indonesia c ikarang baru 201 7 p resident u niversity
TRANSCRIPT
ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PADA PROSES PEMBERIAN DANA PEMBIAYAAN DI
PT.SINARMAS MULTIFINANCE CABANG CIKARANG
SKRIPSI
Oleh
Swandi Aritonang
008201305076
Diajukan untuk :
Fakultas Bisnis,President University
Dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Gelar sarjana Akuntansi
President University
Cikarang Baru
INDONESIA
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini,Dosen penguji menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis
Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada Proses Pemberian Dana
Pembiayaan di PT. Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang”, yang diajukan
oleh Swandi Aritonang, Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis, telah didukung
dan disetujui untuk lulus ujian presentasi pada tanggal 16 Oktober 2017.
Ketua Penguji
(Drs.Gatot Imam Nugroho,Ak.,MBA,CA.)
Penguji 1
(Yustina Andi Ina,Msc.,Cma.,CIBA.,CFA.)
Penguji 2
Dr.Josep Ginting,CFA
ii
SURAT REKOMENDASI PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi telah disiapkan dan diserahkan oleh :
Nama : Swandi Aritonang
ID : 008201305076
Fakultas : Bisnis
Program Studi : Akuntansi
Studi Kelulusan : 2017
Judul Skripsi : Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada
Proses Pemberian Dana Pembiayaan di PT. Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang
Telah ditinjau dan telah memenuhi kebutuhan untuk presentasi sidang sebagai
bagian dari persyaratan untuk Sarjana Akuntansi.
Cikarang, Indonesia 17 Oktober 2017
Mengetahui, Pembimbing Skripsi,
Yustina Andi Ina,Msc.,Cma.,CIBA.,CFA.. Dr. Josep Ginting,CFA
Ketua Program Studi Akuntansi Pembimbing
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya dengan ini Menyatakan Bahwa Sripsi dengan Judul “Analisis Penerapan
Sistem Pengendalian Internal Pada Proses Pemberian Dana Pembiayaan di
PT. Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang”adalah asli ditulis oleh saya
sendiri berdasarkan penelitian milik sendiri dan tidak pernah digunakan untuk
tujuan apapun sebelumnya.Oleh karena itu saya mohon dilanjutkan untuk sidang
lisan skripsi ini.
Cikarang Indonesia,17 Oktober 2017
Peneliti
Swandi Aritonang
008201305076
iv
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian yang berjudul‚Analisis sistem
pengendalian internal atas proses pemberian dana di PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang dimana perusahaan ini dituntut untuk bisa meningkatkan
penjualan dengan meminimalisir angka kemacetan angsuran nasabah.
Karena dana yang disalurkan kepada nasabah oleh PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang adalah merupakan penjualan secara kredit
tentunya tidak terlepas dari berbagai risiko yang harus ditanggung di
kemudian hari sehingga pihak PT.Sinarmas Multifinance cabang Cikarang harus
paham dan profesional dalam menganalisis kemungkinan risiko yang akan
terjadi dikemudian hari.Oleh sebab itu setiap pembiayaan yang diberikan harus
didasarkan pada prinsip kehati-hatian,Profesinalisme dan selalu sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP) pembiayaan,yang selanjutnya
mengharuskan pihak PT.Sinarmas Multifinance untuk melakukan manajemen
pengawasan risiko dalam operasionalnya disamping itu dibutuhkan pula sebuah
pengendalian internal untuk menjaga setiap aset yang dimiliki dari
kemungkinan risiko pembiayaan.Walau system pengendalian internal sudah di
jalannkan namun tetap harus diuji dan di evaluasi secara berkala.
Kata kunci : Sistem Pengendalian Internal Atas Proses Pemberian Dana
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kebaikanNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi
salah satu syarat gelar Sarjana Bisnis di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di
President University dengan judul :
Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada Proses Pemberian
Dana Pembiayaan DI PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu maka penulis patut
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas lindunganNya kepada penulis sehingga
dijauhkan dari segala hambatan dan rintangan.
2. Bapak DR. Joseph Ginting,CFA. sebagai Dosen Pembimbing dalam
melaksanakan laporan ini yang telah mengarahkan dan memberikan waktu
dan saran kepada penulis, sehingga skripsi ini bisa disajikan dengan tepat
waktu.
3. Kepada Dosen Ketua penguji Bapak Drs.Gatot Imam
Nugroho,Ak.,MBA,Ca.
4. Ibu Yustina Andi Ina,Msc,Cma.,CIBA,CFA Selaku Ketua program Studi
Akuntansi
5. Kepada staf karyawan dan pimpinan di PT. Sinarmas Multifinance dan
Bank Sinarmas Tbk, yang telah turut membantu meluangkan waktu dan
opini yang membangun terwujudnya skripsi ini tepat waktu.
6. Orang tua saya Bapak Op.Vicky Aritonang dan Ibu Op.Vicky Aritonang
Br. Simbolon di Cibitung, demikian juga Bapak dan Ibu Mertua Op.Vicky
Sibarani Br Manalu di Dumai, Sumatra Tengah yang selalu memotivasi
dan memberikan semangat kepada penulis.
vi
7. Istri saya Tercinta Herfina Sibarani yang selalu hadir menopang dan
memberikan motivasi yang bisa membangun sehingga skripsi ini dapat
disajikan tepat waktu.
8. Anak-anak saya tercinta Vicky Cristjohn Aritonang, Samuel Gilbert
Aritonang, yang memotivasi saya untuk berjuang menyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya.
9. Teman-teman saya mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi yang telah ikut serta membangun dan memotivasi penulis.
10. Seluruh Dosen saya di universitas presiden yang telah memberikan ilmu
dan mendidik saya sampai bisa seperti sekarang ini, sehingga skripsi ini
bisa berjalan lancar.
11. Saudara-saudara saya termasuk adik dan kakak saya yang selalu setia
memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut hadir
dan terlibat dalam memotivasi dan membangun moral ataupun materi guna
dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini bisa berjalan dengan
lancar dan tepat pada waktunya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah diberikan semua
pihak yang membantu penulis dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya dan penggunanya.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca maupun
peneliti selanjutnya sebagai sumbangan pemikiran penulis mengetahui masih
banyak ketidaksempurnaan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan ada pihak pihak yang akan memberikan saran-saran yang
bermanfaat sehingga skripsi ini akan menjadi lebih baik.
Cikarang, 15 September 2017
Penulis,
Swandi Aritonang
008201305076
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……….....……………………………….. i
SURAT REKOMENDASI PEMBIMBING SKRIPSI......................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ……...………………..........................…………… iii
ABSTRAK…………………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………………. 4
1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah………….………………………….. 4
1.4 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 5
1.5 Tujuan Penelitian………………………………………………………………. 5
1.6 Metode Penelitian………………………………………………………………. 6
1.7 Manfaat Penelitian …………………………………………………………….. 10
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………… 11
2.1 Pengertian Umum Leasing …………………………………………………… 11
2.2 Pengendalian Internal ………………………………………………………. 16
2.3 Risiko Pembiayaan …………………………………………………………….. 19
viii
BAB III METODE PENELITIAN…….. ……………………………………… 23
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………………….. 23
3.2 Objek Penelitian ……………………………………………………………….. 23
3.3 Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada Pembiayaan Mobil……………. 24
3.4 Pengawasan Terhadap Nasabah Setelah Proses Pencairan …………………… 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………. 33
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………………………….………………………. 33
4.2 Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Mobil pada PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.……………………… …………………......... 38
4.3 Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal ……………………………. 41
4.4 Analisis Resiko Kredit Atas Resiko Liquiditas ……………………………… 47
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………….. 50
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………. 50
DAFTAR PUSAKA LITERATUR ……………………………………………… 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Penyebab Nasabah Macet….....…………..…...………… 21
Tabel 4.1 Struktur Organisasi PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang……… 34
Tabel 4.2 Tabel Siklus Penjualan produk dari PT.Sinarmas Multifinance
Cab. Cikarang…..……………….……………………………………………….. 37
Tabel 4.3 Tabel alur pencairan dana PT.Sinarmas Multifinance Cabang cikarang... 38
Tabel 4.4 Pertumbuhan Jumlah Nasabah Yang Baru……………………………… 44
Tabel 4.5 Penjualan dan Tingkat Kemacetan Debitur….………………………… 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan perekonomian di Indonesia tak terlepas dari keberadaan
Sektor-sektor usaha yang berkembang di dalamnya salah satu sektor usaha
yang patut mendapat perhatian dari pemerintah adalah perusahaan leasing
karena turut memberikan kontribusi bagi perekonomian negara Indonesia.
Lembaga pembiayaan (leasing) yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor : Kep.-122/MK/IV/2/1974,Nomor
:2/M/SK/2/1974,30/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari 1974, tentang Perizinan
Usaha leasing yang merupakan landasan proses leasing di indonesia.
Lembaga pembiayaan leasing dalam terjemahan di Indonesia disebut
dengan sewa guna usaha, yaitu suatu lembaga pembiayaan yang berorientasi pada
pemberian sejumlah modal kerja dalam bentuk alat-alat produksi bisa saja berupa
kendaraan bermotor,mesin produksi,alat alat berat dan bangunan.Fasilitas yang
diadakan oleh perusahan leasing sebagai perusahaan pembiayaan sangat
meringankan konsumen yang kekurangan modal untuk membeli alat pendukung
usaha atau modal kerja mereka.
Leasing sebagai lembaga pembiayaan dalam sistem kerjanya akan
menghubungkan kepentingan dari tiga pihak yang berbeda, yaitu:
1. Lessor, adalah pihak leasing itu sendiri sebagai pemilik modal, yang
nantinya akan memberikan modal alat atau membeli suatu barang.
2. Lessee, adalah nasabah atau perusahaan yang bertindak sebagaipemakai
peralatan/barang yang akan di leasing atau yang akandisewakan pihak
lessor.
3. Supplier, sebagai pihak ketiga disebut sebagai penjual suatu barang yang
akan dibeli oleh lessor untuk disewakan kepada pihak lesee.
2
Pembiayaan yang disalurkan oleh pihak leasing tidak terlepas dari
berbagai risiko yang harus ditanggung di kemudian hari sehingga pihak leasing
harus paham dan profesional dalam menganalisis kemungkinan risiko yang akan
terjadi.Oleh sebab itu setiap pembiayaan yang diberikan harus didasarkan pada
prinsip kehati-hatian dan selalu sesuai dengan Standard Operating Procedure
(S.O.P) pembiayaan.
Kewajiban leasing untuk melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
kehati-hatian ini yang selanjutnya mengharuskan pihak leasing untuk melakukan
manajemen pengawasan risiko dalam operasionalnya dibutuhkan pula sebuah
pengendalian internal untuk menjaga setiap aset yang dimiliki dari kemungkinan
risiko pembiayaan yang terjadi secara luas, pengendalian internal dapat diartikan
sebagai serangkaian prosedur serta proses yang digunakan perusahaan untuk
mengolah informasi secara akurat, serta memastikan kapatuhan pada hukum dan
peraturan yang berlaku.
Damayanti Dian dalam bukunya berjudul (Jakarta: Salemba Empat, 2009),
387.Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang efektif merupakan komponen penting
dalam manajemen bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional lembaga
pembiayaan yang sehat dan aman.
Sistem pengendalian internal yang efektif dapat membantu pengurus
lembaga keuangan menjaga asetnya, menjamin tersedianya pelaporan keuangan
dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan lembaga
pembiayaan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta mengurangi risiko terjadinya kerugian,penyimpangan,dan pelanggaran.
PT.SINARMAS MULTI FINANCE Cabang Cikarang adalah satu
perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan dalam hal ini penulis memilih
khusus pembiyaan mobil bekas dengan kategori sasaran pembiayaan kepada
perorangan.
