intisari -...

33
vii INTISARI Merantau, hingga kini istilah tersebut masih selalu melekat pada penduduk Minangkabau Sumatera barat. Merupakan suatu bentuk tradisi meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar wilayah Sumatera Barat. Dahulu motivasi masyarakat dalam melakukan tradisi Merantau masih terbatas pada usaha-usaha mencari kehidupan yang layak di wilayah lain istilah singkatnya berdagang, namun seiring perkembangan jaman motivasi mereka kian beragam, mulai dari berdagang, mencari pendidikan yang lebih baik, bekerja pada sector formal maupun non-formal. Di Yogyakarta sendiri perantau-perantau asal Sumatera Barat sendiri terbilang cukup banyak dan merata hampir di seluruh wilayah pusat Yogyakarta hingga wilayah paling sudut sekalipun. Untuk mempertahan eksistensi etnis mereka di wilayah perantauan, beberapa dari mereka ada yang membentuk sebuah organasasi sosial kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah Paguyuban. Paguyuban Sulit Air Sepakat atau disingkat “SAS” merupakan salah satu dari sekian banyak paguyuban etnis Minangkabau yang berada di wilayah Yogyakarta. Berpijak dari realitas tersebut maka sesungguhnya penelitian ini ingin menjawab pertanyaan, Bagaimana peran sosial paguyuban Sulit Air Sepakat dalam rangka mengembangkan Institusi Sosial masyarakat perantau asal Nagari Sulit Air Sumatera Barat di Yogyakarta. Dengan menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran fenomena di lapangan secara utuh atau Holistic. Penelitian ini mengambil lokasi di wisma Gunung Merah di wilayah Yogyakarta, tepatnya berada di jalan Hasil penelitian ini secara umum menjelaskan bahwa peran paguyuban Sulit Air Sepakat merupakan sebuah bentuk usaha dalam mempersatukan seluruh warga Sulit Air yang berada di wilayah perantauan, menjaga keutuhan masyarakat perantau Sulit Air dan juga sebagai kontrol sosial “social control”. Hal tersebut di wujudkan dengan memberikan sebuah ruang, waktu dan tempat untuk berkumpul dan juga beberapa aktifitas sosial paguyuban seperti: arisan, pengajian, family gathering, serta usaha-usaha dalam mensejahterakan ekonomi masyarakat melalui kegiatan Koperasi. Selain dari itu Paguyuban Sulit Air Sepakat ini juga memiliki tujuan dan cita-cita yang sangat mulia, yaitu menuju Sulit Air Jaya dalam artian membangun di tanah Rantau (wilayah asal) dan juga di Perantauan. Dibentuknya Paguyuban Sulit Air Sepakat khususnya di wilayah Yogyakarta selama ini telah cukup banyak membantu masyarakat perantau dalam meningkatkan rasa solidaritas sesama warga. Hal ini dapat di lihat dari tingginya tingkat partisipasi warga dalam mengikuti kegiatan-kegiatan rutin yang di agendakan oleh paguyuban itu sendiri. Namun jika dilihat dari program-program serta kebijakan-kebijakan yang di susun masih banyak yang belum di laksanakan secara optimal, hal tersebut menurut penulis agak di sayangkan mengingat bahwa Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia yang baik dengan tingkat intelegensi yang tinggi serta sarjana-sarjana yang hampir ada di seluruh disiplin ilmu. Agak di sayangkan jika program-program yang dijalankan lebih bersifat monoton dan tidak ada perkembangan secara signifikan. Kata Kunci: Peranan Sosial, Institusi Sosial, Social Control

Upload: duongkhanh

Post on 12-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

vii

INTISARI

Merantau, hingga kini istilah tersebut masih selalu melekat pada penduduk

Minangkabau Sumatera barat. Merupakan suatu bentuk tradisi meninggalkan kampung

halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar wilayah Sumatera Barat. Dahulu

motivasi masyarakat dalam melakukan tradisi Merantau masih terbatas pada usaha-usaha

mencari kehidupan yang layak di wilayah lain istilah singkatnya berdagang, namun seiring

perkembangan jaman motivasi mereka kian beragam, mulai dari berdagang, mencari

pendidikan yang lebih baik, bekerja pada sector formal maupun non-formal. Di Yogyakarta

sendiri perantau-perantau asal Sumatera Barat sendiri terbilang cukup banyak dan merata

hampir di seluruh wilayah pusat Yogyakarta hingga wilayah paling sudut sekalipun. Untuk

mempertahan eksistensi etnis mereka di wilayah perantauan, beberapa dari mereka ada yang

membentuk sebuah organasasi sosial kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah

Paguyuban. Paguyuban Sulit Air Sepakat atau disingkat “SAS” merupakan salah satu dari

sekian banyak paguyuban etnis Minangkabau yang berada di wilayah Yogyakarta.

Berpijak dari realitas tersebut maka sesungguhnya penelitian ini ingin menjawab

pertanyaan, Bagaimana peran sosial paguyuban Sulit Air Sepakat dalam rangka

mengembangkan Institusi Sosial masyarakat perantau asal Nagari Sulit Air Sumatera Barat di

Yogyakarta. Dengan menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif diharapkan hasil

penelitian ini dapat memberikan gambaran fenomena di lapangan secara utuh atau Holistic.

Penelitian ini mengambil lokasi di wisma Gunung Merah di wilayah Yogyakarta, tepatnya

berada di jalan

Hasil penelitian ini secara umum menjelaskan bahwa peran paguyuban Sulit Air

Sepakat merupakan sebuah bentuk usaha dalam mempersatukan seluruh warga Sulit Air yang

berada di wilayah perantauan, menjaga keutuhan masyarakat perantau Sulit Air dan juga

sebagai kontrol sosial “social control”. Hal tersebut di wujudkan dengan memberikan sebuah

ruang, waktu dan tempat untuk berkumpul dan juga beberapa aktifitas sosial paguyuban

seperti: arisan, pengajian, family gathering, serta usaha-usaha dalam mensejahterakan

ekonomi masyarakat melalui kegiatan Koperasi. Selain dari itu Paguyuban Sulit Air Sepakat

ini juga memiliki tujuan dan cita-cita yang sangat mulia, yaitu menuju Sulit Air Jaya dalam

artian membangun di tanah Rantau (wilayah asal) dan juga di Perantauan.

Dibentuknya Paguyuban Sulit Air Sepakat khususnya di wilayah Yogyakarta selama

ini telah cukup banyak membantu masyarakat perantau dalam meningkatkan rasa solidaritas

sesama warga. Hal ini dapat di lihat dari tingginya tingkat partisipasi warga dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan rutin yang di agendakan oleh paguyuban itu sendiri. Namun jika dilihat

dari program-program serta kebijakan-kebijakan yang di susun masih banyak yang belum di

laksanakan secara optimal, hal tersebut menurut penulis agak di sayangkan mengingat bahwa

Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia yang

baik dengan tingkat intelegensi yang tinggi serta sarjana-sarjana yang hampir ada di seluruh

disiplin ilmu. Agak di sayangkan jika program-program yang dijalankan lebih bersifat

monoton dan tidak ada perkembangan secara signifikan.

