intensitas ibadah shalat fardu bagi aktifis rohis smk...

123
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: DESIYANA BHENIKAWATI NIM. 11111078 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2017

Upload: lenga

Post on 26-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU

BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANA BHENIKAWATI

NIM. 11111078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2017

Page 2: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

i

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU

BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANA BHENIKAWATI

NIM. 11111078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2017

Page 3: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

ii

Page 4: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

iii

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU

BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESIYANA BHENIKAWATI

NIM. 11111078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2017

Page 5: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti
Page 6: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti
Page 7: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti
Page 8: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

- MAN JADDA WAJADA

- MAN SHABARA ZHAFIRA

PERSEMBAHAN

Dengan Setulus hati skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak Eko Susilo & Ibu Suwarni orang tuaku tercintadan mertuaku

tercinta (Bapak Slamet Hartopo dan Alm. Ibu Sri Rahayu) yang selalu

menyayangiku, mendukung, dan menyemangatiku. Terima

kasihatasuntaian doa yang tiada henti terucap dan dorongan untuk

mengerjakanskripsiini.

SemogainimenjadilangkahawaluntukmembuatBapakdanIbubanggaterha

dapku. TerimakasihBapak, terimakasihIbu

Suamiku tercinta (Agung Dwi Irawan) dan calon buah hatiku

yang selalu ku sayangi sepanjang hidupku. Terima kasih atas

semangat dan dukungan yang selalu engkau berikan untukku

Kakakku (Danang, Isnuriayah, Eko, Nur), adikku (Desiyani,

Setiawan, Iik), serta keponakanku (Arsyad, Airin) dan seluruh

keluarga yang selalu memberi semangat dan doa untukku

Bapak Ibu Guru SDN Bakalrejo 02 yang telah menjadi patner

kerja yang baik, terimakasih untuk semangat yang selalu kalian

berikan.

Teman-teman semua yang tidak dapat saya sebut satu-persatu.

Page 9: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Intensitas Ibadah Shalat Fardu Bagi Aktifis Rohis

SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam NegeriSalatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H.Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMK

Muhammadiyah Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTKI IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama

Islam IAIN Salatiga

4. Bapak Dr.Imam Sutomo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan

yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhirini.

5. Kedua orangtuaku tercinta, Ibu Suwarni dan Bapak Eko Susilo atas

segala limpahan kasih sayang dan cinta yang tak pernah putus, atas

segala dukungan baik moral maupun materiil. Keikhlasan dan

ketulusan doa yang selalu menyertai langkah penulis tidak akan bias

terbalaskan. You’re the best I everhad.

6. Suamiku Agung Dwi Irawan terimakasih atas dukungan dan kasih

sayang darimu yang menjadi semangatku, yang selalu mengingatkanku

Page 10: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

ix

untuk mengerjakan skripsni ini. Always Love You.

7. Segenap keluarga besar kakak- kakak ku Danang Nugroho Jati/

Isnurriyah dan ponakanku Arsyad Muhammad Akhdan dan

kembaranku Desiyani Bhenikawati beserta suami terimakasih buat

do’a tulus kalian semua,semngat kalian begitu berharga buatku.

8. Seluruh dosen dan petugas admin JurusanPendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan

penelitian berlangsung.

9. Segenap keluarga besar SMK Muhammadiyah Salatiga yang telah

membantu penulis dalam penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharap kritikdan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya.Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Amin yarobbal’alamin

Salatiga, 20Maret 2017

Penulis

Page 11: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

x

ABSTRAK

Bhenikawati, Desiyana. 2017. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Bagi Aktifis Rohis

SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen

Pembimbing : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Kata Kunci: Intensitas Ibadah Shalat Fardu, Rohis

Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam ilmu keislaman yang

biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun SMA yang

kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti organisasi sekolah dapat

meningkatkan skillyang dimiliki siswa. Penelitian ini merupakan upaya untuk

mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan Rohis terhadap peningkatan

intensitas ibadah shalat fardu siswa SMK Muhammadiyah Salatiga. Pertanyaan

utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana intensitas

pelaksanaan shalat fardu siswa sehari-hari? (2) Bagaimana keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan Rohis? (3)Adakah relefansi antara siswa yang aktif di Rohis

dengan Intensitas ibadah shalat fardunya?

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pelaksanaan ibadah

shalat fardu siswa SMK Muhammadiyah Salatiga (2) untuk mengetahui keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga (3)

untuk mengetahui relefansi antara siswa yang aktif mengikuti Rohis dengan inten

sitas ibadah shalat fardunya di SMK Muhammadiyah Salatiga. Adapun jemis

penelitian adalah kualitatif karena data yang digunakan adalah data diskriptif

sesuai kondisi objek yang alamiah dan penelitian ini menggunakan metode

pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Objek dalam

penelitian ini adalah siswa SMK Muhammadiyah Salatiga yang aktif mengikuti

kegiatan Rohis sebanyak 9 orang dari kelas X-XII.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan Rohis tergolong dalam kategori aktif, serta menunjukkan

adanya peningkatan intensitas dalam menjalankan ibadah shalat fardu siswa. Baik

data yang berasal dari hasil wawancara maupun observasi. Setelah dilakukan

analisis data penelitian terdapat kesimpulan bahwa intensitas ibadah shalat fardu

siswa menjadi meningkat setelah mereka aktif mengikuti kegiatan Rohis. Karena

siswa menjadi termotivasi dan menjadi sadar akan kewajiban melaksanakan

ibadah shalat fardu, dan merasa bahwa ibadah shalat fardu itu adalah sebagai

suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan.

Page 12: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. ..........i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................... .........ii

HALAMAN JUDUL ................................................................................... .........iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. .........iv

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. ..........v

DEKLARASI ............................................................................................. .........vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. ........vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ .......viii

ABSTRAK ................................................................................................. ..........x

DAFTAR ISI .............................................................................................. .........xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... .......xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ........xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .......xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... ..........1

A. LatarBelakangMasalah .............................................................. ......... 1

B. RumusanMasalah ...................................................................... .........4

C. TujuanPenelitian ....................................................................... .........4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... .........5

E. Penegasan Istilah........................................................................ ..........6

F. Metodologi Penelitian ............................................................... .........7

G. Sistematika penulisan ................................................................ .......13

Page 13: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... .......15

A. Ibadah Shalat Fardu................................................................... .......15

1. Pengerian Ibadah Salat Fardu ............................................ .......15

2. Dasar kewajiban Shalat Fardu ............................................. .......17

3. Keistimewaan shalat Fardu ................................................ .......18

4. Syarat-syarat shalat......................................................................19

5. Rukun Shalat................................................................................22

6. Shalat Jama’ dan Qoshar..............................................................23

B. Aktif Mengikuti RohaniI Islam ................................................. ......24

1. Organisasi Rohani Islam ..................................................... . .....24

2. Dasar dan Program Kerja Rohis .......................................... .......25

3. Fungsi Rohis.................................................................................27

4. Faktor-faktor penunjang keberhasilan Rohis................................27

5. Proses Sosialisasi..........................................................................30

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan rohis........................33

C. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa Setelah Aktif Mengikuti Rohani

Islam (Rohis) ............................................................................. .......34

1. Keaktifan dalam berorganisasi ............................................ .......34

2. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa setalah Aktif mengikuti

Rohani Islam (Rohis) .......................................................... ........37

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN........................................................39

A. Profil SMK Muhammadiyah Salatiga................................................39

Page 14: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

xiii

1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah Salatiga ................. ........39

2. Visi dan Misi.................................................................................40

3. Tujuan Sekolah..............................................................................41

4. Data Guru dan Pegawai.................................................................41

B. Keadaan Organisasi Rohis ........................................................ .......42

1. Susunan pengurus Rohis .................................................... .......42

2. Bentuk aktivitas Rohis SMK Muhammadiyah Salatiga ..... .......43

C. Hasil Wawancara dan Observasi........................................................46

1. Wawancara ..................................................................................63

2. Observasi......................................................................................62

BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................ ........65

A. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa ........................................ .......65

B. Keaktifan Mengikuti Rohis ....................................................... .......69

C. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa setelah Aktif mengikuti Rohani

Islam (Rohis).......................................................................................81

BAB V PENUTUP ...................................................................................... .......83

A. Kesimpulan ............................................................................... .......83

B. Saran-Saran ............................................................................... .......84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .......86

LAMPIRAN – LAMPIRAN ....................................................................... ........88

Page 15: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

xiv

DAFTAR TABEL

Tebel 3.1: Data Guru SMK Muhammadiyah Salatiga ...........................41

Tabel 3.2: Data Pegawai SMK Muhammadiyah Salatiga.......................42

Tabel 3.3: Data siswa yang menjadi sampel penelitian..........................55

Page 16: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. 1: Pedoman wawancara..............................................................89

Lamp. 2: Transkip wawancara...............................................................92

Lamp. 3: Dokumentasi.........................................................................100

Lamp. 4: Profil SMK Muhammadiyah Salatiga...................................102

Page 17: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan agama menjadi sorotan tajam masyarakat.

Banyaknya perilaku menyimpang peserta didik dan remaja pada umumnya

yang tidak sesuai dengan norma agama akhir-akhir ini mendorong berbagai

pihak mempertanyakan efektivitas pelaksanaan pendidikan agama di sekolah.

Rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bukan

merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku

peserta didik, namun peran PAI harus menjadi agent of change dalam

mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik.

Proses pembelajran PAI dirasa belumlah efektif, sebagian siswa lebih

terfokus pada pengembangan kemampuan kognitif dan minim dalam

pembentukan sikap (afektif), pembiasaan dan pengamalan ajaran agama

dalam kehidupan (psikomotor). Selain itu, indikasi adanya perilaku peserta

didik yang mengarah pada religious culture dan kontras dengan deskripsi

remaja umumnya di kota Salatiga. Realitas sikap keberagamaan siswa di

SMK mengalami kemunduran, ini dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai agama antara lain: siswa sering lalai melaksanakan

kewajibannya kepada Allah swt terutama shalat fardu1, oleh karenanya,

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak hanya diberikan

1 Penulisan kata Fardu berasal dari bahasa arab ض ر .sehingga translatenya menjadi fardlu ف

Dalam pembahaan bahasa Indonesia sering ditulis Fardu. Untuk penelitian ini maka ditulis fardu.

Page 18: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

2

berupa materi-materi saja tetapi juga mengadakan praktik jika ada keterkaitan

dengan perbuatan ibadah, seperti shalat, puasa, mengaji, dan hal-hal lain yang

berhubungan dengan perbuatan dalam Pendidikan Agama Islam.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute

yang menunjukkan bahwa kaum muda muslim cukup rendah dalam

menjalankan kewajiban shalat 5 waktu dan juga membaca Al Qur‟an, namun

mereka menjunjung tinggi nilai- nilai konservatif. Survei juga menunjukkan

kaum muda Islam yang selalu menunaikan shalat 5 waktu (28,7 persen), yang

sering menunaikan shalat 5 waktu (30,2 persen), yang kadang-kadang

menunaikan shalat 5 waktu (39,7 persen), dan yang tidak pernah shalat 5

waktu (1,2 persen). Dari hasil data tersebut untuk yang selalu menjalankan

shalat 5 waktu ternyata cukup rendah, papar Burhanudin (detikNews, 4-6-

2011).

Menurut Depdiknas (2003) berhubungan dengan hal tersebut, dalam

standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berisi

kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh

Pendidikan Agama Islam di SMK adalah mampu mempraktikan shalat.

Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan

dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT.

Meskipun pada kenyataannya Pendidikan Agama Islam di SMK

Muhammadiyah Salatiga waktu yang disediakan sudah 8 jam pelajaran untuk

dapat mencapai tiga aspek muatan materi yaitu kognitif, afektif, psikomotor,

Page 19: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

3

masih dianggap belum mampu untuk meningkatkan sikap keberagamaan

siswa. Sehingga usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hal

tersebut adalah dengan membentuk suatu wadah kerohanian yaitu kegiatan

Rohani Islam (ROHIS) yang diharap mampu membantu siswa dalam

meningkatkan Pendidikan Agama Islam. Rohis merupakan salah satu dari

kegiatan yang berbasiskan agama. Dalam kegiatan ini terdapat program-

program yang diusahakan dapat menciptakan dan membangun sikap

keberagamaan siswa di antaranya adalah pengajian, bakti sosial, pesantren

kilat, peringatan hari besar Islam (PHBI), seni baca al-Qur‟an, praktik

pengamalan ibadah dan kreasi remaja muslim (krem). Kegiatan keagamaan

pun berjalan dengan didasari sikap toleransi antar umat beragama. Bahkan

menurut Muhaimin (2009), diperlukan pula kerjasama yang harmonis dan

interaktif di antara para warga sekolah dan para tenaga kependidikan yang

ada di dalamnya.

Dengan adanya kerjasama seluruh komponen di sekolah, diharapkan

akan melahirkan suatu budaya sekolah yang kuat dan bermutu. Rohis sebagai

suatu wadah keagamaan yang bergerak secara independen dimana wadah

tersebut dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta pembina Rohis,

sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai

suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan, tujuan yang hendak dicapai

secara jelas dan dapat memberikan dukungan terhadap pelajaran agama

Islam. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI harus dijadikan

tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta

Page 20: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

4

membangun moral bangsa (nation character building), terlebih dalam hal

peningkatan ibadah shalat.

Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI

AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA Tahun

2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat fardu siswa sehari-hari?

2. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis

3. Apakah ada peningkatan intensitas ibadah shalat fardu siswa setelah siswa

mengikuti kegiatan Rohis?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan ibadah shalat siswa SMK Muhammadiyah

Salatiga.

2. Mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ROHIS di SMK

Muhammadiyah Salatiga.

3. Mengetahui ada atau tidaknya peningkatan ibadah shalat fardu siswa

setelah siswa aktif mengikuti Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga

Page 21: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

5

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan

informasi yang bermanfaat, diantaranya :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini akan bermanfaaat bagi lembaga

pendidikan, terutama pembina dan pengurus ROHIS Hal ini dikarenakan

pembina dan pengurus akan lebih kreatif lagi dalam menggunakan teknik

yang tepat agar bisa memfasilitasi para siswa yang ingin memperdalam

ilmu agamanya. Selain itu juga memberikan wacana sekaligus inspirasi

dalam program pengembangan ROHIS siswa dalam kegiatan ibadah shalat

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti: dapat memperoleh pengalaman danpengetahuan secara

langsung tentang kegiatan ROHIS dan pengalaman ibadah shalat siswa.

b. Bagi guru: hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan guru lebih

berfikir kreatif dalam penanaman nilai-nilai keagamaan sehingga dapat

memotivasi kedisiplinan siswa dalam mengerjakan shalat.

c. Bagi siswa: dapat menumbuhkan ide-ide positif terhadap ROHIS yang

diadakan sekolah, dan menumbuhkan sikap disiplin dalam menjalankan

ibadah shalat.

Page 22: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

6

E. Penegasan Istilah

1. Intensitas Ibadah Shalat Fardu

Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah dengan taat

melaksanakan perintah dan anjuranNya serta menjauhi larangannya karena

Allah semata.

Shalat secara bahasa adalah do‟a, sedangkan menurut isltilah adalah

menghadap hati (jiwa) kepada Allah, yang menimbulkan rasa takut akan

Allah dan menimbulkan rasa kebesaran dan kekuasaan Allah dalam jiwa,

yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Tengku

Muhammad, 2005: 50).

Indikator intensitas shalat fardu adalah

a. Pemahaman bacaan shalat fardu

b. Kelancaran bacaan shalat fardu

c. Ketepatan pelaksanaan shalat fardu

d. Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardu

2. Keaktifan mengikuti Rohani Islam (Rohis)

Keaktifan merupakan suatu kegiatan atau kesibukan (Departemen

Pendidikan Nasional, 2007: 23). Dari pengertian tersebut maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keaktifan mengikuti

kegiatan Rohis adalah aktif mengikuti kegiatan Rohis di sekolah.

Page 23: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

7

Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam keislaman yang

biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun di SMA

yang kepengurusannya diatur layaknya OSIS.

Sedangkan Rohis menurut penulis adalah kegiatan ekstrakrikuler yang

sangat membantu dalam pengembangan agama Islam yang di dalam

pelajaran sekolah sangatlah terbatas serta menjadikan siswa lebih

termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian berupa

studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian suatu unit penelitian secara intensif. Teknik yang digunakan

peneliti adalah teknik penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2009:7).

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus

pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di

tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara

mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti turun secara langsung ke kancah

penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang

berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena

Page 24: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

8

yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat.

3. Lokasi penelitian

Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK

Muhammadiyah Salatiga

4. Sumber Data

Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data

yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh

sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan

langsung dengan masalah yang diteliti.

Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto,

2010:107). Sedangkan informan adalah orang yang menjadi sumber data

dalam penelitian (Alwi, 2007:794).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka

yang menjadi sumber data adalah:

a. Kepala SMK Muhammadiyah Salatiga untuk mendapatkan data tentang

efektivitas penyelenggaraan program pembinaan akhlak siswa di SMK

Muhammadiyah Salatiga.

b. Pembina Rohis untuk mendapatkan data tentang perencanaan dan

proses penyelenggaraan program kegiatan Rohis.

Page 25: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

9

c. Guru bidang studi PAI untuk mendapatkan data tentang bagaimana

intensitas ibadah shalat fardu siswa melalui hasil nilai praktik shalat

ataupun pengamatan guru terhadap pelaksanaan shalat siswa

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka

digunakan teknik dalam pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi atau yang dikenal dengan nama pengamatan meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2008:128). Pengamatan

yang terdapat dalam penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah

Salatiga, dan dilakukan pada tahun 2017. Metode ini digunakan penulis

dalam proses pengamatan secara langsung di SMK Muhammadiyah

Salatiga

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data penelitian dengan

tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara face to face

(Hadi, 2000:75). Selain tanya jawab, bisa juga alam bentuk diskusi

dengan objek penelitian. Objek penelitian disini yaitu guru dan siswa

SMK Muhammadiyah Salatiga.

