inti qalbu sufi.docx

16
Qalbu : Inti Ruhani 09/09/2013 0 Comments Banyak orang bingung dengan pengertian qalbu. Qalbu harus ditulis dengan huruf ‘q’ karena teks Arabnya menggunakan huruf (qaf). Di Indonesia banyak orang menuliskannya dengan huruf ‘k’ sehingga menjadi kalbu. Padahal ‘k’ adalah transliterasi dari (kaf) dan kalau ditulis (kalbu) maknanya adalah anjing. Jadi jauh benar bedanya antara qalbu (hatinurani) dengan kalbu (anjing). Sebagian orang menerjemahkan qalbu dengan “hati”. Padahal hati (Inggris: liver) adalah organ tubuh yang ada di kanan dada dan fungsinya menyaring racun atau penyakit dari darah. Dalam Bahasa Arab hati disebut dengan ‘kibdun’ atau ‘kibdatun’. Bahasa Arab `Amiyah menyebutnya ‘kabid’. Jadi orang Arab tidak pernah memahami qalbu sebagai hati atau liver. Hati juga sering dijadikan sebagai terjemahan dari ‘heart’ (Inggris) yang bermakna jantung, karena itu bentuknya sering digambarkan seperti jantung ( ). Hati digunakan sebagai terjemahan ‘qalb’ (Arab) meskipun bahasa Arab menyebut hati ‘kibd’. Hati digunakan sebagai terjemahan ‘heart’ (Inggris) yang sebenarnya adalah jantung. Lalu hati juga digunakan sebagai terjemahan dari ‘liver’ (Inggris) atau ‘hephar’ (Latin). Jadi sebenarnya apa itu hati, apa itu qalbu? Dua Macam Qalbu : 1. Qalbu jismani, yaitu jantung Ada hadits tentang qalbu yang sangat populer di masyarakat, sering diucapkan oleh para ustadz dan muballigh dalam ceramah-ceramah mereka. Tapi sayangnya orang kurang cermat memahami makna qalbu pada hadits ini. Abu Nu`aym menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. berkata: “Sesungguhnya di dalam jasad ada sebongkah daging; jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya; bongkahan daging itu adalah QALBU”. Hadits di atas jelas menyebut qalbu sebagai bongkahan daging (benda fisik) yang terkait langsung dengan keadaan jasad atau tubuh manusia. Bongkahan daging mana yang kalau ia sakit atau rusak maka seluruh jasad

Upload: aman-kadis

Post on 11-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Qalbu : Inti Ruhani09/09/20130 CommentsBanyak orang bingung dengan pengertian qalbu. Qalbu harus ditulis dengan huruf q karena teks Arabnya menggunakan huruf (qaf). Di Indonesia banyak orang menuliskannya dengan huruf k sehingga menjadi kalbu. Padahal k adalah transliterasi dari (kaf) dan kalau ditulis (kalbu) maknanya adalah anjing. Jadi jauh benar bedanya antara qalbu (hatinurani) dengan kalbu (anjing).

Sebagian orang menerjemahkan qalbu dengan hati. Padahal hati (Inggris: liver) adalah organ tubuh yang ada di kanan dada dan fungsinya menyaring racun atau penyakit dari darah. Dalam Bahasa Arab hati disebut dengan kibdun atau kibdatun. Bahasa Arab `Amiyah menyebutnya kabid. Jadi orang Arab tidak pernah memahami qalbu sebagai hati atau liver.

Hati juga sering dijadikan sebagai terjemahan dari heart (Inggris) yang bermakna jantung, karena itu bentuknya sering digambarkan seperti jantung ().

Hati digunakan sebagai terjemahan qalb (Arab) meskipun bahasa Arab menyebut hati kibd. Hati digunakan sebagai terjemahan heart (Inggris) yang sebenarnya adalah jantung. Lalu hati juga digunakan sebagai terjemahan dari liver (Inggris) atau hephar (Latin). Jadi sebenarnya apa itu hati, apa itu qalbu?

