intervensi gangguan citra tubuh
TRANSCRIPT
Pohon masalah
Analisa data
Perubahan ukuran tubuh
Perubahan bentuk tubuh
Perubahan struktur tubuh
Perubahan fungsi
keterbatasan
Perubahan gambaran diri
Gangguan Citra tubuh
Respons penyesuaian Respons mal adaptif
menunjukkan rasa sedih dan duka cita (sedih, menangis, merasa bersalah,
banyak melamun, diam
Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak
berharga atau perubahan kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Menolak melihat, menyentuh tubuh yang berubah, mengungkapkan keputusasaan
Menarik diri dari lingkungan
Isolasi sosial
Sindrom Pasca Trauma
Data Etiologi Masalah
DS : klien merasa malu
dengan kondisi wajahnya dan
takut dibicarakan orang
DO : mengalami cacat wajah
karena disiram air panas oleh
majikannya, tidak mau keluar
kamar dan berhubungan
dengan orang lain, banyak
melamun, diam dan tidak
mau melihat wajahnya di
cermin
Perubahan bentuk tubuh(cacat wajah)
Gangguan Citra tubuh
Respons adaptif respons mal adaptif
Diam, melamun tidak mau melihat
dan merasa bersalah wajahnya di cermin
Gangguan
Citra tubuh
intervensi
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan trauma dan injuri
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7x24 jam, klien mampu melakukan
adaptasi terhadap perubahan citra tubuh yang dialami klien
Kriteria hasil : klien mampu menerima keadaannya, klien mulai menunjukkan interaksi
dengan orang lain, klien mampu meningkatkan kepercayaan dirinya secara bertahap, dan
klien mulai membuat rencana nyata untuk adaptasi peran baru/perubahan peran
Intervensi Rasional
Diskusikan arti kehilangan/perubahan pada
klien
Beberapa pasien memandang situasi sebagai tantangan,
beberapa orang lainnya sulit menerima perubahan
hidup/penampilan peran atau kehilangan kemampuan
kontrol diri sendiri
Berikan stimulasi positif mengenai penerimaan
klien terhadap dirinya
Dukungan yang besar kepada klien dapat membantu
klien perlahan-lahan menerima keadaannya
Berikan Link/penghubung kepada pasien yang
memiliki kasus yang mirip/serupa dengan klien
terutama pada klien yang telah berhasil dalam
rehabilitasi
Membantu klien untuk saling berbagi perasaan yang
sama dan membantu meningkatkan interaksi klien
dengan orang lain
Dorong klien untuk merawat diri dan berperan
serta dalam asuhan klien secara bertahap
Menyertakan klien dalam memberikan perawatan diri
dapat meningkatkan kemandirian dan penerimaan klien
Berikan pujian kepada klien mengenai tingkat
kemajuan positif yang dialami klien
Kemajuan yang dialami klien merupakan satu tindakan
positif klien dalam penerimaan klien terhadap dirinya
dan dalam meningkatkan kepercayaan diri klien
Ajak keluarga dalam berpartisipasi memberikan
dukungan kepada klien
Dukungan yang cukup dari orang terdekat dan teman
dapat membantu proses rehabilitasi yang bertahap
pada klien
Bantu klien menentukan tindakan positif yang
tetap harus dilakukan klien dalam kehidupan
sehari-hari
Tidak menarik diri dari lingkungan, bersikap terbuka dan
saling memberikan motivasi kepada satu sama lain
merupakan tindakan positif dalam kehidupan
bermasyarakat dan membantu klien beradaptasi
dengan perubahan peran yang terjadi
Intervensi menurut NIC dan NOC untuk diagnosa gangguan Citra tubuh
NOC :
Gambaran diri meningkat
Seimbang/ kongruen antara bentuk tubuh, harapan dan penampilan
Gambaran diri sesuai
Bersedia menyentuh bagian tubuhnya
Puas dengan penampilan tubuh
Puas dengan fungsi tubuh
Bisa menyesuaikan diri dengan bentuk tubuhnya
Bisa menyesuaikan diri dengan status kesehatannya
NIC :
Kaji penerimaan pasien akan tubuhnya
Identifikasi strategi koping pasien
Bimbing pasien untuk mencari penyebab perubahan tubuh
Bantu pasien untuk menerima kenyataan
Dampingi pasien dengan memberikan dukungan psikologis secara pribadi
Dampingi pasien dengan melibatkan kelompok/ group
Fasilitasi kontak dengan orang lain yang memiliki kasus serupa
Jelaskan pada pasien tentang pentingnya gambaran diri yang baik
Kolaborasi dengan tim medis lain ( misal: fisioterapis) untuk memaksimalkan fungsi
tubuhnya.
