inovasi pelayanan publik melalui sistem informasi …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
INOVASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI SISTEM
INFORMASI ASPIRASI PUBLIK DAN PENGADUAN
DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN SIDRAP
OLEH:
ANDI M.ZULFIKAR
Nomor Induk Mahasiswa :105611109116
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
SKRIPSI
INOVASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI SISTEM
INFORMASI ASPIRASI PUBLIK DAN PENGADUAN
DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN SIDRAP
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
GelarSarjana Imu Administrasi Negara (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh
ANDI M.ZULFIKAR
Nomor Stambuk: 10561 11091 16
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
ب س ب الل ل س بم لا الل س م
Assalamu’alaikumبwarahmatullahiبwabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
yang berjudul “Inovasi Pelayanan Publik Melalui Sistem Informasi Aspirasi
Publik dan Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sidrap”. yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu
Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar. Shalawat dan salam tak lupa Penulis ucapkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini Penulis hendak menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua, Ayahanda Andi Isnandardan Ibunda
Dra.Andi Tenri Lekkeatas segala kasih sayang, cinta dan pengorbanan serta doa
yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT
sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis untuk
menggapai cita-cita, semoga ayahanda dan Ibunda senantiasa dilindungi dan di
Rahmati oleh Allah SWT. Ucapan terima kasih kepada saudara penulis Andi
Nabila Zulfadyantiyang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada
penulis. Semoga adinda diberikan kesehatan dan kesuksesan untuk masa depan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan terwujud tanpa dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatanberbahagia ini
v
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Nasrul Haq,
S.Sos., MPA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaganya
untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis mulai dari
penulisan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr. H.Ambo Asse.,M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr.Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos.,MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah
menyumbangkan ilmunya kepada Penulis selama mengenyam pendidikan
di bangku perkuliahan.
5. Seluruh Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu Penulis.
6. Para pihak dari Dinas/Instansi di Kabupaten Sidrap yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Teman-Teman Kelas C yang telah bersama-sama melalui proses
perkuliahan dari semester satu.
8. Para sahabat seperjungan Mahasiswa KKP Angkatan XIX di Kelurahan
Lalolang Kabupaten Barru,Ria,Kak Yuli,Sara,Dilla,Winda,Hasna,Fatin
vi
9. Teman seperjuangan di Pikom IMM Fisip Unismuh Makassar yang telah
mengajarkan banyak hal.
10. Sepupu andalan Andi M.Resky dan sahabatandalan Edi Ardiansa
Terakhir, penulis ingin memohon maaf sepada seluruh pihak atas segala
kekurangan dan kekhilafan yang penulis perbuat baik yang disadari maupun tidak
disadari yang tidak menyenangkan di hati kalian semua. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga
karya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Makassar,29 Agustus 2020
Andi M.Zulfikar
vii
ABSTRAK
Andi M.Zulfikar, Mappamiring dan Nasrul Haq,Inovasi Pelayanan Publik
Melalui Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap.
Beberapa instansi di Kabupaten Sidrap telah membuat berbagai inovasi
dalam rangka merealisasikan kebijakan pemerintah “One Agency One Innovation.
Salah satu inovasi pelayanan publik yang diunggulkan di Kabupaten Sidrap
adalah inovasi keluaran dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sidrap yaitu Inovasi Sistem informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan. Inovasi
SIAPP ini bertujuan untuk mewujudkan pelayanan pengaduan yang terkelola
dengan baik. Karena itu tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
atribut dan strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk
mendeskripsikan Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap.Informan penelitian
sebanyak 6 orang yang terdiri atas 1 orang Kepala Bidang Pengelolaan
Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik,1 orang Admin SIAPP dan 4 orang
pengguna SIAPP.Teknik pengumpulan datadengan menggunakan metode
observasi,wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian, Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
mulai berjalan awal tahun 2019.Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
ini berbasis website yang memudahkan masyarakat dalam melakukan
pengaduansehingga keluhan masyarakat dapat diketahui pemerintah daerah
namun hal tersebut tidak dibarengi dengan perbaikan infrastruktur jaringan yang
baik sehingga menyulitkan masyarakat dibeberapa daerah di Kabupaten Sidrap
untuk mengaksesnya.
KataKunci :Inovasi, Pelayanan Publik,Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN….………….…………………………... i
HALAMAN PENERIMAAN TIM…………….………………………. ii
HALAMAN PERNYATAAN……………..………….……………..… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………….….… iv
ABSTRAK……………..……………………………………………...… vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL…………………………….…………………...……. ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………...……. x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………... 6
D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 8
B. Pengertian Inovasi...……………………….……………………... 9
C. Pengertian Pelayanan Publik………………..……………………. 12
D. Teori dan Konsep Inovasi……………………..…………………. 13
E. Teori dan Konsep Pelayanan Publik……………………………... 25
F. Kerangka Pikir…………………………………………………… 30
G. Fokus Penelitian………………………………………………….. 31
H. Deskripsi Fokus …………………..………………………………. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian…………………………………..… 34
B. Jenis dan Tipe Penelitian………………………………..……….. 34
C. Informan…………………………………………………………. 34
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………. 35
E. Pengabsahan Data…….……………………………………...….. 36
F. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………….. 39
B. Hasil Penelitian…………………………………………………... 59
C. Pembahasan Penelitian……………………………………....…… 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………. 79
B. Saran……………………………………………………………… 81
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 82
LAMPIRAN…........................................................................................... 85
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Informan…………………………………………… 35
Tabel 2 Tabel Kecamatan………………………………………… 41
Tabel 3 Tabel Jenis Pengaduan…………………………………… 55
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Kerangka Pikir…………………………..……...… 31
Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi…………………………….…… 46
Gambar 3 Tampilan Menu pendaftaran………………………………. 58
Gambar 4 Tampilan Menu Sign in……………………………………. 58
Gambar 5 Tampilan Form Pengaduan………………………………… 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Saat ini pelayanan publik menjadi sebuah isu kebijakan yang sangat
strategis upaya memperbaiki pelayanan publik di Indonesia sekarang cenderung
berjalan ditempatsedangkan implikasinya dapat menjangkau kehidupan
ekonomi,politik,sosial budaya dan lain-lain.Upaya memperbaiki pelayanan publik
diIndonesia tentunya senantiasa dilakukan oleh pemerintah hal tersebut dibuktikan
dengan berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk menjawab apa yang
menjadi permasalahan publik.
Tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik sendiri
merupakan tantangan bagi para birokrasi untuk dapat memberikan pelayanan yang
maksimal serta mampu melaksanakan fungsinya dengan baik.Mengingat
pelayanan publik tidak bisa dilepaskan dalam setiap roda kegiatan pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menciptakan keadilan sosial.
Pelayanan publik yang diberikan langsung kepada masyarakat merupakan
salah satu tugas dan fungsi penting pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-
tugas pemerintah untuk menuju pemerintah yang baik (Good Governance).
Pelayanan publik merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan
pemerintah karena menyangkut kehidupan yang begitu luas.
Zangwill dalam (Hisbani : 2015) menguraikan bahwa inovasi merupakan
suatu hal yang penting dalam mencapai keunggulan kompetitif. Tanpa inovasi,
perusahaan akan mati. Perusahaan yang melakukan inovasi secara terus-menerus
2
akan dapat mendominasi pasar, dengan kreasi, model dan penampilan produk
yang baru. Pada akhirnya dengan strategi inovasi akan memunculkan keunikan
produk yang sulit ditiru pesaing. Shapir dalam (Rahayu:2015) secara tegas
menyatakan bahwa inovasi merupakan suatu capability (kapabilitas). Bagi
organisasi yang inovatif, seluruh aspek dari suatu kapabilitas harus
dipertimbangkan. Inovasi sebagai suatu kapabilitas dapat dilihat dalam tingkatan
pengembangan inovasi dalam dimensi penambahan nilai atau value added, dan
kondisi kecanggihan atau sophistication. Pada tingkatan pertama, inovasi sebagai
event, pada tingkatan kedua sebagai process, dan tingkatan ketiga, inovasi sebagai
capability.
Pemerintah Kabupaten Sidrap dalam hal ini Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidrap mengembangkan inovasi dalam pelayanan publik
untuk memajukan daerah Kabupaten Sidrap dan mensejahterakan masyarakatnya.
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas
dan tujuan pelayanan (pasal 18). Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang,jasa,
atau pelayanan administratif yang di sediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik berdasarkan peraturan Pemerintah Daerah melalui inovasi dalam UU No.
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Dalam Bab XXI bertajuk Inovasi
Daerah. Dari Pasal 386 hingga Pasal 390 UU 23/2014, menjelaskan bahwa dalam
rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3
Inovasi sendiri pada umumnya sering kali diterjemahkan sebagai
penemuan baru, namun sebenarnya aspek kebaruan dalam inovasi itu lebih
ditekankan untuk inovasi sektor swasta. Sedangkan, inovasi pada sektor publik
lebih ditekankan pada aspek perbaikan yang dihasilkan dari kegiatan inovasi
tersebut yaitu pemerintah mampu memberikan pelayanan publik secara lebih
efektif, efesien danberkualitas, murah dan terjangkau (Angraeny:2013).
Seiring dengan dibuat dan diberlakukannya Peraturan PemerintahRepublik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah pasal (1) menyatakan
bahwa inovasi daerah adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
daerah. Kemudian dijelaskan pada pasal (2) yang menyatakan bahwa inovasi
daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah, sasaran inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah (PP Nomor 38 Tahun
2017).
Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut merupakan sebuah landasan
utama bagi setiap daerah untuk melakukan inovasi sebagai terobosan baru
khususnya bagi instansi atau lembaga publik dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan
peningkatan pelayanan publik adalah dengan diterapkannya one agency
oneinnovation atau satu instansi, satu inovasi yang merupakan akselerasi dalam
peningkatan kualitas pelayanan publik. Sebagai langkah yang dilakukan
pemerintah guna meningkatkan kreativitas instansi atau lembaga publik di seluruh
4
daerah di Indonesia diadakan kompetisi inovasi pelayanan publik yang nantinya
akan diberikan penilaian oleh KemenPAN RB (Inovasi.lan.go.id).
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap membuat inovasi
layanan pengaduan yang diberi nama Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan. Namun berdasarkan observasi awal inovasi pengaduan ini masih
memiliki banyak kekurangan. Bila dibandingkan dengan inovasi pengaduan yang
dikembangkan oleh Kabupaten Pinrang yakni Pusat Pelayanan Informasi dan
Pengaduan (PINDU). Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
jauh tertinggal. Hal tersebut dapat dilihat dari dukungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Pinrang yang mendukung layanan pengaduan PINDU dalam hal ini
Bupati Pinrang memantau sendiri realisasi aduan masyarakat dimana aduan
masyarakat yang telah dikerjakan akan dilaporkan langsung ke bupati. Berbeda
dengan Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan yang laporan
realisasi aduannya hanya diserahkan masing-masing kepada Kepala SKPD dari
instansi yang menjadi tujuan pengaduan.
Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan juga tidak
memberikan banyak pilihan cara penyampaian aduan selain penyampaian aduan
melalui website, berbeda dengan layanan pengaduan sejenis yang memberikan
kesempatan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses
teknologi. Seperti layanan pengaduan PINDU di Kabupaten Pinrang yang
memberikan alternatif pilihan penyampaian aduan seperti mendatangi langsung
Kantor PINDU , akses PINDU melalui Short Massage Service (SMS) dan akses
PINDU melalui website.
5
Adapun beberapa hasil penelitian sebelumnya,terdapat penelitian yang
relevan untuk dijadikan landasan dalam penelitian ini yakni kualitas layanan
pengaduan masyarakat melalui aplikasi Layanan Pengaduan Online
Rakyat(LAPOR) pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung
menjelaskan bahwa pelayanan program LAPOR sudah baik bila diukur dari
indikator kualitas pelayanan menurut Zeithaml et.al.Namun, kurangnya sosialisasi
berdampak pada sebagian masyarakat yang belum mengetahui program LAPOR
yang telah dibuat oleh pemerintah Kota Bandung (Hidayat,2018).
Penelitian lainnya yaitu Efektivitas pengaduan masyarakat melalui Short
Massage Service Center (studi kasus di Provinsi Lampung) menjelaskan bahwa
pengaduan sms center berdasarkan tiga indikator efektivitas dari Duncan yaitu
Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi, hasilnya menjelaskan bahwa program
sms center telah berjalan dengan baik namun karena masih terbatasnya tenaga
atau sumber daya manusia untuk mengelolanya, sehingga pengelolaan pengaduan
kurang efektif (Hapsari,2019).
Dari beberapa penelitian tersebut diketahui bahwa pemerintah saat ini
tengah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan pelayanan publik.
Berbagai inovasi yang berkaitan dengan pelayanan pengaduan telah ada saat ini
dan akan terus dikembangkan sehingga nantinya menjadi sebuah terobosan baru
dalam meningkatkan pelayanan publik. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teori Rogers danSangkaladengan judul“Inovasi Pelayanan Publik
Melalui Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap.
6
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas sehingga penyusun dapat menentukan pokok
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Atribut Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap ?
2. Bagaimana Strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap ?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka,Adapun
yang menjadi tujuan penulisan penelitian ini ialah
1. Untuk mengetahui Atribut Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap
2. Untuk mengetahui Strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap
D.Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat yang diharapkan penulis dari adanya hasil penelitian ini
memberikan manfaat sebanyak-banyaknya guna pengembangan khasanah ilmu
pengetahuan utamanya terkait inovasi publik, adapun manfaat yang penulis
harapkan sebagai berikut :
1.Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Ilmu Administrasi Negara baik yang bersifat teoritis. Selain itu
penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bagi para peneliti berikutnya atau
7
tambahan referensi kepustakaan bagi yang berkepentingan, khusunya yang terkait
dengan inovasi pelayanan publik.
2.Manfaat Praktis
Diharapkan dengan keberadaan penelitian ini bisa menjadi bahan masukan
atau sumbangan pemikiran yang menambah khasanah keilmuan serta menjadi
bahan informasi kepada pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan publik
utamanya terkait dengan upaya penyelenggaraan inovasi pelayanan publik
terkhusus di Kabupaten Sidrap.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu merupakan acuan dari penulis dalam
penelitian sehingga menambah khasanah teori yang digunakan dalam melakukan
penelitian.Penelitian terdahulu merupakan cara lain dari peneliti untuk melakukan
perbandingan untuk mencari inspirasi baru dalam penelitian selanjutnya.