Dua Macam Qalbu :

1. Qalbu jismani, yaitu jantung Ada hadits tentang qalbu yang sangat populer di masyarakat, sering diucapkan oleh para ustadz dan muballigh dalam ceramah-ceramah mereka. Tapi sayangnya orang kurang cermat memahami makna qalbu pada hadits ini.

Abu Nu`aym menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. berkata: Sesungguhnya di dalam jasad ada sebongkah daging; jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya; bongkahan daging itu adalah QALBU.

Hadits di atas jelas menyebut qalbu sebagai bongkahan daging (benda fisik) yang terkait langsung dengan keadaan jasad atau tubuh manusia. Bongkahan daging mana yang kalau ia sakit atau rusak maka seluruh jasad akan rusak?

Bahasa Arab mengenal qalbu dalam bentuk fisik yang di dalam kamus didefinisikan sebagai organ yang sarat dengan otot yang fungsinya menghisap dan memompa darah, terletak di tengah dada agak miring ke kiri. Jadi, qalbu adalah jantung. Dokter qalbu adalah dokter jantung. Jantung adalah bongkahan daging yang kalau ia baik maka seluruh jasad akan baik atau sebaliknya kalau ia rusak maka seluruh jasad akan rusak.

2. Qalbu ruhani, yaitu hatinurani. Ada juga jenis qalbu yang kedua, sebagaimana digambarkan dalam hadits berikut:

Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya. (HR Ibnu Majah)

Jadi kalau banyak dosa qalbu akan dipenuhi oleh bercak-bercak hitam, bahkan keseluruhan qalbu bisa jadi menghitam. Apakah para penjahat jantungnya hitam? Apakah para koruptor jantungnya hitam? Tanyakanlah kepada para dokter bedah jantung, apakah jantung orang-orang jahat berwarna hitam? Mereka akan katakan tak ada jantung yang menghitam karena kejahatan dan kemaksiatan yang dibuat. Lalu apa maksud hadits Nabi di atas? Qalbu yang dimaksud dalam hadits itu adalah qalbu ruhani. Ruh (jiwa) memiliki inti, itulah qalbu. Karena ruh (jiwa) adalah wujud yang tidak dapat dilihat secara visual (intangible) maka qalbu yang menjadi inti (sentral) ruh ini pun qalbu yang tidak kasat mata. Dalam bahasa Indonesia qalbu ruhani disebut dengan hatinurani. Mungkin karena dianggap terlalu panjang dan menyulitkan dalam pembicaraan, maka orang sering menyingkatnya menjadi hati saja. Padahal ada perbedaan besar antara hati dengan hatinurani sebagaimana berbedanya mata dengan mata kaki.

Rupanya, istilah qalbu mirip dengan heart dalam bahasa Inggris, sama-sama memilki makna ganda. Heart dapat bermakna jantung (heart attack, serangan jantung) dapat juga bermakna hatinurani (youre always in my heart, kamu selalu hadir di hatinuraniku). Maka apabila mendengar perbincangan tentang qalbu perhatikanlah konteksnya. Kalau yang berbicara adalah dokter medis, tentu qalbu yang diucapkannya lebih bermakna jantung. Tapi bila dikaitkan dengan perbincangan tentang moral, iman atau spiritualitas, maka maknanya lebih mengarah pada hatinurani yang wujudnya ruhaniah.

Qalbu orang yang berdosa akan menghitam. Ungkapan menghitam di sini adalah ungkapan perumpamaan (majzi, metaphoric) bukan ungkapan sesungguhnya (haqqi). Namun bukan berarti karena dosa tak kan nampak bekas-bekas fisiknya lalu kita akan seenaknya saja berbuat dosa. Na`dzubillh min dzlik

KAJIAN TENTANG HATIBanyak ahli muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya. Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali Hati hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang ( HR Abu Dawud). Hanya melalui hati manusialah keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.

Al Quran menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah, naik turun. Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.

Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan wahyu maupun ilham diturun-kan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.

Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan (QS 8: 24)

(Jibril) menurunkan wahyu kedalam hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman (QS 2:97)

Hati adalah pusat pandangan, pemahaman, dan ingatan (dzikir)

Apakah mereka tidak pernah bepergian dimuka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang ditelinganya untuk didengarkan, sebenarnya yang buta bukan mata, melainkan hati yang ada didalam dada. (QS 22:46)

memang hati mereka telah kami tutup hingga mereka tidak dapat memahaminya, begitu pula liang telinganya telah tersumbat (QS 18:57)

Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Quran? atau adakah hati mereka yang terkunci? (QS 47:24)

Janganlah kamu turutkan orang yang hatinya telah Kami alpakan dari mengingat Kami (dzikir), orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya saja, dan keadaan orang itu sudah keterlaluan (QS 18:28)

Sesungguhnya telah Kami sediakan untuk penghuni neraka dari golongan jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak menggunakannya untuk memaha-mi ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat, mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang -orang yang alpa (tidak berdzikir) (Qs 7:179)

Iman tumbuh dan bersemayam didalam hati,begitu juga kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan bahwa perilaku seseorang tidak bisa hanya sekedar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai kepada pusat iman yaitu hati .

Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.

Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab badwi)

Orang-orang Badwi itu berkata: kami telah beriman . Katakanlah (kepada mereka) Kamu belum beriman ,tetapi katakanlah kami telah tunduk , karena iman itu belum masuk kedalam hatimu (Qs 49:14) .

Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh al Quran. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut dan bahkan ia terdorong ingin meluap-kan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena keihsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia akan selalu berbisik kedalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan didunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.

Firman Allah Swt:

Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki hatinya. Dan Tuhan Maha Mengetahui segala-galanya (Qs 64:11)

Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam hatinya serta dikokohkan pula Ruh dari diri-Nya (Qs 58:22)

Dan kami tunjang pula mereka dengan petunjuk, dan kami teguhkan hati mereka (QS 18: 13-14)

Dialah yang telah menurunkan ketentraman didalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya di samping keimanan yang telah ada (QS 48:4)

Syetan menggantikan kedudukan Allah bersemayam di istana hati manusia yang lalai. Allah akan memalingkan dan menghinakan orang yang lalai akan Allah, Allah akan mengunci dan mematikan hati sehingga ia diberi gelar binatang ternak! Bahkan lebih sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini maka tertutuplah hati untuk menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak heran jika perbuatan nya akan cenderung mengikuti langkah-langkah syetan yang dilarang oleh Allah, syetan menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan menasehati dan membimbing kejalan yang sesat. Kekejian itu akan menyeruak kedalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung kepusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan sihir sang iblis . Hati menjadi buta !!!

Allah berfirman:

Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertai (Qs 43: 36)

Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya tidak seorangpun dari kamu sekalian bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 24: 21)

Iman dan kafir terletak didalam hati, Allah telah membeberkan berikut contoh-contohnya antara orang yang dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta perilaku keduanya. Maka keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu sendiri untuk memilih jalan yang sesat ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.

Firman Allah:Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaanya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya. (Asy Syams 7-10)

Ayat diatas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat dan menuntunnya kejalan kesesatan.

Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista?

Pertama kita sudah memahami bahwa, penyebab utama dari ketidak mampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya setiap doa, adalah tertutupnya mata hati oleh NUR ILAHY.

Kedua, konsentrasikan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain, karena hati sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan dengan sungguh-sungguh, dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati Dialah yang menutup hati kita, membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun kedalam hati.

Mari kita perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya, disitu terlihat syetan dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan mungkar. Ia menuntun pikiran untuk menerawang keangkasa, mengajaknya miraj keangan-angan panjang dan melupakannya ketika badan sedang Shalat, sedang berwudhu dan membaca AlQuran dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapaka kali mencoba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusir nya. Ia ghaib dan licik ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada dalam fikiran, dan bahkan bersemayam didalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi

Namun ada yang yang tidak MATI, yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah Bashirah (Al Qiyamah: 14), ia tidak pernah bersekongkol dengan syetan, Ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu, khusyu, kasih sayang dan adil (lihat tafsir Sofwatut Tafasir, oleh Prof Ali As Shobuni).

