instansi pemerintahan p o r - rokeu. · pdf fileanggaran sesuai standar akuntansi pemerintah...
TRANSCRIPT
AKUNTABILITAS KINERJAINSTANSI PEMERINTAHAN222000111444
BIRO KEUANGAN DAN BMN
BIRO KEUANGAN DAN BMNSEKRETARIAT JENDERAL
KEMENKES
LAPORAN
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
i
KATA PENGANTAR
Biro Keuangan dan Barang Milik Negara merupakan Unit Organisasi
setingkat Eselon II yang berada di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan, berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan.
Laporan tersebut dituangkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro
Keuangan dan Barang Milik Negara sesuai yang diamanatkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dengan perubahan nama
baru Biro Keuangan dan Barang Milik Negara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Tahun
2014 ini merupakan hasil kompilasi kinerja Bagian-Bagian di Lingkungan Biro
Keuangan dan Barang Milik Negara yang dilaksanakan sejak bulan Januari sampai
dengan Desember 2014 dengan menggunakan DIPA Biro Keuangan dan BMN
Nomor: SP DIPA-024.01.1.465921/2014 tanggal 5 Desember 2013.
Dalam laporan tersebut dimuat keberhasilan maupun kendala dalam
pencapaian sasaran sepanjang tahun 2014. Dengan memanfaatkan secara optimal
peluang dan sumber daya yang ada, memperhatikan hambatan/kendala yang
dihadapi, serta meningkatkan upaya perbaikan, diharapkan dalam tahun mendatang
pencapaian kinerja guna mendukung pelaksanaan program semakin optimal.
Jakarta, 31 Desember 2014
Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
Wiwik Widarti, SKM, MM
NIP 195611281978042001
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan
dan BMN Tahun 2014, merupakan sarana untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja Kepala Biro Keuangan dan BMN beserta jajarannya
kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, dan seluruh pemangku
kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung sekaligus
menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan
masalah dan strategi keberhasilanuntuk kurun waktu 2010 - 2014 yang dapat
dijadikan lesson learnt pada perencanaan strategis 5 tahun kedepan. Selain itu
LAKIP Biro Keuangan dan BMN merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas
kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis.
Tujuan/sasaran strategis tersebut mengacu pada Rencana Startegis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010 – 2014.
Visi Biro Keuangan dan BMN adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi
Keuangan dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan
mendukung terwujudnya Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam
mencapai visi tersebut, Biro Keuangan dan BMN, Biro Keuangan dan BMN sebagai
lembaga/institusi yang mempunyai tugas meneyelenggarakan urusan di bidang
pengelolaan administrasi keuangan dan dan barang milik negara dalam
pemerintahan untuk membantu Menteri Kesehatan dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara mempunyai empat misi yaitu (1) Meningkatkan kualitas
pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara Kementerian
Kesehatan; (2) Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE); (3) Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju
terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan sasaran
strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu Meningkatnya kualitas
pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan
secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan.
Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan
sasran program dan kegiatan sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
iii
a). Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang
milik negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan
b). Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan
pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua
satker dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan
c). Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d). Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan
e). Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
kepada seluruh satker dan Unit Akuntansi bekerja sama dengan Eselon I
dan Biro/Pusat Setjen
Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Biro Keuangan dan BMN telah
menetapkan IKU Biro Keuangan dan BMN tahun 2010 – 2014 melalui Keputusan
Menteri Kesehatan No. 021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Dengan keputusan tersebut, terdapat
dua indicator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu :
1. Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan setiap tahun
anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
2. Presentase pengadaan menggunakan e-procurement
Capaian kinerja dari kedua indikator tersebut telah mencapai target bahkan
berhasil melebihi target dari yang telah ditetapkan, yaitu indikator Presentase
pengadaan menggunakan e-procurement. Dan untuk Indikator penyusunan laporan
keuangan Kemenkes sendiri untuk dua kali periode yaitu tahun 2012 dan 2013
mampu memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.
Pada tahun 2014, pencapaian indikator kinerja “Tersusunnya laporan
keuangan Kementerian Kesehatan setiap tahun anggaran sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” dapat terealisasi
dengan baik yaitu mencapai 100 % dari target yang ditetapkan sebanyak dua (2)
dokumen laporan keuangan yang disusun. Artinya bahwa penyusunan laporan
keuangan Semester I dan Tahunan yang sesuai standar akuntansi pemerintah dapat
disusun dan dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Adapun
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
iv
pencapaian indikator “Presentase pengadaan menggunakan e-procurement” dapat
terealisasi dengan baik yaitu mencapai % dari target yang ditetapkan adalah 90%.
Artinya bahwa persentase pengadaan menggunakan e-procurement dapat tercapai
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pencapaian target tersebut
merupakan gambaran akhir dari suatu proses panjang untuk kurun waktu 5 tahun
Renstra terkait indikator tersebut. Target yang ditetapkan adalah target pertahun
sehingga jika di rata-rata setiap tahunnya dari kurun waktu 2010-2014 capaian
kinerja telah dapat melebihi target atau selalu diatas 100%. Hal ini menandakan kerja
keras seluruh komponen dan pendayagunaan sumber daya yang akurat. Ada hal
positif dari yang yang dapat dijadikan ‘best practices’ untuk perencanaan strategis
dan pelaksanaan kegiatan bagi indikator yakni persentase pengadaaan
menggunakan e-procurement, yaitu pengukuran untuk seluruh satker di pusat dan
daerah untuk Renstra berikutnya.
