intergrasi paradigma antroposentrisme dan...

119
INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN TEOSENTRISME BERBASIS AL QUR’AN DENGAN MATERI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (KSDA) AIR DALAM PENDIDIKAN BIOLOGI S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi O l e h : FAQIH YAHULLAH N I M : 0 5 3 8 1 1 2 7 5 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: dangkhanh

Post on 10-May-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN

TEOSENTRISME BERBASIS AL QUR’AN DENGAN

MATERI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (KSDA)

AIR DALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Biologi

O l e h :

FAQIH YAHULLAH

N I M : 0 5 3 8 1 1 2 7 5

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

ABSTRAKSI

Judul : Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme Berbasis Al

Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air

dalam Pendidikan Biologi.

Nama : Faqih Yahullah

NIM : 053811275

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) paradigma antroposentrisme dan

teosentrisme berbasis Al Qur’an sebagai landasan etis dalam kegiatan konservasi air; (2)

integrasi paradigma antroposentrisme dan teosentrisme berbasis Al Qur’an dengan

materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air sebagai pengembangan kajian Al

Qur’an dalam pendidikan Biologi.

Skripsi ini tergolong dalam penelitian kepustakaan (library reseach) dengan

pendekatan paradigmatik-integratif, yaitu mengintegrasikan paradigma antroposentris

dan teosentris yang bersumber dari ajaran-ajaran Al Qur’an (variabel 1) dengan materi

konservasi air dalam pendidikan Biologi (variabel 2). Dalam hal ini, rumusan integrasi

pada penelitian ini dibangun berdasarkan reintegrasi epistemologi sains dan Islam.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

analisis deskriptif untuk mengetahui rumusan integrasi ajaran-ajaran moral Al Qur’an

dengan pembelajaran materi konservasi air dalam pendidikan Biologi. Upaya integrasi

sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi sangatlah diperlukan. Sebab

Biologi sebagai suatu disiplin ilmu murni tidak memiliki sumber ajaran moral yang

akan menjadi dasar bagi aplikasi teori-teori Biologi. Islam adalah satu-satunya sumber

ajaran moral yang dapat dijadikan landasan etis dalam setiap penerapan teori-teori

ilmiah dari disiplin ilmu tersebut.

Hasil penelitian membuktikan bahwa Islam melalui ajaran-ajaran Al Qur’an

dapat dipadukan dengan materi konservasi air secara integratif. Penelitian dan

pengkajian terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang air atau hujan

mendapatkan pelajaran bahwa air dan sumber-sumber alam lainnya harus dipandang

secara antroposentris dan teosentris. Paradigma teosentris merupakan cara pandang

yang berorientasi pada kepentingan ukhrawi, karena itu paradigma tersebut harus

menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan duniawi yang bersifat antroposentris.

Dengan kedua paradigma itu, selain dapat mengelola dan melestarikan air demi

kebutuhan manusia, kegiatan konservasi air juga dapat meningkatkan ketakwaan pada

Allah SWT. Cara pandang kegiatan konservasi air yang demikian dapat dibangun

melalui integrasi nilai-nilai Al Qur’an dengan materi Konservasi Sumber Daya Alam

(KSDA) air dalam pendidikan Biologi secara paradigmatik.

Dengan demikian, diharapkan penelitian ini bisa memperkaya khazanah

keilmuan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan menjadi terobosan ilmiah

yang konstruktif bagi segenap praktisi pendidikan Islam dalam rangka menciptakan satu

pola pendidikan yang Islami untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman.

Wallahu a’lam.

Page 3: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

NOTA PEMBIMBING

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

naskah skripsi dengan:

Judul : Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya

Alam (KSDA) Air dalam Pendidikan Biologi

N a m a : Faqih Yahullah

N I M : 053811275

Jurusan : Tadr

Program Studi : Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam siding munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Semarang, 31 Mei 2011

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

: Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya

Alam (KSDA) Air dalam Pendidikan Biologi

: Faqih Yahullah

: 053811275

: Tadris

: Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam siding munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I,

Drs. Listyono, M.Pd

, 31 Mei 2011

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi

: Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas

yono, M.Pd

Page 4: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

NOTA PEMBIMBING Semarang, 31 Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi

naskah skripsi dengan:

Judul : Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya

Alam (KSDA) Air dalam Pendidikan Biologi

N a m a : Faqih Yahullah

N I M : 053811275

Jurusan : Tadris

Program Studi : Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqhasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing II,

Page 5: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : Faqih Yahullah

N I M : 053811275

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / Biologi

Judul Skripsi : Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya

Alam (KSDA) Air dalam Pendidikan Biologi.

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

…………………

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi

Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, ……… 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

…………………………... ……………………….

NIP. ………………………. NIP……………….

Penguji I, Penguji II,

………………………. …………………………

NIP. ……………………… NIP. …………………….

Pembimbing I, Pembimbing II

…………………… ……………………...

NIP……………….. NIP…………………

Page 6: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

P E R S E M B A H A N

Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah swt, Tuhan sumber segala

muara esensi. Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini

untuk:

1. Abah dan Umi tercinta, yang telah membesarkan dan mendidikku serta tidak putus

mendoakanku agar selalu berada di jalan yang benar.

2. Dua orang wanita yang sangat saya cintai, yang selalu memberikan motivasi agar

saya mengejar mimpi menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.

3. Guru-guruku yang selalu saya harapkan barokahnya, untuk menjadi lentera dalam

belantara ilmu.

4. Seluruh sahabat, senior, dan kader PMII Rayon Tarbiyah Komisariat Walisongo

Semarang, segenap crew LPM Edukasi, dan kawan-kawan seperjuangan yang selalu

menjadi teman belajar dan berdiskusi.

Page 7: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

P E R N Y A T A A N

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikin

juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 01 Mei 2011

Deklarator

Faqih Yahullah

NIM. 053811275

Page 8: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

K A T A P E N G A N T A R

Alhamdulillah. Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah

SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah serta kekuatan lahir

batin kepada diri peneliti, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagaimana

mestinya. Sholata wa salama 'ala Rasulillah, wa 'ala alihi wa ashhabih.

Penelitian yang berjudul “Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan

Teosentrisme Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya Alam

(KSDA) Air dalam Pendidikan Biologi” ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi

pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini

merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai

akuntabilitas akademik juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik

(scholar duty) an sich. Akan tetapi juga sebagai media untuk memberikan wacana dan

solusi dalam dunia kependidikan.

Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, meskipun ucapan "terima kasih"

tidak cukup untuk membalas semua itu, akan tetapi hanya dengan demikianlah yang

penulis bisa. Peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. DR. H. Suja’i, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

2. Drs. Wahyudi, M.Pd., Ketua Jurusan Tadris.

3. Drs. Listyono, M, Pd., selaku Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan

sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang

juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan

tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Saminanto, M.Pd., selaku Wali Studi selama Penulis menuntut ilmu di IAIN

Walisongo Semarang.

6. Nur Hasanah, M. Kes., selaku Kaprodi Biologi.

Page 9: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan

pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif-transformatif-inovatif selama

berada di lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan

bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.

Peneliti hanya bisa berharap semoga segala bantuan yang tidak ternilai ini

mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya. Dan semoga

apa yang telah peneliti dapat diridhoi Allah SWT.

Akhirnya, peneliti menyadari bahwa, penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua umunya, dan bagi peneliti sendiri khususnya.

Semarang, 01 Mei 2011

Peneliti,

Faqih Yahullah

NIM. 053811275

Page 10: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

D A F T A R I S I

Halaman Judul……………………………………………………………. i

Abstraksi…………………………………………………………………... ii

Persetujuan Pembimbing…………………………………………….........iii

Halaman Pengesahan……………………………………………………..iv

Halaman Motto…………………………………………………………… v

Halaman Persembahan………………………………………………....... v

Deklarasi ………………………………………………………………….. vi

Kata Pengantar…………………………………………………………… vii

Daftar Isi…………………………………………………………………... ix

Daftar Tabel………………………………………………………………. x

Daftar Lampiran………………………………………………………….. xi

Bab I: Pendahuluan………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………....1

B. Penegasan Istilah……………………………………………... 10

C. Rumusan Masalah…………………………………………… 15

D. Tujuan Penelitian…………………………………………...... 15

E. Kajian Pustaka…...…………………………………………... 16

F. Metodologi Penelitian ………………………………………. 17

Bab II: Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), Konservasi Air,

Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme………………23

A. Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)………………….....23

B. Konservasi Air………………………………………………..27

1. Konsep Konservasi……………………………………….28

2. Siklus Hidrologi…………………………………………...31

3. Air Permukaan dan Air Tanah serta Sifat-Sifatnya……….35

4. Sifat-Sifat Air……………………………………………...38

5. Pengelolaan Sumber Daya Air…………………………….40

6. Polusi Air dan Pengendaliannya…………………………..44

C. Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme……………...47

1. Teosentrisme Versus Antroposentrisme:

Tinjauan Teoritis-historis......................................................47

2. Antroposentrisme-teosentrisme:

Tinjauan Etis-Ekologis……………………………………50

Page 11: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

Bab III: Keterpaduan Paradigma Antroposentrisme danTeosentrisme Berbasis Al

Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya (KSDA)

…………………………………………………………...55

A. Gambaran Umum Air dalam Al Qur’an……….……………....55

1. Air dan Munculnya Kehidupan………………… ………..55

2. Air sebagai Bukti Kekuasaan Allah……………………….61

B. Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air Berbasis

Al Qur’an: Paradigma Antroposentrisme……………………..65

C. Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air Berbasis

Al qur’an: Paradigma Teosentrisme…………………………..74

Bab IV: Analisis Keterpaduan Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an dengan materi Konservasi Sumber Daya Alam

(KSDA) Air……………………………….80

A. Analisis Integrasi Sains dengan Agama: Antara

Sekularisasi dan Islamisasi……………………………………80

B. Integrasi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)

Air Dengan Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

Berbasis Al Qur’an: Ilmu Pengetahuan Berdasarkan

Iman………………………….. ………………………………87

Bab V: Kesimpulan, Saran dan Penutup ………………………………..96

A. Kesimpulan…………………………………………………....96

B. Saran…………………………………………………………..97

C. Penutup………………………………………………………..99

Daftar Kepustakaan……………………………………………………….

Lampiran …………………………………………………………………..

Page 12: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Peta konsep arah penelitian……………….………………….18

Skema 1.2 Peta konsep materi penelitian………………………………...19

Skema 2.1 Skema siklus hidrologi…………………………………………32

Page 13: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi air di dunia…………………………………………..34

Tabel 2.2 Siklus air dalam siklus hidrologi……………………………….3

Page 14: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Penunjukan Pembimbing.

Lampiran 2: Sertifikat Pekan Studi dan Sosialisasi Kampus (PASSKA) 2005.

Lampiran 3: Piagam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 54 Tahun 2010.

Lampiran 4: Daftar Riwayat Hidup

Page 15: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Penunjukan Pembimbing.

Lampiran 2: Sertifikat Pekan Studi dan Sosialisasi Kampus (PASSKA) 2005.

Lampiran 3: Piagam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 54 Tahun 2010.

Lampiran 4: Daftar Riwayat Hidup

Page 16: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sederet bencana alam telah melanda negeri ini dalam dekade terakhir.

Pada awal Desember 2000, di Padang Sumatera Barat terjadi bencana tanah

longsor, banjir, dan air bah yang disebut galodo yang telah menelan 111

korban jiwa. Tahun 2003, banjir bandang kembali terjadi akibat tidak

tertampungnya curah hujan di kawasan wisata alam Bohorok, Sumatera

Utara. Bencana ini menelan 250 korban jiwa dan kerugian materi yang tidak

sedikit.1 Pada akhir desember 2004, bencana tsunami yang diawali dengan

gempa tektonik berkekuatan 8,9 skala Richter di Nangroe Aceh Darussalam

dan Sumatera Utara juga menewaskan ratusan ribu nyawa manusia dan

merusak tatanan ekologi setempat.2 Bencana alam berupa Lumpur Lapindo

yang menenggelamkan belasan desa di Sidoarjo, gempa tektonik di D.I

Yogyakarta dan Jawa Tengah, dan kemudian disusul tsunami di Pantai

Pangandaran Kabupaten Ciamis adalah beberapa bencana yang terjadi pada

tahun 2006.

Menurut laporan Walhi, antara tahun 2006-2008, di Indonesia

sedikitnya telah terjadi 840 peristiwa bencana alam. Sedang periode

sebelumnya, antara 1998 hingga 2003 tercatat sebanyak 647 bencana. Data

bencana dari Bakornas Penanggulangan Bencana antara tahun 2003-2005

tercatat terjadi 1.429 bencana. Artinya, antara 1998 hingga 2008 terdapat

indikasi peningkatan peristiwa bencana.3

Sedangkan di penghujung tahun 2010, rentetan bencana telah

membuat bangsa ini kembali berduka. Kedutaan Besar Republik Indonesia

(KBRI) menginformasikan bahwa telah terjadi tiga bencana alam di Indonesia

1 Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005), hlm. 10. 2 Sofyan Anwar Mufid, Islam dan Ekologi Manusia, (Bandung: Nuansa, 2010), hlm. 187.

3Ani Purwati, “Kerusakan Bumi dan Fenomena Bencana Alam”

http://www.beritabumi.or.id/?g=beritadtl&opiniID=OP0027&ikey=3, hlm. 1.

Page 17: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

2

pada bulan Oktober 2010, yaitu: bencana banjir di Wasior, Papua Barat

gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai dan letusan Gunung

Merapi di Jawa Tengah.4 Semua itu tejadi dalam rentang waktu yang relatif

singkat dan bersusulan. Lantas, pernahkah kita bertanya mengapa bencana

alam tidak henti-hentinya melanda negeri ini?

Secara geografis Indonesia memang rawan bencana, terutama bencana

geologi, seperti letusan gunung api, tsunami, gempa bumi dan tanah longsor.5

Di balik kekayaan, kesuburan, dan keindahan alamnya, negeri ini ternyata

menyimpan banyak potensi bencana. Selain itu, Deputi Ilmu Kebumian

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Hery Harjono mengatakan, Indonesia

berada di pertemuan tiga lempeng benua yang terus bergerak, yaitu Lempeng

Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertumbukan

dengan Lempeng Eurasia di barat Sumatera hingga selatan Jawa dan Bali

dengan kecepatan geser 7 sentimeter per tahun. Adapun Lempeng Pasifik

yang bergerak dengan kecepatan 11 sentimeter per tahun, beertumbukan

dengan Lempeng Indo-Australia yang berkecepatan 7 sentimeter di sekitar

Papua.6 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2008

mencatat, dari tujuh jenis bencana langganan di Indonesia, sejumlah

kabupaten/kota memiliki potensi kerawanan tinggi. Dari 456 kabupaten/kota,

119 kabupaten/kota dengan kerawanan tinggi erosi, 147 kabupaten/kota

berkerawanan tinggi banjir, dan 213 kabupaten/kota berkerawanan tinggi

gempa.7

Untuk menjawab persoalan di atas tidak cukup bila melihat fenomena

ini dari perspektif letak geografis Indonesia atau sains saja, tapi juga perlu

(bahkan tidak boleh tidak) melihatnya dari sudut pandang etika. Sebab,

terjadinya berbagai fenomena alam tidak terlepas dari hubungan perilaku

4 Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), “Bencana Banjir di Warsior, Gempa Bumi

dan Tsunami di Kepulauan Mentawai dan Letusan Gunung Merepi”,

http://www.deplu.go.id/canberra/Pages/PressRelease.aspx?IDP=31&l=id, hlm. 1. 5 ISW/YUN/MZW, ” Pengurangan Risiko adalah Investasi”, Kompas, Jakarta, 5

November 2010, hlm. 45. 6 MZW ”Hidup Waspada di Negeri Bencana”, Kompas, Jakarta, 5 November 2010, hlm.

45. 7 Ibid.

Page 18: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

3

manusia dengan alam itu sendiri. Jika dalam perspektif sains kita membahas

soal pola interaksi dan perilaku manusia dengan alam, maka dengan etika kita

lebih menyelidiki aspek-aspek etis perilaku itu.

Dalam pandangan etika dapat dikatakan bahwa bencana alam adalah

akibat dari perilaku atau kegiatan manusia yang eksploitatif dan konfrontatif

dalam memanfaatkan sumber-sumber daya alam. Salah satu bencana yang

sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Faktanya, banjir merupakan salah

satu contoh bencana alam yang disebabkan rusaknya lingkungan akibat

penebangan hutan secara liar.8 Hal itu relevan dengan penjelasan Presiden

Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Yusuf Rizal, bahwa bencana alam yang

terjadi di Indonesia belakangan ini merupakan akibat ulah manusia sendiri

yang melakukan illegal loging. Akibatnya gempa bumi, tsunami, tanah

longsor, banjir bandang dan meletusnya Gunung Merapi tak bisa dihindari

karena lapisan ozon semakin menipis.9 Jadi, dari sudut etika, perilaku tidak

etis manusia terhadap alam semacam itu merupakan problem mendasar yang

tidak dapat dikesampingkan dalam diskusi-diskusi tentang bencana alam.

Perilaku manusia yang eksploitatif dan konfrontatif terhadap alam

berawal dari dua hal yang saling berkaitan: pertama, kodrat alamiah manusia

sebagai mahluk yang selalu mencari kepuasan jasmaniah. Menurut Thomas

Hobbes, dalam keadaan ini manusia bisa bertindak semata-mata megikuti

dorongan-dorongan jasmaniah itu, yaitu memuaskan hawa nafsunya. Ia akan

selalu berusaha menemukan cara dan jalan untuk mencapai apa pun yang

membuatnya senang.10 Sebaliknya, karena naluri itu pula ia berusaha dengan

8 Suyitno dan Sukirman, Eksplorasi Biologi SMP Kelas VII, (Yogyakarta: Yudhistira,

2005), hlm. 153. 9 Yusuf Rizal, “Presiden Lira: Bencana Alam Akibat Ulah Manusia”,

http://www.tribunnews.com/2010/11/01/presiden-lira-bencana-alam-akibat-ulah-manusia, hlm.1.

(Jumat, 06/11/2010, pukul 11.00 WIB). 10 Dalam kajian filsafat moral (etika) sifat alamiah manusia itu disebut hedonisme. Atas

pertanyaan ”apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia”, para hedonis menjawab: kesenangan

(hedone dalam bahasa Yunani). Adalah baik apa yang memuaskan keinginan kita, apa yang

meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri kita. K. Bertens, Etika, (Jakarta:

PT Gramedia PustakaUtama, 2007), Cet. 10, hlm, 253.

Page 19: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

4

jalan apa pun menghindari apa yang tidak disukainya.11 Kedua, ambivalensi

kemajuan yang dicapai berkat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),12 di

samping banyak akibat positif terdapat juga dampak-dampak negatif. Dampak

positif dan negatif itu sesuai dengan dua corak IPTEK itu sendiri, yaitu

IPTEK yang berwawasan ekologis dan IPTEK yang kontra ekologis.13

Persoalannya, kemajuan IPTEK yang semakin tak terbendung justru selalu

bercorak kontra ekologis yang menyebabkan manusia semakin eksploitatif

terhadap alam.

Mula-mula perkembangan ilmiah dan teknologi itu dinilai sebagai

kemajuan belaka. Manusia hanya melihat kemungkinan-kemungkinan baru

yang terbuka luas, yaitu bertambahnya kemampuan manusia untuk menggali

sumber daya alam. Filsuf Inggris, Francis Bacon (1561-1623) sudah

menyadari aspek penting ini dengan menekankan bahwa knowledge is power,

yang berarti pengetahuan adalah kuasa. Kuasa, lalu dipahami sebagai kuasa

atas alam. Filsafat Bacon tersebut pada akhirnya memunculkan pandangan

natura non nisi parendo vincitur (alam hanya dapat ditaklukkan dengan cara

mematuhinya), bahwa alam hanya bisa dikuasai oleh pikiran kalau pikiran

mematuhinya dengan cara memahami hukum-hukumnya, mempelajari sifat-

sifat universalnya dan pengecualian-pengecualiannya.14 Jadi, kepatuhan

manusia atas alam itu hanyalah tipu muslihat untuk menguasainya. Dengan

menaklukkan alam, Bacon percaya umat manusia akan sejahtera lewat ilmu

pengetahuannya.15

11 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama,

2001), hlm. 171. 12 Dengan ”ilmu” di sini terutama dimaksudkan ilmu alam. Sedangkan dengan

”teknologi” dimengerti sebagai penerapan ilmu alam yang memungkinkan kita menguasai dan

memanfaatkan sumber-sumber alam. 13 Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al Qur’an, (Jakarta:

Paramadina, 2001), hlm. 5. 14 Bencana lumpur Lapindo yang menenggelamkan belasan desa di Sidoarjo adalah

contoh kongkret dari pengamalan falsafah Bacon tersebut, di mana para investor dan pemerintah

setempat sebagai decision maker bekerja sama dalam memperdaya lahan melalui eksplorasi,

ekaploitasi, dan komersialisasi dengan pengembangan proyek industri PT Lapindo Brantas. 15 F. Budi Hardiman, Filsafat Modern: dari Machiavelli sampai Nietzche, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 28.

Page 20: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

5

Berkat ilmu dan teknologi manusia merasa kian berkuasa dan

menemukan senjata paling ampuh untuk memeras alam. Kemudahan untuk

mengambil dan memanfaatkan sumber-sumber daya alam akhirnya selalu

dilakukan atas dasar mencari kepuasan dan tidak disertai penegakan etika

lingkungan secara konsisten. Perilaku illegal loging, membuang sampah ke

sungai, menangkap ikan dengan bahan peledak atau bahan kimia yang

berbahaya, dan konversi hutan mangrove menjadi lahan pemukiman dan

industri adalah beberapa contoh kegiatan yang dilakukan berdasarkan

kepuasan sesaat semata yang tentu mengancam kelestarian ekosistem. Ini

selaras dengan istilah yang sering dikutip Bung Karno, ”Les Eksploitation

l’home par l’home” atau paham Quesnay yang melahirkan individu-individu

ekspansif menguras kekayaan alam tanpa batas.16

Resultansi dari perilaku yang merusak alam tersebut adalah timbulnya

keadaan rawan bencana di berbagai daerah: di perkotaan, masyarakat

terancam polusi udara akibat asap kendaraan bermotor dan pabrik,17 krisis air

bersih akibat limbah pabrik dan sampah anorganik, dan banjir bandang akibat

gunungan sampah yang menyumbat aliran sungai; di pedesaan yang notabene

dekat dengan pegunungan, penduduk terancam letusan gunung merapi dan

longsor akibat penggundulan hutan; sedangkan di wilayah pesisir, erosi dan

gelombang tsunami siap merusak pemukiman penduduk setiap saat.

Jadi, bencana alam sebagian besar disebabkan oleh perilaku tidak etis

atau imoralitas manusia terhadap alam karena dorongan hawa nafsu.

Seharusnya manusia tidak hanya memanfaatkan potensi sumber daya alam,

tetapi juga harus memberikan komitmen dan integritasnya terhadap

keberadaan alam sebagai sumber kehidupan.18 Dalam hal ini, Al Qur’an

sudah menjelaskan kepada kita:

16 M. Sya’roni Rofii, ”Menimbang Suara Putra Kemiskinan”, dalam pengantarnya atas

buku Oswaldo de Rivero, Mitos Perkembangan Negara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.

vi. 17 Terkait polusi udara di perkotaan, Direktur Eksekutif for Esential Services Reform

Fabby Tumiwa mengingatkan, jumlah emisi karbon seluruh kendaraan di Indonesia pada 2005

mencapai 60 juta ton ekuivalen. Jika tidak segera dikendalikan, jumlah itu akan melonjak menjadi

230 juta ton Co2 ekuivalen pada 2020. 18 Sofyan Anwar Mufid, op.cit., hlm. 186.

Page 21: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

6

t� yγsß ßŠ$|¡x� ø9 $# ’ Îû Îh� y9 ø9 $# Ì� óst7 ø9 $#uρ $yϑ Î/ ôM t6|¡x. “ ω÷ƒr& Ĩ$̈Ζ9 $# Ν ßγs)ƒÉ‹ ã‹Ï9 uÙ÷èt/ “ Ï% ©!$#

(#θè= ÏΗ xå öΝßγ‾= yès9 tβθãèÅ_ö� tƒ ∩⊆⊇∪

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke

jalan yang benar).” (QS. ar-Ruum [30]: 41)19

Pada dasarnya, penguasaan terhadap alam bertujuan mengambil

manfaat dari sumber-sumber daya alam untuk kelangsungan hidup manusia

sendiri. Sebab, sebagaimana dalam kajian ekologi manusia, di sana di

jelaskan mengenai hubungan manusia dengan alam yang salah satu

bentuknya adalah antroposentris, di mana manusia menjadi pusat dari alam.20

Dengan kata lain, alam beserta isinya diciptakan Allah SWT untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia. Adanya tumbuhan, hewan, lingkungan hidup atau

ekosistem dan segala sumber daya alam disediakan bagi keperluan mausia.

Sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an:

uθèδ “ Ï% ©!$# šYn= y{ Ν ä3s9 $̈Β ’ Îû ÇÚö‘ F{ $# $YèŠ Ïϑ y_ §ΝèO #“ uθtG ó™$# ’ n< Î) Ï!$yϑ ¡¡9 $# £ßγ1§θ|¡sù

yìö7 y™ ;N≡uθ≈ yϑ y™ 4 uθèδ uρ Èe≅ ä3Î/ > ó x« ×ΛÎ= tæ ∩⊄∪

“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu

dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh

langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah

[2]: 29)21

Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia memiliki hak atas apa pun yang

ada di alam ini. Meski demikian, perlu disadari bahwa ajaran antroposentris

Al Qur’an di sini tidak menempatkan manusia sebagai penguasa yang

memiliki hak tidak terbatas terhadap alam. Walaupu kita diberi kelebihan

oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi itu tidak menjadikan kia

19 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an, Al Qur'an dan Terjemahnya,

(Medinah Munawwarah: Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al Malik Fadh, 1971),

hlm. 647. 20 Nanat Fatah Nasir, ”Kata Sambutan”, atas Sofyan Anwar Mufid, Islam dan Ekologi

Manusia, (Bandung: Nuansa, 2010), hlm. 7. 21 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 13.

Page 22: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

7

sebagai penguasa alam karena alam dan isinya tetap milik Allah.22 Manusia

diberi hak atas alam hanya sebagai pengelola, pemelihara, dan pemakmur.

Secara tegas Allah SWT menegaskan dalam Al Qur’an:

āχ Î) ’Îû È,ù= yz ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{ $# uρ É#≈n= ÏF÷z $# uρ È≅ øŠ ©9 $# Í‘$pκ ¨]9 $#uρ ;M≈ tƒUψ ’Í< 'ρT[{ É=≈t6ø9 F{ $# ∩⊇⊃∪ tÏ% ©!$#

tβρã� ä. õ‹ tƒ ©! $# $Vϑ≈ uŠ Ï% # YŠθãèè% uρ 4’ n?tã uρ öΝ ÎγÎ/θãΖ ã_ tβρã� ¤6 x� tG tƒuρ ’ Îû È,ù= yz ÏN≡uθ≈ uΚ ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{ $# uρ $uΖ −/ u‘

$tΒ |M ø) n= yz # x‹≈yδ WξÏÜ≈ t/ y7 oΨ≈ ysö6ß™ $oΨ É) sù z>#x‹ tã Í‘$̈Ζ9$# ∩⊇⊇∪

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri

atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan

tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,

Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,

Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali-Imron [3]: 190-

191)23

Pelajaran yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah aspek teosentris dari

alam semesta, bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan bumi merupakan

bukti kebesaran Sang pencipta yang akan selalu membimbing kita (ulul

albab) untuk selalu menyadari keesaan-Nya sebagai pemilik segala-galanya.

