inflasi rusia

5
WASHINGTON - Fitch Ratings memangkas peringkat kredit Rusia menjadi hanya satu level di atas junk (sampah). Menurut lembaga itu, penurunan harga minyak dan sanksi Barat akan mengakibatkan Rusia mengalami penyusutan ekonomi 4% tahun ini. Fitch mengurangi rating untuk utang Pemerintah Rusia sebanyak satu level menjadi BBB-, grade investasi terendah, dan menambah outlook negatif pada rating . “Outlook ekonomi telah memburuk sejak pertengahan 2014 setelah penurunan tajam harga minyak dan rubel, ditambah dengan kenaikan suku bunga,” papar pernyataan Fitch, dikutip kantor berita AFP. “Sanksi Barat pertama diberlakukan pada Maret 2014 dengan memblokir akses perbankan dan perusahaan Rusia ke pasar modal eksternal, sehingga kian membebani ekonomi,” ungkap Fitch. Lembaga itu menyatakan telah memangkas proyeksi ekonomi Rusia tahun ini menjadi penyusutan 4,0%, dibandingkan proyeksi penyusutan sebelumnya yang sebesar 1,5% dan pertumbuhan 0,6% pada 2014. “Pertumbuhan mungkin tidak kembali terjadi hingga 2017,” papar lembaga tersebut. Fitch mengasumsikan, harga minyak mentah yang menjadi sumber utama pendapatan pemerintah akan menjadi ratarata USD70 per barel, di atas level USD50 per barel harga minyak mentah Brent di London pada Jumat (9/1). “Jika harga minyak tetap di bawah ini, ini dapat mengakibatkan resesi lebih dalam dan mengakibatkan tertekannya keuangan publik, mengurangi ruang otoritas untuk manuver,” ujar Fitch. Fitch juga menjelaskan, denganrubelyangmasihlemahdan sanksi pemblokiran akses pada pasar modal global, perbankan Rusia dapat lebih menderita dan pemerintah akan kesulitan untuk terus mendukungnya. Di sisi lain, Pemerintah Rusia tetap berada di grade investasi karena memiliki tingkat utang yang rendah dan devisa asing yang solid. Sejumlah sanksi yang lebih lama tetap ada dan tanda positif dapat hilang. “Keadaan sulit Rusia sekarang memberikan ruang yang sempit bagi lebih banyak agenda kebijakan ekonomi liberal dan menaikkan risiko isolasi yang lebih luas,” ungkapnya. Awal bulan ini proyeksi awal pemerintah menunjukkan inflasi tahunan Rusia pada 2014 akan mencapai 11,4%. Tingginya inflasi itu akibat melemahnya nilai rubel. Penurunan nilai rubel membuat harga-harga naik, terutama makanan yang naik sekitar 15,4% pada 2014.

Upload: zhahidzhihadzhuhud

Post on 20-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rusia

TRANSCRIPT

Page 1: Inflasi Rusia

WASHINGTON - Fitch Ratings memangkas peringkat kredit Rusia menjadi hanya satu level di atas junk (sampah). Menurut lembaga itu, penurunan harga minyak dan sanksi Barat akan mengakibatkan Rusia mengalami penyusutan ekonomi 4% tahun ini. 

Fitch mengurangi rating untuk utang Pemerintah Rusia sebanyak satu level menjadi BBB-, grade investasi terendah, dan menambah outlook negatif pada rating . “Outlook ekonomi telah memburuk sejak pertengahan 2014 setelah penurunan tajam harga minyak dan rubel, ditambah dengan kenaikan suku bunga,” papar pernyataan Fitch, dikutip kantor berita AFP. 

“Sanksi Barat pertama diberlakukan pada Maret 2014 dengan memblokir akses perbankan dan perusahaan Rusia ke pasar modal eksternal, sehingga kian membebani ekonomi,” ungkap Fitch. Lembaga itu menyatakan telah memangkas proyeksi ekonomi Rusia tahun ini menjadi penyusutan 4,0%, dibandingkan proyeksi penyusutan sebelumnya yang sebesar 1,5% dan pertumbuhan 0,6% pada 2014. “Pertumbuhan mungkin tidak kembali terjadi hingga 2017,” papar lembaga tersebut. 