Beberapa upaya dan prestasi yang dapat dicapai Biro Keuangan dan BMN
selama kurun waktu 2010-2014, antara lain :
1. Opini dari BPK untuk laporan keuangan Kementerian Kesehatan periode
tahun anggaran 2012 dan tahun anggaran 2013
2. LPSE Kementerian Kesehatan mendapatkan award Citizen Engagement
dari LKPP untuk kategori LPSE dengan kunjungan web LPSE terbanyak
yang sudah menerapkan agregasi data penyedia
3. LPSE Kementerian Kesehatan mendapatkan anugerah cinta karya
bangsa kategori kementerian/lembaga yang telah mendorong
optimalisasi penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah dalam rangka menggerakkan pertumbuhan dan
memberdayakan industri nasional
4. Penghargaan atas prestasi kinerja pengelolaan keuangan pemerintah
pusat pada semester pertama TA 2014 dengan predikat Kinerja
Memuaskan I
5. National Procurement Award dengan kategori pemenuhan terhadap
standar LPSE Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iRINGKASAN EKSEKUTIF .…………………………………………… iiDAFTAR ISI …………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1A. LATAR BELAKANG .....………………………………… 1B. MAKSUD DAN TUJUAN .……………………………… 2C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI .……………………… 2D. SISTEMATIKA .…………………………………………. 5
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................ 6A. VISI DAN MISI ……………..……………………….... 6B. TUJUAN DAN SASARAN ….. ………………………… 6C. KEBIJAKAN DAN PROGRAM …………………........ 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2013 .......………………..… 13A. PENGUKURAN KINERJA .……………………...…… 13B. SUMBER DAYA ……………....................................... 15C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA 2013 ……… 18
1. INDIKATOR PERTAMAKegiatan yang terkait langsung denganindikator pertama
2. INDIKATOR KEDUAKegiatan yang terkait langsung denganindikator kedua
D. INDIKATOR PENUNJANG …..…………………......... 25E. REALISASI ANGGARAN …………………................... 26F. PERBANDINGAN KINERJA ANTARA
TAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2012........................ 27
BAB IV PENUTUP …………………………………………………… 29
LAMPIRAN:- PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA- FORM PENETAPAN KINERJA- FORM RKT (RENCANA KINERJA TAHUNAN)- FORM PENGUKURAN KINERJA
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
1
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan Barang Milik
Negara (BMN) merupakan salah satu kewajiban dalam rangka tugas pokok dan
fungsi, sehingga harus dipertanggungjawabkan setiap akhir tahun anggaran.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dibangun dan dikembangkan dalam rangka
perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program/kegiatan yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah, termasuk Kementerian
Kesehatan. Laporan ini merupakan implementasi kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga memperlihatkan kinerja yang sudah dilaksanakan, dan
sekaligus untuk mendorong adanya upaya perbaikan dalam mencapai
peningkatan kinerja pada tahun yang akan datang.
Selain itu telah ditetapkan pula beberapa peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar dalam penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAK), antara lain Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, serta Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut di atas Menteri Kesehatan telah menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Kesehatan.
Pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah ditetapkan suatu unit organisasi diwujudkan dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja. Dengan adanya pertanggungjawaban
pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan suatu unit
organisasi diharapkan transparansi dan akuntabilitas atau good governance
dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
2
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan laporan evaluasi pelaksanaan
kegiatan yang telah tercantum dalam Penetapan Kinerja Biro Keuangan dan
BMN. Selain itu, juga memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam
pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran 2014.
Penyusunan LAKIP Biro Keuangan dan BMN bertujuan untuk:
1. Pertanggungjawaban kinerja satuan kerja Biro Keuangan dan BMN selama
satu tahun anggaran 2014;
2. Sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan dan pelaksanaan
perubahan-perubahan ke arah perbaikan, dalam mencapai penghematan,
efisiensi, dan efektifitas pelaksaaan tugas pokok dan fungsi, serta ketaatan
terhadap peraturan peperundang-undangan yang berlaku, dalam rangka
pelaksanaan misi Biro Keuangan dan BMN;
3. Perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka menengah
dan jangka pendek.
4. Sebagai bahan Pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja
organisasi;
5. Sebagai bahan pelaporan capaian realisasi kinerja dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Sebagai bahan penilaian keberhasilan organisasi.
C. TUGAS DAN FUNGSI
Biro Keuangan dan BMN berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan
dan barang milik negara di lingkungan Kementerian Kesehatan berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Biro Keuangan dan BMN
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan;
2. Pelaksanaan penyusunan laporan keuangan;
3. Pelaksanaan urusan penatausahaan pengadaan dan penyimpanan;
4. Pelaksanaan pengelolaan barang milik negara.
Sedangkan Susunan Organisasi Biro Keuangan dan BMN terdiri dari :
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
3
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan;
2. Bagian Penyusunan Laporan Keuangan;
3. Bagian Penatausahaan Pengadaan dan Penyimpanan;
4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara;
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas dan fungsi masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan
Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan mempunyai tugas
melaksanakan penatausahaan penerimaan negara bukan pajak, urusan
perbendaharaan, dan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Tata Laksana Keuangan dan
Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara bukan pajak;
b. Pelaksanaan urusan perbendaharaan;
c. Pelaksanaan urusan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.
Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan terdiri atas:
a. Subbagian Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Mempunyai tugas melakukan penyiapan penatausahaan penerimaan
negara bukan pajak.
b. Subbagian Perbendaharaan
Mempunyai tugas melakukan urusan perbendaharaan.
c. Subbagian tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
Mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.
2. Bagian Penyusunan Laporan Keuangan
Bagian Penyusunan Laporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan laporan keuangan.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Penyusunan Laporan Keuangan
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan laporan realisasi anggaran;
b. Pelaksanaan penyusunan laporan kekayaan bersih dalam neraca;
c. Pelaksanaan penyusunan catatan atas laporan keuangan.
Bagian Penyusunan Laporan Keuangan terdiri atas:
a. Subbagian Penyusunan Laporan Keuangan I
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
4
Mempunyai tugas melakukan penyusunan laporan realisasi anggaran dan
kekayaan bersih dalam neraca serta catatan atas laporan keuangan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Gizi
dan Kesehatan Ibu dan Anak, dan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
b. Subbagian Penyusunan Laporan Keuangan II
Mempunyai tugas melakukan penyusunan laporan realisasi anggaran dan
kekayaan bersih dalam neraca serta catatan atas laporan keuangan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
dan Inspektorat Jenderal.
c. Subbagian Penyusunan Laporan Keuangan III
Mempunyai tugas melakukan penyusunan laporan realisasi anggaran dan
kekayaan bersih dalam neraca serta catatan atas laporan keuangan
Sekretariat Jenderal dan Kementerian Kesehatan.