Beberapa tahun terakhir ini PT.Sinarmas Multifinance mulai
menggencarkan usahanya hal ini dibuktikan dengan berdirinya 106 cabang dan
sekitar 600 otlet yang tersebar diseluruh Indonesia (Arsip
3/SE/PRESDIR/SMMF/III/2017) dengan total jumlah karyawan sekitar 11.000
3
karyawan dan setiap karyawan telah dibekali S.O.P. dalam menyalurkan
pembiayaan.S.O.P. ini merupakan pedoman bagi seorang Marketing,surveyor
analisis kredit,dan Manager.Agar pembiayaan yang disalurkan bisa tepat sasaran
dan juga tidak melenceng dari prinsip pembiayaan yang sehat maka sangat
diperlukan internal kontrol di PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
Dalam menjalankan opersional perusahaannya agar terhindar dari risiko
yang terus berkembang baik dari risiko operasional,risiko kredit,risiko liquiditas,
maka diperlukan fungsi pengontrolan dan pengendalian yaitu Internal Control
System karena dalam perusahaan leasing justru resiko pada perusahaan lebih besar
dari resiko pada bank mengingat bunga leasing lebih besar dan leasing juga
mendapat pinjaman dari bank.
Tujuan utama dari pengendalian risiko pembiayaan adalah menjaga agar
semua aktivitas pembiayaan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi
kemampuan atau membahayakan kelangsungan usaha, serta memastikan semua
proses pembiayaan dilakukan sesuai pedoman pembiayaan bisnis yang sehat.
Mengingat bahwa setiap pegawai dibebani target oleh karena adanya
target tersebut, maka terkadang seorang pegawai bisa saja tidak peduli
dengan segala macam prosedur yang dibuat perusahaan saat dia berada pada
posisi terdesak apapun bisa dilakukan termasuk memberikan pembiayaan kepada
nasabah yang seharusnya tidak layak untuk diberikan pembiayaan. Maka dari itu,
di PT.Sinarmas Multi Finance Cabang Cikarang terdapat pengendalian atau
pengawasan berlapis, yaitu:
Control 1:Dilakukan oleh Surveyor,TSW (Team Support Call),TS (Team Support
),DC(Desk Call).
Control 2: Dilakukan oleh Control Intern (pengawasan audit internal) dari kantor
pusat PT.Sinarmas Multifinance.
Pengawasan internal dilakukan setiap satu kali dalam jangka enam
bulan,Seorang audit internal melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa
semua kegiatan pembiayaan ataupun operasional semua telah berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku.Seorang audit internal pembiayaan di sini akan
melakukan pengecekan secara administratif dan memastikan kebenaran data-
4
data nasabah.Meskipun kontrol sudah dilakukan berlapis oleh pihak Perusahaan
PT.Sinarmas Multi Finance Cabang Cikarang namun Internal Control System
tersebut harus lebih sering dievaluasi dan diuji.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL PADA PROSES PEMBERIAN DANA PEMBIAYAAN DI
PT.SINARMAS MULTIFINANCE CABANG CIKARANG.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah
yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem dan Prosedur pembiayaan PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang dalam menyalurkan pembiayaan.
2. Bagaimana Penerapan sistem pengendalian internal pada pembiayaan
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
3. Seberapa besar Risiko pembiayaan terhadap PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.
1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Adapun ruang lingkup penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
khusus pada PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang divisi pembiayaan
mobil bekas,menyangkut karyawan,Suplier (Show Room rekanan),dan nasabah
dengan cara sampling adapun alamat kantor cabang tempat penulis melakukan
penelitian skripsi ini adalah PT.SINARMAS MULTI FINANCE yang beralamat
di Jalan Niaga Raya Kawasan Industri Jababeka II di Ruko Metro Boulevard
Kavling A-22 Jababeka II Desa Pasirsari,Kecamatan Cikarang Selatan,Kabupaten
Bekasi
Telephone : (021) 8984.2365 Fax :(021) 8984.2365
Email : simasfinace.com
Periode 30 Februai 2017 sampai dengan 30 Juli 2017
5
Peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Sistem dan prosedur pembiayaan pada nasabah yang berdomisi
maksimal 60 kilometer dari kantor cabang PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang,dengan cara acak.
2. Penerapan sistem pengendalian internal (Internal Control) pada
pembiayaan PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
3. Penerapan Analisis Resiko Kredit atas resiko Liquiditas pada analis
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka rumusan
masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur evaluasi proporsional pembiayaan PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang ?
2. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal pada pembiayaan
mobil di PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
3. Bagaimana penerapan Analisis risiko kredit atas risiko liquiditas pada
analis PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada rumusan masalah masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui tentang sistem dan prosedur pada pembiayaan mobil di
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
2. Untuk mengetahui tentang penerapan sistem pengendalian internal
pada pembiayaan PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
3. Untuk mengetahui tentang Analisis Resiko Kredit atas resiko Liquiditas
pada analis PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
6
I.6 Metode Penelitian
Untuk menghasilkan suatu hasil penelitian yang obyektif, maka
diperlukan suatu metode penelitian.Dalam penyusunan skripsi ini adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif yaitu metode yang memberikan gambaran secara
sistematis dan akurat berdasarkan fakta-fakta yang ada yaitu dengan cara
wawancara,survey,menghimpun data dan kemudian menganalisa data yang
relevan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
1.6.1 Data Yang Dikumpulkan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka data yang akan
dikumpulkan oleh peneliti antara lain:
A.Data primer, yang meliputi:
1. Data tentang prosedur pelaksanaan pembiayaan PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.
2. Data tentang penerapan Sistem Pengendalian Internal pada
pembiayaan PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
B.Data sekunder, yang meliputi:
1. Teori tentang Sistem Pengendalian Internal.
2. Teori tentang manajemen risiko perbankan.
3. Teori tentang pembiayaan.
4. Buku Pedoman serba serbi tentang leasing.
1.6.2 Sumber Data
Sumber data merupakan subjek penelitian yang berupa benda atau
orang yang di dalamnya yang melekat tentang objek penelitian.
Data penelitian ini berasal dari sumber primer dan sumber sekunder.
A.Sumber Primer
Sumber primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari responden baik yang dilakukan melalui wawancara,observasi, kuisioner,
dan lain sebagainya.
7
Dalam penelitian ini, sumber primer bersumber dari hasil wawancara dan
observasi terhadap Marketing,Surveyor,Analisis,Staf,Branch Manager,staf audit
internal,nasabah,dan Show Room,pada PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang.
B.Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan.
Data sekunder merupakan pelengkap data primer, dimana data sekunder memuat
teori-teori, sedangkan data primer merupakan bentuk prakteknya.Sumber
sekunder dalam penelitian ini berasal dari buku atau literatur lain,
meliputi:Drs.Amin Widjaja Tunggal,Teknik-Teknik Audit Internal,Jakarta:
Harvarindo 2016 Mardi, Sistem Informasi Akuntansi, Bogor: Ghalia
Indonesia,2011.
Ismail Nawawi Uha,Metoda Penelitian Kualitatif (Jakarta:Dwiputra Pustaka
Jaya, 2012), 179. P. Joko Subagyo,Metode Penelitian dalam Teori dan
Praktik(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 87.Ibid, 88.
SE No. 5/22/DPNP Tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi
Bank Umum.Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Auditing: Konsep Dasar dan
Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
M. James Reeve, et.al,Pengantar Akuntansi-Adaptasi Indonesia jilid 1, Jakarta:
Salemba Empat, 2009.
Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan di Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat, 2013. Haris Herdiansyah,Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-
Ilmu Sosial(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), 123.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D(Bandung: ALFABETA, 2010), 422.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik(Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), 229.
8
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,maka
diperlukan teknik-teknik dalam pengumpulan data diantara teknik pengumpulan
data yang dapat dilakukan, yaitu:
A. Teknik Observasi/Pengamatan
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian yang telah diamati oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi non-partisipatif,
dimana peneliti tidak melibatkan diri kedalam objek observasi secara langsung
namun hanya melakukan pengamatan sepintas pada saat tertentudisini peneliti
melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan operasional
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang untuk mengetahui penerapan Sistem
Pengedalian Internal pada pembiayaan mobil bekas,hasil pengamatan kemudian
dihubungkan dengan fakta dilapangan.
B.Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang
yang diwawancarai.Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi-terstruktur, di mana pertanyaan yang disampaikan terbuka yang
jawabannya tidak terbatasi namun masih dalam lingkup tema yang telah
ditentukan dalam halini, peneliti melakukan wawancara pada pihak-pihak yang
terkait dalam tema penelitian ini, yaitu para pegawai PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang yang terdiri dari staf analis pembiayaan marketing,surveyor
dan staf audit internal pembiayaan.
D.Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
wawancara dan observasi.Metode dokumentasi merupakan suatu metode
pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai variabel penelitian
9
yang berupa catatan, transkrip, arsip, dan dokumen yang lainnya. Peneliti
mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti
dokumententang formulir permohonan pembiayaan,sertifikasi jaminan
fidusia,perhitungan kredit,S.O.P karyawan,M.O.U Show Room (Suplier) dengan
PT.Sinarmas Multifinance.
1.6.4 Teknik Pengolahan Data
Beberapa teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, antara
lain:
A. Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul,meliputi
kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban,dan relevansi
jawaban dengan tema penelitian yang dilakukan.
B. Organizing, yaitu kegiatan/proses mengatur dan menyusun kembali data
yang telah didapatkan dari hasil penelitian menjadi suatu kesatuan yang
teratur dan mengelompokkannya secara sistematis.
C. Analizing, yaitu proses menganalisis data yang telah diperoleh dari
penelitian untuk kemudian diambil kesimpulannya sehingga mampu
menjawab rumusan masalah yang ada.
1.6.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan deskriptif analisis,dimana
peneliti memaparkan hasil penelitian berdasarkan situasi yang telah diteliti yang
kemudian dinarasikan dalam bentuk uraian naratif. Peneliti menggunakan
metode ini, karena penelitian bersifat deskriptif kualitatif yang menghasilkan data
berupa narasi dari hasil wawancara, observasi,dan analisis dokumen yang
didapat, sehingga hasil penelitian tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka.
10
Dengan deskriptif analitis, peneliti akan memaparkan tentang prosedur
pembiayaan usaha dan penerapan Sistem Pengendalian InternalPT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.
Analisis data dilakukan dengan pola pikir deduktif,Yaitu metode
berpikir bertolak dari hal yang umum ke hal yang bersifat khusus berdasarkan
sesuatu yang umum tersebut, kemudian ditarik sebuah kesimpulan tentang
hal-hal yang khusus berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sini peneliti
juga berusaha untuk menemukan kelebihan ataupun kekurangan dari penerapan
Sistem Pengendalian Internal pada pembiayaan PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang.
1.7 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.7.1 Manfaat Untuk Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengetahui dan membandingkan antara teori yang dipelajari dibangku
perkuliahan dan praktek berorganisasi pada satu lingkungan khususnya
perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan,dan juga sebagai bahan masukan
dan pertimbangan bagi penulis untuk menambah ilmu ekonomi khususnya tentang
sistem pengendalian internal.
1.7.2 Pembaca
Untuk menambah ilmu perbendaharaan bagi para pembaca dan sebagai
masukan bagi pihak perpustakaan Universitas Presiden khususnya bagi Fakultas
Bisnis Jurusan Akuntansi agar dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang
akan melakukan penelitian.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Umum Leasing
Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai
sewa menyewa pengertian yang seperti ini banyak dipakai dalam bidang sewa
menyewa rumah atau gedung dimedia elektronik,atau pun media masa sering kita
dapati iklan yang berbunyi For lease untuk rumah serta gedung-gedung
perkantoran pengenalan pengertian lease secara umum ini sengaja diketengahkan
lebih dahulu karena hal tersebut adalah sesuai dengan tahapan-tahapan dalam
mempelajari sesuatu yaitu pertama-tama mempelajari hal hal yang bersifat umum
terlebih dahulu untuk kemudian mempelajari yang bersifat khusus.
