indikator dalam sistem kesehatan indonesia

Upload: drg-supriadyr

Post on 13-Oct-2015

532 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    1/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 1

    INDIKATOR DALAM SISTEM KESEHATAN INDONESIA

    Supriady.R

    NIM 137032172

    Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

    A. PENDAHULUANPembangunan nasional merupakan rangkaian upaya berkesinambungan yang meliputi

    seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

    tujuan nasional yang termaktup dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan utama

    pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara

    berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional di atas maka melalui pembangunan

    kesehatan yang ingin dicapai demi mewujudkan Indonesia sehat sesuai dengan pembukaan UUD

    1945 alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

    Indonesia juga untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasarkan kehidupan bangsa

    maka diselenggarakan program pembangunan secara berkelanjutan, terencana dan terarah.

    Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

    Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya

    maanusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin.

    Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi.

    Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan disamping

    spiritual, kepribadian dan kejuangan. Untuk itu, menurut Sujudi (1997), pembangunan kesehatan

    ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif.

    Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

    kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

    Terciptanya masyarakat Indonesia seperti ini ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan

    perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    2/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 2

    kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di

    seluruh wilayah Indonesia.

    Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan tersebut diatas Kementrian Kesehatan

    Republik Indonesia berupaya dengan berbagai cara untuk mencapainya. Diantaranya adalah

    menetapkan indikator-indikator kesehatan dalam sistem kesehatan nasional dan juga dalam

    penetapan rencana kerja Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sesuai dengan Keputusan

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana

    Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010 2010, dengan visi MASYARAKAT SEHAT

    YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN.

    Pembangunan kesehatan juga termasuk sebagai bagian integral dari Pembangunan

    Nasional. Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

    Tahun 2010

    2014, telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010.

    B. INDIKATOR KESEHATANTerdapat banyak literature yang menyebutkan tentang definisi indicator. Beberapa

    diantaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut ;

    Indikator adalah variable yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan

    yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. (WHO,1981)

    Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya

    berat bayi adalah indicator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993)

    Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat

    membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap

    kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat (Departemen Kesehatan,

    Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969).

    Indikator adalah variable-variabel yang mengindikasi atau member petunjuk kepada kita

    tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan(Green, 1992).

    Dari definisi tersebut diatas, jelas bahwa indikator adalah variabel yang dapat digunakan

    untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap

    perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    3/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 3

    Suatu indicator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kerap kali

    hanya member petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu

    pendugaan (proxy). Misalnya, insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien

    puskesmas hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda masyarakat.

    Beberapa sumber menyebutkan bahwa sebuah indikator harus memenuhi beberapa

    persyaratan. Syarat yang paling utama adalah ketepatannya dalam menggambarkan atau

    mewakili (merepresentasikan) informasinya.

    Ketepatan menggambarkan informasi itu adakalanya terbentur oleh masalah sulitnya

    mengumpulkan datanya. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dan kompromi terhadap

    sejumlah ketentuan atau persyaratan yang harus dipenuhi sebuah indikator.

    Untuk memudahkan mengingat persaratan apa saja yang harus dipertimbangkan dalam

    menetapkan indicator, disampaikan rumusan dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi

    SMART., yaitu Simple, Measurable, Attributable, Rialeble, dan Timely. Jadi sesuai dengan

    rumusan itu, persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan indikator adalah :

    (S)IMPLE yaitu SEDERHANA. Artinya indikator yang ditetapkan sedapat mungkin

    sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk

    mendapatkannya.

    (M)EASURABLE yaitu DAPAT DIUKUR. Artinya indikator yang ditetapkan harus

    merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan

    untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat atau antara satu waktu dengan waktu

    lain. Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya.

    (A)TTRIBUTABLE yaitu BERMANFAAT. Artinya indicator yang ditetapkan harus

    bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa indicator itu harus

    merupakan pengejawantahan dari informasi yang memang dibutuhkan untuk pengambilan

    keputusan. Jadi harus spesifik untuk pengambilan keputusan tertentu.

    (R)ELIABLE yaitu DAPAT DIPERCAYA. Artinya indicator yang ditetapkan harus

    didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti. Indicator yang tidak/belum bisa

    didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar, dan teliti, seyogyanya tidak digunakan

    dulu.

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    4/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 4

    (T)IMELY yaitu TEPAT WAKTU. Artinya indicator yang ditetapkan harus dapat didukung

    oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai

    dengan saat pengambilan keputusan dilakukan.

    C. SISTEM KESEHATAN NASIONALSistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan

    pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap

    langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka

    mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

    Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika

    yang terjadi di masyarakat. SKN ditetapkan pertama kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004

    terdapat SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian diganti dengan SKN

    2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN

    tersebut mengacu pada dasar-dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    Dasar-dasar hukum tersebut antara lain:

    1. SKN 1982. Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor

    99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.

    2. SKN 2004. Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

    3. SKN 2009. Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor

    374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4) tentang Kesehatan

    4. SKN 2012. Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun 2012

    tentang Sistem Kesehatan Nasional.

    5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-2025 yang merupakan

    arah pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.

