internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri di...

94
INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : MASRIFAH NIM: 3103168073111489 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: truongkhuong

Post on 17-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRIDI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2

BENDA SIRAMPOG BREBES

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

MASRIFAH NIM: 3103168073111489

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : MASRIFAHN I M : 3103168

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA

SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

30 Juni 2010Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, Juli 2010

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Karnadi, M.Pd. Amin Farih, M.Ag.NIP. 19680317 199403 1 003 NIP. 19710614 200003 1 002

Penguji I, Penguji II,

Dr. Mustofa, M.Ag. Alis Asikin, M.A.NIP. 19710403 199603 1 002 NIP. 19690724 199903 1 002

Page 3: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, Juni 2010Lamp : 4 (empat) eksHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdri. Masrifah Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami mengadakan koreksi perbaikan seperlunya maka

bersama ini saya kirimkan naskan skripsi saudara:

N a m a : MASRIFAH

N I M : 3103168Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAI

Judul Skripsi : INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAKPADA SANTRI DI PONDOK PESANTRENPUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOGBREBES

Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat

segera dimunaqasahkan.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd.NIP. 19520208 197612 2001

Page 4: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

MOTTO

...3ö@è%ö@yd“Èq tG ó¡ o„tûï Ï%©!$#tbq çHs> ôètƒtûï Ï% ©!$#urŸwtbqßJ n=ôètƒ3$yJ ¯RÎ)ã• ©. x‹tG tƒ

(#q ä9'ré&É=» t7 ø9F{ $#ÇÒÈ) :(

“...Katakanlah: adakah sama orang-orang yang berilmupengetahuan dengan orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan?Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat menerimapelajaran.” (Q.S. Az-Zumar: 9)*

* Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm.712.

Page 5: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

PERSEMBAHAN

Dengan rendah hati, karya sederhana ini didedikasikan kepada:

1. Ibunda tercinta Fathonah dan ayahanda

2. Suami tercinta

3. Ananda tercinta Maulana Kafabihi Achmad

Page 6: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah di tulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-

pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi

yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010

MASRIFAHNIM. 3103168 073111489

Page 7: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

ABSTRAK

MASRIFAH (NIM: 3103168), Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Pada Santri diPondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. Skripsi. Semarang:Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.

Dalam penelitian ini rumusan permasalahan yang diangkat adalah, (1)Bagaimana akhlak santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda SirampogBrebes. (2) Bagaimana internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri di PondokPesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan dan menganalisa akhlaksantri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. (2)mendeskripsikan dan menganalisa internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri diPondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana penelitian inimempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikantentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan padainternalisasi nilai-nilai akhlak terhadap santri agar tercapai tujuan yangdiinginkan. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara, dandokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhlak santri pondok pesantren putriAl-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dapat dikategorikan baik. Indikasinya dapatdilihat dari kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh para santri dalamkehidupan sehari-hari. Ada beberapa kebiasaan atau tradisi yang dilakukan olehsantri dalam pembentukan akhlak karimah diantaranya: akhlak terhadap AllahSWT dengan cara menjalankan ibadah sesuai dengan syari’ah, akhlak terhadapNabi Muhammad SAW. dengan cara banyak membaca shalawat dan meneladaniakhlak Rasulullah, akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan caramenanamkan kesopanan dalam kehidupan sehari-hari, akhlak terhadap sesamasantri dilakukan dengan membangun interaksi yang baik dan didasarkan padasikap hormat menghormati, akhlak terhadap alam semesta dilakukan dengan caramenjaga kebersihan lingkungan.

Proses internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri di Pondok Pesantren PutriAl-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu melaluimateri-materi akhlak dan metode-metode pembentukan akhlak santri. Kebiasaanyang berorientasi pada pembentukan akhlak karimah santri merupakanimplementasi dari materi-materi akhlak yang diajarkan di pondok pesantren putriAl-Hikmah 2. Secara garis besar materi akhlak santri tersebut berkaitan denganbeberapa hal yaitu: akhlak yang berhubungan dengan Allah SWT., akhlakhubungannya dengan diri sendiri, akhlak hubungannya dengan ilmu, dan akhlakkaitannya dengan manusia lainnya. Dan metode-metode yang digunakan dalampembentukan akhlak santri di antaranya metode kedisiplinan, metode latihan danpembiasaan, metode targhib dan tahdzib, metode keteladanan dan Metode ibrah.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan menjadi bahan informasidan masukan bagi semua pihak di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 BendaSirampog Brebes terutama bagi para Ustadz/Ustadzah, para pengurus pondok,pengasuh dan para santri.

Page 8: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang

wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan jika tanpa

uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik bersifat materiil

maupun spiritual. Dengan teriring rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan

pelayanan dengan baik selama masa penelitian.

2. Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Segenap civitas akademika IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan bimbingan dan pemahaman penulis untuk meningkatkan ilmu.

4. Ayahanda Hasan Himaji, Ibunda Fathonah, Suamiku Ahmad Rifa’i, yang

selalu memberikan dukungan moril dan spirituil dengan tulus ikhlas dan

penuh kasih. Buah hatiku dan permata terindahku ananda Maulana Kafabihi

Achmad, kakak-kakakku Teh Opi, Teh Ani, Teh Imas, dan adikku Kamal

Hasan. Bapak Muhammad Thoha dan Ibu Muridah (alm), Kak Miftah.

Sahabat-sahabatku yang begitu baik hati: Mas Ipunk, Taufiq, Wildan, Hiday,

Page 9: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Nada, Mas Syukron yang telah banyak memotivasi dan mensuport penulis

demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Kyai Amnan Muqaddam dan Ibu Nyai Rofiqotul Makiyah al-Hafidhah yang

telah membimbing penulis selama di pondok pesantren Al-Hikmah 2 Tugurejo

Semarang.

6. K.H. Masruri Abdul Mughni selalu pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah 2

yang telah memberikan izin untuk penelitian di pondok pesantren tersebut.

7. Para Ustadz-Ustadzah serta seluruh jajaran pengurus putri pondok pesantren

Al-Hikmah 2, terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan untuk penelitian

ini.

8. Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan, Milkha, Ina, Isti, Kharisman, Hanief

dan masih banyak lagi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, serta

semua pihak yang telah mendukung penyusunan skripsi ini.

Kepada semua, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka

diterima di sisi Allah SWT. dan mendapat balasan pahala yang lebih baik serta

mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang konstruktif

dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, Juni 2010

Penulis,

MASRIFAHNIM. 3103168 073111489

Page 10: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

DEKLARASI .............................................................................................. v

MOTTO ....................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................ 1

B. Penegasan istilah ..................................................................... 5

C. Rumusan masalah .................................................................... 6

D. Tujuan dan manfaat penelitian .................................................. 6

E. Kajian pustaka ......................................................................... 7

F. Metode penelitian .................................................................... 9

BAB II INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI

A. Pengertian Akhlak ................................................................... 13

B. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Akhlak ................................... 15

C. Metode Internalisasi akhlak di Pesantren .................................. 18

D. Materi Pendidikan Akhlak di Pesantren ................................... 23

E. Santri Pondok Pesantren .......................................................... 26

F. Faktor yang Mempengaruhi Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak .... 28

G. Internalisasi Nilai Akhlak Pada Santri Pondok Pesantren .......... 29

BAB III INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA

SIRAMPOG BREBES

A. Kondisi Umum Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes ...................................................................... 35

Page 11: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Putri

Al-Hikmah2........................................................................ 35

2. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Al Hikmah 2 ....... 38

3. Letak Geografis Pondok Pesantren Al Hikmah 2 ................ 38

4. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al Hikmah 2 ........ 39

5. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 ........ 40

6. Santri Pondok Pesantren Al Hikmah 2 ............................... 42

B. Materi Pendidikan Akhlak di Pondok Pesantren Putri

AlHikmah 2 Benda Sirampog Brebes ....................................... 43

C. Kegiatan dan Aktivitas di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2

Benda Sirampog Brebes ........................................................... 50

D. Internalisasi Nilai-nilai Akhlak pada Santri Pondok Pesantren

Al Hikmah 2 ............................................................................ 54

BAB IV ANALISIS INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA

SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2

BENDA SIRAMPOG BREBES

A. Analisis Akhlak Santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 ........ 58

B. Analisis Proses Internalisasi Nilai-nilai Akhlak yang

Diterapkan pada Santri Putri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 73

B. Saran ....................................................................................... 75

C. Penutup .................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia mempunyai tempat yang

penting baik sebagai individu maupun segi masyarakat dan bangsa. Sebab

jatuh bangunnya, sejahtera, rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung

bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik akan sejahtera lahir batinnya,

akan tetapi apabila akhlaknya buruk rusaklah lahirnya atau batinnya.2 Oleh

karena itu, program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha ialah

pembinaan akhlak mulia. la harus ditanamkan kepada seluruh lapisan dan

tingkat masyarakat mulai dari tingkat atas sampai ke lapisan bawah. Akhlak

dari suatu bangsa itulah yang menentukan sikap hidup dan tingkah laku

perbuatannya. Selama bangsa itu masih memegang norma-norma akhlak

kesusilaan dengan teguh dan baik, maka selama itu pula bangsa tersebut jaya

dan bahagia. Seorang pujangga Islam yang bernama Syauqy Biq yang dikutip

oleh Asmaran AS, mengatakan bahwa:

#

“Sesungguhnya kejayaan suatu umat atau bangsa terdapat padaseseorang selagi mereka berakhlak atau berbudi perangai utama, jikapada mereka hilang akhlaknya maka jatuhlah umat itu”. 3

Di Indonesia, jauh sebelum masa kemerdekaan, pesantren telah

menjadi sistem pendidikan Nusantara.4 Pesantren merupakan lembaga

pendidikan dan pengajaran Islam yang menyediakan asrama atau pondok

(pemondokan) sebagai tempat tinggal bersama sekaligus tempat belajar para

santri di bawah bimbingan kyai.5 Pada dasarnya fungsi utama pesantren adalah

sebagai lembaga yang bertujuan mencetak muslim agar memiliki dan

2 Rahmat Djatmika, Sistem Ethika Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), hlm. 11.3 Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 54.4 Depag RI, Pola Pembelajaran di Pesantren, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama

Islam, 2003), hlm. 3.5 Ibid., hlm. 8.

Page 13: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

menguasai ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-diin) secara mendalam serta

menghayati dan mengamalkannya dengan ikhlas semata-mata ditujukan untuk

pengabdiannya kepada Allah SWT. di dalam hidup dan kehidupannya.

Dengan kata lain tujuan pesantren adalah mencetak ulama (ahli agama) yang

mengamalkan ilmunya serta menyebarkan dan mengajarkan ilmu-ilmunya itu

kepada orang lain.

Guna mencapai tujuan ini pesantren mengajarkan banyak materi, di

antaranya materi akhlak/tasawuf.6 Pesantren umumnya memandang akhlak

dan kehidupan yang bersahaja itu amat perlu, bahkan melihatnya sebagai

implementasi dari tingkat keimanan seseorang. Karenanya, materi ini dijumpai

dihampir setiap pesantren.

Lebih menarik lagi ialah bahwa pendidikan akhlak/tasawuf di

pesantren amat intensif, sehingga dapat dijumpai dalam tiga pola sekaligus.

Pertama, materi ini diajarkan secara hidden atau tersembunyi yang dijumpai

pada hampir seluruh materi yang ada. Kedua, materi ini diajarkan secara

khusus melalui kitab-kitab yang tersedia. Ketiga, materi ini diaplikasikan

dalam kehidupan praktis di pesantren.7

Dari pendidikan yang telah ditanamkan dan diterapkan oleh pondok

pesantren dengan tiga pola tersebut di atas, namun masih terdapat

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh santri, dari pelanggaran-

pelanggaran yang ringan antara lain berupa: tidak mengikuti shalat berjamaah

dan pengajian, terlambat sampai di pondok, pulang tanpa izin dan kembali

tidak tepat waktu, keluar dari pondok tanpa izin serta pelanggaran-

pelanggaran ringan lainnya, hingga pelanggaran-pelanggaran yang berat

antara lain berupa: keluar pondok pesantren malam hari, pacaran dan

pencurian serta pelanggaran berat lainnya.

Di pondok pesantren puteri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes,

meskipun telah tertera dengan jelas tata tertib dan sanksi-sanksi, bahkan segala

peraturan diberlakukan dengan sedemikian ketatnya oleh para pengurus

6 Ibid., hlm. 20.7 Ibid., hlm. 43-44 .

Page 14: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

pondok, karena para pengurus merupakan kepanjangan tangan atau tangan

kanan pengasuh pondok pesantren, namun masih ada beberapa santri yang

melakukan pelanggaran berat meskipun hal ini tidak kerap dijumpai, seperti

kasus pacaran dan pencurian.

Dalam syariat Islam tidak dikenal konsep pacaran, yaitu hubungan

yang dijalin oleh dua sejoli yang sedang di mabuk asmara. Oleh karena itu,

pacaran merupakan perbuatan yang dilarang oleh komunitas pesantren.

Walaupun demikian, oleh karena perkembangan zaman dan sebagian santri

juga menempuh pendidikan di sekolah umum (formal), maka kasus pacaran

merupakan perilaku yang juga dilakukan oleh beberapa santri, meskipun

dengan cara sembunyi-sembunyi. Ketika kejadian itu diketahui oleh pengurus

pondok, ustadz atau pengasuh, maka hal itu akan menjadi persoalan di pondok

pesantren karena termasuk dalam kategori pelanggaran berat atas tata tertib

pondok pesantren. Para pelaku pelanggaran ini akan dikenai sanksi dari yang

paling ringan berupa peringatan atau teguran sampai yang paling berat berupa

tindakan pengeluaran.

Di antara beberapa modus berpacaran yang dilakukan santri Al-

Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes antara lain dengan cara santri mencari

kelengahan pengurus untuk bolos sekolah lalu berkencan. Peluang ini akan

semakin terbuka apabila mereka yang sedang dimabuk asmara menuntut ilmu

di sekolah umum yang sama, misalnya SMP atau SMA. Hal ini karena pondok

pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes menetapkan pembelajaran di

SMP dan SMA dengan menyatukan santri putra dan santri putri dalam satu

kelas. Modus lainnya adalah biasanya santri-santri di SMP dan SMA dijadikan

perantara bagi santri di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah untuk

mengirimkan surat kepada santri putra atau sebaliknya. Ada pula beberapa

santri yang memanfaatkan media Organisasi Daerah (ORDA), di mana setiap

setahun sekali mengadakan kegiatan bakti sosial tersebut diikuti oleh santri

putra dan santri putri. Kegiatan seperti ini sering disalahgunakan oleh

beberapa santri menjadi ajang perkenalan, pendekatan bahkan banyak yang

mengakhirinya menjadi sebuah jalinan yang terlarang.

Page 15: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Jika diamati, adanya kasus santri yang berpacaran tersebut, menjadi

maklum. Hal ini dapat dipahami karena para santri yang belajar di pondok

pesantren putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes mayoritas adalah santri

remaja (SMP, SMA dan sederajatnya) yang dalam masa-masa saling tertarik

pada lawan jenis (masa-masa pubertas). Pelanggaran yang disebabkan oleh

hubungan cinta antar santri ini jumlahnya tidak banyak, karena beban sanksi

sosial (rasa malu) yang lebih berat dibandingkan dengan sanksi fisik.

Sedangkan mengenai kasus pencurian, ini bisa disebabkan oleh

beberapa faktor internal dari santri itu sendiri, seperti adanya faktor keluarga

yang berlatar belakang kurang mampu dari segi ekonomi, sehingga bekal

materi yang ia bawa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hari-harinya

atau juga disebabkan oleh perasaan iri hati yang timbul karena jumlah santri

yang relatif banyak yang membuat para santri mempunyai pola hidup yang

beraneka ragam dalam kesehariannya. Seperti iri karena melihat temannya

yang berpakaian bagus-bagus dan mahal, iri karena melihat temannya selalu

membeli makanan serba enak dan mahal atau iri mengetahui uang jatah

kiriman salah seorang teman yang terlalu banyak.

Dari problem-problem tersebut, para pengurus pondok serta pengasuh

mempunyai cara-cara tersendiri untuk berusaha menanggulangi dan

mengatasinya, dari yang ringan berupa peringatan, jika terpaksa terulang

kembali, maka si pelaku pelanggaran diberi ancaman berupa santri tersebut

membuat pernyataan tertulis yang menyatakan dirinya tidak akan mengulangi

kembali dan surat pernyataan tersebut ia bacakan dihadapan seluruh santri,

baik putra maupun putri beserta sanksi-sanksi fisik pula. Jika pelanggaran

tersebut masih diulangi, maka dengan terpaksa diambil tindakan akhir berupa

pengeluaran atau memulangkan santri pada orang tuanya.

Sebagaimana pendapat Raharjo yang dikutip Khozin mengemukakan

bahwa mereka yang menerima pendidikan pesantren dan sanggup

mengamalkannya. Sudah pasti mereka yang tidak akan menyekutukan Allah

(musyrik), berusaha untuk mengatur tingkah lakunya untuk tidak mencuri,

berzina, berjudi, dan sebagainya yang bersifat deduktif, serta akan berusaha

Page 16: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

untuk berbuat yang baik-baik dan berpengaruh positif terhadap orang lain.

Pendek kata, berbagai nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat

menjadi standar kualitas para santrinya.8

Dari beberapa fenomena yang ada, meskipun lulusan pesantren pada

akhirnya tidak seideal sebagaimana harapan-harapan yang ada. Namun

pesantren telah membuktikan dirinya mampu membentuk dan

mengembangkan kepribadian santri menjadi manusia-manusia yang mandiri,

dan bertindak sebagai pelopor perubahan pada masyarakatnya.

Berdasarkan uraian di atas, membuat penulis merasa termotivasi untuk

mengkaji akhlak santri dan internalisasi nilai-nilai akhlak di Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dan keluasan arti pada judul

penelitian; "Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Pada Santri di Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes" maka diperlukan adanya

penegasan istilah sesuai dengan kalimat judul tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Internalisasi Nilai

Internalisasi diartikan sebagai “penghayatan”.9 Bisa juga diartikan

sebagai “pendalaman; pengasingan”.10 Sedangkan nilai mempunyai arti

"sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan".11

Yang dimaksud Internalisasi nilai adalah pendalaman atau penghayatan

nilai-nilai akhlak yang dilakukan selama santri menimba ilmu di pondok

pesantren. Dengan internalisasi nilai ini diharapkan santri terbiasa dengan

segala aktifitas positif yang di berikan di pondok pesantren.

8 Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, (Malang: UMM Press, 2006), hlm.105.

9 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 384.10 Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer., (Surabaya: Arkola,

1994), hlm. 267.11 Harimurti Kridalaksana, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1995), Edisi II, cet. IX, hlm. 690.

Page 17: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Jadi yang dimaksud dengan judul "Internalisasi Nilai-nilai Akhlak

Pada Santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes”

adalah penghayatan atau pendalaman nilai-nilai akhlak yang diterapkan pada

santri supaya tercapai tujuan utama dari pendidikan Islam, khususnya di

Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana akhlak santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes?

2. Bagaimana internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri di Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari data dan informasi

yang kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka

menyajikan gambaran yang semaksimal mungkin tentang internalisasi nilai-

nilai akhlak pada santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes.

Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa akhlak santri di Pondok

Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa internalisasi nilai-nilai akhlak

pada santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog

Brebes.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi pesantren yang menjadi fokus penelitian, hasil studi ini diharapkan

bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan

untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas akhlak

pada santri.

Page 18: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

2. Bagi akademis, khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan

Islam, hasil studi ini diharapkan bermanfaat paling tidak sebagai tambahan

informasi untuk memperluas wawasan (insight) guna sama-sama

memikirkan masa depan pendidikan Islam pada umumnya.

3. Bagi penulis sendiri, dapat memberikan kontribusi pada khasanah

pendidikan Islam.