Maka, hendaknya kaum ulul albab mencurahkan segenap potensi mereka

untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi beserta isinya dengan seluruh

keteraturan dan ketelitian penciptaannya, sehingga Allah SWT akan

menunjukkan kepada mereka suatu kesimpulan bahwa penciptaan keduanya

adalah untuk suatu hikmah, bukan untuk kesia-siaan.24

Dengan memikirkan penciptaan alam semesta, secara implisit akan

didapatkan kenyataan bahwa di dalam Al Qur’an terkandung isyarat-isyarat

ilmiah, bahkan fakta-fakta ilmiah yang bersifat i’jaz.25 Kemukjizatan Al

Qur’an ini tentu mengungguli kemajuan yang dicapai ilmu pengetahuan

modern. Di antara fakta yang direkam Al Qur’an yang mendahului ilmu

22 Nanat Fatah Nasir, op.cit., hlm. 8.

23 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 109-110.

24 Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1998), Cet. I, hlm. 43. 25 Ibid., hlm. 319.

Page 23: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

8

pengetahuan modern adalah air. Zat ini merupakan asal kehidupan dan semua

mahluk hidup diciptakan darinya.26 Allah SWT berfirman:

óΟ s9 uρr& t� tƒ tÏ% ©!$# (#ÿρã� x� x. ¨βr& ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9 $# uÚö‘ F{ $# uρ $tFtΡ% Ÿ2 $Z) ø? u‘ $yϑ ßγ≈ oΨ ø) tFx� sù ( $oΨ ù= yèy_uρ zÏΒ Ï!$yϑ ø9 $#

¨≅ ä. > ó x« @c yr ( Ÿξsùr& tβθãΖ ÏΒ ÷σ ム∩⊂⊃∪

”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan

segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga

beriman?” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 30)27

Ironisnya, lembaga-lembaga pendidikan Islam sebagai rahim yang

akan melahirkan kaum ulul albab belum mengedepankan proses pendidikan

yang bersumber dari Al Qur’an. Pembelajaran materi Konservasi Sumber

Daya Alam (KSDA) air dalam pendidikan tinggi Islam adalah contoh riilnya,

di mana paradigma antroposentrisme sekuler yang menempatkan

intelektualitas manusia sebagai puncak ukuran kebenaran dijadikan dasar

materi pembelajaran. Akhirnya, paradigma para sarjana pendidikan Islam

kian terpengaruh dengan paham produk Barat itu.

Secara historis, masuknya paham-paham sekuler Barat ke dalam

paradigma pendidikan Islam merupakan bagian dari cultural decline

(kemunduran peradaban) yang terjadi sejak abad 11 M. Kemunduran

peradaban ini mengemuka ketika fenomena dikotomi Islamic knowledge dan

non-Islamic konowledge mulai menghinggapi pemikiran umat Islam.

Misalnya Madrasah Nizam al-Mulk yang hanya mengkhususkan diri dalam

pengembangan ilmu-ilmu agama pada paruh kedua abad 11, bisa dilihat

sebagai kemajuan di bidang pendidikan agama, tapi di lain pihak juga sebagai

kemunduran Islamic civilization karena non-Islamic knowledge sudah tidak

menjadi perhatian lagi dalam dunia pendidikan Islam.28

26 Ibid., hlm. 320.

27 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 499.

28 Abdurrahman Mas’ud, “Membuka lembaran Baru Dialog Islam Barat: Telaah

Teologis-Historis ”, dalam Muntholi’ah, Abdul Rohman, dan M. Rikza Chamami (eds.), Guru

Page 24: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

9

Demikian juga kondisi dan posisi ulama. Sebelum abad 12 M definisi

ulama adalah mahluk transdisipliner yang mempercantik diri dengan berbagai

disiplin ilmu, bisa dilihat dari sosok Hasan Basri di abad delapan sampai ke

al-Ghazali di abad 11 M. Setelah abad dua belas, makna ulama mengalami

penyempitan menjadi sosok yang memperkaya diri hanya dengan ilmu-ilmu

agama khususnya ilmu fiqh. Pada periode ini dan seterusnya fiqh menjadi

mahkota ilmu, juga induk ilmu, mengasingkan jauh-jauh ilmu yang lain.29

Bagi pendidikan Islam, di sinilah pentingnya paradigma pendidikan

biologi dalam segala seginya harus kembali kepada dimensi Qur’ani:

pertama, sebagai upaya revitalisasi pendidikan moral bagi para calon

intelektual dan sarjana muslim, sehingga output pendidikan Islam tidak hanya

memiliki intelektualitas, tapi juga moralitas dalam menjalin hanlun minallah

dan hablun minal alam. Kedua, sebagai usaha melahirkan serta membangun

kembali (renaissance) peradaban muslim melalui pengembangan sains

dengan berlandaskan pada nilai-nilai ajaran Islam. Adalah seorang sarjana

Yahudi Albert Enstein yang turut menekankan signifikansi integrasi nilai-

nilai ajaran agama dengan sains, sebagaimana pandangannya “science without

religion is lame, religion without science is blind” (ilmu tanpa agama

lumpuh, agama tanpa ilmu buta).30

Meskipun dalam penyampaian meteri Konservasi Sumber Daya Alam

(KSDA) dalam pendidikan Islam sering kali dikutip ayat-ayat Al Qur’an,

namun itu cenderung menjadi proyek Islamisasi sains belaka, bukan integrasi

ajaran-ajaran Al Qur’an dengan ilmu pengetahuan sebagai upaya membangun

kesadaran etis peserta didik ketika mempelajari materi KSDA. Akhirnya, Al

Qur’an sebagai kebenaran absolut direduksi menjadi kitab ilmiah atau kitab

pembenar atas teori-teori sains yang kebenarannya terbatas dan nisbi,

paradigma generasi intelektual Islam dalam melihat kosmologi dan

Besar Berbicara: Mengembangkan Keilmuan Pendidikan Islam, (Semarang: RaSAIL Media

Group, 2010), hlm. 91. 29 Ibid.

30 Abdullah Afif, Islam dalam Kajian Sains: Sebuah Bunga Rampai, (Surabaya: Al-

Ikhlas, 1994), hlm. 39.

Page 25: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

10

pemanfaatan sumber-sumber daya alam pun semakin jauh dari nilai-nilai

Islami.

Air merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia dan

mahluk hidup lainnya, maka manusia sebagai mahluk berakal harus

menggunakan sekaligus memanfaatkannya secara arif dan bijaksana. Hal

tersebut juga menjadi konsekuensi logis bagi para ilmuan Islam dalam

mengembangkan setiap riset ilmiahnya, bahwa kebijaksanaan dalam

memanfaatkan segala sumber daya alam (termasuk air) adalah sebuah

tanggung jawab intelektual serta ungkapan syukur atas pemberian Allah

SWT.

Dengan demikian, tentu pemanfaatan sumber daya alam air dan

pengelolaannya demi kelangsungan hidup manusia harus disertai kesadaran

etis atau moralitas manusia pula. Al Qur’an adalah sumber utama ajaran

moral Islam. Oleh karena itu, penulis mengajukan judul ”Integrasi

Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme Berbasis Al Qur’an

dengan Materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air dalam

Pendidikan Biologi” untuk melakukan kajian terhadap integrasi ajaran-

ajaran Al Qur’an tentang sumber daya alam dengan materi Konservasi

Sumber Daya Alam (KSDA) air dalam pendidikan biologi.

B. Penegasan Istilah

Dalam rangka menghindari kesalahan dalam mengartikan dan

memahami pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas

pengertian dan maksud dari penelitian ini. Sebagaimana disebutkan di atas

bahwa judul penelitian ini adalah “Integrasi Paradigma Antroposentrisme dan

Teosentrisme Berbasis Al Qur’an dengan Materi Konservasi Sumber Daya

Alam (KSDA) Air dalam Pendidikan Biologi”.

Adapun hal-hal yang perlu dipertegas antara lain:

1. Integrasi

Page 26: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

11

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”integrasi” berarti

pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh hingga bulat.31 Pembauran

di sini merupakan proses sublimasi ajaran-ajaran Al Qur’an tentang

tentang pemanfaatan dan pelestarian sumber-sumber daya alam ke dalam

materi Konsrvasi Sumber Daya Alam (KSDA). Dengan kata lain,

pembelajaran serta pengembangan materi Konservasi Sumber Daya Alam

(KSDA) dalam pendidikan Islam tidak hanya berangkat dari pandangan

yang antroposentris, tapi juga dari pandangan yang berorientasi teosentris.

Jadi, "integrasi" di sini mengandung pengertian bahwa relasi

agama dan ilmu pengetahuan dalam Islam bisa diibaratkan dua sisi mata

uang yang berbeda tapi tidak dapat dipisahkan. Ilmu pengetahuan tidak

dapat dipisahkan dari keimanan kepada Allah Yang Transenden, dari

ajaran-ajaran, nilai-nilai dan prinsip-prinsip umum yang diberitakan

kepada manusia melalui wahyu Ilahi. Sains di dalam Islam sangat

memperhatikan agama demikian juga sebaliknya, karena ilmu

pengetahuan merupakan jalan untuk memahami kasatuan realitas kosmos

yang telah diberitakan agama.32

2. Paradigma

Istilah “paradigma” (Inggris: paradigm) berasal dari bahasa

Yunani para deigma, di mana para berarti di samping atau di sebelah dan

dekynai yang berarti memperlihatkan: model, contoh, arketipe, dan ideal.33

Dari istilah tersebut penulis mengambil pengertian “cara memandang

sesuatu” atau “dasar untuk menyeleksi dan memecahkan problem-problem

riset”. Dengan demikian, kajian ini akan menawarkan suatu paradigma

religius dalam melihat sumber-sumber daya alam.

31 Hasan Alwi, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), Cet. 3, hlm. 437. 32 M. Lutfi Mustofa, “Pendidikan Islam dan Tantangan Kontemporer:

Mempertimbangkan Konsep Integrasi Ilmu dan Agama”, dalam M. Zainuddin, Roibin, dan

Muhammad In’am Esha (eds.), Memadu Sains dan Agama: Menuju Universitas Islam Masa

Depan, (Malang: UIN Malang, 2004), hlm. 24. 33 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Puataka Utama, 2005), hlm.

779.

Page 27: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

12

Istilah paradigma semakin penting karena karya ilmuwan Amerika

Thomas Kuhn. Menurut Kuhn, dalam (The Structure of Scientific

Revolutions, 1962), seorang ilmuwan selalu bekerja dengan paradigma

tertentu. Paradigma itu memungkinkan ilmuwan tersebut untuk

memecahkan kesulitan yang muncul dalam rangka ilmunya.34

3. Antroposentrisme

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”antroposentrisme” berarti

ajaran yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah manusia.35

Secara etimologi istilah tersebut adalah paham dari kata antroposentrik

(Inggris: anthroposentric) yang bersal dari bahasa Yunani anthropikos,

dari antrhropos (manusia) dan kentron (pusat).36 Jadi antroposentrisme

ialah pandangan mana pun yang mempertahankan bahwa manusia

merupakan pusat dan tujuan akhir dari alam semesta.

Dengan mengacu pada istilah di atas dapat dikatakan bahwa

seluruh sumber daya alam diciptakan untuk manusia. Oleh karena itu,

manusia mengenal istilah Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA),

meskipun sering kali cenderung eksploitatif.

4. Teosentrisme

Arti istilah teosentrisme tidak diterangkan dalam Kamus Besar

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan kamus-kamus filsafat yang lain.

Karena itu penulis berupaya menemukan keterangan dengan

menganalogikannya kepada istilah sebelumnya, yaitu antroposentrisme,

yang sering dilawankan dengan istilah tersebut.

Merunut pada antroposentrisme, secara logika bahasa, teosentrisme

dapat dijelaskan sebagai ajaran yang menyatakan bahwa pusat alam

semesta adalah Tuhan. Secara etimologi istilah tersebut adalah paham dari

kata teosentrik (Inggris: theosentric) yang berasal dari bahasa Yunani

theos (Tuhan) dan kentron (pusat). Jadi dalam pandangan teosentrisme

Tuhan merupakan tujuan akhir dari alam semesta.

34 Ibid.

35 Hasan Alwi, et.al, op.cit., hlm. 58.

36 Lorens Bagus, op.cit., hlm. 60.

Page 28: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

13

Untuk menguatkan analogi itu, dapat melihat penggunaanya dalam

wacana-wacana yang berkaitan. Dalam salah satu buku rujukan skripsi ini

dijelaskan bahwa bahasan Ekologi Manusia perlu disandingkan dengan

nilai-nilai spiritual dalam agama (baik yang bersumber dari Al Qur’an

maupun Hadits) atau berorientasi teosentris dan tidak hanya bersifat

antroposentris.37 Dalam buku lain juga dijelaskan, pandangan dunia tauhid

berarti bahwa alam semesta ini unipolar dan uniaxial, di mana hakikat

alam semesta ini berasal dari Allah (Inna Lillah) dan akan kembali

kepada-Nya (Inna ilaihi raji’un).38 Dengan kata lain, Tuhan adalah pusat

alam semesta.

Untuk lebih memahami paradigma antroposentrisme dan

teosentrisme berbasis Al Qur’an yang dimaksud dalam penelitian ini,

terlebih dahulu perlu melakukan kategorisasi secara filosofis terhadap

kedua paradigma tersebut. Adapun kategorisasi tersebut sebagaimana

dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Kategorisasi Filosofis Paradigma Penelitian

Paradigma

Kategori

Antroposentrisme

Teosentrisme

Ontologi

- Manusia sebagai pusat

alam semesta.

- Segala sumber daya alam

diciptakan untuk manusia.

- Tuhan sebagai pusat alam

semesta.

- Alam semesta serta isinya

akan kembali pada-Nya.

Epistemologi

- Kebenaran bersumber dari

rasionalisme, empirisme,

idealisme, materialisme,

dan lain-lain.

- Kebenaran bersumber dari

dogma-dogma agama atau

wahyu ketuhanan.

Aksiologi - Pengkultusan terhadap

doktrin-doktrin

humanisme.

- Totalitas penghambaan

merupakan bukti keimanan.

Relevansi dengan

Al Qur’an

- Manusia adalah mahluk

Allah yang paling

sempurna.

- Sumber-sumber daya alam

merupakan jaminan dari

Allah atas kebutuhan

manusia.

- Allah menciptakan manusia

untuk menjadi hamba dan

khalifah-Nya.

- Sumber-sumber daya alam

merupakan bukti dan tanda

kekuasaan Allah.

37 Nanat Fatah Nasir, loc.cit.

38 Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, Telaah Kritis Pemikiran Hassan Hanafi, (Yogyakarta:

LKiS, 2007), hlm. 22.

Page 29: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

14

5. Materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air

"Materi" merupakan sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan dan sebagainya.39 Sedangkan

"konservasi sumber daya alam" atau KSDA berarti pengelolaan sumber-

sumber daya alam dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin

kesinambungan persediaan dengan tetap memalihara dan meningkatkan

kualitas nilai dan keragamannya.40

Jadi materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) merupakan

suatu pokok bahasan yang mengajarkan tentang hal-hal yang berkaitan

dengan pemanfaatan sekaligus pengelolan sumber-sumber daya alam serta

dampak-dampaknya. Dengan merujuk pada pengertian materi KSDA

tersebut, materi KSDA air berarti suatu pokok bahasan yang mengajarkan

tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan sekaligus pengelolan

air serta dampak-dampaknya.

6. Pendidikan Biologi

Pendidikan dapat diartikan sebagai proses perubahan sikap dan

tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan

manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan.41 Sejalan dengan itu,

George F. Kneller mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: “Education

is the process of self realization in which the self realizes and develops all

its potentialities” (Pendidikan adalah proses realisasi diri di mana ia

merealisasikan dan mengembangkan semua potensi dirinya).42 Begitu juga

dengan John Dewey, mengartikan pendidikan sebagai suatu proses

pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik secara intelektual

maupun emosional kea rah alam dan sesame manusia.43 Dari beberapa

pengertian tersebut, pendidikan merupakan suatu proses pembentukan

39 Hasan Alwi, et.al, Op. Cit., hlm. 723.

40 Ibid., hlm. 589.

41 Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: LaksBang

Mediatama, 2009), hlm. 5-6. 42 George F. Kneller, Logic and Language of Education, (New York: John Willey and

Son, Inc., 1966), hlm. 14-15. 43 Arif Rohman, op.cit., hlm. 6.

Page 30: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

15

kepribadian dan pendewasaan intelektual maupun emosional untuk

mengembangkan dan merealisasikan potensi diri.

Biologi (ilmu hayat) adalah istilah yang diciptakan oleh Lamarck

pada 1802. Biologi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan sifat-sifat dan interaksi sistem kimia-fisik yang rumit

sehingga istilah ”hidup” (atau ”mati”) dapat diterapkan.44 Dengan kata

lain, biologi merupakan studi tentang kehidupan sebagai suatu bentuk

khusus dari gerakan materi, hukum-hukum perkembangan dari alam yang

hidup.45 Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan (sains), metodologi-

metodologi disiplin ilmu tersebut secara otomatis merujuk pada norma-

norma sains. Sedangkan sains adalah sistem terorganisasi untuk

mempelajari sistematik aspek-aspek tertentu dari alam. Ruang lingkup

sains terbatas pada hal-hal yang dapat dipahami secara inderawi.46 Dengan

demikian, sistem studi dalam biologi tidak dapat dipisahkan dari logika

saintifik.

Ahli-ahli biologi menerapkan metode sains agar dapat memahami

organisme hidup. Dalam konteks biologi, adalah berguna untuk

menganggap kehidupan sebagai hal kompleks yang dapat dianalisis

dengan pendekatan kimiawi dan pendekatan fisik.47 Jadi, pendidikan

biologi merupakan suatu proses pendewasaan kepribadian secara

intelektual maupun emosional melalui pembelajaran biologi untuk

memahami kompleksitas kehidupan.

C. Rumusan Masalah

Dengan melihat uraian diatas, maka penulis ingin merumuskan

beberapa masalah yang berkaitan dengan judul penelitian yang sedang penulis

angkat. Adapun masalah-masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

44 M. Abercrombie, et. al., Kamus Lengkap Biologi, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 69.

45 Lorens Bagus, op.cit., hlm. 124.

46 George H. Fried, George J. Hademenos, Schaum’s Outlines Teori dan Soal-soal

Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 1. 47 Ibid., hlm. 2.

Page 31: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

16

1. Bagaimanakah paradigma antroposentrisme dan teosentrisme berbasis Al

Qur’an?

2. Bagaimanakah hubungan integratif kedua paradigma di atas dengan materi

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian skripsi

a. Untuk mengetahui paradigma antroposentrisme dan teosentrisme

berbasis Al Qur’an.

b. Untuk mengetahui integrasi paradigma antroposentrisme dan

teosentrisme berbasis Al Qur’an dengan materi Konservasi Sumber

Daya (KSDA) air dalam pendidikan biologi.

2. Manfaat penelitian skripsi

Penelitian ini akan menghasilkan beberapa manfaat antara lain:

pertama, memberikan kontribusi pemikiran dalam khazanah intelektual

pendidikan Islam, khususnya wacana keterpaduan sains dan Al Qur’an

melalui pembelajaran Biologi. Kedua, reformulasi dalam praktik

mengintegrasikan sains dan Al Qur’an melalui pembelajaran Biologi di

tengah maraknya proyek Islamisasi ilmu pengetahuan. Ketiga, turut

membangun moralitas perserta didik terhadap lingkungan dengan

menggali ajaran-ajaran moral Al Qur’an dalam ayat-ayat yang

menjelaskan tentang sumber-sumber daya alam. Keempat, semakin

meningkatnya ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengkaji kandungan

Al Qur’an.

E. Kajian Pustaka

Dalam pembahasan penelitian ini, kajian pustaka dilakukan terhadap

skripsi atau karya ilmiah lainnya yang relevan dengan permasalahan yang

diteliti baik dari segi metode maupun objek penelitian. Pertama, skripsi

berjudul ”Konsep Pendidikan Lingkungan Relevansinya dengan Pendidikan

Islam” yang disusun oleh Muslikhah (3100222). Dalam skripsi tersebut

Page 32: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

17

dijelaskan bahwa pendidikan lingkungan merupakan proses bimbingan atau

pimpinan yang ditujukan untuk membantu mengembangkan pemahaman

kesadaran dan tanggung jawab peserta didik untuk melestarikan lingkungan

alamnya.

Kedua, skripsi berjudul ”Bimbingan Islam dalam Upaya Melestarikan

Lingkungan Hidup dari Bahaya Pencemaran Menurut Perspektif Dakwah”

yang disusun oleh Nadirin. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa semua

kerusakan lingkungan hidup merupakan akibat dari keserakahan manusia

dalam mengeksploitasi sumber-sumber alam. Kenyetaan ini sangatlah sesuai

dengan penegasan Al Qur’an bahwa kerusakan di darat dan di laut adalah

akibat dari perbuatan tangan manusia.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Probematika Aplikasi Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Bidang Studi

PAI di SMPN1 Banjarnegara”, disusun oleh Khajjah Ummu Rosyidah

(3102182). Di mana Contextual Teaching and Learning atau pendidikan

kontekstual merupakan konsep belajar yang mana menghadirkan dunia nyata

ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dewasa ini,

pembelajaran dengan metode CTL ini seharusnya lebih diarahkan pada materi

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) dalam pendidikan Biologi, sehingga

peserta didik akan terbiasa dan terbangun kesadarannya untuk melestarikan

lingkungan sebagai solusi atas persoalan lingkungan akhir-akhir ini.

Ketiga karya di atas sangat relevan dengan penjelasan dalam ”Buku

Materi Pokok Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup” karya

Jenny RE Kaligis. Di dalamnya dijelaskan bahwa pokok-pokok permasalahan

lingkungan hidup terutama dalam bidang ekologi, energi, populasi, gizi, dan

sumber daya alam. Kesemuanya ini mendorong manusia melakukan

retrospeksi mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya. Hasil

retrospeksi ini ialah tumbuhnya keyakinan bahwa perlu terjadi perubahan

pandangan manusia terhadap lingkungan hidupnya. Ini berarti bahwa

Page 33: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

18

pendidikan manusia diarahkan pada peruabahan pandangan agar peserta didik

mempunyai pandangan yang berwawasan lingkungan.48

Dengan mencermati uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian terdahulu lebih menekankan pada relevansi antara pendidikan

Islam dan pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan penelitian ini akan lebih

mengkaji bagaimana paradigma antroposentrisme dan teosentrisme berbasis

Al Qur’an dan integrasinya dengan pendidikan Biologi pada materi

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) sub pokok bahasan konservasi air

dalam pendidikan yang berbasis Islam. Jadi, penelitian ini lebih menekankan

pada upaya integrasi pendidikan biologi, sebagai bagian dari pendidikan

lingkungan, dengan nilai-nilai Al Qur’an.

F. Metodologi Penelitian

1. Fokus dan Ruang Lingkup

Penentuan fokus penelitian (initial focus inquiry) dengan memilih

fokus atau pokok permasalahan untuk diselidiki dan bagaimana

memfokuskannya, masalah mula-mula sangat umum kemudian menjadi

spesifik.49 Sedangkan membuat ruang lingkup penelitian akan membatasi,

sehingga masalah yang harus diamati tidak terlalu luas.50 Kedua hal

tersebut perlu dilakukan agar penelitian tidak terjerumus ke dalam

kompleksitas data yang akan diteliti.

Fokus penelitian ini adalah integrasi paradigma antroposentrisme

dan teosentrisme berbasis Al Qur’an dengan materi KSDA sub pokok

bahasan konservasi air. Sedangkan ruang lingkup dalam penelitian ini

adalah pembelajaran Biologi dalam pendidikan Islam.

Berikut adalah peta konsep yang merupakan gambaran skematis

terkait fokus dan ruang lingkup sekaligus arah penelitian ini:

48 Jenny RE Kaligis, Buku Materi Pokok Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup, (Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka, 1986), hlm. 9. 49 Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, (Malang :

Kalimasada press, 1994), hlm. 37. 50 Kholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2001), hlm. 139.

Page 34: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

19

Interaksi Antrposentris

Teosentris

Gbr. 1.1 Peta konsep arah penelitian.51

51 Titik Triwulan Tutik dan Trianto, Pengembangan Sains dan Teknologi Berwawasan

Lingkungan Perspektif Islam, (Jakarta: Lintas Pustaka, 2008), hlm. 87.

ALLAH

Islam

(Qur’aniya)

Hukum Alam

(Kauniyah)

Air (SDA) Manusia

Konservasi

Air

Pendidikan Biologi (Integrasi paradigmatik

dengan Materi KSDA)

Etika lingkungan

berlandaskan

IMAN

Page 35: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

20

Antroposentris Teosentris

Integrasi

Gbr. 1.2 Peta konsep materi penelitian.

2. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan fenomenologis. Pendekatan ini megakui adanya kebenaran

empirik-etik yang memerlukan akal budi untuk melacak dan menjelaskan

serta berargumentasi. Akal budi di sini mengandung makna bahwa kita

perlu menggunakan kriteria yang lebih tinggi dari sekedar truth or false.

Yaitu nilai-nilai moral. Bila diinventarisasikan beberapa nilai moral adalah

nilai moral agama, nilai moral ilmu (truth or false), nilai moral individual,

nilai moral phisik, nilai moral politik, nilai moral budaya, nilai moral

pendidikan, nilai moral HAM, dan nilai moral ekonomi. Secara hirarkis,

nilai moral agama memiliki tata hirarkik tertinggi, sedangkan yang lainnya

Sumber Daya

Alam Air

Konservasi Air

berbais Sains & Al

Qur’an

Ayat-ayat Al Qur’an

yang relevan

Pemakai

an Air

Ayat-ayat Al Qur’an

yang relevan Pengelolaan

Air

Usaha –usaha

Konservasi Air

secara Holistik

Usaha Konservasi

Air

Page 36: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

21

memiliki hubungan vertikan dengan nilai moral agama, dan memiliki

hubungan horizontal antara nilai moral satu dengan lainnya.52

Asumsi dasar dari pendekatan phenomenologik adalah bahwa

manusia dalam berilmu pengetahuan tidak dapat lepas dari pandangan

moralnya, baik pada taraf mengamati, menghimpun data, menganalisis,

maupun dalam membuat kesimpulan. Tidak dapat lepas bukan bebrarti

keterpaksaan, melainkan momot etik.53

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode riset pustaka (library research) atau dengan

melakukan studi kepustakaan. Hal yang sama dijelaskan bahwa library

research adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data

serta informasi dengan bantuan buku-buku, pereodikal, naskah-naskah,

catatan-catatan, kisah sejarah tertulis, dokumen, dan materi pustaka

lainnya yang terdapat dalam koleksi perpustakaan.54 Selain itu yang

dimaksud dengan studi kepustakaan adalah penelaahan yang dilakukan

terhadap buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang

dibahas dengan cara diskriptif-analitik melalui kajian filosofis dengan

pendekatan kualitatif rasionalistik.

Pendekatan kualitatif rasionalistik yang dimaksud adalah

penggunaan metodologi penelitian kualitatif rasionalistik yang didasarkan

pada filsafat rasionalisme yang mengemukakan bahwa ilmu bukan hanya

diperoleh dari empirik-sensual melainkan juga diperoleh dari pemahaman

intelektual atas kemampuan argumentasi secara logika yang menekankan

pada pemahaman empirik. Yang itu mempunyai sifat tradisionalis dengan

pandangan terhadap realita berdiri dari empirik sensual, empirik logik-

teoritik, dan empirik-etik. Sehingga kontraksi teori terbangun dari

52 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Edisi IV, (Yogyakarta: Rake Sarasin,

2000), hlm. 116. 53 Ibid, hlm. 116-117.