Page 26: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

10

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, ladger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236).

Dokumentasiini digunakan penulis guna memperoleh gambaran umum

dari keadaan SMK Muhammadiyah Salatiga sesuai apa yang

dibutuhkan peneliti.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain (Noeng Muhajir, 2002:142). Menyusun hasil data penelitian di

lapangan dapat dianalisis sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian oleh

peneliti.

Dalam penelitian ini analisis data dengan menggunakan data melalui

bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang jelas

dan terperinci. Adapun langkah-langkah analisis yang penulis lakukan

selama di lapangan adalah:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke

lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.

Page 27: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

11

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono,

2012: 338).

Dalam hal ini peneliti mereduksi data dengan membuat kategori

sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya

dengan membuat pedoman observasi dan pedoman wawancara.

Kemudian dari hasil data-data wawancara, observasi dan dokumentasi

yang terkumpul, peneliti memilih yang pokok saja.

b. Penyajian Data (Data Display)

Dengan men-display data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2012: 341).

Dalam penelitian kualitatif penyajian adata adalah usaha

mengorganisasian dan memaparkan data secara menyeluruh guna

memperoleh gambaran secara lengkap dan utuh. Peneliti mencatat

informasi dari informan spada saat wawancara, dan atau gambar

dokumentasi, dan menyajikan nya dalam lampiran.

Page 28: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

12

c. Verifikasi Data (Data Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode diskriptif kualitatif yang

bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai obyek penelitian

berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek

yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Setelah

semua data terkumpul maka peneliti berusaha menjelaskan suatu objek

permasalahan secara sistematis serta memberikan analisis secara

cermat dan tepat terhadap pbjek kajian tersebut. Adapun teknik

penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan teknik induksi yaitu dari

pengetahuan dan hasil penelitian mulai bab satu, dua, tiga, dan empat

kemudian menuju pada kesimpulan yang bersifat umum pada bab lima.

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini terkait dengan tela‟ah

pustaka terdahulu yang berusaha mengupas pembahasan tentang:

Imroatul Husna, tahun 2003, yang berjudul: Peranan Aktifitas

Kerohanian Islam ”Al-Kausar” dalam menanamkan nilai-nilai agama

pada siswa SMU Negeri 1 Ponorogo. Menghasilkan temuan tentang

nilai-nilai agama Islam di Sekolah, meliputi sholat dhuha, sholat

jama‟ah dan membaca Al- qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan lainnya di bawah naungan kerohanian Islam ” Al-Kausar.”

Page 29: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

13

Berdasarkan judul skripsi yang mereka angkat, maka penulis akan

mengadakan penelitian, sehingga sampai saat ini gagasan penelitian

muncul dan belum ditemukan penelitian yang membahas tentang:

Intensitas Ibadah Sahalat Fardu Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga

yang Aktif mengikuti Rohani Islam (Rohis) hal ini sebagai bentuk

betapa pentingnya Rohis bagi anak SMK dalam meningkatkan

intensitas ibadah mereka.

G. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi

untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

skripsi.

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat

dijabarkan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitia, penegasan istilah,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan teori yang berkaitan

dengan intensitas ibadah shalat fardu dan keaktifan mengikuti

Rohis.

Page 30: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

14

BAB III : Hail Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang profil sekolah, keadaan

organisasi Rohis, serta hasil wawancara dan observasi.

BAB IV : Analisis Data

Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis dari hasil

wawancara dan obervasi yang sudah dilakukan oleh peneliti.

BAB V : Penutup

Page 31: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ibadah Shalat Fardu

1. Pengertian Ibadah Shalat Fardu

Ibadah berasal dari bahasa Arab berasal dari kata

عبادة-عبدا-يعبد-عبد yang berartitaat, tunduk, patuh, merendahkan diri

dan hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan.

Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina diri di hadapan

yang disembah disebut „abid (yang beribadah). Budak disebut dengan

يد ب karena dia harus tunduk dan patuh serta merendahkan diri terhadap ع

majikannya (tauhid.blogspot.com, 2005).

Dalam istilah syara‟ pengertian ibadah dijelaskan oleh para ulama

sebagai berikut:

a. Al-Jurjânî mengatakan:

Ibadah ialah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak

menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya.

b. Menurut Ibnu Katsîr:

Himpunan cinta, ketundukan, dan rasa takut yang sempurna

c. Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip Zurinal dan

Aminuddin ( 2008: 27) dalam bukunya Fiqih Ibadah, bahwa ibadah

adalah ketaatan terhadap sesuatu yang maha besar, yang objeknya tidak

Page 32: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

16

dapat ditangkap oleh panca indra. Maka ketaatan itu kepada objekyang

abstrak (yaitu Allah), sedangkan ketundukan kepada objek yang

kongkrit yang dapat ditangkap oleh pancaindra, seperti kepada

penguasa (manusia, atau makhluk lain) tidak termasuk pengertian

ibadah. Menurut kamus istilah fiqih, ibadah yaitu memperhambakan

diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah-Nya dan

anjuran-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata,

baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan. Orang

beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk

dan patuh kepada Allah swt (M. Abdul Majieb, 1994 : 109).

Shalat dalam bahasa berarti do‟a, sedangkan menurut istilah adalah

beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir di

akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat dengan Allah menurut

syariat yang telah ditentukan .

Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam

bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan

syara (Tengku Muhammad, 2005: 50).

Menurut Alith (2009:5) shalat adalah ibadah utama umat islam

sekaligus bentuk aktual dari penghambaan total yang pertamakaliwajib

untuk dilaksanakan olehsetiap muslim yang telahmengucapkan dua

kalimat syahadat, baligh dan sehat secara jasmani dan rohani.

Fardu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan

Page 33: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

17

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Dapat di

simpulkan ibadah shalat fardhu secara harfiah adalah tingkat keseringan

melakukan doa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah ibadah

shalat fardu adalah tingkat keseringan dalam melakukan amal ibdah

(perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbirotul ikhrom dan

diakhiri dengan salam.

2. Dasar Kewajiban Shalat Fardu

Dalil yang mewajibkan shalat sangat banyak baik dalam Al Qur‟an

maupun Hadis Nabi Muhammad SAW.

Dalil Al Qur‟an yang mewajibkan shalat antara lain:

a. Q.S Al Baqoroh: 43:

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku' [Al Baqoroh (2) ayat 43].

b. Q.S Al Ankabut: 45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al

Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang

lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al Ankabut : 45).

Page 34: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

18

c. Q.S Al Hajj: 77

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,

sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan ( Al Hajj: 77).

Ayat-ayat Allah SWT ini yang memerintahkan umat manusia

mendirikan shalat, menyuruh mengerjakan shalat bersama-sama,

menyatakan bahwa shalat menghalangi manusia dari rusak dan keji,

memerintahkan agar melakukan shalat dengan cara yang sempurna dan

menegaakan shalat diwaktu-waktu yang telah ditentukan.

3. Keistimewaan Ibadah Shalat

Shalat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya. Yang

memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

a. Shalat adalah fardu yang mula-mula difardukan dari ibadat-ibadat

badaniah.

b. Shalat adalah tiang agama

Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat

sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkn

shalat, sesungguhnya ia telah meruntuhkan agama (H.R Al Baihaqy dari

Umar R.A, Al Ihya 2:9).

c. Shalat lima waktu difardukan dimalam mi‟roj, dilangit.

Shalat lima waktu difardukan dilangit, pada malam nabi

Muhammad SAW ber isro‟ (berjalan malam) dan bermi‟roj (naik ke

Page 35: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

19

alam tinggi). Hanya shalat fardulah yang diperintahkan secara langsung

oleh Allah kepada nabi Muhammad, berbeda dengan ibadah yang lain

yang disampaikan melalui malaikat Jibril dahulu.

Diperintahkan shalat fardu itu yang sebelumnya nabi terlebih

dahulu dibersihkan dhohir dan batin dengan air zam-zam. Dan Allah

SWT memerintahkan shalat kepada nabi Muhammad ketika beliau

menghadap Allah menegaskan bahwa shalat itu ibadah yang luar biasa,

suatu perbuatan yang sangat terhormat.

d. Shalat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain.

Dalam wasiatnya yang terakhir nabi mengatakan: ingatlah akan

Allah, terhadap Shalat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu

miliki (H.R. Ahmad, Risalah Ash Shalah:8).

e. Shalat permulaan amal yang dihisap diakhirat dan diakhir ibadah yang

ditinggalkan umat didunia.

f. Shalat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan

antara hamba dengan Allah (AshSidiqy,1951:20).

4. Syarat-syarat Shalat

Syarat-syarat wajib shalat yaitu:

a. Islam

Shalat fardu diwajibkan atas setiap muslim laki-laki dan

perempuan yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam

dengan membaca dua syahadad. Dengan demikian orang kafir tidak

wajib untuk melakukan shalat.

Page 36: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

20

b. Balagh

Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan shalat.

Yang dimaksud dengan balagh ialah orang yang telah mencapai umur

tertentu dan telah sampai umurnnya untuk melakukan kewajiban

agama, laki-laki yang sudah mencapai balagh ditandai dengan mimpi,

sedangkan perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi. Batasan

balagh ini menandakan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh

tidak memiliki kewajiban shalat.

c. Berakal

Orang yang berkal diwajibkan untuk shalat, yaitu orang yang

sudah mumaziz dan memiliki akal yang sehat dan waras.

d. Suci dari hadas dan najis

Menghilangkan hadas kecil dengan berwudlu dan menghilangkan

hadas besar dengan mandi besar. Menghilangkan najis yang berada di

tiga tempat yaitu badan, pakaian, dan tempat shalat.

e. Menutup aurot

Batas aurot laki-laki adalah dari pusar sampai lutut sedangkan

wanita adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.

f. Masuk waktu

Waktu shalat ada lima waktu yaitu :

Waktu shalat dhuhur berawal ketika matahari condong ke arah barat

sampai saat bayangan segala sesuatu sudah sama dengan

Page 37: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

21

panjangnya.

Waktu shalat ashar, dimulai sejak keluarnya waktu dhuhur hingga

matahari menguning atau sampai bayangan mempunyai panjang dua

kali lipat.

Waktu shalat manghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai

terbenamnya mega merah.

Waktu shalat isya‟, dimulai dari terbenamnya mega merah sampai

pertengahan malam, sedangkan waktu darurat sampai terbit fajar.

Waktu shalat subuh, dimulai dari terbit fajar shadiq putih, sampai

terbit matahari (Sa‟id, 2006:204-207).

g. Menghadap kiblat

Menghadap ke baitul haram merupakan syarat sahnya shalat.

h. Niat

Niat dalam hati. Menurut bahasa, niat berarti tujuan yakni

keeguhan hati untuk melakukan sesuatu(Sa‟id, 2006:257).

i. Telah sampai dakwah

Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan

hukum. Firman Allah Q.S. AnNisa: 165

(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia

membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Page 38: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

22

j. Jaga

Orang yang tidur tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang

lupa. Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya :

“yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga

ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia

sembuh”(H.R. Abu daut dan ibnu majah).

5. Rukun Shalat

Rukun-rukun shalat diantaranya yaitu:

a. Niat

b. Takbirotul ikhrom

c. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil

duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit

d. Membaca surat Al Fatikhah pada tiap-tiap rokaat

e. Ruku‟ dengan tumakninah

f. I‟tidal dengan tumakninah

g. Sujud dua kali dengan tumakninah

h. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah

i. Duduk tasyahut akhir dengan tumakninah

j. Membaca tasahud akhir

k. Membaca shalawat nabi pada tasahud akhir

l. Membaca salam yang pertama

m. Tertib yaitu berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut (Sa‟id Ali,

Page 39: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

23

2008 :238).

6. Shalat Jama‟ dan Qashar

a. Shalat jama‟ berarti menggabungkan shalat, yaitu mengumpulkan dua

shalat fardu yang dilakasanakan dalam satu waktu. Misalnya shalat

dhuhur dan ashar dikerjakan pada waktu dhuhur atau pada waktu ashar.

Shalat jama‟ ini boleh dilaksanakan karena beberapa alasan (halangan)

berikut:

1) dalam perjalanan yang bukan untuk maksiat

2) apabila turun hujan lebat

3) karena sakit dan takut

4) jarak yang ditempuh cukup jauh yakni kurang lebihnya 81 km

b. Shalat Qashar adalah shalat yang diringkas, yaitu shalat fardu yang 4

(empat) rakaat (dhuhur,asar,isya‟) dijadikan 2 rakaat, masing-masing

dilaksanakan tetap pada waktunya. Sebagaimana menjamak shalat,

meng-qashar shalat hukumnya sunnah. Dan ini merupakan rushah

(keringan) dari Allah SWT bagi orang-orang yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) bepergian yang bukan untuk maksiat

2) jauh perjalanan niminal 88,5 km

3) shalat yang di qashar adalah ada‟ (bukan qadla‟) yang empat rakaat

4) tidak boleh bermakmum pada orang yang shalat sempurna (tidak di

qashar)

Page 40: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

24

B. Aktif Mengikuti Rohani Islam (Rohis)

1. Organisasi Rohani Islam (Rohis)

Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur

pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok

orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-

sama mencapai tujuan tertentu (http://duniabaca.com: 2011).

Rohis adalah singkatan dari “ Rohani Islam” yang berarti sebuah

organisasi yang ada di sekolah-sekolah menengah dan atas. Rohis biasanya

dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler, yang di dalamnya terdapat struktur

kepengurusan dan devisi-devisi yang bertugas pada bagiannya masing-

masing. Menurut Koesmarwanti, kata kerohanian Islam ini sering disebut

dengan istilah “rohis” yang berarti suatu wadah besar yang dimiliki oleh

siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Kowsmarwanti

dkk. 2000:52).

Pada mulanya, rohis berdiri karena berawal dari sebuah upaya dan

keinginan untuk memberikan solusi kepada pelajar muslim untuk

menambah wawasan keislaman karena jam pelajaran di sekolah sangat

terbatas sehingga rohis inilah wadah untuk memperdalam agama Islam.

Seiring dengan berkembangnya zaman, saat ini rohis menjadi salah satu

program kegiatan ekstrakurikuler yang terfokus pada peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap berbasis keislaman yang pada

akhirnya dapat mengantarkan siswa menjadi generasi mandiri yang

berakhlak mulia.

Page 41: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

25

Dari uraian di atas dapat dapat penulis simpulkan pengertian

kerohanian Islam adalah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diikuti

oleh peserta didik di sebuah sekolah. Kegiatan ini dilakukan di luar jam

pelajaran dan merupakan suatu wadah besar yang dimiliki siswa untuk

menjalankan aktivitas dakwah di sekolah sebagai perwujudan pendidikan

di luar sekolah dengan program pembinaan dan sarana yang tersedia untuk

mencapai satu tujuan tertentu.

2. Dasar dan Program Kerja Rohis

Manusia meruapakan makhluk yang paling mulia di muka bumi ini,

selain itu manusia dituntut untuk menjadi pemimpin baik bagi diri

sendiri, keluarga maupun untuk orang lain. Hal ini ditegaskan dalam

firman-Nya:

...

Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi..." (QS. Al Baqarah: 30).

Berangkat dari pemikiran mengenai filosofis tugas manusia di atas

maka mempersiapkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa

sangatlah penting dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan,

pendidikan, organisasi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berlandaskan

pada nilai-nilai ajarn Islam.

Page 42: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

26

Adapun program kerja yang terdapat di Rohis meliputi:

a. Mentoring

Mentoring merupakan aktifitas yang bisa dilakukan di luar sekolah

bersama seorang guru. Aktivitas mentoring berupa transformasi ilmu

dari seorang guru kepada para anggota Rohis.

b. Cerhat (Cermin Hati)

Meruapakan kegiatan pemebelajaran rutin yang diadakan tiap minggu.

Kegiatan ini merupakan pertemuan rutin yang berbentuk kajian

masalah sosial Islam, budaya Islam, akhlak remaja dan lain-lain.

Biasanya kegiatan ini dilakuakan secara outbond.

c. Mading Rohis

Merupakan majalah dinding sekolah yang berisi pengetahuan tentang

keislaman.

d. Tahsin

Merupakan kegiatan yang diadakan oleh Rohis untuk memperbaiki

bacaan Al Qur‟an dengan tajwid aplikatif.

e. Tahfidz

Merupakan kegiatan menghafal Qur‟an dengan sistem One Day One

Ayat.

f. Training Motivasi

Merupakan kegiatan yang diadakan Rohis untuk mengembangkan IQ

(Intelektual Quastion), SQ (Spiritual Quastion) dan EQ (Emotional

Quastion).

Page 43: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

27

3. Fungsi Rohis

Fungsi Rohis yang sebenarnya adalah sebagai forum , mentoring,

dakwah dan berbagi. Susunan dalam Rohis layaknya OSIS, di dalamnya

terdapat ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan devisi-devisi yang

bertugas pada bagiannya masing-masing. Fungsi dan peran Rohis

digariskan dalam dwi-fungsi Rohis, yaitu:

a. Pembinaan Syakhsiyah Islamiyah

Syakhsiyah Islamiyah adalah pribadi-pribadi yang Islami. Jadi

Rohis berfungsi untuk membina muslim teladan untuk menjadi pribadi-

pribadi yang unggul, baik dalam kapasitas keilmuan maupun keimanan.

b. Pembentukan Jamiatul Muslimin

Pembentukan Jamiatul Muslimin berfungsi sebagai “basecamp”

dari siswa-siswi muslim, untuk menjadikan pribadi maupun komunitas

yang islami. Dari sini maka tekad untuk membumisasikan Islam akan

mudah tercapai.

