intervening perbankan syariah di indonesia 2013 - 2017...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN
NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN DENGAN
DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA 2013 - 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
MUHAMAD KAVA NASIKIN
NIM 21313045
PROGAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
i
ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN
NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN DENGAN
DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA 2013 - 2017 JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
MUHAMAD KAVA NASIKIN
NIM 21313045
PROGAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Urip iku Urup”,
“Manungsa mung Ngunduh Wonghing Pakarti”
Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S Al-Insyiroh: 6)
Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Q.S Ibrahim: 7)
vii
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku, Bapak Muhamad Tohir dan Ibu Sopiyati,
Kakak-kakakku, Mas Evendi dan Mas Ali Setiawan,
Keluarga Besarku,
Guru-guruku,
Sahabat-sahabatku,
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
dan para pembaca sekalian.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga dan Nilai Tukar terhadap Pembiayaan dengan Dana Pihak
Ketiga sebagai Variabel Intervening Perbankan Syariah di Indonesia 2013 –
2017”, dengan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di Yaumul
Qiyamah.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan S1 Perbankan Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis
menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bantuan tenaga, materi, informasi, waktu, maupun dorongan yang tidak terhingga
dari berbagai pihak. Karena itu dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
ix
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Progam Studi S1 Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Mochlasin, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam
menempuh studi selama ini.
6. Kedua orang tua, kakak-kakak dan keluarga yang telah memberikan dorongan
moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kelurga besar PS S1 angkatan 2013 IAIN Salatiga yang menjadi teman
seperjuangan dalam menempuh studi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Salatiga, 21 November 2017
Penulis
x
ABSTRAK
Nasikin, Muhamad Kava. 2017. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai
Tukar terhadap Pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel
Intervening Perbankan Syariah di Indonesia 2013 – 2017. Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah
IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono, SE,. M.Si
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi
berdasarkan indek harga konsumen, suku bunga Bank Indonesia dan nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar AS terhadap pembiayaan meliputi jumlah pembiayaan,
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah
dengan dana pihak ketiga Perbankan Syariah sebagai variabel intervening, di
Indonesia tahun 2013 sampai 2017. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan menggunakan path analysis sebagai analisis data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time series data
bulanan pembiayaan yang meliputi jumlah pembiayaan, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah serta dana
pihak ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, inflasi berdasarkan
indek harga konsumen, suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar AS di Indonesia periode Januari 2013 sampai Juli 2017. Data yang telah
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat bantu aplikasi Eviews versi 6.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menghasilkan inflasi, suku bunga
dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah. Dana pihak
ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pembiayaan,
pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah. Namun, dana pihak ketiga
tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Hasil analisis jalur
menunjukkan bahwa dana pihak ketiga tidak dapat memediasi pengaruh inflasi,
suku bunga dan nilai tukar terhadap jumlah pembiayaan, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah.
Kata Kunci : Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Pembiayaan, Jumlah
Pembiayaan, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, Dana Pihak Ketiga
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 10
E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 13
A. Telaah Pustaka.................................................................................... 13
B. Landasan Teori ................................................................................... 23
1. Perbankan Syariah .......................................................................... 23
2. Prinsip Operasional Perbankan Syariah ......................................... 26
3. Pembiayaan Bank Syariah .............................................................. 28
4. Penghimpunan Dana Bank Syariah ................................................ 35
5. Inflasi .............................................................................................. 40
6. Tingkat Suku Bunga ....................................................................... 46
7. Nilai Tukar...................................................................................... 49
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 53
xii
1. Kerangka Pemikiran Persamaan Jumlah Pembiayaan .................... 53
2. Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Mudharabah .......... 53
3. Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Musyarakah ........... 54
4. Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Murabahah ............ 54
D. Hipotesis ............................................................................................. 54
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 67
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 67
B. Sumber Data ....................................................................................... 68
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 68
D. Definisi Konsep dan Operasional ....................................................... 69
E. Uji Instrumen Penelitian..................................................................... 72
1. Uji Stasioneritas.............................................................................. 72
2. Uji Statistik ..................................................................................... 73
3. Analisis Jalur (Path Analysis) ........................................................ 75
4. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 76
F. Alat Analisis Data. ............................................................................. 80
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 81
A. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................ 81
1. Variabel Inflasi Berdasarkan IHK .................................................. 81
2. Variabel Tingkat Suku Bunga ........................................................ 81
3. Variabel Nilai Tukar ....................................................................... 82
4. Variabel Dana Pihak Ketiga ........................................................... 82
5. Variabel Jumlah Pembiayaan ......................................................... 83
6. Variabel Pembiayaan Mudharabah ................................................ 83
7. Variabel Pembiayaan Musyarakah ................................................. 84
8. Variabel Pembiayaan Murabahah .................................................. 84
B. Analisis Data ...................................................................................... 85
1. Uji Stasioner ................................................................................... 85
2. Uji Statistik ..................................................................................... 90
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 109
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 122
xiii
1. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku
Bunga dan Nilai Tukar terhadap Jumlah Pembiayaan dengan
Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening ......................... 123
2. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku
Bunga dan Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Mudharabah
dengan Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening ............ 128
3. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku
Bunga dan Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Musyarakah
dengan Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening ............ 132
4. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku
Bunga dan Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Murabahah
dengan Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening ............ 138
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 144
A. Kesimpulan....................................................................................... 144
B. Saran ................................................................................................. 145
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 147
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 151
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia .............. 3
Tabel 1.2 Perkembangan dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Pembiayaan Perbankan Syariah............................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 18
Tabel 3.1 Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia .................. 70
Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Durbin Watson .............................................. 78
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi ....................................................... 81
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Tingkat Suku Bunga ............................... 81
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Nilai Tukar .............................................. 82
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Dana Pihak Ketiga .................................. 82
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Jumlah Pembiayaan ................................ 83
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Pembiayaan Mudharabah ....................... 83
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel Pembiayaan Musyarakah ........................ 84
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel Pembiayaan Murabahah ......................... 84
Tabel 4.9 Uji Stasioner Variabel Inflasi ................................................................ 85
Tabel 4.10 Uji Stasioner Variabel Tingkat Suku Bunga ....................................... 86
Tabel 4.11 Uji Stasioner Variabel Nilai Tukar ..................................................... 86
Tabel 4.12 Uji Stasioner Variabel Dana Pihak Ketiga .......................................... 87
Tabel 4.13 Uji Stasioner Variabel Jumlah Pembiayaan ........................................ 87
Tabel 4.14 Uji Stasioner VariabelPembiayaan Mudharabah ............................... 88
Tabel 4.15 Uji Stasioner VariabelPembiayaan Musyarakah ................................ 88
Tabel 4.16 Uji Stasioner Variabel Pembiayaan Murabahah ................................ 89
Tabel 4.17 Uji Statistik Jumlah Pembiayaan ........................................................ 90
Tabel 4.18 Uji Statistik PembiayaanMudharabah ................................................ 94
Tabel 4.19 Uji Statistik PembiayaanMusyarakah ................................................. 98
Tabel 4.20 Uji Statistik Pembiayaan Murabahah ............................................... 102
Tabel 4.21 Uji Statistik Dana Pihak Ketiga ........................................................ 106
Tabel 4.22 Uji Autokorelasi Jumlah Pembiayaan ............................................... 111
xv
Tabel 4.23 Uji Autokorelasi Pembiayaan Murabahah ....................................... 112
Tabel 4.24 Uji Autokorelasi Pembiayaan Musyarakah ...................................... 112
Tabel 4.25 Uji Autokorelasi Pembiayaan Musyarakah setelah Penyembuhan... 113
Tabel 4.26 Uji Autokorelasi Pembiayaan Murabahah ....................................... 113
Tabel 4.27 Uji Autokorelasi Dana Pihak Ketiga ................................................. 114
Tabel 4.28 Uji Autokorelasi Dana Pihak Ketiga setelah Penyembuhan ............. 114
Tabel 4.29 Ringkasan Regresi Jumlah Pembiayaan ........................................... 115
Tabel 4.30 Ringkasan Regresi Pembiayaan Mudharabah .................................. 115
Tabel 4.31 Ringkasan Regresi Pembiayaan Mudharabah setelah
Penyembuhan .................................................................................... 116
Tabel 4.32 Ringkasan Regresi Pembiayaan Musyarakah ................................... 116
Tabel 4.33 Ringkasan Regresi Pembiayaan Murabahah .................................... 117
Tabel 4.34 Ringkasan Regresi Dana Pihak Ketiga ............................................. 117
Tabel 4.35 Ringkasan Regresi Dana Pihak Ketiga setelah Penyembuhan.......... 118
Tabel 4.36 Uji Heterokedaktisitas Jumlah Pembiayaan ...................................... 118
Tabel 4.37 Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Mudharabah ............................ 119
Tabel 4.38 Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Musyarakah ............................. 119
Tabel 4.39 Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Murabahah .............................. 120
Tabel 4.40 Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Murabahah setelah
Penyembuhan .................................................................................... 120
Tabel 4.41 Uji Heterokedaktisitas Dana Pihak Ketiga........................................ 122
Tabel 4.42 Analisis Jalur Jumlah Pembiayaan .................................................... 126
Tabel 4.43 Analisis Jalur Persamaan Pembiayaan Mudharabah ........................ 130
Tabel 4.44 Analisis Jalur Persamaan Pembiayaan Musyarakah ......................... 136
Tabel 4.45 Analisis Jalur Persamaan Pembiayaan Murabahah .......................... 141
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Persamaan Jumlah Pembiayaan ...................... 53
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Mudharabah ............. 53
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Musyarakah .............. 54
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Murabahah ............... 54
Gambar 4.1 Uji Normalitas Persamaan Jumlah Pembiayaan............................... 109
Gambar 4.2 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Mudharabah .................... 109
Gambar 4.3 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Musyarakah ..................... 110
Gambar 4.4 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Murabahah ...................... 110
Gambar 4.5 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Murabahah ...................... 111
Gambar 4.6 Model Analisis Jalur Jumlah Pembiayaan ...................................... 126
Gambar 4.7 Model Analisis Jalur Pembiayaan Mudharabah ............................. 130
Gambar 4.8 Model Analisis Jalur Pembiayaan Musyarakah .............................. 135
Gambar 4.9 Model Analisis Jalur Pembiayaan Murabahah ............................... 141
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian, Statistik Deskriptif dan Uji Stasioner
Lampiran 2 Uji Statistik
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 4 Lembar Konsultasi
Lampiran 5 Lembar Pernyataan Publikasi
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 7 Lembar Declaration
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga intermediasi antara pihak yang surplus
dana dengan pihak yang defisit dana. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun
2008 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah.
Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang yang
menjadi barang dagangan utamanya (Sudarsono, 2003: 18).
Bank Syariah pertama kali beroperasi di Indonesia pada tahun 1992
ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Walaupun
perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara
muslim lainnya, Perbankan Syariah di Indonesia terus berkembang. Bank
Muamalat Indonesia diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan beberapa pengusaha muslim (Karim, 2005: 25).
2
Bank Syariah di Indonesia tumbuh semakin pesat semenjak tahun 1999.
Hal ini disebabkan pada tahun 1998, pemerintah melalui UU No. 10 tahun
1998, mulai mengenali dan memberikan perhatian atas praktik perbankan yang
tidak menggunakan instrument bunga. Begitu pula halnya dengan
diterbitkannya UU No. 23 tahun 1999, Bank Indonesia memiliki hak sebagai
bank sentral untuk menyediakan fasilitas dan kewenangan untuk mengatur dan
mendorong perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia.
Pesatnya pertumbuhan bank Syariah tersebut tentunya juga mendorong
hadirnya bank Syariah baru di Indonesia. Setidaknya pada tahun 1999, Bank
Syariah Mandiri (BSM) berdiri. Keberadaan BSM tentunya menjadi Bank
Syariah yang kedua setelah Bank Muammalat Indonesia (BMI) yang sudah
jauh lebih dahulu didirikan pada tahun 1992.
Di tengah perkembangan Perbankan Syariah, Bank Indonesia meminta
agar praktik Perbankan Syariah senantiasa mengacu kepada prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG). Melalui GCG, maka bisnis memiliki
suatu mekanisme yang mengatur mengenai peran dan kewajiban seluruh
elemen perusahaan mulai dari dewan komisaris, dewan direksi sampai seluruh
stakeholder lainnya. Supaya pelaksanaan GCG untuk Perbankan Syariah tidak
hanya berlandasakan kepada prinsip-prinsip GCG saja namun jugaberpedoman
kepada ketentuan-ketentuan Syariah, maka Bank Indonesiamenerbitkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 mengenai Good
Corporate Governance untuk Bank Syariah.
3
Perbankan Syariah di Indonesia secara yudiris diatur dalam Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dimana sistem bagi hasil mulai
diakomodasi. Inilah pelopor awalnya kemunculan bank yang berdasarkan
prinsip syariah di Indonesia. Namun, dengan berbagai kelemahan dan
kekurangan dalam Undang-Undang tersebut, pada tahun 1998 disahkan UU
No. 10 Tahun 1998 tentang revisi UU sebelumnya. Dengan disahkannya UU
No. 10 Tahun 1998 maka secara tegas sistem Perbankan Syariah ditempatkan
sebagi bagian dari sistem Perbankan Nasional. Kemudian, pada tahun 2008 UU
tentang Perbankan Syariah kembali direvisi yaitu dengan disahkannya UU No.
21 Tahun 2008 sebagai penyempurna UU sebelumnya.
Pengesahan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 menandai periode
baru dalam Industri Keuangan Syariah di Indonesia, diantaranya adalah
terbukanya peluang penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada
akhir tahun yang sama. Selain itu, Undang-Undang tersebut juga mendorong
munculnya Bank Syariah baru, baik yang merupakan spin off Unit Usaha
Syariah maupun Bank Konvensional.
Tabel 1.1
Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia
Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
BUS 5 6 11 11 11 11 12 12 12 13
UUS 27 25 23 24 24 23 22 22 22 21
BPRS 131 138 150 155 158 163 163 164 165 167
Jaringan
Kantor 1024 1223 1763 2101 2663 2990 2910 2747 2731 2626
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, diolah
4
Dalam Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah Perbankan Syariah dan
Jaringan Kantor di Indonesia bertambah pasca pengesahan Undang-Undang
No.21 Tahun 2008. Namun pada tahun 2013 sampai 2017, jumlah Perbankan
Syariahdan jaringan kantor mengalami perlambatan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan Perbankan Syariah
Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan Perbankan Islam di negara-
negara lain dan pertumbuhannya kurang stabil.
Sebagai lembaga intermediasi, pembiayaan merupakan fungsi utama
dari Perbankan Syariah dan merupakan sumber pendapatan Perbankan Syariah,
Kemampuan melempar dana dalam bentuk pembiayaan akan mempengaruhi
perkembangan Perbankan Syariah. Penurunan atau peningkatan jumlah
pembiayaan akan mempengaruhi perkembangan Perbankan Syariah. Dengan
demikian, perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.
Dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarkat, Perbankan Syariah
membutuhkan sumber dana untuk menjalankannya. Sumber dana berasal dari
kegiatan penghimpunan dana. Kegiatan penghimpunan dana berasal dari bank
itu sendiri, dari deposan atau nasabah, pinjaman dari bank lain maupun Bank
Indonesia dan dari sumber lainnya. Kegiatan penghimpunan dana sebagian
besar bersumber dari simpanan nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito. Simpanan nasabah ini disebut sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah diharapkan mampu mendorong pertumbuhan Perbankan Syariah.
5
Namun, walaupun pembiayaan Perbankan Syariah selalu mengalami
peningkatan, pertumbuhanpembiayaan Perbankan Syariah beberapa kali
mengalami perlambatan. Berdasarkan tabel 1.2, setiap tahun jumlah
pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Namun, petumbuhan
pembiayaan mengalami fluktuasi. Pertumbuhan pembiayaan tahun 2013 ke
tahun 2014 sebesar 21.2% melambat menjadi 7.1% pada tahun 2016 dan
meningkat lagi sebesar 15,7% pada tahun 2017.
Tabel 1.2
Perkembangan dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Pembiayaan Perbankan Syariah
Tahun
DPK Pembiayaan
Jumlah
(Miliar Rupiah)
Pertumbuhan
(year on year)
Jumlah
(Miliar Rupiah)
Pertumbuhan
(year on year)
2012 147.512 27.8% 147.505 43.7%
2013 148.731 0.8% 149.672 1.5%
2014 177.930 19.6% 181.398 21.2%
2015 210.761 18.5% 197.279 8.8%
2016 229.093 8.7% 211.221 7.1%
2017 277,713 21,2% 244,465 15,7%
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, diolah
Fluktuasi pertumbuhan pembiayaan selaras dengan fluktuasi
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.2,
dimana pada tahun 2014 dan 2017 pertumbuhan DPK sama dengan
pertumbuhan pembiayaan yaitu mengalami peningkatan dan mengalami
perlambatan pada tahun 2013, 2015 dan 2016. Hal ini menunjukan bahwa
fluktuasiDana Pihak Ketiga (DPK) akan mempengaruhi Pembiayaan yang
Disalurkan (PYD). Hal ini didukung oleh penelitian Lifstin dan Rohmawati
6
(2014) yang menyatakan DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
Perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan kemampuan Perbankan Syariah
dalam menghimpun DPK dan bersaing dengan Perbankan Konvensional di
tengah perubahan kondisi ekonomi makro Indonesia akan ikut menentukan
besar-kecilnya peran Perbankan Syariah nasional dalam perekonomian negeri
ini dan andilnya dalam Industri Keuangan Syariah.
Kondisi ekonomi makro di Indonesia yang selalu mengalami perubahan
akann menentukan besar kecilnya penghimpunan DPK Perbankan Syariah.
Dari data pertumbuhan Perbankan Syariah dan penelitian terdahulu terlihat
fluktuasi pertumbuhan DPK identik dengan terjadinya instabilitas ekonomi.
Beberapa elemen kondisi makroekonomi yang dapat mempengaruhi
penghimpunan DPK di Perbankan Syariah adalah inflasi,tingkat suku bunga
Bank Indonesia dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barang dan jasa
selama suatu periode tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena
moneter karena terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap
suatu komoditas (Karim, 2013: 135).
Kenaikan harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk
menyimpan uangnya di bank. Dikarenakan muncul ekspektasi nilai tabungan
semakin lama semakin menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Muttaqiena
(2013) yang menyebutkan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
7
DPK Perbankan Syariah. Namun, dalam penelitian Anisah (2013)
menyebutkan inflasi tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah
Perbankan Syariah.
Tingkat suku bunga atau BI rate menurut Bank Indonesia adalah suku
bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Kenaikan
tingkat suku bunga BI rate, akan cenderung diikuti oleh naiknya suku bunga
simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional. Sehingga orang
akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank konvensional daripada di
bank syariah karena bunga simpanan di bank konvensional naik yang pada
akhirnya tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh nasabah penyimpan
dana akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Anisah
(2013) yang memperlihatkan hasil bahwa tingkat suku bunga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah di bank
syariah. Namun, dalam penelitian Ferdiansyah (2015) menyebutkan BI Rate
tidak memiliki pengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga BPRS.
Menurut Sukirno (2013: 397), nilai tukar atau kurs menunjukan harga
atau nilai mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang
Negara lain. Depresiasi Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat
dapat menyebabkan pelarian modal masyarakat keluar negeri karena jika
dibandingkan dengan mata uang negara lain maka ekspektasi return investasi
di Indonesia lebih rendah. Semakin meningkat nilai tukar Dollar AS akan
menaikkan permintaan Dollar, sebaliknya permintaan uang domestik akan
8
turun. Depresiasi Rupiah juga akanmeningkatkan biaya produksi akibat
kenaikan harga bahan mentah dan barang modal yang berasal dari impor.
Akibatnya, perusahaan akan cenderung menarik dana likuid dengan return
rendah untuk mengatasi masalah permodalannya.Berdasarkan hal ini,
perubahan nilai tukar rupiah terhadap hard currencies, diantaranya Dollar AS,
dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah rekening maupun DPK di perbankan
syariah, terutama dari nasabah korporasi. Pernyataan ini dibuktikan oleh
Muttaqiena (2013) yang menyebutkan nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah. Namun, dalam penelitian
Rudiansyah (2014) menyebutkannilai tukar Rupiah tidak berpengaruh
signifikan terhadap simpanan mudharabah pada bank syariah di Indonesia.
Penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian
lainnya mulai dari data yang diambil menggunakan data terbaru. Dengan
menggunakan data terbaru, hasil yang diperoleh akan lebih menggambarkan
situasi perbankan saat ini. Selain itu, terdapat variasi penelitian dalam
penelitian ini yaitu terdapat variabel intervening sebagai penghubung antara
variabel independen dan variabel dependen.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis akan melakukan penelitian
mengenai bagaimana variabel-variabel makroekonomi, khususnya inflasi,
tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan yang meliputi jumlah
pembiayaan, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah dan
pembiayaan murahabah dengan dana pihak ketiga sebagai variabel intervening
Perbankan Syariah di Indonesia pada tahun 2013-2017.
9
B. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, suku bunga
dan nilai tukar terhadap jumlah pembiayaan dengan dana pihak ketiga
sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2013-
2017?
2. Sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, suku bunga
dan nilai tukar terhadap pembiayaan mudharabah dengan dana pihak ketiga
sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2013-
2017?
3. Sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, suku bunga
dan nilai tukar terhadap pembiayaan musyarakah dengan dana pihak ketiga
sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2013-
2017?
4. Sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, suku bunga
dan nilai tukar terhadap pembiayaan murabahah dengan dana pihak ketiga
sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2013-
2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi,
suku bunga dan nilai tukar terhadap jumlah pembiayaan dengan dana pihak
10
ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia tahun
2013-2017.
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi,
suku bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan mudharabah dengan dana
pihak ketiga sebagai variabel intervening PerbankanSyariah di Indonesia
tahun 2013-2017.
3. Mengetahui sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi,
suku bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan musyarakah dengan dana
pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia
tahun 2013-2017.
4. Mengetahui sejauh mana pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi,
suku bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan murabahah dengan dana
pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia
tahun 2013-2017.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, diantaranya :
1. Manfaat teoritis
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan menambah
wawasan mengenai perbankan syariah di Indonesia.
11
b. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki mengenai Perbankan Syariah Indonesia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Otoritas Moneter
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi pemegang kebijakan moneter di Indonesia dalam menyusun
kebijakan yang berkaitan dengan perbankan syariah.
b. Bagi Perbankan Syariah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh lingkungan makro terhadap penghimpunan DPK Perbankan
Syariah, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan menggambarkan alur pemikiran penulis
dari awal hingga akhir. Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari
lima bab.
Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika
penulisan. Pada bab ini dijelaskan alasan mengapa penelitian ini perlu untuk
diteliti.
12
Bab II menjelaskan telaah pustaka, landasan teori, kerangka pemikiran
dan pengembangan hipotesis. Pada bab ini akan menguraikan tentang teori
yang mendasari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan
hipotesis penelitian.Pada bab ini juga dipaparkan penelitian-penelitian
terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini.
Bab III berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini.. Pada bab ini dijelaskan jenis penelitian, sumber data,
definisi konsep dan operasional, metode pengumpulan data, uji instrumen
penelitian danalat analisis data.
Bab IV menjelaskan analisis data dan pembahasan. Pada babini
menguraikan tentang deskripsi penelitian dan analisis data meliputi analisis
terhadap tiap variabel, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis
Bab V merupakan penutup. Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan dan saran yang berkaitan dengan penelitian.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu adalah deskripsi ringkas tentang kajian yang sudah
pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti dan terlihat jelas bahwa kajian
yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan dan duplikasi dengan
penelitian yang sudah ada. Penelitian yang disajikan sebagai bahan kajian pustaka
adalah penelitian-penelitian yang mempunyai kaitannya dengan penelitian ini.
Pertama, penelitian yang telah dilakukan oleh Rudiansyah (2014).
Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu PDB, inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar dan variabel terikat yaitu simpanan mudharabah.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari
penelitian ini yaitu inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
simpanan mudharabah. BI rate secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap simpanan mudharabah. Nilai tukar Rupiah secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah.
Kedua, penelitian oleh Alfarizi (2016) yang bertujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, finance to
deposit ratio, dan tingkat bagi hasil terhadap dana pihak ketiga Perbankan
Syariah yaitu Deposito Mudharabah. Sampel yang digunakan yaitu laporan
keuangan triwulanan selama tahun 2010 sampai tahun 2014. Analisis regresi
14
dilakukan untuk uji signifikansi pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
finance to deposit ratio, dan tingkat bagi hasil secara parsial dengan deposito
mudharabah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukan tingkat
inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah, tingkat suku
bunga berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah deposito mudharabah
Bank Rakyat Indonesia Syariah karena di saat bunga Bank Konvensional naik,
jumlah deposito mudharabah tidak mengalami perubahan drastis dikarenakan
nasabah tetap menginvestasikan dananya, finance to deposit ratio tidak
berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah dan tingkat bagi hasil tidak
berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena (2013). Penelitian
ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh PDB, inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap penghimpunan dana pihak ketiga Perbankan
Syariah di Indonesia tahun 2008 sampai 2012. Hasil penelitian ini ditemukan
bahwa PDB harga konstan berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK
Perbankan Syariah. Inflasi IHK berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK
Perbankan Syariah. Suku bunga deposito 1 bulan Bank Umum berpengaruh
signifikan positif terhadap DPK Perbankan Syariah, sedangkan kurs tengah
Dollar AS terhadap Rupiah berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK
Perbankan Syariah.
Keempat, penelitian oleh Widiyanto dan Lucia (2015). Penelitian yang
bertujuan mengetahui analisis pengaruh tingkat suku bunga BI terhadap
pembiayaan mudharabah. Setelah dilakukan analisis, hasil yang diperoleh
15
yaitu tingkat suku bunga BI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah.
Kelima, penelitian yang dilakukan Anisah (2013). Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, bagi
hasil, likuiditas, inflasi, ukuran perusahaan terhadap dana pihak ketiga
Perbankan Syariah yaitu deposito mudharabah. Setelah dilakukan analisis,
penelitian ini menyatakan bahwa pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan
perbankan syariah sebagai variabel terikat dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel bebas tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat suku bunga
deposito 1 bulan Bank Konvensional, dan ukuranperusahaan. Sedangkan untuk
variabel bebas likuiditas dan inflasi tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat deposito mudharabah 1 bulan bank syariah.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Ferdiansyah (2015). Penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh rate bagi hasil dan BI rate terhadap dana
pihak ketiga Perbankan Syariah (studi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yang terdaftar di bank Indonesia). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan
BI rate secara parsial (individu) tidak memiliki pengaruh terhadap dana pihak
ketiga BPRS. Rate bagi hasil BPRS memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap dana pihak ketiga BPRS.
Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Rifai, Helmi dan Aisyah
(2017) yang bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh kurs rupiah, laju
inflasi, jumlah uang beredar dan ekspor terhadap pembiayaan dengan dana
pihak ketiga sebagai variabel moderating.. Hasil dari penelitian ini adalah
16
dilihat dari sisi variabel moderator, maka variabel dana pihak ketiga dapat
memoderasi pengaruh antara kurs rupiah, inflasi dan pertumbuhan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Namun, variabel
dana pihak ketiga tidak dapat memoderasi pengaruh antara jumlah uang
beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Piliyanti dan Wahyuni
(2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat suku bunga
deposito, tingkat bagi hasil deposito mudharabah, FDR, tingkat inflasi, ukuran
perusahaan serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan deposito mudharabah
pada bank syariahIndonesia dan Malaysia. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan menunjukan bahwa Suku bunga deposito, bagi hasil deposito
mudharabah, FDR dan inflasi tidak berpengaruh pada pertumbuhan deposito
mudharabah. Sedangkan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan deposit mudharabah padaPerbankan Syariah.
Kesembilan, penelitian dari Dahlan (2014). Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh tingkat bonus sertifikat Bank Indonesia Syariah dan
tingkat inflasi terhadap pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. Hasil dari
analisis menyatakan bahwa tingkat bonus sertifikat Bank Indonesia Syariah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan. Tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan Perbankan Syariah
Kesepuluh, penelitan oleh Wardiantika dan Kusumaningtias (2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DPK, CAR, NPF, dan
SWBI terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah tahun
17
2008-2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa DPK mempunyai pengaruh
positif terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah. CAR
tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
dan memiliki hubungan positif. NPF mempunyai pengaruh negatif terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah, yang artinya apabila NPF
mengalami peningkatan, maka Pembiayaan Murabahah mengalami penurunan
begitu juga sebaliknya. SWBI tidak pengaruh terhadap pembiayaan murabahah
pada Bank Umum Syariah, dan memiliki hubungan negatif.
Kesebelas, penelitian oleh pengaruh perubahan suku bunga kredit bank
konvensional dan suku bunga Bank Indonesia terhadap pembiayaan Bank
Islam. Hasil yang diperoleh yaitu perubahan suku bunga kredit bank
konvensional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan. suku
bunga bank indonesia tidak berpengaruh signifikan memiliki arah negatif
Selanjutnya, penelitian yang telah dilakukan oleh Faizal dan Prabawa
(2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh total aset,
DPK dan NPF terhadap volume pembiayaan bagi hasil (Studi Kasus Pada Bank
Umum Syariah Devisa). Hasil dari penelitian ini adalah dana pihak ketiga
(DPK) berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang positif terhadap volume
pembiayaan bagi hasil.. NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap volume
pembiayaan bagi hasil. Dana pihak ketiga dan non performing financing secara
bersama‐sama berpengaruh terhadap volume pembiayaan bagi hasil.
Terakhir, penelitian skripsi oleh Mufidah (2016) yang berjudul
“Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Penyaluran Pembiayaan melalui Dana
18
Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening (Studi BUS di Indonesia 2011-
2015)”. Hasil dari penelitian ini adalah inflasi dan nilai tukar berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan. Suku bunga berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan. DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pembiayaan. DPK sebagai variabel intervening tidak
dapat memediasi pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap
pembiayaan.
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis dan Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Afif Rudiansyah (2014),
Pengaruh Inflasi, BI
Rate, PDB dan Nilai
Tukar Rupiah terhadap
Simpanan Mudharabah
Pada Bank Syariah di
Indonesia
X : PDB,
Inflasi, Tingkat
Suku Bunga
dan Nilai tukar
Y : Simpanan
Mudharabah
Inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap simpanan
mudharabah. BI Rate tidak
berpengaruh signifikan
terhadap simpanan
mudharabah. Nilai tukar
Rupiah tidak berpengaruh
signifikan terhadap simpanan
mudharabah.
2 Fauzan Al Farizi (2016),
Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Likuiditas dan
Bagi Hasil terhadap
Deposito Mudharabah
X :Tingkat
Inflasi, Tingkat
Suku Bunga,
Finance To
Deposit Ratio,
Tingkat Bagi
Hasil.
Y : Deposito
Mudharabah
Inflasi tidak berpengaruh
terhadap jumlah deposito
mudharabah. Suku bunga
berpengaruh signifikan positif
terhadap jumlah deposito
mudharabah. Finance to
deposit ratio dan bagi hasil
tidak berpengaruh terhadap
jumlah deposito mudharabah.
19
No Penulis dan Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
3 Abida Muttaqiena
(2013), Analisis
Pengaruh PDB, Inflasi,
Tingkat Bunga, dan Nilai
Tukar terhadap Dana
Pihak Ketiga Perbankan
Syariah di Indonesia
2008-2012
X : PDB,
Inflasi, Tingkat
Suku Bunga
dan Nilai tukar
Y : DPK
PDB berpengaruh signifikan
negatif terhadap DPK. Inflasi
berpengaruh signifikan
negatif terhadap DPK. Suku
Bunga berpengaruh
signifikan positif terhadap
DPK, sedangkan Kurs Rupiah
terhadap Dollar AS
berpengaruh signifikan
negatif terhadap DPK.
4 Eko Widiyanto dan Lucia
Ari Diyani (2015),
Analisis Pengaruh
Tingkat Suku Bunga BI
terhadap Pembiayaan
Mudharabah
X : Tingkat
Suku Bunga BI
Y :
Pembiayaan
Mudharabah
Tingkat suku bunga BI
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah
5 Nur Anisah (2013),
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank
Syariah
X : Tingkat
Suku Bunga,
Bagi Hasil,
Likuiditas,
Inflasi, Ukuran
Perusahaan
Y : Deposito
Mudharabah
Deposito mudharabah
perbankan syariah
dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel bebas tingkat
bagi hasil deposito
mudharabah dan tingkat suku
bunga dan ukuran
perusahaan. Sedangkan untuk
variabel bebas likuiditas dan
inflasi tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap
deposito mudharabah.
6 Ferdiansyah (2015),
Pengaruh Rate Bagi
Hasil dan BI Rate
terhadap Dana Pihak
Ketiga Perbankan
Syariah (Studi Pada
BPRS yang Terdaftar Di
Bank Indonesia)
X : Rate Bagi
Hasil dan BI
Rate
Y : Dana Pihak
Ketiga
BI Rate secara parsial
(individu) tidak memiliki
pengaruh terhadap dana pihak
ketiga. Rate bagi hasil
memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap dana
pihak ketiga BPRS.
20
No Penulis dan Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
7 Syukuri Ahmad Rifai,
Helmi Susanti, Aisyah
Setyaningrum (2017),
Analisis Pengaruh Kurs
Rupiah, Laju Inflasi,
Jumlah Uang Beredar
dan Ekspor terhadap
Pembiayaan Perbankan
Syariah dengan Dana
Pihak Ketiga sebagai
Variabel Moderating
X : Kurs
Rupiah, Laju
Inflasi, Jumlah
Uang Beredar
dan
Pertumbuhan
Ekspor
Y : Dana Pihak
Ketiga
Z :
Pembiayaan
Dilihat dari sisi variabel
moderator, maka variabel
dana pihak ketiga dapat
memoderasi pengaruh antara
kurs rupiah, inflasi dan
pertumbuhan ekspor terhadap
total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia. Namun,
variabel dana pihak ketiga
tidak memoderasi pengaruh
antara jumlah uang beredar
terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di
Indonesia.
8 Indah Piliyanti dan Tri
Wahyuni (2014),
Pengaruh Suku Bunga
Deposito, Bagi Hasil
Deposito mudharabah,
FDR, Inflasi, Ukuran
Perusahaan terhadap
Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Pada Bank
Syariah Indonesia Dan
Malaysia
X : Tingkat
Suku Bunga
Deposito,
Tingkat Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah,
Financing To
Deposit Ratio,
Tingkat Inflasi,
Ukuran
Perusahaan
Y : Deposito
Mudharabah
Suku bunga deposito, bagi
hasil deposito mudharabah,
financing to deposit ratio dan
inflasi tidak berpengaruh
pada pertumbuhan deposito
mudharabah. Sedangkan
ukuran perusahaan yang
dilihat dari sisi aset
mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan
deposit mudharabah pada
perbankan syariah
9 Rahmat Dahlan (2014),
Pengaruh Tingkat Bonus
Sertifikat Bank Indonesia
Syariah dan Tingkat
Inflasi Terhadap
Pembiayaan Bank
Syariah di Indonesia
X : Tingkat
Bonus
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah dan
Tingkat Inflasi
Y :
Pembiayaan
Tingkat bonus sertifikat Bank
Indonesia Syariah
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pembiayaan. Tingkat inflasi
tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan Perbankan
Syariah
21
No Penulis dan Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
10 Lifstin Wardiantika dan
Rohmawati
Kusumangtias (2014),
Pengaruh DPK, CAR,
NPF dan SWBI terhadap
Pembiayaan Murabahah
pada Bank Umum
Syariah Tahun 2008-
2012
X : DPK,
CAR, NPF
DAN SWBI
Y :
Pembiayaan
Murabahah
DPK mempunyai pengaruh
positif terhadap pembiayaan.
CAR tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan
murabahah. NPF mempunyai
pengaruh negatif terhadap
pembiayaan murabahah.
SWBI tidak pengaruh
terhadap pembiayaan
murabahah pada Bank
Umum Syariah dan memiliki
hubungan negatif
11 Rianto Anugerah
Wicaksono (2015),
Pengaruh Perubahan
Suku Bunga Kredit Bank
Konvensional dan Suku
Bunga Bank Indonesia
terhadap Pembiayaan
Bank Islam
X : Perubahan
Suku Bunga
Kredit Bank
Konvensional
dan Suku
Bunga Bank
Indonesia
Y :
Pembiayaan
Perubahan suku bunga kredit
bank konvensional
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pembiayaan. suku bunga
bank indonesia tidak
berpengaruh signifikan
memiliki arah negatif
12 Agung Faizal dan Sri
Adji Prabawa
(2010), Analisis
Pengaruh Total Aset,
Dana Pihak Ketiga dan
Non Performing
Financing (NPF)
terhadap Volume
Pembiayaan Bagi Hasil
(Studi Kasus Pada Bank
Umum Syariah Devisa)
X: Total Aset,
Dana Pihak
Ketiga dan
Non
Performing
Financing
(NPF)
Y: Volume
Pembiayaan
Bagi Hasil
Dana pihak ketiga
berpengaruh signifikan dan
memiliki arah yang positif
terhadap volume pembiayaan
bagi hasil Bank Umum
SyariahDevisa (PT. Bank
Muamalat Indonesia, PT.
Bank Syariah Mandiri, dan
PT. Bank Mega Syariah) Non
performing financing tidak
berpengaruh signifikan
terhadap volume pembiayaan
bagi hasil. Dana pihak ketiga
dan non performing financing
secara bersama‐sama
berpengaruh terhadap volume
pembiayaan bagi hasil.
22
No Penulis dan Judul Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
13
Natalia dan Evi (2014),
Pengaruh Bagi Hasil
Deposito Bank Syariah
dan Suku Bunga terhadap
Jumlah Simpanan
Deposito Mudharabah
X : Tingkat
Bagi Hasil
Deposito dan
Suku Bunga Y
: Simpanan
Deposito
Mudharabah
Suku bunga berpengaruh
signifikan terhadap simpanan
deposito mudharabah yang
berarti bahwa antara suku
bunga dan jumlah simpanan
deposito mudharabah tidak
terdapat pengaruh.
14
Lilik Zazilatul Mufidah
(2016), Pengaruh Makro
Ekonomi terhadap
Penyaluran Pembiayaan
melalui Dana Pihak
Ketiga sebagai Variabel
Intervening (Studi BUS
di Indonesia 2011-2015)
X : Inflasi,
Suku Bunga,
Kurs dan JUB
Y : DPK
Z :
Pembiayaan
Inflasi dan nilai tukar tidak
berpengaruh terhadap
pembiayaan. Suku bunga
tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan. DPK
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pembiayaan. DPK sebagai
variabel intervening tidak
dapat memediasi pengaruh
inflasi, suku bunga dan nilai
tukar terhadap pembiayaan.
Sumber : Rudiansyah (2014), Alfarizi (2016), Muttaqiena (2013), Widiyanto dan
Lucia (2015), Anisah (2013), Ferdiansyah (2015), Rifai, Helmi dan
Aisyah (2017), Piliyanti dan Wahyuni (2014), Dahlan (2014),
Wardiantika dan Kusuaningtyas (2014), Wicaksono (2015), Faizal dan
Prabawa (2010), Natalia dan Evi (2014), Mufidah (2016)
Mengacu pada tabel 2.1, terdapat perbedaan hasil penelitian. Penelitian
tentang inflasi oleh Muttaqiena (2013) menyebutkan inflasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap DPK. Namun, dalam penelitian Anisah (2013)
menyebutkan inflasi tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah.
Penelitian mengenai suku bunga oleh Anisah (2013) memperlihatkan
hasil bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
simpanan deposito mudharabah. Namun, dalam penelitian Ferdiansyah (2015)
menyebutkan BI Rate tidak memiliki pengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga.
23
Penelitian mengenai nilai tukar oleh Muttaqiena (2013) menyebutkan
nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap. Namun, dalam
penelitian Rudiansyah (2014) menyebutkan nilai tukar Rupiah tidak
berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah.
Dana Pihak Ketiga sebagai variabel intervening, berpengaruh positif
dan signifkan terhadap pembiayaan Perbankan Syariah. Hal ini didukung oleh
penelitian Lifstin dan Rohmawati (2014) yang menyatakan DPK berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan Perbankan Syariah. Namun, dalam
Mufidah (2016) menyatakan DPK sebagai variabel intervening tidak dapat
memediasi pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
B. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
Kata Bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari
banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti atau lemariatau bangku.
Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang
ditunjukkan oleh bank komersial. Kata peti atau lemari menyiratkan
fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti
emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya. Istilah perbankan di dalam
Al-Qur’an tidak disebutkan secara eksplisit tetapi yang dimaksud adalah
sesuatu yang memiliki unsur -unsur seperti struktur, manajemen, fungsi,
hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti
24
zakat, sadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli), dayn
(utang dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang
dilaksanakan oleh pihak tertentu dalam kegiatan ekonomi (Sudarsono,
2008: 45).
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1)
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam pasal
1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah disebutkan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri
atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam
pasal 1 ayat (12) menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum
islam dan kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan ileh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah (Sumar’in, 2012: 57-58).
Bank didefinisikan sebagai suatu lembaga intermediasi yang
mengalirkan investasi publik secara optimal (dengan kewajiban zakat dan
pelarangan riba) yang bersifat produktif. Bank dalam pengertian islam yang
sederhana adalah bank yang terbebas dari bunga. Pengertian ini memberikan
arah kepada perbankan syariah dalam operasional serta pemilihan instrumen
perbankan yang harus menghindari bunga (Arief, 2008: 17).
25
Antara bank syariah dan bank konvensional mempunyai perbedaan
mendasar yang cukup berarti, perbedaan mendasar antara bank
Konvensional dan Bank Syariah yaitu:
a. Pertama, dari segi akad dan aspek legalitas. Akad yang dipraktikan dalam
bank syariah memiliki konsekwensi duniawi dan ukhrawi, dunia dan
akhirat, karena akad yang dilakukan berdasarkan hokum atau syariat
islam. Jika terjadi perselisihan antara nasabah dan bank, maka bank
syariah dapat merujuk kepada Badan Abritase Muamalat Indonesia
(BAMUI) yang penyelesaiannya dilakukan berdasarkan hukum Islam.
b. Kedua, dari sisi struktur organisasi, Bank Syariah memiliki struktur yang
sama dengan bank konvensional, namun unsur yang membedakannya
adalah bahwa bank syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah
(DSN) yang bertugas mengawasi oprasional dan produk-produk bank
agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah Islam. Eksistensi Dewan
Syariah di dalam struktur organisasi bank syariah adalah wajib, bahkan
bagi setiap bank syariah berskala kecil sekalipun, seperti Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) atau Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
harus mempunyai Dewan Pengawas Syariah.
c. Ketiga, berkenaan dengan bisnis dan usaha yang dibiayai, haruslah bisnis
dan usaha yang diperkenankan atau dihalalkan oleh syariat
Islam.Kehalalan bisnis dan usaha merupakan syarat mutlak agar suatu
bidang usaha itu halal untuk dibiayai oleh perbankan Islam.
26
d. Keempat, berkaitan dengan lingkungan kerja dan budaya perusahaan
perbankan. Dalam hal etika, sifat shiddiq, amanah, fathanahdan tabligh
harus melandasi setiap tindakan para pelaku perbankan Islam. Dengan
demikian, perbankan Islam adalah perbankan yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip ini menjadi landasan
dan acuan dalam mengatur hubungan antara perbankan dan pihak-pihak
lain serta di dalam usaha menghimpun dan menyalurkan dana dan
aktivitas perbankan syariah lainnya (Rivai dan Arivin, 2010: 30-31).
2. Prinsip Operasional Perbankan Syariah
Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, kegiatan usaha
Bank Umum Syariah (BUS) meliputi :
a. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
b. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah.
c. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,
Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.
27
d. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,
Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah.
e. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
f. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah.
i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip
Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah,
murabahah, kafalah, atau hawalah.
j. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.
k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan
Prinsip Syariah.
28
l. Melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah.
m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah.
n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah.
o. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah.
p. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
Prinsip Syariah.
q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan
di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semua kegiatan BUS boleh dilakukan oleh UUS, kecuali kegiatan
Penitipan untuk kepentingan pihak lain dan fungsi sebagai Wali Amanat.
3. Pembiayaan Bank Syariah
Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi, yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha
sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan
usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuanya yang
berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena
itulah pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh
bantuan permodalan guna peningkatan usahanya. Bantuan pembiayaan yang
29
diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudia digunakan untuk
memperbesar volume usaha dan produktifitasnya.
Ditinjau dari hukum permintaan dan penawaran maka terhadap
macam dan ragamnya usaha, permintaan akan terus bertambah bilamana
masyarakat telah melakukan penawaran. Timbulah kemudian efek kumulatif
oleh semakin besarnya permintaan sehingga secara berantai kemudian
menimbulkan kegairahan yang meluas dikalangan masyarakat untuk
sedemikian rupa meningkatkan produktifitas. Secara otomatis kemudian
timbul pula kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatan produktivitas,
masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena masalahnya
dapat diatasi oleh bank dengan pembiayaan (Rivai dan Arifin, 2010: 685).
Istilah pembiayaan pada intinya berarti I believe, I trust, yaitu saya
percaya atau saya menaruh kepercayaan.Perkataan pembiayaan yang artinya
kepercayaan (trust),berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul maal
menaruhkepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakanamanah yang
diberikan. Dana tersebut harus digunakandengan benar, adil, dan harus
disertai dengan ikatan dansyarat-syarat yang jelas, dan saling
menguntungkan bagikedua belah pihak. Pembiayaan adalah fasilitas yang
diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk
menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari
masyarakat yang surplus dana, sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah adalah penyediaan uang atau tagihan lain berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
30
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil. Pembiayaan yang diberikan oleh
bank syariah mempunyai lima bentuk utama, diantaranya adalah;
pembiayaan mudharabah (bagi hasil), pembiayaan musyarakah,
pembiayaan murabahah, pembiayaan salam, dan pembiayaan ijarah
(Muhammad, 2005: 20).
Menurut Karim (2005: 97-112) menyatakan bahwa dalam
penyaluran dana perbankan syariah dikenal beberapa prinsip, yaitu pertama
ialah katagori bagi hasil (Profit and Loss Sharing) dapat dilakukan atas
prinsip musyaraka dan mudharabah. Katagori kedua ialah jual beli (Sale
and Purchase) yang dilakukan yang dilaksanakan atas prinsip murabahah,
salam dan istisna. Sementara katagori ketiga ialah sewa (Operation lease
and financial lease) yang dilaksanakan atas prinsip ijarah. Sedangkan
katagori keempat ialah jasa (fee based service) yang dilaksanakan atas
prinsip wakalah (Deputyship), Kafalah (Guaranty), hawalah (Transfer
service), rahn (Mortgage) dana qardh (Soft and benevolen loan).
a. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika
bank sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal
menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola
(mudharib) untuk melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha
dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara
mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad.
31
Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari usaha dan bukan
karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi kerugian
karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap kerugian tersebut. Pemilik modal disini
hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur
dalam kegiatan usaha yang dibiayainya (Rivai dan Arifin, 2010: 192).
Mudharabah atau penanaman modal disini artinya adalah
menyerahkan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga dia
mendapatkan presentase keuntungan.Bentuk usaha ini melibatkan dua
pihak, pihak yang memiliki modal namun tidak bisa ber-bisnis, dan pihak
yang pandai ber-bisnis namun tidak memiliki modal. Melalui usaha ini
keduanya saling melengkapi (Al-mushlih dan Shalah, 2001: 168).
b. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika
bank sebagai pemilik modal/dana turut serta sebagai mitra usaha,
membiayai investasi usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha
dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan untuk sebuah
usaha yang dikelola bersama-sama.Keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama sesuai kesepakatan awal.Musyarakah merupakan perjanjian
yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayaan bersama terus
beroperasi (Rivai dan Arifin, 2010: 193).
32
c. Pembiayaan Murabahah
Definisi murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual
bermakna saling dari kata ribhu yang artinya keuntungan, yakni
pertambahan nilai modal yang berarti saling mendapatkan keuntungan.
Menurut terminology ilmu fiqih arti murabahah adalah menjual dengan
modal asli bersama tambahan keuntungan yang jelas (Al-mushlih dan
Shalah, 2001: 194)
Murabahah yaitu Perjanjian antara bank dan nasabah, dimana
bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal
kerja yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah
sebesar harga jual bank (harga beli bank plus margin keuntungan saat
jatuh tempo). Pembiayaan murabahah dalam istilah fiqh ialah akad jual-
beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual-beli tersebut, penjual
menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan termasuk harga
pembelian dan keuntungan yang diambil. Murabahah dalam teknis
perbankan adalah akad jual-beli antara bank selaku penyedia barang
dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang.
Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli, harga jual adalah harga beli bank dari pemasok
ditambah keuntungan.Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan
waktu pembayaran.Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad.Murabahah dapat
dilaukan dengan pesanan atau tanpa pesanan, jika pesanan maka pihak
33
bank dapat meminta uang tanda jadi pada saat ijab dan qabul sebagai
bukti keseriusan pesanan, dalam hal ini pesanan bersifat mengikat,
pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Dalam transaksi ini
barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dilakukan
secara tangguh dalam bentuk angsuran maupun lunas (Arief, 2008: 42).
d. Pembiayaan As- Salam
Menurut terminology ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi
terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan
harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun penyerahan
barang tertunda atau setelahnya.As-salam termasuk salah satu bentuk jual
beli, berbeda dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus
tertunda, yakni dengan pembayaran kontan dan penyerahan barang
tertunda (Al-mushlih dan Shalah, 2001: 194) .
Berkaitan dengan barang yang akan diserahkan secara tertunda,
ada juga persyaratan sebagai berikut :
1) Hendaknya barang itu diketahui ukuran atau jumlahnya, terdeteksi
dengan jelasmelalui berbagai media ukur yang dikenal seperti takaran,
timbangan ataukalkulator, bila bias dihitung. Jika jumlah atau
ukurannya tidak diketahui makaperjanjian tersebut batal.
2) Hendaknya waktu penyerahan barang sudah jelas diketahui. Hal ini
mencegah ketidakjelasan yang berakibat pertikaian dan perselisihan.
3) Barang harus bisa ada pada waktu yang disepakati dan tidak ada riba.
34
e. Pembiayaan Istishna
Istishna atau pemesanan secara bahasa artinya, meminta
dibuatkan. Menurut trminologi ilmu fiqih artinya perjanjian terhadap
barang jualan yang berada dalam kepimilikan penjual dengan syarat
dibuatkan oleh penjual, atau meminta dibuatkan dengan cara khusus
sementara bahan bakunya dari pihak penjual. Contohnya seseorang pergi
ke salah seorang tukang, misalnya tukang kayu, tukang besi, atau tukang
jahit, lalu ia mengatakan, “tolong buatkan untuk saya barang ini dengan
jumlah sekian”. Syarat sah nya perjanjia pemesanan ini adalah bahwa
bahan baku harus berasal dari tukang. Kalau berasal dari pihak pemesan
atau pihak lain, tidak disebut Ishtishna, tapi menyewa tukang (Al-
mushlih dan Shalah, 2001: 214).
f. Pembiayaan Ijarah
Dalam konteks fikih klasik Ijarah adalah hak untuk pemanfaatan
barang/jasa dengan membayar imbalan tertentu.Akad pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaaran sewa/upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang
itu sendiri. Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa
dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah
dengan nilai sewa yang lebih tinggi (Arief, 2008: 46)
Transaksi ijarah dilandasi dengan adanya perpindahan manfaat
(hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik) jadi pada
dasarnya ijarah sama dengan prinsip jual beli. Perbedaannya terletak
35
pada objek transaksinya, pada jual beli objek transaksinya barang,
sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah barang atau jasa.
Kerusakan juga bisa mengakibatkan biaya pemeliharaan
bertambah, apalagi bila disebutkan dalam kontrak biaya pemeliharaan
ditanggung oleh lembaga keuangan. Demikain juga apabila nasabah
berhenti ditengah kontrak dan tidak mau membeli asset tersebut.
Akibatnya bank akan menghitung kembali keuntungannya dan
mengembalikan sebagian kepada nasabah.
g. Pembiayaan Qardh Al Hasan
Konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank Islam
memberikan pelayanan social apakah melalui dan qardh (pinjaman
kebijakan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Disamping itu konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank
Islam untuk memainkan peran penting di dalam pengembangan sumber
daya manusianya dan memberi kontribusi bagi kesejahteraan sosial
(Harahap, Wirosodan dan Yusuf, 2005: 7)
4. Penghimpunan Dana Bank Syariah
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.10/19/PBI/2008 menjelaskan
dana pihak ketiga bank untuk selanjutnya disebut DPK adalah kewajiban
bank kepada pendudukdalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang
dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan
aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit.
36
Fungsi dana pihak ketiga yang digunakannya untuk sumber profit
dan penutup laba opersional, maka seharusnya mendorong bank syariah
sebagai salah satu bentuk lembaga perbankan agar memperbaiki
manajemennya untuk terus meningkatkan dana pihak ketiga. Hal ini
dikarenakan perubahan yang sedikit saja padadana pihak ketiga (DPK)
maka akan mempengaruhi kinerja dan performa dari bank. Dana-dana pihak
ketiga yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank mencapai 80%-90%
dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Kuncoro, 2002: 155).
Menurut Kasmir (2010: 297), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyalurkan kredit. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.
6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank dapat berupa giro, tabungan, dan deposito.
a. Giro
Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, giro merupakan
simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindah bukuan. Lebih
lanjut, menurut fatwa DSN MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, ada dua
jenis giro yang dibenarkan secara syariah, yaitu Giro Wadi’ah dan Giro
37
Mudharabah. Produk Giro yang ada dalam perbankan syariah di
Indonesia merupakan Giro Wadi’ah.