Kata Kunci: Peranan Sosial, Institusi Sosial, Social Control

Page 2: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

“Jika kamu ingin belajar akan kesuksesan masyarakat Minangkabau,

cobalah belajar dari orang-orang yang berasal dari Nagari Sulit Air

Sumatera Barat”

(Ayahanda Penulis)

Kalimat kutipan di atas merupakan kalimat yang menginspirasi penulis

untuk memulai melakukan suatu penelitian. Pendek cerita, orang tua penulis

sendiri keduanya memang berasal dari wilayah Pariaman Sumatera Barat “sangat

jauh dari area wilayah Sulit Air”, namun sejak kecil keduanya sudah pergi

meninggalkan daerah asal tempat tinggal mereka dan merantau ke wilayah

Jakarta. Penulis sendiri lahir dan besar di wilayah Jakarta, sehingga akulturasi

nilai-nilai Sosial dan Budaya Jakarta yang penulis adopsi sejak kecil cukup kental

dalam jiwa penulis.

Meski penulis lahir dan besar di wilayah perantauan, penanaman nilai-nilai

adat, sosial dan budaya Minangkabau selalu dilakukan oleh orang tua penulis dari

sejak kecil hingga dewasa saat ini, tujuannya tidak lain adalah agar penulis tidak

kehilangan identitasnya sebagai manusia yang beradat, berbudaya dan memiliki

darah kental Minangkabau. Penanaman nilai-nilai tersebut penulis dapatkan

melalui berbagai macam cara, mulai dari obrolan-obrolan ringan bersama

keluarga, nasihat-nasihat atau petuah-petuah adat minangkabau mulai dari tata

cara berinteraksi, kisah-kisah seputar sejarah nenek moyang bangsa Minangkabau

hingga ke ranah kehidupan realitas adat Minangkabau.

Page 3: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

2

Diceritakan kepada penulis bahwa, mengapa masyarakat Minangkabau

yang berasal dari Nagari Sulit Air dinilai lebih maju bila dibandingkan dengan

masyarakat Minangkabau di wilayah lainnya baik di wilayah rantau maupun di

perantauan adalah tidak terlepas dari nilai-nilai sejarah yang mereka lalui

sepanjang masa, tidak bisa di pungkiri bahwa masyarakat Minang lainnya di luar

masyarakat Sulit Air menganggap bahwa daerah Sulit Air dahulunya memang

daerah yang tandus dan kering, hal tersebut memaksa mereka untuk bersikap kritis

dalam menghadapi persoalan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka

“air”. Sikap kritis itulah yang membentuk pribadi-pribadi masyarakat Sulit Air

menjadi pribadi yang lebih kuat untuk dapat terlepas dari persoalan kehidupan

mereka di tanah leluhurnya. Kekurangan bagi mereka bukanlah suatu penghalang

untuk dapat lebih maju, akan tetapi kekurangan itulah yang membuat mereka

menjadi lebih termotivasi untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan

sejahtera seperti masyarakat yang lainnnya.

Pergi meninggalkan tanah leluhurnya atau merantau, bagi masyarakat Sulit

Air merupakan salah satu solusi dan cara untuk mendapatkan penghidupan yang

layak. Namun yang menjadi persoalan pada umumnya adalah ketika mereka

meninggalkan tanah rantaunya dan mencari peruntungan di wilayah perantauan

beberapa menilai bahwa tanah rantaunya tersebut menjadi wilayah yang

terbelakang atau tidak maju. Hal tersebut sepertinya tidak berlaku bagi masyarakat

Sulit Air, meski mereka merantau hingga ke penjuru Nusantara dan Mancanegara,

mereka tetap ingat akan tanah leluhurnya Sulit Air. Mereka-mereka yang sukses

di perantauan, kembali ke tanah leluhurnya dan membangun kembali wilayah

Page 4: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

3

mereka yang dahulu mereka tinggalkan. Kini Sulit Air yang dahulu di kenal

sebagai wilayah yang tandus dan kering di Sumatera Barat telah berubah menjadi

wilayah yang subur dan maju bila di bandingkan dengan wilayah di sekitarnya.

Tulisan diatas hanyalah sebuah prolog kecil yang ingin penulis jelaskan

hingga sampai pada penjelasan akan Judul pada Penelitian.

Penelitian ini mengambil judul “Peran Sosial Paguyuban Sulit Air

Sepakat dalam rangka Mengembangkan Institusi Sosial Masyarakat Perantau

Asal Nagari Sulit Air Sumetera Barat di Yogyakarta”. Alasan praktis mengapa

penulis mengambil judul ini adalah tidak terlepas dari beberapa faktor seperti

kemudahan penulis untuk melakukan proses penelitian, adanya akses dan

kesempatan penulis untuk dapat melakukan penelitian, waktu, tenaga dan juga

biaya. Alasan lainnya seperti ketersediaan informasi dan data yang penulis peroleh

untuk dapat memulai penelitian hingga kepada alasan yang paling mendasar yaitu

ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini.

Sedangkan alasan teoritis mengapa penulis mengambil judul penelitian ini

adalah diharapkan penelitian ini dapat menggambarkan secara bertahap rangkaian

kegiatan-kegiatan penelitian kepada orang lain sehingga peneliti dapat

menerangkan secara detail tentang fokus dan batasan kajian yang ingin diteliti dan

memenuhi syarat-syarat penelitian yaitu:

1. Relevansi dengan Ilmu Pembangungan Sosial dan Kesejahteraan.

Isu utama yang menjadi fokus kajian yang dikembangkan dalam

kehidupan akademis dan disiplin ilmu Pembangunan Sosial dan

Kesejahteraan adalah konsep kelainan masyarakat atau kelainan sosial

Page 5: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

4

dan konsep pembangunan masyarakat (community Development).

Kelainan sosial dalam wacana ilmu Pembangunan Sosial dan

Kesejahteraan dimaknai sebagai ketidakberfungsinya secara baik

lembaga-lembaga kehidupan masyarakat, yang pada akhirnya akan

mengganggu terwujudnya kesejahteraan masyarakat (Sumarto, 1990:

40).

Sedangkan konsep pembangunan masyarakat, menurut kajian Ilmu

Pendidikan Sosial dan Kesejahteraan adalah upaya menciptakan

hubungan yang seimbang antara kebutuhan masyarakat (needs) dengan

sumber-sumber daya (resources) yang sedemikian rupa, sehingga

tercapai kesejahteraan yang penuh baik fisik, mental dan sosial bagis

setiap warga masyarakat baik secara perorangan maupun secara

keseluruhan (Sumarto, 1990: 34).

