interpretasi data dan penarikan kesimpulan penelitian

24
INTERPRETASI DATA DAN PENARIKAN KESIMPULAN PENELITIAN A. Interpretasi Data Penafsiran atau interpretasi merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis data sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari analisa dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari analisa. Secara umum, penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan. Data yang telah dibuat dalam bentuk tabel, misalnya perlu diberikan penjelasan yang terperinci dengan cara: 1. Mendiskusikan tabel tersebut 2. Memberikan penafsiran terhadap data tersebut. Mendiskusikan atau membicarakan tabel berarti memaparkan data dengan sedikt lebih tangguh dan memberikan perhatian yang lebih tanggap terhadap perbedaan-perbedaan atau hubungan-hubungan yang menyolok dari angka-angka dalam tabel. Peneliti membuat referensi terhadap nomor tabel atau grafik, dan kemudian menjuruskan perhatian kepada kolom atau item-item penting dalam tabel atau grafik tersebut.

Upload: fadhila-el-husna

Post on 24-Jul-2015

4.497 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

INTERPRETASI DATA DAN

PENARIKAN KESIMPULAN PENELITIAN

A. Interpretasi Data

Penafsiran atau interpretasi merupakan pencarian pengertian yang lebih

luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari

analisis data sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari

analisa dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari analisa. Secara umum,

penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari

materi yang dipaparkan.

Data yang telah dibuat dalam bentuk tabel, misalnya perlu diberikan

penjelasan yang terperinci dengan cara:

1. Mendiskusikan tabel tersebut

2. Memberikan penafsiran terhadap data tersebut.

Mendiskusikan atau membicarakan tabel berarti memaparkan data

dengan sedikt lebih tangguh dan memberikan perhatian yang lebih tanggap

terhadap perbedaan-perbedaan atau hubungan-hubungan yang menyolok dari

angka-angka dalam tabel. Peneliti membuat referensi terhadap nomor tabel

atau grafik, dan kemudian menjuruskan perhatian kepada kolom atau item-item

penting dalam tabel atau grafik tersebut. Peneliti ingin memusatkan perhatian

kepada angka atau penjumlahan tertentu dan mencoba meyakinkan pembaca

tentang kecenderungan kelompok atau secara umum mengadakan analisa

terhadap data yang dipresentasikan. Kerja tersebut disebut diskusi.

Penelitian tidak cukup hanya mendiskusikan tabel, tetapi harus bertindak

lebih jauh lagi yaitu peneliti harus memberikan penafsiran atau interpretasi.

Memberikan interpretasi adalah memberikan arti yang lebih luas dari

penemuan penelitian. Interpretasi itu mempunyai dua aspek yaitu:

a. Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam arti

menghubungkan hasil suatu penelitian dengan penemuan penelitian lainnya.

Page 2: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

b. Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat

menerangkan atau menjelaskan.

Penafsiran juga dapat menghubungkan suatu penemuan studi eksploratif

menjadi suatu hipotesa untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya.

Penafsiran juga berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat

menjelaskan.

Penafsiran sangat penting kedudukannya dalam proses analisa data

penelitian, sehingga kualitas analisa dari seorang peneliti sangat bergantung

dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.

Stranger juga mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil

analisis data kualitatif.

1. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis

mungkin masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa

pertanyaan hasil tersebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan

dengan hubungan atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi,

dan implikasi dari hasil analisis.

2. Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat

erat kaitannya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa

dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup

kaya.

3. Minta nasehat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam

menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang

seprofesi dan memiliki pandangan kritis.

4. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Faktor eksternal yang

memiliki kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau

mungkin ahli adalah literatur.

