inovasi pelayanan publik berbasis website (studi kasus

31
INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG “MAJAPAHIT GIS” PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Administrasi Publik Oleh : MARATUS SOLIHAH 21802091006 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM MALANG TAHUN 2021

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PENATAAN

RUANG “MAJAPAHIT GIS” PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Administrasi Publik

Oleh :

MARATUS SOLIHAH 21802091006

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM MALANG

TAHUN 2021

Page 2: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

ix

RINGKASAN

MARATUS SOLIHAH, Inovasi Pelayanan Publik Berbasis Website (Studi Kasus Pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang “Majapahit Gis” Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto) Tahun 2020; Program Magister Ilmu Administrasi Publik, Program Pascasarjana Universitas Islam Malang; Komisi Pembimbing Utama Dr. Drs. Slamet Muchsin, MSi, Pembimbing kedua Dr. Rulam Achmadi, MPd.

Inovasi dalam pelayanan publik sangat diperlukan bagi instansi pemerintah

sebagai penyelenggara pelayanan publik agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan di masyarakat serta memudahkan pencapaian tujuan berbagai pihak. Inovasi merupakan salah satu wujud upaya reformasi pelayanan publik agar dapat menciptakan pelayanan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan good governance. Salah satu wujud inovasi adalah penggunaan e-government dalam pelayanan publik, sebagaimana yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Mojokerto melalui inovasi pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) berbasis website “Majapahit GIS” yang telah digagas sejak akhir Tahun 2017.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan inovasi pelayanan berbasis website (e-government) pada pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten Mojokerto. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumen

Sedangkan fokus dari penelitian ini adalah : 1) Penerapan inovasi pelayanan berbasis website meliputi : efektivitas inovasi, keberhasilan penerapan e-government, dan penerapan prinsip-prinsip pelayanan publik; 2) Faktor pendorong dan penghambat; 3) Strategi mengatasi hambatan dalam inovasi pelayanan. Teknik analisis data menggunakan interactive model analysis dari Miles, Huberman and Saldana (2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi pelayanan berbasis website Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten Mojokerto telah berjalan cukup efektif dan telah memenuhi prinsip-prinsip aksestabilitas, kontinuitas, teknikalitas, profitabilitas, dan akuntabilitas. namun belum berhasil optimal dalam mewujudkan “one database system” atau sistem layanan terintegrasi yang dapat menyediakan seluruh data untuk mendukung perencanaan pembangunan wilayah di Kabupaten Mojokerto. Faktor pendorong dalam inovasi ini adalah komitmen pimpinan, sumber daya manusia, sarana prasarana serta dukungan kebijakan pemerintah pusat. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi : kurangnya tenaga ahli di bidang IT, akses yang lamban karena aplikasi menggunakan jaringan internet terbuka, menu dialog publik yang belum efektif untuk konsultasi, kurangnya data pendukung, kurangnya dukungan pemerintah daerah dan sistem reward and punishment yang mendukung pelaksanaan kebijakan “one database system”. Strategi untuk mengatasi hambatan dalam inovasi ini meliputi : 1) penggunaan jaringan fiber optic yang disediakan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesepatan akses pelayanan online; 2) Optimalisasi fungsi menu dialog publik; 3) Menjalin kerjasama dengan sektor swasta dalam penyediaan tenaga ahli di bidang IT. Kata kunci : inovasi, efektivitas, e-government, informasi tata ruang

Page 3: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

x

Executive Summary

MARATUS SOLIHAH, Postgraduate Programme University of Islam Malang, December 2020. Public Service Inovation Based on Website (The study of “Majapahit GIS” Geo Spatial Information System Service on Regional Development Planning Agency Mojokerto Local Government); Supervisor : Dr. Drs. Slamet Muchsin MSi, Co-supervisor : Dr. Rulam Achmadi, MPd.

Innovation in public services is one of major thing to do by all of

government agencies as providers of public services in order to adapt the environmental changes in society and facilitate the achievement of the goals of various sides. Innovation is one of public service reform efforts in order to create effective, efficient, transparent and accountable services in the context of realizing good governance. One of the form of innovation is e-government implementation in public services, as has been done by the Regional Development Planning Agency or called Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) in Mojokerto local government through the service innovation based on website that is “Majapahit GIS” Geospacial Information System which has been initiated since the end of 2017.

The purpose of this research is to analyze the implementation of website-based service innovation (e-government) at the “Majapahit GIS” Geospatial Information System service at BAPPEDA Mojokerto local government. This research method is a descriptive research with qualitative approach. The data collection techniques are by using deep interviews, observation and document study.

Meanwhile, the focus of this research are : 1) The implementation of website- based service innovation includes: innovative effectiveness, successful implementation of e-government, and application of public service principles; 2) encouraging and inhibiting factors; 3) Strategies to overcome barriers in service innovation. Data analyzing techniques that is used in this research is interactive modeling techniques by Miles, Huberman and Saldana (2014).

The result of this research shows that the service innovation based on the website of the „Majapahit GIS” Geospatial Information System at BAPPEDA Mojokerto Regency has been running quite effective and has implementing the principle of accessibility, continuity, technicality, profitability, and accountability. The encouraging factors are : leaders commitment, humas resources capability, public services facilites, and also top down policies or regulations factors. While the inhibiting factors are : lack of IT experts, the internet sources problem, ineffectivity function of public dialog menu on the system for consulting services, lack of supporting data, lack of local government support and also there is no reward and punishment policy for “one database system” goals. The strategic policy that has been improved to overcome this barries are utilization of fiber optic network which is by local government to increase the speed of access to online services; 2) Optimalization of public dialog menu function on the system; 3) private sectors partnership on providing IT experts. But so far it has not succeeded optimally to reach “one database system” goals or an integrated service system that can provide all data comprehensively to support the regional development planning in Mojokerto local government.