Kita harus cepat mendengarkan suara dia yang selalu mengajaknya ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi diatas Syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (As Shafat:8) Anda bisa merasakannya sekarang tatkala anda berbohong, ia berkata lirih kenapa kamu berbohong ia tidak tidur tatkala kita tidur ia melihat tatkala kita bermimpi dikejar anjing ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari RUH-KU. Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (As Syam:9-10)

Kita kembali kepada persoalan hati,

Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini kerumitan hati yang selalu ragu-ragu ketidak mampuan menahan syahwat yang bergolak keras

Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya tatkala Julaiha datang menghampiri untuk mengajaknya berbuat mesum Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukannya keadaan syahwatnya yang terus menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmat-Nya dan memalingkan hatinya, mengangkat kekejian didalam hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari perbuatan yang dilaknat Allah Swt.

Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahy tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas .

Allah berfirman:

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih ( ikhlash) (Yusuf:24)

Mungkin kita masih ragu-ragu apa mungkin kita bisa mendapatkan burhan dan bimbingan Allah dalam menghindari perbuatan keji dan mungkar? Mari kita hindari prasangka yang buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya Allah lah yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut persoalan yang kita hadapi.

Pada bab penyucian jiwa, telah saya sampaikan praktek berkomunikasi kepada Allah. saya mengharap anda telah melakukannya dengan penuh hudhu dan ikhlas, sehingga anda juga akan dibukakan rahmat dan hidayah-Nya. Amin

Mari kita kembali mecoba berkomunikasi kepada Allah seperti tercantum dalam bab sebelumnya.

Ketika Allah membuka Hidayah kedalam Hati

Hilangkan rasa takut tersesat didalam menempuh jalan ruhani bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa melayang menuju Allah dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati jangan menghadap dengan konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing dan tegang. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah biarkan hati bergerak menyebut Asma-Nya yang Maha Agung Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud dihadapan-Nya.

Jangan hiraukan kebisingan diluar usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin didalam kalbu kalau anda mengalami pusing dan penat berarti cara berdzikirnya menggunakan kosentrasi didalam fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa/hati

Mohonlah kepada Allah agar dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju makrifat

Biasanya kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyuan didalam berkomunikasi dengan Allah mula-mula hati menjadi sangat terang mudah sekali menangis terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya kita tidak kuasa membendung air mata ketika shalat membaca AlQuran dan melihat keagungan Allah yang lain hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya badan turut berguncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat. Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing perilaku hati yang semula kaku dan cenderung kasar berubah dengan sendirinya ..menjadi lembut Yang semula shalat fikiran turut melayang-layang berubah dengan kekhusyuan dan terasa nikmatnya dan seterusnya Add CommentHakikat Diri 209/09/20130 CommentsFITHRAH:Potensi Dasar Spiritualitas Manusia

Spiritualitas manusia berpusat pada qalbu, dan di dalam qalbu manusia sudah ada potensi-potensi spiritual yang merupakan format dasar kemanusiaan. Maka kalau saja manusia selalu mengikuti suara qalbunya, itu pun sudah cukup menyelamatkan diri dan kehidupannya.

Bukankah Rasulullah SAW berpesan kepada Wabishah: istafti nafsaka (qalbak)! -

Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada dirimu (qalbumu) sendiri; suatu kebajikan adalah apa yang menenteramkan qalbumu, dan engkaupun tenteram dengannya. Suatu kejahatan adalah apa yang menggelisahkan qalbumu, dan mengguncang dirimu, meskipun orang lain sudah membenarkanmu.