E. Telaah Pustaka

Sepengetahuan penulis, penelitian tentang nilai-nilai akhlak bukan

yang pertam kalinya. Namun ada penelitian lain yang membahas tentang nilai-

nilai akhlak. Dari sini nantinya akan penulis gunakan sebagai sandaran teoritis

dan sebagai komparasi dalam mengupas berbagai masalah dalam penelitian

ini, di antaranya sebagai berikut:

Skripsi Saudara Aman (1997) dalam penelitiannya yang berjudul

”Pembinaan Akhlak dalam Membentuk Kepribadian Santri Pondok Pesantren

al-Ishlah Mangkang Tugu Kota Semarang”. Dalam penelitiannya yang lebih

difokuskan adalah mengenai hubungan antara pembinaan akhlak dalam

membentuk kepribadian santri. Karena dilihat dari kenyataan yang ada

pembinaan akhlak di pondok pesantren lebih memungkinkan berhasil

dikarenakan ada keterpaduan dalam pembinaan yang dilakukan oleh lembaga,

lingkungan serta orang tua.12

Sedangkan penelitian mengenai pembentukan akhlak yang pernah

dilakukan oleh Saudari Nurul Ustadziroh (1998) dalam penelitiannya yang

berjudul ”Pemikiran Ibn Maskawaih tentang Pendidikan Akhlak Anak dan

Relevansinya terhadap Pembentukan Akhlak Anak" dalam penelitiannya yang

lebih difokuskan adalah mengenai pemikiran Ibn Maskawaih tentang

pendidikan akhlak bagi anak. Pemikiran pendidikan akhlak Ibn Maskawaih

bertolak dari konsep jiwa manusia yang menurutnya bahwa jiwa manusia itu

terdiri dari tiga tingkatan yaitu al-nafs bahimiyah, al-nafs sabuiyah dan al-nafs

12 Aman, "Pembinaan Akhlak dalam Membentuk Kepribadian Santri Pondok Pesantrenal-Ishlah Mangkang Tugu Kota Semarang", Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,(Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1997).

Page 19: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

nathiqah. Sedangkan watak manusia itu bisa berubah dapat beralih pada

kebajikan dan kejahatan karena pendidikan atau pengajaran dan pengaruh

lingkungan. Ibn Maskawaih memaparkan bahwa akhlak itu bisa dibentuk

melalui pendidikan dan pembinaan. Begitu juga konsep umum tentang

pembentukan akhlak itu bisa dipengaruhi dari dua faktor yaitu faktor dalam

dan faktor luar. Adapun faktor luar yaitu melalui pendidikan. Jadi pemikiran

Ibn Maskawaih itu dapat dijadikan titik tolak dalam pendidikan akhlak anak

dalam membentuk akhlak anak.13

Penelitian mengenai proses pembentukan akhlak juga pernah

dilakukan oleh Saudari Nurainiyah (2000) pada penelitiannya yang berjudul

”Pembinaan Akhlak (Studi Kasus di SMP ”Antasena” Magelang)”. Dalam

penelitiannya bahwa Akhlak dalam jiwa seseorang tidak datang dengan

sendirinya melainkan ada suatu usaha yaitu pembinaan, dan asumsi tersebut

dapat disimpulkan bahwa pembentukan akhlak dalam jiwa seseorang

dibutuhkan adanya usaha pembinaan secara continue, baik pembinaan akhlak

bagi anak kecil oleh keluarganya atau melalui pendidikan dan pembinaan yang

terprogram oleh lembaga-lembaga pendidikan.14

Skripsi Saudari Umi Munadziroh (2004) dalam penelitiannya yang

berjudul "Prinsip-prinsip Pendidikan Akhlak dan Aktualisasinya dalam

Pembentukan Kepribadian Muslim (Kajian terhadap Surat al-Hujurat ayat 1-

13)". Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepribadian merupakan

ciri khas seseorang, dan kepribadian muslim adalah kepribadian yang

mencakup seluruh aspek-aspeknya, yakni baik tingkah laku, kegiatan jiwa,

filsafat hidup maupun kepercayaan hidupnya menunjukkan pengabdian dan

penyerahan diri kepada Tuhan. Sedangkan prinsip-prinsip akhlak Qur'ani

meliputi moralitas, perdamaian, ukhuwah, kemasyarakatan dan persamaan

keseimbangan. Aktualisasi dari prinsip-prinsip pendidikan akhlak tersebut

13 Nurul Ustadziroh, "Pemikiran Ibn Maskawaih tentang Pendidikan Akhlak Anak danRelevansinya terhadap Pembentukan Akhlak Anak", Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1998).

14 Nurainiyah, "Pembinaan Akhlak (Studi Kasus di SMP "Antasena" Magelang)", SkripsiFakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang, 2000).

Page 20: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

surat al-Hujurat ayat 1-13 dalam pembentukan kepribadian muslim adalah

membentuk pribadi yang taat (takwa) kepada Allah SWT., membentuk pribadi

yang taat kepada Rasul, membentuk pribadi yang cinta damai dan

menumbuhkan ukhuwah, serta membentuk pribadi yang berakhlak mulia.15

Dari beberapa karya atau penelitian tersebut, belum ditemukan kajian

yang membahas tentang internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri di Pondok

Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. Atas dasar inilah, maka

permasalahan tersebut ini layak untuk diteliti.

F. Metode Penelitian

Ketepatan menggunakan metode dalam penelitian adalah syarat utama

dalam menggunakan data. Apabila seseorang mengadakan penelitian kurang

tepat menggunakan metode penelitiannya, maka orang tersebut akan

mengalami kesulitan bahkan kemungkinan besar hasil dari penelitian tersebut

tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, untuk memenuhi harapan

mengingat penelitian merupakan suatu proses pengumpulan sistematis dan

analisis logis terhadap data atau informasi untuk mencapai tujuan, maka

pendekatan, proses pengumpulan data dan analisis data yang dibutuhkan

merupakan aktivitas utama dalam pelaksanaan penelitian.

1. Pendekatan

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini

adalah pendekatan kualitatif di mana penelitian ini mempunyai ciri khas

yang terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala

sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada internalisasi

nilai-nilai akhlak terhadap santri agar tercapai tujuan yang diinginkan.

Jadi, pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

15 Umi Munadziroh, "Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak dan Aktualisasinya dalamPembentukan Kepribadian Muslim (Kajian terhadap surat al-Hujurat ayat 1-13)", Skripsi FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang, 2004).

Page 21: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar dan individu tersebut

secara holistik (menyeluruh).16

2. Sumber Data

Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari

berbagai sumber di antaranya:

a. Data kepustakaan

Data ini diperoleh dari kajian perpustakaan dari buku-buku dan

karya ilmiah yang berkaitan dengan nilai-nilai akhlak sebagai acuan

dasar teoritis.

b. Data lapangan

Data lapangan diperoleh dari tempat penelitian, yaitu meliputi

gejala sesuatu yang berkaitan tentang proses internalisasi nilai-nilai

akhlak pada santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes. Data di lapangan ini diperoleh melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dipergunakan untuk memperoleh

data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur

maupun data yang dihasilkan dari data empirik.

Mengenai sumber empiris, penulis menggunakan beberapa teknik

penelitian sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data, yaitu:

a. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-

fenomena atau kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P.

Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa observasi

adalah "Pengujian secara internasional atau bertujuan sesuatu hal,

16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), Cet. 17, hlm. 3.

Page 22: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

khususnya untuk maksud pengumpulan data". Metode ini merupakan

suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti.17

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang akhlak

santri dan internalisasi nilai-nilai akhlaknya secara umum dan situasi

pondok pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes yang

meliputi : letak geografis, sarana dan prasarana, metode pembelajaran,

aktivitas santri dan akhlak santri.

b. Metode Interview (Wawancara)

Metode interview adalah "teknik pengumpulan data yang

menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung

kepada objek untuk mendapat respon secara langsung".18 Di mana

interaksi yang terjadi antara pewawancara dan objek penelitian ini

menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data

yang lebih luas dan mendalam.19

Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk

memperoleh informasi yang berkenaan dengan akhlak santri dan

internalisasi nilai-nilai akhlaknya. Wawancara ini dilakukan dengan

para pengurus pondok dan beberapa santri.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata "dokumen" yang berarti

"barang-barang tertulis".20 Metode dokumentasi yaitu cara

pengumpulan data-data melalui benda-benda peninggalan tertulis,

terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang

pendapat-pendapat, teori-teori, dalil–dalil atau hukum-hukum dan lain-

lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.21

17 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, t.th.),hlm. 157.

18 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998),hlm. 104.

19 Lexy J. Moleong, op.cit, hlm. 137.20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 149.21 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: UGM Press,

1987), hlm. 129.

Page 23: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal atau

variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk melengkapi

data-data penulis, baik data primer maupun sekunder sebagai sumber

data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan.

4. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka

dimulai dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai

sumber yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi dengan

mengadakan reduksi data, yaitu data-data yang diperoleh di lapangan

dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih

sistematis, sehingga mudah dikendalikan.

Dalam hal ini, penulis menggunakan analisa data kualitatif, di

mana data yang diperoleh dianalisa dengan metode deskriptif analitik,

yaitu interpretasi terhadap data-data penelitian dibuat dan disusun secara

sistemik atau menyeluruh serta sistematis. Data yang diperoleh melalui

kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi tidak dituangkan dalam

bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif

yang memiliki arti lebih dalam.22

22 Lihat S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),hlm. 37 dan 39.

Page 24: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

BAB II

INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI

A. Pengertian Akhlak

Perkataan akhlak dalam bahasa Arab disebut “akhlak” jamak dari kata

“khuluk” yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat (internal creation) atau kejadian batin atau dapat juga berarti ciri-

ciri watak seseorang yang dalam bahasa asingnya the traits of men s moral

character”. Menurut pandangan agama berarti; ”suatu daya positif dan aktif

dalam bentuk tingkah laku/perbuatan.23

Adapun secara terminologi yang dikemukakan oleh ulama akhlak

antara lain sebagai berikut:

1. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,

antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia

lahir dan batin.

2. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian

tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan

menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan

mereka.24

Sedangkan pengertian akhlak menurut para ahli adalah :

1. Menurut Imam Al-Ghazali

25.

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yangdari sifat itu timbul perbuatan yang mudah tanpa memerlukanpertimbangan pikiran terlebih dahulu.

23 Moh. Chadziq Charisma, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur an, (Surabaya: PT. BinaIlmu, Cet. I, 1991), hlm. 92.

24 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar),(Bandung: CV. Diponegoro, 1993), hlm. 12.

25 Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz III, (Beirut,Dar Al-Fikr, t.th) hlm.58

Page 25: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

2. Menurut Ahmad Amin

“Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan, artinya bahwa kehendakitu membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.Kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelahbimbang. Sedangkan kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulangsehingga mudah melaksanakannya. Masing-masing dari kehendakdan kebiasaan itu mempunyai kekuatan dan gabungan dari duakekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar bernamaakhlak.”26

3. Al-Qurthuby Mengatakan

,. 27

Sesuatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannyadisebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian darikejadiannya.

4. Menurut Elizabeth B. Hurlock

“Behaviour which may be called true morality does not onlyconform to social standards but also is carried out voluntarily, itcomes with the transition from external to internal authority andconsists of conduct regulated from within”.28

Tingkah laku bisa dikatakan sebagai moralitas yang sebenarnya itubukan hanya sesuai dengan standar masyarakat tetapi jugadilaksanakan dengan suka rela. Tingkah laku itu terjadi melaluitransisi dari kekuatan yang ada di luar (diri) ke dalam (diri) dan adaketetapan hati dalam melakukan (bertindak) yang diatur dari dalam(diri).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akhlak adalah

tabiat atau sifat seseorang yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga

dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan

perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan

diangan-angan lagi. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan akhlak

adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang

26 Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur'an, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), hlm. 15.27 Al-Qurthuby, Tafsir Al-Qurthuby, Juz VIII, (Cairo: Daarusy Sya’by, 1913 M), hlm.

670628 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Edisi VI, (Kuglehisa, MC. Grow Hill, 1987,

hlm.386

Page 26: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

berlangsung seumur hidup, baik di dalam dan di luar sekolah dengan menitik

beratkan pada perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya

dengan menitik beratkan pada nilai-nilai yang telah ditentukan di dalam

agama Islam secara terpadu, terencana dan berkelanjutan.

B. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Akhlak

Sebagai salah satu ciri khas ilmu adalah bersifat pragmatis.

Keberadaan suatu ilmu harus mempunyai fungsi atau faedah bagi manusia.

Dengan ditemukan suatu teori-teori pada ilmu, akan lebih menambah

wawasan dalam bertindak atau berproses. Kegunaan ilmu semata-mata untuk

dapat mengetahui rahasia-rahasia di samping juga dapat diperhitungkan baik

dan buruknya suatu langkah yang dijalani.

Menurut Hamzah Ya’kub seperti dikutip Mustofa, hasil atau hikmah

dan faedah dari pendidikan akhlak adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Derajat Manusia

Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan kemajuan manusia

di bidang rohaniah atau bidang mental spiritual. Antara orang yang

berilmu pengetahuan tidaklah sama derajatnya dengan orang yang tidak

berilmu pengetahuan. Orang yang berilmu secara praktis memiliki

keutamaan dengan derajat yang lebih tinggi.29 Hal ini diterangkan dalam

Al-Qur’an:

...3ö@è%ö@yd“Èq tG ó¡ o„tûï Ï%©!$#tbq çHs> ôètƒtûï Ï% ©!$#urŸwtbq ßJ n=ôètƒ3$yJ ¯RÎ)ã• ©. x‹tG tƒ(#q ä9'ré&

É=» t7 ø9F{ $#ÇÒÈ) :(

“...Katakanlah: adakah sama orang-orang yang berilmupengetahuan dengan orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan?Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat menerimapelajaran.” (Q.S. Az-Zumar: 9)30

29 A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 31.30 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989),

hlm. 747.

Page 27: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Dengan demikian orang-orang yang mempunyai pengetahuan

dalam ilmu akhlak lebih utama daripada orang yang tidak memiliki ilmu

akhlak. Dengan ilmu akhlak orang akan selalu berusaha memelihara diri

supaya senantiasa berada pada garis akhlak yang mulia, yang diridai Allah

Swt., dan menjauhi segala bentuk akhlak yang tercela, yang dimurkai

Allah Swt.

2. Menuntun Kepada Kebaikan

Ilmu akhlak bukan sekedar memberitahukan mana yang baik dan

mana yang buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong kita

supaya membentuk hidup yang suci dengan memproduksi kebaikan dan

kebajikan yang mendatangkan manfaat bagi manusia. Tujuan pendidikan

akhlak adalah mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, sesuai inti

ajaran kerasulan Nabi Muhammad saw., yaitu perbaikan akhlak.

Sebagaimana sabdanya:

: :) .(31

“Dari Abu Hurairah ra.: Nabi bersabda: Sesungguhnya aku (NabiMuhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”.(HR. Ahmad)

Memang benar tidaklah semua manusia dapat dipengaruhi oleh

ilmu itu serempak dan seketika menjadi baik. Akan tetapi kehadiran ilmu

akhlak mutlak diperlukan laksana kehadiran dokter yang berusaha

menyembuhkan penyakit. Dengan service yang diberikan dokter, dapatlah

orang sakit menyadari cara-cara yang perlu ditempuh untuk memulihkan

kesehatannya.32

Sebagai contoh Rasulullah saw. Justru karena beliau mengetahui

akhlak, maka jadilah beliau sebagai manusia yang paling mulia akhlaknya,

sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:

31 Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Juz II, (Beirut: Darul Kutubal-Ilmiah, t.th), hlm. 504.

32 A. Mustafa, op.cit, hlm. 33.

Page 28: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

y7̄RÎ) ur4’n? yès9@, è=äz5OŠÏà tãÇÍÈ) :(

"Sesungguhnya engkau (Muhammad) berbudi pekerti yang luhur”.(Q.S. Al-Qalam: 4)33

Dengan demikian jelaslah bahwa pengetahuan akhlak, adalah ilmu

yang mengundang kepada kebaikan serta memberikan tuntunan

kepadanya.

3. Manifestasi Kesempurnaan Iman

Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak.

Dengan perkataan lain bahwa keindahan akhlak adalah manifestasi

daripada kesempurnaan iman. Sebaliknya tidaklah dipandang orang itu

beriman dengan sungguh-sungguh jika akhlaknya buruk. Dengan demikian

untuk menyempurnakan iman, haruslah menyempurnakan akhlak dengan

mempelajari ilmunya.

4. Kebutuhan Pokok dalam Keluarga

Sebagaimana halnya makanan, minuman, pakaian dan perumahan

merupakan kebutuhan material yang primer dalam suatu keluarga, maka

akhlak adalah kebutuhan primer dari segi moral. Akhlak merupakan faktor

mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera.

Keluarga yang tidak dibina dengan tonggak akhlak yang baik, tidak

akan dapat berbahagia, sekalipun kekayaan materinya melimpah ruah.

Sebaliknya terkadang suatu keluarga serba kekurangan dalam ekonomi

rumah tangganya namun dapat berbahagia karena faktor akhlak tetap

dipertahankan seperti apa yang tercermin dalam rumah tangga Rasulullah.

Dengan demikian akhlak yang luhurlah yang mengharmoniskan

rumah tangga, menjalin cinta dan kasih sayang semua pihak. Segala

tantangan dan badai rumah tangga yang sewaktu-waktu datang melanda,

dapat dihadapi dengan rumus-rumus akhlak.

33 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 960.

Page 29: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

5. Untuk Mensukseskan Pembangunan Bangsa dan Negara

Akhlak adalah faktor mutlak dalam nation dan character building.

Suatu bangsa atau negara akan jaya, apabila warga negaranya terdiri dari

orang-orang atau masyarakat yang berakhlak mulia. Sebaliknya negara

akan hancur apabila warganya terdiri dari orang-orang yang bejat

akhlaknya.34

C. Metode Internalisasi akhlak di Pesantren

Internalisasi dapat dimaknai sebagai penghayatan,35 atau bisa juga

diartikan sebagai pendalaman.36 Namun yang dimaksud internalisasi disini

adalah pendalaman atau penghayatan nilai-nilai akhlak yang dilakukan selama

santri menimba ilmu di pondok pesantren. Dengan internalisasi ini diharapkan

santri terbiasa dengan segala aktifitas positif yang diberikan di pondok

pesantren.

Dalam upaya menumbuhkembangkan potensi akhlak santri, ada

beberapa metode yang dapat dilakukan ustadz. Metode internalisasi akhlak

yang berlaku di pesantren diberikan kepada santri bertujuan agar santri

mempunyai pribadi yang mantap serta memiliki akhlak yang mulia (akhlak al

karimah). Adapun beberapa metode yang diterapkan dalam internalisasi di

pesantren, adalah:

1. Metode keteladanan

Keteladanan merupakan sikap yang ada dalam pendidikan Islam

dan telah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah saw. Keteladanan ini

memiliki nilai yang penting dalam pendidikan Islam, karena

memperkenalkan perilaku yang baik melalui keteladanan, sama halnya

memahamkan sistem nilai dalam bentuk nyata.37

34 A. Mustafa, op.cit., hlm. 3835 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 384.36 Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer., (Surabaya: Arkola,

1994), hlm. 267.37 Syafi’i Ma’arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia, (Yogyakarta :

Tiara Wacana, 1991), hlm. 59.

Page 30: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Internalisasi dengan keteladanan adalah internalisasi dengan cara

memberi contoh-contoh kongkrit pada para santri. Dalam pendidikan

pesantren, pemberian contoh-contoh ini sangat ditekankan.38 Tingkah laku

seorang ustadz mendapatkan pengamatan khusus dari para santrinya.

