interpretasi seismik karakteristik reservoar dengan menggunakan metode inversi impedansi akustik

13
INTERPRETASI SEISMIK KARAKTERISTIK RESERVOAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK (PROPOSAL PENELITIAN) Oleh DEBORA ELSYNA PORMES 0305020276 PEMINATAN GEOFISIKA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: bhansu

Post on 27-Jul-2015

3.665 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

INTERPRETASI SEISMIK KARAKTERISTIK

RESERVOAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK

(PROPOSAL PENELITIAN)

Oleh

DEBORA ELSYNA PORMES

0305020276

PEMINATAN GEOFISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2009

Page 2: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

USUL JUDUL PENELITIAN : “INTERPRETASI SEISMIK KARAKTERISTIK

RESERVOAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK”

Nama Mahasiswa : Debora Elsyna Pormes

No. Pokok Mahasiswa : 0305020276

Jurusan : Fisika / Geofisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI

Ketua Departemen Fisika FMIPA Pembimbing II

Universitas Indonesia

Dr. Santoso Soekirno Dr. Supriyanto

Page 3: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

I. Latar Belakang

Metode seismik merupakan metode geofisika yang cukup handal dalam mencitrakan

kondisi bawah permukaan dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang seismik.

Metode seismik ini paling sering digunakan dalam eksplorasi Hidro Karbon, karena

mampu memberikan gambaran struktur bawah permukaan bumi yang baik dengan tingkat

keakuratan yang lebih baik dibandingkan dengan metode geofisika yang lainnya. Selain

itu, metode ini juga dapat mengukur sifat elastis batuan dan mendeteksi variasi sifat-sifat

batuan bawah permukaan.

Secara garis besar, metode seismik dibagi menjadi 3 tahap, yaitu acquitition,

processing dan interpretasi. Ketiga tahapan ini merupakan bagian yang tidak dapat

terpisahkan dan tiap-tiap tahapan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya karena satu

tahapan akan mempengaruhi tahapan yang lainnya. Artinya, kualitas akuisisi data yang

baik akan memberikan hasil yang baik pada pemrosesan data, yang kemudian

menghasilkan interpretasi yang baik yang mendekati kondisi bawah permukaan bumi.

Jadi, setiap tahapannya saling menunjang.

Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam eksplorasi

hidrokarbon dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil

pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan

sebenarnya agar lebih mudah untuk dipahami. Pada tahapan interpretasi seismik ini

dibutuhkan pengetahuan dasar yang baik dari ilmu geofisika dan geologi mengenai

keberadaan dan karakterisasi sebuah reservoar hidrokarbon.

Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan interpretasi data seismik adalah

metode inversi impedansi akustik. Metode inversi impedansi akustik merupakan suatu

proses konversi dari data seismik menjadi data impedansi akustik yang merupakan sifat

dasar dari suatu batuan. Apabila data seismik konvensional melihat batuan di bawah

permukaan sebagai interfacing antar lapisan batuan, maka data impedansi akustik melihat

batuan di bawah permukaan sebagai susunan lapisan batuan itu sendiri. Hal tersebut

menyebabkan data impedansi akuistik lebih mendekati gambaran nyata lapisan di bawah

permukaan sehingga menjadi lebih mudah untuk dimengerti.

Page 4: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

II. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1.    Mengetahui pola litologi formasi pada daerah penelitian.serta struktur dan

stratigrafi bawah permukaannya.

2. Mengetahui dan mempelajari karakter impedansi akustik dari reservoar

hidrokarbon.

3. Mempelajari dan menentukan daerah persebaran hidrokarbon berdasarkan

metode inversi impedansi akustik.

III. Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang akan dikerjakan pada Tugas Akhir ini adalah

mempelajari pola litologi formasi daerah penelitian beserta struktur dan stratigrafi bawah

permukaan, dan juga mempelajari karakteristik impedansi akustik dari reservoar

hidrokarbon serta pola persebarannya pada daerah tersebut dengan menggunakan metode

inversi impedansi akustik.