Pendekatan pengembangan masyarakat (bertujuan mengembangkan

dan menswadayakan masyarakat), serta pendekatan pemberdayaan

rakyat, yang bertujuan memperkuat posisi tawa-menawar masyarakat

lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan disegala bidang

(Suparjan, 2003: 45-46).

Seiring dengan perkembangannya, Ilmu Pembangunan Sosial dan

Kesejahteraan memfokuskan untuk mempelajari hubungan antar

manusia, antar kelompok, antar manusia dan kelompok dalam rangka

untuk membangun masyarakat. (Sunartiningsih, 2002: 23).

Page 6: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

5

Penelitian ini mencoba untuk melihat aktifitas-aktifitas Paguyuban Sulit

Air Sepakat di wilayah perantauan khususnya di wilayah Yogyakarta dalam upaya

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat perantau asal Nagari Sulit Air, serta

melihat lebih dekat akan usaha-usaha mereka dalam mempersatukan warga

perantau Sulit Air melalui program-program atau kegiatan-kegiatan yang mereka

susun. Kajian ini di nilai sejalan dengan konsep disiplin ilmu Pembangunan Sosial

dan Kesejahteraan dimana pembangunan masyarakat dimaknai sebagai usaha

mewujudkan hubungan yang seimbang antara sumber daya dengan kebutuhan

masyarakat.

2. Aktualitas.

Penanganan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan,

pengangguran, kejahatan, tunawisma (homeless) serta masalah-

masalah lainnya yang berakar pada proses disintegrasi suatu

masyarakat pada umumnya di selesaikan dengan upaya pemberdayaan

masyarakat dengan memanfaatkan segala potensi dan kekuatan yang

ada di masyarakat itu sendiri. Paguyuban Sulit Air Sepakat itu sendiri

hadir sebagai salah satu alternatif pemecahan persoalan sosial

kehidupan masyarakat khususnya warga Sulit Air di tanah Perantauan

Yogyakarta. Dengan melihat dari berbagai sudut pandang yang

berbeda, kajian yang ingin dikembangkan pada judul penelitian ini

dapat dikatakan masih aktual dan kekinian.

Page 7: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

6

3. Orisinalitas.

Sebuah penelitian dapat dinilai original adalah apabila fokus masalah

dan fenomena yang ingin di terliti belum pernah di bahas sebelumnya,

kalaupun sudah pernah di teliti maka penelitian ini mampu

menunjukan perbedaanya. Walaupun sudah cukup banyak kajian-

kajian tentang tema-tema lain yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat minangkabau dari dan di perantauan, kajian ini lebih

menitikberatkan pada Peran Sosial sebuah paguyuban khususnya

paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta.

Febrinol (2009) dari jurusan ilmu Sosiatri pernah menulis skripsi

dengan judul aksi-aksi peningkatan kesejahteraan masyarakat

minangkabau melalui penerapan konsep babaliak ka Nagari (studi:

Negeri Talang Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok,

Sumatera Barat). Penelitian tersebut lebih menggambarkan bagaimana

tiap-tiap Nagari di Sumatera Barat memiliki praktek-praktek tersendiri

dalam memanfaatkan harta kekayaan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Yang kedua adalah skripsi Ridwan (2009) dari jurusan Ilmu

Pemerintahan pernah menulis skripsi dengan judul Peran Komunitas

Minang dalam Penguatan Solidaritas Ekonomi dan Sosial Masyarakat

Minangkabau Di Yogyakarta. Penelitian tersebut lebih menitikberatkan

pada bagaimana latar belakang komunitas-komunitas Minangkabau

yang ada di Yogyakarta dalam menjalin dan mengelola solidaritas

Page 8: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

7

ekonomi dan sosial diantara warga Minang yang merantau di

Yogyakarta.

Fokus yang diambil dalam penelitian ini adalah lebih melihat aktifitas-

aktifitas yang dijalankan oleh Paguyuban Sulit Air Sepakat dalam upaya

membangun dan mengembangkan instisusi sosial masyarakat perantau asal Nagari

Sulit Air di Yogyakarta. Pengembangan-pengembangan pada penelitian

sebelumnya adalah sebagai acuan penulis dalam menelaah, memahami sebuah

fenomena-fenomena kedalam bentuk variasi yang berbeda.

Page 9: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

8

B. LATAR BELAKANG

Masyarakat Sumatera Barat atau yang lebih dikenal dengan masyarakat

Minangkabau, selalu di identikan sebagai masyarakat perantau, dimana sebagian

besar penduduk asli minangkabau ini dapat kita jumpai hampir di seluruh wilayah

Indonesia bahkan di mancanegara sekalipun. Pada awalnya tradisi merantau ini

didasari oleh kurangnya pemanfaatan mengolah sumber daya alam di sekitar

wilayah Sumatera Barat dan juga kurangnya lapangan pekerjaan sehingga

berdampak pada rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Minangkabau, hal

inilah yang dijadikan pemicu dan memaksa mereka untuk ber migrasi untuk

mencoba mengadu nasib di wilayah luar Sumatera Barat.

Menurut Melalatoa jumlah suku bangsa Indonesia ini mencapai kurang

lebih 500 etnis (Depdikbud, 1999: 1). Dari data tersebut bisa di indikasikan bahwa

Indonesia memiliki banyak keanekaragaman suku dan budaya yang mendiami

kepulauan nusantara. Dari sekian banyak suku, suku Minangkabau adalah salah

satunya, yang dikenal khas menganut sistem kekeluargaan Matrilineal, Matrilineal

berasal dari dua kata yaitu mater yang dalam bahasa latin berarti “ibu” dan linea

yang dalam bahasa latin berarti “garis” berarti Matrilineal adalah garis keturunan

yang di tarik dari pihak ibu, dapat dikatakan khas karena mungkin suku

minangkabau merupakan suku satu – satunya di Indonesia yang menganut sistem

tersebut. kekhasan lainya yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau adalah

tradisi merantau, Minangkabau dan merantau nampaknya dua kata tersebut sangat

merekat erat pada suku yang berasal dari sumatera barat ini.

Page 10: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

9

Persebaran penduduk suku Minangkabau hampir merata di seluruh

pelosok Indonesia bahkan hingga mancanegara sekalipun, Yogyakarta, wilayah

yang tingkat pluralitas-nya terbilang tinggi ini merupakan salah satu tujuan

merantau suku minangkabau. Diperkirakan terdapat 15.000 perantau dari asli

minang yang tersebar menempati wilayah Yogyakarta, beberapa dari mereka ada

yang sedang mengenyam pendidikan mulai dari D3, S1, S2, S3 dan ada juga yang

bekerja di sektor formal dan non-formal seperti ber profesi sebagai wirausaha dan

pedagang.