Keywords: Innovation, effectiveness, e-government, geospatial information system

Page 4: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi birokrasi yang sudah menjadi tuntutan terhadap sistem

pemerintahan saat ini, menjadi agenda prioritas yang harus dilaksanakan

oleh pemerintah. Tuntutan ini berawal dari banyaknya sorotan terhadap

kinerja pelayanan pemerintah yang tidak sesuai dengan harapan

masyarakat. Keluhan terhadap kinerja birokrasi yang dinilai lamban,

berbelit-belit, tidak efektif, inefisien serta jauh dari transparan seakan telah

melekat di mata masyarakat. Dalam hal pelayanan publik, pemerintah

dianggap belum mampu menyediakan pelayanan publik yang berkualitas

sesuai dengan tantangan yang dihadapi, yaitu perkembangan kebutuhan

masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang semakin ketat.

Dalam kaitan dengan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi pun,

kondisinya masih banyak dikeluhkan masyarakat. Bahkan, dalam kondisi

yang lebih parah, tingkat ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja

pemerintah pun dapat dikatakan menurun dengan banyaknya kasus korupsi,

penyalahgunaan wewenang, mal praktik dalam pelayanan publik, serta

patologi birokrasi lainnya yang sering terungkap di hadapan publik.

Pemerintah sebagai unsur utama penyelenggara negara memiliki

kewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Negara

hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik barang/jasa melalui

sebuah layanan publik. Sebagaimana asumsi dasar dalam teori stewardship

bahwa manajemen pemerintah yang diasumsikan sebagai steward (pelayan)

Page 5: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

2

dituntut untuk memberikan pelayanan bagi kepentingan rakyat atau

principal. Dengan demikian, pemerintah harus dapat

mempertanggungjawabkan segala kegiatannya kepada principal. (Kaihatu,

2006)

Perkembangan masyarakat yang sedemikian pesatnya, menuntut

pemerintah untuk dapat mengimbangi pelayanan publik yang diberikan

dengan tuntutan yang ada. Administrasi publik harus selalu memodernisasi

dirinya, menemukan strategi dan pendekatan yang lebih jitu agar dapat

mengimbangi tuntutan perkembangan peradaban tersebut. Birokrasi yang

lamban dan berbelit-belit akan menghambat publik untuk melaksanakan

aktivitas serta mencapai urusan-urusannya. Birokrasi harus adaptif terhadap

setiap perubahan masyarakat.

Dalam kondisi demikian, maka inovasi menjadi sebuah kebutuhan

bahkan pilihan yang wajib dilakukan oleh birokrasi di semua sektor

khususnya dalam pelayanan publik. Bahkan Tri Widodo W Utomo (1996)

mengatakan bahwa inovasi merupakan jawaban terhadap setiap

permasalahan yang dihadapi sektor publik. Inovasi adalah langkah

melakukan proses pembaharuan/ pemanfaatan/pengembangan dengan

menciptakan hal baru yang berbeda dengan sebelumnya. Damanpour

(1991) dalam Tjahjadi B, dkk (2017) menjelaskan bahwa sebuah inovasi

dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang

baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota

organisasi. Dengan demikian inovasi ini merupakan sebuah langkah

pembaharuan terhadap ide, sistem, prosedur, administrasi, atau produk/jasa

Page 6: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

3

yang dihasilkan organisasi. Pembaharuan tersebut tidak harus berupa karya

cipta yang baru, tapi dapat merupakan pengembangan dari sesuatu hal yang

sudah ada sebelumnya.

Sedemikian pentingnya arti sebuah inovasi dalam birokrasi, bahkan

Said Mas’ud (2012), dalam tulisannya menyampaikan bahwa dalam tren

aplikasi e-government dalam pemerintahan serta hasil yang di capai oleh

beberapa negara maju mengesankan bahwa negara yang ingin memperbaiki

pelayanan publiknya, sedikit atau banyak ia harus berani berinovasi dalam

manajemen pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan publiknya. Dengan

kata lain seolah ada adagium : “ Tidak akan ada perbaikan mutu pelayanan

publik tanpa inovasi. Tidak ada inovasi tanpa aplikasi IT dalam birokrasi.

Atau dengan kata lain tidak ada pelayanan yang baik tanpa e-government”.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu wujud inovasi yang

dapat dilakukan yaitu melalui penerapan e-government dalam birokrasi.

Electronic Government atau yang biasa kita kenal dengan istilah e-

government merupakan perkembangan baru dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan untuk peningkatan layanan publik yang berbasis pada

teknologi informasi dan komunikasi sehingga aktivitas birokrasi akan lebih

cepat dan mudah, layanan publik menjadi lebih transparan,akuntabel, efektif

dan efisien. Menurut Indrajit (2002 : 36), E-government merupakan suatu

mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan

kalangan lain yang berkepentingan, dengan melibatkan penggunaan

teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan memperbaiki mutu

(kualitas) pelayanan. E-government adalah penyelenggaraan

Page 7: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

4

kepemerintahan berbasiskan elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan

publik secara efektif, efisien, akuntabel dan interaktif. Dimana pada intinya E-

government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat

meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain (penduduk,

pengusaha, maupun instansi lain).

E-government menjadi salah satu pilihan bagi pemerintah untuk

melakukan inovasi dalam pelayanan publik. Terkait hal tersebut, pemerintah

menetapkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan e-government.

Sejalan dengan kebijakan strategis nasional tersebut di atas, Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menyebutkan

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik, perlu didukung

dengan pemberian dukungan informasi melalui suatu sistem informasi yang

bersifat nasional, yang berisi semua informasi pelayanan publik yang berasal

dari penyelenggara pada setiap tingkatan. Penyediaan informasi kepada

masyarakat tersebut harus dilakukan secara terbuka dan mudah diakses.