3. Bagian Penatausahaan, Pengadaan dan Penyimpanan
Bagian Penatausahaan, Pengadaan dan Penyimpanan mempunyai tugas
melaksanakan urusan penatausahaan pengadaan dan penyimpanan.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Penatausahaan Pengadaan dan
Penyimpanan menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan penatausahaan pengadaan;
b. Pelaksanaan urusan penatausahaan penyimpanan;
c. Pelaksanaan urusan rencana, monitoring, evaluasi dan laporan Biro; dan
d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Bagian Penatausahaan Pengadaan dan Penyimpanan terdiri atas :
a. Subbagian Pengadaan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan urusan penatausahaan
pengadaan
b. Subbagian Penyimpanan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan urusan penatausahaan
penyimpanan
c. Subbagian Tata Usaha Biro
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
5
Mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana, monitoring,
evaluasi dan laporan, serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga Biro.
4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan
penatausahaan, pemanfaatan dan penghapusan barang milik negara.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Negara;
b. Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara;
c. Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara;
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri atas :
a. Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara
Mempunyai tugas melakukan penyiapan urusan penatausahaan BMN
b. Subbagian Pemanfaatan Barang Milik Negara
Mempunyai tugas melakukan penyiapan urusan pemanfaatan BMN
c. Subbagian Penghapusan Barang Milik Negara
Mempunyai tugas melakukan penyiapan urusan penghapusan BMN
D. SISTEMATIKA
BAB I
Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud
dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan dan BMN,
serta sistematika penulisan laporan.
BAB II
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan
dan sasaran kegiatan Biro Keuangan dan BMN serta cara mencapai tujuan.
BAB III
Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi
pencapaian kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan
serta sumberdaya manusia yang digunakan dalam pencapaian kinerja Biro
Keuangan dan BMN selama tahun 2014.
BAB IV
Penutup
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
6
BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. VISI DAN MISI1. Visi
Visi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang
Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan mendukung terwujudnya
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
2. MisiMisi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan adalah :
a. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik
negara Kementerian Kesehatan
b. Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
c. Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
B. TUJUAN DAN SASARAN1. Tujuan
UmumTerselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
KhususTerselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan administrasi keuangan
dan barang milik negara Kementerian Kesehatan sesuai peraturan
perundangan dalam rangka mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-
tugas Kementerian Kesehatan mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
7
2. Sasaran2. 1. Uraian
Meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara
(BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan
sesuai ketentuan.
2. 2. Indikator2.2.1. Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan setiap
tahun anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Jumlah Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan sebanyak 2
buah, yaitu :
a. Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
b. Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2014
Definisi Operasional IKU adalah :
a. Laporan Keuangan Tahunan Kementerian Kesehatan
adalah Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan yang
menyajikan data hasil olah transaksi keuangan dan mutasi
barang milik negara periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember tahun sebelumnya, termasuk data Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca tahun-tahun sebelumnya.
b. Laporan Keuangan Semester adalah Laporan Keuangan
Kementerian Kesehatan yang menyajikan data hasil olah
transaksi keuangan dan mutasi barang milik negara periode
1 Januari sampai dengan 30 Juni tahun berjalan, termasuk
data Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca tahun
sebelumnya.
2.2.2. Persentase pengadaan menggunakan e-procurement.
Pengadaan menggunakan LPSE sebesar 90%
Definisi Operasional IKU adalah :
Persentase pengadaan menggunakan e-procurement adalah
perbandingan jumlah satuan kerja Kantor Pusat dan satuan
kerja Kantor Daerah di Provinsi Jakarta yang seharusnya
menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
8
dengan jumlah satuan kerja Kantor Pusat dan satuan kerja
Kantor Daerah di Provinsi Jakarta yang memiliki belanja
modal dan/atau belanja barang yang dilelang di atas 200 juta
di lingkungan Kementerian Kesehatan RI.
C. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran1. Kebijakan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, maka kebijakan umum
Biro Keuangan dan BMN adalah :
a). Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan
barang milik negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian
Kesehatan
b). Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan
pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara oleh
semua satker dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan
c). Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa
melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d). Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaaan
e). Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik
negara kepada seluruh satker dan Unit Akuntansi bekerja sama
dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen
2. StrategiSeperti halnya pada tahun 2012 dengan Road Map WTP 2012 nya.
Pada tahun 2014, strategi pelaksanaan kegiatan Biro Keuangan dan
BMN masih mengacu kepada 14 strategi tersebut. Inti dari strategi
tersebut adalah penguatan di berbagai bidang, yaitu: penguatan
komitmen, penguatan regulasi, penguatan sistem dan prosedur,
penguatan sumber daya manusia, penguatan monitoring dan evaluasi,
serta penguatan pengawasan dan pengendalian. Empat belas strategi
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
9
1) Membangun Komitmen dan Integritas Pimpinan, Para Pengelola
dan Para Pelaksana Kegiatan;
2) Penguatan Perencanaan dan Penganggaran;
3) Pembenahan Pengelolaan Kas / Sistem Pembukuan / Akuntansi;
4) Perbaikan Penatausahaan PNBP;
5) Perbaikan Pengelolaan Hibah Langsung;
6) Penataan Rekening;
7) Peningkatan Kualitas Proses Pengadaan Barang/Jasa;
8) Pembenahan Penatausahaan BMN;
9) Penguatan Kapasitas SDM;
10) Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);
11) Penguatan Monitoring dan Evaluasi;
12) Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan;
13) Peningkatan Kualitas Reviu dan Audit;
14) Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP).
Dari strategi tersebut di atas dapat diuraikan dalam kegiatan Biro
Keuangan dan BMN antara lain:
a. Melakukan koordinasi Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PPK-BLU dan Non PPK BLU);
b. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Perbendaharaan;
c. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan TP-TGR;
d. Melakukan penyiapan data awal bahan penyusunan Laporan
Keuangan Es-1 Setjen dan Kemenkes;
e. Melakukan rekonsiliasi Data LRA dan Neraca (BMN);
f. Melakukan pembinaan/pendampingan implementasi SAI Es-1
Setjen dan Kemenkes;
g. Melakukan pembimbingan penatausahaan pelaksanaan
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
h. Melakukan koordinasi penyusunan Laporan Keuangan Es-1
Setjen dan Kemenkes;
i. Melakukan feedback Laporan Keuangan Es-1 Setjen dan
Kemenkes;
j. Melakukan evaluasi dan menyusun laporan hasil kegiatan;
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
10
k. Melaksanakan peningkatan kemampuan petugas SAI (SAK)
Satker Setjen dan Kemenkes;
l. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Pengadaan Barang dan
Jasa;
m. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Penyimpanan BMN;
n. Melakukan Penatalaksanaan Ketatausahaan dan Rumah Tangga
Biro;
o. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Penatausahaan BMN;
p. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Pemanfaatan BMN;
q. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Penghapusan BMN.