Melihat kenyataan bahwa jumlah perantau minang yang merantau di

wilayah Yogyakarta ini cukup tinggi maka hal tersebut membuat mereka

membentuk organisasi – organisasi ataupun yang dikenal dalam bentuk istilah

paguyuban, sebagai tempat berlindung demi kelangsungan hidup di wilayah

perantauan. Organisasi sosial yang terbentuk pun juga beranekaragam jenisnya,

mulai dari yang berdasarkan suku, berdasarkan daerah , profesi bekerja dan ada

juga yang berbentuk ikatan kekeluargaan.

“Sulit Air Sepakat” (SAS) merupakan salah satu dari sekian banyak

paguyuban perantau asal Minangkabau yang ada di Yogyakarta. Sulit Air Sepakat

(SAS) merupakan salah satu organisasi perantau masyarakat minang yang paling

terkenal dan terbesar di Provinsi Sumatera Barat. Organisasi yang didirikan

perantau dari nagari Sulit Air Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok ini

berdiri pada tahun 1918 dan merupakan organisasi perantau pertama di Sumatera

Barat. Organisasi ini telah memiliki sekitar 80 Dewan Perwakilan Cabang (DPC)

Page 11: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

10

di seluruh Indonesia dan 4 DPC di luar negeri (Malaysia, Sidney, Melbourne dan

Washington City). ( HM. Dt. Marah Bangso, 2007 ).

Peranan organisasi perantau dalam pembangunan nagari khususnya SAS

telah diakui oleh Gubernur Sumatera Barat Drs.H.Hasan Basri Durin yang

menyatakan bahwa organisasi perantau “Sulit Air Sepakat” (SAS) merupakan

organisasi perantau Minang yang paling kuat dalam memberikan dukungan dana

pembangunan di nagari sekarang ini (Buletin : Sulit Air Dalam Berita, 1993-

1995). Organisasi ini selalu mengadakan Konferensi atau Musyawarah Besar

(MUBES) sekali dalam 2 tahun sebagai wadah silaturahmi, membahas berbagai

persoalan pembangunan kampung halaman dan pengumpulan dana pembangunan

untuk nagari.

Paguyuban SAS sendiri memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang,

perbedaan pandangan mengenai Tahun kelahiran Organisasi SAS ini memiliki dua

versi, ada yang mengungkapkan bahwa SAS berdiri pada tahun 1918 yang

ditetapkan melalui konferensi SAS I yang berlangsung di Ciloto Puncak, dan ada

juga yang mengatakan bahwa awal mula berdirinya SAS itu pada tahun 1912

sejak ditemukannya prasasti pendiri SAS Dt Sutan Maharajo Nan Besar Cs alias

Dt Bangkik di mato Ayie. Berdasarkan pengalaman sejarah yang di lewati,

paguyuban SAS mengalami Metamorfosa sebelum menjadi paguyuban yang

menjalankan rumah tangganya hingga saat ini. Awalnya saat SAS didirikan di

Padang adalah sebagai perkumpulan kematian, dengan tujuan utama untuk

memberikan pertolongan kepada warga Sulit Air yang ditimpa musibah kematian.

Namun sekarang tujuan tersebut berkembang yaitu membangun dan memajukan

Page 12: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

11

nagari Sulit Air dan lebih terlibat pada aktivitas sosial dan pemberdayaan

masyarakat (Makalah Seratus Tahun Sulit Air Sepakat, 2012:44).

Paguyuban yang berlatarbelakang kedaerahan seringkali di identikan

dengan kekhasan para anggotannya. Paguyuban SAS sendiri terbentuk atas dasar

kesamaan daerah asal perantau yaitu Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Eksistensi

Paguyuban “Sulit Air Sepakat” khususnya di wilayah Yogyakarta terbilang cukup

tinggi diantara berbagai macam paguyuban asal perantau Sumatera Barat yang ada

di Yogyakarta. Bahkan tidak sedikit yang mengakui bahwa Paguyuban Sulit Air

Sepakat di Yogyakarta merupakan yang paling solid. Dapat dikatakan demikian

karena menurut informasi yang di dapat Paguyuban ini telah lama berdiri di

Yogyakarta sebagai Paguyuban perantau sehingga struktur organisasi yang di

bentuk cukup kuat.

Pusat kegiatan administrasi Paguyuban “Sulit Air Sepakat” di Yogyakarta

sendiri terletak di dekat jantung kota tepatnya di wilayah jl.Urip sumoharjo

Yogyakarta, dengan mendiami sebuah gedung serbaguna yang di dalamnya juga

terdapat Asrama Gunung Merah. Paguyuban “Sulit Air Sepakat” didirikan dengan

maksud dan tujuan khusus dibidang Sosial untuk memajukan dan

mensejahterakan kehidupan masyarakat Sulit Air dalam rangka pembangunan

bangsa dan tanah air. Sehingga tujuaannya tertuang dalam anggaran dasar:

1. Berusaha menanamkan dan memupuk rasa kesadaran berkeluarga,

kesadaran bermasyarakat, kesadaran berorganisasi dan berkumpul,

kesadaran bernegara, dan kesadaran beragama di kalangan anggota.

Page 13: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

12

2. Berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan sosial, ekonomi,

pendidikan dan kebudayaan masyarakat Sulit Air.

3. Berusaha menggali dan membina segenap potensi yang ada di dalam

masyarakat Sulit Air dalam upaya mencapai Sulit Air Jaya, seirama

dengan pembangunan bangsa dan tanah air Indonesia.

Kedudukan Paguyuban SAS di Indonesia itu sendiri adalah sebagai

organisasi sosial yang bersifat kekeluargaan, berasaskan Islam dan Pancasila dan

UUD 1945, selain itu kedudukan SAS juga berperan sebagai partner Pemerintah

sebagai penggerak swadaya masyarakat serta membantu Pemerintah dalam upaya

pembangunan baik secara fisik maupun non fisik.

Terbentuknya sebuah Paguyuban tidak terlepas dari fungsi Paguyuban itu

sendiri,terdapat empat fungsi yang paling mendasar yang dijalankan Paguyuban

SAS:

1. Fungsi Sosial: yaitu mewujudkan kehidupan yang harmonis,

menumbuhkan sikap saling tolong menolong baik antar sesama maupun di

lingkungan sekitar. Dengan memegang teguh falsafah kuno orang

minangkabau “Barek samo dipikua ringan samo dijinjing” dalam bahasa

Indonesia adalah “berat sama dipikul ringan sama dinjinjing, yang artinya

segala pekerjaan akan terasa ringan bila dikerjakan secara bersama – sama.