1. Penelitian oleh Hapsari (2019) Dengan judul penelitian yakni Efektivitas
Pengaduan Masyarakat Melalui Short Massage Center (studi kasus di
Provinsi Lampung). Kesimpulan penelitian ini ialah masyarakat sangat
terbantu dengan adanya sistem Short Massage Center (SMS) dengan
adanya sistem tersebut apa yang menjadi aspirasi dan pengaduan
masyarakat dapat tersampaikan pada instansi-instansi terkait.
2. Penelitian oleh Anugraha (2016) dengan judul Implementasi Inovasi
Kebijakan Program PINDU di Kabupaten Pinrang adapun kesimpulan ini
ialah inovasi pelayanan PINDU sudah berjalan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) namun meskipun demikian masih perlu
adanya sosialisasi kepada masyarakat agar makin mengoptimalkan Inovasi
Program PINDU.
3. Penelitian oleh Sitoresmi (2013) dengan judul Efektivitas Sistem
Informasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) Pada
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
9
(UKP4). Kesimpulan penelitian ini bahwa sistem informasi pada layanan
LAPOR menunjukkan skala efektif masyarakat menyambut baik akan
adanya LAPOR karena memudahkan masyarakat dalam melakukan
pengaduan karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus
berurusan dengan birokrasi yang berbelit-belit meskipun demikian mesti
ada perbaikan utamanya dalam integrasi dengan kementrian terkait.
Berdasarkan tiga penelitian tersebut maka penulis menarik kesimpulan
bahwa letak perbedaan dari penelitian yang dibuat oleh penulis ialah perbedaan
penamaan inovasi saja tapi pada esensinya memiliki kesamaan dalam orientasi
tujuan keberadaan inovasi tersebut yakni peningkatan pelayanan publik dan
kemudahan masyarakat dalam melakukan pengaduan terkait pelayanan publik.
B.Pengertian Inovasi
Inovasi pada umumnya sering kali diterjemahkan sebagai penemuan baru,
namun sebenarnya aspek “kebaruan” dalam inovasi lebih ditekankan untuk
inovasi sektor swasta, sedangkan, inovasi pada sektor publik lebih ditekankan
pada aspek “perbaikan” yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut, yaitu
pemerintah mampu memberikan pelayanan publik secara lebih efektif, efesien dan
berkualitas, murah dan terjangkau (Angraeny, 2013).
Kata inovasi berasal dari bahasa inggris Innovation berarti
perubahan.Inovasi berarti suatu proses kegiatan atau pemikiran manusia untuk
menemukan sesuatu yang baru yang berkaitan dengan input,proses dan output
serta menghasilkan manfaat bagi kehidupan manusia Makmur dan Rohana dalam
(Zulfanurdin,2016)
10
Pugh dalam Rahayu (2015: 84), menyatakan inovasi adalah sebuah
pengenalan atas fitur baru dalam organisasi. Inovasi dicerminkan oleh produk
produk dan proses produksi baru, kemajuan dalam teknologi komunikasi,
organisasi dan layanan baru disektor publik dan sektor non-profit. Selanjutnya
Daft dalam Rahayu (2015: 84), menyatakan bahwa inovasi organisasi berkaitan
dengan adopsi sebuah ide atau perilaku yang sifatnya baru bagi organisasi yang
mengadopsinya.
Inovasi adalah satu ide kreatif dimana diimplementasikan untuk
menyelesaikan tekanan dari suatu masalah (Sangkala, 2013: 26). Sedangkan
Osborne & Brown dalam Rahayu (2015: 81), menyatakan bahwa inovasi
merupakan representasi dari ketidakberlanjutan kondisi dimasa yang lalu.
Ketidakberlanjutan ini menjadi karakteristik yang membedakan inovasi dari
perubahan. Lebih lanjut dikatakan inovasi adalah pengenalan terhadap elemen
baru ke dalam pelayanan organisasi dalam bentuk sebuah pengetahuan baru,
organisasi baru, manajemen atau keterampilan proses yang baru.
Inovasi merupakan hasil kerja dari knowing dibandingkan doing, inovasi
dapat dilakukan secara efektif dengan memperhatikan aspek utama dalam
organisasi (Ducker dalam Rahayu 2015: 103).
Proses ini tidak hanya mengidentifikasikan kesempatan yang menarik
tetapi juga membutuhkan seorang individu untuk mencapai respon yang disebut
sebagai fuctional inspiration. Meskipun terdapat perbedaan sudut pandang dalam
menilai inovasi tetapi Osborne & Brown dalam Rahayu (2015: 82), memberikan
beberapa fitur yang menjadi dasar dalam inovasi. Pertama, inovasi
11
menggambarkan keterbaruan. Kedua, dari inovasi adalah hubungan terhadap
penemuan konsensus. Ketiga, inovasi adalah proses dan outcome.
Pendapat lain yang memaparkan mengenai inovasi adalah Djamrud (2015)
bahwa inovasi adalah suatu penemuan berbeda dari yang pernah ada. Seseorang
yang melakukan inovasi, maka ia dapat dikategorikan sebagai orang yang berdaya
inovatif. Orang yang selalu berinovasi akan senantiasa berupaya melakukan yang
terbaik, menjadi sesuatu yang baru/unik berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Inovatif memiliki keterkaitan dari karakteristik wirausahawan memiliki
kemampuan membawa sebuah perubahan di lingkungan sekitarnya.
Albury (dalam Tahir, 2016:12) mendefinisikan inovasi sebagai new ideas
that work. Hal tersebut berarti bahwa inovasi adalah berhubungan denganide-ide
yang bisa di manfaatkan. Inovasi dengan sifat kebaruannya harusmempunyai nilai
manfaat.
Albury secara rinci menjelaskan ciri dariinovasi yang berhasil adalah ada
bentuk penciptaan dan pemanfaatan proses baru,produk baru, jasa baru dan
metode penyampaian yang baru yang menghasilkanperbaikan yang signifikan
dalam hal efesiensi, efektifitas maupun kualitas.
Inovasi bisa berarti menggunakan cara kreatif dan cara yang tidak biasa
dalam menyelesaikan masalah seperti misalnya, dalam pelayanan baru, merevisi
visi dan misi, membentuk organisasi baru, dan mengembangkan proses-proses
baru sebagai bentuk terobosan terhadap kebuntuan penyelesaian persoalan dan
pelayanan (Dhewanto, 2014:7).
12
C.Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia bahkan secara
ekstrim manusia tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan A.S.Moenir dalam
(Djafri,2018:19) mendefinisikan pelayanan sebagai upaya yang dilakukan oleh
seseorang maupun sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkatan
pemuasannya bisa dirasakan oleh orang yang melayani atau pun dilayani
tergantung kepada bagaimana kemampuan penyedia jasa untuk memenuhi
harapan pengguna.
Sedangkan menurut Kotler dan Bloom dalam (Ahmad 2012:8) pelayanan
adalah setiap kegiatan yang memberi keuntungan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan memberikan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik. Selain itu menurut S. Lukman dan Moenir dalam (Ahmad,
2012:12) Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau secara fisik, dan
menyediakan kepuasan pelanggan.
Menurut Mulyadi (2018) pelayanan publik adalah semua yang disiapkan
oleh pemerintah atau pihak swasta karena pada umumnya masyarakat tidak dapat
memenuhi keinginannya kebutuhannya sendiri, kecuali secara bersama-sama
untuk mencapai kesejahteraan sosial masyarkat. Senada dengan Lonsdale dalam
Mulyadi (2018) Pelayanan publik yaitu kegiatan yang dikerjakan sekelompok
orang melalui prosedur dan metode tertentu guna memuaskan keperluan
masyarakat, sesuai dengan haknya. Semua yang menyangkut masyarakat yang
dilaksanakan pemerintah adalah kegiatan dalam pelayanan publik.
13
Adapun menurut Wasistiono dalam (Sari permata, 2014 :216) pelayanan
publik didefinisikan sebagai pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta
atas nama pemerintah, atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau
tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.
Sedangkan menurut Sellang (2016) pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
D.Teori dan Konsep Inovasi
Inovasi merupakan setiap ide ataupun gagasan baru yang belum pernah
ada ataupun diterbitkan sebelumnya. Istilah dari suatu inovasi selalu diartikan
secara berbeda oleh beberapa kalangan ahli. Namun demikian, dalam pemasaran
dan perilaku kosumen perilaku dihubungkan dengan suatu produk atau jasa yang
sifatnya baru. Baru yang merujuk pada produk benar belum pernah ada
sebelumnya dan baru dalam hal arti ada yang berbeda yang merupakan suatu
peyempurnaan atau perbaikan dari produk sebelumnya yang pernah ada ditemui
oleh konsumen di pasar.
1.Tipologi Inovasi
Ada beberapa tipologi inovasi sektor publik yang dikemukakan oleh
Halvorsen dalam Basuki (2019) ada enam (6) yakni sebagai berikut :
a. A new or improved service (Pelayanan baru atau pelayanan yang
diperbaiki) yang dimaksud adalah bagaimana program-program inovasi
14
yang diberikan oleh pemerintah saat ini khususnya dalam bidang
pelayanan publik,apakah sudah sesuai atau masih perlu dikembangkan
dalam penerapannya.tipologi pertama ini hendak melihat hasil dan
perkembangan pelayanan baru dari pemerintah
b. Process innovation (inovasi proses) yang dimaksud adalah perubahan
sistem yang terkait dengan penyediaan pelayanan kearah yang lebih baik
atau sesuai kebutuhan.proses inovasi melihat bagaimana proses pembuatan
inovasi dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada perbaikan
pelayanan.
c. Administrative innovation (Inovasi Administratif) ialah aturan-aturan yang
dikeluarkan dari perubahan sebuah kebijakan yang sebelumnya.hal ini
dimaksudkan agar penerapan inovasi dapat secara maksimal diketahui dan
dirasakan oleh masyarakat sebagai pengguna inovasi tersebut.
d. System innovation (inovasi sistem) merupakan sistem baru atau perubahan
mendasar dari sebuah sistem yang telah ada sebelumnya dengan
mendirikan sebuah organisasi baru atau kerjasama dengan instansi terkait
sebagai wujud penerapan dan perkembangannya.
e. Conceptual innovation (inovasi konseptual) merupakan bagaimana konsep
dari sebuah inovasi yang dikaitkan dengan para pelayanan publik itu
sendiri.inovasi konseptual lebih mengarah kepada pelayan publik yang
membuat inovasi karena dalam tahapan inovasi ini ingin mengurus
seberapa berpengaruhnya inovasi yang dibuat untuk masyarakat sebagai
15
pengguna inovasi tersebut namun juga berfokus konsep atau perubahan
yang dirasakan oleh pembuat inovasi.
f. Radical change of rational merupakan pola pikir atau pandangan dari
Aparatur instansi mengenai inovasi yang telah diterapkan.seberapa
berpengaruh terhadap pegawai khususnya dari segi pemikiran yang telah
diterapkan dalam pekerjaannya.
Sedangkan menurut Mulgan&Albury dalam Muluk (2008:44) mengatakan
bahwa inovasi pelayanan publik dikatakan berhasil jika merupakan hasil kreasi
dan implementasi dari inovasi produk layanan, inovasi proses pelayanan, inovasi
metode pelayanan, inovasi kebijakan, maupun inovasi sistem. Pertama, inovasi
produk maupun layanan adalah perubahan bentuk maupun desain produk atau
layanan. Kedua, inovasi proses adalah pembaharuan kualitas yang terus berlanjut
dan mengacu kepada kombinasi perubahan organisasi, prosedur,maupun
kebijakan yang diperlukan untuk berinovasi. Ketiga, inovasi metode pelayanan
adalah perubahan baru untuk kegunaan interaksi kepada pengguna layanan atau
cara baru untuk berinteraksi dengan pengguna layanan atau cara baru dalam
memberikan pelayanan. Keempat, inovasi pada strategi atau kebijakan adalah
perubahan visi, misi, tujuan dan strategi baru beserta dengan alasannya dan
berangkat dari realitas yang ada. Kelima, inovasi sistem adalah interaksi sistem
yang mencakup metode baru atau yang telah diperbarui untuk berinteraksi dengan
aktor yang lain dengan asumsi adanyaperubahan dalam tata kelola pemerintahan.
16
2.Kriteria Inovasi
Berdasar pada sejumlah pemahaman mengenai inovasi, dapat disimpulkan
bahwa sebuah program yang inovatif biasanya akan menjadi best practices. Dalam
sidang umum PBB, telah merekomendasikan bahwa best practices digunakan oleh
UN sebagai alat untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik yang didasarkan
atas apa yang terjadi di lapangan. Best practice memiliki tiga karakteristik yang
dikutip dalam Report of the Preparatory Committee for the United
NationConference on Human Setlement dalam Abdillah (2016) yaitu:
a. Memiliki dampak yang dapat ditunjukkan dan didemonstrasikan dalam
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
b. Merupakan hasil dari kerjasama yang efektif antara sektor publik, sektor
swasta dan masyarakat sipil;
c. Berkelanjutan secara sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka instrument best practices inilah
yang dipilih untuk digunakan dalam menilai inovasi program yang ada dan yang
telah ditetapkan. Adapun kriteria best practices menurut UN (dalam Sangkala,
2013: 8) terdiri atas:
1) Dampak (Impact), sebuah best practice harus menunjukkan sebuah
dampak positif dan dapat dilihat (tangible) dalam meningkatkan kondisi
kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan tidak beruntung.
2) Kemitraan (partnership), sebuah best practice harus didasarkan pada
sebuah kemitraan antara aktor-aktor yang terlibat, setidaknya melibatkan
dua pihak.
17
3) Keberlanjutan (sustainability), sebuah best practice harus membawa
perubahan dasar dalam wilayah permasalahan berikut :
1) Legislasi, kerangka peraturan oleh hukum atau standar formal yang
menghargai isu-isu dan masalah yang dihadapi;
2) Kebijakan sosial dan atau strategi sektoral di daerah yang memiliki potensi
bagi adanya replikasi dimanapun;
3) Kerangka Institusional dan proses pembuatan kebijakan yang memiliki
kejelasan peran kebijakan dan tanggung jawab beragam tingkatan dan
kelompok aktor seperti pemerintah pusat dan daerah, LSM, dan organisasi
masyarakat.
4) Efisien, transparan dan sistem manajemen yang akuntabel dapat membuat
lebih efektif penggunaan sumber daya manusia, teknik dan keuangan.
4) Kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat (leadership dan community
empowerment) yakni:
1) Kepemimpinan yang menginspirasikan bagi adanya tindakan dan
perubahan termasuk di dalamnya perubahan dalam kebijakan publik;
2) Pemberdayaan masyarakat, rukun tetangga dan komunitas lainnya serta
penyatuan terhadap kontribusi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.