Giro wadi’ah merupakan rekening giro yang didasarkan atas
kontrak wadi’ah, yaitu kontrak penitipan uang yang dapat ditarik
kapanpun oleh pemiliknya. Dalam konsep wadi’ah yad dhamanah, pihak
yang dipercaya untuk menyimpan uang atau barang diperbolehkan untuk
menggunakan objek (uang atau barang) yang dititipkan tersebut. Namun,
baik pemilik dana maupun pihak bank tidak boleh menjanjikan imbalan
atas penggunaan objek yang dititipkan tersebut. Walaupun demikian,
pihak bank diperbolehkan memberikan bonus kepada pemilik dana,
dengan syarat bonus tersebut tidak dijanjikan lebih dulu dalam akad
pembukaan rekening (Karim, 2005: 287-288).
b. Tabungan
Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, tabungan
merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Lebih lanjut, menurut fatwa DSN MUI No.02/DSN-
MUI/IV/2000, ada dua jenis tabungan yang dibenarkan secara syariah,
yaitu tabungan wadi’ah dan tabungan mudharabah. Pada prakteknya,
38
produk tabungan dalam perbankan syariah di Indonesia merupakan
investasi dana berupa tabungan wadi’ah dan mudharabah.
1) Tabungan wadi’ah
Tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang didasarkan atas
kontrak wadi’ah, yaitu kontrak penitipan uang yang dapat ditarik
kapanpun oleh pemiliknya. Konsep wadi’ah yang digunakan dalam
tabungan wadi’ah adalah wadi’ah yad dhamanah, yaitu pihak yang
dipercaya untuk menyimpan uang atau barang diperbolehkan untuk
menggunakan objek (uang atau barang) yang dititipkan tersebut.
Namun, baik pemilik dana maupun pihak bank tidak boleh
menjanjikan suatu imbalan atas penggunaan objek yang dititipkan
tersebut. Walaupun demikian, pihak bank diperbolehkan memberikan
bonus kepada pemilik dana, dengan syarat bonus tersebut tidak
dijanjikan lebih dulu dalam akad pembukaan rekening.
2) Tabungan mudharabah
Tabungan mudharabah merupakan tabungan yang didasarkan
atas kontrak mudharabah. Dalam kontrak ini, bank bertindak sebagai
mudharib, sedangkan nasabah menjadi shahib-al maal. Tabungan
mudharabah terdiri atas dua bentuk, yaitu mudharabah mutlaqah dan
mudharabah muqayyadah. Dalam mudharabah mutlaqah, shahib-al
maal tidak menentukanpersyaratan tertentu bagi pengelola dana.
Sedangkan dalam mudharabah muqayyadah, shahib-al maal
mementukanpersyaratan tertentu mengenai tempat, waktu, atau objek
39
investasi yang harus dipenuhi oleh pengelola dana dalam menyalurkan
dana. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana mudharabah, baik
mudharabah mutlaqah maupun mudharabah muqayyadah, akan
dibagi antara pihak bank dengan pemilik danadalam bentuk nisbah
yang dituangkan dalam akad pembukaan rekening (Karim, 2005: 295-
296).
c. Deposito
Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, deposito adalah
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah
penyimpan dan bank syariah dan/atau UUS. Lebih lanjut, menurut fatwa
DSN MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000, deposito yang dibenarkan hanya
deposito dengan akad (kontrak) mudharabah, yang terdiri atas
mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
1) Mudharabah Mutlaqah
Dengan kontrak mudharabah mutlaqah, pemilik dana tidak
membatasi pengelolaan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah, baik
dalam apa, di mana, dan bagaimana dana akan diinvestasikan. Dengan
kata lain, bank syariah memiliki kebebasan untuk menginvestasikan
dana ke sektor bisnis manapun yang diperkirakan akan
menguntungkan. Perhitungan bagi hasil untuk deposito mudharabah
mutlaqah didasarkan pada perhitungan hari aktual deposito, termasuk
40
hari saldo tersimpan, dengan mengecualikan hari pembukaan dan
penutupan rekening serta tanggal jatuh tempo (Karim, 2005: 300).
2) Mudharabah Muqayyadah
Berbeda dengan kontrak mudharabah mutlaqah, dalam
mudharabah muqayyadah, pemilik dana membatasi pengelolaandana
yang dilakukan oleh bank syariah, dalam hal apa, di mana, dan
bagaimana menginvestasikan dana. Karim (2005: 300-303)
menyebutkan ada dua metode penggunaan dana mudharabah
muqayyadah, yang juga akan berimplikasi pada metode pembayaran
bagi hasil, yaitu Cluster Pool of Fund dan Specific Product. Pada
Cluster Pool of Fund, penggunaan dana dikhususkan untuk sejumlah
proyek dalam tipe industri yang sama. Pembayaran bagi hasilnya
dapat dilakukan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, atau
berdasarkan jangka waktu yang telah disetujui dalam akad (kontrak)
pembukaan rekening. Sedangkan pada Specific Product, dana
digunakan untuk membiayai suatu proyek secara khusus.
5. Inflasi
Salah satu indikator makro ekonomi adalah tingkat inflasi. Inflasi
dalam penelitian ini berdasarkan pada IHK (Indeks Harga Konsumen), yaitu
indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antar waktu dari suatu
paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk / rumah tangga
di daerah perkotaan dengan dasar suatu periode tertentu (BPS). Kemudian,
41
secara sederhana inflasi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan
kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus (Insukindro, 1994:
136).
Menurut Karim (2013: 135), inflasi adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu. Inflasi
dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai
unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Dua hal penting dalam
pengertian inflasi, yakni menyangkut kenaikan harga yang terjadi secara
terus menerus (a persistent upward movement) dan kenaikan harga terjadi
pada seluruh kelompok barang dan jasa (the general price movement).
Penelitian yang digunakan dalam mengukur inflasi adalah Indeks
harga konsumen Gabungan (IHKG). Berdasarkan besarnya laju inflasi maka
inflasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Inflasi Merayap
Fenomena inflasi merayap ditandai dengan laju inflasi yang
rendah, yaitu kurang dari 10% per tahun.
b. Inflasi Menengah
Inflasi menengah ditandai dengan meningkatnya harga cukup
besar dan kondisi tersebut berjalan dalam waktu yang relative pendek
serta mempunyai sifat akselerasi, artinya harga pada bulan atau minggu
berikutnya selalu lebih tinggi dari waktu sebelumnya dan seterusnya.
42
c. Inflasi Tinggi
Inflasi tinggi adalah inflasi yang sangat mengkhawatirkan, karena
harga-harga barang meningkat sampai dengan lima atau enam kali,
sehingga nilai uang turun secara tajam.
Menurut Boediono (2001: 156), atas dasar dari sebab awal dari
inflasi. Atas dasar ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang
terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflasion.
b. Inflasi yang timbul karena kenikan ongkos produksi. Ini disebut cost
inflasion.
Menurut ekonom muslim, inflasi berakibat buruk terhadap
perekonomian karena empat hal berikut ini ( Karim, 2013: 67) :
a. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi
tabungan, fungsi pembayaran di muka, dan fungsi unit penghitungan.
b. Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung (turunnya marginal
propensity to save).
c. Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang-barang
nonprimer dan mewah (naiknya marginal propensity to consume).
d. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang tidak produktif, seperti
penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia, dan uang
asing; serta mengorbankan investasi produktif, seperti pertanian, industri,
perdagangan, dan transportasi.
43
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi, masing-
masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi:
a. Teori Kuantitas
Teori kuantitas menyatakan bahwa terjadinya inflasi dikarenakan
dua faktor, yaitu jumlah uang yang beredar dan psikologi (harapan)
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (exspektations). Inti teori ini
adalah sebagai berikut:
1) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang
beredar. Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar,
kejadianseperti misalnya, kegagalan panen, hanya akan menaikan
harga-harga untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah uang
ibarat bahan bakar bagi inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah,
inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab awal dari
kenaikan harga tersebut.
2) Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang
beredar dan oleh harapan (psikologi) masyarakat mengenai kenaikan
harga-harga barang di masa mendatang.
b. Teori Keynes
Menurut teori Keynes inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut
pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar
dari pada yang bisa oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini
44
akhirnya diterjemahkan manjadi keadaan di mana permintaan masyarakat
terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia,
sehingga menimbulkan adanya inflationary gap. Inflationary gap ini
timbul karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil
menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan
barang-barang. Dengan lain perkataan, mereka berhasil memperolehdana
untuk mengubah aspirasunya menjadi rencana pembelian barang-barang
yang didukung dengan dana.
c. Teori Strukturalis
Dalam teori ini, inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural
dari perekonomian. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (rigidities)
dari struktur perekonomian negara-negara yang sedang berkembang.
Dengan demikian teori ini mencoba melihat inflasi dalam jangka
panjang. Menurut teori ini ada dua ketegaran utama dalam perekonomian
yang bisa menumbulkan inflasi, yaitu :
1) Ketegaran yang berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu
nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan
pertumbuhan sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena harga di
pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak
menguntungkan dan suplai atau produksi barang-barang ekspor yang
tidak responsif terhadap kenaikan harga (suplai barang-barang ekspor
yang tidak elastis).
45
2) Ketegaran yang berkaitan dengan ketidakelastisan suplai atau
produksi bahan makanan di dalam negeri. Dikatakan bahwa produksi
bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepatpertambahan
penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan
di dalam negeri cenderung untuk menarik melebihi kenaikan harga
barang-barang lain (Boediono, 2001: 161,166).
Indikator harga yang paling sering digunakan sebagai acuan oleh
pelaku ekonomi dalam melakukan keputusan ekonominya adalah Indeks
Harga Konsumen. IHK adalah besarnya biaya paket barang-barang dan jasa
yang menunjukkan konsumsi masyarakat perkotaan.
Terdapat sejumlah alasan mengapa IHK lebih banyak digunakan
dibandingkan indikator harga lainnya, yaitu :
a. IHK dipublikasi secara periodik dengan jangka waktu yang paling
pendek (bulanan);
b. IHK mengukur kenaikan biaya hidup (cost of living) karena mencakup
barang dan jasa yang paling banyak dibeli dan dikonsumsi masyarakat;
c. IHK telah dikenal dan lama digunakan sebagai dasar pengukuran inflasi.
Pada masa inflasi, terdapat kecenderungan pemilik modal
menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli
rumah dan tanah dan menyimpan barang berharga akan lebih
menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif. Apalagi nilai
riil tabungan masyarakat akan merosot sebagai akibat dari inflasi.
46
Laju inflasi merupakan gambaran harga-harga. Harga yang
melambung tinggi tergambar dalam inflasi yang tinggi. Sementara harga
yang relatif stabil tergambar dalam angka inflasi yang rendah. Di bidang
moneter, laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu
upaya perbankan dalam pengerahan dana masyarakat. Karena tingkat inflasi
yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga riil bank konvensional
menjadi menurun. Fenomena yang seperti itu akan mengurangi hasrat
masyarakat untuk menabung sehingga pertumbuhan dana perbankan yang
bersumber dari masyarakat akan menurun.
6. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bungamenurut Bank Indonesia adalah suku bunga
kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Tingkat
suku bunga atau BI rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek
yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi.
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru
yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016.
Selain BI Rate yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan
yang baru ini tidak mengubah stancekebijakan moneter yang sedang
diterapkan.
Pada masa transisi, BI Rate akan tetap digunakan sebagai acuan
bersama dengan BI Repo Rate 7 Hari.Penguatan kerangka operasi moneter
47
ini merupakan hal yang lazim dilakukan di berbagai bank sentral dan
merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan operasi moneter.
Kerangka operasi moneter senantiasa disempurnakan untuk meningkatkan
efektivitas kebijakan. Khususnya untuk menjaga stabilitas harga.Penguatan
kerangka operasi moneter juga mempertimbangkan kondisi makroekonomi
yang kondusif dalam beberapa waktu terakhir, yang memberikan momentun
bagi upaya penguatan kerangka operasi moneter.
Dalam menentukan tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan maupun
pembiayaan, bank syariah masih mengacu kepada tingkat suku bunga umum
sebagai equivalent rate atau masih dijadikan benchmark dalam penentuan
margin bagi hasil (profit sharing). Meningkatnya suku bunga pada bank
konvensional mengakibatkan nasabah akan memindahkan dananya ke bank
konvensional. Naiknya suku bunga bank konvensional berakibat langsung
terhadap sumber dana pihak ketiga bank syariah. Penurunan DPK pada bank
syariah akibat pemindahan dana tersebut tentunya sangat mempengaruhi
kegiatan operasional bank syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran
dana. Bila hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan profit bank akan
menurun (Karim, 2013: 273).
Margin keuntungan menurut Karim (2013: 280) adalah prosentase
tertentu yang ditetapkan per tahun. Jika perhitungan margin keuntungan
secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan sebanyak 360
hari. Jika perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun
ditetapkan 12 bulan. Lebih lanjut, Karim (2013: 280) menjelaskan bahwa
48
margin bank syariah berdasarkan rekomendasi, usulan dan saran dari rapat
Tim ALCO (Asset/Liability ManagementCommittee) bank syariah dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Direct Competitot’s Market Rate (DCMR)
Adalah tingkat Margin keuntungan rata-rata perbankan syariah,
atau tingkat Margin keuntungan rata-rata perbankan syariah yang
ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung, atau tingkat
Margin keuntungan syariah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO
sebagai competitor terdekat.
b. Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR)
Tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional, atau
tingkat rata-rata suku bunga beberapa bank konvensional yang dalam
rapat ALCO ditetapkan kelompok competitor langsung, atau tingkat rata-
rata suku bunga bank konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan
sebagai competitor tidak langsung terdekat.
c. External Competitive Return For Investors (ECRI)
Adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan akan diberika
kepada dana pihak ketiga.
d. Acquiring Cost
Adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait
dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
49
e. Overhead Cost
Biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait
dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
Dari uraian yang telah dikemukakan oleh karim diatas, peneliti
menggunakan faktor suku bunga BI Rate sebagai salah satu faktor dalam
penentuan margin bank syariah karena bank syariah harus melihat atau
mempertimbangkan para competitor tidak langsung terdekat mereka yaitu
bank konvensional yang memakai suku bunga BI Rate sebagai suku bunga
acuan bank konvensional.
7. Nilai Tukar
Kurs adalah perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang. Kurs
adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign
currency) dalamharga mata uang domestik (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.
(Karim, 2013: 157).
Kurs dalam Islam adalah menganut sistem managed floating,dimana
nilai tukar adalah hasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah (bukan
merupakan cara atau kebijakan itu sendiri) karena pemerintah tidak
mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika terjadi hal-hal
yang mengganggu keseimbangan itu sendiri (Karim, 2013: 168).
Nilai tukar atau kurs menunjukan harga atau nilai mata uang suatu
Negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang Negara lain. Nilai tukar
50
didasari dua konsep, pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk
mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata
uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang
dari negara lain. Kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur
daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional (Sukirno,
2013: 397).
Menurut Triyono (2008: 156) terdapat lima jenis sistem kurs utama
yang berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs
tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling
pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed
exchange rate)
a. Sistem kurs mengambang
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya
campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan
moneter apabila terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini
termasuk mengambang terkendali (managed floating exchange rate).
b. Sistem kurs tertambat
Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu
atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra
dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang
negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi
tambatannya.
51
c. Sistem kurs tertambat merangkak
Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata
uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai
tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini
adalah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang
lebih lama jika dibanding dengan sistem kurs terambat.
d. Sistem sekeranjang mata uang
Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata
uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam
sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang
biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai
perdagangan negara tertentu.
e. Sistem kurs tetap
Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs
tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau
menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi
negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri
maupun gangguan seperti sering mengalami gangguan alam, menetapkan
kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
Untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu
negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang
bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih
52
tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan
expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan
satuan hitung dalam transaksi keuangan internasional disebut hard currency,
yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami
apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.
Permintaan dollar Amerika semakin menekan mata uang domestik
sehingga terdepresiasi semakin dalam. Penduduk dalam negeri juga mulai
kehilangan kepercayaan sehingga mengakibatkan pelarian modal dalam
negeri dan mengganti nama uang yang dipegang dari mata uang domestik
menjadi mata asing (Kuncoro, 2002: 36).
Jika bank sentral menaikan suku bunga dollar, hal ini mempengaruhi
investor untuk beralih ke sekuritas dollar dan meningkat permintaan dollar.
Permintaan dollar Amerika semakin menekan mata uang domestik sehingga
terdepresiasi semakin dalam. Penduduk dalam negeri juga mulai kehilangan
kepercayaan sehingga mengakibatkan pelarian modal dalam negeri dan
mengganti nama uang yang dipegang dari mata uang domestik menjadi
mata asing (Kuncoro, 2002: 36).
53
C. Kerangka Pemikiran
Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang dapat disusun dari kajian
teoritis mengenai masing-masing variabel independen, variabel intervening dan
variabel dependen.
1. Kerangka Pemikiran Persamaan Jumlah Pembiayaan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Persamaan Jumlah Pembiayaan
2. Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Mudharabah
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Mudharabah
Inflasi berdasarkan
IHK
Nilai Tukar Rupiah
terhadap Dollar AS
Tingkat Suku Bunga Dana Pihak Ketiga
Jumlah
Pembiayaan
Pembiayaan
Mudharabah
Inflasi berdasarkan
IHK
Nilai Tukar Rupiah
terhadap Dollar AS
Tingkat Suku Bunga Dana Pihak Ketiga
54
3. Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Musyarakah
4. Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Murabahah
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Persamaan Pembiayaan Murabahah
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah, sehingga dapat dipandang sebagai kesimpulan yang sifatnya
sementara, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut
Pembiayaan
Musyarakah
Inflasi berdasarkan
IHK
Nilai Tukar Rupiah
terhadap Dollar AS
Tingkat Suku Bunga Dana Pihak Ketiga
Pembiayaan
Murabahah
Inflasi berdasarkan
IHK
Nilai Tukar Rupiah
terhadap Dollar AS
Tingkat Suku Bunga Dana Pihak Ketiga
55
tergantung dari hasil penellitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan,
kemudian diambul suatu kesimpulan.
1. Hipotesis pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap jumlah pembiayaan dengan dana pihak ketiga
sebagai variabel intervening
Inflasi menurut Karim (2013: 135) adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu. Kenaikan
harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan
uangnya di bank. Dikarenakan muncul ekspektasi nilai tabungan semakin
lama semakin menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan
perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang
masuk dari masyarakat. Sejalan dengan Muttaqiena (2013) yang
menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana pihak
ketiga Perbankan Syariah dan penelitian Faizal dan Prabawa (2010) yang
menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volume pembiayaan.
Tingkat suku bunga atau BI rate menurut Bank Indonesia adalah
suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Kenaikan tingkat suku bunga BI rate, akan diikuti oleh naiknya suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional.
Sehingga orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank
konvensional daripada di bank syariah karena bunga simpanan di bank
56
konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan
mengalami peningkatan. Sehingga dana pihak ketiga perbankan syariah
akan menurun. Pernyataan ini didukung oleh Anisah (2013) yang
menyatakan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana
pihak ketiga yaitu deposito mudharabah. Hal ini akan menurunkan tingkat
pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada
dana yang masuk dari masyarakat.
Menurut Sukirno (2013: 397), nilai tukar atau kurs menunjukan
harga atau nilai mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam nilai mata
uang Negara lain. Depresiasi Rupiah terhadap mata uang hard currencies
akan meningkatkan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan
barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya, perusahaan akan
cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi
masalah permodalannya. Sehingga dana pihak ketiga perbankan akan
menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena
besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari
masyarakat. Penelitian Ahmad, Helmi dan Aisyah (2017) menjelaskan
bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap total pembiayaan.
Menurut Kasmir (2010: 297), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan langkah awal
sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar kecilnya DPK
57
akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank syariah
kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka pembiayaan juga akan
meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten dan sebaliknya apabila
DPK menurun maka pembiayaan juga akan menurun. Hal ini didukung oleh
penelitian Faizal dan Prabawa (2010) serta Wardiantika dan Kusumaningtias
(2014) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1a : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah
pembiayaan
H2a : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah
pembiayaan
H3a : Nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah
pembiayaan
H4a : Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
jumlah pembiayaan
H5a : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh inflasi terhadap jumlah pembiayaan
H6a : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh suku bunga terhadap jumlah pembiayaan
H7a : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh nilai tukar terhadap jumlah pembiayaan
58
2. Hipotesispengaruhlangsung maupun tidak langsung inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan mudharabah dengan dana pihak
ketiga sebagai variabel intervening
Inflasi menurut Karim (2013: 135) adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu. Kenaikan
harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan
uangnya di bank. Dikarenakan muncul ekspektasi nilai tabungan semakin
lama semakin menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan
perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang
masuk dari masyarakat. Sejalan dengan Muttaqiena (2013) yang
menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana pihak
ketiga Perbankan Syariah dan penelitian Faizal dan Prabawa (2010) yang
menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volume pembiayaan.
Tingkat suku bunga atau BI rate menurut Bank Indonesia adalah
suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Kenaikan tingkat suku bunga BI rate, akan diikuti oleh naiknya suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional.
Sehingga orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank
konvensional daripada di bank syariah karena bunga simpanan di bank
konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan
mengalami peningkatan. Sehingga dana pihak ketiga perbankan syariah
59
akan menurun. Pernyataan ini didukung oleh Anisah (2013) yang
menyatakan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana
pihak ketiga yaitu deposito mudharabah. Hal ini akan menurunkan tingkat
pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada
dana yang masuk dari masyarakat.
Menurut Sukirno (2013: 397), nilai tukar atau kurs menunjukan
harga atau nilai mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam nilai mata
uang Negara lain. Depresiasi Rupiah terhadap mata uang hard currencies
akan meningkatkan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan
barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya, perusahaan akan
cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi
masalah permodalannya. Sehingga dana pihak ketiga perbankan akan
menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena
besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari
masyarakat. Penelitian Ahmad, Helmi dan Aisyah (2017) menjelaskan
bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap total pembiayaan.
Menurut Kasmir (2010: 297), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan langkah awal
sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar kecilnya DPK
akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank syariah
kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka pembiayaan juga akan
60
meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten dan sebaliknya apabila
DPK menurun maka pembiayaan juga akan menurun. Hal ini didukung oleh
penelitian Faizal dan Prabawa (2010) serta Wardiantika dan Kusumaningtias
(2014) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1b : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah
H2b : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah
H3b : Nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah
H4b : Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah
H5b : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh inflasi terhadap pembiayaan mudharabah
H6b : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh suku bunga terhadap pembiayaan mudharabah
H7b : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan mudharabah
61
3. Hipotesis pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan musyarakah dengan dana pihak
ketiga sebagai variabel intervening
Inflasi menurut Karim (2013: 135) adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu. Kenaikan
harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan
uangnya di bank. Dikarenakan muncul ekspektasi nilai tabungan semakin
lama semakin menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan
perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang
masuk dari masyarakat. Sejalan dengan Muttaqiena (2013) yang
menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana pihak
ketiga Perbankan Syariah dan penelitian Faizal dan Prabawa (2010) yang
menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volume pembiayaan.
Tingkat suku bunga atau BI rate menurut Bank Indonesia adalah
suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Kenaikan tingkat suku bunga BI rate, akan diikuti oleh naiknya suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional.
Sehingga orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank
konvensional daripada di bank syariah karena bunga simpanan di bank
konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan
mengalami peningkatan. Sehingga dana pihak ketiga perbankan syariah
62
akan menurun. Pernyataan ini didukung oleh Anisah (2013) yang
menyatakan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana
pihak ketiga yaitu deposito mudharabah. Hal ini akan menurunkan tingkat
pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada
dana yang masuk dari masyarakat.
Menurut Sukirno (2013: 397), nilai tukar atau kurs menunjukan
harga atau nilai mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam nilai mata
uang Negara lain. Depresiasi Rupiah terhadap mata uang hard currencies
akan meningkatkan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan
barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya, perusahaan akan
cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi
masalah permodalannya. Sehingga dana pihak ketiga perbankan akan
menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena
besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari
masyarakat. Penelitian Ahmad, Helmi dan Aisyah (2017) menjelaskan
bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap total pembiayaan.
Menurut Kasmir (2010: 297), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan langkah awal
sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar kecilnya DPK
akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank syariah
kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka pembiayaan juga akan
63
meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten dan sebaliknya apabila
DPK menurun maka pembiayaan juga akan menurun. Hal ini didukung oleh
penelitian Faizal dan Prabawa (2010) serta Wardiantika dan Kusumaningtias
(2014) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1c : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
musyarakah
H2c : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan musyarakah
H3c : Nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan musyarakah
H4c : Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan musyarakah
H5c : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh inflasi terhadap pembiayaan musyarakah
H6c : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh suku bunga terhadap pembiayaan musyarakah
H7c : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan musyarakah
64
4. Hipotesis pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap pembiayaan murabahah dengan dana pihak
ketiga sebagai variabel intervening
Inflasi menurut Karim (2013: 135) adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu. Kenaikan
harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan
uangnya di bank. Dikarenakan muncul ekspektasi nilai tabungan semakin
lama semakin menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan
perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang
masuk dari masyarakat. Sejalan dengan Muttaqiena (2013) yang
menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana pihak
ketiga Perbankan Syariah dan penelitian Faizal dan Prabawa (2010) yang
menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volume pembiayaan.
Tingkat suku bunga atau BI rate menurut Bank Indonesia adalah
suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Kenaikan tingkat suku bunga BI rate, akan diikuti oleh naiknya suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional.
Sehingga orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank
konvensional daripada di bank syariah karena bunga simpanan di bank
konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan
mengalami peningkatan. Sehingga dana pihak ketiga perbankan syariah
65
akan menurun. Pernyataan ini didukung oleh Anisah (2013) yang
menyatakan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dana
pihak ketiga yaitu deposito mudharabah. Hal ini akan menurunkan tingkat
pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada
dana yang masuk dari masyarakat.
Menurut Sukirno (2013: 397), nilai tukar atau kurs menunjukan
harga atau nilai mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam nilai mata
uang Negara lain. Depresiasi Rupiah terhadap mata uang hard currencies
akan meningkatkan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan
barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya, perusahaan akan
cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi
masalah permodalannya. Sehingga dana pihak ketiga perbankan akan
menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena
besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari
masyarakat. Penelitian Ahmad, Helmi dan Aisyah (2017) menjelaskan
bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap total pembiayaan.