Praktik inovasi birokrasi melalui penerapan e-government telah banyak

dilakukan oleh pemerintah, baik di sektor pelayanan publik maupun dalam

administrasi penyelenggaraan pemerintahan. Khususnya dalam era revolusi

industri 4.0 saat ini, dimana teknologi informasi menduduki peran yang

sangat besar bahkan telah banyak menggantikan fungsi manusia pada

beberapa pekerjaan teknis. Telah banyak sistem aplikasi berbasis

information technology (IT) dalam pemerintahan yang dikembangkan.

Penggunaan information technology (IT) dalam pelayanan publik pun telah

Page 8: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

5

menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang lebih mudah, cepat dan

memiliki jangkauan akses yang sangat luas.

Salah satu wujud inovasi pelayanan publik melalui e-government

dalam birokrasi pemerintahan yaitu inovasi pelayanan Sistem informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” yang dilaksanakan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto. pelayanan

Sistem informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” ini merupakan

sebuah pelayanan pemberian informasi kepada masyarakat tentang

peruntukan lahan yang sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Mojokerto Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 – 2032. Customer dari pelayanan Sistem

Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” ini, sebagian besar

adalah masyarakat yang memiliki kepentingan atau rencana untuk

menggunakan lahan di wilayah Kabupaten Mojokerto. Sebelum mereka

melakukan investasi, maka lahan yang akan mereka gunakan tersebut

harus dipastikan kesesuaian peruntukannya dengan ketentuan yang berlaku.

Pelayanan ini merupakan tahap awal sebelum investor melakukan proses

perijinan baik untuk perindustrian, bisnis property atau keperluan lainnya.

Berdasarkan informasi awal yang didapatkan melalui wawancara

pada tanggal 9 Juli Tahun 2020 dengan Bapak Mochammad Yusuf Ma’arif,

Kepala Sub Bidang Keciptakaryaan dan Penataan Ruang BAPPEDA

Kabupaten Mojokerto selaku pejebat yang menangani pelayanan SIPR

“Majapahit GIS” didapatkan keterangan bahwa pada era sebelum Tahun

2017, penyelenggaraan pelayanan informasi tata ruang di Badan

Page 9: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

6

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto dilaksanakan

secara offline atau manual. Artinya, pengguna layanan dalam hal ini

masyarakat yang ingin mendapatkan informasi tata ruang, harus datang

secara langsung ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Mojokerto, menemui petugas yang menangani untuk

mendapatkan layanan informasi yang diinginkan.

Sistem pelayanan secara manual seperti ini, telah berjalan selama

bertahun-tahun. Sistem dan prosedur kerja berjalan apa adanya tanpa ada

ketentuan yang baku. Pejabat atau petugas yang menangani berjumlah 1

(satu) orang dan 1 (satu) staf pendukung, serta dilengkapi dengan 1 (satu)

perangkat komputer yang mendukung software aplikasi informasi tata ruang.

Kondisi pelayanan yang seperti ini, menyebabkan pelayanan berjalan lebih

lama, berbelit-belit dan kurang transparan. Tidak jarang customer harus

beberapa kali datang ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Mojokerto karena petugas yang menangani sedang dinas luar

daerah atau sedang melaksanakan tugas lain.

Selanjutnya, dengan dilatarbelakangi berbagai kelemahan tersebut,

juga seiring dengan perkembangan teknologi informasi, serta tuntutan

masyarakat terhadap pelayanan prima yang cepat, dan efisien, maka pada

akhir Tahun 2017 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Mojokerto mencetuskan inovasi pelayanan informasi tata ruang

berbasis website yang diwujudkan melalui aplikasi Sistem Infomasi

Penataan Ruang (SIPR) bertajuk “Majapahit GIS”. Majapahit GIS ini adalah

suatu sistem informasi berbasis website yang memuat informasi spasial

Page 10: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

7

khususnya terkait dengan rencana pemanfaatan lahan di Kabupaten

Mojokerto berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah. Pelayanan ini bermanfaat bagi masyarakat

yang ingin mengetahui ketentuan peruntukan dan pemanfaatan lahan

khususnya untuk kegiatan investasi, serta kegiatan lainnya.

Kelebihan atau keunikan dari inovasi pelayanan Sistem Informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” ini dibandingkan dengan aplikasi

lainnya yaitu aplikasi SIPR ini merupakan sistem aplikasi yang berisikan

informasi tata ruang yang disajikan secara spasial dengan menggunakan

metode Global Positioning System (GPS) dan diolah dengan teknologi

Geographic Information System (GIS) sehingga dapat disajikan dalam

bentuk peta.

Dengan menggunakan sistem pelayanan berbasis online ini, aplikasi

Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” dapat di akses

secara online oleh seluruh masyarakat yang ingin mencari informasi

peruntukan lahan di Kabupaten Mojokerto, melalui website

https://sipr.mojokertokab.go.id. Apabila masyarakat hanya ingin mencari

informasi tata ruang (peruntukan lahan) saja, maka layanan dapat di akses

secara mandiri melalui website dimaksud. Hal tersebut dapat dilakukan

cukup dengan melihat fitur peta rencana tata ruang yang telah disiapkan

dalam aplikasi. Selanjutnya akan didapatkan informasi terkait peruntukan

lahan yang dimaksud apakah untuk perumahan, industri, perdagangan, dan

sebagainya. Namun, apabila masyarakat ingin mendapatkan bukti cetak

Surat Informasi Tata Ruang, maka mereka diharuskan datang secara

Page 11: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

8

langsung ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Mojokerto. Hal tersebut karena Surat Informasi Tata Ruang harus diverifikasi

dan ditandatangani terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang sebelum

diterbitkan. Surat Informasi Tata Ruang ini, selanjutnya digunakan oleh

customer sebagai persyaratan lebih lanjut atas pengurusan proses perijinan

usaha yang bersangkutan.

