implikasi ekstrakurikuler sains dalam membangun...
TRANSCRIPT
i
IMPLIKASI EKSTRAKURIKULER SAINS DALAM
MEMBANGUN KECERDASAN NATURALIS DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN
Oleh
UMI KULSUM
NIM. 12020160011
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020
ii
IMPLIKASI EKSTRAKURIKULER SAINS DALAM
MEMBANGUN KECERDASAN NATURALIS DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN
Oleh
UMI KULSUM
NIM. 12020160011
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 4 Juni 2020
Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd
PEMBIMBING
iii
iv
ABSTRAK
Implikasi Ekstrakurikuler Sains Dalam Membangun Kecerdasan naturalis Dan
Kepedulian Lingkungan.
Tujuan penelitian ini yaitu Pertama, mengetahui bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler
sains siswa MI Krandon Lor 01 kec. Suruh Kab. Semarang, kedua, mengetahui bagaimana
implikasi ekstrakurikuler sains dalam membangun membangun kecerdasan naturalis dan
kepedulian lingkungan siswa MI Krandon Lor 01 kec. Suruh Kab. Semarang, dan ketiga,
mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler sains di MI Krandon
Lor 01 kec. Suruh Kab. Semarang.
Metode penelitian yang digunkan yaitu penelitian (field research), yaitu mengadakan
penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti dan dilakukan pengumpulan data yang
ditemukan dilapangan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Analisis data kualitatif,
peneliti bertujuan untuk menemukan makna, mengurai dan menjelaskan konteks yang
melingkupi suatu kondisi atau perisiwa. Eksplorasi menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah, pelaksanaan ekstrakurikuler sains di terdapat tiga langkah atau
tahapan yaitu Pertama, perencanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiatan, dan evalusi kegiatan,
Kedua, Ekstrakurikuler sains ini dilaksanakan untuk menumbuhkan kecerdasan naturalis dan
kepedulian lingkungan serta efektif dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotoriknya utamanya dalam hal berkaitan dengan sains, kecerdasan naturalis dan
kepedulian lingkungan, Ketiga, factor pendukung kegiatan ini yaitu dilaksanakan dialam terbuka
sehingga membuat anak merasa nyaman, sedangkan factor penghambatnya yaitu tingkat
kelabilan anak yang masih penuh dinamika sehingga guru harus menciptakan suasana nyaman
penuh dengan inovasi dan kreatifitas.
Kata Kunci : Ekstrakurikuler Sains, Kecerdasan Naturalis, Kepedulian Lingkungan
v
ABSTRACT
Science Extracurricular Implication in Building Natural Intelligence and Environmental
Concern.
The purpose of this study is First, to find out how the implementation of extracurricular
science students MI Krandon Lor 01 kec. Tell Kab. Semarang, secondly, knows how to
implement extracurricular science in building natural intelligence and environmental care for
students of MI Krandon Lor 01 kec. Tell Kab. Semarang, and third, know the supporting and
inhibiting factors in the implementation of science extracurricular activities at MI Krandon Lor
01 Kec. Suruh Kab. Semarang.
The research method used is research (field research), which is conducting direct
research on the object under study and collecting data found in the field. This research is a
qualitative research. Analysis of qualitative data, researchers aim to find meaning, parse and
explain the context surrounding a condition or event. Exploration uses observation, interviews
and documentation.
The results of this study are, the implementation of extracurricular science in there are
three steps or stages namely First, activity planning, the process of implementing activities, and
evaluation of activities, Second, extracurricular science is carried out to foster natural
intelligence and environmental awareness as well as effective in developing cognitive, affective
and psychomotor especially in matters relating to science, natural intelligence and environmental
awareness, Third, supporting factors of this activity are carried out in an open environment so
that the child feels comfortable, while the inhibiting factor is the degree of instability of the child
who is still full of dynamics so the teacher must create a comfortable atmosphere full of
innovation and creativity.
Keywords: Science Extracurricular, Natural Intelligence, Environmental Concern
vi
PRAKATA
Segala puji syukur harus penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
senantiasa memberikan kasih sayang, melimpahkan rahmat, memberikan petunjuk,
dan memberikan kemudahan dalam penulisan tesis ini. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan,
yang kita nantikan syafa’at beliau terutama di hari kiamat nanti.
Penulis menyadari, dalam penyusunan tesis ini melibatkan banyak pihak yang
membantu, maka dari itu perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Prof. Dr. Asfa Widiyanto selaku direktur PPS IAIN Salatiga.
3. Dr. Maslikhah, M.Si selaku Ketua Program Studi PGMI PPS IAIN Salatiga
4. Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd selaku Pembimbing Tesis dengan penuh kesabaran
membimbing penulis dari awal sampai akhir.
5. Semua dosen PPS yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan PPS ini.
6. Kepala Sekolah dan para guru MI Kradon Lor 1 Kec. Suruh Kab. Semarang,
khususnya pengampu ekstrakurikuler sains serta siswa-siswi, para orang tua dan
tokoh masyarakat yang telah bersedia membantu penyusunan tesis ini sehingga
berjalan dengan lancar.
7. Bapak, ibu, saudara, suami dn anak-anak saya tercinta. Tak lupa kepada saudara-
saudara teman seangkatan yang senantiasa memberikan dukungan dalam berbagai
hal.
8. Semua pihak yang selalu mendo’akan penulis agar dapat menyelesaikan tesis ini.
vii
Dengan segala kekurangan diri, penulis mendo’akan beliau-beliau supaya Allah
SWT senantiasa memberikan keridloan di dunia hingga akhirat kelak. Akhirnya
semoga tulisan sederhana ini diterima Allah dan bermanfaat untuk sesama.
Salatiga, ... Juni 2020
Penulis
Umi Kulsum
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESEHAN …………………………………………………..ii
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………….iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………..iv
ABSTRACT ……………………………………………………………………..v
PRAKATA ……………………………………………………………………...vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan dan Batasan Masalah………………………………………5
C. Signifikasi Penelitian …………………………………………...……6
D. Kajian Pustaka ………………………………………………………..8
E. Metode Penelitian …………………………………………………..20
F. Sistematika Penulisan ………………………………………………24
BAB II PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER SAINS..............................25
A. Konsep, Langkah-Langkah, Proses Dan Evaluasi Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Sains Serta Indikator Keberhasilan ………………..25
B. Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Sains Dalam
Membangun Kecerdasan naturalis Dan Kepedulian Lingkungan ....30
ix
BAB III IMPLENTASI EKSTRAKURIKULER SAINS DALAM MEMBANGUN
KECERDASAN NATURALIS DAN KEPEDULIAN
LINGKUNGAN...................................................................................31
A. Implikasi Ekstrakurikuler Sains Dalam Membangun Kecerdasan Naturalis
Dan Kepedulian Lingkungan..................................................31
B. Implikasi Ekstrkurikuler Sains Dalam Membangun Kepedulian
Lingkungan ………………………………………………………. 34
C. Efektivitas Ekstrakurikuler Sains Dalam Membangun Kecerdasan
Naturalis dan Kepedulian Lingkungan.................................................36
BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PELAKSANAAN
EKSTRAKURIKULER SAINS..........................................................44
A. Faktor Pendukung Ekstrakurikuler Sains..........................................44
B. Faktor Penghambat Ekstrakurikuler Sains........................................45
C. Opini Terhadap Pelaksanaan Ekstrakurikuler Sains ………………45
BAB V PENUTUP............................................................................................49
A. Kesimpulan.......................................................................................49
B. Kritik dan Saran …………………………………………………...50
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………......51
LAMPIRAN ………………………………………………………………….53
BIOGRAFI PENULIS ……………………..…………………………………53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dasar merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah siklus
kehidupan seseorang. Pendidikan tingkat dasar dipandang sebagai tahap dasar dalam
proses berkelanjutan pendidikan seumur hidup dan dianggap sangat penting bagi semua
orang sebagai landasan Pendidikan lebih lanjut sepanjang hidup.1
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin
meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan dirinya
untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta kontribusi pada kesejahteraan
umat manusia.
Kontribusi sikap dari siswa yang harus dikembangkan dan yang paling penting
untuk kesejahteraan umat manusia adalah sikap peduli lingkungan. Menurut kemendiknas
menyebutkan bahwa sikap peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupa mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap peduli
lingkungan adalah sikap yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang.2
1A. Mahinda Ranawera, pendekatan non-konvensionaldalam Pendidikan pada tingkatdasar (alih Bahasa:
Antonius slamet dan ahmadsofwan). (semarang: IKIP Semarang Press 1994). Hlm 3. 2Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan disekolah (konsep dan praktikimplementasi). (yogyakarta:
PustakaBelajar, 2013)hlm 23
2
Peningkatan kecerdasan pada anak merupakan hal yang penting untuk dilakukan
karena pada masa ini seluruh potensi kecerdasan serta dasar-dasar perilaku seorang telah
mulai terbentuk. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir dibidang
neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan anak merupakan keniscayaan,
dikarenakan perkembangan otak pada padausia 6-12 tahun adalah masa emas anak.
Peningkatan seluruh potensi dan kecerdasan pada anak memerlukan berbagai
stimulasi positif dari lingkungan. Stimulasi tersebut dapat dikondisikan sedemikian rupa,
sehingga fungsi potensi anak dapat berkembang kearah yang positif. Upaya-upaya dalam
mengkondisikan stimulasi agar mengarah ketujuan yang positif merupakan makna dari
Pendidikan anak. Hal ini termaktub dalam Al Qur’an Surat Al- Baqoroh ayat 30.3
جاعل ف الأرض خليفة قالوا أتعل فيها من ي فسد فيها ويسفك وإذ قال ربك للملائكة إني
ماء س لك قال إني أعلم ما لا ت علمونالدي ونن نسبيحبحمدك ون قدي
Ayat diatas menerangkan bahwa Allah mengutus manusia kebumi untuk dijadikan
khalifah di bumi itu. Sebagai khalifah senantiasa dapat menjaga dan melestarikannya
sehingga bumi tidak mengalami kerusakan akibat ulah manusia.
Jadi sebagai salah satu komponen sistem lingkungan tersebut, manusia
mempunyai tanggung jawab untuk menanamkan kesadaran, pengetahuan dan perilaku
dalam rangka menjaga kelangsungan potensi daya dukung lingkungan. Salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah melalui Pendidikan.
3Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya(Bandung; PT. Sigma ExamediaArkanleema, 2009),
hlm 6.
3
Berdasarkan hal tersebut, stimulus positif dari lingkungan bagi anak penting
disimulasikan sejak dini melalui lingkungan social tempat anak bersosialisai. Karena,
lingkungan sosial yang terkendali dapat mengontrol anak dari kemerosotan moral atau
kurangnya kecerdasan naturalis anak.
Akhmad Muhamimin Azzet dalam bukunya Urgensi Pendidikan Karakter
menyatakan bahwa sikap peduli terhadap lingkungan bisa ditunjukkan dengan tindakan
selalu berupaya untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan pada lingkungan alam yang
terjadi, serta melestarikan alam.4
Dengan semakin kompleksnya persoalan lingkungan yang terjadi, diperlukan
pengetahuan, sikap, dan prilaku yang arif dan bertanggungjawab bagi manusia untuk
mempertahankan kualitas lingkungan sehingga lingkungan tetap mampu menopang
kehiudupan umat manusia. Kepedulian terhadap lingkungan menjadi variable penting
dalam mengendalikan kualitas lingkungan. Berbagai permasalahan lingkungan yang
terjadi tidak terlepas dari sikap dan perilaku manusia yang bersifat konsumtif dan tidak
ramah terhadap lingkungan hidupnya sendiri dan merupakan sebuah penyelewengan
terhadap tugas dan kewajiban utamanya yaitu sebagai khalifah (wakil Tuhan) dalam
melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga tetap pada daerah
keseimbangannya. Karena baik buruknya suatu lingkungan ditentukan oleh pola hidup
dan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya.5
Salah satu ciri seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis sebagaimana yang
dicamkan oleh Muhammad Yaumi bahwa salah satu ciri yang ada pada anak-anak yang
4Akhmad MuhaiminAzzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan
karakterterhadapkeberhasilanbelajar dan kemajuanbangsa,(Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011). hlm 97 5Abdul Fattah “PengaruhLiterasiSains, Pemahaman Quran Hadis, Dan Kecerdasan Naturalis
TerhadapSikapPeduliLingkunganSiswa”, Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 14 No.2, 2019 hlm 229.