Seperti perumpamaan yang mengatakan “ustadz makan berjalan, santri

makan berlari , disini dapat diartikan bahwa setiap perilaku yang di

tunjukkan oleh ustadz selalu mendapat sorotan dan ditiru oleh anak

didiknya. Oleh karena itu kyai atau ustadz harus senantiasa memberi

contoh yang baik bagi para santrinya, khususnya dalam ibadah-ibadah

ritual, dan kehidupan sehari-hari.

2. Metode latihan dan pembiasaan

Ahmad Amin seperti dikutip Humaidi Tatapangarsa

mengemukakan bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang

sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan.39 Mendidik dengan latihan dan

pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan dan

membiasakan untuk dilakukan setiap hari. 40 Misalnya membiasakan

salam jika bertemu sesama santri atau ustadz. Apabila hal ini sudah

menjadi kebiasaan, maka santri akan tetap melaksanakannya walaupun ia

sudah tidak lagi ada dalam sebuah pesantren. Dari sini terlihat

bahwasanya kebiasaan yang baik yang ada di pesantren, akan membawa

dampak yang baik pula pada diri anak didiknya

3. Metode mengambil pelajaran

Mengambil pelajaran yang dimaksud disini adalah mengambil

pelajaran bisa dilakukan dari beberapa kisah-kisah teladan, fenomena,

peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik masa lampau maupun sekarang. Dari

sini diharapkan santri dapat mengambil hikmah yang terjadi dalam suatu

peristiwa, baik yang berupa musibah atau pengalaman. Pelaksanaan

38 Tamyiz Burhanudin, Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak, (Yogyakarta:ITTAQA Press, 2001), hlm. 55.

39 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990),hlm.67.

40 Tamyiz Burhanudin, op.cit., hlm. 56.

Page 31: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

metode ini biasanya disertai dengan pemberian nasehat. Sang ustadz tidak

cukup mengantarkan santri pada pemahaman inti suatu peristiwa,

melainkan juga menasehati dan mengarahkan santrinya ke arah yang

dimaksud.

Abd Al-Rahman Al-Nahlawi, mendefinisikan ibrah (mengambil

Pelajaran) dengan kondisi psikis yang menyampaikan manusia untuk

mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan,

diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar,

sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati menjadi tunduk

kepadanya, lalu mendorongnya kepada perilaku berfikir sosial yang

sesuai.41

Tujuan pedagogis dari pengambilan nasehat adalah mengantarkan

manusia pada kepuasan pikir tentang perkara agama yang bisa

menggerakkan, mendidik atau menambah perasaan keagamaan.42

4. Metode pemberian nasehat

Rasyid Ridha seperti dikutip Burhanudin mengartikan nasehat

(mauidzah) sebagai peringatan atas kebaikan dan kebenaran, dengan jalan

apa saja yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk

mengamalkan”.43

Metode mauidzah harus mengandung tiga unsur, yakni 1) uraian

tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang,

misalnya: tentang sopan santun, 2) motivasi untuk melakukan kebaikan, 3)

peringatan tentang dosa yang muncul dari adanya larangan, bagi dirinya

dan orang lain.44

5. Metode pemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib)

Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat

senang terhadap sesuatu maslahat, kenikmatan, atau kesenangan akhirat

41 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Pent. Dahlan& Sulaiman, (Bandung: CV.Diponegoro, 1992), hlm.390.

42 Tamyiz Burhanudin, op. cit., hlm.5743 Ibid.44 Ibid., hlm. 58.

Page 32: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

yang pasti dan baik, serta bersih dari segala kotoran yang kemudian

diteruskan dengan melakukan amal shaleh dan menjauhi kenikmatan

selintas yang mengandung bahaya atau perbuatan yang buruk. Hal itu

dilakukan semata-mata demi mencapai keridlaan Allah, dan hal itu adalah

rahmat dari Allah bagi hamba-hamba-Nya.

Sedangkan tarhib adalah ancaman dengan siksaan sebagai akibat

melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat

lengah dalam menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah, dengan

kata lain tarhib adalah ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk

menumbuhkan rasa takut pada para hamba-Nya dan memperlihatkan sifat-

sifat kebesaran dan keagungan Ilahiyah, agar mereka selalu berhati-hati

dalam bertindak serta melakukan kesalahan dan kedurhakaan.45 Hal seperti

itu tersurat dalam firman Allah SWT:

ö@ è%……..¨bÎ)z̀ ƒÎŽÅ£» sƒø:$#tûïÏ%©!$#(#ÿr çŽÅ£ yzöN åk|¦àÿRr&öN ÍkŽÎ=÷dr&urtPöq tƒÏp yJ» uŠÉ)ø9$#3Ÿwr&y7 Ï9º sŒ

uq èdãb#uŽô£ ã‚ ø9$#ßûüÎ7ßJø9$#.Mçl m;Ï̀iBöN ÎgÏ% öq sù×@ n=àßz̀ ÏiBÍ‘$ ¨Z9$#Ï̀BuröN ÍkÉJ øtrB×@n=àß4y7 Ï9º sŒ

ß$ Èhq sƒä†ª!$#¾Ïm Î/¼çnyŠ$ t7Ïã4ÏŠ$ t7Ïè» tƒÈbq à)̈?$$ sù.) :-(…….Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialahorang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganyapada hari kiamat". ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yangnyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan dibawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allahmempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Makabertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku. (QS. Az-Zumar: 15-16).46

Keistimewaan metode janji-janji dan ancaman antara lain:

a. Dapat menumbuhkan sifat amanah dan hati-hati terhadap ajaran

agama, karena yakin akan adanya janji dan ancaman Tuhan.

b. Motivasi berbuat baik dan menghindari yang buruk tanpa harus

diawasi oleh ustadz atau dibujuk dengan hadiah dan ancaman.

c. Membangkitkan dan mendidik perasaan rabbaniyah.

45 Abdurrahman an-Nahlawi, op.cit., hlm. 41246 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 747-748

Page 33: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

6. Metode kedisiplinan

Pendidikan dengan kedisiplinan memerlukan ketegasan dan

kebijaksanaan. Ketegasan maksudnya seorang ustadz harus memberikan

sangsi pada setiap pelanggaran yang dilakukan, sedangkan kebijaksanaan

mengharuskan seorang ustadz memberikan sangsi sesuai dengan jenis

pelanggaran tanpa dihinggapi emosi atau dorongan-dorongan lain.

Hal-hal yang perlu diberikan pada saat akan memberikan sangsi

kepada para pelanggar, yaitu:

a. Adanya bukti yang kuat tentang pelanggaran tersebut.

b. Hukuman harus bersifat mendidik, bukan sekedar untuk kepuasan atau

balas dendam dari si pendidik.

c. Mempertimbangkan latar belakang dan kondisi santri yang melanggar,

misalnya, jenis pelanggaran, jenis kelamin pelanggar dan pelanggaran

tersebut disengaja atau tidak.47

Hukuman di lingkungan pesantren dikenal dengan istilah takzir.48

Takzir adalah hukuman yang dijatuhkan pada santri yang melanggar.

Hukuman terberat yang diberikan adalah dikeluarkan dari pesantren.

Hukuman ini diberikan pada santri yang telah berulangkali melakukan

pelanggaran tanpa mengindahkan peringatan yang diberikan.

Tamyiz Burhanudin mengemukakan bahwa dalam melaksanakan

takzir tersebut, yang perlu diperhatikan adalah:

a. Peringatan bagi santri yang baru pertama kali melakukan

pelanggaran.

b. Hukuman sesuai dengan aturan yang ada bagi santri yang sudah

pernah melakukan pelanggaran.

c. Dikeluarkan dari pesantren bagi santri yang telah berulangkali

melakukan pelanggaran dan tidak mengindahkan peringatan yang

diberikan.49

47 Ibid.48 Ta zir berasal dari kata azzara, yu azziru, ta zir berarti menghukum atau melatih

disiplin. Lihat Warson Munawir, Kamus Al-Muanawir, hlm.994.49 Tamyiz Burhanudin, op. cit., hlm. 59.

Page 34: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Dalam lingkungan pesantren, aturan-aturan yang sudah menjadi

tata tertib harus ditaati oleh para santri dan pengurusnya. Sedangkan

pelaksanaan takzir biasanya dilakukan oleh pengurus itu sendiri. Semua itu

demi menjaga kedisiplinan untuk kelancaran proses belajar mengajar di

pesantren itu sendiri.

D. Materi Pendidikan Akhlak di Pesantren

Salah satu ciri khusus yang membedakan pesantren dengan lembaga-

lembaga pendidikan yang lain adalah adanya pengajaran kitab-kitab agama

klasik yang berbahasa Arab, atau yang lebih tren disebut dengan “kitab

kuning”.

Meskipun kini, dengan adanya berbagai pembaharuan yang dilakukan

di pesantren dengan memasukkan pengajaran pengetahuan umum sebagai

suatu bagian penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-

kitab Islam klasik terutama karangan-karangan ulama yang menganut faham

syafi’iyah tetap diberikan di pesantren sebagai usaha untuk meneruskan tujuan

utama pesantren, yaitu mendidik calon-calon ulama, yang setia kepada faham

Islam tradisional.

Sebagian besar pesantren di pulau Jawa dalam pembinaan akhlak santri

terutama akhlak selama dalam menuntut ilmu menggunakan literatur kitab

seperti Ta lim al-Muta allim dan Adab Alim wa al-Muta alim. Dalam kitab

tersebut berisi dogma-dogma dan doktrin tentang perilaku seorang yang

menuntut ilmu, baik yang berhubungan dengan pelajaran terhadap dirinya

sendiri, hubungan dengan ustadz, dan sikap-sikap yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar, bahkan juga dijelaskan bagaimana akhlak yang harus

dimiliki oleh seorang ustadz, baik terhadap dirinya dan santrinya.

Isi materi dari pendidikan akhlak di pesantren berdasarkan literatur-

litaratur yang ada di pesantren adalah:

1. Akhlak santri terhadap dirinya

Setiap umat Islam harus menyadari sepenuhnya bimbingan Allah

melalui Sunnah Rasulullah SAW. Agar selalu membersihkan dan

Page 35: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

mensucikan dirinya, dan sadar sepenuhnya bahwa ukuran dasar Islam

tentang akhlak.

Seorang muslim berkewajiban memperbaiki dirinya sebelum

bertindak keluar, ia harus beradab, berakhlak terhadap dirinya sendiri,

karena ia dikenakan tanggung jawab terhadap keselamatan dan

kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakatnya. Setiap orang harus

berakhlak dan bersikap:

a. Hindarkan minum racun.

b. Hindarkan perbuatan yang tidak baik.

c. Pelihara kesucian jiwa.

d. Pemaaf dan pemohon maaf.

e. Sikap sederhana dan jujur.

f. Hindarkan perbuatan tercela.50

Ada beberapa akhlak yang harus dimiliki santri dalam ia mencari

ilmu, kaitannya dengan dirinya, antara lain adalah:

a. Dalam mencari ilmu harus berniat ikhlas untuk mencapai ridho Allah,

menghilangkan kebodohan, berjuang demi menegakkan Agama

Islam.51

b. Santri harus menjauhkan diri dari sifat-sifat buruk(tercela)seperti

takabbur,sombong,dan lain sebagainya.

c. Dalam mencari ilmu harus berusaha semaksimal mungkin dan

bersungguh-sungguh, agar cepat tercapai cita-citanya, hal itu harus

didukung dengan sikap wira’i, tidak banyak tidur dan tidak banyak

makan,.52 Dan masih banyak akhlak yang harus dimiliki santri

berkaitan dengan dirinya sendiri.

50 Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: SeriMedia Dakwah, 1994), hlm. 66-70.

51 Aliy As’ad, Terjemah Ta lim Muta alim: Bimbingan Bagi Penuntut IlmuPengetahuan, (Kudus: Menara Kudus, t.th), hlm.11

52Ibid., hlm.30- 34.

Page 36: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

2. Akhlak Santri kepada Pimpinan Pondok dan Ustadz

Pimpinan Pondok (kyai) dan Ustadz (ustadz) adalah orang tua

kedua yang ikut bertanggung jawab dan memperhatikan keberhasilan

pendidikan anak, dengan semangat berjuang memberikan bimbingan,

pengajaran, pengawasan serta senantiasa memantau anak didiknya demi

tercapainya pendidikan mereka sehingga perlu kyai dan ustadz membina

perkembangan anak didiknya tiada berbeda dengan anak kandungnya

sendiri. Sehingga seorang santri harus menghormati dan memuliakan

ustadznya bila menginginkan kesuksesan dalam memperoleh ilmu yang

bermanfaat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun perilaku yang perlu dijalankan oleh santri untuk

menghormati dan memuliakan pimpinan pondok/ustadz mereka,

setidaknya adalah:

a. Mematuhi tata tertib dengan ikhlas dan setulus hati.

b. Mengikuti pelajaran dengan sopan dan tertib.

c. Berkata sopan dan ramah setiap berbicara dan menyapa orang lain.

d. Mengerjakan tugas yang diberikan ustadz dengan baik dan jujur.

e. Mencintai pelajaran (bersungguh-sungguh) dan bersemangat

mengamalkan ilmunya.

f. Bertingkah laku yang baik.

3. Akhlak Santri terhadap Pelajaran.

Di antara bentuk akhlak seorang santri terhadap pelajaran di

antaranya adalah :

a. Hendaknya santri mengawali belajar dengan ilmu-ilmu yang penting

yakni ilmu yang bersifat fardlu ain, dengan urutan ilmu dzat

ketuhanan, ilmu sifat ketuhanan-Nya, fiqh dan ilmu hal, yang

berhubungan dengan hati.53

53 Ibid., hlm.3

Page 37: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

b. Mengiringinya dengan mempelajari al-Qur'an dan berbagai cabang

keilmuwannya, serta menghindarkan diri dari jebakan mempelajari

perbedaan pendapat pada saat awal belajarnya.

c. Mengujikan kebenaran keilmuwan dan hafalannya kepada ustadz atau

orang yang dianggap mampu, sebelum memantapkan sebagai ilmu

bagi dirinya.

Dan masih banyak lagi sikap-sikap akhlak yang harus dimiliki santri

terhadap pelaksanaannya.

E. Santri Pondok Pesantren

Santri adalah orang-orang yang belajar mendalami ilmu-ilmu agama

Islam di pesantren.54 Santri ini merupakan salah satu unsur pokok dari

pesantren, biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu :

1. Santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap

dalam pondok pesantren.

2. Santri kalong yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar

pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka

pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran

di pesantren 55

Menurut Hasyim Asy'ari dalam proses menuntut ilmu di pondok

pesantren, ada kiat-kiat yang harus dilakukan oleh santri supaya memperoleh

hasil maksimal dalam belajar, diantaranya yaitu:

1. Mensucikan hati dari segala sesuatu yang mempunyai unsur menipu,kekotoran hati rasa dendam, dengki, keyakinan yang tidak baik dan budipekerti yang tidak baik. Hal tersebut dilakukan agar bisa mempermudahdalam proses penerimaan ilmu, penghafalan ilmu dan juga pemahamanmakna-makna yang sulit dan yang tersirat.

2. Memperbaiki niat belajar di pesantren, yaitu untuk mencari ridho AllahSWT serta akan mengamalkan dan akan menghidupkan syariat agamaIslam.

3. Menjauhi pergaulan umum yang memberikan efek negatif, misalnya

54 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Kyai, (Jakarta:LP3ES, 1982), hlm. 44

55 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,1999), hlm. 143

Page 38: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

bergaul dengan lawan jenis.56

Dengan melakukan ikhtiar seperti di atas, maka santri akan memiliki

pengetahuan agama yang maksimal. Kiat-kiat di atas merupakan usaha santri

dalam mempersiapkan diri menerima pelajaran di pondok pesantren. Ilmu-

ilmu agama dengan berbagai dimensinya baik ibadah, sosial, budaya dan lain

sebagainya dapat menjadi bekal santri dalam menjalani kehidupan di

masyarakat dan menjadi pribadi muslim yang kaffah.

Secara konseptual pribadi muslim meliputi aspek-aspek kepribadian

ideal yang merupakan kesatuan integral unsur-unsur esensial dari potensi-

potensi yang ada dalam diri manusia, yang terdiri dari:

1. Manusia sebagai makhluk pribadi (individual being)2. Manusia sebagai makhluk sosial (sosial being)3. Manusia sebagai makhluk susila (moral being)4. Manusia sebagai makhluk bertuhan (religius being).57

Perkembangan atau aktualitas dari potensi-potensi esensial manusia

secara integral inilah yang akan menentukan kualitas kepribadian seorang

santri yang di dalam dirinya terkandung sifat-sifat sebagaimana disebutkan di

bawah ini, diantaranya yaitu:

1. Sidiq, lurus di dalam perkataan dan perbuatan2. Amanah, jujur, boleh dipercaya tentang apa saja3. Sabar, takkan menanggung barang atau perkara yang menyusahkan, atau

tahan uji4. Ittihad, bersatu di dalam mengerjakan kebaikan dan keperluan.5. Ihsan, berbuat baik kepada orang tua, keluarga dan siapapun.6. Riayatul Jiwar, menjaga kehormatan tetangga7. Rifqi, berhati belas kasihan sehingga kepada hewan sekalipun.58

Untuk membentuk sifat-sifat luhur di atas diperlukan usaha dalam

menjalankan ajaran-ajaran agama Islam sehingga sifat-sifat tersebut menghiasi

secara sempurna, seluruh hidup pribadi muslim. Pribadi yang demikian adalah

pribadi yang menggambarkan terwujudnya keseluruhan essensi manusia

56 Hasyim Asy'ari, Menjadi Orang Pintar dan Benar, (Yogyakarta: Qartas, 2003), hlm.27-32

57 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya:Usaha Nasional, 1987), hlm. 15

58 Abdul Malik Bakri, Filsafat Pendidikan Islam, (Tulungagung: Biro Ilmiah FT IAINSunan Ampel Tulungagung, 1992), hlm. 64.

Page 39: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

secara kodrati, yaitu sebagai makhluk bertuhan, yang dapat menemukan jati

dirinya secara utuh dan juga sebagai makhluk individu maupun sosial dengan

perangkat moralitas yang selaras dan seimbang dengan ajaran Islam.

F. Faktor yang Mempengaruhi Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak

Dalam proses internalisasi nilai-nilai akhlak pada anak didik ada

faktor-faktor yang mempengaruhinya secara baik atau buruk. Telah disebutkan

di atas, bahwa proses internalisasi akhlak adalah masalah perubahan sikap dan

tingkah laku ke arah yang lebih tinggi yang diusahakan oleh individu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi akhlak pada

garis besarnya yaitu:

1. Faktor intern

Faktor intern yang dimaksud adalah semua faktor yang ada pada

diri pribadi anak, baik yang berhubungan dengan jasmani maupun

rohaninya atau lebih dikenal dengan sebutan fisik dan psikis. Aspek psikis

antara lain adalah IQ, pembawaan, keadaan emosi, kemauan, daya fantasi

logika. Sedangkan aspek fisik antara lain; keadaan alat indera, keadaan

kesehatan jasmani dan anggota tubuh.

Demikianlah faktor intern yang mempengaruhi proses internalisasi

akhlak pada santri di pondok pesantren dengan berbagai aspeknya. Hal ini

perlu mendapatkan banyak perhatian bagi setiap ustadz/ustadzah maupun

orang tua agar faktor yang satu dengan faktor yang lain dapat saling

mempengaruhi.

2. Faktor ekstern

Di samping faktor intern sebagaimana yang telah dikemukakan di

atas, faktor yang lain yang mempengaruhi proses internalisasi akhlak

adalah faktor ekstern. Faktor ini berupa keadaan atau kondisi dan situasi

yang terdapat di luar pribadi anak didik.

