indikasi lembah purba sebagai wadah mineral plaser …

10
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 2, November 2018 115 INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER DAN UNSUR TANAH JARANG DI PERAIRAN TANJUNG BERIKAT DAN SEKITARNYA, BANGKA TENGAH, BANGKA BELITUNG PALEO CHANNEL INDICATION AS PLACE OF PLACER MINERALS AND RARE EARTH ELEMENTS IN TANJUNG BERIKAT WATERS AND SURROUNDING, CENTRAL BANGKA, BANGKA BELITUNG Udaya Kamiludin, Noor Cahyo Dwi Aryanto, Andi Wisnu Pertala dan Muhammad Zulfikar Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung 40174 Email: [email protected] Diterima : 23-07-2018, Disetujui : 30-10-2018 ABSTRAK Secara regional daerah Bangka merupakan bagian dari Jalur Granit Utama Pembawa Timah. Daratan nya ditandai oleh intrusi Granit Klabat yang merupakan batuan penting sumber endapan plaser. Untuk mengetahui lembah purba maka dilakukan perekaman seismik saluran tunggal. Daerah penelitian secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bangka Tengah, Propinsi Bangka Belitung. Perairan Tanjung Berikat dan sekitarnya dicirikan oleh kelerengan dasar laut rata-curam dengan kedalaman terukur antara 0-45 meter. Interpretasi seismik saluran tunggal menunjukkan stratigrafi seismik dari muda ke tua yaitu Runtunan A, Runtunan B, intrusi, dan Runtunan C sebagai dasar akustik. Ketebalan sedimen Runtunan A antara 5-30 meter dari permukaan dasar laut. Lembah purba memanjang cukup lebar dan dalam pada Runtunan B yang diduga sebagai fasies pengisian lembah berupa onlap fill. Fasies ini memiliki internal reflektor bebas pantulan-kaotik yang ditafsirkan sebagai wadah mineral plaser dan mineral ikutan pembawa unsur tanah jarang. Endapan plaser diperkirakan merupakan hasil pengerjaan ulang batuan granitoid. Kata Kunci : Dasar laut, runtunan stratigrafi, lembah/alur Purba, endapan plaser, dan Perairan Tanjung Berikat dan Sekitarnya, Bangka-Belitung. ABSTRACT Geologically regional, the Bangka area is part of the Main Tin Belt Granite. The mainland of the study area is characterized by Klabat Granite intrusion which is an important rock source of placer deposits. To find out the placer availability of deposits on Paleo channel it was carried out for the recording of single channel seismic data. The study area is administratively part of the area of Central Bangka, Bangka-Belitung Province. Tanjung Berikat waters and its vicinity are characterized by the slope of the flat sea floor to steep with a measured depth of 0-45 meters. Seismic interpretation shows seismic stratigraphic from young to old consisting of sequence A, sequence B, Intrusion, and sequence C as acoustic basement. Sediment thickness of sequence A between 5-30 meters from seafloor surface sediment. Paleo channel with an elongated shape that is wide enough and deep in sequence B is interpreted as a channel filling facies in the form of onlap fill. This facies is characterized by the free to chaotic reflector configuration which is interpreted as a place for mineral placer and accessory minerals which contain rare earth elements. The availability of placer deposits is interpreted as the result of reworking of granitoid source rock. Keywords: Sea floor, stratigraphic seismic, Paleo channel, placer deposits, and Tanjung Berikat waters and surrounding, Bangka-Belitung.