3) Penerimaan dan bertanggungjawab terhadap perbedaan sosial dan
budaya.
4) Kemungkinan bagi adanya transfer (transferability) pengembangan
lebihlanjut dan replikasi.
5) Tepat bagi kondisi lokal dan tingkatan pembangunan yang ada.
18
6) Kesetaraan gender dan pengecualian sosial (gender equality dan social
inclusion) yakni inisiatif haruslah dapat diterima dan merupakan
responterhadap perbedaan sosial dan budaya; mempromosikan kesetaraan
dankeadilan sosial atas dasar pendapatan, jenis kelamin, usia dan
kondisifisik/mental serta mengakui dan memberikan nilai terhadap
kemampuan yangberbeda.
7) Inovasi dalam konteks lokal dan dapat ditransfer (innovation within local
content dan transferability).
3.Tingkatan Inovasi
Shapiro dalam Rahayu (2015: 95) secara tegas menyatakan bahwa inovasi
merupakan suatu capability (kapabilitas). Bagi organisasi yang inovatif, seluruh
aspek dari suatu kapabilitas harus dipertimbangkan. Inovasi sebagai suatu
kapabilitas dapat dilihat dalam tingkatan pengembangan inovasi dalam dimensi
penambahan nilai atau vale added, dan kondisi kecanggihan atau sophistication.
Pada tingkatan pertama, inovasi sebagai event, pada tingkatan kedua sebagai
process, dan tingkatan ketiga, inovasi sebagai capability.
Tingkat pertama, kebanyakan orang melihat inovasi hanya sebagai ‘event’
atau kejadian semata, memang demikian pada awalnya. Inovasi dalam
tingkatansebagai event, pada awalnya memang baru berupa brainstorming dan
kontesmemamerkan ide-ide baru. Jika ide-ide baru tersebut diterima oleh
organisasimaka di sana ada nilai tambah bagi organisasi. Syarat pada tahapan ini
adalahperlunya prakondisi yang mendukung dan kepemimpinan yang terbuka.
Pada tingkatan yang lebih tinggi, inovasi tidak hanya sekedar ide-ide baru, namun
19
juga menjadi bagian dari suatu proses produksi, di mana organisasi memasukkan
inovasi ke dalam perencanaan, dan struktur dari pemecahan masalah,
mewujudkannya, dan mengembangkannya serta mengevaluasi implementasi dari
ide-ide baru tersebut. Prakondisi pertama selanjutnya dikembangkan menjadi
sebuah peluang baru lengkap dengan dukungan infrastruktur dan sumberdaya
yang diperlukan. Tingkatan selanjutnya inovasi akan sebagai capability manakala
inovasi tidak hanya untuk memecahkan masalah semata, melainkan
merepresentasikan organisasi itu sendiri dan apa yang mereka lakukan
sepenuhnya sangat inovatif.
3.Tipe-Tipe Inovasi
Adapun tipe-tipe inovasi menurut Baker dalam Sangkala(2013: 31)
mengemukakan mengenai 3 tipe inovasi. Tiga tipe tersebut kemudian dilengkapi
menjadi 5 tipe inovasi. Kelima tipe menurut Bakerdan IdeA adalah inovasi yang
terkait dengan :
a. Strategi/kebijakan seperti misi, sasaran strategi maupun pertimbangan baru
b. Kebijakan dan bentuk organisasi layanan/produk, seperti perubahan fitur
dan desain dari pelayanan produk.
c. Penyampaian layanan, misalnya perubahan cara baru dalam penyampaian
layanan atau berinteraksi dengan klien,
d. Proses, seperti prosedur internal, kebijakan dan bentuk organisasi baru,
e. Sistem interaksi, misalnya cara baru atau perbaikannya yang berbasis
pengetahuan untuk berinteraksi dengan aktor lain serta perubahan dalam
cara menjalankan pemerintahan.
20
Menurut Wahab, dalam (Hisbani, 2015 :267 ) beberapa unsur-unsur
penerapan inovasi antara lain :
a. Adanya program yang dilaksanakan adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan.
Pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan.
b. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.
c. Adanya pelaksana adalah orang yang mengerjakan atau melakukan
rencana yang telah disusun atau bagian dari kontraktor yang bertugas dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tehnik lapangan ,hak, dan
kewajiban pelaksana antara lain :
1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, metode kerja,
gambar kerja, dan spesifikasi pekerjaan.
2) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja dilapangan.
3) Mengusulkan perubahan rencana pelaksanaan karena kondisi
pelaksanaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
yang sesuai dengan rencana.
21
4) Menjaga kebersihan dan ketertiban dilapangan.
Inovasi pada dasarnya tidak terjadi secara mulus,inovasi banyak juga
memiliki resistensi dari banyak kasus banyak faktor yang melatar belakangi
terjadinya hambatan dalam berinovasi salah satunya ialah budaya risk aversion
merupakan budaya yang kurang menyukai resiko. Hal ini disebabkan karena sifat
inovasi yang memiliki segala resiko, termasuk dalam hal ini resiko
kegagalan.sektor publik khususnya pegawai cenderung enggan berhubungan
dengan yang namanya resiko. Para pegawai lebih memilih untuk melakukan
pekerjaan yang lebih bersifat prosedural dan rutin dibanding harus mengambil
resiko untuk berinovasi.
5.Atribut Inovasi
Dalam penerapan sebuah inovasi melekat atribut dalam inovasi
tersebut,atribut yang dimaksud ialah menurut Rogers dalam (Basuki dkk,2019)
sebagai berikut :
a. Relative advantage atau keuntungan relatif,sebuah inovasi harus
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu
ada hal baru yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang
membedakannya dengan yang lain;
b. Compaibility atau Kesusaian,inovasi juga memiliki sifat kompatibel dan
sesuai dengan inovasi yang digantikan. Hal ini dimaksudkan agar inovasi
yang lama tidak dibuang begitu saja,selain karena alasan faktor biaya yang
tidak sedikit,namun juga inovasi yang lama bisa menjadi bagian proses
transisi ke inovasi terbaru.selain itu juga bisa dipakai untuk memudahkan
22
proses adaptasi maupun proses pembelajaran terhadap inovasi tersebut
secara lebih cepat.
c. Complexity atau kerumitan,dengan sifatnya yang baru,maka inovasi
memiliki tingkat kerumitan yang bisa menjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian,karena sebuah inovasi
menawarkan metode yang lebih baru dan lebih baik,maka tingkat
kerumitan ini pada dasarnya tidak menjadi masalah penting.
d. Triability atau kemungkinan dicoba,inovasi hanya dapat diterima apabila
telah teruji dan memiliki butki mempunyai keuntungan maupun nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi lama.sehingga sebuah produk inovasi mesti
melewati fase “uji coba”,dimana setiap orang atau pihak mempunyai
kesempatan dalam menguji kualitas dari sebuah inovasi.
6. Strategi Inovasi
Inovasi dan analisis praktek yang sukses dalam (Sangkala: 2013),
menunjukkan bahwa ada lima strategi utama yaitu:
a. Layanan terintegrasi, dimana sektor publik menawarkan peningkatan
sejumlah layanan, warga memiliki harapan tidak sederhana dimana warga
meminta layanan yang disediakan disertai dengan kenyamanan.
Kewenangan publik seringkali mengintegrasikan produk dan ayanan untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. Misalnya penggunaan call
center, email, kartu debit, e-Government dan lain-lain.
b. Desentralisasi pemberian layanan dan monitoring layanan, akan membawa
layanan lebih dekat dengan masyarakat dan biasanya membentuk
23
kepastian terhadap tingkat permintaan yang tinggi sehingga meningkatkan
kepuasan masyarakat atau pelaku bisnis. Desentralisasi layanan
mendorong pengembangan ekonomi baru. Desentralisasi layanan
meningkatkan partisipasi warga dan meningkatkan kepercayaan dalam
pemerintahan.
c. Pemanfaatan kerjasama, bermakna sebagai pemerintahan yang inovatif
untuk memenuhi peningkatan pemenuhan agar lebih efesien dalam
pemberian layanan publik, lebih kolaboratif antar organisasi dan juga
terjadi kerjasama antar publik dan swasta. Misalnya kolaborasi dengan
organisasi bisnis dalam upaya mempromosikan efesiensi dan kualitas
layanan administrasi publik.
d. Pelibatan warga negara. Kewenangan pemerintahan yang inovatif harus
merealisasikan peran pentingnya dengan mendorong peran warga untuk
berpartisipasi dalam mendorong perubahan. Ketika pemerintah
menyediakan forum bagi publik untuk mengekspresikan pandangannya
dan terlibat didalam seluruh langkah-langkah proses, maka hasil inovasi
lebih memiliki kemungkinan untuk sukses dan lebih luas jangkauannya.
Pendekatan partisipasi memungkinkan warga mengungkapkan kebutuhan
dan opininya terhadap proposal teknis dan memfasilitasi penerapan proyek
yang diberikan dan memastikan kesuksesan yang berkelanjutan dari
sebuah inovasi perubahan.
e. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. United Nation World
Publik Sector Report tahun 2004 mencatat penggunaan layanan berbasis
24
internet untuk memotong red tape dengan cepat keseluruh sektor publik.
Kontribusi internet untuk meyederhanakan dan memperbaiki cara warga
Negara memperoleh informasi dan berkomunikasi dengan entitas publik.
Internet dapat juga bermanfaat sebagai alat perbaikan transparansi dan
integritas dalam administrasi publik.
7.Hambatan Inovasi
Bagi seorang pemimpin instansi atau perusahaan, inovasi dapat menjadi
beban. Sebab, pada tahap awal sering kali belum cukup jelas apakah sebuah
inovasi akan berhasil atau tidak. Selain itu sebuah inovasi tidak bisa di prediksi
sukses atau gagal karena prosesnya tidak mengikuti aturan yang linear. Rosabeth
Moss Kanter (dalam Ancok, 2012) mengemukanan beberapa faktor yang bisa
menjadi penghambat proses inovasi, antara lain sikap pemimpin yaitu :
a. Pemimpin yang tidak menghargai gagasan dari bawahannya, dan
seringkali di curigai.
b. Proses birokrasi yang berbelit-belit
c. Pemimpin melempar tanggung jawab dalam penilaian pada gagasan
inovatif.
d. Pemimpin mengkritik segi kelemahan dari setiap gagasan dan kurang
menekankan pada sisi positifnya.
e. Pengawasan sangat ketat pada kegiatan bawahan yang membuat bawahan
tidak santai dan selalu ragu atas apa yang mereka perbuat
25
f. Meminta bawahan untuk memberikan alasan yang jelas dan rinci untuk
setiap permintaan dana, waktu, bahan, tambahan staff, atau perlatan untuk
mewujudkan gagasan inovatif menjadi sebuah produk inovatif.
E.Teori dan Konsep Pelayanan Publik
Menurut Dwiyanto dalam (Mardliyyah 2016: 38) menyebutkan konsep
pelayanan publik yaitu sebagai berikut:
1. Pelayanan publik yang efisien dari perspektif pemberi layanan adalah
pemberi harus mengusahakan agapengr harga pelayanan murah agar tidak
terjadi pemborosan sumber daya publik. Dari perspektif pengguna layanan
yaitu pelayanan publik dapat dicapai dengan biaya yang murah, waktu
singkat dan tidak banyak membuang energi.
2. Pelayanan publik yang responsif adalah kemampuan organisasi untuk
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dalam menyusun prioritas
kebutuhan dan mengembangkan berbagai program pelayanan.
3. Pelayanan publik yang non-partisan adalah sistem pelayanan yang dengan
perlakuan adil.
1.Indikator Kualitas Pelayanan
Norman dalam (kurniawan, 2016 :575) menuliskan, apabila kita ingin
sukses memberikan kualitas pelayanan, kita harus memahami terlebih dahulu
karakteristik tentang pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan sifatnya tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan
sifatnya dengan barang jadi.
26
b. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan
pengaruh yang sifatnya adalah tindak sosial.
c. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara
nyata, karena pada umumnya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat
yang sama. Karakteristik tersebut dapat menjadikan dasar bagaimana
dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik.
Sinambela dalam (Junior:2016) mengemukakan indikator-indikator yang
digunakan untuk melihat apakah pelayanan publik yang diberikan adalah
pelayanan yang prima atau tidak, indikator tersebut antara lain :
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Kondisional
2.Tujuan Pelayanan Publik
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dalam (Hayat,2017: 52-
53):menyebutkan bahwa tujuan pelayanan publik antara lain:
a. Terwujudnya sebuah batasan dan suatu kaitan yang jelas mengenai hak,
tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan berbagai pihak dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Adanya sebuah bentuk kegiatan pelayanan publik yang sesuai berdasarkan
asas asas umum pemerintahan yang baik.
c. Terlaksana suatu penyelenggaraan pelayanan publik yang sesuai dengan
undang-undang
27
d. Terwujudnya sebuah kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
3.Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Unsur-unsur Pelayanan Publik Menurut Bharata dalam (junior:2016)
terdapat empat unsur pelayanan publik yang harus dipenuhi, antara lain :
a. Penyedia layanan
b. Penerima layanan
c. Jenis Pelayanan
d. Kepuasan pelanggan
4.Asas-Asas Pelayanan
Menurut Taufiqurokhman & Satispi (2018) Dalam memberikan layanan
kepada masyarakat harus berasaskan Transparansi, bersifat terbuka, mudah dan
dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
a. Akuntabilitas,dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
b. Kondisional,sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi penerima
layanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas
c. Partisipatif,mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan
masyarakat
d. Kesamaan hak,tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender, dan status ekonomi
28
e. Keseimbangan hak dan Kewajiban pemberi dan penerima layanan publik
harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak
Apabila prinsip dan asas layanan publik tersebut ditaati oleh pelaksana/
pelayan publik dalam hal ini aparatur negara, maka keluhan masyarakat terhadap
rendahnya kualitas layanan npublik tidak harus muncul. Munculnya keluhan dari
masyarakat sebagai penerima layanan publik lebih banyak disebabkan belum
termanifestasikannya prinsip-prinsip dan asas-asas layanan publik dalam
pelaksanaan tugas aparatur negara.
