah.
17
2. Karakteristik pengobatan tanaman berkhasiat obat khusus ibu pasca
melahirkan.
a. Nama tanaman
Nama tanaman yang digunakan oleh penyehat tradisional dalam membuat
ramuan ibu pasca melahirkan, seperti pada tabel berikut :
Tabel 1. Nama Tanaman Yang Di Gunakan
No. Nama Tanaman
1. Feu
2. Masi
3. Bamoro
4. Paspasnitu
5. Pasabkau
6. Kno’ot
7. Kelapa
8. Lada
9. Pala
10. Kninu
11. Jarak putih
Total
(Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan tabel 1 (satu) menunjukan bahwa ada 11 (sebelas) tanaman
yang digunakan oleh penyehat tradisional atau dukun beranak. Adapun
beberapa tanman yang sudah diketahui nama indonesianya seperti lada, pala,
kelapa dan kno’ot yang dalam bahasa Indonesia bernama faloak.
18
b. Bagian Tanaman
Bagian tanaman yang digunakan oleh penyehat tradisional dalam membuat
ramuan obat tradisional pasca melahirkan, seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. Bagian Tanaman Yang Biasa Digunakan.
(Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan tabel 2 (dua) menunjukan bahwa bagian tanaman yang
digunakan oleh para penyehat tradisional atau dukun beranak Desa Sahraen
adalah akar, kulit batang, buah dan daun. Dimana penggunaan akar, kulit dan
buah memiliki presentase 30%. Sedangkan untuk daun memiliki presentase
10%. Penggunaan akar, kulit batang dan buah karena mudah didapatkan di
alam sekitar dan mempunyai banyak khasiat dalam pengobatannya.
Berdasarkan data hasil wawancara pada tabel 3 (tiga) ramuan obat
yang dapat digunakan untuk penyembuhan ibu pasca melahirkan tumbuhan
tersebut didapat dari lingkungan sekitar rumah, diambil dari hutan dan dibeli
di pasar atau kios. Sumber perolehan tanaman obat paling banyak di ambil di
hutan dengan presentase 60% tumbuhannya seperti, jarak putih, knino, fno’ot,
masi, feu,dan pasabkau. Adapun Tumbuhan yang hidup disekitar rumah
memiliki presentase 30% dan yang dibeli di pasar atau kios memiliki
presentase 10%.
No. Bagian tanaman yang digunakan Jumlah Presentasi
1. Daun 1 10%
2. Akar 3 30%
3. Kulit batang 3 30%
4. Buah 3 30%
Total 10 100%
19
c. Sumber perolehan tanaman obat
Sumber perolehan tanaman obat yang digunakan oleh penyehat tradisional
dalam membuat ramuan obat pasca melahirkan, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3. Sumber Perolehan Tanaman Obat
No. Sumber Perolehan Jumlah Presentasi
1. Hutan 6 60%
2. Tumbuhan 3 30%
3. Beli 1 10%
Total 10 100% (sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan hasil tabel 3 (tiga) yang memiliki presentase terbesar
sumber perolehan tanaman adalah dari hutan. Karena desa Sahraen dikelilingi
oleh hutan yang luas maka dari itu pengambilan tanaman obat sangat mudah
didapatkan oleh masyarakat setempat.
d. Cara pengolahan
Cara pengolahan ramuan obat tradisional pasca melahirkan yang dilakukan
oleh penyehat tradisional, seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. Cara Pengolahan Ramuan Obat
No. Cara Pengolahan Jumlah Presentasi
1. Rebus 8 80%
2. Kunyah 1 10%
3. Panggang 1 10%
Total 10 100% (Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan tabel 4 (empat) cara pengolahan ramuan obat tradisional
yang digunakan adalah ramuan yang dimasak atau direbus, tanaman yang
dipanggang, tanaman yang dikunyah. Paling banyak cara pengolahannya
20
adalah dimasak atau direbus seperti ramuan untuk mandi dan ramuan minum.