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 2, November 2018

115

INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER DAN UNSUR TANAH JARANG DI PERAIRAN TANJUNG BERIKAT DAN SEKITARNYA, BANGKA TENGAH, BANGKA

BELITUNG

PALEO CHANNEL INDICATION AS PLACE OF PLACER MINERALS AND RARE EARTH ELEMENTS IN TANJUNG BERIKAT WATERS AND SURROUNDING, CENTRAL BANGKA, BANGKA BELITUNG

Udaya Kamiludin, Noor Cahyo Dwi Aryanto, Andi Wisnu Pertala dan Muhammad Zulfikar

Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralJl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung 40174

Email: [email protected]

Diterima : 23-07-2018, Disetujui : 30-10-2018

ABSTRAK

Secara regional daerah Bangka merupakan bagian dari Jalur Granit Utama Pembawa Timah. Daratan nyaditandai oleh intrusi Granit Klabat yang merupakan batuan penting sumber endapan plaser. Untuk mengetahui lembahpurba maka dilakukan perekaman seismik saluran tunggal. Daerah penelitian secara administratif merupakan bagiandari wilayah Kabupaten Bangka Tengah, Propinsi Bangka Belitung. Perairan Tanjung Berikat dan sekitarnya dicirikanoleh kelerengan dasar laut rata-curam dengan kedalaman terukur antara 0-45 meter. Interpretasi seismik salurantunggal menunjukkan stratigrafi seismik dari muda ke tua yaitu Runtunan A, Runtunan B, intrusi, dan Runtunan Csebagai dasar akustik. Ketebalan sedimen Runtunan A antara 5-30 meter dari permukaan dasar laut. Lembah purbamemanjang cukup lebar dan dalam pada Runtunan B yang diduga sebagai fasies pengisian lembah berupa onlap fill.Fasies ini memiliki internal reflektor bebas pantulan-kaotik yang ditafsirkan sebagai wadah mineral plaser dan mineralikutan pembawa unsur tanah jarang. Endapan plaser diperkirakan merupakan hasil pengerjaan ulang batuan granitoid.

Kata Kunci : Dasar laut, runtunan stratigrafi, lembah/alur Purba, endapan plaser, dan Perairan Tanjung Berikat danSekitarnya, Bangka-Belitung.

ABSTRACT

Geologically regional, the Bangka area is part of the Main Tin Belt Granite. The mainland of the study area ischaracterized by Klabat Granite intrusion which is an important rock source of placer deposits. To find out the placeravailability of deposits on Paleo channel it was carried out for the recording of single channel seismic data. The studyarea is administratively part of the area of Central Bangka, Bangka-Belitung Province. Tanjung Berikat waters and itsvicinity are characterized by the slope of the flat sea floor to steep with a measured depth of 0-45 meters. Seismicinterpretation shows seismic stratigraphic from young to old consisting of sequence A, sequence B, Intrusion, andsequence C as acoustic basement. Sediment thickness of sequence A between 5-30 meters from seafloor surfacesediment. Paleo channel with an elongated shape that is wide enough and deep in sequence B is interpreted as achannel filling facies in the form of onlap fill. This facies is characterized by the free to chaotic reflector configurationwhich is interpreted as a place for mineral placer and accessory minerals which contain rare earth elements. Theavailability of placer deposits is interpreted as the result of reworking of granitoid source rock.

Keywords: Sea floor, stratigraphic seismic, Paleo channel, placer deposits, and Tanjung Berikat waters andsurrounding, Bangka-Belitung.

Page 2: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 2, November 2018

116

PENDAHULUAN

Ditinjau dari segi pengembangan danpembangunan, Indonesia masih memilikiketerbatasan data dan informasi sumber dayamineral, khususnya mineral kelautan. Penelitianmineral plaser kelautan dan unsur tanah jarang(rare earth elements) ini dikategorikan sebagaitahapan eksplorasi survei tinjau yang masihmemilih target secara regional. Lokasi daerahpenelitian termasuk kedalam Lembar Peta 1213-14 Berikat, skala: 1:50.000 (BIG, 2013 dan USGS.,2013); Selat Gelasa (Dihidros, 2014). Secaraadministratif merupakan bagian dari wilayahKabupaten Bangka Tengah dan secara geografiterletak pada koordinat 2° 28' 00”- 2° 42' 00” LSdan 106° 39' 22" - 106° 53' 22" BT (Gambar 1).