4. Faktor-faktor penunjang keberhasilan Kerohanian Islam (Rohis)

Adapun faktor-faktor penunjang keberhasilan Rohis adalah sebagai

berikut:

a. Resmi menjadi organisasi intra sekolah yang sejajar dengan OSIS.

Organisasi ini merupakan wadah untuk mengasah dan

memperdalam ilmu agama pelajar muslim. Kemudian organisasi ini, di

masukkan dalam seksi kerohanian Islam yang merupakan bagian dari

Page 44: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

28

bidang ketaqwaan terhadap ketuhanan yang Maha Esa OSIS SMK

Muhammaddiyah Salatiga. Sehingga memudahkan seksi kerohanian

Islam dalam bergerak dan mewujudkan visi-misinya.

b. Dukungan guru yang baik dalam setiap kegiatan.

Guru merupakan faktor yang sangat mendukung gerak dan langkah

dari seksi kerohanian Islam, karena guru memiliki peran yang besar

dalam dakwah ini. Guru memiliki posisi sebagai pemimpin dalam

aktivitas belajar mengajar. Beliau adalah orang yang mendidik, mengajar

dan membimbing para siswanya. Kedudukan guru dalam hal ini akan

menjadikannya sebagai sosok yang memiliki nilai tambah di mata siswa,

apalagi jika ia memiliki kelebihan-kelebihan dan menjadi teladan yang

baik. Dengan demikian, arahan dari guru akan banyak didengar oleh

siswa. Sehingga kehadiran guru sebagai Pembina Kerohaniam Islam

sangat mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan. Khususnya

guru agama Islam yang memberi nilai tambah untuk anak yang aktif

dalam seksi kerohanian Islam. Misalnya, keaktifan siswa dalam kegiatan

kajian rutin yang di dalamnya ada presensi, kemudian presensi tersebut

diserahkan kepada guru agama Islam untuk dijadikan nilai tambah bagi

siswa khususnya pelajaran agama Islam.

c. Eksistensi Pengurus diakui sebagai kekuatan dakwah sekolah.

Adanya Kerohanian Islam (Rohis) yang mensosialisasikan nilai-

nilai Islam kepada seluruh elemen sekolah dalam bentuk kegiatan-

kegiatan yang riil, diantaranya memanfaatkan sarana dan prasarana

Page 45: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

29

sekolah seperti mading, masjid untuk sarana informasi sebagai corong

dakwah dan pembentukan opini keIslaman. Pengembangan kreatifitas

melalui seni- seni Islami. Dengan begitu, eksistensi pengurus Rohis

diakui sebagai kekuatan dakwah sekolah, karena memberikan nilai

tambah yang positif, yaitu meningkatkannya moralitas sekaligus sikap

keagamaan pengurus Rohis di sekolah.

d. Adanya alumni yang memberikan kontribusi cukup tinggi.

Adanya alumni yang masih aktif dalam mendorong dan membantu

perkembangan Rohis memberikan kontribusi yang cukup tinggi. Karena

alumni adalah sumber daya yang sangat vital bagi perkembangan dakwah

sekolah. Selain diandalkan sebagai murabbi atau Pembina, mereka juga

bisa menjadi konsultan dan nara sumber dari berbagai kegiatan seiring

dengan meluasnya pengalaman mereka. Seorang alumni pernah berkata

bahawa seorang ketua Rohis tidak hanya jadi pemimpin tapi juga bisa

jadi ulama. Perkataan itu sudah jelas bahwa pemimpin tidak hanya

sekedar pemimpin, akan tetapi dia juga harus bisa berdakwah seperti

halnya ulama. Dengan kontribusi dari alumni ini, diharapkan bisa

memberikan semangat bagi aktifis dakwah dan menyebarkan nilai-nilai

Islam dalam kehidupan sehari-hari.

e. Adanya masjid di sekolah

Dengan adanya masjid di sekolah, banyak sekali manfaatnya dalam

proses dakwah (menyiarkan agama Islam), adapun manfaatnya yaitu

sebagai pusat koordinasi dan konsolidasi bagi pengurus Rohis, dalam

Page 46: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

30

hal yang lain masjid dapat digunakan sebagai tempat untuk menyembah

kepada Allah, dengan cara melaksanakan shalat dhuhur berjama‟ah,

dan yang menjadi Imam adalah ketua Rohis itu sendiri, bukan dari guru.

Dengan adanya rutinitas shalat berjamaah yang dilaksanakan setiap hari

akan berdampak positif bagi semua guru dan siswa, karena dapat

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

5. Proses Sosialisasi

Sosialisasi adalah suatu proses yang membantu individu melalui

belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana bertindak dan berfikir agar ia

dapat berperan dan berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat (Wahyu, 1986: 65).

Guna menopang setiap kegiatan yang dilaksanakan Rohis, selain

dalam rangka mencetak aktivitas dakwah (pengkaderan) juga untuk

menyiarkan Islam, maka diperlukan sosialisasi akan keberadaan seksi

kerohanian Islam tersebut.

Adapun proses sosialisasi dan seksi kerohanian Islam, meliputi:

a. Ta‟aruf melalui Masa Orientasi Siswa (MOS)

MOS merupakan wahana bagi siswa baru dalam rangka

pengenalan terhadap situasi dan kondisi di SMK Muhammadiyah

Salatiga secara umum, baik itu meliputi keadaan guru, karyawan,

sarana dan prasarana, ataupun organisasi-organisasi yang ada di

sekolah. Sehingga dengan adanya MOS, seksi kerohanian Islam

mempunyai kesempatan untuk ta‟aruf dengan siswa baru. Adapun acara

Page 47: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

31

ta‟aruf yaitu dibuka atau diawali dengan tausiyah atau nasihat dari

Pembina kerohanian Islam (Rohis).

Kemudian pengurus seksi kerohanian Islam memperkenalkan diri

diteruskan denan mensosialisasikan keberadaan Rohis itu sendiri, baik

dari Visi, Misi, tujuan sampai program kerja yang telah dilaksanakan.

b. Temu siswa baru

Temu siswa baru serangkaian kegiatan yang diselenggarakan seksi

kerohanian Islam dalam rangka pengkaderan. Ini merupakan langkah

awal bagi siswa masuk sebagai anggota Rohis. Dalam proses

pengkaderan itu, pengurus menilai beberapa anggota, yang nantinya

akan dipilih menjadi pengurus Rohis yang baru. Dalam proses

pengkaderan ini, pengurus Rohis berharap, pengurus Rohis yang baru

dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik, sehingga

kegiatan Rohis terus berjalan lancar dan dapat mengajarkan Islam.

c. Kajian rutin

Kajian rutin adalah kajian yang sifatnya rutin, yang diadakan seksi

kerohanian Islam dengan pemateri dari alumni atau guru pembina.

Adapun materi kajian berupa materi-materi keIslaman dan materi

kontemporer.

d. Pembinaan muslimah

Pembinaan muslimah berupa kajian muslimah yang ditujukan

khusus untuk pelajar muslimah. Dalam kajian ini, banyak dikupas

mengenai seputar wanita, baik itu berkenaan dengan fiqih wanita

Page 48: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

32

ataupun yang lainya. Sehingga dengan kajian ini, diharapkan para

muslimah bisa memahami tentang hakikat sebagai muslimah.

e. Buletin

Merupakan salah satu wadah dalam rangka menyiarkan Islam yaitu

berupa materi keIslaman yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Karena

buletin ini memiliki fungsi-fungsi yang kurang lebih sama dengan

fungsi- fungsi yang dimiliki oleh media cetak lainnya. Yakni anatara

lain fungsi informasi , fungsi mendidik, fungsi kritik, fungsi

pengawasan sosial dan fungsi menyalurkan aspirasi masyarakat dan

fungsi menjaga lingkungan. Fungsi yang disebut terakhir adalah media

massa senantiasa membuat masyarakat memperoleh informasi tentang

keadaan sekitar, baik itu dalam lingkungan sendiri maupun lingkungan

mereka (Muis, 2001:9).

Selain itu sosialisasi adanya buletin juga merupakan wadah untuk

menyalurkan bakat pelajar dalam menulis. Setiap hasil karya atau

kretifitas bisa diespos dalam buletin walaupun harus melalui

penjaringan dahulu. Sehingga dengan adanya buletin ini, selain

menambah wawasan bagi pelajar, juga dapat memberikan semangat

bagi pelajar dalam memunculkan kreatifitas dalam bentukl tulisan.

f. Majalah dinding

Mading merupakan salah satu sarana dari sekolah dalam rangka

untuk memberikan layanan kepada siswa yang berbentuk informasi,

pengetahuan maupun info terkini. Seksi kerohanian Islam

Page 49: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

33

memanfaatkan mading untuk memberikan informasi keIslaman,

pengetahuan maupun info dunia Islam. Jadi, mading selain untuk

sosialisasi keberadaan Rohis juga memberikan opini yang positif bagi

siswa dalam berkreatifitas dan pewacanaan keIslaman.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengikuti kegiatan Rohis

Adapun beberapa faktor yang menjadikan siswa mengikuti kegiatan

Rohis menurut Esa Nur Wahyuni (2009: 56) adalah sebagai berikut:

a. Kurang ilmu keagamaan, sehingga mendorong siswa untuk mengikuti

kegiatan Rohis yang bertujuan agar dapat memperdalam ilmu

keagamaan.

b. Banyaknya problem yang dihadapi oleh siswa, hal ini mendorong

siswa untuk mengikuti kegiatan Rohis agar para siswa mendapat

pengetahuan/ penyuluhan tentang peoblematika remaja pada zaman

modern ini.

c. Adanya keinginan untuk menyalurkan kreativitas diri dalam bidang

keagamaan. Salah satu cara untuk menyalurkan kreativitas diri adalah

dengan dakwah. Dengan berdakwah siswa dapat membentuk pribadi

yang religi.

d. Mengisi waktu luang, karena dengan mengikuti kegiatan Rohis akan

menambah pengalaman seseorang dalam berorganisasi yang dapat

memberikan dampak positif ketika terjun kemasyarakat

Faktor-faktor di atas merupakan alasan beberapa siswa karena

mereka mengikuti ornganisasi Rohis. Dengan hal ini maka dapat

Page 50: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

34

disimpulkan bahwa para pelajar sangat membutuhkan organisasi untuk

mengatasi beberapa problematika yang dialami oleh para pelajar pada

umumnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa organisasi rohis sangat

penting adanya untuk menunjang kreastivitas para pelajar.

C. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa Setelah Aktif Mengikuti Rohani

Islam.

1. Keaktifan dalam Berorganisasi Rohis

Adapun beberapa hal penting yang menentukan dalam berorganisasi

yaitu:

a. Mempunyai peran dalam organisasi

Di dalam organisasi yang efektif, manajemen membantu suatu

proses keseluruhan secara positif, yaitu suatu keseluruhan yang lebih

besar dari sekedar penjumlahan dari bagian-bagian yang ada (Suwarto,

1999: 2). Maka dari itu, manajemen yang telah diterapkan bagaimana

sekumpulan orang tersebut bisa memunculkan keefektifan individu,

kelompok,dan organisasi.

b. Berinisiatif demi kemampuan organisasi

Organisasi harus memiliki kemajuan dalam bidang pemasaran

(sosialisasi) atau sebaliknya akan mati karena digebrak persaingan.

Dengan demikian, semua anggota harus mengubah diri untuk untuk

maju sebagian besar dari mereka harus selalu memeperbaiki dan

meningkatkan diri, tumbuh dan berkembang demi kesinambungan

gerak maju organisasi (Gordon, 1986: 284).

Page 51: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

35

Jadi, semua sumbangan pikiran ataupun tenaga dari semua unsur

organisasi sangat berpengaruh sekali terhadap kemajuan organisasi

tersebut.

c. Disiplin dengan kode etik organisasi

Organisasi dengan manajemennya, akan terlaksana dengan baik,

dapat dilihat dari tampilan individu atau kelompok dalam

mengembangkan disiplin terhadap kode etik organisasi. Setiap jenis

kelompok akan berfungsi baik apabila mampu mengembangkan

kebanggaan dan identitas yang kuat (Peel, 1993: 59).

Karena disiplin memang sangat diharapkan dalam setiap hal dan

kehidupan, baik secara individu maupun bermasyarakat, baik dalam

hubungan manusia dengan sang kholiq, maupun hubungan antar

manusia.

d. Bertanggung jawab pada tugas organisasi

Tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan adalah

merupakan bagian dari tugas atau pekerjaan sesuai dengan peran

individu dalam suatu organisasi yang bersangkutan. Tim manajemen

tidak akan pernah berfungsi seefektif bila semua anggota tidak

melaksankan fungsi- fungsi tertentu dengan penuh tanggung jawab

(Gordon, 1986: 166).

Setiap anggota harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung

jawab dan melapor kepadanya karena proses ini mempermudah

berlangsungnya proses koordinasi, pelaporan dan pengendalian

Page 52: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

36

(Soedjadi, 1990: 49).

e. Mempunyai daya kreativitas yang tinggi dalam berorganisasi

Seorang anak menunjukkan kreativitas dalam kegiatan-kegiatan

tertentu, misalnya dalam melukis, menggambar, olahraga, organisasi,

kesenian dan dalam kegiatan kurikuler lainnya. Mereka selalu ingin

memecahkan masalah, berani menanggung resiko yang sulit, lebih

senang bekerja sendiri dan percaya diri sendiri.

Jadi, dalam kegiatan berorganisasi anak golongan kreatif lebih

mampu menemukan masalah-masalah dan mampu menyelesaikan

masalah-masalah.

f. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang kurang urgen.

Titik tolak yang biasanya digunakan untuk menentukan kategori

kegiatan organisasional menjadi urgen dan penting ialah bahwa sesuatu

yang urgen harus diselesaikan segera untuk mana kecepatan bertindak

merupakan criteria utama. Biasanya, sesuatu yang urgen telah jelas

prosedur dan mekanisme kerja yang digunakan dan oleh

karenanya, pelaksanaannyapun dapat diserahkan kepada orang lain.

Artinya, keterlibatan langsung pimpinan yang bersangkutan mungkin

tidak diperlukan.

Sebaliknya, sesuatu yang kategorikan sebagai hal penting,

mungkin mempunyai sifat-sifat seperti:

1) Merupakan hal baru bagi organisasi

2) Memerlukan pendekatan khusus

Page 53: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

37

3) Tidak ditampung oleh struktur yang ada

Sifat-sifat demikian berarti bahwa untuk pelaksanaan sesuatu hal

yang dipandang penting, faktor kecepatan bukan merupakan faktor

yang menentukan, yang lebih diperlukan adalah ketelitian dan

pemikiran yang matang.

g. Keteladanan

Seorang pimpinan harus mampu memproyeksikan kepribadian

yang tercermin antara lain dalam bentuk: kesetiaan organisasi, kesetiaan

kepada bawahan, dedikasi pada tugas, disiplin kerja, landasan moral

dan etika yang digunakan, kejujuran perhatian kepada kepentingan dan

kebutuhan bawahan dan berbagai nilai-nilai hidup lainnya yang bersifat

positif.

Efektifitas kepemimpinan seseorang akan lebih besar lagi apabila

keteladanannya tidak hanya tercermin dalam kehidupan organisasional,

akan tetapi juga dalam kehidupan pribadinya, seperti kehidupan

keluarga yang harmonis, gaya hidup yang sesuai dengan kemampuan

dengan memperhatikan keadaan lingkungan, dan kepekaan terhadap

kondisi sosial sekitarnya.

2. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa setelah aktif mengikuti Rohis.

Telah diuraikan diatas, mengenai masalah bimbingan keagamaan

guru terhadap siswanya melalui Rohis, berbagai pembinaan guru didalam

mengarahkan dan mengajarkan siswanya terhadap pelaksanaan ajaran

Page 54: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

38

Islam. Guru membimbing siswa dalam ibadahnya sejak dini supaya siswa

tersebut taat kepada Allah, selalu mengerjakan segala perintah-perintah

Allah dan menjahui segala larangan Nya.

Dengan kajian-kajian dari kegiatan Rohis, seorang anak akan lebih

mengetahui arti pentingnya melakukan shalat fardu. Shalat menjadikan

anak rajin dan disiplin. Disiplin dan rajin akan tumbuh melalui kebiasaan,

nasehat dan latihan yang dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru atau

seseorang yang lebih dewasa. Dengan demikian ada pengaruh yang erat

antara keaktifan mengikuti Rohis terhadap ibadah shalat fardhu siswa yaitu

kegaiatan Rohis dapat membantu anak memahami arti penting dan

manfaat shalat fardhu serta siswa memiliki kebiasaan yang baik yang telah

ditanamkan oleh guru di sekolah dan orang tuanya.

Keaktifan berorganisasi Rohis ini ada hubungan dengan ibadah

Shalat Fardu siswa. Di mana seseorang yang aktif dalam berorganisasi

Islam maka akan lebih banyak pengalaman- pengalaman yang didapat

dalam ajaran agama Islam, sehingga mampu untuk menumbuhkan

kebiasaan serta ketaatan dalam melaksakan ibadah shalat fardu baik

dirumah maupun disekolah.

Page 55: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

39

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMK Muhammadiyah Salatiga

1. Sejarah Berdirinya SMK Muhammadiyah Salatiga

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan menuntut

untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan,dengan tuntutan itu

maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga yang telah memiliki

Lembaga Pendidikan dari TK, SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah

berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga. Pada tahun

1990 STM Muhammadiyah resmi didirikan bertempat di Jl, KH Ahmad

Dahlan dengan SK DEPDIKBUD, KANWIL PROP JAWA TENGAH No.

348/103/I/1991 dan NSS: 32 2 0362 04 004.

Pada saat itu baru memiliki 3 lokal yang terdiri dari Jurusan Listrik

dan 2 Jurusan Mesin. Kepala Sekolah pada saat itu di jabat oleh Bapak

Drs. Agung Wibowo. Lima tahun kemudian pada tahun 1995 STM

Muhammadiyah berkembang dengan cepat dan memiliki 12 lokal dan 4

bengkel serta melaksanakan Akreditasi dengan hasil TERDAFTAR

menjadi DIAKUI untuk semua jurusan.