54 Komaruddin, Kamus Riset, (Bandung: Angkasa, 1987), hlm. 145.

Page 37: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

22

konseptualisasi teoritik sesuai dengan hasil pemaknaan atas empirik,

sensual, logik maupun etik.55

Metode penelitian kualitatif rasionalistik tersebut berangkat dari

pendekatan holistik56 yang berupa sesuatu grand concept (konsep dasar)

diteliti pada obyek spesifik dan di duduki kembali hasil penelitiannya pada

grand conceptnya.57

4. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah

subyek di mana data diperoleh. Dalam penelitian ini sumber data dibagi

menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi

yang dicari.58 Sumber data primer ini diperoleh dari membaca dan

menganalisis secara langsung buku-buku pokok yang berkaitan dengan

penelitian yang dilaksanakan. Adapun sumber data primer penelitian

ini adalah buku berjudul “Islam dan Ekologi Manusia” karya Sofyan

Anwar Mufid dan buku berjudul “Pelestarian Sumber Daya Tanah

dan Air” karya Suripin.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data

kepustakaan yang berkorelasi erat dengan pembahasan obyek

55 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Pendekatan Positivistik,

Rasionalistik, Pheomenologik, dan Realisme Methapisik, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), hlm.

56-58. 56 Menjelaskan fenomena dalam kaitan dengan fungsi (maksud, kegiatan) dari suatu

keseluruhan (bentuk, totalitas, kesatuan) yang menjadi prinsip penuntun bagian-bagiannya. Lorens

Bagus, op.cit., hlm. 293. 57 Ibid, hlm. 75-76.

58 Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.

Page 38: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

23

penelitian.59 Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari sumber-

sumber buku, majalah, artikel, serta data-data lain yang dipandang

relevan bagi penelitian ini. Beberapa sumber data sekunder bagi

penelitian ini adalah buku antologi berjudul “Memadu Sains dan

Agama” yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Malang dan

buku berjudul “Al Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu

Pengetahuan” karya Yusuf Qardhawi, serta sumber-sumber lain yang

relevan.

5. Metode Analisis Data

Dalam menganilisis data, penulis berusaha menggunakan metode

analisis deskripstif yaitu pemaparan gambaran mengenai situasi yang

diteliti dalam bentuk uraian naratif.60 Adapun langkah-langkah analisis

deskriptif adalah sebagaimana yang ditawarkan oleh Lexy J. Moleong

yaitu dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,

setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah kemudian mengadakan reduksi yang

dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi di sini merupakan

usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan

yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya, kemudian

menyusunnya dalam satuan-satuan untuk dikategorisasikan. Dalam

metode ini, interpretasi terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan

menggunakan analisis non statistik, yaitu analisis deskriptif kualitatif

(mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, atau keadaan yang terjadi).61

59 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1989), hlm. 114. 60 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar

Baru, 1989), hlm. 198. 61 Lexy J. Moloeng, op.cit., hlm. 247.

Page 39: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

24

BAB II

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (KSDA),

KONSERVASI AIR, PARADIGMA ANTROPOSENTRISME

DAN TEOSENTRISME

A. Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)

Ditinjau dari bahasa, Konservasi berasal dari kata Conservation yang

terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki

pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what

you have), namun secara bijaksana (wise use). Jadi, konservasi merupakan

pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah

kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan dan melestarikan

(alam).56 Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902), orang

Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.

Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai “the

wise use of nature resource” (pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana).57 Kemudian konservasi dimengerti sebagai segenap proses

pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara

dengan baik (Piagam Burra, 1981). Konservasi juga berarti pemeliharaan dan

perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah

kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter Salim dan Yenny

Salim, 1991).58

Pada pasal 1 ayat 18 dalam UU RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air misalnya, ditegaskan bahwa konservasi sumber daya air adalah

upaya memelihara keberadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar

senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk

kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan

56 Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Kashiko, 2004), hlm. 304.

57 Rimbawan, “Konservasi Sumber Daya Hayati”,

http://rimbawan618.multiply.com/journal/item/3, hlm. 1. 58 Massofa, “Konservasi Sumber Daya Alam dan Buatan”,

http://massofa.wordpress.com/2008/02/03/konservasi-sumber-daya-alam-dan-buatan/, hlm. 1.

Page 40: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

25

datang.59 Jadi, konservasi merupakan upaya pelestarian dan pemeliharaan

segala sumber daya yang ada untuk kepentingan jangka panjang.

Sumber-sumber daya alam yang ada ialah semua kekayaan bumi, baik

biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

dan kesejahteraan manusia.60 Secara lazim, kekayaan bumi yang demikian

disebut sumber daya alam (SDA). Sumber daya alam juga dapat didefinisikan

sebagai komoditas dan kualitas yang ditemukan di alam.61 Jadi sesuai dengan

penjelasan dalam Bab I, Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) merupakan

suatu upaya pelestarian kekayaan alam secara berkelanjutan guna memenuhi

hajat manusia dari satu generasi ke generasi sesudahnya dengan merawat

segala komoditas dan kualitas alam.

Berdasarkan jenisnya, SDA dibagi menjadi dua:62 pertama, SDA

hayati atau biotik, yaitu SDA yang berasal dari mahluk hidup seperti

tumbuhan, hewan, mikroba dan lain-lain. Seluruh mahluk hidup tersebut, baik

dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup bersama di

suatu tempat dinamakan lingkungan biotik. Kedua, SDA nonhayati atau

abiotik, yaitu SDA yang berasal dari benda tak hidup seperti bahan tambang,

tanah, air, udara, batuan, dan lain-lain. Selanjutnya, SDA hayati sebagai

unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati

(tumbuhan) dan hewani (satwa) bersama unsur non-hayati (lingkungan

abiotik) disekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.63

Berdasarkan sifat pembaharuan atau kemungkinan pemulihannya,

SDA dibagi menjadi dua: pertama, SDA yang dapat diperbaharui (renewable)

yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang kali dan dapat

59 UU RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,

http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2004/07-04.pdf, hlm. 2. 60 Abdi, “Mengenal Sumber Daya Alam Indonesia”,

http://www.abdi10.co.tv/2009/07/mengenal-sumber-daya-alam-indonesia.html, hlm. 1. 61 Mochamad Indrawan, et. al., Biologi Konservasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2007), hlm. 13. 62 Godam64, “Pengertian Sumber Daya Alam dan Pembagian Macam Jenisnya”,

http://organisasi.org/pengertian_sumber_daya_alam_dan_pembagian_macam_jenisnya_biologi,

hlm. 1. 63 M. Hariyanto, “Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya”,

http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/06/konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan.html, hlm.

1.

Page 41: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

26

dilestarikan, misalnya air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan dan lain-

lain. Kedua, sumber daya alam yang tidak dapat didaur ulang atau hanya

dapat digunakan sekali saja dan tidak dapat dilestarikan serta dapat punah

seperti minyak bumi, batu bara, timah, dan gas alam.64

Secara umum, KSDA diklasifikasikan berdasarkan jenis sumber daya

alam itu sendiri, yakni KSDA hayati dan nonhayati. Pelestarian sumber daya

hayati (khususnya di Indonesia) dilakukan dengan beberapa cara:

a. Rehabilitasi dan reboisasi lahan kritis yang dahulunya merupakan habitat

tumbuhan dan satwa langka.

b. Pengaturan pemanfaatan tumbuhan dan hewan melalui cara-cara berikut:

1. Tebang pilih.

2. Pemburuan hewan tertentu pada musim tertentu.

3. Budi daya tumbuhan dan hewan langka.

4. Peremajaan hutan.

5. Mendirikan pusat studi hewan dan tumbuhan di beberapa wilayah.

c. Pelestarian sumber daya hayati secara in situ maupun ex situ.

1. Pelestarian in situ (di dalam habitat asli) adalah upaya pelestarian

langsung di alam. Kawasan ini dapat berupa suaka margasatwa, cagar

alam, atau taman nasional. Pemerintah Indonesia telah menetapkan 326

kawasan cagar alam, di antaranya Cagar Alam Kelinci Seblat dan

Gunung Leuser di Sumatera, Cagar Alam Tanjung Puting di

Kalimantan, dan Cagar Alam Pulau Komodo di NTT.

2. Pelestarian ex situ adalah penangkaran yang dilakukan di luar tempat

hidup (habitat) asli suatu mahluk hidup. Kawasan ini dapat berupa

kebun binatang atau kebun koleksi tumbuhan. Cara kedua ini dilakukan

terhadap spesies langka dan memiliki nilai ekonomi tinggi.65

Dasar hukum konservasi sumber daya hayati di Indonmesia diatur

dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Azas

yang menjadi dasar pengelolaan lingkungan hidup adalah azas tanggung

64 Ibid.

65 Tim Abdi Guru, IPA Terpadu Jilid I untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2007),

hlm. 153.

Page 42: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

27

jawa, keberlanjutan dan manfaat.66 Kegiatan konservasi selalu berhubungan

dengan suatu kawasan, kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni

wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya (UU No. 24 Tahun

1992). Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya

alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna

kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Mengenai upaya pelestarian SDA nonhayati atau abiotik, di atas sudah

dijelaskan bahwa sumber daya abiotik adalah komponen tak hidup yang

terkandung di alam. Unsur abiotik merupakan komponen fisik dan kimia

yang membentuk lingkungan abiotik. Lingkungan abiotik membentuk cirri

fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup.67 Jadi, pelestarian sumber daya

nonhayati merupakan bagian integral dari suatu upaya menjaga keseimbangan

lingkungan untuk menjamin kelangsungan hidup mahluk hidup dalam suatu

ekosistem tertentu. Pasalnya, sifat fisik dan kimia tempat tinggal mahluk

hidup (komponen abiotik) sangat mempengaruhi kelangsungan hidup mahluk

hidup (komponen biotik).

Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua

makhluk hidup tersebut disebut daya dukung lingkungan.68 Sedangkan

kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika

mengalami peerubahan atau gangguan disebut daya lenting lingkungan.69

Daya dukung lingkungan dapat berlangsung jika lingkungan itu dalam

keadaan seimbang atau stabil. Hal itu terjadi jika komponen biotik berada

dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen

abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik.70 Sementara itu,

keseimbangan lingkungan akan terganngu atau rusak bila mana terjadi

perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lentingnya. Perubahan itu

66 Diah Aryulina, et. al., Biologi 1 SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: esis, 2007), hlm. 156.

67 Diah Aryulina, op.cit., hlm. 268.

68 Abdi, loc.cit.

69 Diah Aryulina, op.cit., hlm. 304

70 Ibid., hlm. 303.

Page 43: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

28

terjadi karena faktor alami atau perbuatan manusia. Pada titik inilah segala

upaya konservasi memiliki peran signifikan.

Dari paparan di atas, penulis mendapatkan pemahaman bahwa KSDA

hayati dan nonhayati akan mencapai hasil yang maksimal jika keduanya

dilakukan secara beriringan. Dalam artian, setiap upaya pelestarian sumber

daya hayati perlu disertai dengan pelestarian terhadap lingkungan sekitar.

Sebab, daya dukung lingkungan turut menentukan terhadap keberhasilan

upaya-upaya konservasi, mengingat lingkungan merupakan tempat di mana

KSDA itu dilakukan. Pelestarian in situ dan ex situ cukup menjadi contoh

betapa perlindungan terhadap segala spesies mahluk hidup, baik hewan

mapun tumbuhan, harus pula memeperhatikan serta menjaga kondisi habitat

maupun ekosistemnya yang itu melibatkan usnsur-unsur abiotik.

B. Konservasi Air

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia.

Air juga merupakan zat esensial kehidupan, di mana tidak satu pun mahluk

hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Tanpa air, maka tidak

dimungkinkan ada kehidupan. No water no life, adalah ungkapan yang tepat

untuk menggambarkan peranan air dalam kehidupan. Karenanya, jelaslah

bahwa setiap mahluk hidup membutuhkan sumber daya ini.

Di muka bumi ini telah terjadi degradasi volume air yang cukup berat

di beberapa tempat, khususnya di daerah-daerah kering (arid) dan semi kering

(sub humid).71 Tidak hanya itu, defisit air (utamanya air bersih) juga melanda

beberapa kota besar di Indonesia yang posisinya dekat dengan sumber-

sumber air. Ironisnya, kelangkaan air di kota-kota besar justru disebabkan

oleh human error masyarakat setempat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam

pendahuluan pada Bab I, bahwa membuang sampah rumah tangga dan

membuang limbah industri ke sungai adalah dua conroh perilaku polutan

terhadap air.

71 Suripin, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm.

133.

Page 44: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

29

Masalah yang muncul kemudian kian kompleks, dari kekurangan air

menjadi “kelebihan” atau kebanjiran air. Tercemarnya sungai-sungai dan

tersumbatnya tempat-tempat aliran air mengakibatkan kelangkaan air bersih

ketika musim kemarau dan bencana banjir saat musim hujan. Jadi,

melimpahnya sumber daya air di bumi Indonesia yang sebenarnya merupakan

karunia Allah SWT akhirnya berubah menjadi hukuman atas segala tindakan

eksploitatif terhadap air.

Terkait hal itu, konservasi air merupakan terobosan ilmiah yang

diharapkan menjadi solusi atas semua persoalan terkait sumber daya air. Di

samping itu, hal yang terpenting di sini adalah suatu pelajaran tentang

bagaimana harus bersikap terhadap karunia Allah SWT tersebut, sehingga

kita termasuk hamba-Nya yang pandai bersyukur.

1. Konsep Konservasi

Konservasi sumber daya alam menjadi pusat perhatian dalam

konsep pembangunan yang berkelanjutan. Hampir semua dari kita setuju

kepada konsep dasar konservasi yang berbunyi, “jangan membuang-buang

sumber daya alam (SDA)”. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep dasar

konservasi air adalah jangan membuang-buang sumber daya air.

Pada awalnya konservasi air diartikan sebagai upaya menyimpan

air dan menggunakannya untuk keperluan yang produktif di kemudian

hari. Sedangkan dalam perkembangan selanjutnya konservasi lebih

diarahkan kepada upaya pengurangan atau efisiensi penggunaan air.

Konsep yang pertama disebut konservasi segi suplai dan yang kedua

disebut konservasi sisi kebutuhan.72

Formulasi terkait konsep konservasi air yang ideal adalah dengan

menarik “benang merah” dari keduanya, yakni menyimpan (melestarikan)

dan menggunakan air hanya untuk keperluan yang produktif atau

bermanfaat berdasarkan etika lingkungan serta meminimalisir penggunaan

air untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Dengan kata lain, inti dari konsep

72 Suripin, op.cit., hlm. 133.

Page 45: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

30

konservasi air adalah penggunaan air sesuai kebutuhan serta tidak

mencemari air demi kepentingan jangka panjang.

Adapun usaha konservasi air bertujuan untuk:

a. Keseimbangan, yakni untuk menjamin ketersediaan untuk generasi

masa depan, pengurangan air dari sebuah ekosistem tidak akan

melewati nilai penggantian alamiahnya.

b. Penghematan energi, yakni pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas

pengolahan air limbah mengkonsumsi energi besar. Ini terjadi di

beberapa daerah di dunia, misalnya California.

c. Konservasi habitat, yakni penggunaan air oleh manusia yang

diminimalisir untuk membantu mengamankan simpanan sumber air

bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran air,

termasuk usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air

lain (pemeliharaan yang lama).73

Secara umum, teknik konservasi air bertujuan untuk meningkatkan

jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan membuat pemanfaatan air

secara lebih efisien. Dengan demikian konservasi air yang sering

dilakukan adalah melalui cara-cara yang dapat mengendalikan besarnya

nilai evaporasi (penguapan), transpirasi, dan aliran permukaan.

Beberapa penilitian menyatakan bahwa cara terbaik yang

dimungkinkan untuk mengkonservasi air adalah dengan mengendalikan

aliran permukaan.74 Cara konservasi ini dapat dikelompokkan menjadi

dua:75

a. Meningkatkan pemanfaatan dua komponen hidrologi, yaitu air

permukaan dan air tanah.

b. Meningkatkan efisiensi pemakaian air untuk irigasi.

73 Anis Hanafi, “Konservasi Air dengan Menggunakan Biopori”,

http://anishanafia.blogspot.com/2009/05/konservasi-air-dengan-menggunakan.html, hlm. 2. 74 Sri Sangkawati dan Pranoto Satmo atmojo, “Dampak Sosial Kegiatan Pengendalian

Banjir dan Konservasi Air: Prioritas Utama Dalam Otonomi Daerah” dalam Robert J. Kodoatie

(eds.), Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah, (Yogyakarta: ANDI, 2002), hlm.

111. 75 Ibid.

Page 46: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

31

Tampak di sini bahwa yang menjadi perhatian dalam beberapa

pustaka adalah penghematan pemakaian air untuk irigasi. Padahal kalau

disimak lebih jauh masih banyak pemakaian air untuk mencukupi

kehidupan manusia yang juga harus ditingkatkan efisiensinya. Di beberapa

kota yang terletak di daerah pantai seperti Jakarta, Semarang, Surabaya,

dan kota lainnya, pemenuhan kebutuhan air masih mengandalkan air baku

yang berasal dari sungai.

Air sungai yang akan dimanfaatkan perlu pengolahan intensif

karena sudah sangat tercemar. Sumber pencemarannya dapat berasal

antara lain dari limbah industri dan rumah tangga yang diperparah dengan

terjadinya pasang-surut air laut. Pada waktu air laut pasang, bahan

cemaran berupa sampah maupun zat lain yang dibuang ke sungai tidak

dapat mengalir ke muara karena tertahan oleh pasang muka air laut.

Akibatnya, konsentrasi zat pencemar maupun limbah lebih tinggi

dibandingkan pada waktu muka air laut surut.76

Oleh karena itu, hal terpenting dari konservasi air untuk

meningkatkan jumlah air ialah konservasi air dari segi kualitasnya.

Kualitas air dapat dinyatakan sebagai tingkat kesesuaian air untuk

digunakan dalam pemenuhan berbagai kebutuhan. Secara umum kualitas

air ditentukan oleh kandungan sedimen tersuspensi dan bahan kimia yang

terlarut di dalam air tersebut.77

Untuk lebih memahami konsep konservasi air, terlebih dahulu

perlu dijelaskan perjalanan air secara menyeluruh dengan mempelajari

komponen hidrologi, serta kaitannya dengan komponen lain di luar jalur

hidrologi. Pada sub-bab berikut akan disinggung secara singkat siklus dan

komponen-komponen yang berkaitan dengan konservasi air.

2. Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari

masa ke masa. Meski jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam,

76 Ibid.

77 Ibid., hlm. 112.

Page 47: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

32

melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca sehingga terjadi suatu siklus

yang disebut hidrologi.78 Siklus air tersebut merupakan penyuplai air ke

daratan. Di bawah ini adalah skema siklus hidrologi.

Gbr. 2.1. Skema Siklus Hidrologi79

78 Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2009),

Cet. 9, hlm. 79. 79 Suripin, op.cit., hlm. 136.

Atmosfir

(Uap Air)

Permukaan

tanah

(simpanan

depresi)

Danau,

Waduk,

dan Sungai

(Air

permukaan)

Samudera/

laut

(Air asin) Zona kapiler

(kelengasan

tanah)

Zona jenuh air

(air tanah)

Precip

itasi

Evapotran

spirasi

Precip

itasi

Evaporasi

Precip

itasi

Evaporasi

Aliran

permukaan

Runoff

Interflow

Infiltrasi

Gerak

an uap

Drain

ase Gravitasi

Kenaikan kapiler

Aliran dasar

Aliran bawah laut

Page 48: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

33

Air menguap dari permukaan samudera akibat energi panas

matahari. Laju dan jumlah penguapan bervariasi, terbesar terjadi di dekat

equator (katulistiwa), di mana radiasi matahari lebih kuat. Uap air adalah

murni karena pada waktu dibawa naik ke atmosfir, kandungan garam

ditinggalkan. Uap air yang dihasilkan kemudian dibawa oleh angin. Dalam

kondisi yang memungkinkan, uap tersebut mengalami kondensasi

(penggumpalan) dan membentuk butir-butir air yang pada gilirannya akan

jatuh kembali sebagai presipitasi (pengendapan) berupa hujan dan/atau

salju. Presipitasi ada yang jatuh di samudera, di darat, dan sebagian

menguap kembali sebelum sampai ke permukaan bumi.80

Presipitasi yang jatuh ke permukaan bumi menyebar ke berbagai

arah dengan beberapa cara. Sebagian akan tertahan sementara di

permukaan bumi sebagai es atau salju, atau genangan air, yang dikenal

dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan dan lelehan salju akan

mengalir ke saluran atau sungai. Hal ini disebut aliran permukaan. Jika

permukaan tanah porus, sebagian air akan meresap ke dalam tanah melalui

peristiwa infiltrasi dan sebagian lagi akan kembali ke atmosfir melaui

penguapan dan transpirasi oleh tanaman.81

Di bawah permukaan tanah, pori-pori tanah berisi air dan udara.

Daerah tersebut dikenal sebagai zona kapiler atau zona aerasi. Air yang

tersimpan dalam zona ini disebut kelengasan tanah atau air kapiler. Pada

kondisi tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler. Proses

ini disebut interflow. Uap air dalam zona kapiler dapat juga kembali ke

permukaan tanah kemudian menguap.82

Sedangkan kelebihan kelengasan tanah yang kemudian ditarik

masuk oleh gravitasi disebut drainase gravitasi. Pada kedalaman tertentu,

pori-pori tanah atau batuan akan jenuh air. Batas atas zona jenuh air

disebut muka air tanah. Sedangkan air yang tersimpan di dalam zona jenuh

air disebut air tanah. Aliran air tanah bergerak melalui batuan atau lapisan

80 Ibid., hlm. 134.

81 Ibid., hlm. 135.

82 Ibid.

Page 49: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

34

tanah sampai akhirnya keluar ke permukaan sebagai sumber air, atau

sebagai rembesan ke danau, waduk, sungai, atau ke laut.83

Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari

aliran permukaan atau dari air tanah yang merembes di dasar sungai.

Kontribusi air tanah pada aliran sungai disebut aliran dasar. Sementara

total aliran disebut debit (runoff). Air yang tersimpan di waduk, danau, dan

sungai disebut air permukaan (surface water).84 Berikut ini adalah

perkiraan distribusi air di dunia dan perkiraan jumlah air yang bersirkulasi

dalam siklus hidrologi.

Tabel 2.1 Distribusi Air di Dunia85

Lokasi Km kubik Persen

dari Total

Kedalaman

Rata-rata

Samudera

Laut, Danau asin

Es, Glasir

Air Tanah

Air Permukaan

Danau Air Tawar

Sungai (Vol. rata-rata)

Atmosfir

Lain-lain

1.323.000.000

104.000

30.500.000

8.350.000

67.000

125.000

1.670

12.900

375.000

97,2

0,008

2,15

0,61

0,05

0,009

0,0001

0,001

0,028

1,6 mi

8,0 in

196,0 ft

52,0 ft

5,1 in

9,6 in

0,13 in

1,0 in

28,9 in

Total 1.362.000.000 100,000

83 Ibid.

84 Ibid.

85 Juli Soemirat Slamet, op.cit., hlm. 80.

Page 50: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

35

Tabel 2.2 Sirkulasi Air dalam Siklus Hidrologi86

Lokasi Evaporasi

Km kubik / th Persen

dari Total

Meter / th

Lautan

Tanah

Dunia

449.000

72.000

521.000

86

20

100

1,23

0,48

1,01

Lokasi Presipitasi

Lautan

Tanah

Dunia

416.000

105.000

521.000

80

20

100

1,14

0,72

1,01

Uraian di atas menggambarkan bahwa siklus hidrologi merupakan

salah satu proses alami air untuk membersihkan diri, tentu dengan syarat

kualitas udara cukup bersih. Apabila udara tercemar, maka air hujan pun

akan tercemar, mengingat turunnya hujan atau pun salju merupakan proses

alamiah yang membersihkan atmosfir dari segala debu, gas, uap, dan

aerosol.87

Sampai saat ini kebanyakan orang memanfaatkan air tawar

permukaan dan air tanah sebagai sumber airnya. Air laut yang asin,

sekalipun jumlahnya amat banyak, tetapi baru sedikit yang dimanfaatkan

karena biaya proses desalinasi yang masih sangat mahal. Hal ini hanya

dilakukan oleh negara-negara atau daerah-daerah yang sudah tidak

mempunyai sumber lain yang lebih baik.

Meskipun air tawar yang termasuk kategori air tanah jumlahnya

relatif minim, namun persediaannya masih dapat memenuhi kebutuhan

karena siklus hidrologi dapat memelihara keberadaannya. Hal itu terbukti

dengan jumlah air tawar yang menguap hanya sekitar 14%, sedangkan

yang jatuh kembali ke tanah sekitar 20%.88

3. Air Permukaan dan Air Tanah serta Sifat-sifatnya

Dalam kaitannya dengan konservasi air, dua komponen terpenting

dalam siklus hidrologi adalah air permukaan dan air tanah. Kedua

86 Ibid.

87 Ibid., hlm. 80-81.

88 Ibid., hlm. 81.

Page 51: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

36

komponen tersebut merupakan sumber air utama yang dimanfaatkan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

a. Air Permukaan

Adapun yang termasuk air permukaan meliputi air sungai

(rivers), saluran (streams), sumber (springs), danau, dan waduk. Jumlah

air permukaan diperkirakan hanya 0,35 juta Km kubik atau hanya

sekitar 1% dari air tawar yang terdapat di bumi. Air permukaan berasal

dari aliran langsung air hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari

air tanah. Sebelum aliran hujan langsung atau aliran permukaan

(surface runoff) terjadi, hujan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan

penguapan, intersepsi, infiltrasi, simpanan permukaan, penahanan

permukaan, dan penahanan saluran.89

Selama peristiwa hujan, sebagian air hujan ditahan oleh tanaman

sebelum mencapai permukaan bumi (intersepsi). Air ini sebagian pada

akhirnya akan jatuh ke bumi dan sebagain akan menguap. Pada

kawasan hutan yang lebat, sebagian besar hujan ditangkap oleh

dedaunan dan ranting.90 Jika kapasitas dedaunan sudah penuh, air akan

turun memalui cabang batang pohon dan menetes ke bawah. Jumlah air

yang tertahan oleh hutan lebat berkisar antara 8 sampai 45% dari total

hujan. Pada hutan kayu campuran, besarnya intersepsi rata-rata sebesar

20%.91

Hujan yang mencapai permukaan bumi sebagaian meresap ke

dalam tanah yang porus. Variasi kapasitas infiltrasi tidak hanya dari

jenis tanah, tapi juga berbeda untuk kondisi kering dan lembab pada

tanah yang sama. Tentu tanah yang kondisi awalnya kering, kapasitas

infiltrasinya tinggi.

Jika intensitas hujan lebih rendah dari kapasitas infiltrasi

konstan, semua air hujan yang mencapai permukaan bumi akan

terinfiltrasi. Namun jika intensitas hujan lebih besar dari kapsitas

89 Suripin, op.cit., hlm. 135-136.

90 Ibid.

91 Ibid.

Page 52: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

37

infiltrasi konstan tetapi lebih kecil dari kapasitas infiltrasi awal, semua

air hujan yang turun akan terinfiltrasi. Akhirnya, setelah laju infiltrasi

menurun atau lebih rendah dari intensitas hujan, maka sisa air hujan

akan tergenang di permukaan tanah.

Jadi, aliran permukaan akan terjadi jika intensitas hujan lebih

tinggi dari laju infiltrasi, dan kapasitas depresi sudah terisi. Setelah laju

infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan-cekungan permukaan

tanah. Begitu cekungan-cekungan terisi, aliran permukaan mulai terjadi.

Besar-kecilnya aliran permukaan dipengaruhi coleh banyak

faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang

berkaitan dengan iklim (khususnya curah hujan), dan faktor-faktor yang

berkaitan dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS).

Karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang berpengaruh besar

terhadap aliran permukaan meliputi: luas dan bentuk daerah aliran

sungai (DAS), topografi, dan tata guna lahan.92

Laju dan volume aliran permukaan dari suatu daerah aliran

sungai (DAS) akan mencapai harga terbesar jika semua bagian daerah

aliran sungai (DAS) yang bersangkutan member kontribusi terhadap

aliran. Dengan kata lain, bahwa laju dan volume aliran permukaan

dipengaruhi oleh penyebaran hujan. Air hujan yang tersebar merata

pada seluruh daerah aliran sungai (DAS) akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih besar dibandingkan hujan yang

tidak merata untuk intensitas yang sama.

b. Air Tanah

Air tanah merupakan sumber air tawar terbesar di planet ini,

mencakup kira-kira 30% dari total air tawar atau 10,5 juta km kubik.93

Akhir-akhir ini pemanfaatan air meningkat dengan cepat, bahkan di

beberapa tempat tingkat eksploitasinya sudah sampai pada tingkat yang

membahayakan.

92 Ibid., hlm. 138.

93 Ibid., hlm. 141.

Page 53: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

38

Air tanah biasanya diambil, baik untuk sumber air bersih

maupun untuk irigasi, melalui sumur terbuka, sumur tabung, spring,

atau sumur horizontal. Kecenderungan memilih air tanah sebagai

sumber air bersih dibanding air permukaan mempunyai keuntungan

sebagai berikut:

1) Tersedia dekat dengan tempat yang memerlukan, sehingga distribusi

lebih murah.

2) Debit (produksi) sumur relatif stabil.

3) Lebih bersih dari polutan permukaan.

4) Kualitasnya lebih seragam.

5) Bersih dari kekeruhan, bakteri, lumut, atau tumbuhan dan binatang

liar.94

Dengan demikian, air tanah pada umumnya secara mikrobiologi

tergolong bersih karena ketika proses pengaliran, air tanah mengalami

penyaringan alamiah. Namun demikian, kadar kimia air tanah sangat

tergantung pada formasi litosfir yang dilaluinya. Dalam proses ini

mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga

mengubah kualitas air tersebut.95

Adapun cara pengambilan air tanah yang paling tua dan

sederhana adalah dengan membuat sumur gali (dug wells) dengan

kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air tanah. Jumlah air

yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas, dan yang diambil

adalah air tanah dangkal. Untuk pengambilan yang lebih besar

diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar.

Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari

5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok luntuk daerah

pantai, di mana air tawar berada di atas air asin. Oleh karena itu yang

perlu diperhatikan untuk sumur di daerah pantai, lengkung penurunan

94 Ibid.

95 Juli Soemirat Slamet, op.cit., hlm. 82.

Page 54: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

39

permukaan air tanah harus sekecil mungkin untuk menghindari

tersedotnya air asin ke dalam sumur (intrusi).

4. Sifat-sifat Air

Adapun sifat-sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam

tiga karakteristik, yaitu sifat fisik, kimiawi, dan biologis.96

a. Sifat fisik

Air di dunia ini memiliki tiga macam bentuk, yakni padat

sebagai es, cair sebagai air, dan gas sebagai uap air. Bentuk mana yang

akan didapatkan, tergantung pada keadaan cuaca setempat. Sedangkan

beberapa karakteristik fisik terpenting yang mempengaruhi kualitas air

adalah bahan padat keseluruhan (baik yang terapung maupun yang

terlarut), kekeruhan, warna, bau dan rasa, temperatur atau suhu.

Beberapa hal tersebut dapat dideskripsikan secara lebih jelas.97

b. Sifat kimia

Air hujan maupun salju yang baru turun relatif murni. Begitu air

mencapai permukaan bumi dan kemudian mengalir serta meresap ke

dalam tanah, maka air melarutkan dan membawa bahan-bahan yang

mudah larut dari tempat-tempat yang dilaluinya.

Kandungan bahan-bahan kimia di dalam air berpengaruh

terhadap kesesuiaan pengguanaan air. Secara umum karakteristik

kimiawi air meliputi pH, alkalinitas, kation dan anion terlarut, dan

96 Ibid., hlm. 83.

97 (a) Bahan padat keseluruhan: koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi

dan filtrasi. Material layang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan material

terlarut dapat diukur dengan penguapan; (b) kekeruhan: air yang mengandung material kasat mata

dalam larutan disebut keruh. Kekeruhan dalam air terdiri dari material lempung, liat, bahan

organik, dan mikroorganisme. Kekeruhan terutama disebabkan oleh terjadinya erosi tanah di DAS

maupun di saluran/sungai; (c) warna: air murni tidak berwarna. Warna dalam air disebabkan oleh

adanya material yang larut dalam suspensi atau mineral. Air yang mengalir melewati rawa atau

tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material tersebut; (d) bau

dan rasa: air murni tidak berbau dan tidak berasa. Bau dan rasa air timbul karena kehadiran

mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Polusi pun dapat

menimbulkan baud an rasa yang tidak dikehendaki; (e) temperatur: temperatur air merupakan hal

yang penting terkait dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan

pencemar serta pengangkutnya. Temperature normal air di alam (tropis) sekitar 20� sampai 30�.

Untuk system air bersih, temperature idal berkisar antara 5� sampai 10�. Suripin, op.cit. hlm.

148.

Page 55: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

40

kesadahan. Beberapa karakteristik tersebut dapat dideskripsikan secara

lebih jelas.98

c. Sifat biologi

Air permukaan mengandung berbagai macam organisme hidup.

Sedangkan air tanah lebih bersih karena proses penyaringan oleh akifer.

Jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi

makroskopik, mikroskopik, dan bakteri. Spesies organisme

makroskopik dapat dilihat dengan mata telanjang, sedangkan organisme

mikroskopik memerlukan alat bantu mikroskop untuk melihat

perbedaan spesiesnya.

Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil, di mana

spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun menggunakan alat bantu

mikroskop. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri

phatogen, sedangkan yang tidah membayakan kesehatan disebut non-

phatogen.

Organisme mikroskopik seperti jamur dan alga dapat ditemukan

dalam air tanah. Jika organisme tersebut tumbuh dalam jumlah besar,

maka akan mempengaruhi kekeruhan dan warna air, di samping juga

memberi andil terhadap rasa dan bau air yang tidak dikehendaki.

Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat dikontrol dengan klorida.

Organisme mikroskopik seperti ganggang dan rumput laut

dapat menurunkan kualitas air dalam hal rasa, warna, dan bau, namun

dapat dihilangkan dalam proses purifikasi. Penebaran ikan dalam

98 (a) pH: pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dinyatakan dengan nilai pH yang

didefinisikan sebagai logaritma dari pulang-baliknya konsentrasi ion-hidrogen dalam moles per-

liter. Dalam hal ini pH air murni adalah 7. Air dengan pH di atas 7 bersifat asam, sedangkan jika di

bawah 7 bersifat basa; (b) alkalinitas: kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkalin

sangat umum berada di tanah. Ketidakmurnian air akibat adanya karbonat dan bikarbonat dari

kalsium, sodium, dan magnesium. Alkalinitas dinyatakan dalam mg/liter ekuivalen kalsium

karbonat. Keasaman air disebabkan oleh adanya Co2 dalam air. Hal ini diukur berdasarkan

banyaknya kalsium karbonat yang diperlukan untuk menetralkan asam karbonat dan dinyatakan

dalam mg/lt; (c) kesadahan: kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan

air bersih. Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa.

Kesadahan air sementara, akibat adanya kalsium dan magnesium bikarbonat. Hal ini dapat

dihilangkan dengan mendidihkan dan menambahkan kapur dalam air. Sedangkan kesadahan air

permanen akibat adanya kalsium dan magnesium sulfat, klorida, dan nitrat. Kesadahan air

dinyatakan dalam mg/lt berat kalsium karbonat. Ibid., hlm. 150.

Page 56: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

41

waduk-waduk dapat mengendalikan pertumbuhan organisme

makroskopik dan beberapa mikroskopik.

Dalam air juga terdapat virus, yaitu organisme penyebab infeksi

yang lebih kecil dari ukuran bakteri secara umum. Virus di dalam air

biasanya dikendalikan dengan klorinasi yang dikombinasikan dengan

proses penonaktifan virus.

5. Pengelolaan Sumber Daya Air

Air sebagai bagian dari sumber daya alam juga merupakan bagian

dari ekosistem. Karena itu pengelolaan sumber daya air memerlukan

pendekatan yang integratif, komprehensif, dan holistik yakni hubungan

timbal-balik antara teknik, sosial dan ekonomi serta harus berwawasan

lingkungan agar terjaga kelestariannya. Pertemuan internasional sejak

Dublin dan Rio de Jenairo tahun 1992 sampai World Water Forum di Den

Haag tahun 2000, menekankan hal yang sama.

Pada umumnya pengelolaan sumber saya air hanya berangkat dari

satu sisi saja, yakni bagaimana memanfaatkan dan mendapatkan

keuntungan dari adanya air. Namun untuk tidak dilupakan bahwa jika ada

keuntungan pasti ada pula kerugian. Tiga aspek yang tidak boleh

dilupakan adalah aspek pemanfaatan, aspek pelestarian, dan aspek

perlindungan.99

Aspek pemanfaatan merupakan hal yang selalu terlintas dalam

pikiran manusia ketika berhubungan dengan air. Baru setelah terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan persediaan, manusia mulai

sadar atas aspek yang lain.

Oleh karena itu agar pemanfaatan air bisa berkelanjutan, maka air

perlu dijaga kelestariannya baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Menjaga daerah tangkapan hujan di hulu maupun daerah pedataran

merupakan salah satu bagian dari pengelolaan, sehingga perbedaan debit

99 Soenarno, “Pengelolaan Sumber Daya Air dan Otonomi daerah”, dalam Robert J.

Kodoatie (eds.), op.cit., hlm. 29.

Page 57: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

42

air saat musim kemarau dan musim hujan tidak terlampau besar. Demikian

pula menjaga air dari segala macam polutan.

Selain itu perlu disadari bahwa selain member manfaat, air juga

memiliki daya rusak fisik maupun kimiawi. Badan air (saluran, sungai, dan

lain-lain) kerap kali menjadi tempat pembuangan limbah industri dan

rumah tangga, sehingga air tercemari. Karena itu dalam pengelolaan

sumber daya air yang juga tidak boleh dilupakan adalah pengendalian

terhadap daya rusak akibat banjir maupun pencemaran.

Dalam upaya konservasi air ketiga aspek tersebut (pemanfaatan,

perlindungan, dan pelestarian) harus menjadi satu kesatuan, tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lainnya. Salah satu aspek saja dilupakan,

eksistensi air akan membawa dampak buruk bagi manusia sendiri.

Berdasarkan pada pembagian air di atas (air permukaan dan air air

tanah), upaya konservasi air dapat direalisasikan berdasarkan pembagian

tersebut. Pengelolaan air permukaan dapat dilakukan dengan beberapa

cara, yakni pengendalian aliran permukaan, pemanenan air hujan, dan

meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.100 Sedangkan untuk menjaga

kelestarian air tanah adalah dengan menjaga keseimbangan antara

pengisian dan pengambilannya.101

a. Pengelolaan air permukaan

1) Pengendalian aliran permukaan. Dalam siklus hidrologi, sebagian

besar air hujan yang sampai ke tanah mengalir terbuang ke laut

berupa aliran permukaan, sementara sisanya kembali ke udara

melalui tanah, badan air, atau transpirasi tumbuhan. Hasil penelitian

mengarahkan bahwa kemungkinan terbaik untuk konservasi adalah

mengendalikan bagian air hujan yang mengalir di atas permukaan

tanah. Pengendalian air permukaan dilakukan dengan cara

memperpanjang waktu air tertahan di permukaan tanah dan

meningkatkan jumlah air yang masuk ke dalam tanah.

100 Suripin, op.cit., hlm. 142.

101 Ibid., hlm. 144

Page 58: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

43

2) Pemanenan air hujan. Hal ini dapat dilakukan dengan menampung

aliran permukaan dari suatu kawasan dalam suatu bak penampungan.

Besarnya jumlah air hujan yang dapat dipanen tergantung pada

topografi dan kemampuan tanah atas pada lahan untuk menahan air.

Persiapan yang diperlukan untuk memanen air hujan antara lain

membuat saluran sejajar garis kontur, serta pembersihan dan

pemadatan bidang/lahan tangkapan air, jika diperlukan dapat

dilengkapi saluran-saluran searah lereng.

3) Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah. Hal ini dapat dilakukan

dengan memperbaiki struktur tanah. Cara yang paling efektif dalam

upaya ini adalah dengan menutup tanah secukupnya dengan

tumbuhan atau mulsa, atau dengan memberikan bahan organik.102

b. Pengelolaan air tanah

1) Pengisian air tanah secara buatan. Walaupun telah dibangun

bendungan pada suatu sungai, sebagian dari air yang mengalir pada

musim hujan masih terbuang keluar waduk. Kelebihan air semacam

ini dapat dikonservasi dengan menyimpannya dalam tanah melalui

pengisian buatan. Pengisian buatan akifer (lapisan pendukung air)

merupakan usaha yang penting untuk meningkatkan yil total

sekaligus merupakan alat untuk manajemen sistem air bersih.

Kemampuan tanah untuk menyimpan tanah tergantung pada volume

pori-pori tanah dan tinggi muka air tanah. Syarat-syarat fisik yang

diperlukan untuk pelaksanaan pengisian air tanah buatan antara lain:

a) Tersedia akifer dengan kapasitas dan permeabilitas yang

memadai. Jika air tanah dekat dengan permukaan, maka tidak

cocok untuk dilakukan pengisian buatan, karena tidak tersedia

cukup kapasitas tampungan.

b) Tersedia cukup air untuk melakukan pengisian.

c) Pemompaan air tidak boleh berlebihan sehingga tingkat

penyembuhannya rendah.

102 Ibid., hlm. 142-144.

Page 59: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

44

d) Kualitas air yang akan diisikan harus memadai disbanding air

tanah yang ada sehingga air tanah yang dihasilkan berkualitas

baik.

2) Pengendalian air tanah. Pengambilan air tanah melalui sumur-

sumur akan mengakibatkan lengkung penurunan muka air tanah.

Semakin besar laju pengambilan air tanah, semakin besar pula curam

lengkung permukaan air tanah yang terjadi di sekitar sumur sampai

tercapai keseimbangan baru jika terjadi pengisian dari daerah

resapan. Keseimbangan ini dapat terjadi jika laju pengambilan air

tanah lebih kecil dari pengisian oleh air hujan pada daerah resapan.

Akan tetapi jika laju pengambilan dari sumur lebih besar dari

pengisiannya, maka lengkung-lengkung penurunan muka air tanah

antara sumur satu dengan yang lain akan menyebabkan terjadinya

penurunan muka air tanah secara permanen.103

6. Polusi Air dan Pengendaliannya

Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada

lingkungan. Pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air

merupakan penyebab utama polusi air. Polusi air didefinisikan sebagai

pembuangan substansi dengan karakteristik dan jumlah yang

menyebabkan warna, bau, dan rasa menjadi terganggu atau menimbulkan

potensi kontaminasi.

a. Bentuk polusi

Berbagai macam kegiatan manusia menghasilkan produk

sampingan atau bahan buangan yang biasa disebut limbah. Jenis-jenis

limbah dapat dikelompokkan menjadi limbah domestik, limbah industri,

limbah pertanian, sedimen, dan pembangkit nuklir.

Beberapa limbah tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Limbah domestik. Buangan saniter meliputi semua air dari toilet,

dapur, restoran hotel, rumah sakit, laundry, dan lain-lain yang

dibuang ke sstem drainase atau sungai. Limbah organik dapat

103 Ibid., hlm. 144-145.

Page 60: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

45

membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sedangkan

limbah anorganik tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme dan

justru akan mudah merusak ekosistem air.

2) Limbah industri. Polusi air adalah salah satu akibat dari polusi air.

Limbah-limbah industri mengandung bahan-bahan kimia yang

berlebihan seperti asam, alkali, minyak, vaselin, phenol, dan mercuri

yang dapat masuk ke dalam rantai makanan tumbuhan dan hewan air

yang kemudian sampai ke tubuh manusia.

3) Limbah pertanian. Aliran permukaan dari lahan pertanian dapat

polusi air karena pemakaian pupuk, peptisida, dan herbisida pada

tanaman. Polusi dari kegiatan pertanian juga berupa kotoran hewan,

sisa makanan ternak, dan poultry.

4) Sedimen (lumpur). Lumpur akibat erosi tanah yang terbawa aliran

permukaan sampai ke saluran/sungai atau badan air lainnya dapat

menyebabkan polusi, akibatnya kemurnian air terganggu (air

menjadi keruh). Kekeruhan tersebut akan menghalangi penetrasi

sinar matahari ke dalam air. Akibatnya proses fotosintesis tumbuhan

di dalam air tidak dapat berlangsung karena kandungan Co2

maningkat dan O2 menurun.104

b. Pengendalian Polusi Air

Pada dasarnya polusi air dapat dikendilakan atau dikontrol.

Teknologi yang tersedia mampu mengeluarkan polutan maupun bakteri

dari dalam air. Secara umum pengendalian polusi air dapat dilakukan

melalui dua tindakan utama, yaitu penanggulangan secara teknis dan

non-teknis.105

1) Penanggulangan secara teknis

Penanggulangan secara teknis dapat dilakukan secara

preventif mapun kuratif (penyembuhan). Tindakan prefentif

ditujukan untuk menjaga rezim sungai, di mana limbah yang dibuang

104 Ibid., hlm. 158-159.

105 Ibid., hlm. 160-161.

Page 61: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

46

ke badan sungai dalam kondisi baik. Beberapa tindakan prefentif

yang dapat dilakukan meliputi:

a) Pengolahan air limbah, baik limbah domestik mapun industri. Air

limbah domestik perlu diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke

sungai, terutama pada waktu musim kering. Untuk

mendekomposisi polutan padat yang ada dalam air limbah

domestik dapat diolah melalui proses fisik, biologi, dan kimia.

Pertama-tama, air limbah dialirkan melewati penyaringan untuk

memisahkan polutan padat yang berukuran relatif besar.

Kemudian air dilewatkan kolam pengendapan untuk menangkap

pasir dan kerakal. Selanjutnya air dialirkan di tangki pengendapan

besar untuk beberapa saat sehingga sisa material padat yang lolos

dapat terendapkan. Kemudian air dikeluarkan dari tangki dan

diklorinasi untuk membunuh bakteri, baru dialirkan ke sungai.

Endapan dikeluarkan dari tangki dan dikeringkan untuk dijadikan

pupuk atau perbaikan tanah.

Pengolahan limbah industri pada umumnya tidak jauh berbeda

dengan pengolahan limbah domestik. Adapun prosesnya meliputi

penyaringan, penampungan, sedimentasi (pengendapan),

kongulasi atau presipitasi, dan pengolahan secara biologi.

b) Untuk pengolahan limbah pertanian, pemakaian pupuk dan

insektisida perlu disertai dengan sistem drainase yang baik,

sehingga air sisa dapat lancar dan tidak menggenang dan

pengendapan garam pada tanah merupakan cara yang baik

mengontrol polusi akibat pertanian.106

Di samping tindakan prefentif tersebut, penanggulangan

secara teknis juga dapat dilakukan secara kuratif. Kemampuan air

untuk mengembalikan kualitas dirinya sendiri tergantung pada beban

polusi yang terjadi. Bergantung besar-kecilnya polusi dan

106 Ibid.

Page 62: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

47

karakteristik sungainya, pemurnian kembali pada sungai yang besar

dapat berlangsung beberapa hari.

2) Penanggulangan secara non-teknis

Penanggulangan secara non-teknis merupakan usaha untuk

mengurangi dan menanggulangi pencemaran dengan membuat

peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan, mengatur

dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan yang berhubungan

dengan masalah lingkungan. Peraturan yang dibuat hendaknya dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang kegiatan yang akan

dilaksanakan di suatu tempat.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan

serta penanaman perilaku disiplin bagi semua lapisan masyarakat.

Bertanggung jawab pada lingkungan merupakan kewajiban kita

semua. Penanaman perilaku disiplin ini harus dimualai dari diri kita

sendiri.107

C. Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme

1. Teosentrisme Versus Antroposentrisme: Tinjauan Teoritis-historis

Dalam pandangan hidup terdapat pandangan teosentris yang

berpusat pada Tuhan dan pandangan antroposentris yang berpusat pada

manusia. Kedua pandangan tersebut di dalam peradaban Barat

dipertentangkan sebagai akibat dari pemisahan ilmu pengetahuan dari

gereja. Di satu pihak agama Kristen sangat teosentris, dan di pihak lain

peradaban Barat yang sekuler sangat antroposentris.

Hal itu tidak dapat dihindari, mengingat tumbuh suburnya

paradigma antroposentrisme-sekuler di Barat merupakan konsekuensi logis

dari lahirnya milenium baru yang dialami Barat setelah abad skolastik,

yaitu era modern. Abad modern dibangun dengan gerakan renaisans

(kelahiran kembali) yang berusaha membangkitkan kembali kebudayaan

107 Ibid., hlm. 161.

Page 63: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

48

Yunani dan Romawi kuno setelah berabad-abad dikubur oleh gereja

selama abad pertengahan.

Fakta sejarah menunjukkan betapa sejak zaman keemasan Patristik

Latin hingga zaman keemasan Skolastik, monopoli dogma teologi Kristen

atas filsafat dan nilai-nilai kemanusiaan bersifat mutlak. Hal itu terlihat

dalam pandangan filosofis Augustinus (354-430) dan Thomas Aquinas

(1225-1274) yang masing-masing merupakan tokoh besar kedua zaman

tersebut. Augustinus tidak menerima suatu filsafat yang mempunyai

otonomi terhadap iman kristiani. Baginya, filsafat hanya dapat

dipraktikkan sebagai “filsafat kristiani”.108 Ini berarti bahwa teologi dan

pemikiran filosofis merupakan satu-kesatuan yang sejati. Cita-cita dan

ajaran Augustinus itulah yang kelak akan dilanjutkan oleh Thomas

Aquinas pada abad Skolatik (abad 13). Menurut Aquinas, filsafat dan

ilmu-ilmu lain merupakan hamba-hamba atau pembantu-pembantu

teologi.109

Dengan demikian, secara historis sudah jelas bahwa “kristenisasi

filsafat dan ilmu-ilmu lain” pada abad pertengahan menandakan adanya

suatu pandangan hidup yang teosentris. Akhirnya, paradigma teosentris

tidak hanya berimplikasi pada perkembangan filsafat dan ilmu

pengetahuan lain secara teoritis, tapi juga secara politis. Artinya,

perselingkuhan agama (gereja) dengan kekuasaan raja bertujuan untuk

menjaga stabilitas politik.110 Hal itulah yang menjadi penyebab utama

lahirnya gerakan renaisans.

108 Ajaran “filsafat kritiani” secara jelas tercermin dalam pandangannya tentang iluminasi.

Dalam hal ini, ia berkeyakinan bahwa skeptisisme tidak tahan uji. Jika saya menyangsikan segala

sesuatu, tidak dapat disangsikan bahwa saya sangsikan. Memang ada kebenaran-kebenaran yang

teguh. Rasio insani dapat mencapai kebenaran yang tak terubahkan. Menurut Augustinus, hal itu

hanya mungkin karena kita mengambil bagian dalam rasio Ilahi. Dalam rasio Ilahi terdapat

“kebenaran-kebenaran abadi”: kebenaran-kebenaran mutlak yang tak terubahkan. Rasio Ilahi itu

menerangi rasio insani. Allah adalah guru batiniah yang tinggal dalam batin dan menerangi roh

manusiawi dengan kebenaran-Nya. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta:

Kanisius, 1995), Cet. 13, hlm. 23. 109 Ibid., hlm. 26.

110 Dalam hal ini Augustinus berpendapat, kekuasaan seorang penguasa atas rakyat yang

diperintah berasal dari Tuhan. Raja ditakdirkan Tuhan memang untuk memerintah, terlepas

bagaimanapun durhaka dan zalimnya raja itu. Tuhan sengaja mentakdirkan manusia-manusia

Page 64: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

49

Di sini kita perlu hati-hati agar tidak terjebak ke dalam simplifikasi

(penyederhanaan), bahwa istilah “kelahiran kembali” lebih merupakan

slogan saja. Sebab, meski warisan-warisan Yunani dan Romawi kuno

dipelajari lagi oleh para cendikiawan kala itu, namun hasil pengolahan

kembali warisan itu adalah sesuatu yang baru, sehingga renaisans bukanlah

reproduksi kekayaan klasik, melainkan interpretasi baru atasnya.111

Usaha interpretasi (penafsiran) para humanis112 itu bersifat

progresif justru karena lewat minat penelitian filologis zaman renaisans.

Mereka menemukan nilai-nilai klasik yang harus dihidupkan kembali

dalam kebudayaan Barat demi masa depan, yaitu penghargaan atas dunia

seni, penghargaan atas martabat manusia, dan pengakuan atas kemampuan

rasio.

Gerakan humanisme lalu ditandai dengan kepercayaan akan

kemampuan manusia (sebagai pengganti kekuatan adi-korati), hasrat

intelektual, dan penghargaan atas disiplin intelektual. Kaum humanis

percaya bahwa rasio dapat melakukan segalanya dan lebih penting dari

iman. Karena itu, sejak renaisans, penelitian filologis tidak hanya

diarahkan pada sastra klasik, melainkan juga atas kitab suci.113 Artinya,

teks suci mulai dipelajari dengan rasio belaka.

Karena percaya akan kemampuan intelektual, kaum humanis juga

mementingkan perubahan-perubahan social, politik, dan ekonomi. Mereka

melihat kekuasaan absolute gereja semakin keropos, lalu sebagai gantinya

muncul kecenderungan membentuk negara-negara nasional. Dalam situasi

berhati iblis untuk dijadikan alat pencipta perdamaian dunia dan hukuman seadil-adilnya bagi

mereka yang berbuat jahat. Ahmad Suhelmi, op.cit., hlm. 87-88. 111 F. Budi Hardiman, op.cit., hlm. 8-9.

112 Istilah dalam bahasa Italia umanista adalah jargon renaisans yang sejajar dengan

artista (seniman) atau iurista (ahli hukum). Umanista adalah guru atau murid yang mempelajari

kebudayaan seperti: gramatika, retorika, sejarah, seni, dan filsafat. Karena ilmu-ilmu tersebut

memiliki kedudukan penting saat itu, kaum humanis menjadi golongan terpandang. Mereka

bahkan dianggap lebih tinggi kedudukannya dari seniman dan ahli hukum. Ibid., hlm. 9. 113 Ibid., hlm. 10.

Page 65: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

50

ini, kaum himanis mendorong sekularisasi, yaitu pemisahan kekuasaan

politis dari agama.114

Kecenderungan itu kemudian ditegaskan dengan bahasa yang lebih

ilmiah oleh Sir F. Bacon. Ia berpendapat bahwa orang Yunani terlalu

terpesona dengan masalah etis, orang Romawi dengan soal hukum, dan

orang abad Pertengahan dengan teologi.115 Mereka semua dianggap tidak

memusatkan diri pada ilmu pengetahuan, justru pada abad Pertengahan,

misalnya, ilmu pengetahuan diperlakukan sebagai abdi setia teologi.

Perlakuan itu dianggap keliru olehhya, sebab lewat ilmu manusia betul-

betul memperlihatkan kemampuan kodratinya. Sejalan dengan para

humanis Renaisans, yang sebenarnya mengacu pada kaum Sofis Yunani

kuno, Bacon menganggap manusia sebagai ukuran bagi segalanya.

Akhirnya, dengan semangat sekularisasi itulah abad modern

dibangun sejak akhir abad 14. Paradigma teosentrisme yang sebelumnya

mewarnai polemik tentang kosmologi, dalam abad ini telah diganti dengan

paradigma antroposentrisme. Pusat jagad raya ini semata-mata adalah

manusia, sehingga pada gilirannya manusia modern menganggap dirinya

sebagai penguasa atas alam.

