indeks daya saing daerahjabarprov.go.id/assets/data/doc/upload_1605603684.pdfmemiliki daya saing...
TRANSCRIPT
-
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
INDEKS DAYA SAING DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2020
Photo: Instagram.com/@saparinggadiwa
-
iii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN GUBERNUR JAWA BARAT ..................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv
BAGIAN I KEADAAN TERKINI .................................................................................... 1
A. Identifikasi Peluang/Kendala dan Inventarisasi Urgensi ................................................ 1
B. Pemetaan Sektor/Komponen Pembentuk Andalan........................................................ 2
BAGIAN II ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ...................................................... 5
A. Formulasi Kebijakan ...................................................................................................... 5
B. Terobosan Strategi Melalui Perencanaan Berbasis Penelitian, dan Pembangunan
Berbasis Perencanaan ................................................................................................... 5
C. Kerangka Kebijakan Terintegrasi Pengembangan Pembangunan. ............................... 7
BAGIAN III SOLUSI MENYELURUH ........................................................................... 8
A. Agenda Kerjasama dan Kolaborasi ............................................................................... 8
B. Prioritas Program Penyusunan dan Pelaksanaan Penguatan Indeks Daya Saing
Daerah (IDSD) ............................................................................................................... 9
C. Konektivitas Antar kelembagaan dan Kewenangan Pemerintahan ............................... 9
BAGIAN IV TATA KELOLA DAN DUKUNGAN ....................................................... 10
A. Agenda Kerja Pelaksanaan Penguatan Daya Saing Daerah ....................................... 10
B. Anggaran, Kelembagaan dan SDM, Inovasi. ............................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11
LAMPIRAN ................................................................................................................... 12
file:///C:/Users/Sutad/Desktop/DRAFT%20LAPORAN%20IDSD%202020%20(REVISI%2012%20Agustus%202020%20jam%2021.30)_ADS.docx%23_Toc48197346file:///C:/Users/Sutad/Desktop/DRAFT%20LAPORAN%20IDSD%202020%20(REVISI%2012%20Agustus%202020%20jam%2021.30)_ADS.docx%23_Toc48197347file:///C:/Users/Sutad/Desktop/DRAFT%20LAPORAN%20IDSD%202020%20(REVISI%2012%20Agustus%202020%20jam%2021.30)_ADS.docx%23_Toc48197348file:///C:/Users/Sutad/Desktop/DRAFT%20LAPORAN%20IDSD%202020%20(REVISI%2012%20Agustus%202020%20jam%2021.30)_ADS.docx%23_Toc48197362file:///C:/Users/Sutad/Desktop/DRAFT%20LAPORAN%20IDSD%202020%20(REVISI%2012%20Agustus%202020%20jam%2021.30)_ADS.docx%23_Toc48197363
-
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL Tabel 1. Terobosan Strategi untuk Memperkuat Aspek Penguat/Enabling Environment (P/EE),
Sumber Daya Manusia (SDM), Pasar (P), dan Ekosistem Inovasi (EI) ....................... 5
Tabel 2. Arah Kebijakan Pengembangan Pembangunan Jawa Barat ....................................... 7
Gambar 1. Profil Singkat, Peluang/Kendala dan Inventarisasi Urgensi Jawa Barat ...................1
Gambar 2. Spider Web Indeks Daya Saing Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Aspek &
Pilar .........................................................................................................................2
Gambar 3. Visi dan Misi serta Prioritas Pembangunan Jawa Barat ...........................................5
Gambar 4. Agenda Kerja Penguatan Daya Saing....................................................................10
-
1
BAGIAN I
KEADAAN TERKINI
A. Identifikasi Peluang/Kendala dan Inventarisasi Urgensi
Provinsi Jawa Barat mempunyai luas ±37 juta km², terdiri atas 18 Kabupaten dan 9 Kota (627 Kecamatan, 645 kelurahan, dan 5.312 desa). Jumlah penduduk Jawa Barat pada Tahun
2019 mencapai ±49 juta jiwa, dengan
penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 33,23 juta orang dan 23,8 juta orang diantaranya merupakan angkatan kerja. Gambar 1 memperlihatkan Profil Singkat, Peluang/Kendala dan Inventarisasi Urgensi Jawa Barat.
Gambar 1. Profil Singkat, Peluang/Kendala dan Inventarisasi Urgensi Jawa Barat
Kondisi Jawa Barat ditinjau dari sisi Territorial Capital & Human Capital, berpeluang dalam meningkatkan daya saing secara nasional dibandingkan dengan provinsi lainnya. Provinsi Jawa Barat secara geografis berbatasan dengan DKI Jakarta sehingga berfungsi sebagai penyangga Ibukota Republik Indonesia.
Ditinjau dari aspek Resources, di Jawa Barat terdapat 12 Perguruan Tinggi Negeri dan 389 Perguruan Tinggi swasta. Dengan fasilitas tersebut, masyarakat Jawa Barat diharapkan semakin meningkat tingkat pendidikannya, hal ini juga didukung dengan meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) di level menengah sebesar 77,82 (2019), meningkat sebesar 75,31 (2018). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat sebesar 72,03 poin (2019) atau berada di atas nasional yaitu 71,92 poin.