Menurut Kasmir (2010: 297), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan langkah awal
sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar kecilnya DPK
akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank syariah
kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka pembiayaan juga akan
66
meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten dan sebaliknya apabila
DPK menurun maka pembiayaan juga akan menurun. Hal ini didukung oleh
penelitian Faizal dan Prabawa (2010) serta Wardiantika dan Kusumaningtias
(2014) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1d : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
murabahah
H2d : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah
H3d : Nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah
H4d : Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah
H5d : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh inflasi terhadap pembiayaan murabahah
H6d : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh suku bunga terhadap pembiayaan murabahah
H7d : Dana pihak ketiga sebagai variabel intervening dapat memediasi
pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan murabahah
67
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2009:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Sedangkan menurut Kasiram,
(2010: 172) penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
yang ingin diketahui. Metode penelitian kuantitatif secara umum memiliki
teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Data yang digunakan mengenai semua variabel dalam penelitian ini
merupakan skala pengukuran data rasio dengan desain uji hipotesis data
sekunder berbentuk time series. Menurut Wijaya, (2013: 19) data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap
pakai dan juga mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan
walaupun dapat diolah lebih lanjut.
68
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari publikasi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Data yang bersumber dari publikasi
Bank Indonesia adalah data inflasi, data tingkat suku bungadan data nilai tukar.
Sedangkan data yang diperoleh dari publikasi Otoritas Jasa Keuangan adalah
data dana pihak ketiga dan data pembiayaan Perbankan Syariah.
Penelitian ini menggunakan data bulanan yaitu periode Januari 2013
sampai Juli 2017 yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah dan Statistik
Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan.
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Bawono (2006: 29-30), metode pengambilan data adalah
teknik atau cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang akan
dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi.
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, foto/gambar atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2009: 240).
Penulis mengumpulkan data dengan cara mencari dan membaca buku -
buku yang berisi materi yang menunjang. Pengumpulan data dalam penelitian
ini melalui observasi tidak langsung, yaitu dengan mengumpulkan dokumen -
dokumen yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
69
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara tiga cara, pertama
library research yang merupakan pengumpulan data dengan membaca buku
dari beberapa litelatur, referensi, laporan keuangan dan bahan yang
berhubungan. Kedua, dengan cara field research dengan melakukan peninjauan
langsung guna memperoleh data dengan pengamatan, yaitu berupa sumber data
sekunder dari publikasi Bank Indonesia dan publikasi Otoritas Jasa Keuangan.
Ketiga, internet research, dikarenakan buku referensi atau litelatur terkadang
tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa dikarenakan ilmu selalu
berkembang. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan teknologi
yang berkemmbang yaitu internet, sehingga data yang diperoleh merupakan
data yang sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu berbentuk apa saja dan
ditetapkan oleh penyusun, sehingga diperoleh informasi tentang hal itu
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas 3
variabel independen, 1 variabel Intervening dan 4 variabel dependen.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah jumlah pembiayaan, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah Indonesia yang terdiri Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah periode Januari 2013 sampai Juli 2017 yang terdapat dalam
Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
70
Tabel 3.1
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia
Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. Bank Muamalat Indonesia
3 PT. Bank Victoria Syariah
4 PT. Bank BRISyariah
5 PT. Bank Jabar Banten Syariah
6 PT. Bank BNI Syariah
7 PT. Bank Syariah Mandiri
8 PT. Bank Mega Syariah
9 PT. Bank Panin Syariah
10 PT. Bank Syariah Bukopin
11 PT. BCA Syariah
12 PT. Maybank Syariah Indonesia
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Unit Usaha Syariah
14 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk
15 PT Bank Permata, Tbk
16 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk
17 PT Bank CIMB Niaga, Tbk
18 PT Bank OCBC NISP, Tbk
19 PT Bank Sinarmas
20 PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
21 PT BPD DKI
22 PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
23 PT BPD Jawa Tengah
24 PT BPD Jawa Timur, Tbk
25 PT BPD Sumatera Utara
26 PT BPD Jambi
27 PT BPD Sumatera Barat
28 PT BPD Riau dan Kepulauan Riau
29 PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
30 PT BPD Kalimantan Selatan
31 PT BPD Kalimantan Barat
32 PD BPD Kalimantan Timur
33 PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat
34 PT BPD Nusa Tenggara Barat
Sumber : Statistik Perbankan Syariah diolah, 2017
71
Variable Z : Jumlah pembiayaan dalam miliar Rupiah
Variable Z1 : Pembiayaan mudharabah dalam miliar Rupiah
Variable Z2 : Pembiayaanmusyarakah dalam miliar Rupiah
Variable Z3 : Pembiayaanmurabahah dalam miliar Rupiah
2. Variabel Intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah total Dana Pihak
Ketiga Perbankan Syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariahperiode Januari 2013 sampai Juli 2017dari Statistik
Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Menurut Kasmir (2010: 297), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana
terbesar yang paling diandalkan bank. Hal ini yang menjadikan dana pihak
ketiga sebagai variabel dalam penelitian ini.
Variabel Y : DPK dalam miliar Rupiah
3. Variable Independen
a. Inflasi
Inflasi dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder bulanan
Inflasi berdasarkan IHK periode Januari 2013 sampai Juli 2017 yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
Variabel X1: Inflasi dalam persen
72
b. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga dalam penelitian ini menggunakan data BI
rate bulanan periode Januari 2013 sampai Juli 2017 dan menggunakan
data BI 7-day repo rate diolah menjadi bulanan periode Agustus 2016
sampai Juli 2017 yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tingkat suku
bunga menjadi suku bunga acuan bagi Bank Umum di Indonesia yang
diukur dalam %.
Variabel X2 : Tingkat suku bunga dalam persen
c. Nilai Tukar
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS dalam penelitian ini
menggunakan data bulanan Kurs Tengah Dollar AS terhadap Rupiah
periode Januari 2013 sampai dengan Juli 2017 yang telah terdapat dalam
Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia.
Kurs Tengah = (kurs jual + kurs beli)/2
Variabel X3 : Nilai Tukar dalam Rupiah
E. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno (2015:78) uji stasioner digunakan untuk menguji
data time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung
kompenen trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi
73
periodik. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan
oleh Dickey-fuller.
Pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka, data stasioner. Dan sebaliknya, apabila nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data tidak stasioner.
2. Uji Statistik
Model dalam penelitian ini meliputi :
Z = a + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝜷4Y +e
Z1 = a + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝜷4Y +e
Z2 = a + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝜷4Y +e
Z3 = a + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝜷4Y +e
Keterangan:
Z : Jumlah Pembiayaan
Z1 : Pembiayaan Mudharabah
Z2 : Pembiayaan Musyarakah
Z3 : Pembiayaan Murabahah
a : Konstanta
β : Koefisien Regresi
X1 : Inflasi berdasarkan IHK
X2 : Tingkat Suku Bunga
X3 :Nilai Tukar rupiah terhadap Dollar AS
Y : Dana Pihak Ketiga
e : Error (kesalahan residual)
74
a. Uji Ttest (uji secara individu)
Uji signifikansi parameter individu (uji statistik t) berarti
melakukan pengujian koefisien regresi secara individual untuk
mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen
dalam mempengaruhi variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa
variabel independen lain dianggap konstan dengan menggunakan derajat
kepercayaan 5% (Ghozali, 2013:97).
Keputusan signifikansi menurut Ghozali (2013:99) adalah:
1) Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka tidak signifikan.
2) Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka signifikan.
b. Uji Ftest (uji secara serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006:91).
Ghozali (2013:171) menyatakan uji statistik F bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen. Kriteria penilaiannya yaitu saat probabilitas
lebih kecil dari α (0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel
terikat.
c. Uji R2 (koefisien determinasi)
Menurut Ghozali (2013:95) Koefisien determinasi menunjukkan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
75
dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 hingga 1. Nilai
koefisien determinasi (R2) yang rendah bermakna kemapuan variabel
bebas dalam menjelaskan variabel terikat terbatas, namun ketika nilai
koefisien determinasi mendekati 1 bermakna variabel bebas memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
3. Analisis Jalur (Path Analysis)
Menurut Ghozali (2013:249) Analisis jalur atau path
analysisdigunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening
digunakan metode analisis jalur yang merupakan perluasan dari analisis
regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual)
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori dan menentukan
pola hubungan atara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis.
Y= a + p2𝑿𝟏 + p2𝑿𝟐 + p2𝑿𝟑+e
Z = a + p1𝑿𝟏 + p1𝑿𝟐 + p1𝑿𝟑 + p3Y +e2
Z1 = a + p1𝑿𝟏 + p1𝑿𝟐 + p1𝑿𝟑 + p3Y +e2
Z2 = a + p1𝑿𝟏 + p1𝑿𝟐 + p1𝑿𝟑 + p3Y +e2
Z3 = a + p1𝑿𝟏 + p1𝑿𝟐 + p1𝑿𝟑 + p3Y +e2
Keterangan:
Z : Jumlah Pembiayaan
Z1 : Pembiayaan Mudharabah
Z2 : Pembiayaan Musyarakah
76
Z3 : Pembiayaan Murabahah
X1 : Inflasi berdasarkan IHK
X2 : Tingkat Suku Bunga
X3 :Nilai Tukar rupiah terhadap Dollar AS
Y : Dana Pihak Ketiga
Nilai koefisien untuk variabel independen terhadap variabel
dependen intervening akan memberikan nilai p1.Nilai koefisien untuk
variabel independen terhadap variabel intervening akan memberikan nilai
p2 dan nilai koefisien untuk variabel intervening terhadap variabel akan
memberikan nilai p3.
Pengambilan keputusan untuk menjelaskanpengaruh langsung
atau tidak langsung serta pengaruh total yaitu dengan kriteria:
1. Dengan melihat nilai p1 yaitu pengaruh langsung
2. Pengaruh tidak langsung = p2 x p3
3. Total pengaruh memediasi yang di tunjukan dengan rumus =
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung = p1 +(p2 x p3)
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Winarno (2015:54) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti seperti diketahui bahwa uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
77
sampel kecil, salah satu pengujian dalam Eviws untuk melakukan
pengujian asumsi normalitas data tersebut dilakukan dengan
menggunakan pengujian Jarque Berra(JB). Jarque Berra(JB) adalah uji
statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini
mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan
dengan apabila datanya bersifat normal, dengan kriteria jika :
1) Jika nilai J-B tidak signifikan lebih kecil dari 2 maka databerdistribusi
normal.
2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% bila menggunakan tingkat
signifikansi ini maka data berdistribusi normal (hipotesis nolnya
adalah data berdistribusi normal).
b. Uji Autokorelasi
Menurut Winarno (2015:53) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi nya ada korelasi antara kesalahan penganggu
pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
(sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Dalam uji ini menggunakan uji durbin-watson uji ini
merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi, hampir semua program statistik sudah menyediakan
fasilitas untuk menghitung nilai d yang mengambarkan koefisien DW.
nilai ini akan berada di kisaran 0 hingga 4.
Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam penelitian ini
digunakan uji Durbin-watson. Uji Durbin-watson memperhatikan
78
besarnya nilai Durbin-Watson pada tabel model summary yang tertera
pada ouput. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.2
Pengambilan Keputusan Durbin Watson
Hipotesis nol Keputusan Jika
tidak ada autokorelasi positif Tolak 0< d < dl
tidak ada autokorelasi positif no desicion dl ≤ d ≤ du
tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d <4
tidak ada korelasi negatif no desicion 4-du ≤ d ≤ 4-dl
tidak ada autokorelasi, positif atau negatif tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber: Ghozali (2013:111)
c. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013:103) uji multikolinieritas bermaksud guna
menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel
bebas. Model regresi dapat dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Apabila dalam model terdapat
multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang
tinggi, sehingga ketepatan pengujian rendah.
Menurut Winarno (2015:52) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(dependen). Dalam uji ini menggunakan uji auxiliary regresi ini dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel
independen yang secara bersama-sama (misalnya X2 dan X3)
mempengaruhi satu variabel independen yang lain (misalnya X1). Kita
79
harus menjalankan beberapa regresi, masing-masing dengan
memberlakukan satu variabel independen (misalnya X1) sebagai variabel
dependen dan variabel independen lainnya tetap diperlakukan sebagai
variabel independen.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Winarno (2015:58) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil,sedang dan besar). Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala
heteroskedastisitas pada penelitian ini dengan melakukan pengujian
dengan white heteroskedasticity cross term. Jika sigifikansi dari nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut mengandung
heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi dari nilai probabolitas lebih
besar dari 0,05 maka model tersebut tidak mengandung
heteroskedastisitas.
80
F. Alat Analisis Data.
Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan Eviews. Eviews
adalah progam komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik dan
data ekonometrika. Progam ini dapat dijalankan pada sistem operasi Ms
Windows, sejak versi XP atau sesudahnya, baik versi 32 maupun 64 bit.
Eviews merupakan kelanjutan dari progam MicroTSP, yang dikeluarkan pada
tahun 1981. Progam Eviews dibuat oleh QMS (Quantitative icro Software)
yang berkedudukan di Irvine, California, Amerika Serikat. Alamat situsnya ada
di www.eviews.com. Kini QMS sudah diambilalih oleh perusahaan lain, yaitu
IHS Global, Inc pada tahun 2010 lalu (Winarno, 2015: 11).
81
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Variabel Inflasi Berdasarkan IHK
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Inflasi
X1
Mean 5,586545
Median 5,47
Maximum 8,79
Minimum 2,79
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata inflasi pada
periode Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 5,586545 atau 5,5%. Nilai
inflasi tertinggi 8,79 pada bulan Agustus 2013, sedangkan nilai terendah
inflasi 2,79 pada bulanAgustus 2016.
2. Variabel Tingkat Suku Bunga
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Tingkat Suku Bunga
X2
Mean 6,613636
Median 7,25
Maximum 7,75
Minimum 4,75
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
82
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat suku bunga
pada periode Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 6,613636 atau 6,6%.
Nilai tingkat suku bunga tertinggi 7,75 pada bulan November 2014 sampai
Januari 2015, sedangkan nilai terendah tingkat suku bunga 4,75 pada bulan
Oktober 2016 sampai Juli 2017.
3. Variabel Nilai Tukar
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel Nilai Tukar
X3
Mean 12.393,11
Median 13.017,24
Maximum 14.396,10
Minimum 9.686,65
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata nilai tukar pada
periode Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 12.393,11 Rupiah. Nilai nilai
tukar tertinggi 14.396,10 Rupiah pada bulan September 2015, sedangkan
nilai terendah nilai tukar9.686,65 Rupiah pada Februari 2013.
4. Variabel Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Dana Pihak Ketiga
Y
Mean 216.861,1
Median 213.972
Maximum 307.637
Minimum 148.731
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
83
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata dana pihak ketiga
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada periode Januari 2013
sampai Juli 2017 sebesar 216.861,1 miliar Rupiah. Nilai dana pihak ketiga
tertinggi 307.637 miliar Rupiah pada bulan Juli 2017, sedangkan nilai
terendah dana pihak ketiga 148.731 miliar Rupiah pada bulan Januari 2013.
5. Variabel Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel Jumlah Pembiayaan
Z
Mean 204.762,6
Median 201.526
Maximum 265.317
Minimum 149.672
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata jumlah
pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada periode
Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 204.762,6 miliar Rupiah. Nilai
jumlah pembiayaan tertinggi 265.317 miliar Rupiah pada bulan Juni 2017,
sedangkan nilai terendah149.672 miliar Rupiah pada bulan Januari 2013.
6. Variabel Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Variabel Pembiayaan Mudharabah
Z1
Mean 14.194,13
Median 14.354
Maximum 15.778
Minimum 12.026
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
84
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata pembiayaan
mudharabahBank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada periode
Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 14.194,13 miliar Rupiah. Nilai
tertinggi 15.778 miliar Rupiah pada bulan Juni 2017, sedangkan nilai
pembiayaan mudharabah 12.026 miliar Rupiah pada bulan April 2013.
7. Variabel Pembiayaan Musyarakah
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Variabel Pembiayaan Musyarakah
Z2
Mean 54.468,31
Median 52.672
Maximum 91.134
Minimum 28.092
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata pembiayaan
musyarakah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada periode
Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 54.468,31 miliar Rupiah. Nilai
pembiayaan musyarakah tertinggi 91.134 miliar Rupiah pada Juli 2017,
sedangkan nilai terendah 28.092 miliar Rupiah pada bulan Januari 2013.
8. Variabel Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Variabel Pembiayaan Murabahah
Z3
Mean 118.923,9
Median 117.371
Maximum 145.004
Minimum 89.665
Observations 55
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
85
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata pembiayaan
murabahah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada periode
Januari 2013 sampai Juli 2017 sebesar 118.923,9 miliar Rupiah. Nilai dana
pembiayaan murabahah 145.004 miliar Rupiah pada bulan Juni 2017,
sedangkan nilai terendah pembiayaan murabahah 89.665 miliar Rupiah
pada bulan Januari 2013.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioner
a. Variabel Inflasi Berdasarkan IHK
Tabel 4.9
Uji Stasioner Variabel Inflasi
Null Hypothesis: D(X1) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.554599 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Tes tmenunjukan
bahwa pada level dapat menolak null hypotesist dari sebuah level unit
root. Tetapi, first difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka
uji stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan
D(X1). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
86
b. Variabel Tingkat Suku Bunga
Tabel 4.10
Uji Stasioner Variabel Tingkat Suku Bunga
Null Hypothesis: D(X2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.903257 0.0002
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Testmenunjukan
bahwa first difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka uji
stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan D(X2).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
c. Variabel Nilai Tukar
Tabel 4.11
Uji Stasioner Variabel Nilai Tukar
Null Hypothesis: D(X3) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.284821 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285 Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Testmenunjukan
bahwafirst difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka uji
stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan D(X3).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
87
d. Variabel Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.12
Uji Stasioner Variabel Dana Pihak Ketiga
Null Hypothesis: D(Y) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.456769 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Testmenunjukan
bahwa pada level dapat menolak null hypotesist dari sebuah level unit
root. Tetapi, first difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka
uji stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan D(Y).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
e. Variabel Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.13
Uji Stasioner Variabel Jumlah Pembiayaan
Null Hypothesis: D(Z) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.633908 0.0084
Test critical values: 1% level -3.568308
5% level -2.921175
10% level -2.598551
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Testmenunjukan
bahwa first difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka uji
88
stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan D(Z).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
f. Variabel Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.14
Uji Stasioner VariabelPembiayaan Mudharabah
Null Hypothesis: D(Z1) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.260005 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Testmenunjukan
bahwa pada level dapat menolak null hypotesist dari sebuah level unit
root. Tetapi, first difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka
uji stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan
D(Z1). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
g. Variabel Pembiayaan Musyarakah
Tabel 4.15
Uji Stasioner VariabelPembiayaan Musyarakah
Null Hypothesis: D(Z2,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.806356 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
89
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Test menunjukan
bahwa pada level dapat menolak null hypotesist dari sebuah level unit
root. Pada first difference juga dapat menolak null hypotesist dari sebuah
level unit root.Tetapi, second difference tidak dapat menolak null
hypotesist. Maka uji stasioner ditetapkan pada second difference dan
dituliskan dengan D(Z2,2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran
1, Uji stasioner.
h. Variabel Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.16
Uji Stasioner Variabel Pembiayaan Murabahah
Null Hypothesis: D(Z3) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.475081 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Testmenunjukan
bahwa pada level dapat menolak null hypotesist dari sebuah level unit
root. Tetapi, first difference tidak dapat menolak null hypotesist. Maka
uji stasioner ditetapkan pada first difference dan dituliskan dengan
D(Z3). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Uji stasioner.
90
2. Uji Statistik
a. Uji Statistik Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.17
Uji Statistik Jumlah Pembiayaan
Dependent Variable: D(Z)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:51
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 621.3685 387.9408 1.601710 0.1156
D(X1) 59.80360 407.6835 0.146691 0.8840
D(X2) 200.5392 1431.661 0.140075 0.8892
D(X3) 0.053077 1.284711 0.041314 0.9672
D(Y) 0.510717 0.078442 6.510736 0.0000 R-squared 0.472706 Mean dependent var 2123.370
Adjusted R-squared 0.429661 S.D. dependent var 2950.641
S.E. of regression 2228.347 Akaike info criterion 18.34393
Sum squared resid 2.43E+08 Schwarz criterion 18.52809
Log likelihood -490.2861 Hannan-Quinn criter. 18.41495
F-statistic 10.98180 Durbin-Watson stat 2.205956
Prob(F-statistic) 0.000002
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut:
D(Z) = 621.36847387 + 59.8036039999*D(X1) + 200.539221217*
D(X2) + 0.0530767906287*D(X3) + 0.510716540954*D(Y) +
0.05
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
91
1) Konstanta diperoleh sebesar 621.36847387 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka jumlah pembiayaan
sebesar 621.36847387.
2) Koefisien regresi variabel inflasi diperoleh sebesar 59.8036039999
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel
inflasi meningkat sebesar 1 satuan, maka jumlah pembiayaan
Perbankan Syariah akan naik sebesar 59.8036039999 dengan asumsi
variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel suku bunga diperoleh sebesar
200.539221217 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika variabel suku bunga meningkat sebesar 1 satuan maka jumlah
pembiayaan Perbankan Syariah akan naik sebesar 200.539221217
dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.0530767906287 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika variabel nilai tukar naik sebesar 1 satuan, atau dengan kata lain
mata uang Rupiah melemah, maka jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah akan naik sebesar 0.0530767906287 dengan asumsi variabel
lain konstan.
5) Koefisien regresi variabel dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.510716540954 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika dana pihak ketiga naik sebesar 1 satuan, maka jumlah pembiayaan
92
Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.510716540954 dengan asumsi
variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial
maupun secara simultan.
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Inflasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.8840.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1a
ditolak, atau dengan kata lain, inflasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah.
b) Variabel Suku Bunga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.8892.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2a
ditolak, atau dengan kata lain, suku bunga secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah.
c) Variabel Nilai Tukar
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.9672.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3a
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah.
93
d) Variabel Dana Pihak Ketiga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0000.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka H4a
diterima, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0,000002. Karena
nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
pengujian dapat dilihat Adjusted R-squared sebesar 0.429661. Ini
berarti 42,9% jumlah pembiayaan Perbankan Syariah dapat dijelaskan
oleh variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga,
sedangkan 57,1% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
94
b. Uji Statistik Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.18
Uji Statistik PembiayaanMudharabah
Dependent Variable: D(Z1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:57
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 16.25798 59.28871 0.274217 0.7851
D(X1) 8.832681 62.30597 0.141763 0.8878
D(X2) 313.9971 218.7997 1.435089 0.1576
D(X3) 0.006242 0.196341 0.031790 0.9748
D(Y) 0.019102 0.011988 1.593353 0.1175 R-squared 0.094536 Mean dependent var 66.96296
Adjusted R-squared 0.020620 S.D. dependent var 344.1230
S.E. of regression 340.5566 Akaike info criterion 14.58706
Sum squared resid 5682961. Schwarz criterion 14.77123
Log likelihood -388.8507 Hannan-Quinn criter. 14.65809
F-statistic 1.278972 Durbin-Watson stat 1.862436
Prob(F-statistic) 0.291057
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut:
D(Z1) = 16.2579805913 + 8.8326806084*D(X1) + 313.997069562*
D(X2) + 0.00624160536752*D(X3) + 0.0191015382377*D(Y)
+ 0.05
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Konstanta diperoleh sebesar 16.2579805913 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka pembiayaan
mudharabah sebesar 16.2579805913.
95
2) Koefisien regresi variabel inflasi diperoleh sebesar 8.8326806084
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel
inflasi meningkat sebesar 1 satuan, maka pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah akan naik sebesar 8.8326806084 dengan asumsi
variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel suku bunga diperoleh sebesar
313.997069562 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika variabel suku bunga meningkat sebesar 1 satuan maka
pembiayaan mudharabah Perbankan Syariah akan naik sebesar
313.997069562 dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.00624160536752 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel nilai tukar naik sebesar 1 satuan, atau dengan kata
lain mata uang Rupiah melemah, maka pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.00624160536752 dengan
asumsi variabel lain konstan.
5) Koefisien regresi variabel dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.0191015382377 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika dana pihak ketiga naik sebesar 1 satuan, maka pembiayaan
mudharabah Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.0191015382377
dengan asumsi variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial
maupun secara simultan.
96
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Inflasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.8878.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1b
ditolak, atau dengan kata lain, inflasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah.
b) Variabel Suku Bunga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.8892.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2b
ditolak, atau dengan kata lain, suku bunga secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah.
c) Variabel Nilai Tukar
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.9748.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3b
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah.
d) Variabel Dana Pihak Ketiga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.1175.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H4b
ditolak, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga secara parsialtidak
97
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0.291057. Karena
nilai prob F-test lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga secara bersama-
sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
Perbankan Syariah.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
pengujian dapat dilihat Adjusted R-squared sebesar 0.020620. Ini
berarti 2,0% pembiayaan mudharabah Perbankan Syariah dapat
dijelaskan oleh variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak
ketiga, sedangkan 98,0% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
98
c. Uji Statistik Pembiayaan Musyarakah
Tabel 4.19
Uji Statistik PembiayaanMusyarakah
Dependent Variable: D(Z2,2)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:58
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -456.7831 333.2326 -1.370763 0.1768
D(X1) -359.9457 350.0301 -1.028328 0.3089
D(X2) -613.9395 1216.594 -0.504638 0.6161
D(X3) 0.001881 1.092960 0.001721 0.9986
D(Y) 0.150731 0.066724 2.259007 0.0285 R-squared 0.115771 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.042085 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1893.545 Akaike info criterion 18.01988
Sum squared resid 1.72E+08 Schwarz criterion 18.20575
Log likelihood -472.5268 Hannan-Quinn criter. 18.09136
F-statistic 1.571138 Durbin-Watson stat 2.821155
Prob(F-statistic) 0.197187
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut:
D(Z2,2) = -456.783114253 - 359.94572096*D(X1) - 613.939481944*
D(X2) + 0.00188068002918*D(X3) + 0.150731108126*D(Y)
+ 0.05
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Konstanta diperoleh sebesar -456.783114253 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka pembiayaan
musyarakah akan mengalami penurunan sebesar -456.783114253.
99
2) Koefisien regresi variabel inflasi diperoleh sebesar 359.94572096
dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel
inflasi meningkat sebesar 1 satuan, maka pembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah akan turun sebesar 359.94572096 dengan asumsi
variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel suku bunga diperoleh sebesar
613.939481944 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa
jika variabel suku bunga meningkat sebesar 1 satuan maka
pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah akan turun sebesar
613.939481944 dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.00188068002918 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel nilai tukar naik sebesar 1 satuan, atau dengan kata
lain mata uang Rupiah melemah, maka pembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.00188068002918 dengan
asumsi variabel lain konstan.
5) Koefisien regresi variabel dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.150731108126 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika dana pihak ketiga naik sebesar 1 satuan, maka pembiayaan
musyarakah Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.150731108126
dengan asumsi variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial
maupun secara simultan.