Temu Ilmiah XIII dan Pameran Hasil Litbang2017 ESDM di Lemigas Jakarta dalam tayangantestimoninya Direktur Ekplorasi PT. Timah Tbk.,mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia hanyamemiliki cadangan timah sebesar ±400.000 ton.Potensi dilautan pada jalur timah granit utamadiperkirakan menyimpan 9.000.000 ton. Dilautanmasih mempunyai peluang sebesar 8.000.000 tonyang akan mengembalikan kembali kejayaanIndonesia. Agar ketersediaan pasokan minerallogam terjamin maka salah satunya perludiusahakan eksplorasi berkesinambungan.

Pada jaman sebelum Kapur Pulau Bangkasecara tektonik regional merupakan inti dariDaratan Sunda. Fisiografi Paparan Sunda (SundaShelf) berdasarkan peta struktur bagian atasbatuan dasar (top Basement) dapat dibedakanmenjadi 3 bagian, yaitu: Paparan (Platform) SundaBagian Utara, Paparan Singapura dan PaparanSunda Bagian Selatan (Tjia, dkk., 1972). Secararegional daerah Bangka Belitung merupakanbagian dari Main Tin Belt Granite (Batchelor,1983). Jalur Granit Utama Pembawa Timah inirelatif membentang melingkar mulai dariMyanmar, Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau,Bangka, Belitung, Singkep hingga menerus kePulau Karimata disebelah Barat Kalimantan. PetaGeologi Lembar Bangka Selatan (Margono, dkk.,1995) dan Lembar Bangka Utara (Mangga, dkk.,1994) daratan Pulau Bangka ditandai denganadanya Intrusi Granit Trias yang didugamerupakan batuan sumber mineral plaser.Mineral pembawa unsur tanah jarang umumnyahadir sebagai mineral tambahan (accesoriesminerals) pada komoditas utama timah (cassiterite)Aluvial, bauksit (bauxite) dan bijih besi (iron ore).Produk samping (tailing) pengolahan timah inimasih mengandung mineral ikutan pembawa unsurtanah jarang yang memiliki nilai tambah. Cebakanatau pengkayaan mineral plaser dapat terbentukpada lingkungan pantai terangkat (raised beaches),

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Page 3: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 2, November 2018

117

pantai modern (modern beaches), pantai bawah laut(submerged beeaches), terperangkap pada rendahanpermukaan dasar laut (trapped in surfacedepressions on sea floor) dan lembah sungai purba(buried river valley) hasil fluviatil dan proses pantaiyang dipengaruhi perubahan muka air laut(Modifikasi Aleva, 1985).

Berdasarkan indikasi geologi tersebut di atasmaka mineral plaser dan mineral ikutan pembawaunsur tanah jarang diharapkan terakumulasi diPerairan Tanjung Berikat dan sekitarnya sebagaiendapan plaser (placer deposit). Tujuan penelitianini adalah untuk mengumpulkan danmenginventarisasi data dasar mengenai gambarangeologi permukaan dan bawah permukaan,Sasaran; ditemukan adanya lembah purba sebagaiwadah mineral plaser sebagai bahan pertimbanganBUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupunSwasta, terutama Pemerintah Daerah setempat didalam pengelolaan dan pengembangan potensiwilayah pantai.

METODE

Penentuan posisi, menggunakan perangkat C-Nav WORLD DGPS (Differential GlobalPositioning System) dan Garmin GPSmap 420syang bekerja dengan dukungan satelit. C-NavWORLD DGPS dengan memakai laptop DellINSPIRON yang dilengkapi perangkat lunak(Software) GeoNav.

Pemeruman menggunakan perangkatEchosounder Reson Navisound 210 dengan laptopFujitsu. Akuisisi data seismik pantul dangkalsaluran tunggal dilakukan secara terpadu denganpemeruman. Perekaman data seismikmenggunakan perangkat Graphic Recorder EPC3200S dengan sumber suara Boomer, sapuan(sweeping rate) 1/2 sweep/second, catu daya sumberenergi (energy source) 300 Joule, selang ledakanfiring rate 1 sec dengan frekuensi 300-600 Hz.Rekaman seismik dilakukan secara analog danrekaman seismik ini dapat disimpan dan dilihatpada layar monitor Panasonic dalam bentuk digitaldengan menggunakan perangkat lunak SonarWiz.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfologi dasar lautHasil pengolahan data digital atau grafis dari

pemeruman selang 30 detik dari file data titik-titikkoordinat Echosounder Reson Navisound 210 yangdibaca (remark) interval 1 menit. Hasilpengukuran di koreksi terhadap kedudukan mukaair rata-rata pasang-surut (mean sea level) dan draft

kapal (tranduser) dan didapat titik-titik kedalamanlaut antara 0-45 meter. Peta batimetri denganpenarikan garis kontur selang 1 meter padakisaran kedalaman tersebut memperlihatkangambaran morfologi dasar laut dibagian selatan danutara daerah penelitian sebagian besar dicirikanoleh kelerengan dengan sudut kemiringan rata-landai dengan perbedaan nilai kedalaman, masing-masing antara 0-10 m dan 15-30 m (Gambar 2 dan3). Morfologi dasar laut dengan sudut kemiringanlandai-curam menempati sepanjang Pantai SungaiBakong sampai Tanjung Berikat hingga meneruske arah lepas pantai dengan perbedaan nilaikedalaman antara 0-10 m dan 0-45 m.

Runtunan SeismikInterpretasi seismik dilakukan berdasarkan

konsep stratigrafi seismik (Mitchum, dkk., 1977;Ringis, 1986; Sangree, dkk., 1979) yangdiinterpretasikan menjadi 3 (tiga) runtunan dan 1(satu) intrusi. Runtunan ini dari muda ketua yaituRuntunan A, Runtunan B, Intrusi dan Runtunan C.

Runtunan A, dicirikan oleh konfigurasipantulan seismik paralel sampai sub-paralel.Internal reflektor ini ditafsirkan sebagai endapansedimen yang disusun oleh material berbutirhalus-kasar. Hasil deskripsi sedimen, baik contohcomot maupun penginti gaya beratmemperlihatkan bahwa sedimen permukaan dasarlautnya ditutupi oleh lanau sampai pasir kerikilan.Pada Runtunan ini dijumpai adanya lembah purbamenyerupai mangkuk (trough) seperti terlihatpada lintasan L-21 yang berarah utara-selatan(Gambar 4). Mangkuk-mangkuk ini diduga diisioleh sedimen fluviatil yang menunjukkan adanyaperubahan lingkungan pengendapan akibatperubahan muka air laut. Peta isopah Runtunan A(Sedimen Kuarter) mempunya ketebalan berkisarantara 5 meter dan 30 meter dari permukaan dasarlaut. Ketebalan antara 5-20 meter umumnyaberkembang di perairan bagian selatan dan utaradaerah penelitian. Di bagian selatan, tepatnya diselatan Perairan Tanjung Berikat membentuklembah menyerupai mangkuk hingga mencapaiketebalan 20 meter. Sedimen Kuarter paling tebalterdapat di utara daerah penelitian hinggamencapai 30 meter (Gambar 5).

Runtunan B, ditindih secara tidak selaras(underlying unconformity) oleh Runtunan Adengan batas runtunan sebagai pepat erosi(erosional truncation) seperti terlihat pada lintasanL-23a (Gambar 6). Runtunan B dicirikan olehpantulan dalam kaotik (chaotic) sampai bebaspantul (reflector free). Pantulan dalam kaotik sampai

Page 4: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 2, November 2018

118

Gambar 2. Peta batimetri perairan Tanjung Berikat dan sekitarnya

Gambar 3. Morfologi tiga dimensi dasar laut Perairan Tanjung Berikat dan sekitarnya

Page 5: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 2, November 2018

119

Gambar 4. Interprestasi seismik Lintasan L-21

Gambar 5. Peta Isopah Sedimen Kuarter di Perairan Tanjung Berikat dan sekitarnya

Page 6: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 2, November 2018

120

bebas pantul diinterpretasikan sebagai endapansedimen yang disusun oleh material berbutirsangat halus sampai sangat kasar. Pada RuntunanB berkembang lembah purba memanjang cukuplebar dan dalam yang diduga sebagai fasiespengisian alur berupa onlap fill. Fasies inimemiliki pantulan dalam bebas pantulan-kaotikyang ditafsirkan sebagai dominasi sedimenberbutir sangat halus-sangat kasar. Lembah Purbamemanjang dengan volume 63.942.927,63 m3

diduga sebagai wadah mineral plaser dan mineralikutan pembawa unsur tanah jarang hasil fluviatilseperti terlihat pada lintasan L-33, L-43,(Gambar 7-9). Dengan keterbatasan datapemboran maka kebenaran endapan plaser inimasih harus dibuktikan dengan pemboran inti.

Intrusi, dicirikan oleh pantulan dalam yangkuat dibagian atas, melemah kebagian bawahsampai sampai bebas pantul. Intrusi ini secarasetempat menerobos Runtunan C bahkan munculkepermukaan dasar laut membentuk tonjolon-tonjolan (mounds) landai seperti terlihat padalintasan L-23a.

Runtunan C, ditindih secara tidak selaras olehRuntunan B dengan batas runtunan sebagai pepaterosi dan onlap. Pantulannya memperlihatkansuatu perlapisan (layer) yang secara setempat telahmengalami perlipatan lemah sampai sedangdengan konfigurasi pantulan kaotik. Runtunan Cmerupakan batuan dasar akustik (acousticbasement) atau runtunan terdalam yang dapat

ditembus oleh kemampuan peralatan seismikpantul dangkal saluran tunggal. Untuk kedalamanbatuan dasar akustik (milidetik) dilakukan denganmengalikan tebal Runtunan A dan B (detik)terhadap kecepatan rambat gelombang (m/detik)dan dibagi dua. Dalam konteks ini kecepatanrambat gelombang ke dua Runtunan diasumsikanmempunyai rata-rata 1800 m/detik. Dasar akustikdi Perairan Tanjung Berikat dan sekitarnyamemiliki kedalaman antara kurang 27 m sampailebih besar 90 m dari permukaan dasar laut(Gambar 10). Kedalaman antara kurang 27 metersampai 63 meter umumnya berkembang diperairan bagian selatan dan sebagian di utaradaerah penelitian. Kisaran pada kedalaman inimembentuk morfologi menyerupai punggunganberarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan. Diantara punggungan berkembang lembahmenyerupai mangkuk yang berarah barat laut-tenggara, utara-selatan dan timur laut-barat daya.Punggungan dan lembah ini diduga berkaitandengan penerobosan intrusi Granit Klabat danpensesaran berarah barat-timur hingga baratlaut-tenggara. Dasar akustik cenderung makin dalamke utara dan timur daerah penelitian hinggamencapai 90 m.

Kesebandingan Satuan PetaJika dikaitkan dengan tatanan stratigrafi dari

tua ke muda berdasarkan Peta Geologi LembarBangka Selatan, Sumatera (Margono dkk., 1995)

Gambar 6. Interprestasi seismik Lintasan L-23a

Page 7: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 2, November 2018

121

Gambar 7. Peta sumber daya hipotetik

Gambar 8. Interprestasi seismik Lintasan L-33

Page 8: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 2, November 2018

122

maka Runtunan A ini dapat disebandingkansebagai Aluvium Kuarter (Qa) yang prosessedimentasinya masih berlangsung hinggasekarang. Runtunan B disebandingkan sebagaiFormasi Ragam (TQr) yang terdiri dariperselingan batupasir, batulempung dankonglomerat berumur Miosen Akhir-PlistosenAwal. Intrusi disebandingkan sebagai GranitKlabat yang terdiri dari granit biotit, granodioritdan granit genesan berumur Trias Akhir-JuraAwal. Runtunan C disebandingkan sebagai FormasiTanjung Genting yang terdiri dari perselinganbatupasir dan batulempung yang berumur TriasAwa (Tabel 1).

KESIMPULAN

Morfologi dasar laut Perairan TanjungBerikat dan sekitarnya dicirikan oleh kelerengandasar laut dengan sudut kemiringan datar-curam(densitas kontur lemah-tinggi) dengan kedalamanterukur antara 0-45 meter. Runtunan seismik darimuda ke tua yaitu Runtunan A, Runtunan B,intrusi, dan Runtunan C sebagai dasar akustik.Peta isopah Runtunan A (Sedimen Kuarter)memperlihatkan ketebalan sedimen antara 5-30meter dari permukaan dasar laut. Lembah Purbamemanjang cukup lebar dan dalam pada RuntunanB yang diduga sebagai fasies pengisian alur berupaonlap fill. Fasies ini memiliki pantulan dalam

bebas pantulan-kaotik yang diinterpretasikansebagai sedimen berbutir halus-kasar. LembahPurba memanjang dengan volume 63.942.927,63m3 diduga sebagai wadah mineral plaser danmineral ikutan pembawa unsur tanah jarang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada bapak Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan,rekan-rekan anggota tim, serta para teman-temanfungsional/struktural yang tidak dapat disebutkansatu persatu yang telah memberikan saran danmasukan sehingga tulisan ini dapat dipublikasikan.

DAFTAR ACUAN

Aleva, G., 1985. Indonesian Fluvial CassiteritePlacers and Their Genetic Environment,Academic Journal : Quart. Journ. GeologicalSoc. 142, Part 5.

Anonim, 2013. Peta Rupabumi Lembar Peta 1213-14 (Berikat), Skala 1 : 50.000. BadanInformasi Geospasial.

Anonim, 2013. Aster-GDEM Pulau BangkaBelitung, USGS.

Batchelor, B.C., 1983. Sundaland Tin PlaserGenesis and Late Cainozoic CoastalStratigraphy in Western Malaysia and

Gambar 9. Interprestasi seismik Lintasan L-43

Page 9: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 16, No. 2, November 2018

123

Indonesia, Ph.D. Thesis, University ofMalaya.

Dinas Hidro-Oseanografi, 2014. Selat Gelasa,Indonesia, Skala 1 : 200.000.

Mangga, S.A., dan Djamal, B., 1994. Peta GeologiLembar Bangka Utara, Sumatera, Skala 1 :250.000. Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Margono, U., Supandjono, R.J.B., dan Partoyo, E.,1995. Peta Geologi Lembar Bangka Selatan,Sumatera, skala 1 : 250.000. Pusat Penelitiandan Pengembangan Geologi, Bandung.

Ringis, J., 1986. Seismic Stratigraphy in Very HighResolution Shallow Seismic Data, CCOP,Tech. Pub. 17, p. 115-126.

R.M. Mitchum, J.R., Vail, P.R., and Sangree, J.B.,1977. Stratigrafi Interpretation of SeismicRefkection Patterns in DepositionalSequences. Published by AAPG Tulsa,Oklahoma, USA. p.117-133.

Sangree, J.B. and Wiedmier, JM., 1979.Interpretation Facies from Seismic Data,Geophysic 44(2): p.131.

Tjia, H.D., and Posavec, M.M., 1972. QuaternaryShorelines of The Sunda Land, South EastAsia, Geol. Mijnbouw, 49(2); 35-144.

Page 10: INDIKASI LEMBAH PURBA SEBAGAI WADAH MINERAL PLASER …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 16, No. 2, November 2018

124