2. Fungsi Ekonomi: masalah ekonomi merupakan masalah yang paling

mendasar bagi setiap kehidupan manusia, dengan adanya Paguyuban SAS

diharapkan dapat menjadi sarana guna meningkatkan kesejahteraan

Page 14: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

13

ekonomi para anggota SAS pada khususnya melalui berbagai macam

program yang di jalankan, seperti Koperasi, Mitra usaha dan lainnya.

3. Fungsi Budaya: Upacara perkawinan merupakan salah satu cara

Paguyuban SAS dalam melestarikan budaya minang di wilayah perantauan

seperti di Yogyakarta, karena didalamnya terkandung nilai – nilai budaya

yang diperkenalkan kepada masyarakat lokal.

4. Fungsi Politik: SAS juga memiliki anak cabang organisasi khusus pemuda

yang di beri nama IPPSA (Ikatan Pemuda Pelajar Sulit Air) hubungan

antara SAS dengan IPPSA sangat erat sekali, pertalian mereka ibarat

bapak dengan anak, hal ini tentu sangat membantu SAS dalam mendidik

pemuda – pemudi Sulit Air dalam kegiatan Organisasi yang nantinya akan

sangat berguna dalam regenerasi kepengurusan SAS.

Berdirinya sebuah paguyuban “Sulit Air Sepakat” (SAS) yang bersifat

Sosial kemasyarakatan dan kekeluargaan nampaknya memiliki fungsi yang sangat

penting bagi perantau minangkabau, khususnya yang berasal dari wilayah Sulit

Air. Dengan melihat bahwa tujuan didirikannya SAS adalah guna memajukan dan

mensejahterakan kehidupan masyarakat Sulit Air, tulisan ini ingin melihat lebih

dalam bagaimana mekanisme kerja paguyuban “Sulit Air Sepakat” (SAS) dalam

menjalankan peran sosialnya dalam rangka mengembangkan Institusi Sosial

masyarakat perantau Sulit Air.

Munculnya berbagai macam paguyuban di daerah – daerah perantauan ini

dapat dipandang sebagai sesuatu yang positif. Karena dengan demikian

pengenalan antarbudaya sekaligus interaksi di antara etnis segera dapat

Page 15: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

14

diwujudkan dan hal ini sangat penting sebab stereotipe – stereotipe peninggalan

penjajahan yang dimaksudkan untuk memecah-belah antar etnik segera dapat

dikikis. Disamping hal tersebut, paguyuban yang ada di daerah perantauan juga

akan menjadi semacam wadah guna menjalin persatuan dan kesatuan dalam upaya

mempercepat pembangunan (Depdikbud, 1999: 2).

Di wilayah Yogyakarta sendiri cukup banyak sekali berdirinya paguyuban-

paguyuban yang bersifat kedaerahan seperti paguyuban Sulit Air Sepakat ini,

sehingga banyak muncul beberapa pertanyaan, mengapa penulis memilih Sulit Air

Sepakat sebagai kajian khusus yang ingin diteliti?. Alasan mendasar pertama

adalah dari sekian banyak paguyuban minang yang berada di Yogyakarta,

paguyuban Sulit Air merupakan salah satu paguyuban yang cukup tua di wilayah

Yogyakarta, hal tersebut banyak di akui juga oleh beberapa paguyuban

Minangkabau lainnya saat penulis melakukan pra-lapangan. Kemudian alasan

kedua adalah, bahwasanya saat penulis melakukan kajian pra-lapangan, penulis

mendapatkan informasi serta dokumen-dokumen yang memaparkan bahwa

Paguyuban Sulit Air di Yogyakarta ini selalu dijadikan Role Model dalam

pengembangan paguyuban di wilayah Nusantara dan Mancanegara, kebijakan-

kebijakan yang di telurkan oleh paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta

sebagian besar di adopsi oleh paguyuban Sulit Air Sepakat di wilayah lainnnya.

Tidak dapat dipungkiri, Yogyakarta yang terkenal kota pendidikan ini, telah

cukup banyak mencetak tokoh-tokoh intelektual masyarakat Sulit Air yang

memberikan kontribusinya pada pengembangan paguyuban Sulit Air Sepakat.

Page 16: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

15

Berpijak dari realitas tersebut maka penulis ingin mengkaji peran sosial

paguyuban kesukubangsaan khususnya paguyuban Sulit Air Sepakat terhadap

masyarakat perantau asal Nagari Sulit Air, Sumatera Barat dalam dinamika

kehidupan di daerah perantauan di wilayah Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari Latar Belakang, maka perumusan masalah yang

ingin diangkat di bagi menjadi 1 (satu) batasan masalah penelitian, yaitu:

Bagaimana peran sosial yang dilakukan oleh paguyuban “Sulit Air Sepakat”

dalam rangka mengembangkan Institusi Sosial masyarakat perantau asal Nagari

Sulit Air, Sumatera Barat di Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian pada dasarnya dilaksanakan untuk memecahkan

masalah. Penentuan tujuan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan

mempunyai arah yang jelas dan sistematis, sehingga dengan adanya tujuan

penelitian maka fokus kajian yang ingin di teliti menjadi terarah dan tidak

melenceng jauh dari apa yang di harapkan. Penelitian ini memiliki dua tujuan

pokok, yaitu :

D.1. Tujuan Operasional

Tujuan Operasional merupakan tujuan penggunaan dari hasil penelitian

untuk suatu keperluan atau kegiatan tertentu. Tujuan operasional dalam penelitian

ini adalah:

Page 17: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

16

a. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi sebagai syarat

memperoleh gelar sarjana pada jurusan Pembangunan Sosial dan

Kesejahteraan.

b. Penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi pada pengembangan

dan kemajuan Ilmu Sosial, khususnya Ilmu Pembangunan Sosial dan

Kesejahteraan terutama mengenai peran Sosial Paguyuban.

c. Penelitian ini tidak terlepas dari kepingan – kepingan puzzle dari

penelitian lainnya, sehingga tujuan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran terhadap peneliti lainnya khususnya

yang berkaitan dengan peran Paguyuban.

D.2. Tujuan Substansial

Tujuan substansial penelitian ini adalah untuk mengetahui peran sosial

paguyuban “Sulit Air Sepakat” dalam mengembangkan Institusi Sosial

masyarakat perantau asal Nagari Sulit Air, Sumatera Barat di Yogyakarta.

E. Tinjauan Pustaka

E.1. Paguyuban (Gemeinschaft)

Menurut Ferdinand Tonnies Paguyuban (Gemeinschaft) merupakan bentuk

kehidupan bersama di mana anggota – anggotanya diikat oleh hubungan batin

yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut

Page 18: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

17

adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan.

Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat

diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban pada

umumnya dapat dijumpai didalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun

tetangga dan lain sebagainnya (Soekanto, 2010:116).