5.Standar Pelayanan Publik
Dalam memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal maka suatu
organisasi publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai
jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.Sesuai dengan Keputusan
MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 standar pelayanan yang baik meliputi :
a. Prosedur pelayanan yang diberlakukan bagi siapapun pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan.
b. Waktu penyelesaian yang ditetapkan terhitung sejak saat pengajuan
permohonan hingga penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
c. Biaya pemberian pelayanan, Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya
yang ditetapkan pada saat proses pemberian pelayanan.
d. Produk pelayanan Hasil pelayanan yang nantinya diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
e. Penyediaan sarana dan prasaran yang baik dan memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
29
f. Kompetensi penyelenggaran pelayanan hendaknya berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
Ada tujuh hal menurut Sinambela, (2017: 45) yang perlu diperhatikan
dalam pemberian pelayanan, namun yang paling signifikan untuk diterapkan
dalam lembaga pemerintah adalah sebagai berikut :
1) Function: kinerja primer yang dituntut;
2) Confirmance: sebauh kepuasan yang berdasarkan pada pemenuhan
persyaratan yang telah ditetapkan;
3) Reliability: kepercayaan pelanggan akan jasa yang berkaitan dengan
waktu;
4) Serviceability: sebuah keahlian untuk melaksanakan perbaikan apabila
terdapat kekeliruan.
5) Adanya assurance yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,
dan sifat yang dapat dipercaya dan bebas dari bahaya dan resiko yang
dimiliki oleh para pekerja.
6.Prinsip Pelayanan Publik
Layanan publik tersebut di atas merupakan hak masyarakat yang dalam
pelaksanaannya pada dasarnya mengandung prinsip kesederhanaan, kejelasan,
kepastian waktu,keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana,
kemudahan akses, kedisplinan-kesopanan dan keramahan, dan kenyamanan. Agak
berbeda dengan rumusan prinsip-prinsip layanan publik tersebut di atas, The
Charter of Fundamental Right of the European Union dalam pasal 14 dalam
Ayyung (2019) menyatakan prinsip layanan publik sebagai berikut:
30
a. Memperoleh penanganan urusan-urusannya secara tidak memihak, adil,
dan dalam waktu yang wajar
b. Hak untuk didengar sebelum tindakan individual apapun yang akan
merugikan dirinya diputuskan
c. Hak atas akses untuk memperoleh berkas milik pribadi dengan tetap
menghormati kepentingannya yang sah atas kerahasiaan dan atas
kerahasiaan profesionalitasnya
d. Kewajiban pihak administrasi negara untuk memberikan alasan-alasan
yang mendasari keputusannya
e. Memperoleh ganti rugi yang ditimbulkan oleh lembaga atau aparatur
pemerintah dalam menjalankan tugasnya
D. Kerangka Pikir
Kabupaten Sidrap saat ini tengah melakukan berbagai percepatan
pembangunan diberbagai bidang khususnya dalam pelayanan publik dengan
adanya penerapan one agency one innovation membuat pemerintah Kabupaten
Sidrap membuat berbagai inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik. Salah
satu inovasi di Kabupaten Sidrap yaitu Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan (SIAPP) yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Sidrap yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam
melakukan pengaduan. Dalam penelitian ini Penulis menggunakan teori atribut
dan strategi inovasidari Rogers dan Sangkala
31
Gambar 1
Bagan Kerangka Pikir
E. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini berangkat dari rumusan masalah yang
kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam
tinjauan pustaka.Adapun fokus penelitian yang berpijak dari rumusan masalah
ialah bagaimana atribut inovasi dan strategi inovasi Sistem Informasi Aspirasi
Publik dan Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap.
F.Deskripsi Fokus
1. Keuntungan relatif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana
tingkat kelebihan dan manfaat yang diperoleh dari suatu inovasi pelayanan
Inovasi Pelayanan Publik Melalui Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
Keberhasilan inovasi pelayanan publik
melalui Sistem Informasi Aspirasi Publik
dan Pengaduan di Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidrap
Rogers yang dikutip oleh
(Suwarno, 2008) Atribut inovasi:
1. Keuntungan relatif
2. Kesesuaian
3. Kerumitan
Sangkala (2013) Strategi inovasi :
1. Layanan terintegrasi
2. Monitoring layanan
3. Kerjasama
4. Pelibatan warga negara
5. Pemanfaatan teknologi
32
publik sebelum adanya inovasi serta meningkatkan kualitas pelayanan
publik. Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP) hadir
untuk mempermudah aduan dan aspirasi masyarakat sehingga akses publik
kepada pemerintah yang selama ini dianggap terabaikan dapat dikelola
dengan baik oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap.
2. Kesesuaian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu menunjukkan tingkat
kesesuaian antara inovasi dan kondisi lapangan dengan berbagai
pertimbangan yang ada di Kabupaten Sidrap,keterbukaan terhadap
perubahan merupakan modal penting sebuah inovasi terlebih di era
modern ini. Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
dapat dikatakan telah sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat di Kabupaten Sidrap.
3. Kerumitan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tingkatkerumitan dari
sebuah Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
yangditerapkan ke masyarakat.Pada hakikatnya inovasihadir untuk
menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, karena
semakinsederhana suatu inovasi semakin tinggi dan cepat diadopsi oleh
masyarakat Kabupaten Sidrap
4. Layanan terintegrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah layanan
yang merujuk kepada pengintegrasian layanan pengaduan berbasis website
kepada masyarakat di Kabupaten Sidrap
5. Monitoring layanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemantauan proses pelaksanaan layananan pengaduan dalam Inovasi
33
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Dinas Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Sidrap.
6. Kerjasama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses
keterlibatan stakeholder yang dapat berkoordinasi dengan baik dalam hal
ini Dinas Komunikasi dan Informatika dengan SKPD Se-Kabupaten
Sidrap untuk keberhasilan Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan di Kabupaten Sidrap.
7. Pelibatan warga negara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mengikut sertakan masyarakat dalam mendukung keberhasilan Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Kabupaten Sidrap.
8. Pemanfaatan teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mendayagunakan teknologi internet untuk mendukung pelayanan
pengaduan masyarakat Kabupaten Sidrap.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun objek/lokasi penelitian ini adalah Kantor Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidrap lokasi ini dipilih karena Dinas komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidrap merupakan penggagas dari Inovasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan,adapun jangka waktu dari penelitian ini
12 Juni-12 Agustus.
B.Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut dan strategi Inovasi
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan.
2. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian kualitatif
pendekatan deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan
secara utuh atau jelas atribut dan strategi Inovasi Sistem Informasi
Aspirasi Publik dan Pengaduan
C. Informan
Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu memilih
langsung informan yang mengetahui tentang Sistem Informasi Aspirasi Publik
dan Pengaduan.Informan dalam penelitian adalah mereka yang terlibat dalam
Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Dinas Komunikasi
35
dan Informatika Kabupaten Sidrap.Adapun informan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 1
Informan penelitian
No Nama Jabatan Jumlah
1 Mashuri,S.Sos Kepala Bidang pengelolaan
informasi,komunikasi publik
dan statistik
1
2 Hendra Surya Admin Sistem informasi
aspirasi publik dan pengaduan 1
3 Aswan,S.H Pengguna SIAPP 1
4 Andi Muh Rezky Pengguna SIAPP 1
5 Erika Wanda Puspita Pengguna SIAPP 1
6 Edi Ardianza Pengguna SIAPP 1
Jumlah 6 Orang
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data maka penulis melakukan beberapa
teknik untuk mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian
sehingga kebenaran data dan informasi yang nantinya akan diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan,adapun teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi peneliti akan melakukan pengamatan dalam proses pengamatan
36
dan pencatatan yang sistematis. Kegiatan pengamatan terhadap objek
penelitian ini untuk memperoleh keterangan data yang akurat mengenai
hal-hal yang diteliti serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban
responden dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Dimana observasi
ini akan dilakukan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika
Kab.Sidrap.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan cara mendatangi langsung
informan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika sebanyak 2 Orang
dan masyarakat pengguna Inovasi SIAPP sebanyak 1 orang. Peneliti juga
melakukan wawancaradenganmetode daring melalui telpon selular dengan
informan masyarakat dalam hal ini pengguna Inovasi SIAPP sebanyak 3
orang yang pernah melakukan pengaduan. Adapun wawancara dilakukan
secara terstruktur berdasarkan panduan wawancara.
3. Dokumentasi
Data berupa dokumentasi diperoleh dari Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidrap melalui telaah dokumen dan data jumlah
pengaduanpada Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan yang
digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap dari data primer yang
ada relevansinya dengan keperluan penelitian ini.
E.Teknik Pengabsahan data
Setelah menganalisis data yang ada maka peneliti hendaknya memastikan
apakah interpretasi dan temuan penelitian akurat sebab krebilitas sebuah data
37
sangat mendukung hasil dari penelitian oleh karenanya diperlukan teknik untuk
memeriksa keabsahan data lebih akurat agar hasilnya memuaskan. Keabsahan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik tringulasi.
Dalam hal ini menurut Sugiyono (2017) triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam hal ini terdapat tiga teknik
triangulasi yakni seperti berikut :
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Kemudian beberapa sumber tersebut,
data dideskripsikan dan dikategorikan berdasarkan pandangannya sama
atau tidak.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu triangulasi teknik bermakna data yang
diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan teknik tertentu, diuji
keakuratan dan ketidakakuratannya. Triangulasi teknik peneliti melakukan
dengan cara membandingkan informasi yakni dengan mewawancarai
beberapa informan. Wawancara dengan informan yang berbeda untuk
mengecek kebenaran informasi tersebut sehingga data yang didapatkan
dari informan tidak bersifat subjektif tapi bersifat objektif.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data karena
waktu mempengaruhi keabsahan data. Untuk menjamin data yang diambil dari
38
informan peneliti mendatangi tempat penelitian dalam hal ini Dinas Komunikasi
dan Informatika bukan hanya satu kali,peneliti mendatangi atau
menghubungiinforman dengan waktu dan situasi yang berbeda-beda
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data menurut Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2013) yakni mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis kualitatif
dilakukan dengan cara interaktif dan kegiatan yang harus selalu dilakukan hingga
selesai.Aktifitas dalam menganalisis data meliputi :
1. Reduksi Data
Data kasar yang diperoleh dengan melakukan proses seleksi yang ada
dilapangan langsung serta dilanjutkan saat merangkum data dengan
demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan wilayah.
2. Penyajian Data
Penyajian data (data display). Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi
informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Display data atau penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini
adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan
mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan,Mencatat
keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada,alur kausalitas dari
fenomena dan proposisi.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.Profil Kabupaten Sidrap
Kabupaten Sidenreng Rappang atau biasa dikenal dengan Kabupaten
Sidrap, ialah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi yang berada kira kira 183
Km di sebelah Utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Secara
astronomis, Kabupaten Sidrap berada antara 3°43’-4°09’ lintang selatan dan
119°41’-120°10’ bujur timur, masing-masing Kabupaten Sidrap berbatasan
dengan:
1.Sebelah Utara : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang
2.Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Kabupaten Wajo
3.Sebelah Selatan : Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng
4.Sebelah Barat : Kota Parepare dan Kabupaten Pinrang
Wilayah admnistrasi Kabupaten Sidenreng Rappang dengan luas 1.883,25
Km terbagi dalam 11 Kecamatan dan 106 Desa/Kelurahan.Jumlah masyarkat
Kabupaten Sidenreng Rappang di tahun 2018 berjumlah 299.123 orang yang
terdiri dari 146.581 jiwa penduduk laki-laki dan 152.542 penduduk perempuan,
dengan penduduk yang paling banyak di Kecamatan Maritengngae yakni sebesar
51.329 jiwa.Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara lebih
banyaknya penduduk laki-laki dibanding penduduk perempuan pada suatu daerah
dan waktu tertentu.Rasio jenis kelamin Kabupaten Sidenreng Rappang di tahun
40
2018 sebesar 96,09.Artinya ialah di setiap seratus penduduk perempuan terdapat
sekitar 96 penduduk laki-laki.
Kabupaten Sidenreng Rappang berada di diantara 30°43’ – 40°09’ lintang
selatan dan 119°041’ – 120°010’ bujur timur. Kabupaten Sidenreng Rappang
terletak di ketinggian antara 10 m –3.000 m dari permukaan laut (Mdpl) dengan
puncak tertinggi berada di Botto Tallu (3.086 Mdpl). Keadaan topografi wilayah
di sini sangat bervariasi berupa tempat datar seluas 879.85 km² (46.72%), berbukit
seluas 290.17 km² (15.43%) dan bergunung seluas 712.81 km2 (37.85%).
Wilayah datar berada di bagian selatan dan barat. Wilayah perbukitan berada di
bagian utara dan timur terutama di Kecamatan Pitu Riawa dan Kecamatan Pitu
Riase. Di wilayah dataran rendah terdapat dua danau yaitu Danau Tempe dan
Danau Sidenreng.
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Sidenreng Rappang
adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa,
terdapat satu bahasa daerah di Kabupaten Sidenreng Rappang, yaitu bahasa
Bugis (khususnya dialek Sidenreng Rappang).
Visi : Sidenreng Rappang ialah Pusat Agribisnis Modern dan masuk
kategori lima terbaik di Sulawesi Selatan dalam Pembangunan Manusia.
Adapun misi yang diemban adalah :
a. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya pembangunan yang didasarkan
pada prinsip perekonomian kerakyatan melalui terverifikasi, intensifikasi,
dan rehabilitasi.
41
b. Mengembangkan sumber-sumber peningkatan agribisnis yang
berwawasan lingkungan.
c. Membangun karakter masyarakat melalui pendekatan kelembagaan
dengan mengembangkan kemitraan usaha.
d. Mewujudkan aparatur daerah yang sigap terhadap kebutuhan masyarakat
dalam usaha meningkatkan bentuk pelayanan dan pengelolaan daerah yang
terbaik dan bersih.
e. Mewujudkan penghidupan sosial budaya yang berpribadi, lebih kreatif dan
budaya terhadap pengaruh globalisasi.
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per kilometer
persegi. Kepadatan penduduk boleh menjadi salah satu barometer
indikator penduduk di suatu wilayah. Kepadatan penduduk di Kabupaten
Sidenreng Rappang pada tahun 2018 sekitar 159 jiwa/Km2. Kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kecamatan Panca Rijang yaitu sekitar 851
jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Pitu Riase
yaitu sekitar 29 jiwa/Km2.