Disamping itu Biro Keuangan dan BMN mencoba untuk melakukan
upaya perubahan Budaya (Budaya kerja Pasif ke Budaya Kerja Pro-
Aktif), Upaya perubahan yang dilaksanakan di lingkungan Biro
Keuangan adalah :
a. Internalisasi perubahan Biro Keuangan dan BMN
b. Meningkatkan pemanfaatan email group dalam sharing informasi
baik terkait perencanaan, proses pelaksanaan kegiatan maupun
output kegiatan
c. Meningkatkan monitoring yang tidak hanya terbatas pada
hasil/output tetapi termasuk progres pelaksanaan kegiatan
d. Melaksanakan bisnis proses secara konsekuen sesuai SOP yang
telah disusun
e. Mengembangkan dan mengaplikasikan software bantu dalam
rangka percepatan analisis data keuangan dan barang milik
negara dari software induk antara lain SAI (SAK dan SIMAK-
BMN), aplikasi persediaan, SPSE
f. Mengembangkan software baru bidang keuangan dan BMN
g. Meningkatkan intensitas dan kualitas umpan balik kepada pihak
terkait
h. Meningkatkan responsivitas (jemput bola) dalam segala hal terkait
penyelesaian pekerjaan
i. Analisa dan umpan balik data absensi sidik jari (finger print) untuk
meningkatkan disiplin pegawai
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
11
j. Meningkatkan intensitas rapat koordinasi internal setiap jenjang
(Tingkat Biro, Bagian dan Sub Bagian)
k. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian setiap jenjang
l. Evaluasi dan umpan balik proses perubahan
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkantingkat kinerja yang dicapai dengan rencana, atau target melalui indikatorkinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Biro
Keuangan dan BMN dalam kurun waktu Januari – Desember 2014.
Tahun 2014 merupakan tahun keempat pelaksanaan dari Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010–2014. Adapun pengukuran kinerja yang
dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana
tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran
tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan
pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing
indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di
masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat
lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Biro Keuangan
dan BMN khususnya dibandingkan dengan tahun 2010-2013.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
Renstra dan Penetapan Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Biro Keuangan
dan BMN dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Biro
Keuangan dan BMN yang telah ditetapkan. Sasaran Biro Keuangan dan BMN
adalah:
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
14
MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN ANGGARAN DAN BARANGMILIK NEGARA (BMN) KEMENTERIAN KESEHATAN SECARA EFEKTIF,
EFISIEN DAN DILAPORKAN SESUAI KETENTUAN
Sesuai dengan Renstra Kementerian Kesehatan dan Penetapan Kinerja Biro
Keuangan dan BMN, terdapat 2 (dua) indikator kinerja output yaitu:
1. Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan setiap tahun
anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)2. Presentase pengadaan menggunakan e-procurement
Berikut disampaikan pengukuran kinerja tahun 2014 berdasarkan Indikator
pencapaian sasaran Biro Keuangan dan BMN:
1. Jumlah Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan
a. Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
b. Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2014
2. Persentase Pengadaan menggunakan LPSE
Definisi Operasional yang digunakan untuk menghitung realisasi IKU Biro
Keuangan dan BMN yang telah dicapai adalah sebagai berikut:
a. Laporan Keuangan Tahunan Kementerian Kesehatan menyajikan data hasil
olah transaksi keuangan dan mutasi barang milik negara periode 1 Januari
sampai dengan 31 Desember tahun sebelumnya, termasuk data Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca tahun-tahun sebelumnya
b. Laporan Keuangan Semester menyajikan data hasil olah transaksi keuangan
dan mutasi barang milik negara periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni
tahun berjalan, termasuk data Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca tahun
sebelumnya
c. Persentase pengadaan menggunakan e-procurement adalah perbandingan
jumlah satuan kerja Kantor Pusat dan satuan kerja Kantor Daerah di Provinsi
Jakarta yang seharusnya menggunakan Layanan Pengadaan Secara
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
15
Elektronik (LPSE) dengan jumlah satuan kerja Kantor Pusat dan satuan kerja
Kantor Daerah di Provinsi Jakarta yang memiliki belanja modal dan/atau
belanja barang yang dilelang di atas 200 juta di lingkungan Kementerian
Kesehatan RI.
Target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel
berikut ini:
Tabel. Target dan Realisasi Biro Keuangan dan BMN
Sasaran Indikator Kinerja Target
2014
Realisasi
2014
Meningkatnya Kualitas
Pengelolaan Anggaran Dan
Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Kesehatan
Secara Efektif, Efisien Dan
Dilaporkan Sesuai
Ketentuan
a. Tersusunnya laporan keuangan
Kementerian Kesehatan setiap tahun
anggaran sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
1. Laporan Keuangan Semester I 1 1
2. Laporan Keuangan Tahunan 1 1
b. Persentase Pengadaan Menggunakan
e-procurement
90 89
B. SUMBER DAYA
Dalam pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN didukung oleh Sumber
Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran, Sumber Daya Sarana dan Prasarana.
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah Pegawai Biro Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal sampai dengan
Tanggal 31 Desember 2014 sebanyak 129 (seratus dua puluh sembilan) pegawai
dengan rincian sebagai berikut:
a. Menurut Jabatan :
Jabatan Struktural = 17 orang (12%)
Staf/Jabatan Fungsional
Non Angka Kredit = 112 orang (88%)
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
16
b. Menurut Golongan:
Golongan II = 8 orang (10%)
Golongan III = 115 orang (86%)
Golongan IV = 6 orang (4%)
Sumber : Biro Kepegawaian
c. Menurut Pendidikan:
REKAPITULASI PEGAWAI NEGERI SIPILDI LINGKUNGAN BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
BERDASARKAN PENDIDIKANTAHUN 2014
No Pendidikan Jumlah
1. Sekolah Dasar 1
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 52
4. Diploma III 9
5. Sarjana (S.1) 55
6. Pasca Sarjana (S.2) 11
TOTAL 129
Sumber : Biro Kepegawaian
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
17
DIAGRAM REKAPITULASI PEGAWAI NEGERI SIPILDI LINGKUNGAN BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
BERDASARKAN PENDIDIKAN
2. SUMBER DAYA ANGGARAN
Seluruh Kegiatan Biro Keuangan dan BMN ini dibiayai dari DIPA Biro
Keuangan dan BMN Nomor: DIPA-024.01.1.465921/2013 tanggal 5 Desember
2013 sebesar Rp. 33.010.938.000,-, pada tanggal 23 Juli 2014 dilakukan Revisi
DIPA menjadi sebesar Rp. 28.011.190.000,- dan 12 Desember 2014 dilakukan
revisi ketiga namun anggaran tetap sebesar Rp. 28.011.190.000,-. Revisi tersebut
dilakukan karena adanya efisiensi anggaran dan revisi terkait mata anggaran.