2. Antroposentrisme-teosentrisme: Tinjauan Etis-Ekologis

Mengenai konservasi alam atau lingkungan, sebagaimana

penjelasan di atas, orang-orang yang memandang manusia dan

kepentingannya harus mendapatkan perhatian pertama dan utama

dikatakan beraliran antroposentris. Di samping itu, dikatakan bahwa

manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang harmonis tanpa ada

kecenderungan yang satu menguasai yang lain. Manusia harus hidup

bersahabat dengan alam. Pendapat tersebut dikemukakan oleh pengikut

aliran konservasionisme.116

114 Ibid.

115 Ibid., hlm. 27.

116 D. Dwidjoseputro, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, (Jakarta: Erlangga,

1990), hlm. 29.

Page 66: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

51

Aliran yang kedua tersebut sebenarnya lebih merupakan reaksi

atas aliran yang pertama. Sebab aliran kedua yang juga disebut aliran

envirotalisme ini, berpandangan bahwa akar permasalahan lingkungan

yang terjadi dewasa ini adalah pandangan tradisional Barat yang

antroposentis.117 Salah satu landasan utamanya adalah alasan etis, bahwa

semua kehidupan itu harus kita hormati. Membuatnya cidera berarti

menjamah, suatu perbuatan yang tidak bermoral. Manusia dapat berbuat

atau tidak berbuat demikian: ia memiliki kemampuan untuk memilih.118

Dengan kata lain, tindakan eksploitatif terhadap alam yang lahir dari

paradigma antroposentris merupakan perbuatan yang imoral.

Pandangan yang antroposentris terhadap alam memang tidak dapat

dipisahkan dari gerakan sekularisasi Barat yang merupakan penjelmaan

dari gerakan averoisme, penganut pemikiran Ibnu Rusyd.119 Karena

pandangan tersebut, masyarakat Barat akhirnya menemukan tuhan-tuhan

baru yang menggantikan Tuhan yang sebenarnya seperti teologi

humanisme, rasionalisme, idealisme, empirisme, kultus persona dan

materialisme.120 Secara lantang dan terbuka Barat akhirnya menyatakan

Tuhan telah mati. Pernyataan itu mengemuka setelah filsuf yang bernama

Nietzsche mengeluarkan pernyataan bahwa “Tuhan telah mati, Tuhan terus

mati, kita telah membunuhnya dan semoga Tuhan beristirahat dalam

kedamaian abadi”.121

Paradigma antroposentris itu sebenarnya juga diyakini oleh

masyarakat ekologis yang merupakan bagian integral dari masyarakat

Barat. Jika masyarakat Barat dalam memandang alam telah meniadakan

117 I Gede Suwantana, “Antroposentrisme dan Masalahnya”,

http://www.balifiles.com/detail_artikel.php?detail=113&judul=ANTROPOSENTRISME%20DA

N%20MASALAHNYA, hlm. 1. 118 D. Dwidjoseputro, op.cit., hlm. 30.

119 Pemikiran Ibnu Rusyd mengacu pada pemikiran rasional dan empiris yang kemudian

dijadikan basis bagi IPTEK. Pemikiran tersebut ternyata bertentangan dengan ajaran gereja yang

doktrinal dan bahkan menentang pemikiran rasional. Namun, gerakan sekularisasi berhasil

mengantarkan masyarakat Barat modern mencapai kemajuan. Mujiyono Abdillah, op.cit., hlm. 99-

100. 120 Ibid., hlm. 100.

121 Ibid., hlm. 101.

Page 67: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

52

atau mengubur adanya Tuhan secara ateistik, maka kaum ekologis

cenderung tidak mengaitkan Tuhan dan lingkungan. Kalaupun masyarakat

ekologi mencoba menelaah terjadinya kerusakan lingkungan dengan

pendekatan naturalisme dan materialisme. Menurut mereka, problem

lingkungan itu berjalan menurut hokum lingkungan dan harus diadaptasi

dengan kaidah pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan lingkungan

cukup berporos pada doktrin-doktrin ekologis.122

Lynn White Jr. adalah salah satu tokoh yang juga mengkritik

pandangan antroposentris dengan mengatakan bahwa tradisi Judeo-

Christian sarat dengan pesan di mana manusia adalah penguasa atas

makhluk ciptaan lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Menurutnya,

pandangan religius ini kemudian dijadikan justifikasi untuk

mengeksploitasi alam. Akibatnya, eksploitasi besar-besaran terhadap alam

dengan dalih kesejahteraan bagi hidup manusia terjadi di berbagai belahan

dunia. Sumber daya alam dikuras sebanyak mungkin untuk konsumsi

manusia.

Namun sebagian pemikir yang beraliran ekosentris tidak sepakat

jika antroposentrisme dikatakan sebagai pemicu kerusakan alam. Mereka

menyatakan bahwa setiap orang tidak bisa membantah bahwa hanya

manusia yang bisa menjadi agen moral sedangkan yang lainnya menjadi

objek moralitas manusia. Hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda alam

lainnya hanya menunggu peran moral manusia terhadap mereka. Jadi,

hanya manusia yang punya ikhtiar di dalam upaya melestarikan mereka.123

Kaum ekosentris124 memandang bahwa seluruh ciptaan di muka

bumi ini memiliki nilai intrinsik yang sama di dalam dirinya sehingga

122 Ibid., hlm. 102.

123 I Gede Suwantana, loc.cit.

124 Pernyataan yang mengawali pemikiran ekosentris ini dimulai oleh Aldo Leopold

seorang ahli kehutanan Amerika pada tahun 1949 melalui karyanya Land Ethic. Ia menyatakan

bahwa “sesuatu adalah benar apabila cenderung ada upaya untuk memelihara kesatuan, stabilitas

dan keindahan komunitas biotik. Sesuatu itu salah jika cenderung berkebalikan”. Baginya setiap

individu adalah bagian dari semuah komunitas yang saling ketergantungan antara satu dengan

yang lainnya. Jika salah satu mengalami gangguan, maka individu-individu lainnya akan

merasakan dampaknya. The Land (di dalam Land Ethic) yang di maksud adalah seluruh komponen

Page 68: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

53

mereka memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang.

Pelestarian terhadap sumber-sumber daya alam bukan karena mereka

memiliki nilai kegunaan untuk kepentingan bisnis manusia, tetapi

pelestarian tersebut dilakukan untuk memberikan kebebasan pada seluruh

makhluk dan benda lainnya untuk tumbuh dan berkembang sebagai

dirinya sendiri. Hewan, tumbuhan, dan benda lainnya tidak hanya

memiliki nilai instrumental saja bagi kepentingan manusia. Setiap orang

mesti memperlakukan yang lain seperti memperlakukan dirinya sendiri.125

Melihat akar pemikiran ekologi yang silsilahnya dapat ditarik garis

merah dari kultus persona, maka hubungan Tuhan dengan lingkungan

dinilai bersifat teleologi dan tidak tertutup kemungkinan bersifat abstein.

Artinya, jika ekologi bercorak rasionalisme spiritual, maka hubungan

lingkungan dengan Tuhan bersifat teologi berjarak, deistis. Namun, jika

jika bercorak rasionalisme material maka hubungan Tuhan dan lingkungan

diakui secara ateistis.126

Jika ekologi mengingkari adanya hubungan Tuhan dengan

lingkungan maka wajar jika ekologi dalam praktiknya terlepas secara

murni dari nilai-nilai spiritual religious. Di samping itu, ekologi selalu

mengacu pada pemikiran pragmatis dengan implikasi pengelolaan

lingkungan secara tambal sulam, bukan pada pemikiran filosofis yang

berimplikasi pada pengelolaan lingkungan secara holistik.127

Dari pandangan beberapa ahli dan aliran di atas maka dapat

disimpulkan bahwa dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis

antara manusia dengan alam, paradigma antroposentris harus berlandaskan

paradigma teosentris dalam arti yang sebenarnya, yakni nilai-nilai spiritual

religius yang bersih dari motif-motif politis seperti pada abad pertengahan.

Artinya, paradigma teosentris yang merupakan kristalisasi kesadaran akan

nilai-nilai Ilahi betul-betul menjadi landasan bagi tindakan manusia dalam biotik maupun abiotik dari alam semesta yang saling memerlukan di dalam sebuah komunitas

yang harmonis. Ibid., hlm. 2. 125 Ibid.

126 Mujiyono Abdillah, op.cit., hlm. 104.

127 Ibid.

Page 69: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

54

memanfaatkan sumber daya alam. Sebab, nilai-nilai Ilahi merupakan

sumber utama etika dan moralitas.

Page 70: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

55

BAB III

KETERPADUAN PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN

TEOSENTRISME BERBASIS AL QUR’AN DENGAN MATERI

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (KSDA) AIR

A. Gambaran Umum Air dalam Al Qur’an

Air adalah dasar/asas kehidupan. Demikianlah aksioma yang tidak

dapat diingkari karena kebenarannya bersifat mutlak. Kemajuan ilmu

pengetahuan telah memberikan banyak sekali fakta yang menegaskan

kebenaran itu. Air adalah dasar kehidupan seluruh mahluk hidup, sehingga

tidak ada satu pun mahluk hidup yang dapat hidup tanpa air. Di mana ada air,

di situ pasti terdapat kehidupan.

Eksistensi air dan peranannya bagi kehidupan tentu merupakan

kehendak penciptanya, yaitu Allah SWT. Sudah menjadi ketetapan-Nya

bahwa kehidupan mahluk hidup sangat berkaitan erat dengan air. Hal itu

sudah ditetapkan di dalam Al Qur’an. Maka siapa pun yang mengkaji kitab

suci umat Islam tersebut akan mendapati banyak pembahasan perihal air.

Penyebutan kata air (al maa’) dalam ayat Al Qur’an berkisar sebanyak

65 kata dan ayat yang dimaksud belum termasuk ayat membahasnya dalam

bentuk kata lainnya, seperti hujan (matharan), laut (al-bahr), minuman

(syarab), sungai/telaga (anhar), dan lain-lain.113 Banyaknya pengulangan

tersebut membuktikan dan mengandung makna bahwa kedudukan air bagi

semua mahluk hidup amat urgen.

a. Air dan Munculnya Kehidupan

Terdapat banyak ayat Al Qur’an yang membahas tentang air

sebagai asal-usul kehidupan, salah satunya adalah firman Allah SWT:

113 Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan Al Qur’an, (Jakarta: Gema

Insani, 2006), hlm. 203.

Page 71: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

56

óΟ s9 uρr& t�tƒ tÏ% ©!$# (#ÿρã� x� x. ¨βr& ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9 $# uÚö‘ F{ $# uρ $tFtΡ% Ÿ2 $Z) ø?u‘ $yϑ ßγ≈ oΨ ø) tFx� sù ( $oΨ ù= yèy_uρ zÏΒ Ï !$yϑ ø9 $# ¨≅ ä. >ó x« @c yr ( Ÿξsùr& tβθãΖ ÏΒ ÷σム∩⊂⊃∪

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami

jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka

tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 30)114

Terdapat beragam penafsiran mengenai ayat tersebut. Dalam hal ini

penulis mengklasifikasikannya ke dalam dua kelompok, yaitu pendapat

para ahli tafsir dan pendapat para ilmuan.

1. Pendapat para ahli tafsir

Dalam menafsirkan ayat “Dan dari air Kami jadikan segala

sesuatu yang hidup”, ath-Thabari115 mengungkapkan bahwa dalam ayat

tersebut Allah mengatakan, “Kami jadikan kehidupan dengan adanya

air yang kami turunkan dari langit (hujan)”. Sedangkan Qatadah

mengungkapkan bahwa yang dimaksud adalah segala sesuatu yang

hidup diciptakan dari unsur air.116

Ibnu Katsir117 dalam penafsirannya tentang ayat tersebut

mengungkapkan bahwa air adalah dasar dari semua kehidupan.

114 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 499.

115 Ath-Thabari dikenal sebagai sosok yang haus akan ilmu pengetahuan. Nama

lengkapnya Muhammad bin Jarir bin Yazid ath-Thabari dan dikenal dengan nama ath-Thabari

karena dinisbatkan ke nama tanah kelahirannya Thabaristan. Imam ath-Thabari lahir pada 224 H di

Amil, ibu kota Thabaristan di Persia (Iran). Ia adalah seorang ahli fiqih, sejarahwan, dan ahli tafsir

(mufasir). Salah satu karya besarnya adalah kitab Tafsir Jamiul Bayan An Ta’wil Ayi Al Qur’an

yang terdiri dari 26 jilid. Republika, “Imam Ath-Thabari Sang Ulama Multidisipliner”,

http://koran.republika.co.id/koran/0/128245/Imam_ath_Thabari_Sang_Ulama_Multidisipliner,

hlm. 1. 116 Ahzami Samiun Jazuli, op.cit., hlm. 205.

117 Nama lenngkapnya adalah Abul Fida’, Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-

Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi, namun lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Ia lahir pada

701 H di sebuah desa yang menjadi bagian dari kota Bashrah di negeri Syam. Pada usia 4 tahun,

ayahnya meninggal sehingga kemudian ia diasuh oleh pamannya. Pada tahun 706 H, ia pindah dan

menetap di kota Damaskus. Selain Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab

yang terkenal, di antaranya adalah al-Bidayah Wa an-Nihayah yang berisi kisah para nabi dan

umat-umat terdahulu, Jami’ Al Masanid yang berisi kumpulan hadits, Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits

tentang ilmu hadits, Risalah Fi al-Jihad tentang jihad dan masih banyak lagi. 2Lisan, “Biografi

Ibnu Katsir”, http://www.2lisan.com/biografi/tokoh-islam/ibnu-katsir/, hlm. 1.

Page 72: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

57

Sedangkan Qurthubi118 mengemukakan tiga interpretasi.

119 Pertama,

bahwa segala sesuatu diciptakan dari unsur air. Kedua, air dibutuhkan

demi bisa mempertahankan hidup. Ketiga, semua yang hidup diciptakan

dari air yang keluar dari tulang sulbi. Sayyid Quthb120 turut sependapat

dengan penafsiran beberapa mufassir tersebut. Ia mengemukakan

bahwa frman-Nya, “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang

hidup”, menunjukkan akan pentingnya air dalam kehidupan.121

Terkait dengan air sebagai sumber kehidupan, penciptaan

manusia adalah salah satu tema yang di bahas secara eksplisit di dalam

Al Qur’an. Dalam hal ini, sepintas lalu ada kontradiksi antara yang

memaparkan bahwa Allah “menciptakan manusia dari air”122 dengan

ayat lain yang mengungkapkan “manusia dari sari pati yang berasal dari

118 Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin

Farh al-Anshari al-Khazraji al-Andalusi al-Qurthubi, seorang ahli tafsir dari Cordova (sekarang

Spanyol). Ia adalah hamba Allah yang shalih dan ulama yang arif, wara’ dan zuhud di dunia, yang

sibuk dirinya dengan urusan akhirat. Waktunya dihabiskan untuk memberikan bimbingan,

beribadah dan menulis. Salah satu dari sekian banyak tafsir yang ada adalah tafsir Al Jami’ Li

Ahkami al Qur’an karya Al Qurthubi, sehingga tafsir ini sering disebut dengan nama tafsir Al

Qurthubi. Tafsir tersebut adalah salah satu dari sekian tafsir yang dalam penafsirannya

menggunakan metode analitik (tahlili). Dari penamaannya sudah terlihat bahwa tafsir ini lebih

menitik beratkan pada hukum-hukum yang terdapat dalam Al Quran, walaupun didalamnya

terdapat pula masalah-masalah linguistik dan sastra, sehingga dalam kitab Al Tafsir Wa Al

Mufassirun tafsir ini dikelompokan dalam Tafsir al Fuqaha. Word Press, “Biografi Imam al

Qurtubi”, http://jacksite.wordpress.com/2009/11/09/biografi-imam-al-qurthubi-ulama-besar-dari-

spanyol/, hlm. 1. 119 Ahzami Samiun Jazuli, op.cit., hlm. 206.

120 Sayyid Quthb (1906-1966) lahir di Musha, Asiyuth, Mesir. Ayahnya Ibrahim Husain Shadhili.

Ia dikenal sebagai kritikus sastra, novelis, penyair, pemikir Islam, aktivis muslim Mesir paling

terkenal pada abad 20, dan tokoh besar Ikhwan al-Muslimin. Akan tetapi, kelompok Ikhwanul

Muslimin dianggap tidak sah dan anggotanya ditangkap serta dijebloskan ke dalam penjara oleh

Presiden Mesir saat itu Gamal Abdul Nasser. Selama di penjara Sayyid Qutb merefisi berjilid-jilid

penafsiran Al Qur’ánnya. Dalam karyanya ma’álim fi al-thariq (Petunjuk Jalan), ia mengatakan

bahwa kelompok yang menentang Islamisasi masyarakat dan negara harus diperlakukan

selayaknya kaum jahiliyah atau dianggap murtad. Baginya pula, rezim Mesir adalah rezim yang

tidak Islami dan sah untuk digulingkan. Ia menolak modernisasi dalam Islam dan ia juga

berpendapat bahwa Islam tidak perlu belajar kepada Barat. Karyanya di bidang tafsir yang terkenal

adalah Tafsir Fî Zhilal Al Qur’an. http://www.biografitokohdunia.com/2011/04/biografi-sayyid-

quthb.html 121 Ahzami Samiun Jazuli, loc.cit.

122 “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu

(punya) keturunan dan mushaharah, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa” (QS. Al Furqan: 54).

Mushaharah artinya hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan, seperti menantu, ipar,

mertua dan sebagainya. Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 567.

Page 73: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

58

tanah dan dari sari pati tanah itu dijadikan air”123, serta beberapa proses

penciptaan lainnya. Akan tetapi sesungguhnya ayat-ayat tersebut tidak

bertentangan.

Untuk memahami perbedaan deskripsi tersebut, perlu difahami

bahwa di dalam Al Qur’an penciptaan manusia dikelompokkan ke

dalam empat macam proses penciptaan.124 Pertama, penciptaan Adam

AS dari tanah (QS. Al Rahman: 14; Al Sajdah: 7-9; Fathir: 11-12; Al

Hajj: 5-6; Al Hijr: 28-29). Kedua, penciptaan Siti Hawa dari tulang

rusuk (QS. Al Nisa’: 1). Ketiga, penciptaan Isa AS dari ovum saja (QS.

Ali Imran: 47). Keempat, penciptaan manusia dari air mani (sperma)

dan ovum (QS. Al Furqan: 54; Al Insan: 2; Al Thariq: 5-8; Al

Qiyamah: 36-39; Al A’raf: 189-190).

Dalam Tafsir Al Azhar, tentang surat Al Mu’minun ayat 12,

Hamka menjelaskan tentang maksud “manusia dari sari pati yang

berasal dari tanah” dengan uraian sebagai berikut:

“Di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, padi, jagung, dan

sebagainya adasegala macam jaringan yang ditakdirkan Tuhan

atas alam. Di sana ada zat besi, zat putih telur, vitamin, kalori,

hormon, dan sebagainya. Dengan makanan itu, teraturlah jalan

darahnya, dan tidak dapat hidup kalau bukan dari zat bumi

tempat ia dilahirkan itu. Dalam tubuh yang sehat mengalirlah

darah, berpusat pada jantung dan dari jantung mengalirlah darah

itu ke seluruh tubuh. Dalam darah itu terdapat zat yang akan

menjadi mani. Setetes air (mani) mengandung beribu-ribu

bahkan bermiliaran “tampang” yang akan dijadikan manusia,

yang tersimpan dalam shulbi laki-laki dan taraib perempuan.”125

Jadi, manusia yang dimaksud adalah kita semua. Bahwa

“manusia dari sari pati tanah” itu dijabarkan melalui proses sejak akar

tumbuhan menghisap air dan zat-zat dari dalam tanah hingga proses

biologis di dalam tanaman dan dalam tubuh manusia.

123 “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang

kokoh (rahim)” (QS. Al Mukminun: 12-13). Ibid., hlm. 257. 124 Agus S. Djamil, Al Qur’an dan Lautan, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2005), Cet. 2,

hlm. 87. 125 Ibid., hlm. 88.

Page 74: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

59

Sedangkan tentang “Allah menciptakan manusia dari air”, dalam

kitab tafsir yang sama Hamka memberikan tafsir surat Al Furqan ayat

54 sebagai air mani. Ia melukiskan sebagai berikut:

“Setetes air mani mengandung berjuta bibit untuk dijadikan

manusia. Manusia yang berasal dari air telah memenuhi bumi ini

abad demi abad. Kemudian manusia itu berkawin berketurunan,

semenda-menyemenda, beripar, bermenantu, bermetua.

Setelah air mani, mencipta manusia dan manusia itu hidup.

Siapakah yang menghubungkan setetes air mani itu dengan yang

dinamakan hidup? Mungkinkah tercipta hidup ini dari sesuatu

yang mati? Mungkinkah ada sesuatu dari yang tidak ada?”126

Kutipan di atas enunjukkan bahwa pemahaman Hamka

terhadapa manusia diciptakan dari air, dalam surat Al Furqan ayat 54,

merujuk pada air mani atau bentuk kejadian. Hal itu bermulanya sejak

awal sebelum seorang janin bayi terbentuk di dalam rahim. Dengan

demikian tidak terdapat kontradiksi antara kedua ayat di atas, justru

sebaliknya mengandung pengertian yang sama. Adapun yang

ditekankan oleh Hamka adalah proses kejadian manusia itu ada yang

menciptakannya yaitu Allah SWT, bukan berproses sendiri secara

spontan.

Semua itu menunjukkan betapa eksistensi air bagi kehidupan

merupakan faktor primer. Hal ini tentu tidak hanya berdasarkan

normativitas ajaran Islam dalam Al Quran, tapi juga berlandaskan

kenyataan empiris ilmiah bahwa sel-sel tubuh mahluk hidup sebagian

besarnya berasal dari air yang tanpanya tubuh atau jasad tidak akan

hidup. Dalam hal ini, Allah SWT benar-benar telah memosisikan air

secara substansial bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.

2. Perspektif ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan modern telah berhasil mengetahui kadar air

yang ada dan yang dibutuhkan oleh manusia, binatang, dan tumbuhan.

Kadar air yang dibutuhkan manusia dan binatang lebih dari 3/4 atau

sekitar 80 % dari berat tubuhnya. Sedangkan kadar air yang dibutuhkan

126 Ibid., hlm. 89.

Page 75: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

60

oleh tumbuhan berkisar 55% hingga 70% dari total tubuhnya.127 Ini

berarti sebagian besar tubuh manusia, binatang, dan tumbuhan berasal

dari unsur air. Dengan demikian, ketiga jenis mahluk hidup tersebut

seolah-olah adalah mahluk air. Hal tersebut telah menjadi ketetapan

Allah sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al Anbiya’ ayat 30,

yakni “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. Hidup

yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup kehidupan dengan

pertumbuhan saja sebagaimana tumbuhan, serta kehidupan

perkembangan sebagaimana manusia dan binatang.128

Peranan air yang paling utama bagi mahluk hidup adalah

sebagai pencair yang dapat memindahkan makanan dan sisa-sisanya

dari suatu sel ke sel yang lain serta ke jaringan sel. Selain itu, air juga

merupakan bahan dasar respirasi mahluk hidup. Sebab secara kimiawi,

oksigen (O2), bahkan yang dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan yang

dibutuhkan mahluk hidup, asal-usulnya adalah air (H2O), bukan karbon

dioksida (CO2). Ini karena dalam reaksi tumbuh-tumbuhan ditemukan

O2 yang berasal dari air dan O2 yang berasal dari CO2. Dengan

demikian, telah terbukti secara ilmiah bahwa udara pun ternyata sumber

oksigennya berasal dari air.129

Secara medis juga telah dipaparkan bahwa tubuh manusia dalam

kedinamisannya membutuhkan air yang bergerak dalam setiap rongga

tubuhnya. Air itu akan mengontrol aliran darah dan membantu proses

pencernaan makanan dalam lambung. Air juga dibutuhkan untuk

mentrasfer nutrisi dan zat lain dalam darah ke semua organ tubuh.

Dengan air pula, tubuh dapat berada dalam batasan suhu normal dan

mampu melepaskan toksin dalam tubuh.130 Jadi, tanpa air zat dan racun

yang membahayakan tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.

127 Ahzami Samiun Jazuli, loc.cit.

128 Ibid., hlm. 207

129 Yusuf al-Hajj Ahmad, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam Al Qur’an dan Sunah,

(Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2005), hlm. 139. 130 Ahzami Samiun Jazuli, op.cit.

Page 76: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

61

Sungguh, adanya air dalam tubuh serta tersedianya air yang dibutuhkan

merupakan nikmat dari Allah yang harus kita syukuri.

Bagi tumbuh-tumbuhan, dengan capillary action (gerak kapiler),

air akan naik dari akar tumbuhan menuju daun tanpa alat pemompa.131

Proses tersebut pada akhirnya akan menunjang terjadinya proses

fotosintesis. Demikianlah gerak air yang dijadikan oleh Allah untuk

kepentingan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.

b. Air sebagai Bukti Kekuasaan Allah

Bila di dalam Al Qur’an air secara umum dikaitkan dengan

kehidupan, maka sesungguhnya hal tersebut secara tidak langsung

menggambarkan bahwa air merupakan salah satu tanda kekuasaan-Nya.

Dikatakan suatu tanda karena eksistensinya jelas. Dengan memahami

eksistensi air, maka hendaknya manusia dapat memahami eksistensi

penciptanya.

Menurut Raghib al-Ashfahani, air dikatakan tanda karena bisa

tervisualisasi. Pada hakikatnya, segala sesuatu yang tervisualisasi selalu

berkaitan erat dengan suatu Dzat yang tidak tervisualisasi. Di saat

seseorang memahami sesuatu yang tervisualisasi, maka secara tidak

langsung ia pun bisa memahami sesuatu yang tidak tervisualisasi di

belakangnya. Barang siapa memahami ilmu dari akarnya, maka ia akan

memahami semua fasenya. Artinya, jika kita memahami sesuatu yang

dibuat, maka kita pun bisa langsung memahami bahwa pasti ada

pembuatnya.132

Al Qur’an menyematkan air sebagai satu tanda kekuasaan Allah.

Dalam hal ini, secara garis besar ada tiga postulat yang menjelaskan hal

tersebut.133

1. Sesungguhnya penyebab (as-sabab) hanya satu dan yang disebabkan

(al musabbab) sangat beragam.