Masalahnya sekarang adalah qalbu manusia sering lengah dan lalai sehingga mudah terdorong sesat ketika dipengaruhi oleh gejolak hawa nafsu dan terseret oleh godaan iblis/setan. Untuk itulah Allah SWT menurunkan para rasul dengan membawa ajaran agama sebagai pengingat bagi yang lengah, petunjuk bagi yang bingung, penegas bagi yang ragu. Sumber ilmu (informasi) keagamaan adalah kitab suci, tapi faktor utama dalam proses keberagamaan adalah qalbu. Dalam proses hidup beragama kitab suci adalah faktor sekunder. Al-Quran pun banyak mengarahkan manusia untuk selalu mendengarkan suara qalbunya.

Hakikat Diri dan Inti KemanusiaanHakekat diri manusia adalah diri yang ruhaniah/spiritual yang sudah tercipta sebelum adanya tubuh biologis (basyar). Ketika manusia masih dalam wujud ruh di alam lahut, ruh merupakan wujud pertama manusia dalam proses penciptaannya sebelum diturunkan ke bumi dan dimasukkan ke dalam tubuh jismaniah (basyar). Allah mempersiapkan basyar (tubuh biologis kebinatangan) hanya sebagai cangkang/wadah bagi si manusia ruhaniah itu.

Inti ruh yang menjadi pusat diri manusia adalah qalbu. Di dalam Bahasa Arab dikenal ada 2 macam qalbu; qalbu jismaniah berupa gumpalan daging yaitu jantung, dan qalbu ruhaniah yang dalam Bahasa Indonesia disebut hati nurani. Di dalam qalbu ruhaniah inilah terletak fithrah (sifat-sifat asli dari Tuhan) berupa kesadaran, perasaan, kecerdasan, iman dan iradah. Jadi, sejak diturunkan dari sisi Allah, si manusia ruhaniah itu qalbunya tidak kosong. Karena di dalam qalbu itu Allah SWT sudah menempatkan potensi-potensi dasar spiritual (fithrah), bibit iman, moralitas, ilmu dan kemerdekaan.

Asal kata Fithrah dan artinya

Apa arti kata fithrah? Sudah menjadi tradisi bahwa setiap tahun, menjelang Hari Raya Idul Fithri kita membayar Zakat Fithrah. Di sini jelas ada 2 kata yang populer yaitu fithri dan fithrah. Kedua kata itu bersumber dari dari satu akar kata yang sama yakni fathara yang mempunyai 2 makna:

* to break out = memecah, membelah; seperti kuncup bunga yang memecah/mekar.* to originate = muncul, memunculkan.

1. Fathara dalam arti memecah > fithrun.Fithrun sebagai mudhof ilayh dibaca fithri (lihat idul fithri). Dalam bahasa sehari-hari disebut juga futhur/ifthor, artinya memecah kepuasaan. Contohnya, di malam hari, karena tidur orang bagaikan berpuasa, tidak makan. Maka di pagi hari, makan yang pertama adalah makan yang memecah kepuasaannya. Itu sebabnya ia disebut futhur/ifthar yang artinya makan yang memecah kepuasaan (to break the fast) yang menjadi populer dengan breakfast. Maka idul fithri adalah hari raya memecah (mengakhiri) puasa. Media-media Arab berbahasa Inggris, seperti Arab News dan lain-lain, menyebut Idul Fithri dengan Fast Breaking Festive, festival mengakhiri puasa.

Zakatul Fithri atau Shadaqatul Fithri artinya adalah zakat/shadaqah yang harus dibayarkan pada saat orang melaksanakan futhur atau mengakhiri puasa. Hal ini berkaitan dengan hadist Nabi SAW, Puasa seseorang akan tetap terkatung-katung antara bumi dan langit, belum diterima oleh Allah, sebelum dibayarkan zakatul fithri/shadaqatul fithri. Di negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia orang pun menyebutnya zakatul fithri/shadaqah fithri, tapi di Indonesia istilah ini lebih dikenal zakat fithrah.