Tabel.2
Daftar Kecamatan Di Kabupaten Sidrap
No Kecamatan Luas Wilayah
Jumlah
Penduduk
1 Panca Lautan 5.389 km2 17091
2 Tellu Limpoe 6.999 km2 23903
3 Watang Pulu 7.500 km2 36747
42
4 Baranti 6.590 km2 30562
5 Panca Rijang 15.393 km2 28947
6 Kulo 3.402 km2 12358
7 Maritengngae 84.477 km2 51329
8 Watang Sidenreng 21.043 km2 17972
9 Pitu Riawa 10.320 km2 26390
10 Dua Pitue 15.131 km2 29547
11 Pitu Riase 12.081 km2 24227
2.Profil Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap
Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan Dinas yang
memilikisebuah tanggung jawabdi daerah di bidang pengelolaan TIK dan
Komunikasi serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh bupati di
tingkat kabupaten dimana dalam semua kegiatannya selalu memiliki hubungan
dengan upaya pembangunan dan pengembangan sistem informasi, dikembangkan
dan pemeliharaan jaringan antar bidang, pengelolaan komunikasi, informasi dan
publikasi, pengelolaan dan pengembangan komunikasi publik, yang mana
dalamtiap kegiatan-kegiatan tersebut dibagidalam tiga bidang serta Sekretariat dan
dikepalai oleh kabid dari setiap bidangnya.
Sebagai lembaga pemerintahan yang memiliki tanggung jawab besar yang
berada di dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidrap, maka Diskominfo
mempunyai tugas pokok dan fungsi yang besar dalam pembangunan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kabupaten Sidrap. Dinas Komunikasi dan
43
Informatika Kabupaten Sidrap saat ini berada dan menempati kantor dengan
alamat Jl. Batu Lappa,Watang Pulu,Kabupaten Sidenreng Rappang,Sulawesi
Selatan.
Tugas Pokok dan fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika
KabupatenSidenreng Rappang sesuai Perda Kabupaten Sidenreng Rappang
Nomor 50 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Kedudukan, Tugas Pokok,
Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Sidenreng Rappang dimaksudkan untuk :
a. Tugas
Sesuai Perda Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 50 Tahun 2016 dalam
bab IV pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa : “ Dinas Komunikasi dan Informatika
membantu bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informatika. Urusan pemerintahan bidang statistik dan urusan
pemerintahan bidang persandian yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah
b. Fungsi
Selanjutnya dalam bab IV bagian ke satu pasal 4 ayat 2 disebutkan, dalam
melaksanakan tugas sebagaiman dimaksudkan pada ayat 1 Dinas Komunikasi
dan Informatika menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan
informatika
2) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang statistik
3) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang persandian
44
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahn bidang
komunikasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan
informatika, urusan pemerintahn bidang statistic dan urusan pemerintahn
bidang persandian
5) Pelaksanaan administrasi dinas, dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait tugas dan
fungsinya.
C.Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sidrap ialah sebagai berikut :
Visi : Mewujudkan diskominfo sebagai pusat layanan informasi dan komunikasi
daerah yang transparan,efisien dan aman.
Misi :
1. Mewujudkan penataan komunikasi dan informasi yang baik
2. Mewujudkan pemerintahan pelayanan komunikasi dan informatika yang
profesional sehingga memiliki integritas moral yang tinggi
3. Mewujudkan transparansi komunikasi dan informasi dalam komunikasi
sosial dan kemitraan profesi
4. Mewujudkan peningkatan layanan E-Government
5. Meningkatkan pengamanan dalam sistem jaringan
6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang baik berbasis teknologi
informasi
7. Meningkatkan pelayanan dengan lembaga terkait dan media massa
8. Meningkatkan kualitas SDM dalam bidang komunikasi dan informatika
45
9. Meningkatkan upaya pemenuhan kualitas infrastruktur jaringan untuk
layanan teknologi informasi dan komunikasi
10. Menyediakan dan memperbaiki sarana dan prasarana sistem jaringan
berbasis teknologi informasi terkini
46
Struktur Organisasi
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap
47
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki uraian tugas sebagai
berikut :
a) Merumuskan program kerja dinas komunikasi dan informatika
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya da sesuai peraturan
perundang-undangan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Merumuskan perencanaan anggaran satuan kerja dinas komunikasi dan
informatika;
c) Memantau, membina , dan mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkup dinas;
d) Mengarahkan bawahan untuk melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan
tugas pokok dan fungsi pekerjaan sehingga dapat berjalan lancar;;
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dinas kepada setiap SKPD yang
terkait untuk mendapatkan masukan, informasi agar memperoleh hasil
kerja yang optimal;
f) Mengoreksi, memaraf dan / atau menandatangani naskah dinas sesuai
dengan peraturan tata naskah dinas yang berlaku;
g) Mengikuti Rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
h) Merumuskan kebijakan teknis penyelenggaraan pengembangan
pengelolaan administrasi umum, ketatalaksanaan, kepegawaian,
perencanaan, keuangan, perlengkapan dan peralatan;
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
48
2.Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang memiliki tugas pokok
membantu kepala dinas dalam melaksanakan koordinasi kegiatan, penyusunan
program dan pelaporan serta memberikan pelayanan administrasi umum,
kepegawaian, hukum, keuangan, dalam lingkup dinas. Sekretaris dalam
menyelenggarakan fungsi tersebut diatas mempunyai uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan sekretariat sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas;
b. Mendistribusikan dan memperlihatkan petunjuk pelaksanaan tugas
sehingga bisa berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan sekretariat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas
d. Melakukan penilaian terhadap hasil dan prestasi kerja bawahan sesuai
Sasaran Kerja Pegawai ( SKP) ;
e. Menyusun rancangan,mengoreksi, memperbaiki dan menandatangani
naskah dinas;
f. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
g. Mengoordinasikan pelaksanaan acara dalam lingkungan dinas sehingga
terwujud koordinasi, sikronisasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan;
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan,
pengendaliandan evaluasi serta pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan
dinas;
49
i. Melaksanakan dan mengoordinasikan perencanaan pengadaan barang
dinas;
j. Melaksanakan pengelolaan administrasi pengadaan, pemeliharaan dan
penghapusan barang;
k. Mengoordinasikan dan memberikan pelayanan administrasi umum,
kepegawaian dan hukum;
l. Mengoordinasikan dan memberikan pelayanan ketatausahaan;
m. Mengoordinasikan dan bertanggungjawab urusan rumah tangga dinas;
n. Melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan bidang keuangan;
o. Mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan ketata laksanakan;
p. Mengumpulkan bahan dan menyusun standar operasional prosedur
administrasi pemerintahan di lingkup dinas;
q. Mengoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan kearsipan;
r. Mengoordinasikan dan bertanggung jawab dalam kegiatan keprotokolan;
s. Mengeoordinasikan dan bertanggungjawab dalam pengumpulan,
pengolahan, berupa data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi;
t. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas secretariat dan memberikan
saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
dan
u. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
3. Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Infrastruktur Komunikasi dan
Informatika
50
Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Infrastruktur Komunikasi dan
Informatika dipimpin oleh kepala bidang yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebikanan operasional di bidang
infrastruktur dan teknologi informasi komunikasi, kemitraan dan layanan
informasi publik dan pengelolaan sumber daya dan layanan publik.
Berdasarakan tugas tersebut Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya
dan Infrastruktur Komunikasi dan Informatika memiliki fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang infrastruktur dan
teknologi informasi komunikasi, kemitraan dan pelayanan informasi
public dan pengelolaan sumber daya dan layanan publik
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang infrastruktur dan
teknologi informasi komunikasi kemitraan dan pelayanan informasi public
dan pengelolaan sumber daya dan layanan publik.
c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervise di bidang infrastruktur dan
teknologi informasi komunikasi, kemitraan dan pelayanan informasi
publik dan pengelolaan sumber daya dan layanan publik
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang infrastruktur dan publik dan
pengelolaan sumber daya dan layanan publik
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Tugas pokok Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya dan
Infrastruktur Komunikasi dan Informatika sebagai berikut :
51
a. Menyusun rencana dari kegiatan Bidang Pengembangan Sumber Daya dan
Infrastruktur Komunikasi dan Informatika sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi pedoman pelaksanaan tugas kepada seksi
sehingga berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Infrastruktur
Komunikasi dan Informatika untuk melihat perkembangan pelaksanaan
tugas;
d. Melakukan pemantauan terhadap hasil dan prestasi kerja bawahan sesuai
Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
e. Menyusun rancangan, mengoreksi,memaraf dan menandatangani dokumen
dinas
f. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
g. Melaksanakan kemitraan dan pelayanan informasi publik
h. Melaksanakan pengelolaan sumber daya layanan publik
i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Pengembangan
Sumber Daya dan Infrastruktur Komunikasi dan Informatika dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
4.Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi Publik dan Statistik
Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi Publik dan Statistik dipimpin
52
oleh kepala bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional di bidang Pengelolaan Informasi, Aspirasi dan
Saluran Komunikasi Publik, Produksi dan Reproduksi Informasi Publik dan
Penyelenggaraan Informasi Statistik Sektoral.
Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Pengelolaan informasi,
Komunikasi Publik dan Statistik mempunyai fungsi yaitu :
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang tata kelola
komunikasi, aspirasi dan saluran informasi publik, produksi dan
reproduksi informasi publik dan penyelenggaraan informasi statistik
sektoral.
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang bidang
pengelolaan informasi, aspirasi dan saluran komunikasi publik, produksi
dan reproduksi informasi publik dan penyelenggaraan informasi statistik
sektoral..
c. Penyiapan bimbingan terhadap supervisi di bidang bidang pengelolaan
informasi, aspirasi dan saluran komunikasi publik, produksi dan
reproduksi informasi publik dan penyelenggaraan informasi statistik
sektoral.
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang bidang pengelolaan
informasi, aspirasi dan saluran komunikasi publik, produksi dan
reproduksi informasi publik dan penyelenggaraan informasi statistik
sektoral.
53
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
bidang tugasnya.
Tugas pokok Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya dan
Infrastruktur Komunikasi dan Informatika sebagai berikut :
a. Membuat planning kegiatan Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi
dan Statistik dalam rancangan pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memperlihatkan tata cara pelaksanaan tugas pada
seksi pengelolaan informasi, Aspirasi dan Komunikasi publik agar
berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan merevisi pelaksanaan tugas dalam lingkungan
seksi pengelola informasi, aspirasi dan komunikasi publik untuk
memantau perkembangan pelaksanaan tugas;
d. Melakukan penilaian terhadap hasil dan capaian kerja bawahan sesuai
Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
5.Bidang Persandian
Bidang persandian memiliki tugas pokok bertanggungjawab dalam
perumusan ddalam proses kebijakan dalam bidang tata kelola persandian,
operasional pengamanan persandian, mamantau dan evaluasi penyelenggaraan
persandian.
Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Persandian mempunyai
fungsi yaitu:
54
a. Perumusan rencana dan pelaksanaan pengkajian kebijakan teknis bidang
pengelola persandian, operasional keamanan persandian, memantau dan
evaluasi penyelenggaraan persandian;
b. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pengelola persandian,
operasional keamanan persandian, pengawasan dan pemantauan
penyelenggaraan persandian;
c. Pelaksanaan administrasi bidang tata kelola persandian, operasional
pengamanan persandian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan
persandian;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya
Tugas pokok Kepala Bidang Persandian sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Persandian sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas.
b. Menyebarkan dan memberi contoh pelaksanaan tanggung jawab kepada
seksi agar berjalan lancar.
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang persandian untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. Melakukan penilaian terhadap hasil dan prestasi kerja bawahan sesuai
Sasaran Kerja Pegawai( SKP )
e. Menyusun rancangan, mengoreksi,memaraf dan menandatangani naskah
dinas;
55
E.Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
1.Pengantar
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan merupakan aplikasi
pengaduan yang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Sidrap,aplikasi ini khusus dibuat untuk menjadi tempat pengaduan
masyarakat Kabupaten Sidrap.
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan adalah aplikasi yang
memudahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan
pengaduannya.Sistem ini dapat diakses dengan menggunakan website. Adapun
jenis pengaduan yang masuk pada Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan sebagai berikut :
Tabel 3
Jenis Pengaduan
Maret 2019 – Juli 2020
NO
JENIS PENGADUAN
JUMLAH
STATUS PENANGANAN
PROSES SELESAI
1 KESEHATAN 5 0 5
2 BANSOS 8 2 6
3 INFORMASI 9 0 9
4 PERIZINAN 7 3 4
5 KEBERSIHAN 5 0 5
6 KTP 8 1 7
7 INFRASTRUKTUR 11 9 2
JUMLAH 53 15 38
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab.Sidrap
56
Berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sidrap jumlah pengaduan yang masuk pada periode Maret 2019 – Juli 2020
sebanyak 53 pengaduan yang didominasi pengaduan berkaitan tentang perbaikan
infrastruktur sebanyak 11 aduan.
Adapun jumlah pengaduan yang telah direalisasikan sebanyak 38
pengaduan yang didominasi jenis pengaduan berkaitan informasi , informasi
dalam hal ini berkaitan dengan pertanyaan seputar pelayanan publik dalam hal ini
seperti alur perizinan usaha. Adapun yang masih dalam proses tindak lanjut
sebanyak 15 pengaduan yang didominasi jenis pengaduan berkaitan tentang
perbaikan infrastruktur sebanyak 9 pengaduan.
2.Standar Opersional Prosedur
Adapun Standar Operasional Prosedur (S.O.P) Inovasi Sistem Informasi
Aspirasi Publik dan Pengaduan yaitu :
1. Menyampaikan pengaduan melalui via web. Permohonan informasi
ataupun penyampaian pengaduan harus disampaikan secara jelas. Untuk
mendapatkan layanan tersebut, terlebih dahulu pengguna harus mengisi
formulir yang telah disediakan pada menu pengaduan. Formulir ini
berfungsi sebagai identitas serta kejelasan maksud dan tujuan pengguna.
Setelah itu, pengguna menyampaikan pengaduan atau informasi yang
dibutuhkan. Pengguna dapat melampirkan dokumen/bukti yang
mendukung kelengkapan informasi ataupun pengaduan. Pengaduan yang
lengkap dan jelas kemudian akan diproses oleh Admin SIAPP. Pengaduan
57
tersebut kemudian diproses dengan cara dikanal atau dikategorikan oleh
Admin SIAPP sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
SKPD Kabupaten Sidrap.
2. Jika informasi yang dibutuhkan telah tersedia di Sistem Informasi Aspirasi
Publik dan Pengaduan (SIAPP) atau pengaduan yang disampaikan
pengguna terkait SIAPP, maka permohonan informasi atau penyampaian
pengaduan tersebut segera diproses oleh Admin SIAPP sendiri. Selain itu,
informasi atau pengaduan yang bukan merupakan wewenang pemerintah
Kabupaten Sidrap, maka Admin SIAPP yang akan memberikan jawaban
kepada pemohon/pengadu. Admin SIAPP wajib memberikan tanggapan
atau pemberian jawaban dengan batas waktu maksimal 1 x 24 jam.