4
memiliki kecerdasan naturalis adalah kesenangan mereka pada alam. Kemampuannya
mengolah, memanfaatkan alam, serta melestarikannya.6 Kecerdasan naturalis ini
merupakan kecerdasan melibatkan kemampuan untuk mengenali bentuk-bentuk alam
sekitar. Anak-anak kecil dapat dengan mudah melakukan perbedaan dalam dunia
naturalis.7
Sekolah membuat agenda kegiatan ekstrakurikuler sains merupakan program
kurikuler salah satu kegiatan yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum.
Jelasnya dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat
operasional (suplemen dan complemen) kurikulum yang perlu dituangkan dalam kalender
Pendidikan setiap tahunnya.8
Fakta tentang kurang pekanya terhadap lingkungan yang ditemukan oleh peneliti
di madrasah yang kebetulan berdampingan dengan lapangan sepak bola antara lain,
ketika lapangan sepak bola digunakan sebagai tempat acara lebih-lebih pada malam hari
misalkan acara pengajian akbar, pagelaran seni budaya dan lainnya tentunya para peserta
atau pengunjung juga secara otomatis sampai pada lokasi madrasah dengan menggunakan
fasilitas kamar mandi, halaman masdrasah dan lainnya yang pada umumnya mereka
kurang memiliki rasa tanggungjawab dan rasa kepedulian akan kebersihan lingkungan
madrasah. Contoh lainnya juga tampak pada kondisi kamar mandi dan halaman yang
kumuh dan kotor, banyaknya sampah yang dibuang sembarangan apalagi sampah yang
dibuang di aliran pembuangan atau selokan sehingga mengakibatkan saluran air mampet,
pot bunga dan taman menjadi rusak serta polusi udara tercemar akibat habis ada
6Muhammad Yaumi, Pembelajaranberbasis multiple intelligences,(Jakarta:Dian Rakyat, 2012), hlm. 23
7Howard Gardner, Multiple Intelligences, … hlm. 33.
8Lampiran III Pemendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, hlm. 1, diaksestanggal 220 Nopember 2018pukul
01.21 WIB.
5
kerumunan banyak orang yang tidak bisa terlepas dari asap rokok. Fakta yang terjadi
dengan adanya sikap yang kurang baik dari sebagian masyarakat sekitar dan sebagian
siswa yang juga melakukannya karena mereka belum memilki rasa kepekaan terhadap
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan
sekolah.
Berpijak dari hal-hal yang telah disebutkan diatas maka perlu dilakukan
peningkatan kecerdasan naturalis siswa melalui ekstrakurikuler sains di MI Krandon Lor
01 kec. Suruh kab. Semarang, karena dengan solusi ekstrakurikuler sains ini diharapkan
dapat lebih ditingkatkan kepekaan terhadap alam.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya kepedulian siswa terhadap lingkungan di sekitarnya;
b. Kesadaran siswa dalam menjaga, merawat dan melestarikan alam yang masih
minim;
c. Siswa belum bisa mengaktualisasikan atau mengimplikasikan teori dalam muatan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam secara optimal; dan
d. Rendahnya kecerdasan naturalis siswa terhadap kepedulian lingkungan.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan naturalis siswa
terutama di bidang Ilmu Pengetahuan Alam melaui ekstrakurikuler, sehingga dapat
menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan itu sendiri. Penelitiaan ini
berfokus pada mata pelajaran IPA kelas empat di Madrasah Ibtidaiyah Krandon Lor
01 kec. Suruh kab. Semarang. Penelitian ini akan membantu mengembangkan
6
kecerdasan naturalis siswa melalui ekstra sain yang diharapkan dapat menumbuhkan
kepedulian siswa terhadap lingkungan.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler sains siswa MI Krandon Lor 01 kec.
Suruh Kab. Semarang?
b. Bagaimana implikasi ekstrakurikuler sains dalam membangun membangun
kecerdasan naturalis dan kepedulian lingkungan siswa MI Krandon Lor 01 kec.
Suruh Kab. Semarang?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler sains di
MI Krandon Lor 01 kec. Suruh kab. Semarang?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler sains siswa MI Krandon Lor
01 kec. Suruh Kab. Semarang.
b. Mengetahui bagaimana implikasi ekstrakurikuler sains dalam membangun
kecerdasan naturalis dan kepedulian lingkungan siswa MI Krandon Lor 01 kec.
Suruh Kab. Semarang.
c. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler sains
di MI Krandon Lor 01 kec. Suruh Kab. Semarang.
7
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna, baik secara teoretis
dan praksis.
a. Manfaat Teoretis
1) Menambah khazanah keilmuan dan pemikiran baru bagi lembaga
pendidikan atau masyarakat mengenai peningkatan kecerdasan naturalis
melalui ekstrakurikuler sains.
2) Memberikan informasi dan wawasan baru tentang pelaksanaan
ekstrakulrikuler sains untuk meningkatkan kecerdasan Naturalis dan
kepedulian lingkungan.
b. Manfaat Paraksis
1) Bagi Pendidik
Hasil penelitian ini berupa deskripsi dan analisis mendalam
mengenai pelaksanaan ekstrakulrikuler sains untuk meningkatkan
kecerdasan naturalis dan kepedulian lingkungan sehingga guru termotivasi
untuk lebih konsen terhadap kelestarian alam atau lingkungan.
2) Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai peningkatan kualitas dan
pelayanan pendidikan bagi siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
3) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan lembaga pendidikan
dalam rangka inovasi dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler di
sekolah.
8
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Yenti Juniarti (2015) dengan judul “Peningkatan Kecerdasan naturalis Melalui
Metode Kunjungan Lapangan Di Kelompok BPAUD Terpadu Bintuhan Bengkulu
Tahun 2015”9. Persamaan dengan tesis ini adalah sama-sama meneliti terkait dengan
kecerdasan naturalis. Perbedaan dengan tesis ini adalah penelitian Yenti untuk
memperoleh gambaran aktivitas kecerdasan naturalis pada anak-anak di kelompok B
anak usia dini Bintuhan Terpadu dan menentukan sejauh mana peningkatan yang
dihasilkan kecerdasan naturalis anak melalui metode kunjungan lapangan, sedangkan
tesis ini fokus pada pelaksaan ektrakurikuler sains untuk meningkatkan kecerdasan
sains.
Rasmilah, Ikeu (2013) tentang “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Study Pada
Mata Pelajaran Geografi Terhadap Bentuk Kepedulian Lingkungan di SMA :Studi
Eksperimen di Kelas XI SMAN 1 Talegong Kabupaten Garut. Persamaan dengan tesis
ini adalah sama-sama meneliti terkait dengan meningkatkan kepedulian
lingkungan.Perbedaan dengan tesis ini adalah penelitian Rasmilah, melakukan
pembelajaran out door sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan,10
sedangkan
tesis ini meningktkan kepedulian lingkungan dengan program ekstrakurikuler sains.
Rika Sigid Susantidengan judul “Pengembangan Modul Pendidikan Lingkungan
Hidup Dengan Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat Sebagai
Upaya Dalam Mengembangkan Sikap Peduli Lingkungan. Persamaan dengan tesis ini
9YentiJuniarti, peningktankecerdasannaturakismelaluimetodekunjunganlapangan di kelompok BPAUD
terpadubintuhan Bengkulu tahun 2015, Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume 9 Edisi 2, November 2015hlm 267. 10
Rasmilah, Ikeu, PengaruhPembelajaran Outdoor Study Pada Mata Pelajaran
GeografiTerhadapBentukKepedulianLingkungandisma :StudiEksperimen Di Kelas Xi Sman 1
TalegongKabupatenGarut. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia, (2013)
9
adalah sama-sama meneliti terkait dengan meningkatkan kepedulian lingkungan.
Perbedaan dengan tesis ini adalah penelitian Rika, melakukan pengembangan modul
pendidikan lingkungan hidup sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan,11
sedangkan tesis ini meningktkan kepedulian lingkungan dengan program
ekstrakurikuler sains.
2. Kajian Teori
a. Ekstrakurikuler Sains
1) Ekstrakurikuler
Istilah ekstrakurikuler, sebagai kegiatan penyaluran minat dan bakat bagi
siswa di luar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah atau lingkungan masyarakat untuk menunjang program
pengajaran. Selain itu, Suharsimi Arikunto mendefinisikan kegiatan
ekstrakurikuler sebagai kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada
umumnya merupakan program pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler rmerupakan
kegiatan luar jam pembelajaran utama yang dilaksanakan di sekolah atau pun di
luar sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan
antara mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.12
Kegiatan ekstrakurikuler di madrasah maka dapat dikemukakan prinsip-
prinsip kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut: a) Semua siswa, guru dan
personil administrasi madrasah hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan
11
Susanti, R.S. Pengembangan Modul Pendidikan
LingkunganHidupdenganPendekatanSainsLingkunganTeknologidan Masyarakat
SebagaiUpayadalamMengembangkanSikapPeduliLingkungan. Tesis. Jurusan Pendidikan Biologi, Program
PascaSarjanaUniversitas Negeri Malang, 2014. 12
IPiet A. sahertian, DimensiAdministrasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1994). Hlm. 132.
10
program, b) Kerjasama dalam team adalah fundamental, c) Perbuatan untuk
partisipasi hendaknya dibatasi, d) Proses lebih penting daripada hasil, dan e)
Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus madrasah.
Adapun mengenai fungsi ekstrakurikuler, ada empat fungsi yang melekat
dalam kegiatan ekstrakurikuler: Pertama, pengembangan yaitu fungsi kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas siswa sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka. Madrasah Ibtidaiyah Krandon Lor 01
mengadakan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat dan minat mereka
tidak di bidang sains saja, melainkan juga di bidang seni dan olahraga.13
Kedua,
social yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa tanggungjawab social peserta didik. Ketiga, rekreatif yaitu fungsi
kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan
dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
Keempat, persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.14
2) Ekstrakurikuler Sains
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pembelajaran
utama (termasuk di dalamnya waktu libur) yang dilaksanakan di sekolah ataupun
di luar sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan peserta didik mengenai
hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta
13
Hasil wawancaradenganbapak M. ArifRahmanul Hakim, S.Pd.Iselakukepala madrasah di MI
RaudlatulAthfalKrandonLor 01 pada tanggal 2 Desember 2017. Pukul 10:00 14
http://waitukanarakian.bolgspot.com/2013/01/kegiatan-ekstrakurikuler.html. Diakses pada selasa,
5 Desember 2017 pukul 02:34
11
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.15
Mengacu pada pengertian
ekstrakurikuler di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sains
merupakan kegiatan pembelajaran di luar jam belajar kurikuler yang
memfokuskan mengakaji hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuanalam.
Tujuan diadakannnya kegiatan ekstrakurikuler sains adalah menanamkan
konsep pengetahuan sains terhadap peserta didik yang berorientasi pada
peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan
ekstrakurikuler sains memiliki 4 fungsi utama yaitu fungsi pengembangan, sosial,
rekreatif dan pengembangan karir peserta didik.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler sains adalah seluruh peserta didik yang ada
di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler sains dapat bersifat wajib atau pilihan. Seluruh
peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler sains dapat berada pada satu kelas
atau lintas kelas tergantung pada kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkat
perkembangan pengetahuan peserta didik.
Pada tahap pelaksanaan ekstrakurikuler sains tentunya dibutuhkan prinsip -
prinsip sebagai pedoman dalam pengaplikasian rencana kegiatan. Prinsip-prinsip
pelaksanaan memuat hal yang berkaitan pengaturan materi dan metode terkait
pelaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sains. Melalui prinsip-prinsip tersebut
diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi yang telah dicanangkan dari
pembentukan kegiatan.
15
Piet A. Sahertian,Dimensi Administrasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Hal. 132.
12
b. Kecerdasan naturalis
a). Pengertian Kecerdasan naturalis
Kecerdasan berasal dari kata cerdas, secara etimologi cerdas yaitu
sempurna perkembangan akal budi untuk berfikir dan mengerti.16
Menurut kamus
Webster mendefinisikan kecerdasan sebagai 1) kemampuan untuk mempelajari
atau mengerti pengalaman, kumpulan untuk mendapatkan dan mempertahankan
pengetahuan, kemampuan mental. 2) kemapuan untuk memberikan respon secara
cepat dan berhasil pada situasi baru, kemampuan untuk menggunakan nalar dan
memecahkan masalah.17
Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengatagorikan
spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan sekitar, mengenali keberadaan spesies,
memetakan hubungan antar spesies. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada
fenomena alam lainnya(misalnya:formasi awan dan gunung-gunung), dan bagi
mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan
benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset cd, dan lain-lain
menurut Gardner. Kecerdasan naturalis juga dapat diartikan kemampuan
merasakan bentuk-bentuk serta menghubungkan elemen-elemen yang ada di
alam.