Adapun faktor ini terdiri dari faktor lingkungan tempat belajar

(pondok pesantren) dan keadaan lingkungan masyarakat di sekitar pondok

pesantren. Keberhasilan santri dalam proses internalisasi akhlak juga

Page 40: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat belajar itu sendiri,

seperti kultur pondok dan sistem pembelajarannya. Begitu juga dengan

keadaan lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang

berpengetahuan cukup baik, akan berpengaruh terhadap dirinya dalam

proses perkembangan pengetahuannya. Sedangkan corak pendidikan yang

dialami oleh seorang santri dalam masyarakat berpengaruh sekali dalam

segala bidang, baik pembentukan pengertian maupun proses internalisasi

akhlak itu sendiri.59

G. Internalisasi Nilai Akhlak Pada Santri Pondok Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua, pesantren memiliki peran

signifikan dalam membentuk karakter dan akhlak santri. Proses internalisasi

nilai-nilai akhlak di pondok pesantren dilakukan secara reguler melalui

aktifitas sehari-hari yang akhirnya membentuk tradisi santri di pondok

pesantren. Melalui tradisi-traidsi pondok pesantren yang berorientasi pada

penanaman dan pembiasaan nilai-nilai akhlak dalam diri santri melalui

aktifitas sehari-hari.

Tradisi santri yang sekaligus sebagai proses internalisasi nilai-nilai

akhlak di pondok pesantren di antaranya adalah:

1. Tradisi Ta’dzim

Membahas tentang tradisi dan pola pergaulan di pesantren, berarti

membicarakan unsur-unsur dan komponen yang ada dalam pesantren, dan

hubungan antara komponen-komponen itu sendiri. Dalam dunia pesantren

terdapat lima unsur pokok yang antara satu dan lainnya saling terkait dan

yang menjadi titik tolak adalah santri yang kemudian membentuk sebuah

tradisi yang unik yang berbeda dengan tatanan yang ada di masyarakat

pada umumnya.

Keberadaan kyai dalam lingkungan pesantren merupakan elemen

yang cukup esensial. Laksana jantung bagi kehidupan manusia begitu

59 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif,1974), hlm. 68

Page 41: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

urgen dan pentingnya kedudukan kyai, karena dialah yang merintis,

mendirikan, mengelola, mengasuh, memimpin dan terkadang pula sebagai

pemilik tunggal dari sebuah pesantren.

Di lingkungan pesantren, seorang kyai adalah hirarki kekuasaan

satu-satunya yang ditegakkan di atas kewibawaan moral sebagai

penyelamat para santri dari kemungkinan melangkah ke arah kesesatan.

Kekuasaan ini memiliki perwatakan absolut sehingga santri senantiasa

terikat dengan kyainya seumur hidupnya, minimal sebagai sumber

inspirasi dan sebagai penunjang moral dalam kehidupan pribadinya.60

Sehingga bagi santri selalu berharap dan berfikir bahwa kyai yang

dianutnya merupakan orang yang percaya penuh kepada dirinya sendiri,

baik dalam soal pengetahuan agama, maupun dalam bidang kekuasaan dan

manajemen pesantren. Dengan adanya pandangan santri yang demikian

akan menimbulkan ketaatan dan rasa patuh santri. Bahkan sampai

penyerahkan diri kepada kyai yang pada ujungnya akan dapat membentuk

jalinan geneologi intelektual bahkan kekerabatan.61

Adapun mengenai etika santri terhadap ustadz, menurut Sa’id bin

Muhammad Da’ib Hawwa itu adalah sebagai berikut:

a. Mendahulukan kesucian jiwa dari pada kejelekan akhlak dan

keburukan sifat, karena ilmu adalah ibadahnya hati, shalatnya jiwa,

dan peribadatannya batin kepada Allah.

b. Mengurangi keterikatannya dengan kesibukan dunia, karena ikatan-

ikatan itu menyibukkan dan memalingkan kepada Allah. Jika pikiran

terpecah maka tidak bisa mengetahui berbagai hakekat. Oleh karena

itu, ilmu tidak akan diberikan kepada seseorang sebelum seseorang

tersebut menyerahkan seluruh jiwanya.

c. Tidak bersikap sombong kepada orang yang berilmu dan tidak

bertindak sewenang-wenang terhadap ustadz, bahkan ia harus

menyerahkan seluruh urusannya dan mematuhi nasehatnya. Oleh

60 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, Yogyakarta : Lkis,2001, hlm. 6-7

61 Zamaksyari Dhofir, op.cit., hlm. 61-96

Page 42: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

karena itu, penuntut ilmu tidak boleh bersikap sombong terhadap

ustadz. Di antara bentuk kesombongannya terhadap ustadz adalah

sikap tidak mau mengambil manfaat (ilmu) kecuali dari orang-orang

besar yang terkenal.

d. Hendaknya seorang santri menjaga diri dari mendengarkan

perselisihan diantara mereka, baik yang ditekuni itu termasuk ilmu

dunia ataupun akhirat. Karena itu akan membingungkan akal dan

pikirannya, dan membuatnya putus asa dari melakukan pengkajian dan

telaah mendalam.

e. Seorang penuntut ilmu tidak boleh meninggalkan suatu cabang ilmu

yang terpuji, atau salah satu jenis ilmu, kecuali ia harus

mempertimbangkan matang-matang dan memperhatikan tujuan dan

maksudnya.

f. Hendaknya seorang tidak menekuni semua bidang ilmu secara

sekaligus melainkan memulai dengan yang lebih mudah.

g. Hendaklah seorang santri tidak memasuki suatu cabang ilmu sebelum

menguasai cabang ilmu yang sebelumnya.

h. Hendaklah mengetahui faktor penyebab adanya ilmu yang mulia.

Yang dimaksud adalah kemuliaan hasil, kekokohan dan kekuatan dalil.

i. Hendaklah tujuan santri di dunia adalah semata-mata untuk menghias

dan mempercantik hatinya dengan keutamaan, dan akhirat adalah

untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan diri untuk

bisa berdekatan dengan makhluk tertinggi dari kalangan malaikat dan

orang orang yang didekatkan (muqorrobin). 62

Pola hubungan yang semacam ini, akan dapat mempererat

hubungan antara kyai dan santri, biasanya alumni dari pondok pesantren

tertentu yang telah berhasil menjadi tokoh di daerah asalnya akan berperan

sebagai perantara aktif antara masyarakat yang dipimpinnya dengan

pesantren tempat dahulu ia belajar ini akan menjadi pendukung yang

62 Sa’id bin Muhammad Daib Hawwa, “Al-Mustakhlash fi Tazkiyatul Anfus”, Penj.Annur Rafiq Shaleh Tamhid, Mensucikan Jiwa; Konsep Tazkiyatun Nafs Terpadu, (Jakarta:Robbani Press, 2000), hlm. 20-24.

Page 43: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

tangguh bagi kelanjutan hidup pesantren tersebut, sebagai contoh adalah

bila santri bersilaturahmi kepada kyai yang mendewasakan ilmunya

seringkali alumni santri tersebut membawa serta calon santri yang baru

atau mungkin memberikan sumbangan untuk pesantrennya.

Dalam hubungan keseharian santri selalu memandang kyai atau

ustadznya dalam pengajian adalah sebagai orang yang mutlak harus

dihormati, bahkan dianggap memiliki kekuatan ghaib yang bisa membawa

keberuntungan (berkah) dan celaka (malati, mendatangkan madharat).

Yang paling ditakuti santri adalah kecelakaan bila ilmunya tidak manfaat.

Sehingga mewujudkan sebuah tradisi untuk senantiasa menghindarkan

perbuatan-perbuatan yang dapat mengundang kebencian kyai. Dan juga

mewujudkan sebuah kebiasaan bila santri menghadap kyai, sering kali

mendoakan kepada santrinya agar diberikan ilmu yang bermanfaat.63 Dan

juga membuat santri senantiasa berusaha untuk senantiasa hormat dan

tunduk kepada kyai dengan memanifestasikan dengan tindakan-tindakan

seperti, tidak berani berjalan di depannya, mencium tangan, dan lain

sebagainya.

2. Tradisi Gotong Royong

Demikian pula hubungan santri dengan santri, pesantren adalah

tempat tinggal para santri, maka santri tidak akan terlepas dari interaksi

dengan sesamanya, dengan kehidupan yang senantiasa bersama dalam satu

komplek, akan menuntut santri untuk memiliki sikap kebersamaan, dan

merasa senasib seperjuagan. Sehingga akan menumbuhkan sikap saling

tolong menolong, saling hormat menghormati, yang terefleksikan dalam

perilaku sehari-hari, seperti memasak bersama, belajar dan diskusi bersama

dan lain sebagainya.

Ada pula bentuk lain dalam tradisi pesantren, biasanya santri yang

sudah dewasa dan telah lama tinggal di pesantren akan ikut membantu

dalam proses belajar mengajar, dengan menjadi ustadz, mengajarkan kitab-

63 Lihat Nurkholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Praktek Perjalanan, (Jakarta:Paramadina, 1997), hlm. 19-20., hlm. 23-24

Page 44: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

kitab yang ia kuasai dan mampu untuk diajarkan kepada yang lain. Hal ini

juga akan semakin menguatkan hubungan dan sikap saling hormat

menghormati antar sesama santri, sehingga menyebabkan adanya suatu

tradisi dalam pesantren adalah penggunaan panggilan “kang” atau “mbah”

bagi santri yang telah lama menjadi santri di pesantren, sebagai

penghormatan kedewasaanya dan juga karena tingkat pengetahuannya.

Kondisi pesantren yang sederhana, lingkungan yang terkesan

kurang tertata dan biasanya terletak di pedesaan menjadikan santri juga

hidup dalam kesederhanaan dengan penuh memegang dan menjaga hal-hal

yang sudah menjadi ciri khasnya, seperti berpakaian sarung, kopiah dan

juga menjalani kehidupannya secara mandiri seperti memasak, memenuhi

bahkan kadang ada yang mencari kehidupan sendiri, dengan mencari

pekerjaan di masyarakat sekitarnya, keadaan inilah yang menjadikan

mereka slalu saling membantu diantara sesama santri karena senasib

sepenanggungan.

Pada dasarnya akhlak terhadap sesama diajarkan oleh syariat Islam

secara garis besarnya menurut K.H. Abdullah Salim sebagai berikut:

a. Menghubungkan tali persaudaraanb. Saling tolong-menolongc. Membina persatuand. Waspada dan menjaga keselamatan bersamae. Berlomba mencapai kebaikanf. Bersikap adilg. Tidak boleh mencela dan menghinah. Tidak boleh menuduh dengan tuduhan fasiq atau kafiri. Tidak boleh bermarahanj. Memenuhi janjik. Saling memberi salaml. Menjawab bersinm. Melayat mereka yang sakitn. Menyelenggarakan pemakaman jenazaho. Membebaskan diri dari suatu sumpahp. Tidak bersikap iri dan dengkiq. Melindungi keselamatan jiwa dan hartar. Tidak boleh bersikap sombongs. Bersifat pemaaf. 64

64 Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta:Media Dakwah, 1994), hlm. 123-153.

Page 45: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Sifat-sifat dan akhlak yang harus dipelihara dan yang harus

disingkirkan di atas dimaksudkan untuk membina persaudaraan dan

persahabatan juga untuk memelihara persatuan ukhuwah Islamiah.

3. Bertutur Kata Sopan

Pengetahuan agama yang dimiliki dan ditekuninya akan

menjadikannya hidup dalam ke-religius-an disiplin dalam menjalankan

ibadah dan semua perilakunya dilandaskan pada ke-ikhlas-an untuk

mendapat ridho Allah SWT, hal ini terefleksi dalam tradisi dalam perilaku

kesehariannya seperti bertutur kata yang sopan diantara santri.

Tradisi menghormati sanior merupakan salah satu tradisi yang

dilakukan dengan panggilan yang sopan dan bertutur kata sopan dalam

kegiatan sehari hari.

Setiap muslim menjaga lidahnya, tidak berbicara kecuali yang baik

(bermanfaat) kalau suatu ketika ia harus berkata kasar maka, hendaklah hal

itu tetap dicegahnya sehingga ia harus diam, karena lebih selamat dari pada

berbicara yang tidak baik.65

65 Husaini A. Majid Hasim, Riyadhus Sholihin (Syarah), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993),hlm. 506

Page 46: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

BAB III

INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA

SIRAMPOG BREBES

A. Kondisi Umum Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Pondok pesantren Al-Hikmah berdiri pada masa

penjajahan Belanda. Para pengasuh Pondok pesantren Al-

Hikmah dianggap oleh Belanda sebagai pengobar semangat

perjuangan. Akibatnya pada masa revolusi kemerdekaan

1945, sembilan asrama santri dihancurkan dan dibakar

tentara Belanda.

Cikal bakal berdirinya Pondok pesantren Al-Hikmah

tak lepas dari upaya KH. Cholil bin Mahali. Tahun 1991

beliau menghimpun para santri yang datang dari berbagai

desa untuk menimba ilmu kepadanya. Para santri yang

datang saat itu ditampung di kamar belakang masjid dan

rumah beliau. Sehingga proses belajar mengajar menjadi

lebih efektif. Pengajian yang diberikan saat itu adalah

pengajian kitab tauhid, fiqih, dan Qur'an Mujawwad bin

Nadhar.

Di samping membina para santri, kyai lulusan

pesantren Mangkang Semarang itu mengadakan pengajian

dari pintu ke pintu rumah penduduk desa. Pola ini

dilakukannya selama 10 tahun. Pendekatan yang dipakai

Page 47: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

saat itu adalah bil hikmah wal mau'idatil hasanah

(kebijaksanaan, nasehat baik dan keikhlasan berdakwah).

Tahun 1922 KH. Suhaimi bin Abdul Ghoni, anak dari

kakak KH. Cholil pulang dari Makkah. Dengan usaha yang

keras mereka berdua mengembangkan bangunan pesantren

yang ada sejak tahun 1911, maka pata tahun 1926

terwujudlah pondok khusus takhfiz al Qur'an dan setelah

itu berturut-turut, mereka berhasil mendirikan sembilan

buah ruangan untuk asrama para santri.

Sejak itu arah dan sistem pendidikan pun segera

ditancapkan. Ada dua program yang dikembangkan.

Pertama, menyelenggarakan pengajian kitab kuning yang

diasuh oleh KH. Cholil. Kedua, pelajaran tahfidzul Qur'an

yang diasuh KH. Suhaemi, maka pada tahun 192966

didirikanlah Madrasah Ibtidaiyah Diniyyah, dan mendapat

izin operasional dari pemerintah Belanda pada tahun 1931.

Tidak sia-sia pembinaan yang dilakukan selama

bertahun-tahun oleh kedua kyai tersebut, hal ini terbukti

pada tahun 1932 dari sejumlah santri yang menghafal al-

Qur'an sudah ada lulusan santri yang khatam bil ghoib.

Dengan adanya santri yang sudah khatam tersebut, maka

pesantren Al-Hikmah mulai dikenal namanya di berbagai

daerah. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka

kegiatan pesantren ini menjadi lebih komplek dan semarak.

Kegiatan yang ada tidak hanya sebatas menghafal al-

66 Sumber Data: Profil Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes tahun2010.

Page 48: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Qur'an tetapi sudah dibarengi dengan pendalaman dan

pengajian kitab kuning oleh tenaga-tenaga muda alumnus

dari berbagai pesantren yang antara lain ustadz Fauzan

Zain dari Rembang Jawa Tengah.

Penyelenggaraan pendidikan Al-Hikmah hingga

tahun 1947 dapat dikatakan berkembang pesat. Bahkan

selama periode itu pihak pesantren ini juga sempat

mengembangkan program secara lebih ragam yaitu bidang

Qiroatul Kutub, Qiroatul Qur'an, Binnadhar, Bil ghoib,

Bitaghoni (membaca al Qur'an dengan dilagukan), sistem

madrasi (klasikal), majlis taklim untuk umum dan dakwah

keliling ke beberapa daerah.

Namun perkembangan lembaga pendidikan

pesantren itu sempat terhenti, terutama setelah peristiwa

pembakaran pondok dan pembunuhan sejumlah ustadz dan

santri oleh penjajah Belanda pada tahun 1947-1948. di

antara para ustadz yang gugur adalah KH. Ghozali, H.

Miftah, H. Masyhudi Amin bin H. Animah, Sukri, Da'ad,

Wahyu, Siroj, dll. Selama tujuh tahun berikutnya laju

perkembangan terhenti. Tindakan ini terpaksa dilakukan

untuk menghindari penangkapan yang dilancarkan oleh

Belanda. Selama tujuh tahun itu pula Kyai Suhemi

mengungsi ke tempat yang lebih aman, sedangkan KH.

Cholil bersama menantunya KH. Ali Asy'ari dan kawan-

kawan lain yang masih hidup melestarikan secara diam-

diam lembaga pendidikan yang ada.

Page 49: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Setelah keadaan aman, dibangunlah kembali bagian-

bagian yang hancur, sebagian dibangun untuk untuk

menetap para santri, sedangkan sebagian yang lain

digunakan untuk mendirikan madrasah Ibtidaiyah.

Kini, sepeninggal KH. Cholil dan KH. Suhaemi,

pondok pesantren Al-Hikmah telah tumbuh maju dengan

pesat. Seiring dengan perkembangan yang pesat tersebut,

maka untuk memudahkan pengelolaan manajerial

pesantren dibuatlah dua pengelolaan. Pengelolaan yang

pertama Pondok Pesantren Al-Hikmah 1, pengelolaan yang

kedua Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 yang diasuh oleh

KH. Masruri Abdul Mughni (cucu Almarhum KH. Cholil

1955).

KH. Masruri Abdul Mughni dikenal luas di

masyarakat desa Benda dan masyarakat Kabupaten

Brebes. Sebagai pendidik yang memiliki sifat sabar dan

wira'i, sehari-hari lebih suka mengajar santri, dan

masyarakat daripada hanya mengatur santri. Sebelum

terjun mengelola Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, KH.

Masruri Abdul Mughni menimba ilmu di Pesantren

Rembang Kediri, terus melanjutkan ke Pesantren

Tebuireng dn terakhir di Pesantren Bahrul Ulum

Tambakberas Jombang. Di samping sibuk mengelola

pesantren, kyai yang murah senyum ini ditunjuk oleh umat

Nahdliyin Jawa Tengah untuk menjadi Rois Syuriah

Wilayah Jawa Tengah. Pesantren ini menempati areal

Page 50: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

seluas sepuluh hektar. Pada areal tanah seluas itu berdiri

sebuah masjid berukuran 30m x 30m, GOR (Gelora

Olahraga) 30 m x 30 m, asrama santri putra 75 kamar,

asrama santri putri 93 kamar. Asrama santri khusus

takhfidz al- Qur'an sebanyak 51 kamar, para santri yang

menginap di pesantren ini tidur secara masal 10 hingga 20

orang.

2. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

a. Visi

Pondok pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes

mempunyai Visi mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi dalam keimanan dan ketakwaan dengan penguasaan dan

pemahaman terhadap ajaran agama, Ilmu pengetahuan, teknologi,

sehingga mampu beraktualisasi diri di Era Globalisasi, dan menjadikan

pesantren yang memberi manfaat (inspirasi/landasan) dalam

pengembangan sistem pendidikan, pengajaran dan dakwah.

b. Misi

1) Menyiapkan sumber daya manusia Islami yang memahami ilmu

agama (faqih fiddin), kokoh beragama ( mutamassik bidinihi ) dan

luhur dalam berperilaku ( uswatun khasanah / akhlaqul karimah )

2) Membina kehidupan masyarakat yang sehat, Islami, serta

mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai keislaman.

3) Mendukung proses pembangunan nasional melalui penyediaan

sumber daya insani yang memiliki jiwa pengorbanan, semangat

beragama, serta luwes dalam bersikap.

c. Tujuan

1) Menghasilkan santri yang faqih fiddin, mutadayyin, dan

muta’addib.

2) Mewujudkna masyarakat yang melestarikan nilai-nilai keislaman.

Page 51: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

3) Mewujudkan semangat membangun yang berlandaskan pada

pengembangan ilmu pengetahuan, dan sikap beragama yang.