Jenis dan tingkat pendidikan tersebut menunjukkan kekuatan SDM di Biro Keuangan dan BMN.Dari sisi jumlah SDM yang ada, dirasakan cukup. Namun demikian dari posisi pendidikan masihdi perlukan SDM dengan latar belakang bidang Ekonomi dan Akuntansi.
Upaya Sementara yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan,workshop, capacity building dan lain-lain.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
18
3. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA
Berdasarkan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2014,
tampak bahwa sumber daya sarana dan prasarana di Biro Keuangan dan BMN
adalah sebagai berikut :
KODE AKUN NERACA SALDO PER31 DESEMBER 2014
115111 Barang Konsumsi -
131111 Tanah 3,022,056,000
131311 Peralatan dan Mesin 9,197,576,953
131511 Gedung dan Bangunan 3,205,638,777
131711 Jalan dan Jembatan 239,682,000
131712 Irigasi 1,874,381,838
131713 Jaringan -
131921 Aset Tetap Lainnya 213,525,000
132111 Konstruksi Dalam Pengerjaan -
153151 Software 3,648,032,405
153191 Aset Tak Berwujud Lainnya 135,905,000
154112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalamoperasi pemerintahan
2,190,000
137111 Akumulasi Penyusutan (7,269,655,243)
TOTAL 14,269,332,730
C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014
Sasaran strategis merupakan arah yang harus dicapai melalui suatu strategi,
baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Biro Keuangan dan BMN
telah menetapkan sasaran strategis sebagai arah kebijakan pelaksanaan kegiatan.
Sasaran strategis tersebut memiliki indicator dengan target yang telah ditetapkan.
Pengukuran dalam rangka mengetahui pencapaian sasaran, dilakukan melalui
pengukuran indicator Biro Keuangan dan BMN yang telah ditetapkan. Sasaran
strategis Biro Keuangan dan BMN adalah “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
19
Anggaran Dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan SecaraEfektif, Efisien Dan Dilaporkan Sesuai Ketentuan”
Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, diperlukan dukungan sasaran kegiatan
antara lain :
a). Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik
negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan
b). Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua satker dan Unit
Akuntansi Kementerian Kesehatan
c). Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d). Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan
e). Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
kepada seluruh satker dan Unit Akuntansi bekerja sama dengan Eselon I dan
Biro/Pusat Setjen
Dalam pelaksanaan kegiatan dan kebijakan untuk mencapai sasaran strategis yang
ingin dicapai tersebut, terdapat 14 strategi pelaksanaan kegiatan yaitu :
1) Membangun Komitmen dan Integritas Pimpinan, Para Pengelola dan Para
Pelaksana Kegiatan;
2) Penguatan Perencanaan dan Penganggaran;
3) Pembenahan Pengelolaan Kas / Sistem Pembukuan / Akuntansi;
4) Perbaikan Penatausahaan PNBP;
5) Perbaikan Pengelolaan Hibah Langsung;
6) Penataan Rekening;
7) Peningkatan Kualitas Proses Pengadaan Barang/Jasa;
8) Pembenahan Penatausahaan BMN;
9) Penguatan Kapasitas SDM;
10) Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);
11) Penguatan Monitoring dan Evaluasi;
12) Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan;
13) Peningkatan Kualitas Reviu dan Audit;
14) Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
20
Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan setiap tahunanggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan opini WajarTanpa Pengecualian (WTP)
Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
1. INDIKATOR PERTAMA
Untuk mencapai indikator pertama tersebut diperlukan kegiatan yang terkaitlangsung dengan indikator ini adalah sebagai berikut:
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan
Sasaran Kegiatan:
Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan setiap
tahun anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Foto : Penghargaan Opini WTP dari BPK atas Laporan Keuangan KementerianKesehatan TA 2013
Kondisi yang dicapai:
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan tahun
anggaran 2014 ditargetkan sebanyak 2 (dua) buah laporan, dengan realisasi
sebanyak 2 (dua) buah laporan sehingga target terpenuhi 100% yaitu:
1) Laporan Keuangan Tahunan 2013 (audited) telah selesai disusun
secara berjenjang menggunakan Aplikasi SAI dengan memperoleh opini
WTP dari BPK
2) Laporan Keuangan Semester 1 tahun 2014 telah selesai disusun yang
didalamnya memuat Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
21
Dalam rangka pencapaian kinerja indikator ini telah dilakukan beberapa
upaya, antara lain:
a. Melakukan analisis dan umpan balik terhadap Laporan Keuangan
Satker dan Unit Utama untuk memperkecil gap antara perencanaan
penyerapan (disbursement plan) dengan realisasi penyerapan;
b. Membentuk dan optimalisasi peran Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran/Barang – Wilayah (UAPPA-W) dalam rangka mengumpulkan,
mengkompilasi, dan menyampaikan laporan keuangan (Kepmenkes No.
213/MENKES/SK/VII/2012 tanggal 3 Juli 2012 dan Kepmenkes No.
225/MENKES/SK/VI/2013 Tanggal 27 Juni 2013);
c. Menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian
Kesehatan kepada Menteri Keuangan dan BPK (Semesteran dan
Tahunan) secara tepat waktu dan lengkap;
d. Melakukan pendampingan dalam penyusunan Laporan Keuangan bagi
Unit Utama, UPT, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
e. Melaksanakan Tindak Lanjut/Perbaikan Kualitas Laporan Keuangan
sesuai dengan hasil reviu oleh Inspektorat Jenderal;
f. Penyusunan “Pedoman Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Kesehatan Tahun 2013” (Kepmenkes No.