Ditinjau dari aspek ekonomi, Jawa Barat mempunyai basis produksi sektor primer pada usaha pertanian (peternakan, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan), sektor sekunder industri jasa dan manufaktur, dan sektor tersier pada industri pengolahan. Perekonomian Provinsi Jawa Barat tumbuh
sebesar 5,07% (2019). Pertumbuhan didukung hampir semua lapangan usaha, kecuali pertambangan dan penggalian serta pengadaan listrik dan gas. Dari aspek investasi, Jawa Barat masih menjadi provinsi tujuan utama PMA secara nasional, sejalan dengan banyaknya industri dan kawasan industri yang berkembang di Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2019, Jawa Barat menempati posisi pertama sebagai tujuan PMA dengan pangsa terhadap nasional mencapai 20,8%.
Jawa Barat memiliki infrastruktur handal untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi,
diantaranya: Bandar Udara Internasional
Kertajati, Husen Sastranegara, dan Nusawiru,
Pelabuhan Perikanan Nasional di Sukabumi,
Cirebon, dan Pelabuhan Laut Patimban.
Kehandalan transportasi darat didukung oleh
Jalan Utama (25.365 km) dalam kondisi
mantap sebesar 91,90%. Jalan tersebut di luar
jalan tol Purbaleunyi, Cipali, dan jalan tol yang
sedang dibangun saat ini yaitu Tol Bocimi, Tol
Cisumdawu, dan Cikampek elevated.
Infrastruktur ekonomi lainnya yang telah
-
2
disiapkan yaitu Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) di Wilayah Bogor, Purwakarta dan
Cirebon serta Kawasan Sain dan Teknologi
(KST) di beberapa tempat.
Namun demikian Jawa Barat masih
dihadapkan pada berbagai kendala. Sebagai
penyangga ibukota, Jawa Barat terkendala
dengan tingginya migrasi dari provinsi lain
sehingga menimbulkan permasalahan
ekonomi dan sosial yang cukup signifikan.
Tingginya migrasi penduduk menyebabkan
laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat
mencapai 1,62 atau diatas angka nasional
yaitu 1,42, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) mencapai 7,99%, rendahnya kualifikasi
pekerja di Jawa Barat yang didominasi oleh
lulusan SD mencapai 40,23% serta tingginya
tingkat kemacetan sehingga menjadi kendala
dalam distribusi produk Jawa Barat.
Hasil IDSD berdasarkan Score Pilar sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2 Spider Web Indeks Daya Saing Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Pilar menunjukan bahwa hampir seluruh pilar memiliki score > 3,75 yang mengindikasikan memiliki daya saing sangat tinggi. Namun demikian, dua pilar yang ada, yaitu pilar kesehatan dan pilar pendidikan, walaupun memiliki score tinggi (3,5 dan 3,35), tapi perlu menjadi prioritas semua pihak.
Gambar 2. Spider Web Indeks Daya Saing Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Aspek & Pilar
B. Pemetaan Sektor/Komponen Pembentuk Andalan
1. Aspek Penguat/Enabling Environment
Aspek Faktor Penguat (Enabling Environment) yang terdiri dari 3 Pilar, 6 Dimensi, 24 Indikator IDSD dengan pencapaian score 4,20. Pada Dimensi Tata Kelola Pemerintahan dan Dimensi Keamanan dan Ketertiban, daya saing Jawa Barat relatif cukup kuat, ditandai tata kelola pemerintahan yang smart dan akuntabel serta kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif. Hal ini terindikasi dari capaian Tingkat Kinerja Pemerintahan Daerah yang mencapai nilai sangat baik, Indeks Persepsi Anti Korupsi lebih dari 92%,
predikat “A” untuk SAKIP, nilai “BB” untuk Indeks Reformasi Birokrasi, dan tingkat penyelesaian pelanggaran K3 serta persentase penegakan Peraturan Daerah yang lebih dari 75%. Namun demikian, setidaknya masih terdapat dua indikator pada dimensi tata kelola pemerintahan yang masih harus ditingkatkan, yaitu capaian Indeks
Demokrasi dan Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Pada Dimensi Infrastruktur Transportasi, Dimensi Infrastruktur Air Bersih, RTH dan Kelistrikan, daya saing Jawa Barat didukung oleh ketersediaan infrastruktur air bersih, Ruang Terbuka Hijau dan kelistrikan serta infrastruktur transportasi berupa kemantapan jalan provinsi yang berada pada level tinggi. Indikator yang masih perlu menjadi perhatian adalah masih rendahnya rasio panjang jalan terhadap kendaraan bermotor.
Secara umum, daya saing Jawa Barat pada Dimensi Keuangan Daerah dan Dimensi Stabilitas Ekonomi cukup baik. Stabilitas ekonomi ditopang oleh pertumbuhan UMKM pada Tahun 2019 yang sangat signifikan (lebih dari 300%) dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor pertanian juga mengambil peran penting dengan capaian Indeks Ketahanan Pangan sebesar 76,4 dan Nilai Tukar Petani mencapai 104,48. Nilai investasi baik yang
4.932098777778
4.7962973
Score Aspek
-
3
berasal dari PMDN maupun PMA cukup tinggi, dimana investasi PMDN di Jawa Barat berkontribusi sebesar 27% terhadap total investasi PMDN secara nasional. Selain itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri mencatat peningkatan APBD terhadap nilai investasi yang cukup besar (12,8%) dibandingkan tahun 2019. Faktor-faktor tersebut merupakan salah satu pendorong bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sehingga dapat tumbuh diatas rata-rata nasional (5,41%) dengan kategori Kapasitas Fiskal Daerah sangat tinggi (3,2).
Namun demikian, pada dimensi stabilitas ekonomi Jawa Barat masih dihadapkan dengan persentase angka kemiskinan yang masih tinggi, sedangkan pada dimensi keuangan daerah khususnya indikator nilai PDRB per kapita dan kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah masih berada pada level rendah.
2. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek Sumber Daya Manusia (Human Capital) yang terdiri dari 2 Pilar, 3 Dimensi, 19 Indikator IDSD dengan pencapaian score 3,42. Pada Dimensi Kesehatan, Jawa Barat sudah mencapai level cukup baik dalam hal penanganan balita gizi buruk, penanggulangan kematian bayi dan pemenuhan tenaga medis. Pada indikator jumlah balita stunting dan Angka Harapan Hidup, Jawa Barat telah berada pada level yang cukup tinggi. Namun demikian masih ada tiga indikator kesehatan lainnya yang masih berada pada level yang rendah, yaitu angka morbiditas, rasio puskesmas terhadap penduduk serta rasio rumah sakit terhadap penduduk. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk di Jawa Barat setiap tahunnya meningkat diakibatkan urbanisasi penduduk dari daerah lain sehingga rasio puskesmas terhadap penduduk serta rasio rumah sakit terhadap penduduk menjadi rendah.
Pada Dimensi Pendidikan, indikator Angka Harapan Lama Sekolah dan jumlah penduduk berpendidikan Diploma I/II/III berada pada level yang tinggi. Sementara angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS), APK Perguruan Tinggi, jumlah penduduk berpendidikan D4/S1, berpendidikan S2 dan S3 masih berada pada level rendah dan menengah. Banyaknya penduduk yang tidak melaporkan kembali jenjang pendidikan terakhir yang diraihnya, menyebabkan data jumlah penduduk berpendidikan tinggi menjadi kecil.
Pada Dimensi Keterampilan, indikator kenaikan Balai Latihan Kerja (BLK), jumlah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) serta peran pemerintah daerah dalam peningkatan literasi digital masing-masing berada pada level yang tinggi. Perencanaan, kemampuan dan pemanfaatan digital sudah sangat optimal antara lain melalui program Desa Digital, Jabar Quick Response, CANDIL (Maca Dina Digital Library), e-samsat, Aplikasi Sambara (Samsat Jawa Barat Juara), Aplikasi Samping Katepel, Si Rampak Sekar dan Warna Jabar. Satu indikator yang masih berada pada level rendah adalah APK siswa SMK dimana jumlah siswa SMK hanya berjumlah 45,15% dibandingkan total penduduk usia 15-18 tahun di Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena Angka RLS di Jawa Barat masih rendah. Namun demikian, capaian APK siwa SMK masih lebih tinggi dibandingkan APK siswa SMA yang hanya mencapai 27,57%, yang berati bahwa pendidikan menengah berbasis vokasi telah banyak diminati oleh masyarakat Jawa Barat.
3. Aspek Pasar
Aspek Pasar (Market) yang terdiri dari 4 Pilar, 7 Dimensi, 23 Indikator IDSD dengan pencapaian score 4,16. Pada Dimensi Kompetensi Dalam Negeri, secara umum Jawa Barat menunjukan daya saing yang relatif baik, yang dapat diidentifikasi dari beberapa indikator antara lain: keberadaan industri kecil dan menengah maupun industri besar yang relatif banyak, dan telah terjadi pola kemitraan yang cukup baik antara Industri kecil, menengah dan industri besar di dalam proses produksi, distribusi, maupun pemasaran sehingga mendorong terciptanya efisiensi produksi dan pemasaran. Hal ini juga didukung oleh keberadaan pelaku usaha asosiasi perdagangan dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang jumlahnya cukup banyak dan aktif.
Pada Dimensi Pajak dan Retribusi, kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga sangat tinggi mencapai 92,38% hal ini menunjukkan bahwa penduduk Jawa Barat sudah taat pajak. Kesuksesan tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya regulasi yang cukup baik dari pemerintah daerah dalam penciptaan efisiensi pasar dan menekan laju inflasi. Namun demikian, kontribusi retribusi terhadap PAD masih rendah hanya mencapai 0,26%. Hal ini dikarenakan terbatasnya kewenangan
-
4
Pemerintah Provinsi dalam penarikan retribusi daerah.
Pada Dimensi Stabilitas Pasar, pemerintah daerah telah menerbitkan regulasi guna mendorong efisiensi pasar dan menekan laju inflasi di daerah untuk 13 sektor usaha yaitu sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perdagangan. Namun demikian, Indeks Gini di Jawa Barat masih relatif tinggi yang menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan masih kurang baik.
Pada Dimensi Ketenagakerjaan dan Dimensi Kapasitas Tenaga Kerja, beberapa indikator sudah menunjukan level tinggi yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Indeks Pembangunan Gender, jumlah tenaga kerja yang bekerja penuh mencapai diatas 70% dan tingginya dukungan pemerintah dalam pengembangan tenaga terampil melalui program pelatihan tenaga kerja terampil yang tersertifikasi oleh dunia usaha. Namun demikian masih terdapat beberapa Indikator yan relatif lemah antara lain Tingkat Pengangguran Terbuka yang masih relatif tinggi dan proporsi jumlah tenaga kerja terdidik (formal maupun formal) terhadap angkatan kerja masih belum memuaskan.
Pada Dimensi Akses Keuangan, indikator akses dunia usaha terhadap Lembaga Keuangan sudah sangat baik. Hal ini ditunjukan oleh keberadaan lembaga keuangan baik Bank maupun lembaga bukan Bank yang jumlahnya sudah cukup banyak sehingga memudahkan bagi masyarakat dalam mengakses permodalan usaha. Terkait dengan kondisi tersebut, maka pertumbuhan kredit dari lembaga keuangan Bank maupun lembaga bukan Bank terhadap industri kecil dan menengah menjadi cukup tinggi. Dukungan berbagai lembaga keuangan terhadap dunia usaha tersebut telah mencptakan pertumbuhan dunia usaha di Jawa Barat cukup baik.