Tonnies juga mengatakan bahwa suatu paguyuban (gemeinschaft)

memiliki beberapa ciri pokok yaitu.

a. Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.

b. Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa

orang saja.

c. Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak

untuk orang – orang lain di luar “kita”.

Dalam paguyuban terdapat suatu kemauan bersama (common will), ada suatu

pengertian (understanding) serta juga kaidah – kaidah yang timbul dengan

sendirinya dari kelompok tersebut. Apabila terjadi pertentangan antara anggota

suatu paguyuban, pertentangan tersebut tidak dapat diatasi dalam suatu hal saja.

Hal itu disebabkan karena adanya hubungan yang menyeluruh antara anggota –

anggotannya.

Tonnies juga membagi tipe – tipe Paguyuban menjadi tiga jenis yaitu:

a. Paguyuban karena ikatan darah ( gemeinschaft by blood), yaitu paguyuban

yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan,

contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

Page 19: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

18

b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban

yang terdiri dari orang - orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga

dapat saling tolong – menolong, contoh: rukun tetangga, rukun warga,

arisan.

c. Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yang merupakan

suatu paguyuban yang terdiri dari orang – orang yang walaupun tidak

mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan,

tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama. Paguyuban

semacam ini biasanya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau

keturunan.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Tonnies diatas, dapat dipahami

bahwa proses terbentuknya sebuah paguyuban tidak serta merta terbentuk karena

atas dasar sebuah kepentingan dari beberapa orang, namun paguyuban terbentuk

karena adanya sebuah proses yang terjadi didalam aktifitas sosial masyarakat

tertentu sehingga cepat atau lambat hal tersebut akan membawa mereka pada

sebuah perubahan sosial.

Paguyuban “Sulit Air Sepakat” sendiri terbentuk karena adanya ikatan

darah diantara para anggotanya, hal ini dapat di jelaskan pada Pasal IV anggaran

dasar (AD) sulit air sepakat yaitu:

Yang menjadi anggota perkumpulan SAS adalah:

a. seluruh warga Sulit Air yang berdiam di perantauan

b. warga lain yang menikah dengan warga sulit air

Page 20: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

19

c. warga lain yang mempunyai pertalian darah dengan warga Sulit air.

Sehingga keanggotaan Paguyuban “Sulit Air Sepakat” lebih bersifat eksklusif.

E.2. Institusi Sosial

Hingga saat ini belum ada kata sepakat mengenai istilah Indonesia yang

dengan tepat dapat menggambarkan institusi sosial (social institution). Beberapa

ada yang menggunakan istilah pranata sosial misalnya Koentjaraningrat

mengatakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan

yang berpusat kepada aktifitas – aktifitas untuk memenuhi kompleks – kompleks

kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat, dimana definisi tersebut lebih

mengacu pada system tata kelakuan atau norma – norma untuk memenuhi

kebutuhan (soekanto, 2010: 171).

Soekanto menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan karena istilah

tersebut lebih merujuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga mengandung

pengertian yang abstrak perihal adanya norma – norma dan peraturan – peraturan

tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut. Norma – norma tersebut, apabila

diwujudkan dalam hubungan antar manusia, dinamakan social organization

(organisasi sosial). Dalam perkembangan selanjutnya, norma – norma tersebut

berkelompok – kelompok pada berbagai keperluan pokok kehidupan manusia

(soekanto, 2010: 172).

Contoh:

Page 21: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

20

a. Kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga – lembaga

kemasyarakatan seperti keluarga batin, pelamaran, perkawinan,

perceraian, dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan mata pencaharian hidup menimbulkan lembaga –

lembaga kemasyarakatan seperti misalnya pertanian, perternakan,

koperasi, industri dan lain – lain.

c. Kebutuhan akan pedidikan menimbulkan lembaga – lembaga

kemasyarakatan seperti pesantren, taman kanak-kanak, sekolah dasar,

sekolah menengah, perguruan tinggi dan sebagainya.

d. Kebutuhan untuk menyatakan rasa keindahan menimbulkan kesusastraan,

seni rupa, seni suara dan lain – lain.

e. Kebutuhan jasmani manusia menimbulkan olahraga, pemelihara

kecantikan, pemelihara kesehatan, kedokteran dan lain- lain.

Robert Maclver dan Charles H. Page (soekanto, 2010: 173) mengartikan

lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan

untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu

kelompok kemasyarakatan yang dinamakan asosiasi.

Sumner (soekanto, 2010: 173) melihat dari sudut kebudayaan,

mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, sikap dan

perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan masyarakat. Pentingnya adalah agar ada keteraturan dan

integrasi dalam masyarakat. Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi

Page 22: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

21

kebutuhan – kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa

fungsi, yaitu:

a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus

bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah – masalah

dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan – kebutuhan.

b. Menjaga keutuhan masyarakat

c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system

pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan

masyarakat terhadap tingkah laku anggota – anggotanya.

d. Fungsi – fungsinya diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak

mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus pula

diperhatikan secara teliti lembaga – lembaga kemasyarakatan di

masyarakat yang bersangkutan.

Norman Uphoff memahami pengertian Institusi dalam setiap perubahan

dan disesuaikan dengan kontribusinya. Mengajukan definisi sederhana yang

membedakan antara organisasi (organization) dengan kelembagaan (institution)

sebagai berikut:

Organization are structure of recognized and accepted roles Institusions are

complexes of norms and behaviours that persist overtime by serving collectively

(socially) valued purposed.

(organisasi adalah sturktur peran yang telah dikenal dan diterima

kelembagaan/pranata adalah serangkaian norma dan perilaku yang sudah bertahan

Page 23: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

22

lama atau digunakan selama periode waktu tertentu untuk mencapai maksud dan

tujuan bernilai kolektif atau bersama atau maksud-maksud yang bernilai sosial).

Terdapat tiga macam institusi yaitu:

a. Organisasi yang bukan institusi.

b. Institusi yang bukan organisasi.

c. Organisasi yang juga institusi (lebih kompleks dan terstruktur).

Untuk menguraikan bagaimana konsep-konsep tumpang tindih Dan menyimpang,

kita perlu definisi dasar. organisasi struktur mengenali dan peran diterima,

struktur yang dihasilkan dari interaksi peran dapat menjadi kompleks atau

sederhana. organisasi yang lebih kompleks adalah kemampuan yang lebih

bervariasi. organisasi dapat beroperasi secara formal maupun informal. Sebuah

lembaga atau institusi yang mengorganisasikan diri pada sebuah organisasi akan

lebih mudah dilihat norma, perilaku yang berkembang dan menjadi pedoman bagi

masyarakat. (Uphoff, 1986:8).