Beberapa persyaratan serta ciri-ciri tersebut antara lain adalah :
Obyek Leasing
Meliputi segala macam barang modal mulai dari pesawat terbang hingga mesin-
mesin dan komputer untuk keperluan perkantoran. Pembayaran secara berkala
dalam jangka waktu tertentu.Dalam sewa-menyewa biasanya cara pembayaran
dilakukan sekali untuk suatu periode tertentu,bisa dilakukan setiap bulan, setiap
kuartal atau setiap setengah tahun sekali.
Nilai sisa atau Residual Value
Pada perjanjian leasing ditentukan suatu nilai sisa.Penyusutan dan amortisasi
fiskal menggunakan bulan sebagai dasar perhitungan.Apabila harta tersebut
diperoleh dalam bagian tahun maka penyusutan dihitung sebanyak bulan
pemakaian dibagi 12 bulan.
Hak opsi bagi Lessee
Pada akhir masa leasing lesse mempunyai hak untuk menentukan apakah dia ingin
membeli barang sebesar nilai sisa ataukah mengembalikan kepada lessor. Pada
perjanjian sewa menyewa jika masa sewa telah berakhir maka penyewa wajib
mengembalikan barang tersebut kepada pihak yang menyewakan.
12
Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian Leasing
Dua pihak yang terlibat adalah lessor dan lesse. Pada perjanjian sewa-menyewa
siapa saja boleh menjadi lessor sedangkan pada perjanjian leasing hanya
perusahaan-perusahaan keuangan yang boleh menjadi lessor.
Pemerintah Republik Indonesia pada Tahun 1974 telah mengeluarkan
suatu Surat Keputusan mengenai leasing berupa surat Keputusan Bersama Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No. : Kep-122/MK/IV/2/1974, 32/M/SK/2/1974, 30/Kpb/I/1974 Tanggal 7
Februari 1974. Pengertian mengenai leasing dalam Surat Keputusan Bersama
tersebut adalah:
“Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu badan atau perusahaan untuk
suatu jangka waktu tertentu,berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilai sisa yang telah disepakati bersama”.
Dalam pengertian dari Surat Keputusan Bersama ini lebih ditegaskan lagi
pengertian mengenai obyek leasing yaitu berupa “barang-barang modal”.Menurut
Drs.C.D.Marpaung,Ak.,perusahaan leasing adalah perusahaan yang memberikan
jasa dalam bentuk penyewaan barang-barang modal atau alat-alat produksi dalam
jangka waktu menengah atau jangka panjang dimana pihak penyewa (lesse) harus
membayar sejumlah uang secara berkala yang terdiri dari nilai penyusutan suatu
obyek lease ditambah dengan bunga, biaya- biaya lain serta profit yang
diharapkan oleh lessor. Drs.C.D. Marpaung Ak., menyebutkan jangka waktu
perjanjian leasing hanya untuk jangka menengah dan jangka panjang. Memang
dalam praktek jarang sekali ditemui perjanjian leasing yang dilakukan untuk masa
waktu kurang dari satu tahun. Meskipun secara hukum tidak terdapat batasan
mengenai hal ini namun pada hakikatnya lesse tidak akan banyak memperoleh
manfaat dari leasing dikarenakan besarnya rental masih tinggi namun kontrak
leasing di bawah 1 tahun ini banyak dilakukan pada operating lesse.Dari segi
fleksibilitas yang merupakan ciri utama daripada leasing saya masih melihat
13
adanya kemungkinan dilakukannya transaksi leasing dengan jangka waktu yang
pendek, yaitu apabila dibutuhkannya dana modal kerja jangka pendek maka hal
ini bisa diatur dengan Sale and Lease Back Agreement dengan balooming rental
yaitu rentalnya kecil dan residual valuenya besar.
2.1.1 Jenis-Jenis Leasing
Secara umum jenis leasing bisa dibedakan menjadi dua kelompok utama .
Perbedaan dua jenis ini adalah mengenai hak kepermilikan secara hukum,cara
pencatatan dalam akuntansi serta besarnya rental.
Dua jenis tersebut ialah:
A. Financing Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga
keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suatubarang modal menentukan
sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga
mengadakan negosiasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat
perawatan serta lain-lain hal yang yang berhubungan dengan pengoperasian
barang tersebut.
Sedangkan lessor hanya berkepentingan mengenai kepermilikan barang
secara hukum.Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang
tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee.
B. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan
kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam prakteknya lessee membayar
rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya
yang telah dikeluarkan lessor.
Di dalam menetukan besarnya rental, lessor tidak memperhitungkan biaya-
biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang
tersebut masih cukup tinggi.
2.1.2 Segi-Segi Keuntungan Leasing
14
Bagi lessee yang selama ini memperoleh manfaat dari leasing tentu
mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka berhubungan serta mengadakan
transaksi dengan perusahaan leasing.
Secara umum beberapa segi keuntungan leasing adalah:
A.Penghematan modal
Dengan adanya sistem pembiayaan melalui leasing, lessee bisa
mendapatkan dana untuk peralatan atau mesin-mesin untuk proses produksinya
hingga sebesar 100 % dari harga barang tersebut.
B.Sangat flexibel
Pengertian Flexibel ini bersifat luas yang merupakan ciri utama bagi
kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank Fleksibilitas ini meliputi
struktur kontraknya, besarnya pembayaran rental, jangka waktu pembayaran serta
nilai sisanya.
a) Sebagai sumber dana
Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan industri
maupun komersil. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu dengan sale
dan leaseback atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu
fasilitas kredit yang sudah ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan
siap digunakan setiap saat.
b) On and off balance sheet
Tanpa adanya maksud melakukan windows dressing, leasing sesuai
dengan kebutuhannya bisa dibukukan dengan menggunakan on atau off
balance sheet untuk keperluan perhitungan pajak digunakan off balance
sheet.
c) Menguntungkan cash flow
Fleksibilatas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan cash
flow. Untuk suatu investasi dimana pendapatan penjualan diperoleh secara
musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa
akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah
timbulnya gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan.
15
d) Menahan pengaruh inflasi
Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental yang sama.
Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang atau bisa
dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata
uang kemarin.
e) Sarana kredit jangka menengah dan jangka panjang
Terutama di Indonesi,saat ini dirasakan sangat sulit untuk mendapatkan
dana pinjaman rupiah untuk jangka menengah dan jangka panjang. Untuk
mengatasi hal tersebut, leasing merupakan salah satu altenatif yang bisa
memenuhi kebutuhan ini.Melalui sale and lease back maka lesse akan bisa
mendapatkan dana yang diperlukan dengan masa pengembalian jangka
menengah atau panjang.
Bahkan leasing juga bisa melakukan bullet repayment seperti pada long
term bank loan, dimana rental ytang dilakukan tiap bulan hanyalah
merupakan pembayaran interest saja.
f) Dokumentasi sangat sederhana
Leasing biasanya menggunakan dokumentasi yang sudah standar adalah
lebih simple bagi lessee untuk melakukan transaksi leasing yang
berikutnya dengan mengikuti dokumentasi yang sudah ada dibanding
dengan merundingkan pinjaman baru dari bank.
g) Berbagai biaya yang ada bisa dikelompokan dalam satu paket
Sebagai akibat dari pembelian suatu barang akan menimbulkan biaya
antara lain berupa biaya pengiriman, biaya pemasangan, konsultasi fee,
biaya down payment, dan termasuk juga biaya premi asuransi.
Semua biaya tersebut bisa digabung menjadi satu dengan harga barang
untuk kemudian diamortisasikan sepanjang masa leasing.
16
2.2 Pengendalian Internal
Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas
sebuah objek,organisasi,atau sistem.Pengendalian meliputi semua
metode,kebijakan,dan prosedur organisasi yang menjamin harta dan kekayaan
perusahaan,akurasi dan kelayakan data manajemen lainnya.Istilah yang biasa
dipakai untuk pengendalian internal adalah sistem pengendalian internal,sistem
pengawasan internal,struktur pengendalian internal. Pengendalian internal
dirancang dengan baik akan dapat mendorong ditetapkannya kebijakan
manajemen.Selain itu juga mendorong terciptanya efesiensi operasi,yaitu
melindungi aktiva dari pemborosan,kecurangan,dan pencurian serta menjamin
terciptanya data akuntansi yang tepat dan bisa dipercaya. Sedangkan internal
adalah sesuatu yang bersangkutan dengan hal-hal yang ada didalam sebuah
objek,organisasi,dan sistem.
2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya
manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu
organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber
daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud
(seperti mesin bangunan dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau
hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan
dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen,
parapemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan
(stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem
tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang
digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin
atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau
17
dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau
dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur
yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi
keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang
berlaku.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan
keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian
tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi.
Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya, memastikan
pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-
benar dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan
pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian
intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) Tahun
1977 dan Sarbanes-Oxley Tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan
pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.
2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen
perusahaan/organisasi/entitas agar, tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat
dicapai. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya Kegiatan
perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku pengendalian intern
dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan.
Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana
menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan
informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.2.3 Elemen-Elemen Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission
(COSO) memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang
meliputi: Pengendalian Lingkungan (Control Environment), Penilaian resiko (Risk
Assesment), Pengendalian Prosedur (Control Procedure), Pemantauan
(Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
18
1.Pengendalian Lingkungan
Ini mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya
pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal
dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi
manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi
(terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan.
COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern sebagai
pembaharuan dari pengendalian manajemen, pengendalian manajemen lebih
menekankan terhadap prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan
peran manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.
2.Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya
resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis
(profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi
dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan
yang dapat meminimalkannya.
3.Pengendalian Prosedur (Control Activities)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja
sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi
terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal
sebagai berikut:
Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib Pelimpahan tanggung jawab
Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait Pemisahan fungsi akuntansi,
penyimpanan aset dan operasional.
4.Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern
dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan
usaha manajemen.
19
Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati
perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem
akuntansi penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi
perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau
kegiatan usaha.
Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung
jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga
sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas
laporan keuangan.
5. Pengendalian Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh
manajemen pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan
hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
2.3 Risiko Pembiayaan
Risiko pembiayaan adalah : merupakan risiko kegagalan nasabah untuk
memenuhi kewajibannnya secara penuh dan tepat waktu sesuai dengan
kesepakatan. Risiko pembiayaan muncul jika leasing tidak bisa memperoleh
kembali cicilan pokok dan/atau margin dari pinjaman yang telah diberikannnya
atau investasi yang telah dilakukannya.
Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah mudahnya leasing
dalam memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlaludituntut
untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang
cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang
dibiayainya. Risiko pembiayaan yang merupakan penyebab terjadinya
pembiayaan macet bisa timbul karena beberapa faktor.
Seperti yang diungkapkan oleh Teguh Pudjo Muljono dalam
bukuManajemen Risiko Perbankan di Indonesia yang ditulis oleh Bambang
20
Rianto Rustam, dalam buku Manajemen Risiko Pembiayaan di Indonesia
(Jakarta:Salemba Empat, 2013), 59 ada beberapa faktor penyebab kredit macet,
yaitu internal dan eksternal yang diungkapkan dalam tabel berikut:
Faktor INTERNAL Faktor EXTERNAL
1. Adanya self dealing atau tindak
kecurangan dari aparat pengelola
pembiayaan.
1. Keadaan perekonomian makro/
kegiatan politik/ kebijaksanaan
pemerintah yang di luar jangkauan
bank untuk diperkirakan.
2. Kurangnya pengetahuan/ keterampilan dari
para aparat pengelola pembiayaan.
2.Adanya bencana alam dan kejadian
lain di luar dugaan.
3.Kurang baiknya manajemen sistem
informasi yang dibangun pada bank
3.Adanya itikad baik nasabah yang
diragukan.