Handal.67

3. Letak Geografis Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2

Pondok pesantren ini terletak di tengah-tengah perkampungan,

tepatnya di desa Benda kecamatan Sirampog kabupaten Brebes Jawa

Tengah. Tepatnya 7 km dari kota Bumiayu. Pondok Pesantren Al-Hikmah

2 menempati areal seluas 10 Ha, berada di ketinggian 200 meter dari

permukaan laut. Sedangkan untuk batas-batas wilayah Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 sebagai berikut;

a. Sebelah Barat dibatasi oleh Wartel Bapak Drs. H.Sulkhi Aziz

b. Sebelah Utara dibatasi oleh gerbang menuju rumah penduduk.

c. Sebelah Selatan dibatasi oleh gedung MA Al-Hikmah 2

d. Sebelah Timur dibatasi oleh gerbang SMA Al-Hikmah 2.68

4. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Sejak berdirinya Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 sampai sekarang,

memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :

a. Masjid Annur berlantai 2 dengan ukuran 30x30 m

b. GOR dengan ukuran 30x 30 m

c. Perpustakaan

d. Mushalla

e. Wisma

f. Asrama santri putra 75 kamar dan putri 93 kamar,asrama PTQ 51

kamar

g. Ruang belajar komplek putra 61

h. Ruang belajar komplek putri 80

67 Sumber Data: Profil Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes tahun2010.

68 Sumber Data: Profil Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes tahun2010.

Page 52: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

i. Lab komputer 6 ruang @ 10 m x 10 m

j. Lab Bahasa 3 ruang @ 15 m x 40 m

k. Taman anggrek (budidaya angrek) 15 m x 40 m

l. Area perternakan dan perikanan

m. Area pertanian.69

5. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Pondok pesantren Al-Hikmah 2 menggunakan perpaduan sistem

pendidikan yaitu sistem pendidikan tradisional dan sistem pendidikan

modern yang dikembangkan dengan cara pengasuhnya.

Adapun penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren Al-

Hikmah 2 yang menampung santri dari Jawa dan luar Jawa itu

menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pengajaran sebagai berikut:

a. Pendidikan Keagamaan/Pengajian

1) Pengajian kitab klasik (kitab kuning) yang diikuti semua santri dan

pendudukan sekitar.

2) Pengajian umum baik berkala maupun mingguan

3) Pesantren kilat atau pesantren liburan untuk menampung siswa

maupun mahasiswa luar yang sedang libur

4) Tahfidhul Qur'an untuk santri putra dan putri

5) Pengiriman mubaligh atau mubalighoh ke daerah-daerah yang

dibutuhkan.

b. Pendidikan sekolah

1) TK Roudotul Atfal

2) MI atau madrasah ibtidaiyah terakreditasi B

3) MTS terakreditasi A

4) SMP terakreditasi A

5) SMA terakreditasi A

6) MA(madrasah aliyah)2 Terpadu terakreditasi A

69 Sumber Data: Profil Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes tahun2010.

Page 53: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

7) Madrasah Muallimin-Muallimat

8) Ma’had ’Aly

9) AKPER

c. Pendidikan Luar sekolah

Pendidikan wajar diknas, kejar paket B dan paket C.

Pondok pesantren AI-Hikmah 2 yang dipimpin oleh seorang

pengasuh utama yang dalam pelaksanaan kegiatan pesantren (dibantu oleh

dewan divisi (putra-putri pengasuh), pembina dan pengurus. Kolektifitas

kerja pengurus dimenej dengan sistem organisasi lembaga pendidikan

yang hasil kerjanya dievaluasi pada tiap dua tahun yaitu pada kongres

pondok pesantren. Pada ajang kongres ini terasa sekali pembangunan

demokratisasi untuk para santri.

Kolektifitas kerja dewan pengurus ini dibagi menjadi beberapa

divisi yang meliputi:

a. Bidang pendidikan

b. Bidang keamanan

c. bidang litbang

d. Bidang rumah tangga

e. Bidang penerangan

f. Bidang usaha dan perekonomian.70

Yang masing-masing bidang memiliki program tersendiri,

sebagaimana yang telah dirumuskan pada forum kongres pondok

pesantren Al Hikmah 2 yang dilaksanakan dua tahun sekali.

a. Bentuk program pendidikan pondok pesantren Al-Hikmah 2

Kemudian yang terkait dengan program pendidikan pondok

pesantren Al Hikmah 2, bertujuan sebagai berikut:

1) Mendidik para santri agar menjadi orang yang salimul Aqidah,

sokhikhul ibadah, dan matinul khuluk.

70 Sumber Data: Profil Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes tahun2010.

Page 54: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

2) Menetapkan ilmu-ilmu dasar keislaman yang dapat membentuk jati

diri santri

3) Mendidik para santri agar menjadi santri yang peka dan peduli

pada lingkungan dan masyarakat.

Bentuk-bentuk program:

1) Mempelajari, mengkaji dan mendiskusikan kilab-kitab ahlusunnah

waljama'ah dengan mengutamakan kitab-kitab tauhid, fiqih dan

akhlak.

2) Mengadakan bimbingan praktek ibadah dan Akhlak

3) Memantau dan mengawasi perilaku keseharian santri

4) Melestarikan tradisi ulama

5) Mempelajari dan mendiskusikan pemikiran-pemikiran keislaman

yang berbeda dengan mengadakan halaqoh-halaqoh.

6) Mengefektifkan sholat jama'ah

7) Meningkatkan kualitas santri dalam menggunakan bahasa Arab

dengan mengadakan pengajian ilmu alat

8) Melatih santri dalam berorganisasi dengan mengadakan BSK dan

sejenisnya

9) Mengadakan forum diskusi

10) Melaporkan hasil evaluasi pembelajaran dan pendidikan santri

kepada wali santri

b. Jadwal Kegiatan Pengajian Harian

Waktu Jenis Kegiatan(kitab yang dikaji) Peserta

05.00 – 06.00 - Pengajian al-Qur’an Semua santri06.00 – 06.45 - Pengajian wetonan fiqih

- Ta’lim al-Muta’allim Kelas I MMA, I MTs,I SMP,SP

- Bidayatul Hidayah Kelas II MMA dan II MTs- Irsyadul Ibad Kelas III MMA dan III SMA- Tafsir Jalalain Kelas II-III MAU,IV-VI

MMA,II-III MAK07.00 – 08.00 - Fathul Wahab Mahasiswa Ma;had ’Aly17.00 – 18.00 - Tafsir al-Munir Mahasiswa Ma’had ’Aly

Page 55: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

- Riyadh al-Shalihin18.30 – 19.30 - Hidayat As-Sibyan dan

Yanbu’aKelas I MTs dan I MAU,MAK,SP MMA

- Aj-Jurumiyah Kelas II MTs dan II MAU- Al-Imriti Kelas III MTs dan III

MAU,II MAK,II MMA

6. Santri Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Hampir setiap tahunnya santri putri Al-Hikmah 2 selalu bertambah.

Dan ada beberapa macam/ kriteria santri, antara lain :

a. Santri kalong (yang tidak bermukim di pondok) santri kalong ini

adalah warga asli dari desa Benda dan sekitarnya yang datang ke

pondok hanya untuk mengikuti pengajian.

b. Santri mukim adalah santri yang menetap dipondok dan wajib

bersekolah di lingkungan pesantren.

Sedangkan jika dikelompokkan sesuai dengan tata tertib yang ada

dipesantren Al-Hikmah 2, maka terdapat 2 kriteria keanggotaan,yaitu:

1. Anggota biasa adalah santri yang resmi mendaftarkan diri menjadi

santri Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 dan atau sedang menjadi

pengurus.

2. Anggota luar biasa adalah santri yang bertempat di “ndalem”dan atau

yang membantu catering Pondok Pesantren Al-Hikmah 2.

Adapun jumlah santri Al Hikmah 2 seluruhnya ada 4.926 santri,

dengan perincian : 2.314 santri putra, dan 2.612 santri putri.

Santri putri Al Hikmah 2 ini antara lain berasal dari Jawa Tengah

seperti Brebes,Tegal, Cilacap, Pemalang, Pekalongan, hingga Jakarta. Ada

pula dari Jawa Barat seperti Cirebon, Indramayu, Bogor bahkan ada yang

berasal dari luar Jawa seperti Lampung, Sumatra, Riau.

B. Materi Pendidikan Akhlak di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2

Benda Sirampog Brebes

Page 56: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Mengenai materi yang sudah lazim diajarkan di pondok pesantren,

mengambil kitab-kitab karangan para ulama klasik. Dan untuk dapat

memahami kitab-kitab tersebut para santriwati yang duduk pada kategori kelas

kelas awaliyah dibekali dengan materi penguasaan nahwu (tata bahasa), sorof

(etimologi), misalnya kitab al-Jurumiah, al-Imriti, dan alfiyyah serta

Amtsilatul Tasrifiyah (sebuah kitab kecil yang membahas dari segi etimologi).

Setelah itu santriwati dituntut untuk menerapkannya dalam pemahaman pada

teks-teks kitab klasik yang meliputi fikih, ushul fikih, hadits, tafsir, tasawuf,

tauhid serta tarikh.71

Sistem pengajaran yang digunakan di pesantren ini adalah sistem

bandongan atau dikenal juga dengan sistem weton. Dalam sistem ini

sekelompok santri dalam jumlah besar mendengarkan seorang guru yang

membaca, menterjemahkan, menerangkan, dan seringkali mengulas buku-buku

Islam dalam bahasa Arab. Setiap santriwati memperhatikan kitabnya sendiri

dan membuat catatan-catatan baik arti maupun keterangan tentang kata-kata

atau buah pikiran yang sulit.

Sistem lain yang diterapkan dalam pembelajaran di Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 adalah sistem sorogan. Sistem ini menekankan kepada

bimbingan secara individual. Sistem sorogan ini merupakan sistem yang

sangat sulit, karena dituntut adanya kedisiplinan, kesabaran, kerajinan,

ketaatan yang intens dari setiap santriwati yang mengikutinya. Di samping itu

banyak yang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya mematangkan diri

pada tingkat selanjutnya di pesantren, sebab pada dasarnya hanya santriwati-

santriwati yang telah menguasai bahan pelajaran pada sistem sorogan inilah

yang dapat memetik keberhasilan pada sistem bandongan di pondok pesantren.

Sistem sorogan dinilai lebih efektif sebagai sistem pendidikan pada taraf

permulaan santriwati mengikuti pendidikan di pondok pesantren.

Selain metode (Bandongan dan sorogan) yang menjadi ciri khas

pesantren di atas, Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 juga menggunakan

71 Wawancara dengan Minhatul Maula, selaku pengurus Pondok Pesantren Putri al-Hikmah 2 pada tanggal 4 Januari 2010

Page 57: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

beberapa metode lain yang dianggap relevan dan dapat menunjang

keberhasilan pembelajaran. Seperti metode musyawarah (diskusi), takror

(pengulangan pelajaran oleh siswa dilakukan secara bersama dalam satu

kelas), muhafadzoh (menghafalkan) dan tadribat.

Metode diskusi disajikan dengan cara para santri membahas masalah-

masalah-masalah tertentu secara kelompok biasanya harus menyampaikan

hasil musyawarah kelompoknya, kemudian dibahas bersama dengan hasil

kelompok lain. Metode ini biasanya digunakan bila materi pelajaran terdapat

banyak kesulitan dan perlu dibicarakan bersama.

Metode takror adalah metode dengan cara mengulang-ulang pelajaran

yang telah disampaikan pada siang hari kemudian kegiatan takror dilakukan

pada malam hari. Materi yang dibahas sama persis dengan materi yang

disampaikan guru pada siang hari. Metode ini dipakai untuk setiap materi

pelajaran. Jadi tidak ada satupun materi pelajaran yang tidak dibahas kembali

pada metode ini.

Metode muhafadzoh adalah metode mengajar yang ditempuh dengan

cara santriwati disuruh menghafalkan materi pelajaran yang diberikan guru.

Materi yang dihafalkan biasanya berupa syair-syair yang disertai dengan

terjemahannya. Pada metode ini siswa diharuskan mampu menghafal materi

pelajaran dalam batas waktu tertentu. Biasanya siswa disuruh ke depan kelas

untuk menghafalkan materi pelajaran tertentu dan guru mencatat setiap

kemajuan yang dicapai oleh siswa (santriwati).72

Sedangkan metode tadribat adalah metode yang ditempuh dengan cara

guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa (santriwati) pada setiap

materi pelajaran. Biasanya metode ini diberikan jika satu pokok bahasan

selesai, baik di dalam kelas secara langsung maupun berupa pekerjaan rumah.

Beberapa metode pengajaran yang disampaikan sebagaimana

dijelaskan di atas, mempunyai ciri khas baik dalam tujuan dan fungsinya

maupun cara penggunaannya. Jika metode-metode yang diterapkan dalam

pesantren tersebut dikaitkan dengan metode mengajar secara umum (dalam

72 Observasi di Pondok Pesantren Putri al-Hikmah 2 tanggal 4 Januari 2010

Page 58: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

pendidikan umum), maka akan ditemukan beberapa kesesuaian meskipun tidak

berarti sama.

Metode bandongan sebagai ciri khas metode pengajaran di pesantren

yang teknik penyampaiannya dengan cara guru membacakan kitab dan

santriwati hanya mendengarkan, menyimak dan mencatat hal-hal penting

meskipun kadang-kadang kurang tahu betul yang diterangkan oleh guru, ada

kemiripan dengan metode ceramah yang dipakai dalam pendidikan

persekolahan pada umumnya.

Perbedaannya adalah, kalau metode ceramah biasanya santri diberikan

kesempatan oleh ustadz untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami,

tetapi metode bandongan ustadz sama sekali tidak memberi kesempatan untuk

bertanya, sehingga bisa saja terjadi setelah usai pelajaran ada siswa yang tidak

paham sama sekali tentang pelajaran yang diberikan ustadz.

Yang merupakan metode khas pesantren lagi adalah metode sorogan.

Metode ini memang agak kurang relevan jika diterapkan dalam pengajaran di

sekolah umum. Walaupun metode ini cukup efektif dalam mentransferkan

setiap materi pelajaran dan melatih setiap santri untuk disiplin dan tanggung

jawab secara pribadi namun sangat membutuhkan banyak waktu, karena setiap

santri harus ditangani satu persatu. Dan itu akan mambutuhkan banyak

waktu,disamping muatan kurikulum juga memungkinkan untuk tidak

terselesaikan dengan tuntas.

Adapun metode-metode yang lain, seperti musyawarah, takror,

muhafadzoh, dan tadribat, karena sedikit banyak merupakan metode yang

mengacu pada metode pangajaran pada umumnya, maka sudah barang tentu

banyak kesamaan-kesamaan meskipun tidak semuanya relevan jika diterapkan

pada sistem pengajaran pada sekolah umum. Misalnya adalah metode takror

dan muhafadzoh, metode mengulang-ulang pelajaran secara mendetail seperti

diatas jarang diterapkan di sekolah formal pada umumnya, karena terlalu

banyak memakan waktu di mana hal ini akan menghambat tercapainya target

kurikulum.

Page 59: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Yang jelas, masing-masing metode mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Agar metode tersebut betul-betul dapat digunakan sebagai media

yang efektif maka cara penggunaannya harus tepat, sehingga justru tidak

menjadi penghambat.

Di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 yang mencirikan salafiyahnya

ada beberapa kitab yang secara langsung maupun tidak langsung berisi tentang

materi-materi akhlak yang dijadikan materi pembelajaran pendidikan akhlak

santriwati. Kitab yang banyak mengandung materi tentang akhlak yang

diajarkan di pondok Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 adalah kitab Ta lim

al-Mutta allim karangan Imam al-Zarnuji yang berisi tentang etika-etika dalam

mencari ilmu. Di antaranya adalah materi tentang :

1. Kedudukan ilmu dan orang yang berilmu serta keutamaan-keutamaannya.

2. Keikhlasan karena Allah dalam mencari ilmu

3. Etika penghormatan terhadap ilmu dan ahli ilmu (guru) yang merupakan

syarat untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.

a. Penghormatan terhadap guru harus direalisasikan dalam bentuk-bentuk

prilaku antara lain :

1) Tidak berjalan di depannya.

2) Tidak duduk di tempat duduknya

3) Tidak mengawali pembicaraan kecuali atas ijinnya

4) Tidak banyak bicara sekiranya dapat membuat guru menjadi bosan

5) Tidak menggesa-gesa untuk beralih ke pembahasan lain.

6) Mencari ridhonya dan menjauhi kemarahannya

7) Menjalankan segala perintahnya kecuali maksiat kepada Allah

8) Menghormati keluarganya

9) Membantu keperluan-keperluannya.

b. Penghormatan terhadap ilmu yang direalisasikan dalam bentuk

penghormatan terhadap kitab yang dipelajari, antara lain dengan :

1) Tidak memegangnya kecuali dalam keadaan suci

2) Menempatkan pada tempat yang lebih tinggi

3) Menulis didalamnya dengan bagus dan jelas

Page 60: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

4) Tidak menulis padanya dengan tinta merah

5) Dan lain-lain.

4. Kesungguhan dan mempunyai cita-cita yang tinggi dengan cara :

a. Mempelajari suatu pelajaran sampai betul-betul dikuasai.

b. Tidak bermalas-malasan

c. Tidak banyak tidur dan memanfaatkan waktu malam untuk belajar

d. Tidak banyak makan sampai kekenyangan

e. Berusaha dengan sabar.

f. Dan lain-lain.

5. Rasa syukur kepada Allah, menghilangkan sifat kikir, sombong, tamak.

6. Tawakkal dengan senantiasa menumbuhkan pada dirinya untuk berbuat

baik dan menjaga dari perbuatan buruk (hawa nafsu).

7. Sifat kasih sayang dan saling menasehati

8. Sifat wira’i menjaga diri dari yang diharamkan.

9. Hal-hal yang dapat menyebabkan memudahkan hafalan

a. Bersungguh-sungguh dan telaten

b. Tidak banyak sarapan

c. Sholat malam

d. Memperbanyak membaca al-Qur'an

e. Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat

10. Hal-hal yang dapat mendatangkan (memudahkan) dalam mencari rizki.

a. Banyak sedekah

b. Bangun pagi

c. Kebersihan

d. Berbicara baik

e. Sholat khusyu’

f. Sholat dhuha

g. Memperbanyak membaca al-Qur'an terutama surat al-Waqi’ah, al-Mulk,

al-Muzzamil, al-Lail, al-Insyiroh dll.

h. Memperbanyak dzikir kepada Allah.

11. Hal-hal yang dapat menyulitkan dalam mencari rizki.

Page 61: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

a. Berbuat dosa

b. Berbohong

c. Tidur di waktu shubuh.

d. Banyak tidur

e. Tidur dengan telanjang

f. Dan lain-lain

Selain kitab Ta lim al-Muta allim, juga diajarkan beberapa kitab yang

berkaitan dengan nilai-nilai akhlak, antara lain adalah:

1. Nasoikhul Ibad kitab ini berisi tentang etika beribadah

2. Bidayatul Hidayah di dalamnya berisi tentang etika anak dalam

berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam sekitar, kitab ini juga

menjelaskan etika terhadap orang tua

3. Irsyadul Ibad, dalam kitab ini berisi tentang hormat-menghormati antar

sesama.