Gardner juga mengembangkan seperangkat criteria untuk menentukan
serangkaian kecakapan yang membangun kecerdasan. Kriteria ini difokuskan
pada menyelesaikan masalah dan menciptakan produk dan didasarkan pada
fondasi biologis dan aspek psikologis dari kecerdasan Gardner berkesimpulan
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KamusBesar Bahasa Indonesia. Edisi ke-2, (Jakarta:
BalaiPustaka), hlm 960 17
Adi W. Gunaw M, Bornto be a genius, (Jakarta: PT. Gramediapustakautama, 2005), hlm 152
13
bahwa ada lebih banyak kecerdasan dari pada yang direkomendasikan oleh tes IQ
dan yang bisaanya dihargai di sekolah.
Tentu saja Gardner ini bukanlah sosok orang pertama yang
mengemukakan bahwa ada lebih dari satu jenis kecerdasan, sebuah model yang
mengidentifikasi lebih dari 90 macam kapasitas intelektual. Robert Stemberg juga
telah mengembangkan Triarchi Theory of Intelligence, yang mengandung tiga
bentuk kecerdasan. Baru-baru ini, kecerdasan Emosi-nya Daniel Goleman dan
kecerdasan Moral-nya Robert Coles telah mendapatkan perhatian nasional. Semua
teori ini sama-sama berkeyakinan bahwa kecerdasan merupakan kapasitas dengan
banyak segi dan sangat komplek.18
Masa anak-anak merupakan masa dimana semua perkembangan baik
kognitif maupun fisik berkembang secara cepat. Sekitar 80% anak dapat
menunjukkan perkembangannya secara maksimal. Perkembangan Fisik
merupakan perkembangan yang sangat cepat, dan orang tua dapat memberikan
stimulasi yang lebih agresif pada anak, sehingga seluruh kemampuan fisik anak
dapat berjalan optimal sesuai dengan perkembangannya. Perkembangan dapat
dimaknai sebagai suatu gejala dimana kecerdasanan akan mulai tampak,
walaupun derajat kecerdasannya berbeda-beda.19
Mendidik anak senantiasa gemar belajar dengan bermain dengan alam.
Cerdas naturalis berarti kaitan dengan dunia alam, naturalis disini menurut
Thomas Amstrong dalam buku kecerdasan multiple mengatakan bahwa naturalis
disini berarti keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasikan berbagai spesies
18
Thomas R Hoer, BukuKerja Multiple Intelligences, … hlm 14 19
AipSaripudin, “StrategiPengembanganKecerdasan Naturalis”.Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 3 No. 1,
Maret 2017 hlm 6.
14
flora dan fauna, dari sebuah individu. Hal ini mencakup kepekaan terhadap
fenomena alam lainnya (misalnya formasi-formasiawan, gunung, dan lainnya).20
Anak-anak yang sangat kompeten dalam kecerdasan naturalis merupakan
pecinta alam. Mereka lebih suka berada di alam terbuka, di padang rumput atau di
hutan, heking atau mengumpulkan bebatuan atau bunga, dari pada terkurung di
sekolah atau di rumah mengerjakan tugas menulis mereka. Kecerdasan ini sangat
penting bagi kemampuan manusiawi untuk bertahan hidup di awal evolusi
(kemampuan ini membuat kita bisa membedakan antara tanaman yang beracun
dan yang bisa dimakan).
Meski demikian, kecerdasan ini pun penting untuk kemampuan bertahan
hidup di zaman sekarang. Begitu banyak aspek lingkungan kita yang terancam
bahaya akses teknologi sehingga kita memerlukan orang yang mempunyai
kecenderungan naturalis untuk memberikan jalan keluar masalah ekologi kita.21
Lewat pengamatan, anak dapat diajak memahami apa itu bunyi, udara, air,
cahaya, suhu, tanah, serta berbagai kayu dan logam. Dengan melakukan observasi
anak dapat diperlengkapi dengan alat bantu seperti kaca pembesar, alat pengukur
suhu dan sebagainya. Beberapa saran untuk belajar menggunakan kecerdasan
naturalis anak adalah: sediakan buku atau DVD tentang alam, pertimbangkan pula
untuk menggunakan alam terbuka sebagai setting membaca, praktik langsung
dilapangan, dan gunakan benda-benda alam.22
20
Thomas R Hoer, BukuKerja Multiple Intelligences, … hlm 7 21
Feni Olivia, KembangkanKecerdasanAnakDengan Teknik Biosmart, (Jakarta: Elek Media Komputindo
2009), hlm 121 22
Ibid., hlm. 122.
15
Seperti yang telah dipaparkan diatas mengenai pengertian kecerdasan
naturalis bahwa keahlian mengenali dan mengklarifikasikan berbagai spesies.
Spesies disini contohnya: peta-peta habitat. Bentuk akhir dari orang yang telah
banyak mengkaji naturalis disini adalah ahli naturalis, ahli biologis, aktivis hewan
(misalnya: Charles Darwin, E. O Wilson, Jene Goodall).
Faktor perkembangan terkait kecerdasan naturalis ini muncul secara
drastic pada beberapa anak muda, Pendidikan atau pengalaman meningkatkan
keahlian formal dan informal. Cara-cara yang bernilai budaya dalam kecerdasan
naturalis disini melalui taksonomi kerakyatan/ tradisional, pengetahuan/
tradisitentang herbal. Ritual-ritual berburu, mitologo-mitologi roh hewan.23
Kecerdasan naturalis ini berpikir melalui alam dan bentuk-bentuk alami.
Mereka mencintai dan senang bermain dengan hewan peliharaan, berkebun,
meneliti alam, memelihara hewan, merawat planet bumi dan mereka
membutuhkan akses ke alam, kesempatan untuk berinteraksi dengan binatang,
alat untuk meneliti alam (misalnya, kacapembesar, teropong).24
Kerusakan ekosistem hayati abiotic dan biotic mengundang bencana tanah
longsor, banjir bandang, pemansan global, anatomi cuaca, ketidakmenetuan masa
panen, sampai berakibat pada hal yang tak diinginkan, seperti mahalnya harga
cabai merah di Indonesia. Para pahlawan lingkungan telah diundang oleh pihak
lingkungan dikarenakan ketidakseimbangan lingkungan tersebut, yaitu orang-
23
Thomas amstrong, Kecerdasan Multiple… hlm. 11. 24
Ibid., hlm. 34.
16
orang dengan jiwa dan kognitifnya yang berorientasi pada keseimbangan
lingkungan. Howard Gardner menyebutnya sebagai kecerdasan naturalis.25
Kecerdasan naturalis disini bukan hanya meikmati keindahan alamnya
saja, melainkan juga punya kepedulian untuk kelestarian alam tersebut.
Karakteristik dan kecerdasan naturalisini adalah kesadaran untuk menjaga
kelestarian lingkungan dari kerusakan lingkungan dan ketidakseimbangan
ekosistem, kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklarifikasi dan
mengidentifikasi penyebab gejala-gejala alam, dan menunjukkan kesenangan
terhadap dunia hewan dan tumbuhan.
b). Ciri- Ciri Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis memiliki ciri antara lain: 1). suka dan akrab pada
berbagai hewan peliharaan, 2). sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka,
3). suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, 4).
menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, 5). Suka
membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, 6). Berprestasi
dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. Salah satunya adalah
kecerdasan naturalis atau kecerdasan alam.
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang dimiliki oleh individu
terhadap tumbuhan, hewan dan lingkungan alam sekitarnya. Individu yang
memiliki kecerdasan naturalis yang tinggi akan mempunyai minat dan kecintaan
yang tinggi terhadap tumbuhan, binatang alam semesta. Ia tidak akan
sembarangan menebang pohon. Ia tidak akan sembarangan membunuh dan
17
menyiksa binatang. Dan ia juga akan cenderung menjaga lingkungan di mana ia
berada. Ia akan menyayangi tumbuhan, binatang dan lingkungan sebagaimana ia
menyayangi dirinya sendiri. Inilah kecerdasan naturalis yang tinggi. Orang yang
berperan dalam menanamkan nilai-nilai naturalis adalah guru dan kedua orang
tua.
Peran guru yang dapat dilakukan antara lain memberi pelajaran dan
praktek memelihara tanaman (menanam, menyiram, menyiangi, memupuk dll.),
memelihara dan menyayangi binatang, membersihkan lingkungan sekitar,
membuang sampah pada tempatnya, membisaakan mereka untuk tidak mencabut
tumbuhan secara serampangan dll. Kebisaaan-kebisaaan yang ditanamkan sejak
dini ini akan berurat akar, sehingga akan secara konsisten mempraktekkan nilai-
nilai naturalis.
c). Rancangan Pembelajaran Kecerdasan naturalis
Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis
menurut Yuliani Nurani26
adalah: 1) Jalan-jalan di alam terbuka dan lakukan
diskusi dengan anak mengenai apa yang ada di alam sekitar 2) Melihat ke luar
jendela. 3) Gunakan tanaman sebagai metamorfora naturalistik untuk ilusterasi
konsep setiap pembelajaran. 4) Membawa hewan peliharaan ke kelasatau diluar
kelas, anak diberi tugas mengamati perilaku hewan tersebut. 5) Ekostudi yaitu
ekologi yang diintegrasikan ke dalam setiap bagian pembelajaran di sekolah,
kesimpulan penting bahwa agar anak memilki sikap hormat pada alam sekitar.
Contoh: saat anak belajar berhitung ajaklah anak untuk menghitung spesies hewan
yang terancam punah, tentu saja memakai media gambar. Dalam pemgembangan
26
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Pendidikan Anak usia Dini, Jakarta : Indeks, 2007. hlm 194.
18
kecerdasan naturalis sebenarnya banyak cara dan strategi, selain diatas misalnya
dengan berbagai kegiatan yang berhubungan langsung dengan alam, seperti
kegiatan bercocok tanam.27
c. Kepedulian Terhadap Lingkungan
Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar mendidik benar dan salah,
tetapi mencakup proses pembisaaan tentang perilaku yang baik sehingga siswa
dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik sehingga terbentuklah
tabiat yang baik.28
Untuk itu, nilai peduli lingkungan yang di deskripsikan sebagai
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi ini juga perlu diupayakan IMPLIKASInya
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Pernyataan ini juga dipertegas oleh Nurul
Zuhriah bahwa pendidikan karakter pada dasarnya bukan penguasaan
pengetahuan atau kognitif semata.29
Pendidikan karakter dapat dikembangkan
melalui dengan program kegiatan yang menyentuh secara langsung kepada siswa
pada kehidupan sehari-hari salah satunya menumbuhkan sikap kepekaan dan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar baik lingkuang alam di sekitar sekolah,
rumah maupaun alam terbuka.
Guna mencapai keberhasilan pendidikan karakter pada siswa dalam aspek
peduli terhadap lingkungan hidup, maka dapat merujuk keterkaitan nilai- nilai
27 Yasbiati dkk, “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Kegiatan Bercocok Tanam Di Bambim Al-
Abror Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya” Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 (Desember 2017), 203.
28RetnoListyarti. Pendidikan KarakterdalamMetodeAktif, Inovatif,&Kreatif.Jakarta: Esensi, 2012. Hlm. 3-4
29NurulZuriah. Pendidikan Moral&Budi PekertidalamPerspektifPerubahan. Jakarta: BumiAksara, 2007. Hlm. 16
19
karakter dengan indikatornya yang ditetapkan oleh kemendiknas. Berdasarkan
keterkaitan nilai karakter dan indicatoryangditetapkan oleh Kemendiknas,berikut
adalah keterkaitan nilai peduli lingkungan dan indicator untuk SD.
Tabel 1.1
Keterkaitan Nilai Peduli Lingkungan dan Indikator untuk SD
Nilai Indikatorkelas1-3 Indikatorkelas4-6
Peduli lingkungan:
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
mencegah kerusakan
lingkungan alam di
sekitarnya dan
mengembangkan
upaya-
Upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang
sudah terjadi.