100
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Inflasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.3089.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1c
ditolak, atau dengan kata lain, inflasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah.
b) Variabel Suku Bunga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.6161.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2c
ditolak, atau dengan kata lain, suku bunga secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah.
c) Variabel Nilai Tukar
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.9986.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3c
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah.
d) Variabel Dana Pihak Ketiga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0285.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka H4c
diterima, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga secara parsial
101
berpengaruh signifikan terhadappembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0.197187. Karena
nilai prob F-test lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga secara bersama-
sama berpengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan musyarakah
Perbankan Syariah.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
pengujian dapat dilihat Adjusted R-squared sebesar 0.042085. Ini
berarti 4,2% pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah dapat
dijelaskan oleh variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak
ketiga, sedangkan 95,8% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
102
d. Uji Statistik Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.20
Uji Statistik Pembiayaan Murabahah
Dependent Variable: D(Z3)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:59
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 119.5489 247.4615 0.483101 0.6312
D(X1) 337.0186 260.0551 1.295951 0.2011
D(X2) -184.9179 913.2347 -0.202487 0.8404
D(X3) 0.221743 0.819498 0.270584 0.7878
D(Y) 0.290433 0.050037 5.804357 0.0000 R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut:
D(Z3) = 119.54894966 + 337.018566277*D(X1) - 184.917931357*
D(X2) + 0.221743297238*D(X3) + 0.290433091559*D(Y) +
0.05
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Konstanta diperoleh sebesar 119.54894966 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka pembiayaan
murabahah sebesar 119.54894966.
103
2) Koefisien regresi variabel Inflasi diperoleh sebesar 337.018566277
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel
inflasi meningkat sebesar 1 satuan, maka pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah akan naik sebesar 337.018566277 dengan asumsi
variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel suku bunga diperoleh sebesar
184.917931357 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa
jika variabel suku bunga meningkat sebesar 1 satuan maka
pembiayaan murabahah Perbankan Syariah akan turun sebesar
184.917931357 dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.221743297238 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika variabel nilai tukar naik sebesar 1 satuan, atau dengan kata lain
mata uang Rupiah melemah, maka pembiayaan murabahah Perbankan
Syariah akan naik sebesar 0.221743297238 dengan asumsi variabel
lain konstan.
5) Koefisien regresi variabel dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.290433091559 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
jika dana pihak ketiga naik sebesar 1 satuan, maka pembiayaan
murabahah Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.290433091559
dengan asumsi variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial
maupun secara simultan.
104
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Inflasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.2011.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1d
ditolak, atau dengan kata lain, inflasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah.
b) Variabel Suku Bunga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.8404.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2d
ditolak, atau dengan kata lain, suku bunga secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah.
c) Variabel Nilai Tukar
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.7878.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3d
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah.
d) Variabel Dana Pihak Ketiga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0000.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka H4d
diterima, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga secara parsial
105
berpengaruh signifikan terhadappembiayaan murabahah Perbankan
Syariah.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0.000007. Karena
nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
pengujian dapat dilihat Adjusted R-squared sebesar 0.396915. Ini
berarti 39,6% pembiayaan murabahah Perbankan Syariah dapat
dijelaskan oleh variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak
ketiga, sedangkan 60,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
106
e. Uji Statistik Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.21
Uji Statistik Dana Pihak Ketiga Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:09
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2826.324 573.9421 4.924406 0.0000
D(X1) 668.9860 728.8873 0.917818 0.3631
D(X2) -1101.354 2576.400 -0.427478 0.6709
D(X3) 1.544493 2.305849 0.669815 0.5061 R-squared 0.026964 Mean dependent var 2942.704
Adjusted R-squared -0.031418 S.D. dependent var 3955.765
S.E. of regression 4017.427 Akaike info criterion 19.50586
Sum squared resid 8.07E+08 Schwarz criterion 19.65319
Log likelihood -522.6582 Hannan-Quinn criter. 19.56268
F-statistic 0.461849 Durbin-Watson stat 2.369223
Prob(F-statistic) 0.710178
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut:
D(Y) = 2826.32370922 + 668.985962267*D(X1) - 1101.353655*D(X2)
+ 1.54449291236*D(X3) + 0.05
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Konstanta diperoleh sebesar 2826.32370922 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka dana pihak ketiga
sebesar 2826.32370922.
2) Koefisien regresi variabel Inflasi sebesar 668.985962267 dengan arah
koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel inflasi meningkat
107
sebesar 1 satuan, maka dana pihak ketiga Perbankan Syariah akan
naik sebesar 668.985962267 dengan asumsi variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel suku bunga sebesar 1101.353655 dengan
arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel suku bunga
meningkat sebesar 1 satuan, maka dana pihak ketiga Perbankan
Syariah akan turun sebesar 1101.353655 dengan asumsi variabel lain
konstan.
4) Koefisien regresi variabel nilai tukar sebesar 1.54449291236 dengan
arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel nilai tukar
naik sebesar 1 satuan, atau dengan kata lain mata uang Rupiah
melemah, maka dana pihak ketiga Perbankan Syariah akan naik
sebesar 1.54449291236 dengan asumsi variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial
maupun secara simultan.
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Inflasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.3631.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka inflasi
secara parsial tidak berpengaruh signifikan dana pihak ketiga
Perbankan Syariah.
b) Variabel Suku Bunga
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.6709.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), suku bunga
108
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dana pihak
ketiga Perbankan Syariah.
c) Variabel Nilai Tukar
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.5061.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), nilai tukar secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga
Perbankan Syariah.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0.710178. Karena
nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
inflasi, suku bunga dan nilai tukar secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga Perbankan Syariah.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
pengujian dapat dilihat Adjusted R-squared sebesar 0.031418. Ini
berarti 3,1% dana pihak ketiga Perbankan Syariah dapat dijelaskan
oleh variabel inflasi, suku bunga dan nilai tukar, sedangkan 96,9%
lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
109
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
1) Uji Normalitas Jumlah Pembiayaan
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Gambar 4.1 Uji Normalitas Persamaan Jumlah Pembiayaan
Dari tabel diketahui bahwa nilai probability persamaan jumlah
pembiayaan 0,086878. Nilai menunjukan lebih besar dari 0,05, maka
data berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Pembiayaan Mudharabah
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Gambar 4.2 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Mudharabah
0
2
4
6
8
10
-8000 -6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 2.33e-11
Median 237.5730
Maximum 5152.623
Minimum -8867.471
Std. Dev. 2765.855
Skewness -0.704010
Kurtosis 3.947414
Jarque-Bera 6.600263
Probability 0.086878
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-400 0 400 800
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 1.45e-12
Median -19.30267
Maximum 944.1222
Minimum -674.1846
Std. Dev. 388.8178
Skewness 0.550514
Kurtosis 2.746745
Jarque-Bera 2.925083
Probability 0.231647
110
Dari tabel diketahui bahwa nilai probability persamaan
pembiayaan mudharabah 0,231647. Nilai menunjukan lebih besar
dari 0,05, maka data berdistribusi normal.
3) Uji Normalitas Pembiayaan Musyarakah
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Gambar 4.3 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Dari tabel diketahui bahwa nilai probability persamaan
pembiayaan musyarakah 0,29824. Nilai menunjukan lebih besar dari
0,05, maka data berdistribusi normal.
4) Uji Normalitas Pembiayaan Murabahah
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Gambar 4.4 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Murabahah
0
2
4
6
8
10
12
-4000 -2000 0 2000 4000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 1.01e-11
Median 202.8462
Maximum 3643.099
Minimum -4479.631
Std. Dev. 1529.206
Skewness -0.422895
Kurtosis 3.579563
Jarque-Bera 2.409120
Probability 0.299824
0
2
4
6
8
10
12
14
-6000 -4000 -2000 0 2000 4000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 1.23e-11
Median -615.2604
Maximum 4254.850
Minimum -5896.905
Std. Dev. 2125.969
Skewness -0.111875
Kurtosis 3.188933
Jarque-Bera 0.196533
Probability 0.906408
111
Dari tabel diketahui bahwa nilai probability persamaan
pembiayaan murabahah 0,906408. Nilai menunjukan lebih besar dari
0,05, maka data berdistribusi normal.
5) Uji Normalitas Dana Pihak Ketiga
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Gambar 4.5 Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Murabahah
Dari tabel diketahui bahwa nilai probability persamaan dana
pihak ketiga 0,685178. Nilai menunjukan lebih besar dari 0,05, maka
data berdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
1) Uji Autokorelasi Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.22
Uji Autokorelasi Jumlah Pembiayaan
R-squared 0.472706 Mean dependent var 2123.370
Adjusted R-squared 0.429661 S.D. dependent var 2950.641
S.E. of regression 2228.347 Akaike info criterion 18.34393
Sum squared resid 2.43E+08 Schwarz criterion 18.52809
Log likelihood -490.2861 Hannan-Quinn criter. 18.41495
F-statistic 10.98180 Durbin-Watson stat 2.205956
Prob(F-statistic) 0.000002
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
0
2
4
6
8
10
-30000 -20000 -10000 0 10000 20000 30000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean -1.07e-11
Median -1898.765
Maximum 28022.72
Minimum -28071.22
Std. Dev. 12055.53
Skewness 0.264318
Kurtosis 2.775273
Jarque-Bera 0.756153
Probability 0.685178
112
Nilai d pada tabel menunjukan angka 2.205956 yang berada
diantara nilai du dan 4-du yang menunjukan angka 1,7234 dan 2,2766.
Maka, dapat disimpulkan data tidak mengandung autokorelasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji autokorelasi.
2) Uji Autokorelasi Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.23
Uji Autokorelasi Pembiayaan Murabahah
R-squared 0.094536 Mean dependent var 66.96296
Adjusted R-squared 0.020620 S.D. dependent var 344.1230
S.E. of regression 340.5566 Akaike info criterion 14.58706
Sum squared resid 5682961. Schwarz criterion 14.77123
Log likelihood -388.8507 Hannan-Quinn criter. 14.65809
F-statistic 1.278972 Durbin-Watson stat 1.862436
Prob(F-statistic) 0.291057
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Nilai d pada tabel menunjukan angka1.862436 yang berada
diantara nilai du dan 4-du yang menunjukan angka 1,7234 dan 2,2766.
Maka, dapat disimpulkan data tidak mengandung autokorelasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji autokorelasi.
3) Uji Autokorelasi Pembiayaan Musyarakah
Tabel 4.24
Uji Autokorelasi Pembiayaan Musyarakah
R-squared 0.115771 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.042085 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1893.545 Akaike info criterion 18.01988
Sum squared resid 1.72E+08 Schwarz criterion 18.20575
Log likelihood -472.5268 Hannan-Quinn criter. 18.09136
F-statistic 1.571138 Durbin-Watson stat 2.821155
Prob(F-statistic) 0.197187
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
113
Nilai d pada tabel menunjukan angka 2.821155 yang tidak
berada diantara nilai du dan 4-du yang menunjukan angka 1,7234 dan
2,2766. Maka, dapat disimpulkan data mengandung autokorelasi.
Untuk mengatasi masalah autokorelasi dibutuhkan
penambahan variabel berupa pembiayaan musyarakah periode satu
tahun sebelumnya. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.25
Uji Autokorelasi Pembiayaan Musyarakah setelah Penyembuhan
R-squared 0.665842 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.630293 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1176.362 Akaike info criterion 17.08451
Sum squared resid 65039842 Schwarz criterion 17.30756
Log likelihood -446.7395 Hannan-Quinn criter. 17.17029
F-statistic 18.73041 Durbin-Watson stat 2.184182
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Nilai d pada tabel setelah penambahan variabel menunjukan
angka 2.184182 yang berada diantara nilai du dan 4-du. Maka, dapat
disimpulkan data sudah tidak mengandung autokorelasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji autokorelasi.
4) Uji Autokorelasi Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.26
Uji Autokorelasi Pembiayaan Murabahah
R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
114
Nilai d pada tabel menunjukan angka 1.831926 yang berada
diantara nilai du dan 4-du yang menunjukan angka 1,7234 dan 2,2766.
Maka, dapat disimpulkan data tidak mengandung autokorelasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji autokorelasi.
5) Uji Autokorelasi Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.27
Uji Autokorelasi Dana Pihak Ketiga
R-squared 0.026964 Mean dependent var 2942.704
Adjusted R-squared -0.031418 S.D. dependent var 3955.765
S.E. of regression 4017.427 Akaike info criterion 19.50586
Sum squared resid 8.07E+08 Schwarz criterion 19.65319
Log likelihood -522.6582 Hannan-Quinn criter. 19.56268
F-statistic 0.461849 Durbin-Watson stat 2.369223
Prob(F-statistic) 0.710178
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Nilai d pada tabel menunjukan angka 2.369223 yang tidak
berada diantara nilai du dan 4-du yang menunjukan angka 1,7234 dan
2,2766. Maka, dapat disimpulkan data mengandung autokorelasi.
Untuk mengatasi masalah autokorelasi dibutuhkan
penambahan variabel berupa dana pihak ketiga periode satu tahun
sebelumnya. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.28
Uji Autokorelasi Dana Pihak Ketiga setelah Penyembuhan
R-squared 0.064503 Mean dependent var 2959.283
Adjusted R-squared -0.013455 S.D. dependent var 3991.726
S.E. of regression 4018.490 Akaike info criterion 19.52479
Sum squared resid 7.75E+08 Schwarz criterion 19.71066
Log likelihood -512.4069 Hannan-Quinn criter. 19.59627
F-statistic 0.827409 Durbin-Watson stat 1.974356
Prob(F-statistic) 0.514313
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
115
Nilai d pada tabel setelah penambahan variabel menunjukan
angka 1.974356 yang berada diantara nilai du dan 4-du. Maka, dapat
disimpulkan data sudah tidak mengandung autokorelasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
1) Uji Multikolinieritas Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.29
Ringkasan Regresi Jumlah Pembiayaan
No Variabel Dependen R2
1 Jumlah Pembiayaan 0.472706
2 Inflasi 0.068759
3 Suku Bunga 0.113075
4 Nilai Tukar 0.087237
5 Dana Pihak Ketiga 0.026964
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi jumlah
pembiayaan lebih besar dari nilai R2 regresi lainnya. Maka dapat
disimpulkan data tidak mengandung multikolinieritas. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji multikolinieritas.
2) Uji Multikolinieritas Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.30
Ringkasan Regresi Pembiayaan Mudharabah
No Variabel Dependen R2
1 Pembiayaan Mudharabah 0.094536
2 Inflasi 0.068759
3 Suku Bunga 0.113075
4 Nilai Tukar 0.087237
5 Dana Pihak Ketiga 0.026964
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
116
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi tingkat
suku bunga lebih besar dari nilai R2 regresi pembiayaan mudharabah.
Maka dapat disimpulkan data mengandung multikolinieritas.
Untuk mengatasi masalah multikolinieritas, maka variabel
tingkat suku bunga perlu dihilangkan. Hasil yang diperoleh sebagai
berikut :
Tabel 4.31
Ringkasan Regresi Pembiayaan Mudharabah setelah Penyembuhan
No Variabel Dependen R2
1 Pembiayaan Mudharabah 0.056479
2 Inflasi 0.029620
3 Nilai Tukar 0.022185
4 Dana Pihak Ketiga 0.023408
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi pembiayaan
mudharabah lebih besar dari nilai R2 regresi lainnya. Maka dapat
disimpulkan data sudah tidak mengandung multikolinieritas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji multikolinieritas.
3) Uji Multikolinieritas Pembiayaan Musyarakah
Tabel 4.32
Ringkasan Regresi Pembiayaan Musyarakah
No Variabel Dependen R2
1 Pembiayaan Musyarakah 0.665842
2 Inflasi 0.072427
3 Suku Bunga 0.134294
4 Nilai Tukar 0.093329
5 Dana Pihak Ketiga 0.034765
6 Pembiayaan Musyarakah 1 tahun sebelumnya 0.035692
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
117
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi
pembiayaan musyarakah lebih besar dari nilai R2 regresi lainnya.
Maka dapat disimpulkan data tidak mengandung multikolinieritas.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji multikolinieritas.
4) Uji Multikolinieritas Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.33
Ringkasan Regresi Pembiayaan Murabahah
No Variabel Dependen R2
1 Pembiayaan Murabahah 0.442431
2 Inflasi 0.068759
3 Suku Bunga 0.113075
4 Nilai Tukar 0.087237
5 Dana Pihak Ketiga 0.026964
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi
pembiayaan murabahah lebih besar dari nilai R2 regresi lainnya. Maka
dapat disimpulkan data tidak mengandung multikolinieritas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji multikolinieritas.
5) Uji Multikolinieritas Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.34
Ringkasan Regresi Dana Pihak Ketiga
No Variabel Dependen R2
1 Dana Pihak Ketiga 0.064503
2 Inflasi 0.074723
3 Suku Bunga 0.110309
4 Nilai Tukar 0.080882
5 Dana Pihak Ketiga 1 th sebelumnya 0.021919
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
118
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi inflasi,
suku bunga dan nilai tukar lebih besar dari nilai R2 regresi dana pihak
ketiga. Maka dapat disimpulkan data mengandung multikolinieritas.
Untuk mengatasi masalah multikolinieritas, maka variabel
suku bunga perlu dihilangkan. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.35
Ringkasan Regresi Dana Pihak Ketiga setelah Penyembuhan
No Variabel Dependen R2
1 Dana Pihak Ketiga 0.060319
2 Inflasi 0.037999
3 Nilai Tukar 0.018344
4 Dana Pihak Ketiga 1 th sebelumnya 0.021294
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi dana pihak
ketiga lebih besar dari nilai R2 regresi lainnya. Maka dapat
disimpulkan data sudah tidak mengandung multikolinieritas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3, Uji multikolinieritas.
d. Uji Heterokedaktisitas
1) Uji Heterokedaktisitas Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.36
Uji Heterokedaktisitas Jumlah Pembiayaan
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.739759 Prob. F(14,39) 0.0865
Obs*R-squared 20.75959 Prob. Chi-Square(14) 0.1080
Scaled explained SS 19.17360 Prob. Chi-Square(14) 0.1584
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai probabilitas 0,1080. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data terbebas
119
dari heterokedaktisitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran
3, Uji heterokedaktisitas.
2) Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.37
Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Mudharabah
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.285178 Prob. F(9,44) 0.9754
Obs*R-squared 2.976310 Prob. Chi-Square(9) 0.9652
Scaled explained SS 2.870580 Prob. Chi-Square(9) 0.9692
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai probabilitas 0,9652. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data terbebas
dari heterokedaktisitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran
3, Uji heterokedaktisitas.
3) Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Musyarakah
Tabel 4.38
Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Musyarakah
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.553669 Prob. F(20,32) 0.9162
Obs*R-squared 13.62533 Prob. Chi-Square(20) 0.8490
Scaled explained SS 25.19984 Prob. Chi-Square(20) 0.1939
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai probabilitas 0,849. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data terbebas
dari heterokedaktisitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran
3, Uji heterokedaktisitas.
120
4) Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.39
Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Murabahah
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 12.34155 Prob. F(14,39) 0.0000
Obs*R-squared 44.05580 Prob. Chi-Square(14) 0.0001
Scaled explained SS 122.3230 Prob. Chi-Square(14) 0.0000
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai probabilitas 0,0001. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data terbebas
dari heterokedaktisitas. Maka dari itu diperlukan Metode White untuk
mengatasi masalah ini. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.40
Uji Heterokedaktisitas Pembiayaan Murabahah setelah Penyembuhan
Dependent Variable: D(Z3)
Method: Least Squares
Date: 10/23/17 Time: 11:34
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 119.5489 269.5725 0.443476 0.6594
D(X1) 337.0186 195.3219 1.725452 0.0907
D(X2) -184.9179 713.5907 -0.259137 0.7966
D(X3) 0.221743 0.574957 0.385669 0.7014
D(Y) 0.290433 0.121700 2.386458 0.0209 R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
121
Tebel diatas menunjukan hasil setelah dilakukan uji Metode
White. Hasil yang diperoleh menunjukan perbedaan nilai probailitas.
Nilai probabilitas inflasi 0,0907 lebih besar dari 0,05 yang berarti
inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Nilai
probabillitas suku bunga 0,7966 lebih besar dari 0,05 yang berarti
suku bunga tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Nilai
probabilitas nilai tukar 0,7014 lebih besar dari 0,05 yang berarti nilai
tukar tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah dan nilai
probabilitas dana pihak ketiga 0,0209 yang berarti dana pihak ketiga
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah dengan arah positif.
Nilai prob F-test sebesar 0.000007 setelah dilakukan uji .
Metode White. Karena nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka
inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah
Perbankan Syariah.
Nilai koefisien determinasi setelah dilakukan uji Mmetode
White dapat dilihat Adjusted R-squared sebesar 0.396915. Ini berarti
39,6% pembiayaan murabahah Perbankan Syariah dapat dijelaskan
oleh variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar dan dana pihak ketiga,
sedangkan 60,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
lampiran 3, Uji heterokedaktisitas.
122
5) Uji Heterokedaktisitas Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.41
Uji Heterokedaktisitas Dana Pihak Ketiga
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.417454 Prob. F(9,43) 0.9187
Obs*R-squared 4.258725 Prob. Chi-Square(9) 0.8936
Scaled explained SS 10.16591 Prob. Chi-Square(9) 0.3372
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Dari tabel di atas menunjukan nilai probabilitas 0,8936. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data terbebas
dari heterokedaktisitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran
3, Uji heterokedaktisitas.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian setelah dilakukan uji asumsi klasik menunjukan adanya
perubahan-perubahan model persamaan. Perubahan model dilakukan dengan
penambahan ataupun pengurangan variabel independen. Dalam persamaan
pembiayaan mudharabah variabel suku bunga perlu dihilangkan. Sehingga,
H2b ditolak atau dengan kata lain, suku bunga tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah Perbankan Syariah.
Selanjutnya, dalam persamaan pembiayaan musyarakah diperlukan
tambahan variabel berupa pembiayaan musyarakah peiode satu tahun
sebelumnya. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pembiayaan musyarakah
peiode satu tahun sebelumnya memiliki nilai koefisien 8.370738 dengan arah
negatif dan nilai probabilitas 0,0000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari
123
0,05 maka, pembiayaan musyarakah peiode satu tahun sebelumnya
berpengaruh negatif dan signiifikan terhadap pembiayaan musyarakah .
Persamaan dana pihak ketiga Perbankan Syariah diperlukan
penambahan variabel dana pihak ketiga periode satu tahun sebelum dan
pengurangan variabel suku bunga. Dengan adanya penambahan variabel dalam
persamaan ini maka masing-masing persamaan akan ditambah variabel dana
pihak ketiga periode satu tahun sebelum untuk analisis jalur. Sedangkan,
pengurangan variabel suku bunga menunjukan bahwa suku bunga tidak
berpengaruh terhadap dana pihak ketiga dan dana pihak ketiga tidak dapat
memoderasi pengaruh suku bunga terhadap pembiayaan Perbankan Syariah.
Sehingga, H6a, H6b, H6c dan H6d ditolak. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Mufidah (2016) yang menyatakan dana pihak ketiga tidak dapat memediasi
pengaruh suku bunga Bank Indonesia terhadap pembiayaan Perbankan Syariah.
1. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku Bunga dan
Nilai Tukar terhadap Jumlah Pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga
sebagai Variabel Intervening
a. Pengaruh Inflasi terhadap Jumlah Pembiayaan
Nilai koefisien inflasi diperoleh sebesar 59.8036039999 dengan
arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0.8840. Karena probabilitas
lebih besar dari 0,05 (α), maka H1a ditolak, atau dengan kata lain, inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan
Syariah. Hal ini disebabkan kondisi inflasi pada periode penelitian relatif
stabil dan inflasi yang terjadi tergolong ringan (di bawah 10% per tahun),
124
sehingga tidak berpengaruh terhadap pembiayaan dan Perbankan Syariah
dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.
Hasil penelititan ini didukung oleh penelitian Dahlan (2014),
Affandi (2016), Mufidah (2016) dan Shodiq (2015). Dalam penelitian
tersebut menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
b. Pengaruh Suku Bunga terhadap Jumlah Pembiayaan
Nilai koefisien variabel suku bunga diperoleh sebesar
200.539221217 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.8892. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2a
ditolak, atau dengan kata lain, suku bunga tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlah pembiayaan Perbankan Syariah. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh suku bunga Bank Indonesia merupakan suku bunga yang
dijadikan pedoman pada bank konvensional. Sehingga suku bunga Bank
Indonesia tidak berpengaruh terhadap dana pihak ketiga perbankan
syariah selama periode penelitian.
Hasil pennelitian ini sejalan dengan penelitian Widiyanto dan
Lucia (2015), Rinofah (2015), Jayanti (2016), Affandi (2016) serta
Wicaksono (2015). Penelitian tersebut menyatakan bahwa suku bunga
Bank Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
125
c. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Jumlah pembiayaan
Nilai koefisien variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.0530767906287 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.9672. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3a
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlah pembiayaan Perbankan Syariah. Hal ini dapat dilihat
dari penguatan maupun pelemahan nilai tukar yang tidak berdampak
terhadap pembiayaan Perbankan Syariah, dikarenakan setiap tahun
jumlah pembiayaan mengalami peningkatan walaupun secara fluktuatif.
Hasil ini didukung oleh penelitian Rifai, Helmi dan Aisyah
(2017), Rinofah (2015) serta Mufidah (2016). Penelitian tersebut
menyatakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
d. Pengaruh Dana Pihak ketiga terhadap Jumlah Pembiayaan
Nilai koefisien dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.510716540954 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.0000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka H4a
diterima, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap jumlah pembiayaan Perbankan Syariah. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar dana pihak ketiga Perbankan
Syariah maka semakin besar pembiayaan yang disalurkan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wardiantika dan
Kusumaningtyas (2014), Fadhila (2015), Rina (2016) serta Faizal dan
126
Prabawa (2010). Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa dana
pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
e. Analisis Jalur Jumlah Pembiayaan
Model analisis jalur dari persamaan jumlah pembiayaan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.6 Model Analisis Jalur Jumlah Pembiayaan
Tabel 4.42
Analisis Jalur Jumlah Pembiayaan
Variabel X ke Z
(p1)
X ke Y
(p2)
Y ke Z
(p3) Sp2 Sp3
Pengaruh Tidak
Langsung
Pengaruh
Total
X1 -30,898 784,157 0,521 724,072 0,079 408,613 377,715
X3 0,189 1,154 0,521 2,218 0,079 0,601 0,790
X4 0,035 -0,192 0,521 0,141 0,079 -0,100 -0,065
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Untuk mengetahui tingkat mediasi dana pihak ketiga dari
pengaruh inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu tahun
sebelumnya terhadap jumlah pembiayaan, maka standar error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut :
Nilai Tukar
DPK 1th
sebelum
Inflasi
DPK Jumlah Pembiayaan
p3 = 0,521 p2 x3 = 1,154
p1 x4 = 0,035
p1 x1 = -30,898
p2x1 = 784,157
p1 x3 = 0,189
p2 x4= -0,192 e1= 0,969
e2 = 0,726
127
1) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,521 2(724,072)2 + (784,157)2(0,079)2 + (724,072)2(0,079)2
= 149519,994002 = 386,678153
2) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,521 2(2,218)2 + (1,154)2(0,079)2 + (2,218)2(0,079)2
= 1,374655 = 1,172457
3) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,521 2(0,141)2 + (−0,192)2(0,079)2 + (0,141)2(0,079)2
= 0,005719 = 0,075626
Berdasarkan hal di atas kita dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi sebagai berikut :
1) t1 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
408,612659
386,678153=1,056725
2) t2 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
0,601347
1,172457= 0,512895
3) t3 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
−0,100171
0,075626= -1,324557
Dengan melihat semua pengukuran di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Nilai t1 hitung sebesar 1,056725 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 408,613 tidak signifikan.