Untuk cara pengolahan tanaman yang dikunyah ada tanaman paspasnitu yang
di ambil lalu dicuci kemudian langsung dikunyah. Ramuan yang dikunyah
memiliki presentase 10% karena hanya ada satu tanaman yang dapat dikunyah
langsung, rasanya tidak pahit.
e. Bentuk penyajian dan aturan pakai
Bentuk penyajian dan aturan pakai yang diberikan oleh penyehat
tradisional dalam mengonsumsi ramuan obat pasca melahirkan, seperti
pada tabel berikut:
Tabel 5. Bentuk Penyajian dan Aturan Pakai
No Bentuk Penyajian Aturan
Pakai Jumlah Presentase (%)
1. Diminum 2-3 kali
sehari 4 80%
2. Diurut 1 kali
sehari 1 10%
3. Ditempelkan 2 kali
sehari 1 10%
Total 6 100% (Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan tabel 5 (lima) bentuk penyajian ramuan obat tradisional oleh
masyarakat desa Sahraen bentuk penyajian dikategorikan dalam tiga yaitu yang
diminum, yang ditempelkan pada bagian yang sakit, dan adapun yang di urut.
Penggunaan yang diurut dilakukan saat sebelum melahirkan. Untuk ramuan
yang diminum memiliki presentase 80%. Lama penggunaan ramuan tersebut
selama 1 minggu dan sampai sembuh, tergantung dari kondisi ibu. Untuk
ramuan minum memiliki 2-3 kali sehari, untuk ramuan urut dilakukan 1 kali
21
sehari atau sebelum melahirkan dan untuk ramuan mandi dilakukan 2 kali
sehari.
f. Khasiat, lama penggunaan, dan jumlah tanaman
Khasiat, lama penggunaan, dan jumlah tanaman yang digunakan oleh
penyehat tradisonal dalam meramu ramuan obat tradisional pasca
melahirkan, seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Khasiat, Lama Penggunaan dan Jumlah Tanaman
No Khasiat Lama
Penggunaan
Jumlah
Tanaman Presentase (%)
1. Membantu dalam Proses
melahirkan
1 minggu
atau sampai
sembuh
1-5 70%
2. “mengeluarkan darah kotor”
1 miggu atau
sampai
bersih
1-5 20%
3. Menurunkan bengkak pada
ibu hamil
1 minggu
atau sampai
sembuh
1 10%
Total 100%
Khasiat dari 6 (enam) ramuan yang didapat yaitu membantu dalam
proses melahirkan, penambah darah bagi ibu pasca melahirkan, membantu
“merangsang keluarnya ari-ari”, membantu “mengeluarkan darah kotor”,
dan menurunkan bengkak pada tubuh ibu pasca melahirkan. Jumlah tanaman
yang digunakan dalam satu ramuan berkisar 1 (satu) sampai 5 (lima) tanaman
yang digunakan oleh penyehat tradisional atau dukun beranak. Lama
penggunaan dari ramuan tersebut adalah 1 (satu) minggu atau sampai sembuh.
22
C. Hasil Inventarisasi Ramuan Obat Tradisional Pasca Melahirkan
1. Ramuan minum
Ramuan minum merupakan ramuan yang dibuat oleh dukun beranak atau
penyehat tradisional yang memiliki khasiat sebagai penambah darah,
penambah stamina, menguatkan rahim, dan membersihkan rahim atau
“Mengeluarkan darah kotor”. Bahan-bahan yang digunakan antara lain kulit
Fno’ot, masi, Knino, buah lada, buah pala, feu, akar pasabkau, rumput
bamoro, minyak kelapa dan air. Cara pembuatannya, masukan semua bahan
ke dalam periuk yang terbuat dari tanah liat atau “periuk tanah”, lalu
tambahkan air sampai menggenangi semua bahan yang ada di dalam. Rebus
bahan-bahan sampai mendidih lalu saring dalam gelas. Dianjurkan ibu untuk
minum dalam keadaan masih hangat. Jikalau air rebusan telah habis, tinggal
ditambahkan air lalu direbus lagi. Jika air rebusan tidak berwarna lagi maka
bahan-bahan harus diganti dengan takaran yang sama. Ramuan ini dianjurkan
untuk diminum 2 kali sehari selama 1 minggu atau sampai bersih.
