inovasi pemerintah daerah dalam pelayanan …
TRANSCRIPT
1
INOVASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAYANAN
KESEHATAN 24 JAM DI KABUPATEN BANTAENG
SULISTIAWATI
Nomor Stambuk : 105640155211
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
2
INOVASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAYANAN
KESEHATAN 24 JAM DI KABUPATEN BANTAENG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memproleh Gelar
Sarjan Ilmu Pemerintahan
Disusun Dan Diajukan Oleh
SULISTIAWATI
No.Stambuk:105640155211
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
3
4
5
ABSTRAK
SULISTIAWATI : 2015. Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan
Kesehatan 24 Jam Di Kabupaten Bantaeng.(dibimbing oleh Ihyani malik Dan
A. Luhur Prianto)
Inovasi pemerintah dalam pelayanan kesehatan merupakan salah satu urusan
otonomi yang dimiliki banyak ruang inovasi karena tantangan layanan kesehatan
bersifat sangat konpleks ,kompleksitas itulah yang selalu menghasilkan berbagai
ide selain menghasilkan kebaruan dalam suatu pembaruan inovasi pemerintah
antara lain dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik dipemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Di tingkat daerah, misalnya disaat ini ada beberapa
kabupaten dan kota yang sudah berhasil mengadakan inovasi-inovasi
administrasi, sehingga dapat memperbaiki penyelenggaraan pemerintah, serta
dapat melayani masyarakat dengan lebih baik. Tetapi kinerja pemerintah daeah
dalam melaksanakan pelayanan publik dan meningkatkan pencapaian
pembangunan daerah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (menjelaskan kondisi objek dengan
cara-cara ilmia) dengan informasi sebanyak 9 (sembilan) orang yang dipilih
berdasarkan pandangan dari penulis bahwa informasi tersebut memiliki
pengatahuan dan informasi mengenai masalah yang penulis teliti antara lain:
kepala pelayanan kesehatan ,pegawai rumah sakit, masyarakat pengguna
layanan(pasien), tokoh masyarakat. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen berupa ; observasi dan dokumentasi serta dikembangkan dengan
wawancara terhadap informasi
Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa inovasi pemerintah daerah dalam
pelayanan kesehatan 24 jam dia Kabupaten Bantaeng bisa dikategorikan
pelayanan yang baik dan maksimal, karena berdasarkan aturan-aturan pemerintah
itu sendiri dan dirasakan pelayanan terhadap tokoh masyarakat dan pengguna
layanan(pasien).
Kata kunci : inovasi pemerintah daerah dan pelayanan kesehatan
6
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL.........................................................................................i
HALAMANPENGAJUAN..............................................................................ii
HALAMANPESETUJUAN...........................................................................iii
KATAPENGANTAR......................................................................................
ABSTRAK......................................................................................................vii
DAFTARISI..................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.................................................................................5
C. TujuanPenelitian...................................................................................6
D. Manfaat Penelitian................................................................................6
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dan Teori............................................................................ 7
1. Konsep InovasiPemerintah.......................................................... 7
2. Prinsip-Prinsip Inovasi............................................................. 20
3. Konsep Pelayanan Kesehatan..................................................... 21
4. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan................................................. 36
5. Jenis Dan Faktor PelayananKesehatan....................................... 37
B. Kerangka Pikir.................................................................................. 39
C. Fokus Penelitian................................................................................. 41
D. Deskripsi Fokus Penelitian............................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian............................................................ 43
B. Jenis Dan Tipe Penelitian...................................................................43
C. Sumber Data.......................................................................................43
D. Informan Penelitian............................................................................ 44
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 44
F. Teknik Analisis Data..........................................................................45
G. Teknik Pengabsahan Data................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian............................................................... 48
1. Luas Wilayah Kabupaten Bantaeng............................................. 48
2. Pelayanan Kesehatan Di Kebupaten Bantaeng............................ 48
3. Visi Misi................................................................................... 50
7
4. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng........ 50
B. Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Kesehatan 24 Jam..... 52
1. Aspek Efektivitas Dalam Inovasi Pemerintah Daera................... 52
2. Aspek Pembarauan Dalam Inovasi Pemerintah Daerah.............. 56
3. Aspek Tingkat Perubahan Dalam Inovasi Pemerintah Daerah.... 58
4. Kepuasan Masyarakat................................................................ 61
C. Upaya Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan 24 Jam................. 63
1. Aturan.............................................................................................64
2. Fasilitas...........................................................................................65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................69
B. Saran......................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep inovasi secara umum dianggap mempersentasikan langkahperubahan
atau sebuah ide, praktek atau objek yang dipahami sebagai sesuatu yang baru
oleh masing-masing individu atau yang lainnya, inovasi umum
memilikikeharusan dalam penetapan suatu daerah yang berinovasi, suatu proses
pembaruan terdapat apa yang telah dilakukan sebelumnya pembaruan tersebut
dilakukan untuk maksimalkan keuntungan dan manfaat dibandingkan dengan
sebelumnya dilakukannya inovasi tersebut,organisasai publik karena itu inovasi
di identikan sebagai suatu yang baru, yang menunjukan kinerja yanga lebih baik
dari pada pola-pola sebaelumnya. Di Indonesia istilah inovasi dalam konteks
penyelanggaraan pemerintah mulai mengemukakan terutama sejak
diberlakukannya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah tahun 2001 jumlah
daerah giat mengembangkan inovasi dalam memperbaikki tata kelola
pemerintahan, pelayanan publik, dan perbaikan iklim ekonomi. Inovasi bahkan
menjadi kata kunci penting dalam menakar berhasil tidak penyelenggaraan
pemerintah dan pelayanan publik.
Inovasi pemerintah daerah keharusan guna untuk mengimplementasikan dari
pelaksanaan desentralisasikan yaitu mengupayakan peningkatan kesejahteraan
bagi masyarakatnya atau mencapai kemakmuran dan kesejateraan bagi
masyarakat dan daerahnya inovasi program yang terbukti mampu membawa
1
9
kemajuan bagi sebuah daerah yang sebelumnya terbelakang menjadi daerah yang
maju secara ekonomi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,
inovasi adalah merupakan proses yang dimulai dengan keinginan untuk menjadi
lebih baik inovasi sangat terkait dengan penemuan dimana secara umum inovasi
muncul dari sebuah proses dan dari sebuah perencanaan besar. 10 tahun terakhir,
banyak daerah menunjukkan peningkatan kinerja yang dipicu oleh praktif
inovatif inovasi yang didasarkan pada semangat untuk pelayanan public dalam
birokrasi perlambat buat apa dipercepat dibidang tata kelola pemerintahan
banyak inovasi dilakukan oleh pemerintah daerah antara lain upaya
pengembangan system transparansi mekanisme penanganan masyarakat, dan
pengembangan forum-forum lintas pemengkuh kepentingan dalam rangka
meningkatkan partisipasi masyarakat.
Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan
pelayanan kesehtan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat umum,dan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit sertah memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Dan pelayanan
kesehatan adalah sejatera dari badan, jiwa, sosial memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis, upayah kesehatan setiap kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat
10
Sistem kesehatan di indonesia tidak terlepas dari pembangunan pelayanan
kesehatan, intinya pelayanan kesehatan merupakan seluruh aktifitas uang
mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan mengembalikan dan
memelihara kesehatan denagan distribusi yang adil bagi masyarakat sistem
pelayanan kesehatan tidak hanya menilai dan memfokus kepada pada tingka
yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu dilakukan pemerintah untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan.
Pada umumnya bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya membatasidiri pada
jasad manusia yangsakit akan tetapi juga memberikan perhatian sepenuhnya
terhadap peningkatan pasien ke arah pemulian kesehatannya. Bahkan pelayanan
kesehatan melangkah lebih baik lagi, yakin menjaga, memelihara, dan
mempertahankan derajad kesehatan masyarakat. Demikian dengan pendekatan
pelayanankesehatan yang menjadi comunisi opini saat ini ialah bukan hanya
pelayanan, akan tetapi juga fungsi sosial dan segala bentuk keterkaitan
kemanuasiaan seutuhnya, menjadi sasaran utamanya.
Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bantaeng diarahkan agar pelayanan
kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat
kesehatan merupakan bagian yang terpenting dan diharapkan dapat menghasilkan
derajat kesehatan yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial maupun ekonomis. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
berupa rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan, semakin ditingkatkan
jumlahnya sesuai dengan rencana pertahapannya, sejalan dengan itu penyediaan
11
obat-obatan, alat kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan peningkatan
penyuluhan di bidang kesehatan.
Khusus tentang inovasi telah ada landasan hukumnya dalam UU No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bertajuk Inovasi Daerah. Dari Pasal 386
hingga Pasal 390 UU 23/2014.Inovasi yang dimaksud dalam Pasal 386 adalah
semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Bentuk
pembaharuan antara lain penerapan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi dan
temuan baru dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan inovasi daerah
mengacu pada prinsip : (1) peningkatan efisiensi; (2) perbaikan efektivitas;
(3) perbaikan kualitas pelayanan; (4) tidak ada konflik
kepentingan; (5) berorientasi kepada kepentingan umum; (6) dilakukan secara
terbuka; (7) memenuhi nilai-nilai kepatutan; dan (8) dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri,pemerintah
Kabupaten Bantaeng mengeluarkan SK Nomor 1313/440 1.3.8/2010.Tentang
1.Meningkatkan status dan fungsi sarana pelayanan kesehatan dari puskesmas
rawat jalan menjadi puskesmas inap. 2. Puskesmas rawat inap mempunyai punyai
tugas melaksanakan program pelayanan kesehatan dasar, pelayanan rujukan dan
pelayanan rawat inap. 3. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal yang
ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat keliruan didalamnya maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Maka dari itu Pemerintah kabupaten bantaeng membuat kebijakan tentang
pelayanan kesehatan 24 jam di Kebupaten Bantaeng, sebab menjadi kewajiban
segenap jajaran pemerintah mulai dari daerah hingga ketingkat pusat untuk
12
melakukan inovasi dalam pemberian layanan kesehatan yang mudah diakses oleh
masyarakat, termasuk layanan mobile melalui kunjungan ke pasien-pasien yang
membutuhkan layanan kesehatan, sebagaiamana yang selama ini telah
dimplementasikan di Kabupaten Bantaeng, sejak di berlakukanya kebijakan
tenatang pelayanan kesehatan 24 jam di kabupaten bantaeng.
Maka layanan dokter dengan berbagai peralatan standar international siap
siaga selama 24 jam, masyarakat cukup menghubungi call center 113 saja, tim
dokter dan perawat akan melakukan kunjungan kerumah-rumah masyarakat yang
mengalami keluhan kesehatan, sifat layananyapun diberikan sesuai standar
operasional apa perlu diselesaikan di tempat, di rujuk ke puskesmas rawat inap,
dirujuk ke Rumah Sakit.Untuk itu saya mengambil judul penelitian ini agar saya
mengetahui bagaimana‘’Inovasi Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan 24
jam di Kabupaten Bantaeng’’.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang dikemukakan diatas,maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana inovasi pemerintah dalam pelayanan kesehatan 24 jam Di
Kabupaten Bantaeng ?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan 24 jam di
Kabupaten Bantaeng ?
13
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengatahui Inovasi pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan 24
jam di Kabupaten Bantaeng
2.Untuk mengatahui upaya yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan 24 jam di
Kabupaten Bantaeng
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis, Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi untuk
mengatahui pelayanan kesehatan 24 jam dikabupaten bantaeng.
2. Manfaat Akademis, Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi dan
bahan kajian lanjutan bagi ilmu pemerintahan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dan Teori
1.Konsep Inovasi pemerintah
Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya.orang atau wirausahawan yang slalu
berinovasi, maka ia dapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang
inovatif (Drucker. 2005:20).
Seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan perbaikan,
menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan yang sudah ada.
inovatif juga merupakan sikap penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh
seorang wirausahawan. wirausahawan yang slalu melakukan inovasi
dalam ushanya. maka keuntungan dan kesuksesan akan ia dapat. inovatif
merupakan implikasi dari karakteristik wirausahawan yang mampu
membawa perubahan pada lingkungan sekitarnya. inovatif secara tidak
langsung menjadi sifat pembeda antara wirausahawan dengan orang biasa,
maupun pengusaha. seorang wirausahawan akan selalu memikirkan untuk
melakukan sesuatu yang berbeda, tidak seperti yang dipikirkan dan
dilakukan oleh kebanyakan orang. kreatif dan inovatif adalah suatu
kemampuan untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif
menjadi sumber daya yang produktif sehingga memberikan nilai
ekonomis. baik langsung maupun tidak langsung seorang wirausahawan
adalah orang yangmampu membawa perubahan pada lingkunganya.
9
15
disisilain ia juga orang yang sanggup menerima perubahan yang terjadi
dan menyikapi perubahan tersebut dengan positif. ia juga berani
mengambil resiko berhasil ataupun gagal di setiap jalan yang ia ambil.
wirausahawan mampu bertahan pada kondisi perekonomian yang sulit dan
serba kalut. karena disaat semua resah, ia memiliki kreasi dan inovasi
untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif menjadi sumber
daya yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomisDrucker.
2005:20)
Berdasarkan pengertian diatas, Robbins (2009: 55) lebih memfokuskan
pada tiga hal utama yaitu :
1. Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena
yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini
dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai
pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.
2. Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru
yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan
percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk
produk dan jasa yang siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk
hasil inovasi dibidang pendidikan.
3. Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan
dan melakukan perbaikan (Improvement) yang terus menerus sehingga
buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.
16
Inovasi pemerintah menurut Pranada, 2003:14-16 adalah suatu hal yang sekarang
ini sedang memasuki trend, sedangkan inovasi sendiri memiliki pengertian
sebagai kemampuan pemimpin daerah untuk membuat sebuah terobosan dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,termasuk diantaranya
kemampuan marketing dan promosi bagi daerah. Salah satu yang sedang
bekembang belakang adalah adanya website pemerintah daerah yang interaktif,
guna untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi seputar
pelaksanaan pemerintah daerahmelaksanakan transparansi hingga memudahkan
pembayaran atas perizinan daerah.
Dengan adanya azaz desentralisasi,daerah-daerah di indonesia pun berlomba-
lomba untuk memajukan daerah dengan beragam desentaralisasi khussusnya di
bagian pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota, dan
beberapadaerah di indonesia pun banyak mendapatkan penghargaan terbaik yang
dilakukan pemerintah, namun kesuksesan pemerintah daerah dalam melakukan
inovasi dibilang E-geverment secara keseluruhan masih dirasa kurang
berkembang. Banyak daerah yang informasinya tidak terbaharukan, hal ini karna
kurangnya tenaga ahli didaerah tidak hanya kelompok sasaran bagi pemerintah
daerah,dan yang ingin mengembangkan inovasi berbasi E-government
Menurut Solihin 2001: 22, Inovasi pemerintahan antara lain dalam
peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat, baik di tingkat Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah. Di tingkat Daerah, misalnya saat ini ada
beberapa kabupaten dan kota yang sudah berhasil mengadakan inovasi-inovasi
administrasi, sehingga dapat memperbaiki penyelenggaraan pemerintahan, serta
17
dapat melayani masyarakat dengan lebih baik. Tetapi kinerja pemerintah daerah
dalam melaksanakan pelayanan publik dan meningkatkan capaian pembangunan
manusia, sebetulnya masih belum merata.Khusus akses dan kualitas terhadap
pelayanan pendidikan serta kesehatan, masih bervariasi di seluruh daerah. Yang
juga memprihatinkan, sebagian besar dari anggaran pendidikan dan
kesehatan,sebagian dialokasikan untuk biaya personel, bukan untuk investasi
prasarana dan perbaikan kualitas pelayanan publik
Menurut Zangwill (dalam Lena Ellitan dan Lina Anatan 2009:10) inovasi
pemerintah merupakan suatu hal yang penting dalam mencapai keunggulan
konpetitif. Tanpa inovasi,pemerintah tidak dapat merubah suatu hal dan apabila
inovasi tidaklah muncul maka perubahan akan mati. Perusahan yang melakukan
inovasi secara terus-menerus akan dapat mendominasi pasar, dengan kreasi,
model dan penampilan produk yang baru. Pada akhirnya dengan strategi inovasi
akan memunculkan keunikan produk yang baru. Pada akhirnya dengan strategi
inovasi akan memnculkan keunikan produk yang sulit di tiru pesaing.
Inovasi pemerintah merupakan penemuan baru dalam menemukan suatu hal yang
baru untuk mewujudkan perubahan atau konsep yang relatif baru dalam literatur
administrasi publik (public administration).Hasil penelitian Mars (dalam Asropi,
2008:247) mengungkapkan bahwa sampei tahun 1996 tidak publikasi dari tulisan
admistrasi Administrative Reform publik yang mengulas tentang inovasi
pemerintah. Adapun literatur klasik yang memuat konsep inovasi pemerintah
dalam konteks reformasi antara lain adalah artikel “Innovation InBureaucratic
Institusons” tulisan Alfred Diamant yang dimuat jurnal Publik Administration
18
Review (PAR) pada tahun 1967. Selain itu, adalah buku karya caiden yang
berjudul , diterbitkan pada tahun 1969. Dalam bukunya tersebut, caiden (dalam
Asropi, 2008:247) menguraikan inovasi pemerintah sebagai: bagian dari reformasi
admistrasi (administrative reform). Beberapa tulisan tersebut menandai mulai
diperhatikannya inovasi oleh para pakar administrasi publik.Hanya saja, konsep
inovasi pemerintah kemudian masih belum cukup populer dalam ranah
administrasi publik dan reformasi admistrasi.Inovasi popular dalam bidang
tersebut baru pada decade terakhir.
Pengertian lain dari inovasi pemerintah dipaparkan oleh Fontana 2011:18, yang
mengatakan bahwa: inovasi pemerintah sebagaikeberhasilan ekonomi berkat
adanya pengenalan cara barunya atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam
mentransformasi infut menjadi output yang menghasilkan perubahan besar atau
drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen
atas manfaat suatu produk (barang dan atau jasa) dan harga yang ditetapkan oleh
prosuden.
Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya.seseorang yang inovatif akan selalu berupaya
melakukan perbaikan, menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan
yang sudah ada. inovatif juga merupakan sikap penting bagi yang hendaknya
dimiliki oleh seorang wirausahawan. wirausahawan yang slalu melakukan inovasi
dalam usahanya maka keuntungan dan kesuksesan akan ia dapat.
Menurut Danim (2002, 43), Mendefinisikan,inovasisebagai suatu gagasan baru
yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses
19
dan jasa.inovasi adalah pengenalan ide baru yang berupa metode atau seperangkat
komponen dalam kurikulum, Berdasarkan pengertian tersebut, Danim(2002, 43),
memfokuskan pada tiga aspek inovasi yaitu :
1. Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang
sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini dapat
berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, ide, sistem sampai pada
kemungkinan gagasan yang mengkristal.
2. Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang
ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan
sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan
jasa yang siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk hasil inovasi
dibidang pendidikan.
3. Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan
melakukan perbaikan (improvement) yang terus menerus sehingga buah
inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.
Menurut Ibrahim (2006, 56) Adapun 4 ciri-ciri inovasi sebagai berikut :
a. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatuinovasimemiliki ciri yang khas
dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang
diharapkan.
b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki
karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki
kadar Orsinalitas dan kebaruan.
20
c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti
bahwa suatuinovasidilakukan melalui suatu proses yang yang tidak
tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan
program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan
harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Ibrahim (2006) inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun
diskoveri.Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Untuk lebih mengetahui inovasi ini terdapat
dua istilah yang lain yang memiliki pengertian yang sama dengan inovasi yaitu :
1. Discoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal
yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.
2. Invensi adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil
kreasi manusia , benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya
belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru.
Menurut Fontana aspek pokok inovasipemerintah yang digunakan adalah:
a. Efektivitas,adalah perubahan yang dinilai secara objektif dan berbagai
kepentingan dalam organisasi atau perubahan dalam suatu wilayah yang
ditemukan
b. pembaruan, inovasi menghasilkan suatu yang baru
21
c. Tingkat perubahan, perubahan yang dihasilkan
Selain itu, Fontana, 2011;18 juga mengatakan bahwa, inovasi pemerintah yang
berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai besar untuk konsumen, untuk
komunitas danlingkungan pada saat yang sama.
Efektifitas adalah baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang
menghasilkan keluhan sesuai dengan yang diharapkan ini berarti bahwa apabila
suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik waktu dan biaya
maka dapat dikatakan efektivitas (Ravlanto, 2008:11). perubahan yang dimaksud
perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik untuk mendesain suatu
organisasi dengan cara melakukan perubahan yang terjadi dilingkungan untuk
mencapai sasaran yang baru (Lawin 2005:5). tingkat perubahan sebagaiamana
yang di ingainkan maka diperlukan baik dalam hal mengsikapi atau dalam
tingdakan dalam perubahan tersebut, bagaimana strategi dalam melakukan
perubahan yang efektif tingkat perubahan yang dilakukan adalah terlihat dari
suatu kondisi yang ada menuju kondisi yang diinginkan atau lebih
baik(Suhairistin 2004:5)
Menurut Everett M. Rogers, beliau mengemukakan inovasi pemerintah adalah
sebuah gagasan, ide, rencana, praktek atau benda yang diterima dan disadari
sebagai sebuah hal yang baru dari seseorang atau kelompok untuk di
implementasikan atau diadopsi, Gagasan atau ide baru yaitu pengolahan pola pikir
dalam mengamati fenomena yang sedang terjadi dalam segala bidang termasuk
22
bidang pendidikan, gagasan atau ide baru ini bisa berupa suatu penemuan dari
sebuah gagasan pemikiran, ide, sampai dengan kemungkinan gagasan yang
mengkristal. Produk & jasa merupakan hasil dari langkah lanjutan adanya gagasan
atau ide baru yang di follow up dengan segala kegiatan, kajian, percobaan dan
penelitian sehingga dapat melahirkan konsep yang konkret dalam bentuk produk
& jasa yang siap di implementasikan dan dikembangkan termasuk dibidang
pendidikan.Upaya perbaikan ialah usaha yang sistematis untuk melakukan
perbaikan dan melakukan penyempurnaan secara bertahap dan terus menerus agar
hasil inovasi itu dapat terasa manfaatnya.
Menurut Anderson,2003: 14 Teori inovasi pemerintah dalam sektor dapat
dibedakan dalam dua level analisis yaitu :
a. Inovasi dalam level nasional adalah ide inovasi yang terjadi dalam sebuah
sistem dari sebuah garis lurus. Inovasi-inovasi bukan sebagai hasil dari proses
yang dimulai dengan penalitian dasar dan berakhir dalam implementasi
teknologi dalam bentuk produk dan proses baru. Inovasi dipandang sebagai
hasil dari fungsi faktor, mekanisme dan hubungan interaksi yang
mempengaruhi proses inovasi. Oleh karena itu seluruh kelembagaan dan
organisasi serta proses harus dipelajari untuk memahami fenomena inovasi.