5. Kembalikan pada teori. Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari

analisis data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan

permasalahan yang dihadapi (Sukmadinata, 2006:157).

a. Tujuan Penafsiran Data

Page 3: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

Menurut Schaltzaman dan Starauss (1973:110-111, dalam Lexy. J

Moleong), tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu

diantara tiga tujuan berikut: Deskripsi semata-mata, deskripsi analitik, atau

teori substansif. Pada tujuan deskripsi semata-mata, analisis menerima dan

menggunakan teori rancangan organisasional dan rancangan organisasional

yang telah ada dalam suatu disiplin. Dengan hasil analisis data, analisis

menafsirkan data itu dengan jalan menemukan kategori-kategori (istilah

mereka ialah classes, penulis) dalam data yang berkaitan dengan yang

biasanya dimanfaatkan dalam disiplin dalam cara bercakap. Atas dasar itu

penulis menyusunnya dengan jalan mengghubungkan kategori-kategorinya

ke dalam rangka sistam kategori yang diperoleh dari data.

Pada deskripsi analitik, rancangan organisasional dikembangkan dari

kategori-kategori yang ditemukan dan hubungan-hubungan yang disaran

atau yang muncul dari data. Dengan demikian deskripsi baru yang perlu

diperhatikan dapat dicapai. Dengan pengembangan lebih lanjut menurut

proses analitik, teri substantif akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain,

dalam penafsiran data tujuannya belum sepenuhnya mengarah pada

penyususnan teori substantif.\

Pada penyusunan teori substantif, yang kedua dari cara di atas sudah

ada seccara implisit. Untuk memperoleh teori baru, yaitu teori dari dasar,

analisis harus menampakkan metafora atau rancanga yang telah dikerjakan

dalam analisis. Kemudian ia mentransformasikan metafora itu ke dalam

bahasa disiplinnhya.

b. Proses Umum Penafsiran Data.

Analisis data, seperti yang sudah dibahas pada tahap analisis data,

telah dimulai sejak di lapangan. Dengan kata lain, sejak saat itu sudah ada

penghalusan data, penyusunan kategori dengan kawasannya, dan sudah ada

upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipotesis, yaitu teorinya

sendiri. Jadi, dalam hal ini analissi data itu terjalin secara terpadu dengan

penafsiran data. Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah

menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis

Page 4: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

kerjanya sebagai teori yang nantinya diformulasikan, baik secara deskriptif

maupun proporsional.

c. Peranan hubungan kunci dalam penafsiran data.

Langkah pertama penafsiran data ialah menemukan kategori dengan

kawasannya seperti yang sudah diuraikan di atas. Langkah ini merupakan

suatu langkah fundamental dalam penelitian kualitatif. Proses ini

berlangsung sepanjanga penelitian berjalan. Kategori dan hubungannya

diberi label dengan pernyataan sederhana berupa proporsi yang

menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan.

Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan yang cukup padat, yaitu

sampai analisis memukan hubungan kunci, yaitu suatu metafora, model,

kerangka umum, pola yang menolak, atau garis riwayat.

d. Peranan interogasi terhadap data.

Dengan adanya modal “hubungan kunci” belum berarti segala sesuatu

yang diharapkan dapat muncul dari data. Menurut Schlatzman dan Strauss

(1973:120, Lexy. J Moleong), analisis tidak dapat menceritakan data apa

yang harus diungkapkannya, jalan ampuh yang dapat ditempuh ialah

mengadakan interogasi terhadap data. Interogasi terhadap data berarti

mengajukan seperangkat pertanyaan pada data sehingga terungkaplah

banyak persoalan dari data itu sendiri.

Kedua penulis itu mengusulkan untuk menggunakan dua macam cara

pengajuan pertanyaan yang saling membantu, yaitu cara substantif dan cara

logis. Kedua macam cara tersebut dimaksudkan untuk memperoleh jarak

dan variasi dalam perspektif yang akan menghasilkan pertanyaan model.

Dengan substantif di sii dimaksudkan kosakata abstrak peneliti yang berasal

dari disiplinnya sendiri, misalnya dalam ilmu sosial adanya lembaga,

ideologi, kerja, karier, prilaku kolektif, gerakan sosial, dan karisma. Dengan

konsep itu peneliti sebagai analisis mulai mengajukan pertanyaan.

Page 5: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

Cara pengajuan pertanyaan secara logis berarti cara yang biasa

dilakukan dalam ilmu pengetahuan secara eksperiental, komparasi, historis,

berpikir analogis, dan proses bekrja. Cara ini memberikan perbedaan yang

cukup berarti dalam perspektif maupun dalam operasi dan membantu

analisis menghasilkan ide yang mengaitkan suatu data dengan data lainnya

dalam suatu konfigurasi.

