indikasi talaks parese n vii

2
MANAGEMENT PARALISIS NERVUS FASIALIS PERIFER Indikasi terapi konservatif pada paralisis nervus fasialis: - Paralisis fasialis akut dengan kerusakan nervus fasialis yang ringan-sedang dimana degenerasi <90% pada tes electroneurography (ENOG) dalam kurun waktu 2 minggu 1 - Bell’s palsy kombinasi steroid dan antivirus (prednisone 1mg/kg/ hari selama 5 hari dilanjutkan dengan tapering off selama 10 hari dan acyclovir oral (200-400 mg 5x/hari) selama 10 hari 2 Indikasi operasi pada paralisis nervus fasialis: - Paralisis fasial akut (<3 minggu) dimana terdapat kerusakan yang berat pada nervus fasialis / total paralisis. Sebelumnya dikonfirmasi terlebih dahulu dengan electroneurography (ENOG) dan voluntary EMG. 3 Degenerasi >90% pada tes ENOG dan tidak adanya potensial pada voluntary EMG dalam kurun waktu 2 minggu indikasi untuk operasi dekompresi nervus fasialis melalui fossa cranial tengah. 4 - Trauma temporal dengan kerusakan saraf fasialis yang berat 3 - Paralisis nervus fasialis dengan OMSK sebagai penyebabnya 2 - Paralisis fasial yang tidak membaik setelah terapi konservatif - Paralisis fasialis subakut (3 mgg-2 thn) pasca operasi neuroma akustik pilihan operasi Nerve transfers and cross- facial nerve grafting 5 - Paralisis fasialis kronis (>2 thn) dimana otot wajah sudah mengalami atrofi pilihan operasi Muscle transfer techniques 5

Upload: thedidarmawijaya

Post on 27-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indikasi Talaks Parese n VII

MANAGEMENT PARALISIS NERVUS FASIALIS PERIFER

Indikasi terapi konservatif pada paralisis nervus fasialis:- Paralisis fasialis akut dengan kerusakan nervus fasialis yang ringan-sedang dimana

degenerasi <90% pada tes electroneurography (ENOG) dalam kurun waktu 2 minggu1

- Bell’s palsy kombinasi steroid dan antivirus (prednisone 1mg/kg/ hari selama 5 hari dilanjutkan dengan tapering off selama 10 hari dan acyclovir oral (200-400 mg 5x/hari) selama 10 hari2

Indikasi operasi pada paralisis nervus fasialis:- Paralisis fasial akut (<3 minggu) dimana terdapat kerusakan yang berat pada nervus

fasialis / total paralisis. Sebelumnya dikonfirmasi terlebih dahulu dengan electroneurography (ENOG) dan voluntary EMG.3

Degenerasi >90% pada tes ENOG dan tidak adanya potensial pada voluntary EMG dalam kurun waktu 2 minggu indikasi untuk operasi dekompresi nervus fasialis melalui fossa cranial tengah.4

- Trauma temporal dengan kerusakan saraf fasialis yang berat3

- Paralisis nervus fasialis dengan OMSK sebagai penyebabnya2

- Paralisis fasial yang tidak membaik setelah terapi konservatif- Paralisis fasialis subakut (3 mgg-2 thn) pasca operasi neuroma akustik pilihan

operasi Nerve transfers and cross-facial nerve grafting 5

- Paralisis fasialis kronis (>2 thn) dimana otot wajah sudah mengalami atrofi pilihan operasi Muscle transfer techniques5

Referensi:1. Phillip A. Wackym, MD, John S. Rhee, MD.Facial Paralysis. Ballengers

Otorhinolaryngology.2003:489-516

2. THANOS BIBAS, DAN JIANG AND MICHAEL J GLEESON. Disorders of Facial Nerve. Scott Brown 7th Ed v3 Otorhinolaryngology. 2008: 3870-3894

3. http://www.californiafacialnerve.org/treatment-options/surgical/facial-nerve-decompression-surgery.htm

4. Gantz BJ , Rubinstein JT, Gidley P, Woodworth GG. Surgical management of Bell's palsy. Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, University of Iowa College of Medicine, Iowa City, USA. Laryngoscope. 1999 Aug;109(8):1177-88.

5. Ritvik P. Mehta , MD. Surgical Treatment of Facial Paralysis. Clin Exp Otorhinolaryngol. 2009 March; 2(1): 1–5.