Sistem inovasi level nasional tidak mempunyai batas yang jelas, dapat level
supra-nasional atau sub nasional atau terbatas pada sektor tertentu, seperti
sektor industri. Secara teoritis, teori inovasi denagan unit analisis nasional ini
23
menghadapi masalah pada elemen apa yang hendak dibatasi dari
sistemnya.inovasi pada tingkat nasional ini mempunyai kelemahan dalam
menganalisis.
b. Inovasi pemerintah adalah inovasi ini dipandang sabagai proses yang
terbuka,dinamik dan non liner dan oleh karena itu sulit dikontrol dan
diprediksi. Inovasi biasanya terjadi dalam tiga tahap, yaitu periode
pengembangan, dan periode implementasi, dan konteks dimana inovasi terjadi
Menurut Resto(2006:450) inovasi pemerintah daerah merupakan upaya
mempertahankan keberadaan organisasi dalam lingkungan. Adanya inovasi
organisasi ini diharapkan dapat menanggapi kompleksitas lingkungan dan dinamis
perubahan lingkungan terutama dalam persalingan yang ketat dan menciptakan
sumber-sumber badi keunggulan tersebut. Hal tersebut dapat dicapai melalui 1)
pengenalan teknologi baru 2) aplikasi baru dalam produk dan pelayanan
3)penyumbangan pasal baru 4) pengenalan bentuk baru organisasi
Inovasi pemerintah daerah berdasarkan komponen krusial yang perlu
ditingkatkan sebagai starategi dibanyak organisasi untuk menanggapi kecepatan
perubahan teknologi yang tidak dapat diprediksi dan dilatar belakangi oleh
ketergantungan badan teknologi yang berpengalaman tinggi dan perusahan yang
cepat tanggap dalam hal bentuk produk dan tata cara penyampaian produk inovasi
yang keterjemahkan dalam kerjasama komersial yang menguntungkan meninjau
pentingnya inovasi pemerintah dalam mempertahankan keberadaan dan
meningkatkan kemajuan organisasi maka organisasi diharapkan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendorong terjadinya
24
inovasi.Sebagaimana dikutip oleh Roste mengemukakan pola-pola utama proses
inovasi pemerintah,yaitu:
1. Proses inovasi sering tidak dimulai dengan satu ide pembaruan system
pemerintah terhadap daerahnya sendiri.
2. Usaha awal untuk inovasi sering didorong oleh “shock” dalam pasar atau
perusahaan;
3. Dalam periode pengembangan, inovasi awal dan aktivitas yang terjadi
secara divergen.kriteria untuk suksesdan kesalahan sering berubah sesuai
dengan proses
4. Personal inovasi yang terlibat dalam situasi yang cair, mereka cenderung
terlibat secara part time dan personalnya.
5. Pengembangan inovasi penyangkut pengembangan hubungan dangan
organisasi, asiosasi, perdagangan, dan intansi pemerintah Proses inovasi
berakhir ketika dilaksanakan dan lembagakan atau ketika sumberdaya
habis.
Menurut West (2000), inovasi berasal dari kreatifitas ide-ide baru. Inovasi
adalah penerapan ide-ide tersebut secara actual dan praktek. Hal-hal yang dapat
dilakukan inovasi adalah:
a) Tantangan dalam lingkungan organisasi
b) Tekanan yang kuat pada kualitas baik dalam proses maupun akhir
suatu layanan
c) Perusahaan yang telah memperkenalkan dan mengembangkan kerja
25
tim yang efektif lebih besar kemungkinan untu berinovasi.
d) Adanya tuntutan kebutuhan prosedur yang dirancang secara cermat
untuk memastikan kerja gabungan yang efektif
e) Adanya komunikasi dan koordinasi antar departemen
f) Dukungan manajerial yang berupa keinginan personil untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide mulai cara-cara
baru yang lebih baik.
g) Adanya asumsi-asumsi dasar organisasi yang terbuka untuk dikritisi
h) Partisipasi dan hubungan antar anggota organisasi
Coyne (2004) mengatakan bahwa inovasi dilakukan dengan tujuanmenurunkan
tingkat biaya, meningktakan efisiensi, menyampaikan kualitas yang
baik pada harga yang sesuai, kemungkinan memperoleh provit dan pertumbuhan.
Sumber-sember inovasi menurut Coyne dapat diciptakan melalui:
a) Penciptaan iklim yang kondusif, apabila ide karyawan
disambut,kontribusinya dihargai, maka hal ini akan memicu organisasi
untukkreatif.
b) Menerima kesalahan, apabila ide kreatif dan pemikiran yang
beranimerupaka elemen yang penuh resiko, jagan menghukum
sebuahkesalahan dari ide kreatif
c)mengkomunikasikan seluruh komitmen personil
d) menyusun tujuan, mematuhinya Dalam pandangan Coyne ini, inovasi
bersumber dari iklim keterbukaan baikitu, ide kreatif, tidak menghukum
26
suatu kesalahan dari ide kreatif,mengkomunikasikan komitmen dan
penyusunan tujuan.
Menurut Harvard (2003:29-37) terdapat enam sumberide inovasi yaitu:
a) Pengetahuan baru misalnya perkembangan sainsdan teknologi
b) Saran dan ide konsumen
c) Pengguna utama yaitu perusahaan dan individu,konsumen dan non-
konsumen pengguna utama yang memilikikebutuhab unik sesuai dengan
bidangnya
d) Desain yang memahami konsumen (emphatic design) ide inovasidiperoleh
melalui pengamatan terhadap penggunaan barang danmengidentifikasi
kebutuhan yang belum ditemukan pengguna.
e) Penemuan ide inovasi diperoleh denganmelakukan penelitian formal dan
pengembangan.
f) ide inoavsi diperoleh dengan mempekerjakan orangberbakat yang memiliki
perbedaan pandangan dengan organisasidalam pemecahan masalah.
Dalam pandangan coyne ini, inovasi bersumber dari iklim terbukaan baik itu ide
kreatif, tidak menghukum suatu kesalahan dari ide kreatif,mengkomunikasikan
komitmen dan penyususnan tujuan;
a. Pengatahuan baru, misalnya perkembangan sains
b. Saran dan ide konsumen
c. Pengguna utama yaitu perusahan dan individu, konsumen dan non
konsumen pengguna utama yang memiliki kebutuhan unik sesuai
dengan bidangnya
27
d. Desaian yang memahami konsumen ide inovasi yang diperlukan
melalui pengamatan terhadap pengguna barang dan mengindentifikasi
kebutuhan yang belum ditemukan pengguna
e. Penemuan, ide inovasi diperoleh dengan memperkerjakan orang
berbakat yang memiliki perbedaan pandangan dengan oerganisasi dan
pemecahan masalah.
2. Prinsip-prinsip inovasi
Pelaksanan inovasi yang baik dan terarah adalah inovasi yang menghasilkan dari
sesuatu yang kecil dan berfokus (Ducker 2007:66) membahas prinsip-prinsip
inovasi meliputi petunjuk dan harus dilakukan, hal-hal yang harus dilakukan
dengan tiga persyaratan dalam melakukan inovasi. Hal yang harul dilakukan
dalam berinovasi yaitu
a. Inovasi yang terarah dan sistematis. Inovasi yang terarah
mempertimbangkan area yang berbeda, sumber-sumber yang berbeda,
kepentingan yang berbeda dan waktu yang berbeda. Inovasi yang
sistematis diwakili dengan analisasi peluang dan langkah-langkah dari
sederhana ke kompleks
b. Inovasi meliputi hal yang konseptual maupun percetual. Konseptual
meliputi konsep perubahan analisis sumber daya internal, pelanggan,
peluang, harapan, nilai dan kebutuhan
c. Inovasi harus efektif, sederhana atau berfokus
d. Inovasi yang efektif, dimulai dari hal yang kecil
e. Memrlukan komitmen dari pimpinan
28
Adapun hal-hal yang harus di hindari dari praktek inovasi manurut Druker
(2007:90) yaitu:
a. Jangan melakukan banyak ha pada waktu yang bersamaan
b. Jangan berinovasi untuk masa depan
c. Berinovasi untuk masa sekarang
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan inovasi yaitu;
a. Inovasi adalah kerja maka dari itu memerlukan pengetahuan dan keahlian
yang tinggi
b. Inovator harus membangun inovasi berdasarkan kekuatan sendiri
c. Inovasi adalah dampak dari perubahan ekonomi dan kemasyarakatan
Prinsip inovasi yang ditemukan Drucker ini menekankan bahwa inovasi
dilakukan mulai dari suatu yang sederhana, kecil, fokus, memenuhi
kebutuhan sekarang yang dijalankan dengan didasari penegtahuan,
mempertimbangkan berbagai aspek dan perlu komitmen.
3. Konsep Pelayanan Kesehatan
Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 4-8
disebutkan setiap orang behak atas kesehatan, akses atau sumber daya, pelayanan
kesehatan yang aman bermutu dan terjangkau, menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan, lingkungan yang sehat, info dan edukasi kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab, dan informasi tentang data kesehatan
dirinya.
29
Pelayanan kesehatan menurut Notoatmojo (2002:13) adalah sebuah konsep yang
digunakan dalam memberikan peleyanan kesehatan atau sebuah sub system
peleyanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan prevetif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat, atau uapaya
yang dilakukan secara bersama sama atau sendiri dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dam menyembuhkan
penyakit serta mememulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok, atau
masyarakat.pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar dan dapat
diterima oleh masyarakat artinya pelayanan kesehatan tersebut dapat mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat serta bersifat tidak
wajar,bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.
Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba yang dikutip dari Hilda
Herdiani (2015), adalah setiap upaya yang akan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga dan kelompok.
Menurut Somers dalam Azwar (2002) membagi pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu kepada 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan berbagai upaya kesehatan di
masyarakat seperti pelayanan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan,pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan.
Dianggap terpadu bila mengandung kelima unsur ini.
30
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan menyeluruh. Jadi tidak
hanya memperhatikan kesehatan penderita saja, akan tetapi juga
memperhatikan keadaan sosial ekonomi, sosial budaya, sosial pysikologi dan
lain sebagainya. Pendekatan tersebut dapat ditempuh dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan Institusi
Artinya penyelenggaraan kesehatan dilakukan dalam satu atap. Setiap
jenis dan bentuk pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dikelola dalam
satu institusi kesehatan saja.
b. Pendekatan Sistem
Akibat kompleksnya pelayanan kesehatan, maka adalah mustahil untuk
menyediakan segala bentuk dan jenis pelayanan dalam satu institusi,
Karen terlalu mahal dan tidak efektif dan efisien.
Tjiptoherijanto (2008;9),umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya,
masyarakat sering dikatakan berada dalam keadaan membutuhkan,telah mencoba
untuk membuat suatu kerangka pikir tentang siapakah yang sebenarnya
mengatakan (melakukan), tentang apa (bagi) siapa. Formula Spek melibatkan tiga
kelompok yaitu masyarakat, ahli medis, dan perorangan,atau Kebutuhan
seseorang terhadap pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, karena
merupakan wujud dari masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang
tercermin dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk menentukan
perkembangan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat mengacu pada
perkembangan pola penyakit di masyarakat.
31
Menurut,(Jefkins, 2002:34) Layanan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, oleh
karena itu pemenuhan terhadap tuntutan kesehatan sedikit pengaruhnya terhadap
perubahan derajat kesehatan, karena sifatnya yang subjektif, maka tuntutan
terhadap kesehatan sangat dipengaruhi oleh status sosial masyarakat itu sendiri.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka banyak
hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum
dipengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang
sebenarnya merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat tersebut.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang berorientasi pada
kepuasan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata pengguna jasa.Kepuasan adalah suatu keadaan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggan dapat dipenuhi melalui produk yang diberikan
(Haffizurrachman, 2004:67).Sedangkan menurut Gerson,2004:87) pelayanan
kesehatan adalah bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan pengalaman
tehadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan.
Menurut Azwan (2005) pemenfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan
fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap,
kunjunagan rumah olah petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari
permanfaat pelayanaan kesehatan terserbut yang didasarkan pada ketersediaan,
penerima masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai olah masyarakat terjangkau
sarta bermutu.atau mempunyai syarat pokok pelayanan kesehatan adalah
32
kesehatan harus memiliki berbagai persyaratan pokok yaitu persyaratan pokok
yang memberikan pokok yang member pengaruh kepada masyarakat dalam
menentuksn pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan. Dan
pemakai jasa pelayanan kesehatan rumah sakit menilai dimensi mutu yang paling
penting adalah efisiensi (45 %), perhatian dokter secara pribadi (40 %),
pengetahuan ilmiah yang dimiliki dokter (40 %), keterampilan dokter (35 %) dan
kenyamanan pelayanan yang diberikan atau dirasakan oleh pasien (35 %)
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, diharapkan agar setiap
petugas mewujudkan kinerja yang baik, antara lain dengan tidak ada perlakukan
khusus dan juga dapat memberikan konstribusi maksimal terhadap pencapaian
tujuan. Disamping itu sangat diperlukan komitmen yang tinggi dari seluruh
petugas, mulai dari pimpinan hingga bawahan agar dapat memberikan pelayanan
bermutu dan berorientasi pada kepuasan pasien, dan dapat Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan, akan membawa keuntungan yaitu meningkatnya harapan
pasien dan meningkatnya citra rumah sakit bagi pasien, kepuasan terhadap suatu
pelayanan rumah sakit yang baik merupakan cerminan bahwa rumah sakit tersebut
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Namun demikian dari
berbagai penelitian dan fakta yang masih ada banyak keluhan terhadap pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang otomatis .
