instek mastektomy

39
MASTEKTOMI (MODIFIED RADICAL MASTECTOMY)

Upload: ester-yunita-puspitasari

Post on 02-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

periop

TRANSCRIPT

MASTEKTOMI

(MODIFIED RADICAL MASTECTOMY)

• DEFINISI :• SUATU TINDAKAN OPERASI

PENGANGKATAN SELURUH ORGAN PAYUDARA DAN KELENJAR LIMFE DISEKITARNYA KARENA ADANYA SEL KARSINOMA.

ANATOMI ?

• PENENTUAN STADIUM:Penetuan stadium mengategorisasikan penyakit

pasien baik secara klinik maupun patologis sesuai luasnya.

Penentuan stadium membantu penentuan program terapi dan perkiraan prognosis bagi masing-masing pasien, dan merupakan dasar bagi perbandingan dengan berbagai program pengobatan lain.

• Sistem yang paling luas digunakan berasal dari the American Joint Commission on Cancer Staging and End Result Reporting. Sistem in disebut: T N M (Tumor, Nodul dan Metastasis)T = ukuran tumor, menetukan luas kankerN = menandakan keterlibatan nodus limfe aksilaris.M = menentukan ada tidaknya metastasis.

• Klasifikasinya :TTx : tumor primer tdk dapat dibuktikanTis : karsinoma in situ tanpa teraba tumorTo : tidak ada bukti adanya tumor primerT1 : tumor kurang dari 2 cmT2 : tumor antara 2-5 cmT3 : tumor lebih 5cmT4 : tumor dengan penyebaran langsung kedinding thorak atau kekulit dengan tanda udem, tukak,peau d’ orange

• NNx : kelenjar regional tidak dapat ditentukanNo : tidak teraba kelenjar aksilaN1 : teraba kelenjar aksila homolateral yg tidak melekat.N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yg melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral.

• MMx : tidak dapat ditentukan metastasis jauh.Mo : tidak ada metastasis jauh.M1 : terdapat metastasis jauh termasuk kekelenjar supra klavikuler.

Sebelum tindakan pembedahan definitif maka dilakukan serangkaian pemeriksaan biopsi:

1. Biopsi jaringan dengan FNAB (Fine needle Aspiration Biopsi)

2. Biopsi Insisional yaitu eksisi sebagian dari massa jika massa kesluruhan terlalu besar untuk diangkat in toto.

3. Biopsi eksisional yaitu eksisi seluruh dari massa jika massa keseluruhan kecil.

• Persiapan operasi meliputi:1. Pasien2. Lingkungan3. Alat

PERSIAPAN

PERSIAPAN PASIEN1. PERSIAPAN DARI RUANGAN2. SERAH TERIMA : CEK

KELENGKAPAN3. SIGN IN, DLL

PERSIAPAN LINGKUNGAN1. RUANGAN KAMAR OPERASI2. ALAT PENUNJANG : SUCTION, LAMPU

OPERASI,, ELEKTRO COUTER DLL

PERSIAPAN ALAT DAN KELENGKAPAN OPERASI

PERSIAPAN LENEN SATU SET LENEN BERISI:1. ALAS MEJA OPERASI : 22. SARUNG MEJA MAYO : 13. DUK BESAR : 64. DUK KECIL : 65. BAJU OPERASI : 6

PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAIPERSIAPAN KASSA:1. KASSA : 102. KASSA BESAR : 5 3. DEPPERS : 10

4 BENANG CATGUT PLAIN NO: 1/0, 2/0, 3/0

5 VICRYL : 3.0/ 4.06 PROLENE / STAPPLES : 4.0 /

5.0 / 1 7 SLANG SUCTION DAN CANULA SECTION

: 1

PERSIAPAN ALAT :DI MEJA MAYO

1. HANVAT MESS NO 3 12. PINSET CHIRURGI 23. PINSET ANATOMI 24. GUNTING METZENBAUM 15. GUNTING JARINGAN/ MAYO

16. DESINFEKSI KLEM 17. DUK KLEM 6

8. MOSQUITO KLEM PEAN KECIL 29. NALD VOEDER 210.GUNTING BENANG LURUS 111.CANUL SUCTION 112.HAAK TAJAM GIGI 4 213.LANGENBECK 214.KLEM KOCKER BENGKOK SEDANG 615.KLEM PEAN BENGKOK SEDANG 416. KLEM DRAIN 1