128
2) Nilai t2 hitung sebesar 0,512895 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,601 tidak signifikan.
3) Nilai t3 hitung sebesar -1,324557 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar -0,100 tidak signifikan.
Hal ini berarti dana pihak ketiga tidak dapat memediasi pengaruh
inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu tahun sebelum
terhadap pembiayaan Perbankan Syariah. Hal ini mungkin terdapat faktor
lain yang mempengaruhi pembiyaan misalnya kinerja Perbankan Syariah.
2. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku Bunga dan
Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Mudharabah dengan Dana Pihak
Ketiga sebagai Variabel Intervening
a. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Mudharabah
Nilai koefisien variabel inflasi diperoleh sebesar 8.8326806084
dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0.8878. Karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1b ditolak, atau dengan kata
lain, inflasi berpengaruh positif dam tidak signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah Perbankan Syariah. Hal ini disebabkan kondisi
inflasi pada periode penelitian relatif stabil dan inflasi yang terjadi
tergolong ringan (di bawah 10% per tahun), sehingga tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan dan Perbankan Syariah dapat menjalankan fungsi
intermediasi dengan baik.
129
Hasil penelititan ini didukung oleh penelitian Dahlan (2014),
Affandi (2016), Mufidah (2016) dan Shodiq (2015). Dalam penelitian
tersebut menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
b. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Mudharabah
Nilai koefisien variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.00624160536752 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.9748. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3b
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah Perbankan Syariah. Hal ini
dapat dilihat dari penguatan maupun pelemahan nilai tukar yang tidak
berdampak terhadap pembiayaan Perbankan Syariah, dikarenakan setiap
tahun jumlah pembiayaan mengalami peningkatan walaupun secara
fluktuatif.
Hasil ini didukung oleh penelitian Rifai, Helmi dan Aisyah
(2017), Rinofah (2015) serta Mufidah (2016). Penelitian tersebut
menyatakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
c. Pengaruh Dana Pihak ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah
Nilai koefisien dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.0191015382377 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.1175. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H4b
ditolak, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
130
tidak signifikan terhadap pembiayaan mudharabah Perbankan Syariah.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar dana pihak ketiga
Perbankan Syariah, tidak berpengaruh terhadap besaran pembiayaan
yang disalurkan.
d. Analisis Jalur Pembiayaan Mudharabah
Model analisis jalur dari persamaan Pembiayaan Mudharabah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.7 Model Analisis Jalur Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.43
Analisis Jalur Persamaan Pembiayaan Mudharabah
Variabel X ke Z1
(p1)
X ke Y
(p2)
Y ke Z1
(p3) Sp2 Sp3
Pengaruh Tidak
Langsung
Pengaruh
Total
X1 32,307 784,157 0,017 724,072 0,013 13,337 45,644
X3 0,076 1,154 0,017 2,218 0,013 0,020 0,096
X4 -0,005 -0,192 0,017 0,141 0,013 -0,003 -0,008
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Untuk mengetahui tingkat mediasi dana pihak ketiga dari
pengaruh inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu tahun
Nilai Tukar
DPK 1th
sebelum
Inflasi
DPK Pembiayaan
Mudharabah
p3 = 0,017 p2 x3 = 1,154
p1 x4 = -0,005
p1 x1 = 32,307
p2x1 = 784,157
p1 x3 = 0,076
p2 x4= -0,192 e1= 0,969
e2 = 0,971
131
sebelumnya terhadap pembiayaan mudharabah, maka standar error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut :
1) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,017 2(724,072)2 + (784,157)2(0,013)2 + (724,072)2(0,013)2
= 331,484220 = 18,206708
2) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,017 2(2,218)2 + (1,154)2(0,013)2 + (2,218)2(0,013)2
= 0,002409 = 0,049083
3) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,017 2(0,141)2 + (−0,192)2(0,013)2 + (0,141)2(0,013)2
= 0,000015 = 0,003829
Berdasarkan hal di atas kita dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi sebagai berikut :
1) t1 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
13,336949
18,206708=0,732529
2) t2 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
0,019628
0,049083=0,399887
3) t3 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
−0,003270
0,003829=-0,853801
Dengan melihat semua pengukuran di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Nilai t1 hitung sebesar 0,732529 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 13,337 tidak signifikan.
132
2) Nilai t2 hitung sebesar 0,399887 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,020 tidak signifikan.
3) Nilai t3 hitung sebesar -0,853801 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi 0,003 tidak signifikan.
Hal ini berarti dana pihak ketiga tidak dapat menjadi mediator
dalam pengaruh inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu
tahun sebelum terhadap pembiayaan murabahah Perbankan Syariah.
Dimungkinkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi pembiayaan
murabahah Perbankan Syariah, misalnya kinerja perbankan, kesehatan
Perbankan, kompetitor Perbankan dan lainnya dari Perbankan Syariah.
3. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku Bunga dan
Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Musyarakah dengan Dana Pihak
Ketiga sebagai Variabel Intervening
a. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Musyarakah
Nilai koefisien regresi variabel inflasi diperoleh sebesar
359.94572096 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas
0.3089. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1c
ditolak, atau dengan kata lain, inflasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah. Hal ini
disebabkan kondisi inflasi pada periode penelitian relatif stabil dan inflasi
yang terjadi tergolong ringan (di bawah 10% per tahun), sehingga tidak
133
berpengaruh terhadap pembiayaan dan Perbankan Syariah dapat
menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.
Hasil penelititan ini didukung oleh penelitian Dahlan (2014),
Affandi (2016), Mufidah (2016) dan Shodiq (2015). Dalam penelitian
tersebut menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
b. Pengaruh Suku Bunga terhadap Pembiayaan Musyarakah
Nilai koefisien suku bunga diperoleh sebesar 613.939481944
dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.6161. Karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2c ditolak, atau dengan kata
lain, suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh suku bunga Bank Indonesia merupakan suku bunga yang
dijadikan pedoman pada bank konvensional. Sehingga suku bunga Bank
Indonesia tidak berpengaruh terhadap dana pihak ketiga perbankan
syariah selama periode penelitian.
Hasil pennelitian ini sejalan dengan penelitian Widiyanto dan
Lucia (2015), Rinofah (2015), Jayanti (2016), Affandi (2016) serta
Wicaksono (2015). Penelitian tersebut menyatakan bahwa suku bunga
Bank Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
134
c. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Musyarakah
Nilai koefisien regresi variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.00188068002918 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.9986. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3c
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah. Hal ini
dapat dilihat dari penguatan maupun pelemahan nilai tukar yang tidak
berdampak terhadap pembiayaan Perbankan Syariah, dikarenakan setiap
tahun jumlah pembiayaan mengalami peningkatan walaupun secara
fluktuatif.
Hasil ini didukung oleh penelitian Rifai, Helmi dan Aisyah
(2017), Rinofah (2015) serta Mufidah (2016). Penelitian tersebut
menyatakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
d. Pengaruh Dana Pihak ketiga terhadap Pembiayaan Musyarakah
Nilai koefisien variabel dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.150731108126 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.0285. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka H4c
diterima, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah. Hal
ini mengindikasikan bahwa semakin besar dana pihak ketiga Perbankan
Syariah maka semakin besar pembiayaan yang disalurkan.
135
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wardiantika dan
Kusumaningtyas (2014), Fadhila (2015), Rina (2016) serta Faizal dan
Prabawa (2010). Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa dana
pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
e. Analisis Jalur Pembiayaan Musyarakah
Model analisis jalur dari persamaan Pembiayaan Musyarakah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.8 Model Analisis Jalur Pembiayaan Musyarakah
Nilai Tukar
DPK 1th
sebelum
Inflasi
DPK
Pembiayaan
Musyarakah
p3 = 0,195
p2 x3 = 1,205
p1 x4 = 0,068
p1 x1 = -311,144
p2x1 = 777,304
p1 x3 = -0,354
p2 x4 = -0,305
e1= 0,969
e2 = 0,578
Pembiayaan
Musyarakah
1 th sebelum
p2 x5 = 0,667
p1 x5 = -1,189
136
Tabel 4.44
Analisis Jalur Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Variabel X ke Z2
(p1)
X ke Y
(p2)
Y ke Z2
(p3) Sp2 Sp3
Pengaruh Tidak
Langsung
Pengaruh
Total
X1 -311,144 777,304 0,195 717,008 0,042 151,719 -159,425
X3 -0,354 1,205 0,195 2,196 0,042 0,235 -0,119
X4 0,068 -0,305 0,195 0,161 0,042 -0,060 0,009
X5 -1,189 0,667 0,195 0,475 0,042 0,130 -1,059
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Untuk mengetahui tingkat mediasi dana pihak ketiga dari
pengaruh inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu tahun
sebelumnya terhadap pembiayaan musyarakah, maka standar error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut :
1) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,195 2(717,008)2 + (777,304)2(0,042)2 + (717,008)2(0,042)2
= 21585,457622 = 146,919902
2) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,195 2(2,196)2 + (1,205)2(0,042)2 + (2,196)2(0,042)2
= 0,194987 = 0,441574
3) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,195 2(0,161)2 + (−0,305)2(0,042)2 + (0,161)2(0,042)2
= 0,001195 = 0,034576
4) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,195 2(0,475)2 + (0,667)2(0,042)2 + (0,475)2(0,042)2
= 0,009801 = 0,099002
137
Berdasarkan hal di atas kita dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi sebagai berikut :
1) t1 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
151,718898
146,919902=1,032664
2) t2 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
0,235271
0,441574=0,532801
3) t3 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
−0,059519
0,034576= -1,721398
4) t4 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
0,130254
0,099002=1,315680
Dengan melihat semua pengukuran di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Nilai t1 hitung sebesar 1,032664 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 151,719 tidak signifikan.
2) Nilai t2 hitung sebesar 0,532801 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,235 tidak signifikan.
3) Nilai t3 hitung sebesar -1,721398 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar -0,060 tidak signifikan.
4) Nilai t4 hitung sebesar 1,315680 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,130 tidak signifikan.
Hal ini berarti dana pihak ketiga tidak dapat menjadi mediator
dalam pengaruh inflasi, nilai tukar, dana pihak ketiga periode satu tahun
138
sebelum dan pembiayaan musyarakah satu tahun sebelumnya terhadap
pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah. Dimungkinkan terdapat
faktor lain yang mempengaruhi pembiayaan musyarakah Perbankan
Syariah, misalnya kinerja perbankan, kesehatan Perbankan, kompetitor
Perbankan dan lainnya dari Perbankan Syariah. Dana pihak ketiga
Perbankan Syariah bukan menjadi satu-satunya faktor yang
mempengaruhi pembiayaan musyarakah Perbankan Syariah.
4. Pengaruh Langsung maupun Tidak Langsung Inflasi, Suku Bunga dan
Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Murabahah dengan Dana Pihak
Ketiga sebagai Variabel Intervening
a. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah
Koefisien regresi variabel Inflasi diperoleh sebesar
337.018566277 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.2011. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H1d
ditolak, atau dengan kata lain, inflasi berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan murabahah Perbankan Syariah. Hal ini
disebabkan kondisi inflasi pada periode penelitian relatif stabil dan inflasi
yang terjadi tergolong ringan (di bawah 10% per tahun), sehingga tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan dan Perbankan Syariah dapat
menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.
Hasil penelititan ini didukung oleh penelitian Dahlan (2014),
Affandi (2016), Mufidah (2016) dan Shodiq (2015). Dalam penelitian
139
tersebut menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
b. Pengaruh Suku Bunga terhadap Pembiayaan Murabahah
Nilai koefisien regresi variabel suku bunga diperoleh sebesar
184.917931357 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas
0.8404. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H2d
ditolak, atau dengan kata lain, suku bunga berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan murabahah Perbankan Syariah. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh suku bunga Bank Indonesia merupakan
suku bunga yang dijadikan pedoman pada bank konvensional. Sehingga
suku bunga Bank Indonesia tidak berpengaruh terhadap dana pihak
ketiga perbankan syariah selama periode penelitian.
Hasil pennelitian ini sejalan dengan penelitian Widiyanto dan
Lucia (2015), Rinofah (2015), Jayanti (2016), Affandi (2016) serta
Wicaksono (2015). Penelitian tersebut menyatakan bahwa suku bunga
Bank Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
c. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Murabahah
Nilai koefisien regresi variabel nilai tukar diperoleh sebesar
0.221743297238 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.7878. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka H3d
ditolak, atau dengan kata lain, nilai tukar berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan murabahah Perbankan Syariah. Hal ini
140
dapat dilihat dari penguatan maupun pelemahan nilai tukar yang tidak
berdampak terhadap pembiayaan Perbankan Syariah, dikarenakan setiap
tahun jumlah pembiayaan mengalami peningkatan walaupun secara
fluktuatif.
Hasil ini didukung oleh penelitian Rifai, Helmi dan Aisyah
(2017), Rinofah (2015) serta Mufidah (2016). Penelitian tersebut
menyatakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Perbankan Syariah.
d. Pengaruh Dana Pihak ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah
Nilai koefisien variabel dana pihak ketiga diperoleh sebesar
0.290433091559 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas
0.0000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka H4d
diterima, atau dengan kata lain, dana pihak ketiga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah Perbankan Syariah. Hal
ini mengindikasikan bahwa semakin besar dana pihak ketiga Perbankan
Syariah maka semakin besar pembiayaan yang disalurkan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wardiantika dan
Kusumaningtyas (2014), Fadhila (2015), Rina (2016) serta Faizal dan
Prabawa (2010). Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa dana
pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah.
141
e. Analisis Jalur Pembiayaan Murabahah
Model analisis jalur dari persamaan Pembiayaan Murabahah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.9 Model Analisis Jalur Pembiayaan Murabahah
Tabel 4.45
Analisis Jalur Persamaan Pembiayaan Murabahah
Variabel X ke Z3
(p1)
X ke Y
(p2)
Y ke Z3
(p3) Sp2 Sp3
Pengaruh Tidak
Langsung
Pengaruh
Total
X1 279,338 784,157 0,292 724,072 0,127 229,117 508,455
X3 0,239 1,154 0,292 2,218 0,127 0,337 0,577
X4 -0,012 -0,192 0,292 0,141 0,127 -0,056 -0,068
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
Untuk mengetahui tingkat mediasi dana pihak ketiga dari
pengaruh inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu tahun
sebelumnya terhadap pembiayaan murabahah, maka standar error dari
koefisien indirect effect dapat dinyatakan sebagai berikut :
1) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,292 2(724,072)2 + (784,157)2(0,127)2 + (724,072)2(0,127)2
= 63084,134163 = 251,165551
Nilai Tukar
DPK 1th
sebelum
Inflasi
DPK Pembiayaan
Murabahah
p3 = 0,292 p2 x3 = 1,154
p1 x4 = -0,012
p1 x1 = 279,338
p2x1 = 784,157
p1 x3 = 0,239
p2 x4= -0,192 e1= 0,969
e2 = 0,747
142
2) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,292 2(2,218)2 + (1,154)2(0,127)2 + (2,218)2(0,127)2
= 0,520385 = 0,721377
3) Sp2p3 = 𝑝32𝑠𝑝22 + 𝑝22𝑠𝑝32 + 𝑠𝑝22𝑠𝑝32
= 0,292 2(0,141)2 + (−0,192)2(0,127)2 + (0,141)2(0,127)2
= 0,002598 = 0,050974
Berdasarkan hal di atas kita dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi sebagai berikut :
1) t1 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
229,117462
251,165551=0,912217
2) t2 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
0,337188
0,721377=0,467422
3) t3 = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3=
−0,056168
0,050974=-1,101904
Dengan melihat semua pengukuran di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Nilai t1 hitung sebesar 0,912217 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 229,117 tidak signifikan.
2) Nilai t2 hitung sebesar 0,467422 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar 0,337 tidak signifikan
3) Nilai t3 hitung sebesar -1,101904 lebih kecil dari t tabel yaitu 2,00
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi sebesar -0,056 tidak signifikan.
143
Hal ini berarti dana pihak ketiga tidak dapat menjadi mediator
dalam pengaruh inflasi, nilai tukar dan dana pihak ketiga periode satu
tahun sebelum terhadap pembiayaan murabahah Perbankan Syariah.
Dimungkinkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi pembiayaan
murabahah Perbankan Syariah, misalnya kinerja perbankan, kesehatan
Perbankan, kompetitor Perbankan dan lainnya dari Perbankan Syariah.
Walaupun dana pihak ketiga yang dimiliki Perbankan Syariah tinggi,
namun kinerja atau kesehatan Perbankan Syariah kurang baik, maka
belum tentu pembiayaan Perbankan Syariah tersebut tinggi. Dana pihak
ketiga Perbankan Syariah bukan menjadi satu-satunya faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya pembiayaan murabahah Perbankan
Syariah.
144
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan
mengenai pengaruh langsung maupun tidak langsung inflasi, suku bunga dan
nilai tukar terhadap pembiayaan meliputi jumlah pembiayaan, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah dengan
dana pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia
tahun 2013-2017, sebagai berikut :
1. Inflasi, suku bunga dan nilai tukar tidak berpengaruh secara langsung
maupun secara tidak langsung terhadap jumlah pembiayaan dengan dana
pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di Indonesia
tahun 2013-2017.
2. Inflasi, suku bunga dan nilai tukar tidak berpengaruh secara langsung
maupun secara tidak langsung terhadap pembiayaan mudharabah dengan
dana pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di
Indonesia tahun 2013-2017.
3. Inflasi, suku bunga dan nilai tukar tidak berpengaruh secara langsung
maupun secara tidak langsung terhadap pembiayaan musyarakah dengan
dana pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di
Indonesia tahun 2013-2017.
145
4. Inflasi, suku bunga dan nilai tukar tidak berpengaruh secara langsung
maupun secara tidak langsung terhadap pembiayaan murabahah dengan
dana pihak ketiga sebagai variabel intervening Perbankan Syariah di
Indonesia tahun 2013-2017.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan pada
penelitian ini, saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagi Perbankan Syariah
Untuk meningkatkan pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
harus memerlukan perhatian terhadap dana pihak ketiga (DPK). Agar dana
pihak ketiga semakin besar, perlu pengkajian lebih lanjut mengenai
optimalisasi sumber-sumber dana pihak ketiga tersebut, diantaranya dengan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja, kapabilitas,
integritas dan kredibilitas perbankan syariah. Menjamin keamanan dana
nasabah, pelayanan dan pengelolaan serta ekspetasi perkiraan pendapatan
yang diperoleh dari penyimpanan dana tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun penelitian ini masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki dan dikembangkan. Dalam penelitian ini, hanya menggunakan
pengaruh eksternal perbankan dan hanya menggunakan tiga variabel makro,
padahal banyak variabel makro yang belum diteliti. Untuk itu, bagi peneliti
146
selanjutnya agar mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan
analisis pengaruh internal dan ekstrnal Perbankan Syariah serta dengan lebih
banyak variabel makro yang belum diteliti.
147
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Faisal. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, Bi-Rate dan
Suku Bunga Bank Konvensional terhadap Margin Bagi Hasil Deposito
Mudarabah Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015. At-
Tawassuth: Volume 1, Nomor 1, 2016
AlFarizi, Fauzan. 2016. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Likuiditas dan Bagi Hasil
terhadap Deposito Mudharabah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi:
Volume 5, Nomor 4, April 2016
Al-Muslih, Abdullah & Shalah ash-Shawi. 2001. Fikih Ekonomi Keuangan Islam.
Jakarta: Daarul Haq
Anisah, Nur. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Syariah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi: Volume 1,
Nomor 2, Maret 2013
Arief, Barda Nawawi. 2011. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press
Boediono. 2001. Ekonomi Makro Edisi 4. Yokyakarta: BPFE
Dahlan, Rahmat. 2014. Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia
Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di
Indonesia: Jurnal Etikonomi Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014
Destiana, Rina. 2016. Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di
Indonesia. JURNAL LOGIKA: Volume XVII, Nomor 2, Agustus 2016
Fadhila, Aulia. 2015. Pengaruh Bagi Hasil Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap
Pembiayaan Musyarakah Pada Pt.Bank Kalbar Syariah Cabang
Pontianak. Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi: Volume 4, Nomor 1, 2015
Faizal, Agung dan Sri Adji Prabawa. 2010. Analisis Pengaruh Total Aset, Dana
Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Volume
Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Devisa).
Jurnal ilmiah Manajemen: Volume 8, Nomor 1, April 2010
Ferdiansyah. 2015. Pengaruh Rate Bagi Hasil dan BI Rate terhadap Dana Pihak
Ketiga Perbankan Syariah (Studi Pada BPRS yang Terdaftar Di Bank
Indonesia). JOM FEKON: Volume 2, Nomor 1, Februari 2015
148
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM SPSS
21 Edisi Tujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan S, Wiroso dan Muhammad Yusuf. 2006. Akuntansi Perbankan
Syariah. Jakarta: LPFE Usakti
Heri, Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Ekonisia
Jayanti, Sri Delasmi. 2016. Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Pembiayaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Bank Umum
Syariah). I-Economic: Volume 2, Nomor 2, Desember 2016
Karim, Adiwarman A. 2005. Islamic Banking Fiqh and Financial Analysis.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Karim, Adiwarman A. 2013. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasiram. Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif – kuantitatif. Malang: UIN
Maliki Press
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Gruop
Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia
Lilik Zazilatul Mufidah. 2016. Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Penyaluran
Pembiayaan melalui Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening
(Studi BUS di Indonesia 2011-2015). Skripsi: Fakultas Ekonomi, UIN
Malang 2016
Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Edisi 2. Yogyakarta: Salemba
Empat.