Allah berfirman di dalam Al Qur’an,

131 Yusuf al-Hajj Ahmad, op.cit., hlm. 130.

132 Ahzami Samiun Jazuli, op.cit., hlm. 210.

133 Ibid.

Page 77: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

62

uθèδ uρ ü“ Ï% ©!$# tΑ t“Ρr& zÏΒ Ï!$yϑ ¡¡9 $# [ !$tΒ $oΨ ô_t� ÷z r' sù ϵÎ/ |N$t7 tΡ Èe≅ ä. &ó x« $oΨ ô_t� ÷z r' sù çµ÷Ψ ÏΒ # Z�ÅØ yz ßlÌ� øƒ �Υ çµ÷Ψ ÏΒ ${6ym $Y6Å2# u�tI•Β zÏΒ uρ È≅ ÷‚̈Ζ9$# ÏΒ $yγÏèù= sÛ ×β# uθ÷Ζ Ï% ×πuŠ ÏΡ#yŠ ;M≈ ¨Ψ y_uρ ôÏiΒ

5>$oΨ ôã r& tβθçG ÷ƒ̈“9 $# uρ tβ$̈Β ”�9 $#uρ $YγÎ6oK ô±ãΒ u� ö� xî uρ >µÎ7≈ t±tFãΒ 3 (#ÿρã� ÝàΡ$# 4’ n< Î) ÿÍν Ì� yϑ rO !# sŒ Î) t� yϑ øOr& ÿϵÏè÷Ζ tƒuρ

4 ¨βÎ) ’ Îû öΝ ä3Ï9≡sŒ ;M≈ tƒUψ 5Θ öθs) Ïj9 tβθãΖ ÏΒ ÷σム∩∪

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami

tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan

maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang

menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu

butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-

tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami

keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak

serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan

(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-

orang yang beriman.” (QS. Al An’am [6]: 99)134

’ Îûuρ ÇÚö‘ F{ $# ÓìsÜ Ï% ÔN≡u‘ Èθ≈ yftG •Β ×M≈̈Ζ y_uρ ôÏiΒ 5=≈ uΖ ôãr& ×íö‘ y— uρ ×≅Š σwΥuρ ×β# uθ÷Ζ Ï¹ ç� ö�xîuρ

5β# uθ÷Ζ Ï¹ 4’ s+ó¡ç„ &!$yϑ Î/ 7‰ Ïn≡uρ ã≅ ÅeÒx� çΡ uρ $pκ |Õ÷èt/ 4†n?tã <Ù÷èt/ ’ Îû È≅à2W{ $# 4 ¨βÎ) ’ Îû š�Ï9≡sŒ

;M≈ tƒUψ 5Θ öθs) Ïj9 šχθè= É) ÷ètƒ ∩⊆∪

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,

dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma

yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air

yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu

atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada

yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

kaum yang berfikir.” (QS. Ar Ra’du [13]: 4)135

Pada ayat pertama kita dapat memahami bahwa air suatu unsur

yang satu, namun bisa digunakan untuk banyak keperluan. Sedangkan

pada ayat kedua nampak bahwa air bisa digunakan untuk menyuburkan

134 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 203.

135 Ibid., hlm. 368-369.

Page 78: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

63

berbagai tanaman dengan beragam karakteristiknya,136 baik itu rasa

buahnya, wanginya, warnanya, dan lain-lain.

Zamakhsari dalam menafsirkan ayat di atas mengungkapkan

bahwa karena air maka tumbuhlah tumbuhan dan buah-buahan dengan

beragam jenisnya yang dibutuhkan manusia. Di sini air menempati

posisi sebagai as-sabab dan beragam keperluan itu sebagai al-

musabbab.137

Penjelasan Al Qur’an tentang air sebagai penyebab bagi segala

keperluan tentu tidak dapat difahami sampai di sini saja. Sebab, semua

kepentingan yang bisa ditangani oleh air secara mutlak bergantung pada

kekuasaan Allah SWT semata sebagai penyebab pertama (causa prima)

dari segala-galanya.138

2. Air diturunkan dengan kadar tertentu.

Allah berfirman di dalam Al Qur’an,

$uΖ ø9 t“Ρ r&uρ zÏΒ Ï!$yϑ ¡¡9 $# L !$tΒ 9‘ y‰ s) Î/ çµ≈ ¨Ψ s3ó™r' sù ’ Îû ÇÚö‘ F{ $# ( $‾Ρ Î) uρ 4’ n?tã ¤U$yδ sŒ ϵÎ/ tβρ①ω≈ s)s9

∩⊇∇∪

“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu

Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami

benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al Mu’minun

[23]: 18)139

Al Qurthubi menegaskan bahwa yang dimaksud dengan “suatu

ukuran” dalam ayat tersebut adalah kadar yang normal, karena jika air

diturunkan secara berlebihan tentu akan membahayakan kehidupan.140

136 Hal serupa juga dijelaskan dalam suatu ayat, “Yang telah menjadikan bagimu bumi

sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan

dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-

tumbuhan yang bermacam-macam.” (QS. Thaha [20]: 53). Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 481. 137 Ahzami Samiun Jazuli, loc.cit.

138 Hal itu merujuk pada ayat yang berbunyi, “Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan

kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu

bumi sesudah matinya?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah: "Segala puji bagi

Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS. Al Ankabut [29]: 63). Yayasan

Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 637. 139 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 528.

140 Ahzami Samiun Jazuli, op.cit., hlm. 211.

Page 79: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

64

Penafsiran tersebut sejalan dengan dalil-dalil kosmologi, bahwa alam

semesta (kosmos) memiliki sifat keteraturan dan keseimbangan.

Kosmos ini akan berubah menjadi chaos unsur-unsur di dalamnya

melebihi kadar atau melanggar hukum alam (sunnatullah).

Sesungguhnya kadar air yang diturunkan ke bumi oleh Allah

telah disesuaikan dengan kebutuhan mahluk hidup atau kelangsungan

kehidupan. Artinya, jika terjadi ketidakseimbangan atau kekacauan,

misalnya dalam suatu ekosistem, maka itu pasti karena faktor human

error. Bencana banjir adalah salah satu contoh kenyataan yang

disebabkan oleh kesalahan manusia yang melanggar hukum alam

dengan melakukan penggundulan hutan.

Tentu semua itu tidak bisa lepas dari kekuasaan Allah, di mana

kaitan antara sesuai ukuran (al-qadar) dengan kekuasaan (al-qudrah)

amat erat. Semua yang sesuai ukuran adalah yang tidak lebih dan tidak

kurang (proporsional). Sedangkan yang dimaksud dengan Yang

berkuasa adalah Yang meletakkan segala yang dikehendaki-Nya dengan

ukuran tertentu berdasarkan fungsi sesuatu itu.141 Dalam hal ini, hanya

Dia-lah yang maha berkuasa.

3. Penyifatan air dengan kehidupan.

Terkait penjelasan Al Qur’an tentang sifat air yang identik

dengan kehidupan, sekilas telah penulis paparkan di atas. Di sini kita

dapat menengok kembali betapa hanya berkat kekuasaan-Nya-lah

sesuatu yang hidup dapat lahir dari sesuatu yang tak hidup, yaitu air.

Dalam suatu ayat Allah berfiman:

ôÏΒ uρ ÿϵÏG≈ tƒ# u y7 ‾Ρ r& “ t� s? uÚö‘ F{ $# Zπyèϱ≈ yz !#sŒ Î* sù $uΖ ø9 t“Ρ r& $pκ ö� n= tæ u !$yϑ ø9 $# ôN ¨”tI÷δ $# ôM t/u‘ uρ 4 ¨βÎ) ü“ Ï% ©!$# $yδ$u‹ ôm r& Ç‘ósßϑ s9 #’ tA öθyϑ ø9 $# 4 …çµ‾Ρ Î) 4’ n?tã Èe≅ ä. & ó x« í�ƒÏ‰s% ∩⊂∪

“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi

kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya,

niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang

menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati.

141 Ibid.

Page 80: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

65

Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.

Fushshilat [41]: 39)142

Bumi yang mati dan kering kemudian turun air (hujan) untuk

menyiraminya hingga terlahir suatu kehidupan, adalah terjadi atas

kekuasaan dan kehendak Allah SWT. Dengan air itulah ditumbuhkan

beragam tumbuh-tumbuhan dengan berbagai jenisnya. Demikianlah

gambaran pertumbuhan tanaman di muka bumi. Ini pun tidak berbeda

dengan perkembangan anak manusia mulai dari air mani kemudian

menjadi janin yang akhirnya lahir menjadi manusia. Semua itu sesuai

dengan kehendak dan kekuasaan-Nya.

Dari paparan di atas, dapat difahami bahwa ketiga postulat tentang

air di atas merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Tanda-tanda itu tidak

lain adalah petunjuk bagi siapa saja yang mau mengambil petunjuk.

Dengan petunjuk itu, seseorang akan selalu berada di jalan yang lurus

(shirathal mustaqim), yaitu suatu jalan di mana orang-orang telah

mendapatkan banyak nikmat dari Allah dan tentu mereka bukan yang

dimurkai-Nya.

B. Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air Berbasis Al Qur’an:

Paradigma Antroposentrisme

Manusia, ditinjau dari aspek ekologis, mengacu pada pengertian

ekologi manusia itu sendiri. Dalam pengertian ini kehidupan manusia tidak

dapat terlepas dari komponen lingkungan di luar dirinya, baik unsur-unsur

biotik maupun abiotik yang keduanya itu disebut sumber daya alam (SDA).

Sebab, semua kebutuhan hidup manusia manusia tersedia di alam.

Di sini kita mendapati suatu aksioma bahwa kehidupan manusia

sepenuhnya bergantung kepada SDA, tapi tidak sebaliknya. Hal itu logis

karena pada kondisi ini manusia bertindak sebagai konsumen yang tidak bisa

tidak mengkonsumsi atau menggunakan sumber-sumber alam untuk bertahan

hidup. Sementara alam, tanpa kehadiran manusia, keadaannya akan tetap

142 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 778.

Page 81: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

66

dalam kondisi seimbang, serasi, dan berkelanjutan karena sumber daya alam

memiliki sifat homeostatis,143 adaptasi secara alami, toleransi, resilient.

144

Dengan demikian, segala sumber yang ada di alam memang

diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini,

sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab I, selain dalam surat Al Baqarah ayat

29, Allah SWT juga menjelaskan dalam ayat lain yang berbunyi:

óΟ s9 r& (# ÷ρt� s? ¨βr& ©!$# t� ¤‚y™ Νä3s9 $̈Β ’ Îû ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9 $# $tΒ uρ ’Îû ÇÚö‘ F{ $# x@t7 ó™r&uρ öΝ ä3ø‹ n= tæ … çµyϑ yèÏΡ

Zοt� Îγ≈ sß ZπuΖ ÏÛ$t/ uρ 3 zÏΒ uρ Ĩ$̈Ζ9 $# tΒ ãΑ ω≈pgä† †Îû «!$# Î�ö� tóÎ/ 5Ο ù= Ïæ Ÿωuρ “ W‰èδ Ÿωuρ 5=≈ tG Ï.

9��ÏΖ •Β ∩⊄⊃∪

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan

menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara

manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu

pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi

penerangan.” (QS. Luqman [31]: 20)145

Dalam surat Al Baqarah ayat 29 di atas dijelaskan, “Dialah Allah yang

telah menciptakan segala sesuatu di bumi untuk kamu”. Menurut banyak

ulama ayat tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya segala apa yang

terbentang di bumi ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali ada dalil lain

yang melarangnya.146 Secara eksplisit, ayat tersebut mengungkapkan sisi

antroposentris dalam penciptaan sumber-sumber alam yang ada di bumi.

Demikian pula dengan penjelasan dalam surat Luqman ayat 20,

“sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang

di langit dan apa yang di bumi”, secara tersirat juga menegaskan bahwa

ditundukkannya segala sesuatu yang ada di alam adalah untuk kepentingan

manusia. Dengan kata lain, menurut pemahaman penulis terhadap kedua ayat

143 Gejala kembalinya suatu sistem kepada keseimbangan semula atau nilai semula, atau

bagian dari interaksi berupa pemeliharaan keseimbangan sendiri. 144 Gejala melentingnya suatu sistem yaitu kembalinya suatu komponen secara dinamis ke

dalam batas-batas yang ditentukan oleh sistemnya atau toleransinya. 145 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 655.

146 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2006) Vol. 1, Cet. 7, hlm. 138.

Page 82: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

67

tersebut, dalam konteks ini Allah telah menjadikan manusia sebagai pusat

pusat alam semesta, dalam pengertian alam diciptakan untuk memenuhi

kebutuhan manusia.

Berdasarkan penjelasan di atas, air merupakan salah satu sumber daya

alam yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Adapun manusia

yang dimaksud ialah manusia secara umum, siapa pun itu, karena pada ayat-

ayat tersebut tidak ada batasan tertentu tentang aksidensi kemanusiaannya.

Jadi hal itu berlaku untuk semua manusia, tanpa terkecuali, karena tidak satu

pun dari mereka yang tidak membutuhkan air. Dengan diciptakannya air,

manusia kemudian mulai memanfaatkannya untuk segala macam hajat

hidupnya.

Perkembangan zaman yang diikuti dengan pesatnya kemajuan ilmu

pengetahuna dan teknologi (IPTEK), di satu sisi telah memberikan

kemudahan bagi manusia dalam memanfaatkan air. Pada sisi lain,

perkembangan IPTEK itu juga turut memberikan energi baru bagi sifat

kodrati manusia sebagai mahluk yang selalu ingin tahu. Alhasil, air kemudian

tidak hanya dijadikan barang konsumsi kebutuhan hidup, tapi juga dijadikan

objek penelitian ilmiah modern.

Hal yang menarik perhatian adalah, bahwa hasil penelitian ilmiah

masa kini tidak hanya kerap menyuguhkan fakta-fakta tentang segala

keutamaan (keajaiban)147 dan potensi air, tapi juga telah menunjukkan adanya

suatu “konsensus ilmiah” bahwa planet ini sedang dilanda krisis air. Oleh

147 Tentu kita masih ingat akan penemuan ilmiah Dr. Masaru Emoto dari Universitas

Yokohama Jepang yang mengungkap salah satu keajaiban air. Dengan ia tekun melakukan

penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di pulau Honshu didoakan secara agama

Shinto, lalu didinginkan sampai minus 5 derajat Celcius di laboratorium, kemudian difoto dengan

mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi

enam yang indah. Percobaan di ulangi dengan memutar musik simponi Mozart, kristal muncul

berbentuk bunga. Ketika Musik heavy metal di perdengarkan, kristal hancur. Selanjutnya di

tunjukkan kata “setan” dalam bahasa Jepang. Kristal berbentuk buruk. Dr. Emoto akhirnya

berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan

kemudian di undang ke Markas Besar PBB di New York pada Maret 2005 lalu untuk

mempresentasikan temuannya. Dalam bukunya ” The Hidden Message in Water”, Dr. Masaru

Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact

disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa

mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Zulfikri, “Keajaiban Air”,

http://zulfikri.wordpress.com/2007/09/04/keajaiban-air/, hlm. 1.

Page 83: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

68

sebab itu, dunia mulai sadar akan pentingnya konservasi air demi

keberlangsungan kehidupan (manusia) itu sendiri.

Hidrologi dalam Al Qur’an: Petunjuk Konservasi Sumber Daya Alam

(KSDA) Air

Dalam materi Konservasi Sumber Daya (KSDA) Air, hidrologi (siklus

air) adalah satu bahasan yang tidak dapat ditinggalkan dan perlu pemahaman

yang secara mendalam. Sebab, sebagaimana telah diuraikan dalam Bab II,

siklus air merupakan suatu fenomena alam yang di dalamnya berlangsung

proses pengisian oleh presipitasi (hujan) ke dalam dua sumber utama air,

yaitu air permukaan dan air tanah. Terkait dua sumber air tersebut Allah

berfirman:

$uΖ ø9 t“Ρ r&uρ zÏΒ Ï!$yϑ ¡¡9 $# L !$tΒ 9‘ y‰ s) Î/ çµ≈ ¨Ψ s3ó™r' sù ’ Îû ÇÚö‘ F{ $# ( $‾Ρ Î) uρ 4’ n?tã ¤U$yδ sŒ ϵÎ/ tβρ①ω≈ s)s9

∩⊇∇∪

“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami

jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar

berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al Mu’minun [23]: 18)148

Menurut Qurthubi, ayat tersebut menegasakan akan banhyak nikmat

yang telah Allah anugerahkan kepada mahluk-Nya, di antaranya adalah

dengan menciptakan air yang merupakan kebutuhan utama seluruh mahluk-

Nya, yaitu berupa air yang diturunkannya dari langit. Jenis air yang

diturunkan dari langit dibagi atas dua bagian. Pertama, mata air yang

tersimpan dalam perut bumi. Kedua, air sungai dan air yang berasal dari

sumur.149 Dalam komponen hidrologi, air yang pertama disebut air tanah dan

air yang kedua disebut air permukaan.

Siklus hidrologi berlangsung terus-menerus dan tidak diketahui kapan,

dari mana berawalnya dan kapan pula akan berakhir.150 Di dalam Al Qur’an

dijelaskan bahwa hujan merupakan simbolisasi atas sejuta anugerah yang

148 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 528.

149 Ahzami Samiun Jazuli, op.cit., hlm. 202.

150 Suripin, op.cit., hlm. 134.

Page 84: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

69

diturunkan oleh Allah untuk mahluknya. Allah SWT telah banyak

menggambarkan proses tersebut dengan sangat mengagumkan, sebagaimana

firman-Nya:

óΟ s9 r& t� s? ¨βr& ©!$# Åe÷“ ム$\/$ptxā §ΝèO ß# Ïj9 xσム…çµuΖ ÷� t/ §Ν èO … ã&é# yèøgs† $YΒ% x. â‘ “ u�tIsù šX ôŠtθø9 $# ßlã� øƒs†

ôÏΒ Ï&Î#≈ n= Åz ãΑ Íi” t∴ãƒuρ zÏΒ Ï !$uΚ ¡¡9 $# ÏΒ 5Α$t7Å_ $pκ� Ïù .ÏΒ 7Št� t/ Ü=Š ÅÁãŠsù ϵÎ/ tΒ â!$t±o„

… çµèùÎ� óÇtƒuρ tã ̈Β â !$t±o„ ( ߊ% s3tƒ $uΖ y™ ϵÏ% ö� t/ Ü=yδ õ‹ tƒ Ì�≈ |Áö/ F{ $$Î/ ∩⊆⊂∪

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian

mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya

bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-

celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,

(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka

ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang

dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-

Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan

penglihatan.” (QS. An Nur [24]: 43)151

Dalam suatu ayat lain Allah juga berfirman,

öΝ s9r& t� s? ¨βr& ©! $# tΑt“Ρ r& zÏΒ Ï!$yϑ ¡¡9 $# [ !$tΒ …çµs3n= |¡sù yì‹ Î6≈ oΨ tƒ †Îû ÇÚö‘ F{ $# ¢ΟèO ßlÌ� øƒ ä† ÏµÎ/ % Yæö‘ y— $̧� Î= tG øƒ ’Χ …çµçΡ≡uθø9 r& §Ν èO ßkŠ Îγtƒ çµ1u� tIsù #v� x�óÁãΒ ¢Ο èO …ã&é# yèøgs† $̧ϑ≈ sÜ ãm 4 ¨βÎ) ’ Îû š�Ï9≡sŒ

3“ t� ø.Ï% s! ’ Í< 'ρT{ É=≈t7 ø9F{ $# ∩⊄⊇∪

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, lalu Dia mengalirkannya menjadi mata air-

mata air di bumi, kemudian Dia mengeluarkan dengannya tanaman-

tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu

kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur

berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az

Zumar [39]: 21)152

Dalam ayat pertama di atas Allah memerintahkan kita untuk

memperhatikan proses terjadinya hujan agar kita lebih mengenali eksistensi

air. Sedangkan pada ayat kedua Allah memerintah kita untuk memperhatikan

proses terbentuknya sumber-sumber air di bumi. Dengan demikian, kedua

151 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 551.

152 Ibid., hlm. 748.

Page 85: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

70

ayat tersebut sama-sama menjelaskan turunnya air hujan secara hidrologis

hingga air hujan itu jatuh ke bumi kemudian mengalir ke sumber-sumber air.

Menurut Muhammad Shahrur, penurunan air ke bumi yang di sini kita

sebut hidrologi, merupakan fenomena alam yang mengelami proses al-Inzal

tanpa al-Tanzil. Dalam ayat di atas yang berbunyi “Apakah kamu tidak

memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu

Dia mengalirkannya menjadi mata air-mata air”, sesungguhnya Allah

memberikan fenomena yang dapat diketahui karena proses tersebut berada

pada wilayah yang terjangkau pengetahuan manusia. Fenomena mengalirnya

air dalam bumi (air tanah) merupakan fenomena yang dapat diketahui

manusia.153 Jadi dapat dikatakan bahwa hidrologi merupakan pengetahuan

manusia tentang fenomena siklus air yang ditunjukkan oleh Allah.

Penjelasan Shahrur mengenai proses al-Inzal pada ayat tersebut juga

diselaraskan dengan firman-Nya yang berbunyi:

tΑ t“Ρ r& š∅ÏΒ Ï !$yϑ ¡¡9 $# [!$tΒ ôM s9$|¡sù 8πtƒÏŠ ÷ρr& $yδ Í‘ y‰ s)Î/ Ÿ≅ yϑ tGôm$$ sù ã≅ ø‹¡¡9 $# # Y‰t/ y— $\Š Î/#§‘ 4 $£ϑ ÏΒ uρ

tβρ߉ Ï%θムϵø‹ n= tã ’ Îû Í‘$̈Ζ9$# u!$tóÏG ö/ $# >πu‹ ù= Ïm ÷ρr& 8ì≈ tFtΒ Ó‰t/ y— … ã&é# ÷WÏiΒ 4 y7 Ï9≡x‹x. Ü>Î� ôØ o„ ª!$# ¨,ysø9$#

Ÿ≅ ÏÜ≈t7 ø9 $#uρ 4 $̈Β r' sù ߉ t/̈“9 $# Ü= yδ õ‹uŠsù [ !$x� ã_ ( $̈Β r&uρ $tΒ ßìx�Ζ tƒ }̈ $̈Ζ9$# ß]ä3ôϑ u‹ sù ’ Îû ÇÚö‘ F{ $# 4 y7 Ï9≡x‹x. Ü> Î�ôØ o„ ª! $# tΑ$sW øΒF{ $# ∩⊇∠∪

“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air

di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih

yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam

api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti

buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang

benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu

yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada

manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan.” (QS. Al Ra’du [13]: 17)154

Bahwa Allah menginformasikan tentang sebuah fenomena agar kita

mengetahuinya, yaitu perpindahan dari wilayah yang tidak diketahui

153 Muhammad Shahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Al Qur’an Kontemporer,

(Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004), Cet. 1, hlm. 221-222. 154 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 371.

Page 86: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

71

memasuki wilayah pengetahuan kognitif (al-Inzal). Allah berkata kepada kita:

sesungguhnya air yang turun dari langit adalah air yang sama, baik yang

mengalir di mata air maupun yang terserap dalam tanah. Persamaan dari

keduanya adalah sifat kimianya (kamiyah).155

Sedangkan ketika Allah dalam dalam ayat yang lain berfirman:

¨βÎ) ©! $# …çνy‰Ψ Ïã ãΝù= Ïæ Ïπtã$¡¡9 $# Ú^ Íi” t∴ãƒuρ y]ø‹ tóø9 $# ÞΟ n= ÷ètƒuρ $tΒ ’ Îû ÏΘ% tnö‘ F{ $# ( $tΒ uρ “ Í‘ ô‰ s? Ó§ø�tΡ

# sŒ$̈Β Ü= Å¡ò6 s? # Y‰ xî ( $tΒ uρ “ Í‘ ô‰ s? 6§ø� tΡ Äd“ r'Î/ <Úö‘ r& ßNθßϑ s? 4 ¨βÎ) ©! $# íΟŠ Î= tæ 7�� Î6yz ∩⊂⊆∪

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan

tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan

mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang

dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan

mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.”

(QS. Luqman [31]: 34)156

maka sesungguhnya Dia sesungguhnya menggambarkan kepada kita adanya

proses perpindahan obyektif yang berlangsung di luar kesadaran manusia (al-

Tanzil). Fenomena ini berlangsung secara obyektif di luar pengetahuan kita.

Penetapan penurunan hujan dan pengiriman rahmat bagi manusia berlangsung

secara obyektif di luar kesadaran manusia.157 Proses penumbuhan tanaman

dari air juga berlangsung secara obyektif sebelum ia diketahui oleh

manusia.158

Mengingat bahwa al-inzal terkait erat dengan kesadaran dan

pengetahuan manusia, jika ada fenomena alam yang berlangsung secara

obyektif dan tidak diketahui oleh manusia sementara fenomena tersebut

mengalami peoses al-inzal, maka hal ini berarti bahwa fenomena tersebut

dapat diketahui (min al-mudrakat).159 Di sinilah tersimpan rahasia tentang

pengertian dasar teori pengetahuan manusia tentang Al Qur’an di mana terori

155 Muhammad Shahrur, op.cit., hlm. 222.

156 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 658.

157 Muhammad Shahrur, loc.cit.

158 Lihat dalam firman-Nya, “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak

manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang

diketam” (QS. Qaf [50]: 9), ibid. 159 Ibid., hlm. 223.

Page 87: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

72

tersebut terangkum dalam proses al-inzal. Artinya, bagi manusia, eksistensi

sesuatu mendahului pengetahuan terhadapnya, dan al-inzal adalah proses

untuk mencapai pengetahuan terhadap eksistensi.

Dengan demikian dapat difahami bahwa hujan merupakan suatu

fenomena yang ditunjukkan oleh Allah kepada manusia untuk menjadi

petunjuk, sehingga manusia dapat mengambil pelajaran darinya, salah

satunya tentang hidrologi itu. Karena itu hidrologi lahir setelah manusia

mengkaji eksistensi dan proses turunnya hujan. Namun, Allah tidak

menunjukkan semua semua misteri tentang hujan, sehingga dalam hidrologi

tidak diketahui secara mutlak kapan dan di mana hujan akan diturunkan serta

bagaiman Allah (secara hakiki) menumbuhkan dari air hujan tumbuh-

tumbuhan.

Terkait siklus air, hal yang juga perlu diperhatikan di sini ialah

deskripsi tentang air (hujan) di dalam Al Qur’an selalu diikuti dengan

gambaran lahirnya suatu kehidupan, tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, dan

anugerah yang berlimpah. Tentunya hal itu bukan hanya merupakan

keindahan dan kedalaman bahasa Al Qur’an, tapi lebih-lebih sesungguhnya

merupakan pelajaran dan petunjuk bagi kita semua.

Sebagaimana telah dijelaskan dam Bab terdahulu bahwa daerah

resapan air yang paling signifikan adalah ekosistem hutan, di mana di

dalamnya terdapat banyak tanaman atau tumbuhan yang akan menyerap air.

Sebagai paru-paru bumi, hutan banyak menyimpan air yang diserap oleh

tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, peran tumbuh-tumbuhan sebagai

penyuplai sumber daya air sangat signifikan. Sebab, jika hutan itu gundul

atau ekosistem tumbuhan rusak, maka persediaan air di dalam sumber-sumber

air akan menipis di kala musim kemarau dan akan terjadi banjir saat musim

hujan. Karena itulah Al Qur’an, secara tersirat, menggambarkan kepada kita

bahwa pelestarian tumbuh-tumbuhan dan konservasi air merupakan satu-

kesatuan yang integral.

Dalam pemahaman lain, hal tersebut menunjukkan bahwa al Qur’an

mengajarkan kepada kita bahwa konservasi air sebagai bagian dari

Page 88: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

73

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) non-hayati dan pelestarian tumbuh-

tumbuhan sebagai bagian dari Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) hayati

perlu dilakukan secara beriringan. Konservasi air tidak akan dapat berjalan

maksimal jika kelestarian tumbuhan di daerah konservasi diabaikan, karena

dalam hidrologi daya serap tumbuhan merupakan faktor penting bagi

tersedianya sumber-sumber air.

Pelestarian air juga akan sia-sia jika manusia masih selalu menebangi

pohon di hutan secara eksploitatif serta tidak ramah lingkungan. Karena itu di

dalam Al Qur’an juga dijelaskan:

* 4’ n< Î)uρ yŠθßϑ rO öΝ èδ% s{r& $[sÎ=≈ |¹ 4 tΑ$s% ÉΘ öθs)≈ tƒ (#ρ߉ç6ôã $# ©!$# $tΒ /ä3s9 ôÏiΒ >µ≈ s9 Î) … çν ç�ö� xî ( uθèδ Ν ä.r' t±Ρ r& zÏiΒ ÇÚö‘ F{ $# óΟä. t� yϑ ÷ètG ó™$# uρ $pκ� Ïù çνρã� Ï� øótFó™$$ sù ¢Ο èO (#þθç/θè? ϵø‹ s9 Î) 4 ¨βÎ) ’ În1u‘ Ò=ƒÌ�s%

Ò=‹Åg’Χ ∩∉⊇∪

“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh

berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu

Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan

menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,

kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat

dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS.