2. Fathara dalam makna yang kedua: mencipta pertama kaliTerdapat perbedaan antara khalaqa dengan fathara.Khalaqa (to create): mengadakan sesuatu dari bahan material yang memang sudah ada. Contoh: di alam sudah ada tanah liat, dari tanah liat orang mencipta cangkir porselin. Penciptaan adalah pengadaan sesuatu dari bahan yang memang sudah ada sebelumnya.Fathara (to originate): mengadakan sesuatu dari belum adanya sama sekali. Karena itu fathara lebih dahsyat dari khalaqa, karena mengadakan sesuatu dari belum adanya sama sekali. Di dalam Al-Quran pun istilah fathara hanya dipergunakan untuk Allah. Misalnya: fatharas samawati wal ardh

Dari kata fathara yang bermakna to originate itulah terbentuk istilah fithrah (originality). Originality adalah ciri, sifat atau karakter original. Ciri atau sifat sejak sesuatu itu origin, dimunculkan untuk pertama kalinya. Fithrah adalah sifat/karakter yang mengiringi sesuatu sejak penciptaannya pertama kali.

FITHRAH: Sifat-sifat Ketuhanan

Allah SWT berfirman surat Ar-Ruum ayat 30.

Fithratallah allatii fatharannaasa alayhaa

Fithrah Allah, yang Dia mencipta manusia berdasarkan fithrah itu. (QS. Ar-Ruum, 30:30)

Bayangkan, Allah mencipta manusia dengan sifat-sifat Allah, karena itulah ketika manusia itu terlahir dalam hadist Nabi dijelaskan:

Maa min mauluudin Illaa yuu ladu alalfithrah

tidak satu pun bayi terlahir kecuali ia di lahirkan berdasarkan FITHRAH

Dan dalam hadist lain yang sangat indah dan sangat populer dikalangan dunia tasawuf:

Takhallaquu biakhlaqillah

Berahlaklah kalian dengan ahlak Allah

Bertingkahlah kalian dengan tingkah ke-Allah-an, jadilah kamu seperti Allah karena manusia adalah cermin Allah. Karena manusia dihadirkan ke bumi untuk menjadi khalifatullah atau wakil Allah, dan di dalam qalbunya sudah diisikan sifat-sifat Allah, maka hendaknya manusia bertingkah dengan tingkah ke-Allah-an, dengan mewujudkan karakter ke-Allah-an.

FITHRAH: Iman

Cermati sejarah pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim AS dalam surat Al-Anbiya: 51-83 dan surat Al-Anam: 74-79.

Sesungguhnya bibit iman telah turun di pusat qalbu setiap orang..

Juga dalam surat Al-A`raf ayat 172:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).

Allah memberikan bibit Iman, naluri ber-Tuhan yang menggelisahkan orang untuk selalu tertarik, mencari, meneliti, menjelajah, mencoba mengenali Tuhannya. Karena itu di dalam semua budaya, semua bangsa, semua orang tahu akan adanya Tuhan, adanya dia yang misterius itu. Lalu manusia-manusia itu memberi nama / istilah-istilah kepada apa yang disebut Tuhan. Maka muncullah Tuhan dengan berbagai bahasa.

FITHRAH: Moralitas, Ilmu dan Kemerdekaan

Moralitas

Demi diri (manusia) dengan segala kesempurnaannya, lalu Tuhan mengilhamkannya tentang kejahatan dan ketaqwaan. (QS. Asy-Syams, 91:7-8)

Ilmu dan Kemerdekaan

Dia mengilmui Adam dengan nama-nama segalanya,(QS. Al-Baqarah, 2:31-34)

Tinggallah engkau & isterimu di dalam kebun ini dan makanlah segala yang tersedia berlimpah, yang mana saja yang kamu kehendaki,(QS. Al-Baqarah, 2:35-38)

Artinya sejak saat itu kepada Adam diberikan masyiah / kebebasan berkehendak. You are free to make your own choice, kamu bebas menentukan kehendakmu sendiri.

Seberapa besar kebebasan yang Allah berikan kepada Adam? Kebebasan yang sebebas-bebasnya

Apakah kebebasan itu hanya untuk Adam dan Hawa saja? Sepanjang di dalam kebun itu saja?

Tidak, kebebasan yang Allah berikan adalah kebebasan yang seluas-luasnya, sedemikian luas sampai-sampai seluruh manusia di muka bumi ini bebas bahkan untuk membangkang Allah sekali pun.