Secara umum, konsep inovasi sistem pelayanan berbasis online yang

dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Mojokerto ini terlihat lebih memudahkan pengguna layanan, mudah di akses,

pelayanan lebih terarah dan sistematis. Bahkan terkait inovasi “Majapahit

GIS” ini, menurut informasi awal yang disampaikan oleh Kepala BAPPEDA

Kabupaten Mojokerto dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 3 Juli

2020, beliau mengatakan

“saya ingin melalui inovasi Majapahit GIS ini, pelayanan tata ruang

kita akan lebih transparan, lebih mudah dan dekat dengan masyarakat,

memiliki jangkauan luas, dan pada akhirnya mudah-mudahan bisa

meningkatkan nilai investasi di Kabupaten Mojokerto. Harapan saya dengan

berbasis website maka informasi tata ruang dapat diakses secara mandiri

oleh semua orang, lebih mendekatkan dan memudahkan pelayanan, dan

satu lagi harapan saya yaitu pelayanan ini bisa menjadi suatu konsep

pelayanan yang terintegrasi. Jadi masyarakat yang menginginkan data atau

informasi apapun terkait perencanaan wilayah, dapat diakses melalui

aplikasi ini”.

Pelayanan publik yang transparan merupakan salah satu prinsip

dalam dalam perwujudan good governance. Menurut Hamdi (2001 ; 51 -52)

dalam Taufiqurokhman dan Satispi (2018), transparansi penyelenggaraan

pelayanan publik adalah pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat

Page 12: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

9

terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak

yang membutuhkan informasi. Transparansi dibangun dalam suasana

adanya aliran informasi yang bebas. Dalam suasana ini, proses,

institusi, dan informasi dapat secara langsung di akses oleh mereka

yang berkepentingan. Di samping itu, juga tersedia cukup informasi

untuk memahami dan memonitor ketiga hal itu.

Sejalan dengan hal tersebut, Islamy (1999) menyampaikan prinsip-

prinsip dalam penyelenggaraan sebuah pelayanan publik, yaitu :

1. Prinsip Aksestabilitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat

dijangkau secara mudah oleh setiap pengguna pelayanan (misal :

masalah tempat, jarak dan prosedur pelayanan)

2. Prinsip kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara

terus menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan

kejelasan ketentuan yang berlaku bagi proses pelayanan tersebut.

3. Prinsip teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan proses

pelayanannya harus ditangani oleh aparat yang benar-benar memahami

secara teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketepatan dan

kemantapan sistem, prosedur dan instrumen pelayanan.

4. Prinsip profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan pada akhirnya harus

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memberikan

keuntungan ekonomis dan sosial baik bagi pemerintah maupun bagi

masyarakat luas.

Page 13: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

10

5. Prinsip akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu pelayanan

yang telah diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat karena aparat pemerintah itu pada hakekatnya mempunyai

tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Pelayanan informasi tata ruang berbasis website ini merupakan

inovasi yang sangat bagus. Melalui hasil pengamatan awal terlihat

kontinuitas dari aplikasi ini yang masih dapat diakses oleh seluruh

masyarakat, bukan menjadi aplikasi yang hanya berjalan sesaat saja.

Namun, di sisi lain didapatkan beberapa informasi awal bahwa aplikasi SIPR

“Majapahit GIS” ini masih memiliki beberapa kelemahan. Berdasarkan

wawancara awal dengan Bapak Yusuf Ma’arif, beliau menyampaikan “Dalam

periode 3 (tiga) tahun implementasinya, inovasi pelayanan SIPR “Majapahit

GIS” ini alhamdulillah dapat menyediakan informasi terkait tata ruang

dengan baik, namun layanan aplikasi ini masih belum dapat menyediakan

data lain, atau istilahnya layanan terintegrasi seperti yang diharapkan Pak

Kaban”.

Selain itu, menurut keterangan petugas frontliner pada kesempatan

wawancara awal di bulan Juli disampaikan bahwa :

“aplikasi kita ini kadang masih sulit di akses untuk daerah yang sulit

sinyal seperti di Kecamatan Trawas, Pacet, Jatirejo, atau Dawarblandong.

Kadang-kadang juga lemot. Jadi customer masih banyak yang memilih

datang langsung kesini (*BAPPEDA). Tetapi tidak jarang juga orang-orang

itu datang kesini (*BAPPEDA) karena masih belum familiar dengan cara

menggunakan aplikasi ini. Padahal menu manual book sebetulnya sudah

ada dalam aplikasi ini.”

Page 14: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

11

Beberapa keterangan tentang kekurangan dalam aplikasi SIPR

“Majapahit GIS” tersebut juga terlihat dalam hasil inventarisasi permasalahan

yang dilakukan oleh tim Kelompok Budaya Kerja “Majapahit GIS”

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 1.1 TABEL INVENTARISASI PERMASALAHAN

PELAYANAN “MAJAPAHIT GIS” (Bulan Oktober – Desember 2019)

NO PERMASALAHAN JUMLAH FREKUENSI

LAPORAN PERMASALAHAN

1. Ketidaktahuan masyarakat

akan alur proses pencarian

informasi tata ruang baik

datang langsung maupun

secara mandiri (online).

26

2. Penumpukan jumlah antrian

di front desk Majapahit GIS

range 3-5 pemohon informasi

tata ruang.

8

3. Komplain masyarakat

terhadap ketidakpastian

lamanya proses penyelesaian

surat Informasi Tata Ruang.