Kedua cara tersebut jelas membantu tetapi sekali lagi diperingatkan

jika peneliti menggunakan paradigma alamiah hendaknya jangan

dipertukagantikan dengan paradigma lainnya.

e. Langkah-langkah penafsiran data dengan menggunakan analisis

komparatif dalam Rangka penyusunan Teori Substantif

1) Ketetapan Kenyataan

Pada tingkat faktual, bukti yang diperoleh dari suatu kelompokan tertentu

dengan digunakan untuk mengecek apakah bukti awal sudah benar. Fakta

itu direplikasikan melalui pembandingan bukti-bukti dan dilakukan

secara internal (dalam studi itu sendiri) maupun secara eksternal (diluar

studi itu) atau kedua-duanya. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa

replikasi itu merupakan alat yang ampuh untuk memvalidasi data.

2) Generalisasi Empiris

Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui analisis perbandingan

ialah generasi suatu fakta.Ada beberapa pernyataan yang dapat

dikemukakan sehubungan dengan hal itu.

3) Penetapan Konsep

Penggunaan lain analisi dari analisis untuk menetapkan unit atau suatu

kajian suatu studi kasus. Hal ini dilakukan dengan jalan mengkhususkan

dimensi konsep menghasilkan satuan. Contoh : ada peneliti yang

membandingkan ciri kehidupan politik salah satu gerakan buruh dengan

karakteristik gerakan buruh lainnya untuk menemukan sikap

pemberontak.

Tahap pelaksanaannya:

Page 6: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

a) Pembandingan kajian-kajian yang aplikatif terhadap setiap

kategori.

Peneliti mulai dengan meberikan kode pada setiap kejadian dari data

ke dalam sebanyak mungkin kategori sejak kategori muncul dan data

yang muncul dan cocok dengan kategori.

b) Integrasi kategori dan kawasannya

Pemberian kode diteruskan, sementara itu pembandingan antara satu

kejadian dengan kejadian lainnya terus dikerjakan. Pada saat tertentu

akan terjadi pembandingan antara kejadian dengan kawasan suatu

kategori. Pembandingan secara tetap demikian akan menghasilkan

akumulasi pengetahuan yang berkenaan kawasan suatu kategori yang

sudah siap diintegrasikan. Integrasi terjadi karena kawasan itu

berkaitan dalam beberapa hal dan menghasilkan suatu kesatuan yang

udah.

c) Pembatasan teori.

Pembatasan teori dilakukan pada dua tingkatan, yaitu pada tingkatan

teori dan pada kategori. Setiap kali peneliti membandingkan kejadian

dengan kategori, pada mulanya akan sering terjadi modifikasi, namun

lama kelamaan modifikasi itu akan berkurang.

d) Penulisan teori.

Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data yang telah diberi kode,

sejumlah catatan, dan teori. Sekarang penliti perlu membuat uraian

dalam catatan yang akan memberikan isi pada kategori, dan hal itu

nantinya menjadi tema pokok teori yang dituliskan nanti pada buku

atau laporan peneltian.

B. Penarikan Kesimpulan dan Saran

1. Penarikan Kesimpulan

Generalisasi adalah penarikan suatu kesimpulan umum dari analisa

penelitian. Generalisasi yang dibuat harus berkaitan dengan teori yang

mendasari penelitian yang dilakukan. Setelah generalisasi dibuat, peneliti

Page 7: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

perlu pula menarik kesimpulan-kesimpulan dari penelitian. Apakah hasil

penelitian memperlihatkan hubungan-hubungan tertentu.

Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis

deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis. Tujuan

penulisan kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi

kepada para pembaca guna mengetahu secara cepat tentang apa hasil akhir

yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.