Muliawati, Nisa Lidya dan Tatik Maryati. 2015. Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs,
Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito pada PT. Bank Syariah
Mandiri 2007-2012. Seminar Nasional Cendekiawan: 2015 ISSN: 2460-
8696
Muttaqiena, Abida. 2013. Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, dan
Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia
2008-2012. Economics Development Analysis Journal: Volume 2, Nomor
3, 2013
Natalia dan Evi. 2014. Pengaruh Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku
Bunga terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah. Jurnal
Administrasi Bisnis: Volume 9, Nomor 1, April 2014
149
Piliyanti, Indah dan Tri Wahyuni. 2014. Pengaruh Suku Bunga Deposito, Bagi
Hasil Deposito mudharabah, FDR, Inflasi, Ukuran Perusahaan terhadap
Pertumbuhan Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah Indonesia Dan
Malaysia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam: Volume 9, Nomor 1, Juni
2013
Rifai, Syukuri Ahmad, Helmi Susanti dan Aisyah Setyaningrum. 2017. Analisis
Pengaruh Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Ekspor
terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah dengan Dana Pihak Ketiga
sebagai Variabel Moderating. Jurnal Muqtasid: Volume 8, Nomor 1 2017:
18-39
Rinofah, Risal. 2015. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Penyaluran
Kredit Umum dan Umkm di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Sosiohumaniora Volume 1, Nomor 1, April 2015
Rivai, Veithzal dan Arifin Arviyan. 2010. Islamic Banking. Jakarta: Bumi Aksara
Rudiansyah, Afif. 2014. Pengaruh Inflasi, BI Rate, PDB dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal
Ilmu Manajemen: Volume 2, Nomor 2, April 2014
Sodiq, Amirus. 2015. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Profitabilitas
Bank Syariah di Indonesia Periode 2009 – 2014. Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam: Volume 3, Nomor 2, 2015
Sugiyono, 2008. Kualitatif Metode Penelitian Kunatitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Sumar’in. 2012. Konsep kelembagaan bank syariah. Yogyakarta: graha ilmu
Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Kusumangtias. 2014. Pengaruh DPK, CAR,
NPF dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum
Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen: Volume 2, Nomor 4,
Oktober 2014
Wicaksono, Rianto Anugerah. 2015. Pengaruh Perubahan Suku Bunga Kredit
Bank Konvensional dan Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
Pembiayaan Bank Islam Berbasis Murabahah. Jurnal Aplikasi
Manajemen: Volume 13, Nomor 3, 2015
Widiyanto, Eko dan Lucia Ari Diyani. 2015. Analisis Pengaruh Tingkat Suku
Bunga BI terhadap Pembiayaan Mudharabah. Jurnal Bisnis dan
Komunikasi: Volume 2, Nomor 1, Februari 2015
150
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews, Edisi 4. Yogyakarta: UPP STI YKPN
www.bi.go.id
www.ojk.co.id
LAMPIRAN 1
A. Data Penelitian
1. Data Variabel Dependen
Periode
VARIABEL DEPENDEN
(Dalam Miliar Rupiah)
Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Murabahah
01-Jan-13 149.672 12.027 28.092 89.665
01-Feb-13 154.072 12.056 28.896 92.792
01-Mar-13 161.081 12.102 30.857 97.415
01-Apr-13 163.407 12.026 32.288 98.368
01-Mei-13 167.259 12.168 33.743 100.184
01-Jun-13 171.227 12.629 35.057 102.588
01-Jul-13 174.486 13.281 35.997 104.718
01-Agust-13 174.537 13.299 37.883 105.061
01-Sep-13 177.320 13.364 36.715 106.779
01-Okt-13 179.284 13.664 37.921 107.484
01-Nop-13 180.833 13.878 38.680 108.128
01-Des-13 184.122 13.625 39.874 110.565
01-Jan-14 181.398 13.322 38.685 109.803
01-Feb-14 181.772 13.300 39.254 110.047
01-Mar-14 184.964 13.498 40.583 111.727
01-Apr-14 187.885 13.802 42.830 112.288
01-Mei-14 189.690 13.869 44.055 112.820
01-Jun-14 193.136 14.312 45.648 114.322
01-Jul-14 194.079 14.559 46.739 114.128
01-Agust-14 193.983 14.277 47.353 114.002
01-Sep-14 196.563 14.356 48.611 114.891
01-Okt-14 196.491 14.371 48.627 115.088
01-Nop-14 198.376 14.307 50.005 115.602
01-Des-14 199.330 14.354 49.387 117.371
01-Jan-15 197.279 14.207 49.416 115.979
01-Feb-15 197.543 14.147 49.686 116.268
01-Mar-15 200.712 14.136 51.721 117.358
01-Apr-15 201.526 14.388 52.672 117.209
01-Mei-15 203.894 14.906 54.033 117.777
01-Jun-15 206.056 15.667 54.757 118.612
01-Jul-15 204.842 15.728 54.332 117.947
01-Agust-15 205.873 15.676 55.315 118.317
01-Sep-15 208.142 15.190 57.135 119.641
01-Okt-15 207.767 14.924 57.422 119.456
01-Nop-15 209.123 14.680 58.391 120.332
01-Des-15 212.996 14.819 60.713 122.111
01-Jan-16 211.221 14.468 59.638 122.287
01-Feb-16 211.570 14.267 60.844 122.042
01-Mar-16 213.481 14.273 62.737 122.167
01-Apr-16 214.321 14.239 63.321 122.981
01-Mei-16 217.858 14.856 64.515 124.339
01-Jun-16 222.174 15.298 66.312 126.179
01-Jul-16 220.143 14.789 65.712 125.635
01-Agust-16 220.452 14.577 66.680 125.478
01-Sep-16 235.005 14.696 69.228 136.830
01-Okt-16 237.023 14.590 70.706 137.192
01-Nop-16 240.380 14.374 72.647 138.823
01-Des-16 248.007 15.292 78.421 139.536
01-Jan-17 244.465 14.654 76.707 138.498
01-Feb-17 245.815 14.398 77.713 139.075
01-Mar-17 250.536 14.505 80.397 140.610
01-Apr-17 252.290 14.316 81.709 141.274
01-Mei-17 256.832 14.751 84.200 142.988
01-Jun-17 265.317 15.778 89.763 145.004
01-Jul-17 264.334 15.643 91.134 143.035
2. Data Variabel Intervening
Periode VARIABEL INTERVENING
DPK
(Dalam Miliar Rupiah)
01-Jan-13 148.731
01-Feb-13 150.795
01-Mar-13 156.964
01-Apr-13 158.519
01-Mei-13 163.858
01-Jun-13 163.966
01-Jul-13 166.453
01-Agust-13 170.222
01-Sep-13 171.701
01-Okt-13 174.018
01-Nop-13 176.292
01-Des-13 183.534
01-Jan-14 177.930
01-Feb-14 178.154
01-Mar-14 180.945
01-Apr-14 185.508
01-Mei-14 190.783
01-Jun-14 191.594
01-Jul-14 194.299
01-Agust-14 195.959
01-Sep-14 197.141
01-Okt-14 207.121
01-Nop-14 209.644
01-Des-14 217.858
01-Jan-15 210.761
01-Feb-15 210.297
01-Mar-15 212.988
01-Apr-15 213.972
01-Mei-15 215.338
01-Jun-15 213.477
01-Jul-15 216.082
01-Agust-15 216.356
01-Sep-15 219.580
01-Okt-15 219.477
01-Nop-15 220.635
01-Des-15 231.175
01-Jan-16 229.093
01-Feb-16 231.819
01-Mar-16 232.656
01-Apr-16 233.807
01-Mei-16 238.366
01-Jun-16 241.336
01-Jul-16 243.184
01-Agust-16 244.843
01-Sep-16 263.521
01-Okt-16 264.678
01-Nop-16 270.480
01-Des-16 279.334
01-Jan-17 277.713
01-Feb-17 281.083
01-Mar-17 286.177
01-Apr-17 291.888
01-Mei-17 295.606
01-Jun-17 302.012
01-Jul-17 307.637
3. Data Variabel Independen
Periode
VARIABEL INDEPENDEN
Inflasi
(Dalam Persen)
Suku Bunga
(Dalam Persen)
Nilai Tukar
(Dalam Rupiah)
01-Jan-13 4,57 5,75 9.687,33
01-Feb-13 5,31 5,75 9.686,65
01-Mar-13 5,90 5,75 9.709,42
01-Apr-13 5,57 5,75 9.724,05
01-Mei-13 5,47 5,75 9.760,91
01-Jun-13 5,90 6,00 9.881,53
01-Jul-13 8,61 6,50 10.073,39
01-Agust-13 8,79 7,00 10.572,50
01-Sep-13 8,40 7,25 11.346,24
01-Okt-13 8,32 7,25 11.366,90
01-Nop-13 8,37 7,50 11.613,10
01-Des-13 8,38 7,50 12.087,10
01-Jan-14 8,22 7,50 12.179,65
01-Feb-14 7,75 7,50 11.935,10
01-Mar-14 7,32 7,50 11.427,05
01-Apr-14 7,25 7,50 11.435,75
01-Mei-14 7,32 7,50 11.525,94
01-Jun-14 6,70 7,50 11.892,62
01-Jul-14 4,53 7,50 11.689,06
01-Agust-14 3,99 7,50 11.706,67
01-Sep-14 4,53 7,50 11.890,77
01-Okt-14 4,83 7,50 12.144,87
01-Nop-14 6,23 7,75 12.158,30
01-Des-14 8,36 7,75 12.438,29
01-Jan-15 6,96 7,75 12.579,10
01-Feb-15 6,29 7,50 12.749,84
01-Mar-15 6,38 7,50 13.066,82
01-Apr-15 6,79 7,50 12.947,76
01-Mei-15 7,15 7,50 13.140,53
01-Jun-15 7,26 7,50 13.313,24
01-Jul-15 7,26 7,50 13.374,79
01-Agust-15 7,18 7,50 13.781,75
01-Sep-15 6,83 7,50 14.396,10
01-Okt-15 6,25 7,50 13.795,86
01-Nop-15 4,89 7,50 13.672,57
01-Des-15 3,35 7,50 13.854,60
01-Jan-16 4,14 7,25 13.889,05
01-Feb-16 4,42 7,00 13.515,70
01-Mar-16 4,45 6,75 13.193,14
01-Apr-16 3,60 6,75 13.179,86
01-Mei-16 3,33 6,75 13.419,65
01-Jun-16 3,45 6,50 13.355,05
01-Jul-16 3,21 6,50 13.118,82
01-Agust-16 2,79 5,25 13.165,00
01-Sep-16 3,07 5,00 13.118,24
01-Okt-16 3,31 4,75 13.017,24
01-Nop-16 3,58 4,75 13.310,50
01-Des-16 3,02 4,75 13.417,67
01-Jan-17 3,49 4,75 13.358,71
01-Feb-17 3,83 4,75 13.340,84
01-Mar-17 3,61 4,75 13.345,50
01-Apr-17 4,17 4,75 13.306,39
01-Mei-17 4,33 4,75 13.323,35
01-Jun-17 4,37 4,75 13.298,25
01-Jul-17 3,88 4,75 13.342,10
B. Statistik Deskriptif
1. Variabel Dependen
Z Z1 Z2 Z3
Mean 204762.6 14194.13 54468.31 118923.9
Median 201526.0 14354.00 52672.00 117371.0
Maximum 265317.0 15778.00 91134.00 145004.0
Minimum 149672.0 12026.00 28092.00 89665.00
Std. Dev. 28097.17 9.533.151 16251.98 13360.00
Skewness 0.345746 -0.705127 0.423567 0.207783
Kurtosis 2.578.982 3.233.577 2.374.564 2.617.274
Jarque-Bera 1.501.999 4.682.735 2.541.016 0.731441
Probability 0.471895 0.096196 0.280689 0.693697
Sum 11261944 780677.1 2995757. 6540816.
Sum Sq. Dev. 4.26E+10 49075718 1.43E+10 9.64E+09
Observations 55 55 55 55
2. Variabel Intervening
Y
Mean 216861.1
Median 213972.0
Maximum 307637.0
Minimum 148731.0
Std. Dev. 42171.23
Skewness 0.426790
Kurtosis 2.337.149
Jarque-Bera 2.676.601
Probability 0.262291
Sum 11927360
Sum Sq. Dev. 9.60E+10
Observations 55
3. Variabel Independen
X1 X2 X3
Mean 5.586.545 6.613.636 12393.11
Median 5.470.000 7.250.000 13017.24
Maximum 8.790.000 7.750.000 14396.10
Minimum 2.790.000 4.750.000 9.686.650
Std. Dev. 1.838.793 1.112.657 1.290.971
Skewness 0.183562 -0.727307 -0.856563
Kurtosis 1.664.182 1.889.337 2.676.071
Jarque-Bera 4.398.141 7.675.871 6.966.054
Probability 0.110906 0.021538 0.030714
Sum 3.072.600 3.637.500 681621.2
Sum Sq. Dev. 1.825.826 6.685.227 89996782
Observations 55 55 55
C. Uji Stasioner
1. Variabel Inflasi
Null Hypothesis: D(X1) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.554599 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:09
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X1(-1)) -0.748412 0.134737 -5.554599 0.0000
C -0.026032 0.104450 -0.249227 0.8042 R-squared 0.376936 Mean dependent var -0.023208
Adjusted R-squared 0.364719 S.D. dependent var 0.954019
S.E. of regression 0.760396 Akaike info criterion 2.327052
Sum squared resid 29.48834 Schwarz criterion 2.401402
Log likelihood -59.66687 Hannan-Quinn criter. 2.355643
F-statistic 30.85357 Durbin-Watson stat 1.874907
Prob(F-statistic) 0.000001
2. Variabel Suku Bunga
Null Hypothesis: D(X2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.903257 0.0002
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:11
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X2(-1)) -0.640760 0.130680 -4.903257 0.0000
C -0.012090 0.029767 -0.406144 0.6863 R-squared 0.320380 Mean dependent var 0.000000
Adjusted R-squared 0.307054 S.D. dependent var 0.259437
S.E. of regression 0.215964 Akaike info criterion -0.190402
Sum squared resid 2.378670 Schwarz criterion -0.116051
Log likelihood 7.045642 Hannan-Quinn criter. -0.161810
F-statistic 24.04193 Durbin-Watson stat 2.189891
Prob(F-statistic) 0.000010
3. Variabel Nilai Tukar
Null Hypothesis: D(X3) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.284821 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X3,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:11
Sample (adjusted): 2013M04 2017M07
Included observations: 52 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X3(-1)) -0.929388 0.175860 -5.284821 0.0000
D(X3(-1),2) 0.184636 0.140468 1.314436 0.1948
C 65.04166 36.59520 1.777328 0.0817 R-squared 0.413098 Mean dependent var 0.405385
Adjusted R-squared 0.389143 S.D. dependent var 318.1446
S.E. of regression 248.6533 Akaike info criterion 13.92596
Sum squared resid 3029596. Schwarz criterion 14.03853
Log likelihood -359.0749 Hannan-Quinn criter. 13.96912
F-statistic 17.24464 Durbin-Watson stat 1.938786
Prob(F-statistic) 0.000002
4. Variabel Dana Pihak Ketiga
Null Hypothesis: D(Y) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.456769 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Y,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:17
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(Y(-1)) -1.171429 0.138520 -8.456769 0.0000
C 3455.072 676.8210 5.104853 0.0000 R-squared 0.583731 Mean dependent var 67.18868
Adjusted R-squared 0.575569 S.D. dependent var 6096.049
S.E. of regression 3971.477 Akaike info criterion 19.44867
Sum squared resid 8.04E+08 Schwarz criterion 19.52302
Log likelihood -513.3897 Hannan-Quinn criter. 19.47726
F-statistic 71.51695 Durbin-Watson stat 1.955298
Prob(F-statistic) 0.000000
5. Variabel Jumlah Pembiayaan
Null Hypothesis: D(Z) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.633908 0.0084
Test critical values: 1% level -3.568308
5% level -2.921175
10% level -2.598551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Z,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:18
Sample (adjusted): 2013M06 2017M07
Included observations: 50 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(Z(-1)) -0.989535 0.272306 -3.633908 0.0007
D(Z(-1),2) 0.083633 0.258693 0.323289 0.7480
D(Z(-2),2) -0.136085 0.197305 -0.689722 0.4939
D(Z(-3),2) 0.295414 0.146605 2.015028 0.0499
C 1918.788 652.2992 2.941577 0.0051 R-squared 0.668398 Mean dependent var -96.70000
Adjusted R-squared 0.638922 S.D. dependent var 4347.720
S.E. of regression 2612.534 Akaike info criterion 18.66867
Sum squared resid 3.07E+08 Schwarz criterion 18.85987
Log likelihood -461.7167 Hannan-Quinn criter. 18.74148
F-statistic 22.67622 Durbin-Watson stat 1.957233
Prob(F-statistic) 0.000000
6. Variabel Pembiayaan Mudaharabah
Null Hypothesis: D(Z1) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.260005 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Z1,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:20
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(Z1(-1)) -0.872228 0.139333 -6.260005 0.0000
C 58.63637 48.79565 1.201672 0.2350 R-squared 0.434512 Mean dependent var -3.094340
Adjusted R-squared 0.423424 S.D. dependent var 458.1803
S.E. of regression 347.9081 Akaike info criterion 14.57876
Sum squared resid 6173041. Schwarz criterion 14.65311
Log likelihood -384.3371 Hannan-Quinn criter. 14.60735
F-statistic 39.18766 Durbin-Watson stat 1.944297
Prob(F-statistic) 0.000000
7. Variabel Pembiayaan Musyarakah
Null Hypothesis: D(Z2,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.806356 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Z2,3)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:21
Sample (adjusted): 2013M08 2017M07
Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(Z2(-1),2) -4.266013 0.626769 -6.806356 0.0000
D(Z2(-1),3) 2.377215 0.571873 4.156896 0.0002
D(Z2(-2),3) 1.619947 0.457856 3.538118 0.0010
D(Z2(-3),3) 1.112737 0.297002 3.746561 0.0005
D(Z2(-4),3) 0.611007 0.138030 4.426631 0.0001
C 112.8719 177.2276 0.636875 0.5277 R-squared 0.888906 Mean dependent var -79.54167
Adjusted R-squared 0.875680 S.D. dependent var 3470.738
S.E. of regression 1223.748 Akaike info criterion 17.17369
Sum squared resid 62897435 Schwarz criterion 17.40759
Log likelihood -406.1686 Hannan-Quinn criter. 17.26208
F-statistic 67.21152 Durbin-Watson stat 2.128789
Prob(F-statistic) 0.000000
8. Variabel Pembiayaan Murabahah
Null Hypothesis: D(Z3) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.475081 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Z3,2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 15:21
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(Z3(-1)) -1.058084 0.141548 -7.475081 0.0000
C 1008.629 292.5732 3.447440 0.0011 R-squared 0.522815 Mean dependent var -96.15094
Adjusted R-squared 0.513459 S.D. dependent var 2635.346
S.E. of regression 1838.220 Akaike info criterion 17.90799
Sum squared resid 1.72E+08 Schwarz criterion 17.98234
Log likelihood -472.5617 Hannan-Quinn criter. 17.93658
F-statistic 55.87684 Durbin-Watson stat 1.972749
Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 2
A. Uji statistik
1. Analisis Persamaan Jumlah Pembiayaan
Dependent Variable: D(Z)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:51
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 621.3685 387.9408 1.601710 0.1156
D(X1) 59.80360 407.6835 0.146691 0.8840
D(X2) 200.5392 1431.661 0.140075 0.8892
D(X3) 0.053077 1.284711 0.041314 0.9672
D(Y) 0.510717 0.078442 6.510736 0.0000 R-squared 0.472706 Mean dependent var 2123.370
Adjusted R-squared 0.429661 S.D. dependent var 2950.641
S.E. of regression 2228.347 Akaike info criterion 18.34393
Sum squared resid 2.43E+08 Schwarz criterion 18.52809
Log likelihood -490.2861 Hannan-Quinn criter. 18.41495
F-statistic 10.98180 Durbin-Watson stat 2.205956
Prob(F-statistic) 0.000002
2. Analisis Persamaan Pembiayaan Mudharabah
Dependent Variable: D(Z1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:57
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 16.25798 59.28871 0.274217 0.7851
D(X1) 8.832681 62.30597 0.141763 0.8878
D(X2) 313.9971 218.7997 1.435089 0.1576
D(X3) 0.006242 0.196341 0.031790 0.9748
D(Y) 0.019102 0.011988 1.593353 0.1175 R-squared 0.094536 Mean dependent var 66.96296
Adjusted R-squared 0.020620 S.D. dependent var 344.1230
S.E. of regression 340.5566 Akaike info criterion 14.58706
Sum squared resid 5682961. Schwarz criterion 14.77123
Log likelihood -388.8507 Hannan-Quinn criter. 14.65809
F-statistic 1.278972 Durbin-Watson stat 1.862436
Prob(F-statistic) 0.291057
3. Analisis Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Dependent Variable: D(Z2,2)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:58
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -456.7831 333.2326 -1.370763 0.1768
D(X1) -359.9457 350.0301 -1.028328 0.3089
D(X2) -613.9395 1216.594 -0.504638 0.6161
D(X3) 0.001881 1.092960 0.001721 0.9986
D(Y) 0.150731 0.066724 2.259007 0.0285 R-squared 0.115771 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.042085 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1893.545 Akaike info criterion 18.01988
Sum squared resid 1.72E+08 Schwarz criterion 18.20575
Log likelihood -472.5268 Hannan-Quinn criter. 18.09136
F-statistic 1.571138 Durbin-Watson stat 2.821155
Prob(F-statistic) 0.197187
4. Analisis Persamaan Pembiayaan Murabahah
Dependent Variable: D(Z3)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:59
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 119.5489 247.4615 0.483101 0.6312
D(X1) 337.0186 260.0551 1.295951 0.2011
D(X2) -184.9179 913.2347 -0.202487 0.8404
D(X3) 0.221743 0.819498 0.270584 0.7878
D(Y) 0.290433 0.050037 5.804357 0.0000 R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
5. Analisis Persamaan Dana Pihak Ketiga
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/13/17 Time: 20:52
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2826.324 573.9421 4.924406 0.0000
D(X1) 668.9860 728.8873 0.917818 0.3631
D(X2) -1101.354 2576.400 -0.427478 0.6709
D(X3) 1.544493 2.305849 0.669815 0.5061 R-squared 0.026964 Mean dependent var 2942.704
Adjusted R-squared -0.031418 S.D. dependent var 3955.765
S.E. of regression 4017.427 Akaike info criterion 19.50586
Sum squared resid 8.07E+08 Schwarz criterion 19.65319
Log likelihood -522.6582 Hannan-Quinn criter. 19.56268
F-statistic 0.461849 Durbin-Watson stat 2.369223
Prob(F-statistic) 0.710178
LAMPIRAN 3
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Persamaan Jumlah Pembiayaan
b. Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Mudharabah
0
2
4
6
8
10
-8000 -6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 2.33e-11
Median 237.5730
Maximum 5152.623
Minimum -8867.471
Std. Dev. 2765.855
Skewness -0.704010
Kurtosis 3.947414
Jarque-Bera 6.600263
Probability 0.086878
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-400 0 400 800
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 1.45e-12
Median -19.30267
Maximum 944.1222
Minimum -674.1846
Std. Dev. 388.8178
Skewness 0.550514
Kurtosis 2.746745
Jarque-Bera 2.925083
Probability 0.231647
c. Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Musyarakah
d. Uji Normalitas Persamaan Pembiayaan Murabahah
e. Uji Normalitas Persamaan Dana Pihak Ketiga
0
2
4
6
8
10
12
-4000 -2000 0 2000 4000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 1.01e-11
Median 202.8462
Maximum 3643.099
Minimum -4479.631
Std. Dev. 1529.206
Skewness -0.422895
Kurtosis 3.579563
Jarque-Bera 2.409120
Probability 0.299824
0
2
4
6
8
10
12
14
-6000 -4000 -2000 0 2000 4000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean 1.23e-11
Median -615.2604
Maximum 4254.850
Minimum -5896.905
Std. Dev. 2125.969
Skewness -0.111875
Kurtosis 3.188933
Jarque-Bera 0.196533
Probability 0.906408
0
2
4
6
8
10
-30000 -20000 -10000 0 10000 20000 30000
Series: Residuals
Sample 2013M01 2017M07
Observations 55
Mean -1.07e-11
Median -1898.765
Maximum 28022.72
Minimum -28071.22
Std. Dev. 12055.53
Skewness 0.264318
Kurtosis 2.775273
Jarque-Bera 0.756153
Probability 0.685178
2. Uji Autokorelasi
a. Uji Autokorelasi Persamaan Jumlah Pembiayaan
Dependent Variable: D(Z)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:15
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 621.3685 387.9408 1.601710 0.1156
D(X1) 59.80360 407.6835 0.146691 0.8840
D(X2) 200.5392 1431.661 0.140075 0.8892
D(X3) 0.053077 1.284711 0.041314 0.9672
D(Y) 0.510717 0.078442 6.510736 0.0000 R-squared 0.472706 Mean dependent var 2123.370
Adjusted R-squared 0.429661 S.D. dependent var 2950.641
S.E. of regression 2228.347 Akaike info criterion 18.34393
Sum squared resid 2.43E+08 Schwarz criterion 18.52809
Log likelihood -490.2861 Hannan-Quinn criter. 18.41495
F-statistic 10.98180 Durbin-Watson stat 2.205956
Prob(F-statistic) 0.000002
b. Uji Autokorelasi Persamaan Pembiayaan Mudharabah
Dependent Variable: D(Z1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:32
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 16.25798 59.28871 0.274217 0.7851
D(X1) 8.832681 62.30597 0.141763 0.8878
D(X2) 313.9971 218.7997 1.435089 0.1576
D(X3) 0.006242 0.196341 0.031790 0.9748
D(Y) 0.019102 0.011988 1.593353 0.1175 R-squared 0.094536 Mean dependent var 66.96296
Adjusted R-squared 0.020620 S.D. dependent var 344.1230
S.E. of regression 340.5566 Akaike info criterion 14.58706
Sum squared resid 5682961. Schwarz criterion 14.77123
Log likelihood -388.8507 Hannan-Quinn criter. 14.65809
F-statistic 1.278972 Durbin-Watson stat 1.862436
Prob(F-statistic) 0.291057
c. Uji Autokorelasi Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Dependent Variable: D(Z2,2)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:28
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -456.7831 333.2326 -1.370763 0.1768
D(X1) -359.9457 350.0301 -1.028328 0.3089
D(X2) -613.9395 1216.594 -0.504638 0.6161
D(X3) 0.001881 1.092960 0.001721 0.9986
D(Y) 0.150731 0.066724 2.259007 0.0285 R-squared 0.115771 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.042085 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1893.545 Akaike info criterion 18.01988
Sum squared resid 1.72E+08 Schwarz criterion 18.20575
Log likelihood -472.5268 Hannan-Quinn criter. 18.09136
F-statistic 1.571138 Durbin-Watson stat 2.821155
Prob(F-statistic) 0.197187
Penyembuhan Masalah Autokorelasi Persamaan Pembiayaan
Musyarakah
Dependent Variable: D(Z2,2)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 21:41
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 780.4484 250.2846 3.118244 0.0031
D(X1) -287.4968 217.6114 -1.321147 0.1928
D(X2) 428.3890 765.0403 0.559956 0.5782
D(X3) -0.454155 0.680976 -0.666918 0.5081
D(Y) 0.181204 0.041597 4.356192 0.0001
D2_Z2(-1) -1.095163 0.124508 -8.795948 0.0000 R-squared 0.665842 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.630293 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1176.362 Akaike info criterion 17.08451
Sum squared resid 65039842 Schwarz criterion 17.30756
Log likelihood -446.7395 Hannan-Quinn criter. 17.17029
F-statistic 18.73041 Durbin-Watson stat 2.184182
Prob(F-statistic) 0.000000
d. Uji Autokorelasi Persamaan Pembiayaan Murabahah
Dependent Variable: D(Z3)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:39
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 119.5489 269.5725 0.443476 0.6594
D(X1) 337.0186 195.3219 1.725452 0.0907
D(X2) -184.9179 713.5907 -0.259137 0.7966
D(X3) 0.221743 0.574957 0.385669 0.7014
D(Y) 0.290433 0.121700 2.386458 0.0209 R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
e. Uji Autokorelasi Persamaan Dana Pihak Ketiga
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/13/17 Time: 20:52
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2826.324 573.9421 4.924406 0.0000
D(X1) 668.9860 728.8873 0.917818 0.3631
D(X2) -1101.354 2576.400 -0.427478 0.6709
D(X3) 1.544493 2.305849 0.669815 0.5061 R-squared 0.026964 Mean dependent var 2942.704
Adjusted R-squared -0.031418 S.D. dependent var 3955.765
S.E. of regression 4017.427 Akaike info criterion 19.50586
Sum squared resid 8.07E+08 Schwarz criterion 19.65319
Log likelihood -522.6582 Hannan-Quinn criter. 19.56268
F-statistic 0.461849 Durbin-Watson stat 2.369223
Prob(F-statistic) 0.710178
Penyembuhan Masalah Autokorelasi Persamaan Dana Pihak Ketiga
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:01