4. Hadits Arbain Nawawi, yang berisi Hadits tentang :

a. Keikhlasan niat

b. Keutamaan belajar dan mengajarkan al-Qur'an

c. Iman terkait dengan menolong tetangga

d. Tentang mengucapkan salam

e. Persatuan

f. Iman terkait dengan berbuat baik

g. Zuhud

h. Menghormati ulama dan lain-lain

5. Hadits Riyadh al-Shalihin yang berisi hadits tentang:

a. Hukum-hukum fiqih, termasuk muamalah.

b. Sifat-sifat terpuji seperti sabar, jujur, muroqobah, istiqomah, saling

tolong-menolong, ikhlas, dan lain-lain.

c. Keutamaan-keutamaan perilaku-perilaku baik

d. Adab dan tatakrama

e. Pakaian

f. Salam

Page 62: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

g. Dzikir

h. Larangan-larangan bagi muslim

i. Dan lain-lain

6. Selain materi wajib yang diajarkan di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah

2, santri putri juga banyak yang mempelajari kitab-kitab yang

mengandung unsur materi akhlak seperti, nurul yakin, nurudz dzalam,

hidayatus syibyan. dan lain sebagainya.73

Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa materi pendidikan

akhlak yang dilakukan di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 dilakukan

dengan mengajarkan kajian kitab-kitab klasik yang mengedepankan akhlakul

karimah seperti Ta lim al-Muta allim, Hadits Riyadh al-Shalihin, Hadits

Arbain Nawawi dan sebagaimana karena kitab-kitab klasik tersebut sudah

teruji kemampuannya dalam membentuk perilaku santriwati yang shaleh yang

selama ini berkembang di pondok pesantren di Indonesia.

C. Kegiatan dan Aktivitas di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes

Secara kronologis kegiatan atau aktivitas santriwati Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 selama 24 jam dapat di lihat pada tabel berikut ini:74

Tabel IKegiatan Harian

Jam/Waktu Jenis Kegiatan04.0004.3005.0006.0007.1508.0013.0014.0018.0018.30

Bangun pagiJamaah shalat subuhPengajian Al-Qur'anPengajian wetonan/bandonganSekolah (bagi yang masuk pagi)Kegiatan ekstra bagi yang masuk soreSekolah (bagi yang masuk sore)Kegiatan esktra bagi yang masuk pagiJamaah shalat maghribPengajian sorogan (ilmu alat) Madrasah Diniyah (siswaSMP dan SMA)

73 Dokumentasi Pondok Pesantren Putri al-Hikmah 2 tahun 2010 dan observasi padatanggal 4 Januari 2010

74 Dokumentasi Pondok Pesantren Putri al-Hikmah 2 Tahun 2010

Page 63: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

19.3020.0021.0022.00

Jamaah shalat Isya’Pengajian sentral (bandongan) untuk umumTakroruddurusIstirahat

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa kegiatan yang paling

pokok adalah belajar dikelas sesuai dengan jenjangnya. Disamping kegiatan

harian juga ada kegiatan yang sifatnya mingguan, bulanan, bahkan tahunan.

Jadwal kegiatan tersebut tertera dalam tabel dibawah ini:75

Tabel IIKegiatan Mingguan

Jam/Waktu Jenis KegiatanAhad (16.00 – 17 00)Senin (20.00 – 21.30)Kamis (20.00 – 21.30)Jum’at (05.00 – 06.15) (06.15 – 07.30) (07.30 – 08.15) (16.00 – 17.00)

Senin baca al-Qur’anPengajian bahasa Arab dan latihan khitobahBarzanji/Diba’i dan latihan khitobahPengajian sentralKulih subuhRoan umum/komplekDibai untuk santri baru dan tilawah al-Qur’anuntuk santri lama

Tabel IIIKegiatan Bulanan

Waktu Jenis Kegiatan1. Kamis

(20.00 – 21.30)- Legi- Pahing- Pon- Wage- Kliwon

2. Jum’at(05.00 – 07.30)- Legi- Pahing- Pon- Wage- Kliwon

Barzanji/Diba’i dan latihan khitobah

Organisasi Daerah (ORDA)Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)KomplekKubro/sentralShalat tasbih kubra dan tilawah al-Qur’an 30 juzKuliah subuh

Kitab Nurudz Dzholam dan Al Fajru AshodiqKitab Alminahul Fikriyah dan BurdahKitab Nurudz Dzholam dan Nashoihul ’IbadKitab Tazkiyatun Nufus dan Mukhtarul Al HaditsKitab Tazkiyatun Nufus dan Adduru’ul Mani’ah

Tabel IVKegiatan Tahunan

75 Dokumentasi Pondok Pesantren Putri al-Hikmah 2 Tahun 2010

Page 64: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

NO Jenis Kegiatan1234

Haflah al-KubroHaflah Khatmil Qur’anHaflatul TaudiPeringatan Hari Besar Islam

Jika kita amati maka para santriwati disamping mendapatkan

pendidikan formal juga diberikan pelajaran tambahan seperti pendidikan

keterampilan, dan berpidato. Semua itu dimaksudkan untuk mendidik para

santriwati agar terampil dalam berbagai bidang. Lebih dari itu yang seniorpun

tetap mendapat bimbingan dan pengarahan dari pengasuh untuk meningkatkan

kemampuannya dalam membimbing adik-adiknya.

Selain bentuk tradisi dan kebiasaan tersebut di atas, Pondok Pesantren

Putri Al-Hikmah 2 terutama dalam kegiatan sehari-hari juga diterapkan tata

tertib dan peraturan yang mengikat kepada semua santriwati, yaitu:

1. Semua santri dilarang bertempat tinggal di dua tempat.2. Semua santri dilarang mengganggu ketenangan orang lain.3. Semua santri dilarang memiliki alat-alat elektronik semacam Radio,

Televisi,Tape Recorder, Game Watch, Walkmen dan Hand Phone,MP4/3,dan lain-lain.

4. Semua santri dilarang keluar kecuali hari Jum'at dan Selasa serta sudahmendapat izin dari pengasuh atau pengurus.

5. Semua santri dilarang menonton pertunjukan (Kecuali yangdiselenggarakan oleh pondok).

6. Semua santri dilarang mengikuti kegiatan diluar wilayah pondok pesantrenAlhikmah 2 (kecuali ada izin tertulis dari pengasuh).

7. Semua santri dilarang Sekolah diluar Pondok Pesantren Alhikmah 2.8. Semua santri dilarang berpacaran atau hubungan lawan jenis baik langsung

maupun tidak langsung.9. Semua santri dilarang bergaul dengan anak desa yang berdampak negatif10. Semua santri dilarang bermain judi atau sejenis judi, minum-minuman

keras, mengkonsumsi obat-obat terlarang, merokok, dan melakukanhomosex atau lesbian.

11. Semua santri dilarang merusak atau mengambil hak milik orang lain baikdidalam maupun diluar pondok pesantren tanpa seizin pemiliknya.

12. Semua santri dilarang melakukan pengancaman, perkelahian ataupenganiayaan dengan menggunakan alat-alat tajam atau tidak, baikdidalam maupun diluar pondok pesantren.

13. Semua santri dilarang mencemarkan nama baik Pondok Pesantren AlHikmah 2.

14. Semua santri dilarang memakai pakaian tidak syar'i.

Page 65: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

15. Semua santri dilarang membeli kebutuhan apa saja diluar pondokpesantren Al Hikmah 2, kecuali pesantren tidak menyediakan.

16. Semua santri dilarang memiliki pakaian lebih dari ketentuanSantri Putra Santri Putri

a. Jumlah pakaian yang dimiliki:- 3 stel seragam sekolah- 3 stel pakaian bebas- 1 stel baju olah raga- 1 jaket/jas- 3 stel pakaian sholat

b. Model Pakaian Sholat setiap santriadalah busana muslim yang tidakketat, tidak bergambar (polos), danbukan berupa kaos.

c. Model pakaian sholat setiap santriharus menutup aurat dan sopan

a. Jumlah pakaian yang dimiliki:- 3 stel seragam sekolah- 4 stel pakaian bebas- 1 stel pakaian olah raga- 2 stel pakaian tidur yang Islami- 1 jaket/jas- 1 stel pakaian khusus shalat

b. Model Pakaian Sholat setiapsantri adalah busana muslim yangtidak ketat, tidak bergambar danbukan berupa kaos

c. Maksi atau bawahan tidak adabelahannya

17. Semua santri putra dilarang memasuki wilayah komplek atau kamar putridan sebaliknya tanpa seizin pengurus

18. Semua santri putri dilarang membiarkan wali santri laki-laki atau santriputra masuk ke wilayah komplek atau kamar putri.

19. Semua santri dilarang tidak memakai almamater ketika pulang atau hendakkembali ke pondok.

20. Semua santri dilarang merusak atau mengotori fasilitas yang ada dipondok.

21. Semua santri dilarang memiliki atau menyimpan buku-buku, gambar-gambar atau foto-foto terlarang.

22. Semua santri dilarang membohongi atau melecehkan pengasuh, pembinadan pengurus.

23. Semua santri dilarang memiliki, menyimpan atau menggunakan senjatatajam atau berbahaya.

24. Semua santri dilarang terlambat masuk atau kembali ke pondok25. Semua santri dilarang metanggar kebijakan yang telah ditentukan oleh

pengasuh, pembina dan pengurus.

Demikian berbagai aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang

berlaku di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 276

Karena keadaan santriwati sangat majemuk, dalam arti berasal dari

berbagai penjuru tanah air, untuk menghindari timbulnya rasa kedaerahan atau

provinsialisme yang tidak sehat di kalangan para santriwati Pondok Pesantren

76 Sumber Data: Tata Tertib Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebestahun 2010.

Page 66: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Putri Al-Hikmah 2, maka mereka di dalam asrama dicampur atau dibaurkan

dengan santriwati dari daerah lain. Untuk mengontrol kedisiplinan santriwati

dalam mematuhi tata tertib pondok pesantren, pengurus mengadakan absensi

setiap hari.

Mengenai perizinan keluar wilayah pondok, para santri hanya

diperbolehkan izin pada hari selasa dan jum’at,bagi santri yang hendak izin

pulang harus melalui pengasuh langsung.sedangkan jika hendak izin ke

wilayah desa Benda dan sekitar wilayah Pesantren Al-Hikmah 2,maka alur

perizinan melalui pengurus bagian keamanan.77

Dengan adanya berbagai tata cara atau peraturan yang berlaku di dalam

pondok pesantren tersebut, menuntut para santri putri agar memiliki akhlak

yang mulia, dapat hidup teratur, bersih, disiplin, punya rasa tanggung jawab,

suka kebersamaan dan menjauhkan dari sifat individualisme. Kesemuanya itu

adalah merupakan salah satu usaha mendidik, membimbing, merealisasikan

apa yang telah di peroleh santri putri Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2

dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam membentuk akhlakul karimah.

D. Internalisasi Nilai-nilai Akhlak pada Santri Pondok Pesantren

Al-Hikmah 2

Esensinya nilai-nilai akhlak yang diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari oleh santri merupakan refleksi dari diri seorang santri. Seorang

santri yang membiasakan untuk berlaku sopan, maka akan membentuk pribadi

yang santun dan taat pada norma-norma agama. Namun sebaliknya, seorang

santri yang membiarkan dirinya melakukan hal-hal yang dilarang agama, maka

akan membentuk karakter-karakter pemberontak yang menafikan ajaran

agama.

Proses internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri Pondok Pesantren Al

Hikmah 2 pada dasar dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari pondok pesantren

itu sendiri, yaitu membina insan yang berkualitas baik iman, ilmu dan amalnya

77 Wawancara dengan Minhatul Maula pengurus Pondok Pesantren Putri al-Hikmah danobservasi pada tanggal 4 Januari 2010

Page 67: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

sehingga kelak mampu menjadi pemimpin umat dalam segala lapisan. Ranah

akhlak merupakan ranah aplikatif, dalam artian orientasi dari internalisasi

nilai-nilai akhlak adalah membentuk pribadi santri yang berakhlakul karimah.

Dalam rangka membentuk pribadi santri yang berakhlakul karimah tersebut,

Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 menekankan aspek akhlak ini dalam setiap

aktifitas di pesantren, di antaranya adalah:

1. Melalui pemberian materi-materi akhlak

Seperti telah di atas materi-materi akhlak yang diberikan dalam

pembelajaran di pesantren ini sebagian besar berorientasi pada pemberian

bekal akhlak pada santri. Materi akhlak ini diambilkan dari kitab-kitab

klasik Ta’lim Muta’alim. Melalui materi-materi akhlak ini, santri memiliki

bekal minimal secara teoritis yang kemudian bisa diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Intensitas pengkajian kitab-kitab akhlak ini akan

memberikan dampak positif bagi pembentukan akhlak santri. 78

Materi-materi akhlak yang diberikan di pondok pesantren

merupakan basic awal bagi santri untuk membiasakan berperilaku, bertutur

kata dan bersikap sesuai dengan anjuran agama. Sehingga harapannya,

setelah proses pembelajaran selesai, santri dapat mengaplikasikan materi

akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Melalui aktifitas sehari-hari

Tolok ukur keberhasilan pembelajaran akhlak adalah dari

sejauhmana santri mampu mengaplikasikan nilai-nilai akhlak dalam

kehidupan sehari-hari. Santri dinilai sudah memiliki akhlak yang bagus

jika dalam kehidupannya dia selalu berperilaku dengan didasari oleh nilai-

nilai agama. Begitu juga dalam kehidupan santri di Pondok Pesantren

Al-Hikmah 2, santri dibiasakan untuk menjalankan aktifitas berdasarkan

rambu-rambu agama dan atas dasar amar ma ruf nahi munkar.

Untuk dapat menyelami esensi dari nilai-nilai akhlaku itu sendiri,

santri harus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Santri tidak

78 Wawancara dengan Minhatul Maula pengurus Pondok Pesantren Putri al-Hikmah danobservasi pada tanggal 4 Januari 2010

Page 68: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

hanya tahu tentang konsep kesopanan, tapi juga mampu menerapkannya

dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi pesantren memberikan porsi yang

besar bagi santri untuk membentuk pribadi yang berakhlakul karimah.

Dalam interaksi sosialnya di lingkungan pesantren santri diharuskan

berlaku sopan dan bersikap sesuai dengan aturan-aturan agama yang

dibakukan dalam peraturan pondok pesantren. Misalnya aturan untuk

berpakaian yang sopan, larangan bergaul dengan lain jenis, larangan

mencuri dan lain sebagainya. Disamping itu juga ada aturan-aturan yang

sifatnya non formal dan sudah menjadi tradisi pondok yang juga ikut

berperan dalam membentuk akhlak santri, seperti membiasakan salam,

memanggil dengan sebutan yang sopan, dan lain sebagainya.79

Melalui kebiasaan positif seperti di atas, maka akan terbentuk

pribadi muslim yang mampu mengembangkan potensi dirinya baik sebagai

makhluk pribadi, makhluk sosial, makhluk yang bersusila dan makhluk

yang bertuhan. Sehingga kedepannya akan terbentuk manusia-manusia

yang berkualitas, khususnya dari segi pengetahuan agamanya.

3. Melalui metode penanaman nilai-nilai akhlak

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal khususnya dalam

membentuk akhlak santri, maka diperlukan metode yang sesuai dengan

lingkungan pesantren. Di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, santri

dibiasakan berakhlak yang baik melalui berbagai metode, di antaranya:

metode kedisiplinan, metode latihan dan pembiasaan, metode targhib dan

tahdzib, metode keteladanan, dan metode ibrah.

Dalam aplikasinya metode-metode tersebut dilakukan dengan

memfungsikan komponen pondok pesantren secara maksimal. Misalnya

metode keteladanan dilakukan dengan menempatkan santri-santri senior

sebagai contoh yang baik. Kehidupan pondok pesantren memungkinkan

santri untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain. Oleh karena itu,

melalui sistem senioritas ini, santri-santri baru dapat mengambil contoh

79 Wawancara dengan Minhatul Maula pengurus Pondok Pesantren Putri al-Hikmah danobservasi pada tanggal 4 Januari 2010

Page 69: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

dari aktifitas yang dilakukan oleh seniornya, seperti cara berpakaian,

bertutur kata, bersikap kepada orang yang lebih tua dan aspek-aspek

lainnya yang menekankan nilai-nilai kesopanan.80

Setelah santri mampu meneladani akhlak seniornya yang baik,

maka langkah selanjutnya diharapkan santri dapat membiasakan diri

dengan akhlak-akhlak tersebut. Ibarat sebuah tanaman, akan tumbuh baik

jika dipupuk dan disiram setiap hari. Tanaman merupakan santri itu

sendiri, sedangkan pupuk dan air adalah nilai-nilai akhlak yang

diaplikasikan santri dalam kehidupannya sehari-hari.

Langkah lain untuk membentuk akhlak santri adalam melalui

kedisiplinan. Metode kedisiplinan ini merupakan salah satu langkah

preventif dari hal-hal negatif yang mungkin dilakukan santri. Metode

kedisiplinan ini diterapkan melalui peraturan-peraturan pondok pesantren.

Secara tertulis Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 memiliki peraturan-

peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap santri tanpa terkecuali.

Peraturan-peratruan ini berorientasi pada pembentukan akhlak santri yang

baik.

Di atas telah dijabarkan beberapa larangan yang harus dijauhi oleh

oleh santri Pondok Pesantren Al-Hikmah 2. Peraturan ini bertujuan untuk

mendisiplinkan akhlak santri jika santri melakukan hal-hal yang dilarang

oleh pondok pesantren. Pada esensinya peraturan ini didasarkan pada

norma-norma agama yang diyakini kebenarannya. Oleh karena itu, bagi

setiap santri yang melanggar peraturan pondok pesantren akan

mendapatkan sanksi, mulai dari sanksi ringan seperti sanksi administratif

sampai pada sanksi berat seperti dikeluarkan dari pondok pesantren.

Melalui metode kedisiplinan ini, santri diarahkan untuk melakukan hal-hal

yang baik dan menjauhi hal-hal yang buruk, dalam hal ini membiasakan

amar ma ruf nahi mungkar di lingkungan pondok pesantren. 81

80 Wawancara dengan Minhatul Maula pengurus Pondok Pesantren Putri al-Hikmah danobservasi pada tanggal 4 Januari 2010

81 Wawancara dengan Minhatul Maula pengurus Pondok Pesantren Putri al-Hikmah danobservasi pada tanggal 4 Januari 2010

Page 70: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

BAB IV

ANALISIS INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI

PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG

BREBES

A. Analisis Akhlak Santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Pondok pesantren sebagai suatu wadah pendidikan agama di Indonesia

merupakan suatu komunitas dan masyarakat yang salah satu fungsinya

membentuk akhlak yang mulia. Kehidupan di lingkungan pondok pesantren

layaknya kehidupan dalam suatu keluarga besar, yang seluruh anggotanya atau

individu-individu yang ada di dalamnya harus berperan serta untuk

menciptakan akhlak santri. Santri putri yang belajar di Pondok Pesantren Al-

Hikmah 2 berasal dari berbagai daerah, tingkat sosial ekonomi, budaya serta

terdiri dari berbagai usia. Dengan demikian masing-masing individu

diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan dan aktivitas pondok

pesantren tempat mereka menimba ilmu agama, sehingga terbentuk generasi

yang berakhlak mulia.

Pada dasarnya proses internalisasi nilai-nilai akhlak terbentuk dari

kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh para santri di pondok pesantren.

Yang dimaksud tradisi di sini adalah seperangkat perilaku yang sudah menjadi

kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan dan senantiasa dilakukan, diamalkan,

dipelihara dan dilestarikan di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan di pondok Al-Hikmah 2

diketahui ada beberapa tradisi pondok pesantren yang orientasinya membentuk

akhlak santri yaitu :

1. Dalam bentuk ibadah

a. Shalat jamaah

b. Shalat malam (tahajjud), shalat dhuha

c. Membaca al-Qur'an

d. Bentuk-bentuk Riyadhoh, seperti puasa Dalaail al-Khairot, puasa dalail

al-Qur'an, puasa sunah, puasa ijazah dan lain-lain.

Page 71: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

2. Kebiasaan sehari-hari

a. Mencuci perkakas dan pakaian sendiri

b. Senantiasa memakai pakaian syar’i.

c. Membaca surat Al-Mulk bersama-sama setelah sholat isya dan

membaca hizib sakron (agar terhindar dari gangguan jin).

d. Membaca shalawat sebelum dimulai shalat jama’ah dan sebelum

dimulai suatu pengajian.