4.Tidak adanya kebijakan
pembiayaan yang baik pada Leasing
4.Adanya persaingan yang cukup
tajam diantara perbankan itu sendiri,
sehingga bank yang bersangkutan
tidak mampu untuk melakukan
seleksi risiko usahanya dalam bidang
pembiayaan.
5. Kurangnya pengawasan pembiayaan
yang dilakukan oleh bank kepada
nasabah debiturnya.
5.Adanya tekanan-tekanan dari
berbagai kekuatan politik di luar
bank sehingga menimbulkan
kompromi terhadap prinsip
pembiayaan yang sehat.
6.Adanya sikap yang ceroboh, lalai,
dan menggampangkan dari pengelola
pembiayaan.
6.Adanya kesulitan/ kegagalan
dalam proses likuidasi dan akad
pembiayaan yang telah disepakati
antara nasabah dengan leasing.
Tabel 2.1: Faktor Faktor Penyebab Nasabah macet
Berikut adalah penjelasan atas setiap proses manajemen risiko
pembiayaan:
Sistem informasi yang dimiliki harus mampu mengakomodasi strategi
mitigasi risiko kredit malalui berbagai macam metode atau kebijakan, misalnya
penetapan limit, asuransi, agunan, dan lain-lain.
21
Sistem pengendalian internal dalam penerapan manajemen risiko
pembiayaan menerapkan sistem pengendalian internal pada manajemen
risiko pembiayaan setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Sistem kaji ulang yang independen dan berkelanjutan terhadap efektifitas
penerapan proses manajemen risiko pembiayaan yang setidaknya memuat
evaluasi proses administrasi, penilaian akurasi penerapan pemeringkatan
internal, atau penggunaan alat pemantauan lainnya, dan efektivitas
pelaksanaan satuan kerja atau petugas yang melakukan pemantauan kualitas
pembiayaan.
b) Sistem kaji ulang internal oleh individu yang independen dan unit bisnis
untuk membantu evaluasi proses pembiayaan secara keseluruhan, menentukan
akurasi peringkat internal, dan menilai apakah account officermemonitor
pembiayaan secara individual dengan tepat.
c) Sistem pelaporan yang efisien dan efektif untuk menyediakan informasi
yang memadai kepada dewan komisaris, direksi, dan komite audit.
d) Audit internal atas proses risiko kredit dilakukan secara periodik,yang
meliputi :
1. Aktivitas penyediaan dana telah sejalan dengan kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan.
2. Seluruh otorisasi dilakukan dalam batas panduan yang diberikan.
3. Kualitas individual pembiayaan dan komposisi portofolio telah dilaporkan
secara akurat kepada direksi.
4. Terdapat kelemahan dalam proses manajemen risiko pembiayaan,
kebijakan, dan prosedur, termasuk setiap pengecualian terhadap kebijakan,
prosedur, dan limit.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang dilakukan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah
metode kualitatif deskriptif yaitu metode yang memberikan gambaran secara
sistematis dan akurat berdasarkan fakta-fakta yang ada yaitu dengan cara
wawancara,survey,menghimpun data dan kemudian menganalisa data yang
relevan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Menurut Sugiono (2005) Metode dikriptif kualitatif:suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Sedangkan menurut Whitney (1960) Metode deskriptif Kualitatif : pencarian fakta
dengan interprestasi yang tepat
3.2 Objek Penelitian
Menurut Sugiono (2006 : 32) dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis”
pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang,objek atau
kegiatan yang mempunyai variabel yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Penulis melakukan penelitian atas sistem pengendalian internal
PT.SINARMAS MULTI FINANCE yang beralamat diJalan Niaga Raya
Kawasan Industri Jababeka II di Ruko Metro Boulevard Kavling A-11 Dan 22
Jababeka II RT.001/002 Desa Pasirsari Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten
Bekasi
Telephone : (021) 8984.2365 Fax : (021) 8984.2365
Email : simas finace.com
Periode 30 Februari 2017 sampai dengan 30 Juli 2017
23
3.2.1 Proses Pengumpulan Data
3.2.1.1 Sumber Data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang
diantaranya data dari Karyawan kantor Cabang PT.Sinarmas Multifinance
Cikarang seperti Branch Manager,Head office,Marketing,dan lain-lain.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara seperti surat kabar,majalah,internet buku literatur dan
lain-lain.
3.2.1.2 Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang
akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan studi lapangan
yang dilakukan adalah :
1) Wawancara (Interview)
Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan topik yang dibahas yaitu mengenai sistem
pengendalian internal pada proses pemberian dana.
2) Pengamatan (Observasi )
Pengamatan yang dilakukan dengan cara kunjungan kelapangan,dan
memperhatikan cara kerja karyawan PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang.
3) Pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang diperlukan dengan melakukan pengamatan
dan meminta data yang dapat diperoleh langsung pada bagian yang terkait
dengan objek yang diteliti.
2. Studi kepustakaan ( library research)
Teknik pengumpulan data melalui media informasi atau berbagai referensi
yang berhubungan dengan objek yang diteliti
24
3.3 Penerapan Sistem Pengendalian Internal pada Pembiayaan Mobil
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
Sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh pembiayaan Mobil
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang sebagai upaya dalam melakukan
pengendalian terhadap pembiayaan maka,tujuan utama dari pengendalian
pembiayaan mobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang adalah untuk
menjaga agar semua aktivitas pembiayaan mobil tidak menimbulkan kerugian
yang melebihi kemampuan atau membahayakan kelangsungan perusahaan,serta
memastikan bahwa semua proses pembiayaan dilakukan sesuai dengan pedoman
pembiayaan yang sehat.
Pelaksanaan pengendalian internal pada pembiayaan mobil PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang dilakukan oleh staf yang berkedudukan dikantor
pusat yang sering disebut dengan Kontrol Internal atau internal audit, dimana
proses pelaksanaan pemeriksaaan (assessment) dengan jangka waktu 6 bulan
sekali untuk setiap kantor cabang.
Namun, pelaksanaan assessment bisa juga dilakukan sewaktu-waktu tanpa
mengikuti jadwal berdasarkan pertimbangan hal yang lain.
Dalam proses assessment, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan.
Hal-hal tersebut mencakup:
1) Kepatuhan karyawan terhadap pedoman perusahaan.
2) Proses kewenangan dan pengambilan keputusan.
3) Prosespencairan dana sestelah disetujui oleh pejabat perusahaan.
4) Kualitas dan kesesuaian pembiayaan.
Wawancara, Cikarang, 02 Juni 2017 di PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang dengan Bpk.Eko Rianto Staf Audit Intern kantor pusat
Pemeriksaan (Assessment) dalam rangka pengendalian internal pada
pembiayaan mobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
1. Tahap Awal Perkenalan.
25
Pada tahap ini, manajer kontrol internal di Kantor Pusat akan
berkoordinasi dengan staf di masing-masing kantor cabang pembiayaan Mobil
tanpa membeda bedakan kantor PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang,
yaitu untuk melakukan monitoring dalam menentukan pelaksanaan assessment.
Pada tahap ini staf dari kantor pusat akan diberi surat tugas setiap kali
melakukan kunjungan/pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan kekantor
cabangpembiayaanmobil PT.Sinarmas Multifinance.
Pada hari pertama pelaksanaan assessment,petugas audit internal akan
melakukan surprise audit.Lalu proses assessment dilanjutkan dengan
pengambilan formsampel nasabah yang akan diperiksa, dalam hal ini audit
internal akan berkoordinasi dengan kepala cabang dan menyerahkan copy
dokumen yang diperlukan sebagai sampel.
Pemerikasaan terhadap sampel harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
1)Semua nasabah atau debitur yang menunggak >30 hari.
2)Semua BPKB yang sedang dijaminkan.
2. Tahap Pemeriksaan Dokumen.
Tahap pemeriksaaan dokumen dilakukan dengan cara pemeriksaan
terhadap kelengkapan dan kesesuaian pada seluruh dokumen.
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan dalam rangka pemeriksaan dokumen,
yaitu:
1. Penilaian kelengkapan dokumen berdasarkan pedoman perusahaan yang
berlaku.
2. Penilaian kesesuaian antara copy dokumen debitur dan copy dokumen
jaminan dengan dokumen yang asli.
3. Penilaian kelengkapan pengisian form aplikasi dan file pembiayaan
lainnya.
4. Kesesuaian batas kewenangan yang dilakukan.
Jika terdapat temuan pada tahap ini, maka petugas audit internal akan
mencatat temuan tersebut pada kertas kerja assessment serta mengumpulkan
26
bukti-bukti terkait. Setelah itu, petugas akan menentukan nasabah yang akan
dikunjungi dalam hal pemeriksaan lebih lanjut.
3.Tahap Kunjungan
Pada tahap ini petugas internal audit akan melekukan hal sebagai berikut:
1. Kunjungan terhadap tempat usaha/tempat tinggal/lokasi jaminan.
Kunjungan nasabah dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan pihak
kantor cabang.
Perangkat kerja yang digunakan saat kunjungan dapat berupa kertas
kunjungan nasabah, kamera digital,Handphone Android,kendaran dan
lain-lain.
2. Apabila terdapat temuan yang membutuhkan pernyataan tertulis, maka
petugas internal audit akan meminta penjelasan kepada nasabah terkait
kronologi kejadian.
Penerapan pengendalian internal yang dilakukan oleh staf internal audit
terkait dalam penyaluran pembiayaan dana oleh PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang adalah berupa proses manajemen risiko pembiayaan. Para
pegawai diharuskan untuk mengantisipasi segala kemungkinan risiko yang timbul
akibat pembiayaan yang tidak profesional.
Dengan adanya manajemen risiko yang diterapkan sejak dini mulai dari
tahap awal pengajuan pembiayaan hingga pada proses pelunasan, tindakan ini
diharapkan mampu dalam meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dikemudian
hari,terutama risiko pembiayaan macet.
Proses manajemen risiko yang dilakukan oleh analis pembiayaan dan
pimpinan kantor cabang yang melibatkan marketing,surveyor adalah dalam
rangka pelaksanaan pengendalian internal pembiayaan pada pemberian dana oleh
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
27
3.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab seorang Marketing,Surveyor,Credit
Analis.
Hasil Wawancara dengan Marketing
Hasil Wawancara, Cikarang, 07 Juni 2017 di PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang dengan Bpk.Sopar Wilson Sianipar sebagai koordinator
marketing memaparkan,
seorang marketing dituntut untuk bisa mencari aplikasi sebanyak-
banyaknya yang kemudian dibawa kekantor yaitu dengan cara berkunjung ke
show room terdekat maksimal jarak adalah 60 km dari kantor PT. Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.Sebelum terjun kelapangan, maka seorang
marketing harus mempersiapkan diri,terutama penampilan dan pengetahuan yaitu
berpakaian rapih,menguasai perhitungan kredit,menguasai suku bunga dan fee
yang akan diberikan ke show room,apabila show room itu tertarik dengan produk
pembiayaan PT.Sinarmas Multi finance Cabang Cikarang dan mau bekerja sama
dalam hal pembiayaan, maka direktur pihak show room akan melakukan
perjanjian dengan pihak PT.Sinarmas Multi Finance Cabang Cikarang adapun isi
perjanjiannya adalah masing masing pihak harus dipercaya,pihak PT.Sinarmas
Multi Finance Cabang Cikarang akan menjamin memberikan laba dan fee sesuai
dengan perjanjian dan akan mentransfer pelunasan kerekening Direktur Show
Room sesuai dengan jangka waktu yang dijanjikan dan sesuai nominal, pihak
show room akan menjamin kooperatif dalam memberikan informasi harga mobil
dan menjamin mobil yang akan dijual adalah milik sendiri,kemudian pihak show
room di tuntut untuk membuka rekening Bank Sinarmas yang dituntun oleh
marketing sebagai wadah pelunasan atas penjualan kredit yang akan dilakukan
setelah ada aplikasi yang diterima, maka seorang marketing akan pra survey ke
rumah calon debitur.