Defenisi yang paling simple diberikan oleh Winarsih, (2005:2) pelayanan
kesehatan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”.Ini adalah defenisi
yang paling simple. Sedangkan defenisi yang paling rinci diberikan oleh Gronroos
33
(dalam Rakminto dan Atik Septi Winarsih, 2005:3) : “pelayanan kesehatan adalah
suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang tidak bersifat kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dan
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
kesehatan yang dimaksudkan untukmemecahkan permasalahan konsumen dan
pelanggang”.
Dari dua defenisi tersebut diatas dapat diketahui bahwa ciri pokok pelayanan
kesehatan adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melihat upaya manusia
(karyawan) atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan penyelenggara
pelayanan kesehatan.
Menurut Budi, 2009:259 mengatakan bahwa Pelayanan kesehatan yang biasa
diterima masyarakat harus mengikutsertakan masyarakat, termasuk barang dan
jasa yang dipergunakan harus dimengerti oleh masyarakat. Mesti demikian,
menurut penulis pelayanan mengandung arti suatu upaya sebaik mungkin untuk
memberikan kepuasan kepada semua pelanggan, baik individu maupun kelompok
dalam arti masyarakat atau publik yang lebih efektif dan efisien.
Berkaitan dengan pelayanan masyarakat, dalam era globalisasi, pemerintah harus
mempersiapkan seluruh aparatnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
sopan santun ini merupakan syarat mutlak untuk menjaga citra instansinya.Oleh
karena itu perlu dijaga agar jangan sampai terjadi hal-hal yang bisa menyinggung
perasaan masyarakat yang dilayaninya.
Setiap orang menginginkan jasa pelayanan yang diterima dan yang dirasakan
sesuai dengan harapannya. Secara umum masyarakat menginginkan pelayanan
34
yang sama dari aparatur pemerintah, sebab warga negara yang mempunyai
kedudukan yang sama di dalam hukum berhak mendapatkan pelayanan yang
sama. Pelayanan yang bersahabat dan profesional sudah menjadi suatu syarat yang
harus dipenuhi oleh para pelanggan pekerjaan administrasi negara.
Menurut Hafis (2000:40). Prinsip keterbukaan mengandung arti bahwa prosedur
tatacara, persyaratan, satuan kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan,
waktu penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
Prinsip keterbukaan pelayanan memberikan petunjuk untuk menginformasikan
secara terbuka segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu yang perlu diupayakan dalam prinsip
ini, ialah:
1) Penginformasian instrumen pelayanan secara terbuka (seperti:baganalir
mekanisme pelayanan, daftar persyaratan, daftar tarif, jadwal waktu, nama
loket, petugas, meja kerja). Langkah ini dapat dilakukan dengan
mempersiapkan membuat:
a. Bagan alir prosedur atau tata cara dan persyaratan,untuk dipasang atau
ditempel di tempat ruang pelayanan,sekaligus dilengkapi dengan
keterangan jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
b. Setiap satuankerja atau loket pelayanan dan nama pejabat atau petugas
penanggung jawabnya perlu dibuat, dicantumkan nama secara jelas dan
terbuka.
35
c. Tarif dan rincian biaya atau tarif yang harus dibayar oleh pemohon
pelayanan, diinformasikan secara terbuka.
2) Menyediakanfasilitasmediainformasi,(seperti:papan informasi atau
pengumuman, loket informasi atau (information desk), kotak saran, media
cetak atau brosur, monitor TV, yang berfungsi memberikan informasi
menyangkut kegiatan pelayanan.
3) Mengadakan program penyuluhan kepada masyarakat, untuk membantu
penyebaran dan pemahaman informasi kepada masyarakat, mengenai
hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan.
Pelayanan kesehatan menurut Kolter (dalam Sampara Lukman, 2008:30)
mengemukakan bahwa pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.Sedangkan Soetopo
(dalam Napitupulu, 2007:35) mendefenisikan pelayanan kesehatan sebagai suatu
usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain
yang sakit.
Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan adalah suatu bentuk sistem,
prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini
pelanggang agar kebutuhan pelanggang tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan
harapan mereka. Pelayanan kesehatan merupakan suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksilangsung antara seseorang dengan orang ain
atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
kesehatan.
36
Kotler (dalam Lukman, 2008:30) menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan
kesehatan sebagai berikut :
1. Intangibility (tidak berwujud); tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, di
dengar,dicium, sebelum ada transaksi. Pembeli tidak mengetahui dengan pasti
atau dengan baik hasil pelayanan (service outcome) sebelum pelayanan di
komsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), karena dijual lalu diproduksi dan
dikomsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan .karena itu,
komsumen ikut berpartisipasi menghasilakan jasa layanan. Dengan adanya
kehadiran, pemberian pelayanan berhati-hati terhadap interaksi antara yang
terjadi antara penyedia dan pembeli. Keduanya mempengaruhi hasil layanan
3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi), jasa, beragam, selalu mengalami
perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung pada siapa yang
menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan.
4. Perishability (cepat hilang, dan tidak bertahan lama) jaasa tidak dapat
disimpan dan permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu jasa layanan
bergantung pada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
Menurut Parahsurahman dalam Tjiptono (2006:14) ada 5 dimensi pelayanan
kesehatan yang harus dipenuhi yaitu :
1.Emphaty adalah kemudahan dalam berhubungan komunikasi, perhatian
pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan, misalnya mengucapkan
salam dan ucapan terimakasihEmpati dalam suatu pelayanan adalah
adanya suatu perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan keterlibatan
37
pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan untuk
mengembangkan dan melakukan aktivitas pelayanan sesuai dengan tingkat
pengertian dan pemahaman dari masing-masing pihak tersebut. Suatu
bentuk kualitas layanan dari empati yang mendapatkan pelayanan harus
diwujudkan dalam 5 (lima) hal yaitu sebagai berikut :
1) Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk pelayanan
yang diberikan, sehingga yang dilayani merasa menjadi orang yang
penting.
2) Mampu memberikan keseriusan atas aktivitas kerja pelayanan yang
diberikan, sehingga yang dilayani mempunyai kesan bahwa pemberi
pelayanan menyikapi pelayanan yang diinginkan.
3) Mampu menunjukan rasa simpatik atas pelayanan yang diberikan,
sehingga yang dilayani merasa memiliki wibawa atas pelayanan.
4) Mampu menunjukkan pengertian yang mendalam atas berbagai hal
yang
5) bentuk-bentuk pelayanan yang dirasakan.
6) Mampu menunjukkan keterlibatannya dalam memberikan pelayanan
atas berbagai hal yang dilakukan, sehingga yang dilayani menjadi
tertolong menghadapi berbagai bentuk kesulitan pelayanan.
2.Reability adalah kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat dan memuaskanSetiap pelayanan memerlukan bentuk
pelayanan yang handal, artinya dalam memberikan pelayanan, setiap
karyawan diharapkan memiliki kemampuan dalam pengetahuan, keahlian,
38
kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja yang tinggi, sehingga
aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang
memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan
yang diterima oleh masyarakat. Kehandalan dari seorang karyawan yang
berprestasi, dapat dilihat sebagai berikut :
1) Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan terhadap uraian kerjanya.
2) Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang terampil sesuai
dengan tingkat keterampilan kerja yang dimilikinya dalam
menjalankan aktivitas pelayanan yang efisien dan efektif.
3) Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan
pengalaman kerja yang dimilikinya, sehingga penguasaan tentang
uraian kerja dapat dilakukan secara cepat, tepat, mudah dan
berkualitas sesuai pengalamannya.
4) Kehandalan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi untuk
memperoleh pelayanan yang akurat dan memuaskan sesuai hasil
output penggunaan teknologi yang ditunjukkan.
3.Assurance adalah pengaturan, kemampuan, kesopanan dan sifat yang dapat
dipercaya pelangganSetiap bentuk pelayanan memerlukan adanya
kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu
pelayanan sangat ditentukan oleh jaminan dari karyawan yang
memberikan pelayanan, sehingga orang yang menerima pelayanan merasa
puas dan yakin bahwa segala bentuk urusan pelayanan yang dilakukan atas
39
tuntas dan selesai sesuai dengan kecepatan, ketepatan, kemudahan,
kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan. Adanya kepercayaan yang
diyakini sesuai dengan kenyataan bahwa organisasi tersebut mampu
memberikan kualitas layanan yang dapat dijamin sesuai dengan:
1) Mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan yaitu setiap
karyawan akan memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah,
berkualitas, dan hal tersebut menjadi bentuk konkrit yang
memuaskan orang yang mendapat pelayanan.
2) Mampu menunjukkan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan
bentuk-bentuk integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang
sesuai dengan aplikasi dari visi, misi suatu organisasi dalam
memberikan pelayanan.
3) Mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan perilaku
yang ditunjukkan, agar orang yang mendapat pelayanan yakin sesuai
dengan perilaku yang dilihatnya.
Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau (affordable)
oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.Pelayanan kesehatan yang mahal hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Sementara istilah publik, yang
bersal dari bahasa inggris (public) terdapat beberapa pengertian, yang memiliki
variasi arti dalam bahasa Indonesia, yaitu umum, masyarakat dan negara.
Konsep pelayanan kesehatan publik di turunkan dari makna public service yang
berarti berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan
40
barang dan jasa, (Pamudji dalam Napitupulu 2007:59), atau pelayanan umum
(Soetopo dalam Paimin Napitupulu 2007:65) yang diartikan sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, didaerah
dan lingkaran BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa baik dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
perundang-undangan.
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang kesehatan No 23
tahun 1992 salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah pelayanan kedokteran
yang dibedakan atas dua macam, yaitu yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
swasta. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah PUSKESMAS sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan Rumah Sakit dengan berbagai jenjangnya sebagai
sarana kesehatan tingkat kedua dan ketiga, dimana di dalamnya terdapat berbagai
pelayanan kesehatan, diantaranya :
a. Pelayan Kedokteran Secara umum pelayanan kedokteran adalah sebagian dari
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya adalah perseorangan.
b. Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan rawat jalan adalah salah satu bentuk dari
pelayanan kedokteran, secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan
rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak
dalam bentuk rawat inap.
41
c. Pelayanan Keperawatan 4 Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk
membantu individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia
dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari –
hari secara mandiri.
Keputusan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan yaitu segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa pemerintahan
pada hakekatnya adalah pelayanan pada masyarakat.Oleh karenanya birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikann layanan baik dan
propesional.
Dimana setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan
menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, standar pelayanan
sekurang-kurangnya meliputi :
a) Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan
b) Waktu Penyelesaian
42
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai sampei dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan
c) Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciaanya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan.
d) Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
e) Saran dan Prasarana
Penyedian sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik
f) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
4. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
Menurut dari Azwar (2002), bahwa strata pelayanan kesehatan yang dianut
oleh tiap negara tidaklah sama, namun secara umum dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
(promosi kesehatan).Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk
43
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pada umunya pelayanan kesehatan
tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out patient
services).Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan Balkesmas.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan
kesehatan yang lebih lanjut yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan rawat inap (in patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga
spesialis.Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah
pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih
komplek dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga superspesialis.Bentuk
pelayanan ini di Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A dan B.
5. Jenis Dan Faktor Pelayanan Kesehatan
Menurut Winarsi(2007)jenis-jenis pelyanan kesehatan merupakan aktifitas ataun
serangakaian alat yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi
akibat interaksi antara konsumen atau karyawan atau hal-hal yang disediakan
olah pemerintah dalam memeberi peleyanan.