Donn Martindale dalam bukunya “institutions organization and mass

Society” menjelaskan bahwa terdapa beberapa fenomena yang dialami sebuah

lembaga dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia yang berkembang yaitu:

(Martindale, 1966: 125).

a. Stabilitas

Yaitu suatu kondisi dimana sebuah lembaga atau institusi tetap stabil

menjalankan adat istiadat, norma yang dianut bersama untuk memenuhi

Page 24: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

23

kebutuhan anggotanya walaupun kebutuhan manusia itu berkembang dan

berubah-ubah.

b. Konsistensi

Yaitu adanya kebutuhan-kebutuhan yang begitu banya, mengakibatkan

masyarakat mengembangkan usahanya pada bidang lain untuk tujuan

memenuhi kebutuhan sendiri. Pengembangan usaha yang dilakukan ini

pada prinsipnya adalah usaha disekitar lingkungan masyarakat itu sendiri.

Namun anggota lembaga ini tidak meninggalkan usaha utama mereka

walaupun mereka telah mengembangkan usaha dan memiliki usaha baru.

c. Kesempurnaan atau kelengkapan

Peningkatan kubutuhan manusia itu akan ada limitnya atau batasnya.

Dikatakan sempurna atau lengkap apabila suatu lembaga memberikan dan

menyediakan kebutuhan sesuai dengan yang telah digariskan. Bila

lembaga ini telah melaksanakan tugasnya memenuhi kebutuhan anggota

sesuai dengan yang digariskan, dapat dikatakan lembaga ini telah

mencapai taraf kesempurnaan.

Adelman dan Thomas (Dalam Saharuddin, 2001: 1). Mendifinisikan

institusi sebagai suatu bentuk interaksi di antara manusia yang mencakup

sekurang-kurangnya tiga tingkatan. Yang pertama, tingkatan nilai kultural yang

menjadi acuan bagi institusi yang lebih rendah tingkatannya. Yang kedua

mencakup hokum dan peraturan yang mengkhususkan pada apa yang disebut

aturan main (the rules of game). Yang ketiga mencakup pengaturan yang bersifat

kontraktual yang digunakan dalam proses transaksi. Ketiga tingkatan institusi di

Page 25: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

24

atas menunjuk pada hirarki mulai dari yang paling ideal (abstrak) hingga yang

paling konkrit, dimana institusi yang lebih rendah berpedoman pada institusi yang

lebih tinggi tingkatannya.

E.3. Ciri – Ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan

Gillin dan gillin (Dalam Soekanto, 2010: 184) dalam karyanya yang

berjudul General Features of Social Institutions, telah menguraikan beberapa ciri

umum lembaga kemasyarakatan yaitu sebagai berikut.

a. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan

pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas

kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari

adat istiadatnya, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsure-unsur kebudayaan

lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam

satu unit yang fungsional.

b. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga

kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan

baru akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati

waktu yang relative lama. Misalnya, suatu sistem pendidikan tertentu baru

akan dapat diterapkan seluruhnya setelah mengalami suatu masa

percobaan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan biasanya juga berumur

lama karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai himpunan

norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat yang sudah

sewajarnya harus di pelihara.

Page 26: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

25

c. Lembaga masyarakat mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.

Mungkin tujuan – tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi

lembaga yang bersangkutan apabila dipandang dari sudut kebudayaan

secara keseluruhan. Pembedaan antara tujuan dengan fungsi sangat penting

karena tujuan suatu lembaga merupakan tujuan pula bagi golongan

masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang bersangkutan pasti

akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya fungsi sosial lembaga tersebut,

yaitu peran lembaga tadi dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat

mungkin tak diketahui atau disadari golongan masyarakat tersebut.

Mungkin fungsi tersebut baru disadari setelah diwujudkan, yang kemudian

ternyata berbeda dengan tujuannya. Umpamanya lembaga perbudakan,

yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga buruh yang semurah –

murahnya, tetapi didalam pelaksanaannya sangat mahal.

d. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat – alat perlengkapan yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan, bentuk serta

penggunaan alat – alat tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat

dengan masyarakat lainnya. Misalnya, gergaji jepang dibuat sedemikian

rupa sehingga alat tersebut akan memotong apabila ditarik. Sebaliknya

gergaji Indonesia baru memotong apabila di dorong.

e. Lambang–lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga

kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis

menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Sebagai

contoh, masing–masing kesatuan angkatan bersenjata, mempunyai panji –

Page 27: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

26

panji, perguruan tinggi seperti universitas, institute, dan lain-lainnya

mempunyai lambang- lambangnnya dan lain-lain lagi. Kadang-kadang

lambang tersebut berwujud tulisan atau slogan-slogan.

f. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun yang

tidak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku, dan

lain-lain. Tradisi tersebut merupakan dasar bagi lembaga itu didalam

pekerjaannya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat, dimana

lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi bagiannya.

Dalam memahami Lembaga kemasyarakatan banyak sekali metode – metode

yang digunakan para ahli terdahulu. Disini penulis mencoba menggunakan

pendekatan secara historis yang dijelaskan oleh R.M MacIver dan Charles H

(dalam Soekanto, 2010:188) yaitu bertujuan untuk meneliti sejarah timbul dan

perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu. Seperti yang penulis

ketahui sebelumnya, bahwa sejarah terbentuknya paguyuban “Sulit Air Sepakat”

pada awalnya adalah khusus mengurusi kematian yaitu memberi pertolongan

kepada warga Sulit Air yang tertimpa musibah namun saat ini tujuan paguyuban

tersebut ber metamorfosa dan berkembang yaitu membangun dan memajukan

Nagari Sulit Air.

E.4. Peranan Sosial

Soekanto menjelaskan peranan dengan istilah (role) sebagai aspek dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

Page 28: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

27

sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan, pembedaan antara

kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tak dapat di pisah-pisahkan karena keduanya saling berketergantungan.

Tidak ada peranan tanpa kedudukan begitupun sebaliknya tidak ada kedudukan

tanpa peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari

pola-pola pergaulan hidupnya (soekanto, 2010: 212).

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan kemasyarakatannya. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-

position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada

organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjukan pada fungsi,

penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu

posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin

mencakup tiga hal yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat (soekanto, 2010: 213).

Asal usul peran sosial, di pinjam dari dunia sandiwara (drama). Pada

umumnya setiap peranan (role) diserahkan pada seorang pemain yang sesuai

Page 29: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

28

dengan sifat, watak dari tokoh yang dipentaskan. Seorang pelaku harus menirukan

tingkah laku tokoh (yang mungkin historis fiktif) yang hendak digambarkan

secara konkret di hadapan penonton. Istilah “peranan” dalam sandiwara oleh para

ahli sosiologi di alihkan ke “panggung masyarakat” sehingga disebut “peranan

sosial” perbedaan antara peranan sandiwara dengan peran sosial ialah bahwa

pelaku-pelaku peran sosial tidak dalam mementaskan tokoh khayal, tetapi tokoh

nyata dan masih ada, yang tak lain “pemain itu sendiri”. Istilah peran

menunjukkan masyarakat mempunyai lakon, bahkan masyarakat adalah lakon itu

sendiri. Lakon dalam masyarakat itu disebut fungsi atau tugas masyarakat. Yang

terdiri atas sejumlah pola kelakuan lahiriah dan batiniah yang diterima dan diikuti

banyak orang. Sehingga peran dapat didefinisikan sebagai bagian dari fungsi

sosial masyarakat yang dilaksanakan oleh orang atau kelompok tertentu, menurut

pola kelakuan lahiriah dan batiniah yang telah ditentukan (Lutfi Arfiansyah,

2011).