Implementasi
Intervensi implementasi
klien mampu
menerima
keadaannya
Fase orientasi :
“selamat pagi bu, bagaimana kabar ibu hari ini?”
“perkenalkan saya perawat A dan rekan saya perawat B, kita
perawat yang bertugas hari ini, “
“dengan ibu X ya? Ibu lebih senang dipanggil dengan panggilan
apa?”
“bagaimana kalau kita mengobrol sebentar untuk berbagi cerita
dengan ibu? Ibu ingin mengobrol di mana? Bagaimana dengan
waktunya? Bagaimana jika sekitar 20 menit saja, dari jam 09.00-
09.20?”
“tujuannya agar ibu bisa berbagi cerita dan perasaan ibu dengan
kita, kita bertugas secara keseluruhan bu, bukan hanya merawat
bagian yang sakit saja, namun kami juga akan mendengarkan
semua perasaan ibu, dan kami akan menjaga kerahasiaan semua
cerita ibu, bagaimana? Kita rileks saja ya bu”
Fase kerja :
“apa yang ibu rasakan selama ini semenjak operasi bu?”
“o begitu, kami paham bu dengan apa yang ibu rasakan, jadi
sebenarnya hal itu memang wajar terjadi, karena terjadi
perubahan dalam hidup ibu, kemudian sejauh ini apa yang ibu
lakukan untuk menenangkan hati ibu?”
“jadi dengan menangis ya bu, baiklah, jika beberapa waktu hal itu
bisa menenangkan ibu tidak apa-apa dilakukan, namun jangan
terlalu berlarut larut”
“o bagus itu bu, jadi memang ibu hanya menangis sebentar-
sebentar saja, itu memang benar bu, tidak boleh berlarut-larut,
bagaimana jika ibu ikut terlibat dalam perawatan diri ibu, hal ini
bertujuan agar ibu bisa lebih mengerti bagaimana caranya
merawat diri ibu setelah ini, namun kami sebagai perawat selalu
menyertai dan memberikan perawatan kepada ibu, bagaimana
bu?”
“kemudian kami juga memiliki hubungan dengan seseorang yang
pernah mengalami hal yang sama dengan ibu, dengan itu kami
harapkan ibu bisa berbagi cerita dengan beliau juga agar lebih
terbuka karena merasakan hal yang sama, bagaimana bu? Apakah
ibu bersedia?
Fase terminasi :
a. Evaluasi respons klien
“bagaimana bu? Bagaimana perasaan ibu setelah kita
mengobrol tadi”
b. Kontrak yang akan datang
“baguslah kalau begitu, besok kami akan mendatangkan
pasien yang saya ceritakan tadi dan juga besok kita sudah
mendengar terlebih dahulu dengan pasien tersebut dalam
memberikan perawatan diri kepada diri sendiri. Kami akan
selalu mendampingi ibu, jadi jangan sungkan-sungkan jika
membutuhkan kami, hubungi saja kami. Besok kita mulai
jam 9 lagi ya bu”
klien mulai
menunjukkan
interaksi dengan
orang lain
Fase orientasi :
“selamat pagi bu, bagaimana perasaan ibu hari ini, wah,
nampaknya sudah lebih baik”
“jadi hari ini saya mau menepati janji saya yang kemarin untuk
belajar melakukan perawatan diri dan bertemu dengan pasien
yang memiliki kasus yang sama dengan ibu, bagaimana bu sudah
siap? Kita mulai sekarang ya?