Kalau saja Tuhanmu menghendaki, Dia bisa membuat semua yang ada dimuka bumi beriman kepada Dia,(QS. Yunus, 10:99)

Tidak ada paksaan untuk dalam beragama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus,(QS. Al-Baqarah, 2:256)

Muncul pertanyaan, mengapa Allah memberikan kebebasan yang begitu luas kepada manusia sampai-sampai manusia bebas untuk membangkang kepada Allah sehingga manusia berbuat jahat dimuka bumi?

Sebagai wakil Allah yang akan memimpin kehidupan di muka bumi, manusia akan banyak menghadapi problem. Supaya bisa menyelesaikan problem-problem itu maka manusia haruslah merupakan makhluk yang kreatif. Maka supaya bisa kreatif itulah Allah berikan ilmu dan kebebasan karena ilmu dan kebebasan adalah dua bahan baku untuk munculnya kreatifitas.

Kreatifitas, yang berangkat dari ilmu pengetahuan dan kemerdekaan, adalah salah satu dari hal-hal yang paling awal Allah berikan kepada manusia. Dengan ilmu manusia akan menjadi cerdas dan banyak tahu, dan dipadu dengan kemerdekaan kecerdasan berubah menjadi daya cipta yang dahsyat yang menyebabkan peradaban manusia berkembang progressif.

Yang Merusak Fithrah Manusia

1. Hawa Nafsu2. Iblis

Wahai Adam, maukah engkau kutunjukkan pada Pohon Keabadian (Status Quo) dan Kejayaan Tanpa Batas (Keserakahan).(At-Thaahaa, 20:120)

Iblis menyusup ke kebun kelimpahruahan (jannah) dan mengiming-imingi Adam (manusia pertama di bumi) dengan janji Keabadian dan Kejayaan Tanpa Batas dengan cara memakan buah Pohon Terlarang. Rupanya Adam tergiur untuk mendapatkan keabadian dan kejayaan tanpa batas, maka Adam pun memakan buah pohon terlarang itu. Lalu apa yang terjadi?

maka nampaklah kemaluan mereka berdua, dan keduanya mencari-cari alat untuk menutupinya dengan dedaunan di kebun; Adam telah membelakangi Tuhannya dan sesatlah ia. (At-Thaahaa, 20:121)

Ketika manusia memperturutkan hasrat keabadian dan keserakahannya maka akan nampaklah segala hal yang memalukan dari dirinya, terkuaklah segala aib yang menghinakannya. Manusia menjadi telanjang dan pakaiannya rontok. Pakaian adalah simbol keberadaban, simbol martabat dan status sosial, yang tiada lagi berguna ketika manusia memperturutkan hasrat keabadian dan keserakahan dengan mengabaikan fithrahnya.

Ketika Allah SWT melarang Adam untuk mendekati pohon terlarang itu bukan karena Allah takut akan tersaingi keabadian dan kejayaanNya, tetapi Allah, dengan teknik learning by doing, sedang memberi pelatihan kepada Adam tentang:

1. Suatu kebebasan bukanlah tanpa batas, harus dikendalikan.2. Titik lemah manusia adalah hasrat keabadian & keserakahan.3. Iblis adalah musuh yang nyata.

Adam bertaubat dan memohon ampun, Allah menerima taubat dan mengampuni Adam. Lalu Adam dikeluarkan dari kebun pelatihan untuk turun ke bumi relitas untuk menjalani missinya sebagai hamba Allah sekaligus khalifah Allah.

Kesimpulan

Apa saja potensi spiritual (fithrah) yang Allah berikan kepada manusia? Sifat-sifat Allah, Bibit Iman, Moralitas, Ilmu dan Kemerdekaan.

Dimana Allah menempatkan fithrah itu?

Pada qalbu manusia, pusat spiritualitas manusia (hati nurani). Sejak awalnya qalbu manusia tidak pernah kosong.

Apa fungsi fithrah bagi manusia? Sebagai format (image) ketuhanan.