3. Jika informasi/aduan yang telah diterima oleh SKPD terkait maka diberi
tenggat waktu maksimal 3 x 24 jam untuk memproses aduan
pemohon/pengadu namun bila informasi aduan pemohon/pengadu bukan
wewenang pemerintah Kabupaten Sidrap maka akan di tanggapi oleh
Admin SIAPP dalam waktu maksimal 1 x 24 jam.
3.Alur Pengaduan
Dalam menyampaikan pengaduan ada beberapa langkah yang dilakakukan
masyarakat/Pengadu sebagai berikut :
1. Langkah pertama ialah masyarakat/pengadu “mendaftar” terlebih dahulu
dengan memasukkan Email/No Hp,Nama Lengkap,Alamat dan terakhir
Password.
58
Gambar 2. Tampilan Menu Pendaftaran
2. Langkah kedua ialah masyarakat/pengadu masuk ke menu “Sign in”
dengan menggunakan User Name dan Password yang telah didaftarkan.
Gambar 3.Tampilan Menu Sign in
3. Langkah ketiga ialah masyarakat menyampaikan aduannya dengan mengisi
form pengaduan yang ada yaitu kategori,subjek dan aduannya setelah itu
masyarakat tinggal menunggu jawaban dari Admin SIAPP.
Gambar 4.Tampilan Form Pengaduan
59
B.HasilPenelitian
1.Atribut Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP)
a.Keuntungan Relatif
Keuntungan relatif merupakan salah satu indikator yang terdapat dalam
inovasi pelayanan publik yang digunakan untuk mengetahui suatu nilai kebaruan
yang ada di dalam inovasi pelayanan publik yang merupakan suatu tolak ukur
kinerja dalam pemerintahan dan masyarakat dapat melihat langsung kinerja
pemerintahannya tersebut. Karena inovasi mesti memilikikeuntungan dan sebuah
nilai lebih dari padasebuah inovasi yang lalu.
Keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan
bagi penerimanya tingkat keuntungan atau pemanfaatan suatu inovasi dapat
dilihat dan diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari faktor sosial
gengsi, kesenangan, dan kepuasan atau karena mempunyai komponen yang sangat
penting dari keunggulan relatif yaitu tingkatan dimana suatu inovasi dianggap
lebih baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari
beberapa segi seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan, dan
lain-lain untuk memberikan penjelasan mengenai keuntungan relatif berikut
penuturan dari Kepala Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan
Statistik :
“Kalau inovasi pengaduan ini sebenarnya hampir semua sama dengan
yang ada di setiap kabupaten/kota termasuk lapor yang ada dipusat cuma
ini hanya mengkhusukan untuk masyarakat Kabupaten Sidrap jadi
masyarakat lebih cepat memberikan laporannya ke pemerintah
daerah”(MH/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat disimpulkan bahwa
60
keuntungan relatif dari Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
ini ialah masyarakat cepat dilayani pengaduannya hal tersebut dikarenakan
Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan sendiri hanya
dikhusukan untuk masyarakat Kabupaten Sidrap sehingga apa yang menjadi
pengaduan masyarakat dapat direspon dengan cepat.
Kemudian lebih lanjut ditambahkan oleh Admin SIAPP mengenai
keuntungan relatif Inovasi SIAPP :
“Saya kira sangat bagus inovasinya sangat bagus bagaimana masyarakat
bisa secara langsung berperan aktif bagaimana melihat kondisi
dilapangan dan melihat persoalan masyarakat bagaimana persoalan
persoalan yang ada dengan adanya aplikasi SIAPP ini sangat membantu
sebenarnya”(HS/22/Juni/2020)
Kemudian lebih lanjut ditambahkan oleh pengguna SIAPP mengenai
keuntungan relatif Inovasi SIAPP :
“Kalau keunggulan dari SIAPP ini yang pertama adalah mempermudah
karena di SIAPP ini biasanya ada informasi-informasi mulai dari layanan
disana apa-apa prosedur-prosedur ketika mengurus sesuatu apalagi
SIAPPini tujuannya ialah terwujudnya pengawasan dan partisipasi
masyarakat yang efektif dan SIAPP ini juga sebagai keterpaduan
informasi pelayanan publik yang lebih mencolok ialah inovasi ini
mempermudah dari segi akses dan bisa menampung pengaduan-
pengaduan dari masyarakat”(AW/27/Juni/2020)
Kemudian lebih lanjut ditambahkan lagi oleh pengguna SIAPP mengenai
keuntungan relatif Inovasi SIAPP :
“Menurut saya sendiri pak dengan adanya aplikasi SIAPP ini masyarakat
itu sendiri menjadi fleksibel karena tidak perlu datang ke kelurahan bila
ingin membuat laporan permasalahan yang terjadi atau melaporkannya
hanya pada saat musrenbang dengan adanya aplikasi ini tentunya sangat
memudahkan kami dalam mengadukan apa yang menjadi permasalahan
kami”(AMR/2/Juli/2020)
61
Berdasarkan wawancara dengan informan tersebut dapat diketahui bahwa
keuntungan relatif dari Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
ini ialah fleksibilitas masyarakat dalam melakukan pengaduan,masyarakat tidak
perlu datang ke kantor atau mengadu hanya pada saat musrenbang bila mereka
memiliki permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan publik cukup melalui
aplikasi SIAPP maka permasalahan masyarakat tersebut dapat ditindak lanjuti
oleh instansi terkait.
b.Kesesuaian
Kesesuaian yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai value pengalaman lalu
dan kebutuhan dari penerima. Kesesuaian adalah tingakatan dimana inovasi
tersebut dianggap telah konsisten terhadap budaya yang berlaku pengalaman masa
lalu. Sebagai contoh jika dalam inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan
nilai yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diterima dengan mudah seperti
halnya dengan inovasi yang sesuai.
Tingkat kesesuaian antara inovasi dengan kondisi dan apa yang
diharapkan masyarakat seperti faktor nilai, ide-ide yang telah diperkenalakan
sebelumnya, serta apa yang dibutuhkan para adopter potensial.Teori Roger dalam
tingkat kesesuaian dijelaskan bahwa dalam sebuah penerapaan inovasi harus
sesuai dengan kondisi dan harapan masyarakat. Untuk memberikan penjelasan
terkait dari indikator kesesuaian berikut wawancara dengan Kepala Bidang
Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik :
“Sesuai karena kita sebelum membuat aplikasi SIAPP ini layanan ini apa
tujuan kita itu kita sudah buat dulu S.O.P nya standar-standar apa yang
harus kita lakukan baru kita buatkan suatu aplikasi, karena itu harus
62
sesuai dengan S.O.P yang ada diaplikasi seperti orang itu mengadu kan
sudah jelas bahwa kemudian ditindak lanjuti dimana kemudian larinya
kemana itu sudah dibahasakan dalam bentuk
program/aplikasi’(MH/22/Juni/2020)
Kemudian lebih lanjut ditambahkan lagi oleh pengguna SIAPP terkait
kesesuaian dari Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan :
“Tidak bisa dibilang sesuai juga karena ini hanya forum pengaduan jadi
tergantung mereka feedbacknya bagaimana kalau mereka responnya
bagus kalau ada pengaduan mereka tanggapi atau tindak lanjuti berarti
dia sudah betul-betul penuhi kebutuhan atau keluhannya dari
masyarakat”(EWP/27/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa
kesesuaian Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP)
dengan kebutuhan masyarakat tergantung dari respon dari pemerintah dalam
menjawab ataupun menindaklanjuti pengaduan masyarakat sebab dengan
keberadaan Inovasi SIAPP ini sendiri merupakan harapan masyarakat terkait
dengan kemudahan dalam pengaduan terkait pelayanan publik.
Kemudian lebih lanjut ditambahkan lagi oleh pengguna SIAPP yang lain
terkait kesesuaian Inovasi Sistem Informasi Apirasi Publik dan Pengaduan:
“Kalau menurut saya sendiri SIAPP itu sudah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat karena sebelum-sebelumnya kalau ada masalah yang kami
alami pasti di adukan langsung di kantornya jadi memang dibutuhkan
sekali inovasi ini ”(AMR/1/Juli/2020)
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa Inovasi SIAPP ini
telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebab dengan adanya inovasi ini
masyarakat terbantu dalam menyampaikan pengaduannya sebab bila kemarin
masyarakat yang ingin menyampaikan pengaduan harus ke kantor intansi terkait.
63
c.Kerumitan
Kerumitian ialah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk diadopsi,
seberapa sulit untuk memahami dan menggunakan inovasi. Semakin mudah suatu
inovasi dimengeri dan dipahami adopter, maka semakin cepat inovasi diadopsi.
Menurut Everet M. Rogers (Suwarno:2008) Kerumitan adalah tingkat kesukaran
untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima, dengan sifatnya yang
baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih besar dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya, namun, karena sebuah inovasi yang menawarkan
cara yang lebih baik dan lebih baru maka tingkat kerumitan ini pada dasarnya
tidak menjadi suatu masalah yang penting
Inovasi yang baru tentunya bisa membuat masyarakat merasa mudah dan
nyaman dalam menggunakan inovasi yang baru yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat secara umum. Dari beberapa inovasi ada yang mudah dimengerti dan
digunakan dan ada juga yang sebaliknya sulit dimengerti dan digunakan.
Pengguna inovasi akan menilai tingkat kendala dan masalah yang akan
dihadapinya ketika mereka menggunakan inovasi.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kerumitan dari Inovasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan, berikut wawancara dengan Kepala
Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik:
“Sebenarnya kendalanya itu dimasyarakat itu masih banyak daerah-
daerah yang blank spot artinya dia tidak bisa akses ini karena faktor
internetnya disana belum ada seperti itu karena ini berbasis web artinya
dia harus online dulu baru masuk ke aplikasi tapi di Sidrap ini ada tiga
kecamatan itu masih blank spot artinya belum ada signal disana hp
maupun internetnya jadi terkadang orang disana tidak bisa akses ini, itu
masalahnya disini”(MH/22/Juni/2020)
64
Hal senada juga disampaikan oleh pengguna SIAPP terkait kerumitan
dalam Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan :
“Kalau itu hanya satu masalahnya yaitu jaringan dengan orang yang tidak
pintar memakai handphone android misalnya contoh kayak saya misalnya
dikelurahan ini didaerahku jaringan sedikit baru itupun aksesnya jelek
jaringan jadi minim,minim sekali kalau berbicara inovasi bagus
sekali”(EA/30/Juli/2020)
Dari hasil wawancara dengan informan diatas dapat disimpulkan bahwa
kerumitan/kendala yang dialami masyarakat Kabupaten Sidrap terkait dengan
penggunaan Inovasi Sistem Informasi Apirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP)
ialah keterbatasan akses jaringan sehingga masyarakat dibeberapa daerah di
Kabupaten Sidrap tidak dapat menggunakan aplikasi SIAPP ini dengan maksimal.
Kemudian lanjut ditambahkan oleh pengguna(SIAPP) yang lain terkait
kerumitan dalam Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan :
“Kalau masalah kendala kayaknya untuk akses ini tidak ada cuman
masalahnya banyak yang tidak tahu jadi kurang yang akses semakin
banyak yang tahu atau semakin disosialisasikan pasti semakin banyak
yang akses apalagi mungkin kayak generasi muda pasti banyak yang
akses kalau banyak yang tahu”(EWP/27/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa
kerumitan dalam Inovasi SIAPP ini ialah sosialisasi dari Inovasi Sistem Informasi
Apirasi Publik dan Pengaduan yang belum maksimal sehingga masyarakat belum
banyak yang tahu terkait keberadaan inovasi tersebut sehingga masih kurang
masyarakat yang mengaksesnya. Sehingga perlu adanya sosialisasi kepada
masyarakat agar Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
(SIAPP) dapat diakses bagi masyarakat yang membutuhkan.
65
2.Strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP)
a.Layanan Terintegrasi
Layanan terintegrasi, dimana sektor publik menawarkan peningkatan
sejumlah layanan, warga memiliki harapan tidak sederhana dimana warga
meminta layanan yang disediakan disertai dengan kenyamanan.Layanan kepada
masyarakat pada Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan ini
telah terintegrasi dengan website Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
sehingga memudahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi atau
pengaduannya via handphone atau perangkat seluler lainnya.
Adanya website Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
yang mengintegrasikan antara Admin SIAPP dan masyarakat sehingga dapat
merespon aduan masyarakat secara cepat.Sebagaimana yang dikatakan oleh
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik,beliau
menyatakan bahwa :
“Kita layanan SIAPP ini sudah beberapa kali kita sosialisasikan bahwa
ketika ada permasalahan atau ada aduan yang ingin diberikan kepada
pemerintah bisa melalui dengan aplikasi yang kita buat yang kita beri
nama SIAPP ini”(MH/22/Juni/2020)
Kemudian lebih lanjut ditambahkan lagi oleh Admin SIAPP mengenai
layanan terintegrasi sebagai berikut:
“Inovasi ini terintegrasi,sudah ada beberapa yang masuk aduan dan kita
selaku Admin SIAPP ini meneruskan ke dinas-dinas terkait mengenai
pertanyaan dan aduan masyarakat”(HS/22/Juni/2020)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Inovasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan telah terintegrasi dengan baik dengan
66
website yang ada sehingga masyarakat tinggal melakukan pengaduan dengan
menggunakan website yang telah disediakan dengan adanya pengintegrasian
dengan teknologi tersebut maka keluhan,aduan dan aspirasi masyarakat dapat
diteruskan ke dinas terkait sehingga direspon secara cepat oleh dinas yang
menjadi tujuan pengaduan.
Dengan adanya Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
ini maka masyarakat tidak perlu harus mendatangi instansi terkait untuk
melakukan pengaduan.Cukup melalui handphone maka masyarakat dapat
melakukan pengaduan kapanpun dan dimanapun.
b.Monitoring Layanan
Monitoring layanan adalah pemantauan proses perkembangan aduan
masyarakat dalamInovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
(SIAPP) monitoring layanan Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan (SIAPP)dilakukan agar supaya inovasi ini dilaksanakan sesuai dengan
standar operasional yang ada.
Monitoring layanan, akan membawa pelayananagar dekat dengan
masyarakat dan biasanya membentuk kepastian terhadap tingkat permintaan yang
tinggi sehingga memberikan kepuasan masyarakat. Monitoring layanan dalam
Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan ialah memantau sejauh
mana perkembangan aduan masyarakat telah terjawab. Dalam hal ini Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap memastikan bahwa pengaduan
masyarakat dapat sampai ke SKPD terkait yang menjadi Fokus dari pengaduan
masyarakat tersebut.