Pada Dimensi Ukuran Pasar, Neraca Perdagangan Jawa Barat pada Triwulan I (Jan-Mar) Tahun 2020 sangat baik dimana Nilai Ekspor mencapai 7.384,55 Juta USD dan Nilai Impor mencapai 2.684,57 Juta USD. Walaupun pertumbuhan nilai ekspor di Jawa Barat per Oktober 2019 hanya mengalami kenaikan sebesar 4,90% dibanding dengan September 2019, namun secara absolut bahwa nilai eksport Jawa Barat sudah cukup tinggi, sehingga secara nominal, nilai ekspor Jawa Barat sangat baik yaitu mencapai 7.384,55 Juta USD.
4. Aspek Ekosistem Inovasi
Aspek Ekosistem Inovasi yang terdiri dari 3 Pilar, 7 Dimensi, 31 Indikator IDSD dengan pencapaian score 4,93. Dari 31 indikator yang
membentuk Aspek Eksositem Inovasi, 29 indikator berada di level 5, 1 indikator berada di level 4 dan 1 indikator berada di level 1. Dari 30 indikator yang membentuk Aspek Eksositem Inovasi, 29 indikator berada di level 5 dan 1 indikator berada di level 4. Ini mengindikasikan bahwa Jawa Barat memiliki ekosistem yang kondusif dan terintegrasi sehingga berbagai keanekaragaman dari berbagai sumber daya dan pihak- pihak yang terlibat dapat terhubung dan melakukan inovasi dengan baik.
Pada dimensi regulasi tersedia dengan sangat baik, sehingga dimensi kewirausahaan dapat tumbuh dan berkembang. Kebijakan regulasi insentif pajak, pelayanan dan durasi perijinan sangat mendukung kewirausahaan di Jawa Barat. Sebagai contoh, jumlah Industri kecil dan menengah (IKM) dan pertumbuhan jumlah industri besar pada Tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 25,43% dan 16,9%. Sehingga tidak heran bila PMA dan PMDN Provinsi Jawa Barat menempati posisi pertama secara nasional.
Pada Dimensi Interaksi dan Keberagaman, terdapat 17 indikator yang berada pada level sangat baik. Adanya perencanaan SIDa Jawa Barat yang telah terintegrasi dengan RPJMD, menjadikan kolaborasi Academic-Bussiness-Government (triple helix) yang efektif yang dapat mendorong dihasilkannya produk unggulan daerah, world class university dan berbagai lembaga kelitbangan, jumlah perjanjian kerja sama (PKS) antara industri/dunia usaha (triple helix) dalam program pengembangan teknologi dan inovasi berada pada level menuju arah yang sangat menggembirakan. Namun demikian, masih ada 1 indikator yang berada pada level rendah, yaitu rendahnya persentase anggaran penelitian dan pengembangan terhadap total APBD yang hanya mencapai 0,54%. Namun demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menganggarkan anggaran penelitian dan pengembangan di Jawa Barat yang cukup tinggi mencapai Rp. 210.055.484.349,-.
Pada Dimensi Telematika dan Teknologi, seluruh indikator berada pada level sangat
baik. Terdapat ±70% penduduk Jawa Barat memiliki HP/smart phone dan ±70% rumah tangga di Jawa Barat memiliki akses terhadap internet.
-
5
BAGIAN II
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
A. Formulasi Kebijakan
Visi dan Misi Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat dijabarkan dalam 9 Prioritas Pembangunan Daerah. Dengan adanya bencana pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menambahkan 1 program prioritas dalam rangka rehabilitasi dan
rekonstruksi dampak pandemi covid-19 dengan tujuan Pemulihan Ekonomi; Reformasi Sistem Kesehatan Daerah; Reformasi Sistem Perlindungan Sosial; dan Reformasi Sistem Ketahanan Bencana, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Visi dan Misi serta Prioritas Pembangunan Jawa Barat
B. Terobosan Strategi Melalui Perencanaan Berbasis Penelitian, dan
Pembangunan Berbasis Perencanaan
Upaya peningkatan daya saing pada dilakukan melalui perencanaan berbasis penelitian dan pembangunan berbasis
perencaan dengan berbagai terobosan “Program Juara, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Terobosan Strategi untuk Memperkuat Aspek Penguat/Enabling Environment (P/EE), Sumber
Daya Manusia (SDM), Pasar (P) , dan Ekosistem Inovasi (EI)
Terobosan Program Strategi Aspek
P/EE SDM P EI
Birokrasi Juara Mendorong percepatan penerapan Reformasi Birokrasi pada semua Organisasi Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat
ASN Juara Memacu peningkatan kapabilitas dan kompetensi ASN Jawa Barat dalam mewujudkan Dinamic Government.
Kota Juara Mengembangkan Kota Cerdas
Gerbang Desa Juara • Membangun jaringan internet ke berbgai desa • 1 Desa 1 BUMDesa dan One Village One Product
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”
Membentuk Manusia Pancasila yang bertaqwa
melalui peningkatan peran Masjid dan tempat
Ibadah sebagai pusat peradaban
Melahirkan Manusia yang berbudaya,
berkualitas, bahagia dan produktif melalui
peningkatan pelayanan publik yang inovatif
Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang
berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas wilayah
dan penataan daerah
Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang
sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan
kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan
Mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang inovatif dan kepemimpinan yang
kolaboratif antara Pemerintah Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota
PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021
1 Rehabilitasi dan rekonstruksi dampak pandemi COVID-19: Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Sistem Kesehatan Daerah
-
6
Terobosan Program Strategi
Aspek
P/EE SDM P EI
Transportasi Juara • Meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas transportasi menuju pusat-pusat perekonomian melalui pengembangan sistem jaringan transportasi massal berbasis jalan dan rel yang aman, nyaman, terjangkau, dan antar-moda.
• Mendorong konektifitas yang tinggi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
Lingkungan Juara Mendukung pembangunan infrastruktur air bersih, Ruang Terbuka Hijau dan konservasi Hutan Lindung dan Lahan Kritis
APBD Juara • Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dan SDM serta pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
• Menggali sumber pendapatan akan terus ditingkatkan melalui berbagai sumber pendapatan diantaranya melalui peningkatan retribusi daerah.
BUMD Juara Meningkatkan PAD dan mendorong kemitraan dengan Badan Swasta, serta menurunkan Angka Pengangguran
UMKM Juara Meningkatkan penyerapan hasil UMKM dan pemberian kredit bunga ringan
Wirausaha Juara Mendorong pertumbuhan wirausaha baru, pengembangan inkubator bisnis di
tingkat kecamatan dan pengembangan GAMPIL (Gadget Mobile App for Licence) bagi UMKM
Pariwisata Juara Mendorong pertumbuhan Desa Wisata guna mendorong pertumbuhan ekonomi di desa
Petani Juara Revitalisasi lahan dan infrastruktur pertanian, pemberian bantuan pupuk, bibit, obat dan huller, Irigasi pertanian, Pembangunan Gudang Tani Juara di setiap Kab/Kota
Sekolah Juara • Membangun Ruang Kelas Baru dari Tingkat SD-Perguruan Tinggi, Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Gratis yang diberikan kepada SMA/SMK/SLB Negeri
• SPP Gratis bagi Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) di SMA/SMK Swasta-bagi siswa miskin yang tidak diterima di Sekolah negeri
• Hibah Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU); merupakan bantuan pendidikan yang diberikan kepada Sekolah SMA/SMK/SLB Swasta dan MA untuk pembiayaan operasional sekolah.
• Mengembangkan kelas-kelas yang dilengkapi dengan Teknologi dan mengembangkan Kelas Jarak Jauh
• Menyediakan fasilitas sekolah gratis sampai SMA/K
SMK Juara • Revitalisasi SMK adalah upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan SMK yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah serta link and match dengan industry
• Melakukan pembangunan dan revitalisasi SMK, sertifikasi nasional pendidik dan lulusan SMK serta menciptakan SMK sesuai dengan kebutuhan ekonomi dan kebutuhan lokal sehingga dapat meminimalisir gap antara lulusan SMK dan kebutuhan pasar kerja
Perguruan Tinggi Juara • Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadikan Perguruan Tinggi sebagai Center of Excellence and Innovation serta mewujudkan adanya Perguruan Tinggi di setiap Kabupaten/Kota di Jawa Barat
• Dilaksanakan melalui Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU), merupakan pelaksanaan kegiatan pendidikan tinggi di luar kampus utama.
• Terdiri dari 3 (tiga) kampus, yaitu PSDKU ITB Cirebon, PSDKU IPB Sukabumi dan PSDKU UNPAD Pangandaran
Jabar Future Leader • Beasiswa Prestasi Akademik; untuk mahasiswa baru yang berkuliah di daftar 11 perguruan tinggi terakreditasi A dan terbagi kedalam jenjang S1, S2 dan S3 dengan fokus penelitian selaras dengan 9 (sembilan) Prioritas pembangunan Jawa Barat
• Beasiswa Prestasi Non Akademik; ditujukan untuk mahasiswa baru dan mahasiswa yang sedang berjalan yang berkuliah di daftar 98 perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat dan ternagi kedalam empat jenjang prestasi yaitu prestasi keagamaan, prestasi atlit, prestasi seni budaya dan prestasi keorganisasian.
• Beasiswa Prestasi Akademik sebagai upaya percepatan akses pendidikan tinggi yang ditujukan bagi mahasiswa baru dan mahasiswa berjalan yang berkualiah di Daftar 98 Perguruan Tnggi yang bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat melalui pembiayaan pada 1 (satu) tahun ajaran.
Millenial Juara • Penyaluran Beasiswa khusus putera puteri daerah untuk kuliah di dalam negeri dan luar negeri
• Mendorong pembentukkan start-up/creative hub di Kabupaten/Kota
Kesehatan Juara • Puskesmas Juara • Pembangunan dan
Revitalisasi RS
Mengupayakan agar seluruh puskesmas di Jawa Barat memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan terakreditasi, pembangunan rumah sakit baru, revitalisasi rumah sakit yang kurang layak serta revitalisasi rumah sakit tipe C menjadi tipe B (alokasi anggaran fungsi kesehatan 10% pada APBD TA 2019).
Posyandu Juara Meningkatkan peran Posyandu sebagai Pusat Pendidikan Keluarga serta dilengkapi berbagai fasilitas ramah anak dan fasilitas kesehatan yang memadai.
Logistik Juara Pembangunan Pusat Logistik skala regional dan Gudang Juara untuk melindungi petani setempat dari resiko kerusakan hasil produksi dan
mengendalikan harga komoditasnya.
Pantura Juara Mendorong pertumbuhan Kawasan Industri dan Lumbung Padi di Pantura
Pansela Jura Meningkatkan konektivitas yang baik di Jabar Selatan dan Pemekaran Kabupaten di Jabar Selatan
-
7
Terobosan Program Strategi
Aspek
P/EE SDM P EI
Ekonomi Kreatif Juara Mendorong Kawasan Industri Kreatif dan Desa Kreatif serta pembinaan SDM, program off taker dan promosi usaha kreatif
Industri Juara Pembangunan Kawasan Industri lokal di Kab/Kota serta Penguatan mata rantai produksi industri kecil dan menengah
Pasar Juara Pembangunan dan Revitalisasi Pasar Rakyat dan Modernisasi Koperasi dan Pedagang Pasar Rakyat
Pembangunan Kawasan Sains Terpadu
Mendorong kerjasama triple helix melalui program pembangunan 4 Kawasan Science Terpadu (KST) di Cikadu, Jatinangor, Pangalengan, dan Cirebon.
C. Kerangka Kebijakan Terintegrasi Pengembangan Pembangunan.
Berbagai langkah percepatan yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan daya saing daerah dilakukan melalui beberapa
kebijakan terintegrasi sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Arah Kebijakan Pengembangan Pembangunan Jawa Barat
No Arah Kebijakan
1 Strategi Pemulihan Ekonomi dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi dampak pandemi covid-19
2 Reformasi Sistem kesehatan
meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing, meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotive dan preventif.
3 Peningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan
meningkatkan kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan Pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah,
meningkatkan kesejahteraan, kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan menengah, serta
meningaktkan minat baca masyarakat.
4 Reformasi Perlindungan Sosial guna meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan
5 Program Padat Karya Proyek Infrastruktur Dan Lingkungan Hidup
pengembangan sistem transportasi massal yang handal dan modern, disamping pembangunan prasarana jalan yang menghubungkan daerah-daerah potensial di Jawa Barat.
6 Pemetaan Pembangunan terutama ke daerah-daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya yang masih relatif rendah dengan memanfaatkan seluruh potensi dan kekuatan daerah
7 Mengembangkan Inkubator Bisnis mellalui Meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten dan kota serta msyarakat termasuk dunia usaha dalam berbagai sektor termasuk dalam pemanfaataan dan hilirisasi hasil kelitbangan di Jawa Barat
8 Peningkatan Pemerataan pembangunan
upaya penyediaan pangan berkualitas bagi masyarakat, pengembangan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil sektor pertanian, kehutanan, serta kelautan dan perikanan.
Peningkatan peran industri dan perdagangan diarahkan pada pengembangan klaster industri, meningkatkan system jaringan distribusi barang, pengembangan pasar dalam dan luar negeri serta menciptakan iklim usaha yang berdaya saing.
Selain itu juga mendorong pengembangan destinasi pariwisata dan meningkatkan ekonomi kreatif, serta peningkatan promosi pariwisata berbasis digital. Dengan demikian diharapkan dapat mengakselarasi PAD dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat ke level yang lebih tinggi.
9 Meningkatkan Kapasitas dan Keterampilan Angkatan Kerja yang berbasis digital dan teknologi untuk memenuhi Kebutuhan Pasar.
10 Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah, Meningkatkan kesejahteraan, Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Meningkatkan minat baca masyarakat
11 Meningkatkan sistem dan jaringan distribusi barang, pengembangan pasar dalam dan luar negeri, serta perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dan Menciptakan iklim usaha yang berdaya saing.
-
8
BAGIAN III
SOLUSI MENYELURUH
A. Agenda Kerjasama dan Kolaborasi
Berdasarkan hasil analisis Daya Saing Daerah Provinsi Jawa Barat maka diperlukan beberapa program lintas sektoral dan kolaborasi antar pemangku kepentingan di Provinsi Jawa Barat. Program lintas sektoral ini terkait dengan kebijakan yang terkait dengan: 1. Program Peningkatan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik. Ke depan, e-Government harus diaplikasikan di seluruh tingkatan pemerintahan, mulai dari pemerintahan desa/kelurahan, kecamatan, pemerintah kabupaten/kota hingga pemerintah provinsi. Hal ini bertujuan agar terwujudnya perencanaan pembangunan yang bersinergi, efektif, efisien dan akuntabel.
2. Program Pemenuhan Infrastruktur Air Layak Minum. Program ini dapat terlaksana dengan baik apabila ada kolaborasi yang baik antara wilayah yang memiliki sumber air baku dengan wilayah pemanfaatnya serta adanya program konservasi hutan dan lingkungan yang terpadu dari semua stakeholder guna melindungi kualitas dan kuantitas debit sumber air baku.
3. Program Pemetaan Pembangunan yang mendorong pada pertumbuhan ekonomi yang merata terutama pada daerah-daerah yang pertumbuhan ekonominya masih rendah. Pembangunan infrastruktur transportasi, infrastruktur pendidikan dan infrastruktur kesehatan merupakan langkah strategis guna mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Dengan kualitas pendidikan, kesehatan dan transportasi yang baik, maka penduduk setempat dapat membangun daerahnya dengan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimiliki dan didukung oleh kolaborasi dengan stakeholder lainnya seperti lembaga pemberi kredit usaha, baik Bank maupun lembaga bukan Bank, dan lain-lain
4. Program Peningkatan Kualitas Angkatan Kerja melalui pendidikan formal (sekolah vokasi) maupun non formal (fasilitasi magang, pelatihan di Balai Latihan Kerja, dan lain-lain). Program ini melibatkan
kerjasama antara Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, Balai Latihan Kerja, industri serta lembaga akademik, baik di dalam atau di luar negeri untuk meningkatkan kompetensi dan pengalaman peserta didik sehingga mereka menjadi tenaga kerja terampil dan mandiri, khususnya yang sesuai dengan potensi ekonomi lokal agar tidak ada lagi missed match antara lulusan dan kebutuhan pasar kerja.
5. Program Penguatan Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis. Wirausahawan memberikan sumbangan langsung pada perekonomian karena sekaligus bisa mengatasi masalah pengangguran. Mencetak wirausahawan memerlukan program taktis lintas sektoral yang merupakan kombinasi dari pelatihan, pendampingan dan magang serta pemberian fasilitas secara simultan. Hal ini memerlukan keterlibatan Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, perguruan tinggi dan industri.
6. Program Pemenuhan Infrastruktur Kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit. Program ini dapat terlaksana dengan memanfaatkan Program CSR.
7. Program Peningkatan Kualitas SDM yang bertujuan untuk meningkatkan Angka Rata-rata Lama Sekolah, APK Siswa SMK dan APK Perguruan Tinggi. Program ini dapat terlaksana dengan mengoptimalkan Program CSR
8. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Besar. Untuk mengembangkan pembangunan kawasan industri kecil, menengah atau industri besar perlu adanya kolaborasi pemerintah provinsi/kabupaten/kota agar pengembangan kawasan industri tersebut betul-betul bermanfaat bagi Industri kecil dan menengah dan terjadinya kolaborasi antara industri kecil-menengah dengan industri besar melalui pembinaan dan penyerapan hasil IKM.
9. Program Peningkatan Hilirisasi Hasil Riset. Untuk meningkatkan pemanfaatan
-
9
dan komersialisasi hasil kelitbangan, perlu adanya kolaborasi triple helix antara sumber inovasi (perguruan tinngi/lembaga
litbang), pemerintah daerah dan dunia usaha.
B. Prioritas Program Penyusunan dan Pelaksanaan Penguatan Indeks Daya
Saing Daerah (IDSD)
Berbagai langkah percepatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan daya saing daerah telah dirancang dalam RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 sebagai berikut: 1. Strategi Pemulihan Ekonomi dilakukan
melalui : (i) Peningkatan Pelayanan
Pelaksanaan dan Pengawasan
Penanaman Modal dan Perizinan melalui
Market Inteliligence, Fasilitas IRO,
Regulasi Insentif penanaman Modal,
Promosi Luar Negeri WJIPC dan WJIS; (ii)
Pengembangan One Pesantren One
Product; Wirausaha Baru, UMKM Naik
kelas berbasis digital, Pengembangan
Koperasi dan Fasilitasi Kredit Mesra; (iii)
Pengembangan Ekonomi Kreatif,
Destinasi Wisata dan Budaya; (iv)
Peningkatan Sistem Ketahanan Pangan;
(v) Meningkatkan industri kecil menengah
dan memperbaiki system logistic melalui
fasilitasi sertifikasi halal, HKI, SNI; pasar
rakyat; pasar juara dan pasar SNI,
pameran luar negeri, pelatihan dan
pendampingan, digitalisasi bisnis dan
aktivasi komunitas IKM.
2. Reformasi Sistem Kesehatan,
dilaksanakan melalui : (i) Penguatan
sistem informasi kesehatan terintegrasi;
(ii) Penguatan Jejaring rujukan
laboratorium; (iii) Penguatan Kapasitas
tenaga kesehatan; (iv) Jaminan
pembiayaan kesehatan; (v) Penelitian dan
pengembangan Kesehatan; dan (vi)
Pemberdayaan Masyarakat
3. Reformasi Perlindungan Sosial guna
meningkatkan pendapatan keluarga
miskin dan rentan, melalui (i) SPP Gratis;
(ii) Beasiswa Siswa Miskin; (iii) PBI APBD;
(iv) Pelayanan Gratis bagi Masyarakat
Miskin di RS Provinsi; (v) KUBE; (vi)
Pelayanan Panti; (vii) Rutilahu; (viii)
Pemasangan Listrik Gratis bagi Masarakat
Miskin; dan (ix) Perlindungan Sosial
Korban Bencana
4. Program Padat Karya Proyek
Infrastruktur Dan Lingkungan Hidup,
meliputi: (i) Sektor Perhubungan; (ii)
Sektor Kehutanan; (iii) Sektor
Permukiman dan Perumahan; (iv) Sektor
Lingkungan Hidup; (v) Sumber Daya Air;
dan (vi) Bina Marga
5. Optimalisasi peran perguran tinggi
sebagai Center of Excellece and
Inovation melalui kerjasama akademisi,
bisnis/industry, pemerintah, masyarakat
serta media.
C. Konektivitas Antar kelembagaan dan Kewenangan Pemerintahan
Pelaksanaan program terkait dengan peningkatan Indeks Daya saing Provinsi Jawa Barat harus melibatkan berbagai stakeholder di berbagai level pemerintahan mauoun pihak-pihak lainnya yang berperan penting dalam peningkatan indeks daya saing, antara lain perguruan tinggi dan dunia usaha. Semua ini bisa terlaksana jika terjadi sinergitas antara perencanaan pembangunan pemerintah pusat sampai dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi dan industri: 1. Perencanaan pembangunan di level
pemerintahan desa dan kabupaten/kota harus mengacu pada perencanaan provinsi dan nasional. Dan sebaliknya,
kebijakan yang bersifat topdown dari pusat ke daerah harus memperhatikan kondisi, potensi, kebutuhan dan permasalahan di daerah.
2. Pelaksanaan kelitbangan yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan litbang harus mengacu pada penyelesaian permasalahan pembangunan, kebutuhan daerah dan industri, agar hasil-hasil kelitbangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan dunia usaha.
3. Perlunya peningkatan peran dunia usaha terutama industri besar dalam mendorong pertumbuhan IKM dan penyerapan hasil IKM.
-
10
BAGIAN IV TATA KELOLA DAN DUKUNGAN
A. Agenda Kerja Pelaksanaan Penguatan Daya Saing Daerah
Peningkatan kinerja Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dan penyusunan
agenda kerja yang dapat mendorong percepatan peningkatan daya saing daerah. Berikut Agenda Kerja Pelaksanaan Penguatan Daya Saing Jawa Barat (Gambar 4):
Gambar 4. Agenda Kerja Penguatan Daya Saing
B. Anggaran, Kelembagaan dan SDM, Inovasi.
Dukungan anggaran merupakan faktor penting dalam menjalankan program untuk meningkatkan daya saing Provinsi Jawa Barat. Ada 4 fokus anggaran yang perlu yaitu: 1. Optimalisasi anggaran pengembangan
SDM untuk sub tema SIDa, yaitu inkubator bisnis, ekonomi kreatif, e-government dan kelembagaan SIDa. Secara khusus anggaran yang perlu diperkuat adalah pengembangan SDM bersertifikasi dan pendampingan penyusunan standardisasi kualitas pada ekonomi kreatif dan produk IKM lainnya.
2. Optimalisasi anggaran pengembangan Kawasan Sain dan Teknologi (KST) yang merupakan lembaga strategis sebagai pusat pelatihan dan pengembangan, baik untuk industri maupun pemerintah dan
sebagai mitra lembaga pendidikan. Secara khusus KST adalah lembaga yang merupakan perwujudan dari Sistem Inovasi Daerah Provinsi Jawa Barat.
3. Optimalisasi anggaran untuk hilirisasi hasil penelitian bagi kepentingan pemangku kepentingan. Sumber inovasi yang potensial bisa dimanfaatkan oleh industri maupun kelompok masyarakat lainnya.
4. Penguatan anggaran dalam menyusun regulasi bagi terciptanya iklim usaha yang lebih baik dan program-program yang terkait dengan pemerataan kesejahteraan. Secara khusus pemberian fasilitas bagi IKM maupun UMKM di Provinsi Jawa Barat merupakan cara yang tepat untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan.
Optimalisasi SDM dan Jejaring SIDa
Pembangunan KST sebagai sarana hilirisasi hasil kelitbangan, inkubator bisnis dan komersialisasi hasil kelitbangan
Optimalisasi e-government untuk mendukung kualitas pelayanan publik di Provinsi Jawa Barat. Hal ini
merupakan modal yang baik untuk meningkatkan kualitas e-government dengan agenda peningkatan
aksesibilitas dan sosialisasi sarana e-government pada masyarakat.
Tahun 1:
Pemanfaatan KST sebagai sarana hilirisasi hasil kelitbangan, inkubator bisnis dan komersialisasi hasil kelitbangan.
Optimalisasi kontribusi IKM terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat dengan agenda mengembangkan iklim bisnis yang lebih baik bagi bisnis kreatif di Provinsi Jawa Barat, meningkatkan kualitas SDM SIDa dan pemberian insentif bagi inovasi yang dikembangkan masyarakat.
Koordinasi dan penguatan kelembagaan SIDA untuk mendorong peningkatan daya saing Provinsi Jawa
Barat dan evaluasi tahunan dari indeks daya saing Provinsi Jawa Barat dengan melibatkan para
pemangku kepentingan
Tahun 2:
-
11
DAFTAR PUSTAKA BPS Provinsi Jawa Barat.2020. Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2020. BPS Provinsi Jawa
Barat.(online).(https://jabar.bps.go.id/)
BPS Provinsi Jawa Barat.2019. Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2019. BPS Provinsi Jawa
Barat.(online).(https://jabar.bps.go.id/)
https://pdki-
indonesia.dgip.go.id/index.php/hakcipta/aEw4a0pyTm9ZUytjQ3lZZC9rVlVGQT09?q=jawa+ba
rat&type=1
https://jabar.bps.go.id/
http://lppm.ipb.ac.id/daftar-inovasi/
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.2019. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat 2018-2023. Bandung. Buku I. Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.2019. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2019.Bandung. Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.2018. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2018.Bandung. Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat.
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 Tentang RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018- 2023
https://jabar.bps.go.id/https://jabar.bps.go.id/https://pdki-indonesia.dgip.go.id/index.php/hakcipta/aEw4a0pyTm9ZUytjQ3lZZC9rVlVGQT09?q=jawa+barat&type=1https://pdki-indonesia.dgip.go.id/index.php/hakcipta/aEw4a0pyTm9ZUytjQ3lZZC9rVlVGQT09?q=jawa+barat&type=1https://pdki-indonesia.dgip.go.id/index.php/hakcipta/aEw4a0pyTm9ZUytjQ3lZZC9rVlVGQT09?q=jawa+barat&type=1https://jabar.bps.go.id/http://lppm.ipb.ac.id/daftar-inovasi/
-
12
LAMPIRAN
Tautan hasil verifikasi IDSD Provinsi Jawa Barat: https://s.id/VERIFIKASI_IDSDJABAR2020 Berikut adalah beberapa prestasi dan prioritas pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat:
https://s.id/VERIFIKASI_IDSDJABAR2020
-
13