Adapun Jenis-jenis pelayanan kesehatan menurut Levey (2004)
a. Pelayanan kedokteran
44
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
tujuan utama untuk menyembuhkan penyakitdan memulijhkan kesehatan
serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dfalam kelompok kesehatan
masyarakat yaitu ditandai dengan cara meningkatkan kesehatan masyarakat
tujuan utamanya untuk mencegah penyakit dapat seseorang.
Faktor-faktor yamg mempengaruhi pelayanan kesehatan menurut Juanita
(2008:23)
a. Pemikiran dan perasaan, berupa pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan dan nilai-nilai seseorang terhadap objek dalam kesehatan.
b. Orang penting sebagai referensi, seseorang lebih banyak dipengaruhi
oleh seseorang yang dianggap penting atau berpengaruh besar terhadap
penggunan pelayanan kesehatan
c. Sember-sumber daya, mencakup fasilitas,uang,waktu, tenaga, dan
sebagaianya. Sumber-sumber daya yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang atau kelompok masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan
d. Kebudayaan, berupa norma-norma yang ada dimasyarakat dalam
kaitannya dengan konsep pelayanan kesehatan.
45
e. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru, Mengingkat perkembanga ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan
pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang
sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti leser, terapi penggunaan
gen dan lain-lain.
f. Nilai masyarakat. Dengan beragamnya masyarakat, maka dapat
menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka
akan memiliki keasadaran yang lebih dalam pengunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya.
g. Aspek legal dan etik. Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan
semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan
kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara professional dengan
memperhatikan nilai-nilai hokum dan etika yang ada di masyarakat.
h. Ekonomi. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan
lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, begitu juga sebaliknya,
keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam system
pelayanan kesehatan.
i. Politik. Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan
semakin berpengaruh sekali dalam system pemberian pelayanan
46
kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam
sistem pelayanan.
B. Kerangka pikir
Inovasi pemerintah daerah untuk mengimplementasikan dari pelaksanaan
desentralisasikan yaitu mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi
masyarakatnya atau mencapai kemakmuran dan kesejateraan bagi masyarakat dan
daerahnya inovasi program yang terbukti mampu membawa kemajuan bagi
sebuah daerah yang sebelumnya terbelakang menjadi daerah yang maju secara
ekonomi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,
Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan
pelayanan kesehtan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat umum,dan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit sertah memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Inovasi pemerintah daerah khususnya di bidang pelayanan kesehatan 24 jam
harusnya lebih di tingkatkan lagi demi kepuasan masyarakat yang ada di
kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hal tersebut bagan kerangka pikir dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan
Kesehatan 24 Jam Di Kabupaten Bantaeng
47
Gambar 1. Bagian Kerangka Pikir
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada Inovasi Pemerintah Dalam Pelayanan
kesehatan Dikabupaten Bantaeng. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah :
bagaimana bentuk inovasi pemerintah dalam pelayanan kesehatan 24 jam,serta
bagaimana upaya yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan 24 jam.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Inovasi pemerintah merupakan suatu hal yang penting dalam mencapai
keunggulan konpetitif. Tanpa inovasi,pemerintah tidak dapat merubah
suatu hal dan apabila inovasi tidaklah muncul maka perubahan akan mati.
Perusahan yang melakukan inovasi secara terus-menerus akan dapat
Inovasi pemerintah
1. Efektivitas
2. Pembaruan
3. 3. Tingkat perubahan
Upaya pemerintah daerah
dalam pelayanan
kesehatan 24 Jam
1. Aturan
2. fasilitas
Kepuasan Masyarakat
48
mendominasi pasar, dengan kreasi, model dan penampilan produk yang
baru. Pada akhirnya dengan strategi inovasi akan memunculkan keunikan
produk yang baru. Pada akhirnya dengan strategi inovasi akan
memnculkan keunikan produk yang sulit di tiru pesaingan
2. Efektivitasadalah perubahan yang dinilai secara objektif dan berbagai
kepentingan dalam organisasi atau perubahan dalam suatu wilayah yang
ditemukan
3. Pembaruan, inovasi menghasilkan suatu yang baru
4. Tingkat perubahan, perubahan yang dihasilkan
5. Upaya pemerintah dalam pelayanan kesehatan 24 jamUntuk menjamin
akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan selama 24 jam,
Pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan pelayanan
kesehatan pada masyarakat,dan untuk memberikan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat dan menjadi sangat penting untuk
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan untuk mensejahterakan
masyarakat.
6. Kepuasan masyarakat Kepuasan masyarakat yang dimaksud adalah
pemberian layanan oleh suatu instansi kepada masyarakat untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan sehingga masyarakat merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini sudah terlaksanakandenganwaktu 2 (dua) bulan di Kabupaten
Bantaeng,dengan tujuan untuk menegtahui bentuk inovasi pemerintah dalam
pelayanan kesehatan 24 jam Di Kabupaten Bantaeng.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif tentang
bentuk inovasi pemerintah dalam pelayanan kesehatan 24 jam Di
Kabupaten Bantaeng.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang suatu bentuk
penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang
inovasi pemerintah dalam pelayanan kesehatan 24 jam Di Kabupaten
Bantaeng.
C. Sumber Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari Responden dengan melalui
observasi, wawancara, dan kuesioner yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti.
2 43
50
b. Data Sekunder adalah data yang di ambil atau bersumber dari dokumen
laporan, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
D. Informan Penelitian
1. Staf kantor Dinas Kesehatan =2 orang
2. Pegawai RSUD Anwar Makkatutu =3 orang
3. Tokoh Masyarakat =2 orang
4. Masyarakat pengguna layanan =2 orang
Jumlah = 9 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang di gunakan melalui observasi langsung atas
pengamatan langsung terhadap obyek yang di teliti.Observasi ini digunakan
sebagai metode kriterium artinya observasi digunakan sebagai alat penguji
kebenaran dan kemantapan terhadap suatu data yang telah diperoleh saat
wawancara. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan atau pemusatan
perhatian terhadap obyek penelitian dengan pengamatan lebih banyak
menggunakan penglihatan. Obserpasi di lakukan pada saat melaksanakan
penelitian yaitu pada saat pembagikan angket dan wawancara kepada kariawan
dan masyarakat yang mengurus inovasi pemerintah dalam pelayanan keseatan 24
jam di kabupaten bantaeng.
51
2. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab terhadap
responden untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Yang menjadi nara sumber dalam wawancara ini yaitu kepala badan,
karyawan bidang imformasi pengaduan dan masyarakat yang mengurus di Kantor
dinas kesehatan di Kabupaten Bantaeng.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, artinya barang-barang tertulis.Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana data yang
diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan
persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif.Dalam model ini
terdapat 3 (tiga) komponen pokok.Menurut Huberman dalam (Sugiono : 2012)
ketiga komponen tersebut yaitu :
1. Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membangun hal yang tidak penting dan
mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat
dilakukan.
52
2. Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan
kesimpulan secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logs agar makna
peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus
mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-
peraturan sebab akibat dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan
dapat dipertanggung jawabkan.
G. Teknik Pengabsahan Data
Validitas data sangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu diperlukan
teknik untuk memeriksa keabsahan data.Keabsahan data dalam penelitian ini
diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi bermakna silang
yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari
sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta
pengecekan pada waktu yang berbeda.
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada data sumber lain
yang telah diperoleh sebelumnya.
b. Triangulasi metode
Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan
menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau ketidak
akuratan.
53
c. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu yang dilakukan disini dengan menguji kredibilitas data
yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi atau teknik lainnya dalam waktu dan situasi yang berbeda.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Luas wilayah kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng berjarak 125 km kearah selatan dari Makassar, Ibukota
Propinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 395,83 Km2, terbagi atas 8
kecamatan serta 46 desa dan 21 kelurahan. Kabupaten Bantaeng luasnya mencapai
0,63% dari luas Sulawesi Selatan. Pada tahun 2006, jumlah penduduk 170.057
jiwa dengan rincian Laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452
jiwa.Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi
pegunungan Lompobattang, sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke
timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan
persawahan.Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bantaeng diarahkan
agar pelayanan kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh
lapisan masyarakat.
2. PelayananKesehatan Kabupaten Bantaeng
Inovasi Layanan Kesehatan Salah satu inovasi Pemerintah Kabupaten Bantaeng
dalam bidang kesehatan adalah pembentukan Brigade Siaga Bencana (BSB).BSB
bukan hanya beroperasi di Kabupaten Bantaeng, tetapi juga menjangkau
kabupaten tetangga yang memerlukan bantuan evakuasi bencana kebakaran. Sejak
dibentuk awal Desember 2009 hingga posisi Juni 2011, jumlah pasien mencapai
2.557 orang atau jika dirata-ratakan sebanyak 134 pasien setiap bulan.
48
55
Adapun sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantaeng berdasarkan data
tahun 2006 telah tersedia berupa rumah sakit umum sebanyak 1 buah, puskesmas
/pustu 34 buah, puskesmas keliling 13 buah, balai pengobatan 2 buah dan 25
polindes. Jumlah dokter praktek sebanyak 26 orang, bidang desa 52 orang, apotik
5 buah dan toko obat sebanyak 17 buah. Disamping itu di Kabupaten Bantaeng
jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2006 sebanyak 239 orang
(Bantaeng.go.id).Pemerintah Kabupaten Bantaeng terus memperhatikan
pelayanan kesehatan masyarakatnya dengan membangun rumah sakit. Kabupaten
Bantaeng memiliki Rumah Sakit Prof. dr. Anwar Makkatutu yang akan menjadi
pusat penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardio) di wilayah
selatan Sulawesi Selatan yang telah diresmikan pada 8 Agustus 2011 lalu.
Keberhasilan Bantaeng meraih sederet prestasi karena pola hidup bersih dan sehat
telah dikembangkan pada tingkat kecamatan hingga desa dengan membentuk
Pokja Sehat.Kepedulian pola hidup sehat warganya ditingkatkan melalui
sosialisasi karena pemerintah setempat telah memahami dengan baik perintah
konstitusi.Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 28 huruf (h) sudah
dijelaskan tentang Kesehatan dan Undamg-Undang.No.23/2010 bahwa tiap
individu, keluarga dan masyarakat berhak untuk mendapatkan perlindungan dan
pelayanan kesehatan, untuk itu Negara bertanggungjawab untuk memenuhi
kebutuhan hak hidup sehat setiap warganya.
Untuk melaksanakan amanat konstitusi tersebut, Pemkab Bantaeng telah
mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan
amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 huruf (h) dan Undang-Undang.
56
No.23/2010.Pemkab Bantaeng dibawah kepemimpinan HM Nurdin Abdullah
telah membentuk Tim khusus untuk menanggulangi masalah kesehatan di
wilayahnya. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, Dr. Hj
Takudaeng MKes, hal-hal yang diatur dalam Perda adalah pengalokasian dana
untuk obat generik dan obat paten dalam konteks pelayanan kesehatan kesehatan
24 jam.
3. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan
a. Visi
Tercapainya iklim investasi dan terdepan dalam pelayanan kesehatan
b. Misi
1) Meningkatkan iklim investasi yang kondusif sesuai dengan tata kelolah
pemerintahan yang baik.
2) Meujudkan repormasi birokrasi melalaui pelayanan kesehatan yang mudah,
dan pasti
3) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana menunjang pelayanan
kesehatan dan sumber daya aparatur yang provesional, tegas, dan
berkualitas.
4. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng
a. Kepala dinas
b. Sekretaris dinas
Kepala sub bagian umum dan kepagawaian
Kepala sub bagian keuangan
c. Kepala bidang bina kesehatan keluarga dan gizi
57
Kepala seksi kesehatan keluarga
Kepala seksi gizi masyarakat
Kepala seksi promosi kesehatan
d. Kepala bidang paleyanan kesehatan dasar dan sarana kesehatan
Kepala seksi sarana kesehatan dasar
Kepala seksi sarana kesehatan rujukan, sarana puskesmas
dan jaringan
Kepala seksi UKS, kesehatan remaja dan UKG
e. Kepala bidang bina pblp
Kepala seksi pengendalian penyakit maenular dan tidak
menular
Kepala seksi penyehatan lingkungan dan pembinaan peran
serta masyarakat
Kepala seksi promo kesehatan
f. Kepala bidang pelayanan pembekalan kesehatan
Kepala seksi obat dan pembekalan kesehatan
Kepala seksi akreditasi perizinan dan obat khas Indonesian
Kepala seksi pengendaliandan pengawasan obat, makanan
dan minuman serta kosmetik.
g. UPTD
h. Kelompok jabatan fungsional.