15

JUMLAH 49

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Mojokerto : 2020

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa upaya inovasi yang

dilakukan masih menemui beberapa permasalahan dalam tahap

implementasinya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil inventarisasi

permasalahan yang dilakukan oleh tim Kelompok Budaya Kerja “Majapahit

GIS” selama periode Oktober – Desember 2019, masih banyak

Page 15: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

12

permasalahan yang dialami yaitu ketidaktahuan masyarakat akan alur

proses pencarian informasi tata ruang baik datang langsung maupun secara

mandiri (online), masih ada Penumpukan jumlah antrian di front desk

Majapahit GIS range 3-5 pemohon informasi tata ruang, serta adanya

Komplain masyarakat terhadap ketidakpastian lamanya proses

penyelesaian surat informasi tata ruang. pemohon informasi tata ruang.

Selain itu, juga masih dijumpai keluhan masyarakat terkait aplikasi SIPR

“Majapahit GIS” yang sulit di akses pada daerah-daerah yang sulit sinyal.

Inovasi dalam birokrasi sangat dibutuhkan untuk peningkatan

kualitas pelayanan publik. Inovasi yang berhasil menurut Albury dan Mulgan

dalam Muluk (2008) adalah inovasi yang mampu menghasilkan perbaikan

kualitas hasil yang efektif dan efisien mulai saat penciptaan dan

pelaksanaan proses, produk, jasa dan metode yang baru. Di sisi lain Saleh

dan Wang (dalam Ellitan dan Anatan, 2009:6) mengatakan bahwa

efektivitas inovasi yang dilakukan oleh sebuah organisasi ditentukan oleh 3

(tiga) kunci utama, yakni :

1. Enterprenueral strategy yaitu berani mengambil resiko,

melakukan pendekatan bisnis yang proaktif dan komitmen

manajemen.

2. Struktur organisasi yaitu dengan struktur yang lebih fleksibel,

adanya disiplin interfungsional, dan orientasi pada tim kerja lintas

fungsional.

3. Iklim organisasi, yaitu iklim yang promotif dan terbuka kekuasaan

dalam organisasi disebarkan tidak terpusat pada jenjang atas dan

Page 16: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

13

memberikan sistem imbalan yang efektif.

Sebagai sebuah inovasi yang berbasis website, maka untuk mencapai

keberhasilan dalam penerapan e-government, pelayanan “Majapahit GIS”

tentunya harus memperhatikan banyak hal. Budi Rianto dkk (2012:39)

mengatakan sedikitnya ada empat indikator keberhasilan E-government,

yaitu :

a. Ketersediaan data dan informasi pada pusat data

b. Ketersediaan data dan informasi bagi kebutuhan promosi daerah

c. Ketersediaan aplikasi E-government pendukung pekerjaan kantor dan

pelayanan publik

d. Ketersediaan aplikasi dialog publik dalam rangka

meningkatkan komunikasi antar pemerintah, antara pemerintah

dengan sektor swasta dan masyarakat melalui aplikasi e-mail, SMS

ataupun teleconference.

Begitu banyak prasyarat ideal yang harus terpenuhi dalam upaya

peningkatan kualitas pelayanan publik menuju terwujudnya Good

Governance. Demikian pula ketika penerapan e-government dipilih menjadi

sebuah langkah inovasi untuk peningkatan pelayanan publik. Oleh karena

itu, dengan mendasarkan pada teori yang ada, serta sekumpulan informasi

awal permasalahan seputar implementasi Majapahit GIS di BAPPEDA

Kabupaten Mojokerto sebagaimana tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk menganalisis lebih jauh tentang penyelenggaraan pelayanan SIPR

“Majapahit GIS” sebagai inovasi berbasis website (e-government) melalui

Page 17: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

14

sebuah penelitian yang berjudul “INOVASI PELAYANAN PUBLIK

BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS PELAYANAN SISTEM INFOMASI

PENATAAN RUANG “MAJAPAHIT GIS” PADA BAPPEDA KABUPATEN

MOJOKERTO)”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang sebagaimana disampaikan di atas,

maka rumusan masalah yang akan di analisis melalui penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah penerapan inovasi pelayanan berbasis website (e-

government) pada pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR)

“Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten Mojokerto dari sisi efektivitas

inovasi, keberhasilan penerapan e-government, dan penerapan prinsip-

prinsip pelayanan publik?

2. Faktor-faktor apa yang mendorong dan menghambat inovasi pelayanan

berbasis website (e-government) pada pelayanan Sistem Informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten

Mojokerto?

3. Bagaimanakah strategi mengatasi hambatan dalam inovasi pelayanan

berbasis website (e-government) pada pelayanan Sistem Informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten

Mojokerto?

Page 18: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

15

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang serta rumusan masalah tersebut di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis penerapan inovasi pelayanan berbasis website (e-

government) pada pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR)

“Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten Mojokerto dari sisi efektivitas

inovasi, keberhasilan penerapan e-government, dan penerapan prinsip-

prinsip pelayanan publik.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mendorong dan menghambat inovasi

pelayanan berbasis website (e-government) pada pelayanan Sistem

Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA

Kabupaten Mojokerto

3. Menganalisis strategi dalam mengatasi hambatan inovasi pelayanan

berbasis website (e-government) pada pelayanan Sistem Informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” di BAPPEDA Kabupaten

Mojokerto

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Praktis

Memberikan masukan dan rekomendasi kepada lembaga terkait dalam

rangka optimalisasi pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR)

“Majapahit GIS” berbasis website di Kabupaten Mojokerto

Page 19: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

16

2. Kegunaan Teoritis

Sebagai bahan untuk menambah khasanah pengetahuan dalam

pelayanan publik di bidang perencanaan pembangunan daerah dan

bahan perbandingan bagi penelitian sejenis bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

Page 20: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

169

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis mengacu pada teori terkait

sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari

penelitian berjudul “Inovasi Pelayanan Publik Berbasis Website “ (Studi

Kasus Pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang “Majapahit GIS”

Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto)

sesuai dengan fokus yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :

1. Upaya reformasi pelayanan publik harus terus dilakukan oleh instansi

pemerintah agar dapat menciptakan pelayanan yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan good governance.