Marketing dituntut agar bisa bersikap profesional dalam hal menjalankan
pekerjaannya, harus mampu menerangkan jumlah angsuran kepada calon nasabah
dan seorang marketing juga bertugas mengumpulkan persyratan calon debitur
28
seperti Foto Copy KTP,KK,Bukti Kepemilkan Tempat Tinggal,Bukti
Penghasilan,NPWP,Surat Nikah,Rekening Koran,STNK dan BPKB yang akan
dijaminkan,diposisi ini marketing memiliki target penjualan tetapi juga memiliki
SOP(Standard Operational Procedur) dengan kata lain seorang marketing
dipaksa berjualan yang banyak tetapi calon nasabahnya haruslah nasabah yang
berkwalitas dan sesuai dengan prosedur,karena apabila sudah menjadi nasabah
akan dipertanggung jawabkan marketing selama umur 6 bulan setelah dana cair ke
show room rekanan dan apabila dikemudian hari didapati kecurangan seorang
marketing memanipulasi data, maka akan diberikan sanksi dari perusahaan dan
yang lebih besar adalah sanki hukum dari pihak yang berwajib.
Hasil Wawancara dengan Surveyor
Hasil Penelitian dan Wawancara dengan Imam dan Chandra sebagai
Surveyor, PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang pada tanggal 15 Juni 2017.
Secara struktur organisasi maka surveyor dibawah tanggung jawab koordinator
surveyor dan mendapat pengawasan langsung dari OH (Operational Head), maka
seorang surveyor dalam proses pemberian kredit kepada calon konsumen
diperlukan survey yang lengkap,mengenai kelayakan calon konsumen, sehingga
seorang surveyor harus mampu menggali informasi sebanyak banyaknya dan
selengkap lengkapnya atas calon konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas
yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan pada analis pembiayaan.
Seorang surveyor harus profesional dan mampu menjalankan tugasnya dan
mempunyai Motto Jujur dan Independen : yaitu surveyor menginformasikan data
apa adanya sesuai dengan data yang didapatnya dilapangan tanpa ada interpensi
dari internal perusahaan seperti Marketing,Staf dan pimpinan,maupun eksternal
perusahaan seperti : show room,Calon Nasabah dan agen atau mediator,selain itu
seorang surveyor harus dituntut bertanggung jawab yaitu : dapat dipercaya dan
mempertanggung jawabkan kebenaran data informasi yang didapat,seorang
surveyor juga harus cepat dan tanggap,yaitu dapat memanfaatkan waktu yang
singkat.
Adapun hal-hal yang tidak boleh dilakukan surveyor adalah :
29
1. Indispliner waktu pada saat jam kerja.
2. Memanipulasi data kelengkapan kredit.
3. Meminta imbalan kepada calon debitur.
4. Didampingi marketing atau show room pada waktu melakukan survey
kerumah calon debitur.
5. Menerima aplikasi dari pihak lain kecuai dari koordinator surveyor.
6. Menjanjikan pencairan dana kepada calon debitur.
Hasil Wawancara Kredit Analis
Wawancara Cikarang, 20 Juni 2017.di PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang dengan Bpk.Arfin Suparmin sebagai Koordinator Kredit Analis Cabang
Cikarang menuturkan:
Bahwa Seorang analisis pembiayaan dituntut untuk mampu menganalisis
apakah calon nasabah ini memiliki prospek yang baik. Dengan menggunakan
teknik analisa 5C (capacity,caracter,corateral,capital,condition),yang paling
utama adalah penilaian karakter, kapasitas, dan Corateral.
1. Analisis karakter nasabah dilakukan melalui BI Checking dan analisis kondisi
lingkungan nasabah dan dengan melakukan interview langsung dengan
nasabah.
2. Analisis terhadap kapasitas nasabah dilakukan dengan melakukan pengecekan
atas nota, pembukuan,slip gaji,omset, rekening koran 3 bulan
terkhir,pendapatan bersih, dengan dikurangi biaya-biaya yang ditannggung
oleh calon nasabah,serta jumlah pinjaman/angsuran yang ada di bank lain.
3. Analisis (Corateral), harus disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh peraturan kantor cabang masing-masing biasanya pembiayaan akan
diambil maximal 80% dari harga jual rata rata mobil.
Contoh : Harga rata-rata mobil Toyota Advanza 2010 adalah Rp.100.000.000,-
maka pembiayaan 80% x 100.000.000,- adalah Rp.80.000.000 dan untuk
pembiayaan >Rp 200.000.000,akan lebih teliti karena selain melakukan analisa
seperti di atas dilakukan pula analisa
SWOT(Strenght,Weakness,Opportunity,Threat) untuk melihat prospek usaha
30
yang dijalankan oleh calon nasabah dengan analisis SWOT, pihak perusahaan
akan mengetahui seberapa kuat usaha yang dijalankan calon nasabah ditengah
para pesaingnya dan dalam ekonomi global.
3.4 Pengawasan Terhadap Nasabah Setelah Proses Pencairan
Hasil wawancara dengan Team support
Hasil Wawancara dengan Bapak Dodi Permana,sebagai Team Support
(kolektor) Mobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.pada tanggal 24
Juni 2017.
Pengawasan terhadap nasabah tetap dilakukan oleh pihak PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang meskipun pencairan pembiayaan telah dilakukan
namun aktivitas monitoring nasabah dilakukan pada H+7 setelah pencairan
pembiayaan hal ini merupakan upaya dalam meminimalisir risiko pembiayaan
macet yang mungkin terjadi,adapun kegiatan yang dilakukan oleh pihak
PT.Sinarmas Multi Finance Cabang Cikarang setelah pencairan dana (H+7)
adalah sebagai berikut :
1. Team Suport Call ( TSC)
TSC akan mengantarkan kontrak dan juga sertifikat asuransi kerumah debitur
H+7 selain itu melakukan pengawasan terhadap usaha dan jaminan yang ada
pada nasabah (Debitur) untuk menganalisa apakah usaha atau pekerjaan
nasabah berjalan dengan lancar atau apakah data yang dilaporkan oleh surveyor
sesuai atau tidak.Seorang TSC harus membuat laporan yang sebenar-benarnya
kepada Office Head tepat waktu,adapun taggung jawab TSC bersama surveyor
akan mengawasi dan menagih ansuran debitur yang macet mulai dari < 30 hari
selama 6 bulan sejak dana dicairkan.
2. Desk call
Desk Call juga turut berkontribusi dalam melakukan maintance terhadap para
nasabah atau debitur yang sedang macet ansurannya,seorang desk call akan
beraktifitas menelepon nasabah atau debitur melalui telepon kantor terutama
kepada nasabah yang sudah keterlambatan < 30 hari,dan hasil dari komunikasi
31
dengan nasabah akan di catat secara komputerisasi dan menggunakan sistem
untuk menjadi arsip dan dokumen dikemudian hari apabila dibutuhkan
,biasanya yang sering dicatat adalah tentang kapan janji bayar debitur.
3. TS Team Support
TS (TeamSupport) atau sering disebut kolektor di PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang ikut memonitor kelancaran nasabah seorang TeamSupport
akan berkunjung dan keliling dari rumah kerumah debitur yang lainnya untuk
menagih ansuran yang berada diatas 6 bulan dan keterlambatan > 10 hari,dan
juga akan berkoordinasi dengan desk call guna untuk kelancaran komunikasi
dengan debitur,adapun tujuan kolektor berkomunikasi dan berkunjung terhadap
nasabah untuk memantau kondisi usaha nasabah sekaligus menyarankan
pembayaran angsuran langsung kekantor ataupun melalui transfer firtual
account yang telah diserahkan oleh Team support Call kepada nasabah. Dalam
melakukan tugasnya setiap kegiatan dan hasil kunjungannya akandicatat
melalui sistem computerisasi yang telah disediakan oleh pihak IT PT.Sinarmas
Multifinance Pusat,dan kelak ini akan menjadi arsip bagi perusahaan dan
auditor.
32
Dalam wawancara dengan Bpk. Maksum Koordinator Team support
PT.sinarmas Multifinance 20 Juni 2017 untuk mendengarkan pendapat beliau
tentang apa faktor penyebab nasabah PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
menunggak secara umum adalah sebagai berikut:
Keterangan : TS =Tidak Setuju, S=Setuju, SS=Sangat Setuju
Faktor INTERNAL TS S SS Faktor EXTERNAL TS S SS
1. Adanya self dealing atau
tindak kecurangan dari aparat
pengelola pembiayaan.
1. Keadaan perekonomian makro/
kegiatan politik/ kebijaksanaan
pemerintah yang di luar jangkauan
pembiayaan untuk diperkirakan.
2. Kurangnya pengetahuan/
keterampilan dari para aparat
pengelola pembiayaan.
2.Adanya bencana alam dan
kejadian lain di luar dugaan.
3.Kurang baiknya manajemen
sistem informasi yang
dibangun pada perusahaan
3.Adanya itikad baik nasabah
yang diragukan.
4.Tidak adanya kebijakan
pembiayaan yang baik pada
perusahaan
4.Adanya persaingan yang cukup
tajam diantara perusahaan sejenis.
5.Kurangnya pengawasan
pembiayaan yang dilakukan
oleh perusahaan kepada
nasabah (debiturnya).
5.Adanya tekanan-tekanan dari
berbagai kekuatan politik di luar
perusahaan sehingga menimbulkan
kompromi terhadap prinsip
pembiayaan yang sehat.
6.Adanya sikap yang ceroboh,
lalai, dan menggampangkan
dari pengelola pembiayaan.
6.Adanya kesulitan/ kegagalan
dalam proses likuidasi dan akad
pembiayaan yang telah disepakati
antara nasabah dengan perusahaa .
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT.Sinarmas Multifinance (Simas Finance) adalah perusahaan yang
bergerak dalam jasa usaha pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang dan
pembiayaan konsumen. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 dengan nama
PT. Sinar Supra Leasing Company, lalu berganti nama menjadi PT. Sinar Supra
Finance Co., dan akhirnya memilih nama baru yang digunakan sampai sekarang
yaitu PT.Sinarmas Multifinance.
Pada tahun 1995 seluruh saham perusahaan dibeli oleh PT. Sinar Mas
Multiartha Tbk, sebuah perusahaan investasi dibawah kelompok usaha Sinar Mas.
Pada Februari 1995, PT. Sinar Mas Multiartha Tbk membeli seluruh saham
PT.Sinar Supra Finance dan mengganti nama perusahaan yang dibelinya menjadi
PT. Sinar Mas Multifinance pada awal 1996. Pada Juni 1996, sesuai pedoman
Departemen Keuangan Republik Indonesia, dipindahkan seluruh aktiva
pembiayaan dari PT. Sinar Mas Multiartha TBK kepada Simas Finance. Sesuai
dengan laporan keuangan Akuntan Publik Hanadi Sujendro, pemindahan ini
meliputi nilai aktiva sebesar Rp.521 milyar.
4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan Pada PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang telah memiliki struktur
organisasi yang jelas yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan adanya
struktur organisasi ini maka setiap karyawan mengerti SOP dan peraturan
perusahaan untuk memisahkan tugas dan tanggung jawab masing-masing
individu.
Berikut dilampirkan bagan struktur organisasi PT.Sinarmas Multi Finance
Cabang Cikarang.
34
Tabel 4.1 Struktur Organisasi PT.Sinarmas Multifinance CabangCikarang
4.1.2 Produk PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
PT.Sinarmas Multifinance adalah bagian dari Sinarmas group yang
didanai oleh PT.Bank Sinarmas Tbk.Produk yang dibahas dalam hal ini adalah
hanya dalam lingkup pembiayaan kendaraan bermotor yaitu mobil bekas yang
tergolong dalam kendaraan roda empat oleh karena itu perusahaan ini disebut
leasing dimana perusahaan ini bergerak didalam jasa keuangan yang telah tunduk
dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adapun jenis kendaran yang dibiayai adalah mobil yang diproduksi
Jepang dengan jenis sedan,minibus,pickup dengan semua merk : Honda, Suzuki,
Nissan,Toyota, Daihatsu minimal tahun 1992,dan merk kendaraan keluaran non
Jepang minimal tahun 2010.