3. Hubungan dengan orang lain

a. Bersalaman dan mencium tangan Bu Nyai ketika bertemu sebagai

penghormatan.

b. Panggilan “Ning" kepada putri kyai dan ”Gus” kepada putra kyai.

c. Panggilan untuk santriwati senior dan sesama teman adalah ”mbak”.

d. Mengucapkan salam setiap berpapasan dengan ustadz/ustadzah

ataupun sesma teman.

e. Dan lain-lain

4. Tradisi mingguan, bulanan, tahunan

a. Membaca shalawat al-Barjanji /diba’i setiap malam jum’at..

b. Istighotsah setiap jumat awal bulan.

c. Khaul setiap tahun.

5. Hubungan dengan alam sekitar

a. Menjaga kebersihan lingkungan

b. Menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan penghijauan

c. Dan lain-lain

Dari beberapa tradisi yang ada di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Benda Sirampog Brebes dapat dipahami sebagai wujud realisasi akhlak bila

dikaitkan dengan status dan kedudukan manusia. Dalam hal ini dapat

dikelompokkan menjadi beberapa hal yaitu :

1. Akhlak terhadap Allah SWT. dan Rasul-Nya

Dengan status dan kedudukan manusia yang diwajibkan mengabdi

kepada pencipta alam semesta yaitu Allah SWT, maka dengan itu Pondok

Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes memiliki tradisi yang

Page 72: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

berbentuk ibadah kepada Allah sebagai sarana pendekatan diri kepada-

Nya. Bentuknya adalah seperti shalat wajib dengan berjamaah, shalat

malam, shalat dhuha, istighotsah dan bentuk-bentuk riyadhoh seperti puasa

dalail yang berisi tentang wirid-wirid zikir merupakan wujud akhlak yang

menunjukkan keperibadian yang memiliki sifat relegiusitas dan kedekatan

dengan Allah SWT.

Sedangkan realisasi dan wujud akhlak kepada Nabi Muhammad

SAW sebagai nabi dan rasul di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes memiliki tradisi seperti rutinan bacaan Shalawat Al-

Barjanji serta riyadhah Dalaail Khoirat yang berisi zikir-zikir shalawat.

Hal ini akan membentuk pribadi yang memiliki akhlak kepada Rasulullah

SAW yang akan berdampak kepada pelaksanaan ajaran-ajaran yang

dibawa olehnya.

2. Akhlak terhadap diri sendiri.

Di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes, ada

beberapa tradisi yang menunjukkan tanggung jawab terhadap dirinya

sendiri, bentuknya adalah seperti mencuci pakaian dan perkakas makan

sendiri, dan juga berpakaian dengan menutup aurat baik di dalam maupun

di luar pondok. Tradisi yang semacam ini akan membentuk suatu pribadi

yang memiliki sifat kemandirian, kesederhanaan dan kesopanan.

3. Akhlak terhadap sesama manusia.

Bentuk-bentuk tradisi yang terkait dengan komunikasi dan

interaksi antar sesama manusia, di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes di antaranya:

a. Akhlak Kepada Pengasuh (Kyai dan Nyai)

Merupakan suatu keharusan jika seorang santri itu hormat

kepada Kyainya. Di pondok pesantren ini para santri putri harus

menghormati Kyai dan Nyai sebagai pengasuh pondok pesantren.

Tradisi yang mencerminkan akhlak santri terhadap pengasuh dan

Ustadz/Ustadzah adalah bersalaman disertai mencium tangan Nyai

Page 73: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

atau Ustadzah, sedangkan untuk terhadap Kyai atau Ustadz santriwati

dilarang untuk berjabat tangan.

Disamping itu santri putri dapat melakukan komunikasi atau

konsultasi dengan Kyai dengan suatu syarat yaitu komunikasi harus

dilakukan di tempat terbuka dan membawa teman agar terhindar dari

fitnah. Sebenarnya para santri putri sudah mempunyai hubungan yang

baik dengan keluarga Kyai karena para santri putri yang belajar tanpa

bekal secara sukarela dan atas kemauan sendiri setiap hari membantu

Bu Nyai dalam mengurus rumah tangganya seperti memasak, mencuci

pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak dan sebagainya.

Bantuan yang diberikan para santri putri kepada keluarga Kyai ini

merupakan suatu kebanggaan bagi para santri putri, karena mereka

telah mengabdi dan pengabdian ini merupakan bentuk dari rasa hormat

mereka kepada Kyai dan keluarganya. Sebenarnya Kyai sangat terbuka

dalam berkomunikasi, tetapi para santri putri masih banyak yang

enggan melakukan konsultasi pada Kyai secara langsung. Hanya para

pengurus yang seringkali berhubungan dan berkomunikasi dengan

Kyai. Hal ini merupakan wujud dan realisasi sikap hormat-

menghormati dalam kehidupan lingkungan pondok pesantren.

b. Akhlak terhadap ustadz/ustadzah

Secara umum ustadz dan Ustadzah di pondok pesantren ini

berasal dari lingkungan pondok pesantren dan dari luar pondok

pesantren. Hubungan antara santri putri dengan ustadz/ustadzah dari

dalam dan dari luar pondok pesantren agak berbeda. Hubungan antara

santri putri dengan ustadz dari dalam lingkungan pondok pesantren

walaupun hanya sebatas lingkungan madrasah/kelas dan hanya untuk

tujuan membahas mata pelajaran dan hal-hal penting saja, tetapi

sangat luwes dan akrab, karena beberapa ustadz juga ada yang masih

berstatus santri. Hal ini berbeda dengan hubungan santri putri dengan

ustadz yang berasal dari luar lingkungan pondok pesantren yang

terlihat sangat lugas dan berjarak.

Page 74: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Untuk pondok pesantren yang menerapkan pola hubungan

sosial secara terbuka serta pondok pesantren yang menerapkan pola

hubungan sosial secara tertutup, hubungan sosial dan komunikasi

antara santri putri dan ustadz pada dasarnya hampir sama yaitu

hubungan yang terbatas pada masalah pembelajaran dan kegiatan

yang terkait dengan pondok pesantren.

Ustadz mempunyai wewenang untuk mengajar santri putra

maupun santri putri. Hal ini berbeda dengan Ustadzah yang tidak

diperkenankan mengajar santri putra.

Hubungan antara santri putri dengan ustadz/ustadzah harus

baik dan menjaga tata kesopanan untuk menjaga citra diri mereka

dihadapan para santri yang lain. Mereka berusaha untuk tidak

menjalin hubungan khusus dengan para santrinya.

c. Hubungan dengan santri putra

Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog,

menerapkan pembelajaran di SMP dan SMU dengan menyatukan

santri putra dan santri putri dalam satu kelas. Pondok Pesantren Putri

Al-Hikmah 2 menerapkan peraturan yang lebih longgar dibandingkan

dengan pondok pesantren Salafiyah yang lain. Di Pondok Pesantren

Al-Hikmah 2 santri putri bisa lebih sering bertemu dengan santri

putra, baik dalam kegiatan shalat jama'ah maupun dalam kegiatan-

kegiatan lain. Hal ini didasarkan pada pemikiran kalau santri putri

dikekang dan dibatasi ruang pergaulannya dengan peraturan-peraturan

yang ketat, maka akan membuat santri putri semakin nakal, susah

diatur dan akan mencari-cari kesempatan untuk bertemu dengan santri

putra. Walaupun santri putri dapat bertemu dengan santri putra,

mereka tetap diawasi oleh pengurus dan hanya boleh bertemu di

tempat-tempat umum / terbuka untuk menghindarkan dari perbuatan

tercela.

Page 75: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

d. Hubungan sesama santriwati

Santri putri di pondok pesantren sangat beragam, lingkungan

keluarga, status sosial serta usianya. Dengan demikian diperlukan

tenggang rasa yang tinggi agar terjadi keharmonisan di dalam

lingkungan pondok pesantren.

Kaitannya dengan interaksi antara sesama santriwati di

pondok pesantren ini, sikap saling menghormati ditunjukkan dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya memanggil dengan sebutan yang baik

seperti “mbak” untuk menyebut santri putri yang lebih senior atau

sesama santriwati, “ning” untuk memanggil putri Kyai, dan “Gus”

untuk memanggil putra Kyai.

Santri putri senior biasanya bertindak sebagai pembimbing

bagi santri-santri putri yang lebih muda. Selain itu karena pondok

pesantren merupakan suatu keluarga besar, maka santri putri yang

senior menempatkan diri sebagai kakak bagi santri-santri putri lain

yang usianya lebih muda.

Kebiasaan bergaul dengan santri-santri senior menimbulkan

dampak positif pada santri yunior, yaitu bahwa mereka terbiasa

mengemukakan pendapat dengan sistematis, tegas, berani, dan mereka

mempunyai pemikiran-pemikiran yang matang dibandingkan usia

mereka yang masih belasan tahun.

Pada Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog

Brebes, pembagian dan penempatan santri putri di asrama diacak dan

tidak berdasarkan asal daerah mereka. Hal ini bertujuan agar para

sanri putri cepat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan teman--

temannya yang berasal dari berbagai daerah, berbagai lingkungan

budaya dan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Hal ini terbukti

dengan terciptanya keakraban di antara para santri putri, tanpa melihat

perbedaan budaya, tingkat sosial, dan tingkat pendidikan yang sedang

ditempuh.

Page 76: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

e. Hubungan dengan masyarakat luar

Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes tidak

mengijinkan para santri putrinya melakukan hubungan dan

komunikasi dengan masyarakat sekitar pondok pesantren yang bisa

menimbulkan dampak negatif. Larangan bergaul dengan masyarakat

sekitar tersebut bukan berarti membatasi gerak santriwati secara

penuh. Mereka masih tetap bersikap ramah terhadap masyarakat

sekitar.

4. Akhlak terhadap alam semesta.

Disamping akhlak terhadap Allah SWT., akhlak terhadap diri

sendiri dan sesama manusia, santri juga harus memiliki akhlak yang bagus

terhadap alam semesta. Akhlak ini tercermin dari sikap santriwati dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan

hidup. Adanya jadwal piket kebersihan dalam tradisi Pondok Pesantren

Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes akan dapat membentuk pribadi

yang memiliki kepedulian terhadap keadaan lingkungan alam sekitarnya

sekaligus sebagai wujud dari akhlak terhadap lingkungan.

B. Analisis Proses Internalisasi Nilai-nilai Akhlak yang Diterapkan pada

Santri Putri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Proses internalisasi nilai-nilai akhlak yang diterapkan pada santri Putri

di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, pada dasarnya dilakukan dengan melalui

dua cara yaitu dengan cara memberikan materi-materi akhlak yang relevan

dengan kehidupan santri dan penggunaan matode-metode yang dapat

membantu pembentukan akhlakul karimah.

1. Materi Akhlak

Dalam proses pendidikan dan pengajaran dalam suatu lembaga

pendidikan tidak akan terlepas dari adanya materi pendidikan yang

dipergunakan sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan pendidikan.

Materi pendidikan tersebut mencakup keseluruhan bahan pelajaran yang

terdiri dari berbagai cabang keilmuan.

Page 77: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Salah satu ciri khusus yang membedakan pesantren dengan

lembaga-lembaga pendidikan yang lain adalah adanya pengajaran kitab-

kitab agama klasik yang berbahasa Arab, atau yang lebih tren disebut

dengan ”kitab kuning”.

Meskipun kini, dengan adanya berbagai pembaharuan yang

dilakukan di pesantren dengan memasukkan pengajaran pengetahuan

umum sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan pesantren, namun

pengajaran kitab-kitab Islam klasik terutama karangan-karangan ulama

yang menganut faham syafi’iyah tetap diberikan di pesantren sebagai

usaha untuk meneruskan tujuan utama pesantren, yaitu mendidik calon-

calon ulama, yang setia kepada faham Islam tradisional.

Dalam pendidikan pesantren materi pendidikan adalah mencakup

cabang-cabang ilmu keagamaan yang antara lain tentang materi akhlak

yang didasarkan dari berbagai sumber literatur kitab-kitab Islam klasik.

Sebagian besar pesantren di pulau Jawa dalam pembinaan akhlak

santri terutama akhlak selama dalam menuntut ilmu menggunakan literatur

kitab seperti Ta lim al-Mutta allim dan Bidayatul Hidayah. Dalam kitab

tersebut berisi dogma-dogma dan doktrin tentang perilaku seorang yang

menuntut ilmu, baik yang berhubungan dengan pelajaran, terhadap dirinya

sendiri, guru atau ustadz, dan sikap-sikap yang berkaitan dengan proses

belajar mengajar dan lain sebagainya, bahkan juga dijelaskan bagaimana

akhlak yang harus dimiliki oleh seorang guru, baik terhadap dirinya dan

santrinya. Di dalam kitab tersebut juga terkandung nilai-nilai akhlak

khususnya yang berkaitan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam

sekitar.

Di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes

sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa materi pendidikan

akhlak di pondok pesantren Al-Hikmah 2 didasarkan pada sumber kitab-

kitab Islam klasik, seperti kitab Ta lim al-Muta allim, Tafsir Jalalain,

Hadits Riyadh al-Sholihin dan kitab-kitab lain.

Page 78: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Dengan memperhatikan sumber-sumber materi pendidikan akhlak,

materi akhlak di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes

dapat dikelompokkan menjadi dua :

a. Materi akhlak yang terhimpun dalam satu kitab, seperti kitab Ta lim

Al-Muta allim.

b. Materi akhlak yang tercecer bersama materi lain dalam suatu kitab

seperti kitab Tafsir Jalalain, Kitab Hadits Riyadh al-Sholihin dan lain

sebagainya.

Materi-materi tersebut sangat relevan dalam pembentukan akhlak

santri. Oleh karena itu, akhlak santri di pondok pesantren Al-Hikmah 2

Benda Sirampog Brebes dapat diklasifikasikan menjadi beberapa hal yaitu:

a. Materi tentang akhlak terhadap Allah SWT.

Adanya materi tentang keikhlasan niat, syukur, meninggalkan

maksiat, dzikir, membaca Al-Qur’an, shalat dhuha, dan materi

sejenisnya merupakan materi yang dapat mengarahkan kepada

pembentukan pribadi yang memiliki pengabdian yang mantap terhadap

Allah SWT, selain tahu akan kewajiban pertamanya sebagai hamba

Allah, juga merelakan dan mengikhlaskan segala perbuatannya sebagai

landasan diterima tidaknya amal perbuatan yang dilakukan.

Sebagaimana firman Allah SWT:

!$tBur(#ÿrâ•ÉDé&žwÎ)(#r߉ç6 ÷èu‹ Ï9©!$#tûü ÅÁ Î=øƒèCã& s!tûï Ïe$!$#uä !$xÿuZãm(#q ßJ‹ É)ムurno 4q n=¢Á9$#

(#q è?÷s ムurno 4q x. ¨“9$#4y7Ï9ºsŒurß`ƒ ÏŠÏp yJ ÍhŠs)ø9$#ÇÎÈ):(Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allahdengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankanibadah dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat danmenunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.(QS. Al-Bayyinah : 5 )82

Dengan landasan keikhlasan dan ketulusan niat dalam

menjalankan segalah perbuatan akan dapat menjauhkan diri dari sifat-

82 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989),hlm. 1084.

Page 79: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

sifat jelek seperti iri, dengki, dendam, riya’, sum’ah dan lain

sebagainya.

Materi akhlak di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes dapat kita pahami bahwa materi pendidikan akhlak

lebih menekankan pada hubungan antara santri dan guru, karena

memang referensi pokok yang digunakan dalam pendidikan akhlak

adalah kitab Ta lim Al-Muta allim yang berisi tentang akhlak dalam

mencari ilmu.

Penghormatan kepada guru dan keluargannya yang

direfleksikan dalam bentuk-bentuk sikap seperti tidak berjalan di

depan guru, tidak duduk di tempat duduknya, tidak mengawali

pembicaraan kecuali atas seijinnya, mematuhi perintah-perintahnya,

berusaha mencari ridhonya, membantu keperluan-keperluannya dan

sebagainya merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan

terhadap derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah

SWT.:

$pkš‰ r' ¯» tƒtûï Ï% ©!$#(#þq ãZtB#uä#sŒÎ)Ÿ@ŠÏ%öN ä3 s9(#q ßs¡¡ xÿs?† ÎûħÎ=» yfyJ ø9$#(#q ßs|¡ øù$$sù

Ëx|¡ øÿtƒª!$#öN ä3 s9(#sŒÎ) urŸ@ŠÏ%(#râ“ à±S$#(#râ“ à±S$$sùÆìsùö• tƒª!$#tûï Ï% ©!$#(#q ãZtB#uäöN ä3ZÏB

tûï Ï% ©!$#ur(#q è?ré&zO ù=Ïèø9$#;M» y_u‘yŠ4ª!$#ur$yJ Î/tbq è=yJ ÷ès?׎•Î7 yzÇÊÊÈ) :(

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscayaAllah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan AllahMaha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah :11 )83

Hal ini, juga dapat dikaitkan dengan proses belajar mengajar,

dengan adanya penghormatan anak didik kepada pendidik akan

83 Ibid, hlm. 910-911.

Page 80: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

terwujud pelaksanaan proses belajar mengajar yang harmonis dan

efektif. Sebaliknya tanpa adanya sikap penghormatan dan penghargaan

terhadap peran guru, maka pelaksanaan proses belajar mengajar akan

terhambat dan tidak akan mencapai tujuan pendidikan secara

maksimal.

Di samping akhlak terhadap guru, materi akhlak di Pondok

Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes juga mencakup

beberapa materi tentang kasih sayang, saling nasehat-menasihati,

persatuan, tolong menolong, sedekah dan lain sebagainya. hal ini akan

dapat membentuk pribadi yang memiliki sikap interaksi yang baik

dengan lingkungannya serta kepekaan yang tinggi terhadap

permasalahan-permasalahan sosial kemasyarakatan.

b. Materi tentang akhlak terhadap diri sendiri.

Dengan adannya materi tentang wira’i, sifat-sifat terpuji,

kebersihan, tawakkal, larangan tidur dengan telanjang dan sejenisnya,

akan menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap dirinya

sendiri untuk melaksanakan hal-hal yang dapat membawa kemanfaatan

dan juga menjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan atau bahkan

membawanya kepada kehinaan dan kesengsaraan. Sebagaimana firman

Allah SWT :

$pkš‰ r' ¯» tƒtûï Ï%©!$#(#q ãZtB#uä(#þq è%ö/ ä3 |¡ àÿRr&ö/ ä3‹ Î=÷d r&ur#Y‘$tR..). :(

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dankeluargamu dari api neraka...” (Q.S. Al-Tahrim : 6 ).84

c. Materi tentang Akhlak terhadap ilmu

Untuk menjadikan manusia yang siap akan masa depan dan

tangguh terhadap tantangan perkambangan zaman dibutuhkan orang-

orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Untuk mewujudkan itu

tentunya diawali dengan pandangan bahwa ilmu itu adalah suatu hal

84 Ibid, hlm. 951.

Page 81: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

yang penting dan utama dalam kehidupan dan memiliki sikap dalam

memandang ilmu dan memanfaatkannya.

Materi tentang akhlak terhadap ilmu yang terdapat dalam

materi pendidikan akhlak di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes, satu sisi merupakan suatu hal yang positif agar anak

didik memiliki sikap yang menghargai terhadap ilmu, namun bila hal

itu dilakukan secara berlebihan akan sedikit menimbulkan

kekhawatiran dari penulis. Dengan sikap yang demikian, akan

membawa dan berdampak kepada anggapan bahwa semua ilmu yang

dipelajari merupakan kebenaran mutlak. Bila hal ini terjadi akan dapat

membentuk pribadi yang memiliki sikap-sikap pembenaran yang kaku.

Dalam kehidupan manusia harus memiliki keinginan dan cita-

cita yang tinggi, dan untuk mewujudkannya diperlukan adanya

keuletan, kesabaran, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,

usaha dengan maksimal, tidak malas dan juga menjauhkan diri dari

hal-hal yang dapat menyebabkan malas seperti banyak tidur, makan

kekenyangan dan sejenisnya.

