industri kelapa sawit dan masyarakat adat · •pasal 12 ayat (1): dalam hal tanah yang diperlukan...
TRANSCRIPT
INDUSTRI KELAPA SAWIT DAN MASYARAKAT ADAT
Dr. Sadino, S.H., M.H.
Masyarakat Hukum Adat
Masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang teratur,yang bertingkah laku sebagai kesatuan, menetap disuatu daerahtertentu mempunyai penguasa-penguasa, memiliki hukum adatmasing-masing dan mempunyai kekayaan sendiri baik berupa bendayang berwujud ataupun tidak berwujud serta menguasai sumberdayaalam dalam jangkauannya
Pengakuan Hukum Masyarakat Hukum Adat
❑Undang Undang Dasar 1945 Amandemen Pasal 18 B ayat (2), Pasal 28 I Ayat (3).
❑Undang Undang No 41 Tahun 1999, Pasal 67 Ayat (1)
❑Undang Undang No . 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup(PPLH), Pasal 63 Ayat (1) huruf : t. Ayat (2) huruf : n, Ayat (3) huruf : k
❑Undang –Undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah , Pasal 2 Ayat (9)
❑Putusan MK No 35/PUU-X/2012
❑Undang Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 96, 97, dan 98
❑Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014
❑Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 tahun 2014 tentang pedoman pengakuan dan Perlindungan
masyarakat hukum Adat
❑PERATURAN DAERAH
PRASYARAT PENGAKUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT SECARA HUKUM BERDASARKAN KEPUTUSAN MK NO 35 Tahun 2012
• Masyarakat Hukum Adat untuk diakui oleh Hukum maka harus memenuhi Kriteria :
1. Eksistensinya masih hidup
2. Sesuai Perkembangan Masyarakat
3. Sesuai dengan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Ada Pengaturan berdasarkan Undang-Undang
Persyaratan Komunitas MHA:
1. Secara turun memurun bermukim di wilayah geografis tertentu (tinggal dan menetapdi wilayah tersebut;
2. Karena adanya ikatan pada asal usul leluhur;
3. Adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup;
4. Adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosia;, dan hukum
Proses Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat HukumAdat Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 tahun 2014
1. Pembentukan Panitia Masyarakat Hukum Adat
• Sekda Kabupaten/Kota (sebagai Ketua Panitia)
• Kepala SKPD (Sebagai Sekretaris)
• Kabag Hukum Sekretariat Kabupaten/Kota
• Camat
• Kepala SKPD Terkait sesuai Karateristik Masyarakat Hukum Adat
2. Identifikasi (Pendataan)
• Sejarah MHA
• Wilayah Adat
• Hukum Adat
• Harta Kekayaan/ Benda benda Adat
• Kelembagaan/Sistem Pemerintahan adat
3. Verifikasi (Pencatatan)
4. Validasi (Pencocokan)
5. Penetapan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat
KONDISI MHA SAAT INI
• Inventarisasi MHA yang belum optimal
• Data base MHA yang belum terkelola dengan baik
• Kurang informasi MHA terkait komitmen Pemerintah Daerah terkaitPERDA atau Produk Hukum lainnya terkait pengakuan MHA karenayang ada produk lama
• Potensi konflik tenurial dengan hutan adat ± 14.517.807 juta hektar(Direktorat Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat DirektoratPKTHA, 2017).
• Klaim wilayah MHA dari BRWA th 2017, seluas 9,2 juta ha wilayahadat.
UU PERKEBUNAN No. 39 TAHUN 2014 TERKAIT TANAH ADAT• Pasal 1 angka 5 mengatur hak ulayat: adalah kewenangan masyarakat hukum adat untuk
mengatur secara bersama-sama pemanfaatan tanah, wilayah, dan sumber daya alam yang ada diwilayah masyarakat hukum adat yang bersangkutan yang menjadi sumber kehidupan dan matapencahariannya.
• Masyarakat Hukum Adat diatur dalam Pasal 1 angka 6
• Pasal 1 angka 7; lahan perkebunan: adalah bidang tanah yang digunakan untuk usahaperkebunan.
• Pasal 12 ayat (1): dalam hal tanah yang diperlukan untuk usaha perkebunan merupakan tanah hakulayat masyarakat hukum adat, pelaku usaha perkebunan harus melakukan musyawarah denganMHA pemegang hak ulayat untuk memperoleh persetujuan mengenai penyerahan tanah danimbalannya.
• Pasal 12 ayat (2): Musyawarah dengan MHA pemegang hak ulayat sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pasal 13: MHA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) ditetapkan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PERUBAHAN KEWENANGAN PEMERINTAH DALAM MENETAPKAN KAWASAN HUTAN• Putusan MK No. 31/PUU-V/2007 Kriteria MHA
a. Adanya masyarakat yang warganya memiliki perasaan grup (in grupfeeling)
b. Adanya pranata pemerintahan adat
c. Adanya harta kekayaan dan/atau benda-benda adat
d. Adanya perangkat norma adat
e. Khusus MHA yang bersifat teritorial juga terdapat adaya unsurwilayah tertentu
PUTUSAN MK NO. 34/PUU-IX/2011
• Pemerintah dalam menetapkan kawasan hutan dan menerbitkan perizinanterikat dengan Putusan Mk 34/PUU-IX/011
Hak masyarakat harus dilindungi karena hak masyarakat diberikanberdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hakmasyarakat dapat berupa:
a. Hak Milikb. HGUc. HGBd. Hak Pakaie. Hak Pengelolaanf. Dan hak lainnya yang diberikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan seperti izin
Melaporkanhasil pemeriksaan
peninjauan data berkas & data
lapangan
Mengajukan PermohonanPengakuan Masyarakat
Hukum Adat
Memerintahkanpembentukan
ALUR PENETAPAN MASYARAKATHUKUM ADAT
Sumber Permendagri No 52 Tahun 2014 Ilustrasi :Ahmad Taqiyuddin (Panduan Praktis Penerapan kebijakan Perhutanan Sosiall –Kerangka Percepatan Reformasi Tenurial hutan), CIFOR