Yang disimpulkan dalam penelitian sesuai dengan jawaban

permasalahan yang dirumuskan, hipotesis yang diajukan, dan tujuan

penelitian. Dengan demikian, kesimpulan merupakan pernyataan atau

jawaban pertanyaan dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian atau

pernyataan hasil pembuktian hipotesis, apakah hipotesis yang diajukan

terbukti atau tidak. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian itu merupakan

pernyataan pencapaian tujuan, apakah tujuan yang dirumuskan tercapai atau

tidak. Menurut Nasution (1987), kesimpulan yang diambil harus benar-

benar didasarkan atas hasil penelitian. Hendaknya jangan memasukkan hal-

hal yang baru. Kalau ada hal yang ditemukan dalam penelitian di luar

tujuan, tetapi sangat relevan, mendukung, dan merupakan informasi yang

bermanfaat sebaiknya dimasukkan dalam pembahasan, diinformasikan

sedemikian rupa sehingga memperkuat pembahasan hasil penelitian. Akan

tetapi, kalau hal-hal yang ditemukan tidak relevan, tidak memperkuat atau

mendukung permasalahan penelitian sebaiknya tidak dimasukkan baik

dalam kesimpulan maupun dalam pembahasan hasil penelitian.

Pada bagian kesimpulan ini, peneliti dapat menyampaikan ringkasan

hasil yang dianggap penting dengan tidak menggunakan bahasa statistik

lagi. Kesimpulan dianjurkan menguraikan hasil analisis data dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh para pembaca maupun oleh orang-orang yang

berkepentingan.

Cara merumuskan kesimpulan yang baik adalah disesuaikan atau

diserasikan dengan tujuan, rumusan masalah, hipotesis atau pertanyaan

penelitian, baik isi maupun jumlah kesimpulan yang dibuat. Jadi, untuk

membuat atau merumuskan kesimpulan penelitian lihatlah kembali tujuan,

Page 8: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

rumusan masalah, hipotesis atau pertanyaan penelitian, apakah sudah sesuai

atau belum.

Kesalahan yang sering ditemui adalah peneliti membuat kesimpulan

yang lain yang bukan dari hasil analisis data, tetapi memberikan tafsiran

mereka menurut gambaran yang telah ada dalam pikiran peneliti. Peneliti

hendaknya jangan mencampuradukkan antara kesimpulan dan rekomendasi

atau membuat kesimpulan dalam bentuk rekomendasi. Buatlah kesimpulan

dengan menyatakan “apa” dan “apa yang akan terjadi, jika….” \

Bagian pokok dan merupakan pengarah kegiatan penelitian adalah

perumusan problematik. Di dalam problematik ini peneliti mengajukan

pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya

melalui kegiatan penelitian. Sehubungan dengan pertanyaan inilah maka

peneliti mencoba mencari jawaban sementara yang disebut hipotesis,

sedangkan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang telah

dikumpulkan, adalah merupakan jawaban, benar-benar jawaban yang dicari,

walaupun tidak selalu menyenangkan hatinya. Oleh karena itu, harus

tampak jelas hubungan antara problematik, hipotesis dan kesimpulan.

Apabila kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik

yang dikemukakan, maka isi maupun banyaknya kesimpulan yang dibuat

juga harus sama dengan isi dan banyaknya problematik. Sebagai ilustrasi

sebagai berikut:

Problematik

1. Apakah orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar

yang sama dengan orang tus murid di kota?

ProblematikRumusan Masalah

Hipotesis

Kesimpulan

Page 9: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

2. Apakah ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam

memberikan motivasi belajar, baik di daerah pedesaan maupun di kota?

Hipotesis

1. Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang

sama besar dengan orang tua di kota.

2. Ayah dan ibu memberikan motivasi belajar yang sama besar kepada

anak-anaknya, baik di daerah pedesaan maupun di kota.

Kesimpulan Penelitian (salah satu kemungkinan)

1. Orang tua murid di pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar

sebesar yang diberikan oleh orang tua di kota.

2. Ada perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu dalam memberikan

motivasi belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun

di kota.

a. Kesimpulan Penelitian Non-Statistik

Penarikan kesimpulan dilakukan sejalan dengan cara mengolah data.

Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya dibandingkan

dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Sebagai

contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk meliahat sikap kepemimpinan beberapa kepala sekolah.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur sejauh mana sikap

kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang dimaksud. Untuk

ini, dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu, antara

lain: disiplin, demokratis, bertanggung jawab, toleran, penuh inisiatif,

kreatif, dan sebagainya. Dengan menggunakan skala sikap, penelitian

mengumpulkan data mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah.

Maka kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau

standar yang ditentukan, adalah sebagai berikut:

1) Sesuai dengan standar

Page 10: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

2) Kurang sesuai dengan standar

3) Tidak sesuai dengan standar

Apabila analisi datanya berupa persentase, proposi maupun rasio,

maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan permasalannya.

b. Kesimpulan Penelitian Statistik

Kesimpulan penelitian yang menggunakan teknik statistik, dapat

digenerelisasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa

populasinya berdistribusi normal (hal ini dapat dilakukan pemeriksaannya

dengan checking normalitas). Apabila populasinya tidak berdistribusi

normal maka harus menggunakan statistik non-parametrik.

Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia

berharap bahwa kesimpulan dapat berlaku untuk seluruh populasi. Dengan

rumusan penelitian: Penggunaan teknik statistik inferensial adalah untuk

mengadakan estimasi berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh,

terhadap parameter.

Jika distribusi sampling (yang diambil dari populasi) berdistribusi

normal, maka hasil statistik S (jika kita sebuah begitu) dari sampel, akan

berkaitan antara Ms, SDs denga luasnya daerah generalisasi sebagai

berikut:

1 SDs sampai 1 SDs adalah 68,27%

2 SDs sampai +2 SDs adalah 95,45%

3 SDs sampai +3 SDs adalah 99,73%

Hal ini berhubungan dengan seberapa besar kita bisa mempercayai

bahwa kesimpulan atau hasil statistik tersebut tepat sesuai dengan seberapa

banyak kita boleh percaya. Itulah sebabnya maka daerah-daerah ini disebut

daerah kepercayaan, dan batas-batas bilangan standar deviasi ini disebut

batas kepercayaan.

Page 11: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan luas batas kepercayaan, atau besarnya persentase

ketepatan kesimpulan terhadap seluruh kejadian, maka ditentukan taraf

kepercayaan 95% dan 99% yang artinya adalah kita boleh percaya bahwa

Ms akan terletak dalam batas S ± 1,96 SDs untuk wilayah kepercayaan

95% kejadian dan S ± 2,58 SDs untuk 99% kejadian.

Sebagai komplementer taraf kepercayaan adalah taraf signifikansi.

Apabila kita bersedia menerima keputusan dengan kepercayaan 95%,

maka berarti bahwa kita bersedia menanggung resiko meleset sebesar 5%.

Selanjutnya kita percaya kebenaran kesimpulan 99%, berarti menerima

resiko meleset 1%. Maka 5% dan 1% ini disebut taraf signifikansi atau

taraf keberartian.

Problema yang Dihadapi Peneliti Waktu Menafsirkan

Sebelum mengatasi keengganan memulai kegiatan menafsirkan, peneliti

sebaiknya memahami sebab-sebab kesulitan itu. Misalnya kejenuhan yang

dirasakan peneliti setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun sibuk dalam

berbagai aspek kegiatan penelitian. Ia juga terlalu dekat dengan permasalahan

penelitian sehingga ia merasakan perlunya jarak untuk bisa menafsirkan

dengan benar. Untuk keperluan itulah diperlukan waktu dan jarak

diantaranya, karena perbedaan waktu dan jarak akan meningkatkan

kemampuan peneliti untuk merefleksikan kembali datanya.

Kesulitan lain waktu peneliti harus membuat sintesis dan spekulasi

kreatif dari data penelitannya adalah disebabkan karena ia dituntut untuk

memposisikan dirinya pada pemikiran-pemikiran baru, dan memaknnia

signifikansi kegiatan-kegiatannya pada bulan-bulan dan tahun-tahun yang

lalu. Menginterpretasikan data penelitian untuk kemudian ditafsirkan, tidak

hanya berbentuk kegiatan membuat resume data faktual, melainkan harus

lebih dari itu (beyond a mere recitation of the bare facts).