Buangair besardan air
kecildiWC
MembersihkanWC
Membuangsampahdi
tempatnya
Membersihkan tempat
Sampah
Membersihkan halaman
sekolah
Membersihkan lingkungan
Sekolah
Tidak memetik bunga di
tamansekolah
Memperindah kelas dan
Sekolah dengan tanaman
Tidak menginjak rumput di
Taman sekolah
Ikut memelihara taman di
Halaman sekolah
Menjaga kebersihan
Lingkungan kelas
Ikut dalam menjaga
Kebersihan lingkungan
Berdasarkan table tampak bahwa indicator keberhasilan suatu satuan
pendidikan, khususnya sekolah dasar dalam mengimplikasikan nilai peduli
lingkungan terdiri dari indicator sekolah dan kelas. Lebih dari itu, indikator
ditingkat kelas masih dirinci lagi menjadi indicator untuk kelas bawah (kelas1-3)
dan kelas tinggi (kelas4-6). Secara umum, indicator sudah mengakomodasi sikap
dan tindakan warga sekolah dalam hal perawatan, pemeliharaan, dan pelestarian
sarana prasarana (fasilitas) serta lingkungan alam yang berada di lingkungan
sekolah.
20
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian (field research), yaitu mengadakan penelitian
langsung terhadap obyek yang diteliti dan dilakukan pengumpulan data yang
ditemukan dilapangan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan
dengan cara deskriftif dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan manfaat berbagai metode alamiah.30
Dengan begitu, data-
data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari lapangan MI
Krandon Lor 01 Kec. Suruh.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Krandon Lor 01 Kabupaten
Semarang yang berjumlah 10 siswa untuk uji coba kelompok kecil dan 23 siswa
untuk uji coba kelompok besar. Penelitian ini memilih lokasi di dusun krajan desa
krandon lor kecamatan suruh kabupaten semarang, sebuah Madrasah yang memiliki
visi “Terwujudnya manusia yang berprestasi, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
cerdas, jujur dan bertanggun gjawab”.31
Adapun waktu penelitian dimulai Bulan
Oktober 2019 hingga Bulan Maret 2020.
3. Sumber data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari berbagai sumber
yang dibutuhkan yang berhubungan dengan pembelajaran sains dalam meningkatkan
30
Lexi J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung. PT. RemajaRosdakarya, 2004), hlm 6. 31
Sumberwawancaradengankepalasekolah pada tanggal17 Oktober 2019
21
kecerdasan naturalis anak dilaksanakan di MI Krandon Lor 01, yaitu kepala sekolah,
guru kelas, orang tua, dan peserta didik.
4. Metode Pengumpulan Data
Sesuai jenis dan sumbernya maka pengumpulan data dalam seluruh aktivitas
penelitian ini dilakukan melalui Teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan uji
validasi data (Trianggulasi). Keempat Teknik ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan secara langsung dan pencatatan secara
cermat ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.32
Berangkat dari pemaparan diatas, melalui observasi penulis berusaha untuk
mengamati obyek atau fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan praktiknya,
penulis berusaha mengamati tentang segala hal yang berkaitan dengan
pengembangan pembelajaran sains untuk meningkatkan Naturalist Intelligence
anak dilaksanakan di MI krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan observasi berpartisipasi
(partisipan observation) karena penulis menjadi salah satu bagian guru di MI
Krandon Lor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, secara langsung
melihat, mengamati, dan melebur dalam arti sesungguhnya dalam pembelajaran.
Partisipasi dapat berbentuk aktif, moderat, kadang tersamar, namun suatu saat
keseluruhan.
32
Ridwan, BelajarMudahPenelitianUntuk Guru-Karyawan Dan PenelitiPemula, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 76.
22
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya.33
Guna memperoleh informasi
yang diinginkan mengenai proses dalam mengembangkan pembelajaran sains
yang dilakukan.
Sementara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam. Dengan Teknik ini wawancara dilakukan dengan cara
Tanya jawab dan bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan
orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara.34
Dalam hal ini wawancara mendalam dengan para guru dan bincang-
bincang ringan dengan murid dan wali murid MI KrandonLor 01 Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan dalam rangka mencari dan mengumpulkan data
berupa dokumen atau data tertulis lain yang menginformasikan keadaan riil
sekarang.35
Pengumpulan data melalui dokumentasi ini merupakan metode
pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto film documenter, data yang relevan penelitian, dan lainnya.36
33
Ibid., hlm. 74. 34
M. Burhan Bugin, PenelitianKualitatif, (Jakarta: Pranada media gurp, 2007), hlm. 108. 35
Burhan Bugin (Ed), MetodologiPenelitianKualitatifAktualisasiMetodologiskeArahRagamKontemporer,
(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2000), hlm. 178. 36
Ridwan, BelajarMudahPenelitian …, hlm. 76
23
d. Uji Validitas Data (Trianggulasi)
Penelitian ini peneliti menguji data yang terhimpun dengan beberapa
upaya, diantaranya: 1) Memperpanjang waktu observasi dalam pengumpulan
dilapangan, dan diharapkan dengan lamanya waktu observasi dapat memudahkan
peneliti untuk memahami dan mengamati fenomena-fenomena yang ada secara
lebih baik, 2) Melakukan trianggulasi baik trianggulasi metode, sumber data,
maupun pengumpulan data.37
Adapun dalam rangka menghilangkan bisa pemahaman peneliti dengan
pemahaman sipelaku diadakan pengecekan berupa trianggulasi pada obyek lain
mengenai hal sama. Menurut Nasution, trianggulasi merupakan proses untuk
mengadakan Pengecekan terhadap kebenaran data dengan cara
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai
fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan, dan dengan menggunakan
metode yang berlainan. Jadi trianggulasi data dalam penelitian ini merupakan
teknik yang digunakan untuk meneliti keabsahan data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi teknik dan tri
anggulasi sumber. trianggulasi teknik berarti penelitimenggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama.38
Analisis data adalah suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian,
penyusunan, dan elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul dapat diberikan
37
PujiSuyata, SpesifikasiKualitasPenelitianKualitatif, Jurnal: Kependidikan No. 2 Tahun XXXII LP UNY,
Yogyakarta, 2002, hlm. 239-240. 38
Sugiono, MetodePenelitian Pendidikan: PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (bandung:
alfabeta, 2013), cet. Ke- 18, hlm. 241
24
makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan atau untuk mencapai tujuan
penelitian.
Berdasarkan jenis penelitian yang bersifat kualitatif maka Analisa data
berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis mengalir dari
tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil studi.39
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Tesis akan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Bab pertama,
pendahuluan, yang akan membahas mengenai: latar belakang masalah, rumusan dan
batasan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab kedua, pembahasan akan terfokus pada pelaksanaan ekstrakurikuler sains
yang berisi mengenai konsep, langkah-langkah, proses dan evaluasi pelaksanaan
ekstrakurikuler sains serta indicator keberhasilannya. Bab ketiga akan membahas tentang
implikasi ekstrakurikuler sains dalam membangun kecerdasan naturalis dan kepedulian
lingkungan dan efektivitasnya. Bab keempat membahas faktor-faktor yang mendukung
dan menghambat pelaksanaan ekstrakurikuler sains dan opini dari berbagai pihak terkait
pelaksanaan ekstrakurikuler sains.
Bab kelima, merupakan penutup terdiri dari kesimpulan terkait pembahasan pada
bab-bab sebelumnya dan saran yang akan mendukung penelitian tesis tersebut. Bagian ini
dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
39
Agus Salim, Teori Dan Paradigm PenelitianSosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm. 22.
25
BAB II
PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER SAINS
A. KONSEP, LANGKAH-LANGKAH, PROSES DAN EVALUASI PELAKSANAAN
EKSTRAKURIKULER SAINS SERTA INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Konsep Pelaksanaan Ekstrakurikuler Sains
Tujuan dari sains pada jenjang pendidikan dasar adalah menekankan pada
penataan nalar dan penanaman konsep dengan menggunakan dimensi akal. Dalam hal ini
sekolah perlu membuat terobosan untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sains
di luar program pembelajaran sekolah. Dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler
sains diharapkan peserta didik memiliki keterampilan sesuai target dan tujuan yang ingin
dicapai sekolah. Proses menanamkan konsep dalam konteks pembelajaran sains perlu
dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler sains yang mewadahi bakat dan minat
peserta didik dalam bidang sains, harapannya adalah peserta didik dapat
mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya utuk berpikir secara sistematis dan
logis.40
Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan di luar
ruangan atau kelas yang bertujuan membekali ketrampilan anak didik dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Pembelajaran ini dapat dilakukan di
halaman sekolah atau di tempat terbuka. Pembelajaran outing class dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut. Mengajak anak untuk melakukan kegiatan di luar, misalnya:
merawat tanaman di halaman sekolah, mengamati benda-benda yang ada di sekitar
40
Wawancara dengan guru pengampu ekstrakurikuler sains pada tanggal 28 Oktober 2019
26
sekolah, bercerita di taman sekolah. 2) Mengajak anak jalan-jalan dan memberi tugas
pada anak untuk mengamati apa yang dilihatnya. 3) Mengadakan outbond di alam
terbuka. 4) Mengajak anak ke kebun binatang.
Melalui kunjungan lapangan atau karya wisata anak dapat lebih mengenal realita
kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti dan mempelajari suatu obyek di luar
sekolah Kunjungan lapangan atau karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki suatu peternakan, perkebunan, lingkungan alami dan
sebagainya.
Outing class merupakan media pengajaran yang sangat menantang dan
menyenangkan bagi anak, karena media ini mampu merangsang minat dan keinginan
anak untuk belajar dan meningkatkan potensi diri serta media ini menarik untuk diikuti
semua anak didik. media outing class mencakup beberapa karakteristik seperti
ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan perilaku, dan
ketrampilan motorik.
Selain itu, memedia outing class sangat penting untuk mengembangkan tiga
komponen pendidikan anak yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Sebab ketiga aspek
ini digunakan secara integral dan berkesinambungan dalam media outing class. Tidak
salah kiranya jika kita masukkan media outing class dalam pembelajaran untuk
mengantarkan anak didik menuju potensi dirinya yang maksimal karena media ini
menyenangkan dalam berbagai bentuk permainan dan simulasi yang menantang. Unsur
yang ditawarkan dalam media outing class adalah belajar sambil bermain dengan cara
yang sangat menyenangkan. Belajar melalui proses mengalami sendiri dan berinteraksi
27
intens sambil bermain dengan teman-temannya yang dilakukan di alam terbuka, hal ini
tentu menjadi pengalaman yang penuh makna dan sulit untuk dilupakan. Outing class
selalu melahirkan pengalaman baru yang akan membentuk perkembangan anak didik dan
dikemudian hari akan membentuk karakter yang menyenangkan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Langkah-Langkah, Proses dan Evaluasi Pelaksanaan Ekstrakurikuler Sains
Berdasarkan observasi peneliti, bahwa dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains di
MI Kradon Lor 1 Kec. Suruh ini, setidaknya terdapat tiga langkah yang harus disiapkan
dilaksanakan yaitu pertama, perencanaan ekstrakurikuler sains, kedua proses
ektrakurikuler sains dan ketiga evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler sains. Guru
menyiapkan dengan matang mengenai ketiga langkah atau tahapan diatas tentunya
disesuaikan dengan tujuan utama dalam melaksanakan ekstrakurikuler sains yaitu dalam
rangka untuk meningkatkan kecerdasan naturalis dan kepedulian siswa terhadap
lingkuangannya.41
Tabel 2
Langkah-Langkah, Proses dan Evaluasi Ekstrakurikuler Sains
NO LANGKAH/TAHAPAN PROSES KEGIATAN
1 Perencanaan Guru menyiapkan rencana kegiatan yang berisikan
hal-hal yang terkait dengan tema, pembahasan, media
dan bahan yang akan digunakan, tempat yang bersih,
nyaman dan kondusif, tahapan proses pelaksanaan,
perangkat evaluasi, kesesuaian antara tema, situasi dan
kondisi dengan tujuan untuk meningkatkan
KECERDASAN NATURALISdan kepedulian
lingkungan serta sarana prasarana lainnya yang
menunjang dalam kegiatan ekstrakurikuler sains
tersebut.
2 Proses 1. Dalam proses pelaksanaan ini, guru sebelum
memulai kegiatan ekstrakurikuler memberikan
41
Observasi pada tanggal 1 NoVember 2019
28
penyegaran kepada anak yaitu dengan
permainan kecil, kuis, gerak dan lagu, senam
atau yang lainnya sehingga anak terlihat rileks
atau santai sebelum mengikuti kegiatan. Selain
itu, pembukaan tersebut dapat merangsang
anak untuk menggerakkan motoriknya. Pada
intinya guru berupaya menciptakan suasana
yang menyenangkan dan santai namun tetap
serius, sehingga anak terhindar dari suasana
yang tegang atau kaku.
2. Pada tahapan proses ini, setelah dilakukan
pembukaan, guru memulai dengan bercakap-
cakap kepada anak dengan hal-hal yang ringan
terlebih dahulu, hal tersebut untuk memancing
anak agar lebih aktif lagi dalam suasana
keceriaan. Setelah itu guru menyampikan hal-
hal yang akan dilakukan tentunya sesuai
dengan perencanaan kegiatan yang telah di
susunnya. Di awali dengan memperkenalkan
media dan bahan yang akan digunakan,
menyampaikan tema, menyampaikan tujuan
daripada kegiatan pada hari itu, proses
pelaksanaannya sampai pada evaluasi yang
akan dilakukan nantinya.
3. Proses pelaksanaan ekstrakurikuler sains ini
dilakukan dengan proses komunikasi yang
sangat interaktif antara guru dan siswa. Siswa
selalu diberikan kesempatan yang lebar untuk
selalu bertanya kepada guru sesuai dengan
tema yang yang telah ditentukan pada kegiatan
hari itu. Konsep ekstrakurikuler sains ini
tentunya berbeda dengan konsep pembelajaran
di dalam kelas. Ekstarkurikuler sains ini
dilakukan di luar kelas dengan maksud agar
menghilangkan kesan kaku seperti layaknya di
dalam kelas. Proses pembelajaran di dalam
kegiatan ekstrakurikuler ini tentunya juga
mengacu kepada bahan dan media yang ada
lingkuangn sekitar Karena tujuan utama
daripada ekstakurikuler sains ini adalah untuk
meningkatkan kecerdasan naturalis dan
kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar.
4. Guru menyampaikan materi dalam kegiatan
ekstrakurikuler sains tidak jauh dari tema
utama dalam muatan pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam ketika di dalam kelas,
29
namun bedanya dalam kegiatan ekstrakurikuler
ini ditambahkan mengenai permasalahan
lingkungan yang ada agar ada memiliki nilai
tambah dalam kesadaran akan melestarikan
alam dan kepedulian terhadap lingkungan yang
kita tempati bersma ini.
5. Guru memberikan pemahaman yang mendalam
antara lain mengenai pentingnya membuang
sampah pada tempatnya, bahkan dapat
mengelompokkan sampah sehingga bisa
menjadi nilai jual, mengidentifikasi makhluk
hidup dan makhluk tak hidup, memahami jenis
bebatuan dan struktur tanah, mengenal lebih
jauh mengenai perbedaan berbagai flora dan
fauna, suka berkebun, merawat taman dan
memiliki ketertarikan tinggi dalam membahas
topik-topik yang terkait dengan alam dan
lingkungan. Selain hal diatas masih banyak
lagi topik yang dibahas dan di diskusikan
dalam kegitan ekstrakurikuler tersebut yang
mengacu bagaima materi tersebut dapat
membangun kecerdasan naturalis anak dan
meningkatkan kepedulian lingkungan.
3 Evaluasi Setelah pemahaman materi dan diskusi dilakukan,
maka guru dapat memberikan tugas sebagai evaluasi
kegiatan. Tugas tersebut dapat bersifat individu
maupun kelompok. Tugas yang diberikan lebih
bersifat untuk mengembangkan beberapa aspek, selain
aspek kognitif tentunya tidak kalah penting yaitu
aspek afektif dan aspek psikomotorik. Tugas yang
diberikan antara lain menggambar, mewarnai, diskusi
kelompok, presentasi, mengisi lembar kerja, observsi
atau pengamatan lingkungan, praktikum serta tugas-
tugas lainnya yang mengasah kemampuan motorik,
kognitif dan membantu perkembangan aspek lainnya.
30
B. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER SAINS
DALAM MEMBANGUN KECERDASAN NATURALIS DAN KEPEDULIAN
LINGKUNGAN
Pelaksanaan ekstrakurikuler sains telah menetapkan indicator keberhasilan untuk
mencapai tujuan yaitu terbangunnya kecerdasan naturalis dan kepedulian siswa terhadap
lingkungan sebagiaberikut:
Tabel 3
Indikator Kecerdasan Naturalis
NO INDIKATOR
1. Memperlihatkan ketertarikan terhadap tumbuhan dan binatang
2. Senang merawat hewan maupun tumbuhan
3. Suka berkegiatan di alam terbuka.
4. Memiliki ketertarikan yang tinggi dan pemahaman yang baik dalam topik-topik
atau proyek-proyek yang berbasis alam
5. Menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam
6. Mengenal dan membedakan berbagai jenis bebatuan,struktur tanah, flora, dan
fauna.
7. Suka berada di kebun, taman, bercocok tanam, atau sistem kehidupan lain
8. Yakin bahwa binatang mempunyai hak sendiri
9. Mempunyai catatan fenomena hewan, tanaman, dan hal-hal sejenis
Suka berdarmawisata ke alam.
31
Tabel 4
Indikator Kepedulian Terhadap Lingkungan
NO INDIKATOR
1. Berinisiatif dan tanggungjawab membersihkan lingkungan sekolah, rumah dan
kawasan sekitar
2. Merawat tumbuhan atau hewan dengan keinginan sendiri
3. Menghargai kesehatan dan kebersihan
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak mencoret-coret meja atau dinding
6. Menyiram kamar mandi setelah digunakan
7. Bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam dan alat elektronik
8. Mematikan lampu yang tidak digunakan
9. Menggunakan air sesuai kebutuhan
10. Membereskan alat permainan setelah dipakai
32
BAB III
IMPLIKASI EKSTRAKURIKULER SAINS DALAM MEMBANGUN
KECERDASAN NATURALIS DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN
A. IMPLIKASI EKSTRKURIKULER SAINS DALAM MEMBANGUN
KECERDASAN NATURALIS
Latar belakang sains yang merupakan sebuah ilmu yang berkaitan dengan
alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip- prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Sains diharapkan dapat menjadi sebuah alat yang
mengantarkan peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih jauh menekankan pada penerapan dalam kehidupan
sehari-hari. Ekstrakurikuler berfungsi sebagai kegiatan pendidikan di luar jam mata
pelajaran untuk membantu mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik atau tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan dan kewenangan.42
Ekstrakurikuler sains merupakan program ekstrakurikuler yang disusun untuk
menggali potensi peserta didik dalam bidang sains, peserta didik yang memiliki bakat
dan minat dalam bidang sains dihimpun menjadi sebuah klub atau kelompok. Peserta
didik diarahkan dan dibimbing untuk menggali sebuah konsep dengan menggunakan
rasa keingintahuannya melalui pengalaman langsung. Melalui esktrakurikuler sains
peserta didik diharapkan mampu mengenali potensi diri dan mampu mengasah
42
Wawancara dengan guru kelas pada tanggal 28 Oktober 2019
33
keterampilan diri dalam upaya berinisiatif untuk menyelidiki dan menemukan konsep
pada sains. Peserta didik dapat menyalurkan ide dan kreatifitas yang dimiliki dengan
senang hati, sehingga dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya menjadi sebuah
penyelidikan yang bemanfaat. Pada jenjang pendidikan yang selanjutnya peserta
didik diharapkan sudah mampu mengaplikasikan sains dalam kehidupan serta proses
pembelajaran ditingkat jenjang pendidikan selanjutnya. Karena peserta didik
membutuhkan suasana belajar yang menyenangkan, maka dalam menyampaikan
materi guru haruslah menguasai berbagai metode mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik agar peserta didik tidak mengalami kejenuhan dan
kebosanan.43
Adapun IMPLIKASI ekstrakurikuler sains yang dilakukan di MI Kradon Lor
01 Kec. Suruh, sesuai dengan langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan yang telah
ditentukan yaitu dari tahap perencanaan, proses pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.
Dalam perencanaan ini guru menyiapkan rencana kegiatan ekstrakurikuler sains yang
diarahkan dalam membangun kecerdasan natural, tentunya meniyiapkan tema, media
dan bahan, waktu dan tempat, tujuan kegiatan, jenis dan bentuk kegiatannya, tahapan
prosesnya sampai rencana evaluasinya.
Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains ini,juga dapat dilakukanpenelusuran
kecerdasan naturalis melalui: 1) Kepekaan terhadap lingkungan, kecerdasan naturalis
adalah kemampuan beradaptasi dengan stuasi baru, belajar kesalahan di masa
lampau, dan mengkreasikan pola pikiran baru. 2) Kemampuan mengklasifikasikan
flora dan fauna ,mengemukakan bahwa seseorang yang mempunyai kecerdasan
naturalis tinggi adalah seseorang yang senang memelihara binatang, dapat mengenali
43
Wawancara dengan guru pengampu ekstrakurikuler sains pada tanggal 28 Oktober 2019
34
dan menamai banyak jenis tanaman, mempunyai minat dan pengetahuan yang baik
tentang bagaimana tubuh bekerja, dapat mebaca tanda-tanda cuaca, mempunyai minat
pada isu-isu lingkungan global, dan berpandangan bahwa pelestarian sumber 10 daya
alam dan pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan keharusan.
Implikasi pelaksanaan ektrakurikuler sain dalam membngun kecerdasan
naturalis tentunya merujuk pada indicator keberhasilan yang telah ditetapkan diatas,
namun selain itu ektrakurikuler sains ini dalam membangaun kecerdasan naturalis
juga dapat mencapai kemampuan kecerdasan naturalis seperti 1). anak mampu
melakukan ibadah, terbisaa mengikuti aturan dan dapat hidup bersih dan mulai
belajar membedakan benar salah, terbisaa berperilaku terpuji. 2). mengenal dan
menyayangi ciptaan Tuhan. 3). membedakan ciptaan-ciptaan Tuhan. 4). Menyayangi
binatang. 5). Mengamati tanaman. e). Mengamati bagian-bagian tanaman. f).
Menyukai tanaman. g). Mempunyai sahabat.
Adapun setelah dilakukan perencanaan dan proses pelaksanaannya dilaksanakan,
maka diadakan evaluasi kegiatan dengan cara tugas proyek, tugas terstruktur, praktikum,
diskusi, presentasi, identifikasi masalah, menggambar dll. Sembari siswa mengerjakan
tugas evaluasi, guru juga dapat melakukan evaluasi dengan memakai lembar observasi
mengacu pada indicator kecerdasan naturalis dan indicator kepedulian lingkungan. Hasil
yang sesuai harapan, tentunya anak-anak dapat mencapai sesuai dengan indikator yang
telah ditentukan.
35
B. IMPLIKASI EKSTRKURIKULER SAINS DALAM MEMBANGUN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN
Mengembangkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan dimungkinkan dapat
efektif melalui pendidikan lingkungan di sekolah. Sebagai tempat belajar, sekolah
memiliki peran khusus untuk bermain; sekolah dapat membantu siswa untuk memahami
dampak perilaku manusia di bumi ini, dan menjadi tempat di mana hidup yang
berkelanjutan.44
Tujuan sekolah berbudaya lingkungan adalah menciptakan kondisi yang
baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,
sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam
upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.45
Kecerdasan naturalis dan kepedulian lingkungan pada siswa MI Kradon Lor 1
Kec. Suruh dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler sains dan keterlibatan anak secara
aktif dalam kegiatan belajar sambil bermain baik di dalam maupun di luar ruangan.
Melalui kegiatan ini diharapkan, anak mampu beradaptasi atau menyesuaikan dengan
lingkungan serta mampu untuk menjaga dan merawat lingkungan sekitar.
Belajar sambil bermain melalui ekstrakurikuler sains ini membawa dampak dapat
meningkatkan kualitas kecerdasan anak tidak hanya pada aspek kognitif saja melainkan
juga pada aspek afektif dan juga psikomotoriknya. Selain itu anak juga dapat
44 Mirza Desfandi, “Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program Adiwiyata”, Sosio
Didaktika: Social Science Education Journal, vol.2 edisi.1, (2015), 32.
45 Ratna Widyaningrum dan Anggit Grahito Wicaksono, “Penanaman Sikap Peduli Lingkungan Dan Sikap Ilmiah
Siswa Sekolah Dasar Melalui Sosialisasi Program Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan”, Adiwidya, Volume
II Nomor 1 (Mei 2018), 76.
36
kemerdekaan dalam berpikir karena diberikannya kesempatan dalam beragumentasi,
berpendapat dan memilih aktivitas penuh dengan inovasi dan kreatifitas.
Sesuai dengan konsep diatas, maka ekstrakurikuler sains yang menerapkan
konsep Outing class selalu melahirkan pengalaman baru yang akan membentuk
perkembangan anak didik dan dikemudian hari akan membentuk karakter yang
menyenangkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya kita sadari
bersama bahwa esensi dari kecerdasan naturalis ini sangatah penting, dengan adanya
ataupun diberikannya aktivitas mengenai kecerdasan naturalis, maka anak akan
menyadari sepenuhnya hakikat memelihara lingkungan sekitar.46
Tujuan diadakannya ekstrakurikuler sains melalui outing class adalah: 1) Media
ini dapat mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan anak didik. 2) Anak didik
yang mengikuti kegiatan outing class dapat mengeluarkan segala ekpresi dan potensi
dirinya dengan caranya sendiri namun tetap dalam aturan permainan. 3) Pembelajaran
outing class akan menjadikan anak didik dapat menghargai dan menghormati dirinya
sendiri dan orang lain. Akhirnya anak didik dapat menghargai sebuah perbedaan, dengan
demikian anak didik akan mempunyai kepribadian yang baik sehingga dapat belajar
menghormati kehidupan. 4) Dengan outing class anak akan mampu belajar dengan
menyenangkan sehingga anak didik akan terus termotivasi dan bersemangat untuk
melakukan segala kegiatan. Kemudian, anak akan terus menggali segala potensi dirinya
untuk bisa menyelesaikan bentuk permaian dalam rangkaian kegiatan pembelajaran
outing class. 5) Outing class akan memupuk jiwa kemandirian anak untuk melakukan
46 Yenti Juniarti, “Peningkatan Kecerdasan Naturalis Melalui Metode Kunjungan Lapangan (Field Trip) (Penelitian
Tindakan Di Kelompok Bpaud Terpadu Bintuhan Bengkulu, Tahun 2015)”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Volume 9,
Edisi 2 (November 2015), 268.
37
segala rangkaian kegiatan dengan mengeluarkan segala potensi dirinya, sehingga mampu
menyelesaikan kegiatan dengan hasil yang maksimal. 6) Dengan pembelajaran outing
class, akan menumbuhkan sikap empati dan sensitif terhadap perasaan orang lain, karena
kegiatan ini dilakukan secara kelompok. 7) Outing class juga mengajarkan anak didik
untuk dapat berkounikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. 8) Dalam outing
class, anak didik mampu mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif. Hal ini
dikarenakan anak didik menerapkan cara belajar efektif dan kreatif secara langsung.
Dengan demikian nantinya anak didik akan mampu bersikap efektif dan efisien serta
kreatif dalam kehidupan. 9) Outing class juga menjadi sarana yang tepat untuk
membangun karakter atau keribadian anak yang baik. 10) Dengan pembelajaran outing
class, anak didik bisa memahami berbagai nilai positif melalui berbagai contoh nyata
dalam kegiatan yang dilaksanakan.
Adapun Manfaat dari ekstrakurikuler sains melalui outing class menurut adalah
sebagai berikut: 1) Menambah pengetahuan anak tentang alam sekitar. 2) Menambah
kecintaan anak terhadap alam dan lingkungan sekitar. 3) Mengurangi kejenuhan anak
dalam belajar. 4) Anak mudah menerima informasi. 5) Menambah kepedulian anak
tentang alam sekitar. 6) Meningkatkan kemampuan anak dalam bercerita. 7) Merangsang
kreativitas anak. 8) Menambah pengetahuan guru dalam merencanakan strategi
pembelajaran.
Pada Prinsipnya pelaksanaan ekstrakurikuler melalui outing class atau diluar
kelas, sangat mendukung program ekstrakurikuler untuk membangaun kepedulian siswa
terhadap lingkuangan. Adanya kepedulian lingkungan dan pengetahuan akan lingkungan
38
dapat menjadi faktor atau variabel yang mempengaruhi sikap atau karakter siswa.47
kepedulian lingkungan hidup merupakan wujud sikap mental individu yang direfleksikan
dalam perilakunya.48
C. EFEKTIVITAS EKSTRKURIKULER SAINS DALAM MEMBANGUN
KECERDASAN NATURALIS DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN
Berbagai faktor yang melatar belakangi peseta didik mengalami kejenuhan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, diantaranya disebabkan oleh metode
yang digunakan guru monoton dan membosankan. Sehingga perhatian peserta didik
bukan lagi pada instruksi guru melainkan beralih dengan temannya. Peserta didik
menjadi pasif dan kurang responsif terhadap pembelajaran yang cenderung monoton
dan membosankan tersebut. Penentuan metode dalam menyampaikan materi perlu
diperhatikan karena metode merupakan sebuah komponen dalam pembelajaran yang
ikut menentukan keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai. Pada taraf
perkembangan usia peserta didik sekolah dasar memiliki karakteristik mempelajari
sesuatu malalui bermain atau praktik dari pada sekedar mempelajari teori yang masih
abstrak. Dalam hal ini materi sains sudah semestinya disesuaikan dengan
perkembangan kognitif peserta didik.49
Berdasarkan pengamatan peneliti pada proses observasi lapangan di MI Kradon
Lor 1 Kec. Suruh, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikembangkan lagi ke dalam
47 Ayu Stia Rini dkk, “Pengaruh Pengetahuan Lingkungan Dan Kepedulian Lingkungan Terhadap Sikap Dan Niat
Beli Produk Hijau “The Body Shop” Di Kota Denpasar”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, vol.6
Edisi.1 (2017), 151.
48 Amirul Mukminin Al-Anwari, “Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Adiwiyata
Mandiri”, Ta’dib, Vol. XIX, No. 02, (November 2014), 228.
49 Wawancara dengan guru kelas 4 pada tanggal 28 Oktober 2019
39
kegiatan ekstrakurikuler sains yang menekankan pada kegiatan praktikum, yakni
menyelidiki sebuah fenomena sains secara menyeluruh. Ekstrakurikuler ini selain
meningkatkan kualitas kognitifnya, juga memicu siswa untuk menumbuhkan
kecerdasan naturalis dan kepedulian terhadap lingkungannya. 50
Terdapat interaksi
antara metode pembelajaran dan pengetahuan berwawasan lingkungan terhadap
kecerdasan naturalis anak sekolah dasar. Dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan kecerdasan naturalis anak sekolah dasar dapat menggunakan metode
pembelajaran praktik langsung.51
Menurut guru pengampu ekstrakurikuler sains, kegiatan ini adalah sebuah
metode yang berpusat pada peserta didik dimana kelompok peserta didik diarahkan ke
dalam suatu isu atau jawaban-jawaban dari pertanyaan melalui suatu prosedur yang
digariskan secara jelas dan terstruktur. Melalui ekstrakurikuler ini peserta didik
dilibatkan secara aktif menemukan informasi baru untuk mendalami sebuah konsep.
Penemuan yang dilakukan tentu bukanlah penemuan yang baru, melainkan penemuan
yang telah ditemukan orang lain. Peran guru dalam kegiatan ini sebagai pengatur
jalannya pembelajaran. Dalam kegiatan tersebut peserta didik lebih ditekankan untuk
memiliki inisiatif mendalami konsep sains melalui pengalaman langsung. Karena pada
dasarnya penguasaan konsep-konsep sains sudah seharusnya diprioritaskan untuk
dipahami pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Sehingga dapat dikatakan kegiatan
ekstrakurikuler sains ini sangatlah efektif dalam membantu dan mendukung
50
Observasi lapangan pada tanggal 1 November 2019 51 Mohamad Syarif Sumantri, “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Pengetahuan Berwawasan Lingkungan
Terhadap Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini 5-6 Tahun”, Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI , Vol. 6, No.1,
(Juni 2011), 51.
40
pembelajaran siswa khususnya di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu
anak merasakan belajar dengan nyaman dan riang gembira serta nilai-nilai kepedulian
terhadap lingkungan di sekitarnya mulai tumbuh. 52
Selain itu, guru kelas juga menyampaikan bahwa setelah diadakannya kegiatan
ekstrakurikuler sains, nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas juga
mengalami peningkatan, hal tersebut terjadi karena anak-anak terbantu dalam hal
penambahan materi di luar kelas dengan suasana yang nyaman melalui kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari perbandingan nilai siswa pada
daftar nilai baik dari nilai penilaian harian, penilaian tengah semester maupun nilai
akhir semester. Tidak hanya nilai dari aspek kognitifnya, melainkan dari aspek
sikapnya sangat terlihat sekali berdasarkan penilaian autentik pada kegiatan sehari-
hari, hal ini tampak pada sikap sikap yang makin peduli terhadap lingkungan sekitar
dimulai dari hal-hal yang kecil misalnya membuang sampah pada tempatnya, inisiatif
mengelompokkan sampah, kecintaan terhadap tanaman yaitu rajin merawat dan
menyirami tanaman dan lain-lain.53
Peningkatan dari apa yang dilakuakan siswa ini juga mendapatkan respon positip
dari berbagai elemen masyarakat, para orang tua, dan tokoh masyarakat sekitar. Kepala
sekolah juga menyampaikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sains ini sangatlah efektif
bagi perkembangan anak di aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bisa
dibuktikan dengan adanya penilaian melalui lembar observasi terhadap siswa bahwa
indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh sekolah dalam rangka mencapai tujuan
yaitu meningkatkan kecerdasan naturalis dan kepedulian terhadap lingkungan mulai
52
Wawancara dengan guru pengampu ekstrakurikuler sains pada tanggal 28 Oktober 2019 53
Wawancara dengan guru kelas pada tanggal 28 Oktober 2019
41
tampak sedikit demi sedikit. 54
Tabel 5
Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Mengikuti Ekstrakurikuler
Sains& Hasil Observasi
No Nama Siswa Nilai
PTS 1
Nilai
PTS 2
Hasil
Observasi
Aspek
Kecerdasan
Natural
Hasil
Observasi
Kepekaan
Terhadap
Lingkungan
1. Najwa
Pramudita A 75 79 Memperlihatkan
ketertarikan
terhadap
tumbuhan dan
binatang
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
2 Evi Mariska 79 84 Senang merawat
hewan maupun
tumbuhan
Membuang
sampah pada
tempatnya
3 M. Aris F 80 84 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Tidak mencoret-
coret meja atau
dinding
4 Fadhila K 76 80 Memiliki
ketertarikan yang
tinggi dan
pemahaman yang
baik dalam topik-
topik atau
proyek-proyek
yang berbasis
alam
Menyiram kamar
mandi setelah
digunakan
5 M Raihan A 74 79 Menunjukkan
kepekaan
terhadap bentuk-
bentuk alam
Merawat
tumbuhan atau
hewan dengan
keinginan sendiri
6 Rafka H. L 82 86 Mengenal dan
membedakan
berbagai jenis
bebatuan,struktur
tanah, flora, dan
fauna.
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
7 Azsya Alif R.
D 82 86 Suka berada di
kebun, taman,
bercocok tanam,
atau sistem
Merawat
tumbuhan atau
hewan dengan
keinginan sendiri
54
Wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 28 Oktober 2019
42
kehidupan lain
8 Afifah Nur 80 85 Yakin bahwa
binatang
mempunyai hak
sendiri
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
9 Akhlakul
Putra A 76 82 Mempunyai
catatan fenomena
hewan, tanaman,
dan hal-hal
sejenis
Suka
berdarmawisata
ke alam.
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
10 Annisa S 76 82 Mengenal dan
membedakan
berbagai jenis
bebatuan,struktur
tanah, flora, dan
fauna.
Membuang
sampah pada
tempatnya
11 Dinda Rahmi 75 80 Suka berada di
kebun, taman,
bercocok tanam,
atau sistem
kehidupan lain
Tidak mencoret-
coret meja atau
dinding
12 Ilham
Firmansyah 78 84 Memperlihatkan
ketertarikan
terhadap
tumbuhan dan
binatang
Menyiram kamar
mandi setelah
digunakan
13 M Iskandar 78 82 Senang merawat
hewan maupun
tumbuhan
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
14 M Khafis 80 84 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Membuang
sampah pada
tempatnya
15 Putri Lestari 82 84 Memiliki
ketertarikan yang
tinggi dan
pemahaman yang
baik dalam topik-
topik atau
proyek-proyek
yang berbasis
alam
Berinisiatif dan
tanggungjawab
membersihkan
lingkungan
sekolah, rumah
dan kawasan
sekitar
16 Siti latifah 84 88 Menunjukkan
kepekaan
Merawat
tumbuhan atau
43
terhadap bentuk-
bentuk alam
hewan dengan
keinginan sendiri
17 Zakiya Firsa 82 86 Mengenal dan
membedakan
berbagai jenis
bebatuan,struktur
tanah, flora, dan
fauna.
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
18 Ahmad taufiq 82 88 Suka berada di
kebun, taman,
bercocok tanam,
atau sistem
kehidupan lain
Membuang
sampah pada
tempatnya
19 Calista Salya 80 85 Yakin bahwa
binatang
mempunyai hak
sendiri
Tidak mencoret-
coret meja atau
dinding
20 Dosi
Setiawan 84 89 Mempunyai
catatan fenomena
hewan, tanaman,
dan hal-hal
sejenis
Suka
berdarmawisata
ke alam.
Menyiram kamar
mandi setelah
digunakan
21 Fatihatul
Auliya 76 80 Memperlihatkan
ketertarikan
terhadap
tumbuhan dan
binatang
Bijaksana dalam
menggunakan
sumber daya alam
dan alat elektronik
22 M Alhan 80 85 Senang merawat
hewan maupun
tumbuhan
Mematikan lampu
yang tidak
digunakan
23 M Bintang 74 80 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Menggunakan air
sesuai kebutuhan
24 M Ihsan 80 85 Memiliki
ketertarikan yang
tinggi dan
pemahaman yang
baik dalam topik-
topik atau
proyek-proyek
yang berbasis
alam
Membereskan alat
permainan setelah
dipakai
25 Rizal Azhari 80 86 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Menggunakan air
sesuai kebutuhan
44
26 Sofia A 80 84 Mengenal dan
membedakan
berbagai jenis
bebatuan,struktur
tanah, flora, dan
fauna.
Membereskan alat
permainan setelah
dipakai
27 Tazkia
nafsah 78 85 Suka berada di
kebun, taman,
bercocok tanam,
atau sistem
kehidupan lain
Merawat
tumbuhan atau
hewan dengan
keinginan sendiri
28 Ahmad
Akmal 72 80 Memperlihatkan
ketertarikan
terhadap
tumbuhan dan
binatang
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
29 Dewi Mirna 75 80 Senang merawat
hewan maupun
tumbuhan
Tidak mencoret-
coret meja atau
dinding
30 Iqbal Dwi p 79 82 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Menyiram kamar
mandi setelah
digunakan
31 M Fahril 80 84 Memiliki
ketertarikan yang
tinggi dan
pemahaman yang
baik dalam topik-
topik atau
proyek-proyek
yang berbasis
alam
Menggunakan air
sesuai kebutuhan
32 M Ivan 76 82 Senang merawat
hewan maupun
tumbuhan
Membereskan alat
permainan setelah
dipakai
33 M Sholikul 74 82 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Merawat
tumbuhan atau
hewan dengan
keinginan sendiri
34 M Syafii 82 85 Memiliki
ketertarikan yang
tinggi dan
pemahaman yang
baik dalam topik-
topik atau
proyek-proyek
yang berbasis
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
45
alam
35 M Tafazul 82 88 Menunjukkan
kepekaan
terhadap bentuk-
bentuk alam
Berinisiatif dan
tanggungjawab
membersihkan
lingkungan
sekolah, rumah
dan kawasan
sekitar
36 Sulthon M.F 80 85 Mengenal dan
membedakan
berbagai jenis
bebatuan,struktur
tanah, flora, dan
fauna.
Merawat
tumbuhan atau
hewan dengan
keinginan sendiri
37 Ulfi
Ramadhani 76 84 Suka berada di
kebun, taman,
bercocok tanam,
atau sistem
kehidupan lain
Menghargai
kesehatan dan
kebersihan
38 Sasi Sakira 76 82 Yakin bahwa
binatang
mempunyai hak
sendiri
Membuang
sampah pada
tempatnya
39 Dian Ayu F 75 82 Mempunyai
catatan fenomena
hewan, tanaman,
dan hal-hal
sejenis
Suka
berdarmawisata
ke alam.
Tidak mencoret-
coret meja atau
dinding
40 Ester
Hemalia 78 86 Memperlihatkan
ketertarikan
terhadap
tumbuhan dan
binatang
Menyiram kamar
mandi setelah
digunakan
41 Maulida Fitri
S 78 84 Senang merawat
hewan maupun
tumbuhan
Bijaksana dalam
menggunakan
sumber daya alam
dan alat elektronik
42 M Luki
Herman 80 86 Suka berkegiatan
di alam terbuka.
Mematikan lampu
yang tidak
digunakan
43 Nur Asrindah 82 88 Memiliki
ketertarikan yang
tinggi dan
Menggunakan air
sesuai kebutuhan
46
pemahaman yang
baik dalam topik-
topik atau
proyek-proyek
yang berbasis
alam
44 Septia Aji P 84 88 Suka
berkegiatan
di alam
terbuka.
Membereskan alat
permainan setelah
dipakai
47
BAB IV
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER SAINS
A. FAKTOR PENDUKUNG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SAINS
Faktor pendukung kegiatan kecerdasan naturalis ini antara lain, dapat mengamati
secara langsung apa yang ada di lingkungan sekitar sekolah, media yang sangat
sederhana sistematis dan menarik perhatian anak lebih cepat mengerti dan pandai,
khususnya dalam menjaga lingkungan yang menyenangkan apabila diterapkan pada anak,
karena sesuai dengan prinsip anak, mengutip pernyataan Mayesty bahwa “bagi seorang
anak, bermain adalah yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain
adalah hidup dan hidup adalah permainan”.55
Tingkat psikologis, konsentrasi anak pada kegiatan dinilai sudah baik, sehingga
mendukung kegiatan kecerdasan naturalis. Serta orang tua antusias dalam mendukung
kegiatan kecerdasan naturalis tentang kegiatan lingkungan karena akan memberikan
memori yang positif bagi anak kemasa yang akan datang. Dengan media yang menarik
dan tidak membosankan membuat anak semakin bersemangat dalam pembelajaran.
Apalagi anak sangat senang jika pembelajaran dilakukan dengan bermain baik dilakukan
di dalam maupun luar kelas serta mengamati apa saja yang ada di lingkungan prasekolah,
bermain sambil belajar dapat mengetahui bagaimana menjaga lingkungan agar bersih,
indah dansehat.
55Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT. Indeks.
48
Berdasarkan observasi lapangan, ekstrakurikuler sains di MI Kradon Lor ini juga
di untungkan dengan kondisi geografisnya, letak sekolahan yang berada di pedesaan,
sehingga menambah daya dukung dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sains karena
lingkungan alamnya juga masih asri serta memudahkan dalam praktikum lapangan bagi
siswa utamanya dalam menentukan bahan dan media yang akan digunakan.
B. FAKTOR PENGHAMBAT KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SAINS
Faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler sains ini
yaitusepertimediapendukung/bahan main yang tidak mesti selalu ada atau mudah kita
temukan disekitar kita, sehingga hanyalah berupaya memaksimalkan yang ada. Kadang
anak semangat dan ada beberapa anak yang tidak bersemangat, guruharuslah pandai
mencari cara untuk bisa membuat anak bersemangat dan berpartisipasi, karena masih
terlihat anak yang asyik dengan sendirinya ataupun bermain bersama temansaatkegiatan.
Cara mengatasinya guru harus pandai dan kreatif dalam menciptakan
permainan dan mengklasifikasikannya dengan kegiatan inti yang lain. Guru juga
harus mengomunikasikan kepada semua orang tua anak untuk memberikan
pamahaman bahwa setiap anak berbeda, orang tua tidak bisa memaksakan
kemampuan anak harus bisa dengan cepat, jika tidak ingin perkembangan anak
terganggu nantinya.
C. OPINI TERHADAP PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER SAINS
Ekstrakurikuler Sains ini dilakukan, dengan dilatar belakangi jam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di dalam kelas yang terbatas serta untuk meningkatkan
kecerdasan naturalis anak dan menumbuh kembangkan sikap kepedulian anak terhadap
lingkungan sekitar. Kegiatan ekstrakurikuler ini tentunya melibatkan beberapa pihak,
49
antara lain kepala sekolah selaku pemegang kebijakan, guru selaku pembimbing, siswa,
para orang tua atau wali murid dan masyarakat sekitar.
Guru pembimbing ekstrakurikuler sains ini, mencetuskan program tersebut
disamping jam pembelajaran Ilmu Pengetauan Alam di dalam kelas yang kurang juga
Karena ada kegelisahan terhadap perilaku siswa maupun masyarakat secara umum yang
memiliki sikap apatis atau ketidak pedulian terhadap lingkuang sekitar sebagai contoh
kecil yaitu membuang sampah sembarangan dan kurangnya kepekaan terhadap kerusakan
lingkungan. Sehingga program ekstrakurikuler sains ini, mendidik dan melatih anak sejak
dini agar memilki kecerdasan naturalis dan kepedulian terhadap lingkungn sekitar
(wawancara dengan Lestari, S.Pd.I guru pembimbing ekstarkurikuler sains MI Kradon
Lor 1 Kec. Suruh). 56
Program ekstrakurikuler ini mendapatkan respon yang sangat positip dari kepala
sekolah. Selaku pemangku kebijakan, kepala sekolah memberikan dukungan penuh atas
program tersebut dengan harapan disiapkan dengan matang baik dari perencaannya,
prosesnya, evaluasinya, waktu, tempat, media, bahan, anggaran, dukungan dari para
orang tua serta masyarakat sekitar. Kepala sekolah juga menyampaikan bahwa kegiatan
tersebut sangatlah mulia karena dengan tingkat kerusakan alam saat ini sungguh
memprihatinkan, sehingga perlu adanya pendidikan karakter sejak dini kepada anak-anak
salah satunya dengan program ekstrakurikuler sains sehinggan anak-anak dapat tambah
kecerdasan naturalnya dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini positip demi
keberlangsungan kehidupan anak cucu kita kedepan (wawancara dengan M. Arif
Rahmanul Hakim, S.Pd.I Kepala Sekolah MI Kradon Lor 1 Kec. Suruh). 57
56
Wawancara dengan guru pembimbing ekstrakurikuler sains pada tanggal 28 Oktober 2019 57
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Kradon Lor 1 Kec. Suruh pada tanggal 28 Oktober 2019
50
Para siswa pun tidak luput turut merespon program kegiatan ekstrakurikuler sains
ini dengan gembira, Karena tidak dipungkiri siswa juga kadang merasa jenuh dan bosan
ketika belajar di dalam kelas, sehingga siswa tampak senang Karena kegiatan
ekstrakurikuler ini dilakukan di luar kelas, lebih santai, lebih menyenangkan, lebih
kepada kegiatan praktik, lebih berbasis kepada aspek motorik dan lebih kontekstual
karena berkaitan dengan alam atau lingkungan sekitar (wawancara dengan Afifah Nur
Safitri siswa atau peserta kegiatan ekstrakurikuler sains MI Kradon Lor 1 Kec. Suruh). 58
Program kegiatan ini juga dapat mengurangai kesempatan anak dalam bermain
lebih-lebih bermain yang kurang memberikan manfaat serta dapat mengurang musuh kita
bersama selaku orang tua yaitu jam bermain anak terhadap HP Android yang berlebihan,
sehingga membuat dampak kurang baik bagi anak. Orang tua sangat mendukung
program sekolah yang baik ini, sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan yang
berkarakter sejak dini lebih-lebih pada aspek lingkungan hidup. Isu lingkungan hidup
mungkin tidak populer lagi bagi kaum anak-anak, namun perlu digalakkan sejak
sekarang, karena kita tidak bisa lepas dari yang namanya alam atau lingkungan hidup
(wawancara dengan Rifai salah satu orang tua / wali murid di MI Kradon Lor 1 Kec.
Suruh).59
Selain itu masyarakat juga memberikan sambutan yang positip terhadap program
tersebut, karena apa lingkungan sekitar harus kita jaga dan kita rawat dengan gotong
royong, tanpa gotong royong tidak akan maksimal hasilnya. Program tersebut secara
tidak langsung menumbuhkembangkan siakp peduli kepada lingkungan dan rasa
kebersamaan dalam melestarikan alam. Anak-anak sudah tepat diberikan pemahaman dan
58
Wawancara dengan salah satu siswa pada tanggal 28 Oktober 2019 59
Wawancara dengan salah satu wali murid pada tanggal 12 November 2019
51
pendidikan yang nyata seperti itu agar, anak-anak bisa menjadi generasi kami yang
memiliki jiwa cinta terhadap alam dan lingkungan hidup (wawancara dengan Edi Sucipto
salah satu tokoh masyarakat di sekitar MI Kradon Lor Kec. Suruh).60
60
Wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat pada tanggal 12 November 2019
52
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian di lapangan baik melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi di MI Kradon Lor 1 Kec. Suruh Kab. Semarang mengenai implikasi
Ekstrakurikuler Sains Dalam Membangun kecerdasan naturalis dan Kepedulian
Lingkungan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Pelaksanaan ekstrakurikuler sains ini dilaksanakan memalui tiga tahapan dengan
langkah -langkah pelaksanaan dimulai dari perencanaan kegiatan, proses
pelaksanaan kegiatan dan terakhir adalah evaluasi kegiatan.
2. Pelaksanaan ekstrakurikuler sains ini dilaksanakan dengan berpedoman pada
indikator-indikator yang telah ditentukan di perencanaan program. Sedangkan
proses kegiatannya dilaksanakan di luar sekolah atau outing classdan setelah jam
kegiatan belajar mengajar di kelas telah usai. Kegiatan ini bertujuan untuk
menambah pemahaman materi dan menguatkan konsep yang terkait dengan sains
atau Ilmu Pengetahuan Alam, karena waktu belajar di kelas sangatlah terbatas.
Kegiatan ini dilakukan dialam terbuka karena ekstrakurikuler ini dirancang juga
untuk menumbuhkan kecerdasan naturalis dan kepedulian anak-anak terhadap
lingkungan sekitar.
3. implikasi ekstrakurikuler sains ini sangatlah efektif untuk mengembangkan
kemampuan anak tidak hanya pada aspek kognitif, melainkan juga pada aspek
afektif dan psikomotoriknya. Selain itu kegiatan ini juga efektif meningkatkan
53
kecerdasan naturalis anak serta menumbuhkan kepedulian anak terhadap
lingkungan sekitar atau alam terbuka. Adapun faktor pendukung kegiatan
ekstrakurikuler sains ini dilaksanakan di alam terbuka sehingga anak lebih merasa
nyaman dan terkesan santai namun tetap serius. Sedangkan faktor penghambatnya
yaitu tingkat kelabilan anak-anak yang masih berdinamika, sehingga guru harus
berupaya menciptakan suasana senyaman mungkin penuh dengan inovasi dan
kreatifitas sehinggan menghidarkan kebosanan pada anak.
B. KRITIK DAN SARAN
Berdasarkan hasil kajian teori dan penelitian di lapangan, ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan menyangkut penelitian yang penulis lakukan, yaitu:
1. Perencanaan pelaksanaan ekstrakurikuler harus dipersiapkan dengan matang
utamanya terkait dengan bahan dan media, sehingga nantinya dalam proses
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dapat berjalan dengan optimal.
2. Terus meningkatkan kerjasama dari berbagai pihak antara siswa, guru kelas,
guru pengampu ekstrakurikuler sains, kepala sekolah, orang tua atau wali murid
dan tokoh masyarakat sekitar, agar hasil yang dicapai maksimal.
3. Perlunya menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah lain misalnya dalam satu
gugus atau satu kecamatan, sehingga hasil daripada program tersebut lebih
tampak pada skala yang lebih luas.
54
DAFTAR PUSTAKA
A. Ranawera, Mahinda. Pendekatan Non-KonvensionalDalam Pendidikan Pada Tingkat Dasar
(Alih Bahasa: Antonius Slamet Dan Ahmad Sofwan). Semarang: IKIP Semarang Press,
1994.
A. sahertian, IPiet.DimensiAdministrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1994.
Adi W. Gunaw M, Bornto be a genius, Jakarta: PT. Gramediapustakautama, 2005.
AipSaripudin, “StrategiPengembanganKecerdasan naturalis”.Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 3 No.
1, Maret 2017.
Amirul Mukminin Al-Anwari, “Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah
Adiwiyata Mandiri”, Ta’dib, Vol. XIX, No. 02, (November 2014), 228.
Amtrong, Thomas.Kecerdasan Multiple Di Dalam Kelas EdisiKetiga, Jakarta PT. Indeks, 2013.
Ayu Stia Rini dkk, “Pengaruh Pengetahuan Lingkungan Dan Kepedulian Lingkungan
Terhadap
Sikap Dan Niat Beli Produk Hijau “The Body Shop” Di Kota Denpasar”, E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, vol.6 Edisi.1 (2017), 151.
Bugin
(Ed),Burhan.MetodologiPenelitianKualitatifAktualisasiMetodologiskeArahRagamKonte
mporer, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2000.
Bugin,Burhan.PenelitianKualitatif. Jakarta: Pranada media gurp, 2007.
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya. Bandung; PT. Sigma
ExamediaArkanleema, 2009.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KamusBesar Bahasa Indonesia. Edisi ke-2, Jakarta:
BalaiPustaka.
Fattah ,Abdul. “PengaruhLiterasiSains, Pemahaman Quran Hadis, Dan Kecerdasan naturalis
TerhadapSikapPeduliLingkunganSiswa”, Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 14 No.2, 2019
hlm 229.
Hasil wawancaradenganbapak M. ArifRahmanul Hakim, S.Pd.Iselakukepala madrasah di MI
RaudlatulAthfalKrandonLor 01 pada tanggal 2 Desember 2017. Pukul 10:00
http://waitukanarakian.bolgspot.com/2013/01/kegiatan-ekstrakurikuler.html. Diakses pada
selasa, 5 Desember 2017 pukul 02:34
J. Moleong,Lexi.MetodologiPenelitianKualitatif, Bandung. PT. RemajaRosdakarya, 2004.
Juniarti, Yenti.peningktankecerdasannaturakismelaluimetodekunjunganlapangan di kelompok
BPAUD terpadubintuhan Bengkulu tahun 2015, Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume 9
Edisi 2, November 2015 hlm 267.
Lampiran III Pemendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013, hlm. 1, diaksestanggal 220 Nopember
2018 pukul 01.21 WIB.
Listyarti, Retno. Pendidikan KarakterdalamMetodeAktif, Inovatif, &Kreatif. Jakarta: Esensi,
2012.
Mathew B. Milles & A. Michael Huberman, Analisis data Kualitatif, terj. TjetjepRohendiRohidi,
Jakarta: UI Press, 1992.
Mirza Desfandi, “Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program
55
Adiwiyata”, Sosio DidaktikA: Social Science Education Journal, vol.2 edisi.1, (2015),
32.
Mohamad Syarif Sumantri, “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Pengetahuan Berwawasan
Lingkungan Terhadap Kecerdasan naturalis Anak Usia Dini 5-6 Tahun”, Jurnal Ilmiah
VISI P2TK PAUD NI , Vol. 6, No.1, (Juni 2011), 51.
MuhaiminAzzet,Akhmad.Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan
karakterterhadapkeberhasilanbelajar dan kemajuanbangsa,Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011.
Olivia.KembangkanKecerdasanAnakDengan Teknik Biosmart, Jakarta: Elek Media Komputindo
2009.
Palobo,Krispinus.Pengembangan Multimedia PembelajaranSains Yang Humanistik Di Sekolah
Dasar, Tesis, Yogyakarta: UNY Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.
Rasmilah, Ikeu, PengaruhPembelajaran Outdoor Study Pada Mata Pelajaran
GeografiTerhadapBentukKepedulianLingkungandisma :StudiEksperimen Di Kelas Xi
Sman 1 TalegongKabupatenGarut. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.
Ratna Widyaningrum dan Anggit Grahito Wicaksono, “Penanaman Sikap Peduli Lingkungan
Dan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar Melalui Sosialisasi Program Sekolah Peduli Dan
Berbudaya Lingkungan”, Adiwidya, Volume II Nomor 1 (Mei 2018), 76.
Ridwan.BelajarMudahPenelitianUntuk Guru-Karyawan Dan PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta,
2010.
SabarNarimo, dan EndraPurnaIrawan. ManajemenEkstraKurikuler Hizbul
WathanDalamPengembangan Nilai-Nilai Karakter Di Smk. JurnalManagemen
Pendidikan - Vol. 13, No. 2, Desember 2018: 210-215
Salim, Agus.Teori Dan Paradigm PenelitianSosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Sariyah,
PengembanganPerangkatPembelajaranTerpaduUntukMeningkatkanKognitifDalamPembe
lajaranSainsTemaPemanasan Global BagiSiswa SMP/MTs, Tesis, (Yogyakarta: UNY
Universitas Negeri Yogyakarta, 2011), hlm. Xii.
Sugiono, MetodePenelitian Pendidikan: PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2013, cet. Ke- 18.
Susanti, R.S. “Pengembangan Modul Pendidikan
LingkunganHidupdenganPendekatanSainsLingkunganTeknologidan Masyarakat
SebagaiUpayadalamMengembangkanSikapPeduliLingkungan”. Tesis. Jurusan
Pendidikan Biologi, Program PascaSarjanaUniversitas Negeri Malang, 2014.
Suyata, Puji. SpesifikasiKualitasPenelitianKualitatif, Jurnal: Kependidikan No. 2 Tahun XXXII
LP UNY, Yogyakarta, 2002, hlm. 239-240.
Wibowo,Agus. Manajemen Pendidikan disekolah (konsep dan praktikIMPLIKASI). Yogyakarta:
PustakaBelajar, 2013.
Yasbiati dkk, “Upaya Meningkatkan Kecerdasan naturalis Melalui Kegiatan Bercocok Tanam
Di Bambim Al-Abror Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya” Jurnal PAUD
Agapedia, Vol.1 No. 2 (Desember 2017), 203.
Yaumi, Muhammad.Pembelajaranberbasis multiple intelligences. Jakarta: Dian Rakyat, 2012.
Yenti Juniarti, “Peningkatan Kecerdasan naturalis Melalui Metode Kunjungan Lapangan (Field
Trip) (Penelitian Tindakan Di Kelompok Bpaud Terpadu Bintuhan Bengkulu, Tahun
2015)”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Volume 9, Edisi 2 (November 2015), 268.
56
Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral& Budi PekertidalamPerspektifPerubahan. Jakarta:
BumiAksara, 2007.
57
PEDOMAN WAWANCARA TENTANG PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER SAINS
UNTUK MEMBANGAUN KECERDASAN NATURALISDAN KEPEDULIAN
LINGKUNGAN
MI KRANDON LOR 1 KEC. SURUH KAB. SEMARANG
1. Kepada Kepala Madrasah
a. Apa yang dimakud program ekstrakurikuler sains?
b. Apa maksud dan tujuan program tersebut?
c. Bagaimana respon dan kebijakan kepala madrasah terkait program tersebut?
d. Apa saja hal-hal yang perlu disiapkan untuk menunjang kegiatan tersebut?
e. Apa arahan dan dukungan kepa madrasah untuk keberhasilan program tersebut?
2. Guru Pembimbing Ekstrakurikuler Sains
a. Apa yang dimaksud program ekstrakurikuler sains?
b. Apa maksud dan tujuan program tersebut?
c. Bagaimana dukungan kepala madrasah terhadap program yang anda jalankan?
d. Apa yang melatarbelakangi membuat program tersebut?
e. Konsep seperti apa yang anda laksanakan?
f. Bagaimana persiapan, proses dan evaluasinya?
g. Bagiaman respon siswa dan para pihak terkait?
h. Bagaiman efektivitas program tersebut?
i. Apa hasilnya dari program tersebut?
j. Bagaimana keberlanjutan program tersebut?
3. Siswa
a. Apa yang anda ketahui tentang program ekstrakurikuler sains?
b. Apa maksud dan tujuan program tersebut?
c. Apa respon anda dalam mengikuti program tersebut?
d. Apakah program tersebut menyenangkan dan bermanfaat?
e. Apa hasilnya setelah mengikuti program tersebut?
4. Wali Murid
a. Apa yang anda ketahui tentang program ekstrakurikuler sains?
b. Apa maksud dan tujuan program tersebut?
c. Apa respon anda terhadap program tersebut?
d. Apa hasilnya bagi anak setelah mengikuti program tersebut?
e. Apa harapan, dukungan, masukan dan saran bagi program tersebut?
5. Tokoh Masyarakat / Komite Sekolah
a. Apa yang anda ketahui tentang program ekstrakurikuler sains?
b. Apa maksud dan tujuan program tersebut?
c. Apa respon anda terhadap program tersebut?
d. Apa hasilnya bagi anak setelah mengikuti program tersebut?
e. Apa harapan, dukungan, masukan dan saran bagi program tersebut?