17.BEBCOCK / ALLIS KLEM 2

DI MEJA INSTRUMEN

1. DUK BESAR 42. DUK PANJANG 43. DUK KECIL 64. SARUNG MEJA MAYO 15. SCHORT (GAUN OPERASI) 5

6. HANDUK STERIL 57. SLANG SUCTION 18. KABEL COUTER 19. PERLAK STERIL 210.BENGKOK DAN KOM 1/111.MARKER(METHILEN BLUE)

SECUKUPNYA

BAHAN HABIS PAKAI

1. PARAGON MESS NO 10 32. HANDS SCHOEN NO.6½ / 7 / 7½ / 8 43. CAIRAN AQUABIDEST 34. VICRYL 3.0 35. PREMILINE 4.0/ SKIN STAPLES 2/ 16. MERSILK 2.0 CUTTING 17. DEPPERS 58. KASSA SEDANG 8M

9. BIG KASS 15 BIJI10. BETADINE SAVLON 4 200CC11. UNDERPAD ON/ STERIL 1/112. SUFRATULE 113. SPUIT 10CC 114. REDON DRAIN NO 12 115. SPONGOSTAN 216. TENSOKREP NO 15 117. FOLLEY CHATT NO 16 118. URINEBAG 119. HYPAFIX SECUKUPNYA

TEKNIK INSTRUMENTASI

1. Sign In2. Membantu mengatur klien untuk dilakukan pembiusan. Pasang

underpad.3. Perawat instrument melakukan cuci tangan (surgical srcub),

memakai gaun operasi (gowning), dan memakai hand scoen steril (gloving).

4. Perawat instrumen memberikan handuk steril, memakaikan gaun operasi, memakaikan hand scoen kepada operator dan asisten operator.

5. Perawat sirkuler memasang pengaman(arde thermal couter), dan mencuci daerah insisi dengan sabun cair/antiseptik/hibiscrub, serta mengeringkan dengan handuk /duk kecil steril.

6. Memberikan bengkok, cucing yang berisi deppers +Savlon 4 serta desinfeksi klem kepada asisten operator untuk dilakukan desinfeksi.

7. Berikan duk kecil dibawah daerah yang akan dilakukan insisi.Drapping dengan menggunakan 2 duk besar untuk atas dan bawah, 2 duk kecil untuk kanan dan kiri serta duk panjang untuk bawah.

8. Memberikan 4 duk klem kepada operator untuk memfiksasi duk(drapping) agar tidak terlepas.

9. Memasang kabel couter dan slang suction ditali dengan kassa dan di fiksasi dengan duk klem.

11. Time out12. Gambar dengan metilin Blue/spidol khusus

(steril)13. Memberikan pinset chirurgi kepada

operator untuk marker/membuat tanda area yang akan diinsisi.

14. Memberikan mess, pinset chirurgi kepada operator. Sedangkan asisten diberi mosquito klem pean untuk merawat perdarahan.

15. Berikan kocker kepada operator, untuk mengklem subkutis di bawah insisi.

16. Insisi diperdalam terus dengan mess/cauter, terus rawat perdarahan dengan mosquito dan cauter ulangi terus sampai mamae terangkat.

17. Lakukan deseksi kelenjar aksila, berikan pincet anatomis dan gunting metzenbaum pada operator dan langen beck,klen pean kepada asisten

18. Setelah mamae terangkat dan tak ada pendarahan cuci dengan aquabidest sampai bersih

18.Pasang redon drain difiksasi dengan zyde 2/0

19.Jahit luka operasi lapis demi lapis. Lemak dengan vicril lalu kulit dengan prolene/ skin steppler

20.Bersihkan area operasi dengan kasa basah lalu keringkan

21.Luka operasi ditutup dengan supratul + kasa lalu balut dengan tensocrep

22.Operasi selesai.