Sesungguhnya Allah mencipta Adam berdasarkan citra-Nya / image-Nya(Hadist Qudsi)

Then God said, Let us make man in our image, in our likeness"So God created man in his own image, in the image of God he created him(Bibel, Genesis 1:26-27)

Apa yang merusak Fithrah?

Hawa Nafsu dan Iblis.Hawa nafsu berupa:

* Syahwat perut;* Syahwat kemaluan;* Syahwat kalam;* Syahwat tidur.Add CommentHakikat Diri 109/09/20130 CommentsDalam kitabSirr al-Asraryang berisi kumpulan ajaran Syaikh Abdul Qadir al-Jilani didapati keterangan bahwa pada awalnya manusia dicipta oleh Allah SWT di alam lht (alam dimensi ketuhanan). Manusia awal itu adalah manusia yang masih berwujud ruh (jiwa) yang sangat murni, yang disebutrh al-quds.Ruh al-Quds dicipta langsung oleh Allah SWT dan didalamnya terkandung disain serta program-program (rencana-rencana) Allah, juga sifat-sifat Allah, yang sifatnya sangat misterius(sirri). Maka Ruh al-Quds disebut juga Sirr (rahasia).

Allah SWT adalah cahaya (QS an-Nr 24). Ruh al-Quds yang dicipta langsung oleh Sang Cahaya pun mengandung cahaya yang sangat murni, yang memiliki tingkat radiasi sangat tinggi.

Dalam kitab itu juga dikatakan bahwa alam memiliki lapis-lapis dimensional yang berbeda:

1. Alam Lht, alam dimensi ketuhanan.2. Alam Jabart, alam ilmu, ketentuan, rencana dan takdir.3. Alam Malakt, alam para malaikat, alam ruh, alam enerji.4. Alam Mulki, alam fisik, alam nyata.Ketika Rh al-Quds akan diturunkan dari alam lht ke alam jabart ia dibalut lebih dulu dengan lapisanRuh as-Shulthny. Sebab kalau tidak, radiasi cahaya Ruh al-Quds yang sangat murni dan teramat kuat itu akan membakar semua yang ada di alam jabarut. Ruh as-Sulthany adalah mantel (hijb) bagi Ruh al-Quds. Ruh as-Shulthany disebut juga denganFud.

Lalu Ruh al-Quds (Sirr) yang sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fuad) diturunkan ke alam level-3, yaitualam malakt. Namun alam malakut lebih materialized daripada alam-alam sebelumnya, dan apa yang ada di dalamnya akan mudah terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds meskipun sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany. Oleh sebab itu sebelum diturunkan ke alam malakut, Ruh al-Quds yang sudah dengan Ruh as-Sulthany, dibalut lagi denganRh ar-Rhny. Ruh lapis ketiga ini disebut juga Qalbu.

Selanjutnya Ruh al-Quds (Sirr), yang sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fuad) dan Ruh ar-Ruhaniyah (Qalbu), diturunkan lagi ke alam level-4 yaitu alam mulki. Inilah alam kosmik yang sekarang dapat kita lihat secara visual dengan mata kepala kita. Alam kosmik wujudnya sangat lahiriah dan dapat dikenali secara empirik (terukur). Namun radiasi cahaya Ruh al-Quds, meski sudah dibalut dengan dua lapis ruh lainnya, masih terlalu tinggi bagi alam ini. Apa yang ada di alam mulki dapat terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds. Untuk itu, sebelum diturunkan ke alam mulki, Ruh al-Quds dibalut lagi dengan lapis ke-3 yaitu Rh al-Jismny yang untuk mudahnya sering disebut dengan Rh saja.Add CommentBAIK SANGKA KEPADA ALLAH TA'ALA09/09/20130 CommentsDari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Allah Ta'ala berfirman :"Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil".(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :"Sesungguhnya Allah berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu.(Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : Allah Taala berfirman :"Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, bersabda :"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : "Aku bersama hambaKu apabila ia ingat kepadaKu dan kedua bibirnya bergerak (mengucapkan dzikir) kepadaKu". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).