IV. Teori Dasar

IV. 1. Metode Inversi Akustik Impedansi

Inversi (perkalian antara percepatan dan densitas) adalah salah satu hal yang sangat

penting di dalam melakukan karakterisasi reservoir. Inversi adalah proses pemodelan

geofisika yang dilakukan untuk memprediksi informasi sifat fisis bumi berdasarkan informasi

rekaman seismik yang diperoleh atau dengan kata lain merupakan suatu proses konversi dari

data seismik menjadi data Impedansi Akustik.

Impedansi akustik merupakan sifat batuan yang dipengaruhi oleh jenis litologi,

porositas, kandungan fluida, kedalaman, tekanan dan temperatur. Hal tersebut menyebabkan

impedansi akustik dapat digunakan sebagai indikator litologi dan hidrokarbon, pemetaan

Page 5: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

litologi, pemetaan satuan aliran sampai dengan analisa kuantitatif. Data seismik impedansi

akustik dapat digolongkan sebagai data atribut seismik yang diturunkan dari amplitudo.

Dalam proses akuisisi data seismik, tras seismik konvensional S(t) didapatkan dari

hasil konvolusi antara deret Koefisien Refleksi RC(t) dengan wavelet w(t):

S(t) = RC(t)* w(t)

Sebaliknya data seismik impedansi akustik di dapatkan dengan “membagi” atau dikenal

dengan istilah dekonvolusi pada tras seismik dengan wavelet yang sesuai.

RC(t) = (1/ w(t))* S(t)

dimana RC(t) = (AI2-AI1)/(AI2+AI1), dan 1/w(t) adalah inversi seismik.

Tujuan dari inversi seismik ini adalah untuk mendapatkan kembali koefisien

reflektifitas yang tak lain merupakan bidang batas antar laipsan batuan. Dalam proses inversi

seismik ini, data seismik yang bersifat band limited frequency karena kehilangan kandungan

frekuensi rendah dan tinggi akibat konvolusi dengan wavelet yang bersifat band limited,

mendapatkan kembali kandungan frekuensi yang hilang tersebut denagn cara menambahkan

kandungan frekuensi rendah dan tinggi yang diambil dari data log sumur, sehingga data

seismik tersebut kembali menjadi broad band frequency. Hasil akhir dari inverse seismik

adalah broad band impedance. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inverse seismik

merupakan suatu usaha untuk merubah data seismik yang semula merupakan amplitudo

sebagai fungsi waktu menjadi impedansi akustik sebagai fungsi waktu.

Gambar 1. Skema proses konvolusi dan dekonvolusi.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan data seismik impedansi

akustik, yaitu:

1. Data seismik yang dipakai harus diproses dengan menjaga keaslian amplitudonya.

Page 6: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

2. Hasil interpretasi horizon

3. Data log sumur, minimal data log sonik dan densitas

4. Wavelet

Apabila data seismik konvensional melihat batuan di bawah permukaan sebagai

interfacing antar lapisan batuan, maka data impedansi akustik melihat batuan di bawah

permukaan bumi sebagai susunan lapisan batuan itu sendiri. Oleh karena itu, data impedansi

akustik lebih mendekat gambaran nyata lapisan di bawah permukaan sehinga menjadi lebih

mudah untuk dimengerti. Data impedansi akustik ini mampu memberikan gambaran yang

lebih jelas mengenai penyebaran batuan baik secara vertikal maupun secara lateral.

Terdapat beberapa metode dalam melakukan inversi seismik, yaitu:

1. Metode Inversi Recursive

Metode recursive sering disebut juga band limited inversion. Metode ini mengabaikan

efek dari wavelet dan memperlakukan tras seismik koefiisien yang telah difilter oleh zero

phase wavelet.