476/MENKES/SK/XII/2013);
g. Penyusunan “Petunjuk Teknis Penyusunan Catatan atas Laporan
Keuangan Tingkat Satker (BLU dan Non BLU) dan Tingkat Wilayah di
lingkungan Kementerian Kesehatan (Surat Edaran Menteri Kesehatan
No. HK 03.03/III/2385/2013);
h. Surat edaran nomor HK.03.03/III/033/2015 tentang Kebijakan Akuntansi
Penyusunan Laporan Keuangan Kemenkes 2014;
i. Beberapa hal yang sudah dilaksanakan dalam penerapan basis akrual
pada Kementerian Kesehatan, antara lain adalah :
1) Peningkatan Kompetensi SDM, melalui kegiatan :
a) Pertemuan Sosialisasi SAIBA tanggal 21 s.d. 24 Agustus
2014, bagi pelaksana SAI (SAK dan SIMAK-BMN) UAPPA/B-
E1 dan UAKPA/B Satker Kantor Pusat Setjen dan Satker
Vertikal yang berkinerja baik dalam penyusunan Laporan
Keuangan TA 2013.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
22
Hasilnya yaitu terpilihnya 10 orang peserta terbaik untuk
diundang kembali sebagai peserta Pelatihan TOT-SAIBA dan
Sosialisasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).
b) Pelatihan TOT-SAIBA dan Sosialisasi Sistem Aplikasi
Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) pada tanggal 17 s.d. 20
September 2014, pesertanya :
- 10 orang peserta terbaik pada pertemuan Sosialisasi SAIBA.
- Seluruh petugas UAPPA – Eselon I
- UAKPA Satker Kantor Vertikal di Provinsi DKI Jakarta dan
Banten
- UAKPA Satker Kantor Pusat Unit Utama
Hasil dari pertemuan tersebut adalah :
- Dinyatakan lulus dengan mendapat sertifikat sebagai pelatih
dengan prestasi nilai di atas 9 sebanyak 10 orang
- Dinyatakan lulus mendapat sertifikat telah mengikuti
pelatihan TOT - SAIBA dan Sosialisasi SAKTI dengan nilai
antara 7 s.d. 8 sebanyak 29 orang.
Dari 10 orang lulus terbaik telah dipilih 3 orang untuk ditugasi
sebagai narasumber dan menyampaikan materi Jurnal danSimulasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Study
Kasus) sesuai lingkup tugas masing-masing Eselon I pada
Pelatihan SAIBA dan Sosialisasi SAKTI bagi petugas Unit
Akuntansi Wilayah (UAW) pada tanggal 2 s.d. 4 Oktober 2014
di Yogyakarta.
Adapun 3 orang yang dipilih dan telah diberi tugas, yaitu :
- Sdr. Bayu Ari Bowo, SE dari Sekretariat Badan Litbangkes
- Sdr. Muhamad Nur Ihwan, SE dari Rumah Sakit Fatmawati
- Sdr. Okta Wirahadi, SE dari Poltekkes Padang
Kami berharap agar masing-masing Eselon I dapat
memanfaatkan kader tersebut dengan baik.
c) Pelatihan SAIBA dan SAKTI bagi petugas UAPPA/B - Wilayah
Vertikal, di Yogyakarta dengan peserta sebanyak 180 orang
petugas Unit Akuntansi Wilayah.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
23
d) Mengikutsertakan 11 orang petugas SAI seluruh Eselon I untuk
mengikuti Training For Master Trainer yang diselenggarakan
oleh Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Kementerian
Keuangan, semuanya dinyatakan lulus.
Kami juga berharap agar SDM tersebut dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh masing-masing Eselon I.
2) Uji coba penerapan penyusunan Laporan Keuangan berbasis
akrual pada seluruh Satker Kantor Pusat dan Kantor Vertikal di
Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat diikuti oleh 64 Satker.
Adapun hasil ujicoba sebanyak 32 Satker selesai tuntas,
sedangkan sisanya 32 Satker tidak tuntas karena terkendala tidak
lengkapnya bahan data/dokumen sumber yang dibawa oleh
peserta.
3) Diterbitkan regulasi penerapan basis akrual, yaitu :
a) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
489/Menkes/XII/2014 tanggal 16 Desember 2014 tentang
Penerapan Standar dan Sistem Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Kementerian Kesehatan;
b) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
490/Menkes/XII/2014 tentang Pembentukan Satuan
Tugas Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual pada Kementerian Kesehatan;
4) Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan, telah
disampaikan kepada seluruh Unit Utama sesuai surat
Sekretaris Jenderal Nomor KU.01.02/III/2141/2014 tanggal 17
November 2014 hal Persiapan Implementasi Akuntansi
Berbasis Akrual di TA 2015.
Namun demikian masih ditemukan permsalahan-permasalahan
substansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
24
Permasalahan:Dalam proses penyusunan laporan keuangan, ditemui kendala sebagaiberikut :
1) Masih lemahnya monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran di
lingkungan Kementerian Kesehatan;
2) Pembinaan di bidang pengelolaan BLU masih belum optimal;
3) Penatausahaan BMN yang bermasalah belum terlaksana secara optimal;
4) Tata kelola hibah baik uang, barang, jasa atau surat berharga masih belum
optimal;
5) Belum semua BMN yang digunakan oleh satker Kantor Pusat (KP) dan
Kantor Daerah (KD) ditetapkan status penggunannya oleh pengguna barang
dan pengelola barang;
6) Terdapat hibah langsung dalam dan luar negeri yang belum mengikuti
mekanisme APBN;
7) Belum tercapainya pengelolaan BMN yang Tertib Adminstrasi, Tertib Fisik
dan Tertib Hukum (3T);
Usul Pemecahan masalah:Dalam proses penyusunan laporan keuangan, usul pemecahan masalahanyang dilakukan sebagai berikut :1) Penguatan monitoring dan evaluasi anggaran oleh tim konsultan monev;
2) Tim advokasi penyelesaian aset bermasalah;
3) Penatausahaan data dalam bentuk elektronik untuk mendukung e-audit;
4) Implementasi e-perjadin dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas
perjalanan dinas;
5) Koordinasi lintas sektor dan program dalam pengelolaan hibah langsung
baik berupa barang, uang, jasa atau surat berharga;
6) Penguatan Sistem Pengendalian Internal
7) Peningkatan frekuensi monitoring dan pembinaan satker BLU
8) Melakukan pemetaan satker KP dan KD yang belum selesai proses
penetapan status penggunaan BMN
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
25
Persentase Pengadaan Melalui e-procurement
Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dilakukan terkait masalah yang terjadi adalahsebagai berikut :
1) Pembentukan Tim Monitoring Evaluasi Anggaran di lingkungan Kemenkes
2) Pembentukan Tim Advokasi Penatausahaan Aset Bermasalah
3) Melakukan koordinasi dan pertemuan dengan DJPU Kemenkeu terkait
dengan permasalahan penyusunan laporan keuangan
4) Meningkatkan koordinasi dengan unit terkait penerima hibah langsung
dalam dan luar negeri
5) Melakukan pendampingan satker untuk menyelesaikan proses penetapan
status BMN
6) Meningkatkan frekuensi pembinaan dan monitoring satker BLU dengan
sistem jemput bola
7) Penyusunan peraturan tentang e-perjadin
2. INDIKATOR KEDUA
Untuk mencapai indikator kedua tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan,
antara lain :
Persentase Pengadaan Menggunakan e-procurementSasaran Kegiatan:
Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pelaksanaan APBN yang
berkualitas, transparan dan akuntabel.
Kondisi yang dicapai:
Target dari kegiatan ini yang akan dicapai dalam pengadaan
barang/jasa Kementerian Kesehatan menggunakan e-procurement
untuk tahun 2014 sebesar 90% dan terealisasi sebesar 89%, dengan
demikian pencapaian kinerja tidak sesuai target karena ada 7 (tujuh)
satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang ada di Provinsi DKI
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
26
Jakarta tidak menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan karena
tidak ada paket yang dilelangkan melalui LPSE Kementerian
Kesehatan.
Terobosan yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan BMN :
1. Ditetapkannya Standard Operasional Prosedur (SOP) Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Kementerian Kesehatan Nomor
KN.01.01/3/742/2014,KN.01.01/3/743/2014, KN.01.01/3/744/2014
tanggal 21 Maret 2014, Nomor KN.01.01/3/761/2014,
KN.01.01/3/762/2014 tanggal 24 Maret 2014;
2. Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian
Kesehatan;
3. LPSE Kementerian Kesehatan melaksanakan pelatihan SPSE
bagi PPK, Pokja ULP dan Pejabat Pengadaan;
Selain itu Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) memberikan award 2014 kepada LPSE
Kementerian Kesehatan Kategori Pelaksanaan Standarisasi LPSE,
Kementerian Kesehatan berhasil memenuhi 17 standar, ke-17
Standard tersebut yakni : Standar Kebijakan Layanan, Standar
Pengorganisasian Layanan, Standar Pengelolaan Aset Layanan,
Standar Pengelolaan Resiko Layanan, Standar Pengelolaan Layanan
Helpdesk, Standar Pengelolaan Perubahan, Standar Pengelolaan
Kapasitas, Standar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Standar
Pengelolaan Keamanan Perangkat, Standar Pengelolaan Keamanan
Operasional Layanan, Standar Pengelolaan Keamanan Server dan
Jaringan, Standar Pengelolaan Kelangsungan Layanan, Standar
Pengelolaan Anggaran Layanan, Standar Pengelolaan Pendukung
Layanan, Standar Pengelolaan Hubungan dengan Pengguna
Layanan, Standar Pengelolaan Kepatuhan serta Standar Penilaian
Internal.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
27
100% = 89%
Foto : Penghargaan National Procurement Award Kepada LPSE Kementerian Kesehatan RI Kategori
Pemenuhan Terhadap Standar LPSE tahun 2014
Melalui kegiatan pengadaan menggunakan LPSE Kementerian
Kesehatan telah diselesaikan 1.046 paket dengan pagu paket
sebesar Rp. 3.378.107.993.517,76 dengan HPS sebesar Rp.
2.744.572.140.620,32 dan mampu menghemat keuangan negara
sebesar Rp. 185.380.484.328,11 atau sebesar 6,57% dari nilai pagu
selesai yang dilelangkan di LPSE Kementerian Kesehatan.
Jadi penghitungan persentase penggunaan fasilitas LPSE sebagai
berikut:
59 satker di KP dan KD (melalui LPSE)
66 satker KP dan KD (Prov. Jakarta)
Persentase satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah di Provinsi Jakarta
yang menggunakan fasilitas LPSE
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
28
Permasalahan :
1) Belum optimalnya pengisian Sistem Rencana Umum Pengadaan
(SiRUP);
2) Belum Semua Satuan Kerja Kantor Daerah menggunakan LPSE
Kementerian Kesehatan;
3) Belum terbentuknya ULP Permanen;
4) Percepatan pelaksanaan pengadaan di awal tahun belum semua
terealisasi;
5) Ada temuan oleh APIP.
Usul Pemecahan masalah :
1) Meningkatkan koordinasi dan konsultasi yang berkelanjutan
dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP);
2) Pembentukan ULP yang Permanen
3) Perlunya ada pembinaan dalam rangka mengurangi temuan-
temuan oleh APIP
Rencana Tindak Lanjut
1) Meningkatkan koordinasi dan konsultasi yang berkelanjutan
dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP);
2) Mengusulkan ULP ke dalam SOTK Kementerian Kesehatan
3) Melaksanakan Pembinaan Teknis dan Konsolidasi Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
D. INDIKATOR PENUNJANG
Sebagaimana uraian di atas maka dalam pencapaian sasaran strategis yang
menjadi indikator penunjang dalam program kegiatan Pembinaan Pengelolaan
Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara adalah:
1. Laporan Administrasi dan Ketatausahaan Satuan Kerja dengan alokasi
dana sebesar Rp. 3.213.047.000,- penyerapan dana sebesar
Rp2.882.530.500,- atau 90,23%;
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
29
2. Laporan Perencanaan dan Anggaran dengan alokasi dana sebesar
Rp456.915.000,- penyerapan dana sebesar Rp335.301.000,- atau 74,52%
3. Layanan Perkantoran
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin berupa penyelenggaraan
operasional dan pemeliharaan perkantoran dengan alokasi dana sebesar
Rp2.586.930.000,- penyerapan dana sebesar Rp2.174.977.063,- atau
84,08%;
4. Penyediaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Kegiatan ini merupakan penyediaan peralatan dan fasilitas lainnya dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Biro Keuangan
dan BMN. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah Rp 602.050.000,-
dengan realisasi sebesar Rp554.826.990,- atau sebesar 92,16%
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
30
E. REALISASI ANGGARAN
Biro Keuangan dan BMN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
didukung oleh anggaran DIPA Biro Keuangan dan BMN Nomor: DIPA-
024.01.1.465921/2013 tanggal 5 Desember 2013 sebesar Rp. 33.010.938.000,-,
pada tanggal 23 Juli 2014 dilakukan Revisi DIPA menjadi sebesar Rp.
28.011.190.000,- dan 12 Desember 2014 dilakukan revisi ketiga namun anggaran
tetap sebesar Rp. 28.011.190.000,-. Realisasi keuangan pada tahun anggaran
2014 adalah sebesar Rp25.099.582.953- (89,61%). Realisasi pada tahun 2014 ini
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013. Alokasi anggaran pada
tahun 2013 sebesar Rp31.400.444.000,- dengan realisasinya sebesar
Rp25.897.828.098.
Kenaikan tersebut disebabkan antara lain :
a. Kenaikan Belanja Barang berupa Belanja Perjalanan Dalam Negeri yaitu
sebesar Rp17.636.626.400,- atau 72,71% dari total Belanja Barang TA 2014
b. Kenaikan Belanja Modal berupa Belanja Modal Lainnya yaitu sebesar
Rp569.635.000,- atau 45,74% dari total Belanja Modal TA 2014.
Namun dari peningkatan realisasi anggaran tersebut, masih ditemukan kendala-
kendala yang menyebabkan realisasi tidak maksimal yaitu adanya revisi anggaran
yang menyebabkan terganggunya dan terhambatnya pelaksanaan kegiatan dan
terganggunya jadwal kegiatan yang sudah direncanakan.
Beberapa revisi yang terjadi pada tahun anggaran 2014 diantaranya adalah :
a) Adanya revisi efisiensi anggaran
b) Adanya revisi mak/akun pada RKA-KL
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
31
F. PERBANDINGAN KINERJA ANTARA TAHUN 2014 DENGAN TAHUN 2013
Tabel : Perbandingan kinerja antara tahun 2014 dengan tahun 2013
No Indikator Kinerja 2014 2013
Target Realisasi Target Realisasi
1 a. Jumlah Laporan Keuangan
Kementerian Kesehatan
1. Laporan Keuangan
Tahunan T.A. 20131 1 1 100%
2. Laporan Semester Tahun
20141 1 1 100%
b. Persentase Pengadaan
melalui e-procurement90% 89% 85% 94%
Perbandingan ”Jumlah Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan” (dalam
presentase) antara tahun 2014 dengan tahun 2013, adalah sebagaimana digambarkan
dalam Grafik
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
32
Perbandingan ”Persentase Pengadaan melalui e-procurement” antara tahun
2014 dengan tahun 2013, adalah sebagaimana digambarkan dalam Grafik
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
33
BAB IVPENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2014
merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,
kebijakan, program dan kegiatan Biro Keuangan dan BMN kepada pimpinan
(Sekretaris Jenderal) dan seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun
tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di bidang
Keuangan dan BMN.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa bagian dan subbagian di Biro
Keuangan dan BMN telah dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2014
untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian
Kesehatan 2010-2014 yang diatur dengan SK Menkes Nomor HK.03.01/160/I/2010.
Hal ini didukung dengan fakta bahwa kinerja Biro Keuangan dan BMN pada tahun
2014 telah berhasil merealisasikan kegiatan yang merupakan penjabaran dari
program dan sasaran Sekretariat Jenderal dalam rangka dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya untuk Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Anggaran Dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan Secara Efektif,
Efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan. Sehubungan dengan sasaran tersebut di
atas, Biro Keuangan dan BMN menitikberatkan pada kualitas Laporan Keuangan
Kementerian Kesehatan yang diselesaikan dan peningkatan jumlah pengadaan
menggunakan LPSE.
Laporan Akuntabilitas KinerjaBiro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
PENGUKURAN KINERJA
Unit Eselon II : Biro Keuangan dan BMNTahun : 2014
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian%
(1) (2) (3) (4) (5)Meningkatnya KualitasPengelolaanAnggaran Dan BarangMilik Negara (BMN)KementerianKesehatan SecaraEfektif, Efisien DanDilaporkan SesuaiKetentuan
A Tersusunnya laporan keuangan KementerianKesehatan setiap tahun anggaran sesuai StandarAkuntansi Pemerintah (SAP) dengan opini WajarTanpa Pengecualian (WTP) :b. Laporan Keuangan Tahunan 2013 1 1 100%b. Laporan Keuangan Semester I 2014 1 1 100%
B Persentase Pengadaan melalui e-procurement 90% 89% 99%
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014 : Rp. 33.010.938.000,- (Sebelum Revisi)Rp. 28.011.190.000,- (Setelah Revisi)Rp. 28.011.190.000,- (Setelah Revisi)
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2014 : Rp. 25.099.582.953,-
PENETAPAN KINERJA
Unit Organisasi Eselon II : Biro Keuangan dan Barang Milik NegaraTahun Anggaran : 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target(1) (2) (3) (4)
Meningkatnya kualitas
pengelolaan anggaran dan
Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Kesehatan
secara efektif, efisien dan
dilaporkan sesuai ketentuan.
1. Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan
setiap tahun anggaran sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP)
2
2. Presentase pengadaan menggunakan e-procurement 90 %
Jumlah AnggaranPembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara : Rp. 33.010.938.000,-22.053.740.000,-
Jakarta, 2014
Pihak kedua, Pihak pertama,Sekretaris Jenderal Kepala Biro Keuangan dan BMN
dr. Supriyantoro, SP. P, MARS Wiwik Widarti, SKM, MMNIP. 195408112010061001 NIP. 195611281978042001
M
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Unit Organisasi Eselon II : Biro Keuangan dan Barang Milik NegaraTahun Anggaran : 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target(1) (2) (3) (4)
Meningkatnya kualitas
pengelolaan anggaran dan
Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Kesehatan
secara efektif, efisien dan
dilaporkan sesuai ketentuan.
1. Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan
setiap tahun anggaran sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP)
2
2. Presentase pengadaan menggunakan e-procurement 90 %
Jakarta, Maret 2014Kepala Biro Keuangan dan BMN,
Wiwik Widarti, SKM, MMNIP.195611281978042001