67
Untuk mengetahui bagaimana monitoring pelayanan Inovasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan berikut penuturan Kepala Bidang
Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik :
“Monitoringnya,setiap hari Admin-Admin kami selalu memantau apakah
ada aduan yang masuk dan tindakan yang telah diambil apakah sudah di
realisasikan oleh SKPD-SKPD sesuai dengan aduan atau aspirasi yang
masuk”(MH/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas maka dapat diketahui
bahwa Admin Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap selalu
memantau perkembangan aduan masyarakat bahwa sejauh mana aduan tersebut
telah terealisasi oleh SKPD terkait.Lebih lanjut beliau menambahkan :
“Setelah pengaduannya kita teliti,kita rasa bahwa ini memang betul-betul
sesuai dengan yang kita inginkan dari tujuan dari SIAPP ini, itu akan kita
proses,diproses oleh admin kemudian diberikan kepada SKPD yang
menjadi fokus dari pengaduan itu,setelah fokusnya disana SKPD
mengetahui aduan seperti ini. Mereka akan mengambil tindakan, itu akan
diberikan tingkatan-tingkatan untuk apakah ini segera dilakukan,apakah
ini menunggu perencanaan karena tidak mungkin misalnya jalan rusak
tidak mungkin ketika ada aduan langsung diperbaiki sebab itu terkait
dengan anggaran sebenarnya makanya ada perencanaan kedepan bahwa
mungkin tahun depan baru bisa dikerjakan”(MH/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa aduan atau aspirasi
masyarakat yang masuk ke Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
(SIAPP) tidak serta merta dapat direalisasikan secepatnya melainkan ada
tingkatan aduan yang menjadi prioritas untuk direalisasikan dan juga berkaitan
dengan kendala yang dialami dinas terkait seperti perbaikan jalanyang yang
dilakukan Dinas Pekerjaan Umum mesti melawati tahap perencanaan.
68
Lebih lanjut ditambahkan oleh Admin Sistem Informasi Aspirasi Publik
dan Pengaduan (SIAPP) mengenai monitoring pelayanan SIAPP sebagai berikut :
“Kalau monitoring pelayanan sendiri artinya begini,saya selaku admin
kan selalu memantau di website apakah pertanyaan yang diwebsite itu
yang telah kita teruskan ke SKPD nya sudah dijawab meskipun
barangkali belum di kerjakan”(HS/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat disimpulkan bahwa
monitoring pelayanan Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP)
senantiasa dilakukan oleh Admin SIAPP mulai dari pada saat aduan atau aspirasi
masyarakat tersebut masuk ke Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
(SIAPP) hingga sampai kepada SKPD terkait.
Meskipun belum terealisasi atau dikerjakan minimal satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) terkait menjawab apa yang menjadi aspirasi maupun
aduan dari masyarakat tersebut sehingga masyarakat tidak kecewa karena
aduannya tidak ditanggapi.
C.Kerjasama
Kerjasamadalam hal pemerintahan yang inovatif untukmemenuhi
sebuahkebutuhan masyarakat agar lebih efektif dan efesien saat pemberianlayanan
publik dan lebih kolaboratif dengan organisasi dan juga terjadi kerjasamaantar
publik dan swasta.
Dalam hal ini Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan ini
membutuhkan kerja sama yang baik antara Diskominfo dengan SKPD Se-
Kabupaten Sidrap dengan harapan aduan atau aspirasi masyarakat dapat
terlaksana dengan baik. Bila kerjasama ini dapat berjalan secara baik, maka suatu
69
kelancaran di dalam berkomunikasi ataupun rasa tanggung jawab kepada
masyarakat yang akan dilayani merasa puas atas pelayanan yang didapatkan.
Untuk mengetahui bagaimana kerjasama dalam Inovasi SIAPP berikut
pernyataan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan
Statistik:
“Kalau kerjasama dengan swasta kami belum ada cuman dengan instansi
pemerintah saja yang ada disini kami belum melibatkan swasta jadi
misalkan ada aduanyang masuk begitu,disitulah antara kami disini
bekerjasama dengan katakanlah misalnya dengan Dinas PU seperti yang
saya katakan tadi”(MH/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap tidak melibatkan sektor
swasta pada layanan Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan melainkan
hanya bekerjasama dengan instansi pemerintah yanga ada di Kabupaten Sidrap
untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Lalu kemudian ditambahkan oleh Admin Inovasi Sistem Informasi
Aspirasi Publik dan Pengaduan(SIAPP)sebagai berikut :
“Kerjasama kami dengan SKPD-SKPD yang ada di Sidrap utamanya
kami disini selaku admin sudah berjalan dengan baik artinya kita disini
menerima aduan lalu kita teruskan ke dinas terkait itu juga suatu bentuk
kerjasama”(HS/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa kerjasama antara
Dinas Komunikasi dan informatika dengan SKPD Se-Kabupaten Sidrap telah
berjalan baik sehingga proses penanganan aduan atau aspirasi masyarakat dapat di
kerjakan dengan maksimal,dengan demikian Sistem Informasi Aspirasi Publik
dan Pengaduan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.
70
D.Pelibatan Warga Negara
Pelibatan warga negara adalah mengikutsertakan masyarakat dalam
Inovasi (SIAPP) tersebut. Pelibatan warga negara berarti turut berperan serta
dalam suatu kegiatan,salah satu strategi pemerintah mendorong dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan (SIAPP).
Berbicara mengenai pelibatan warga negara berarti berbicara mengenai
bagaimana cara mencapai suatu tujuan program dengan mengikutsertakan
masyarakat untuk mencapai suksesnya program tersebut. Salah satu bentuk
mengikutsertakan masyarakat adalah memberikan kesempatan untuk mengontrol
program pemerintah. Terkait dengan kontrol masyarakat.
Untuk mengetahui bagaimana Pelibatan warga negara dalam Inovasi
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP) tersebut berikut
penuturan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik:
“Masyarakat tentunya dilibatkan karena yang kita tindaklanjuti untuk
masyarakat semua karena kalau tidak ada yang mengadu maka tidak akan
berjalan aplikasi karena awal penindakan ini dari masyarakat itu sendiri
jadi kalau masyarakat dalam satu bulan misalnya tidak ada yang
mengadu,memang sudah seperti itu,kita anggap bahwa kinerja kita diluar
sudah bagus berarti tidak ada lagi masyarakat perlu komplain walaupun
mungkin sebenarnya ada cuman masyarakat tidak mau.Seperti
itu”(MH/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa
pelibatan warga negara sangat penting dalam mendukung keberadaan Inovasi
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan karena yang menjadi salah satu
stakeholder dari inovasi ini ialah masyarakat sehingga keberadaan masyarakat
71
sangat penting karena tanpa adanya masyarakat yang melakukan pengaduan maka
inovasi tersebut tidak dapat berjalan.
Kemudian lebih lanjut ditambahkan lagi oleh Admin SIAPP terkait dengan
pelibatan warga negara :
“Kalau persoalan itu pelibatan masyarakat tentukan adanya aplikasi ini
sangat berperan aktif dengan masyarakat karena apa yang terjadi di
lingkungan masyarakat ini pemerintah tidak akan tahu ketika masyarakat
tidak berperan aktif dalam artian mengadukan dan melaporkan apa yang
mereka lihat dilapangan”(HS/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa
pelibatan warga negara dalam hal ini peran serta masyarakat sangat dibutuhkan
dalam mendukung aplikasi SIAPP ini hal itu disebabkan karena masyarakat yang
paling mengerti terkait permasalahan yang terjadi di lingkungannya tanpa adanya
peran aktif masyarakat maka pemerintah tentu tidak mengetahui permasalahan
masyarakatnya.
Kemudian lebih lanjut ditambahkan lagi oleh pengguna InovasiSistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan terkait pelibatan warga negara dalam
Inovasi SIAPP :
“Kalau menurut saya masih kurang karena kemarin link pengaduan ini
saya tahu karena saya berusaha browsing terkait beasiswa pemda itu jadi
kalaupun untuk masalah link pengaduannya tidak pernah disosialisasikan
atau bagaimana. Tapi saya sendiri tidak pernah tahu cuman kebetulan
kemarin browsing saya lihat ada link web resminya jadi saya tulis
pengaduan disana”(EWP/27/Juni/2020)
Senada dengan hasil wawancara dengan informan EWP,Informan EA juga
menurutkan hal sebagai berikut :
72
Kalau saya baca aplikasi SIAPP itu langsung dilempar kepada instansi
terkait jadi saya rasa aplikasi yang dibuat pemerintah sebagai inovasinya
yang terbaru ini luar biasa tapi minim sosialisasi untuk diketahui
masyarakat sehingga masih perlu diperkenalkan aplikasi ini agar banyak
yang mengakses kalau menurut saya begitu”(EA/30/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat disimpulkan bahwa
pelibatan warga negara dalam Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan (SIAPP) belum sepenuhnya berjalan dengan baik hal tersebut
disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi
dan Informatika Kabupten Sidrap. Sehingga keberadaan Inovasi SIAPP tersebut
belum sepenuhnya diketahui masyarakat.
E.Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi adalah mendayagunakan teknologi internet untuk
mendukung pelayanan pengaduan masyarakat Kabupaten Sidrap. Sebagai upaya
untuk mendorong terciptanya layanan layanan pengaduan yang cepat dan baik,
pemerintah memanfaatkan teknologi yaitu pengelolaan pengaduan yang berbasis
website.
Teknologi internet inilah yang dapat dimanfaatkan Pemerintah Daerah
Kabupaten Sidrap dalam menjawab dan menindak lanjuti permasalahan
masyarakat. Penerapan teknologi internet di bidang pelayanan publik khususnya
dalam pelayanan pengaduan merupakan usaha pemerintah memberikan pelayanan
yang baik dan cepat.
Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan teknologi dalam Inovasi
Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan tersebut berikut penuturan
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan Statistik :
73
“Kita masalahnya sebetulnya di sumber daya manusianya orang yang
membuat aplikasinya itu sendiri kalau yang menjalankan banyak kalau
yang membuat atau yang memperbaiki ketika terjadi trouble akan lebih
mudah kalau ada sumber dayanya itu makanya sumber daya manusianya
yang perlu ditingkatkan”(MH/22/Juni/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa
dalam hal pemanfaatan teknologi hal yang menjadi permasalahan yang dihadapi
oleh Diskominfo Kabupaten Sidrap ialah kurangya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang memahami teknologi sehingga ketika terjadi masalah pada aplikasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP) maka akan mengganggu
berjalannya pelayanan pengaduan sehingga masih dibutuhkan SDM yang cakap
sehingga ketika terjadi masalah pada aplikasi dapat diselesaikan dengan cepat.
Kemudian lebih Lanjut ditambahkan lagi oleh Admin Inovasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan(SIAPP) :
“Selama ini kami dalam hal kendala dalam artian aplikasi ini bagus
bagus saja tidak ada kendala cuman mungkin lebih ke jaringan karena
ada memang beberapa tempat itu jaringannya kurang bagus”
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi
permasalahan dalam pemanfaatan teknologi ialah permasalahan jaringan di
beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Sidrap yang masih kurang bagus ada
tiga kecamatan di Kabupaten Sidrap yang akses jaringannya kurang bagus
sehingga masyarakat di tempat tersebut tidak dapat mengakses layanan Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan (SIAPP) ini.
Kemudian lebih lanjut ditambahkan oleh pengguna InovasiSistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan dalam hal pemanfaatan teknologi
Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan sebagai berikut :
74
“Kalau menurut saya pribadi pak mungkin belum baik karena layanan
SIAPP ini dia menggunakan internet sedangkan di pelosok-pelosok di
Sidrap sendiri pak masih ada yang belum mendapatkan jangkauan
jaringan tersendiri bahkan juga orang-orang tua banyak yang belum
mengerti tentang internet dan cara pakainya mungkin hanya anak muda
yang bisa akses kalau kayak orang tua yang sudah berumur mungkin
tidak bisa,mungkin terkendala begitu”(AMR/1/Juli/2020)
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam hal pemanfaatan teknologi masyarakat Kabupaten Sidrap masih terkendala
dengan masalah jaringan yang masih belum memadai sebab di Kabupaten Sidrap
terdapat tiga kecamatan yang masih dalam keadaan blank spot atau sulit dalam
mengakses jaringan yang baik dan juga keterbatasan masyarakat dalam
memanfaatkan teknologi dikarenakan tidak mengerti cara memakai teknologi
tersebut.
C.Pembahasan Penelitian
Penelitian ini terkait dengan atribut dan strategi dari Inovasi Sistem
Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Sidrap.
1. Keuntungan Relatif
Berdasarkan hasil observasi atau wawancara terkait keuntungan relatif
inovasi ini mampu melayani masyarakat dengan baik dan mempermudah
masyarakat dalam menyalurkan aduannya dengan cepat dibandingkan dengan
sebelum adanya inovasi SIAPP ini. Keuntungan relatif dalam Inovasi SIAPP ini
dapat dikatakan berhasil karena keunggulan dari inovasi sebelumnya bisa dilihat
dari sisi waktu.Kemudian dari segi intensitas cukup memudahkan bagi masyarakat
75
dalam pelaporan melalui inovasi tersebut karena selain pelayanannya yang cepat
juga cukup memudahkan masyarakat dalam melakukan pengaduan tanpa harus
mendatangi kantor dari instansi terkait tempat pengaduan akan tetapi hanya
melalui website yang dikirim langsung ke Admin Inovasi SIAPP.Keberadaan
inovasi SIAPP ini memberikan keuntungan bila disandingkan dengan teori Rogers
dalam (Suwarno:2008) terkait Keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi
dianggap menguntungkan bagi penerimanya tingkat keuntungan atau pemanfaatan
suatu inovasi dapat dilihat dan diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin
dari faktor sosial gengsi, kesenangan, daan kepuasan.
2. Kesesuaian
Tingkat kesesuaian antara inovasi dengan kondisi dan apa yang
diharapkan masyarakat seperti faktor nilai, ide-ide yang telah diperkenalakan
sebelumnya, serta apa yang dibutuhkan para adopter potensial.Teori Roger dalam
tingkat kesesuaian dijelaskan bahwa dalam sebuah penerapaan inovasi harus
sesuai dengan kondisi dan harapan masyarakat berdasarkan hasil penelitian
inovasi SIAPP ini telah sesuai dengan kebutuhan/harapan masyarakat yang
menginginkan kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan terhadap masyarakat.
3.Kerumitan
Rogers (Suwarno:2008) kerumitan adalah tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima, dengan sifatnya yang baru
maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih besar dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya, namun, karena sebuah inovasi yang menawarkan
cara yang lebih baik dan lebih baru maka tingkat kerumitan ini pada dasarnya
76
tidak menjadi suatu masalah yang pentingberdasarkanhasil penelitian dan
observasi, kerumitan inovasi ini dalam hal yang menjadi kendala dalam
penerapannya yaitu masyarakat sebagian tidak dapat menggunakan teknologi
sehingga hanya dapat diakses oleh masyarakat tertentu dan juga keterbatasan
terhadap akses jaringan sehingga membuat Inovasi SIAPP ini belum sepenuhnya
maksimal.