2. Metode Inversi Sparse Spike

Metode inverse sparse spike ini mengasumsikan bahwa reflektifitas sebenarnya

merupakan sebuah deretan reflektifitas kecil yang tersimpan di dalam deretan reflektifitas

yang lebih besaryang secara geologi berhubungan dengan ketidakselarasan atau batas

litologi utama.

3. Metode Inversi Model Based (Blocky)

Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data seismik sintetik yang telah dibuat

dari hasil konvolusi reflektifitas (model geologi) dengan wavelet tertentu dengan data

seismik riil. Penerapan metode ini dimulai dengan dugaan awal yang diperbaiki secara

iteratif. Metode ini dapat dilakukan dengan anggapan tras seismik dan wavelet diketahui,

noise tidak berkorelasi dan acak.

VI. 2. Atribut seismik

Atribut seismik adalah informasi-informasi dasar yang merupakan derivative dari

suatu pengukuran seismik. Menurut Brown, informasi-informasi dasar tersebut

diklasifikasikan menjadi informasi waktu, amplitudo, frekuensi dan atenuasi. Atribut seismik

waktu akan memberikan informasi mengenai struktur seperti patahan. Atribut seismik

amplitudo dan frekuensi dapat memberikan informasi mengenai stratigrafi dan reservoir.

Page 7: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

Sementara atribut seismik atenuasi berguna untuk memahami informasi mengenai

permebilitas.

IV. 3. Picking Horison serta Interpretasi Struktur dan Stratigrafi.

Picking horison dilakukan dengan cara membuat garis horison pada kemenerusan

lapisan pada penampang seismik. Dalam melakukan picking horison ini diperlukan well

seismic tie yang dimaksudkan untuk mengikat horison seismik dengan data sumur sehingga horizon

seismik dapat diletakkan pada kedalaman sebenarnya, agar data seismik dapat dikorelasikan dengan

data geologi lainnya. Well seismik tie ini dapat dilakukan dengan menggunakan checkshot, vertical

seismic profile dan synthetic seismogram.

Proses picking horison ini dapat membantu interpretasi struktur dan stratigrafi. Berikut

adalah gambaran singkat mengenai jenis-jenis interpretasi struktur dan stratigrafi.

Interpretasi Struktur

Sesar

• Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison)

• Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan

stratigrafi

• Adanya pola difraksi pada zona patahan

• Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar

Lipatan

Adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin maupun

sinklin

Diapir (kubah garam)

• Adanya dragging effect yang kuat pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh

diapir sehingga membentuk flank di kedua sisi.

• Adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diaper

• Dapat terjadi pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect

Intrusi

• dragging effect tidak jelas / sangat kecil.

Page 8: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

• batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalami melting sehingga struktur

perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderung chaotic di kanan-kiri intrusi

Interpretasi stratigrafi

Analisis sekuen seismik

dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap, downlap, dll) yang membatasi

sekuen pada bagian atas dan bawahnya.

Analisis fasies seismik

deskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter – parameter konfigurasi

pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan interval dan

geometri.

Analisis muka air laut

Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan fasies

seismik

V. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada Tugas Akhir ini secara umum mengikuti

alur proses sebagai berikut:

Gambar 2. Alur proses dari penelitian tugas akhir.

Page 9: Interpretasi Seismik Karakteristik Reservoar Dengan Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik

VI. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tugas Akhir ini akan dilaksanakan pada:

Waktu : 2 Maret 2009 – selesai

Judul : ”INTERPRETASI SEISMIK KARAKTERISTIK RESERVOAR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK”

Tempat : Pertamina EPTC

VII. Rencana Jadwal Penelitian

VII. Referensi

Elsyna, Debora. 2008. Laporan Kerja Praktek: Pemrosesan Data Seismik 2D Land .Depok:

Universitas Indonesia.

Haris, Abdul. 2006. Seismik Eksplorasi. Depok: Universitas Indonesia

http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/seismik-attribute.html

http://petroleumgeoscience.blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-interpretasi-seismik.html