Pada tahun 2008 STM/SMK Muhammadiyah Salatiga telah

mempunyai 25 lokal dan 5 bengkel, 2 laboratorium Bahasa, 1 laboratorium

Komputer serta telah melaksanakan Akreditasi dengan hasil

Page 56: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

40

TERAKREDITASI “B” untuk semua jurusan. Sejalan dengan

perkembangan zaman sampai sekarang STM Muhammadiyah masih exis

dengan berkembang lebih maju di wilayah Salatiga dan Kabupaten

Semarangs serta disekitarnya. Pada tahun 2009 sampai sekarang STM

Muhammadiyah telah mempunyai 26 lokal terdiri dari 2 jurusan Garmen,

dan 3 jurusan Listrik 12 jurusan Teknik Permesinan dan 9 jurusan Teknik

Otomotif. Kepala Sekolah pada saat ini dijabat oleh Bapak Drs.

Muhammad Busri. M. Pd.

Pada tahun 2008 STM/SMK Muhammaiyah Salatiga menerapkan

Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 dan pada tahun 2009

sampai sekarang menerapkan SMM ISO 9001:2008.

2. Visi dan Misi

Visi: Menciptakan Tamatan Unggulan yang berkwalitas, Inovatif,

Islami, Terampil dan Mampu Menjawab Tuntutan Zaman.

Misi:

a. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan serta Profesionalisme

seluruh Personil Sekolah sesuai dengan Profesinya.

b. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pembelajaran yang bekualitas,

Inovasi dan Islami.

c. Mewujudkan IPTEK dan Sumberdaya Manusia yang berakhakul

Kharimah , Terampil dan Kompetitif dalam Bidang Keahlianya.

Page 57: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

41

d. Menghasilkan tamatan yang berpotensi, handal dan bersifat

professional serta mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan

kebutuhyan kerja.

e. Membimbing Peserta Didik dan Alumni dalam Berwirausaha yang

Kompetitif.

3. Tujuan Sekolah

a. Menghasilkan Outcome yang berkepribadian, bertaqwa dan berakhlakul

kharimah.

b. Mengasilkan tamatan yang memiliki keunggulan dalam mengembangan

konsep Teori dan Praktek sesuai dengan Program keahlian .

c. Menghasilkan tamatan yang siap memasuki dunia kerja serta mampu

mengebangkan sikap professional .

d. Terciptanya jaringan kerja yang harmonis dengan instansi terkait dan

DUDI .

e. Terciptanya tamatan yang terampil, kompetitif mandiri dan berjiwa

wirausaha.

4. Data Guru dan Pegawai

a. Data Guru

Tabel 3.1

N

O STATUS

JENIS

KELAMIN JUMLAH KETERANGAN

L P

1. PNS 1 2 3

2. GTY 18 9 27

3. GTT 11 8 19

JUMLAH 30 19 49

Page 58: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

42

b. Data Pegawai

Tabel 3.2

NO STATUS

JENIS

KELAMIN JUMLAH

KETERAN

GAN L P

1. PTY 6 3 9

2. PTT 5 - 5

JUMLAH 11 3 14

Adapun jumlah keseluruhan antara Guru dan pegawai adalah 63

orang.

B. Keadaan Organisasi Kerohanian Islam (Rohis)

1. Susunan Pengurus Rohis

SUSUNAN KEPENGURUSAN ROHIS

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN 2016/2017

Penasehat : Drs. Muhammad Busri, M.Pd

Pembina Rohis : Drs. Muh Khudlori

KetuUmum : Agus D

Sekretaris : 1. Dinda

2. Isti

Bendahara I :1. M. Hasan

2. M. Rofik

Page 59: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

43

Seksi Dakwah : 1. Agung

2. Afif

Seksi Bakat Minat: 1. Eko

2. Andi

Seksi Humas : 1.Bagus

2. Taufik

Seksi Koordinasi : 1. Budi

2. Rina

2. Bentuk aktivitas Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler Rohis di koordinir oleh

sebuah wadah di bawah OSIS. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang

pembina Rohis sekaligus sebagai guru PAI di SMK Muhammadiyah

Salatiga, Ia mengatakan bahwa sekalipun Rohis berada di bawah OSIS,

namun pembina tetap mengikuti setiap kegiatan untuk membimbing dan

mengawasi serta memberikan evaluasi setiap kegiatan (Khudlori, 2017).

Bentuk aktivitas Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga antara lain:

a. Latihan Dasar Kepemimpinan

Kegiatan untuk menambah pengetahuan keagamaan sebagai

penunjang mata pelajaran PAI di SMK Muhammadiyah Salatiga

tentunya tidak lepas dari sebuah organisasi khusus yang mengkoordinir

teknis pelaksanaan kegiatan agar berjalan dengan baik. Organisasi ini

bernama Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga yang pengurusnya

Page 60: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

44

adalah siswa SMK dan pembinanya adalah guru PAI yang di bantu oleh

guru lainnya. Guna menambah wawasan peserta didik Muslim dalam

berorganisasi, maka dibuat program LDK ini. Latihan Dasar

Kepemimpinan (LDK) di SMK Muhammadiyah Salatiga dilaksanakan

untuk melatih peserta didik dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan.

Di samping itu juga untuk mempersiapkan regenerasi kepemimpinan

Rohis. Teknis dalam pelaksanaan LDK adalah dengan menyaring

peserta didik yang duduk di kelas XI dan menyiapkan mereka sebagai

generasi pelanjut dalam kepengurusan Rohis.

b. Pesantren kilat pada waktu bulan Ramadhan

Dalam pelaksanaan pesantren kilat, siswa SMK Muhammadiyah

Salatiga berada di Aula karena jumlah siswanya banyak. Kegiatan ini

dilaksanakan sesuai jadwal per program studi dan per kelas agar

memudahkan dalam absensi siswa. Adapun panitianya adalah

pengurus Rohis. Sebagai pemateri pada kegiatan ini adalah guru

pendidikan agama Islam selaku pembina Rohis dan pemateri dari luar

salah satunya adalah Mahasiswa IAIN Salatiga.

Beberapa nilai yang diharapkan dari pelaksanaan pesantren kilat

yaitu: Pertama, adanya penanaman nilai moral, keimanan dan

ketaqwaan serta akhlakul karimah. Kedua, penerapan disiplin dan

mengembangkan kreativitas diarahkan pada kemandirian peserta didik.

Ketiga, mengembangkan solidaritas sosial dan kesetiakawanan. Selain

Page 61: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

45

itu, juga diharapkan adanya hubungan kekerabatan antara Pembina

dan siswa.

c. Pengajian rutin yang dilakukan dalam bentuk mingguan, bulanan dan

seminar.

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin sebagai suatu bentuk

silaturrahim dan komunikasi antar peserta didik muslim di luar sekolah,

juga antara peserta didik dengan Pembina Rohis bahkan antara pembina

dengan orang tua. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan sangat variatif,

mulai dari pengajian biasa dengan mengundang penceramah dari

berbagai kalangan, nonton bareng film-film bernilai edukatif dan Islami

hingga kegiatan outbond dan games yang tidak lepas dari materi-materi

keislaman.

d. Baca Tulis al-Qur‟an (BTA)

Kondisi siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga dalam hal

kemampuan membaca al-Qur‟an sangat beragam. Jika dikelompokkan

tingkat kemampuannya maka terdapat tiga kelompok besar yaitu ada

yang sangat mampu, mampu, dan tidak mampu dalam membaca al-

Qur‟an. Sehingga kegaiatn BTA sangat dibutuhkan para siswa untuk

membantu mereka dalam belajar membaca al Qur‟an.

e. PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

Peringatan Hari Besar Islam di antaranya adalah memperingati

Maulid Nabi Muhammad saw, Isra‟ Mi‟raj, Tahun Baru Hijriyah, dan

Page 62: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

46

lainnya. Ada yang dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan semua

unsur sekolah (Kepala Sekolah, guru-guru, pegawai), ada juga yang

dilaksanakan di lingkungan siswa masing-masing atau digabungkan di

tingkat Kecamatan atau Kota.

Pelaksanaan Hari Besar Islam di lingkungan sekolah bisa menjadi

ajang dakwah sekolah. Inilah waktu yang tepat bagi siswa Muslim

menunjukkan bahwa mereka mampu untuk berkarya dan menampilkan

kreasinya.

f. Pendalaman Ilmu tentang Fiqih Ibadah

Kegiatan ini dilakuakan dua minggu sekali dimana dalam

kegiatan ini berisi kajian-kajian tentang dasar-dasar hukum syar‟i

khususnya dalam ibadah khas seperti thaharah, shalat, zakat, shaum,

haji, kurban, aqiqah, dan sebagainya yang semuanya itu ditujukan

sebagai rasa bentuk ketundukan dan harapan untuk mencapai ridha

Allah. Selain kajian dalam kegiatan ini juga dibarengi dengan praktek

ibadah secara lansung dan berkelanjutan.

C. Hasil Wawancara dan Observasi

1. Wawancara

Sesuai dengan paparan diatas, peneliti menggunakan teknik

wawancara untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Interview ini dilakukan

terhadap beberapa sumber objek, yaitu Pembina Rohis, Guru PAI dan juga

siswa anggota Rohis yang di ambil beberapa sampel. Berikut ini adalah

data hasil wawancara.

Page 63: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

47

Wawancara dengan Pembina Rohis dan Guru PAI (19 Januari

2017, pukul 10.30 WIB)

a. Keaktifan Mengikuti Rohis

1) Sejak kapankah di sekolahan ini ada kegiatan Rohis? Dan apa yang

melatarbelakangi sehingga bisa terbentuk kegiatan tersebut?

Jawaban:

Pembina Rohis (M. Khudlori) : Rohis atau kerohanian islam

awalnya terbentuk bersamaan dengan terbentuknya OSIS SMK

Muhammadiyah yaitu sekitar tahun 2001. Dulu kerohanian islam ini

hanya sebagai bagian dari struktur OSIS yang membidangi sie

keagamaan. Kegiatan yang dilakukanpun belum sepenuhnya

terorganisasi seperti sekarang ini. Setelah beberapa tahun melihat

perkembangan sekolah juga perkembangan kurikulum yang ada

terutama kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

yang hanya berkisar 2-4 jam sekali dalam seminggu, kami selaku

guru PAI sangat merasa terkendala dalam memberikan pelajaran,

sehingga pada tahun 2010, kami guru-guru PAI berbarengan

dengan kesiswaan dan juga guru akhlak berinisiatif untuk

menjadikan Rohis sebagai organisasi siswa yang ke dua setelah

OSIS yang bertujuan untuk dapat membantu penambahan materi

agama baik materi tentang keislaman maupun tentang materi ibadah

melalui keajian-kajian dilakukan di luar jam pelajaran di sekolah.

Page 64: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

48

2) Lalu bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis

ini, apabila kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran sekolah?

Jawaban:

Pembina Rohis: keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ini bisa

dikategorikan semua siswa aktif. Baik yang menjadi pengurus

maupun yang hanya menjadi anggota.

Nurul Aeni (Guru PAI): menambahkan yang disampaikan oleh

bapak Pembina Rohis, bahwa untuk membuat siswa bisa aktif dan

mau mengikuti kegiatan ini, kami dari guru PAI selalu

mengingatkan dan cenderung mewajiban siswa untuk aktif mengikuti

kegiatan Rohis. Bahkan untuk siswa kelas X, kegiatan ini merupakan

kegiatan ekstrakurikuler ke dua setelah ekstrakurikuler pramuka

yang wajib diikutioleh seluruh siswa kelas X. Sehingga siswa bisa

mendapat ilmu tambahan yang akan membantu siswa di dalam

mengikuti pelajaran PAI selanjutnya.

3) Jika diprosentase berapakah jumlah siswa dari kelas X, XI, dan XII

yang aktif maupun yang pasif dalam mengikuti kegiatan Rohis?

Jawab:

Pembina Rohis : seperti yang sudah diterangkan oleh bapak Amir

diatas, jika diprosentase siswa kelas X yang aktif mengikuti kegiatan

Rohis berkisar 80-90%, dan yang pasif berkisar 10-20% karena

siswa kelas X masih diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini secara

rutin selama dua semester. Sedang untuk yang siswa kelas XI dan

Page 65: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

49

kelas XII keaktifannya sekitar 60-75% saja dan yang pasif sekitar

25-40%. Hal ini karena siswa kelas XI dan XII yang mengikuti

kegiatan ini adalah hanya para pengurus dan hanya beberapa

anggota lama.

4) Apa saja bentuk kegiatan Rohis yang ada di SMK ini?

Jawaban:

Pembina Rohis: kegiatan Rohis di sekolah ini sangatlah beragam

dimulai dari LDK pada awal pertemuan dan perekrutan anggota

baru, kemudian ada pengajian mingguan, seminar, persantren kilat

bulan ramadhan, latihan membaca Al Quran melalui BTA,

peringantan hari-hari besar dalam islam (PHBI), pendalaman ilmu

fiqih ibadah, seperti pendalaman tatacara wudhu, shalat, zakat,

puasa, haji, serta latihan qurban, dan latihan menjadi panitia zakat.

5) Melihat dari beberapa kegiatan Rohis yang ada disekolah ini, apa

saja wujud hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan

Rohis?

Jawab:

Amir (Guru PAI): setelah ada kegiatan Rohis tentu ada manfaat

yang didapat siswa khususnya serta sekolah pada umumnya yaitu:

siswa jadi lebih mudah untuk memahami pelajaran PAI ketika

dikelas, selain itu siswa secara psikologi menjadi lebih termotivasi

atas tanggung jawab sebagai pelajar untuk belajar dengan sungguh-

sungguh melalui pengajian rutin minggun, siswa jadi lebih terbantu

Page 66: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

50

dengan tambahan materi yang tadinya hanya dari 4 jam pelajaran

PAI seminggu sekarang bisa mendapat materi tambahan dari

kegiatan Rohis.

Pembina Rohis: menguatkan, selain itu nilai agama siswa setiap

semester juga mengalami peningkatan, angka kenakalan siswa juga

mengalami penurunan.

b. Intensitas shalat fardu siswa

6) Menurut pandangan bapak/ ibu bagaimanakah intensitas siswa dalam

menjalankan shalat fardu sehari-hari?

Nurul Aeni: dari hasil tes lisan tentang penguasaan bacaan shalat

yang pernah saya lakukan kepada siswa kelas X beberapa waktu

lalu saya dapat mengambil kesimpulan bahwa hanya 60 persen saja

siswa yang mampu mencapai ketuntasan minimal. Hal ini

menandakan bahwa intensitas siswa dalam menjalankan ibadah

shalat fardu masih sangat rendah.

Amir : menambahkan dari yang disampaikan bu Nurul, untuk siswa

kelas XI intensitas shalat fardunya dari awal semester gasal sudah

mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan

kami selama beberapa pekan terakhir ini sudah banyak siswa yang

segera bergegas ke masjid ketika adazan sudah berkumandang

untuk segera melaksanakan shalat tepat waktu. Juga dalam

berbagai kegiatan ketika mereka sedang ada kegiatan diluar ketika

selalu menghentikan aktifitas mereka saat masuk waktu shalat dan

Page 67: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

51

segera melaksanakan shalat.

7) Lalu bagaimanakah cara bapak/ ibu untuk terus meningkatkan

intensitas siswa dalam melaksanakan shalat fardu?

M Khudlori: kami selaku GPAI terus beruapaya semaksimal

mungkin agar bisa menumbuhkan kesadaran siswa akan kewajiban

menjalankan ibdah shalat. Bekerjasama dengan Rohis untuk terus

memberikan kajian yang dapat memotivasi siswa agar tergugah

hatinya sehingga kesadaran akan kewajiban ibadah shalat lahir dari

hati nurani tanpa paksaan.

Nurul Aeni: selain bekerjasama dengan Rohis kami juga sering

melakukan kontroling dengan orang tua siswa dirumah dengan

menayakan perkembangan siswa saat dirumah atau berdiskusi saat

terjadi pertemuan dengan wali siswa serta pengisian angket oleh

orang tua siswa.

8) Ketika sedang berpergian misalnya sedang melaksanakan study tour

atau kunjungan industri pastilah jarak yang ditempuh lumayan jauh

dan juga memakan waktu yang cukup lama. Lantas bagaimana cara

guru memberikan solusi serta arahan kepada siswa aga tetap

konsisten dalam menjalankan ibadah shalat meski sedang

dipejalanan.

Jawaban

Nurul Aeni: dalam pembelajaran PAI ada yang namanya

mengenalkan shalat jama’ dan qasahar kepada siswa. Meskipun

Page 68: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

52

tidak terlalu detail tetapi pelajaran tersebut sangat bermanfaat

ketika kita sedang melaksanakan perjalanan jauh. Dan saat sekolah

sedang mengadakan kegiatan study tour saat itulah kita bisa menilai

bagaimana siswa dapat mempraktikkan materi shalat jama’ dan

qashar. Selain tetap bisa menjalankan kewajiban shalat juga bisa

menambah nilai praktik mereka dalam melaksanakan shalat jama’

atau qashar.

M Khudlori: yang jelas kita tetap memantau siswa dalam

melaksankan shalat meski sedang dalam perjalanan. Setiap masuk

waktu shalat ketika ada tempat yang memungkinkan pasti kita

berhenti untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu. Jika tempat

tidak tersedia kita pasti berupaya untuk tetap melaksanakan shalat

meski dengan menjama’ ataupun meng-qasaharnya.

c. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa setelah aktif mengikuti Rohis

9) Dari beberapa manfaat yang diperoleh siswa, adakah pengaruh

kegiatan Rohis dengan ibadah Shalat fardu siswa baik di sekolah

maupun di rumah?