Fitch mengasumsikan, harga minyak mentah yang menjadi sumber utama pendapatan pemerintah akan menjadi ratarata USD70 per barel, di atas level USD50 per barel harga minyak mentah Brent di London pada Jumat (9/1). “Jika harga minyak tetap di bawah ini, ini dapat mengakibatkan resesi lebih dalam dan mengakibatkan tertekannya keuangan publik, mengurangi ruang otoritas untuk manuver,” ujar Fitch. 

Fitch juga menjelaskan, denganrubelyangmasihlemahdan sanksi pemblokiran akses pada pasar modal global, perbankan Rusia dapat lebih menderita dan pemerintah akan kesulitan untuk terus mendukungnya. Di sisi lain, Pemerintah Rusia tetap berada di grade investasi karena memiliki tingkat utang yang rendah dan devisa asing yang solid. Sejumlah sanksi yang lebih lama tetap ada dan tanda positif dapat hilang. 

“Keadaan sulit Rusia sekarang memberikan ruang yang sempit bagi lebih banyak agenda kebijakan ekonomi liberal dan menaikkan risiko isolasi yang lebih luas,” ungkapnya. Awal bulan ini proyeksi awal pemerintah menunjukkan inflasi tahunan Rusia pada 2014 akan mencapai 11,4%. Tingginya inflasi itu akibat melemahnya nilai rubel. Penurunan nilai rubel membuat harga-harga naik, terutama makanan yang naik sekitar 15,4% pada 2014. 

Kantor statistik Rosstat menyatakan, harga konsumen naik 2,6% pada Desember, saat rubel turun di level terendah. Pemerintah Rusia juga telah melakukan intervensi untuk membantu Bank Gazprombank. Pada 2013, level inflasi tahunan sebesar 6,5%. Data inflasi 2014 itu merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan Rusia pada 2008. 

Harga minyak yang rendah dan berbagai sanksi Barat terhadap Rusia terkait konflik Ukraina telah mengakibatkan nilai rubel turun. Artinya, harga sebagianbesarbarang, terutama yangimpor, menjadilebihtinggi. “Harga produk non-pangan naik 8,1% selama 2014, adapun biaya jasa naik 10,5%,” ungkap pernyataanRosstat, dikutip BBC. Rosstat akan memublikasikan data inflasi akhir pada 12 Januari. 

Ekonomi Rusia menyusut pada November untuk pertama kali dalam lima tahun dan diperkirakan memasuki resesi pada kuartal I/2015. Penurunan harga minyak memangkas pendapatan pemerintah. Adapun, sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia telah memukul sektor perbankan dengan pemotongan pinjaman asing. Sebelumnya pemerintah membeli saham Gazprombank senilai USD683 juta sebagai bagian dari rencana mendukung perbankan. 

Page 2: Inflasi Rusia

“Suntikan dana itu membantu bank memperkuat struktur modal dan menyediakan ruang yang cukup untuk operasi ekspansi,” papar pernyataan Gazprombank. Bank terbesar kedua di Rusia, VTB, juga menerima USD1,8 miliar dari dana kesejahteraan nasional Rusia yang menjadi bagian skema rekapitalisasi sistem perbankan. 

Moskow juga telah meningkatkan dana penyelamatanuntukTrustBankmenjadi USD2,4 miliar dalam bentuk pinjaman untuk dana talangan. Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, perbankan domestik harus mendukung peningkatan pinjaman untuk berbagai proyek penting.

..................................................

Rusia Naikkan Suku Bunga Jadi 17 Persen Setelah Rubel "Terjun"MedanBisnis - Moskow. Bank sentral Rusia pada Selasa pagi mengumumkan kenaikan dramatis suku bunga utamanya dari 10,5 persen menjadi 17 persen, setelah rubel terjun ke rekor terendah baru.

"Keputusan ini bertujuan untuk membatasi kenaikan secara substansial risiko depresiasi rubel dan risiko inflasi," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situsnya sekitar pukul 01.00 waktu setempat (Senin pukul 22.00 GMT).

Rubel pada Senin mengalami "mini-crash", turun 9,5 persen dalam satu hari meskipun bank sentral berulang kali melakukan intervensi, dengan langkah terbaru yang mulai berlaku pada Senin sore.

Penurunan terjadi karena bank memperingatkan bahwa harga minyak yang rendah bisa memicu kontraksi hampir lima persen pada tahun depan dan karena meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat atas krisis Ukraina.

Tingkat suku bunga yang jauh lebih tinggi -- yang ditetapkan pada 5,5 persen pada awal tahun ini -- sekarang mengancam untuk lebih mencekik perekonomian.