Terdapat juga ramuan minum yang dikonsumsi sebelum melahirkan yaitu
minyak kelapa yang ditambahkan air, lalu diminum. Ramuan ini diminum
pada saat usia kandungan 8 bulan, karena ramuan ini dipercaya memiliki
fungsi “merangsang keluarnya ari-ari”. Adapun ramuan minum yang
diminum sebelum melahirkan yaitu air kelapa dari kelapa merah. Ramuan ini
dipercaya untuk membantu dalam proses melahirkan. Adapun pantangan
yang tidak boleh dikonsumsi yaitu tidak boleh memakan jagung yang direbus
maupun yang digoreng.
23
2. Ramuan mandi
Ramuan mandi merupakan ramuan yang dibuat oleh dukun beranak atau
penyehat tradisional yang menggunakan bahan-bahan dari alam yang
memiliki fungsi menurunkan bengkak pada ibu hamil dan memulihkan
stamina ibu setelah selesai melahirkan.
Bahan-bahan yang dipakai dalam membuat ramuan mandi adalah akar dan
air. Cara pembuatannya, semua bahan dicampur jadi satu lalu masukan semua
bahan ke dalam panci sedang, tambahkan air hingga memenuhi panci lalu
rebus sampai mendidih. Setelah mendidih, diamkan air rebusan hingga air
terasa hangat. Air rebusan langsung bisa dipakai untuk mandi. Ibu dianjurkan
mandi menggunakan air rebusan ini 2 (dua) kali sehari selama 40 (empat
puluh) hari setelah itu ibu diperbolehkan mandi air dingin.
3. Ramuan Kunyah
Ramuan kunyah merupakan ramuan yang dibuat oleh dukun beranak atau
penyehat tradisional yang memiliki khasiat untuk membantu dalam proses
melahirkan atau “merangsang keluarnya ari-ari”. Ramuan kunyah lebih
mudah digunakan karena tanaman langsung di ambil, dicuci bersih, lalu
dikunyah air nya langsung ditelan dan ampasnya digosokkan pada perut.
Tumbuhan yang digunakan adalah paspasnitu. Ramuan ini digunakan saat
kandungan berusia 8 bulan atau pada saat akan melahirkan.
4. Ramuan Tempel
Merupakan ramuan yang digunakan oleh dukun beranak atau penyehat
tradisional yang memiliki khasiat membantu “mengeluarkan darah kotor”.
24
Bahan yang digunakan adalah daun jarak putih. Cara penggunaanya adalah
daun jarak putih dipanggang pada api tungku lalu ditempelkan pada perut ibu
paska melahirkan.
5. Ramuan Urut
Merupakan ramuan yang digunakan oleh dukun beranak atau penyehat
tradisional yang memiliki khasiat membantu dalam proses melahirkan.
Bahannya adalah minyak kelapa yang diolesi pada perut ibu lalu diurut.
Minyak Kelapa juga dapat diminum. Ramuan ini hanya bisa dilakukan saat
mendekati proses melahirkan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terkait inventarisasi ramuan obat tradisional pasca
melahirkan di desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Nama tanaman yang digunakan oleh penyehat tradisional atau dukun beranak
yaitu feu, masi, bamoro, pasabkau, kninu, fno’ot, lada, pala, kelapa, jarak
putih dan paspasnitu.
2. Khasiat dari ramuan pasca melahirkan yaitu membantu dalam proses
melahirkan, penambah darah bagi ibu pasca melahirkan, membantu
“merangsang keluarnya ari-ari”, dan menurunkan bengkak pada tubuh ibu
pasca melahirkan.
3. Sumber perolehan tanaman yaitu dari hutan, lingkungan sekitar dan dibeli.
4. Bagian tanaman yang digunakan yaitu akar, kulit batang, daun, dan buah.
5. Cara pengolahan yaitu direbus, dikunyah, dan ditempelkan.
6. Bentuk penyajiannya adalah diminum, dimandikan dan ditempelkan.
7. Aturan pakainya adalah untuk ramuan diminum 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali
sehari, untuk ramuan mandi 2 (dua) kali sehari, ramuan tempel 1 (satu) kali
sehari, dan ramuan kunyah 1 (satu) kali yaitu sebelum melahirkan..
