industri farmasi di indonesia berhasil mencatatkan omzet rp 52 triliun pada tahun 2014
DESCRIPTION
industri farmasiTRANSCRIPT
Industri farmasi di Indonesia berhasil mencatatkan omzet Rp 52 triliun pada tahun 2014.
Meski pertumbuhan ekonomi cenderung melambat, namun industri farmasi semakin hari
semakin berkembang. Apalagi saat ini industri farmasi di Indonesia tidak hanya diserbu oleh
perusahaan nasional, namun juga Perusahaan Modal Asing (PMA) yang juga akan
menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
“Indonesia merupakan pasar yang begitu besar untuk farmasi sehingga banyak perusahaan
farmasi asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Di Indonesia, perusahaan nasional
memiliki pangsa pasar sebesar 70% dalam memenuhi kebutuhan farmasi nasional, sedangkan
30% sisanya dipenuhi oleh PMA. Untuk pasar farmasi, 40% pasar Farmasi ada di Indonesia,”
Johannes Setijono, Ketua Umum GP Farmasi dalam pembukaan CPhl SEA 2015 di Jakarta
International Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Dari segi kesiapan pelaku industri farmasi, lanjut Johannes, industri farmasi bisa juga
meningkatkan ekspor karena terdapat 60% pasar di luar Indonesia. Dalam rangka menyambut
MEA, semua perusahaan farmasi sudah mulai bersiap-siap, tidak hanya bertahan dalam negeri,
tapi melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga, seperti Filipina, Thailand, Myanmar, dan
Vietnam.
"Sementara itu, industri farmasi di Indonesia 90% bahan baku masih diimpor dari berbagai
negara, di antaranya Tiongkok, India, Amerika Larin, dan Turki. Indonesia tidak dapat
menghindari impor bahan baku. Oleh sebab itu, Indonesia juga harus menyeimbangkan dengan
melakukan ekspor produk jadi berupa obat-obatan ke sejumlah negara, di antaranya ke Asia
Tenggara, Afrika, dan Timur Tengah," tambah Johannes.
Sebelumnya, industri farmasi dihadapkan dengan regulasi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) Kesehatan. Dalam perjalanannya, meski BPJS Kesehatan menyerap pasar obat karena
jumlah orang yang berobat pun banyak, namun obat yang diberikan untuk peserta BPJS
Kesehatan merupakan obat yang murah. Hal ini tidak memberikan peningkatan yang signifikan
terhadap industri farmasi. “Volumenya memang naik tetapi pasarnya turun,” pungkas Johannes.
Untuk itu, mau tidak mau, diperlukan peran aktif perusahaan farmasi di Indonesia untuk
bersama-sama menggenjot ekspor.
http://marketeers.com/article/siapkah-industri-farmasi-indonesia-hadapi-mea.html
Industri Farmasi Indonesia Tumbuh Rp37 T
Jakarta - Kinerja industri farmasi di Indonesia telah mencatat pertumbuhan signifikan. Dari sisi
total nilai pasar farmasi domestik tercatat lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan Singapura.
Padahal dari sudut belanja kesehatan, Indonesia masih tergolong rendah.
Menurut analis PT BNI Securities Akhmad Nurcahyadi, performa sektor farmasi tidak terlepas
dari pertumbuhan makro dan ekspansi usaha yang dilakukan para emiten.
"Demikian pula halnya dengan regulasi pemerintah serta proyek bantuan kesehatan dari lembaga
international juga telah memberikan kontribusi signifikan pada perkembangan industri farmasi
secara keseluruhan," ujarnya dalam risetnya yang diterima VIVAnews.com.
Mengacu data IMS Health, sektor farmasi di Indonesia bertumbuh dari sekitar Rp29,98 triliun
pada 2008 menjadi Rp33,96 triliun pada 2009, dan mencapai Rp37,53 triliun pada akhir 2010.
Dari total pencapaian tersebut, pasar obat ethical masih menjadi kontributor utama, yang
bertumbuh menjadi Rp21,14 triliun dan pasar OTC mencapai Rp16,38 triliun.
Sedangkan pada 2009, pasar obat ethical membukukan nilai pasar sebesar Rp19,22 triliun dan
sisanya disumbangkan produk farmasi kategori OTC setara dengan nilai Rp14,74 triliun.
Akhmad mengakui, ekspansi usaha yang berkelanjutan didukung kondisi perbaikan makro
domestik yang berpotensi mendorong pertumbuhan permintaan dan berujung pada peningkatan
penjualan akan menjadi sentimen positif penggerak pertumbuhan pasar farmasi di Indonesia.
Namun demikian, ketergantungan pada impor bahan baku sekitar 75 persen lebih, tentu akan
memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan marjin perusahaan maupun kinerja
industri secara keseluruhan.
"Fluktuasi harga bahan baku dan nilai tukar rupiah masih menjadi dua kendala utama yang kami
perhitungkan di dalam menganalisa sektor farmasi domestik," ujarnya.
Sumber: Bisnis.vivanews.com
Share:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/1420/Industri-Farmasi-Indonesia-Tumbuh-Rp37-T
http://indonesia-pharmacommunity.blogspot.co.id/2015/01/realisasi-pertumbuhan-industri-
farmasi.html
http://indonesia-pharmacommunity.blogspot.co.id/2015/01/realisasi-pertumbuhan-industri-
farmasi.html