Materi seperti di atas, sangat penting dalam kehidupan

sekarang ini, diharapkan dengan materi ini akan dapat membentuk

pribadi-pribadi yang mempunyai etos kerja yang tinggi, tak kenal

menyerah, tak patah semangat dan senantiasa optimis dalam menjalani

kehidupan yang penuh dengan tantangan dan rintangan.

Materi akhlak di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes bila dipahami dari aspek penilaian baik buruknya

suatu akhlak dan kaitannya dengan pelaksanaannya akhlak itu sendiri

dapat dikelompokkan menjadi dua :

1) Akhlak yang hendaknya dikerjakan, seperti tawakkal, ikhlas,

wira’i, zuhud, menghormati guru, sikap kasih sayang, menjaga

lingkungan hidup dan sebagainya.

Page 82: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

2) Akhlak yang hendaknya dihindari dan tidak dikerjakan, seperti

malas, sombong, kikir, riya’, tama’, merusak alam dan lain

sebagainya.

Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa

materi pendidikan akhlak di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes mencakup materi yang sangat kompleks dan

komprehensip dalam membentuk dan mewujudkan generasi yang

memiliki pribadi yang tidak hanya berakhlak karimah, mengerti akan

tanggung jawabnya sebagai hamba Allah, dapat berinteraksi baik

dengan sesamanya dan memiliki pengetahuan yang tinggi, namun juga

menjadi orang yang sukses karena memiliki cita-cita, etos kerja yang

tinggi.

2. Metode Pendidikan Akhlak

Proses internalisasi nilai-nilai akhlak juga dilakukan dengan

menerapkan metode-metode yang relevan dengan tradisi pondok

pesantren. Metode pendidikan akhlak dapat dipahami sebagai bentuk

usaha yang dilakukan pondok pesantren untuk membentuk tradisi agar

menjadi suatu perilaku yang secara lambat laun akan melekat dalam

pribadi santri dan akhirnya akan membentuk akhlak santri.

Dari tradisi-tradisi yang ada di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2

Benda Sirampog Brebes jika dikaitkan dengan metode pendidikan akhlak

dapat dipahami ada beberapa metode yang digunakan untuk membentuk

akhlak santri. Metode-metode tersebut, antara lain adalah:

a. Metode kedisiplinan.

Metode kedisiplinan ini dapat dipahami dengan adanya tradisi

yang berwujud peraturan-peraturan dan tata tertib yang sebagian besar

menunjukkan adanya unsur pembentukan kedisiplinan seperti

peraturan harus bangun pagi, shalat berjama’ah, dan sejenisnya. Di

Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 santri dituntut untuk selalu disiplin

menjalankan peraturan pondok, jika ada yang melanggar maka

konsekuensinya adalah menerima takzir. Misalnya dilarang

Page 83: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

berpacaran, mencuri, mengkonsumsi obat-obatan, berpakaian sesuai

syariat dan lain sebagainya.

b. Metode latihan dan pembiasaan.

Dengan adanya tata tertib dan aturan yang menuntut adanya

pelaksanaan secara rutin, ini menunjukkan adanya metode pembiasaan

dan latihan sebagai sarana untuk mewujudkan pribadi yang terbiasa

dengan kegiatan-kegiatan rutin tersebut. Latihan dan pembiasaan santri

kaitannya dengan pembentukan akhlakul karimah misalnya

membiasakan menutup aurat baik di dalam maupun di luar pondok,

membiasakan mengucapkan salam jika bertemu dengan orang lain dan

mencium tangan Ustadzah. Dengan adanya latihan dan pembiasaan ini,

akan terbentuk santri-santri yang memiliki akhlak yang baik.

c. Metode targhib dan tarhib

Metode ini merupakan metode dan aturan yang sangat tampak

dalam tradisi Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes

dengan adanya unsur ta’zir dan aturan denda yang sangat mengikat

untuk seluruh santri yang melanggar suatu aturan dan tata tertib.

Sehingga dapat dijadikan sebagai metode untuk membentuk pribadi

yang takut untuk berbuat yang tidak sesuai dengan norma dan tata nilai

yang berlaku di lingkungannya. Misalnya larangan untuk pacaran, bagi

santriwati yang melanggar larangan ini maka akan dikeluarkan dari

pondok. Dengan adanya sanksi seperti ini, maka santri akan berhati-

hati dalam berperilaku khususnya dalam menjalin hubungan dengan

lawan jenis.

d. Metode keteladanan.

Metode keteladanan ini dapat dipahami dengan adanya bentuk

tradisi yang diharapkan menjadi contoh keteladanan bagi santri baru.

Sehingga untuk mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan yang

berlaku diharuskan untuk meniru tradisi-tradisi yang telah dilakukan

oleh santri lama. Dan lambat laun peniruan itu akan menjadi suatu

kebiasaan bagi dirinya sendiri dan akhirnya membentuk suatu akhlak.

Page 84: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Di pondok pesantren ini, santri senior wajib memberikan contoh yang

baik bagi santri-santri junior, baik dalam berpakaian, bersikap, bertutur

kata maupun dalam aktifitas lainnya. Dengan adanya keteladanan ini,

santri-santri dapat mengambil pelajaran, khususnya yang berkaitan

dengan pembentukan akhlakul karimah.

e. Metode ibrah.

Dengan adanya tradisi ziarah, khaul, rutinan bacaan Al-Barjanji

di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes ini. dapat

dimanfaatkan sebagai metode untuk mengambil suatu pelajaran dari

berbagai peristiwa dan kisah-kisah yang pernah dilakukan oleh Rasul

dan orang-orang terdahulu lainnya. Ini juga bisa dimanfaatkan sebagai

bentuk metode keteladanan dan mencontoh untuk membentuk pribadi

yang memiliki akhlak karimah. Misalnya dalam mengkaji kitab-kitab

hadits pengasuh sering memberikan gambaran bagaimana perilaku

Rasulullah dan para sahabatnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal

dimaksudkan supaya akhlak beliau(Rasul dan para sahabat) dapat

ditiru oleh para santri, sehingga akhirnya terbentuk santri-santri yang

berakhlak karimah.

Proses internalisasi akhlak santri putri dilakukan dengan menerapkan

peraturan-peraturan yang ada di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes seperti peraturan untuk membiasakan sikap ta’dzim,

menutup aurat, memanggil santri lain dengan sebutan yang sopan serta

peraturan lainnya. Selain itu budaya Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Sirampog Brebes yang mementingkan sopan santun dalam pergaulan hidup

sehari-hari menjadi keseriusan Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 dalam

meningkatkan akhlak para santri. Hal ini menunjukkan bahwa pembiasaan

baik melalui peraturan atau keteladanan menjadi hal yang pokok dalam

membentuk akhlak santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog

Brebes.

Page 85: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

BAB V

PENUTUP

A. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan serta analisisnya,

dapatlah disimpulkan sebagai berikut:

Akhlak santri pondok pesantren putri al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dapat

dikategorikan baik. Indikasinya dapat dilihat dari kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh

para santri dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa kebiasaan atau tradisi yang dilakukan

oleh santri dalam pembentukan akhlak karimah diantaranya: akhlak terhadap Allah SWT

dengan cara menjalankan ibadah sesuai dengan syari’ah, akhlak terhadap Nabi Muhammad

SAW. dengan cara banyak membaca shalawat dan meneladani akhlak Rasulullah, akhlak

terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara menanamkan kesopanan dalam kehidupan sehari-

hari, akhlak terhadap sesama santri dilakukan dengan membangun interaksi yang baik dan

didasarkan pada sikap hormat menghormati, akhlak terhadap alam semesta dilakukan dengan

cara menjaga kebersihan lingkungan.

Sedangkan proses internalisasi nilai-nilai akhlak pada santri di Pondok Pesantren

Putri al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu melalui materi-

materi akhlak dan metode-metode pembentukan akhlak santri. Kebiasaan yang berorientasi

pada pembentukan akhlak karimah santri merupakan implementasi dari materi-materi akhlak

yang diajarkan di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2. Kebiasaan-kebiasaan bisa terbentuk

melalui tradisi yang dilakukan oleh para santri di Pondok Pesantren. Yang dimaksud tradisi

disini adalah seperangkat prilaku yang sudah menjadi kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan

dan senantiasa dilakukan, diamalkan, dipelihara dan dilestarikan di Pondok Pesantren Putri

Al-Hikmah 2. Kebiasaan atau tradisi yang diterapkan di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2,

selain yang terlihat pada tabel 1, 2, 3 dan 4 yang merupakan jadwal kegiatan harian,

mingguan, bulanan, dan tahunan. Juga dapat terlihat pada rutinitas sehari-hari yang tidak

tercantum dalam jadwal. Secara garis besar materi akhlak santri tersebut berkaitan dengan

beberapa hal yaitu: akhlak yang berhubungan dengan Allah SWT., akhlak hubungannya

dengan diri sendiri, akhlak hubungannya dengan ilmu, dan akhlak kaitannya dengan manusia

lainnya.

Karakteristik Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, diantaranya, disamping para santri

belajar formal di sekolah, juga ada kegiatan ekstra yang lain dimana para santri wajib

mengikutinya dengan memilih salah satu dari kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut meliputi:

komputer, kitab kuning, bahasa arab, bahasa Inggris, marching band, tata busana, perikanan,

pengelasan, budidaya anggrek dan pertanian. Sedangkan bagi santri putri yang belajar di

Page 86: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

muallimat (salaf), kegiatan yang wajib mereka ikuti adalah mengkaji kitab (bahtsul kutub)

dengan metode sorogan.

Kitab yang mengandung materi akhlak yang diajarkan di pondok Pondok Pesantren

Putri al-Hikmah 2 di antaranya kitab Ta lim al-Mutta allim karangan Imam al-Zarnuji yang

berisi tentang etika-etika dalam mencari ilmu, selain itu juga diajarkan Tafsir al-Qur'an al-

Jalalain, Hadits Arbain Nawawi, Hadits Riyadh al-Shalihin karangan Imam Abu Zakaria

Yahya bin Syarf an-Nawawi, Washaya, Ayyuh al-Walad, Irsyadu al-Ibad, Nashaih al-Ibad,

risalah al-Muawanah sampai kitab Tanwir al-Qulub yang tentunya mengandung unsur materi

akhlak. Sedangkan metode-metode yang digunakan dalam pembentukan akhlak santri di

antaranya metode kedisiplinan, metode latihan dan pembiasaan, metode targhib dan tahdzib,

metode keteladanan dan Metode ibrah.

Sedangkan kekurangan yang ada di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah yaitu

banyaknya jumlah santri, sehingga proses komunikasi antara pengasuh dan santri cenderung

kurang akrab, kecuali bagi pengurus bisa sering berkomunikasi dengan kyai dan keluarga

kyai. Berbeda dengan pondok-pondok pesantren lain, Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah 2

menerapkan pembelajaran di SMP dan SMU dengan menyatukan santri putra dan santri putri

dalam satu kelas. Perbedaan dengan pondok salafiyah lain juga diantaranya pondok pesantren

putri Al-Hikmah 2 tidak memperbolehkan santrinya memasak sendiri, melainkan dengan

menggunakan kos makan/kartu makan.

B. Saran-saranTanpa mengurangi rasa hormat pada pihak manapun dan dengan segala kerendahan hati,

peneliti juga mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi ustadz atau ustadzah di pondok pesantren diharapkan selalu

meningkatkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari hari, karena

mereka akan selalu menjadi suri tauladan dan panutan bagi santri-

santrinya.

2. Seorang santri hendaknya selalu mengembangkan akhlakul karimah agar

nantinya dapat hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Selain itu

perlu ditingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai

perwujudan akhlak kepada Sang Khalik (Abdi dan Khalifah).

3. Bagi sekolah-sekolah yang notabennya memakai kurikulum agama

maupun sekolah-sekolah umum dapat mengadopsi sistem pondok

pesantren ini, khususnya dalam upaya meningkatkan akhlak peserta didik.

Page 87: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Sistem pendidikan pondok pesantren terbukti ampuh dalam membentuk

akhlakul karimah santri dalam kehidupan sehari-hari.

C. Penutup

Puji syukur peneliti panjatkan Kehadirat Allah Swt, karena limpahan

rahmat dan petunjuk-Nya serta pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi. Peneliti menyadari atas segala kekurangan dan kelemahan yang ada

dalam skripsi ini. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan yang

penulis miliki, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya memperbaiki sangat

penulis harapkan.

Akhirnya penulis berdo’a Kehadirat Allah SWT, semoga skripsi ini

berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya

serta pada dunia pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Page 88: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Imam, Ihya Ulumuddin, Juz III, Libanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah,Beirut. t.th.

Al-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Pent. Dahlan &Sulaiman, Bandung: CV.Diponegoro, 1993.

Aman, "Pembinaan Akhlak dalam Membentuk Kepribadian Santri PondokPesantren al-Ishlah Mangkang Tugu Kota Semarang", Skripsi FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1998.

Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

Al-Qurthuby, Tafsir Al-Qurthuby, Juz VIII, Cairo: Daarusy Sya’by, 1913 M.

Az-Zarnuji, Ta lim Al-Muta allim, Semarang: Toha Putra, t.th.

Burhanudin, Tamyiz, Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak,Yogyakarta: ITTAQA Press, 2001.

Charisma, Moh. Chadziq, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur an, Surabaya: PT.Bina Ilmu, Cet. I, 1991.

Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra,1989.

_______, Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta: Ditjen Kelembagaan AgamaIslam, 2003.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991, 384.

Djatmika, Rahmat, Sistem Ethika Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996.

Hanbal, Al-Imam Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Juz II, Beirut: DarulKutub al-Ilmiah, t.th.

Hurlock, Elizabeth B., Child Development, Edisi VI, Kuglehisa, MC. Grow Hill,1987.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,t.th.

Page 89: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, Malang: UMM Press, 2006.

Kridalaksana, Harimurti, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1995, Edisi II, cet. IX.

Ma’arif, Syafi’i, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia,Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.

Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:Paramadina, 1997.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma'arif,1974.

Masy’ari, Anwar, Akhlak Al-Qur'an, Surabaya: Bina Ilmu, 1990.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya, 2001, Cet. 17.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,1998.

Munadziroh, Umi, "Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak dan Aktualisasinya dalamPembentukan Kepribadian Muslim Kajian terhadap surat al-Hujurat ayat1-13", Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004.

Mustafa, A., Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Nawawi, Hadari, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM Press,1987.

Nawawi, Hadari, Pendidikan dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.

Nurainiyah, "Pembinaan Akhlak Studi Kasus di SMP "Antasena" Magelang",Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000.

Partanto, Pius A. dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer., Surabaya:Arkola, 1994.

Ridla, Rasyid, Tafsir Al-Manar, II, Makkah: Maktabah al-Qahirah, t.th.

Ridwan, Kafrawi, eds., Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2002.

Page 90: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Salam, Burhanudin, Filsafat Manusia; Antropologi Metafisika, Jakarta: BinaAksara, 1988.

Salim, Abdullah, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat,Jakarta: Seri Media Dakwah, 1994.

Sodiq, M., Kamus Istilah Agama, Jakarta: Bonafida Pratama, 1991.

Tatapangarsa, Humaidi, Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya: PT. Bina Ilmu, t.th.

Tim Dosen IAIN Malang, Dasar-Dasar Kependidikan Islam Suatu PengantarIlmu Pendidikan Islam, Surabaya : Karya Abditama, 1996.

Ustadziroh, Nurul, "Pemikiran Ibn Maskawaih tentang Pendidikan Akhlak Anakdan Relevansinya terhadap Pembentukan Akhlak Anak", Skripsi FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1998.

Wingkel, W.S, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,1983.

Ya’qub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu Pengantar,Bandung: CV. Diponegoro, 1991.

Page 91: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Masrifah

Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 25 Nopember 1985

Alamat : Dk. Lamaran RT 02 RW 08 Sitanggal Larangan

Brebes 52262

Riwayat Pendidikan :

1. TK Masyithoh Sitanggal Brebes Lulus Tahun 1991

2. MI Wihdatussubban II Lamaran Brebes Lulus Tahun 1997

3. MTs Al-Hikmah 2 Benda Brebes Lulus Tahun 2000

4. MA Al-Hikmah 2 Benda Brebes Lulus Tahun 2003

5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2003

Demikian daftar riwayat ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, Juni 2010

Penulis

MASRIFAHNIM. 3103168073111489

Page 92: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

STRUKTUR ORGANISASIPONDOK PESANTREN AL-HIKMAH 2

Keterangan:

= Garis Koordinasi

= Garis Konsultasi

= Garis Instruksi

Pengasuh : KH. Masruri Abdul Mughni

Pembina : KH. Izzudin Masruri

KH. Sholahuddin Masruri

Nidzomuddin Masruri

Nasyar Alamuddin

KH. Mukhlas Hasyim, MA.

DR. H. Najib Afandi, MA.

H. Muhaminin Sanusi

Hj. Zakiyatul Fitriyah

Hj. Zulfan Ni’mah

Hj. Zubdatun Niswah

Hj. Eri Arofah, S.Pd.I

Hj. Muzdalifah, S.Pd.I

Mu’minah, S.Pd.I

PENGASUH

SANTRI / SISWA

DEWAN PEMBINA

DEWAN PENGURUS DEWAN MADRASAH

Page 93: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

Ketua Umum : Umi Fadilah

Ketua I : Nenti Rahmawati

Ketua II : Trisujani, A.Md.

Sekretaris Umum : Siti Ulfiatul Khasanah

Sekretaris I : Maemunah

Sekretaris II : Uswatun Hasanah, A.Md.

Bendahara Umum : Arina Rufaida

Bendahara I : Meily Fitriani

Bendahara II : Siti Hakimah

DEPARTEMEN-DEPARTEMEN

• Dep. Pendidikan : Minhatul Maula

Kasubid. Pengajian Al-Qur'an : St. Nur Hidayatul Laela

Inayah

Kasubid. Pengajian Ilmu Alat : Weni Wulandari L.

Kasubid. Pengajian Fiqih : St. Mufrikha

Kasubid. Takror : St. Julaeha, A.Md.

Kasubid. Bahasa : Ita Hidayatul Baeti

Kasubid. Jama’ah : Nok Toripah

Siti Rohani

Kasubid. Madin : Tsuwaibah al Aslamiyah

Lindwati Ulfa

• Dep. Kamtib : Siti Alfiah

Kasubid. Peradilan : iin Inayah

Kasubid. Perizinan dan Piket : Nur Riesta Faendilani

Kasubid. Pengerak Kegiatan : Nofi Anisatul Khoeriyah

Kasubid. Pos Surat : Nita Felani

Kasubid. Penta’ziran : Laelam Musfiroh

Anies Setianingsih

BPS : St. Rosyidah

Page 94: INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan dua cara yaitu

• Dep. Litbang : Iis Sulbiyati Noor

Kasubid. Diktram : Arina Ikromah

Kasubid. JQH : Nisaul Khoeri

Kasubid. Orseni : Tiara Nur Amin

Kasubid. Tabligh dan Diskusi : Umi Fadhilah

• Dep. Rumah Tangga : Imro’atul Mutiah

Kasubid. Humas dan Informasi : Umarah Muhadorah

Kasubid. Perlengkapan : Mei Indriyanti

Kasubid. Kesehatan : Umdatul Faqidah, A.Md.

Mu’minatul Jannah

Kasudib. Kebersihan : Kiki Rukiyah

• Dep. Penerangan : Arinal Hidayati

Kasubid. Mading : Evi Yoantriyana

Majalah : Lilip Kholipah

• Dep. Usaha dan Perekonomian : Izah Nur Shofa

Kasubid. Catering : Siti Maghfiroh

Kasubid. Aqua : Ismatul Maula

Kasubid. Koperasi : Tulis Na’imatus Salamiah