2. Inovasi dalam pelayanan publik sangat diperlukan bagi instansi

pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik agar dapat

beradaptasi dengan perubahan lingkungan di masyarakat, memudahkan

pencapaian tujuan berbagai pihak, sehingga dapat memberikan kepuasan

bagi seluruh masyarakat pengguna layanan dan pada akhirnya dapat

meningkatkan kredibiltas pemerintah serta menciptakan hubungan yang

baik antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Salah satu wujud

inovasi tersebut adalah penggunaan e-government dalam pelayanan

publik.

3. Penerapan e-government di Pemerintah Kabupaten Mojokerto, salah

satunya adalah aplikasi pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang

(SIPR) berbasis website “Majapahit GIS” yang dilaksanakan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto. Hasil

Page 21: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

170

4. penelitian menunjukkan bahwa penerapan inovasi pelayanan publik

berbasis website pada pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang

(SIPR) “Majapahit GIS” di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Mojokerto sudah cukup efektif dan telah menerapkan

prinsip-prinsip pelayanan publik, namun belum berhasil optimal sebagai

pelayanan e-govenrment yang mampu menyediakan layanan data

terintegrasi guna mendukung perencanaan wilayah di Kabupaten

Mojokerto, serta belum berhasil untuk memfasilitasi layanan konsultasi

tata ruang.

5. Berdasarkan analisis terhadap unsur efektifitas inovasi dilihat dari oleh 3

(tiga) kunci utama enterpreneural strategy, struktur organisasi, dan iklim

organisasi menurut Saleh dan Wang (dalam Ellitan dan Anatan, 2009:6),

maka pelayanan “Majapahit GIS” sejauh ini telah berjalan efektif namun

belum optimal dalam mencapai tujuan. Dari sisi komitmen, struktur

organisasi serta iklim organisasi sangat berjalan baik, namun aplikasi ini

belum dapat mencapai tujuan terciptanya “one database system” atau

sistem layanan terintegrasi yang menyediakan seluruh data yang

dibutuhkan untuk perencanaan wilayah di Kabupaten Mojokerto.

6. Berdasarkan analisa terhadap 4 (empat) indikator keberhasilan

penerapan e-government menurut Budi Rianto, dkk (2009 : 39) yang

meliputi: 1) ketersediaan data dan informasi pada pusat data; 2)

ketersediaan data dan informasi bagi kebutuhan promosi daerah; 3)

ketersediaan aplikasi e-Government pendukung pekerjaan kantor dan

pelayanan publik; serta 4) ketersediaan aplikasi dialog publik belum

berjalan optimal; dapat disimpulkan bahwa penerapan e-government

Page 22: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

171

dalam aplikasi pelayanan SIPR “Majapahit GIS” ini belum optimal dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan berbasis website. Hal tersebut

diindikasikan dari empat indikator yang digunakan, hanya 1 (satu)

indikator saja yang sudah optimal yaitu indikator ketersediaan aplikasi e-

Government pendukung pekerjaan kantor dan pelayanan publik, namun

untuk 3 (tiga) indikator lainnya yaitu ketersediaan data dan informasi pada

pusat data; ketersediaan data dan informasi bagi kebutuhan promosi

daerah; serta ketersediaan aplikasi dialog publik belum berjalan optimal.

7. Pelayanan “Majapahit GIS” ini telah memenuhi atau menerapkan prinsip-

prinsip pelayanan publik sebagaimana yang disampaikan oleh Islamy

(1999) yang meliputi : prinsip aksestabilitas, kontinuitas, teknikalitas,

profitabilitas, dan akuntabilitas.

8. Faktor-faktor yang mendorong inovasi pelayanan Sistem Informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto, meliputi :

a. Faktor internal, yaitu : 1) komitmen pimpinan; 2) kompetensi sumber

daya manusia (SDM) petugas pelayanan; 3) sarana prasarana

pelayanan

b. Faktor eksternal, yaitu : 1) adanya kebijakan pemerintah pusat yang

mengamanatkan pembentukan “one database system” dan

kebijakan satu peta; 2) dukungan pemerintah daerah berupa

anggaran pengembangan aplikasi Sistem Informasi Penataan

Ruang (SIPR) “Majapahit GIS”.

Page 23: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

172

9. Faktor-faktor yang mendorong inovasi pelayanan Sistem Informasi

Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto, meliputi :

a. Faktor Internal, yaitu : 1) Belum adanya tenaga ahli di bidang IT di

kantor BAPPEDA Kabupaten Mojokerto sehingga menyulitkan pada

saat sistem mengalami gangguan; 2) Pelayanan secara online

sering mengalami gangguan lamban dalam akses dikarenakan

aplikasi SIPR “Majapahit GIS” ini menggunakan jaringan tidak

berbayar (open source system); 3) Aplikasi SIPR “Majapahit GIS”

belum dapat memenuhi kebutuhan customer yang ingin

berkonsultasi.

b. Faktor Eksternal, yaitu : 1) Data pendukung yang kurang update; 2)

Kurangnya dukungan dari organisasi perangkat daerah lain yang

terkait untuk mewujudkan layanan terintegrasi; 3) Belum adanya

kebijakan Pemerintah Daerah yang mendukung pelaksanaan “one

database system’ dan kebijakan satu peta (one map policy); serta 4)