Hud [11]: 61)160

Pada ayat tersebut Allah mengingatkan manusia yang dirinya

diciptakan dari tanah agar manusia agar manusia juga yang menjadi

pengelolanya dengan baik. Manusia dan tanah secara fisik memiliki

kandungan materi yang sama. Kesamaan ini menunjukkan bahwa manusia

merupakan bagian dari alam dan membutuhkan sumber kehidupannya.161 Air

dan tanaman adalah dua unsur yang ada di bumi (tanah). Karena itu sikap

manusia terhadap alam harus arif dan bijaksana. Dalam konteks ini,

konservasi air merupakan salah satu wujud kebijaksanaan manusia terhadap

sumber kehidupan yang ada di alam. Demikianlah petunjuk Al Qur’an

tentang hidrologi dalam upaya konservasi air.

160 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 336.

161 Sofyan Anwar Mufid, op.cit., hlm. 253.

Page 89: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

74

C. Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air Berbasis Al Qur’an:

Paradigma Teosentrisme

Manusia adalah mahluk yang spesial. Allah telah menempatkan

seluruh jasad samawi dan ardhi hanya untuk kepentingan hidup manusia.

Lebih dari itu, diturunkannya kalamullah kepada mahluk berakal tersebut

merupakan penghargaan teragung dari-Nya yang tidak diberikan kepada

mahluk lain. Segala kenikmatan jagad raya seakan berpusat pada keturunan

Adam tersebut (antroposentris). Semua itu telah digariskan di dalam Al

Qur’an.

Meskipun demikian, hal yang tidak boleh disalahpahami adalah

bahwa Allah memberikan previlese (penghargaan setinggi-tingginya) bukan

untuk menjadikan manusia sebagai penguasa kedua setelah Dia, tapi justru

untuk menunjukkan kekuasaan-Nya agar manusia mau mangakui kebesaran-

Nya. Karena itu, setiap ayat yang menjelaskan tentang dimensi antroposentris

selalu ditutup dengan penegasan dimensi teosentris, sebagaimana penegasan

dalam ayat-ayat yang telah disebutkan di atas.

Upaya untuk menemukan penjelasan tentang dimensi teosentris dalam

ayat-ayat Al Qur’an, dapat dilakukan dengan memahami arti kata “ayat” yang

berarti tanda. Ayat-ayat Al Qur’an adalah tanda-tanda kekauasaan-Nya. Ayat-

ayat-Nya merupakan petunjuk bagi manusia yang menunjukkan dan

membuktikan adanya Sang Pencipta alam semesta, yaitu Allah SWT. Sejalan

dengan hal tersebut, di atas telah dijelaskan bahwa air merupakan salah satu

tanda bagi adanya Sang Khaliq. Jadi, eksistensi air secara antroposentris

sebenarnya merupakan penyadaran bagi manusia akan dimensi teosentris.

Dalam rangka lebih memahami aspek teosentris tersebut, di sini kita

perlu menengok kembali beberapa ayat yang menjelaskan tentang eksistensi

air. Dalam surat al- Anbiya’ ayat 30, Allah menjelaskan bahwa segala sesuatu

yang hidup dijadikan dari air, kemudian ayat ini ditutup dengan penegasan

“mengapakah mereka juga tiada beriman”. Artinya, dijadikannya setiap

sesuatu yang hidup dari air merupakan visualisasi yang mengandung tuntutan

atau perintah keimanan kepada Allah. Di sinilah letak aspek teosentrisnya.

Page 90: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

75

Dengan demikian, jika dengan penggambaran air itu kita tidak beriman

kepada Allah, maka kita termasuk golongan orang yang kafir.

Sementara dalam surat az-Zumar ayat 21 Allah menggunakan

penegasan yang lain. Dalam ayat tersebut dikatakan, “Apakah kamu tidak

memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu

Dia mengalirkannya menjadi sumber-sumber air di bumi”, kemudian ayat ini

ditutup dengan penegasan “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat pelajaran bagi ulul albab (orang-orang yang mempunyai

akal)”. Artinya, kekuasaan Allah yang telah menurunkan air dari langit hanya

akan menjadi pelajaran (tanda-tanda) orang yang menyadarinya. Dengan kata

lain, orang-orang yang menggunakan kesadarannya akan fenomena turunnya

air dari langit (hujan) sebagai bukti kekuasaan-Nya. Di sini pula letak dimensi

teosentris pada ayat tersebut.

Dengan melihat kedua ayat tersebut, di samping dimensi

antroposentris, Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air juga memiliki

dimensi teosentris. Bagi orang-orang yang beriman, setiap upaya konservasi

air sudah seharusnya tidak hanya dibangun berdasarkan paradigma

antroposentris yang hanya mementingkan kehidupan duniawi, tapi lebih

disasarkan pada paradigma teosenris yang mengutamakan kehidupan

ukhrawi. Pertanyaannya kemudian, bagaimana realisasi paradigma teosentris

tersebut dalam upaya konservasi air?

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air: Manifestasi Tafakkur dan

Tadzakkur

Al Qur’an mengajak manusia untuk berfikir (tafakkur) dan mengingat

(tadzakkur). Tentang arti tafakkur, Raghib al-Ashfahani dalam kitabnya

Mufradatul-Fazhil-Qur’an menjelaskan bahwa pemikiran merupakan suatu

kekuatan yang berusaha mencapai suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan

berfikir adalah bekerjanya kekuatan itu dengan bimbingan akal.162 Adapun

anjuran dalam berfikir adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

162 Yusuf Qardhawi, op.cit., hlm. 41.

Page 91: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

76

“berfikirlah kamu akan ciptaan-ciptaan Allah, dan jangan berfikir tentang

Dzat Allah”.163 Jadi, Rasulullah SAW mengajarkan kita agar berfikir tentang

segala hal selain Dzat Allah karena sebesar apa pun kekuatan berfikir

manusia, pasti tidak dapat menjangkau Dzat-Nya.

Sedangkan tadzakkur merupakan salah satu tugas akal yang paling

tinggi. Adapaun dzakirah (ingatan) adalah tempat penyimpanan pengetahuan

dan informasi yang diperoleh manusia untuk digunakan pada saat

dibutuhkan.164 Berdasarkan pemahaman tersebut, jika orang kehilangan

ingatannya, maka ia telah kehilangan dirinya sendiri karena tidak mempunyai

ingatan tentang dirinya dan sejarah hidupnya.

Dengan demikian, secara fungsional, tafakkur dan tadzakkur itu

berbeda. Kegiatan yang pertama dilaksanakan untuk menghasilkan

pengetahuan yang baru, sedangkan kegiatan yang kedua dilakukan untuk

mengungkapkan kembali informasi dan pengetahuan yang telah didapatkan

sebelumnnya yang terlupa. Dalam hal ini, al-Ghazali berkata,

“setiap orang yang berfikir adalah mengingat dan tidak setiap orang

yang mengingat itu berfikir. Manfaat mengingat adalah mengulang

kembali pengetahuan yang telah didapatkan di dalam hati dan

mengingat kembali apa yang dilupakan dan dilalaikan sehingga

teringat kuat dalam hati dan tidak terhapus. Di samping itu,

manfaat berfikir adalah memperbanyak ilmu pengetahuan dan

mencari pengetahuan yang belum dikuasai. Inilah perbedaan antara

tadzakkur dan tafakkur.”165

Siapakah orang yang ber-tafakkur dan ber-tadzakkur itu? Di dalam Al

Qur’an disebutkan bahwa tafakkur dan tadzakkur merupakan salah satu sifat

utama kaum ulul albab. Hal tersebut sebagaimana telah ditegaskan secara

substansial dalam surat al-Imron ayat 191, bahwa ulul albab ialah “orang-

orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata), Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-

163 Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Syaikh dan at-Thabrani dalam kitab al-Ausath. Ibid.,

hlm. 42. 164

Ibid., hlm. 66. 165 Ibid., hlm. 72.

Page 92: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

77

sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. Dengan

demikian dapat difahami ulul albab adalah orang-orang yang berdzikir dan

berfikir.

Hal yang perlu dicermati di sini adalah berdzikir dalam ayat di atas

disebutkan terlebih dahulu, kemudian berfikir. Tentu hal tersebut bukan lah

sesuatu yang kebetulan, tapi mengandung makna yang dapat kita gali karena

tidak ada satu pun kelemahan dan kesalahan pada setiap susunan kata Al

Qur’an. Dalam salah satu keterangan disebutkan, penyebutan berdzikir yang

mendahului berfikir dikarenakan berdzikir merupakan kegiatan transendensi

dan menyangkut soal keimanan.166 Berdasarkan penjelasan tersebut penulis

mendapatkan pemahaman bahwa kegiatan berfikir tentang penciptaan langit

dan bumi harus didahului serta didasarkan pada kesadaran mengingat Allah.

Pemahaman ini semakin jelas dengan melihat akhir ayat tersebut yang

menegaskan bahwa kaum ulul albab, setelah berdzikir dan berfikir, kemudian

memuji keagungan-Nya dengan mengatakan “Tuhan kami, tiadalah engkau

menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami

dari siksa neraka”. Dengan kata lain, berfikir tentang penciptaan semesta

yang didasari keimanan akan meningkatkan kualitas keimanan itu.

Berdasarkan pada penjelasan tentang tafakkur dan tadzakkur di atas,

konservsi air merupakan salah satu kegiatan yang mencerminkan kegiatan

tafakkur. Oleh karena itu, setiap upaya konservasi air harus didasarkan pada

kerangka ber-tadzakkur. Jadi dalam upaya konservasi tersebut, dalam

memandang air, kita tidak hanya menggunakan paradigma antroposentris tapi

lebih menggunakan paradigma teosentris, sehingga yang kita dapatkan tidak

hanya kebahagiaan duniawi tapi juga kebahagiaan ukhrawi.

Petunjuk mengenai pentingnya tadzakkur dalam kegiatan konservasi

air (tafakkur), juga terdapat dalam surat az-Zumar ayat 21. Setelah

menggambarkan tentang turunnya air yang kemudian menjadi mata air hingga

air itu menumbuhkan tanaman-tanaman, kemudian Allah menutup ayat

166 M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-

konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996), Cet. 1, hlm. 564.

Page 93: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

78

tersebut dengan penegasan “sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat

tanda pelajaran bagi ulul albab”. Kata ulul albab dalam ayat ini bernada

sama dengan ayat yang telah dijelaskan di atas, yakni fenomena air

merupakan “tantangan” bagi orang yang berdzikir dan berfikir.

Dari ayat tersebut didapatkan pelajaran bahwa, mereka yang

mengambil pelajaran dari gejala alam ini, yakni tentang fenomena air,

tentunya akan melakukan sesuatu, misalnya membuat irigasi dan bendungan

atau kanal untuk mendidtribusikan air hujan ke daerah-daerah yang bisa

ditanami. Namun, pemahaman seorang ulul albab tidak berhenti sampai di

situ saja. Ia akan merenung juga bahwa semua tumbuhan itu mempunyai

massa hidup tertentu, lalu akan layu dan akhirnya mati. Dalam keadaan ini, ia

akan melakukan transedensi, berfikir lebih jauh tentang hakikat hidup.167

Artinya, dengan konservasi air itu, ulul albab akan melakukan transendensi.

Apalagi kalimat pada ayat tersebut diwali dengan kata istifham (pertanyaan),

“apakah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air

dari langit”, di mana kalimat pertanyaan itu sesungguhnya bermakna amar

(perintah) untuk selalu mengingat Allah SWT. Dengan cara demikianlah

konservasi air harus dilakukan, yakni dalam kerangka tadzakkur dan tafakkur

kaum ulul albab.

Akhirnya, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bekal

pengetahuan ilmiah saja tentang air sebagai bekal kegiatan konservasi tidak

cukup untuk membuat seseorang mendapatkan kualifikasi ulul albab. Sebab,

ia adalah seseorang yang juga memiliki keterikatan moral, memiliki

komitmen sosial, dan melaksanakan konservasi air dengan cara-cara yang

baik. Kualifikasi tersebut tentu bersumber dari aktifitas tadzakkur yang

menjadi dasar pemikirannya tentang sesuatu, sehingga ia mampu mengambil

kesimpulan bahwa semua yang diciptakan oleh Allah (termasuk air) itu tidak

sia-sia, serta mengandung fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan umat

manusia.168 Karena itu, air pun harus diperlakukan secara arif dan bijaksana.

167 Ibid., hlm. 565.

168 Ibid., hlm. 568.

Page 94: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

79

Akhirnya, pemahaman ini akan terejawantahkan dalam bentuk kesadaran

untuk memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan etika lingkungan.

Page 95: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

80

BAB IV

ANALISIS KETERPADUAN PARADIGMA

ANTROPOSENTRISME DAN TEOSENTRISME BERBASIS

AL QUR’AN DENGAN MATERI KONSERVASI SUMBER

DAYA ALAM (KSDA) AIR

A. Analisis Integrasi Sains dengan Agama: Antara Sekularisasi dan

Islamisasi

Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu perlu melihat kembali

wacana kontemporer tentang polemik integrasi sains dan agama. Sebab

wacana tersebut merupakan landasan teoritis-epistemologis bagi penelitian

ini yang memiliki relevansi dengan persoalan yang dibahas di sini. Di

samping menjadi landasan teoritis-epistemologis, diskursus integrasi ini

turut berimplikasi pada grand pemikiran pendidikan Islam di masa kini

dan di masa yang akan datang.

Hingga dewasa ini, umat Islam dianggap masih belum mampu

mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

yang telah dicapai oleh Barat. Adapun salah satu penyebabnya adalah

karena sistem pendidikan Islam belum mampu menghadapi perubahan dan

menjadi counter ideas terhadap globalisasi kebudayaan.169 Setidaknya ada

tiga faktor yang menjadikan pendidikan Islam berwatak statis dan

tertinggal: pertama, subject matter pendidikan Islam masih berorientasi ke

masa lalu dan bersifat tekstual-normatif. Meski demikian, ini bukan berarti

kita harus meninggalkan warisan masa lalu, karena hal itu merupakan

mata rantai sejarah yang tidak boleh dilupakan. Prinsip “al-muhafadhah al

al-qadim as-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah” (memelihara

warisan masa lalu yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik)

merupakan dasar yang tepat bagi rekonstruksi pemikiran pendidikan

169 M. Zainuddin, “UIN: Menuju Integrasi Ilmu dan Agama”, dalam M. Zainuddin,

Roibin, dan Muhammad In’am (eds.), op.cit., hlm. 4.

Page 96: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

81

Islam. Kedua, masih mengentalnya sistem pengajaran maintenance

learning yang bersifat lamban, pasif, dan menganggap selalu benar

terhadap warisan masa lalu. Ketiga, kuatnya pandangan dikotomis, secara

substansial, terhadap ilmu agama dan ilmu umum.170

Menurut Johan Hedrik Meuleman ada tiga hal yang menandai

kelemahan tradisi ilmiah di kalangan Muslim, yaitu logosentrisme

(tekstualis) yang berikabat pada pengabaian unsur tak tertulis dari agama

dan kebudayaan Islam (misalnya tindakan sosial, seni, dan lain-lain), sikap

apologetik terhadap aliran (teologi, fiqh, dan lain-lain), dan kecenderungan

verbalistik dan pengagungan tradisi yang berimplikasi pada sikap

eklusivisme.171

Sebagian besar masyarakat, khususnya kalangan intelektual,

cenderung menganggap bahwa ilmu agama dan ilmu umum merupakan

dua entitas berbeda yang tidak bisa dipadukan. Masing-masing dari

keduanya dianggap memiliki wilayah sendiri-sendiri baik dari segi obyek

formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, dan status teori

masing-masing. Dengan lain ungkapan, ilmu pengetahuan tidak

mempedulikan agama dan begitu pula sebaliknya, ilmu dan agama dinilai

saling mengalienasi.

Sekularisasi ilmu dan agama mulai mendapatkan kritik tajam dari

kalangan ilmuwan sendiri. Sebab sekularisasi itu dinilai akan semakin

memberikan peluang bagi timbulnya dampak-dampak negatif dari

penerepan sains dan teknologi. Kritik terhadap sains tersebut pada

gilirannya telah membawa peran agama sebagai sumber ajaran moral agar

penerapan sains tidak melanggar norma-norma etika. Pentingnya norma-

norma etis dalam pengembangan sains mulai disadari sejak bom atom

pertama dijatuhkan di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan tiga hari

kemudian di kota Nagasaki. Untuk kedua kalinya kesadaran yang sama

menyatakan diri ketika sekitar tahun 1960-an mulai diinsafi dengan jelas

170 Ibid., hlm. 4-5.

171 Ibid., hlm. 5.

Page 97: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

82

masalah ekologi dan lingkungan hidup. Kenyataan yang ada, penggunaan

teknologi tanpa batas dalam industri modern akhirnya membahayakan

kelangsungan hidup itu sendiri.172

Pertentangan kedua hal (sains dan agama) yang sama sekali

berbeda itu akhirnya, secara perlahan, mulai didamaikan dengan

pendekatan integratif dan dialogis.173 Adalah Albert Einstein yang

mengawali kampanye tentang integrasi sains dan agama. Ia mengatakan

bahwa “religion without science is blind, science without religion is lame”.

Dalam konteks ini, tampaknya Einstein mengingat religiusitas para

pelopor sains modern seperti Copernicus, Keppler, dan Newton.

Dalam hubungan integratif, baik sains maupun agama menyadari

adanya suatu wawasan besar yang mencakup keduanya sehingga bisa

bekerja sama secara aktif. Pada bagian ini, sains dapat meningkatkan

keyakinan umat beragama dengan memberi bukti-bukti ilmiah atas wahyu

atau pengalaman mistis.174 Tulisan Maurice Bucaille mengenai kesejajaran

deskripsi ilmiah modern dengan deskripsi Al Qur’an tentang alam adalah

salah satu contoh pandangan integratif itu. Kesejajaran inilah yang

dianggap memberikan dukungan obyektif ilmiah pada pengalaman

subyektif keagamaan. Namun banyak ilmuan yang menolak pendekatan

ini.

Pandangan epistemologis postmodern juga memandang bahwa

agama dan sains dapat bekerja sama karena keduanya merupakan

interpretasi intersubyektif yang berbeda-beda pada pengalaman manusia,

seperti seni, sastra, dan filsafat yang setara satu sama lain.175 Pandangan

yang banyak dianut oleh budayawan humaniora ini tentu saja ditolak oleh

172 K. Bertens, op.cit., hlm. 286.

173 Dua pendekatan ini merujuk pada pandangan Ian G. Barbour tentang adanya spektrum

empat hubungan yang mungkin antara sains dan agama, yaitu konflik, independensi, dialog, dan

integrasi. Spektrum relasi sains dan agama versi Barbour ini tampaknya juga mencerminkan

perkembangannya secara kronologis begitu warisan sains dari peradaban Islam mengalami

sekularisasi. Armahedi Mahzar, Revolusi Integralisme Islam: Merumuskan Paradigma Sains dan

Teknologi Islam, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), hlm. 212. 174 Ibid., hlm. 213.

175 Ibid., hlm. 213-214.

Page 98: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

83

kebanyakan ilmuwan kealaman yang menganggap obyektivitas sebagai hal

yang mutlak. Para agamawan pun menolaknya karena telah merelatifkan

dogma keimanan yang mereka anggap absolut.

Integrasi sains dan agama perlu dibangun dengan sistem yang

hirarkis, di mana ajaran-ajaran agama yang bersifat sakral posisinya

berada jauh di atas sains yang bersifat profan. Artinya kebenaran ajaran-

ajaran agama yang absolut tidak dapat disejajarkan dengan teori-teori

ilmiah yang bersifat dialektis dan spekulatif, meskipun pandangan ilmiah

itu sesuai dengan apa yang dijelaskan kitab suci (dogma-dogma agama).

Sedangkan jika ada kontradiksi antara ajaran-ajaran kitab suci dengan

dalil-dalail sains, maka dalil-dalil ilmiah itulah yang harus dipertanyakan

dan diteliti kembali.

Upaya menyejajarkan atau menyetarakan posisi dalil-dalil ilmiah

denga dalil-dalil agama akan berakibat pada reduksionalisasi sakralitas

agama. Logika integrasi yang menekankan pada proses dialogis tersebut

pada gilirannya akan menundukkan kebenaran universal di bawah

kebenaran partikular. Sebab, doma-dogma agama yang kebenarannya

absolut cenderung dijadikan pembenar teori-teori sains yang kebenarannya

relatif.

Dalam Islam, wacana integrasi sains dan agama mengemuka

setelah para ilmuwan Islam modern mengkampanyekan proyek Islamisasi

sains. Gagasan tersebut dapat kita temukan pada konsep Islamisasi

pengetahuan yang diajukan oleh Sayyid Naquib al-Attas dalam Konferensi

Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam pada tahun 1977 di kota Makkah.

Gagasan ini ditanggapi secara positif oleh Ismail Raji al-Faruqi dengan

bukunya “Islamisasi Pengetahuan”.176 Bagi Faruqi, Islamisasi pengetahuan

merupakan usaha untuk mendefinisikan kembali dan membagun kembali

176 Ibid., hlm. 216.

Page 99: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

84

sains dalam kerangka Islam dengan memadukan prinsip-prinsip Islam ke

dalam ilmu pengetahuan tersebut.177

Penerbitan buku tersebut akhirnya menimbulkan perdebatan

panjang yang tak berujung. Ziauddin Sardar mengakatan bahwa sains

Islami masih harus dikonstruksi setelah membongkar sains modern yang

ada.178 Sementara itu, terdapat pula pandangan bahwa sains sekarang telah

Islami karena banyak penemuan baru sains yang bersesuaian dengan

ajaran-ajaran Al Qur’an. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan bukanlah

Islamisasi sains, melainkan modernisasi ilmu-ilmu kalam, fiqh, dan

tasawuf.179 Sebab, kemunduran peradaban Islam, menurut penganut

pandangan ini, di satu sisi disebabkan oleh ketidakmampuan umat Islam

menggali ajaran-ajaran Al Qur’an secara ilmiah, dan disi lain, kegagalan

menyikapi tuntutan zaman sesuai dengan kemajuan IPTEK.

Polemik itu terjadi karena dalam upaya integrasi sains dan Islam

sering kali terjadi kesalahpahaman yang mengarah pada proyek Islamisasi

dalam pengertian peyoratif. Artinya, ilmu pengetahuan yang bebas nilai

dan bersifat netral diislamkan begitu saja dengan ayat-ayat Al Qur’an

ataupun al-Hadits yang dianggap relevan secara tekstual semata, tanpa

memperhatikan konteksnya. Padahal, untuk memahami dan menggali

kandungan Al Qur’an maupun al-Hadits kita tidak dapat mengabaikan

konteks yang mengitari kedua sumber ajaran Islam tersebut. Sebab,

kandungan makna dalam keduanya melekat pada situsi asbab al-nuzul dan

asbab al-wurud yang dapat disebut contextual information. Dengan

demikian, upaya-upaya integrasi yang serampangan semacam itu

sesungguhnya telah mereduksi kitab suci Al Qur’an dan hadits menjadi

kitab ilmiah belaka. Jika dalil-dalil Al Qur’an sejajar dengan dalil-dalil

ilmiah, maka apakah mungkin ada dua macam keimanan?

177 Iwan Setiawan, “Dari Pendekatan Integratif-Interkonektif: Menuju Pendidikan Islam

yang Bervisi Masa Depan”, dalam Fahrudin Faiz (eds.), Islamic Studies Dalam Paradigma

Integrasi-Interkoneksi, (Yogyakarta: SUKA Press, 2007), hlm. 45-46. 178 Armahedi Mahzar, op.cit., hlm. 217.

179 Ibid.

Page 100: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

85

Agar kita tidak terpengaruh oleh gerakan sekularisasi Barat dan

tidak terjebak dalam proyek Islamisasi gerakan-gerakan fundamental,

penulis mengajukan formulasi “reintegrasi epistemologi”180 dalam

hubungan sains dan agama (baca: Islam). Sebelum melakukan integrasi

sains dan Islam, terlebih dahulu di sini perlu dipahami perbedaan antara

epistemologi iman (keyakinan) yang merupakan dasar agama dan

epistemologi ilmu (pengetahuan) yang merupakan dasar sains.181

Secara epistemologis, iman dalam beragama berawal dari

keyakinan atas apa yang tidak diketahui (gaib). Kaum agamawan pada

umumnya berpendapat bahwa rumusan belief (iman) harus dipercayai

begitu saja apa adanya oleh pemeluknya.182 Amin Abdullah pun sepakat

karena memang itulah struktur fundamental dari apa yang disebut

agama.183 Setelah beriman, seorang beragama dituntut melakukan apa

yang menjadi konsekuensi keimanannya. Akhirnya, ia akan tahu

(merasakan) akibat-akibat atau buah dari keimanannya itu. Kewajiban

melaksanakan shalat fardhu misalnya, di mana seorang mukmin sama

sekali tidak dituntut untuk mengerti dahulu mengapa Allah memerintahnya

untuk melakukan shalat. Sebab inti agama bukanlah untuk dimengerti atau

difahami, tapi untuk dipercayai. Mengamalkan doktrin-doktrin keimanan

tidak harus terjadi setelah adanya proses mengetahui atau memahami

karena keimanan dalam beragama hanya mengarah kepada kebenaran

yang absolut.

Pengetahuan dalam sains berawal dari kegiatan meragukan sesuatu

yang belum diketahui secara benar. Setelah meragukan sesuatu, seseorang

180 Istilah tersebut penulis sadur dari gagasan M. Amin Abdullah. Menurutnya, istilah

tersebut dapat juga disebut gerakan rapprochement (kesediaan untuk saling menerima keberadaan

yang lain dengan lapang dada). M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi:

Pendekatan Integratif-Interkonektif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 2, hlm. 97. 181 Apa yang dilakukan Plato, membedakan antara pengetahuan dan keyakinan begitu

besar pengarunya pada wacana dan diskusi-diskusi filsafat sesudahnya. Namun demikian, upaya

itu tampaknya masih belum berhasil menemukan definisi yang pasti mengenai konsepnya. Poin

intinya adalah bahwa pengetahuan dan keyakinan bukan hanya dua hal yang berbeda namun juga

memiliki obyek dan kepentingan berbeda. 182 M. Amin Abdullah, op.cit., hlm. 157.

183 Ibid.

Page 101: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

86

akan mencari tahu, kemudian ia akan tahu. Pengetahuan merupakan hasil

kerja rasio yang dibantu oleh pengalaman-pengalaman. Asumsi tersebut

sejalan dengan pandangan Amin Abdullah, bahwa ilmu pengetahuan

adalah hasil kerja sama pengalaman historis-empiris (panca indera dan

alat-alat bantunya) dan kekuatan abstraksi (akal pikiran dalam

merumuskan dan membahasakannya).184 Dengan demikian, pengetahuan

atau ilmu berlangsung dalam dunia rasio (intelektual), sedangkan

keyakinan atau iman hanya terdapat dalam hati (spiritual).

Dari uraian di atas, secara epistemologis, sains dan iman sangatlah

berbeda meskipun keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Di

dalam Islam, kita mengenal istilah dalil naqli dan aqli yang secara

epistemologis keduanya juga berbeda. Terkait hal ini, Ibnu Khaldun

mengklasifikasikan ilmu ke dalam dua jenis, yaitu naqliyah dan aqliyah.