8. Jumlah tanaman yang digunakan dalam 1 (satu) ramuan yaitu 1 (satu) sampai
5 (lima) tanaman.
9. Lama penggunaan adalah selama 1 (satu) minggu atau sampai sembuh.
26
B. Saran
1. Dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi tanaman yang
belum diketahui nama Indonesia dan nama latinnya.
2. Perlunya peningkatan penggunaan obat tradisional khusunya obat pasca
melahirkan untuk para ibu.
3.Perlu diteliti tentang khasiat tanaman obat berdasarkan tinjauan secara
farmakologi.
4.Perlu diteliti lagi tentang ramuan atau obat yang digunakan sebelum melahirkan.
27
Daftar Pustaka
Abdiyani, S. 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat di
Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi
Alam.5(1). 79-92.
Departemen Kesehatan. 2000 Pedoman Pelaksanaan Obat Tradisional, Cetakan
Pertama, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional Tahun 2007,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan. 1978. SK. Menkes Nomor.149/SK/Menkes/IV/1978, tentang
Definisi Tanaman Obat Indonesia, Jakarta, Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan. 2012. Kementerian Kesehatan tentang Integrasi Tanaman
Obat Tradisional, Jakarta, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes. 2017. Badan Pengawasan Obat dan Makanan tentang Pedoman Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, Jakarta, Depertemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ikatan Apoteker Indonesia. 1962. Farmakope Indonesia Edisi 1 .
Kartasapoetra, G. 1999. Budidaya Tanaman Berkhasiat obat. Jakarta. Rineka Cipta.
Kementerian Kesehatan. 2009. Undang-undang Republik Indonesia no 36 tentang
kesehatan, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Lingga D.A., Lestari F., Arisandy D.A. 2014. Inventarisasi Tumbuhan Obat Di
Kecamatan Lubuklinggau Utara II. Lubuklinggau.
Mariani R., Qowiyyah A., dan Fitriyanti I., Jurnal Farmasi Galenika Volume 02 No.
01 Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi Tumbuhan Sebagai Obat
.
Nursiyah. 2013. Studi Deskriptif Tanaman Obat Tradisional Yang Digunakan Orang
Tua Untuk Kesehatan Anak Usia Dini di Gugus Melati Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Semarang.
Naemah, D. 2012. Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi Masyarakat Dayak
di Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Laporan
Penelitian Mandiri. Banjarbaru: Jurusan Kehutanan, Fakultas
Kehutanan-Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Soedibyo, B.M.1992.‟Pendayagunaan Tanaman Obat‟. Prodding Forum
Komunikasi Ilmiah, Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya
Tanaman Obat Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri. Bogor.
28
Soedibyo, B.M. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, Balai
Pustaka, Jakarta, 24-28.
Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. Balai
Pustaka, Jakarta, 102-598.
http://sangbuahhati.com/edukasi/amankah-jamu-bersalin-untuk-asi/
Utami, Sri. 2014. „Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat‟. Lampung, Balai
penelitian Kehutanan Palembang.
Wiwaha G.T Jasaputra S.N.B.K., Rohmawaty E., KD V.Y., dan Muchtar E. 2012.
Jurnal Medika Planta - Vol. 2No 1 Tinjauan Etnofarmakologi
Tumbuhan Obat atau Ramuan Obat Tradisional Untuk Pengobatan
Dislipidemi yang Menjadi Kearifan Lokal DI di Provinsi Jawa Barat.
Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Jawa
Barat (SP3T Jawa Barat).
29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian
30
31
32
33
Lampiran 2. Skema Kerja
Observasi
Perijinan
Mewawancarai responden
Melengkapi data dari hasil survei
dengan pemotretan tanaman obat dan
rekaman audio
Analisis data
34
Lampiran 3. Lembar permintaan menjadi responden.