Belum diterapkannya sistem reward dan punishment dalam

penyelenggaraan pelayanan data spasial di Kabupaten Mojokerto

10. Strategi yang telah dilakukan oleh BAPPEDA Kabupaten Mojokerto

dalam upaya optimalisasi dan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahit GIS” ini yaitu : 1)

Pemanfaatan pembangunan jaringan fiber optic yang sedang

dilaksanakan oleh pemerintah daerah guna meningkatkan kecepatan

akses layanan online ; 2) Optmalisasi fungsi menu dialog publik ; 3)

Page 24: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

173

menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam penyediaan tenaga IT

untuk perbaikan dan pemeliharaan sistem. Strategi yang dilakukan oleh

BAPPEDA Kabupaten Mojokerto ini telah cukup baik dan sesuai dengan

pernyataan yang disampaikan oleh United Nation World Public Sector

Report (UNWPSR) tahun 2004 dalam Sangkala (2013), namun untuk

saat ini strategi tersebut dikatakan belum optimal dalam mencapai tujuan

integrasi layanan dan penyediaan data yang komprehensif, akurat dan ter

update untuk kebutuhan perencanaan wilayah di Kabupaten Mojokerto

B. SARAN

Mengacu pada analisis hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan

peneliti terhadap penerapan e-government pada inovasi pelayanan Sistem

Informasi Penataan Ruang (SIPR) “Majapahir GIS” di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto yaitu :

1. Saran Praktis

a. Penerapan e-government di Pemerintah Kabupaten Mojokerto, dalam

hal ini adalah aplikasi pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang

(SIPR) berbasis website “Majapahit GIS” yang dilaksanakan oleh

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto,

merupakan sebuah inovasi yang sangat bagus sehingga komitmen

dan upaya untuk terus mengembangkan sistem secara berkelanjutan

(kontinuitas) sangat perlu untuk dilakukan.

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto

perlu melakukan langkah strategis untuk mendorong dukungan

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mewujudkan kebijakan satu

Page 25: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

174

peta “one map policy” dan “one database system”. Langkah strategis

tersebut dapat dilakukan dengan mengusulkan rancangan kebijakan

daerah tentang petunjuk teknis atau petunjuk pelaksanaan kebijakan

“one map policy” dan “one database system” di Pemerintah

Kabupaten Mojokerto.

c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto

dapat mengusulkan penambahan pegawai di bidang Teknologi

Informatika guna mengatasi kendala kekurangan sumber daya

manusia di bidang IT kepada kepala daerah melalui instansi yang

menangani kepegawaian daerah dalam hal ini adalah Badan

Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Mojokerto.

d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto

perlu untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan

perangkat daerah terkait dalam rangka peningkatan kualitas data

yang tersedia dalam aplikasi Sistem Informasi Penataan Ruang

(SIPR) “Majapahit GIS”, salah satunya dengan meningkatkan

keterlibatan perangkat daerah tersebut dalam berbagai

program/kegiatan BAPPEDA Kabupaten Mojokerto.

e. Optimalisasi pembangunan jaringan fiber optic di seluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten Mojokerto dalam rangka meningkatkan

kecepatan akses aplikasi SIPR “Majapahit GIS”

f. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto

dapat menginisiasi untuk memberikan sistem reward and punisment

bagi pelaku usaha yang tertib dan taat terhadap ketentuan tata ruang

di Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut dapat meningkatkan rasio

Page 26: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

175

ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten

Mojokerto.

g. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto

perlu untuk terus mengembangkan kemampuan sistem aplikasi agar

dapat memenuhi kebutuhan pengguna layanan, khususnya

pengembangan media komunikasi 2 (arah) yang dapat

mengakomodir kebutuhan layanan konsultasi.

h. Agar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Mojokerto dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja

pelayanan Sistem Informasi Penataan Ruang “SIPR” secara berkala

dan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di

Kabupaten Mojokerto. Sebagaimana disampaikan oleh stewardship

theory bahwa manajemen pemerintahan dituntut untuk memberikan

pelayanan (bertindak sebagai steward/pelayan) bagi kepentingan

rakyat atau principal. Sehingga dalam konteks organisasi sektor

publik akuntabilitas merupakan kewajiban pemerintah sebagai

pemegang amanah (steward) untuk mempertanggungjawabkan

kegiatannya kepada rakyat sebagai pihak pemberi amanah (principal)

dengan mengungkap segala informasi, baik keberhasilan maupun

kegagalan yang dialami oleh organisasi tersebut.

Page 27: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

176

2. Saran Teoritis

Inovasi penerapan e-government di sektor pelayanan publik

seakan menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh penyelenggara

pelayanan khususnya bagi pemerintah. Terutama dalam era revolusi

industri 4.0, dimana teknologi informasi berkembang dengan sangat

cepat dan bahkan telah mulai menggantikan posisi manusia dalam

berbagai pekerjaan teknis.

Mengacu pada hal tersebut, maka diharapkan agar penelitian

terkait inovasi penerapan e-government di sektor pelayanan publik

dapat terus dikembangkan dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat

berguna bagi peningkatan kualitas pelayanan publik di masa mendatang

menuju terwujudnya good governance.

Page 28: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

177

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam .2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan II. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Anatan, Lina dan Ellitan, Lena. 2009. Manajemen Inovasi (Transformasi Menuju Organisasi Kelas Dunia). Bandung. CV. Alfabeta

Conyers, D. 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Damanpour, F.1991. Organizational Innovation : A meta-Analysis of Effects of Determinats and Moderators. Academy of Management Journal, Vol 34, No. 3 dalam Tjahjadi B, Arfati R, Puryantini N. 2017. Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Organisasi Dimediasi Inovasi di Organisasi Penelitian Pemerintah. Jurnal Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 02, No. 02

Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta. UGM Press

Hayat. 2017. Manajemen Pelayanan Publik. Depok. PT. Raja Grafindo Persada

Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Government : Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta. Penerbit Andi

Islamy, Muhammad I. 1999. Reformasi Pelayanan Publik. Makalah Pelatihan Strategi. Malang

Kunarjo. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan. Jakarta. Universitas Indonesia UI Press.