Rubel menembus tingkat 64 terhadap dolar dan 78 terhadap euro untuk pertama kalinya, meskipun bank sentral Rusia telah menghabiskan sekitar enam miliar dolar AS (4,8 miliar euro) sejauh bulan ini untuk memperlambat penurunan mata uangnya.

Kantor berita Rusia mengatakan rubel sempat melonjak dari 61 menjadi 60 terhadap dolar sekitar 13.00 GMT, mungkin karena intervensi terbaru bank sentral, tetapi itu tidak menghentikan kemerosotan lebih lanjut.

Setelah kehilangan lebih dari 49 persen dari nilainya terhadap dolar pada tahun ini, penurunan rubel sekarang lebih buruk dari 48 persen dari mata uang hryvnia di Ukraina, yang sedang menghadapi perang dan di ambang kebangkrutan.

Dukungan Rusia terhadap pemberontak di Ukraina timur dan aneksasi atas Krimea

Page 3: Inflasi Rusia

membawa sanksi-sanksi Barat yang memberi rubel pukulan pertamanya awal tahun ini.

Ketegangan geopolitik telah meningkat dalam beberapa hari terakhir menyusul keputusan penilaian anggota parlemen AS untuk menyetujui sanksi lebih besar terhadap Rusia dan pengiriman bantuan perangkat militer sampai dengan 350 juta dolar AS ke Kiev.

Namun jantung masalahnya adalah jatuhnya harga minyak.

Setengah dari pendapatan Rusia berasal dari minyak dan gas, dan turunnya harga minyak mentah dengan setengahnya dalam enam bulan terakhir telah memukul keuangan negara itu dan kepercayaan warga Rusia pada rubel.

Rubel "terjun bebas" Penurunan rubel "didorong oleh sentimen dan rasa takut," kata Chris Weafer, konsultan Macro Advisory consultancy.

"Rubel sekarang terjun bebas berdasarkan faktor ketakutan ini," tambahnya.

"Aturan normal ekonomi tidak berlaku," kata Weafer, menambahkan bahwa "pemerintah harus menemukan cara untuk menghentikan penurunan ini dan mengembalikan kepercayaan." Ekonom Maxim Buyev menulis di harian Vedomosti bahwa "pemerintah harus menawarkan rencana reformasi yang jelas" untuk mengembalikan kepercayaan pada mata uang.

Neil Shearing, kepala ekonom emerging market di Capital Economics yang berbasis di London, mengatakan kejatuhan rubel telah menyebabkan "meningkatnya perasaan bahwa krisis mata uang di luar kendali".

Dia mengatakan itu juga meningkatkan spekulasi bahwa pemerintah dapat melakukan langkah-langkah ketat seperti kontrol modal.

"Dengan tidak adanya perbaikan dalam hubungan dengan Barat dan pencabutan sanksi ekonomi dan keuangan di Rusia, permohonan kontrol modal dan gagal bayar (default) utang eksternal akan meningkat," kata dia.

Gubernur bank sentral Rusia Elvira Nabiullina mengatakan pekan lalu bahwa bank siap untuk menghabiskan sampai 85 miliar dolar AS selama tahun depan untuk menopang rubel jika diperlukan.

Bank sentral pada Senin memberikan prospek suram terbaru untuk ekonomi Rusia, memprediksi dalam "skenario tertekan" yang ditulis dalam laporan kuartalannya tentang kebijakan moneter sebuah kontraksi 4,5-4,8 persen tahun depan jika harga minyak tetap pada 60 dolar AS.

Anggaran pemerintah 2015 seimbang dengan asumsi penjualan minyak 95 dolar AS per barel, yang berarti keuangan pemerintah akan genting jika tidak ada "rebound" cepat dalam harga minyak mentah.

Page 4: Inflasi Rusia

Vedomsti melaporkan bahwa pemerintah berencana untuk memotong pengeluaran anggaran sebesar 10 persen pada 2015. Pemotongan ini akan mempengaruhi program transportasi serta pengeluaran untuk ruang, penerbangan dan pembangunan Timur Jauh, kata laporan itu.

Bank sentral juga mengatakan inflasi akan mencapai puncaknya pada 11,5 persen di kuartal pertama 2015 sebelum bergerak turun kembali, menambahkan bahwa inflasi akan kembali ke target empat persen hanya pada akhir 2017.

..........................................