“Kita mulai dengan mengobrol dengan pasien ini ya bu,
perkenalkan, nama beliau ibu Y, beliau seorang ibu rumah tangga,
untuk lebih jelasnya mari kita bersama mengobrol dengan ibu Y”
Fase kerja :
“silahkan ibu X bercerita kembali kepada kami (perawat dan ibu Y)
mengenai apa yang ibu rasakan selama ini”
“baiklah, silahkan ibu Y jika mau berpendapat terhadap ibu X”
“kemudian bagaimana ibu Y bisa beradaptasi dengan keadaan ibu
Y yang sekarang? Silahkan berbagi pengalamannya dengan kami”
“jadi dengan tetap menjaga kepercayaan diri ya bu, jadi apapun
yang terjadi sesungguhnya selalu ada dampak negatifnya, hanya
bagaimana kita menyikapinya dengan hal yang positif, begitu ya
ibu Y? Mungkin ibu Y bisa menceritakan kepada kami bagaimana
merawat diri selama setelah operasi hingga sekarang”
“wah, begitu ya, bagus sekali cara adaptasi dari ibu Y, mungkin saja
hal ini dapat menginspirasi ibu X untuk lebih kuat dan bersabar
lagi”
Fase terminasi :
“bagaimana perasaan ibu X setelah banyak mengobrol dengan ibu
Y tadi? Bagaimana pula dengan cara-cara perawatan diri yang
dilakukan ibu Y, apakah dapat menginspirasi?
“wah, bagus kalau begitu, baiklah, kita akhiri pertemuan hari ini,
besok saya akan membantu ibu untuk belajar merawat diri ibu
sendiri, namun saya akan tetap mendampingi ibu, besok kita mulai
jam 9 lagi ya bu? Bagaimana jika kita masukkan ke jadwal
perawatan diri mulai dari besok bu, bagaimana?”
“baiklah kalau begitu, terima kasih banyak atas waktunya, selamat
beristirahat kembali”
klien mampu
meningkatkan
kepercayaan dirinya
secara bertahap
Fase orientasi :
“selamat pagi ibu X, bagaimana kabarnya hari ini? Semakin baik
ya?”
“baiklah, seperti janji saya kemarin, mulai saat ini kita belajar untuk
merawat diri ibu X sendiri. Bagaimana jika kita mulai saja, ibu
sudah siap? Kita belajar selama kurang lebih 20 menit ya bu”
Fase kerja :
“jadi selama perawatan diri yang utama adalah kemauan dari
dalam diri ibu sendiri, jadi bisakah ibu sedikit mengulangi
perawatan diri yang dilakukan ibu Y kemarin?”
“wah, bagus bu, ibu sudah banyak belajar, jadi saya hanya
menambahi sedikit saja yang kurang”
Fase terminasi :
“bagaimana perasaannya ibu X setelah kita belajar banyak tadi?
apakah ada yang ingin ditanyakan?”
“ada beberapa perawatan diri yang akan kita pelajari besok,
seperti biasa, kita mulai jam 9 lagi ya bu”
“terima kasih banyak atas partisipasinya, banyak sekali kemajuan
yang terjadi pada diri ibu, saya turut senang “
selamat beristirahat kembali bu, selamat pagi”
klien mulai
membuat rencana
nyata untuk
adaptasi peran
baru/perubahan
peran
Fase orientasi :
“selamat pagi ibu, bagaimana perasaan ibu pagi ini, semakin lama
semakin baik bukan bu?”
“baiklah, saya dapat kabar dari dokter bahwa dalam 2 hari ke
depan ibu sudah diperbolehkan pulang kerumah, bagaimana
perasaan ibu akan bisa berkumpul dengan keluarga ibu kembali?”
“baguslah kalau begitu, karena dalam perawatan diri ibu sudah
baik, saya hanya ingin mengobrol saja dengan ibu, seperti biasa,
untuk waktunya saya butuh 20 menit bisa bu?”
Fase kerja :
“jadi apa yang ibu dapat selama ibu dirawat di sini? Apakah
kepercayaan diri ibu sudah kembali?”
“baguslah kalau begitu, meskipun tidak sepenuhnya kembali,
namun saya melihat banyak sekali kemajuan dalam diri ibu di sini,
ibu dapat belajar banyak beberapa hal dengan cepat dan itu
merupakan suatu poin positif tersendiri bagi ibu, jadi ketika ibu
kembali kerumah nanti apa yang bisa ibu lakukan untuk tetap bisa
menjalankan aktivitas seperti biasanya bu?”