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di- tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fany Benediktha Kiuk
NIM : PO. 530333215689
Adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Farmasi
akan melakukan penelitian tentang “Inventarisasi Ramuan Obat Tradisional Pasca
Melahirkan Di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan”. Sebelumnya saya
mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan keikhlasan ibu dalam meluangkan
waktu menjawab wawancara ini. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi ibu
dan segala informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya
digunakan untuk penelitian.
Atas bantuan dan kerja sama yang baik, saya ucapkan terima kasih.
Kupang, 2018
Peneliti
35
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Setelah saya membaca penjelasan pada lembar pertama, saya bersedia
untuk turut berpartisipasi sebagai responden peneliti yang dilaksanakan oleh
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Farmasi atas
nama Fany Benediktha Kiuk dengan judul “Inventarisasi Ramuan Obat
Tradisional Pasca Melahirkan Di Desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan”
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif pada saya,
sehingga informasi yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya dan
tanpa paksaan.
Dengan demikian saya bersedia menjadi responden peneliti.
Kupang, 2018
Responden
( )
36
Lampiran 5. Gambar Tanaman
Nama Daerah: Feu
Nama Indonesia: -
Nama Daerah: Masi
Nama Indonesia: -
Nama Daerah: Paspasnitu
Nama Indonesia: -
Nama Daerah: Pasabkau
Nama Indonesia: -
37
Nama Daerah: Bamoro
Nama Indonesia: -
Nama Daerah: Kno’ot
Nama Indonesia: Faloak
Nama Daerah: Kelapa
Nama Indonesia: Kelapa
Nama Daerah: Lada
Nama Indonesia: Lada
38
Nama Daerah:Pala
Nama Indonesia: Pala
Nama Daerah: Jarak putih
Nama Indonesia: Jarak putih
Nama Daerah: Knino
Nama Indonesia: -
39
Lampiran 6. Pedoman Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Narasumber 1
1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat untuk
terapi pasca melahirkan ?
Jawab: Ya
2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?
Jawab: Ya
3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?
Jawab: Turun temurun
4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk
pengobatan ibu melahirkan ?
Jawab: sejak tahun 1952
5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik
khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?
Jawab: Kulit batang pohon
6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan ?
Jawab: 2 jenis
7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?
Jawab: tumbuh hutan
8. Berapakah jumlah tanaman yang terdapat dalam satu ramuan obat tersebut ?
Jawab: 2
9. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?
Jawab: cukup di masak
40
10. Bagaimana cara penggunaanya ?
Jawab: Di minum
11. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?
Jawab: Sampai kondisi sehat
12. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?
Jawab: Tidak ada
13. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?
Jawab: Tidak ada
41
Hasil Wawancara
Narasumber 2
1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat untuk
terapi pasca melahirkan ?
Jawab: Ya
2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?
Jawab: Ya
3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?
Jawab: Turun temurun
4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk
pengobatan ibu melahirkan ?
Jawab: Sejak umur 17 tahun
5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik
khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?
Jawab: akar , daun, buah, dan rumput
6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan ?
Jawab: 3
7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?
Jawab: Hutan dan tumbuhan sekitar rumah
8. Berapakah jumlah tanaman yang terdapat dalam satu ramuan obat tersebut ?
Jawab: 1 sampai 2
9. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?
Jawab: dimasak, diurut
42
10. Bagaimana cara penggunaanya ?
Jawab: diminum pagi dan malam. Mandi
11. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?
Jawab: Sampai kondisi sehat
12. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?
Jawab: tidak ada
13. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?
Jawab: tidak ada
43
Hasil Wawancara
Narasumber 3
1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat untuk
terapi pasca melahirkan ?
Jawab: Ya
2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?
Jawab: Ya
3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?
Jawab:Tau sendiri dan turun temurun
4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk
pengobatan ibu melahirkan ?
Jawab: sudah 30 tahun
5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik
khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?
Jawab: 1 hanya minyak kelapa saja
6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan ?
Jawab: 2. Air dan minyak kelapa
7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?