    6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K) 2005-2025.

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 dan SKN

    merupakan dokumen kebijakan pembangunan kesehatan sebagai acuan dalam

    penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    5/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 5

    Pada pasal 1 PERPRES RI nomor 72 tahun 2012 tentang dijelaskan, Sistem Kesehatan

    Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan

    oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

    tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

    Pada pasal 5 dijelaskan SKN menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan

    pembangunan kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan

    monitoring dan evaluasi.

    Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai

    perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman

    dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat

    termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta.

    Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka

    pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai

    dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-

    2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan

    pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan

    untuk keberhasilan pembangunan nasional.

    SKN merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. SKN bukan

    pedoman penyelenggaraan kesehatan bagi Kementerian Kesehatan saja, tapi bagi semua potensibangsa baik pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota), masyarakat, maupun swasta.

    Dengan demikian tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh

    semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-

    guna dan berdaya-guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

    D. INDIKATOR DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONALDisetiap masa pemberlakuan SKN dari mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 2012,

    indicator dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan selalu berubah sesuai dengan

    tantangan di zamannya, penyesuaian ini dilakukan untuk melengkapi kekurangan yang ada pada

    SKN terdahulunya.

    Dalam pencapaian Pembangunan Kesehatan disetiap zaman penerapan SKN mempunyai

    indicator-indikator sebagai alat ukur dalam menilai derajat kesehatan di Indonesia.

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    6/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 6

    1. Indikator Indonesia Sehat 2010.

    Penetapan Indikator Indonesia sehat 2010 berikut targetnya ini diawalai dengan

    perumusan yang dilakukan melalui suatu pertemuan dengan pejabat-pejabat Departemen

    Kesehatan dan sejumlah pejabat kesehatan dari daerah-daerah. Seiring dengan itu Departemen

    Kesehatan merevisi Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1747 tahun 2000 Standar Pelayanan

    Minimal Bidang Kesehatan untuk Daerah Kabupaten/Kota. Maka penetapan Indikator Indonesia

    Sehat 2010 dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal itupun kemudian disinergikan.

    Indikator Indonesia sehat 2010 dikelompokkan kedalam 3 kelompok :

    Indikator Derajat Kesahatan

    Indikator Hasil Antara

    Indikator Proses dan Masukan

    Indikator Derajat Kesahatan

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    7/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 7

    Indikator Hasil Antara

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    8/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 8

    Indikator Proses dan Masukan

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    9/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 9

    2. Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

    Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota ini disusun setelah

    mendapat masukan dari lintas sektor, lintas program pusat dan daerah serta perguruan tinggi

    melalui berbagai kegiatan seminar dan pertemuan yang diikuti oleh badan-badan nasional dan

    internasional.

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

    741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di

    Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal selanjutnya disebut SPM Kesehatan adalah tolok

    ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    10/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 10

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 317/MENKES/SK/V/2009

    indikator kinerja SPM bidang kesehatan adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif di

    bidang kesehatan yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi

    dalam pencapaian SPM bidang kesehatan di Kab/Kota berupa masukan, proses, hasil, dan/atau

    manfaat pelayanan.

    SPM Kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis

    pelayanan beserta indikator kinerja dan target Tahun 2010 Tahun 2015:

    a. Pelayanan Kesehatan Dasar :

    1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015;

    2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% pada Tahun 2015;

    3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

    kebidanan 90% pada Tahun 2015;

    4. Cakupan pelayanan nifas 90% pada Tahun 2015;

    5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada Tahun 2010;

    6. Cakupan kunjungan bayi 90%, pada Tahun 2010;

    7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada Tahun

    2010;

    8. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada Tahun 2010;

    9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan

    keluarga miskin 100 % pada Tahun 2010;

    10.Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada Tahun 2010;

    11.Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % pada Tahun

    2010;

    12.Cakupan peserta KB aktif 70% pada Tahun 2010;

    13.Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Tahun

    2010;

    14.Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada Tahun

    2015.

    b. Pelayanan Kesehatan Rujukan

    1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada

    Tahun 2015;

  • 5/23/2018 Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

    11/11

    Supriady.R Magister AKK FKM-USU | Indikator Dalam Sistem Kesehatan Indonesia 11

    2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

    kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100 % pada Tahun 2015.

    c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB Cakupan

    Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

    100% pada Tahun 2015.

    d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

    Cakupan Desa Siaga Aktif 80% pada Tahun 2015.

    E. PENUTUPSistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan

    pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap

    langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka

    mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen

    bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum,

    badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga

    terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

    Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka

    pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai

    dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-

    2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan

    pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan

    untuk keberhasilan pembangunan nasional.

    F. REFERENSI1. KEPMENKES Nomor 99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.

    2. KEPMENKES Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan

    Nasional.

    3. KEPMENKES RI Nomor 374/MENKES/SK/V/2009, tentang SKN 2009

    4. PERPRES Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

    5. SK MENKES 317 - 2009 ttg JUKNIS BIAYA SPM

    6. Adisasmito,Wiku. Sistem KesehatanPT.RajaGrafindo Persada. Jakarta : 2008