induksi oksitosin

4
Induksi Persalinan dengan Oksitosin Oksitosin merupakan hormon polipeptida yang disekresikan oleh pituitary posterior yang berperan pada persalinan dan ejeksi ASI. Tujuan dari induksi atau augmentasi adalah untuk mempengaruhi aktivitas uterus sehingga mampu menghasilkan kontraksi yang adekuat untuk membuka serviks dan mendorong janin untuk turun (descent). Yang digunakan adalah oksitosisn sintesis. Dalam persalinan, ada dua kegunaan dari oksitosin (Saifuddin, 2010), menginduksi stimulasi kontraksi, sebelum onset persalinan spontan dimulai. augmentasi utuk menstimulasi kotraksi spontan yang tidak adekuat karena kegagalan progresivitas dilatasi serviks dan penurunan janin. Selama Penggunaan oksitosin denyut jantung janin harus dipantau pada kehamilan yang beresiko dengan palpasi atau merekam aktifitas listrik uterus (Saifuddin, 2010). Farmakokinetika Oksitosin dapat diberikan secara intramuskular. Dimana dalam distribusinya adalah tidak terikat pada protein plasma. Di eliminasi oleh hati dan ginjal. Waktu paruh oksitosin hanya 5 menit sehingga dengan menghentikan pemberiannya akan segera menurunkan kadarnya dalam plasma dan efeknya terhadap kontraksi uterus turun dengan cepat pula (Saifuddin, 2010).

Upload: abqariyah-taisir

Post on 24-Apr-2015

89 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Induksi Oksitosin

Induksi Persalinan dengan Oksitosin

Oksitosin merupakan hormon polipeptida yang disekresikan oleh pituitary posterior

yang berperan pada persalinan dan ejeksi ASI. Tujuan dari induksi atau augmentasi adalah

untuk mempengaruhi aktivitas uterus sehingga mampu menghasilkan kontraksi yang adekuat

untuk membuka serviks dan mendorong janin untuk turun (descent). Yang digunakan adalah

oksitosisn sintesis. Dalam persalinan, ada dua kegunaan dari oksitosin (Saifuddin, 2010),

menginduksi stimulasi kontraksi, sebelum onset persalinan spontan dimulai.

augmentasi utuk menstimulasi kotraksi spontan yang tidak adekuat karena kegagalan

progresivitas dilatasi serviks dan penurunan janin.

Selama Penggunaan oksitosin denyut jantung janin harus dipantau pada kehamilan

yang beresiko dengan palpasi atau merekam aktifitas listrik uterus (Saifuddin, 2010).

Farmakokinetika

Oksitosin dapat diberikan secara intramuskular. Dimana dalam distribusinya adalah

tidak terikat pada protein plasma. Di eliminasi oleh hati dan ginjal. Waktu paruh oksitosin

hanya 5 menit sehingga dengan menghentikan pemberiannya akan segera menurunkan

kadarnya dalam plasma dan efeknya terhadap kontraksi uterus turun dengan cepat pula

(Saifuddin, 2010).

Farmakodinamika

Bekerja melalui reseptor protein G dan fosfoinositol kalsium dan sistem second

messenger untuk mengkontraksikan otot polos uterus. Selain itu juga menstimulasi

prostaglandin dan leuketrien untuk augmentasi kontraksi uterus. Efek dari oksitosin adalah

terhadap frekuensi dan kekuatan kontraksi uterus. Efek lainnya didapat pada mioepitel

payudara. Penggunaan lainnya adalah untuk mengontrol perdarah uterus karena efek

kontraksinya tersebut akan menjepit pembuluh darah di uterus (Saifuddin, 2010).

Indikasi (Saifuddin, 2010) :

1. persalinan per vaginam segera misalnya pada inkompatibilitas Rhesus, diabetes mellitus

maternal, preeklampsia atau ketuban pecah dini.

2. gangguan lama persalinan seperti persalinan lama dan arrest disorder.

Page 2: Induksi Oksitosin

Kontraindikasi (Saifuddin, 2010) :

1. fetal distress

2. presentasi janin abnormal

3. CPD

4. predisposisi lain terhadap terjadinya ruptur uterus.

Oksitosin drip

Kemasan yang dipakai adalah pitosin, sintosinon. Pemberiannya dapat diberikan

secara intramuskular, intravena dan infus tetes dan secara bukal. Yang paling baik dan aman

adalah pemberian infus tetes (drip) karena dapat di atur dan diawasi cara kerjanya (Saifuddin,

2010).

Cara Pemberian (Saifuddin, 2010)

1. Kandung kemih dan rektum terlebih dahulu dikosongkan

2. Ke dalam 500 cc dekstrosa 5% dimasukkan 5 satuan oksitosin dan diberikan perinfus

dengan kecepatan pertama 10 tetes per menit.

3. Kecepatan dapat dinaikkan 5 tetes setiap 15 menit sampai tetes maksimal 4-60 per

menit

4. oksitosin drip akan lebih berhasil bila nilai pelvik di atas 5 dan dilakukan amniotomi.

Page 3: Induksi Oksitosin

Dosis Oksitosin Untuk Stimulasi Persalinan

Regimen Starting dose

(mU/menit)

Peningkatan

(mU/menit)

Interval dosis

(menit)

Low-dose 0, 5-1 1 30-40

1-2 15

High-dose ~6 ~6 15

6 6, 3, 1 20-40

Bahaya Dari Pemberian Oksitosin, antara lain (Saifuddin, 2010) :

1. Oksitosin memiliki efek antidiuretik yang dapat menyebabkan terjadi retensi cairan

berlebih atau intoksikasi cairan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia,

koma, konvulsi, gagal jantung, seizure hingga kematian

2. Menyebabkan kontraktilitas berlebih pada uterus, walaupun kasusnya jarang. Efek ini

dapat menyebabkan gangguan uteroplasenta sehingga menyebabkan distres fetus,

abruptio plasenta hingga ruptur uteri.

3. Pada neonatus akan meningkatkan resiko hiperbilirubinemia.

Oksitosin dihentikan bila jumlah kontraksi tetap >5x dalam periode 10 menit atau >15x

dalam periode 15 menit atau didapat persisten nonreassuring fetal heart rate pattern

(Saifuddin, 2010).

Saifuddin, Abdul Bari, 2010, Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.