Jawab: buah kelapa
8. Berapakah jumlah tanaman yang terdapat dalam satu ramuan obat tersebut ?
Jawab: 1
9. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?
Jawab: untuk diminum campur minyak kelapa dan air lalu diminum. Masak
santan kelapa sampai menjadi minyak
44
10. Bagaimana cara penggunaanya ?
Jawab: minum dan urut
11. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?
Jawab: sebelum bersalin
12. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?
Jawab: tidak ada
13. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?
Jawab: tidak boleh memakan jagung yang direbus atau digoreng
45
Hasil Wawancara
Narasumber 4
1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat untuk
terapi pasca melahirkan ?
Jawab: Ya
2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?
Jawab: Ya
3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?
Jawab: Tau sendiri
4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk
pengobatan ibu melahirkan ?
Jawab: tahun 2000, sejak pelatihan
5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik
khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?
Jawab: akar, kulit dan buah
6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan ?
Jawab: 2
7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?
Jawab: Hutan, lingkungan sekitar, dan beli
8. Berapakah jumlah tanaman yang terdapat dalam satu ramuan obat tersebut ?
Jawab: 1 sampai 5 tanaman
9. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?
Jawab: dikunyah dan dimasak
46
10. Bagaimana cara penggunaanya ?
Jawab: dikunyah dan diminum
11. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?
Jawab: 1 minggu sampai sembuh
12. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?
Jawab: Tidak ada
13. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?
Jawab: Tidak ada
47
Lampiran 7. Hasil Wawancara yang didapat.
a. Para penyehat tradisional atau dukun beranak mendapatkan informasi
tanaman dan ramuan dari turun temurun dan pengetahuan sendiri.
b. Lebih dari 15 tahun oma-oma sudah menjadi penyehat tradisional atau
dukun beranak.
c. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah akar, kulit kayu, daun, dan
buah.
d. Ramuan-ramuan yang digunakan:
1. Ramuan Minum (a)
Bahan:
- Knino
- Fno’ot
- Masi
- Lada
- Pala
- Air
Alat:
- Panci
- Gelas
- Kompor atau tungku
Cara Pembuatan:
- Siapkan semua bahan dan alat
- Masukan semua bahan kedalam panci, lalu tambahkan air.
- Masak hingga mendidih.
- Dinginkan, lalu diminum.
Khasiat: Mengeluarkan darah kotor dan menambah darah untuk ibu pasca
melahirkan.
48
Aturan pakai : Diminum 2 kali sehari setelah makan atau bisa juga sebagai
pengganti air minum. Diminum selama satu minggu atau hingga bersih.
2. Ramuan Minum (b)
Bahan :
- Akar Pasabkau
- Daun Masi
- Rumput bamoro
- air
Alat :
- Periuk tanah
- Gelas
- Kompor atau tungku
Cara pembuatan:
- Siapkan semua alat dan bahan
- Cuci semua bahan.
- Masukan semua bahan ke dalam periuk, tambahkan air.
- Masak hingga mendidih. Lalu dinginkan dan mium.
Khasiat : membantu mengeluarkan darah kotor.
Aturan minum : diminum 2 kali sehari. Diminum selama satu minggu
atau sampai bersih.
3. Ramuan Minum (c)
Bahan :
- Minyak Kelapa
- Air
Alat:
- Gelas
Cara:
49
- Siapkan semua alat dan bahan
- Tuangkan minyak kelapa ke dalam gelas secukupnya.
- Lalu tambahkan air da minum ramuan tersebut.
Khasiat: Membantu dalam proses melahirkan.
Aturan minum: diminum 2 kali sehari saat kandungan berusia 7 atau 8 bulan.
4. Ramuan Minum (d)
Bahan:
- Feu
- Masi
- Air
Alat:
- Periuk tanah
- Kompor atau tungku
- Gelas
Cara pembuatannya:
- Siapkan semua alat dan bahan
- Cuci semua bahan.
- Masukan semua bahan ke dalam periuk tanah, lalu masak hingga
mendidih.
- Lalu diminum.
Khasiat : Membantu mengeluarkan darah kotor.