58
B. Inovasi Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan 24 Jam Di Kabupaten
Bantaeng
Inovasi pemerintah daerah untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi
masyarakatnya atau mencapai kemakmuran dan kesejateraan bagi masyarakat dan
daerahnya inovasi program yang terbukti mampu membawa kemajuan bagi
sebuah daerah yang sebelumnya terbelakang menjadi daerah yang maju secara
ekonomi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.Di Indonesia
istilah inovasi dalam konteks penyelanggaraan pemerintah mulai mengemukakan
terutama sejak diberlakukannya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah
tahun 2001 jumlah daerah giat mengembangkan inovasi dalam memperbaiki tata
kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan perbaikan iklim ekonomi.dan ada pun
undang-undang.Khusus tentang inovasi telah ada landasan hukumnya dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bertajuk
Inovasi Daerah. Dari Pasal 386 hingga Pasal 390 Undang-Undang
23/2014.Inovasi yang dimaksud dalam Pasal 386 adalah semua bentuk
pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Bentuk pembaharuan
antara lain penerapan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi dan temuan baru
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
inovasi pemerintah (1). Efektivitas (2). Pembaharuan (3). Tingkat perubahan.
Demikian halnya inovasi pemerintah dalam pelayanan di KabupatenBantaeng yang
akan dideskripsikan melalui beberapa indikator di atas yang tampak berikut ini:
1. Aspek Efektivitas Dalam Inovasi Pemerintah Daerah
Efektivitas adalah perubahan yang dinilai secara objektif dan berbagai kepentingan
dalam perubahan suatu wilayah yang ditemukan,dan menunjukan sampai
beberapa jauh mencapai tujuan yang lebih dahulu ditentukan atau sebarapa jauh
target kualitas, dan waktu yang telah dicapai oleh pemerintah yang mana target
59
sudah ditentukan terlebih dahulu dan selalu berusaha melakukan peningkatan
terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.Inovasi di bidang
pelayanan publik merupakan ide kreatif teknologi atau cara baru dalam teknologi
pelayanan atau memperbarui yang sudah ada di bidang teknologi pelayanan atau
menciptakan terobosan atau penyederhanaan di bidang peraturan pemerintah
daerah.
Dari penjelasan diatas, Sebagaimana hasil wawancara yang lakukan dengan
staf dinas kesehatan Kabupaten Bantaeng menyatakan bahwa:.
“...Menurut saya dalam melakukan perubahan Inovasi dalam pelayanan
publik tentunya harus menghasilkan bentuk pelayanan yang baik dan
lebih efektif dan efisien hal tersebut dapat terlihat dari terdapatnya call
center layanan kesehatan 24 jam, ambulans serta dokter keluarga yang
siap sedia menolong masyarakat kapanpun dibutuhkan. BSB
melakukan kegiatan terpadu layanan kesehatan gratis dengan
melibatkan 20 dokter, delapan perawat dan ditunjang lima unit
ambulance hingga ke pelosok desa.sebagai pemerintah memeberikan
kebijakan dalam pembentukan Brigade Siaga Bencana untuk
mengatasi kondisi masyarakat yang memerlukan perawatan namun
terkendala transportasi, terutama pada malam hari. Kemudian PKK
bersama Bupati Bantaeng mengupayakan pembentukan layanan
kesehatan 24 jam yang tak hanya melakukan layanan terhadap
kecelakaan, namun juga masyarakat yang menderita penyakit, meski
berada di pelosok desa. ”(wawancara Penulis, AM 02Oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa dalam melakukan
perubahan dalam pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan 24
jam harus lebih efektif lagi agar masyarakat merasa puas dimana pemerintah
sudah memberikan atau menyiapkan program pelayanan kesehatan 24 jam dengan
adanya BSB yang siap menjemput masyarakat meskipun berada dipelosok desa.
Hal senada yang dikatakan oleh salah satu pegawai RS Anwar makkatutu
menyatakan bahwa:
“...pemerintah telahmenyediakan brigade siaga bencana (BSB) untuk
pelayanan masyarakat selama 24 jam dengan biaya murah, baik, dan
60
cepat, Harus mendapatkan pelayanan yang sama dan juga harus
diperlakukan dengan sikap yang sopan dan ramah semua orang tanpa
terkecuali kaya atau miskin, pejabat, orang biasa, orang desa atau
orang kota harus memperlakukan dengan sama dan tidak membeda-
bedakan untuk pelayanan kepada masyarakat”(wawancara Penulis
dengan, FA 12 oktober 2015)
Dari hasil penelitian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
inovasi pelayanan kesehatan khususnya di Kabupaten Bantaeng harus lebih di
tingkatkan lagi, karena pemerintah sudah menyediakan pelayanan kesehatan 24
jam, serta pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakatnya agar masyarakat merasakan kepuasan terhadapa apa yang
diberikan oleh pemerintah setempat.
Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan
tokohmasyarakatmenyatakan bahwa:
“...Dalam pelayanan kesehatan 24 jam sudah terlaksana dengan baik
dan adanya program yang diberikan oleh pemerintah setempat, kami
sebagai masyarakat mengharapkanpelayanan kesehatan dapat
ditingkatkan dalam memberikan pelayanan tidak memandang pasien
sebagai pusat perhatian Sikap dan tingkah laku dalam memberikan
pelayanan keperawatan rasa empati, kepedulian, menghargai orang lain
dimana kita masyarakat belum merasa puas terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan”(wawancara penulis dengan,NO 13 Oktober
2015)”.
Dari hasi wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa,
pemerintah sudah menyiapkan pelayanan kesehatan 24 jam, dan sudah terlaksana
dengan baik, perawat tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain.
Hal senada juga di sampaikan oleh masyarakat pengguna layanan yang
menyatakan bahwa:
“...dalam pelayanan kesehatan 24 jam di RS Anwar Makkatutu sudah
berjalan dengan baik, Ini terlihat dari rasa kepuasan saya selaku pasien
di RS ini.Mereka memberika pelayanan tanpa membede-bedakan
61
antara orang miskin dan orang mampu.” (Wawancara Penulis,NU10
Oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa,
dari pelayanan kesehatan sudah berjalan dengan baik, dimana perawat di Rumah
Sakit tersebut tidak membede-bedakan antara yang miskin dan orang kaya.
Dari hasi uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, dalam
melakukan perubahan dalam pelayanan kesehatan 24 jam harus lebih efektif lagi
agar masyarakat merasa puas, dimana pemerintah sudah menyiapkan Brigade
Siaga Bencana (BSB) yang siap menjemput masyarakat yang membutuhkan, dan
tidak membeda-bedakan satu sama lain dengan melayani pasien.
Berdasarkan observasi yang telah diperoleh dilapangan dalam melalukan
perubahan inovasi dalam pelayanan tentunya harus menghasilkan bentuk
pelayanan yang baik, dan lebih efektif dan efisien. Hal tersebut dilihat dengan
terdapatnya cell canter(BSB) yang tersedia dan dapat melayani masyarakat kapan
pun dibutuhkan, secara teoritis menurut Ravlanto efektifitas seberapa baik
pekerjaan yang dilakukan dan sejauh mana dihasilkan keluhan sesuai yang
diharapkan apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan baik
dalam waktu maupun biaya makadapat dikatakan efektif. Dan pelayanan
kesehatan 24 jam sudah berjalan dengan baik terlihat dari pelayanan yang
dilakukan, telah dibenarkan atau diselenggarakan oleh salah satu masyarakat
tersebut.
2. AspekPembarauan Dalam Inovasi Pemerintah Daerah
62
Pembaharuan merupakan sesuatu yang baru atau ide baru yang merupakan
segala sesuatu yang diciptakan dan dirasakan sebagai hal yang baru oleh
manusia, seseorang, atau bahkan masyarakat sehingga dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia atau masyarakat secara umum, Pembaruan dapat juga di
katakan sebagai suatu ide atau hal-hal yang barudalam suatu penemuan tertentu
dilakukan atau diadakan untuk memecahkan masalah dan mengikuti aturan-
aturan yang ada untu mencapai tujuan tersebut,Aparatur pemerintah
mengeluarkan SK bupati nomor 1313/440 1.3.8/2010 tentang meningkatkan
status dan fungsi sarana dari rawat jalan menjadi rawat inap atau bisa disebut
pelayanan kesehatan 24 jam.
Dari penjelasan diatas, Sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
salah satu staf dinas kesehatan Kabupaten Bantaeng.
“...kita sebagai pemerintah setempat mempunyai undang-undang
kesehatan ada permentes yang dikatakan bahwa pelayanan kesehatan
dimasyarakat itu 24 jam, berarti kita harus siap menerima keluhan
masyarakat tentang kesehatan sehingga kita buka pelayanan 24 jam
misalnya ada orang sakit yang sifatnya enerjensi dia mungkin
pelayanan sampai jam 14.00 setelah kita buka pelayanan 24 jam bisa
menjadi pelayanan secara paripurna atau ada pasien yang datang bukan
pada waktu bukan jam kerja sampai jam 14.00 ini untuk masyarakat,
singga kami membuka pelayanan kesehatan 24 jam agar masyarakat
bias mendapatkan pelayanan kesehatan dan apa yang dikeluarkan oleh
pemerintah dapat merasan bentu pelayanannya”(wawancara
penulis,RA 02 Oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa dalam perubahan
yang dilakukan oleh pemerintah karena dapat memberikan pelayanan 24 jam itu
sudah mempunyai peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan masyarakat
juga dapat dilayani selama 24 jam.
63
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pegawai RSUDyang
menyatakan bahwa:
“...Menurut saya kita sebagai pegawai dirumah sakit ini
dalammemberikan pelayanan kesehatan 24 jam itu sesuatu yang
dapatditerapkan oleh pemerintah dan dapat di lakukan dengan baik
mempunyai Undang-undang sehingga sasaran yang dituju kepada
kemasyarakat dapat merasa puas pemerintah setempat dapat
mejalankan pelayanan kesehatan selama 24 jam(wawancara
penulis,SY 03 Oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa sudah bejalan
dengan baik dan dapat diterapkan oleh pegawai rumah sakit dengan baik dan
masyarakatnya dapat merasakan pelayanan tersebut
Hal senada juga disampaikan oleh tokoh masyarakatyang menyatakan bahwa:
“...Menurut saya petugas dalam memberikan pelayanan terutama dalam
konsisten waktu dalam melayani saya dengan baik, dengan ketentuan
yang berlaku atau keterampilan yang dimiliki petugas kesehatan dalam
menyelesaikan pelayanan kepada saya secara sopan dan ramah serta
menghargai dan menghormatsaya, kondisi saran dan prasarana
pelayanan yang bersih dan teratur sehingga kita sebagai masyarakat
dapat merasa nyaman”.(wawancara penulis, NO,13 oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas,penulis dapat smenyimpulkan bahwa, petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam konsisten waktu daam
melayani, sopan dan rama terhadap masyarakat, serta sarana dan prasarana yang
teratur sehingga masyarakat merasa nyaman.
Dari hasil uraian wawancara diatas,penulis dapat menyimpulkan bahwa, pemerintah
dalam memberikan pelayanan kesehatan 24 jam pemerintah sudah mempunyai
undang-undang atau permenkes, petugas dalam melayani masyarakat sudah
64
mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah setempat dan masyarakat
sudah dilayani dengan baik serta sarana dan prasarananya yang teratur.