Dalam menjalankan aktifitasnya perusahaan melakukan perhitungan
pemberian kredit yang disebut dengan simulasi kredit sebagai berikut:
DP = Minimal 20% x OTR
Asuransi = Rate Asuransi x OTR
Provisi = 1% x pokok hutang
Pokok hutang = OTR – TDP
TDP = DP+Ansuran awal +Adm+Asuransi+Provisi
BRANCH MANAGER
Marketing Head Head surveyor Head Collection
Staff Back Office Sales Agent Fixed Call Surveyor
Marketing
35
Pencairan = OTR-TDP
Keterangan :
- OTR=On The Road : Harga yang ditetapkan berdasarkan haraga pasar
- DP=Down Payment : Uang yang dibayarkan nasabah kepada pihak
penjual (Show room) sebagai uang muka biasanya 20% dari OTR sebelum
asuransi,administrasi,provisi dan angsuran pertama.
- TDP= Total Down Payment : Total uang yang dibayarkan nasabah kepada
pihak penjual sebagai uang muka biasanya 25% dari OTR ditambah
asuransi dan administrasi dan provisi dan ansuran pertama.
- Angsuran awal : ansuran yang dipotong langsung oleh PT.Sinarmas
Multifinance dari pencairan dana
- Asuransi adalah pertanggungan yang di berikan oleh pihak asuransi
apabila terjadi kecelakaan dan kehilangan kendaraan yang sedang dalam
masa kontrak pembiayaan
Dalam menjalankan usahanya maka PT.Sinarmas Multi finance Cabang
cikarang Memiliki standar Simulasi Perhitungan Kredit
Berikut di Terangkan Dalam Bentuk Kasus
Berikut adalah salah satu contoh mencari jumlah ansuran calon nasabah.
Contoh Soal :
Diketahui : Bapak H.Agus (nama samaran)ingin membeli 1 unit mobil merk
toyota advanza 2011 dengan harga 120.000.000 ke show room Putra Al Motor
dengan cara credit melalui PT.Sinarmas Multi finance.Calon nasabah hanya
memiliki uang Rp.55.000.000,- dan kekurangan nya adalah Rp.65.000.000,-Bapak
H. Agus bertanya kepada marketing PT.Sinarmas Multifinance, Berapakah cicilan
saya apa bila saya mengambil kontrak dalam jangka 3 tahun?
Jawabannya: Cicilan adalah Rp.2.610.000 x 35 bulan berikut ini dilampirkan
secara detail perhitungan kreditnya,
OTR : 120.000.000,-
DP : 45.866.000,-
PH : 74.134.000,-
36
Pembayaran Pertama:
DP : 45.866.000,-
Angsuran pertama : 2.610.000,-
Asuransi 2,11% : 2.532.000,-
Adm : 2.750.000,-
Asuransi Jiwa : 500.000,-
Provisi 1% : 742.000,-
Total Pembayaran Pertama : 55.000.000,-
Maka pencairan Adalah : 120.000.000 - 55.000.000 = 65.000.000,-
4.1.3 Data Untuk Calon Nasabah
Adapun syarat umum kredit kendaraan adalah sebagai berikut:
1) WNI, min 25 thn max 50 thn
2) KTP suami + istri yang masih berlaku
3) Kartu Keluarga
4) Slip gaji / Keterangan Penghasilan
5) Rekening Koran / Tabungan 3 bulan terakhir
6) Kwitansi PLN / Telpon / PAM / PBB
7) SIUP & NPWP (untuk wiraswasta)
8) Ijin Praktek (untuk profesional)
9) Foto copy NPWP pribadi (Pokok Hutang diatas Rp.50.000.000)
10) Foto copy STNK yang akan dijaminkan
11) Foto Copy BPKB
4.1.4 Siklus Penjualan Produk PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang
Berikut dilampirkan Tabel Siklus Penjualan produk dari PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.
37
N0 Show Room Calon Nasabah PT.Sinarmas
Mulitifinance
1. Membuat MOU
dengan pihak
PT.Sinarmas
Multi Finance
Mengisi formulir permohonan
kredit yang akan diserahkan Ke
(PT.Sinarmas Multifinance)
Menerima data dari show
room dan melakukan survey
kerumah calon nasabah
2 Memasarkan
mobil kepada
masyarakat umum
(calon Nasabah)
untuk dijual
secara credit
Memberikan DP. sebagai tanda jadi
kepada show room Bila pembiayaan
di setujui leasing maka nasabah
akan melakukan cicilan setiap
bulan sesuai dengan kontrak antar
nasabah dan perusahan
Mengambil keputusan
1.Menolak permohonan atau
menyetujui Permohonan
pembiayaan dari calon
nasabah
3 Bila permohonan calon nasabah di
setujui maka nasabah akan
melakukan akad kredit dan kontrak
dengan PT.Sinarmas Multi finance
Bila permohonan calon
nasabah di setujui maka
PT.sinarmas multi finance
melakukan Akad kredit
dengan calon nasabah
4 Mempunyai kewajiban melakukan
Cicilan ke no kontrak melalui
transfer atau datang langsung ke
Bank Sinar mas setiap bulan
sesuai kontrak yang di sepakati
dengan PT.sinarmas multifinance
Melakukan transfer
ke rekening show room
Rekanan sesuai jumlah
pembiayaan mobil nasabah
Tabel 4.2 Tabel Siklus Penjualan produk dari PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang.
4.1.5 Alur Perjalan Aplikasi atau Data Calon Nasabah
Berikut ini adalah alur aplikasi masuk sampai pencairana dana kepada
show room rekanan PT.Sinarmas Multifinance:
38
Calon nasaba menyerahkan syarat umum kredit dan tanda jadi kepada show room
Marketing : dihubungi oleh show room untuk konsultasi dengan calon nasabah
bila calon nasabah setuju,maka beliau mengisi formulir permohonan kredit
Costumer Service : Input melalui sistem computerisasi
Surveyor : Melakukan survey kerumah nasabah sekaligus tandatangan kontrak
perjanjian sebagai dasar untuk fidusia.
.
Credit Analis : Menganalisa kelayakan calon nasabah diukur dengan
menggunakan 3C.yaitu Carakter,Capital,Colateral calon nasabah
Brance Manager : Melakukan komite untuk mengambil keputusan
Bila keputusann kredit disetujui Marketing : Mengisi jumlah Fee dan Refund
yang akan diterima show room sebagai laba show room
Kasir : Melakukan klarifikasi Ke nasabah dan show room,bila klarifikasi sesuai,
maka kasir akan melakukan transfer kerekening show room
Back Office :Dokumentasi dan arsip jaminan
Tabel 4.3 Tabel alur pencairan dana PT.Sinarmas Multifinance Cabang cikarang
4.2 Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Mobil pada PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.
Setiap pembiayaan yang disalurkan oleh leasing pasti harus melalui
beberapa tahapan atau prosedur.Dengan adanya prosedur pembiayaan ini
dimaksudkan agar kegiatan penyaluran dana bisa tepat sasaran dan melalui
39
tahapan yang benar, sehingga proses penyaluran dana dari pihak leasing kepada
Show room bisa dikontrol dengan baik. Prosedur penyaluran pembiayaan yang
diterapkan oleh pembiayaan Mobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
pada umumnya hampir sama dengan prosedur penyaluran dana pada lembaga
keuangan yang lainnya, yaitu permohonan pembiayaan, pengumpulan data dan
Survey, analisa pembiayaan, persetujuan, pengumpulan data tambahan,
pengikatan, pencairan dan pengawasan (monitoring).Sama halnya dengan apa
yang dilakukan pihak PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang, juga
memiliki prosedur penyaluran pembiayaan yang secara tertulis tercantum
dalam Buku Pedoman Pembiayaan (BPP) leasing yang dibuat oleh divisi
pembiayaanMobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.Prosedur ini
dibuat sebagai panduan dan pedoman bagi para pegawai saat melakukan
kegiatan penyaluran dana kepada calon nasabah. Dalam hal ini nasabah yang
dimaksud adalah para pelaku usaha, Profesional dan karyawan.
Terkait dengan proses penyaluran pembiayaan bagi para pelaku usaha
profesional dan karayawan para pegawai PT.Sinarams multi Finance Cabang
Cikarang telah melakukan proses penyaluran pembiayaan sesuai dengan prosedur
yang tertera dalam Buku Pedoman Pembiayaan. Penerapan prinsip kehati-hatian
dan profesionalisme kerja menjadi suatu keharusan dalam menjalani setiap
tahapan penyaluran pembiayaan kepada nasabah. Karena ketika pegawai lalai
dan mengabaikan segala asas dan prosedur yang telah ditetapkan, maka hal
ini akan berdampak pada kelangsungan usaha leasing sebagai akibat dari
adanya pembiayaan macet yang timbul akibat kelalaian dari pihak internal
leasing dalam menyalurkan pembiayaannya.
Berdasarkan pada teori penyaluran pembiayaan yang diungkap oleh
Sunarto Zulkifli pada BAB II,prosedur penyaluran yang telah dijalankan
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang dapat diuraikan sebagai berikut:
Pada Tahap permohonan pembiayaan, marketing pembiayaan Mobil
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang bergerak untuk mencari calon
nasabah yang memilki prospek yang baik dalam usahanya, atau langsung
memprospek Show Room mobil yang berada di Cikarang dengan jarak Maksimal
40
60 KM dari Jarak kantor Cabang yaitu untuk melakukan MOU dengan pihak
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.Pada tahap ini,kemampuan
Marketing juga diuji dalam menilai karakter calon nasabahnya meskipun Brance
Manager adalah pihak yang bertanggung jawab penting dalam kelancaran usaha
leasing.
Karena meskipun proses pembiayaannya dengan menggunakan akad
yang sudah jelas tetapi PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang tidak ingin
lengah dalam menghadapi risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari.
Hal senada diungkapkan oleh Team Support (kolektor) yang bernama
Hasan Basri, karyawan PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
Mengungkapkan kami selalu intens melakukan komunikasi,kunjungan dan
maintenance terhadap nasabah yang sudah menunggak.
Berikut pembagian tugas untuk menangani keterlambatan nasabah yang
dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1. Angsuran Ke 1 samapai dengan ke 6 bulan
Keterlambatan nasabah < 30 hari menjadi tanggung jawab Desk
Call,Team Support Call,Marketing Dan Surveyor
Apabila didapati keterlamabatan nasabah>30 hari maka Pimpinan Cabang
kan memberikan diberikan teguran berupa Surat peringatan (S.P)
Kepada,Team Support Call,Surveyor,Marketing
Maka Keterlamabatan nasabah anatara >30-90 tanggung jawab dari Team
Support (kolektor)
Apabila didapati Keterlambatan nasabah > 90 Hari maka penangannya
Diserahkan Kepada Team Support Khusus yang lebih profesional dalam
menangani penyitaan/penarikan jaminan
2. Angsuran ke-7 sampai dengan berakhirnya kontrak dengan nasabah adalah
menjadi tanggung jawab Team Support (TS)
Keterlambatan nasabah < 30 hari ditangani oleh Team Support (kolektor)
Apabila didapati Keterlambatan nasabah>30 hari maka pimpinan Cabang
akan memberikan teguran berupa Surat peringatan Kepada Team Support
(kolektor)
41
Keterlambatan >90 Hari Diserahkan Kepada Team Support Khusus yang
lebih profesional dalam menangani penyitaan dan penarikan jaminan.