Ilmu naqliyah adalah ilmu yang berdasarkan wahyu seperti Al Qur’an,

hadits, kalam, tashawuf, dan fiqh. Sedangkan ilmu aqliyah adalah ilmu

yang berdasarkan rasio seperti filsafat, kedokteran, pertanian, geometri,

astronomi, dan seterusnya.185

Dengan klasifikasi tersebut, manurut Azyumardi Azra, bukan

berarti dikotomisasi, melainkan hanya sekedar klasifikasi epistemologis

dan untuk menunjukkan betapa ilmu tersebut berkembang dalam

peradaban Islam.186 Di samping itu, harus selalu disadari bahwa kebenaran

dalil-dalil naqli bersifat absolut, sedangkan kebenaran dalil-dalil aqli

bersifat relatif. Karena itu, jika dalam persoalam tertentu terjadi

pertentangan antarkeduanya, maka sudah pasti sains-lah yang perlu diteliti

kembali.

Reintegrasi epistemologi menekankan pada usaha integrasi sains

dan Islam dengan memposisikan ajaran-ajaran Al Qur’an sebagai landasan

etis dan sumber kebenaran bagi proyek ilmiah. Dengan demikian

pengembangan dan penerapan IPTEK akan bergerak dalam ketentuan

184 Ibid., hlm. 160.

185 M. Zainuddin, op.cit., hlm. 9.

186 Ibid.

Page 102: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

87

yang telah digariskan oleh Allah SWT. Akhirnya, dengan integrasi ini,

penerapan IPTEK akan membawa kemaslahatan bagi semesta dan

meningkatkan ketakwaan kepada-Nya.

B. Integrasi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air dengan

Paradigma Antroposentrisme dan Teosentrisme Berbasis Al Qur’an:

Ilmu Pengetahuan Berlandaskan Iman

Dari analisis di atas kita dapat melihat bagaimana integrasi sains

dan Islam harus dibangun. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Bab III

tentang keterpaduan materi konservasi air dengan paradigma

antroposentrisme dan teosentrisme dalam ayat-ayat Al Qur’an. Dari

analisis integrasi dan keterpaduan paradigmatik tersebut, dapat diperoleh

suatu landasan kerja yang fundamental bagi upaya konservasi air, yaitu

semangat Tauhid.

Kerusakan alam dan pencemaran lingkungan adalah akibat dari

perbuatan manusia yang konfrontatif dan eksploitatif terhadap alam. Oleh

karena itu, kampanye soal pelestarian sumber daya alam dan penegakan

etika lingkungan harus selalu dilakukan. Ironisnya, setiap upaya untuk

menjaga kelestarian alam dan perumusan etika lingkungan hanya

dilakukan berdasarkan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan di hari esok

serta dilakukan berdasarkan doktrin-doktrin ekologis. Kegiatan konservasi

demi menjaga ketersediaan sumber daya alam untuk kepentingan jangka

panjang selalu bernada antroposentris.

Pandangan terhadap alam yang bercorak antroposentris adalah

sama dengan anggapan tokoh-tokoh ilmu sekular. Isaac Newton bersama

para sekularis lainnya, menempatkan Tuhan hanya sebagai penutup

sementara lubang kesulitan (to fill gaps) yang tidak terpecahkan oleh

keilmuan mereka, sampai ditemukan teori baru yang dapat menjawab

kesulitan tersebut. Begitu kesulitan itu terjawab, secara otomatis intervensi

Page 103: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

88

Tuhan tidak lagi diperlukan.187 Tuhan dalam benak para ilmuwan sekuler

tak ubahnya pembuat jam (clock maker). Begitu alam semesta ini selesai

diciptakan, Ia tidak peduli lagi dengan ciptaan-Nya dan jagad raya pun

berejalan sendiri secara mekanis tanpa campur tangan Tuhan. Dengan

begitu, masa depan dan keberlangsungan alam semesta sepenuhnya berada

di tangan manusia.

Pandangan kaum sekuler tersebut tentu sangat bertentangan dengan

ajaran Islam. Karena itu para ilmuwan Islam di masa kini dan masa yang

akan datang hendaknya menjaga diri agar terhindar dari pandangan yang

demikian. Salah satu cara untuk menghindari kekeliruan pandangan

tersebut adalah dengan kembali paada ajaran filosof dan ilmuwan muslim

di masa lalu.

Pada abad 9-13 M, perjumpaan filsafat dan agama di tangan para

filosof muslim telah melahirkan berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti

astronomi, kedokteran, psikologi, biologi, aljabar, geometri, kesenian,

arsitektur, dan sebagainya. Lahirnya berbagai disiplin ilmu itu bukan

semata-mata dikarenakan watak dinamis yang ada dalam tradisi

Helenisme188, tetapi karena keadaan umat Islam saat itu telah memiliki

sikap dan semangat berfikir ilmiah yang diwarisi dari ajaran-ajaran

agama.189 Salah satu contohnya adalah semangat menghormati penalaran,

mencari kebenaran dan penghormatan terhadap bukti-bukti empiris yang

diwarisi dari tradisi Nabi Ibrahim AS dan Muhammad SAW.190

187 M. Amin Abdullah, op.cit., hlm. 93.

188 Kebudayaan Yunani supranasional yang mempengaruhi perkembangan pemikiran

dunia Islam. Bagi para pemikir Islam klasik, bukanlah suatu kekeliruan menerima warisan

intelektual dari mana pun datangnya, termasuk dariYunani. Watak Islam yang demikian ini pula

yang menyebabkan penaklukan-penaklukan terhadap negeri-negeri lain tidak diiringi proses

penghancuran peradaban-peradaban negeri yang ditaklukkan. Karena itu pula, Islam dapat

mempersatukan dan mensintesakan berbagai peradaban dunia yang tumbuh subur mulai dari

kawasan Andalusia Spanyol hingga daratan Cina. Ahmad Suhelmi, op.cit., hlm. 18. 189 M. Lutfi Mustofa, op.cit., hlm. 23.

190 Dalam berbagai ayat Al Qur’an dan Hadits banyak dijumpai perintah agar umat Islam

selalu berfikir kritis dan apresiatif terhadap ilmu, dari mana pun datangnya. Di antaranya riwayat

yang menganjurkan umat Islam untuk mencari ilmu sekalipun ke negeri Cina. Sikap inklusif inilah

yang mendorong tumbuhnya intelektualisme Islam yang sangat subur pada abad pertengahan,

tepatnya ketika bertemu dengan rasionalitas Yunani. Ibid.

Page 104: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

89

Dari sejarah itu, hal yang paling penting bagi ilmuwa islam

sekarang dan masa depan adalah pelajaran bahwa dalam semangat

ilmuwan muslim terdahulu sesungguhnya mengalir kesadaran akan tauhid,

sehingga aktivitas apapun senantiasa diinsafi dengan prinsip monoteisme

tersebut.191 Artinya, proyek ilmiah yang dilakukan para cedekiawan

muslim didasarkan pada keimanan terhadap adanya Sang Pencipta, yaitu

Allah SWT.

Dengan dasar tauhid, maka di dalam Islam berlaku pandangan

bahwa realitas obyektif alam semesta merupakan satu kesatuan. Kosmos

yang terdiri dari realitas fisik dan non fisik membentuk jaringan kesatuan

melalui sunnatullah (hukum-hukum alam) sebagai manifestasi dari

ketunggalan sumber dan asal-usul metefisiknya, yakni Allah SWT.

Kesatuan kosmos merupakan bukti yang jelas akan kemahaesaan-Nya,

sebagaimana ditegaskan dalam Al Qur’an:

öθs9 tβ% x. !$yϑ Íκ� Ïù îπoλÎ;# u āωÎ) ª! $# $s? y‰ |¡xs9 4 z≈ ysö6Ý¡sù «!$# Éb> u‘ Ä ö̧� yèø9 $# $£ϑ tã tβθà ÅÁtƒ ∩⊄⊄∪

“Sekiranya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah,

tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha suci Allah

yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS.

Al-Anbiya’ [21]: 22)192

Oleh karena itu, sembari menguatkan landasan sains dan Islam,

semangat ilmiah untuk mencari kebenaran bukan sasuatu yang

bertentangan dengan ajaran Islam karena merupakan bagian tak

terpisahkan dari semangat tauhid. Dengan lain ungkapan, ilmu

pengetahuan adalah salah satu instrumen yang dapat mengantarkan

seseorang sampai kepada realitas transenden itu sendiri. Sebaliknya,

kesadaran tauhid merupakan sumber bagi semangat ilmiah dalam seluruh

wilayah ilmu pengetahuan umat Islam.

Melalui uraian tersebut, dapat disimpulkan suatu relevansi teoritis-

epistemologis bagi pengembangan upaya-upaya ilmiah di masa kini dan

191 Ibid.

192 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al Qur’an, op.cit., hlm. 498.

Page 105: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

90

masa depan, yakni ajaran tauhid sebagai satu-satunya landasan etis bagi

perilaku manusia secara vertikal (hablun minallah) dan horizontal (hablun

min al-alam). Dengan demikian, kegiatan konservasi air sebagai salah satu

dari upaya-upaya Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), tidak boleh

tidak didasarkan pada doktrin-doktrin iman dan Islam.

Dalam perspektif Islam, konservasi air sebenarnya dapat dikatakan

merupakan salah satu manifestasi dan derivasi dari “amal shaleh” yang

banyak disebutkan di dalam Al Qur’an. Dalam sebagian besar ayat Al

Qur’an, kata amal shaleh (amil as-shalihat) selalu disebutkan setelah kata

“iman” (amanu). Berikut adalah beberapa contoh ayat tersebut:

Î� óÇyèø9 $# uρ ∩⊇∪ ¨βÎ) z≈ |¡Σ M} $# ’ Å∀s9 A� ô£ äz ∩⊄∪ āωÎ) tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ# u (#θè= Ïϑ tã uρ ÏM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $# (#öθ|¹# uθs? uρ

Èd,ysø9 $$Î/ (# öθ|¹# uθs? uρ Î�ö9 ¢Á9 $$Î/ ∩⊂∪

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam

kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr

[103]: 1-3)193

ô‰ s)s9 $uΖ ø)n= y{ z≈ |¡Σ M} $# þ’ Îû Ç|¡ômr& 5ΟƒÈθø) s? ∩⊆∪ ¢Ο èO çµ≈ tΡ ÷ŠyŠu‘ Ÿ≅ xó™r& t, Î# Ï≈y™ ∩∈∪ āωÎ) tÏ% ©!$#

(#θãΖ tΒ#u (#θè= ÏΗ xåuρ ÏM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $# óΟ ßγn= sù í�ô_r& ç� ö�xî 5βθãΨ øÿxΕ ∩∉∪

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat

yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala

yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tin [95]: 4-6)194

$Ο !9# ∩⊇∪ y7 Ï9≡sŒ Ü=≈tG Å6 ø9 $# Ÿω |=÷ƒu‘ ¡ ϵ‹ Ïù ¡ “ W‰èδ zŠ É) −Fßϑ ù= Ïj9 ∩⊄∪ tÏ% ©!$# tβθãΖ ÏΒ ÷σムÍ=ø‹ tóø9 $$Î/

tβθãΚ‹ É) ãƒuρ nο 4θn= ¢Á9 $# $®ÿÊΕuρ öΝ ßγ≈ uΖ ø% y— u‘ tβθà) ÏΖム∩⊂∪

“Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman

kepada yang ghaib, dan mendirikan shalat, dan menafkahkan

193 Ibid., hlm. 1099.

194 Ibid., hlm. 1076.

Page 106: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

91

sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al

Baqarah [2]: 1-3)195

Pada ayat surat al-Ashr yang mendeskripsikan tentang masa dan

surat at-Tin yang mendeskripsikan tentang pencitaan manusia tersebut,

secara jelas, kata amil as-shalihat jatuh setelah kata amanu. Dari kedua

struktur ayat tersebut dapat difahami bahwa melakuakan amal shaleh atau

perbuatan baik harus didasari keimanan kepada-Nya. Dengan lain

pemahaman, perbuatan baik yang dilakukan tanpa dasar keimanan tidak

akan bernilai di hadapan Allah.

Dalam surat al-Baqarah yang mendeskripsikan tentang orang yang

bertakwa di atas, setelah kata yu’minuna bi al-ghaibi disusul dengan kata

wayuqimuna as-shalah. Ayat ini dapat difahami dengan pengertian bahwa

menegakkan shalat merupakan sebutan lain bagi amal shaleh. Sebab,

struktur ayat Al Qur’an antara satu dengan yang lain tidak mungkin

terdapat pertentangan, dalam hal ini antara menegakkan shalat dengan

amal shaleh. Hal itu pun menunjukkan bahwa amal baik maupun shalat

merupakan konekuensi keimanan. Artinya, keimanan merupakan suatu

pengakuan yang harus dibuktikan dengan perbuatan nyata.

Hubungan antara iman dan amal baik tersebut senada dengan

hubungan antara rukun dan rukun Iman. Di sini rukun Iman berorientasi

pada hubungan vertikal manusia dengan Allah, sedangkan rukun Islam

berorientasi pada hubungan horizontal manusia dengan manusia yang lain

maupun alam semesta. Meski demikian, keduanya tidak dapat dipisahkan

karena memiliki hubungan secara integral.196 Sebab, Islam merupakan

manifestasi dari iman.

Berangkat dari pemahaman terhadap ayat-ayat di atas, secara tidak

langsung Islam telah mengajarkan bahwa konservasi air termasuk amal

shaleh yang merupakan konsekuensi keimanan. Sebagaimana dijelaskan

dalam surat al-Anbiya’ ayat 21, bahwa Allah menjadikan segala sesuatu

195 Ibid., hlm. 8.

196 M. Zainuddin, op.cit., hlm. 9-10.

Page 107: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

92

yang hidup dari air sebagai seruan kepada orang-orang yang ingkar untuk

segera beriman. Demikian pula dalam surat al-An’am ayat 99 dan al-

Ra’du ayat 4 serta ayat-ayat yang mendeskripsikan beragam fenomena air

di atas, bahwa eksistensi air merupakan tanda-tanda bagi orang yang

beriman.

Untuk melakukan konservasi air, kita dituntut untuk mengetahui

ilmu tentang air, sehingga kita akan dapat mengenal segala segi dari air.

Tanda-tanda atau ayat-ayat Allah tentang air adalah sumber ilmu yang

dapat mengantarkan kita kepada yang ditandai, yaitu Allah SWT. Upaya

konservasi air yang berangkat dari penggalian kandungan Al Qur’an inilah

yang merupakan salah satu perwujudan dari penerapan ilmu pengatahuan

berlandaskan iman.

Paradigma konservasi air yang bersumber dari ajaran Al Qur’an

tidak hanya menekankan pada aspek antroposentris, tapi lebih-lebih pada

aspek teosentris. Artinya, konservasi air yang diupayakan oleh manusia

untuk memenuhi kebutuhannya akan air, di samping memiliki nilai

duniawi juga memiliki ukhrawi. Nilai ukhrawi itu secara otomatis akan

menjadi spirit bagi manusia untuk selalu bersikap arif dan bijaksana

terhadap air. Sebab, motivasi yang mendorong manusia dalam

memanfaatkan air bukan lagi hawa nafsu, melainkan keimanan yang

direalisasikan dengan kegiatan tafakkur dan tadzakkur.

C. Hubungan Materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Air

dengan Al Qur’an: Islamisai Pendidikan Biologi yang Integratif197

Pada Bab III telah dijelaskan bahwa Al Qur’an menekankan pada

keseimbangan dan keterpaduan antara paradigma antroposentris dan

teosentris dalam pemanfaatan sumber-sumber daya alam, termasuk air.

197 Kata “integratif” di sini penulis gunakan untuk membedakan antara Islamisasi

pendidikan biologi dalam pengertian peyoratif dan Islamisasi pendidikan biologi yang dimaksud

penulis. Di samping itu, istilah tersebut mengacu pada konsep integralisme dan reintegrasi

epistemologi yang dikembangkan oleh M. Amin Abdullah untuk menyelesaikan konflik antara

sekularisme ekstrim dan fundamentalisme agama yang radikal dalam dunia pendidikan. M. Amin

Abdullah, op.cit., hlm. 105.

Page 108: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

93

Karena itu, upaya Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air secara

Islami hanya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kedua paradigma

tersebut. Untuk dapat mengintegrasikan keduanya, tentu seseorang harus

menyadari dan melihat sumber daya air dengan kedua cara pandang

tersebut (antroposentris dan teosentris).

Setiap orang memiliki cara pandang tersendiri dalam menjalani

kehidupan. Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya akan selalu didasarkan pada bagaimana cara ia

memandang hidup. Begitu pula dengan sikap dan perilaku seseorang

terhadap alam, jika alam dipandang sebagai lahan subur yang dapat

dieksploitasi, maka segala sumber daya alam akan dikuras habis demi

kepentingan sendiri. Namun, jika alam dipandang sebagai lahan subur

yang harus dirawat dan dilestarikan, maka pemanfaatan sumber daya alam

akan dilakukan secara arif dan bijaksana.

Cara pandang (paradigma) yang arif dan bijaksana itulah yang

harus dimiliki manusia. Pendidikan mempunyai peran signifikan dalam

membentuk paradigma pesrta didik sebagai manusia. Pendidikan biologi

sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan formal kita, harus mampu

membentuk cara pandang yang arif dan bijaksana bagi peserta didik dalam

berinteraksi dengan lingkungan. Pembentukan paradigma itu dapat

dilakukan dengan menyertakan pendidikan moral ke dalam materi-materi

biologi, seperti materi konservasi sumber daya alam (KSDA) air.

Dalam materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air,

orientasi keilmuan tidak hanya mengarah pada pemahaman peserta didik

terhadap ilmu konservasi air, tapi juga menekankan pendidikan konservasi

air. Artinya, pemehaman peserta didik terhadap teori-teori konservasi air

harus disertai moralitas atau kesadaran etis untuk mau melakukan

konservasi air. Akan tetapi kenyataannya, materi tersebut dalam

pendidikan biologi masih jauh dari nilai-nilai moralitas yang bersumber

dari ajaran Islam.

Page 109: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

94

Kurangnya nilai-nilai moralitas itu, di satu sisi, disebabkan oleh

menurunnya kajian-kajian Al Qur’an dalam pendidikan biologi secara

integratif. Meskipun akhir-akhir ini mulai berkembang wacana biologi

Islami, namun hal itu justru terjebak pada upaya Islamisasi pendidikan

biologi dalam pangertian peyoratif. Hal ini diperparah oleh minimnya

tenaga pendidik, baik guru maupun dosen, dalam mengkaji kandungan Al

Qur’an, sehingga upaya integrasi keilmuan yang dilakukan tidak

mendalam dan cenderung parsial. Di sisi lain, paradigma pendidikan

biologi kita semakin terpengaruh oleh paradigma sekuler. Klasifikasi yang

menganggap biologi sebagai ilmu umum dan Al Qur’an sebagai ilmu

agama kian mengarah pada diferensiasi-dikotomik. Akibatnya, disipilin

keilmuan biologi dalam pendidikan Islam seakan kehilangan sumber

ajaran moral dan sumber kebenaran.

Islamisasi pendidikan biologi yang integratif harus segera

dilakukan guna membentuk paradikma peserta didik yang arif dan

bijaksana dalam berinteraksi dengan alam. Hal itu dapat dimulai dari

upaya mengintegrasikan materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)

air dengan paradigma antroposentrisme dan teosentrisme yang bersumber

dari Al Qur’an. Upaya integrsi ini dapat direalisasikan dengan beberapa

cara berikut:

1. Reintegrasi epistemologi keilmuan sebagaimana telah dijelaskan di

atas, bahwa integrasi materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)

air dengan ajaran-ajaran Al Qur’an dirumuskan dengan pemahaman

yang tepat terhadap epistemologi ilmu pengetahuan dan iman.

2. Mengakhiri dikotomi sains dan Islam, karena meskipun berbeda secara

esensial namun keduanya tak dapat dipisahkan antara satu sama lain.

Apalagi jika kita telah sepakat bahwa sumber ilmu yang bersifat

aqliyah dan ajaran Islam yang bersifat naqliyah itu semua dari Allah,

maka dikotomisasi sains dan Islam adalah tindakan yang membuktikan

ketidaktahuan akan peranan dan fungsi masing-masing dari keduanya.

Page 110: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

95

3. Menempatkan sains dan Islam sesuai dengan peran dan fungsinya,

yakni untuk apa ilmu pengetahuan itu digunakan, sebab sains hanyalah

instrumen, bukan tujuan. Sedangkan ajaran Islam (Al Qur’an) adalah

sebagai dasar penggunaan ilmu pengetahuan sekaligus sumber

kebenaran yang dapat digali secara ilmiah.

Dengan demikian, Islamisasi pendidikan biologi melalui integrasi

materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air dengan paradigma

antroposentrisme dan teosentrisme berbasis Al Qur’an dapat membentuk

paradigma peserta didik yang arif dan bijaksana terhadap alam. Jadi,

berdasarkan paradigma yang diajarkan Al Qur’an tersebut, pendidikan

biologi secara Islami berorientasi pada pengamalan etika lingkungan dan

peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai manifestasi keimanan.

Dalam memanfaatkan air sebagai sumber kehidupan, hendaknya kita tidak

konfrontatif dan eksploitatif terhadap sumber daya alam (SDA) yang telah

disediakan oleh Allah tersebut untuk memenuhi kebutuhan kita.

Pemanfaatan air perlu disertai upaya konservasi yang berlandaskan pada

ajaran-ajaran Al Qur’an.

Page 111: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

96

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konservasi sumber daya alam (KSDA) air merupakan salah satu bagian

dari konservasi sumber daya alam dalam rangka memelihara dan

melindungi secara teratur segala sumber yang terdapat di alam, baik

sumber yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.

Dengan konservasi air, kita dapat mencegah pencemaran air sekaligus

menjaga keseimbangan ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Prinsip konservasi air adalah melestarikan dan menggunakan air

untuk keperluan yang produktif dan bermanfaat berdasarkan etika

lingkungan serta meminimalisir penggunaan air untuk hal-hal yang

tidak bermanfaat.

Adapun usaha konservasi air bertujuan untuk:

a. Keseimbangan, yakni untuk menjamin ketersediaan air untuk

generasi masa depan, pengurangan air dari sebuah ekosistem tidak

akan melewati nilai penggantian alamiahnya.

b. Penghematan energi, yakni pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas

pengolahan air limbah mengkonsumsi energi besar. Ini terjadi di

beberapa daerah di dunia, misalnya California.

c. Konservasi habitat, yakni penggunaan air oleh manusia yang

diminimalisir untuk membantu mengamankan simpanan sumber air

bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran air,

termasuk usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis

air lain (pemeliharaan yang lama).

2. Secara umum, teknik konservasi air bertujuan untuk untuk

meningkatkan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan membuat

pemanfaatan air secara lebih efisien. Dengan demikian konservasi air

yang sering dilakukan adalah melalui cara-cara yang dapat

Page 112: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

97

mengendalikan besarnya nilai evaporasi (penguapan), transpirasi, dan

aliran permukaan.

Secara hidrologis, konservasi air dilakukan terhadap dua macam

sumber air, yaitu air permukaan dan air tanah. Kedua sumber air

tersebut merupakan sumber air utama yang dimanfaatkan oleh manusia

untuk memenuhi kebutuhannya.

Integrasi materi konservasi air dengan paradigma

antroposentrisme dan teosentrisme berbasis Al Qur’an merupakan

upaya membangun kesadaran dan etika konservasi secara Islami

melalui pendidikan biologi. Dengan integrasi ini, kita dapat mengetahui

bahwa relasi sains dan Al Qu’an ibarat dua sisi mata uang yang berbeda

tetapi tidak dapat saling dipisahkan. Upaya konservasi air yang

merupakan penerapan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari

keimanan pada Allah Yang Transenden, dari ajaran-ajaran Iman dan

Islam, serta nilai-nilai dan prinsip umum yang diberitakan kepada

manusia melalui wahyu Ilahi.

Dengan berlandaskan pada ajaran Al Qur’an, materi Konservasi

Sumber Daya Alam (KSDA) air tidak hanya mengajarkan tentang cara

sistematis dan metodis dalam kegiatan konservasi air demi kepentingan

manusia secara antroposentris, tapi juga mengajarkan tentang cara

mendapatkan ridha Allah melalui pengelolaan air secara teosentris.

Artinya, orinentasi pendidikan biologi melalui materi Konservasi

Sumber Daya Alam (KSDA) air adalah kebutuhan duniawi dan

ukhrawi. Dengan penanaman kesadaran terhadap dua kebutuhan itu,

maka materi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) air menjadi

landasan teoritis bagi pengamalan etika lingkungan.

B. Saran

Mengingat pentingnya integrasi ini dalam rangka menumbuhkan

kesadaran, moralitas, dan sikap yang bijaksana terhadap alam (hablun min

al-alam ), serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah, perlu beberapa

Page 113: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

98

saran yang konstruktif demi pengembangan keilmuan dalam pendidikan

biologi melalui:

1. Kajian tentang integrasi sains dan Al Qur’an dalam pendidikan biologi

dirasa sangat terbatas, karena itu untuk mendapatkan landasan etis bagi

pendidikan biologi adalah sangat penting melakukan kajian tentang

ajaran-ajaran Al Quran secara mendalam. Dengan harapan pendidikan

biologi dapat menjadi oase di tengah gersangnya ilmu pengetahuan dari

nilai-nilai kemanusiaan dan ke-Tuhan-an. Sudah saatnya umat Islam

menggali mutiara-mutiara yang dikandung Al Qur’an untuk bekal

dalam membangun kebudayaan umat manusia yang ramah lingkungan.

2. Rumusan integrasi sains dan Al Qur’an pada materi-meteri biologi

hendaknya tidak dilakukan dengan menguhubung-hubungkan ayat-ayat

Al Qur’an dengan teori-teori biologi secara serampangan. Dalam hal

ini, rumusan integrasi tersebut harus berdasarkan pemahaman yang

mendalam terhadap teori biologi itu sendiri dan lebih-lebih terhadap

ayat-ayat Al Qur’an. Jika tidak demikian, maka rumusan integrasi yang

dibangun akan mendesakralisasi Al Qur’an.

3. Karena dua hal di atas, tentu perumusan integrasi biologi dengan Al

Qur’an harus ditangani oleh ilmuwan biologi yang tidak hanya disiplin

ilmunya, tapi juga mempunyai kualifikasi keilmuan Islam. Dengan

demikian, integrasi tersebut akan berhasil mengungkap mutiara-mutiara

Al Qur’an yang dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan kurikulum

biologi. Di samping itu, pendidikan biologi akan terhindar dari

pengaruh proyek Islamisasi sains yang dikembangkan oleh golongan-

golongan fundamentalis-radikal.

4. Dalam konteks pembelajaran materi konservasi air, metode-metode

yang digunakan dalam mengintegrasikan materi tersebut dengan ajaran-

ajaran Al Qur’an hendaknya juga diajarkan pada perserta didik. Dengan

demikian, peserta didik tidak hanya mengetahui hasil rumusan

integrasinya, tapi juga metode-metode dan landasan teoritis yang

digunakan.

Page 114: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi

99

C. Penutup

Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT karena atas ridha dan

petunjuk-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

Betapapun peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada

untuk menyelesaikan penelitian ini, namun perlu disadari bahwa penelitian

ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan dan

kesalahan yang disebabkan oleh terbatasnya kualitas keilmuan, karena

peneliti masih dalam proses belajar.

Saya berharap mudah-mudahan karya sederhana ini bisa

bermanfaat dan sebagai sumbangan pikiran bagi almameter tercinta ini.

Karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan kritik dan saran

konstruktif dari semua pihak demi pengembangan dan perbaikan skripsi

ini. Akhir kata, saya berharap semoga langkah-langkah kita selalu diridhai

dan dipermudahkan oleh Allah SWT serta semoga skripsi ini akan

membawa manfaat bagi semua yang berkepentingan khususnya bagi

peneliti. Amin!

Page 115: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi
Page 116: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi
Page 117: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi
Page 118: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi
Page 119: INTERGRASI PARADIGMA ANTROPOSENTRISME DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Upaya integrasi sains dan Islam seperti itu dalam pendidikan Biologi