Berdasarakan observasi yang telah diperoleh selama dilapangan, pemerintah
setempat mempunyai undang-undang kesehatan yang telah ditetapkan untuk
melayani masyarakat selama 24 jam, oleh karena itu pegawai atau staf harus siap
menerima keluhan masyarakat selama 24 jam. Secara teoritis menurut Lawin
tingkat perubahan yang dimaksud perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha
sistematik untuk mendesain suatu organisasi dengan cara melakukan perubahan
yang tersedia dilingkungan untuk mencapai sasaran yang baru dalam peraturan
yang ditetapkan dan petugas dalam pemberian peralatan terutama dalam konsisten
waktu dalam melayani masyarakat dan kondisi sarana dan prasarana dengan
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat diselenggarakan dengan baik
oleh masyarakat.
3. Aspek Tingkat perubahan Dalam Inovasi Pemerintah Daerah
Tingkat perubahan merupakan suatu yang dihasilkan penemuan baru dalam
meningkatkan kinerja yang dipicu olehinovasi pemerintah yang didasarkan pada
masyarakat atau untuk pelayanan dan mendapatkan peningkatan dari yang
sebelummnya, seperti halnya dalam bentuk pelayanan kesehatan pemerintah
mengeluarkan kebijakan tentang pelayanan kesehatan 24 jam dalam pelayanan
tersebut pasien yang setiap tahun meningkat pada tahun 2010 jumlah pasien
ditangani sebanyak 10.632 penderita, pada tahun 2011 terjadi peningkatan
menjadi 17.905 penderita, tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 20.588
penderita, tahun 2013 dan 2014 berjumlah 30.571 penderita, itu dilihat dari
berkembangnnya suatu wilayah atau bentuk pelayanannya baik dan
65
memuaskandari tingkat inovasi yang dilakukan yang di temukan oleh pemerintah
yang setiap tahun meningkat karna bentuk pelayanan di Rumah Sakit tersebut
efektif dan maksimal.
Dari penjelasan diatas,Sebagaimana hasil wawancara yang lakukan dengan salah satu
staf dinas kesehatan Kabupaten Bantaeng.
“...Tingkat perubahan dalam pelayanan kesehatan kesehatan di
kabupaten Bantaeng khususnya dalam pelayanan kesehatan 24 jam
sangat meningkat karena jumlah pesien yang dilayani setiap tahunnya
meningkat, pemerintah Kabupaten Bantaeng sudah mengerluarkan
kebijakan tentang pelayanan kesehatan sehingga masyarakat lebih
banyak memilih dirawatRSUD Kabupaten Bantaeng karena bentuk
pelayanan yang baik dan tepat waktu”.(wawancara penulis,AM 02
oktober 2015)”.
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa dalam pelayanan
kesehatan di Kabupaten Bantaeng sudah memerikan kebijakan dan memberikan
pelayanan 24 jam yang memuasakan dan tepat waktu, maka dari itu jumlah pasien
setiap tahunnya meningkat dikarena pelayananya yang cukup baik.
Hal senada yang disampaikan oleh salah satu pegawai RS. Anwar makatutu menyatakan
bahwa:
“...pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten
Bantaeng mendapatkan peningkatan yang sebelumnya pelayanannya
sampai jam kerja saja,pemerintah sudah mendapatkan kebijakan
dalam tingkat perubahan yang dapat dijalankan dengan baik dengan
pelayanan kesehatan 24 jam,sehingga jumlah pasien tiap tahun
meningkat”(wawancara penulis,UM 03 oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa dalam pelayanan
kesehatan dikabupaten Bantaeng dapat meningkat dan berjalan dengan baik
dimana masyarakat bisa mendapatkan pelayanan selama 24 jam oleh petugas
rumah sakit tersebut
66
Sedangkan dari hasil wawancara penulis dengan salah satu masyarakat, beliau
manyatakan bahwa:
“...menurut saya pelayanan kesehatan 24 jam dirumah sakit Anwar
makatutu sangat baik, karena bisa melayani masyarakat dengan baik
dan tetap pada sasarannya, masyarakat juga dapat dilayani selama 24
jam dan mampu merima keluhan masyarakat selama 24
jam”.(wawancara penulis, NU 10 oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, pelayanan
kesehatan 24 jam dirumah sakit ini bisa melayani masyarakat dengan tepat waktu,
dan mampu merima keluhan masyarakat selama 24 jam
Dari uraian informan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, memberikan
pernyataan bahwa apa yang telah dilkukan pemerintah dalam memberikan
kebijakan untuk pelayanan kesehatan 24 jam dimana sebelumnya sampai jam
kerja saja dan saat ini pemerintah setempat mendapatkan peningkatan dan sudah
terlaksana dengan baik, karena masyarakat diberikan pelayanan 24 jam dengan
begitu masyarakat merasakan tingkat perubahan dalampelayanannya, kualitas
pelayanan seperti yang dikatakan oleh responden kepuasan masyarakat ini
merupakan tujuan untuk mencapai yang diinginkan oleh masyarakat setempat dan
dapat dipenuhi dengan baik.
Berdasarkan observasi yang telah diperolah selama dilapangan,tingkat
perubahan dalam pelayanan kesehatan meningakat karena jumlah pasien yang
dilayani setiap tahun bertambah. Secara teoritis menurut Suhairistin tingkat
perubahan sebagaiamana yang di inginkan maka diperlukan baik dalam hal
mengsikapi atau dalam tingdakan dalam perubahan tersebut, bagaimana strategi
67
dalam melakukan perubahan yang efektif tingkat perubahan yang dilakukan
adalah terlihat dari suatu kondisi yang ada menuju kondisi yang diinginkan atau
lebih baik, pelayanan kesehatan 24 jam sudah berjalan dengan baik dilihat dari
tingkat perubahan ditetapakan oleh pemerintah setempat, dalam presepsi ini
bukan Cuma pemerintah membenarkan tetapi salah satu masyarakat
membenarkan pelayana kesehatan sudah berjalan dengan baik sebagaiamana
mestinya kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
4. Kepuasan masyarakat
Kepuasan masyarakat adalah bagaimana cara pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat atau pelanggan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
pelanggan dengan tujuan.meningkatkan kesejahteraan, sehingga masyarakat
merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan, Pelanggan dalam hal ini
pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau
sesuai dengan yang diharapkan. pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan
tingkat kepuasan pasien dapat bersumber dari faktor yang relatif seperti pelayanan
rumah sakit, petugas kesehatan, atau pelayanan pendukung, peningkatkan
kepuasan pasien adalah memperbaiki kualitas pelayanan dengan mendistribusikan
pelayanan adil, palayanan yang ramah dan sopan, kebersihan, kerapian,
kenyamanan dan keamanan ruangan serta kelengkapan, kesiapan dan kebersihan
peralatan medis dan non medis
Berikut hasil wawancara dengan masyarakat pengguna layanan terkait kepuasan
masyarakatdalam menerima layanan seperti berikut ini :
68
“...saya sangat puas atas pelayanan yang telah diberikanpelayanan
sepenuh hati dan melayani selama 24 jam dimana kita sebagai
masyarakat atau warga tidak lagi khawatir dengan hal pelayanan yang
tidak memilih-milih pelayanan ini tidak memandang keluarga ataupun
pejabat semua diratakan dengan pelayanannnya, maka masyarakat
merasakan kepuasan dalam pelayanan 24 jam yang diberikan oleh
pengguna layanan”. (Wawancara penulis,SA12 oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas, penulis menyimpulkan bahwa, masyarakat tidak
lagi khawatir dengan pelayanan yang tidak memilih-milih pelayanan yang tidak
memandang keluarga ataupun pejabat semua diratakan, maka dari itu masyarakat
merasa puas dalam pelayanan tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat yang
menyatakan bahwa:
“...Menurut saya pelayanan kesehatan 24 jam sangat terlaksana dengan
baik oleh pegawai rumah sakit melayani masyarakat dengan baik dan
puas karena pemerintah menyediakanBSB mendatangi lokasi
kecelakaan setelah mendapatkan informasi melalai telpon 113 dan
memberikan pertolongan dan apa bila pasien parah maka segara
dibawa kerumah sakit dan mendapatkan perawatan lebih lanjut dan
dilayani selama 24 jam .”(wawancara penulis, NU 13 Oktober 2015).
Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, pelayanan
kesehatan 24 jam sudah terlaksana dengan baik, karena pemerintah menyiapkan
Brigade Siaga Bencana (BSB) yang mendatangi lokasi kecelakaan setelah
mendapatkan informasi dari masyarakat yang membutukan
Dari hasil wawancara yang di berikan oleh informan, penulis dapat
menyimpulkan bahwa, Pemahaman perawat membantu dalam proses pelayanan
kesehatan atau yang lainnya. masyarakat merasa puas terhadap paelayanan
kesehatan 24 jam yang di kabupaten Bantaeng. Sebagaimana hasil tanggapan dari
masyarakat menunjukan hasil berada pada tanggapan yang cukup baik, kepuasan
69
terhadap suatu pelayanan rumah sakit yang baik merupakan cerminan bahwa
rumah sakit tersebut dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
layanan oleh suatu instansi kepada masyarakat untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sehingga
masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dengan adanya Brigade
Siaga Bencana (BSB) yang disiapkan oleh pemerintah, masyarakat dengan cepat
bisa dilayani .
C. Upaya Yang Dilakukan Dalam Pelayanan Kesehatan 24 Jam Di
Kabupaten Bantaeng.
Upaya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
optimalkepada masyarakat dan menjadi sangat penting untuk dilakukan pelayanan
kesehatan 24 jam di Kabupaten Bantaeng, pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan memerlukan kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen
bangsa untuk bersama-sama mewujudkan rakyat sehat.
Pelayanan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya harus
dilakukan secara terpadu guna mencapai hasil yang optimal. Pembangunan
kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan, harus dilaksanakan secara
menyeluruh, pelayanan medis, keperawatan, rekam medis, pelayanan administrasi
dan pelayanan penunjang umum.Rumah sakit sebagai salah satu instansi
pelayanan kesehatan sebaiknya mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
70
dan bermutu serta dapat memuaskan setiap jasa pelayanan rumah sakit yang
diselenggarakan sesuai standart dan kode etik profesi.
Indikator upaya pemerintah (1).Aturan (2).Fasilitas. Demikian halnya dalam
upaya pemerintah dalam pelayanan kesehatan dikabupaten Bantaeng yang akan
dideskripsikan melalui beberapa indicator diatas yang tampak berikut
1. Aturan Dalam Pelayanan Kesehatan
Ketentuan yang digunakan untuk mengatur pegawai atau pasien untuk mentaati
aturan yang baik, jika tidak terdapat peraturan bisa bertindak sewenang-wenang
tanpa kendali dan sulit di atur, dan adanya aturan bantuk keputusan Bupati Nomor
1313/440.1.3.8/2010 yang harus ditaati peraturan agar semua menjadi teratur dan
orang akan merasa nyaman dan aturan harus dilakukan atau tidak boleh tidak
dilakukan
Sehubungan dengan pernyataan diatas wawancara dengan selah satu staf
dikantor dinas kesehatan memberikan penyataan tentang aturan dalam pelayanan
24 jam menyatakan bahwa:
“...kita sebagai pemerintah mempunyai aturan perundan-undangan yang
bisa melayani masyarakat selama 24 jam agar masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan dan apa yang dikeluarkan oleh
pemerintah bisa membantu masyarakat dengan pelayan
tersebut”(wawancara RA 02 Oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa pemerintah
mengelurkan aturan untuk pelayanan kesehatan 24 jam dimana masyarakatnya
terbantu dengan adanya bentuk pelayanan kesehatan tersebut dan bisa dilayani
dengan baik.