Aturan pakai: diminum dua kali sehari, selama satu minggu atau sampai
bersih.
5. Ramuan Minum (e)
Bahan :
- Kelapa muda yang berwarna merah
Alat :
50
- Gelas
Aturan pakai: diminum sebelum melahirkan.
Khasiat: Memperlancar proses melahirkan.
6. Ramuan Mandi
Bahan :
- Akar Jarak Putih
- Air
Alat :
- Panci
- Gelas
- Kompor atau tungku
Cara pembuatan:
- Siapkan semua alat dan bahan
- Cuci bahan sampai bersih.
- Masukan bahan dalam panci
- Masak hingga mendidih, tunggu hingga hangat lalu air digunakan.
Khasiat : Menurunkan bengkak, memulihkan staminna ibu pasca melahirkan.
Aturan Pakai: ibu dianjurkan untuk mandi 2x sehari selama 40 hari, setelah
itu ibu diperbolehkan mandi air dingin.
7. Ramuan Kunyah
Bahan:
- Paspasnitu
Alat : -
Cara Pembuatan:
- Siapkan bahan, lalu dicuci sampai bersih.
- Lalu dikunyah. Air nya di telan dan ampasnya digosokkan ke perut
ibu yang akan melahirkan.
51
Khasiat: membantu ibu dalam proses melahirkan, mengurangi rasa sakit yang
diderita sang ibu.
Aturan pakai: Dikunyah sebelum melahirkan atau pada saat perut sang ibu
mengalami kontraksi.
8. Ramuan Tempel
Bahan :
- Daun jarak putih
Alat :
- Tungku
Cara Pembuatan :
- Siapkan semua alat dan bahan.
- Cuci bahan tersebut.
- Lalu di panggang pada api tungku
- Lalu ditempelkan pada perut ibu pasca melahirkan.
Khasiat: membantu proses pengeluaran darah kotor.
9. Ramuan Urut
Bahan:
- Minyak kelapa
Alat :
- wadah
Cara:
- siapkan bahan dan alat.
- Tuang minyak kelapa ke dalam wadah
- Lalu diambil menggunakan tangan dan diurut pada perut ibu yang
akan melahirkan.
Khasiat: Membantu dalam proses melahirkan.
52
e. Tanaman yang didapat berasal dari hutan seperti feu, masi, Fno’ot, Knino,
pasabkau. Yang berada disekitar lingkungan rumah seperti rumput
bamoro, paspanitu, kelapa, jarak putih. Dan yang dibeli adalah pala dan
lada.
f. Jumlah tanaman dari satu ramuan terdapat 2 sampai 6 bahan.
g. Cara pengolahannya adalah direbus, dikunyah, dan dipanggang.
h. Cara penggunaanya adalah diminum, mandi, ditempelkan, digosok.
i. Lama penggunaanya sekitar 1 minggu sampai dengan 40 hari.
j. Tidak ada efek samping dari ramuan-ramuan tersebut.
k. Pantangan untuk ibu pasca melahirkan:
- Tidak diperbolehkan memakan jagung yang direbus maupun
digoreng.
53
Lampiran 8. Hasil wawancara Tanaman Berkhasiat Obat Khusus Ibu Pasca Melahirkan
No Nama
Daerah
Nama
Indonesia
Komposisi
Ramuan
Jumlah Bagian
tanaman
yang
dipakai
Khasiat Aturan
pemakaian
Cara meramu Teknik
pengobatan
Lama
penggunaan
Ramuan Mandi
1.
Jarak
Putih
Jarak
putih
Jarak
putih
5 ranting, Akar Menurunkan
bengkak,
memulihkan
staminna ibu
nifas
Dimandikan
2x sehari
tiap pagi dan
sore
Campur semua
bahan,
tambahkan air
± 20 liter lalu
direbus sampai
mendidih
Dimandikan
menggunakan
air rebusan.
