indahnya hidup bersama allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘ini adalah tongkatku, aku bertumpu...

16

Upload: ngodien

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan
Page 2: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Indahnya Hidup

Bersama Allah

Page 3: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Indahnya HidupBersama Allah

Syahrul

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Page 4: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Indahnya Hidup Bersama Allah

Syahrul

© 2016, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Hak cipta dilindungi undang-undang

Diterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 2016

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

716101565ISBN: 978-602-02-9284-7

Page 5: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Indahnya Hidup Bersama Allah

Jika kau tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu,

pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepada-Nya.

— Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Syahrul

Page 6: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Karya sederhana ini segenap hati

Saya persembahkan untuk:

Nurul Fitri

(Istri yang setia menemani dalam suka dan duka)

Raisa Taqiyyatul Adzkia & Jiddy Azzam Hifdzillah

(Dua buah hati yang selalu menyejukkan hati)

Page 7: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Daftar Isi

Salam Persembahan ........................................................ vi

Pengantar ........................................................................ 1

Bab 1: Engkau Bersama Orang yang Kaucinta ............... 11

Kesyahduan dalam Shalat ....................................... 12 Cinta dan Benci yang Proporsional ........................ 17 Ketika Namamu Disebut Tuhan ............................. 22 Mati dengan Tenang .............................................. 27 Kematian yang Istimewa ........................................ 33 Th e Power of Ikhlas ................................................ 37 Th e Power of Voice ................................................ 44 Betapa Kita Tidak Adil ........................................... 49 Diperbudak Pekerjaan ............................................ 54 Masih Mau Khawatir? ............................................ 59 Haji Seribu Rupiah ................................................ 64 Sombong, Jangan Sampai ....................................... 70Bab 2: Allah Tak Menciptakan Kesia-siaan ................... 75

Th anks to Masalah ................................................. 76 Langkahkan Kakimu .............................................. 81 Mengapa Kita Kalah? ............................................. 88 Alhamdulillah, Aku Tidak Ganteng ....................... 93 Yusuf & Zulaikha, Kisah yang Selalu Terulang ....... 98

Page 8: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

9

Daftar isi

Akan Jadi Apa Negeri Ini ........................................ 104 Selingkuh dan Anak-Anak Kita .............................. 108 Salah Gaul ............................................................. 113 Baik Saja, Belum Cukup ........................................ 117 Irilah untuk Urusan Ini .......................................... 123 Maaf, Aku Sudah Memaafkanmu ........................... 127 Jangan Malu .......................................................... 132Bab 3: Allah Bersama Kita ............................................ 137

Menulis Jalan Hidupku .......................................... 138 Catatan Hati seorang Guru Muda .......................... 142 Surat Cintaku ........................................................ 148

Daftar Bacaan ................................................................ 150

Profi l Penulis ................................................................. 151

Page 9: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Bab 1

Engkau Bersama Orang yang Kaucinta

Engkau akan bersama dengan orang

yang engkau cintai.

(HR. Bukhari dan Muslim)

أنت مع من أحببت

Page 10: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Kesyahduan dalam Shalat

Berkali-kali guru saya menjelaskan kisah percakapan antara Nabi Musa as., dan Allah Swt. Mendengar cerita ini,

sebenarnya sempat merasa bosan. Seperti bosannya murid-murid KH. Ahmad Dahlan mendengar sang guru mengulang-ulang surah Al-Ma’un. Rupanya guru saya memahami betul bahwa kisahnya ini belum diamalkan oleh sebagian besar muridnya, termasuk saya. Seolah-olah beliau menunggu respons dari muridnya. Mempertanyakan kembali, tetapi karena tidak ada pertayaan, maka kisah ini terus mengalir di setiap pertemuan.

Percakapan Musa dengan Allah Swt., diabadikan dalam surah Th âha ayat 17–18.

“Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? Musa berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.’” (QS. Th aha: 17–18)

Jika dicermati, terlihat Nabi Musa as., sengaja memperpanjang dan berlama-lama memberikan jawabannya, padahal jawaban singkat saja sudah mencukupi, bukan? “Hai Musa! Apa itu

di tanganmu?” “Tongkat, ya Allah.” Cukup. Tetapi Musa menjelaskan panjang lebar, seolah-olah Musa mengulur-ulur waktu percakapan. Dalam ilmu Balaghah, inilah yang dinamakan

Page 11: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

13

engkau bersama orang yang kaucinta

at-taladzdzu, yaitu merasakan kenyamanan dan kenikmatan. Musa as., merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhannya. Tidak ingin rasanya keintiman ini berlalu begitu cepat.

Setiap kita, jika diberikan kemuliaan bisa berdialog langsung dengan Tuhan, mungkin akan melakukan hal yang sama. Namun, tahukah kita jika Allah Swt., menyediakan sarana dan kesempatan kepada kita untuk berdialog langsung dengan-Nya? Ya, dalam shalat. Shalat merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah Swt. Sampai-sampai Allah Swt., mewajibkan perintah shalat lima puluh kali sehari semalam. Namun, setelah proses tawar-menawar, kewajiban shalat menjadi lima kali. Itu pun masih sangat berat bagi sebagian umat Islam. Shalat juga merupakan ibadah yang paling sering dilakukan dibandingkan ibadah wajib lainnya.

Shalat adalah media komunikasi langsung seorang hamba kepada sang Pencipta tanpa perantara. Oleh karena itu, seharusnya shalat menjadi ibadah yang paling mengasyikkan. Pernah nabi ketika menghadapi masalah yang rumit atau setelah lelah bergelut dengan urusan dunia, beliau memerintahkan Bilal untuk segera melaksanakan shalat. Arrihna bi-shalah, “istirahatkan kami dengan shalat”. Beberapa sahabat memilih melanjutkan shalat meskipun sekujur tubuh dihujani anak panah. Sebagian lagi memilih melaksanakan shalat sebelum dilakukan “operasi” pencabutan senjata tajam yang bersarang di tubuh mereka.

Page 12: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

14

INDAHNYA HIDUP BERSAMA ALLAH

Seorang ulama pernah mengatakan bahwa seandainya manusia mengetahui kenikmatan yang ada dalam kekhusyukan shalat, maka ia tidak akan menjualnya meskipun bayarannya dunia dan seisinya. Nabi dikenal sebagai manusia yang paling baik shalatnya, terlampau khusyuknya sampai-sampai setelah shalat kedua kakinya bengkak. Tampaknya sakit, tetapi hakikatnya kenikmatan tiada tara.

Pernahkah kita jatuh cinta? Jatuh cinta pada seorang kekasih. Mari kita bayangkan, wajahnya akan selalu menghantui kita, ke mana mata memandang, di sana wajahnya bersinar, dan hati selalu merindu untuk berjumpa. Dada berdebar dengan sejuta rasa menjelang detik-detik pertemuan. Debarannya sudah terasa saat namanya disebut seseorang. Saat bertemu, dunia ini seolah menjadi milik berdua. Duh, waktu begitu singkat, padahal sudah berjam-jam. Rasanya masih banyak cerita yang belum tersampaikan, padahal sejak tadi obrolannya itu-itu saja. Kita disulap menjadi manusia yang lain, dan sejuta rasa yang lainnya. Pertemuan selalu dirindu, berpisah sebentar rasanya begitu lama. Begitulah cinta.

Bukankah Allah Swt., lebih indah dari sang kekasih kita? Lalu mengapa kita belum bisa merasakan kenikmatan itu dalam shalat kita? Shalat menjadi ibadah yang membebani, amat berat dan terkantuk-kantuk. Mungkin hati kita kotor, maksiat menutupi mata hati dari cahaya Ilahi. Hanya shalat yang khusyuk yang bisa

Page 13: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

15

engkau bersama orang yang kaucinta

dinikmati. Hanya yang khusyuk yang tidak berat melaksanakan shalat. Wa innahâ lakabîratun illâ ‘alal-khâsyi’în.

Mendatangkan khusyuk di zaman yang penuh fi tnah dan syahwat ini tidaklah mudah. Sampai-sampai sahabat Hudzaifah bin Al-Yamani menghabarkan jika hal yang pertama kali hilang dari umat ini adalah khusyuk. Boleh jadi saat kita memasuki masjid dan ikut shalat berjemaah, hampir-hampir tidak dijumpai di dalamnya orang-orang yang khusyuk.

Apa sebenarnya makna khusyuk, dan bagaimana meng-hadirkannya dalam shalat kita? Dalam buku Trilogi Shalat Khusyuk, Syekh Mu’min Al-Haddad menjelaskan bahwa Al-Khusyu’ memiliki banyak arti di antaranya kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan hati. Khusyuk berasal dari dalam hati dan hal itu tercermin dalam ketenangan, ketundukan, kelembutan, ketakutan, dan perasaan merendah kepada Allah Swt.

Tidak semua orang shalat dengan khusyuk. Namun, menjadi khusyuk bisa dipelajari dan diketahui. Salah faktor yang bisa mendatangkan kenikmatan shalat adalah mengenal Allah Swt., (makrifatullah). Merasakan keagungan, kekuasaan, kemuliaan nama, dan sifat-sifat-Nya. Saat seseorang menyadari dengan siapa ia berbicara, tentunya akan sangat memengaruhi perilakunya. Kepada orang yang dikagumi, akan berbicara dengan penuh perhatian dan antusias yang tinggi, begitu pun sebaliknya.

Page 14: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

16

INDAHNYA HIDUP BERSAMA ALLAH

Saat takbiratul ihram, mengucap ‘Allah akbar’, maka semua urusan menjadi kecil. Kita merasakan Allah Swt., hadir di hadapan kita, yang siap mendengarkan setiap lantunan doa kita, mengabulkan keinginan-keinginan kita. Memintalah kepada-Ku, akan Aku penuhi. Sembahlah Allah seolah-olah Dia hadir di hadapanmu, tetapi jika kamu tidak mampu merasakannya, yakinlah bahwa Dia melihatmu.

Bertemunya antara Khaliq dan makhluk-Nya, saat seperti inilah keintiman terjalin. Bercinta dalam shalat.

Page 15: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

Profi l Penulis

Syahrul. Pria kelahiran di La Cinde, desa kecil di pinggiran kota Wajo, Sulawesi Selatan, 10 Maret 1986. Sempat

nyantri di Pondok Pesantren Mujahidin Pangkep. Kemudian melanjutkan kuliah di PUTM Yogyakarta tahun 2005 - 2009. Kemudian menyelesaikan S1 tahun 2011 dan S2 tahun 2014 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sempat menjadi musyrif di madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta selama setahun. Kemudian penulis pindah ke Magelang dan mengajar pendidikan Agama Islam di sekolah menengah pertama yang terletak di bawah lereng Gunung Merapi-Merbabu sampai sekarang.

Selama kuliah, penulis aktif dalam diskusi dan seminar pendidikan. Penulis juga sempat menjadi salah satu pembicara

Page 16: Indahnya Hidup Bersama Allah - s3.amazonaws.com · berkata, ‘Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan

152

INDAHNYA HIDUP BERSAMA ALLAH

dalam Postgraduate Research Conference kerja sama dengan Khon Kaen University (KKU), Th ailand, tahun 2014 di UMY. Salah satu artikelnya dimuat dalam buku kompilasi “Improving Human

Live”, Th e First Asean Postgraduate Research Conference. Setelah bergabung dengan Sahabat Pena Nusantara (SPN),

penulis menjadi kontributor dalam buku antologi Quantum

Ramadhan (Genius Media) dan Quantum Cinta (Genius Media), dan satu buku karya solo yang berjudul 11 Jurus Rahasia Menjadi

Juara (Kekata Publisher). Penulis juga aktif menulis di berbagai media massa. Dua tulisannya pernah dimuat majalah Ummi kolom Ayah dan Senyum Simpul.

Dengan moto isyhadu bi anna muslimun, ‘saksikanlah bahwa aku seorang muslim’, penulis ingin menebus keterlambatannya dengan terus menulis dan berkarya sebagai jalan dakwah meniti surga-Nya. Sebagai guru agama dan dai penulis juga menggerakkan siswa/siswinya untuk mencintai dunia literasi.

Penulis sekarang tinggal di lereng Gunung Merapi-Merbabu kabupaten Magelang dengan istri dan dua anak. Sedang merintis sekolah berbasis asrama (boarding school). Untuk keperluan komunikasi, saran dan masukan, penulis bisa dihubungi di nomor HP: 087745512227 atau e-mail: [email protected]. Tulisan penulis juga bisa dibaca di http://pendidikannyamanusia.blogspot.com atau di https://www.inspirasi.co/Syahrul dan akun facebooknya di Syahrul Al Makassary.