71
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat
menyatakan bahwa:
“...kita sebagai masyarakat mentaati aturan-uturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah setempat dan kita mengikuti aturan-aturan yang ada
dirumah sakit ini pemerintah juga sudah memberikan pelayanan
selama 24 jam agar kita masyarakat dilayani dengan baik dan
memuaskan”(wawancara NU 13 Oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat simpulkan bahwa, pemerintah
sudah memberikan pelayanan 24 jam untuk pelayanan kesehatan dan sudah
berjalan dengan baik dan maksimal dan masyarakat merasa puas terhadap
pelayanan tersebut
Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, pemerintah sudah
mempunyai undang-undang tentang pelayanan kesehatan 24 jam, agar masyarakat
bisa mendapatkan pelayanan dan bisa membantu dengan baik, dimana masyarakat
menaati aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
2. Fasilitas Dalam Pelayanan Kesehatan
Segala sesuatuyang dapat dimudahkan dapat dilancarkan pelaksanaannya dan
dapat melancarkan suatu pelayanan tersebut, fasilitas fisik suatu yang mempunyai
peran dan memudahkan, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan
sarana yang dilayani fasiliatas perawatan kesehatan yang di khususkan untuk
perawatan pasien. Fasilitas dalam pelayanan kesehatan sesuatu yang dapat
membantu memudahkan dalam pekerjaan, tujuan, dan sebagainya,fasilitas
merupakan pelaksanan fungsi yang digunakan oleh setiap masyarakat atau suatu
72
alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Sehubungan dengan pernyataan diatas wawancara dengan salah satu staf di
kantor Dinas Kesehatan memberikan pernyataan bahwa:
“...kita sebagai pemerintah dalam menyediakan fasilitas masyarakat
kita menyediakan mobil Brigade siaga bencana (BSB) yang
dilengkapi peralatan dan obat-obatan umtuk menjemput pasien dalam
waktu 24 jam dan melayani pasiennya selamanya 24 jam”(wawancara
penulis RA 02 Oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, pemerintah
daerah sudah memberikan fasilitas untuk menjemput pasien selama 24 jam dan
memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat.
Barikut hasil wawancara dengan masyarakat pengguna layanan terkait dengan
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah setempat berikut:
...”saya sebagai masyarakat dalam fasilitas dalam RSUD ini mulai
dari dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya lebih baik
ketimbang rumah sakit lainnya dan kita rela antre untuk mendapatkan
operasi atau perawatan yang baik dan pemerintah membarikan
fasilitas mobil brigade siaga bencana (BSB) yang bisa melayani
masyarakat 24 jam dan bisa menjemput dirumah dan peralatan serta
obat-obatan di ambulance tersebut sehingga dapat memberikan
pertolongan pertama kepada kami sebagai masyarakat yang
membutuhkan”(wawancara NU 10 Oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat simpulkan bahwa masyarakat
memilih antre dirumah sakit tersebut untuk mendapatkan perawatan karena
fasilitasnya baik dan masyarakat dapat merasa puas terhadap apa yang diberikan
oleh pegawai rumah sakit.
73
Hal senada juga di sampaikan oleh staf Dinas Kesehatan Kabupaten
Bantaeng, yang menyatakan bahwa:
“...disini upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam
pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan khususnya dari segi
perlengkapan saran dan prasarana(wawancara penulis,AM 02 Oktober
2015)
Berdasarkan hasil wawancara diatas Penulis menyimpulkan bahwa upaya
pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan harus melihat dari
ketersedian saranan dan prasaran sehingga dapat meningkatkan kepuasan
masyarakat.
Berkaitan wawancara informan diatas, wawancara dengan salah satu masyarakat
menyatakan bahwa:
“...kita sebagai masyarakat berharap dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan yang tersedia lebih baik menghasilkan pemerintah yang
efektif, dan membantu pengembangan pelayanan kesehatan yang lebih
baik lagi dan lebih cepat dalam pelayanannya”(wawancara penulis, NO
13 oktober 2015)
Dari hasil wawancara diatas, peulis dapat menyimpulkan bahwa,
meningkatkan pelayanan kesehatan yang tersedia lebih baik menghasilkan
pemerintah yang efektif dan membantu pengembangan pelayanan kesehatan yang
lebih baik l dan lebih cepat dalam melayani masyarakat.
Hal senada yang disampaikan oleh masyarakar pengguna layanan
menyatakan bahwa:
“...Sebagai masyarakat bentuk pelayanannya yang diberikan kepada
masyarakat karena keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk
meningkatkan pelayanan sehingga masyarakat merasakan kepuasan
terhadap pelayanan kesehatan 24 jam kepada masyarakat secara tepat
74
bukan hanya sampai jam kerja saja masyarakat mendapatkan pelayanan
selama 24 jam.(wawancara penulis, SA 12 oktober 2015)
Dari hasi wawancara diatas, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan tentang
pelayanan 24 jam sehingga masyarakat sudah puas atas pelayanan
tersebutperasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara suatu pelayanan dan Kepuasan masyarakat
Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, pemerintah sudah
menyiapakan fasiliatas yang memadai Brigade Siaga Bencana yang dilengkapi
obat-obatan, sehingga dapat memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat
yang membutuhkan.
Masyarakat yang mengurus arus informasi yang lebih baik menghasilkan
pemerintah yang efektif dan membantu pengembangan yang lebih fleksibel
kerjasama antarapemerintah akan semakin erat karena informasi yang semakin
banyak tersedia, informasi suatu demokrasi terkait dengan pertanggung jawaban
dan tata pemerintahan yang baik, masyarakat di harapkan dapat berpartisipasi
aktif dalam pelayanan.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bentuk inovasi dalam pelayanan kesehatan 24 jam dapat disimpulkan
bahwa, pada tahapan perumusan masalah inovasi pemerintah daerah
sudah berjalan dengan lancar karena perubahan dalam pelayanan
kesehatan sudah efiktif,pemerintah sudah menyiapakan program pelayanan
kesehatan 24 jam sesuai dengan Undang-Undang atau permenkes,dan
msyarakat sudah mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
setempat
2. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pelayanan kesehatan 24 jam
yaitu menyediakan saran dan prasaran berupa alat dan bahan agar
masyarakat merasa puas terhadap apa yang diberikan oleh pemerintah
setempat, dapat dilihat dari call center layanan kesehatan 24 jam,
ambulans serta dokter keluarga yang siap sedia menolong masyarakat
kapanpun dibutuhkan.,Brigade Siaga Bencana (BSB) melakukan kegiatan
terpadu layanan kesehatan dengan melibatkan 20 dokter, delapan perawat
dan ditunjang lima unit ambulance hingga ke pelosok desa, sebagai
pemerintah memberikan kebijakan dalam pembentukan Brigade Siaga
Bencana (BSB) untuk mengatasi kondisi masyarakat yang memerlukan
perawatan namun terkendala transportasi, terutama pada malam hari,
Kemudian pemerintah Bantaeng mengupayakan pembentukan layanan
kesehatan 24 jam yang tak hanya melakukan layanan terhadap kecelakaan,
69
76
namun juga masyarakat yang menderita penyakit, meski berada di pelosok
desa
B. Saran-Saran
1. Pelayanan pada rumah sakit Anwar Makkatutu perlu ditingkatkan, berupa
ketepatan waktu dalam melayani pasien yang membutuhkan.
2. Kepada pihak pemerintah yakni Dinas Kesehatan masih perlu meninjau
kembali atau melakukan pengawasan terhadap kinerja pegawai rumah
sakit yang melaksanakan pelayanan kesehatan 24 jam.
77
DAFTAR PUSTAKA
Anderso, N, 2003, Kinerja Tata Pemerintahan Daerah Di Indonesia :Jakarta:
Gramedia
Azwar, Muh, 2005, Pelayanan Kesehatan.: Yogyakarta:Pusat Study Reformasi
Pelayanan Public
Buss, Harvand,2003, Menejemen Inovasi Transformasi Organisasi: Alfabet.
Bandung
Calden,R, 2008, Inovation Kebijakan Pembangunan Daearahl: Bandung
Indonesia
Davis, Mars,2008, Sistem InnovationJournal OfInovation Management: Jakarta
Dennis, Gerson,2004,PelayananKesehatan Umum: Bandung:Alfaet
Drucker, Peter, 2007,Political Innovation Pemerintah Daerah: Jakarta
Danim, 2002.Inovasi Pendidikan Dan Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, Bandung : Pustaka Seta.
Everet, M, Roggers, 2011, Inovasi Dan Dukungan Institusi Pelaksanaan: Jakarta
Fontana,Avanti,2011, Individual Conceptions Of Publik Service Mutifation
“Publik Administration Review: Jakarta
Gronroos,2003,Pelayanan Interval, Kesehatan Masyarakat, IAKMI: Jawa Barat
Haffizurrachman, 2004,PelayananKesehatanMasyarakat: Jakarta
Hafis, Abdul, 2000, Penyelenggaraan Pelayanan Publik :Yogyakarta, Kabupaten
Semarang, dan Kota Blitar: Yogyakarta: PSSK-UGM
Ibrahim, 2006, Inovasi Pendidikan, Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Jakarta: Bumi Aksara
Ivan,Cevich,2005, Pelayanan Publik Layanan Sepenuh Hati: Jakarta: Bumi
Aksara
78
Juanita, R,2008, PelayananKesehatan Di Indonesia: Arogya.
Jefkin, S, 2002, Ajaran Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Kebidanan: Jakarta: salemba media
Kolter,2008,PememrintahDaerah Pelayanan Pulik: Jakarta:nBumi Aksara.
Levely,2008, Etika Pelayanan Kesehatan: Jakarta:PT Gunung Agung
Lawin, 2005, Inovasi Layanan Masyarakat: Jakarta
Notoatmojo,Soekidjo,2003,Pelayanan Kesehatan:Jakarta
Parasurahman,2006, Menejemen Kualitas Pelayanan: Jakarta: STIA LAN Press,
Pradana,riga,2003, Organizational Inovasi Pemerintah Pelayanan
Publik:Semarang
Pamudji,Paimin,Napitupulu,2007:59.Penyelegaraan Pelayanan Publik Kota
Yogyakarta, Kebupaten Sebaren,dan kota Blitar.Yogyakarta:PSKK/UGM
dan Ford Fondation
Tjiptoherijanto,2008, Pelayanan Umum Kesehatan Dan Bermutu:Bandung
Pamudji,Paimin,Napitupulu,2007:59.Penyelegaraan Pelayanan Publik Kota
Yogyakarta, Kebupaten Sebaren,dan kota Blitar.Yogyakarta:PSKK/UGM
dan Ford Fondation
Robbins stevens, 2009.Teori Organisai. Jakarta: Erlangga
Ravlanto, S, 2008, Efektivitas Pelayanan: Bandung: Ghalia Indonesia
Suhairistin, 2004, Tingkat Perubahan Pelayanan: Jogjakarta
Soentopo,Paimin,Napitupulu, 2007, Budaya Peternalisme Dalam Birokrasi
Pelayan Publik: Jakarta pusat
Solihin,Wahab,2001,Political Innovation Pemerintah Daerah: Jakarta
Sugiono,2009, Analisis Data Jenis Penenlitian Kualitatif: Jakarta: Glalia
Indonesia
Suprianto,Budi, 2009, Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum: Jakarta Timur.
Winarsi,2007,Pelayanan Kesehatan Masyarakat:Jakarta: Ghalia Indonesia
79
West, 2000, Kreatifitas Organisasi Dan Inovasi Bisnis: Alfabeta, Bandung
Zangwill, Lina, A, 2009, Inovasi Pemerintah Daerah Dan Administrasi:
Semarang
Dokumen Publik
Mentri Negara Pendayagunaan Apratur Negara Nomor 63/KEP/M.
PAN/7/2003Menpan Nomor 63 Tahun 2004.Innovation Service Public: Bandung
Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah, dari Pasal 386 hingga
Pasal 390 Undang-Undang 23/2014
Undang-undang No. 36 Tahun 2009Tentang Pelayanan Kesehatan pasal 4-8
Uundang-Undang No 23 Tahun 1992Tentang Kesehatan.\
Undang-Undang 1945 Pasal dan Undang-Undang. No.23/2010,Peraturan Daerah
Kesehatan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014, Tentang Jaminan Sosial Dan Kesehatan
80
81
Pada gambar diatas terlihat ambulace yang siap menjemput pasien selama
24 jam
Pertolongan pertama dalam ambulance Brigade Siaga Becana (BSB)
82
Pada gambar diatas terlihat Bantuk pelayanan kesehatan di RSUD Anwar
makatutu
Pada gambar diatas wawancara dengan salah satu staf Kantor Dinas
Kesehatan di Kabupeten Bantaeng