Jawab :

Amir (Guru PAI): tentu saja kegiatan Rohis sangat berpengaruh

terhadap ibadah shalat fardu siswa. Terbukti dengan nilai praktik

shalat siswa beberapa minggu yang lalu yang dilakukan saat

ulangan mata pelajaran PAI bab praktik shalat hasilnya hampir

semua siswa kelas X berhasil mencapai nilai di atas KKM meskipun

Page 69: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

53

ada beberapa siswa yang masih berada di bawah KKM. Tetapi hal

ini sangat membanggakan buat kami guru PAI khususnya yang

tadinya kami hanya mampu memberikan materi shalat kurang dari 4

jam pelajaran, padahal efektifnya materi shalat haruslah diberikan

minimal 16 jam pelajaran agar siswa mampu menguasai materi

tersebut.

Pembina Rohis: Kegiatan Rohis melalui kajian-kajiannya memang

sangat membantu guru-guru PAI di SMK ini. Dan juga sangat

berpengaruh terhadap siswa terutama pada kegiatan shalat

fardunya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jamaah shalat dzuhur

yang setiap hari dilakukan di masjid SMK Muhammadiyah ini.

Hampir semua siswa dari kelas X-XII melaksanakan shalat dzuhur

berjamaah tanpa harus diperintah atau diingatkan oleh guru.

Nurul Aeni: saya sendiri pun merasakan antusias siswa yang

mengikuti Rohis menjadi lebih bersemangat dalam menjalankan

ibadah shalat dzuhur dan shalat Jumat berjamaah disekolah ini.

10) Melihat manfaat Rohis terhadap perubahan sikap siswa dalam

menjalankan shalat fardu, menurut Bapak kegiatan Rohis yang

seperti apa yang mampu memotivasi siswa untuk terbiasa

menjalankan shalat fardu sebagai kewajiban mereka?

Jawaban

Pembina Rohis: pada dasarnya semua kegiatan Rohis berpengaruh

terhadap perubahan sikap beribadah siswa. Namun jika dilihat dari

Page 70: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

54

segi manfaat yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan siswa

menjalankan shalat fardu adalah dalam kegiatan pendalaman ilmu

fiqih ibadah. Karena pada kegiatan ini siswa benar-benar mendapat

materi tambahan terkain tentang ibadah ibadah wajib terutama

shalat fardu. Karena tidak hanaya pendalaman teori saja yang

diberikan tetapi juga praktik menjalankan shalat secara langsung

sehingga pemateri bisa mengetahui sejauh mana pengetahuan serta

kesulitan siswa dalam menjalankan shalat. Melalui kegiatan ini

sedikit demi sedikit para pemateri memberi motivasi terhadap siswa

bahawasanya ibadah shalat fardu adalah ibadah orang islam yang

paling utama. Sehingga dengan berlahansiswa menjadi tergugah

hati nya untuk selalu terbiasa menjalankan shalat fardu sebagai

suatu kewajiban orang islam terhadap Allah SWT.

Wawancara dengan anggota Rohis SMK Muhammadiyah

Salatiga (26 Januari 2017, Pukul 10.00 WIB)

Dalam interview ini, peneliti mengambil 9 orang sampel, terdiri

dari 4 orang siswa kelas X, 3 orang siswa kelas XI, dan 2 orang siswa

kelas XII. Data sampel sebagai berikut :

Page 71: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

55

Tabel 3.3

No Nama Kelas

1 Andi X

2 Isti X

3 Muhammad X

4 Agus X

5 Agung XI

6 Rina XI

7 Prabowo XI

8 Ari XII

9 Faza XII

Berikut data interviewnya:

a. Keaktifan Mengikuti Rohis

1) Apa yang membuat anda tertarik untuk mengikuti kegiatan Rohis di

sekolah ini? Dan bagaimana proses masuk menjadi anggota?

Jawaban

Agung: pertama kali melihat perkenalan Rohis saat MOS siswa

baru, saya tertarik untuk ikut kegiatan Rohis ini. Cara masuknya

cukup mudah yaitu aktif mengikuti pengajian rutin yang diadakan

setiap minggu dan mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).

Andi dan Isti: ikut kegiatan Rohis selain karena diwajibkan oleh

guru agama, juga untuk menambah wawasan keagamaan kita.

Page 72: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

56

Sehingga dapat membantu kita dalam pelajaran agama di kelas.

Faza: tertarik mengikuti Rohis karena bisa membantu kita saat kita

sedang kesulitan dalam memahami pelajaran agama. Dan juga bisa

menambah pengetahuan, wawasan serta kita bisa bertukar pikiran

dan pendapat dengan oang lain.

2) Apakah kalian semua aktif sebagai pengurus Rohis?

Jawaban

Andi dan Isti: pada semester awal kelas X karena kami termasuk

siswa baru jadi kami baru aktif untuk menjadi anggota belum

menjadi pengurus.

Muhammad dan Agus: barulah setelah kami mengikuti LDK pada

akhir semester gasal kemarin dan terjadi reorganisasi Rohis ketika

kami terpilih menjadi salah satu pengurus kami baru aktif bereperan

sebagai pengurus.

Rina dan Agung: keaktifan siswa SMK sebagai pengurus Rohis

biasanya akan terlihat ketika sudah masuk kelas XI, biasanya rasa

tanggung jawab akan tugas yang diberikan sebagi pengurus sudah

mulai tertanam sehingga kewajiban untuk aktif sebagai pengurus

sudah ada.

Faza: untuk siswa kelas XII karena sudah banyak yang purna tugas

jadi keaktifan sebagai pengurus sudah tidak ada lagi. Tetapi

keaktifan sebagai anggota masih tetap berjalan.

Page 73: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

57

3) Apakah semua pengurus dan anggota selalu aktif dalam mengikuti

rapat dan juga aktif menjadi panitia kegiatan Rohis?

Jawaban:

Prabowo: ketika kita mengadakan rapat pasti kita mencari hari dan

waktu yang tepat sehingga sebgaian besar para pengurus dan

anggota bisa menghadiri kegiatan rapat tersebut. Biasanya rapat

dilakukan rutin tiap bulan dan jika ada kegiatan atau keadaan yang

mendesak.

Agus : meskipun tidak semua anggota dan para pengurus bisa hadir

dalam rapat, tetapi keaktifan para anggota dan pengurus dalam

menghadiri rapat tergolong baik karna hampir 75 persen lebih bisa

menghadirinya.

Rina: biasanya yang tidak bisa menghadiri rapat pun selalu

memberi kabar terlebih dahulu dan menanyakan hasil dari rapat

sebagai bukti kepedulian para anggota terhadap Rohis.

4) Menurut anda apakah semua siswa aktif mengikuti kegiatan Rohis?

Jawaban

Rina dan Prabowo: untuk siswa kelas X 80% aktif, karena dari pihak

sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti Rohis sebagai kegiatan

ekstra wajib selain pramuka. Untuk siswa kelas XI yang aktif hanya

pengurus dan beberapa anggota saja. Sedang anggota yang sudah

kelas XII sudah jarang yang aktif mungkin hanya beberapa kali saja

dalam sebulan mengikuti pengajian rutin.

Page 74: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

58

Ari: menambahkan yang disampaikan oleh Rina, untuk kelas XII

karena sudah banyaknya jam pelajaran tambahan untuk

menghadapi ujian tentu keaktifan kami dalam mengikuti Rohis

menjadi berkurang. Tetapi kami sebagai anggota tetap berusaha

menyempatkan diri untuk mengikuti kajaian-kajian Rohis jika kami

memiliki waktu yang senggang.

Muhammad dan Agus: ya, kalau kelas X sudah pasti aktif mengikuti

kegiatan ini, karena diwajibkan dari sekolahan. Meskipun ada

beberapa dari teman kita yangkadang tidak berangkat mengikuti

kegiatan ini karena ada kepentingan yang lain atau seperti sakit dan

tidak berangkat sekolah.

5) Apakah kalian juga aktif dalam mensosialisasikan kegiatan Rohis?

Jawaban

Muhammad: dalam mensosialisasikan kegiatan Rohis kebayakan

kami lebih memanfaatkan majalah dinding untuk menempel

pengumuman-pengumman tentang kegiatan Rohis.

Isti dan Rina: selain itu kita juga selalu memberikan pengumuman

lewat seksi humas tiap masing-masing kelas agar disampaikan

kepada siswa yang lain yang belum menjadi pengurus. Kita juga

bekerjasama dengan guru PAI untuk membantu memberikan

informasi atau mengingatkan tentang kegiatan Rohis yang akan

dilaksanakan.

Page 75: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

59

6) Apa yang paling berkesan menurut anda dari semua kegiatan yang

diadakan Rohis yang sudah berlangsung dan anda terima?

Jawaban

Andi: yang paling berkesan adalah kajian tentang shalat.

Isti: pengajian rutin mingguan, LDK, out bond dan juga praktik

ibadah.

Muhammad: kajian tentang ilmu peribadatan terutama praktik

shalat dan zakat.

Agung: pengajian dan kajian tematik tentang ilmu fiqih ibadah.

Agus: peringatan hari besar Islam, karena disitu bisa benar-benar

mempraktikkan pelajaran yang sudah di ajarkan.

Faza dan Ari: kegiatan yang paling berkesan yaw adalah pengajian

rutin karena dapat bertukar fikiran dan juga dapat menambah

wawasan ilmu keagamaan.

Prabowo dan Rina: kajian tematik tentang ibadah shalat, karena

ternyata isinya luas sekali. Bisa langsung bertukar pendapat dengan

pemateri jika kita belum paham tentang tuntunan atau bacaan, atau

hukum tentang shalat.

b. Intensitas Ibadah Shalat Fardu

7) Ketika anda awal masuk sekolah di SMK ini dalam sehari berapa

kali anda melaksanakan shalat fardu?

Jawaban:

Andi: saya hanya mampu melaksanakan 3- 4 kali shalat fardu dalam

Page 76: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

60

sehari

Isti dan Agus: kadang-kadang bisa melaksanakan 5 waktu kadang-

kadang hanya 4 waktu

Muhammad dan Agung: awal masuk ke sekolah ini hanya mampu

mengerjakan shalat 3 kali dalam sehari

Prabowo dan Ari: kadang ya mampu rutin mengerjakan shalat,

kadang ya bolong-bolong, kadang juga sehari tidak melaksanakan

shalat.

8) Apakah anda sudah hafal bacaan dalam shalat fardu?

Agus dan Andi: Hafal bacaan shalat tetapi belum semuanya

Isti, Rina dan Faza: sudah hafal semua bacaan shalat tetapi belum

memahami arti dari bacaan shalat tersebut

Agung, Prabowo, Muhammad: hanya pada bagian takhiat akhir dan

doa iftitah yang belum hafal.

9) Setelah sekarang menginjak kelas X, XI, dan juga XII tentu anda

merasakan perubahan pada diri kalian baik secara fisik maupun

secara psikis. Apakah sekarang anda sudah tepat waktu

melaksanakan shalat fardu?

Jawaban

Andi: setelah beberapa waktu menerima pembelajaran PAI dan juga

Rohis disini sekarang saya sudah lebih rutin menjalankan shalat

fardu, meskipun belum tepat pada waktunya

Isti: allhammdulilah sekarang saya lebih konsisten menjalankan

Page 77: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

61

ibdah shalat fardunya

Muhammad: sekarang ada peningkatan yang saya rasakan dalam

menjalankan shalat fardu. Ketika mendengar adzan seperti hati ini

ditarik untuk segera melaksanakan shalat. Meskipun kadang juga

lupa tapi setidaknya sekarang sudah bisa berubah dari sebelumnya.

Agus: saya sudah mulai menyadari kalau shalat itu kewajiban

utama sehingga saya selalu berusaha untuk menjalaknannya meski

kadang tidak tepat waktu

Agung: sekarang lebih rutin menjalakan shalat fardunya

Rina: ya sudah lebih rutin dan juga lebih berusaha tepat waktu

dalam menjalankan shalat fardunya

Prabowo: saya sudah mulai konsisten menjalakan shalat fardu

Ari: sudah mulai bisa merasakan bahwa shalat itu kewajiban saya

sehingga saya harus segera melaksanakannya ketika sudah mulai

masuk waktunya

Faza: sudah merasa kalau shalat itu kewajiban dan tanggung jawab

yang harus saya kerjakan setiap hari

c. Intensitas Ibadah Shalat Fardu siswa setelah aktif mengikuti Rohis

10) Apakah ada hubungannya antara keaktifan mengikuti Rohis

dengan ibadah shalat fardu siswa?

Jawaban

Kelas X: ada, hal ini terlihat ketika hampir semua kelas X

menjalankan shalat dzuhur dan shalat jumat secara berjamaah.

Page 78: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

62

Selain itu nilai praktik shalat dalam pelajaran PAI juga bagus-

bagus.

Kelas XI: ada, bukan hanya dalam shalat dzuhur dan jumat

berjamaah. Saat kegiatan lain seperti saat kemah, atau saat ikut

kegiatan lain diluar jam sekolah pun ketika sudah masuk waktu

shalat siswa SMK Muhammadiyah pasti segera bergegas untuk

melaksanakan shalat.

Kelas XII: Sangat ada, karena saat sudah kelas XII kewajiban untuk

menjalankan shalat menjadi hal yang pokok, hal itu karena sudah

banyaknya motivasi yang di dapat dari kajian Rohis tentang

pentingnya shalat untuk kehidupan.

11) Adakah pengaruh bagi anda, setelah proses tranformasi ilmu dari

kajian Rohis terhadap peningkatan intensitas ibadah shalat fardu?

Jawaban

Andi: hati sudah semakin mantap bahwasannya shalat adalah

kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.

Isti: sudah lebih sadar akan kewajiban untuk segera melaksanakan

shalat ketika sudah masuk waktu shalat.

Agus dan Rina: lebih memantapkan hati dan bisa memotivasi diri

sendiri akan kewajiban tentang shalat.

Muhammad dan Ari: sangat membantu pemahaman kita tentang

shalat menjadi lebih luas dan lebih mendalam lagi.

Prabowo: pengaruhnya sekarang menjadi lebih aktif dalam

Page 79: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

63

menjalankan shalat baik disekolah maupun dirumah.dan mengerti

bahwa shalat sebagai kewajiban utama yang tidak boleh dilupakan.

12) Adakah perbedaan yang paling mendasar atau yang paling terlihat

antara siswa yang aktif mengikuti Rohis dengan siswa yang tidak

aktif dalam menjalankan shalat fardu.

Jawaban

Faza: bagi yang aktif, cara berfikir sudah jauh berubah dan sudah

menyadari bahwa shalat adalah kewajiban dan juga pola

berfikirpun lebih dewasa yang mengikuti Rohis dari pada yang

tidak.

Agung: siswa yang tidak aktif kesadaan akan kewajiban shalat

masih belum meningkat, sehingga masih belum menyadari bahwa

shalat itu adalah suatu kebutuhan wajib dari seorang muslim.

Prabowo dan Muhammad: sebagian besar yang tidak mengikuti

Rohis kalau mendengar waktu adzan tidak segera bergegas ke

masjid utuk menjalankan shalat malah justru ke kantin untuk jajan.

Kalaupun mau melaksanakan shalat ketika nanti sudah mau habis

waktu shalatnya.

Isti: yang aktif mengikuti Rohis lebih tepat waktu dalam

menjalankan shalat.

2. Observasi

Dalam melakuakan pengamatan, peneliti sedikit diuntungkan. Hal

ini dikarenakan tidak hanya melakukan pengamatan selama sehari atau dua

Page 80: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

64

hari saja, tetapi selama hampir dua bulan.

Peneliti sendiri dulu pernah mengajar pramuka di SMK

Muhammadiyah Salatiga sehingga peneliti bisa melakuakn penelitian

secara terang-terangan tanpa harus sembunyi-sembunyi.

Dari hasil pengamatan dan juga pengalaman yang diperoleh peeliti,

hasilnya tidak jauh berbeda dengan penjelasan dari hasil wawancara di

atas. Banyaknya pengaruh dari kegiatan Rohis terhadap perubahan sikap

beribadah siswa terutama dalam menjalankan shalat fardu.

Dari hasil pengamatan kegiatan Rohis yang paling menonjol yang

mampu memotivasi siswa untuk sadar akan kewajiban shalat adalah

pengajian rutin mingguan dan juga pendalaman ilmu tentang fiqih ibadah.

Terbukti saat kegiatan kajian ini diadakan banyak siswa yang dengan

semangat mengikuti kegiatan ini. Ketika ada maslah atau ada hal yang

belum jelas dengan tidak malu-malu siswa bertanya kepada pemateri saat

sesi tanya jawab. Sehingga terjadi interakti yang positif antara pemateri

dengan siswa yang mengikuti kegiatan.

Dari apa yang ditemukan oleh peneliti, perubahan-perubahan sikap

beribadah siswa lebih banyak didapat dari proses belajar selama mengikuti

Rohis. Salah satunya adalah pengaruh terhadap proses pemotivasian hati

siswa tentang kesadaran akan kewajiaban menjalankan shalat fardu. Hal

tersebut juga bisa dirasakan oleh para guru PAI di mana nilai agama

menjadi meningkat terutama saat mengadakan ujian praktik shalat hasilnya

pun cukup memuaskan hati bapak ibu Guru PAI.

Page 81: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

65

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa

Shalat merupakan kegiatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri

dengan salam. Kegiatan ini meliputi gerakan dan bacaan yang harus

dilaksanakan sebagaimna mestinya. Seorang remaja sudah seharusnya

mengetahui hukum shalat yang ia peroleh baik dari orang tua, sekolah

maupun buku literatur.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa

responden yang masih berada di kelas X, mereka mengatakan “saya hanya

mampu melaksanakan 3-4 kali shalatfardu dalam sehari”(Andi, 2017). Isti,

Agus (2017) “ kadang-kadang bisa melaksanakan 5 waktu kadang-kadang

hanya 4 waktu”. Muhammad “ awal masuk ke sekolah ini hanya mampu

mengerjakan shalat 3 kali dalam sehari”.