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3422.253 713.9047 4.793711 0.0000
D(X1) 851.5383 744.2897 1.144095 0.2583
D(X2) -1194.473 2577.935 -0.463345 0.6452
D(X3) 1.424231 2.310431 0.616435 0.5405
D_Y(-1) -0.193895 0.141721 -1.368142 0.1776 R-squared 0.064503 Mean dependent var 2959.283
Adjusted R-squared -0.013455 S.D. dependent var 3991.726
S.E. of regression 4018.490 Akaike info criterion 19.52479
Sum squared resid 7.75E+08 Schwarz criterion 19.71066
Log likelihood -512.4069 Hannan-Quinn criter. 19.59627
F-statistic 0.827409 Durbin-Watson stat 1.974356
Prob(F-statistic) 0.514313
3. Uji Multikolinieritas
a. Persamaan Variabel Independen
1) Variabel Inflasi
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:05
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.084553 0.134040 -0.630804 0.5310
D(X2) 0.705265 0.486510 1.449641 0.1534
D(X3) 0.000177 0.000445 0.396966 0.6931
D(Y) 2.48E-05 2.70E-05 0.917818 0.3631 R-squared 0.068759 Mean dependent var -0.012778
Adjusted R-squared 0.012885 S.D. dependent var 0.778020
S.E. of regression 0.772991 Akaike info criterion 2.394089
Sum squared resid 29.87578 Schwarz criterion 2.541421
Log likelihood -60.64041 Hannan-Quinn criter. 2.450909
F-statistic 1.230599 Durbin-Watson stat 1.624856
Prob(F-statistic) 0.308401
2) Variabel Suku Bunga
Dependent Variable: D(X2)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:07
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.023723 0.038174 -0.621449 0.5371
D(X1) 0.057190 0.039451 1.449641 0.1534
D(X3) 0.000231 0.000123 1.887710 0.0649
D(Y) -3.31E-06 7.73E-06 -0.427478 0.6709 R-squared 0.113075 Mean dependent var -0.018519
Adjusted R-squared 0.059860 S.D. dependent var 0.227018
S.E. of regression 0.220119 Akaike info criterion -0.118110
Sum squared resid 2.422619 Schwarz criterion 0.029222
Log likelihood 7.188963 Hannan-Quinn criter. -0.061289
F-statistic 2.124854 Durbin-Watson stat 1.648614
Prob(F-statistic) 0.108791
3) Variabel Nilai Tukar
Dependent Variable: D(X3)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:09
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 56.28683 41.95618 1.341562 0.1858
D(X1) 17.78701 44.80736 0.396966 0.6931
D(X2) 287.4323 152.2651 1.887710 0.0649
D(Y) 0.005758 0.008596 0.669815 0.5061 R-squared 0.087237 Mean dependent var 67.68093
Adjusted R-squared 0.032471 S.D. dependent var 249.3792
S.E. of regression 245.2970 Akaike info criterion 13.91400
Sum squared resid 3008531. Schwarz criterion 14.06134
Log likelihood -371.6781 Hannan-Quinn criter. 13.97082
F-statistic 1.592905 Durbin-Watson stat 1.811550
Prob(F-statistic) 0.202784
4) Variabel Dana Pihak Ketiga
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:09
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2826.324 573.9421 4.924406 0.0000
D(X1) 668.9860 728.8873 0.917818 0.3631
D(X2) -1101.354 2576.400 -0.427478 0.6709
D(X3) 1.544493 2.305849 0.669815 0.5061 R-squared 0.026964 Mean dependent var 2942.704
Adjusted R-squared -0.031418 S.D. dependent var 3955.765
S.E. of regression 4017.427 Akaike info criterion 19.50586
Sum squared resid 8.07E+08 Schwarz criterion 19.65319
Log likelihood -522.6582 Hannan-Quinn criter. 19.56268
F-statistic 0.461849 Durbin-Watson stat 2.369223
Prob(F-statistic) 0.710178
b. Uji Multikolinieritas Persamaan Jumlah Pembiayaan
Dependent Variable: D(Z)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:15
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 621.3685 387.9408 1.601710 0.1156
D(X1) 59.80360 407.6835 0.146691 0.8840
D(X2) 200.5392 1431.661 0.140075 0.8892
D(X3) 0.053077 1.284711 0.041314 0.9672
D(Y) 0.510717 0.078442 6.510736 0.0000 R-squared 0.472706 Mean dependent var 2123.370
Adjusted R-squared 0.429661 S.D. dependent var 2950.641
S.E. of regression 2228.347 Akaike info criterion 18.34393
Sum squared resid 2.43E+08 Schwarz criterion 18.52809
Log likelihood -490.2861 Hannan-Quinn criter. 18.41495
F-statistic 10.98180 Durbin-Watson stat 2.205956
Prob(F-statistic) 0.000002
c. Uji Multikolinieritas Persamaan pembiayaan Mudharabah
Dependent Variable: D(Z1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:57
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 16.25798 59.28871 0.274217 0.7851
D(X1) 8.832681 62.30597 0.141763 0.8878
D(X2) 313.9971 218.7997 1.435089 0.1576
D(X3) 0.006242 0.196341 0.031790 0.9748
D(Y) 0.019102 0.011988 1.593353 0.1175 R-squared 0.094536 Mean dependent var 66.96296
Adjusted R-squared 0.020620 S.D. dependent var 344.1230
S.E. of regression 340.5566 Akaike info criterion 14.58706
Sum squared resid 5682961. Schwarz criterion 14.77123
Log likelihood -388.8507 Hannan-Quinn criter. 14.65809
F-statistic 1.278972 Durbin-Watson stat 1.862436
Prob(F-statistic) 0.291057
Penyembuhan Masalah Multikolinieritas Persamaan pembiayaan
Mudharabah
Dependent Variable: D(Z1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 19:34
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.808936 59.68351 0.147594 0.8833
D(X1) 26.79010 61.67980 0.434342 0.6659
D(X3) 0.078918 0.191697 0.411679 0.6823
D(Y) 0.018063 0.012093 1.493761 0.1415 R-squared 0.056479 Mean dependent var 66.96296
Adjusted R-squared -0.000132 S.D. dependent var 344.1230
S.E. of regression 344.1458 Akaike info criterion 14.59120
Sum squared resid 5921817. Schwarz criterion 14.73853
Log likelihood -389.9623 Hannan-Quinn criter. 14.64802
F-statistic 0.997663 Durbin-Watson stat 1.719043
Prob(F-statistic) 0.401674
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.105541 0.134688 -0.783602 0.4369
D(X3) 0.000354 0.000432 0.819107 0.4165
D(Y) 2.34E-05 2.73E-05 0.857682 0.3951 R-squared 0.029620 Mean dependent var -0.012778
Adjusted R-squared -0.008434 S.D. dependent var 0.778020
S.E. of regression 0.781294 Akaike info criterion 2.398222
Sum squared resid 31.13143 Schwarz criterion 2.508721
Log likelihood -61.75200 Hannan-Quinn criter. 2.440837
F-statistic 0.778360 Durbin-Watson stat 1.540650
Prob(F-statistic) 0.464536
Dependent Variable: D(X3)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 52.99352 42.96050 1.233541 0.2230
D(X1) 36.66439 44.76141 0.819107 0.4165
D(Y) 0.005150 0.008804 0.585021 0.5611 R-squared 0.022185 Mean dependent var 67.68093
Adjusted R-squared -0.016161 S.D. dependent var 249.3792
S.E. of regression 251.3862 Akaike info criterion 13.94581
Sum squared resid 3222945. Schwarz criterion 14.05631
Log likelihood -373.5369 Hannan-Quinn criter. 13.98843
F-statistic 0.578554 Durbin-Watson stat 1.573718
Prob(F-statistic) 0.564346
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2862.876 562.9710 5.085300 0.0000
D(X1) 608.2146 709.1380 0.857682 0.3951
D(X3) 1.294292 2.212387 0.585021 0.5611 R-squared 0.023408 Mean dependent var 2942.704
Adjusted R-squared -0.014890 S.D. dependent var 3955.765
S.E. of regression 3985.107 Akaike info criterion 19.47247
Sum squared resid 8.10E+08 Schwarz criterion 19.58297
Log likelihood -522.7567 Hannan-Quinn criter. 19.51508
F-statistic 0.611199 Durbin-Watson stat 2.319191
Prob(F-statistic) 0.546627
d. Uji Multikolinieritas Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Dependent Variable: D(Z2,2)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 21:41
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 780.4484 250.2846 3.118244 0.0031
D(X1) -287.4968 217.6114 -1.321147 0.1928
D(X2) 428.3890 765.0403 0.559956 0.5782
D(X3) -0.454155 0.680976 -0.666918 0.5081
D(Y) 0.181204 0.041597 4.356192 0.0001
D2_Z2(-1) -1.095163 0.124508 -8.795948 0.0000 R-squared 0.665842 Mean dependent var 10.69811
Adjusted R-squared 0.630293 S.D. dependent var 1934.694
S.E. of regression 1176.362 Akaike info criterion 17.08451
Sum squared resid 65039842 Schwarz criterion 17.30756
Log likelihood -446.7395 Hannan-Quinn criter. 17.17029
F-statistic 18.73041 Durbin-Watson stat 2.184182
Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 22:01
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.127045 0.164993 -0.770004 0.4451
D(X2) 0.673017 0.498052 1.351299 0.1829
D(X3) 0.000203 0.000451 0.451049 0.6540
D(Y) 2.49E-05 2.74E-05 0.908426 0.3682
D2_Z2(-1) 2.17E-05 8.25E-05 0.262422 0.7941 R-squared 0.072427 Mean dependent var -0.026981
Adjusted R-squared -0.004871 S.D. dependent var 0.778365
S.E. of regression 0.780258 Akaike info criterion 2.431205
Sum squared resid 29.22255 Schwarz criterion 2.617082
Log likelihood -59.42694 Hannan-Quinn criter. 2.502684
F-statistic 0.936988 Durbin-Watson stat 1.640390
Prob(F-statistic) 0.450637
Dependent Variable: D(X2)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.051334 0.046635 -1.100747 0.2765
D(X1) 0.054453 0.040297 1.351299 0.1829
D(X3) 0.000236 0.000124 1.905628 0.0627
D(Y) -3.95E-06 7.83E-06 -0.504220 0.6164
D2_Z2(-1) 2.52E-05 2.32E-05 1.086255 0.2828 R-squared 0.134294 Mean dependent var -0.018868
Adjusted R-squared 0.062152 S.D. dependent var 0.229176
S.E. of regression 0.221940 Akaike info criterion -0.083230
Sum squared resid 2.364357 Schwarz criterion 0.102647
Log likelihood 7.205584 Hannan-Quinn criter. -0.011750
F-statistic 1.861522 Durbin-Watson stat 1.671109
Prob(F-statistic) 0.132591
Dependent Variable: D(X3)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 73.69333 51.97226 1.417936 0.1627
D(X1) 20.76036 46.02683 0.451049 0.6540
D(X2) 297.9434 156.3492 1.905628 0.0627
D(Y) 0.005967 0.008775 0.679985 0.4998
D2_Z2(-1) -0.013920 0.026314 -0.529014 0.5992 R-squared 0.093329 Mean dependent var 68.97075
Adjusted R-squared 0.017773 S.D. dependent var 251.5837
S.E. of regression 249.3380 Akaike info criterion 13.96508
Sum squared resid 2984134. Schwarz criterion 14.15096
Log likelihood -365.0747 Hannan-Quinn criter. 14.03656
F-statistic 1.235229 Durbin-Watson stat 1.835314
Prob(F-statistic) 0.308550
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2552.078 786.4726 3.244967 0.0021
D(X1) 680.1228 748.6825 0.908426 0.3682
D(X2) -1334.980 2647.614 -0.504220 0.6164
D(X3) 1.599067 2.351622 0.679985 0.4998
D2_Z2(-1) 0.249293 0.430529 0.579039 0.5653 R-squared 0.034765 Mean dependent var 2959.283
Adjusted R-squared -0.045671 S.D. dependent var 3991.726
S.E. of regression 4081.862 Akaike info criterion 19.55608
Sum squared resid 8.00E+08 Schwarz criterion 19.74196
Log likelihood -513.2362 Hannan-Quinn criter. 19.62756
F-statistic 0.432203 Durbin-Watson stat 2.444237
Prob(F-statistic) 0.784656
Dependent Variable: D2_Z2(-1)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 22:03
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1129.723 239.9914 4.707348 0.0000
D(Y) 0.027825 0.048054 0.579039 0.5653
D(X1) 66.15356 252.0888 0.262422 0.7941
D(X2) 951.7561 876.1813 1.086255 0.2828
D(X3) -0.416409 0.787141 -0.529014 0.5992 R-squared 0.035692 Mean dependent var 1163.604
Adjusted R-squared -0.044667 S.D. dependent var 1334.243
S.E. of regression 1363.716 Akaike info criterion 17.36340
Sum squared resid 89266604 Schwarz criterion 17.54928
Log likelihood -455.1302 Hannan-Quinn criter. 17.43488
F-statistic 0.444159 Durbin-Watson stat 1.984646
Prob(F-statistic) 0.776065
e. Uji Multikolinieritas Persamaan Pembiayaan Murabahah
Dependent Variable: D(Z3)
Method: Least Squares
Date: 10/22/17 Time: 18:59
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 119.5489 247.4615 0.483101 0.6312
D(X1) 337.0186 260.0551 1.295951 0.2011
D(X2) -184.9179 913.2347 -0.202487 0.8404
D(X3) 0.221743 0.819498 0.270584 0.7878
D(Y) 0.290433 0.050037 5.804357 0.0000 R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
f. Uji Multikolinieritas Persamaan Dana Pihak Ketiga
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:01
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3422.253 713.9047 4.793711 0.0000
D(X1) 851.5383 744.2897 1.144095 0.2583
D(X2) -1194.473 2577.935 -0.463345 0.6452
D(X3) 1.424231 2.310431 0.616435 0.5405
D_Y(-1) -0.193895 0.141721 -1.368142 0.1776 R-squared 0.064503 Mean dependent var 2959.283
Adjusted R-squared -0.013455 S.D. dependent var 3991.726
S.E. of regression 4018.490 Akaike info criterion 19.52479
Sum squared resid 7.75E+08 Schwarz criterion 19.71066
Log likelihood -512.4069 Hannan-Quinn criter. 19.59627
F-statistic 0.827409 Durbin-Watson stat 1.974356
Prob(F-statistic) 0.514313
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:39
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.112179 0.136085 -0.824335 0.4137
D(X2) 0.676738 0.485266 1.394570 0.1694
D(X3) 0.000244 0.000442 0.551522 0.5838
D_Y(-1) 2.81E-05 2.69E-05 1.042920 0.3021 R-squared 0.074723 Mean dependent var -0.026981
Adjusted R-squared 0.018074 S.D. dependent var 0.778365
S.E. of regression 0.771299 Akaike info criterion 2.390991
Sum squared resid 29.15022 Schwarz criterion 2.539692
Log likelihood -59.36126 Hannan-Quinn criter. 2.448174
F-statistic 1.319040 Durbin-Watson stat 1.695463
Prob(F-statistic) 0.278843
Dependent Variable: D(X2)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:40
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.028932 0.039345 -0.735336 0.4656
D(X1) 0.056411 0.040450 1.394570 0.1694
D(X3) 0.000226 0.000124 1.825928 0.0740
D_Y(-1) -1.39E-06 7.85E-06 -0.176878 0.8603 R-squared 0.110309 Mean dependent var -0.018868
Adjusted R-squared 0.055838 S.D. dependent var 0.229176
S.E. of regression 0.222686 Akaike info criterion -0.093637
Sum squared resid 2.429863 Schwarz criterion 0.055065
Log likelihood 6.481369 Hannan-Quinn criter. -0.036453
F-statistic 2.025105 Durbin-Watson stat 1.606958
Prob(F-statistic) 0.122575
Dependent Variable: D(X3)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:40
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 79.53950 42.65416 1.864754 0.0682
D(X1) 25.30286 45.87827 0.551522 0.5838
D(X2) 281.6246 154.2364 1.825928 0.0740
D_Y(-1) -0.001581 0.008760 -0.180480 0.8575 R-squared 0.080882 Mean dependent var 68.97075
Adjusted R-squared 0.024610 S.D. dependent var 251.5837
S.E. of regression 248.4687 Akaike info criterion 13.94098
Sum squared resid 3025099. Schwarz criterion 14.08968
Log likelihood -365.4360 Hannan-Quinn criter. 13.99817
F-statistic 1.437331 Durbin-Watson stat 1.825758
Prob(F-statistic) 0.243255
Dependent Variable: D_Y(-1)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:40
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2933.287 585.0364 5.013853 0.0000
D(X1) 773.9143 742.0646 1.042920 0.3021
D(X2) -459.4876 2597.769 -0.176878 0.8603
D(X3) -0.420190 2.328177 -0.180480 0.8575 R-squared 0.021919 Mean dependent var 2892.094
Adjusted R-squared -0.037964 S.D. dependent var 3975.932
S.E. of regression 4050.700 Akaike info criterion 19.52364
Sum squared resid 8.04E+08 Schwarz criterion 19.67234
Log likelihood -513.3764 Hannan-Quinn criter. 19.58082
F-statistic 0.366026 Durbin-Watson stat 2.433813
Prob(F-statistic) 0.777817
Penyembuhan Masalah Multikolinieritas Persamaan Dana Pihak
Ketiga
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:36
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3456.811 704.2856 4.908252 0.0000
D(X1) 784.1574 724.0718 1.082983 0.2841
D(X3) 1.154029 2.217638 0.520386 0.6051
D_Y(-1) -0.192236 0.140536 -1.367876 0.1776 R-squared 0.060319 Mean dependent var 2959.283
Adjusted R-squared 0.002788 S.D. dependent var 3991.726
S.E. of regression 3986.158 Akaike info criterion 19.49152
Sum squared resid 7.79E+08 Schwarz criterion 19.64022
Log likelihood -512.5252 Hannan-Quinn criter. 19.54870
F-statistic 1.048453 Durbin-Watson stat 1.918592
Prob(F-statistic) 0.379572
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:37
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.136988 0.136186 -1.005892 0.3193
D(X3) 0.000413 0.000429 0.961494 0.3409
D_Y(-1) 2.82E-05 2.72E-05 1.038242 0.3042 R-squared 0.037999 Mean dependent var -0.026981
Adjusted R-squared -0.000481 S.D. dependent var 0.778365
S.E. of regression 0.778552 Akaike info criterion 2.392178
Sum squared resid 30.30720 Schwarz criterion 2.503704
Log likelihood -60.39272 Hannan-Quinn criter. 2.435065
F-statistic 0.987487 Durbin-Watson stat 1.628056
Prob(F-statistic) 0.379658
Dependent Variable: D(X3)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:37
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 76.24920 43.59940 1.748859 0.0865
D(X1) 43.99204 45.75385 0.961494 0.3409
D_Y(-1) -0.002106 0.008957 -0.235147 0.8151 R-squared 0.018344 Mean dependent var 68.97075
Adjusted R-squared -0.020922 S.D. dependent var 251.5837
S.E. of regression 254.2019 Akaike info criterion 13.96907
Sum squared resid 3230930. Schwarz criterion 14.08060
Log likelihood -367.1804 Hannan-Quinn criter. 14.01196
F-statistic 0.467182 Durbin-Watson stat 1.610275
Prob(F-statistic) 0.629474
Dependent Variable: D_Y(-1)
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 16:38
Sample (adjusted): 2013M03 2017M07
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2948.462 573.0780 5.144957 0.0000
D(X3) -0.524466 2.230375 -0.235147 0.8151
D(X1) 748.4719 720.9034 1.038242 0.3042 R-squared 0.021294 Mean dependent var 2892.094
Adjusted R-squared -0.017854 S.D. dependent var 3975.932
S.E. of regression 4011.268 Akaike info criterion 19.48654
Sum squared resid 8.05E+08 Schwarz criterion 19.59807
Log likelihood -513.3933 Hannan-Quinn criter. 19.52943
F-statistic 0.543934 Durbin-Watson stat 2.425503
Prob(F-statistic) 0.583856
4. Uji Heterokedaktisitas
a. Uji Heterokedaktisitas Persamaan Jumlah Pembiayaan
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.739759 Prob. F(14,39) 0.0865
Obs*R-squared 20.75959 Prob. Chi-Square(14) 0.1080
Scaled explained SS 19.17360 Prob. Chi-Square(14) 0.1584 Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/23/17 Time: 11:27
Sample: 2013M02 2017M07
Included observations: 54 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2575768. 1538533. 1.674172 0.1021
D(X1) 453081.6 1866986. 0.242681 0.8095
(D(X1))^2 -753255.7 1232033. -0.611392 0.5445
(D(X1))*(D(X2)) -5670599. 9664033. -0.586774 0.5607
(D(X1))*(D(X3)) 2789.050 10261.39 0.271801 0.7872
(D(X1))*(D(Y)) 332.3888 336.3604 0.988192 0.3291
D(X2) 1526420. 12291105 0.124189 0.9018
(D(X2))^2 5332854. 10814794 0.493107 0.6247
(D(X2))*(D(X3)) -5362.035 30407.06 -0.176342 0.8609
(D(X2))*(D(Y)) 3002.588 3410.047 0.880512 0.3840
D(X3) -2203.783 6980.750 -0.315694 0.7539
(D(X3))^2 -6.493666 10.73920 -0.604669 0.5489
(D(X3))*(D(Y)) 0.295194 2.091989 0.141107 0.8885
D(Y) 442.1019 440.0057 1.004764 0.3212
(D(Y))^2 0.067556 0.044576 1.515529 0.1377 R-squared 0.384437 Mean dependent var 4505758.
Adjusted R-squared 0.163465 S.D. dependent var 6812115.
S.E. of regression 6230515. Akaike info criterion 34.35795
Sum squared resid 1.51E+15 Schwarz criterion 34.91044
Log likelihood -912.6646 Hannan-Quinn criter. 34.57103
F-statistic 1.739759 Durbin-Watson stat 1.664537
Prob(F-statistic) 0.086527
b. Uji Heterokedaktisitas Persamaan Pembiayaan Mudharabah
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.285178 Prob. F(9,44) 0.9754
Obs*R-squared 2.976310 Prob. Chi-Square(9) 0.9652
Scaled explained SS 2.870580 Prob. Chi-Square(9) 0.9692 Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/23/17 Time: 11:28
Sample: 2013M02 2017M07
Included observations: 54 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 116768.8 37545.60 3.110054 0.0033
D(X1) 46363.93 44174.27 1.049569 0.2996
(D(X1))^2 -8630.302 24852.59 -0.347260 0.7301
(D(X1))*(D(X3)) 106.9258 264.5008 0.404255 0.6880
(D(X1))*(D(Y)) -11.22033 9.215826 -1.217507 0.2299
D(X3) 120.1159 174.1801 0.689608 0.4941
(D(X3))^2 -0.086472 0.236526 -0.365593 0.7164
(D(X3))*(D(Y)) -0.013547 0.047491 -0.285255 0.7768
D(Y) -1.046256 12.23402 -0.085520 0.9322
(D(Y))^2 0.000197 0.000862 0.228431 0.8204 R-squared 0.055117 Mean dependent var 109663.3
Adjusted R-squared -0.138155 S.D. dependent var 166036.9
S.E. of regression 177135.4 Akaike info criterion 27.17279
Sum squared resid 1.38E+12 Schwarz criterion 27.54112
Log likelihood -723.6654 Hannan-Quinn criter. 27.31484
F-statistic 0.285178 Durbin-Watson stat 1.813625
Prob(F-statistic) 0.975387
c. Uji Heterokedaktisitas Persamaan Pembiayaan Musyarakah
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.553669 Prob. F(20,32) 0.9162
Obs*R-squared 13.62533 Prob. Chi-Square(20) 0.8490
Scaled explained SS 25.19984 Prob. Chi-Square(20) 0.1939 Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Sample: 2013M03 2017M07
Included observations: 53 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -377013.3 1012188. -0.372473 0.7120
D(X1) -185770.5 1366725. -0.135924 0.8927
(D(X1))^2 -317842.7 625066.7 -0.508494 0.6146
(D(X1))*(D(X2)) -169667.4 5094635. -0.033303 0.9736
(D(X1))*(D(X3)) 1374.504 5215.906 0.263522 0.7938
(D(X1))*(D(Y)) 32.76605 217.5808 0.150593 0.8812
(D(X1))*D2_Z2(-1) 278.0988 745.9933 0.372790 0.7118
D(X2) -8067490. 7525138. -1.072072 0.2917
(D(X2))^2 -4264838. 6889985. -0.618991 0.5403
(D(X2))*(D(X3)) -3965.229 15520.96 -0.255476 0.8000
(D(X2))*(D(Y)) 2890.070 1890.454 1.528770 0.1361
(D(X2))*D2_Z2(-1) 3515.570 4224.431 0.832200 0.4115
D(X3) 868.6715 4078.022 0.213013 0.8327
(D(X3))^2 2.182920 5.219380 0.418234 0.6786
(D(X3))*(D(Y)) -0.938847 1.055336 -0.889619 0.3803
(D(X3))*D2_Z2(-1) 0.306476 2.538082 0.120751 0.9046
D(Y) 221.1488 319.0926 0.693055 0.4933
(D(Y))^2 0.027057 0.024299 1.113503 0.2738
(D(Y))*D2_Z2(-1) 0.036789 0.141037 0.260844 0.7959
D2_Z2(-1) 681.4512 662.2360 1.029016 0.3112
D2_Z2(-1)^2 -0.075411 0.121486 -0.620742 0.5392 R-squared 0.257082 Mean dependent var 1227167.
Adjusted R-squared -0.207242 S.D. dependent var 2686942.
S.E. of regression 2952266. Akaike info criterion 32.92194
Sum squared resid 2.79E+14 Schwarz criterion 33.70262
Log likelihood -851.4314 Hannan-Quinn criter. 33.22215
F-statistic 0.553669 Durbin-Watson stat 2.143937
Prob(F-statistic) 0.916195
d. Uji Heterokedaktisitas Persamaan Pembiayaan Murabahah
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 12.34155 Prob. F(14,39) 0.0000
Obs*R-squared 44.05580 Prob. Chi-Square(14) 0.0001
Scaled explained SS 122.3230 Prob. Chi-Square(14) 0.0000 Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Sample: 2013M02 2017M07
Included observations: 54 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 542974.0 593680.7 0.914589 0.3660
D(X1) 258942.2 720422.5 0.359431 0.7212
(D(X1))^2 -501724.3 475410.3 -1.055350 0.2978
(D(X1))*(D(X2)) -1221.647 3729105. -0.000328 0.9997
(D(X1))*(D(X3)) 2657.771 3959.608 0.671221 0.5060
(D(X1))*(D(Y)) 20.77708 129.7930 0.160079 0.8736
D(X2) 5462500. 4742826. 1.151740 0.2564
(D(X2))^2 1673723. 4173155. 0.401069 0.6906
(D(X2))*(D(X3)) 4850.881 11733.32 0.413428 0.6816
(D(X2))*(D(Y)) -2330.038 1315.851 -1.770747 0.0844
D(X3) 1721.815 2693.695 0.639202 0.5264
(D(X3))^2 -1.045424 4.143985 -0.252275 0.8022
(D(X3))*(D(Y)) -0.995160 0.807245 -1.232785 0.2250
D(Y) 97.17290 169.7870 0.572322 0.5704
(D(Y))^2 0.053572 0.017201 3.114509 0.0034 R-squared 0.815848 Mean dependent var 1833379.
Adjusted R-squared 0.749742 S.D. dependent var 4805919.
S.E. of regression 2404198. Akaike info criterion 32.45346
Sum squared resid 2.25E+14 Schwarz criterion 33.00596
Log likelihood -861.2435 Hannan-Quinn criter. 32.66654
F-statistic 12.34155 Durbin-Watson stat 1.672458
Prob(F-statistic) 0.000000
Penyembuhan Heterokedaktisitas Pembiayaan Murabahah
Dependent Variable: D(Z3)
Method: Least Squares
Date: 10/23/17 Time: 11:30
Sample (adjusted): 2013M02 2017M07
Included observations: 54 after adjustments
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 119.5489 269.5725 0.443476 0.6594
D(X1) 337.0186 195.3219 1.725452 0.0907
D(X2) -184.9179 713.5907 -0.259137 0.7966
D(X3) 0.221743 0.574957 0.385669 0.7014
D(Y) 0.290433 0.121700 2.386458 0.0209 R-squared 0.442431 Mean dependent var 988.3333
Adjusted R-squared 0.396915 S.D. dependent var 1830.357
S.E. of regression 1421.428 Akaike info criterion 17.44473
Sum squared resid 99002463 Schwarz criterion 17.62890
Log likelihood -466.0078 Hannan-Quinn criter. 17.51576
F-statistic 9.720380 Durbin-Watson stat 1.831926
Prob(F-statistic) 0.000007
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhamad Kava Nasikin
Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 28 Oktober 1995
Fakultas/Prodi : FEBI/S1 Perbankan Syariah
NIM : 21313045
Alamat : Desa Sraten RT 02 RW 02, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Orang Tua
Ayah : Muhamad Tohir
Ibu : Sopiyati
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Sraten Lulus tahun 2007
2. SMP N 2 Banyubiru Lulus tahun 2010
3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Salatiga
Lulus tahun 2013
4. IAIN Salatiga Lulus Tahun 2018
Pengalaman Organisasi :
1. OSIS MAN Salatiga 2011 - 2012
2. SKI MAN Salatiga 2011 - 2012
3. PMII Salatiga 2013 - 2015
4. HMPS S1 Perbankan IAIN Salatiga 2014 -
2015
5. Remaja Al Hikmah Musola Baitul Kholis Desa
Sraten 2010 - sekarang
6. Karang Taruna Bina Tunas Muda Desa Sraten
2015 - sekarang
7. Remaja Masjid Al Ihsan Desa Sraten 2016 -
sekarang
8. Keluarga Mahasiswa Kabupaten Semarang
2016 - sekarang
Salatiga, 20 November 2017
Penulis,
Muhamad Kava Nasikin
LAMPIRAN 7