Lijan, Poltak Sinambela. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta. Bumi Aksara Makmur & Rohana, Thahir. 2012. Inovasi dan Kreativitas Manusia Dalam

Administrasi dan Manajemen. Bandung. Refika Aditama. Miles, M.B, Huberman, A.M dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A

Methods Sourcebook,. Edition 3. USA : Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. Jakarta. UI Press.

Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya Offset

Page 29: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

178

Muluk, M.R. Khairul.2008. Knowledge Management (Kunci Sukses Inovasi Pemerintah Daerah). Malang. Banyumedia

Osborn, Stephen P & Brown, Kerry. 2005. Managing Change and Innovation in Public Service Organization. New York. Routledge dalam Pratama, M.R. 2013. Inovasi Pelayanan Publik (Studi Deskriptif tentang Nilai Tambah (Value Added) Inovasi Pelayanan Perizinan Bagi Masyarakat di Kota Kediri. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2

Rianto, Budi dkk. 2012. Polri dan Aplikasi E-Government Dalam Pelayanan Publik. Surabaya. Putra Media Nusantara

Riyadi, Bratakusumah. 2004.Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Tama

Rogers, M. Everett. 2003. Diffusion of Innovation 5th Edition. Free Press. New York dalam Rahim, Abdur. 2019. Difusi Inovasi Bekasi Smart City. Jurnal D1216002. www.jurnalkommas.com

Rohman, Ahmad A dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Malang. Averroes Press.

Said, M. Mas’ud. 2009. Menggagas Innovative Bureaucracy Dalam Pemerintahan Indonesia. Malang. UMM Press

Said, M. Mas’ud. 2012. Birokrasi di Negara Birokratis. Malang. UMM Press

Salam, Dharma S. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta. Penerbit Djambatan

Sangkala. 2013. Innovative Government : Konsep dan Aplikasi. Surabaya. Capriya Publishing

Saud, Udin Syaefuddin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung. Alphabeta

Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Cetakan ke 3. Jakarta. Rineka Cipta

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Taufiqurokhman dan Satispi, E. 2018. Teori dan Perkembangan Manajemen Pelayanan Publik. Tangerang Selatan. UMJ Press.

Tjokroaminoto, B. 1995. Perencanaan Pembangunan. Jakarta. PT. Gunung Agung

Utomo, Tri Widodo W. 1996. Inovasi Harga Mati : Sebuah Pengantar Inovasi Administrasi Negara. Jakarta. Rajawali Press.

Page 30: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

179

Jurnal dan artikel pendukung

Aprilia S.N, Wijaya A.F, dan Suryadi. 2014. “Efektivitas Website Sebagai Media e-Government Dalam Meningkatkan Pelayanan Elektronik Pemerintah Daerah (Studi Pada Website Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang)”. Indonesian Journal of Social and Humaniora Study. http://wacana.ub.ac.id//, Vol. 17, No. 2

Atthahara, A. 2018. “Inovasi Pelayanan Publik Berbasis E-Government : Studi Kasus Aplikasi OGAN LOPIAN Dinas Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Purwakarta”. Jurnal Politikom Indonesia, Vol 3, No 1

Dewi, Bella Puspita. 2020. Penerapan Electronic Government Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Sambutan Kota Samarinda. eJurnal Pemerintahan Integratif, Vol 7.

Donaldson, L & Davis, J.H. 1991. Stewardship Theory or Agency Theory : CEO Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management, 16 : 49 – 64.

Irman, J. 2016. Ruang Terbuka Hijau. http://www.penataan ruang.com//ruang-terbuka-hijau-html.

Kaihatu, T. S. 2006. Good Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 8, No. 1 : 1-9

Morgan, Robert M and Hunt, Shelby D. 1994. The Commitment- Trust Theory of Relationship Marketing. Jurnal of Marketing, Vol. 58 No.3

Slyke, David M.V. 2006 Agents or Stewards : Using Theory to Understand the Government-Nonprofit Social Service Contracting Relationship. Journal of Public Administration Research and Theory, No. 17.

Sutrisno R.D.S, Zauhar S, Said A. “Inovasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Layanan Cetak Tiket Mandiri di Stasiun Besar Malang)”. Jurnal Administrasi Publik, Vol.3, No. 11, http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id

Widodo N. 2016. “Pengembangan E-Government di Pemerintahan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Smart City (Studi pada Pemerintah Daerah Kota Malang)”. Journal Ilmiah Administrasi Publik, Vol 2. No. 4

Dokumen Pendukung Lainnya

Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2019. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kabupaten Mojokerto Tahun 2019.

Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2019. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2016- 2021.

Page 31: INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS

180

Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2020. Risalah Budaya Kerja Kelompok Budaya Kerja “Majapahit GIS”

Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2019. Kerangka Acuan Kerja Peningkatan Aplikasi Sistem Informasi Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto Tahun 2019.

Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2020. Panduan Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto.

Nurdin, Z. 2016. Inovasi Kawasan Bebas Asap Rokok di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Skripsi. Makasar. Universitas Hasanuddin.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government

Peraturan Presiden RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional

Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1 : 50.000

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Prov. Jatim Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pelayanan Publik

Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik

Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 – 2032

Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 9 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto

Saenab. 2017. “Inovasi Pelayanan Publik Dalam Pelayanan Kesehatan Melalui Program Home Care (Dottorotta) di Kota Makassar”. Tesis. Administrasi pembangunan - Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik – Universitas Hasanuddin. Makassar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik