Ya , mungkin hal ini hanya bisa dituliskan saja, karena jujur tak cukup berani untuk mengatakan. Malam malam terus berganti, memaksa untuk tetap membuka mata, menyisakan berkas hitam dibawah mata, tapi yang terfikir hanyalah suara, tawa, eskrim, dan gramedia. Memang, hal ini mungkin disebabkan karena keinginan yang sama dengan apa yang banyak difikirkan orang yang sedang berada dalam keadaan yang kacau. Tapi, ironi hanyalah ironi, yang nyata hanyalah kenyataan. Jika dipaksa untuk jujur disaat yang tidak tepat, aku akan mengatakan bahwa jujur aku menyukai dan menginginkannya, tentu saja atas ridho Nya.