Dalam membayar ansuran atau cicilan Nasabah bisa memilih apakah
pembayaran angsurannya dilakukan melalui taller Bank Sinarmas atau melalui
transfer bank lain, atau bisa juga dijemput kerumah,kami tidak akan
membiarkan nasabahnya yang menunggak,kami akan mencari solusi dan sebagai
jalan keluar terakhir dengan menitipkan sementara jaminannya dikantor cabang
atau memindahkan nasabah ke leasing lain apabila kami temui sudah terlambat
diatas 30 hari.
Dari pemaparan tersebut nampak bahwa terdapat keseriusan dari
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang menerapkan prinsip kehati-hatian
dan profesionalisme kerja untuk memonitoring debiturnya.
Aktivitas maintenance yang dilakukan oleh Team Support setiap harinya
merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang untuk meminimalisir resiko pembiayaan terutama menghindari adanya
kelalaian dari pihak nasabah dalam melaksanakan pembayaran ansuran.
4.3 Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada Pembiayaan
Mobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
Penerapan sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang sebagian besar telah memenuhi
unsur dan elemen dalam pengendalian internal secara umum, unsur dan
elemen dalam sisitem pengendalian internal telah dijabarkan secara rinci pada
BAB II yaitu.
4.3.1 Unsur struktur organisasi dan sistem wewenang
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan,diketahui bahwa
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang telah memiliki struktur organisasi
yang jelas untuk memisahkan tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara
jelas terhadap seluruh lapisan pegawai.Adanya struktur organisasi ini untuk
42
memastikan bahwa setiap lapisan organisasi telah melaksanakan kegiatan
operasional pembiayaan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Didukung pula dengan adanya job decription yang jelas, sehingga para
pegawai tahu dan paham tentang pekerjaannya masing-masing.Pemisahan
wewenang juga dilakukan oleh PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
dalam kegiatan penyaluran pembiayaan adanya pemisahan dalam kewenangan
pemutus pembiayaan untuk melakukan otorisasi yang merupakan salah satu
bentuk dari pengendalian internal. Hal ini diterapkan agar tidak sembarangan
pegawai atau pejabat bisa melakukan otorisasi terhadap pengambilan keputusan
pembiayaan.
4.3.2 Unsur pelaksanaan kerja yang sehat dan pegawai yang berkualitas
Dalam melakukan segala bentuk transaksi, pada PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang selalu meghimbau para pegawai agar selalu menerapkan
prinsip kehati-hatian dan profesionalisme, terutama dalam proses penyaluran
pembiayaan.Pelaksanaan kerja yang sehat diterapkan untuk menghindari segala
kecurangan dari pihak internal.Sesuai dengan yang diungkapkan Mardi dalam
bukunya, unsur kehati-hatian (prudent) penting dijaga agar tidak seorang pun
menangani transaksi dari awal sampai akhir dengan sendirian, harus ada
rolling antar pegawai untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Dalam pelaksanaan penyaluran pembiayaan Mobil PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang aktivitas penyaluran tidak hanya dilaksanakan satu
orang saja. Dalam setiap tahapan selalu ditangani oleh staf yang berbeda
sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya masing masing.
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang berusaha mencetak pegawai
yang berkualitas meskipun para pegawai banyak yang tidak memiliki background
dalam bidang ekonomi,namun PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang telah
melakukan training terhadap setiap pegawai agar bisa menjadi pegawai yang
berkualitas.
43
4.3.3 Unsur Manajemen Pengawasan Resiko
Penentuan risiko pembiayaan juga merupakan elemen penting dalam
sistem pengendalian internal yang harus dilakukan PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang mengingat bahwa tidak ada pembiayaan yang terlepas dari
risiko, maka pengendalian terhadap pembiayaan perlu untuk dicermati dalam
pelaksanaannya.
Tidak ada lembaga keuangan manapun yang ingin memiliki pembiayaan
macet,semua lembaga keuangan yang melakukan penyaluran pembiayaan pasti
menginginkan risiko yang minimal dengan tetap menjaga kelancaran ansuran
nasabah.Risiko pembiayaan merupakan risiko yang krusial yang pasti dihadapi
oleh leasing tak terkecuali PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang divisi
mobil bekas.
Melihat dari data pertumbuhan jumlah nasabah pembiayaan serta
pertumbuhan jumlah nasabah yang kurang lancar di PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang yang tercantum pada tabel 4.4 dibawah,tampak bahwa selalu
terjadi peningkatan terhadap jumlah nasabah yang baru, namun tingkat jumlah
nasabah kurang lancar pun juga turut meningkat setiap bulannya.Meskipun
jumlah nasabah PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang dengan kategori
kurang lancar atau macet tidak terlalu signifikan,namun tetap memerlukan
perhatian dan evaluasi.
Berikut terlampir data Pertumbuhan Jumlah Nasabah baru dan jumlah
nasabah yang macet pada PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang divisi
pembiayaan mobil Semester I tahun 2017
( Periode Januari 2017- Juni 2017)
Bulan Jan’17 Feb’17 Mar’17 Apr’17 Mei’17 Jun’17
TotalJumlah Nasabah 789 891 914 932 952 975
Keterlambatan 30 hari atau
lebih
105 107 137 143 132 156
Persentase keterlambatan 13,7% 12,1% 14,99% 15,34% 13,87% 16,00%
Tabel 4.4 Pertumbuhan jumlah nasabah yang baru dan jumlah nasabah yang macet
> 30 hari
44
Sumber: Bapak Aprilliyanto,SE,(Branch Manager Pembiayaan Mobil
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang) tanggal 10 juli 2017.
Maka dari itu dibutuhkan suatu evaluasi terhadap kinerja para pegawai
apakah para pegawai telah melaksanakan operasioanal pembiayaan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini
untuk mengetahui, apakah faktor internal atau eksternal yang menjadi
penyebab dari adanya pembiayaan macet tersebut. Jika melihat pada mayoritas
nasabah PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang yang merupakan para
wiraswasta dan karyawan, di mana kegiatan usahanya tak selalu berjalan mulus
dan mengalami pasang surut, maka kemungkinan terbesar penyebab adanya
pembiayaan macet adalah karena fluktuasi usaha nasabah.
4.3.4 Aktivitas Pengendalian
Sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh Menejemen
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang juga dilakukan secara berlapis.
Terdapat pengendalian internal yang dilakukan oleh komite audit internal yang
dilakukan minimal setiap 6 bulan sekali dan pengendalian internal yang
dilakukan Staf Internal PT.Sinarrmas Multifinance Cabang Cikarang yang
menyangkut Surveyor,Credit analis,Team support,Desk call. Pengendalian yang
dilakukan oleh audit internal merupakan salah satu bentuk pengawasan yang
independen terhadap seluruh kantor cabang untuk mengidentifikasi penyebab
pembiayaan macet.Sedangkan pengendalian internal yang dilakukan staf analis
berjalan setiap melakukan proses pembiayaan berupa penilaian dan penerapan
manajemen risiko pembiayaan sejak dini yaitu sejak adanya permohonan
pembiayaan.
Hal ini membuktikan bahwa PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
juga sangat berhati-hati dalam menjaga kualitas pembiayaannya,karna Selain
pengendalian internal yang dilakukan oleh audit internal,marketing
surveyor,Team Support Call juga ditugaskan untuk turut memantau kondisi
usaha nasabah secara berkala, hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi secara
45
dini akan risiko yang mungkin terjadi dan juga dilakukan analisa terhadap
perkembangan usaha nasabah. Jika ditemukan adanya indikasi penurunan usaha
maka pihak PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarangakan melakukan
pendekatan pada nasabah dan melaporkan bila memungkinkan mengambil
tindakan karna terkait dengan kelangsungan pembiayaannya,ketika kondisi
nasabah diprediksi sudah mulai bangkrut dan terus mengalami penurunan, maka
pihak PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang menyarankan agar nasabah
berpidah ke bank yang lain atau melakukan penyitaan (penarikan unit) yang
dibiayaai tentunya dengan cara kekeluargaan yaitu : lelang atau pelunasan dini.
Hal ini merupakan tindakan antsipasi terhadap munculnya tingkat risiko yang
lebih besar.
4.3.5 Sistem Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi merupakan elemen dari pengendalian
internal sistem pengendalian internal di PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang didukung oleh sistem informasi dan komunikasi yang memadai
yaitu dengan adanya sistem komputerisasi central yang akan mengontrol segala
data tentang calon nasabah yang akan dibiayai melalui Scoring System yang
ada, maka analis dapat menilai kelayakan calon nasabah sebelum diberikan
pembiayaan,dan apabila ditemukan keterlambatan nasabah maka pihak PT.
Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang cepat tanggap dan melaporkan data
sesuai fakta yang ada yaitu melalui sistem komputerisasi yang nantinya akan
menjadi dokumen bagi perusahaan.
Semua transaksi keuangan juga tercatat dengan baik dan akurat melalui
sistem akuntansi yang terkomputerisasi.
4.3.6 Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan yang dilakukan oleh PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang, salah satu bentuk dari penerapan manajemen risiko dan Sistem
Pengendalian Internal. Pengawasan terhadap segala transaksi pembiayaan yang
46
intensif sangat dibutuhkan oleh pihak Perusahaan demi menjaga semua aktiva
perusahaan.
Dalam melakukan proses pengawasan, seorang audit internal
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang. seharusnya tak hanya memastikan
tentang kepatuhan terhadap pedoman pembiayaan bisnis,proses persetujuan
pembiayaan sesuai kewenangan pemutus pembiayaan, proses permohonan
pencairan pembiayaan setelah pembiayaan disetujui oleh pejabat pemegang
kewenangan dan kualitas portepel pembiayaan,namun juga harus mendeteksi
apakah terdapat kelemahan dalam proses manajemen risiko pembiayaan,
kebijakan, dan juga prosedur pembiayaan aktivitas ini akan berguna bagi
perusahaan dalam menentukan kebijakan dan manajemen risiko yang tepat
dalam penanganan segala risiko yang terjadi.
Pengawasan khusus terhadap individu atau nasabah PT.Sinarmas
Multifinance dilakukan secara berkala dan intensif oleh Team Support di
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang,Team Support tidak hanya berada
dikantor dan melayani nasabah di balik meja kerjanya. Namun, Team
Support juga memilki tugas untuk melakukan maintenance kepada
nasabah.Aktivitas maintenance dilakukan setiap hari di jam kerja. Team support
akan berkeliling mengunjungi rumah atau lokasi usaha nasabah atau tempat kerja
melaksanakan pengambilan Uang Angsuran Nasabah atau menyarankan
pembayaran dengan cara transfer atau datang langsun ke taller Bank Sinarmas.
Melihat bahwa nasabah PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
kebanyakan berasal dari karyawan dan pedagang membuat pihak perusahaan
harus telaten, ulet, dan sabar dalam melakukaan maintenance kepada nasabahnya
inilah keunggulan pengendalian internal yang dimiliki oleh PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang, meskipun pembiayaan dilakukan hanya 80 % dari
harga jual rata-rata tapi mereka tetap menjaga kualitas pembiayaannya.
47
4.4 Analisis Resiko kredit atas Risiko liquiditas pada PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang
Dalam penelitian tiga bulan terakhir yaitu bulan April,Mei,Juni angka
kemacetan sangat tinggi menurut wawancara dengan salah satu team support
PT.Sinarmas Multifinance Dodi Permanadan dan Iman Sugono,SE tingginya
kemacetan pembayaran debitur didominasi oleh faktor ekonomi,ada juga
penggelapan mobildan penjualan mobil yang sedang dijaminkan di pihak leasing
kami yaitu dengan cara : di over kredit,Gadai,jual lepas kepada pihak
ketiga,adanya Backing debitur Seperti LSM,Aparat yang membuat kami sangat
kesulitan dalam menarik unit yang dijaminkan apalagi dengan adanya peraturan
pemerintah bahwa sanya unit tidak bisa diambil paksa yang tertuang dalam
peraturan menteri keuangan PMK No.130/PMK.010/2012 tentang pendaftaran
fidusia bagi perusahaan pembiayaan atau leasing dengan peraturan itu memang
pihak kami tidak dapat mengambil kendaraan secara paksa karana bisa dikenakan
pasal 368 KUHP tentang perampasan,tetapi debitur kami ngga boleh seenaknya
tidak mengangsur apalagi memindah tangankan mobil yang masih dalam jaminan
leasing hal tersebut akan diselesaikan secara hukum di pengadilan kami tidak
mau seenaknya manarik unit dirumah nasabah tetapi kami harus menjaga aset
perusahaan dengan menurunkan tingkat kemacetan karena kami dibebani
target,itu sudah menjadi tugas kami dan sudah menjadi resiko kami, ujarnya
dengan nada tinggi.
Berikut ini dilampirkan data penjualan dan juga kemacetan dalam jumlah
uang rupiah tiga bulan terakhir yang di sajikan dalam bentuk tabel
2017
Bulan
Jumlah Penjualan
TOTAL GRAND TOTAL
APRIL Rp. 1.701.113.059 Rp. 28.439.651.000
MEI Rp. 1.794.759.190 Rp. 30.234.410.000
JUNI Rp. 2.317.543.530 Rp. 32.551.953.000
48
2017
Bulan
Tingkat kemacetan nasabah >30 hari
TOTAL GRAND TOTAL
APRIL Rp. 558.518.300 Rp. 2.877.642.000
MEI Rp. 488.956.417 Rp. 3.366.599.000
JUNI Rp. 937.652.153 Rp. 4.304.251.000
Tabel 4.5 Penjualan dan Tingkat Kemacetan Nasabah PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang
(Sumber bapak Apriliyanto: Branch manager PT.Sinarmas Multi Finance Cabang
Cikarang)
Angka kemacetan 12% adalah angka yang sangat besar,oleh sebab itu
pihak PT.Sinarmas Cabang Cikarang harus profesional dalam menurunkan tingkat
kemacetan itu yaitu dengan cara dan strategi berikut :
Apabila nasabah terlambat dalam 20 hari maka pihak PT.Sinarmas Multi
Finance Cabang Cikarang akan mengeluarkan Surat Peringatan Pertama kepada
Nasabah,dalam waktu 30 hari keterlamabatan, maka pihak PT.
Lancar 88%
Macet 12%
Perbandingan Perhitungan Jumlah Nasabah Macet dan Lancar pada akhir
Penelitian Pertanggal 30 Juni 2017
49
SinarmasMultifinance Cabang Cikarang akan mengeluarkan Surat Peringatan
Kedua dan diatas 30 hari dengan pertimbangan khusus akan mengeluarkan SK
penarikan atau penitipan unit kekantor cabang PT.Sinarmas Multifinance cabang
terdekat,yang nantinya akan dilelang bersama,atau memberikan waktu 1 bulan
kepada nasabah untuk melakukan pelunasan.
Adapun pembagian tugas seperti yang dibahas sebelumnya adalah cara dan
strategi perusahaan dalam menjalankan kelangsungan usaha agar setiap
karyawannya bekeja secara profesional, maka pembagian tugasnya diatur sebagai
berikut:
1. Angsuran Ke 1 samapai dengan ke 6 bulan
Keterlambatan nasabah < 30 hari ditangani Desk Call,Team Support
Call,Marketing>30-90 hari diberikan Surat peringatan KepadaTeam Support
Call,Surveyor,Marketing karena mereka dianggap gagal dalam menjalankan
tugas dan dalam kemacetan 30 sampai dengan 90 hari akan diambil alih oleh
kolektorKeterlambatan > 90 Hari, Diserahkan Kepada Team Support Khusus
yang lebih profesional dalam menangani penarikan jaminan,dalam tahap ini
jaminan telah dianggap hilangdan apabila jaminan telah ditemukan dan dapat
ditarik atau melakukan pelunasan,sebagai imbalan akan diberikan 12% dari
sisa pokok hutang kepada team suport khusus sebagai imbalan atau fee.
2.Angsuran ke-7 sampai dengan pelunasan
Keterlambatan nasabah < 30 hari ditangani oleh Team Support (kolektor)
Apabila ditemukan keterlambatan naik menjadi >30-90 hari pimpinan cabang
akan memberikan Surat peringatan Kepada Team Support (kolektor) karena
kolektor dianggap gagal dan bila didapati keterlambatan nasabah >90 Hari
maka kepala cabang menyerahkan penanganan Kepada Team Support Khusus
yang lebih profesional dalam menangani penyitaan dan penarikan
jaminan.Dalam tahap ini jaminan telah dianggap sulit untuk ditemukan dan
apabila jaminan telah ditemukan dan dapat ditarik atau nasabahnya melakukan
pelunasan,sebagai imbalannya perusahaan akan berikan 12% dari sisa pokok
hutang kepada team suport khusus sebagai imbalan atau fee.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan penyaluran pembiayaan mobil yang dilakukan oleh PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang telah berjalan sesuai dengan prosedur yang
dibuat oleh perusahaan.Prosedur penyaluran pembiayaan dimulai pada tahap
permohonan pembiayaan antara nasabah dan marketing,tahap pengumpulan
data dan investigasi yang dilakukan surveyor, tahap analisa pembiayaan
oleh kredit analis,tahap persetujuan pembiayaan sesuai dengan komite
pesetujuan oleh CC1 yaitu Head Office dan CC 2 adalah Branch
Manager,tahap pengumpulan data tambahan, tahap pengikatan yang
dilakukan dibawah tangan ataupun secara notaris, tahap pencairan oleh
kasir dan yang terakhir tahap pengawasan (monitoring)terhadap nasabah.
b. Penerapan sistem pengendalian internal pembiayaan Mobil pada
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang berjalan cukup baik karena satu
kali dalam jangka enam bulan setiap cabang didatangi oleh audit internal
PT.Sinarmas Multifinance kantor pusat.Selain itu, pihak internal PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang juga telah memenuhi sebagian besar elemen
dalam sistem pengendalian internal, yaitu adanya struktur organisasi
yang jelas, adanya pemisahan wewenang dalam melakukan otorisasi
untuk mengambil keputusan pembiayaan, adanya identifikasi dini terhadap
risiko pembiayaan, adanya proses pengawasan pembiayaan baik yang
dilakukan oleh Desk call,marketing,surveyor,Team support Call ataupun
Team support (Colector) serta tersedianya sistem informasi dan komunikasi
berupa sistem mufins dan pelaporan transaksi dengan sistem akuntansi yang
51
terkomputerisasi.
c. Analisis Resiko Kredit atas resiko liquiditas pada analis PT. Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang masih kurang maksimal angka kemacetan
sangat tinggi menurut wawancara dengan dua orang Team support
PT.Sinarmas multifinance Dodi Permana,dan Iman Sugono, kendaraan
nasabah macet dikarenakan faktor ekonomi,penggelapan unit yang sedang
dijaminkan : overkredit,Gadai,jual lepas kepada pihak ketiga,adanya backing
debitur Seperti LSM,Aparat,peraturan Mentri Keuangan PMK
No.130/PMK.010/2012 tentang pendaftaran fidusia bagi perusahaan
pembiayaan atau leasing dengan peraturan ini ditarik kesimpulan tidak dapat
mengambil kendaraan secara paksa karana bisa dikenakan pasal 368 KUHP
tentang perampasan,tetapi debitur kami tidak boleh seenaknya tidak
mengangsur apalagi memindah tangankan mobil yang masih dalam jaminan
leasing.
5.2 Saran Bagi Perusahaan
Dengan selesainya penelitian ini,maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Dibutuhkan penilaian secara cermat dan pegawasan secara berkala terhadap
kualitas jaminan pembiayaan, karena jaminan merupakan aset (assets)
perusahaan yang harus dilindungi dalam upaya untuk mengantisipasi
terjadinya pembiayaan macet.
2. Diperlukan suatu pengawasan yang lebih intensif dari para analis
pembiayaan terhadap para marketing dan surveyor untuk memastikan
apakah pihak Marketing dan surveyor selalu melakukan survey dengan lebih
baik laagi dengan menggali informasi calon nasabah secara langsung dan
tidak langsung terhadap nasabah.
3. Dibutuhkan staf tambahan untuk membantu pelaksanaan operasional agar
tidak terjadi penumpukan tugas dan tanggung jawab.
52
DAFTAR PUSTAKA LITERATUR
1. Andasasmita, Komar, (1993) Leasing dan Praktek .Achmad, (1987) Leasing
diIndonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta,.
2. Badrulzaman, Mariam Darus,(1994)Hukum Bisnis, Alumni, Bandung
Fuadi, Munir, Hukum Perkreditan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002.
3. Eko Rianto,Wawancara Staf Audit Internal Kantor Pusat (Cikarang, 02 Juni
2017) di PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
4. Dryan, Martha. “Analisis Pengendalian Internal Pada Prosedur
PenyaluranPembiayaan di BPRS Al Salam”Skripsi-UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2008.
5. Annual Report pembiayaan Mobil PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang.April,Mei,Juni 2017.
6. Sopar Wilson Sianipar,Wawancara Koordinator Marketing Sinarmas
multifinance Cabang cikarang (07 Juni 2017) di PT.Sinarmas Multifinance
Cabang Cikarang
7. Arifin, Zainul Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah.Jakarta: Alfabet.2002.
8. Imam dan Chandra,Wawancara dengan Surveyor,(15 Juni 2017) di
PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang.
9. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
Rineka Cipta.2006.
10. Asrini, Heni Puji. “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Penjualan
(Ekspor) studi kasus pada perusahaan Putra Wahyu Rotan Sukoharjo,
”Skripsi-UniversitasSebelas Maret Surakarta, 2003.
11. Asro, Muhamad & Muhamad Kholid. Fiqh Perbankan.Bandung: CV.
Pustaka Setia.2011.
12. Arfin Suparmin Wawancara Credit Analis PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang,(20 Juni 2017).di PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
13. Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif.
Surabaya: Airlangga University Press. 2001.
53
14. Fahmi, Irham & Yovi Lavianti Hadi.Pengantar Manajemen
PerkreditanBandung: Alfabeta.2010.
15. Firdaus, Rachmat & Maya Ariyanti.Manajemen Perkreditan Bank
Umum.Bandung: ALFABETA2008.
16. Maksum,Wawancara Koordinator Team support 20 juni 2017 di PT.sinarmas
Multifinance.
17. Haripratiwi, Ika. “Analisis Sistem Pengendalian Internal Penggajian
Kotor,Ferry. “Tahun 2014 Ekonomi Menurun, Koperasi Berjaya, UMKM
Semakin Kuat”, dalamhttp://ferrykoto.wordpress.com/2013/12/20/tahun-
2017-ekonomi-menurun-koperasi-berjaya-umkm-semakin-kuat/,diakses pada
01 April 2017.
18. Aprillianto.Wawancara Branch Manager PT.Sinarmas Multifinance Cabang
Cikarang (10 Juli2017) di PT.Sinarmas Multifinance Cabang Cikarang
19. Dodi Permana.Wawancara Team Support 24 Juni 2017 di PT.Sinarmas
Multifinance Cabang Cikarang.
20. PBI No. 12/23/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha.
21. PBI No. 14/22/PBI/2012 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan Oleh
Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangann Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
22. Rahayu, Siti Kurnia & Ely Suhayati.Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntansi Publik.Yogyakarta: Graha Ilmu.2010.
23. Reeve,JamesM,et.al,.Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia,Penerjemah
Damayanti Dian jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
24. P. Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
2004.
25. Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan
Ilustrasi, Yogyakarta: EKONISIA. 2007.
26. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D.Bandung: ALFABETA. 2010.