“bagus sekali, ibu benar-benar sudah menunjukkan kemajuan yang
benar-benar signifikan, jadi tidak perlu tidak menarik diri dari
lingkungan, kemudian bersikap terbuka dan saling memberikan
motivasi kepada satu sama lain itu merupakan hal positif yang akan
banyak diterima orang-orang disekitar ibu nanti, orang di sekitar
ibu lambat laun akan menerima kehadiran ibu kembali, bukan
sebagai orang lain, namun sebagai seseorang yang memiliki
semangat baru.”
Fase terminasi :
“terima kasih banyak ibu atas waktunya, bagaimana perasaan ibu
setelah kita mengobrol banyak tadi?”
“selamat ya ibu atas kemajuan-kemajuan positif yang muncul dari
dalam diri ibu, saya turut berbahagia”
“selamat pagi ibu, selamat beristirahat kembali”
Ajak keluarga dalam
berpartisipasi
memberikan
dukungan kepada
klien
fase orientasi :
“selamat pagi ibu Z, bagaimana kabar ibu hari ini? perkenalkan
nama saya perawat A, saya perawat yang bertugas merawat ibu X,
dengan ibu siapa ya?hubungan darah dengan ibu X sebagai?”
“baiklah ibu Z, saya ingin mengobrol banyak dengan ibu Z selaku
keluarga dari ibu X untuk membantu perawatan ibu X dirumah,
bagaimana jika kita mengobrol selama 20 menit bu, baik, mari
duduk di ruang wawancara, rileks saja ya bu”
fase rehabilitasi :
“jadi begini ibu, dalam 2 hari ke depan ibu X sudah diperbolehkan
pulang, jadi ibu X perlu dampingan keluarga dalam merawat ibu X
dirumah, meskipun sebelumnya ibu X sudah pernah belajar
melakukan perawatan diri sendiri, namun ibu X tetap perlu
pendamping yang selalu mendampinginya. Bagaimana, apakah ibu
mampu mendampingi klien selama dirumah?”
“hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku
yang ditampilkan oleh ibu X selama dirumah. Misalnya jika ibu X
terus menerus menyalahkan diri sendiri dan selalu berfikiran
negatif terhadap dirinya sendiri, menolak minum obatnya atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini
terjadi segera hubungi perawat klien di rumah sakit terdekat dari
rumah ibu ,ini nomor telepon rumah sakit ini 021-8682xxx”
“selanjutnya perawat tersebut akan memantau perkembangan ibu
X selama dirumah”
fase terminal :
“bagaimana bu, apakah ada yang ingin ditanyakan? Jangan lupa
untuk kontrol kerumah sakit kembali sebelum obatnya habis atau
terdapat gejala negatif yang nampak. Terima kasih banyak ibu atas
kerjasamanya, selamat pagi “
Evaluasi
1. Gangguan Citra tubuh
Kriteria hasil Evaluasi
klien mampu menerima keadaannya S : klien menyatakan paham dengan kondisinya
O : klien tampak mampu berperan dalam
perawatan dirinya
A : penerimaan klien akan dirinya mulai
membaik
P : pertahankan kondisi
klien mulai menunjukkan interaksi
dengan orang lain
S : klien menyatakan senang bisa bercerita
pengalaman terhadap orang lain
O : klien nampak menunjukkan interaksi yang
baik terhadap keluarga dan tamu yang
mengunjungi klien
A : interaksi terhadap orang lain baik
P : pertahankan keadaan klien
klien mampu meningkatkan
kepercayaan dirinya secara
bertahap
S : klien mengatakan agak sedikit malu apabila
melihat wajahnya di kaca
O : klien tampak belum terbiasa apabila
bertemu orang lain di luar kamar perawatan
A : kepercayaan diri klien belum maksimal
P : lanjutkan intervensi
klien mulai membuat rencana nyata
untuk adaptasi peran
baru/perubahan peran
S : klien menyatakan akan berusaha bersikap
sewajarnya di depan umum
O : klien mulai berusaha beraktivitas
sewajarnya dalam kehidupan sehari-hari
A : adaptasi klien terhadap perubahan peran
mulai membaik
P : pertahankan kondisi