Marion J. levy (dalam soekanto, 2010:216) membahas perihal aneka macam

peranan yang melekat pada individu – individu dalam masyarakat dalam beberapa

hal penting sebagai berikut:

a. Peranan – peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat

hendak dipertahankan kelangsungannya.

b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu – individu yang

oleh masyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Meraka harus

terlebih dahulu berlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya.

Page 30: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

29

c. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak

mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat

karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan arti

kepentingan – kepentingan pribadi yang terlalu banyak.

d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya,

belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang

seimbang. Bahkan sering kali terlihat betapa masyarakat terpaksa

membatasi peluang-peluang tersebut.

E.5. Jenis-Jenis Peran.

Peran sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut

bermacam-macam cara sesuai sudut pandang yang diambil. Disini akan

ditampilkan sejumlah jenis-jenis peran sosial (Lutfi Arfiansyah, 2011).

a. Peran yang diharapkan.

Masyarakat menghendaki peran yang diharapkan dilaksanakan secermat-

cermatnya, lengkap, sesuai dengan peraturan. Peran ini antaralain peran

hakim, peran pilot pesawat, dan sebagainya. Peran-peran ini merupakan

peran yang “tidak dapat ditawar” harus dilaksanakan seperti yang di

tentukan.

b. Peran yang disesuaikan.

Dalam pelaksanaanya harus lebih luwes dari pada peran yang diharapkan,

bahkan kadang-kadang harus disesuaikan. Peran yang disesuaikan

mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang

Page 31: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

30

muncul dianggap wajar oleh masyarakat. Suatu peran disesuaikan bukan

karena manusia pelakunya, tetapi karena factor-faktor di luar manusia,

yaitu situasi dan kondisi yang selalu baru dan sering sulit di ramalkan

sebelumnya.

c. Peran bawaan dan peran pilihan.

Peran bawaan adalah peran yang diperoleh secara otomatis, bukan karena

usahanya, misalnya peran sebagai anak, peran sebagai kakak, peran

sebagai kakek atau nenek dan sebagainya. Kadang-kadang secara tidak

langsung terdapat unsur pilihan untuk memperoleh peran bawaan,

misalnya peranan bapak dan ibu. Pada saat seorang calon bapak dan calon

ibu hendak memasuki hidup perkawinan, keduanya memiliki keputusan

bebas. Setelah meraka mempunyai peranan secara otomatis mereka

memiliki peranan bapak dan ibu.

d. Peranan kunci (Key Roles) dan peranan tambahan (supplementary roles).

Dari pengamatan kasar mengenai jenis-jenis peranan yang ada dalam

masyarakat, kita dapat mengetahui bahwa setiap orang memegang lebih

dari satu peranan, tidak hanya peranan bawan, tetapi juga sejumlah

peranan yang diperoleh dari usaha sendiri, serta peranan yang ditunjuk

oleh pihak-pihak lain. Si B, misalnya, tidak saja memegang peranan

bapak, mertuam menantum tetapi juga guru SMA Negeri, ketua RW, ketua

sejumlah Yayasan, anggota perkumpulan tenis, anggota partai, anggota

koperasi simpan pinjam dan beberapa peranan lain. Diantara peranan-

Page 32: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

31

peranan itu ada satu peranan kunci, sedangkan peranan lainnya disebut

peranan tambahan.

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak

bisa lepas dari manusia lainnya dalam ruang lingkup interaksi sosial. Proses

interaksi sosial yang terjadi pada sebuah paguyuban misalnya, akan membawa

seseorang pada situasi dimana mereka dihadapkan pada sebuah norma-norma

yang dijalankan, norma-norma tersebut merupakan pedoman dalam melakukan

aktifitas sosial agar tercapai sebuah keteraturan dan tujuan yang hendak dicapai.

Maka itu dibutuhkan sebuah peranan atau penokohan agar setiap element-element

di dalam sebuah paguyuban dapat bekerja secara sistematis. Didalam paguyuban

“Sulit Air Sepakat” sendiri sepanjang pengetahuan penulis, tinggi atau rendahnya

peranan seseorang bukan diukur dari nilai materialisme yang dimiliki orang

tersebut, akan tetapi nilai peranan seseorang ditentukan dari bagaimana kontribusi

seseorang terhadap lingkungannya. Kontribusi yang tinggi secara otomatis akan

menjadikan seseorang memiliki integritas yang tinggi pula sehingga masyarakat

tentunya akan memberikan legitimasi sebuah peranan yang melekat pada orang

tersebut.

Dalam memahami berbagai macam konsep yang dipaparkan di atas,

penulis menyimpulkannya kedalam 3 sub konsep yang ingin diperdalam dalam

penelitian ini. Yang pertama institusi sosial adalah untuk memahami serangkaian

norma-norma atau perilaku, pergerakan-pergerakan pada masyarakat Sulit Air di

perantauan yang sudah berjalan dalam periode waktu yang relatif lama

sebagaimana yang penulis memahami pemaparan pada teori Uphoff diatas. Yang

Page 33: INTISARI - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67706/potongan/S1-2013... · Paguyuban Sulit Air Sepakat di Yogyakarta ini memiliki banyak sumber daya manusia

32

kedua Peran Sosial, adalah untuk memahami hal-hal apa saja yang telah dilakukan

oleh masyarakat Sulit Air Sepakat di Yogyakarta dalam memberikan

sumbangsihnya terhadap institusi yang mereka jalankan hingga saat ini. Hal

tersebut dapat tercermin pada sebuah sebuah perilaku yang merujuk pada

tingkatan partisipasi serta kontribusi apa yang mereka berikan hingga saat ini. Dan

yang ketiga adalah sosial kontrol. Konsep tersebut dimaksudkan untuk melihat

kembali fungsi mendasar terbentuknya sebuah Paguyuban yaitu agar terciptanya

sebuah keteraturan diantara sesama warga masyarakat Sulit Air baik di wilayah

perantauan maupun di wilayah rantau, bagaimana mereka mempertahankan

norma-norma serta tujuan-tujuan yang mereka sepakati bersama dan juga

bagaimana cara mereka memberikan sanksi apabila ada anggota yang melanggar

norma.

\