Tujuan dari peneliti dalam aspek kegiatan ini adalah mengembangkan

kesimpulan dan mengaitkan hubungan-hubungan yang ada melalui

argumentasi yang hati-hati, dan yang tidak dibatasi oleh skop yang sempit.

Operasionalisasi dari memasang-masangkan data dan uji kategori seperti

Page 12: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

seperti yang dilakukan pada saat analisis data terbuka sama untuk interpretasi.

Kesempatan untuk mencobakan kategori baru dan membentuk hubungsn-

hubungan baru dengan proyek-proyek melampaui yang ada untuk memenuhi

kriteria (beyond a mere recitation of the bare facts) menantang kreativitas

para peneliti yang oleh peneliti aliran lama dianggap sebagai ambisi yang

berbahaya.

Kesulitan yang ketiga adalah, adanya pergeseran gaya kognitif dalam

penafsiran. Pada proses analisis dideskripsikan gambaran yang singkat tetapi

koheren dari fenomena yang diobservasi, dengan pole berpikir yang

konvergen, dan cara demikian sudah akrab dikalangan peneliti. Akan tetapi,

dalam penafsiran gaya berpikir divergenlah yang dianjurkan karena

perbedaan dalam kerangka berpikir, labih kreatif, terutama dalam proses

berteori yang kompleks, juga dalam berpikir spekulatif.

Pemahaman akan kesulitan inilah yang perlu diatasi peneliti pada saat ia

mulai dengan kegiatan penafsiran atau interpretasi, fase ini harus ditempuh

dan kesulitan yang diarifi sudah merupakan setengah penyelesaian dengan

mengidentifikasi tugas antara lain mengkonsolidasikan teori,

mengaplikasikan teori, menafsirkan dengan menggunakan analogi/persamaan

atau metafor dan membuat sintesis.

Kesimpulan

Walaupun dalam bentuk pengorganisasikan dan tekanan atau emphasis

dalam penyusunan kesimpulan penelitian dapat bervariasi, namun pada

umumnya para peneliti akan berpegang kepada empat tahap, yaitu menyusun

persentase data yang berbentuk rangkuman, penafsiran data, integrasi dari

temuan penelitian dan aplikasi atau makna pentingnya atau signifikansi

temuan-temuan dalam penelitian:

1. Presentasi data dalam bentuk rangkuman biasanya disajikan secara

deskriptif, yang mengemukakan atribut-atribut fenimena yang dikaji. Ada

kalanya disajikan juga dalam bentuk model kategorisasi yang

menggambarkan kelompok-kelompok atribut atau fenomena-fenomena yang

ditelaaah. Rangkuman ini ditandai oleh berbagai deskriptor yang kongkrit

dan rinci dari subjek yang diteliti.

Page 13: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

2. Penafsiran data menuntut agar peneliti menjelaskan makna data sesuai

dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan mengapa makna-makna

tertentu dari data menjadi lebih penting atau menonjol artinya. Penafsiran

data juga mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menjelaskan hubungan

kausalitas, apakah itu perdiktif atau tidak. Yang juga perlu diterangkan

adalah bagaimana kategorisasi fenomena yang saling berehubungan secara

empirik, yang ada kalanya ditampilkan dalam bentuk model dengan

spesifikasi kategori yang hubunganya dijelaskan.

3. Pada tahap intregrasi, para peneliti menjelaskan data dilihat dari pendangan

atau perhatian yang lebih luas, bisa secara empirik apabila data

dibandingkan atau dikontrskan dengan data dari kajian lain, atau juga bisa

secara teoritik apabila data ditempatkan atau merupakan bagian yang

kontekstual dengan teori lain atau teori alternatif, dan harus cukup kuat

untuk menantang atau menolak teori lain atau alternatif itu. Demikian juga

teori yang diverifikasi data diuji dalam konteks yang lebih luas, yang

adakalanya teori tersebut menunjukkan implikasi empirik dan aplikasinya

dalam kebijakan yang tidak terduga sebelumnya.

Proses berteori inilah yang membimbing penelti pada tehap penafsiran dan

integrasi data, yang dalam kajian-kajian induktif abstraksinya terintegratif

dengan data dan teori menghasilkan sistem yang koheren untuk menjelaskan

makna kajian. Bagaiman pun cara berteori dilakukan untuk membentuk

argumen yang mengarah kepada pengambilan kesimpulan harus terus

menerus dilakukan dalam tahap integrasi data, dengan dukungan desain

penelitian yang kridibel, data yang kaya dan komprehensif dan data dan

analisis konteksual dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Dalam teori ini, dengan menggunakan alat-alat konsilidasi, aplikasi, analogi

dan metafora atau sintesis akan membantu peneliti menafsirkan data dan

mengintergrasikan hasilnya kepada salah satu tujuan penelitian, yakni

memberikan sumbangan kepada perkembangan body of knowledge dlaam

disiplin ilmunya.

4. Tujuan yang tidak kalah pentingnya adalah mencapai kebermaknaan dari

kenyataan yang majemuk dalam penelitian kualitatif. Bahwa kebermaknaan

Page 14: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

itu harus membawa penelti kepada pengertian atau pemahaman yang oleh

Max Weber disebut dengan konsep verstehen. Max Weber menjelaskan

bahwa : Peraihan makna subjektif dari sebuah kegiatan, difasilitasi oleh rasa

empati dan penghayatan yang harus dianalisis. Akan tetapi setiap penjelasan

interpretatif harus menjadi penjelasan sebab-akibat apabila ingni mencapai

wibawa proposisi ilmiah. Verstehen dan penjelasan kausal adalah korelatif

dan tidak bertentangan satu sama lain dalam prinsip metode ilmu-ilmu

sosial. Intuisi kilat dalam pembermaknaan dapat diubah menjadi

pengetahuan yang sahih apabila hal itu dapat digabungkan dengan struktur

teori yang bertujuan untuk mencari penyelesaian kausal.

2. Implikasi

Pada bagian implikasi, peneliti dapat melaporkan suatu analisis yang

lebih mendalam yang berkaitan dengan kesimpulan utamanya. Pada bagian

ini juga melaporkan tentang kemungkinan konsekuensi hasil temuan

penelitian apabila diterapkan di lapangan. Apa yang perlu dilakukan agar

hasil tersebut dapat memberikan kontribusi yang maksimal dengan

penggunaan dan mengeliminasi resiko negatifnya.

3. Saran

Saran yang diberikan kepada para pembaca sebaiknya saran-saran

yang betul-betul didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah

dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti.

Jangan menyarankan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan hasil

penelitian. Saran yang diajukan hendaknya saran yang konstruktif dengan

mengacu kepada terpenuhinya beberapa persyaratan saran yang baik seperti

di bawah ini.

a. Saran sebaiknya diuraikan secara singkat dengan bahasa yang jelas.

Page 15: Interpretasi Data Dan Penarikan Kesimpulan Penelitian

b. Saran mempunyai sasaran subjek yang jelas yang memiliki otoritas

penerapan misalnya kepala sekolah, guru, atau para penyelenggara

pendidikan.

c. Saran sebaiknya disertai pula dengan tindakan operasional yang

memungkinkan dapat dilakukan.

d. Saran sebaiknya disertai pula dengan kriteria indikator keberhasilan jika

saran-saran yang dianjurkan tersebut dapat dilaksanakan.

e. Saran dalam laporan penelitian pada prinsipnya dapat juga berupa

imbauan untuk melakukan penelitian sejenis yang menekankan pada

pendalaman.

Saran yang dikemukakan mungkin berupa rekomendasi untuk

memanfaatkan hasil penelitian, mungkin juga berupa saran untuk

melanjutkan penelitian atau meneliti aspek lain yang belum terungkap pada

penelitian yang dilakukan, atau bisa juga berupa saran untuk menggunakan

metode lain yang mungkin lebih teliti. Suatu penelitian mungkin dapat pula

melahirkan berbagai masalah yang relevan atau terkait dengan masalah yang

sudah diteliti. Oleh karena itu, sering juga saran ini menjadi inspirasi atau

sumber masalah penelitian bagi peneliti lain.