4.Layanan Terintegrasi
Layanan terintegrasi, bagian subtansial dari layananterintegrasi adalah
kemudahan dalam pelayanan yang diberikan aparatur kepada masyarakat. Dalam
bukunya Sangkala (2013), dijelaskan bahwa salah satu strategi inovasi dalam
sektor pemerintahan yaitu layanan terintegrasi. Inovasi yang sukses dalam sektor
pemerintahan apabila memberikan layanan terintegrasi. Teori tersebut
menjelaskan bahwa perlu adanya layanan terintegrasi dalam aparatur bertindak
berupa pemberian pelayanan yang mudah dan cepat.Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi layanan SIAPP ini telah terinterasi dengan baik dengan website
yang berdampak pada kemudahan masyarakat dalam menyampaikan aduannya
dengan cepat.
5.Monitoring Layanan
Monitoring layanan, pada poin monitoring layanan yangpaling penting
adalah pengawasan oleh Admin SIAPP berupa aduan masyarakat yang masuk dan
tertangani oleh instansi terkait. Satrianegara dalam Susatyo (2016),
mengemukakan salah satu model manajemen yang dapat dipergunakan dalam
organisasi pelayanan publik yaitu model Manajemen ARIME (Analisis, Rumusan,
77
Implementasi, Monitoring, dan Evaluasi). Terdapat monitoring dalam model ini
karena aspek monitoring harus ditonjolkan. Dalam tindakan monitoring tersebut
tidak terlepas dari adanya pengawasan dalam program pemerintah khususnya
dalam sektor pelayanan publik.
6.Kerjasama
Hakikat dari kerjasama tidak akan lepas darikoordinasi. Tipologi inovasi
di sektor publik menurut Halvorsen dalam (Sangkala, 2013: 30), menjelaskan
sistem baru atau perubahan mendasar dari sistem yang ada dengan mendirikan
organisasi baru atau bentuk baru kerjasama dan interaksi. Memaknai teori tersebut
bahwa dalam sebuah inovasi apabila ada yang baru. Hubungan teori dan
pembahasan pada poin ini terdapat kerjasama, dalam Inovasi Sitem Informasi
Aspirasi Publik dan Pengaduan terdapat sebuah kerjasama berupa koordinasi
antara Dinas Komunikasi dan Informatika dan SKPD Se-Kabupaten Sidrap.
7.Pelibatan Warga Negara
Pelibatan warga negara, inti pelibatan warga negara tidakakan terpisah dari
kontrol dan partisipasi. Dalam menilai inovasi program yang ada, salah satu
kriteria yang dikemukakan oleh UN dalam Sangkala (2013), bahwa sebuah best
practice harus didasarkan pada sebuah kemitraan antara aktor-aktor yang terlibat,
setidaknya melibatkan dua pihak. Dapat dipahami teori tersebut bahwa pelibatan
warga negara selalu berkaitan dengan partisipasi masyarakat. Selain dari pada itu
penilaian sebuah inovasi dapat dilihat dari bagaimana keikutsertaan masyarakat
dalam mengontrol sebuah program pemerintah. Dalam Inovasi Sistem Informasi
78
Aspirasi Publik dan Pengaduan ini masyarakat adalah aktor utama sebab tanpa
adanya aduan dari masyarakat maka praktis inovasi ini tidak akan berjalan.
8.Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi sangat eratkaitannya dengan pendayagunaan
teknologi internet. Kaitannya inovasi dengan pemanfaatan teknologi dalam sektor
publik yakni adanya perubahan-perubahan dalam mengelola suatu program seperti
pemanfaatan teknologi yang lebih maju dari sebelumnya. Adriana Alberti and
Guido Bertucci dalam Abdillah (2016), mengemukakan bahwa salah satu poin
inovasi yaitu upaya menemukan metode dan mekanisme dalam penyelenggaraan
publik sangat diperlukan, terutama metode-metode baru dalam aspek
pengembangan kompetensi individu dan penerapan teknologi baru. Dalam
pembahasan penelitian ini dijelaskan bahwa Inovasi SIAPP ini sangat
membutuhkan teknologi sebab inovasi ini sendiri berbasis website sehingga
diperlukan teknologi dalam mengakses inovasi layanan pengaduan ini.
79
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai Inovasi sistem informasi
aspirasi publik dan pengaduan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sidrap Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Keuntungan relatif didalam atribut Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik
dan Pengaduan (SIAPP) ini memiliki keuntungandalam hal kemudahan
masyarakat dalam melakukan pengaduan. Bila sebelumnya masyarakat yang
ingin melakukan pengaduan terkait pelayanan publik hanya bisa dengan cara
konvensional dengan mendatangi langsung instansi terkait maka dengan
inovasi ini masyarakat dapat melakukan pengaduan dimanapun.
2. Kesesuaian didalam atribut Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan ini telahsesuaiditunjukkan melalui birokrasi yang lebih sederhana
membuat pelayanan ini lebih cepat dan mudah serta sesuai inti pelayanan
sehingga proses pelayanan ini tidak mengubah inti dari pelayanan dan
hadirnya inovasi pelayanan ini sudah sesuai dengan kebutuhan serta keinginan
masyarakat yang menginginkan pelayanan yang cepat, mudah, dan tidak
berbelit-belit serta proseduryang efektif.
3. Kerumitan didalam atribut Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan ini adalah belum semua masyarakat di Kabupaten Sidrap dapat
menggunakan atau mengakses inovasi ini disebabkan karena keterbatasan
dalam penggunaan teknologi oleh masyarakat itu sendiri dalam hal ini
80
penggunaan perangkat selular dan juga akses jaringan yang masih buruk di
beberapa tempat di Kabupaten Sidrap yang tidak memungkinkan mengakses
inovasi ini.
4. Layanan terintegrasi didalam strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi
Publik dan Pengaduan dalam hal ini pengintegrasian antara masyarakat selaku
pengadu melalui website Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
kepada Admin SIAPP dengan SKPD Se-Kabupaten Sidrap sebagai tujuan
aduan masyarakat telah berjalan dengan efektif dimana aduan masyarakat
direspon kurang dari satu jam.
5. Monitoring layanan didalam strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik
dan Pengaduan ini telah berjalan dengan efektif dimana Admin SIAPP
senantiasa memantau perkembangan realisasi aduan masyarakat. Ketika aduan
masyarakat belum direspon melebihi ketentuan waktu yang ada pada Standar
Operasional Prosedur Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan maka
Admin SIAPP akan berkoordinasi dengan instansi terkait perihal realisasi
aduan masyarakat tersebut.
6. Kerjasama didalam strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sidrap sebagai penggagas inovasi dengan SKPD Se-Kabupaten Sidrap telah
berjalan dengan baik dimana Admin SIAPP senantiasa berkoordinasi dengan
instansi terkait untuk memastikan aduan masyarakat telah di kerjakan.
7. Pelibatan warga negara didalam strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi
Publik dan Pengaduan ini belum sepenuhnya efektif sebab masyarakat sebagai
81
aktor utama dalam inovasi ini belum banyak yang mengetahui tentang inovasi
ini sehingga berdampak pada kurangnya yang mengakses Inovasi SIAPP ini
tidak hanya itu kurangnya pilihan pengaduan selain pengaduan melalui
website membatasi masyarakat dalam berpartisipasi dalam inovasi ini.
8. Pemanfaatan teknologi didalam strategi Inovasi Sistem Informasi Aspirasi
Publik dan Pengaduan dalam hal ini belum sepenuhnya maksimal sebab
keterbatasan pemenuhan jaringan di tiga kecamatan di Kabupaten Sidrap
yakni Dua Pitue, Pitu Riawa dan Pitu Riase masih belum baik sehingga akses
terhadap Inovasi SIAPP di tiga kecamatan tersebut tidak sepenuhnya
dirasakan oleh masyarakat.
B.Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidrap dan Masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sidrap agar dapat secara penuh
mendukung keberadaan Inovasi Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan berupa monitoring secara berkala terkait hasil realisasi aduan
masyarakat.
2. Diharapkan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidrap
agar dapat menambah SDM dalam mengelola Inovasi Sistem informasi
aspirasi publik dan pengaduan agar lebih efektif dan efisien
3. Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam hal ini provider untuk
pemenuhan akses jaringan agar dapat mendukung keberadaan Inovasi
SIAPP ini.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah,A.F.2016.Inovasi Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi
Kelas I Makassar.Universitas Hasanuddin,Makassar
Ancok,D.2012.Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Jakarta: Erlangga
Angraeny. 2013.Inovasi Pelayanan Kesehatan Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Puskesmas Jagir Kota Surabaya.Jurnal
kebijakan dan Manajemen Publik. vol. 1. no. 1.hal 85-93
Basri, Z. 2018.Inovasi Pelayanan Kesehatan Melalui Program BSB Di
Kabupaten Bantaeng. Universitas Hasanuddin,Makassar
Basuki,dkk.2018.Tipologi Inovasi Sektor Publik (Inovasi Program Si-Cakep) Di
Kabupaten Wajo Sulawesi selatan.Vol 2 No.3.Hal 207-216
Dhewanto,W,dkk.2014.Manajemen Inovasi.Yogyakarta:Andi Offsite.
Djafri, N. 2018. Manajemen Pelayanan Berbasis Revolusi Mental.Gorontalo:
Ideas Publishing
Djamrut, D. E. 2015. Inovasi Pelayanan Publik di Kecamatan Sungai Kunjang
Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol.1 No. 3.hal 1472-1486
Gunawan, A .(18 Maret 2020). Duh,RI Jauh Tertinggaldi Indeks Inovasi Global
2019.CNBC Indonesia. diperoleh dari http://www.cnbcindonesia.com
Hapsari, N.A. 2019. Efektivitas Pengaduan Masyarakat Melalui SMS center
(Studi Kasus Di ProvinsiLampung).Universitas Lampung,Bandar
Lampung.
Hayat.2017.Manajemen Pelayanan Publik.Jakarta:PT.Raja Grafindo persada
Herlambang Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
83
Hisbani,dkk . 2015. Penerapan inovasi pelayanan publik di dinas
kependudukan dan catatan sipil kabupaten Enrekang. jurnal ilmu
administrasi public Vol.1 No.3.hal 265-277.
Junior,R.S. 2016. Sistem Informasi Manajemen Sebagai Determinan
Menciptakan Pelayanan Prima Di Kecamatan Rancasari Kota
Bandung.Fisip.Universitas pasundan.Bandung
Kurniawan,R.C .2016.Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah
Daerah.Fiat Justisia Journal of law.Vol 10.No.3.569-586
Makmur & Rohana.2017.Kerangka Teori dan Ilmu Administrasi
Negara.Depok:Rajagrafindo Persada.
Muluk, K.M.R .2008, Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah, Malang: Banyumedia Publishing
Mulyadi,R & Darmawansyah.2018.Penerapan kebijakan E-Demokrasi Dalam
Konsep Smart City Terhadap Peningkatan Pelayanan Publik di Kota
Bandung.Vol.2.No.2 hal.389-405
Mulyawan, R. 2016. Birokrasi dan Pelayanan Publik.Sumedang :Unpad Press
Rachmawati, D .2016.Penerapan Inovasi Pelayanan Pengaduan Media Center
diDinas Komunikasi Dan Informatika Kota Surabaya.Vol.4.No.2.Hal.
245-254.
Rahayu, A. 2015. Manajemen Perubahan dan Inovasi. Jakarta:Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Pers).
Rasyid.(22 Februari 2020).Kominfo Sidrap Sosialisasikan Aplikasi Baruga dan
SIAPP.Fajar.diperoleh dari http://www.Fajar.co.id
Sangkala.2013. Innovative Governance: Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta:Capiya Publishing.
84
Sari,M. A. P. 2014. Inovasi Pelayanan Publik di Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kubu Raya. jurnal Borneo
Administrator Vol.12 .No.2.hal 214-233
Sellang, K .2016.Administrasi dan Pelayanan Publik Antara Teori dan
Aplikasinya.Yogyakarta:Penerbit Ombak
Senggo,dkk.2016.Budaya Organisasi dalam Pelayanan Publik (studi kasus
pada badan penyelenggaraan pelayanan perizinan kota kendari.E- Journal
Publica.Vol 1 No.1.hal 32-40
Sinambela,P.L.2017.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:PT Bumi Aksara.
Siyoto.2015.Dasar Metodologi penelitian. Karanganyar: Literasi Media
Publishing
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Suwarno,Y.2008.Inovasi di Sektor Publik.Jakarta:STIA-LAN Press
Tahir,M.M & Hardian A.2015.Inovasi Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan
Program Smart Card di Kota Makassar.Prosiding seminar nasional dan
Call of paper.vol.1.hal 278-299.
Taufiqurokhman & Satispi. 2018. Teori dan Perkembangan Manajemen
Pelayanan Publik.Ciputat:UNJ Press
Zulfanurdin,G.2016.Inovasi Program Kawasan Bebas Asap Rokok di Desa Bone-
Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Universitas
Hasanuddin.Makassar
85
L
A
M
P
I
R
A
N
86
Aduan masyarakat yang masuk pada Sistem Informasi Aspirasi Publik dan
Pengaduan
87
88
89
90
91
92
93
Wawancara dengan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi,Komunikasi Publik dan
Statistik
Wawancara dengan Admin Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan
94
Wawancara dengan pengguna SIAPP.
95
RIWAYAT HIDUP
Andi M.Zulfikaratau biasa di panggil Andi
Fikardilahirkan di Kabupaten Wajo pada tanggal 5 Maret
1998. Anak pertama dari dua bersaudara buah hati dari
pasangan Andi Isnandar dan Dra.Andi Tenri Lekke.
Penulis menempuh pendidikan pada SDN 278 Belawa
dan selesai pada tahun 2010 pada tahun yang sama penulis menempuh pendidikan
di SMP Negeri 1 Belawa dan Lulus pada Tahun 2013 dan selanjutnya penulis
menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wajo dan lulus pada
Tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dengan Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Penulis juga pernah aktif di
organisasi internal kampus yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini.
Semoga dengan penelitian tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi
bagi dunia pendidikan khususnya dalam pengembangan disiplin Ilmu
Administrasi Negara. Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-
besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Inovasi Pelayanan Publik
Melalui Sistem Informasi Aspirasi Publik dan Pengaduan di Dinas Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Sidrap”