ASKEP BEDAH PAYUDARA

1. PENGKAJIAN HEAD TO TOE2. PENGKAJIAN FOCUS, FOKUS

PENGKAJIAN PADA OPTIMALISASI PEMBEDAHAN PAYUDARA.

a. Riwayat kesehatan. untuk menghindari komplikasi pada saat intra operasi dan pasca operasi. adanya riwayat penyakit peningkatan kadar gula darah dan hipertensi perlu dilakukan koreksi sebelum dilakukan pembedahan.

• Adanya riwayat alergi obat-obatan, bahan yang berhubungan dengan intra bedah spt: desinfektan dll

b. Pengkajian payudara, fokus riwayat adanya benjolan/ pembengkakan, nyeri atau tidak yang kemudian dianjurkan untuk pemeriksaan payudara.

• Pengkajian psikososial, tingkat kecemasan , persepsi dan kemampuan untuk memahami diagnosis, rencana operasi, progosis, body image, koping individu dan tehnik menurunkan cemas.

Pemeriksaan inspeksi dada , perhatian pembesaran, pergerakan, kondisi kulit, parut operasi dll. Pembesaran kedepan dengan batas jelas menunjuk ke arah kehamilan atau tumor, sdg pembesaran ke samping gejala cairan dalam rongga perut.

- pemeriksaan palpasi , untuk mengidentifikasi massa dengan menilai konsistensi, mobilitas dan bentuk yang dirasakan jari.

- -pemeriksaan perkusi, menentukan pembesaran apakah disebabkan tumor atau suatu cairan.

- -pemeriksaaan auskultasi, memastikan adanya suatu kehamilan.

c. Pengkajian psikologis Kemungkinan dampak pembedahan , pada citra tubuh dan rasa percaya diri pasien. Pasien mungkin takut ditinggal pasangannya, penolakan oleh pasangannya,

d. Pemeriksaan diagnostik : laboratorium: Darah lengkap, faal ginjal ,pemeriksaan GD I/ II dll

Pemeriksaan USG, pemeriksaan EKG, CT Scan dan MRI, menentukan kelenjar linfe dan tulang bila dicurigai adanya keganasan.

DIAGNOSE KEPERAWATAN

• Pre operatif – Kecemasan berhubungan dengan prognosis

penyakit, rencana pembedahan, ketiadaan pemahaman tentang mengenai proses penyakit, kekhawatiran mengenai seksualitas dan citra tubuh, kekhawatiran mengenai hasil pembedahan yang mempengaruhi hubungan dengan pasangannya.

Rencana intervensi keperawatan pre operatif: kecemasan berasal dari berbagai faktor

yaitu: lingkungan yang asing, efek pembedahan pada citra tubuh dan efek reproduksi, ketakutan, ketidaknyamanan, serta sensitivitas dan perasaan malu tentang pemajanan area genital dalam periode perioperatif. Konflik antara pengobatan dan keyakinan.

Intervensi yang dilakukan adalah mendengarkan dan membahas berbagai kehawatiran tersebut serta mengoreksi kesaahan pemahaman mengenai pembedahan dan hasil akhirnya. Penjelasan mengenai persiapan fisik sepanjang perode perioperatif serta membantu klien mengekspresikan perasaannya.

b. Koping individu tidak efektif berhbungan dengan prognosis pasca bedah dengan perub seksualitas, fertilitas, dan hubungan denga pasangan dan keluarga.

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan/tindakan , rencana pembedahan.

• (rencana ……)

2. Diagnose keperawatan intraoperatif.a. Resiko cidera berhubungan dengan

pengaturan posisi, peralatan, larutan pembersihan kulit, retensi benda asing.

b. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdarahan.

b. Resiko tinggi gangguan integritas kulit….c. dll. . .

DIAGNOSE KEPERAWATAN PASCA BEDAH

A. RESIKO CIDERA….B. TIDAK EFEKTIFNYA JALAN NAFAS….

Thank you

THANK YOUThank you