Dari situ dapat dilihat bahwa intensitas dalam melaksanakan ibadah

shalat fardu siswa SMK Muhammadiyah yang masih kelas X pada awal

masuk di sekolah masih sangat rendah. Terbukti masih banyak siswa yang

hanya mampu mengerjakan shalat 3-4 waktu dalam sehari. Selain itu hafalan

mereka terhadap bacaan shalat juga masih banyak yang belum hafal. Terbukti

dari jawaban para siswa ketika ditanya oleh peneliti, ” hafal baccan shalat

tetapi belum semuanya” (Agus, Andi), “ hanaya pada bagian takhiat akhir

dan doa iftitah yang belum hafal” (Agung, Prabowo).

Sementara untuk siswa kelas XI dan XII sudah mulai ada peningkatan

Page 82: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

66

dalam menjalankan ibdah shalat fardu, tergambar oleh hasil pengamatan guru

PAI kalau sudah banyak siswa kelas XI dan XII yang segera bergegas ke

masjid ketika adzan sudah berkumandang. Selain itu ketika dalam perjalanan

jauh saat study tour para siswa dan guru juga tetap melaksanakan shalat

meski dengan cara menjama‟ ataupun meng-qashar shalatnya. Meski

demikian intensitas shalat siswa mengalami peningkatan setiap semesternya.

Dalam meningkatkan intensitas siswa dalam menjalankan ibdah shalat

tentu saja para guru memiliki strategi-strategi untuk hal tersebut, seperti yang

disampaikan oleh M. Khudlori “ kami selaku guru PAI terus berupaya

semaksimal mungkin agar bisa mengembangkan kesadaran siswa akan

kewajiban menjalankan ibadah shalat. Bekerjasama dengan Rohis untuk

terus memberikan kajian yang dapat memotivasi siswa agar tergugah hatinya

sehingga kesadaran akan kewajiban ibadah shalat lahir dari hati nurani

tanpa paksaan”. “selain bekerjasama dengan Rohis kami juga sering

melakukan kontroling dengan orang tua siswa di rumah dengan menanyakan

perkembangan siswa saat di rumah. Atau dengan berdiskusi saat terjadi

pertemuan dengan wali siswa serta pengisian angket oleh orang tua siswa”

(Nurul Aeni).

Upaya peningkatan intensitas ibadah shalat fardu siswa memang sangat

perlu dilakukan oleh semua komponen baik sekolah, orang tua maupun siswa

itu sendiri. Dari gambaran di atas, bahwa pihak sekolah telah melakukan

berbagai upaya untuk meningkatkan intensitas ibadah shalat fardu siswa

diantaranya dengan cara:

Page 83: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

67

1. Berkoordinasi dengan Rohis agar terus memberikan kajian-kajian tentang

shalat

2. Berkoordinasi dengan orang tua siswa agar tetap mengkontrol patra

putrinya ketika di rumah,

3. Memberikan contoh nyata dengan cara mengerjakan shalat dhuhur

berjamaah di sekolah.

4. Selalu berusaha untuk tetap mengajak siswa menjalankan shalat meskipun

dalam perjalanan dengan mempraktikkan shalat jama‟ dan qashar.

5. Menyediakan sarana prasarana yang memadai

6. Membiasakan siswamelafalkan bacaan shalat dalam praktik pembelajaran

PAI

7. Melakukan evaluasi terhadap pengalaman ibadah siswa secara rutin

Demikian tadi adalah upaya- upaya yang telah dilakukan oleh pihak

sekolah dalam meningkatkan intensitas ibadah shalat fardu siswa.

Dalam melaksanakan ibadah shalat tentu juga ada faktor-faktor yang

mempengaruhi siswa untuk menjalankan ibadah shalat. Adapun faktor-faktor

tersebut adalah

1. Fakor internal

Faktor internal adalah indikator yang datang dari diri manusia itu

sendiri. Yang termasuk dalam faktor internal adalah seperti minat. Minat

adalah kecendrungan jiwa pada sesuatu dan biasanya disertai perasaan

senang akan sesuatu. Dengan kata lain minat adalah rasa lebih suka dan

rasa keterkaitan dengan sesuatu tanpa ada yang menyuruh. Dengan

Page 84: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

68

demikian merupakan bagian yang sangat relevan jika masalah minat ini

digunakan untuk melihat sejauh mana minat remaja dalam melaksanakan

ibadah shalat.

2. Faktor eksternal

Yang dianggap sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

seseorang adalah:

a. Lingkungan dalam keluarga:

Perhatian orang tua terhadap anak juga cukup penting untuk

dijadikan dasar dalam melihat keterlibatan orang tua terhadap anak-

anaknya. Suatu perhatian berarti pemusatan atau kosentrasi dan seluruh

aktivitas tertuju pada suatu objek. Karena itu sejauh mana orang tua

memberikan perhatian tentang masalah pendidikan shalat bagi anak

remaja merupakan hal yang sangat penting.

b. Faktor pendidikan

Pendidikan juga memiliki pengaruh besar terhadap tindakan

seseorang. Kemampuan orang tua untuk mendidik para remaja sangat

ditentuan sejauh mana pengetahuan orang tuanya. Karena itu semakin

tinggi pengetahuan keagamaan seseorang akan semakin baik pula

dalam memberikan didikan kepada anak-anaknya. Sebaliknya semakin

rendah pendidikan agama seseorang berarti akan rendah pula

kemampuan mereka untuk mendidik anak-anaknya.

Page 85: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

69

B. Keaktifan Mengikuti Rohani Islam (Rohis)

Dalam melakukan pembinaan moral pada siswa yang sudah menginjak

usia remaja bukan suatu hal yang mudah. Karena dalam diri siswa sendiri

sedang mengalami berbagai macam perubahan baik perubahan eksternal

maupun perubahan internal, yang keduanya akan memberi pengaruh pada

perkembangan moral siswa.

Perubahan eksternal pada siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

perubahan yang ada di lingkungan, khususnya lingkungan masyarakat. Salah

satu dampak nyata modernisasi dalam era globalisasi untuk siswa adalah

menigkatnya rasa keingin yang tinggi terhadap sesuatu. Siswa dari berbagai

status sosial ekonomi, dan di berbagai macam daerah, tanpa kecuali terkena

oleh “virus” informasi yang membawa berita baru, tawaran baru, iming-iming

baru yang tampaknya menarik itu akan memberikan motivasi pada siswa

dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan dalam hidupnya.

Keinginan serta kebutuhan yang semakin meningkat sebenarnya adalah

sesuatu hal yang wajar dan baik asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai

moral dan sosial yang diterima oleh masyarakat, serta sesuai dengan

kemampuan siswa yang bersangkutan (kemampuan fisik, mental, keuangan)

dan peraturan yang berlaku. Di pihak lain, keinginan dan kebutuhan yang

terus meningkat itu dikwatirkan akan menimbulkan akibat-akibat yang tidak

enak bagi siswa yang tidak memiliki kemampuan yang seimbang dengan

tuntutan keinginan yang semakin meningkat itu akan merasa kurang

beruntung dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dapat bermuara pada

Page 86: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

70

frustasi ataupun rasa keterasingan. Seperti uang pemberian orang tua yang

seharusnya di buat untuk membayar SPP dipergunakan untuk membeli barang

yang diidam-idamkan, telpon genggam misalnya.

Sedangkan perubahan internal dipengaruhi oleh diri siswa sendiri yang

sedang berada pada masa yang disebut dengan masa kegoncangan (strees and

strom period). Hal ini disebabkan karena perkembangan kognitif siswa yang

sudah mencapai tahap berpikir abstrak, dan tugas perkembangan yang harus

dicapai adalah kemampuan menyesuaikan prilakunya sesuai dengan tuntutan

dan harapan masyarakat.

Dalam kondisi jiwa yang seperti itu dan adanya dampak modernisasi

yang terus menuntut kebutuhan dan keinginan, maka salah satu kebutuhan

siswa yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah adalah kebutuhan peningkatan

kesadaran untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Pendekatan diri kepada Sang Pencipta pada usia remaja sudah tidak

lagi memerlukan anjuran dari luar (seperti orang tua ataupun guru) seperti

pada waktu masa anak-anak. Akan tetapi siswa lebih menggunakan

kesadaran dari dalam yakni suara hatinya dalam hal pendekatan terhadap

Allah melalui ibadah.

Untuk mengolah kesadaran eksternal yang di berikan pada masa anak-

anak menuju kesadaran internal yang harus dipenuhi oleh siswa yang

menginjak masa remaja tidak semudah membalik telapak tangan. Oleh karena

itu membantu siswa menumbuhkan pengendalian diri agar memperoleh

kesadaran hati yang lebih matang dalam menjalankan ibadah terutama ibadah

Page 87: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

71

shalat membututuhkan berbagai metode/ strategi.

Ada dua cara yang diterapkan oleh pihak SMK Muhammadiyah

Salatiga dalam mengupayakan peningkatan kesadaran dalam menjalankan

ibadah shalat melalui:

1. Melalui Pembelajaran Intrakulikuler

Pembelajaran Intrakulikuler adalah proses belajar mengajar yang

berlangsung di dalam kelas dengan waktu dua jam pelajaran dan

berlangsung selama satu Minggu secara bergantian antara pelajaran

Agama dan umum atau di sebut juga pembelajaran dengan sistem blok.

Seorang guru harus menjadi contoh figur yang baik bagi siswanya,

sehingga setiap pembelajaran yang berlangsung baik itu dalam pelajaran

Agama ataupun umum seorang guru selalu mengawali pelajaran dengan

berdo‟a dan mengakhiri pelajaran dengan berdo‟a juga.

Hal ini dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai Aqidah/ keimanan

kepada siswa agar siswa senantiasa ingat keapa Allah dan dapat

menambah keyakinan terhadap kebenaran ajaran Agamanya.

Dalam proses belajar mengajar intrakulikuler tidak lupa bagi guru

pendidikan agama Islam untuk memberikan pendidikan moral langsung

yaitu dengan memberikan penanganan secara langsung siswa yang

berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang di ajarkan oleh

Agama.

Page 88: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

72

2. Melalui Pembelajaran Ekstrakurikuler.

Pembelajaran ekstrakurikuler adalah pembelajaran yang dilakukan di

luar jam pelajaran, salah satu pembelajaran ekstrakurikuler yang dilakukan

di SMK Muhammadiyah Salatiga adalah ekstrakurikuler keagamaan, yang

bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang religius dan melatih

anak-anak SMK yang kebanyakan belum bisa ngaji dan sholat.

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini berupa kegiatan-kegiatan

keagamaan dan praktik-praktik keagamaan yang diprogram secara rutin

(istiqomah) oleh sekolah melalui organisasi ke-Islamana yaitu Rohis SMK

Muhammadiyah Salatiga.

Pengaktifan kegiatan Rohis ini dilatarbelakangi karena bapak, ibu

guru merasa terkendala dengan kurangnya jam pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang hanya 2-8 jam perminggu sehingga mereka

merasa kurang optimal dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.

Hal itu juga ditegaskan oleh oleh pembina Rohis berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti pada hari Senin, 19 Januari 2017,

pukul 10.30 di ruang guru, “Rohis atau kerohanian islam awalnya

terbentuk bersamaan dengan terbentuknya OSIS SMK Muhammadiyah

yaitu sekitar tahun 2001. Dulu kerohanian islam ini hanya sebagai bagian

dari struktur OSIS yang membidangi sie keagamaan. Kegiatan yang

dilakukanpun belum sepenuhnya terorganisasi seperti sekarang ini.

Setelah beberapa tahun melihat perkembangan sekolah juga

perkembangan kurikulum yang ada terutama kurikulum mata pelajaran

Page 89: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

73

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang hanya berkisar 2-4 jam sekali dalam

seminggu, kami selaku guru PAI sangat merasa terkendala dalam

memberikan pelajaran, sehingga pada tahun 2010, kami guru-guru PAI

berbarengan dengan kesiswaan dan juga guru akhlak berinisiatif untuk

menjadikan Rohis sebagai organisasi siswa yang ke dua setelah OSIS

yang bertujuan untuk dapat membantu penambahan materi agama baik

materi tentang keislaman maupun tentang materi ibadah melalui keajian-

kajian dilakukan di luar jam pelajaran di sekolah”.

Dari yang disampaikan oleh bapak Khudlori selaku pembina Rohis

diatas Rohis terbentuk untuk membantu guru dan memberikan materi

tambahan tentang agama baik materi keislaman maupun tentang materi

ibadah melalui kajian-kajian yang dilakukan diluar jam pelajaran.

Karena kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran pastilah banyak

kendala, seperti keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ini. Akan

tetapi keaktifan para siswa SMK Muhammadiyah Salatiga dalam

mengikuti Rohis tergolong baik. Seperti yang dikatakan pembina Rohis

dan juga salah satu guru PAI pada saat wawancara, ” keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan ini bisa dikategorikan semua siswa aktif. Baik

yang menjadi pengurus maupun yang hanya menjadi anggota”.

“menambahkan yang disampaikan oleh bapak Pembina Rohis, bahwa

untuk membuat siswa bisa aktif dan mau mengikuti kegiatan ini, kami

dari guru PAI selalu mengingatkan dan cenderung mewajiban siswa

untuk aktif mengikuti kegiatan Rohis. Bahkan untuk siswa kelas X,

Page 90: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

74

kegiatan ini merupakan kegiatan ekstrakulikuler ke dua setelah

ekstrakulikuler pramuka yang wajib diikutioleh seluruh siswa kelas X.

Sehingga siswa bisa mendapat ilmu tambahan yang akan membantu

siswa di dalam mengikuti pelajaran PAI selanjutnya” (Nurul Aeni,2017).

Untuk memberi solusi pada siswa yang tidak mau mengikuti

kegiatan Rohis, para guru PAI beserta para guru selalu mengingatkan

para siswa dan cenderung mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan

Rohis tersebut agar semua siswa bisa mendapat ilmu tambahan dari

kegiatan tersebut sehingga dapat menunjang siswa dalam mengikuti mata

pelajaran PAI.

Keaktifan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga dalam mengikuti

Rohis jika diprosentase adalah 90 persen siswa kelas X aktif mengikuti

kegiatan tersebut. Hal tersebut dikarenakan guru PAI dan juga bidang

kesiswaan mewajibkan seluruh siswa kelas X untuk mengikuti Rohis

sebagai ekstrakulikuler wajib kedua setelah pramuka. Meskipun keaktifan

para siswa kelas X baru hanya sebagai anggota.

Sedangkan untuk siswa kelas XI dan XII tingkat keaktifan mereka 75

persen. Karena kebayakan dari pengurus adalah siswa kelas XI jadi tingkat

keaktifan siswa kelas XI juga bisa dikatakan masih sangat tinggi meskipun

tidak seaktif siswa kelas X. Dan untuk siswa kelas XII keaktifannya dalam

mengikuti Rohis sudah mulai menurun karena banyakknya kegiatan lain yang

menyita waktu mereka.

Hal tersebut juga dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan

Page 91: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

75

beberapa siswa pada hari Senin tanggal 26 Januari 2017. Rina dan Prabowo

(siswa kelas XI) mengatakan “untuk siswa kelas X 90% aktif, karena dari

pihak sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti Rohis sebagai kegiatan

ekstra wajib selain pramuka. Untuk siswa kelas XI yang aktif hanya pengurus

dan beberapa anggota saja. Sedang anggota yang sudah kelas XII sudah

jarang yang aktif mungkin hanya beberapa kali saja dalam sebulan

mengikuti pengajian rutin”.

Ari (ssiswa kelas XII) “menambahkan yang disampaikan oleh Rina,

untuk kelas XII karena sudah banyaknya jam pelajaran tambahan untuk

menghadapi ujian tentu keaktifan kami dalam mengikuti Rohis menjadi

berkurang. Tetapi kami sebagai anggota tetap berusaha menyempatkan diri

untuk mengikuti kajaian-kajian Rohis jika kami memiliki waktu yang

senggang”.

Muhammad dan Agus (siswa kelas X): ya, kalau kelas X sudah pasti

aktif mengikuti kegiatan ini, karena diwajibkan dari sekolahan. Meskipun

ada beberapa dari teman kita yangkadang tidak berangkat mengikuti

kegiatan ini karena ada kepentingan yang lain atau seperti sakit dan tidak

berangkat sekolah.

Siswa dapat dikatakan aktif mengikuti Rohis apabila siswa tersebut

telah memenuhi indikator-indikator yang ada. Adapun indikator aktif dalam

Kerohanian Islam (Rohis) adalah:

1. Aktif menjadi pengurus Rohis

2. Aktif menghadiri rapat-rapat Rohis

Page 92: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

76

3. Aktif menjadi panitia kegiatan Rohis

4. Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Rohis

5. Aktif mensosialisasikan kegiatan Rohis.

Dari beberapa indikator keaktifan di atas, siswa SMK Muhammadiyah

Salatiga sudah mampu memenuhi indikator tersebut. Terbukti dari hasil

wawancara yaitu:

Untuk indikator nomer 1 hasilnya:

Andi dan Isti: “pada semester awal kelas X karena kami termasuk

siswa baru jadi kami baru aktif untuk menjadi anggota belum menjadi

pengurus”.

Muhammad dan Agus: “barulah setelah kami mengikuti LDK pada

akhir semester gasal kemarin dan terjadi reorganisasi Rohis ketika kami

terpilih menjadi salah satu pengurus kami baru aktif bereperan sebagai

pengurus”.

Rina dan Agung: “keaktifan siswa SMK sebagai pengurus Rohis

biasanya akan terlihat ketika sudah masuk kelas XI, biasanya rasa tanggung

jawab akan tugas yang diberikan sebagi pengurus sudah mulai tertanam

sehingga kewajiban untuk aktif sebagai pengurus sudah ada”. Faza: “untuk

siswa kelas XII karena sudah banyak yang purna tugas jadi keaktifan sebagai

pengurus sudah tidak ada lagi. Tetapi keaktifan sebagai anggota masih tetap

berjalan”.