Selama 40
hari
54
Ramuan kunyah
No Nama
Daerah
Nama
Indonesia
Komposisi
Ramuan
Jumlah Bagian
tanaman
yang
dipakai
Khasiat Aturan
pemakaian
Cara meramu Teknik
pengobatan
Lama
penggunaan
1. Paspasnitu
- Paspasnitu 2 akar Akar membantu ibu
dalam proses
melahirkan,
mengurangi
rasa sakit
yang diderita
sang ibu.
Dikunyah
beberapa
saat sebelum
melahirkan.
Dicuci bersih.
Lalu dikunyah.
Dikunyah
akan
paspasnitu,
airnya ditelan
dan ampasnya
digosokkan ke
perut.
Sebelum
melahirkan
Ramuan Tempel
1 Jarak
putih
Jarak
Putih
Jarak putih
1 ranting Daun membantu
proses
pengeluaran
darah kotor.
Ditempelkan
Dipanggang di
tungku lalu
ditempelkan
pada perut.
Ditempelkan
pada perut
55
Ramuan Urut
No Nama
Daerah
Nama
Indonesia
Komposisi
Ramuan
Jumlah Bagian
tanaman
yang
dipakai
Khasiat Aturan
pemakaian
Cara meramu Teknik
pengobatan
Lama
penggunaan
1 Kelapa Kelapa
Kelapa
dan air
10 buah Minyak Membantu
dalam proses
melahirkan
Di urut Kelapa dijemur
lalu diparut.
Tambahkan air,
lalu peras dan
saring. Untuk
mendapatkan
santan. lalu
dimasak.tunggu
hingga minyak
terbentuk.
Diolesi pada
perut dan
pinggang lalu
diurut
Sebelum
melahirkan
Ramuan Minum
1. Knino Knino,
Fno’ot,
Masi,
Lada, Pala
5 ruas Kulit Mengeluarkan
darah kotor
dan
menambah
darah untuk
ibu pasca
melahirkan
Diminum Campurkan
semua bahan
tersebut, lalu
tambahkan air
secukupnya.
Masak hinga
mendidih.
Diminum 1 minggu
atau sampai
bersih. 2. Fno’ot Faloak 5 ruas Kulit
3. Masi 5 ruas Kulit
4. Lada Lada secukupnya Buah
5. Pala Pala secukupnya Buah
56
Ramuan Minum
No Nama
Daerah
Nama
Indonesia
Komposisi
Ramuan
Jumlah Bagian
tanaman
yang
dipakai
Khasiat Aturan
pemakaian
Cara meramu Teknik
pengobatan
Lama
penggunaan
1. Pasabkau - Pasabkau,
Masi,
Bamoro
secukupnya Akar membantu
mengeluarkan
darah kotor
Diminum Campurkan
semua bahan
tersebut, lalu
tambahkan air
secukupnya.
Masak hinga
mendidih.
Diminum 1 minggu
atau sampai
bersih. 2. Masi - secukupnya Kulit
3. Bamoro
- secukupnya Rumput
Ramuan Minum
1. Kelapa Kelapa Kelapa
dan air
Secukupnya Minyak Membantu
dalam proses
melahirkan
Diminum Tuang
beberapa mL
minyak kelapa
ke dalam gelas
lalu tambahkan
air hangat.
Diminum 1 minggu
atau sampai
bersih.
57
Ramuan Minum
No Nama
Daerah
Nama
Indonesia
Komposisi
Ramuan
Jumlah Bagian
tanaman
yang
dipakai
Khasiat Aturan
pemakaian
Cara meramu Teknik
pengobatan
Lama
penggunaan
1.
Feu - Feu, masi
dan air.
secukupnya Kulit Membantu
mengeluarkan
darah kotor.
Diminum Campurkan
semua bahan
tersebut, lalu
tambahkan air
secukupnya.
Masak hinga
mendidih.
Diminum 1 minggu
atau sampai
bersih.
2. Masi - secukupnya Kulit
Ramuan Minum
1. Kelapa Kelapa Kelapa
dan air
1 buah Air
kelapa
Membantu
dalam proses
meahikan
Diminum Ambil satu
buah kelapa
merah
lalupotong dan
ambil airnya.
Diminum Sebelum
melahikan
58
Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan