hak atas tanah masyarakat adat simalungun

22
PANDANGAN KRITIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL (STUDI DI KABUPATEN SIMALUNGUN) DISERTASI Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum Pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Dibawah Pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM).,Sp.A.(K) Untuk Dipertahankan Dihadapan Sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara Oleh : Rosnidar Sembiring 088101005/ S-3 Hk PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 Universitas Sumatera Utara

Upload: doannga

Post on 30-Dec-2016

260 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

PANDANGAN KRITIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA HAK

ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL

(STUDI DI KABUPATEN SIMALUNGUN)

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum Pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara Dibawah Pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara

Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM).,Sp.A.(K) Untuk Dipertahankan Dihadapan

Sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara

Oleh :

Rosnidar Sembiring 088101005/ S-3 Hk

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

Universitas Sumatera Utara

Page 2: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

LEMBAR PENGESAHAN

(Promosi Doktor) JUDUL DISERTASI : PANDANGAN KRITIS TENTANG PENYELESAIAN

SENGKETA HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL (STUDI DI KABUPATEN SIMALUNGUN)

NAMA : Rosnidar Sembiring Nomor Pokok : 088101005 PROGRAM : Doktor (S3) Ilmu Hukum

MENYETUJUI :

KOMISI PEMBIMBING

(Prof. Dr. Runtung, SH.,M.HumPromotor

)

(Prof. Dr. Usman Pelly, MA) (Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH.,MS.,CN Co-Promotror Co-Promotor

)

Ketua Program Doktor Ilmu Hukum Dekan (Prof. Dr. Suhaidi, SH.,MH) (Prof. Dr. Runtung, SH.,M.Hum)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

KOMISI PENGUJI

Prof. Dr. Tan Kamello, SH.,MS

Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.,M.Hum

Prof. Dr. Yulia Mirwati, SH., CN.,MH

Universitas Sumatera Utara

Page 4: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

KOMISI PENGUJI

Prof. Dr. Tan Kamello, SH.,MS

Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.,M.Hum

Prof. Dr. Yulia Mirwati, SH., CN.,MH

Universitas Sumatera Utara

Page 5: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

KATA PENGANTAR Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Alhamdu lillahi Rabbil ‘Aalamiin, Assalamualaikum wr.wb, salam sejahtera dan selamat siang. Puji dan syukur ke hadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian hingga promosi doktor pada hari ini. Semoga karunia yang saya peroleh mendapat ridho Allah swt dan membawa manfaat bagi saya dan keluarga, masyarakat dan almamater saya, Universitas Sumatera Utara. Sebagai insan yang senantiasa memegang budi baik sesama dan rasa syukur kepada Illahi, izinkan saya menyampaikan terimakasih : 1. Kepada Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM)., Sp.A (K), Rektor

Universitas Sumatera Utara, yang telah menerima saya dalam mengikuti program Doktor dalam Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Adat dan fasilitas yang diberikan selama pendidikan hingga mengikuti promosi Doktor pada hari ini. (Kepada Prof.Ir.Zulkifli Nasution, MSc, Ph.D, Pembantu Rektor 1 Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada Prof.Dr.Runtung, SH,M.Hum. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, saya mengucapkan terimakasih serta penghormatan atas kesempatan, bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada saya selama menjalani pendidikan di Program Doktor, sekaligus atas kesediaan beliau untuk menjadi Promotor dalam disertasi ini. Meskipun kesibukan beliau telah cukup banyak menyita waktu dan tenaga, tetapi beliau masih menyempatkan diri untuk membimbing dan mentransfer ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga sangat membantu penulisan disertasi ini. Pemikiran beliau yang sistematis dan pemeriksaan yang sangat detail, misalnya : masalah penomoran, telah membuka inspirasi penulis untuk menyelesaikan bab demi bab. Untuk semua keikhlasan hati beliau, semoga Allah lah yang membalasnya dengan melimpahkan rakhmat dan hidayah kepada beliau dan keluarga.

3. Kepada Prof.Dr.Suhaidi,SH, M.H., Ketua Program Doktor, saya mengucapkan terimakasih atas keizinan dan fasilitas yang baik di program S3 Ilmu Hukum juga atas motivasi yang selalu diberikan untuk cepat menyelesaikan disertasi ini, rasa terimakasih disampaikan kepada Direktur Sekolah Pascasarjana (SPS) USU, Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, M.SIE, yang membuka akses untuk mendapatkan dana penelitian Pendidikan Tinggi (Dikti), dan seluruh staf/pegawai administrasi, termasuk yang di Pascasarjana Universitas Sumatera

Universitas Sumatera Utara

Page 6: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

Utara; Salamuddin, ST, Juliani, SH, Rafika Suryani, SH, kak Sri Rahayu, SH, Suherman, SE, Fitri Idayani Lintang, SE, Suhendra Sibarani, SH, Isniar Handayani, Johan, SH, Wiwik Kusdianingsih, SE atas segala pelayanan, pengarahan dan dorongan yang diberikan kepada kami selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Doktor (S3) Ilmu Hukum Fakultas Hukum USU.

4. Kepada Prof.Dr.Tan Kamello, SH,MS, Prof.Dr.Syafruddin Kalo, SH, M.Hum, dan Prof.Dr.Yulia Mirwati,SH,CN,MH selaku penguji luar komisi, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan dan waktu yang diberikan untuk memberikan penilaian dan saran-saran dalam menyelesaikan disertasi ini. Kepada seluruh staf pengajar program Doktor S3 Ilmu Hukum USU, saya mengucapkan terimakasih atas ilmu pengetahuan, pengalaman dan bantuan yang diberikan kepada saya. Kepada seluruh staf pengajar termasuk Ikatan Staf Pengajar Wanita (ISPW) FH USU yang hadir pada hari ini (Chairul Bariah, SH,M.Hum, Liza Erwina,SH, M.Hum, Zulfi Chairi, SH,M.Hum, Syamsiar Yulia, SH,CN, Latifah, SH, Dra. Zakiah, MPd, Puspa Melati Hasibuan, SH,M.Hum, Maria, SH,M.Hum, Suria Ningsih, SH,M.Hum, Zaidar, SH, M.Hum., Mariati Zendrato, SH.M.Hum, Rafiqoh Lubis, SH.M.Hum, dan lainnya. Khusus kepada adinda Afrita, SH, M.Hum, yang selalu berbagi dalam suka dan duka sehubungan dengan pendidikan yang sedang dijalani, semoga Allah mewujudkan cita-cita adinda dalam waktu yang tidak lama. Dr. Utary Maharani Barus,SH,M.Hum, Dr.Idha Aprilyana Sembiring, SH.M.Hum, Dr.Marlina,SH.M.Hum), seluruh sahabat saya, rekan-rekan di program Doktor Ilmu Hukum USU. Khusus kepada alm.Syamsiar Yulia,SH,CN, yang meninggal pada hari Kamis, 28 Maret 2013, terimakasih kak atas kebersamaan selama ini. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya, amin. Secara khusus, saya ingin menyampaikan rasa hormat yang ikhlas kepada bang Hayat,SH karena hati yang tulus dan jujur selalu membimbing dan membela saya, terimakasih bang, semoga Allah tetap memberi kesehatan dan umur yang panjang kepada abang, pak Kalelong Bukit, SH, Zulkifli Sembiring, SH,M.Hum, Amsali Sembiring, SH,M.Hum, Syarifuddin Siba, SH.M.Hum, terutama kepada abanganda Malem Ginting, SH,M.Hum., atas bantuannya, Dt. Syaiful Azam, SH,M.Hum, Azwar Mahyuzar, SH,M.Hum, Mulhadi,SH,M.Hum, Boy dan Eko, dan lainnya. Juga staf administrasi FH USU; Efraim Purba,STh, MTh, Juni Surbakti, SH, MKN, Sadli Damanik, Amd, Sarno,SH, Rosmawaty,SH, Syamsinar,SH, Misyani, Annisa,SE. mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas kerjasama dan dukungan yang saling menguatkan yang terjalin selama ini; Asmadi Lubis, SH, MKN, Sutrisno, SH,MKN, Kompol Bachtiar Marpaung, SH,S.Sos, M.Hum, Marianne Ketaren, SH,MKN, Sutiarnoto, SH, MH, Abul Khair, SH, M.Hum, Asmin Nasution, SH, M.Hum, Megarita, SH,CN,M.Hum, terutama kakanda Dr.Edy Ikhsan, SH,MA yang selalu berdiskusi, berdebat, bertukar informasi (ada beberapa informasi penting yang tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 7: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

akan pernah saya lupakan dalam hidup ini antara lain informasi agar saya bisa “promosi” pada hari ini). Beliau juga meminjamkan beberapa literatur karena memang sama-sama menulis tentang hukum tanah adat. Terimakasih bang, semoga Allah mengabulkan apa yang menjadi cita-cita abang dan keluarga, amin.

5. Terimakasih yang tulus kepada Prof.Dr.Bismar Nasution,SH,MH dan Prof.Dr.Ningrum Nastasya Sirait, SH,MLI selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S3 FH USU pada saat saya ditest ujian masuk dan dinyatakan lulus sebagai mahasiswa S3 di awal tahun 2009. Saya meyakinkan beliau berdua bahwa tulisan ini meskipun kajian hukum adat yang terkesan obsolete, tradisional, tapi tetap up to date bahkan kajian ini sedang menjadi persoalan besar yang dihadapi bangsa ini hari ini. Satu jaminan saya bagi Prof.Ningrum waktu itu adalah penguasaan bahasa Simalungun yang saya miliki, karena pernah bersekolah di Pematang Raya, akan menambah kevaliditasan dan keakurasian data nantinya (dan memang sangat membantu selama saya berada di lapangan bersama masyarakat adat, yang masih ada mengenal saya).

6. Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tinggi nya saya ucapkan kepada Prof.Dr.Usman Pelly,MA selaku Kopromotor penulisan disertasi ini. Masukan-masukan dan pemikiran-pemikiran beliau telah cukup banyak memperkaya materi dalam disertasi ini. Beliau terkadang menelepon, menanyakan tentang kesulitan saya dalam menulis disertasi ini dan menyuruh datang untuk mengambil bahan-bahan yang saya butuhkan, yang sudah dipersiapkan. Dengan senang hati diajak berdiskusi dan meminjamkan buku-buku dari perpustakaannya. Untuk semua kebaikan dan bantuan beliau, saya berdoa semoga Allah swt membalas yang lebih baik lagi kepada beliau dan keluarganya. Prof.Dr.Muhammad Yamin, SH, MS,CN selaku Kopromotor dalam penulisan disertasi ini. Selama bimbingan, saya banyak menerima cucuran ilmu pengetahuan utamanya di bidang “agraria”, beliau juga banyak meminjamkan literatur kepada saya. Motivasi dan nasehat yang tak henti-hentinya, saya peroleh darinya. Satu hal yang tidak mungkin saya lupakan adalah ucapan beliau yang mengatakan : “Ros, ketika orang-orang mendebatkan tentang “hak ulayat”, mereka akan “mencari” kamu karena kamu intens menuliskan tentang itu, jadilah pakar di bidang hak ulayat”, Semoga ucapan yang menjadi doa beliau diijabah oleh Allah Swt. Untuk semua kebaikan dan keikhlasan beliau, hanya kepada Allahlah saya berharap agar Dia memberikan rakhmatNya kepada beliau dan keluarga. Juga para staf beliau : Dr.T.Devi Keizerina,SH,CN,M.Hum, Fatimah, Lisa, Sari, dan lainnya yang banyak membantu saya.

7. Kepada Bapak Dj.Naiborhu (direktur SMAN 3 Pematangsiantar) yang merekomendasikan saya menjadi mahasiswa FH USU lewat jalur PMDK (Pemanduan Minat Dan Ketrampilan) meskipun beliau menyarankan waktu itu

Universitas Sumatera Utara

Page 8: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

agar saya memilih FE (Akuntansi) Universitas Indonesia sesuai cita-cita awal saya tapi atas nasihat ayahanda tercinta, saya harus memilih FH USU. Seluruh alumni SMANTIG Pematangsiantar; Prof.Dr.Sunarmi,SH,M.Hum, yang selalu mengingatkan saya tuk memprioritaskan “disertasi” dari yang lain, agar disertasi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, Dr.Hasim Purba,SH,M.Hum, Dra.Hennita Purba,MPd, Junedi Sirait,SH (Anggota DPRD Bogor), Drs.H.Suayatno (Wakil Bupati Bengkalis), Darlainy Nasution,SE, MM, khusus buat kelas 3 IPS4; bu Salmi, Dilla Haryanti Tarigan,SH,MH, Nurlely, Normadiah, Hanum, Massa Hati Silalahi, Rita Elfrida, Wahyu Ilahi, Syawal Naibaho, Dayat, dan lainnya.

8. Kepada kakak Hj.Farida Tarigan yang karena motivasi awal darinya untuk mengambil program S3. Beliau juga seperti “ibu” bagi saya, karena tak lelah dan berharap atas keberhasilan saya. Kepada Hj.Khalida Djalil,SE, teman seperjuangan di masa S1, terimakasih atas doa, bantuan, motivasi kalian berdua. Semoga Allah membalas yang lebih baik bagi hidup dan kehidupan kalian dan keluarga. Kepada ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan FH USU : kak Ros Budiman, kak Hafsah Sulung, kak Ani Husni, kak Ayu Ikhsan, mba Ani Sulaiman, Yunita Hasibuan, kak Lely Armansyah dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan. Semoga silaturakhim di antara kita tetap terpelihara dengan baik.

9. Seluruh guru-guru saya dari SD sampai Perguruan Tinggi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, karena ilmu dan nasehat mereka lah saya bisa berdiri di tempat ini, saat ini, khusus buat Prof.Dr.M Solly Lubis, SH yang sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri. Beliau tidak pernah lelah diajak berdiskusi tentang hak ulayat, masyarakat adat, adakah political will dari Negara dan pemerintah untuk ini? Begitu selalu yang dipertanyakan beliau. Pertanyaan lainnya selalu ditujukan melalui staf administrasi tentang mengapa saya terlambat mengambil program S3, Saya jawab : Pak, 3 tahun lamanya saya disuruh suami untuk “sekolah”, barulah saya mau. Musibah atas sakit menahun dan berpulangnya putri saya yang kedua, alm. Diva, menyisakan luka yang sangat mendalam dan sulit berkonsentrasi waktu itu. Lantas beliau menjawab : sekarang apakah karena suami kamu bersekolah, saya jawab : utamanya, karena Allah, kedua karena niat saya sendiri dan selanjutnya karena keluarga. Terimakasih pak atas motivasinya, semoga impian saya bisa produktif menulis buku seperti bapak, bisa terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama. Saya berharap semoga Allah tetap memberi kesehatan dan lindunganNya buat bapak dan keluarga.

10. Kepada Bpk. H.Tinggi Sembiring, SH beserta mamak Hj.Rossy.S,SH, yang juga menjadi “orang tua” saya. Beliau membantu saya dalam memperoleh beasiswa Tunjangan Ikatan Dinas dan karenanya diterima menjadi dosen pada FH USU, dan menjadi asisten beliau dalam mata kuliah Hukum Adat, bapak alm.Datuk Usman, SH, alm.Hamzah,SH, Prof.Dr.Budiman Ginting,SH,M.Hum, Syafruddin Sulung,SH,MH,DFM, M.Husni,SH,MH dan terimakasih yang tulus

Universitas Sumatera Utara

Page 9: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

kepada ibunda Prof.Hj.Rehgena Purba, SH, MS, yang telah memberi dukungan moril mulai dari S2 sampai hari ini.

11. Prof.Dr.Sulistiowati Irianto, MA, (Guru Besar FH UI) yang telah mengikutsertakan saya dalam grup Socio Legal Study dan membantu saya dalam beberapa literatur. Terimakasih ibu, semoga ibu semakin kuat dalam menghadapi hidup ini dan Tuhan selalu memberkati ibu.

12. Kepada Abanganda Dr.Oloan Sitorus, SH,MH (Ketua STPN BPN, Yogyakarta) dan Abdon Nababan (Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Jakarta). Beliau berdua ini selalu dengan lapang hati berdiskusi (sampai jauh malam melalui telepon (by phone) tentang apa saja berkaitan dengan disertasi ini dan banyak mengirim bahan-bahan literatur / yang terkait via email. Penulis juga bangga dipertemukan dalam 2 (dua) kali kesempatan menjadi narasumber bersama Abdon Nababan dalam seminar sehari tentang hak ulayat dan masyarakat adat, terutama di lokasi penelitian disertasi ini (kabupaten Simalungun). Juga kepada abanganda Dr. Jaminuddin Marbun, SH.M.Hum (Dekan FH Dharma Agung). Atas bantuan dan motivasinya, semoga Allah membalasnya.

13. Rekan-rekan Ikatan Alumni FH USU angkatan 85 : H.Erwin Adhanto,SH, Erna Herlinda,SH,M.Hum, Bachtiar Sinaga, SH., yang banyak membantu di lapangan, Rita Manurung,SH, Hirim Tiarma Pasaribu,SH (Inggris), M.Joni,SH,MH, Idha Deliana,SH,MH, Yusnawati, SH,CN, Nuriani, SH, Rifka Daulay,SH, Maslem Simarmata,SH, Sujono,SH, Fatimah, SH, MH, dan lainnya yang tidak bisa saya sebut satu per satu.

14. Rekan-rekan Ikatan Alumni PPS Program Ilmu Hukum S2 USU : Dr.Supandi,SH,M.Hum, Dr.Surya Perdana Ginting,SH,MH, Dr.Iman Jauhari,SH,M.Hum, Susilawati,SH,M.Hum, Muskibah,SH,M.Hum (Jambi), Rajin Sitepu, Roswita Sitompul,SH,M.Hum, Rosmalinda Sitorus,SH,M.Hum, dan lain-lain.

15. Prof.Dr.Jan Michelle Otto, Dr.Mr.Adriaan Badneer, dan rekan-rekan dari grup Socio Legal Study : Dr.Asri Wijayanti, SH, MH (Surabaya), yang telah banyak membantu pengiriman bahan-bahan yang terkait dengan disertasi ini dan mengikutsertakan penulis dalam pelatihan penyelesaian sengketa tanah di Universitas Airlangga, Surabaya. Rina Oktoberina,SH,MA (Bandung), Nanda Amalia,SH,M.Hum (Aceh), mba Santi & Tity Wahju Setiawati,SH, M.Hum (Semarang), Imam Koeswayono, SH, MH (Unibraw, Malang), Muktiono,SH, M.Phil (Unibraw, Malang), Fachrizal Afandi,S.Psi (Unibraw, Malang), Fully Handayani,SH,MA (FH UI), Tri Lisiani Prihatina, SH, MA, Phd., Sonya Claudia Siwu,SH,MH,LLM (Unair, Surabaya), dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

16. Kakanda dan Adinda dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam; Nurdin Lubis,SH,MM, Alm.Prof.Hasnil Basri Siregar,SH, Dr.Maiyasyak Johan, SH,MH, Dr. Faisal Akbar Nasution, SH.M.Hum, Ok. Saidin,SH,M.Hum, bang Enda, Erwin Hafiz, SH, Salahuddin, SH,MH/ Nurmalawaty, SH,M.Hum, Sinta

Universitas Sumatera Utara

Page 10: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

Uli Pulungan, SH,M.Hum, Marasamin Ritonga, SH, Syafril Warman,SH, Borkat,SH, Ahsanul Fuad Saragih, SH,MA, Afrizon,SH dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Tetaplah : “Yakin Usaha Sampai”.

17. Anak-anak saya : Kevin, Hardyles, SH, Reka, Irfan, Yuni, Yuyun, dan lainnya atas perhatian, waktu yang diberikan atas penyelesaian disertasi ini. Khusus kepada tulang/ito Reoko Putra Panjaitan, SH,MKN atas setiap motivasi dan doa agar saya segera menyelesaikan disertasi ini, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.

18. Terimakasih disampaikan kepada seluruh ibu-ibu komplek Villa Mutiara Johor 1; Bu Srik, Ira, Bunda, bu Ita Jauzi, Henny, kak Erni, bu Lisa, Rani dan lainnya yang telah membantu saya mengontrol anak-anak saya ketika saya tidak ada di rumah, terima kasih atas kekeluargaan yang mendalam dan kebersamaan kita selama ini, semoga Allah memberi rahmatNya kepada kita semua. Khusus kepada bu Santi dan bu Rina yang menggantikan posisi saya mengajar anak-anak saya dalam pelajarannya selama saya studi. Peran dan dedikasi yang tinggi dari kedua ibu ini sangat membantu dalam pelajaran anak saya. Untuk itu, saya dan keluarga mengucapkan terimakasih yang tulus kepada keduanya, semoga apa yang dicita-citakan mereka berdua dikabulkan oleh Allah swt.

19. Terimakasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga disampaikan kepada bapak alm. MR Djariaman Damanik, (yang meninggal pada hari Minggu, 3 Maret 2013), mantan ketua PT Denpasar, ketua PT Medan. Beliau juga salah seorang anak dari Raja Damanik sedangkan istri beliau, alm. Martha br Saragih, adalah juga salah seorang putri dari Raja Silampuyang. Dengan beliau berdua, penulis selalu berdiskusi, di mana saja (Siantar ataupun

Medan) dan kapan saja (pagi, sore, bahkan malam). Beliau selalu menelephone saya tentang kesulitan saya dan menanyakan sudah sampai sejauh mana, karena dirasa terlalu lama untuk datang ke rumahnya hanya untuk berdiskusi. Terkadang penulis tersipu malu manakala beliau mendatangi saya, di fakultas hanya untuk menyerahkan buku-buku, Acte Consessie, dll, serta menerjemahkan langsung kepada saya bahasa Belandanya. Alasan berbuat demikian karena beliau menyatakan : “tulisan anak sudah merupakan tanggung jawab saya.” Benarlah beliau berdarah biru, beliau adalah anak Raja, (salah seorang Raja Marpitu) yang jiwa, perasaan, hatinya selalu ada di Simalungun meskipun raga ini ada dimana-mana (terkadang di Bali, Medan bahkan di luar negeri). Beliau salah satu pengetua adat di Simalungun meskipun oleh Negara dianggap “tidak” karena tidak berada di wilayah setempat. Ompung, Bapak…maafkan saya bila disertasi yang utuh ini tidak sempat bapak baca, tapi saya yakin bapak melihat dan mengetahuinya. Semoga Tuhan melapangkan jalannya. Terimakasih juga kepada para responden dan narasumber, Camat, Lurah, gamot dan seterusnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Kepada Ayahanda almarhum H.Muhammad Yahya Sembiring dan ibunda Hj.Nursatia br Panjaitan, terimakasih atas kasih sayang, pengertian, semangat, dan selalu mengisi harinya dengan doa-doa yang tulus. Kepada tante saya, Rahmawaty br Panjaitan beserta uda Marpaung, uda Drs.Kondarius Ambarita yang telah menemani

Universitas Sumatera Utara

Page 11: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

hari-hari saya selama di lapangan Alm. Tuan Manuel Panjaitan/Alm. Hj. Nurmiah br Sibarani (nek ito/eda), tulang Sahat Panjaitan/D. br Hutajulu, Tulang saya ini adalah popparan ni (keturunan dari) Raja Tuan Nakhoda Pajaitan, yang turut membesarkan dan mendidik saya dari kecil, kakak saya, Hj.Hidayani Sembiring (semoga secepatnya diberi kesembuhan), beserta suami H.Mhd.Djamil dan adik-adik saya Ir.Sry Rezeky Sembiring, T.Ivo Sembiring,S.Psi/Ir. Bambang Sucipto, sepupu saya Ica dan Yul, tante Ida/pa Etek, pak tua, pak tengah, pak uda Indra Sembiring, bibi uda/ bunde Hj. Rukiah Sembiring/ Hj.Ibrahim Lubis, tulang Palit Nasution,SE, MM, atas segala doanya dan seluruh keluarga yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Juga kepada ponakan-ponakanku Tika, Putri, Arif dan lain-lain, semoga kalian bisa mengikuti jejak ‘mama/wak’.

Kepada suami tercinta, Ir.Suhadianto,MT, yang telah dengan sabar menghadapi saya, beliau adalah motivator ulung dan hebat, yang pernah saya kenal, dan anak-anakku tersayang : .Ridho Eko Prasojo, alm Diva Wahyuni, Mhd.Zaman Baskoro. Terimakasih atas kebersamaan kita, kasih sayang, pengertian, dan kesabaran yang merupakan sesuatu yang sangat berarti dalam penyelesaian disertasi ini. Maafkan mama jika selama studi ini bukanlah “ibu yang baik”, karena kurang memperhatikan pelajaran-pelajaran kalian. Untuk itu kepada Allah mama mohon ampun dan kepada kalian mama mohon dimaafkan. Semoga kelak keberhasilan ini menjadi motivasi bagi kalian untuk dapat juga meraihnya kelak dan menjadi anak-anak yang sholeh. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kegiatan promosi ini, kepada hadirin dan undangan sekalian yang telah meluangkan waktu dan perhatian, saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmatNYA kepada kita semua. Wabillahi taufiq wal hidayah, wasalamu’alaikum wr.wb, salam sejahtera dan selamat siang.

Medan, April 2013

Rosnidar Sembiring

Universitas Sumatera Utara

Page 12: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

PANDANGAN KRITIS TENTANG PENYELESAIAN

SENGKETA HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL

(STUDI DI KABUPATEN SIMALUNGUN)

Rosnidar Sembiring1

Runtung

2

Usman Pelly

3

Muhammad Yamin

4

ABSTRAK

Sengketa atau konflik bukan suatu keadaan yang statis, sengketa bersifat ekspresif, dinamis, dan dialektis. Istilah sengketa atau konflik berasal dari kata dispute atau conflict, kebanyakan di berbagai negara dipakai secara bergantian. Tulisan ini memfokuskan sengketa pertanahan, yang berdasarkan keputusan BPN RI No.34 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penanganan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan adalah : “Perbedaan nilai, kepentingan, pendapat, dan atau persepsi antara orang perorangan dan atau badan hukum (privat atau publik) mengenai status penguasaan dan atau status kepemilikan dan atau status penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu, atau status keputusan tata usaha Negara menyangkut penguasaan, pemilikan dan penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu.”Perkembangan sengketa pertanahan secara kuantitas maupun kualitas selalu mengalami kenaikan, bahkan di seluruh wilayah Indonesia, dari tahun ke tahun, jumlah kasus tanah terus meningkat. Dalam kurun 2 (dua) tahun saja, jumlah kasus tanah yang dilaporkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI meningkat 5000% (lima ribu persen). Antara tahun 2005 sampai dengan Agustus 2011, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) menerima 5.767 berkas kasus sengketa tanah. Kasus ini terbanyak ketiga setelah berkas masalah hukum (9.602) dan berkas masalah ketenagakerjaan (8.474). Wilayah yang tercatat paling sering bersengketa pada tahun 2012 ini adalah Jawa Timur (36 kasus), Sumatera Utara (25 kasus), Sulawesi Tenggara (15 kasus), Jawa Tengah (12 kasus), Jambi (11 kasus), Riau (10 kasus), Sumatera Selatan (9 kasus), dan sisanya tersebar di provinsi lainnya.

1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

2 Guru Besar Hukum Adat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3 Guru Besar Antropologi, Universitas Negeri Medan

4 Guru Besar Hukum Agraria pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 13: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

Perumusan permasalahan disertasi ini adalah : 1. Bagaimanakah status hukum hak atas tanah adat di kabupaten Simalungun dalam

Sistem Hukum Pertanahan Nasional? 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya sengketa hak atas tanah adat di

kabupaten Simalungun? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam hal menyelesaikan sengketa hak atas

tanah adat di kabupaten Simalungun? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian disertasi ini bersifat

penelitian hukum normatif (doctrinal) dan empiris (non-doctrinal) dengan pendekatan socio legal study, jadi diawali dari penelusuran peraturan-peraturan tertulis atau bahan-bahan hukum lainnya tentang Sistem Hukum Pertanahan Nasional, UU sektoral tentang Sumber Daya Agraria dengan berbagai kritikan terhadapnya kemudian secara empiris tentang perilaku hukum sehingga akhirnya bisa memperoleh faktor penyebab sengketa tanah adat sekaligus upaya penyelesaiannya. Lokasi penelitian, sengketa yang berkaitan dengan hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun juga banyak terjadi, namun ada 4 (empat) kasus besar yang dianalisis dalam tulisan ini yaitu : 1. Sengketa Hak Atas Tanah Adat di Desa Bangun Dolok, kelurahan Parapat,

kecamatan Panei, kabupaten Simalungun. 2. Sengketa Hak Atas Tanah Adat Masyarakat Silampuyang 3. Sengketa Hak Atas Tanah Adat pada Masyarakat Kebun Bangun (Kasus Tanjung

Pinggir), klaim pelepasan eks HGU PTPN III Kebun Bangun, kota Pematangsiantar.

4. Sengketa Hak Atas Tanah Adat antara Masyarakat dan Perkebunan Bandar Betsy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status hukum hak atas tanah adat di

kabupaten Simalungun masih eksis. Terbukti masih adanya masyarakat adat / etnis Simalungun yang diikat oleh faktor territorial (huta) dan genealogis (marga). Masih dijumpai objek hak ulayat (hak partuanon), misalnya : bong-bongan sahuta, parjalangan sahuta, panambuhan sahuta, parsinumbahan, pamelean, dan lainnya yang secara spuradis terdapat di berbagai wilayah Simalungun, masih dipatuhinya hukum adat simalungun, masih ada tetua-tetua adat (keturunan Raja Marpitu). Faktor penyebab timbulnya sengketa hak atas tanah adat di kabupaten Simalungun : Faktor historis, hukum dan non-hukum. Secara historis pemerintahan Hindia Belanda menerapkan hukum Barat terhadap sistem penguasaan tanah-tanah di Indonesia, hukum barat sebagai acuan sesuai dengan kepentingan penjajah, justru ini melemahkan sendi-sendi hukum adat dan memicu sengketa di antara warga masyarakat, mengenai objek tanah maupun kepemilikannya. Faktor hukum; aturan yang saling kontradiksi, tidak jelas, aparatur hukum yang tidak memahami hukum, dan budaya hukum masyarakat yang tidak patuh, administrasi pertanahan yang kurang baik sehingga dalam penyelesaian sengketa tanah terkadang terjadi tumpang tindih kewenangan. Untuk itu disarankan huta atau marga mempertahankan eksistensi hak partuanon. Karenanya perlu dibentuk “pusat kajian Simalungun” terdiri dari stake holder yaitu : Pemerintah kabupaten Simalungun, DPRD, Akademisi, LSM,

Universitas Sumatera Utara

Page 14: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

masyarakat adat setempat, tetua-tetua adat, untuk berdiskusi (secara ilmiah / non-ilmiah) tentang Simalungun atau tentang penyelesaian sengketa hak atas tanah adat, membuat peraturan daerah tentang hak partuanon yang berasaskan hukum adat simalungun (asas, prinsip, lembaga, misal : prinsip habonaron do bona , dan lain-lain) sehingga tercipta hukum yang benar-benar menyentuh (legal empathy) sekaligus melaksanakan reformasi di bidang agraria dengan prinsip think globally but act locally.

Kata kunci : Sengketa, hak atas tanah adat, Sistem hukum pertanahan nasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

CRITICAL VIEWS ON THE SETTLEMENT INDIGENOUS LAND DISPUTE IN

LAND NATIONAL LEGAL SYSTEM (STUDY IN DISTRICT OF SIMALUNGUN)

Rosnidar Sembiring5

Runtung

6

Usman Pelly

7

Muhammad Yamin

8

ABSTRACT

Dispute or conflict is not a static situation, the dispute is expressive, dynamic and dialectical. Disputes or conflicts term derived from the word dispute or conflict, mostly in various countries used interchangeably. This paper is focused on land disputes, the decision based on BPN RI 34 Year 2007 regarding Technical Guidelines Handling and Settlement of Land Problems are:

"The difference in values, interests, opinions, and or perception between individuals or legal entity (private or public) on the status or the status of the acquisition and possession and or usage status or utilization of certain parcels of land, or the status of state administrative decisions regarding the acquisition, possession or use of the land or the use of certain. "

The development of land disputes in quantity and quality always increases, even in the whole of Indonesia, from year to year, the number of land cases continues to increase. Within 2 (two) years, the number of reported cases of land by the National Land Agency (BPN) RI increased 5000% (five thousand percent). Between 2005 to August 2011, the Ministry of the State Secretariat (Kemensesneg) received 5767 land dispute case file. The case is the third highest after the file legal matters (9602) and file labor issues (8474). Areas that recorded most often disputed in 2012 was East Java (36 cases), North Sumatra (25 cases), South East Sulawesi (15 cases), Central Java (12 cases), Edinburgh (11 cases), Riau (10 cases) , South Sumatra (9 cases), and the rest scattered in other provinces. Areas that recorded most often disputed in 2012 was East Java (36 cases), North Sumatra (25 cases), South East (15 cases), Central Java (12 cases), Edinburgh (11 cases), Riau (10 cases) , South Sumatra (9 cases), and the rest scattered in other provinces.

5 Lecturer at the Faculty of Law, University of North Sumatra

6 Customary Law Professor at the Faculty of Law, University of North Sumatra

7 Professor of Anthropology, State University of Medan

8 Professor of Agrarian Law at the Faculty of Law, University of North Sumatra

Universitas Sumatera Utara

Page 16: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

In accordance with research sites, disputes relating to customary land rights in the District of Simalungun too much going on, but there are 4 (four) major cases analyzed in this paper are: 1. Indigenous Land Rights Dispute in Bangun Dolok Village, Parapat village, Panei

sub, Simalungun district. 2. Indigenous Land Rights Dispute of Peoples of Silampuyang. 3. Indigenous Land Rights Dispute in Kebun Bangun Community (Tanjung Pinggir

Case), claims the release of the concession of Right of Cultivation of PTPN III Kebun Bangun, Pematangsiantar city.

Based on what has been described above, defined some of the problems that this dissertation focused and directed, namely: 1. How is the legal status of customary land rights in the Simalungun district in the

National Land Law System? 2. What factors led to the emergence of customary land rights disputes in the

Simalungun district? 3. How efforts in resolving disputes over customary land rights in the Simalungun

district? The research method used in this dissertation research is normative legal

research (doctrinal) and empirical (non-doctrinal) socio-legal approach to study, so the search begins from the written regulations or other legal materials on the System of National Land Law, Law Sector of Agricultural resources with various criticisms against him then the empirical laws of behavior that could eventually acquire customary land disputes factor once effort to completion.

The results showed that the legal status of customary land rights in the district Simalungun still exist. Evidently still the indigenous / ethnic Simalungun bound by territorial factors (huta) and genealogical (clan). Still objects found customary rights (rights partuanon), for example: bong-bongan sahuta, parjalangan sahuta, panambuhan sahuta, parsinumbahan, pamelean, and others that are found in various spuradis regions in Simalungun, still using Simalungun customary law, there are still indigenous elders (descendant of King Marpitu). Factors causing the customary land rights disputes in the district Simalungun. The historical, legal and non-legal. Historically the Dutch East Indies government to apply the law of the West against the system of land tenure in Indonesia, western law by reference in accordance with the interests of the invaders, it weakens the customary law and trigger disputes among members of the community, the land and the ownership of the object. Legal factors; rules contradict each other, it is not clear, the legal apparatus does not understand the law, and the legal culture of non-compliance, poor land administration resulting in the settlement of land disputes sometimes overlapping authority. It is recommended huta or clan partuanon maintain the existence of rights. Therefore necessary to set up "Simalungun Study Center" consists of stakeholders, namely: Local Simalungun Governments, parliament, academics, NGOs, local indigenous community, indigenous elders, to discuss (in fiction / non-fiction) about Simalungun or disputes about customary land rights, make regulations on the rights partuanon ° Based

Universitas Sumatera Utara

Page 17: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

Simalungun customary law (principle, principles, institutions, eg the principle of habonaron do bona, etc.) so as to create laws that really existed (legal empathy) simultaneously implement reforms in the agrarian sector with the principle of think globally but act locally. Keywords: Disputes, indigenous land rights, national land law system.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… i KOMISI PEMBIMBING DAN TIM PENGUJI ………………………. i KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii ABSTRAK ………………………………………………………………... viii ABSTRACT ……………………………………………………………… xi DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiv DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xviii BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah …………………………………………… 30 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 32 D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 33 E. Kerangka Teori dan Konsep ………………………………….. 34

1. Kerangka Teori …………………………………………… 34 2. Konsep ……………………………………………………. 52

F. Metode Penelitian ……………………………………………… 59 1. Pendekatan …………………………………………………. 59 2. Jenis, Sifat, dan Teknik Penelitian …………………………. 62

G. Asumsi ………………………………………………………… 66 H. Sistematika Penulisan ………………………………………… 67

BAB II : STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL (di Kabupaten Simalungun) …………………………………. 69

A. Deskripsi Tentang Kabupaten Simalungun …………………… 69 1. Tinjauan mengenai historis (sejarah) Simalungun ………… 69 2. Nama Simalungun dalam perdebatan ……………………… 72 3. Masuknya orang Tapanuli ke Simalungun ……………….. 73 4. Pemerintahan Swapraja …………………………………… 79 5. Asal-usul orang Simalungun ……………………………… 84

Universitas Sumatera Utara

Page 19: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

6. Filosofi Hidup orang Simalungun ………………………… 90 7. Simalungun dalam Angka …………………………………. 96

B. Sistem Hukum Pertanahan Nasional …………………………… 101 1. Sistem Hukum Tanah Nasional …………………………… 101 2. Konsep Hukum Tanah Nasional …………………………… 112 3. Objek Hukum Tanah Nasional ……………………………. 117 4. Prinsip-prinsip Hukum Tanah Nasional ………………….. 123

C. Hak Atas Tanah Adat di Kabupaten Simalungun ………….. 142

1. Hukum Pertanahan di Simalungun ……………………… 142 2. Masyarakat Hukum Adat Simalungun ………………….. 156 3. Hak Atas Tanah Adat di Kabupaten Simalungun ……… 162 4. Hak Atas Tanah Adat dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional dan Kritikan Terhadapnya …………………… 176 5. Transaksi yang dikenal dalam Hukum Adat …………… 216

BAB III : FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SENGKETA HAK ATAS TANAH ADAT DI KABUPATEN SIMALUNGUN …………… 241

A. Pengertian Sengketa Pertanahan ………………………………… 241 1. Pengertian Sengketa Hukum Atas …………………………… 241 2. Dasar-dasar dan Landasan Penyelesaian Sengketa Pertanahan 242 3. Asas-asas yang harus diperhatikan dalam menyelesaiakan sengketa tanah khususnya adalah asas penguasaan dan pemilikan tanah ……………………………………………… 246

B. Tipologi Sengketa Pertanahan …………………………………… 248 1. Sengketa Pertanahan yang bersifat politis ……………………. 257 2. Sengketa Pertanahan yang beraspek sosial-ekonomis ……….. 261 3. Sengketa Pertanahan yang bersifat keperdataan ……………… 262 4. Sengketa Pertanahan yang bersifat administratif 263

C. Faktor Penyebab Terjadinya Sengketa Pertanahan ……………… 278 D. Tipologi dan Faktor Penyebab Terjadinya Sengketa Pertanahan di Kabupaten Simalungun ……………………………………… 290 1. Kasus 1 : Sengketa Hak Atas Tanah Adat di Desa Bangun Dolok, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun ………………………………………… 299 2. Kasus 2: Sengketa Hak Atas Tanah Adat Masyarakat Silampuyang 310 3. Kasus 3 : Sengketa Hak Atas Tanah Adat pada Masyarakat Kebun Bangun (Kasus Tanjung Pinggir), klaim pelepasan eks HGU PTPN III Kebun Bangun, Kota Pemantangsiantar. ……… 334 4. Kasus 4 : Sengketa Hak Atas Tanah Adat Masyarakat dengan Perkebunan Bandar Betsy ……………………………………… 357

Universitas Sumatera Utara

Page 20: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

BAB IV : PENYELESAIAN SENGKETA HAK ATAS TANAH ADAT DI KABUPATEN SIMALUNGUN …………………………… 377

A. Temuan Desa Tanpa Sengketa Tanah (Desa Sipoldas dan Desa Bangun Das Meriah,Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun) .………………………………………………….. 378 B. Penyelesaian Sengketa Tanah menurut Musyawarah Mufakat (Hukum Adat Simalungun) ……………………………………. 385 C. Penyelesaian Sengketa Melalui Instansi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Simalungun …………………………………………… 399 D. Penyelesaian Kasus/sengketa hak atas tanah adat melalui litigasi (Badan peradilan) di Kabupaten Simalungun ……………………… 407

1. Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat di Desa Bangun Dolok Kelurahan Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun ………………………………………… 407 2. Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat Masyarakat Silampuyang …………………………………………………… 414 3. Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat Kebun Bangun (Kasus Tanjung Pinggir, klaim Pelepasan Eks HGU PTPN-III Kebun Bangun Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara) ……………………………………………….. 421 4. Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat dan Konflik tanah yang berkembang antara Masyarakat dengan perkebunan Bandar Betsy ……………………………………… 426

BAB V : PENUTUP ………………………………………………………… 433

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 433 B. Saran ……………………………………………………………… 447

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 450

CURICULUIM VITAE ……………………………………………………… 470

Universitas Sumatera Utara

Page 21: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1 Sengketa Regional Berdasarkan Jenis Sengketa…………………… 5 Tabel 2 Permasalahan Tanah yang diterima oleh Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2011.. ……………………………………………… 8 Tabel 3 Luas Daerah Menurut Kecamatan ……………………………… 97 Tabel 4 Banyaknya Nagori (Desa) dan Kelurahan menurut Kecamatan 2009 ………………………………………………… 98 Tabel 5 Permasalahan Pertanaha oleh BPN ……………………………… 255 Tabel 6 Objek/Tanah yang Dituntut oleh Kelompok Tambun Nabolon (ha) 337 Tabel 7 Objek/Tanah yang Dituntut oleh Kelompok Tanjung Pinggir…… 338 Tabel 8 Objek/Tanah yang dituntut oleh Kelompok Kandang Lembu…… 340 Tabel 9 Objek/Tanah yang dituntut oleh Kelompok Gurilla (ha)………… 341 Tabel 10 Luas Wilayah menurut Huta (Dusun) Tahun 2012 ……………… 389 Tabel 11 Luas Wilayah berdasarkan pada jumlah Kepadatan Penduduk per Huta……………………………………………………………. 390 Tabel 12 Banyaknya Penduduk dirinci Menurut Jenis Kelamin…………… 390 Tabel 13 Banyaknya Penduduk Berdasarkan Agama……………………… 391 Tabel 14 Banyaknya Sarana Ibadah Menurut Agama dan Huta Tahun 2009 392 Tabel 15 Banyaknya Jumlah Penduduk berumur 10 Tahun ke atas menurut

status pekerjaannya………………………………………………. 392

Universitas Sumatera Utara

Page 22: HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT SIMALUNGUN

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 1 Harangan 149 Gambar 2 Sappalan 150 Gambar 3 Tanoh rih 150 Gambar 4 Parbalogan 151 Gambar 5 Sawah Lombang 151 Gambar 6 Tanoh reben 152 Gambar 7 Tanoh roba 152 Gambar 8 Bong-bongan sahuta 167 Gambar 9 Parmahanan huda pakon horbou Tuan Damak 168 Gambar 10 Horbangan 169 Gambar 11 Tempat merawat hewan (kuda/kerbau) 169 Gambar 12 Parjalangan Sahuta 170 Gambar 13 Parsinumbahan 171 Gambar 14 Paridian ni Raja 171 Gambar 15 Dalan ni bah 172 Gambar 16 Umbul ni bah 173 Gambar 17 Martokkarang/sopou ni losung 174 Gambar 18 Losung jantan 174 Gambar 19 Losung betina 175

Universitas Sumatera Utara