Menjadi pengurus Rohis adalah indikator yang paling utama, karena

jika seorang siswa mampu menjadi pengurus sebuah organisasi maka di situ

Page 93: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

77

siswa bisa berlatih untuk menjadi pemimpin, dan berlatih bertanggung jawab.

Awalnya siswa akan terbebani oleh tugas yang sedang diterimanya. Akan

tetapi lama kelamaan siswa tersebut akan menikmati tugas yang ada dan juga

jiwa kepemimpinan serta tanggung jawabpun akan tumbuh dengan

sendirinya. Jika jiwa kepemimpinan serta tanggung jawab itu sudah ada pada

diri seseorang maka dia akan mampu untuk memimpin dirinya sendiri serta

akan mampu bertanggung jawab pada setiap pekerjaan yang dihadapinya.

Untuk indikator nomer 2 dan 3:

Prabowo: “ketika kita mengadakan rapat pasti kita mencari hari dan

waktu yang tepat sehingga sebgaian besar para pengurus dan anggota bisa

menghadiri kegiatan rapat tersebut. Biasanya rapat dilakukan rutin tiap

bulan dan jika ada kegiatan atau keadaan yang mendesak”.

Agus : “meskipun tidak semua anggota dan para pengurus bisa hadir

dalam rapat, tetapi keaktifan para anggota dan pengurus dalam menghadiri

rapat tergolong baik karna hampir 75 persen lebih bisa menghadirinya”.

Rina: “biasanya yang tidak bisa menghadiri rapat pun selalu memberi

kabar terlebih dahulu dan menanyakan hasil dari rapat sebagai bukti

kepedulian para anggota terhadap Rohis”.

Dengan mengikuti rapat-rapat Rohis serta menjadi panita tentulah akan

memberikan pengalaman serta wawasan yang lebih untuk setiap anggota.

Dengan mengikuti rapat Rohis siswa jadi lebih mengerti tentang

perkembangan Rohis, tau masalah-masalah yang perlu diselesaikan dengan

bersama-sama. Ini juga melatih siswa untuk berani bermusyawarah dan

Page 94: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

78

berani mengeluarkan pendapat. Serta dapat meningkatkan sikap saling

menghargai antar sesama, dan juga dapat melatih sikap berlapang dada jika

usulan atau pendapat yang disampaikan tidak digunakan.

Sedangkan untuk indikator nomer 5:

Muhammad”: dalam mensosialisasikan kegiatan Rohis kebayakan kami

lebih memanfaatkan majalah dinding untuk menempel pengumuman-

pengumman tentang kegiatan Rohis”.

Isti dan Rina: “selain itu kita juga selalu memberikan pengumuman

lewat seksi humas tiap masing-masing kelas agar disampaikan kepada siswa

yang lain yang belum menjadi pengurus. Kita juga bekerjasama dengan guru

PAI untuk membantu memberikan informasi atau mengingatkan tentang

kegiatan Rohis yang akan dilaksanakan”.

Pemanfaatan majalah dinding dalam mensosialisasikan kegiatan Rohis

adalah suatu hal yang merupakan pengembang daya kreatifitas siswa. Karena

siswa pasti akan berlomba-lomba dalam mendisain model pengumuman atau

pun buletin-buletin yang akan ditempel di mading. Selain itu daya kreatifitas

juga akan dituangkan dalam mengelola mading agar diminati oleh siswa lain

dalam membacanya.

Bekoordinasi dengan guru PAI dan juga pembina setiap akan

mengadakan acara adalah salah satu membangun ukuwah islamiah yang baik

antara guru dan siswa. Dari interaksi-interaksi yang terjadi antara aktifis rohis

dan guru pendidikan agama Islam, maka akan tumbuh pada diri siswa:

Page 95: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

79

1) Dengan adanya dukungan dari guru dan niat yang sungguh-sungguh

karena Allah swt, maka rasa percaya diri yang tinggi akan muncul pada

diri pribadi aktifis rohis. Sehingga aktifis rohis akan selalu bisa

mengarahkan perilakunya pada konsekuensi positif dan mereka akan

semakin mampu dalam mengendalikan diri.

2) Saat guru memberikan motivasi untuk selalu mempertahankan aktifitas-

aktifitas keagamaan dengan penuh kesabaran, karena suatu hari akan

mendapat ganjaran dan barakah dari Allah swt. Sehingga akan timbul

pada diri aktifis rohis tentang keikhlasan hati dalam menjalankan setiap

amanah yang diberi.

3) Himbauan bapak Khudlori setiap rohis ada masalah untuk selalu berpikir

dulu sebelum bertindak. Maka kemampuan untuk berfikir jernih dalam

bertindak dan memutuskan sesuatu akan terlatih di sini.

Penumbuhan rasa tanggung jawab para siswa untuk aktif dalam

kegiatan Rohis dimulai sejak mereka baru menjadi anggota dan terus

berkembang ketika mereka sudah menjadi pengurus. Aktif dalam mengikuti

rapat, aktif dalam mensosialisasikan kegiatan serta aktif dalam mengikuti

kajian-kajian yang diadakan oleh Rohis adalah cara para anggota pengurus

untuk tetap memakmurkan Rohis.

Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis merupakan proses

penunjang pembelajaran mereka dalam memperoleh suatu perubahan tingkah

laku secara keseluruhan, dan sebagai pengalaman diri sendiri.

Keaktifan para siswa dalam mengikuti Rohis tentunya tidak lepas dari

Page 96: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

80

arahan serta motivasi-motivasi yang diberikan oleh pembina serta guru agama

lainnya. Dimana melalui motivasi tersebut akan terjadi interaksi- interaksi

antara aktifis Rohis dan guru pendidikan agama islam.

Adapun aktivitas Rohis yang sudah diprogram oleh sekolah meliputi:

1. Latihan Dasar Kepemimpinan

Kegiatan ini diselenggarakan setahun sekali untuk merekrut anggota baru.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan.

2. Pesantren kilat pada waktu bulan Ramadhan

Tujuan dari kegiatan ini adalah penanaman nilai moral, keimanan dan

ketaqwaan serta akhlakul karimah. Selain itu penerapan kedisiplinan,

kemandirian, pengembangan rasa solidaritas serta hubungan keakraban

antara pembina dan siswa juga menjadi tujuan dari kegiatan ini.

3. Kajian rujian yang dilakukan dalam bentuk mingguan, bulanan dan

seminar

Bertujuan untuk membentuk silahturahmi dan komunikasi antar peserta

didik serta menambah wawasan peserta didik tentang keislaman karena

kegiatan ini lakukan dengan sangat variatif.

4. Baca Tulis al-Qur‟an

Karena kondisi siswa yang masih sangat beragam dalam kemampuan

membaca al Qur‟an, maka kegiatan ini dilakukan untuk menambah

pengetahua serta mampu membantu siswa dalam belajar membaca al

Qur‟an.

5. PHBI (Peringatan Hari Besar Agama Islam)

Page 97: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

81

Kegiatan ini menjadi ajang dakwah di sekolah, dengan berbagai kreasi

yang dan karya yang ditampilkan oleh siswa dalam menyeru ajaran islam.

6. Pendalam Ilmu tentang Fiqih Ibadah

Kegiatan ini dlaksanakan dua minggu sekali dengan pemberian materi

tentang dasar-dasar hukum syar‟i khususnya ibadah khas, yang semua itu

ditujukkan sebagai rasa bentuk ketundukan kepada Allah.

C. Relefansi antara keaktifan siswa dalam mengikuti Rohis dengan

intensitas shalat fardu

Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis sangatlah berpengaruh

terhadap peningkatan shalat fardu siswa. Yang awalnya siswa belum begitu

menyadari kewajiban untuk melaksanakan ibadah shalat fardu, setelah aktif

mengikuti kajian tentang pendalam ilmu fiqih ibadah yang diselenggarakan oleh

Rohis kesadaran siswa akan kewajiban menjalankan ibdah shalat fardu menjadi

meningkat. Perubahan tersebut tentu sangat bermanfaat bagi para siswa juga

pastinya para guru PAI kerana secara tidak langsung para guru merasa terbantu

oleh pengaruh postif yang dihasilkan oleh Rohis terutama dalam peningkatan

ibadah shalat fardu yang setiap sekolah menjadi tanggung jawab utama para

guru Agama untuk meningkatkan.

Meskipun proses peningkatan tersebut tidak lah terjadi secara instan dan

secara langsung, akan tetapi hasil data di atas tergambar bahwa keaktifan siswa

dalam mengikuti Rohis berpengaruh terhadap shalat fardu siswa baik di sekolah

maupun di rumah.

Dari hasil penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa data yang tersedia

Page 98: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

82

saling berkaitan, baik dari wawancara (interview) dan juga observasi

lapangan. Tidak hanya dalam satu hal saja tetapi banyak terdapat kesamaan.

Dalam hal ini, fokus dari penelitian ini adalah membahas tentang

keaktifan siswa yang mengikuti Rohis dengan intensitas ibadah shalat fardu.

Hal itu juga terbukti dari sajian data di atas dalam semua metode penelitian

menunjukkan adanya peningkatan intensitas shalat fardu siswa setelah siswa

mengikuti kegiatan Rohis. Semua berjalan seimbang, selaras, dan juga saling

berhubungan dan saling mendukung satu sama lainnya.

Peningkatan kesadaran siswa akan kewajiban menjalakan shalat fardu

sangat jelas disini. Bagaimana proses pembelajaran dalam kegiatan Rohis itu

baik secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap

peningkatan intensitas siswa dalam menjalankan kewajiban shalat fardu.

Meskipun bagi sebagian siswa menganggap sebelah mata kegiatan ini, akan

tetapi setelah mereka mendalaminya dan ikut masuk kedalam kegiatan ini

akan tau dan akan merasakan besarnya pengaruh kegiatan Rohis ini terhadap

perubahan sikap beibadah siswa terutama ibadah shalat, serta penambahan

ilmu pengetahuan tentang agama yang akan menunjang keberhasilan mereka

saat mengikuti pelajaran PAI di kelas.

Page 99: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, memasuki tahap

selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan. Dari paparan atau penjelasan di atas,

terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti yaitu sebagai

berikut:

1. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMK Muhammadiyah secara umum

termasuk mengalami peningkatan setiap semesternya, hal itu dapat dilihat

dari semakin meningkatnya nilai praktik shalat siswa. Selain itu juga

semakin banyaknya siswa yang tepat waktu dalam melaksanakan shalat

ketika di sekolah maupun di rumah

2. Keaktifan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga dalam mengikuti Rohis

secara umum termasuk dalam kategori aktif. Karena untuk siswa kelas X

diwajibkan oleh guru PAI yang sekaligus merupakan pembina Rohis

untuk dapat membantu siswa menambah pengetahuan agama di luar jam

pelajaran sekolah. Sehingga mampu menunjang pembelajaran Agama

selanjutnya di kelas. Dengan berbagai macam variasi kegiatan yang telah

diprogram oleh para pengurus dan juga pihak sekolah, tentu saja

menambah antusias siswa untuk lebih aktif mengikuti kegiatan Rohis.

Selain bertambah ilmu siswa juga bisa menambah pengalaman mereka di

luar jam sekolah.

3. Adanya pningktan intensitas ibadah shalat fardu siswa setelah mengikuti

Page 100: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

84

kegiatan Rohis. Dimana setelah siswa aktif mengikuti Rohis siswa

menjadi termotivasi dan menjadi sadar akan kewajiban melaksanakan

ibadah shalat fardu, dan merasa bahwa ibadah shalat fardu itu adalah

sebagai suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan.

B. Saran

1. Bagi guru-pembina Rohis

Guru sebagai pemotivasi siswa-siswanya dalam melangkah untuk

maju, siswa tidak akan bisa bergerak dengan sendirinya tanpa ada

dukungan dari guru. Rohis tidak akan mampu hidup bila guru dan siswa

tidak ada hubungan sama sekali. Jadi, guru adalah faktor utama dalam

mengembangkan kemajuan Kerohanian Islam (Rohis) SMK

Muhammadiyah Saalatiga.

2. Pengurus Rohis

Dalam setiap organisasi pasti ada yang mengurusi orgaisasi itu yang

disebut sebagai pengurus Kerohanian Islam (Rohis). Pengurus adalah

pilihan dari semua siswa SMK Muhammadiyah Salatiga, yang dianggap

mampu melaksanakan tugas serta dapat bertanggungjawab dengan tugas

masing-masing. Siswa yang menjadi pengurus harus mampu menjadi

teladan yang baik bagi siswa yang tidak aktif mengikuti Rohis. Sekaligus

harus mampu memberi arahan serta mampu mengajak siswa untuk selalu

meningkatkan intensitas beribadah terutama dalam menjalankan ibadah

shalat.

Page 101: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

85

3. Aktifis Rohis

Setiap aktifis Rohis harus menjadi teladan bagi siswa lain. Selain itu

aktifis rohis juga harus mempunyai persuasi bagi siswa lain agar tau

bahwa ada manfaat mengikuti Rohis dalam peningkatan Ibadah shalat.

Page 102: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

86

DAFTAR PUSTAKA

A.Muis, Komunikasi Islam, 2001, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Alith, Sayyid Ibrahim. 2009. Buku Pintar Panduan Shalat Lengkap. Jakarta:

Alita Media.

Al Fauzan Saleh. 2006. Fiqih Sehari-hari. Jakarta: Gema Insani

Ardani, Mohammad. 2005. Akhlak Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak / Budi Pekerti

Dalam Ibadat dan Tasawuf . Edisi kedua. Jakarta: CV. Karya Mulia.

Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineke Cipta.

Ash Shidiqi, Hasbi Tengku Muhammad. 2005. Al Islam, Semarang: Pustaka

Rizki Putra.

Baidhawy, Zakiyuddin. 2011. Studi Islam Pendekatan dan Metode. Yogyakarta:

PT. Bintang Pustaka Abadi (BiPA).

Darajat, Zakiyah. 2010. Problema Remaja di Indonesia Jakarta: Bulan Bintang.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidika Agama Islam

SMA/K dan MA, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Depag RI. 2001. Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Hasyimi, A, Muhammad, Apakah anda Berkepribadian Muslim?, 1990.

Jakarta: Gema Insani Press.

Http://Dunia Baca.com, Pengertian Organisasi, 2011.html, Senin 3 Oktober 2016

Mulyadi. 2014. Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Rohani Islam

(Rohis/KMM) SMA: Jakarta

Koesmarwanti, Nugraha Widiyantoro. 2000. Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo:

Era Inter Media.

Mar‟at. 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Muhaimin. 2009. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT.Raja Grafindo.

Mujieb, Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.

Page 103: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

87

Nawawi, Rif‟at Syauqi. 2001. Shalat Ilmiah dan Amaliah, Jakarta: PT

Fikahati Aneske.

Ramayulis. 2002 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rasjid, Sulaiman.2007. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), Cet Ke 40.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rifa‟I Moh, 1976. Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: Toha Putra.

Sa‟id, bin „Ali bin Wahf al Qahthani. 2006. Ensiklopedi Shalat. Jakarta: Pustaka

Imam Asy Syafi‟i.

W. J. S. Poerwa Darminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Zahri, Mustofa, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, 1991. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Page 104: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

88

LAMPIRAN

Page 105: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

89

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

A. Identitas Informan

Responden :

Pekerjaan :

Hari/tanggal :

Waktu :

B. Butir-butir Pertanyaan

Daftar pertanyaan wawancara dengan Staf TU

1. Sejarah perkembangan SMK Muhammadiyah Salatiga?

a. Siapa pendiri dan kapan berdirinya?

b.Bagaimana dinamika perkembangan sejak berdiri hingga sekarang?

2. Bagaimana visi misi dan tujuan SMK Muhammadiyah Salatiga?

3. Bagaimana struktur organisasi SMK Muhammaiyah Salatiga?

4. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki untuk menunjang proses

pendidikan?

5. Berapa jumlah guru, pegawai dan siswa SMK Muhammadiyah

Salatiga?

Daftar pertanyaan wawancara dengan Pembina Rohis dan

Guru PAI

1. Sejak kapankah di sekolahan ini ada kegiatan Rohis? Dan apa yang

melatarbelakangi sehingga bisa terbentuk kegiatan tersebut?

2. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis ?

Page 106: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

90

3. Jika diprosentase berapakah jumlah siswa dari kelas X,XI dan XII

yang aktif mengikuti Rohis?

4. Apa saja bentuk kegiatan Rohis yang ada di SMK ini?

5. Apa saja hasil yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti

kegiatan Rohis?

6. Bagaimanakah intensitas siswa dalam menjalankan shalat fardu

sehari-hari?

7. Bagaimanakah cara bapak/ibu guru untuk meningkatkan intensitas

siswa dalam melaksanakan shalat?

8. Bagaimana cara guru memberikan solusi seta arahan kepada siswa

agar tetapmenjalankan ibadah shalat meski sedang dalam

perjalanan?

9. Adakah relefansi kegiatan Rohis dengan ibadah shalat fardu siswa?

10. Kegiatan Rohis yang sepeti apa yang mampu memotivasi siswa

untuk terbiasa menjalankan shalat fardu?

Daftar pertanyaan wawancara dengan Siswa SMK Muhammadiyah

Salatiga

1. Apa yang membuat anda tertarik mengikuti Rohis?

2. Apakah kalian aktif sebagai pengurus Rohis?

3. Apakah semua pengurus dan anggota selalu aktif dalam mengikuti

rapat dan juga aktif menjadi panitia kegiatan Rohis?

4. Apakah semua siswa aktif mengikuti kegiatan Rohis?

5. Apakah kalian juga aktif dalam mensosialisasikan kegiatan Rohis?

Page 107: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

91

6. Kegiatan Rohis yang seperti apa yang paling berkesan untuk

kalian?

7. Dalam sehari berapa kali anda melaksanakan ibadah shalat Fardu?

8. Apakah anda sudah hafal bacaan dalam shalat?

9. Setelah sekarang bertambah dewasa apakah anda sudah tepat waktu

dalam melaksanakan shalat?

10. Apakah ada hubungan antara keaktifan kalian mengikuti Rohis

dengan ibadah shalat fardu anda?

11. Adakah relefansi bagi anda setelah proses transformasi ilmu dari

kajian Rohis terhadap peningkatan intensitas shalat fardu anda?

12. Adakah perbedaan antara siswayang mengikuti Rohis dengan

siswa yang tidak mengikuti Rohis dalam menjalankan shalat.

Page 108: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

92

Lampiran 2

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Nama Responden : M Khudlori (Pembina Rohis)

Nurul Aeni (Guru PAI)

Amir (Guru PAI)

Hari/tanggal : Kamis, 19 Januari 2017

Waktu : 10.300 WIB-selesai

Peneliti : Sejak kapankah di sekolahan ini ada kegiatan Rohis? Dan apa

yang melatarbelakangi sehingga bisa terbentuk kegiatan tersebut?

Pembina Rohis (M. Khudlori) : Rohis atau kerohanian islam awalnya

terbentuk bersamaan dengan terbentuknya OSIS SMK

Muhammadiyah yaitu sekitar tahun 2001. Dulu kerohanian islam

ini hanya sebagai bagian dari struktur OSIS yang membidangi sie

keagamaan. Kegiatan yang dilakukanpun belum sepenuhnya

terorganisasi seperti sekarang ini. Setelah beberapa tahun

melihat perkembangan sekolah juga perkembangan kurikulum

yang ada terutama kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang hanya berkisar 2-4 jam sekali dalam seminggu,

kami selaku guru PAI sangat merasa terkendala dalam

Page 109: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

93

memberikan pelajaran, sehingga pada tahun 2010, kami guru-

guru PAI berbarengan dengan kesiswaan dan juga guru akhlak

berinisiatif untuk menjadikan Rohis sebagai organisasi siswa

yang ke dua setelah OSIS yang bertujuan untuk dapat membantu

penambahan materi agama baik materi tentang keislaman

maupun tentang materi ibadah melalui keajian-kajian dilakukan

di luar jam pelajaran di sekolah.

Peneliti : Lalu bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

Rohis ini, apabila kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran

sekolah?

Pembina Rohis: keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ini bisa

dikategorikan semua siswa aktif. Baik yang menjadi pengurus

maupun yang hanya menjadi anggota.

Nurul Aeni (Guru PAI): menambahkan yang disampaikan oleh bapak

Pembina Rohis, bahwa untuk membuat siswa bisa aktif dan mau

mengikuti kegiatan ini, kami dari guru PAI selalu mengingatkan

dan cenderung mewajiban siswa untuk aktif mengikuti kegiatan

Rohis. Bahkan untuk siswa kelas X, kegiatan ini merupakan

kegiatan ekstrakurikuler ke dua setelah ekstrakurikuler pramuka

yang wajib diikutioleh seluruh siswa kelas X. Sehingga siswa bisa

mendapat ilmu tambahan yang akan membantu siswa di dalam

mengikuti pelajaran PAI selanjutnya.

Peneliti: Jika diprosentase berapakah jumlah siswa dari kelas X, XI, dan XII

Page 110: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

94

yang aktif maupun yang pasif dalam mengikuti kegiatan Rohis?

Pembina Rohis : seperti yang sudah diterangkan oleh bapak Amir diatas,

jika diprosentase siswa kelas X yang aktif mengikuti kegiatan Rohis

berkisar 80-90%, dan yang pasif berkisar 10-20% karena siswa

kelas X masih diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini secara rutin

selama dua semester. Sedang untuk yang siswa kelas XI dan kelas

XII keaktifannya sekitar 60-75% saja dan yang pasif sekitar 25-

40%. Hal ini karena siswa kelas XI dan XII yang mengikuti

kegiatan ini adalah hanya para pengurus dan hanya beberapa

anggota lama.

Peneliti: Apa saja bentuk kegiatan Rohis yang ada di SMK ini?

Pembina Rohis: kegiatan Rohis di sekolah ini sangatlah beragam dimulai

dari LDK pada awal pertemuan dan perekrutan anggota baru,

kemudian ada pengajian mingguan, seminar, persantren kilat

bulan ramadhan, latihan membaca Al Quran melalui BTA,

peringantan hari-hari besar dalam islam (PHBI), pendalaman ilmu

fiqih ibadah, seperti pendalaman tatacara wudhu, shalat, zakat,

puasa, haji, serta latihan qurban, dan latihan menjadi panitia

zakat.

Peneliti: Melihat dari beberapa kegiatan Rohis yang ada disekolah ini, apa

saja wujud hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan

Rohis?

Amir (Guru PAI): setelah ada kegiatan Rohis tentu ada manfaat yang

Page 111: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

95

didapat siswa khususnya serta sekolah pada umumnya yaitu: siswa

jadi lebih mudah untuk memahami pelajaran PAI ketika dikelas,

selain itu siswa secara psikologi menjadi lebih termotivasi atas

tanggung jawab sebagai pelajar untuk belajar dengan sungguh-

sungguh melalui pengajian rutin minggun, siswa jadi lebih terbantu

dengan tambahan materi yang tadinya hanya dari 4 jam pelajaran

PAI seminggu sekarang bisa mendapat materi tambahan dari

kegiatan Rohis.

Pembina Rohis: menguatkan, selain itu nilai agama siswa setiap semester

juga mengalami peningkatan, angka kenakalan siswa juga

mengalami penurunan.

Peneliti: Menurut pandangan bapak/ ibu bagaimanakah intensitas siswa

dalam menjalankan shalat fardu sehari-hari?

Nurul Aeni: dari hasil tes lisan tentang penguasaan bacaan shalat yang

pernah saya lakukan kepada siswa kelas X beberapa waktu lalu saya

dapat mengambil kesimpulan bahwa hanya 60 persen saja siswa

yang mampu mencapai ketuntasan minimal. Hal ini menandakan

bahwa intensitas siswa dalam menjalankan ibadah shalat fardu

masih sangat rendah.

Amir : menambahkan dari yang disampaikan bu Nurul, untuk siswa kelas

XI intensitas shalat fardunya dari awal semester gasal sudah

mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan

kami selama beberapa pekan terakhir ini sudah banyak siswa yang

Page 112: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

96

segera bergegas ke masjid ketika adazan sudah berkumandang

untuk segera melaksanakan shalat tepat waktu. Juga dalam

berbagai kegiatan ketika mereka sedang ada kegiatan diluar ketika

selalu menghentikan aktifitas mereka saat masuk waktu shalat dan

segera melaksanakan shalat.

Peneliti :Lalu bagaimanakah cara bapak/ ibu untuk terus meningkatkan

intensitas siswa dalam melaksanakan shalat fardu?

M Khudlori: kami selaku GPAI terus beruapaya semaksimal mungkin agar

bisa menumbuhkan kesadaran siswa akan kewajiban menjalankan

ibdah shalat. Bekerjasama dengan Rohis untuk terus memberikan

kajian yang dapat memotivasi siswa agar tergugah hatinya

sehingga kesadaran akan kewajiban ibadah shalat lahir dari hati

nurani tanpa paksaan.

Nurul Aeni: selain bekerjasama dengan Rohis kami juga sering melakukan

kontroling dengan orang tua siswa dirumah dengan menayakan

perkembangan siswa saat dirumah atau berdiskusi saat terjadi

pertemuan dengan wali siswa serta pengisian angket oleh orang tua

siswa.

Peneliti: Ketika sedang berpergian misalnya sedang melaksanakan study

tour atau kunjungan industri pastilah jarak yang ditempuh lumayan

jauh dan juga memakan waktu yang cukup lama. Lantas bagaimana

cara guru memberikan solusi serta arahan kepada siswa aga tetap

konsisten dalam menjalankan ibadah shalat meski sedang

Page 113: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

97

dipejalanan.

Nurul Aeni: dalam pembelajaran PAI ada yang namanya mengenalkan

shalat jama’ dan qasahar kepada siswa. Meskipun tidak terlalu

detail tetapi pelajaran tersebut sangat bermanfaat ketika kita sedang

melaksanakan perjalanan jauh. Dan saat sekolah sedang

mengadakan kegiatan study tour saat itulah kita bisa menilai

bagaimana siswa dapat mempraktikkan materi shalat jama’ dan

qashar. Selain tetap bisa menjalankan kewajiban shalat juga bisa

menambah nilai praktik mereka dalam melaksanakan shalat jama’

atau qashar.

M Khudlori: yang jelas kita tetap memantau siswa dalam melaksankan

shalat meski sedang dalam perjalanan. Setiap masuk waktu shalat

ketika ada tempat yang memungkinkan pasti kita berhenti untuk

melaksanakan shalat terlebih dahulu. Jika tempat tidak tersedia kita

pasti berupaya untuk tetap melaksanakan shalat meski dengan

menjama’ ataupun meng-qasaharnya.

Peneliti: Dari beberapa manfaat yang diperoleh siswa, adakah pengaruh

kegiatan Rohis dengan ibadah Shalat fardu siswa baik di sekolah

maupun di rumah?

Amir (Guru PAI): tentu saja kegiatan Rohis sangat berpengaruh terhadap

ibadah shalat fardu siswa. Terbukti dengan nilai praktik shalat

siswa beberapa minggu yang lalu yang dilakukan saat ulangan mata

pelajaran PAI bab praktik shalat hasilnya hampir semua siswa

Page 114: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

98

kelas X berhasil mencapai nilai di atas KKM meskipun ada

beberapa siswa yang masih berada di bawah KKM. Tetapi hal ini

sangat membanggakan buat kami guru PAI khususnya yang tadinya

kami hanya mampu memberikan materi shalat kurang dari 4 jam

pelajaran, padahal efektifnya materi shalat haruslah diberikan

minimal 16 jam pelajaran agar siswa mampu menguasai materi

tersebut.

Pembina Rohis: Kegiatan Rohis melalui kajian-kajiannya memang sangat

membantu guru-guru PAI di SMK ini. Dan juga sangat berpengaruh

terhadap siswa terutama pada kegiatan shalat fardunya. Hal ini bisa

dilihat dari banyaknya jamaah shalat dzuhur yang setiap hari

dilakukan di masjid SMK Muhammadiyah ini. Hampir semua siswa

dari kelas X-XII melaksanakan shalat dzuhur berjamaah tanpa

harus diperintah atau diingatkan oleh guru.

Nurul Aeni: saya sendiri pun merasakan antusias siswa yang

mengikuti Rohis menjadi lebih bersemangat dalam menjalankan

ibadah shalat dzuhur dan shalat Jumat berjamaah disekolah ini.

Peneliti: Melihat manfaat Rohis terhadap perubahan sikap siswa dalam

menjalankan shalat fardu, menurut Bapak kegiatan Rohis yang

seperti apa yang mampu memotivasi siswa untuk terbiasa

menjalankan shalat fardu sebagai kewajiban mereka?

Pembina Rohis: pada dasarnya semua kegiatan Rohis berpengaruh

terhadap perubahan sikap beribadah siswa. Namun jika dilihat dari

Page 115: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

99

segi manfaat yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan siswa

menjalankan shalat fardu adalah dalam kegiatan pendalaman ilmu

fiqih ibadah. Karena pada kegiatan ini siswa benar-benar mendapat

materi tambahan terkain tentang ibadah ibadah wajib terutama

shalat fardu. Karena tidak hanaya pendalaman teori saja yang

diberikan tetapi juga praktik menjalankan shalat secara langsung

sehingga pemateri bisa mengetahui sejauh mana pengetahuan serta

kesulitan siswa dalam menjalankan shalat. Melalui kegiatan ini

sedikit demi sedikit para pemateri memberi motivasi terhadap siswa

bahawasanya ibadah shalat fardu adalah ibadah orang islam yang

paling utama. Sehingga dengan berlahansiswa menjadi tergugah

hati nya untuk selalu terbiasa menjalankan shalat fardu sebagai

suatu kewajiban orang islam terhadap Allah SWT.

Page 116: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

100

Lampiran 3

Dokumentasi

Wawancara dengan GPAI

Wawancara dengan siswa

Page 117: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

101

Wawancara dengan siswa

Wawancara dengan ketua TU

Page 118: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

102

Lampiran 4

PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH MAJLIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KOTA SALATIGA

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

KELOMPOK TEKNOLOGI INDUSTRI

TERAKRIDITASI B JL. KH. ACHMAD DAHLAN TELP./ FAX. (0298) 323645 / 311144 SALATIGA 50714

PROFIL SEKOLAH

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN PELAJARAN : 2016- 2017

INDENTITAS SEKOLAH :

Nomor Statistik Sekolah /Madrasah (NSSM) : 322036204004

NPSN : 20328458

1. a. Nama Sekolah/Madrasah : SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

b. Kelompok ( Khusus SMK ) : TEKNOLOGI INDUSTRI

2. Alamat

a. Jalan : KH. AHMAD DAHLAN SALATIGA

b. Kelurahan : SIDOREJOLOR.

c. Klasifikasi geografis : PERKOTAAN

d. Kecamatan : SIDOREJO

e. Kota : SALATIGA

f. Propinsi : JAWA TENGAH

g. Kode Pos : 50714

Kode Area/ No. Telp. : 0298 – 323645

h.Kode Area/Akses Internet : Ada

Provider : Jardiknas

Page 119: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

103

E-mail : [email protected]

Website : smkmuhsala3.blogspot.com

3. Ijin Operasional

a. No. Surat Keputusan : 348/103/1/91

b. Tgl, bln, tahun : 22-03-1991

4. Status Sekolah : Swasta

5. a. Akreditasi Sekolah : 1. Prog. Komp.Keahl. Tek. Pemesinan “A”

2.Prog. Komp,Keahl. Tek. Otomotif “B”

3.Prog. Komp.K.Tek.Pem. Teng.Listrik“B”

4.Prog. Komp. Keahl. Tek. Garmen “B “

b.SK Akreditasi Terakhir ( Tgl. SK ) : 24 Oktober 2012

6. Nama Yayasan/Penyelenggara Sekolah : PERSYARIKATAN

MUHAMMADIYAH

a. Alamat

1. Jalan : KAUMAN NO. 32 SALATIGA

2. Desa / Kelurahan : SIDOREJOLOR

3. Kecamatan : SIDOREJO

4. Kabupaten / Kota : SALATIGA

5. Propinsi : JAWA TENGAH

6. Nomor Telpon : 0298 – 313552

Page 120: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

104

DATA PEGAWAI

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN PELAJARAN : 2016 - 2017

GURU

NO STATUS

JENIS

KELAMIN JUMLAH KETERANG

AN

L P

1. PNS 1 2 3

2. GTY 18 9 27

3. GTT 11 8 19

JUMLAH 30 19 49

KARYAWAN

NO STATUS

JENIS

KELAMIN JUMLAH KETERANG

AN

L P

1. PTY 6 3 9

2. PTT 5 - 5

JUMLAH 11 3 14

JUMLAH TOTAL PEGAWAI ( GURU DAN KARYAWAN ) : 63

Page 121: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

105

DATA SISWA

TAHUN PELAJARAN 2016 - 2017

Kelas ( Rombongan Belajar ) dan Siswa menurut Tingkat dan Jenis Kelamin

tiap

Bidang Keahlian

DATA SISWA

Kopmpet

ens

Keahlian

Tingkat . I Tingkat. II Tingkat. III Jumlah

Rom

Bel

Siswa Ro

m

bel

Siswa Rom

bel

Siswa Rom

bel

Siswa

L P L P L P L P

1 2 3 4 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

T.

Garmen

1 - 2

3

1 - 1

9

1 - 8 3 - 6

0

T. PTL 1

40

4 1 41 4 1 35 4 3 11

6

1

2

TP 3 12

5

1 3 11

5

1 3 11

5

2 9 35

5

4

TKR 4

14

4

4 3 10

3

2 3 94 1 10 34

1

7

Jumlah 9 30

9

3

2

8 25

9

2

6

8 24

4

1

5

25 81

2

8

3

Jumlah Total 25

Page 122: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

106

FASILITAS

1. Keliling Tanah seluruhnya 8373 m yang sudah di pagar permanen

(Temasuk pagar hidup ) 120 m

2. Luas tanah / Persil yang diakui Sekolah menurut status Pemilikan dan

Penggunaan.

LOKASI UTAMA ( ATAS )

Status

Pemilikan

Luas Tanah

Seluruhnya

Penggunaan

Bangunan Hal/Tamn Lap.

OR

Kebun Lain2

1 2 3 4 5 6 7

Sertifikat 8,373 m2 3,339 m2 800 m2 400

m2

M2

3,834

m2

Blm

Setifkt

- - - - - -

Bukan

Milik

- - - - - -

LOKASI KE DUA ( BAWAH )

Status

Pemilikan

Luas Tanah

Seluruhnya

Penggunaan

Bangunan Hal/Tamn Lap.

OR

Kebun Lain2

1 2 3 4 5 6 7

Sertifikat 8,373 m2 3,339 m2 800 m2 400

m2

M2

3,834

m2

Page 123: INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1677/1/SKRIPSI DESIYANA.pdf · kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti

107

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Desiyana Bhenikawati

Tempat/ Tanggal lahir : Kab. Semarang, 25 Desember 1993

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Dusun Ketapang 01/01, Desa Ketapang, Kec.

Susukan, Kab. Semarang 50777

Jenjang pendidikan : 1. SDN Ketapang 02, lulus tahun 2005

2. SMP N 1 Susukan, lulus tahun 2008

3. MAN 2 Boyolai, lulus tahun 2011

4. S1 IAIN Salatiga , lulus tahun 2017

Salatiga, 20 Maret 2017

Penulis

Desiyana Bhenikawati

NIM. 11111078